IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF
ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK
DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF
MODEL
PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL
Oleh:
Anis Fauziah
NIM. 131311133116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
i
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF
ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK
DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF
MODEL
PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Dalam Program Studi Pendidikan Ners
Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
\
Oleh:
Anis Fauziah
131311133116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERNYATAAN
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
HALAMAN PERNYATAAN
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
v SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
MOTTO
“Salah satu kerugian terbesar kita adalah manakala Allah memberitahukan
kepada kita bahwa surga-Nya yang disiapkan bagi orang yang beriman dan
beramal sholeh seluas langit dan bumi, kemudian kita tidak mendapatkan
tempat untuk meletakkan kaki diatas sana”
(Syaikh Shaleh Al-Mughaimisi)
“To keep your balance you must keep moving”
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
vii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Self Acceptance Penderita HIV
dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori
Health Belief Model”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya. Penyusunan skripsi ini tak lepas adri bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu bersama dengan ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs., (Hons) selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan izin untuk melakukan dan
menyelesaikan pendidikan program studi Pendidikan Ners.
2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
3. Ibu Puwaningsih, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan kesempatan waktu dan ilmu kepada kami untuk mengikuti dan
menyelesaikan penelitian ini serta bimbingan yang luar biasa mengenai
bagaimana saya melakukan penelitian dengan baik dan benar
4. Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing II
yang selalu sabar dalam membimbing saya dan selalu memberikan motivasi
dan hal positif untuk selalu mendukung dalam menyelesaikan penelitian ini
5. Bapak Makhfudli, S.Kep. Ns., M.Ked. Trop dan Ibu Eka Mishbahatul Mar‟ah,
S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen penguji atas saran, perbaikan, dan
bimbingannya demi perbaikan penelitian ini
6. Responden penelitian yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.
Tanpa keberadaan dan kesediaan responden tentunya penelitian ini tidak akan
terlaksana
7. Ibu Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep. Ns., M.Kep selaku dosen wali yang
selalu memberikan doa, dukungan, dan semangatnya sehingga saya selalu
optimis dan yakin.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
viii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
8. Bapak dan Ibu Dosen derta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan fasilitas,
mendidik, serta memberikan ilmu selama masa perkuliahan
9. Mbak Sista dan Mas Farid serta teman-teman Yayasan Mahameru yang telah
bersedia dan mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini, tanpa
keberadaan dan kesediaan teman-teman penelitian ini tidak akan terlaksana.
10. Kedua orangtua yang sangat saya sayangi (Suto Handoko dan Satumah AF),
Kakak Moch. Syaiful Bachri, mbak Nur Wachida Novita, Adik Ni‟matul
Hidayah, Daehan Nayaka Rafif Ahmad yang telah memberikan doa sepanjang
waktu, dukungan untuk selalu menguatkan dan motivasi dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini
11. Sahabat-sahabat insyaallah dunia akhirat Lukman, Lyntar, Magita, Ocik,
Nyus, Endel, Umi, Lapitun, Syah, Ijah, Kak pin, yang telah memberikan
keceriaan dan candaan sehingga dalam mengerjakan skripsi ini terasa lebih
menyenangkan
12. Teman-teman lama seperjuangan yang tidak akan pernah saya lupakan Q-
RAZINICA, meski raga tidak mampu untuk bertemu tapi doa mereka selalu
terdengar oleh-Nya
13. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013 yang turut membantu dalam
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak kawan atas bantuan dan segala
kisah cerita kehidupan selama 4 tahun menjadi kenangan yang tidak akan
pernah terlupakan
14. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
demi perbaikan ke depannya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi profesi
bidang ilmu keperawatan. Aamiin Allahuma Aamiin
Surabaya, 10 Agustus 2017
Penulis
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ix SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SELF
ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS DALAM KELOMPOK
DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF
MODEL
Penelitian Deskriptif Korelasional di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Yayasan Mahameru Surabaya
Oleh: Anis Fauziah
Pendahuluan : Masalah dalam kehidupan ODHA tidak hanya terkait dengan
adanya stigma dan diskriminasi semata, namun juga terhadap penerimaan akan
kondisi dirinya (self acceptance). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
faktor yang berhubungan dengan self acceptance dalam Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) berdasarkan teori Health Belief Model (HBM). Metode: Penelitian
ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-
sectional. Jumlah responden sebanyak 43 orang yang didapatkan dari purposive
sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini self acceptance, dan variabel
independen meliputi faktor pemodifikasi demografi yang meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan, dan pengetahuan serta persepsi
individu dari teori HBM yang meliputi persepsi keseriusan, persepsi kerentanan,
persepsi manfaat, dan persepsi hambatan. Data diambil melalui penyebaran
instrument berupa kuisioner kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan
uji regresi logistik dan pearson correlation. Hasil: Hasil analisis data hubungan
dengan self acceptance diperoleh nilai ρ sebesar 0,014 untuk persepsi kerentanan
dan nilai ρ sebesar 0,034 untuk persepsi manfaat yang berarti ada hubungan yang
signifikan. Diskusi: Diharapkan untuk dilakukan penelitian terkait faktor yang
meningkatkan self acceptance pada ODHA dan pengaruh kelompok dukungan
sebaya terhadap ODHA.
Kata Kunci: Penderita HIV dan AIDS, self acceptance, persepsi
individu
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
x SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO SELF ACCEPTANCE OF
PATIENTS WITH HIV AND AIDS IN PEER GROUP SUPPORT BASED ON
HEALTH BELIEF MODEL THEORY
Correlational Descriptive Study
By: Anis Fauziah
Introduction: Problems in the life of people with HIV and AIDS are not only
related to the existence of stigma and discrimination, but also to the acceptance of
his condition (self acceptance). This study is intended to explain factors related to
self-acceptance in peer support groups based on the Health Belief Model (HBM)
theory. Method: This study uses descriptive correlational design with cross
sectional approach. Sample were 43 people by using purposive sampling. The
variables were self acceptance, demographic modifying factors that are
developing, gender, education, employment, support, and knowledge. Individual
perceptions of HBM theory that include perceveid suscepbility, perceveid
seriousness, perceveid benefits, and perceveid barriers. Data were retrived using
quistionnaires and data analyzed using logistic regression and pearson’s
correlation. Results: Result of data analysis correlations with self acceptance
obtained ρ value of 0.014 for the perceveid suscepbility and value ρ of 0.034 for
the perceveid benefit which means there is a significant correlations. Discussion:
It is expected to conduct research related to factors that improve self-acceptance
in people with HIV and AIDS.
Keywords: people with HIV and AIDS, self acceptance, individual perceptions
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................v
MOTTO .............................................................................................................. vi
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................5
1.3 Tujuan ............................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................................................5
1.4.1 Manfaat teoritis ......................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................7
2.1 Konsep Self Acceptance ................................................................................7
2.1.1 Pengertian self acceptance .....................................................................7
2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance ........................................................................9
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance ............................12
2.1.4 Karakteristik Self Acceptance ..............................................................14
2.1.5 Manfaat Self Acceptance ......................................................................16
2.1.6 Aspek Self Acceptance .........................................................................17
2.2 Konsep HIV dan AIDS ................................................................................18
2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS ...................................................................18
2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS ..............................................19
2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS .......................................................................21
2.2.4 Siklus HIV dan AIDS ..........................................................................22
2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS .................................................................23
2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS ............................................................24
2.2.7 Stadium HIV dan AIDS .......................................................................25
2.2.8 Penatalaksanaan ARV ..........................................................................27
2.3 Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) .............................................30
2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya ............................................30
2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya .................................................32
2.3.3 Manfaat Kelompok Dukungan Sebaya ................................................32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.4 Teori Health Belief Model (HBM) ..............................................................34
2.5 Keaslian Penulisan.......................................................................................37
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...........40
3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................................40
3.2 Hipotesis Penelitian .....................................................................................41
BAB 4 METODE PENELITIAN ..........................................................................42
4.1 Desain Penelitian .........................................................................................42
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling .................................................................43
4.2.1 Populasi ................................................................................................43
4.2.2 Sampel ..................................................................................................43
4.2.3 Sampling ..............................................................................................44
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...............................44
4.3.1 Variabel Independen ............................................................................44
4.3.2 Variabel Dependen ...............................................................................45
4.3.3 Definisi Operasional ............................................................................46
4.4 Instrumen Penelitian ....................................................................................51
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................................................53
4.5.1 Uji Validitas .........................................................................................53
4.5.2 Uji Reliabilitas .....................................................................................54
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................54
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data ...........................................55
4.8 Analisis Data ...............................................................................................57
4.9 Kerangka Kerja Penelitian ...........................................................................58
4.10 Etik Penelitian .........................................................................................59
4.10.1 Sikap Menghormati Orang (Respect toHuman) ...................................59
4.10.2 Bebuat Baik dan Tidak Merugikan (Beneficience and Non
Maleficience) ..................................................................................................60
4.11 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................61
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................62
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................................62
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian ......................................................62
5.1.2 Karakteristik Data Umum ......................................................................64
5.1.3 Persepsi Individu dan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS .........65
5.1.4 Hasil Uji Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi
Individu ...........................................................................................................67
5.1.5 Hasil Uji Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance ...........69
5.2 Pembahasan .................................................................................................69
5.2.1 Self Acceptance .....................................................................................69
5.2.2 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu 70
5.2.3 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Kerentanan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................74
5.2.4 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Keseriusan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................75
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
5.2.5 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Manfaat dengan Self Acceptance
Penderita HIV dan AIDS .......................................................................76
5.2.6 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Hambatan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS ...................................................77
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................78
6.1 Kesimpulan ..................................................................................................78
6.2 Saran ............................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................80
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV ......................................................................20
Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker
1998) ...................................................................................................35
Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor Self Acceptance Penderita
HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan
Teori Health Belief Model Rosentock (1988) ....................................40
Gambar 4.1 Kerangka Metode Penelitian Deskriptif Korelasional (Nursalam
2016) ...................................................................................................42
Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV
dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan
Teori Health Belief Model di KDS Yayasan Mahameru Surabaya
Bulan Juli 2017 ...................................................................................43
Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan
dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief ModelI di
KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017 .........................58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xv SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Stadium HIV ..........................................................................................26
Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV ............................................................................29
Tabel 2.3 Keaslian Penulisan .................................................................................37
Tabel 4.1. Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan
Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017 ...................................................46
Tabel 4.2 Dimensi alat ukur penerimaan diri .........................................................51
Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Demografi di Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya bulan Juli 2017
...............................................................................................................64
Tabel 5.2 Persepsi Individu Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru .......................................................66
Tabel 5.3 Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru .......................................................66
Tabel 5.4 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Kerentanan
di KDS Mahameru .................................................................................67
Tabel 5.5 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Keseriusan
di KDS Mahameru .................................................................................67
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Manfaat di
KDS Mahameru .....................................................................................68
Tabel 5.7 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Hambatan
di KDS Mahameru .................................................................................68
Tabel 5.8 Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance Penderita HIV dan
AIDS di KDS Mahameru ......................................................................69
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvi SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat permohonan data awal penelitian .............................................85
Lampiran 2 Surat pengambilan data penelitian .....................................................86
Lampiran 3 Etik Penelitian ....................................................................................87
Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian .....................................................................88
Lampiran 5Tabulasi Data Responden Berdasarkan Modifying Factor:
Pengetahuan ........................................................................................91
Lampiran 6 Frekuensi Data ....................................................................................93
Lampiran 7 Crosstab Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu .96
Lampiran 8 Crosstab Persepsi Individu dengan Self Acceptance ........................101
Lampiran 9 Hasil Uji Regresi Logostik ...............................................................102
Lampiran 10 Penjelasan Penelitian Bagi Responden Penelitian ..........................106
Lampiran 11 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ......................109
Lampiran 12 Lembar Kuisioner Data Demografi ................................................110
Lampiran 13 Lembar Kuisioner Persepsi Individu ..............................................112
Lampiran 14 Lembar Kuisioner Self Acceptance Scale .......................................114
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvii SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR SINGKATAN
3TC : Lamivudine
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
ARV : Anti Retroviral
ASI : Air Susu Ibu
AZT : Zidovudine
CMV : Cytomegalovirus
CD4 : Cluster of Differentiation 4
DNA : Deoxyribonucleic Acid
RNA : Ribonucleic Acid
EVF : Efavirenz
FTC : Emtricitabine
HBM : Health Belief Model
HIV : Human Immunodeficiency Virus
IO : Infeksi Oportunistik
KDS : Kelompok Dukungan Sebaya
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KPA : Komisi Penanggulangan AIDS
LPV/r : Lpinovir/ritonavir
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat
NNRTI : Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NVP : Nevapine
ODHA : Orang dengan HIV dan AIDS
PGL : Persistent Generalized Limphadenopaty
PI : Protease Inhibitor
PML : Progressive Multifocal Leukoencephalophaty
PPE : Pruritic Papular Eruption
SAS : Self Acceptance Scale
SEARO : South-East Asia regional Office
TDF : Tenovir
VCT : Voluntary Counseling and Testing
WHO : World Health Organization
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah HIV dan AIDS menjadi masalah kontemporer yang berkaitan
dengan perilaku berisiko manusia. Masalah HIV dan AIDS bukanlah masalah
kesehatan semata, tetapi juga sebagai masalah sosial yang berkaitan dengan relasi
seseorang dengan lingkungannya dan permasalahan dari berbagai aspek seperti
ekonomi, budaya, dan politik sehingga orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan (Miller 2007). Perubahan yang
terjadi di dalam diri dan di luar diri ODHA membuat mereka memiliki persepsi
yang negatif tentang dirinya dan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya.
ODHA cenderung menunjukkan bentuk-bentuk reaksi sikap dan tingkah laku
yang salah. Hal ini disebabkan ketidakmampuan ODHA menerima kenyataan
dengan kondisi yang dialami.
Seseorang yang baru mengetahui statusnya sebagai ODHA, cenderung
tidak menerima dirinya sendiri yang telah menjadi seorang orang dengan HIV
dan AIDS. Sumber penerimaan diri salah satunya bisa didapatkan dalam
kelompok dukungan melalui kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, tetapi
tidak semua ODHA yang telah tergabung dalam kelompok dukungan bisa
menerima statusnya. Hasan (2008) mengungkapkan bahwa para ODHA memiliki
tiga faktor utama sebagai tantangan yaitu menghadapi reaksi terhadap penyakit
yang mengandung stigma, kemungkinan waktu kehidupan yang terbatas serta
harus mengembangkan strategi untuk mempertahankan kondisi fisik dan emosi.
Menurut Astuti (2008) 99% penderita HIV dan AIDS mengalami
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
stress berat, dimana pada saat mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS
banyak ODHA yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya tertular HIV,
sehingga menimbulkan depresi dan kecenderungan bunuh diri pada ODHA
(Astuti 2008).
Jumlah kasus HIV dan AIDS di dunia pada tahun 2014 terdapat 35 juta
penderita dan meningkat pada tahun 2015 sehingga berjumlah 36,7 juta (WHO,
2016). Indonesia pada tahun 2012 terdapat 21.511 kasus HIV dan 5.686 kasus
AIDS. Hampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia tidak ada yang bebas dari
HIV dan AIDS, hal ini sesuai dengan data Kementrian Kesehatan RI (2014) yang
menjelaskan situasi kasus HIV dan AIDS di Indonesia sejak pertama kali
ditemukan sampai dengan Desember 2012. Estimasi dan proyeksi jumlah Orang
Dengan HIV dan AIDS (ODHA) menurut populasi beresiko dimana jumlah
ODHA di populasi wanita resiko rendah mengalami peningkatan dari 190.349
kasus pada tahun 2011 menjadi 279.276 kasus di tahun 2016. Di Provinsi Jawa
Timur pada tahun 2012 terdapat 15.124 ODHA pada populasi wanita resiko
rendah dan Kota Surabaya terdapat pada urutan pertama yaitu 4.447 wanita resiko
rendah. Peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS yang terjadi di seluruh wilayah
Indonesia membuat perlu terus dilakukannya upaya penanggulangan dan
pencegahan penyebaran guna mengurangi peningkatan kembali jumlah kasus,
baik oleh Departemen atau Instansi atau Lembaga pemerintahan, Swasta, LSM
maupun kelompok masyarakat sesuai peran dan tugas pokoknya masing-masing.
(Komisi Penanggulangan AIDS 2011).
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 6 April 2017
pada Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya, dari 10
3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
orang penderita yang telah diwawancarai didapatkan 6 dari 10 orang dengan
mekanisme koping dan penerimaan diri yang negatif (60%) menganggap dirinya
tidak berguna, masih belum menerima kenyataan yang dihadapi, serta tidak
memiliki keyakinan dalam mengatasi masalah kesehatan, dan 4 orang dengan
mekanisme koping dan penerimaan diri yang positif (40%) dengan mengatakan
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, memiliki keyakinan akan kemampuan
dirinya, dan tidak menyalahkan diri sendiri. Hasil dari studi pendahuluan yang
didapatkan tersebut menunjukkan bahwa sampai saat ini belum diketahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap orang dengan HIV dan
AIDS dalam kelompok dukungan sebaya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sandu, et al
(2016) yang dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya Kota Kediri didapatkan
bahwa sebagian besar ODHA memiliki mekanisme koping yang negatif yaitu
sebanyak 18 responden dengan presentase (60%). Penderita HIV sangat mudah
merasa bersalah dan menerima penolakan dari sekitarnya, hal ini disebabkan
karena anggapan bahwa tingkah laku mereka terutama tingkah laku seksual dapat
membahayakan orang lain.
Sumber self acceptance bisa didapatkan dalam kelompok dukungan
melalui kegiatan yang dilakukan dalam kelompok, dukungan yang baik akan
bersikap optimis dan bisa menerima status dirinya yang sekarang serta
bersemangat mengisi kehidupannya. Dukungan untuk seseorang dengan HIV dan
AIDS bisa didapatkan di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS). KDS merupakan
suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang terinfeksi atau
terpengaruh langsung oleh HIV berkumpul dan saling mendukung (Kementrian
4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Kesehatan RI 2014). Self acceptance diharapkan akan meningkat setelah
bergabung dalam KDS karena didalamnya terdapat kegiatan yang berhubungan
dengan pengetahuan tentang HIV, interaksi sosial antar anggota, memberikan
kesempatan untuk berbagi pengalaman dan perasaan, serta dapat memberikan
dukungan emosional. Saat self acceptance yang baik tercapai, seseorang akan
memiliki keyakinan untuk mampu melakukan dan berusaha dengan baik dalam
hal-hal yang harus dilakukannya sehingga dapat mencapai derajat kesehatan
(Heather 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya self acceptance
menurut Hurlock (1999) yaitu pemahaman, hal realisitis, lingkungan, psikologis,
keyakinan akan tujuan hidup, penyesuaian diri, dan perspektif diri.
Strategi dalam penerimaan diri terhadap penderita HIV dan AIDS dapat
diteliti dengan menggunakan pendekatan teori Health Belief Models (HBM) yang
mengemukakan bahwa persepsi seorang individu tentang penyakitnya akan
mempengaruhi perilaku kesehatan. Teori ini berfokus pada persepsi subjektif
seseorang diantaranya: persepsi seseorang terhadap kerentanan tertular penyakit
(perceveid susceptibility) yaitu penyakit HIV dan AIDS; persepsi seseorang
terhadap keseriusan suatu penyakit (perceveid severity) seperti kematian; persepsi
positif terhadap perilaku pencegahan (perceveid benefit); dan perilaku negatif
terhadap perilaku pencegahan (perceveid barriers) yang kesemuanya dapat
dipengaruhi oleh faktor pemodifikasi berupa umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan. Keempat persepsi tersebut
dimungkinkan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi penerimaan diri pada
penderita HIV dan AIDS.
5
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Berdasarkan masalah diatas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS dalam
kelompok dukungan sebaya menggunakan pendekatan Teori Health Belief Model
(HBM). Temuan ini akan sangat bermakna sebagai informasi dalam rangka
peningkatan self acceptance yang akan berimplikasi pada status kesehatan
seseorang dengan HIV dan AIDS.
1.2 Rumusan Masalah
Faktor apasajakah yang berhubungan dengan self acceptance terhadap
penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap
penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berbasis teori
Health Belief Model.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis hubungan faktor demografi dengan persepsi individu
2. Menganalisis hubungan persepsi individu (kerentanan, keseriusan,
manfaat, hambatan) dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan
imun dan hematologi terkait HIV dan AIDS dengan menjelaskan faktor-faktor
6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita HIV dan AIDS
dalam kelompok dukungan sebaya berbasis teori Health Belief Model (HBM)
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi penderita HIV dan AIDS
Diharapkan dapat bergabung dengan Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS) dan mengikuti kegiatannya secara rutin dan berkala
2. Bagi Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, serta
dukungan kepada sesama ODHA
3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi serta
pendampingan pada penderita HIV positif sebagai upaya meningkatkan
self acceptance
4. Bagi tim layanan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perawatan secara
holistic dan komprehensif kepada penderita HIV positif dan dapat
memberikan layanan serta dukungan yang baik bagi penderita HIV
positif
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Self Acceptance
2.1.1 Pengertian self acceptance
Self Acceptance (penerimaan diri) merupakan suatu kemampuan individu
untuk dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hal ini
didasarkan pada kepuasan individu atau kebahagiaan individu mengenai dirinya
serta berpikir mengenai kebutuhannya untuk memiliki mental yang sehat. Sikap
penerimaan diri dapat dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat dilakukan
secara tidak realistis (Hurlock 1999 dalam Agoes 2005). Penerimaan diri dapat
diartikan sebagai suatu sikap memandang diri sendiri sebagaimana adanya dan
memperlakukannya secara baik disertai rasa senang serta bangga dan terus
mengusahakan kemajuannya. Menerima diri sendiri perlu kesadaran dan kemauan
untuk melihat fakta yang ada pada diri, baik fisik maupun psikis, sekaligus
kekurangan dan ketidaksempurnaan tanda ada rasa kecewa, tujuannya untuk
merubah diri menjadi lebih baik.
Chaplin (2005) mengemukakan bahwa self acceptance adalah sikap yang
pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas dan bakat yang ada pada
dalam diri, serta pengetahuan-pengetahuan akan keterbatasan diri. Penerimaan diri
ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang yang
menunjukkan kualitas diri, hal ini dapat diartikan bahwa tinjauan tersebut akan
diarahkan pada seluruh kemampuan diri yang mendukung. Kesadaran diri dengan
segala kelebihan dan kekurangan diri harus seimbang dan saling melengkapi satu
sama lain sehingga menumbuhkan pribadi yang sehat.
8
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Self acceptance (penerimaan diri) melibatkan pemahaman diri, kesadaran
yang reaslistis, memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, sehingga
menghasilkan perasaan individu tentang dirinya. Hurlock (2000) menjelaskan bila
individu hanya melihat dari satu sisi saja maka tidak mustahil akan timbul
kepribadan yang tidak seimbang, semakin individu menyukai dirinya maka ia
akan mampu menerima dirinya dan semakin diterima oleh orang lain yang
mengatakan bahwa individu dengan penerimaan diri yang baik akan mampu
meneriman karakter-karakter alamiah.
Handayani (2011) menambahkan bahwa self acceptance (penerimaan diri)
adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik
pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya.
Penerimaan diri ini ditunjukkan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihannya
sekaligus menerima segala kekurangannya tanpa menyalahkan orang lain dan
mempunyai keinginan yang terus menerus untuk mengembangkan diri.
Penerimaan diri mengacu pada kepuasan individu atas kebahagiaan terhadap diri,
dan dianggap perlu untuk kesehatan mental
Self acceptance (penerimaan diri) berhubungan dengan konsep diri yang
positif, dimana seseorang dapat menerima dan memahami fakta-fakta yang begitu
berbeda dengan dirinya. Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri
sendiri, dapat menerima keadaan dirinya secara tenang, serta memiliki kesadaran
penuh terhadap siapa dan apa diri mereka, selain itu dapat pula menghargai diri
dan orang lain (Calhoun dan Acocella 2013). Proses adaptasi dan penerimaan
status seseorang bervariasi, penelitian yang dilakukan oleh Tandiono (2007)
dalam suatu studi longitudinal didapatkan proses adaptasi seseorang yang baru
9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
mengetahui statusnya sebagai penderita HIV ditemukan bahwa 78% penderita
HIV dapat beradaptasi dalam jangka waktu 8-12 bulan yang ditandai dengan
penurunan jumlah CD4 limfosit sebesar 38 %.
Uraian di atas dapat diketahui bahwa penerimaan diri merupakan sikap
positif terhadap diri sendiri, mampu dan mau menerima keadaan diri baik
kelebihan atau kekurangan sehingga dapat memandang masa depan lebih positif.
Tanpa penerimaan diri seseorang hanya dapat membuat sedikit atau tidak ada
kemajuan sama sekali dalam suatu hubungan yang efektif.
2.1.2 Ciri-ciri Self Acceptance
Self acceptance (penerimaan diri) setiap individu terhadap dirinya sendiri
cenderung tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Cutrona
(1987) ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah sebagai berikut :
1. Menerima diri sendiri apa adanya
Memahami diri ditandai dengan perasaan yang tulus, nyata, dan jujur dalam
menilai diri sendiri. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya
tergantung pada kapasitas intelektual dan kesempatan menemukan dirinya.
Individu tidak hanya mengenal dirinya tetapi juga menyadari kenyataan yang
dialaminya, jika seorang individu mau menerima diri apa adanya, maka
individu tersebut bisa untuk lebih mengahargai dirinya sendiri. Individu
tersebut juga mampu untuk menerima orang lain dan tidak menuntut bahwa
mereka harus mencoba untuk menyamai dirinya. Menerima diri sendiri berarti
merasa senang terhadap apa dan siapa ia sesungguhnya
10
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2. Tidak menolak apabila memiliki kekurangan
Sikap atau respon dari lingkungan membentuk sikap terhadap diri seseorang.
Individu yang mendapat sikap yang sesuai dan menyenangkan dari
lingkungannya cenderung akan meneriman dirinya. Kelebihan merupakan
suatu kemampuan karakteristik atau ciri tentang diri dianggap lebih baik
daripada kemampuan-kemampuan lain dalam dirinya. Salah satu penyebab
seseorang sulit untuk menerima kelebihannya dikarenakan ingin mendapatkan
sesuatu yang lebih dalam hal itu. Kekurangan adalah kemampuan yang
sebenarnya diharapkan untuk lebih baik dari kondisi yang sesungguhnya
namun ternyata tidak demikian, yang dianggap kurang biasanya adalah hal
diinginkan untuk menjadi lebih baik, dan kekurangan bisa melahirkan rasa
malu dan minder.
3. Memiliki keyakinan bahwa untuk mencintai diri sendiri, seseorang tidak harus
dicintai dan dihargai oleh orang lain.
Seseorang yang dapat mengidentifikasi dirinya sendiri serta memiliki
penyesuaian diri yang baik maka cenderung dapat menerima dirinya dan dapat
melihat dirinya sama dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Mencintai diri
sendiri dengan menerima segala bentuk kekurangan yang ada dalam diri,
memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat , dan menghargai
setiap apa yang ada dan telah dicapai, merupakan sebuah kekuatan yang besar
untuk membangun diri dan memiliki penghormatan tertinggi bagi pikiran,
tubuh, dan jiwa.
11
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4. Tidak perlu merasa sempurna
Seseorang yang memiliki konsep diri yang stabil akan melihat dirinya dari
waktu secara konstan dan tidak mudah berubah-rubah. Memandang diri secara
positif merupakan sikap mental yang melibatkna proses memasukkan pikran,
kata, dan gambaran yang membangun perkembangan dari suatu pemikiran.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bastaman (2007) mengenai beberapa hal
yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan dari
penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna, yaitu :
1. Pemahaman diri (self insight)
Meningkatnya kesadaran atas buruknya kondisi diri pada saat ini dan
keinginan kuat untuk melakukan perubahan kearah kondisi yang lebih baik
2. Makna hidup (the meaning of life)
Nilai-nilai yang penting dan bermakna bagi kehidupan pribadi seseorang yang
berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi.
3. Pengubahan sikap (changing attitude)
Merubah diri yang bersikap negatif menjadi positif dan lebih bijak dalam
menghadapi masalah
4. Keterikatan diri (self commitment)
Merupakan komitmen seseorang terhadap makna hidup yang ditetapkan.
Komitmen yang kuat akan membawa diri pada hidup yang lebih bermakna
dan mendalam.
12
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
5. Kegiatan terarah (directed activities)
Suatu upaya yang dilakukan secara sadar berupa pengembangan potensi
pribadi yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk mencapai
tujuan hidup.
6. Dukungan sosial (social support)
Hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya, dan
selalu sedia memberi bantuan pada saat diperlukan
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Acceptance
Pada dasarmya untuk memiliki self acceptance bukanlah suatu hal yang
mudah karena individu jauh lebih mudah menerima kelebihan yang ada pada
dirinya daripada menerima segala kekurangan yang ada pada dirinya juga. Sikap
tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi diri seseorang sehingga menjadi individu yang mempunyai
penerimaan diri yang rendah. Menurut Hurlock (1999) faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan dalam diri seseorang yaitu:
1. Adanya pemahaman tentang diri sendiri
Hal ini timbul dengan adanya kesempatan seseorang untuk mengenali
kemampuan dan ketidakmampuannya. Seseorang yang dapat memahami
dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan intelektualnya
saja, tetapi jugapada kesempatannya untuk memahami dirinya.
2. Adanya hal yang realistik
Hal ini timbul jika seseorang dapat menentukan sendiri harapannya dengan
disesuaikan dengan pemahaman dan kemampuannya. Semakin besar
13
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
kesempatan tercapainya suatu harapan, maka akan menimbulkan kepuasan diri
yang merupakan hal penting dalam penerimaan diri
3. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan
Seseorang yang memiliki harapan, namun jika lingkungan disekitarnya tidak
memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapannya akan
sulit tercapai.
4. Sikap lingkungan seseorang
Sikap yang berkembang di masyarakat akan ikut andil dalam proses
penerimaan diri seseorang, jika lingkungan memberikan sikap yang baik pada
individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima dirinya
5. Ada tidaknya tekanan yang berat
Tekanan emosi yang berat dan terus menerus akan mengganggu seseorang
dan menyebabkan ketidakseimbangan fisik maupun psikologis
6. Frekuensi keberhasilan
Setiap orang pasti akan mengalami kegagalan, hanya saja frekuensinya yang
berbeda-beda. Semakin banyak keberhasilan yang dicapai akan menyebabkan
individu menerima dirinya denganbaik
7. Ada tidaknya identifikasi seseorang
Pengenalan orang-orang yang mempunyai penyesuaian diri yang baik akan
memungkinkan berkembangnya sikap positif terhadap dirinya serta
mempunyai contoh yang baik bagaimana harus berperilaku.
14
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
8. Perspekstif diri
Perspektif diri terbentuk jika individu dapat melihat dirinya sama dengan apa
yang dilihat oleh orang lain pada dirinya. Rendahnya perspektif diri akan
menimbulkan perasaan tidak puas dan penolakan diri
9. Latihan pada masa kanak-kanak
Pelatihan yang diterima pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi pola
kepribadian anak selama masa perkembangan. Latihan yang baik pada masa
kanak-kanak akan memberikan pengaruh positif pada penerimaan diri.
10. Konsep diri yang stabil
Konsep diri yang stabil bagi seseorang akan memudahkan dala usaha
menerima dirinya. Apabila konsep dirinya selalu berubah-ubah maka individu
tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menerima dirinya.
2.1.4 Karakteristik Self Acceptance
Tingkah laku orang yang memiliki self acceptance dan tidak memiliki self
acceptance tentu berbeda. Seseorang dikatakan memiliki self acceptance yang
baik dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya sehari-hari. Pada umumnya
perilaku yang dimunculkannya lebih cenderung positif dan senang melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang, sehingga akan berdampak
positif terhadap kematangan pada dirinya. Beberapa karakteristik seseorang yang
memiliki penerimaan diri menurut Ryff & Keyes (1995) yaitu:
1. Memiliki penilaian realistis terhadap potensi-potensi yang dimilikinya
2. Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri
3. Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya
15
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4. Menerima kualitas-kualitas kemanusiaan tanpa menyalahkan diri terhadap
keadaan-keadaan diluar kendali mereka
Hal terpenting ketika seseorang mampu menerima dirinya adalah ketika
dapat menerima segala potensi yang ada pada dirinya, baik itu yang berkaitan
dengan kelebihan ataupun dengan kelemahan/kekurangan, dan orang tersebut
akan mudah untuk berinteraksi dengan orang lain karena bersedia menerima kritik
ataupun penolakan dari orang lain dengan sikap positif. Terdapat beberapa
komponen yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melakukan perubahan
dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi hidup yang bermakna. Berdasarkan
indikator komponen-komponen penerimaan diri yang dikemukakan oleh Shareer
(1949) dan dimodifikasi oleh Berger (dalam Denmark, 1973) terdapat 9 domain
slef acceptance, yaitu :
1. Sikap dan perilaku didasarkan nilai-nilai standar diri tidak dipengaruhi
lingkungan luar
2. Keyakinan dalam menjalani hidup
3. Berani bertanggung jawab terhadap perilakunya
4. Mampu menerima pujian dan kritik secara subjektif
5. Tidak menyalahkan diri atas perasaannya terhadap orang lain
6. Menganggap dirinya memiliki kemampuan sama dengan orang lain
7. Tidak mengaharapkan penolakan orang lain
8. Tidak menganggap dirinya berbeda dari orang lain
9. Tidak malu atau rendah diri
16
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.1.5 Manfaat Self Acceptance
Self acceptance (penerimaan diri) memliki peranan yang penting dalam
interaksi sosial. Self acceptance dapat membantu individu dalam berinteraksi
dengan individu lain, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat hubungan
menjadi lebih akrab karena individu tersebut menyadari bahwa setiap individu
diciptakan sama yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tanpa self acceptance
individu cenderung sulit untuk dapat berinteraksi dengan individu lain sehingga
dapat berpengaruh buruk pada kepribadiaannya. Hurlock (1999) mengatakan
bahwa “semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin
baik pula penyesuain diri dan sosialnya”. Tanpa Self acceptance individu
cenderung akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.
Salah satu karakteristik dari individu yang memiliki penyesuaian diri
yang baik yaitu mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya
memiliki keyakinan diri (self confidence), selain itu juga individu lebih dapat
menerima kritik dibandingkan dengan orang yang kurang dapat menerima dirinya,
dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat mengevaluasi
dirinya secara realistic sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara
efektif. Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan dari orang
lain dan merasa aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain seperti
menunjukkan rasa empati. Individu yang memiliki penerimaan diri yang baik
maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu mengacu
pada gambaran ideal sehingga bisa menerima gambaran dirinya yang sesuai
dengan realita.
17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.1.6 Aspek Self Acceptance
Pada umumnya, individu dengan penerimaan diri yang baik akan
menunjukkan ciri-ciri tertentu dalam berfikir dan melakukan aktifitas
kesehariannya. Individu yang dapat menerima dirinya secara utuh berarti individu
tersebut mampu menerima secara positif aspek-aspek dalam diri, Grinder dalam
Parista (2008), aspek-aspek penerimaan diri meliputi:
1. Aspek Fisik
Tingkat penerimaan diri secara fisik, tingkatan kepuasan individu terhadap
bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik secara keseluruhan
menggambarkan penerimaan fisik sebagai suatu evaluasi dan penilaian diri
terhadap raganya, apakah raga dan penampilannya menyenangkan atau
memuaskan untuk diterima atau tidak.
2. Aspek Psikis
Aspek psikis meliputi pikiran, emosi dan perilaku individu sebagai pusat
penyesuaian diri (Calhoun & Acocella, 1990). Individu yang dapat menerima
dirinya secara keseluruhan serta memiliki keyakinan akan kemampuan diri
dalam menghadapi tuntutan lingkungan.
3. Aspek Sosial
Aspek sosial meliputi pikiran dan perilaku individu yang diambil sebagai
respon secara umum terhadap orang lain dan masyarakat (Calhoun &
Acocella, 1990). Individu menerima dirinya secara sosial akan memiliki
keyakinan bahwa dirinya sederajat dengan orang lain sehingga individu
mampu menempatkan dirinya sebagaimana orang lain mampu menempatkan
dirinya.
18
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4. Aspek Moral
Perkembangan moral dalam diri dipandang sebagai suatu proses yang
melibatkan struktur pemikiran individu dimana individu mampu mengambil
keputusan secara bijak serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan
atau tindakan yang telah diamilnya berdasarkan konteks sosial yang telah ada
Grinder dalam Marsya (2008).
2.2 Konsep HIV dan AIDS
2.2.1 Pengertian HIV dan AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS.
HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas
menyerang infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit yang
memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
permukaan sel limfosit. Berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia
menunjukkan bahwa sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya
berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh manusia menjadi
lemah. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar
antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang
terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama
akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
(Komisi Penanggulangan AIDS 2007).
Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau
retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang
tergantung pada enzim reverse transcriptase untuk dapat menginfeksi sel
19
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
mamalia, termasuk manusia, dan menimbulkan kelainan patologi secara
lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-masing
grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe secara
evolusi yang cepat mengalami mutasi. Diantara kedua grup tersebut, yang
paling banyak menimbulkan kelainan dan lebih ganas di seluruh dunia
adalah grup HIV-1 (Nasronudin 2014).
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia yang merupakan retrovirus dengan
kemampuan menggunakan RNA dan DNA sebagai penjamu untuk
membentuk virus DNA yang dikenali selama periode inkubasi yang panjang
dan menyebabkan munculnya tanda dan gejala tertentu. AIDS merupakan
bentuk lanjut dari HIV yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistem
kekebalan tubuh sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi
jamur, bakteri, dan virus. Penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi oleh
benda-benda tersebut disebut infeksi oportunistik (IO), dan kumpulan gejala
yang ditimbulkan disebut dengan AIDS (Kemenkes 2014)
2.2.2 Struktur dan Klasifikasi HIV dan AIDS
Virion HIV berbentuk sferis dan memiliki inti berbentuk kerucut
dikelilingi oleh selubung lipid yang berasal dari membran sel hospes. Inti virus
mengandung protein kapsid terbesar yaitu p24, protein nukleokapsid p7/p9, dua
20
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
copy RNA genom, dan 3 enzim virus yaitu protease, reverse transcriptase, dan
integrase. Protein p24 adalah antigen virus yang cepat terdeteksi dan merupakan
target antibody dalam tes screening HIV. Inti virus dikelilingi oleh matriks protein
dinamakan p17 yang merupakan lapisan dibawah selubung lipid, sedangkan
selubung lipid virus ini mengandung dua glikoprotein yang sangat penting dalam
proses infeksi HIV dalam sel yaitu gp120 dan gp41. Genom virus yang berisi gen
gag, pol, dan env yang akan mengkode protein virus. Hasil translasi berupa
protein prekusor yang besar dan harus dipotong oleh protease menjadi protein
mature (Jawetz, et al. 2011).
Gambar 2.1 Struktur Anatomi HIV
(sumber: e-lifestyle and healththylife-wordpress.com- Susi Budiani, 2012)
Klasifikasi dari HIV merupakan kelompok virus RNA dengan kelompok
family (retroviridae), sub family (lentivirinae), genus (lentivirus), dan spesies
(HIV-1 dan HIV-2). HIV menunjukkan banyak gambaran khas fisikokimia dari
familinya. Terdapat dua tipe yang berbeda dari virus AIDS manusia, yaitu HIV-1
dan HIV-2. Kedua tipe dibedakan berdasarkan susunan genom dan hubungan
filogenetik (evolusioner) dengan lentivirus primata lainnya. Berdasarkan pada
deretan gen env, HIV-1 meliputi tiga kelompok virus yang berbeda yaitu M
21
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
(main), N (new atau non-M, non-O), dan O (outlier). Kelompok M yang dominan
terdiri dari 11 subtipe atau clades (A-K), telah teridentifikasi 6 subtipe HIV-2
yaitu sub tipe A-F. HIV-1 lebih mematikan, mudah masuk ke dalam tubuh, dan
sumber infeksi paling banyak di dunia (Ardhiyanti, et al. 2015).
2.2.3 Etiologi HIV dan AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus
penyebab AIDS. Virus ini termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili
lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya nukleoid
yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3 gen
yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih
dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis
penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam
transaktivasi dimana produk gen virus terlibat dalam aktivasi transkripsional
dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat efisien untuk
menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi
protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang
terlepas dari nukleus. Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh
makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang lain (Jawetz, et al. 2011).
HIV secara morfologi terdiri atas dua bagian besar yaitu bagian inti
(core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris terdiri
atas dua untaian RNA. Enzim recerve transcriptase dan beberapa jenis
protein, bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein yang berhubungan
dengan sel limfosit T4, karena bagian luar virus tidak tahan panas dan bahan
kimia, maka HIV termasuk virus yang sensitif terhadap pengaruh llingkungan
22
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
luar seperti air mendidih, sinar matahari, dan mudah dimatikan dengan
berbagai desinfektan seperti eter, aseton, alkohol, dan sebagainya, tetapi relatif
resiten terhadap radiasi dan sinar ultraviolet. Virus HIV ditemukan dalam
darah, saliva, semen, airmata, dan mudah mati diluar tubuh. HIV juga
ditemukan dalam sel monosit, makrofag, dan sel glia jaringan otak
(Kementrian Kesehatan RI 2014).
2.2.4 Siklus HIV dan AIDS
Virus memasuki tubuh terutama menginfeksi sel yang mempunyai
molekul protein CD4. Kelompok sel terbesar yang mempunyai molekul CD4
adalah limfosit T. sel target lain adalah monosit, makrofag, sel dendrite, sel
langerhans, dan sel microglia (Price, et al. 2012). HIV yang masuk ke dalam
tubuh akan ditangkap oleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit 24 jam
pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi akan membuat jalur ke nodus limfa
dan pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, replikasi virus semakin
cepat. Siklus hidup HIV dibagi menjadi 5 fase yaitu; masuk kemudian mengikat,
reverse trancriptase, replikasi, budding, dan maturasi. Replikasi HIV di dalam sel
CD4 menurut Ardhiyanti et al (2015) terjadi melalui 7 tahap sebagai berikut:
1. HIV melekatkan diri pada permukaan sel penjamu atau ke sel inang yaitu sel
CD4;
2. RNA HIV, reverse trascriptase, integrase, dan komponen protein lain masuk
ke dalam sel penjamu atau sel inang (CD4);
3. Enzim reverse transcriptase membentuk DNA virus;
23
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4. DNA virus bergerak menuju nukleus sel CD4 dan mengintegrasikan diri
terhadap DNA sel penjamu atau sel inang (CD4) dengan bantuan enzim
integrase;
5. Virus RNA baru digunakan sebagai genomik RNA dan untuk membuat
beberapa virus protein;
6. Virus RNA baru dan beberapa protein bergerak menuju permukaan sel dan
membentuk virus HIV baru yang belum matur; dan
7. Virus-virus yang sudah matur melepaskan protein HIV melalui enzim protease
dan siap memasuki sel CD4 lainnya.
2.2.5 Patogenesis HIV dan AIDS
Penyakit HIV dimulai dengan infeksi akut yang hanya dikendalikan
sebagian oleh respon imun spesifik dan berlanjut menjadi infeksi kronik progresif
pada jaringan limfoid perifer. Perjalanan penyakit dapat dipantau dengan
mengukur jumlah virus dalam serum pasien dan menghitung jumlah sel T CD4
dalam darah tepi. Sistem kekebalan tubuh pada awalnya mampu mengendalikan
infeksi HIV, akan tetapi perjalanan dari waktu ke waktu virus HIV menyebabkan
sel limfosit CD4 semakin turun. Tahap-tahap infeksi HIV meliputi infeksi primer,
penyebaran virus ke organ limfoid, latensi klinis, peningkatan ekspresi HIV,
penyakit klinis, dan kematian. Durasi antara infeksi primer dan progresi menjadi
penyakit klinis rata-rata sekitar 10 tahun. Masa terjadinya infeksi primer, selama
4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan viremia permulaan, viremia dapat
terdeteksi selama sekitar 8-12 minggu. Virus tersebar luas ke seluruh tubuh
selama masa ini dan menyerang organ limfoid, pada tahap ini juga terjadi
penurunan jumlah sel limfosit CD4 yang beredar secara signifikan. Respon imun
24
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
terhadap HIV terjadi selama 1 minggu sampai 3 bulan setelah terinfeksi. Viremia
plasma menurun dan level sel CD4 kembali meningkat, tetapi respon imun tidak
mampu menyingkirkan infeksi secara sempurna dan sel-sel yang terinfeksi HIV
menetap dalam limfoid (Murtiastutik 2009).
Masa laten klinis ini dapat berlangsung sampai 10 tahun, selama masa ini
banyak terjadi replikasi virus. Siklus hidup virus dari saat infeksi sel sampai
produksi virus baru yang menginfeksi sel berikutnya rata-rata 2,6 hari. Pasien
akan menderita gejala-gejala konstitusional dan gejala klinis yang nyata, seperti
infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi
dalam plasma selama tahap infeksi lebih lanjut. HIV yang ditemukan pada pasien
dengan penyakit tahap lanjut biasanya jauh lebih virulen dan sitopatik dari pada
strain virus yang ditemukan pada awal infeksi (Jawetz, et al. 2011).
2.2.6 Cara Penularan HIV dan AIDS
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu; kontak seksual,
kontak dengan darah atau secret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan, dan pemberian ASI. HIV berada terutama dalam cairan
tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah darah, cairan
sperma, cairan vagina, dan ASI (Komisi Penanggulangan AIDS 2014)
Menurut Purwaningsih et al (2014) HIV hanya bisa hidup dalam cairan
tubuh manusia seperti darah, air mani (semen), cairan vagina, air susu ibu, dan
cairan dalam otak. Virus dalam jumlah kecil terdapat pada air kencing, air mata,
dan air keringat sehingga tidak berpotensi menularkan HIV,
25
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
sehingga penularan HIV dapat melalui aktivitas sebagai berikut:
1. Hubungan seksual dengan orang yang mengidap HIV dan AIDS, berhubungan
seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat
pelindung kondom
2. Kontak darah/luka dan transfusi darah yang tercemar virus HIV
3. Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian
dengan orang yang terinfeksi HIV
4. Ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada bayi yang sedang dikandung.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014) dalam buku pedoman program
pencegahan ibu ke anak HIV, HIV tidak dapat ditularkan melalui aktivitas
berikut:
1. Bersalaman
2. Berpelukan
3. Bersentuhan atau berciuman
4. Penggunaan toilet umum, kolam renang, alat makan atau minum secara
bersama
5. Gigitan serangga seperti nyamuk.
2.2.7 Stadium HIV dan AIDS
Individu dinyatakan terinfeksi HIV setelah dilakukan pemeriksaan dan
dinyatakan positif terinfeksi, antara lain 30-70% mereka mengalami gejala seperti
demam, sakit tenggorokan, keringat malam, pembengkakan kelenjar getah bening,
nyeri otot, dan ruam merah di seluruh tubuh. Gejala ini berlangsung selama 2-6
minggu dan akan menghilang dengan sendirinya. Menurut WHO South-East Asia
Regional Office (SEARO) tahun 2014 dalam pedoman nasional tatalaksana klinis
26
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
HIV dan terapi Antiretroviral pada orang dewasa (Kementrian Kesehatan RI
2011), Stadium dalam HIV dan AIDS sebagai berikut:
Tabel 2.1 Stadium HIV
Stadium 1 : HIV
1. Asimtomatis
2. Limfadenopati generalisata yang persisten atau persistent generalized
limphadenopaty (PGL) yaitu limfadenopati pada beberapa kelenjar getah
bening yang bertahan lama. Adanya pembengkakan kelenjar akan tetapi
sulit dilihat dan lebih mudah ditemukan saat menyentuhnya
3. Tingkat aktivitas 1: aktivitas masih normal
Stadium 2 : Asimptomatik
1. Penurunan BB < 10% BB sebelumnya
2. Manifestasi mukokutaneus minor seperti ulserasi oral, infeksi jamur kuku
3. Herpes zoster selama 5 tahun terakhir
4. Infeksi saluran napas atas berulang misalnya sinusitis akibat infeksi
bakteri
5. Tingkat aktivitas 2: Simtomatis dan aktivitas normal
Stadium 3 : Pembesaran kelenjar limfe
1. Penurunan BB>10% BB sebelumnya
2. Diare kronis yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan
3. Demam lama yang tidak jelas penyebabnya selama lebih dari 1 bulan
4. Kandidiasis oral
5. Oral hairy leukoplakia yaitu bercak putih pada mulut berambut
6. TB paru dalam 1 tahun terakhir
7. Infeksi bakteri berat seperti pneumonia dan bisul pada otot
8. Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif
9. Tingkat aktivitas 3: tidak bangun dari tempat tidur <50% dalam sehari
selama 1 bulan terakhir
Stadium 4: AIDS
1. HIV wasting syndrome, kondisi penurunan BB>10% dari BB sebelumnya,
panas, dan diare yang tidak jelas penyebabnya selama 1 bulan terakhir
2. Pneumocystic carinii pneumonia
3. Toksoplasmosis pada otak
4. Kriptosporidiosis dengan diare lebih dari satu bulan
5. Kriptokokosis ekstrapulmonar
6. Penyakit cytomegalovirus (CMV) pada organ selain hati, limpa, kelenjar
getah bening
7. Infeksi virus herpes mukokutan selama lebih dari 1 bulan terakhir atau
pada organ visceral
8. Progressive multifocal leukoencephalophaty (PML) yaitu infeksi virus
dala otak
9. infeksi jamur endemik diseminata
10. kandidiasis esophagus, trakea, bronkus, atau paru-paru
27
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
11. TB ekstrapulmonar
12. Limfoma
13. Sarkoma kaposi
14. Ensefalopati HIV, ketidakmampuan mental atau disfungsi motorik
15. Co-trimoxazole prophylaxis dapat diberikan karena efektif
16. Klien tidak bangun dari tempat tidur >50% dalam sehari selama 1 bulan
terakhir
Sumber: Kementrian Kesehatan RI, 2011
2.2.8 Penatalaksanaan ARV
Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang menghambat replikasi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) (Departemen Kesehatan 2009). Pengobatan infeksi
HIV dengan antiretroviral digunakan untuk memelihara fungsi kekebalan tubuh
mendekati keadaan normal, mencegah perkembangan penyakit, memperpanjang
harapan hidup, dan memelihara kualitas hidup dengan cara menghambat replikasi
virus HIV. Replikasi aktif HIV menyebabkan kerusakan progresif sistem imun
dan berkembangnya infeksi oportunistik, keganasan (malignasi), penyakit
neurologi, penurunan berat badan yang akhirnya berakibat ke arah kematian
(Imrotul 2010).
Obat ARV terdiri dari beberapa golongan seperti nucleoside reverse
transcriptase inhibitor (NRTI) dan non nucleoside reverse transcriptase inhibitor
(NNRTI) serta inhibitor protease. Terapi ARV dibagi menjadi dua lini yaitu lini
pertama dan lini kedua. Anjuran pemilihan obat ARV lini pertama menurut
panduan Kementrian Kesehatan tahun 2014 yaitu 2 NRTI + 1 NNRTI dengan
panduan sebagai berikut:
1. AZT + 3TC + NVP (Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine)
2. AZT + 3TC + EFV (Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz)
28
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
3. TDF + 3TC (atau FTC) + NVP (Tenofovir + Lamivudine
(emtricitabine) + Nevirapine)
4. TDF + 3TC (atau FTC) + EFV (Tenofovir + Lamivudine
(emtricitabine) + Efavirenz)
NRTI bekerja dengan cara menghambat kompetitif reverse transcriptase
HIV-1 dan dapat bergabung dengan rantai DNA virus yang sedang aktif dan
menyebabkan terminasi. Obat golongan ini memerlukan aktivasi
intrasitoplasma,difosforilasi oleh enzim menjadi bentuk trifosfat. Golongan ini
terdiri dari : Analog deoksitimidin (Zidovudin), analog timidin (Stavudin), analog
deoksiadenosin (Didanosin), analog adenosisn (Tenovir disoproxil fumarat/TDF),
analog sitosin (Lamivudin dan Zalcitabin) dan analog guanosin (Abacavir)
(Katzung 2004).
NNRTI bekerja dengan cara membentuk ikatan langsung pada situs aktif
enzim reverse transcriptase yang menyebabkan aktivitas polimerase DNA
terhambat. Golongan ini tidak bersaing dengan trifosfat nukleosida dan tidak
memerlukan fosforilasi untuk menjadi aktif. Golongan ini terdiri dari: Nevirapin,
Efavirenz, Delavirdine (Katzung 2004).
Panduan terapi ARV lini kedua adalah 2NRTI + boosted-PI. Boosted PI
merupakan satu obat dari golongan protease inhibitor yang sudah ditambahi
(boost) dengan ritonavir. Selama tahap akhir siklus pertumbuhan HIV, produk-
produk gen Gag-Pol dan Gag ditranslasikan menjadi poliprotein dan kemudian
menjadi partikel yang belum matang. Protease bertanggung jawab pada
pembelahan molekul sebelumnya untuk menghasilkan protein bentuk akhir dari
29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
inti virion matang dan protease penting untuk produksi virion infeksius matang
selama replikasi. Obat golongan ini menghambat kerja enzim protease sehingga
mencegah pembentukan virion baru yang infeksius. Golongan ini terdiri dari :
Saquinavir, Ritonavir, Nelfinavir, Amprenavir (Katzung 2004). Panduan lini
kedua yang direkomendasikan oleh pemerintah yaitu : TDF atau AZT + 3TC +
LPV/r.
Saat yang paling tepat untuk memulai terapi ARV adalah sebelum pasien
jatuh sakit atau munculnya IO yang pertama. Perkembangan penyakit akan lebih
cepat apabila terapi ARV dimulai pada saat CD4 < 200 sel/mm³ dibandingkan bila
terapi dimulai pada CD4 di atas jumlah tersebut. Apabila tersedia sarana tes CD4
maka terapi ARV sebaiknya dimulai sebelum CD4 kurang dari 200 sel/mm³.
Terapi ARV dianjurkan pada pasien dengan TB paru atau infeksi bakterial berat
dan CD4 < 350 sel/mm³. Juga pada ibu hamil stadium klinis manapun dengan
CD4 < 350 sel/mm³ (Departemen Kesehatan 2011). Menurut WHO (2007) dalam
pedoman nasional tatalaksana klinis HIV dan terapi Antiretroviral pada orang
dewasa (Kementrian Kesehatan RI 2011) tentang pedoman penatalaksanaan ARV
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penatalaksanaan ARV
Topic 2010 2013
Memulai ARV
CD4 ≤ 350
Memulai ART tanpa
mempertimbangkan
stadium klinis WHO
ataupun nilai CD4 bila
terdapat TB dan HBV
CD4 ≤ 500
Memulai ART tanpa
mempertimbangkan
stadium klinis WHO
ataupun nilai CD4 bila
terdapat TB, HBV, SDC,
dan PW
Prioritas CD4 ≤ 350
Tahap 1 6 options & FDCs
- AZT atau TDF 2 options & FDCs
TDF dan EFV
Earlier Initiation
30
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
- d4t phase out
Tahap 2 PI Boosted
Heat stable FDC: ATV/r,
LPV/r
PIs Boosted
Heat stable FDC: ATV/r,
LPV/r
Tahap 3 DRV/r, RAL, ETV DRV/r, RAL, ETV
Viral Load Testing Iya
( Fase dalam pendekatan) Iya
(VL dengan monitoring)
EVIDENCE-BASED, but INTENTIONALLY ASPIRATIONAL
Sumber: WHO tahun 2013 dalam Pedoman Nasional Tatalaksana HIV dan Terapi
Antiretroviral pada orang dewasa tahun 2014
2.3 Konsep Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
2.3.1 Pengertian Kelompok Dukungan Sebaya
Kelompok Dukungan Sebaya merupakan kelompok dukungan yang
diberikan untuk dan oleh orang dalam situasi yang sama. Kelompok dukungan
sebaya meliputi sekumpulan orang yang menghadapi tantangan yang sama, bisa
diantara seseorang yang menghadapi tantangan untuk pertama kalinya dengan
seseorang yang telah mampu mengelolanya, dapat diartikan dengan mengkaitkan
seseorang yang baru memulai pengobatan dengan seseorang yang sudah
mengelola pengobatan dan efek samping dengan baik. Pola dukungan KDS
dimulai dengan pertemuan tertutup bagi ODHA untuk saling berbagai
pengalaman, ketan, dan harapan. Pola ini berkembang dengan kegiatan belajar
bersama hingga keterlibatan ODHA lebih luas dalam penyebaran informasi dan
advokasi yang terkait HIV, hal ini juga membantu dalam Strategi Rencana Aksi
Nasional (SRAN) 2010-2014 yang bertujuan meningkatkan mutu hidup ODHA
(Departemen Kesehatan 2009)
Perlakuan sederhana
Less toxic, more robust regimens
Better Monitoring
31
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Menurut Tri Johan et al (2015) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) lebih mengerti kebutuhan yang diperlukan
oleh orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) karena mereka termasuk program
perawatan dan pengobatan serta berpartisipasi aktif terhadap pencegahan
penularan HIV dan AIDS. Kelompok sebaya sangat diperlukan karena terkadang
ODHA lebih terbuka terhadap teman sebaya daripada keluarga atau yang lainnya.
Peran KDS membantu manajer kasus dalam konsep diri ODHA, maka dibutuhkan
peran kelompok sebaya untuk memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari
agar ODHA tidak jatuh dalam kondisi yang mengkhawatirkan secara fisik
maupun psikis, dan membantu ODHA dalam pencegahan penularan kepada orang
sehat yang berada disekitarnya. KDS memiliki peran yang bermakna dalam mutu
hidup ODHA. ODHA yang mendapatkan dukungan sebaya berpengaruh pada
tingkat kepercayaan diri, pengetahuan HIV, akses layanan HIV, perilaku
pencegahan HIV, dan kegiatan positif yang lebih tinggi dibandingkan ODHA
yang tidak mendapatkan dukungan sebaya.
Menurut Solomon P (2004) kelompok dukungan sebaya disebut juga
dengan peer group support yang didefinisikan sebagai suatu sistem pemberian
dan penerimaan bantuan dengan rasa hormat, tanggung jawab bersama dan
kesepakatan bersama yaitu melalui dukungan, persahabatan, empati, saling
berbagi, dan saling memberi bantuan.
32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.3.2 Ciri-ciri Kelompok Dukungan Sebaya
Mead dan MacNeil (2005) menjelaskan ciri-ciri dukungan kelompok
sebaya (peer group support) sebagai berikut:
1. Dukungan peer group tidak selalu menganggap orientasi masalah.
Terlepas dari kenyataan bahwa orang mungkin berkumpul hanya berbagi
pengalaman tentang masalah kesehatan psikologis, percakapan tidak harus
fokus pada pengalaman itu. Ada kepercayaan yang lebih dan keterbukaan
dengan orang lain.
2. Penilaian dan evaluasi bukan bagian dari hubungan. Sebaliknya, orang
berusaha untuk tanggung jawab bersama dan komunikasi yang
memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kebutuhan mereka satu sama
lain tanpa ancaman atau paksaan.
3. Dukungan peer group mengasumsikan timbal balik penuh. Tidak ada peran
pembantu statis, meskipun ini tidak mengherankan, timbal balik adalah kunci
untuk membangun hubungan yang alami.
4. Dukungan peer group mengasumsikan evolusi sistemik sebagai lawan
pemulihan individu dari masalah atau penyakit tertentu.
2.3.3 Manfaat Kelompok Dukungan Sebaya
Menurut Agoes (2005) kelompok dukungan sebaya mempunyai beberapa
Manfaat, antara lain:
1. Sebagai teman (companionship). Persahabatan akan memberikan
kesempatan kepada remaja untuk menjadi seorang teman yang siap
menyertai atau menemani dalam berbagai aktivitas bersama sepanjang waktu.
33
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2. Sebagai orang yang merangsang hal yang positif (positive stimulation).
Ketika seorang sahabat sedang mengalami suatu kegagalan atau dalam
suasana kesedihan, maka remaja dapat berperan sebagai pendorong
(motivator) dan membantu memberi jalan keluar pemecahan masalah,
sehingga dapat lepas dari kesedihan. Seorang sahabat sejati, akan dapat
membangkitkan semangat untuk menghadapi permasalahannya dengan
tabah dan dapat menyelesaikannya dengan berhasil.
3. Memberikan dukungan secara fisik (psysical support). Persahabatan
mampu menjadikan seseorang mau mengorbankan waktu, tenaga dan
bantuan materil-moril kepada sahabatnya. Bahkan ia akan hadir secara
fisik ketika sahabatnya sedang mengalami penderitaan/kesedihan, dengan
kehadiran fisik dari sahabatnya maka seseorang dapat merasakan perhatian
dan pertolongan secara tulus.
4. Memberi dukungan ego (ego support). Persahabatan menyediakan
pengharapan, yaitu adanya dukungan yang membangkitkan semangat
berani, menumbuhkan perasaan diri berharga (dihargai), merasa diri menarik
perhatian orang lain (attractive).
5. Sebagai pembanding sosial (sosial comparison). Persahabatan memberi
kesempatan dan informasi penting tentang pribadi, karakter, sifat-sifat,
minat bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Dengan
mengetahui hal itu, individu dapat merefleksikan ke dalam diri-sendiri
sehingga ia dapat belajar baik secara langsung maupun tidak langsung
tentang orang itu, untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi lebih
baik.
34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.4 Teori Health Belief Model (HBM)
Teori Health Belief Model (HBM) adalah teori yang dikemukakan oleh
Becker (1974), merupakan pengembangan dari teori lapangan Lewin (1954).
Teori ini muncul didasarkan adanya masalah kesehatan yang ditandai oleh
kegagalan masyarakat menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit
yang diselenggarakan oleh layanan kesehatan. Health Belief Model memiliki
kerangka konseptual yang mudah dipahami, variabel yang terbatas dan fokus pada
motivasi seseorang terhadap keinginan untuk sehat. Konstruksi HBM terdiri dari
persepsi rentan terhadap penyakit, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi
hambatan dan self efficacy (Daddario 2007 dalam Griffin 2011).
Teori Health Belief Model menyatakan bahwa perilaku individu untuk
melawan atau mengobati penyakitnya serta perilaku sehat lainnya dipengaruhi
oleh empat variabel kunci (Edberg 2009), yaitu:
1. Persepsi terhadap kerentanan (Perceveid suspectibility)
Individu akan beperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit
apabila ia merasa rentan (suspectible) terhadap masalah penyakit tersebut
2. Keseriusan yang dirasakan (Perceveid Seriousness)
Individu akan berperilaku untuk mencari pengobatan atau mencegah penyakit
apabila ia merasa bahwa penyakitnya tersebut parah sehingga apabila ia
terkena penyakit tersebut, maka konsekuensinya yang diterima juga berat
3. Manfaat dan hambatan yang dirasakan (Perceveid benefits and barriers)
Apabila individu merasa rentan dengan penyakit yang dianggap gawat, maka
ia akan melakukan suatu tindakan. Tindakan ini bergantung dari pemikiran
35
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
adanya manfaat (benefits) yang dirasakan dan juga hambatan (barriers) yang
mugkin akan dijumpai selama melakukan tindakan.
4. Dorongan melakukan tindakan (Cues to action)
Individu akan melakukan tindakan berdasar variabel-variabel yang telah
dijelaskan sebelumnya dipengaruhi oleh dorongan eksternal yang dapat
diperoleh dari pesan-pesan di media massa, nasihat atau anjuran dari teman
dan juga keluarga yang pernah menderita sakit sebelumnya.
Dibawah ini merupakan kerangka teori Health Belief Model yang
dikembangkan oleh Rosenstock et al (1988)
Gambar 2.2 Health Belief Models – Revised (Rosenstock, Stecher, & Becker
1998)
Kerangka model diatas menjelaskan dan memprediksi kemungkinan
terjadinya perubahan yang dihubungkan dengan pola keyakinan (belief) atau
perasaan (perceveid) tertentu. Model tersebut menjelaskan bahwa persepsi
Sociodemographic
factors (Age,
gender,
sosioeconomi,
knowledge,
motivation)
Perceveid susceptibility
(acceptance of the
diagnosis)
Perceveid severity of ill-
health condition
Perceveid benefits of
action
Perceveid benefits of
action
Perceveid efficacy
Perceveid
Threat
Cues to
action
Individual
Behavioral
Perceptions
Action
Modifiying Factor
36
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
individu dipengaruhi oleh beberapa faktor pemodifikasi yaitu; faktor
sosiodemografi yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dukungan, pengetahuan,
pekerjaan, dan tingkat pendidikan; faktor sosial psikologis terdiri dari peer group,
kepribadian, dan pengalaman sebelumnya; serta faktor struktural yang terdiri dari
kelas sosial dan akses menuju layanan kesehatan. Persepsi dibedakan menjadi dua
persepsi secara umum yaitu perasaan terancam dan adanya harapan. Perasaan
terancam dirasakan oleh individu apabila dirinya merasa rentan dan merasa
adanya keparahan tentang kondisi kesehatannya. Persepsi kerentanan merupakan
perasaan individu dimana mereka beresiko untuk terkena suatu penyakit yang
spesifik (Resenstock 1988).
Persepsi keseriusan individu dapat dilihat dari derajat keparahan baik
secara klinis maupun emosional akibat perkembangan suatu penyakit. Dampak
yang ditimbulkan berupa ketidaknyamanan, kecacatan, atau bahkan kematian.
Dampak lain yang mungkin ditimbulkan mencakup dampak sosial, lingkungan,
pekerjaan, dan teman sebaya. Persepsi manfaat merupakan perasaan dimana
individu akan mendapat keuntungan dari tindakan yang akan diambil untuk
mencegah ancaman dari suatu penyakit. Efek kemanfaatan dipengaruhi oleh
pertimbangan terhadap tingkat ancaman yang dirasakan, apabila ancaman yang
dirasakan tinggi, namun tidak ada manfaat yang dirasakan maka kemungkinan
tidak akan ada tindakan yang diambil. Tingginya tingkat ancaman dan manfaat
yang dirasakan menyebabkan seseorang bertindak. Persepsi hambatan dapat
dianggap suatu kemauan individu untuk mengambil suatu tindakan. Persepsi
hambatan mungkin dapat disebabkan oleh adanya biaya, resiko cidera, kesulitan,
dan waktu (Janz 2002).
37
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2.5 Keaslian Penulisan
Proses awal dari pengumpulan studi yang relevan dimulai dengan
menentukan keywords yang terkait dengan topik dan tujuan dari penelitian ini.
Adapun keywords yang peneliti hasilkan untuk melakukan pencarian studi di
database yaitu „peer group support‟ dan „HIV and AIDS‟ dengan database
EBSCO, Proquest, dan Scopus, sedangkan untuk keywords „Dukungan Sebaya‟,
„HIV and AIDS‟, dan „self acceptance‟ peneliti mencari major academic database
meliputi Google scholar dan Research Gate. Perpustakaan universitas juga terlibat
dalam pencarian artikel terkait khususnya grey literature.
Tabel 2.3 Keaslian Penulisan
No Judul Penelitian Metode Hasil
1 Peran Dukungan Sebaya
terhadap Mutu Hidup
ODHA di Indonesia
(Handayani 2011)
1) Desain : Kualitatif
2) Sampel : Informan
utama sebanyak 59
orang (36 orang
mendapatkan
dukungan sebaya, 23
orang tidak
mendapatkan
dukungan sebaya)
3) Variabel : mutu hidup
4) Instrumen: deep
interview
Dukungan sebaya memiliki peran
yang bermakna dalam mutu hidup
ODHA. ODHA yang mendapatkan
dukungan sebaya berpengaruh pada
tingkat kepercayaan diri,
pengetahuan HIV, akses layanan
HIV, perilaku pencegahan HIV, dna
kegiatan positif yang lebih tinggi
dibandingkan ODHA yang tidak
mendapatkan dukungan sebaya.
Ditemukan juga bahwa KDS
menjadi contoh bagi ODHA baru
untuk meningkatkan semangat hidup
2 Konstruksi orang dengan
HIV & AIDS (ODHA)
tentang penyakit HIV dan
AIDS di Kelompok
Dukungan Sebaya
Jombang Care Center
Kabupaten Jombang
(Dyagustin & Listyani
2015)
1) Desain : fenomenologi
2) Sampel : 3 ODHA
laki-laki dan 3 ODHA
perempuan
3) Variabel : konstruksi
orang dengan HIV &
AIDS (ODHA)
terhadap penyakit HIV
& AIDS
4) Instrumen : deep
interview
Konstruksi tentang penyakit HIV &
AIDS yang terbangun pada diri
ODHA saat ini secara umum positif,
meskipun pada awalnya semua
ODHA tidak bisa menerima
kenyataan telah mengidap penyakit
tersebut
3 Hubungan Dukungan 1) Desain : cross Adanya korelasi antara dukungan
38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Sosial dengan Kualitas
Hidup orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) di
Bandar Lampung (Dwi
2013)
sectional
2) Sampel : 54
Responden
3) Variabel : kualitas
hidup dan dukungan
social
4) Instrumen : kuisioner
WHOQOL
emosi, penghargaan, dan informasi
dengan kualitas hidup penderita
HIV/AIDS
4 Peran Kelompok
Dukungan Sebaya dan
Kepatuhan Minum Obat
pada ODHA (Tri Johan, et
al. 2015)
1) Desain : kuantitatif
korelasional
2) Sampel : 30 ODHA
yang tergabung dalam
komunitas ODHA dan
30 ODHA yang
tergabung dalam
kelompok dukungan
sebaya di Kecamatan
Turen
3) Variabel : Kelompok
dukungan sebaya dan
kepatuhan minum obat
4) Instrumen :
wawancara
Peran kelompok dukungan sebaya
sangat baik terhadap kualitas hidup
ODHA dan adanya hubungan yang
signifikan antara peran kelompom
dukungan sebaya dengan kepatuhan
minum obat pada ODHA
5 Hubungan Dukungan
Sosial dengan Kualitas
Hidup ODHA pada
Kelompok Dukungan
Sebaya Solo Plus di
Surakarta (Rahdatu 2016)
1) Desain : deskriptif
korelasional
2) Sampel : 60 orang
dengan HIV dan AIDS
3) Variabel : Dukungan
sosial, kualitas hidup,
kelompok dukungan
sebaya
4) Instrumen : kuisioner
Dukungan sosial dan kualitas hidup
pada ODHA di kelompok dukungan
sebaya Solo Plus Surakarta sebagian
besar menerima dukungan sedang.
Terdapat hubungan positif antara
dukungan sosial dengan kualitas
hidup pada ODHA yaitu semakin
baik dukungan sosialnya maka
kualitas hidup ODHA akan semakin
meningkat
6 Mekanisme Koping pada
ODHA dengan
Pendekatan Teori
Adaptasi Calista Roy
(Sandu, et al. 2016)
1) Desain : Analitik
korelasional
2) Sampel : 30 orang
dengan HIV dan AIDS
3) Variabel : Mekanisme
koping, orang dengan
HIV dan AIDS, teori
adaptasi Callista Roy
4) Instrumen : Kuisioner
Ada hubungan antara stimulus fokal
dengan stimulus konteksual. Faktor
stimulus kontektual paling dominan
dimana dalam penelitian ini adalah
adanya stimulus lain yang
merangsang seseorang baik internal
maupun eksternal serta
mempengaruhi situasi dan dapat
diobservasi, diukur, dan secara
subjektif disampaikan oleh individu
39
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
7 Peer supporter
experiences of home visits
for people
with HIV infection. (Lee
H.J 2015)
1) Desain: Kualitatif
2) Sampel : Fokus grup
12 orang yang akan
melakukan kunjungan
ke rumah orang
dengan HIV dan
AIDS
3) Varibel : Pengalaman
dukungan sebaya,
orang dengan HIV
4) Instrumen : deep
interview
Dukungan sebaya mempunyai peran
beberapa aspek positif seperti
perasaan memiliki dan ada juga
beberapa faktor permasalahan
didalamnya seperti ketidakstabilan
peran, stress, dan kekhawatiran
tentang kualitas hidup mereka, untuk
mempertahankan program dukungan
sebaya yang stabil dan efektif
diperlukan pelatihan bagaimana
mencegah dan mengelola stress yang
terkait dengan peran tersebut
8 A peer adherence support
intervention to improve
the antiretroviral
treatment outcomes
of HIV patients in South
Africa: The moderating
role of family dynamics
(Wouters 2014)
1) Desain : Kuantitatif
cross-sectional
2) Sample : 340
penderita HIV dan
AIDS
3) Variabel :
peer adherence suppor
t intervention,
improve the
antiretroviral
treatment outcomes
of HIV patients
4) Instrumen : Kuisioner
Ada perbedaan jumlah CD4 secara
signifikan antara kelompok
intervensi yang mengakses
dukungan kepatuhan teman sebaya
dan kelompok kontrol yang
mendapatkan perawatan standar.
Dukungan teman memiliki efek
positif terhadap intervensi umum
kepatuhan pengobatan antiretroviral.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor Self Acceptance Penderita
HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan
Teori Health Belief Model Rosentock (1988)
Keterangan :
Diteliti : :
Tidak diteliti :
Faktor demografi :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Pengetahuan
6. Dukungan
Faktor Pemodifikasi
Aspek self acceptance :
1. Fisik
2. Psikis (kepribadian)
3. Sosial (Peer group)
4. Moral
Persepsi
kerentanan
Persepsi Individu Tindakan
Persepsi
keseriusan
Persepsi
Hambatan
Persepsi
Keuntungan
Cues to
action
Self acceptance
penderita HIV
dan AIDS
41
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Teori Health Belief Model yang ntelah dimodifikasi menjelaskan bahwa
penerimaan diri penderita HIV dan AIDS dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang dapat mempengaruhi penerimaan diri penderita HIV dan
AIDS yaitu faktor pemodifikasi, persepsi individu, dan isyarat untuk bertindak.
Faktor pemodifikasi terdiri atas faktor demografi yang dapat berupa umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan. faktor pemodifikasi
juga dapat dari aspek dalam self acceptance yaitu aspek fisik, sosial, psikologis,
dan moral. Perbedaan dari faktor demografi dan aspek dari self acceptance
mempengaruhi persepsi individu tentang penyakit HIV dan AIDS. Persepsi
individu dibedakan menjadi perceveid benefit, perceveid barrier, perceveid
seriousness, dan perceveid susceptibility. Persepsi individu tersebut
menimbulkan persepsi ancaman yang dirasakan individu sehingga mempengaruhi
keputusan individu untuk bertindak dalam menjalankan terapi medikasi. Persepsi
ancaman yang dirasakan berpengaruh terhadap tingkat penerimaan diri terhadap
penyakit HIV dan AIDS. Faktor pemodifikasi dan persepsi individu secara
langsung dapat mempengaruhi tingkat penerimaan diri pada penderita HIV dan
AIDS.
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:
Hı : Ada hubungan antara faktor demografi dengan persepsi individu
Hı : Ada hubungan antara persepsi individu dengan self acceptance
penderita HIV dan AIDS
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang
menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dekriptif korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan suatu hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Penelitian cross sectional adalah penelitian dimana peneliti mengukur data
variabel independen dan dependen hanya sekali pada satu waktu (Nursalam,
2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS berdasarkan teori
Health Belief Model. Data yang terhimpun kemudian diinterpretasikan dan
dianalisis untuk membuktikan hipotesis diterima atau ditolak.
Pengukuran
Variabel 1 Deskripsi Variabel
Uji hubungan
Variabel 2 Deskripsi Variabel
Gambar 4.1 Kerangka Metode Penelitian Deskriptif Korelasional (Nursalam
2016)
Interpretasi
makna
43 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.2 Kerangka Penelitian Analisis Faktor Self Acceptance Penderita
HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan
Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS dalam
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru dan populasi terjangkau
pada penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS yang aktif mengikuti kegiatan
dari bulan Januari – Mei 2017 berjumlah 86 penderita.
4.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 penderita. Pemilihan sampel
dilakukan dengan menetapkan kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria inklusi
1) Penderita HIV dan AIDS dengan usia produktif (18 - 64 tahun) (BPS,
2016)
2) Aktif dalam KDS dari bulan Januari-Mei 2017
Variabel X1:
Faktor pemodifikasi
Demografi
Variabel X2 1:
Persepsi Keseriusan
Variabel X2 2:
Persepsi Kerentanan
Variabel X2 3:
Persepsi Manfaat
Variabel X2 4:
Persepsi Hambatan
Uji Hubungan
Variabel Y:
Self Acceptance
44 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
2. Kriteria Eksklusi
1) Penderita HIV dan AIDS berusia kurang dari 18 tahun dan lebih dari
64 tahun
2) Penderita HIV dan AIDS dengan munculnya tanda-tanda infeksi
oportunistik
4.2.3 Sampling
Metode sampling yang digunakan oleh peneliti adalah nonprobability
sampling yaitu purposive sampling dengan cara memilih sampel diantara
populasi berdasarkan dengan tujuan penelitian. Peneliti dibantu oleh ketua
kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru, didapatkan 43 orang dengan
HIV/AIDS yang tergabung dalam kelompok dukungan sebaya Yayasan
Mahameru di Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk
menjadi responden penelitian.
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian berasal dari struktur teori HBM
meliputi faktor pemodifikasi demografi dan persepsi individu. Faktor
pemodifikasi demografi adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi
individu meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan
dukungan. Persepsi individu meliputi persepsi manfaat, hambatan, keseriusan,
kerentanan.
45 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan dari variabel bebas. Variabel dependen pada
penelitian ini adalah self acceptance penderita HIV dan AIDS
46 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.3.3 Definisi Operasional
Tabel 4.1. Definisi Operasional Analisis Faktor yang berhubungan dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief Model di KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel Dependen
Self Acceptance Suatu sikap dalam menilai
diri sendiri dan keadaannya
secara objektif serta
menerima segala potensi-
potensi yang dimilikinya,
keterbatasan yang disadari
tanpa menimbulkan rasa
malu, rendah diri dari
penilaian orang lain
terhadap dirinya
1. Sikap dan perilaku didasarkan
nilai-nilai standar diri tidak
dipengaruhi lingkungan luar
2. Keyakinan dalam menjalani
hidup
3. Berani bertanggung jawab
terhadap perilakunya
4. Mampu menerima pujian dan
kritik secara subjektif
5. Tidak menyalahkan diri atas
perasaannya terhadap orang
lain
6. Menganggap dirinya memiliki
kemampuan sama dengan
orang lain
7. Tidak mengharapkan
penolakan orang lain
8. Tidak menganggap dirinya
berbeda dari orang lain
9. Tidak malu atau rendah diri
Kuisioner
Self Acceptance
Scale (SAS)
Ordinal Penilaian dengan skala
likert terdiri dari 1-4
yaitu:
1. Sangat tidak sesuai
(STS)
2. Tidak sesuai (TS)
3. Sesuai (S)
4. Sangat sesuai (SS)
Skor:
1: SS
2: S
3:TS
4:STS
Kategori :
- Baik : T ≥ median
- Buruk : T ≤ median
(Denmark 1973)
Coding:
0 = Buruk
47 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
1 = Baik
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel Independen:
Faktor
pemodifikasi
demografi
1. Umur Satuan waktu yang
terhitung sejak tahun lahir
responden sampai tahun
dilaksanakannya
penelitian
1 = Dewasa muda (18 – 35 tahun)
3 = Dewasa tengah (36 – 55
tahun)
4 = Dewasa akhir (56 – 65 tahun)
Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Ordinal Dikategorikan menjadi
:
1= Dewasa muda
2= Dewasa tengah
3= Dewasa akhir
2. Jenis Kelamin Gender responden yang
dibawa sejak lahir
4.1.1.1 Laki- laki
4.1.1.2 Perempuan
Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Nominal Dikategorikan menjadi
:
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Pendidikan Jenjang pendidikan
terakhir yang ditempuh
responden
1. Lulus SD/MI
2. Lulus SMP
3. Lulus SMA
4. Lulus Diploma/Sarjana
5. Lainnya
Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Ordinal Dikategorikan menjadi:
1. Lulus SD/MI
2. Lulus SMP
3. Lulus SMA
4. Lulus
Diploma/Sarjana
5. Lainnya
4. Pekerjaan Pencaharian yang
dijadikan pokok
penghidupan atau sesuatu
yang diperoleh untuk
mencari nafkah
Jenis pekerjaan responden Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Nominal Dikategorikan menjadi:
1. PNS/TNI/POLRI
2. Swasta
3. Tidak Bekerja
4. Lainnya
48 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
5. Pengetahuan Pemahaman responden
mengenai HIV dan AIDS
1. Jenis infeksi HIV
2. Pengobatan HIV
3. Penularan HIV
Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Nominal Dikategorikan menjadi:
Salah = 0
Benar = 1
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : ≤ 55%
6. Dukungan
sosial
Sumber emosional,
informasional, atau
pendampingan yang
diberikan oleh orang-
orang disekitar individu
untuk menghadapi setiap
permasalahan dan krisis
yang terjadi dalam
kehidupan
1. Dukungan sosial keluarga
2. Dukungan sosial teman sebaya
3. Dukungan sosial teman sebaya
dan keluarga
Pertanyaan dalam
kuisioner
demografi
Nominal Dikategorikan menjadi:
1: Dukungan sosial
keluarga
2: Dukungan sosial
teman sebaya
3: Dukungan sosial
teman dan keluarga
Persepsi individu
Persepsi
keseriusan
Pendapat subjektif
responden tentang
keseriusan dari penyakit
1. Penyakit dapat menyebabkan
kematian
2. Penyakit lebih buruk dari
penyakit kronis lainnya
3. Penyakit dapat menyebabkan
keluarga ikut sakit
4. Penyakit merupakan penyakit
terburuk yang pernah diderita
Kuisioner Ordinal Skoring terdiri dari 4:
1: Sangat tidak setuju
2: Tidak setuju
3: Setuju
4: Sangat setuju
Persepsi (+) : T ≥
median data = 1
Persepsi (-) : T ≤
49 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
median data = 0
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Persepsi
kerentanan
Pendapat subjektif
responden tentang resiko
terkena penyakit HIV dan
AIDS
1. Mengetahui resiko akibat
terkena HIV dan AIDS
2. Mengetahui mengenai
pengobatan untuk mengurangi
paparan virus
3. Mengetahui resiko akan
diasingkan oleh masyarakat
4. Penyakit akan sulit untuk
sembuh
Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4
yaitu:
1: Sangat tidak setuju
2: Tidak setuju
3: Setuju
4: Sangat setuju
Persepsi (+) : T ≥
median data
Persepsi (-) : T ≤
median data
Coding :
0 = Persepsi Negatif
1 = Persepsi Positif
Persepsi
manfaat
Pendapat subjektif
responden tentang
keuntungan yang diperoleh
dari pencegahan penularan
HIV
1. Penggunaan kontrasepsi untuk
mengurangi resiko penularan
2. Konsumsi obat ARV
mengurangi timbulnya gejala
3. Penerimaan status HIV dapat
mengurangi stress
4. Pola gaya hidup sehat
Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4
yaitu:
1: Sangat tidak setuju
2: Tidak setuju
3: Setuju
4: Sangat setuju
Persepsi (+) : T ≥
median data
Persepsi (-) : T ≤
median data
Coding :
0 = Persepsi Negatif
1 = Persepsi Positif
50 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Persepsi
hambatan
Persepsi subjektif responden
terhadap kondisi yang
menjadi halangan untuk
mengurangi gejala HIV
1. ODHA belum bisa diterima
oleh masyarakat disekitarnya
2. Informasi terkait HIV
3. Efek samping obat
4. Hambatan dalam penerimaan
status HIV
Kuesioner Ordinal Skoring terdiri dari 4
yaitu:
1: Sangat tidak setuju
2: Tidak setuju
3: Setuju
4: Sangat setuju
Persepsi (+) : T ≥
median data
Persepsi (-) : T ≤
median data
Coding :
0 = Persepsi Negatif
1 = Persepsi
Positif
51
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, melalui metode kuesioner.
Kuesioner tersebut meliputi:
1. Kuesioner untuk self acceptance merupakan alat ukur dengan menggunakan
skala penerimaan diri Self Acceptance Scale berdasarkan karakteristik
penerimaan diri oleh Sheerer yang kemudian dimodifikasi oleh Berger
(Denmark 1973). Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lia (2016)
alat ukur ini telah diuji reabilitasnya dengan menggunakan koefisien
Cronbach’s Alpha dan didapatkan nilai koefisien reabilitas alat ukur
penerimaan diri sebesar 0,888 dengan dua kali putaran yang berarti alat ukur
tersebut reliable. Penelitian ini diukur menggunakan skala model Likert
dengan 4 pilihan jawaban yaitu: (1) Sangat Tidak Sesuai = STS, (2) Tidak
Sesuai = TS, (3) Sesuai = S, (4) Sangat Sesuai = SS. Peneliti membagi dua
kategori item pertanyaan, yaitu favorable dan unfavorable dengan
menggunakan bobot nilai, proses input data diberi coding dengan T ≥ median
data (Baik) = 1 dan T < median data (Buruk) = 0 . Skala penerimaan diri
menggunakan Berger‟s Self Acceptance Scale yang terdiri dari 36 butir
pertanyaan. Skala penerimaan diri mengacu pada karakteristik penerimaan diri
oleh Sheerer yang kemudian dimodifikasi oleh Berger (Denmark 1973).
Tabel 4.2 Dimensi alat ukur penerimaan diri
No Indikator Nomor Pertanyaan
Jumlah Favorable Unfavorable
1 Sikap dan perilaku didasarkan nilai-
nilai standar diri tidak dipengaruhi
lingkungan luar
21 9, 30, 33 4
2 Keyakinan dalam menjalani hidup 1, 26 12, 36,16 5
3 Berani bertanggung jawab terhadap
perilakunya 14 11 2
52
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4 Mampu menerima pujian dan kritik
secara subjektif 25, 29 3, 23, 31 5
5 Tidak menyalahkan diri atas
perasaannya terhadap orang lain 7, 27 13, 17, 20 5
6 Menganggap dirinya memiliki
kemampuan sama dengan orang
lain
15, 28 5 3
7 Tidak mengharapkan penolakan
orang lain 2, 6, 10, 11,34 5
8 Tidak menganggap dirinya berbeda
dari orang lain 19, 32 22, 24 4
9 Tidak malu atau rendah diri 4, 8, 18 3
Total 12 24 36
2. Kuesioner A (Faktor pemodifikasi: umur, jenis kelamin, pendidikan, dll)
Kuesioner A berisikan komponen faktor pemodifikasi demografi meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dan dukungan
sosial. Umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan
dukungan diukur menggunakan pertanyaan pilihan. Responden
memberikan jawaban dengan cara memberi tanda (√) pada kotak yang
tersedia
3. Kuesioner B (Variabel persepsi: persepsi kerentanan, persepsi keseriusan,
persepsi manfaat, dan persepsi hambatan)
Kuesioner B merupakan kuesioner variabel persepsi individu yang
diadopsi dengan modifikasi dari kuesioner Coe et al (2012) berdasarkan
pengembangan dari domain teori Health Belief Model, terdiri dari persepsi
kerentanan 4 pertanyaan terdiri dari pertanyaan favourable (1,2,3) dan
unfavourable (4), persepsi keseriusan 4 pertanyaan terdiri dari pertanyaan
favourable (1,2,4) dan unfavourable (3), persepsi manfaat 4 pertanyaan
terdiri dari pertanyaan favourable (1,2,3,4), dan persepsi hambatan 4
53
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
pertanyaan terdiri dari pertanyaan favourable (1,3) dan unfavourable (2,4).
Skoring menggunakan skala likert 1-4 (1 = sangat tidak setuju, 2= tidak
setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju). Proses input data diberi coding
dengan T ≥ median data (persepsi positif) = 1 dan T < median data
(persepsi negatif) = 0. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Coe et al (2012) dalam Maziya (2016) instrumen ini telah digunakan
untuk meneliti persepsi individu dalam HBM terhadap penerimaan vaksin
virus H1N1 dan telah dilakukan uji reliabilitas (persepsi keseriusan R = 0,
62; persepsi kerentanan R= 0, 69; persepsi manfaat R=0,22 dan persepsi
hambatan R = 0,78).
4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.5.1 Uji Validitas
Validitas dalam pengukuran merupakan sebuah konsep tentang kesesuaian
hubungan antara definisi konseptual dengan definisi operasional. Validitas yang
dipakai dalam penelitian ini adalah validitas konstruk, yaitu konsep validitas dari
konstruksi teoritik tentang variabel yang akan diukur oleh jenis alat ukur.
Konstruksi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu self acceptance. Pengujian
validitas alat ukur ini dilakukan dengan cara menghubungkan tiap skor pada item
dengan skor totalnya, setelah data ditabulasikan maka pengujian validitas
konstruksi dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan mengkorelasikan antar
skor item instrument. Oleh karena itu, untuk mendapatkan koefesien korelasi antar
skor item dengan skor total digunakan teknin korelasi product moment dari
Pearson. Pelaksanaan uji coba alat ukur telah dilakukan oleh peneliti kepada 43
54
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
partisipan penderita HIV dan AIDS. Item instrument dianggap valid dengan
membandingkan dengan r tabel yaitu rdihitung > rtabel.
4.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas ukur menunjukkan konsistensi sebuah alat ukur. Konsistensi
sebuah alat ukur dapat ditunjukkan ketika sebuah alat ukur yang digunakan
berulang kali, akan didapatkan haisl yang sama. Pengukuran reliabilitas
instrument penelitian ini diukur dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Uji
coba yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji coba terpakai, dimana
pengukuran hanya dilakukan satu kali dan langsung pada subjek penelitian. Hasil
uji coba tersebut juga digunakan dalam analisis data pada penelitian ini.
Reliabilitas dinyatakan koefesien reliabilitas yang angkanya antara 0
sampai 1.00. semakin tinggi koefesien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti
semakin tinggi reliabilitasnya, begitupun sebaliknya jika koefesien reliabilitas
mendekati angka 0 maka semakin rendah reliabilitasnya. Dari uji reliabilitas yang
dilakukan oleh peneliti diperoleh koefesien sebesar 0,716 sehingga skala ini
reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini dan pada alat ukur self acceptance
ini ada 11 item yang gugur karena memiliki nilai correceted item-total correlation
dibawah 0,3.
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-25 Agustus 2017 yang
bertempat di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya.
55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data
Pengambilan dan pengumpulan data pada penelitian ini dibagi menjadi
beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap administratif
Peneliti mengajukan surat permohonan pengumpulan data awal pada bagian
akademik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dengan tujuan kepada
kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya
untuk melakukan pengambilan data awal penelitian. Peneliti menyerahkan
persyaratan yang diperlukan kepada kepala Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS) Yayasan Mahameru untuk mendapatkan data awal
2. Tahap pencarian dan penentuan responden
Peneliti mencari dan menetukan responden penelitian sesuai dengan kriteria
inklusi. Peneliti dibantu oleh Kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Yayasan Mahameru yang didalamnya terdapat orang dengan HIV/AIDS untuk
mendapatkan responden dengan kriteria inklusi yang tergabung dalam
kelompok dukungan sebaya
3. Tahap etik penelitian
Peneliti mengajukan uji etik penelitian di Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan oleh peneliti
laik untuk dilakukan atau tidak. Uji etik dilakukan untuk mengusahakan
manfaat sebesar-besarnya, memperkecil kerugian atau resiko bagi subjek dan
memperkecil kesalahan penelitian
56
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4. Tahap informed consent
Peneliti menjelaskan kepada responden tentang masalah, tujuan, dan manfaat
penelitian. Responden diberikan lembar informed consent dan kuisioner.
Responden diberikan penjelasan tentang cara pengisian kuisioner dan
memfasilitasi bila ada kemungkinan terdapat kebingungan atau kesalahan
responden dalam pengisian kuisioner
5. Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengambilan data, peneliti menghubungi ketua KDS Yayasan
Mahameru untuk menentukan jadwal pengambilan data. Proses pengambilan
data dilakukan bersamaan dengan program pendampingan rutin yang
dilakukan oleh KDS Yayasan Mahameru dan dilakukan dua kali pengambilan
data yaitu pada tanggal 24-25Agustus 2017 pukul 09.00 WIB, hari pertama 20
responden berkumpul dan hari kedua terdapat 23 responden yang bertempat
di kantor KDS Yayasan Mahameru Jalan Tirtoyoso I. Peneliti mendampingi
responden saat pengisian kuisioner. Sebelum mengisi kuisioner, responden
diberikan penjelasan terkait tujuan, manfaat penelitian, dan dipersilahkan
mundur jika tidak bersedia menjadi responden penelitian ini, setelah itu
responden diberikan waktu untuk bertanya jika ada yang belum paham terkait
dengan poin-poin pada kuisioner. Data yang terkumpul dicatat dalam lembar
pengumpulan data.
57
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.8 Analisis Data
Data yang terkumpul melalui kuisioner pada penderita HIV dan AIDS
akan diolah menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Peneliti memeriksa kembali kelengkapan data dari responden yang meliputi
lembar persetujuan (informed consent), kelengkapan lembar kuisioner, serta
kelengkapan jawaban item oleh responden.
2. Tahap tabulasi, yang termasuk dalam tahap ini antara lain :
1) Coding, yaitu pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari
beberapa kelompok (klasifikasi data). Kegunaan dari coding yaitu unutk
mempermudah entry data.
3. Scoring, yaitu pemberian skor dalam setiap option jawaban pada setiap item
pertanyaan di dalam kuisioner.
4. Tahap analisis statistik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS dalam kelompok dukungan
sebaya berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuisioner responden.
Data yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan data kategorikal yang
diperoleh dari analisis penerimaan diri (self acceptance) penderita HIV dan
AIDS, faktor pemodifikasi serta persepsi individu yang dituliskan dalam
frekuensi dan proporsi. Uji statistik regresi logistic dan pearson’s correlation
digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor pemodifikasi demografi
dengan persepsi individu dan hubungan antara persepsi individu dengan
penerimaan diri penderita HIV dan AIDS. Derajat kepercayaan (confidance
58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
interval) sebesar 95% dengan alpha (α) = 5% atau 0,05. Jika hasil uji statistik
(p value) kurang dari sama dengan α (p ≤ 0,05) maka hipotesis diterima atau
ada hubungan antara variabel x dan variabel y
4.9 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian Analisis Faktor yang Berhubungan
dengan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief ModelI
di KDS Yayasan Mahameru Surabaya Bulan Juli 2017
Menentukan populasi target penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru yang aktif mengikuti
kegiatan dari bulan Januari – Mei 2017 berjumlah 86 orang
Menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi dan besar
sampel berjumlah 43 orang
Pusrposive sampling
Mengidentifikasi : 1) Faktor pemodifikasi (Usia, jenis kelamin, pendidikan, dll) ; 2)
persepsi individu (persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan); 3) self
acceptance penderita HIV dan AIDS
Mengukur self acceptance dengan menggunakan alat ukur self acceptance scale;
mengukur faktor pemodifikasi demografi dari teori Health Belief Model; dan
persepsi individu menurut AIDS Health Belief Scale, yang telah diisi oleh responden
Menganalisis data hasil dari pengukuran tingkat Self Acceptance Scale, faktor
pemodifikasi dan persepsi individu dengan menggunakan Uji Regresi Logistik dan
pearson’s correlation untuk mengetahui hasil signifikasi dari pengujian (p ≤ 0.05)
Mengetahui hasil analisis faktor yang berhubungan dengan self
acceptance penderita HIV dan AIDS dalam KDS
Merekomendasikan hasil penelitian kepada Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
59
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
4.10 Etik Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan uji etik dan dinyatakan lolos yang dilakukan
oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga dengan nomor keterangan lolos kaji etik yaitu 477-KEPK.
4.10.1 Sikap Menghormati Orang (Respect toHuman)
1. Informed consent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden, tujuannya adalah subjek
mengetahui dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama
mengumpulkan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus
meanandatangani lembar penelitian, jika menolak maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati haknya
2. Autonomy
Prinsip autonomy adalah peneliti memberikan kebebasan bagi klien
menetukan keputusan sendiri apakah bersedia atau tidak bersedia atau tidak ikut
dalam penelitian, tanpa adanya paksaan dan pengaruh dari peneliti.
3. Anonimity
Bertujuan untuk menjaga kerahasian identitas responden penelitian tidak
akan mencatumkan nama responden pada kuesioner yang di isi oleh responden,
lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.
4. Confidentialy
Semua informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil riset. Peneliti manjaga kerahasian responden dengan isian nama pada
informed consent hanya menggunakan nama (inisial) bukan nama lengkap, isian
60
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
dipandu oleh peneliti tanpa melibatkan orang luar penelitian, pengisian diawasi
langsung oleh penanggungjawab kasus dari kelopok dukungan sebaya yayasan
Mahameru Surabaya.
5. Freedom
Perilaku tanpa tekanan dari luar, memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau
paksaan pihak lain, berarti responden bebas menentukan pilihan yang menurut
pandangannya sesuatu yang terbaik. Responden mempunyai hak untuk menerima
atau menolak asuhahan keperwatan yang diberikan namun pada penelitian ini,
peneliti tidak melakukan intervensi asuhan keperawatan sehingga konteks
kebebasan dalam penelitian ini adalah kebebasan dalam memilih mengikuti
penelitian atau tidak.
4.10.2 Bebuat Baik dan Tidak Merugikan (Beneficience and Non
Maleficience)
1. Nonmaleficience
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis
pada klien.
2. Beneficience
Berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
sesuatu pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain dan secara aktif
berkontribusi bagi kesehatan dan kesejahteraan klien.
3. Keadilan (Justice)
Keterlibatan subjek penelitian berdasarkan persetujuan antar peneliti
dengan klien, yang dilakukan oleh peneliti dengan sama dan adil. Keadilan dalam
61
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
peneliti ini, diterapkan dengan memenuhi haksubjek untuk mendapatkan
penaganan yang sama dan adil, dengan memberikan kesempatan yang sama dan
menghormati persetujuan dalam informed consent yang telah disepakati.
4.11 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu instrument yang diadopsi dari
penelitian luar negeri. Faktor perbedaan budaya yang digunakan oleh orang luar
negeri berbeda dengan orang Indonesia, sehingga poin-poin yang terdapat dalam
kuesioner mungkin kurang sesuai jika digunakan untuk orang Indonesia.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang
analisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan
AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berdasarkan teori Health Belief Model
di KDS Yayasan Mahameru Surabaya yang dilakukan pada tanggal 25 Juli – 4
Agusutus 2017. Penyajian data meliputi gambaran umum lokasi penelitian di
kelompok dukungan sebaya Yayasan Mahameru, gambaran karakteristik
responden, dan variabel yang diukur berkaitan dengan faktor-faktor yang
berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS. Selanjutnya akan
diuraikan pembahasan tentang faktor demografi dan persepsi individu (persepsi
kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, dan persepsi hambatan) yang
berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan
Mahameru yang berlokasi di Manyar Tirtoyoso Selatan I no. 53 Surabaya.
Yayasan Mahameru merupakan organisasi diluar pemerintahan yang bersifat non
profit dengan kegiatan pemberdayaan kelompok termarginal yang saat ini
berfokus pada upaya pendampingan Orang dengan HIV & AIDS (Odha) di
wilayah Propinsi Jawa Timur yang hingga sekarang berjumlah 1760. Yayasan
Mahameru juga berperan sebagai Kelompok Penggagas (KP) tingkat provinsi
dalam sistem dukungan sebaya yang di Indonesia bagi Odha di wilayah Propinsi
63
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Jawa Timur. Yayasan Mahameru dalam melaksanakan program dan kegiatannya
bermitra dengan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) ditingkat Kabupaten/Kota.
Kemitraan ini dibangun dengan tujuan besarnya yang sama yaitu meningkatkan
mutu hidup Odha. Dalam perjalanan sejarahnya Kelompok Penggagas pada awal
peran dan fungsinya sama dengan KDS yaitu untuk mendukung Odha secara
individual. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu hidup Odha/Ohidha.
Dalam melakukan kegiatan pendampingan kepada Odha, pendukung sebaya
lebih banyak dilakukan dengan menemui di Fasyankes. Untuk kunjungan rumah
klien menempati urutan kedua. Kunjungan rumah ini bertujuan untuk memberikan
penguatan dan menelusuri alamat Odha yang didampingi untuk mengurangi angka
LFU, yang masih sedikit dilaporkan adalah untuk Odha yang didukung dalam
pertemuan kelompok. Hal ini akan menjadi rekomendasi untuk memperbaiki
pencatatan kedepan untuk bisa lebih baik. Dalam melakukan pendukungan sebaya
ini, pendukung sebaya memberikan layanan pendukungan beberapa pilihan
kategori yaitu dukungan pencegahan positif, dukungan kepatuhan berobat,
dukungan akses layanan CST, dan dukungan penerimaan status (self acceptance).
Tujuan besar dalam pelaksanaan program Dukungan Sebaya, yaitu
meningkatkan mutu hidup Odha dan Ohidha, Serta memberdayakannya agar dapat
menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Peran
Yayasan Mahameru sebagai Kelompok Penggagas adalah menguatkan kapasitas
informasi bagi KDS. Penguatan kapsitas informasi bagi KDS adalah dengan
memberikan informasi dan pengetahuan melalui pelatihan, dalam setiap pelatihan
yang diselenggarakan oleh KP Mahameru selalu melibatkan narasumber yang
kompeten baik dari Instansi maupun dari mitra lembaga lain.
64
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
5.1.2 Karakteristik Data Umum
Responden penelitian pada penelitian ini yaitu penderita HIV dan AIDS.
Tabel dibawah ini akan menguraikan karakteristik 43 responden berdasarkan usia,
jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan sosial, pengetahuan, lamanya
terinfeksi HIV, lama bergabung di KDS.
Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Karakteristik Demografi di Kelompok
Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya bulan Juli 2017
Variabel Frekuensi %
Usia
1. Dewasa Awal
2. Dewasa Tengah
3. Dewasa Akhir
18
23
2
41,9
53,5
4,7
Total 43 100
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
23
20
53,5
46,5
Total 43 100
Pendidikan
1. Lulus SD/MI
2. Lulus SMP/Sederajat
3. Lulus SMA/Sederajat
4. Lulus Diploma/Sarjana
5. Lainnya
4
8
24
6
1
9,3
18,6
55,8
14,0
2,3
Total 43 100
Pekerjaan
1. PNS/TNI/POLRI
2. Swasta
3. Tidak Bekerja
4. Lainnya
1
21
9
12
2,3
48,8
20,9
27,9
Total 43 100
Dukungan
1. Keluarga
2. Teman Sebaya
3. Keluarga dan Teman
Sebaya
0
18
25
0
41,9
58,1
Total 43 100
Pengetahuan
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
1
10
32
2,3
23,3
74,4
Total 43 100
65
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Berdasarkan tabel 5.1 diatas mengenai karakteristik responden
menunjukkan bahwa sebagian responden adalah kelompok usia dewasa
pertengahan pada rentang usia 36-55 tahun sebanyak 23 orang (53,5%) kemudian
kelompok usia dewasa awal pada rentang 18-35 tahun sebanyak 18 orang (41,9%)
dan yang terakhir kelompok usia dewasa akhir pada rentang usia 56-65 tahun
yaitu sebanyak 2 orang (4,7%).
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki
yang berjumlah 23 orang (53,5%) sedangkan perempuan 20 orang (46,5%),
tingkat pendidikan terakhir sebagian responden yaitu lulus SMA/sederajat
sebanyak 24 orang (55,8%).
Berdasarkan data diatas pekerjaan yang dimiliki oleh responden yaitu
swasta sebanyak 21 orang (48,8%) kemudian diurutan selanjutnya ada pilihan
lainnya sebanyak 12 orang (27,9%) mayoritas responden pada pilihan pekerjaan
lainnya ini sebagai NGO.
Distribusi responden berdasarkan dukungan sosial, responden mendapat
dukungan sosial dari keluarga dan teman sebaya sebanyak 25 orang (58,1%).
Tingkat pengetahuan responden sebagian besar baik yaitu berjumlah 32 orang
(74,4 %) tingkat pengetahuan cukup berjumlah 10 orang (23,3%) dan tingkat
pengetahuan buruk 1 orang (2,3%).
5.1.3 Persepsi Individu dan Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS
1. Persepsi individu responden Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan
Mahameru adalah sebagai berikut
66
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Tabel 5.2 Persepsi Individu Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru
Persepsi Positif Negatif Total
F % F % F %
1. Kerentanan 33 76,7 10 23,3 43 100
2. Keseriusan 25 58,1 18 41,9 43 100
3. Manfaat 32 74,4 11 25,6 43 100
4. Hambatan 25 58,1 18 41,9 43 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa persepsi yang paling dominan dirasakan
oleh responden yaitu persepsi kerentanan dan persepsi manfaat yaitu sebesar
76,7% dan 74,4%. Mayoritas responden memiliki persepsi keseriusan dan
persepsi hambatan negatif yaitu sebanyak 18 orang (41,9%). Perepsi keseriusan
dan hambatan terdapat jumlah yang sama yaitu 25 responden dengan persepsi
positif (58,1) dan 18 responden dengan persepsi negatif (41,9). Mayoritas persepsi
individu secara keseluruhan yaitu seluruh responden mempunyai persepsi yang
positif dibandingkan dengan persepsi negatif
2. Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS
Hasil yang diperoleh dari penghitungan self acceptance pada penderita
HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3 Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS di Kelompok Dukungan
Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru
Variabel Baik Buruk Total
F % f % F %
1. Self Acceptance 23 53,5 20 46,5 43 100
Total 23 53,5 20 46,5 43 100
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa self acceptance penderita HIV dan AIDS
mayoritas mempunyai penerimaan diri yang baik yaitu sebanyak 23 responden
(53,5), dan jumlah responden yang mempunyai penerimaan diri yang negatif yaitu
20 responden (46,5).
67
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
5.1.4 Hasil Uji Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi
Individu
1. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi kerentanan
Berikut adalah tabel hasil uji hubungan faktor pemodifikasi demografi
dengan persepsi kerentanan:
Tabel 5.4 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Kerentanan
di KDS Mahameru
Faktor Pemodifikasi
demografi
Regresi
Keterangan Koefisien
Regresi (B) Sig. (p)
1. Usia -1,113 0,138 Tidak signifikan
2. Jenis Kelamin -0,586 0,493 Tidak signifikan
3. Pendidikan -0,263 0,602 Tidak signifikan
4. Pekerjaan 0,414 0,438 Tidak signifikan
5. Dukungan 0,627 0,457 Tidak signifikan
6. Pengetahuan 1,474 0,061 Tidak signifikan
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi kerentanan, yaitu masing-
masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)
2. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi keseriusan
Tabel 5.5 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Keseriusan
di KDS Mahameru
Faktor Pemodifikasi
demografi
Regresi
Keterangan Koefisien
Regresi (B) Sig. (p)
1. Usia 0,199 0,740 Tidak signifikan
2. Jenis Kelamin -0,015 0,983 Tidak signifikan
3. Pendidikan -0,143 0,717 Tidak signifikan
4. Pekerjaan -0,715 0,073 Tidak signifikan
5. Dukungan 0,046 0,947 Tidak signifikan
6 Pengetahuan 0,709 0,303 Tidak signifikan
68
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi keseriusan, yaitu masing-
masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)
3. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi manfaat
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Manfaat di
KDS Mahameru
Faktor Pemodifikasi
demografi
Regresi
Keterangan Koefisien
Regresi (B) Sig. (p)
1. Usia 0,293 0,704 Tidak signifikan
2. Jenis Kelamin -0,550 0,511 Tidak signifikan
3. Pendidikan -0,446 0,403 Tidak signifikan
4. Pekerjaan 1,002 0,079 Tidak signifikan
5. Dukungan 0,819 0,681 Tidak signifikan
6. Pengetahuan -0,358 0,798 Tidak signifikan
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa semua faktor pemodifikasi demografi tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi manfaat, yaitu masing-
masing skor ρ lebih dari α (p value > 0,05)
4. Hasil uji faktor pemodifikasi demografi dengan persepsi hambatan
Tabel 5.7 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Hambatan
di KDS Mahameru
Faktor Pemodifikasi
demografi
Regresi
Keterangan Koefisien
Regresi (B) Sig. (p)
1. Usia -0,734 0,294 Tidak signifikan
2. Jenis Kelamin -1,160 0,142 Tidak signifikan
3. Pendidikan 0,144 0,747 Tidak signifikan
4. Pekerjaan 0,543 0,254 Tidak signifikan
5. Dukungan 0,857 0,261 Tidak signifikan
6. Pengetahuan 1,996 0,016 Signifikan
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa faktor pemodifikasi demografi yang
mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi hambatan yaitu
pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan skor ρ = 0,016 (p value > 0,05),
69
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
dengan koefisien regresi sebesar 1,996. Sedangkan untuk faktor pemodifikasi
lainnya tidak ada hubungan yang signifikan dengan persepsi hambatan
5.1.5 Hasil Uji Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance
Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan pada variabel persepsi individu
dengan self acceptance pada penderita HIV dan AIDS didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 5.8 Hubungan Persepsi Individu dengan Self Acceptance Penderita HIV dan
AIDS di KDS Mahameru
Self Acceptance Penderita
HIVdan AIDS
Korelasi Pearson
Keterangan Pearson
Correlation Sig. (p)
1. Pesepsi Kerentanan 0,374 0,014 Signifikan
2. Persepsi Keseriusan -0,097 0,537 Tidak signifikan
3. Persepsi Manfaat 0,325 0,034 Signifikan
4. Persepsi Hambatan 0,244 0,114 Tidak signifikan
Tabel 5.8 menunjukkan bahwa persepsi individu yang mempunyai
hubungan yang signifikan dengan self acceptance penderita HIV dan AIDS yaitu
perspsi kerentanan dan manfaat. Persepsi kerentanan memiliki hubungan dengan
skor ρ = 0,014 (p value > 0,05), dengan pearson correlation 0,374, sedangkan
persepsi manfaat memiliki hubungan dengan skor ρ = 0,034 (p value > 0,05),
dengan pearson correlation 0,325
5.2 Pembahasan
5.2.1 Self Acceptance
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
self acceptance yang baik sedangkan sisanya masih memiliki self acceptance yang
buruk. Hal tersebut ditandai dengan beberapa pandangan yang dimiliki responden
seperti berusaha untuk melakukan yang terbaik, memiliki keyakinan yang besar,
serta tidak mudah putus asa merupakan sebuah perilaku yang mempresentasikan
bahwa individu memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya untuk dapat
70
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
menghadapi kondisi yang dialami dan berusaha untuk melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik.
Sebagian responden lain yang masih memiliki self acceptance yang buruk
menungkapkan bahwa tidak memiliki keyakinan dalam menjalani hidup karena
khawatir mengenai penyakit yang saat ini dialaminya dan masih belum
mempunyai kepercayaan diri. Ada pula responden yang menggunakan celaan
yang ditujukan kepadanya adalah sebuah pukulan keras sehingga dirinya terpuruk,
tetapi sebagian responden lain memandang celaan sebagai sebuah acuan serta
semangat untuk melakukan intropeksi diri sehingga dapat menjadi individu yang
lebih baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan Helmi (2014)
bahwa sikap penerimaan diri terlihat dari pengakuan individu terhadap kelebihan
serta kekurangan tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang
bersifat terus menerus untuk mengembangkan diri.
Menurut Hjelle (2012) gambaran karakteristik yang menjelaskan bahwa
individu yang telah menerima dirinya merupakan individu yang memiliki
penilaian realisitis terhadap kemampuan diri yang berkesinambungan dengan
pernghargaan terhadap keberhargaan dirinya. Hal ini juga dipertegas oleh
pernyataan Allport (1992) yang mengungkapkan bahwa orang yang menerima
dirinya merupakan individu yang memiliki gambaran positif tentang dirinya dan
tidak berhenti pada kebiasaan dan keterbatasan serta aktivitas yang hanya
berhubungan dengan kebutuhan serta keinginan dirinya sendiri.
5.2.2 Hubungan Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, dukungan, dan pengetahuan dengan persepsi
71
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
individu tentang HIV dan AIDS, diketahui sebagian besar responden berusia 36-
55 tahun. Pada usia 36-55 tahun sebagian besar responden mempunyai persepsi
individu (kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan) yang positif. hasil uji
statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan persepsi
individu terkait dengan HIV dan AIDS. Rentang usia 36-55 tahun merupakan
rentang usia dimana merupakan masih dalam rentang usia produktif pada
penderita HIV dan AIDS. Usia dewasa tengah merupakan usia yang matang untuk
menentukan kepercayaan terhadap sesuatu yang akan mempengaruhi perilaku
kesehatan yang diambil (Sarafino, 2006). Menurut Glanz et al (2008), teori HBM
menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor pendukung untuk
memperkuat faktor utama dari teori HBM. Hal ini menunjukkan bahwa
sebenarnya usia yang merupakan faktor pemodifikasi bukan merupakan faktor
utama pembentuk perilaku. Faktor pemodifikasi merupakan faktor yang
berpengaruh pada kepercayaan seseorang terhadap perilaku kesehatan yang
nantinya akan memunculkan perilaku kesehatan. Hasil penelitian Usia bukan
faktor mutlak pembentuk persepsi individu, harus ada faktor utama pembentuk
lainnya. Sesuai hal tersebut, dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usia
tidak berhubungan dengan persepsi individu.
Hasil penelitian yang dilakukan pada faktor pemodifikasi demografi jenis
kelamin menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan
persepsi individu. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan keduanya memiliki
persepsi individu yang positif. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Thompson (2005) yang menyatakan bahwa wanita
mempunyai persepsi individu yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki
72
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
dengan alasan beberapa wanita lebih mudah untuk menyalurkan stressor yang
dialaminya dengan menceritakan hal yang dialaminya pada orang-orang yang
membuat dia merasa nyaman.
Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi selanjutnya yaitu tingkat
pendidikan yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara pendidikan
dengan persepsi individu. Tanpa memperhatikan latar belakang pendidikan
terakhir, responden berpotensi memiliki persepsi individu yang positif. responden
yang pendidikan terakhirnya tinggi tidak selalu memiliki persepsi individu yang
positif, begitupula dengan responden yang pendidikan terakhirnya rendah tidak
selalu memiliki persepsi individu yang negatif. Pendidikan terakhir yang paling
banyak ditempuh oleh responden yaitu tamat SMA. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh White (2000) yang menyatakan
bahwa pendidikan terakhir bukan merupakan alat ukur pengalaman hidup yang
tepat. Hal ini dikarenakan meski latar belakang pendidikan formal rendah, akan
tetapi responden juga mendapatkan pendidikan non formal. Pendidikan non
formal responden dapat diperoleh dalam kelompok dukungan sebaya. Kegiatan
kelompok dukungan sebaya yang rutin dilakukan oleh aktivis KDS yang
berkumpul, bertukar pikiran antar ODHA dapat meningkatkan infromasi
mengenai HIV dan AIDS.
Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi pekerjaan menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara pekerjaan dan persepsi individu. Pekerjaan merupakan
salah satu sumber sosial ekonomi dan akan mempengaruhi kekuatan seseorang
dalam mengambil keputusan. Dari hasil penelitian terdapat 21 orang (48,8%)
dengan pekerjaan swasta, hal ini menunjukkan bahwa penderita HIV dan AIDS
73
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
yang bekerja akan mempunyai persepsi individu yang positif dan mempunyai
sumber keuangan yang dapat menunjang untuk pemenuhan kebutuhan hidup
lainnya. Manfaat lain yang dapat dirasakan dari bekerja yaitu mempunyai sumber
koping dari komunitas di tempatnya bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) bahwa persepsi individu tidak
dipengaruhi oleh status ekonomi dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pekerjaan dan persepsi individu.
Hasil penelitian pada faktor pemodifikasi dukungan sosial menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan persepsi
individu. Sebagian besar responden menadapatkan dukungan sosial dari keluarga
dan teman sebaya, sisanya hanya mendapatkan dukungan sosial dari teman
sebaya. Bentuk dukungan sosial yang diterima oleh responden dalam kegiatan
kelompok dukungan sebaya yang diikuti diantaranya yaitu memperoleh
bimbingan atau saran dari sesama ODHA. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukanoleh Devina (2013) yang menyatakan bahwa dukungan
dari teman sebaya dan keluarga pada penderita HIV dan AIDS akan membuat
individu tersebut lebih kuat.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor pemodifikasi pengetahuan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
persepsi individu yaitu persepsi hambatan. Mulyanti (2012) menyatakan bahwa
pengetahuan yang benar akan melalui pengalaman dan panca indera, walaupun
individu memiliki pengetahuan yang tinggi dari penginderaannya belum tentu
memiliki pengalaman yang tinggi pula tentang pengalamannya. Penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyanti (2012) dalam Rena
74
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
(2015) bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan yang tinggi tidak memiliki
pengalaman langsung tentang HIV dan AIDS, begitupula sebaliknya.
Pengetahuan yang baik tentang HIV dan AIDS akan meningkatkan persepsi
individu mengenai penyakit yang dideritanya. sesuai hal tersebut dalam penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ada hubungannya dengan persepsi
individu (persepsi hambatan).
5.2.3 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Kerentanan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS
Hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa terdapat
hubungan antara persepsi kerentanan dengan self acceptance penderita HIV dan
AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Yayasan Mahameru Surabaya. Self
acceptance penderita HIV dan AIDS berada pada kondisi yang baik dengan
persepsi kerentanan yang dirasakan oleh penderita rendah. Semakin tinggi
kerentanan yang dirasakan seseorang terkait perilaku kesehatan, maka semakin
rendah self acceptance yang dimiliki oleh penderita HIV dan AIDS. Begitupula
sebaliknya, semakin rendah persepsi kerentanan yang dirasakan seseorang terkait
perilaku kesehatan, maka semakin tinggi tingkat self acceptance yang dimiliki
oleh penderita HIV dan AIDS.
Kerentanan yang dirasakan penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan
Mahameru Surabaya sebagian besar memiliki persepsi kerentanan yang positif.
Rosenstock (1988) menyatakan dalam teori Health Belief Model (HBM) bahwa
persepsi kerentanan merupakan perasaan individu dimana mereka beresiko
terhadap suatu kondisi sehingga merasa terancam. Individu akan berperilaku
untuk mencari pengobatan apabila ia merasa rentan terhadap suatu masalah. Hal
75
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
ini berlaku juga bagi penderita HIV dan AIDS dimana penderita akan mancari
pengobatan untuk mencegah memburuknya kondisi kesehatannya, sehingga
apabila kondisi kesehatannya dapat dipertahankan maka self acceptance yang
dimiliki penderita HIV dan AIDS akan baik.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori HBM oleh Rosenstock (1974)
dimana self acceptance penderita HIV dan AIDS rendah apabila persepsi
kerentanan yang dirasakan rendah, namun pada penelitian ini ditemukan bahwa
self acceptance penderita HIV dan AIDS baik pada kondisi persepsi kerentanan
yang dirasakan rendah. Maziya (2016) menyatakan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara faktor demografi dengan persepsi individu dalam kualitas
hidup penderita kusta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maziya tidak sejalan
dengan penelitian ini karena ditemukan adanya hubungan signifikan antara faktor
pemodifikasi demografi (pengetahuan) dengan persepsi individu. Hasil penelitian
ini sesuai dengan teori HBM dimana dari hasil uji statistik ditemukan adanya
hubungan antara faktor pemodifikasi demografi (pengetahuan) dengan persepsi
individu.
5.2.4 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Keseriusan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi
keseriusan tidak memiliki hubungan dengan self acceptance penderita HIV dan
AIDS di KDS Yayasan Mahameru Surabaya. Mayoritas penderita HIV dan AIDS
memiliki self acceptance yang baik dengan persepsi keseriusan yang positif.
Rosenstock (1988) dalam Health Belief Model (HBM) menyatakan bahwa
persepsi keseriusan dapat dilihat dari derajat keparahan maupun dampak yang
76
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
ditimbulkan dari suatu penyakit. Dampak tersebut dapat dilihat dari segi fisik
berupa ketidaknyamanan, kecacatan bahkan kematian, maupun emosional yang
mencakup dampak sosial lingkungan, pekerjaan, dan teman sebaya. Rosenstock
juga menyatakan bahwa seseorang akan mencari pengobatan apabila ia merasa
bahwa penyakitnya tersebut parah. Penderita HIV dan AIDS yang memiliki
persepsi keseriusan yang positif, maka akan berusaja mencari pengobatan guna
mencegah terjadinya kecacatan dan kematian.
5.2.5 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Manfaat dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat dengan self acceptance
penderita HIV dan AIDS. Self acceptance penderita HIV dan AIDS baik dengan
persepsi manfaat yang dirasakan penderita positif. Semakin besar manfaat yang
dirasakan penderita HIV dan AIDS, maka semakin besar pula tingkat self
acceptance yang dimiliki oleh penderita HIV dan AIDS, begitupula sebaliknya,
semakin kecil manfaat yang dirasakan maka semakin rendah pula self acceptance
yang dimiliki penderita HIV dan AIDS.
Rosenstock (1988) dakam teori HBM menyatakan bahwa persepsi manfaat
merupakan perasaan dimana individu akan mendapat keuntungan dari tindakan
yang diambil untuk mencegah ancaman. Persepsi manfaat berkaitan dengan
tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengurangi atau mencegah ancaman
yang dirasakan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Johari et al
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara persepsi manfaat
dengan perilaku kesehatan pada penderita tuberkulosis.
77
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Persepsi manfaat yang dirasakan penderita HIV dan AIDS berpengaruh
terhadap self acceptance, yaitu terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh
penderita semisal tindakan kepatuhan mengkonsumsi obat ARV. Persepsi
terhadap manfaat suatu perilaku kesehatan merupakan faktor utama penentu
perilaku kesehatan, sesuai hal tersebut dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa persepsi manfaat berhubungan dengan self acceptance penderita HIV dan
AIDS.
5.2.6 Hubungan Persepsi Individu : Persepsi Hambatan dengan Self
Acceptance Penderita HIV dan AIDS
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara persepsi hambatan dengan self acceptance pada penderita HIV
dan AIDS. Mayoritas penderita HIV dan AIDS memiliki self acceptance yang
baik dengan persepsi hambatan yang positif.
Rosenstock (1988) menyatakan bahwa persepsi hambatan merupakan
suatu kemauan yang berkaitan erat dengan biaya, resiko cidera, kesulitan, dan
waktu yng digunakan. Persepsi ini tidak berhubungan langsung dengan faktor
yang mempengaruhi self acceptance, namun merupakan faktor penting yang
mempengaruhi keinginan seseorang untuk mengambil suatu tindakan. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurbani (2009) yang menyatakan
bahwa persepsi hambatan berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang dalam
pengobatan. Dari tindakan yang diambil inilah kemudian dapat dihubungkan
dengan self acceptance. Pada penderita HIV dan AIDS, tindakan pengobatan
secara rutin sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kecacatan atau sampai
pada kematian.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
tentang analisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance penderita HIV
dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) berdasarkan teori Health
Belief Model (HBM) di KDS Yayasan Mahameru Surabaya.
6.1 Kesimpulan
1. Faktor pemodifikasi demografi penderita HIV dan AIDS yaitu pengetahuan
memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi individu: persepsi
hambatan
2. Penderita HIV dan AIDS dalam KDS Yayasan Mahameru Surabaya memiliki
persepsi individu positif pada persepsi kerentanan dan manfaat, serta persepsi
negatif pada persepsi keseriusan dan hambatan.
3. Penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan Mahameru Surabaya sebagian
besar memiliki tingkat self acceptance yang baik, tetapi penderita HIV dan
AIDS yang memiliki self acceptance yang buruk selisihnya tidak jauh berbeda
dengan yang baik.
4. Self Acceptance pada penderita HIV dan AIDS di KDS Yayasan Mahameru
Surabaya ada hubungan yang signifikan dengan persepsi kerentanan dan
manfaat yang berarti semakin tinggi persepsi (positif) kerentanan terhadap
HIV dan AIDS yang dirasakan penderita HIV dan AIDS maka semakin tinggi
self acceptance dalam dirinya, dan semakin tinggi persepsi (positif) manfaat
yang dirasakan penderita HIV dan AIDS maka semakin tinggi pula self
acceptance dalam dirinya.
79 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis faktor yang berhubungan dengan
self acceptance penderita HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS) Yayasan Mahameru berdasarkan teori HBM, saran yang didapat yaitu:
1. Bagi Responden
Penderita HIV dan AIDS dalam upaya meningkatkan self acceptance salah
satunya dapat dengan cara mengoptimalkan kegiatan yang diadakan oleh
KDS Yayasan Mahameru dengan rutin menghadiri setiap pertemuan yang
diadakan setiap bulannya atau dapat melalui media informasi seperti
poster atau internet sehingga dapat secara aktif mencari informasi
mengenai HIV dan AIDS, sumber self acceptance dapat meningkat jika
sumber dari self acceptance didapatkan oleh ODHA melalui kegiatan
dalam KDS yang akan menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai
HIV dan AIDS.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai
pengaruh dukungan KDS terhadap penerimaan diri pada ODHA dan
meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang dapat meningkatkan
penerimaan diri pada ODHA.
80 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, Dwi., 2013. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup
ODHA di Kota Bandar Lampung. Universitas Indonesia, Jakarta
Allport. G. W., 1992. Personal Religious Orientation and Prejudice. Journal of
Personality and Social Psychology, 5, 432-433
Ardhiyanti, Y. Lusiana, N. Megasari, K., 2015. Bahan Ajar AIDS pada Asuhan
Kebidanan. Deepublish, Yogyakarta
Astuti., 2008. Hubungan Antara Dukungan Sosial Yang Diterima Dengan
Kebermaknaan Hidup Pada ODHA (Orang dengan HIV AIDS). Fakultas
Psikologi. Universitas Mercu Buana, Yogyakarta
Azwar, S., 2011. Reliabilitas dan Validitas Edisi Ketiga. Pustaka Belajar,
Yogyakarta
Bastaman. H. D., 2007. Logoterapi, Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup
dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Badan Pusat Statistika. 2016. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Departemen Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia
Calhoun, JF & Acocella , J. R., 2013. Psychology of Adjusment and Human
Relationship, McGraw Hill, Inc, London
Chaplin, J. P., 2005. Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah: Kartini Kartono, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Coe, Antoinette PharmD, et. al., 2012. The Use of the Health Belief Model to
Assess Predictors of Intent to Receive the Novel (2009) H1N1 Influenza
Vaccine. Innovations in pharmacy. Vol. 3 No. 2 Article 74
Cutrona, C.E & Russell, D. W., 1987. The Provisions of Social Relationships and
Adaptation to Stress. Literature W.H. Jones & D. Parlman (Eds. 2) Advances
in Personal Relationship (Vol. 1). Greenwich, CT, JAI Press, Inc.
Dariyo, Agoes., 2005. Psikologi Perkembangan Remaja. Ghalia Indonesia, Bogor,
hal. 102-103
Denmark, L. K., 1973. Self Acceptance and Leader Effectiveness. Intrnational
Journal of Extension : Winter 1973. Texas A & M University
Depkes RI., 2009. Rencana Strategi 2005-2009. Jakarta: Depkes RI
Depkes RI., 2011. Profil Kesehatan Indonesia di Tahun 2011. Jakarta: Kemenkes
81 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Dyagustin & Listyani., 2015. Konstruksi Orang dengan HIV &AIDS (ODHA)
Tentang Penyakit HIV & AIDS di Kelompok Dukungan Sebaya Jombang Care
Center Kabupaten Jombang.Thesis. Universitas Indonesia, Jakarta
Edberg, M., 2009. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat Teori Sosial dan Perilaku.
Jakarta: EGC
Febri, Ragillia I., 2015. Analisis Faktor Dominan Perilaku Tes HIV Berdasarkan
Teori Health Belief Model Pada Ibu Hamil di Puskesmas Mulyorejo Surabaya.
Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya
Glanz, K., Rimer, B. & Vishwanath, K., 2008. Health Behaviour and Healrh
Education: theory & Practice. New Jersey: Pearson Education, Inc
Griffin, Marry., 2011. Health Belief Model, Social Support, and Intent to Screen
for Colorectal Cancer in Older African American Men. Dessertation of
Faculty of the Graduate School at the University of North Carolina at
Greesboro.
Handayani., 2011. Peran Dukungan Sebaya terhadap Mutu Hidup ODHA di
Indonesia. Seminar Hasil Riset UHAMKA
H. J, Lee., 2015. Peer supporter experiences of home visits for people
with HIV infection.
Hasan, A.B.P., 2008. Pengantar Psikologi Kesehatan Islami. Rajawali Pers,
Jakarta
Heather Z.S., 2001. Group Worok with HIV/AIDS- Affected Children, Adolescent
and Adults: A curriculum guide. Washington DC: Family Ties Project
Hjelle, L. A & Zeigler, D. J., 2012. Personality Theoris : Basic Assumptions,
Research and Application, McGraw Hill, Tokyo
Hurlock, E. B., 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan hal 276, Erlangga, Jakarta
Hurlock, E. B., 2000. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan Edisi V, Erlangga, Jakarta
Imrotul, H., 2010. Studi Kasus Tentang Konsep Diri pada Orang dengan
HIV/AIDS. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Malang
Janz, K., Champion, V.L & Strecher, V.J., 2002. The Health Belief Model in K.
Glanz, B.K Rimer & F.M Lewis. “Health Behavioral and Health Education:
Theory, Research, and Practice”. San Fransisco: Jossey-Bass
82 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Jawetz, Melnick, and Adelberg‟s. 2011. Medical Microbiology, Edisi 23. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC hal 233-235
Johan, Tri., Tavip D. W., Joko Pitoyo., 2015. Peran Kelompok Dukungan Sebaya
(KDS) dan Kepatuhan Minum Obat pada ODHA. Jurnal Pendidikan
Kesehatan Vol 4 (1), 64-69
Katzung, B.G., 2004. Farmakologi Dasar Klinik, Diterjemahkan oleh Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku III, edisi 6,
531, 637. Salemba Medika, Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan., 2014. Laporan situasi perkembangan HIV/AIDS di
Indonesia sampai dengan September 2014
Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.,
2014. RI Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia sampai dengan
Desember 2014
Kementrian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan.,
2011. RI Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia sampai dengan
Desember 2011
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional., 2011. Strategi Dan Rencana Aksi
Nasional Penanggulangan HIV AIDS tahun 2010-2014: lampiran peraturan
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat nomor
08/PER/MENKO/KESRA/I/2010
Larasati, Marsya., 2012. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial
dan Depresi pada Homoseksual Usia Dewasa Muda. Thesis. Universitas
Indonesia, Jakarta
Lia, Novita S., 2016. Perbedaan Penerimaan Diri Remaja Akhir Terhadap
Perceraian Orang Tua Ditinjau Dari Locus of Control. Skripsi. Universitas
Airlangga
Lopez, Shane. J. & C.R. Snyder., 2004. Positive Psychological Asessment A
Handbooks of Models and Measures. American Psychological Association,
Washington
Maziya. Nur., 2016. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup
Penderita Kusta Berbasis Teori Health Belief Model (HBM) di Puskesmas
Surabaya Utara. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya
Mead, S dan Cheryl MacNeil., 2005. Peer Support: A Systematic Approach. hal 2-
3
83 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Miller., 2007. Relationship Quality Among HIV Patients and Their Caregivers.
AIDS Care, 19 (2), 203-211
Mulyanti, S., 2012. Faktor-Faktor yang Bekontribusi pada Perilaku Ibu Hamil
Trimester 2 dan 3 dalam Pemeriksaan HIV di Empat Puskesmas Kota
Pontianak Tahun 2012. Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta
Murtiastutik, D., 2009. Atlas HIV & AIDS dengan Kelainan Kulit. Airlangga
University Press, Surabaya
Nasronudin., 2014. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan
Sosial. Edisi 2. Surabaya, Airlangga University Press
Nurbani, F., 2009. Dukungan Sosial pada ODHA. Skripsi. Fakultas Psikologi
Universitas Gunadharma, Depok.
Nursalam., 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika, Jakarta
Nursalam., 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 2. Salemba Medika, Jakarta
Nursalam., 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis
Edisi 4. Salemba Medika, Jakarta
Nursalam dan Ninuk., 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi
HIV/AIDS, Salemba Medika, Jakarta
Phyllis, Solomon., 2004. Peer Support/Peer Provided Services Underlying
Processes, Benefits, and Critical Ingredents. Psychiatric Rehabilitation
Journal, Philadelphia hal 393
Potter dan Perry., 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson., 2012. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Diterjemahkan oleh Peter Anugrah, EGC,
Jakarta
Purwaningsih, Krisnana, I. Qur‟aniati N., Triharini, M., 2014. Modul Mata Kuliah
Keperawatan Hematologi dan Imunologi II. Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, Surabaya
Reza, Muhammad & Devina J. S., 2013. Hubungan antara Dukungan Sosial
dengan Penerimaan Diri pada Remaja Penderita HIV di Surabaya. Vol 01
nomor 03, Surabaya, Universitas Negeri Surabaya
84 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Rosenstock, I.M., 1974. Historical Orgins of the Health Belief Model. In M.
Becker. “The Health Belief Model and Personal Health Behavior”. New
Jarsey: Charles B. Slack, INC
Roy, Sr, C., 2009. The Roy adaptation model (3rd ed.). upper saddle River, NJ :
Person. Tomey and Alligood M.R. 2006. Nursing theoriest, utilization and
application, Mosby: Elsevier
Rozi, F. Rahdatu., 2016. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup
ODHA pada Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus di Surakarta. Thesis.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Ryff, C. D, & Keyes, C. L. M., 1995. The Structure of Psychological Well-being
Revisited. Journal of personality and Social Pschology, 69(4), 719-727.
Sandu, S, Yuli P, Eva A., 2016. Mekanisme Koping Pada ODHA dengan
Pendekatan Teori Adaptasi Callista Roy. Jurnal Ners Vol. 11 No. 2: 256-260
Sarafino, E.P., 2010. Health Psychology: Biopsychology Interactions. Canada.
John Willey Sons. Inc
Thompson, L. Y., 2005. Dispositional Forgiveness of Self, Others, and
Situations. Journal of Personality, 73(2), 313-359
White, Mayon., Mandal, B., Wilkins, E., Dunbar, E., 2008. Lecture Notes:
Penyakit Infeksi. 6th
penyunt. Jakarta: Erlangga
WHO., 2016. Guidelines on Post Exposure Prophyaxis for HIV and The Use of
Co-Trimoxazole Prophylaxis for HIV-Related Infections Among Adults,
Adolescents and Children: Recommendations for A Public Health Approach:
World Health Organization. Switzerland
Wouters, E., 2014. A peer adherence support intervention to improve the
antiretroviral treatment outcomes of HIV patients in South Africa: The
moderating role of family dynamics.
85 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 1
Surat permohonan data awal penelitian
86 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 2
Surat pengambilan data penelitian
87 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 3
Etik Penelitian
88 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 4
Tabulasi Data Penelitian
Responden Usia
Jenis
Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Dukungan Keseriusan Kerentanan Manfaat Hambatan
Self
Acceptance
1. 1 1 4 4 3 3 0 1 1 1 1
2. 2 1 2 4 3 2 1 1 1 1 1
3. 2 2 3 4 3 2 0 1 1 0 0
4. 2 2 3 4 3 2 0 0 1 0 1
5. 2 1 3 4 3 3 1 1 1 1 1
6. 1 1 3 4 3 3 1 1 0 1 0
7. 2 1 3 2 3 3 1 1 1 1 1
8. 2 2 4 4 3 2 1 1 1 1 1
9. 2 1 3 4 2 2 0 0 1 1 0
10. 2 2 1 4 3 3 1 1 1 1 1
11. 1 1 3 3 1 2 0 0 1 0 0
12. 2 2 3 2 3 2 0 0 0 0 0
13. 1 1 3 2 2 2 1 1 0 0 1
14. 2 1 3 2 3 2 0 1 0 1 1
15. 2 2 3 3 3 3 0 0 1 1 0
16. 2 2 4 4 3 3 0 1 1 1 1
17. 2 2 3 3 3 2 1 0 1 1 1
18. 3 1 3 2 3 3 1 1 0 0 1
19. 1 1 3 2 3 2 1 1 1 0 1
20. 2 2 3 3 2 2 1 1 1 0 0
21. 3 2 1 4 2 3 0 1 1 0 0
22. 1 2 1 3 3 3 0 1 1 0 0
23. 1 1 3 2 3 3 0 1 1 1 1
24. 2 1 4 2 3 3 1 0 1 1 0
25. 1 2 2 3 3 2 1 1 1 1 1
26. 1 1 4 2 3 2 0 1 1 1 0
89 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
27. 1 2 3 2 3 2 1 1 0 1 1
28. 1 2 3 3 2 3 1 1 0 0 1
29. 2 2 5 2 3 3 1 1 0 1 1
30. 1 2 2 3 3 3 0 1 0 0 0
31. 1 1 3 1 3 2 1 1 0 1 0
32. 2 2 3 2 3 3 1 1 1 0 0
33. 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1 1
34. 1 2 3 2 2 3 1 1 1 0 0
35. 2 1 2 2 2 3 1 0 1 1 1
36. 2 1 3 2 3 3 1 1 1 1 1
37. 2 1 4 2 3 3 0 1 1 0 1
38. 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1 0
39. 1 2 2 2 3 3 1 0 1 1 0
40. 2 1 3 2 3 2 1 1 0 0 0
41. 2 1 3 2 2 3 0 0 1 0 0
42. 1 1 2 4 2 2 0 1 1 0 1
43. 1 2 1 3 2 3 0 1 1 1 0
90 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Keterangan
Umur
Umur Kode
Dewasa awal 1
Dewasa tengah 2
Dewasa Akhir 3
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Kode
Laki-laki 1
Perempuan 2
Pendidikan
Pendidikan Kode
Lulus SD/MI 1
Lulus SMP/Sederajat 2
Lulus SMA/Sederajat 3
Lulus Diploma/Sarjana 4
Pekerjaan
Umur Kode
PNS/TNI/POLRI 1
Swasta 2
Tidak bekerja 3
Lainnya 4
Dukungan sosial
Dukungan Sosial Kode
Keluarga 1
Teman sebaya 2
Keluarga & teman
sebaya
3
Pengetahuan
Pengetahuan Kode
Kurang 1
Cukup 2
Baik 3
Persepsi individu
Persepsi Individu Kode
Positif 1
Negatif 0
Self Acceptance
Self Acceptance Kode
Buruk 0
Baik 1
91
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 5
Tabulasi Data Responden Berdasarkan Modifying Factor: Pengetahuan
No. Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Total Kategori Kode
1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
3 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3
4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
6 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
7 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
9 1 1 1 1 0 0 1 0 5 Cukup 2
10 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3
11 0 1 0 1 0 0 1 1 4 Kurang 1
12 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3
13 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Cukup 2
14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
15 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
16 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
17 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3
18 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3
19 0 1 1 1 1 1 1 1 7 Baik 3
20 1 1 0 1 0 1 1 0 5 Cukup 2
21 1 1 0 0 0 1 1 1 5 Cukup 2
22 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3
92
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
23 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
24 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
25 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik 3
26 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
28 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Cukup 2
29 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3
30 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
31 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
32 1 1 1 1 1 1 1 0 7 Baik 3
33 1 1 1 1 0 1 1 1 7 Baik 3
34 1 1 0 1 1 1 0 1 6 Cukup 2
35 1 1 1 1 0 1 1 0 6 Cukup 2
36 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
37 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 3
38 1 1 1 1 1 0 1 1 7 Baik 3
39 1 1 0 1 1 1 1 1 7 Baik 3
40 0 1 1 1 1 1 1 1 7 Baik 3
41 1 1 1 1 1 1 0 0 6 Cukup 2
42 1 1 1 1 0 1 1 0 6 Cukup 2
43 1 1 0 1 0 1 1 1 6 Cukup 2
93
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 6
Frekuensi Data
Usia Sex Pendidikan Pekerjaan pengetahuan Dukungan Keseriusan Kerentanan Manfaat Hambatan Self_acceptance
N Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 43
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 1.63 1.47 2.81 2.74 2.72 2.58 .58 .77 .74 .58 .53
Median 2.00 1.00 3.00 2.00 3.00 3.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Std. Deviation .578 .505 .880 .902 .504 .499 .499 .427 .441 .499 .505
Variance .334 .255 .774 .814 .254 .249 .249 .183 .195 .249 .255
Range 2 1 4 3 2 1 1 1 1 1 1
Minimum 1 1 1 1 1 2 0 0 0 0 0
Maximum 3 2 5 4 3 3 1 1 1 1 1
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
94 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
18-35 tahun 18 41.9 41.9 41.9
36-55 tahun 23 53.5 53.5 95.3
56-65 tahun 2 4.7 4.7 100.0
Total 43 100.0 100.0
Sex
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
laki-laki 23 53.5 53.5 53.5
perempuan 20 46.5 46.5 100.0
Total 43 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Lulus SD/MI 4 9.3 9.3 9.3
Lulus SMP/Sederajat 8 18.6 18.6 27.9
Lulus SMA/Sederajat 24 55.8 55.8 83.7
Lulus Diploma/Sarjana 6 14.0 14.0 97.7
Lainnya 1 2.3 2.3 100.0
Total 43 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
PNS/TNI/POL
RI
1 2.3 2.3 2.3
Swasta 21 48.8 48.8 51.2
Tidak Bekerja 9 20.9 20.9 72.1
Lainnya 12 27.9 27.9 100.0
Total 43 100.0 100.0
Dukungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Teman Sebaya 18 41.9 41.9 41.9
Keluarga dan Teman Sebaya 25 58.1 58.1 100.0
Total 43 100.0 100.0
95 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 1 2.3 2.3 2.3
Cukup 10 23.3 23.3 25.6
Baik 32 74.4 74.4 100.0
Total 43 100.0 100.0
Persepsi Keseriusan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Persepsi Negatif 18 41.9 41.9 41.9
Persepsi Positif 25 58.1 58.1 100.0
Total 43 100.0 100.0
Persepis Kerentanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Persepsi Negatif 10 23.3 23.3 23.3
Persepsi positif 33 76.7 76.7 100.0
Total 43 100.0 100.0
Persepsi Manfaat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Persepsi Negatif 11 25.6 25.6 25.6
Persepsi Positif 32 74.4 74.4 100.0
Total 43 100.0 100.0
Persepsi Hambatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Persepsi Negatif 18 41.9 41.9 41.9
Persepsi positif 25 58.1 58.1 100.0
Total 43 100.0 100.0
96 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 7
Crosstab Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu
1. Persepsi kerentanan
Usia * Persepsi Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Usia
18-35 tahun 2 16 18
36-55 tahun 8 15 23
56-65 tahun 0 2 2
Total 10 33 43
Sex * Persepsi Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Sex laki-laki 5 18 23
perempuan 5 15 20
Total 10 33 43
Pendidikan * Persepsi Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pendidikan
Lulus SD/MI 0 4 4
Lulus SMP/Sederajat 2 6 8
Lulus SMA/Sederajat 7 17 24
Lulus Diploma/Sarjana 1 5 6
Lainnya 0 1 1
Total 10 33 43
Pekerjaan * Persepsi Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 0 1 1
Swasta 5 16 21
Tidak Bekerja 3 6 9
Lainnya 2 10 12
Total 10 33 43
pengetahuan * Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pengetahuan
Kurang 1 0 1
Cukup 3 7 10
Baik 6 26 32
Total 10 33 43
97 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Dukungan * Kerentanan Crosstabulation
Kerentanan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Dukungan Teman Sebaya 5 13 18
Keluarga dan Teman Sebaya 5 20 25
Total 10 33 43
2. Persepsi Keseriusan
Usia * Persepsi Keseriusan Crosstabulation
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Usia
18-35 tahun 8 10 18
36-55 tahun 9 14 23
56-65 tahun 1 1 2
Total 18 25 43
Sex * Persepsi Keseriusan Crosstabulation
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Sex laki-laki 9 14 23
Perempuan 9 11 20
Total 18 25 43
Pendidikan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pendidikan
Lulus SD/MI 3 1 4
Lulus SMP/Sederajat 2 6 8
Lulus SMA/Sederajat 9 15 24
Lulus Diploma/Sarjana 4 2 6
Lainnya 0 1 1
Total 18 25 43
Pekerjaan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 0 1 1
Swasta 6 15 21
Tidak Bekerja 5 4 9
Lainnya 7 5 12
Total 18 25 43
98 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
pengetahuan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation Count
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pengetahuan
Kurang 1 0 1
Cukup 5 5 10
Baik 12 20 32
Total 18 25 43
Dukungan * Persepsi Keseriusan Crosstabulation Count
Keseriusan Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Dukungan Teman Sebaya 8 10 18
Keluarga dan Teman Sebaya 10 15 25
Total 18 25 43
3. Manfaat
Usia * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Usia
18-35 tahun 6 12 18
36-55 tahun 4 19 23
56-65 tahun 1 1 2
Total 11 32 43
Sex * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Sex laki-laki 6 17 23
Perempuan 5 15 20
Total 11 32 43
Pendidikan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pendidikan
Lulus SD/MI 0 4 4
Lulus SMP/Sederajat 1 7 8
Lulus SMA/Sederajat 9 15 24
Lulus Diploma/Sarjana 0 6 6
Lainnya 1 0 1
Total 11 32 43
99 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Pekerjaan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 1 0 1
Swasta 7 14 21
Tidak Bekerja 2 7 9
Lainnya 1 11 12
Total 11 32 43
pengetahuan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Pengetahuan
Kurang 0 1 1
Cukup 2 8 10
Baik 9 23 32
Total 11 32 43
Dukungan * Persepsi Manfaat Crosstabulation Count
Manfaat Total
Persepsi Negatif Persepsi Positif
Dukungan Teman Sebaya 6 12 18
Keluarga dan Teman Sebaya 5 20 25
Total 11 32 43
4. Hambatan
Usia * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Usia
18-35 tahun 8 10 18
36-55 tahun 8 15 23
56-65 tahun 2 0 2
Total 18 25 43
Sex * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Sex laki-laki 8 15 23
Perempuan 10 10 20
Total 18 25 43
Pendidikan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pendidikan Lulus SD/MI 2 2 4
Lulus SMP/Sederajat 2 6 8
100 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lulus SMA/Sederajat 13 11 24
Lulus Diploma/Sarjana 1 5 6
Lainnya 0 1 1
Total 18 25 43
Pekerjaan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 0 1 1
Swasta 9 12 21
Tidak Bekerja 5 4 9
Lainnya 4 8 12
Total 18 25 43
pengetahuan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Pengetahuan
Kurang 1 0 1
Cukup 7 3 10
Baik 10 22 32
Total 18 25 43
Dukungan * Persepsi Hambatan Crosstabulation Count
Hambatan Total
Persepsi Negatif Persepsi positif
Dukungan Teman Sebaya 9 9 18
Keluarga dan Teman Sebaya 9 16 25
Total 18 25 43
101 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 8
Crosstab Persepsi Individu dengan Self Acceptance
Persepsi Keseriusan * Self_acceptance Crosstabulation Count
Self_acceptance Total
Buruk Baik
Keseriusan Persepsi Negatif 11 7 18
Persepsi Positif 9 16 25
Total 20 23 43
Persepsi Kerentanan * Self_acceptance Crosstabulation Count
Self_acceptance Total
Buruk Baik
Kerentanan Persepsi Negatif 7 3 10
Persepsi positif 13 20 33
Total 20 23 43
Persepsi Manfaat * Self_acceptance Crosstabulation Count
Self_acceptance Total
Buruk Baik
Manfaat Persepsi Negatif 5 6 11
Persepsi Positif 15 17 32
Total 20 23 43
Persepsi Hambatan * Self_acceptance Crosstabulation Count
Self_acceptance Total
Buruk Baik
Hambatan Persepsi Negatif 11 7 18
Persepsi positif 9 16 25
Total 20 23 43
102 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 9
Hasil Uji Regresi Logostik
1. Faktor Pemodifikasi Demografi dengan Persepsi Individu
a. Persepsi Kerentanan
Classification Tablea
Observed
Predicted
Kerentanan Percentage
Correct Persepsi Negatif Persepsi positif
Step 1 Kerentanan
Persepsi Negatif 1 9 10.0
Persepsi positif 2 31 93.9
Overall Percentage
74.4
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
Usia -1.113 .751 2.197 1 .138 .328
Sex -.586 .854 .471 1 .493 .557
Pendidikan -.263 .505 .272 1 .602 .769
Pekerjaan .414 .534 .602 1 .438 1.513
Dukungan .627 .843 .553 1 .457 1.872
pengetahuan 1.474 .786 3.516 1 .061 4.365
Constant -1.929 3.626 .283 1 .595 .145
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.
b. Persepsi Keseriusan
Classification Tablea
Observed
Predicted
Keseriusan Percentage
Correct Persepsi Negatif Persepsi Positif
Step 1 Keseriusan
Persepsi Negatif 9 9 50.0
Persepsi Positif 7 18 72.0
Overall Percentage
62.8
a. The cut value is .500
103 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
Usia .199 .599 .110 1 .740 1.220
Sex -.015 .692 .000 1 .983 .986
Pendidikan -.143 .396 .131 1 .717 .866
Pekerjaan -.715 .399 3.208 1 .073 .489
Dukungan -.046 .687 .004 1 .947 .955
pengetahuan .709 .687 1.062 1 .303 2.031
Constant .616 3.109 .039 1 .843 1.852
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.
c. Persepsi Manfaat
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
Usia .293 .770 .145 1 .704 1.341
Sex -.550 .837 .431 1 .511 .577
Pendidikan -.446 .534 .698 1 .403 .640
Pekerjaan 1.002 .570 3.094 1 .079 2.724
Dukungan .819 .788 1.080 1 .299 2.267
pengetahuan -.358 .870 .169 1 .681 .699
Constant -.969 3.777 .066 1 .798 .380
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.
d. Persepsi Hambatan
Classification Tablea
Observed
Predicted
Hambatan Percentage
Correct Persepsi Negatif Persepsi positif
Classification Tablea
Observed
Predicted
Manfaat Percentage
Correct Persepsi Negatif Persepsi Positif
Step 1 Manfaat
Persepsi Negatif 4 7 36.4
Persepsi Positif 1 31 96.9
Overall Percentage
81.4
a. The cut value is .500
104 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Step 1 Hambatan
Persepsi Negatif 8 10 44.4
Persepsi positif 5 20 80.0
Overall Percentage
65.1
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a
Usia -.734 .700 1.101 1 .294 .480
Sex -1.160 .790 2.159 1 .142 .313
Pendidikan .144 .446 .104 1 .747 1.155
Pekerjaan .543 .476 1.301 1 .254 1.721
Dukungan .857 .763 1.262 1 .261 2.357
pengetahuan 1.996 .829 5.793 1 .016 7.357
Constant -6.239 3.592 3.016 1 .082 .002
a. Variable(s) entered on step 1: Usia, Sex, Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan, pengetahuan.
Hasil Uji Pearson’s Correlation
1. Persepsi Individu (kerentanan, keseriusan, manfaat, hambatan) dengan
Self Acceptance Correlations
Self Acceptance Kerentanan
Self Acceptance
Pearson Correlation 1 .374*
Sig. (2-tailed) .014
N 43 43
Kerentanan
Pearson Correlation .374* 1
Sig. (2-tailed) .014
N 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Self Acceptance Keseriusan
Self Acceptance
Pearson Correlation 1 -.097
Sig. (2-tailed) .537
N 43 43
Keseriusan
Pearson Correlation -.097 1
Sig. (2-tailed) .537
N 43 43
Correlations
Self Acceptance Manfaat
Self Acceptance
Pearson Correlation 1 .325*
Sig. (2-tailed) .034
N 43 43
Manfaat Pearson Correlation .325
* 1
Sig. (2-tailed) .034
105 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
N 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Self Acceptance Hambatan
Self Acceptance
Pearson Correlation 1 .244
Sig. (2-tailed) .114
N 43 43
Hambatan
Pearson Correlation .244 1
Sig. (2-tailed) .114
N 43 43
2. Hasil Uji Keseluruhan Persepsi Individu dan Self Acceptance
Correlations
Self Acceptance Persepsi
Individu
Self Acceptance
Pearson Correlation 1 .302*
Sig. (2-tailed)
.049
N 43 43
Persepsi Individu
Pearson Correlation .302* 1
Sig. (2-tailed) .049
N 43 43
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 10
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN PENELITIAN
Judul Penelitian: Analisis Faktor Self Acceptance Penderita HIV dan AIDS
dalam Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Berdasarkan Teori Health Belief
Model
Tujuan
Tujuan Umum
Menganalisis faktor yang berhubungan dengan self acceptance terhadap penderita
HIV dan AIDS dalam Kelompok Dukungan Sebaya berbasis teori Health Belief
Model.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis hubungan faktor demografi dengan persepsi individu
2. Menganalisis hubungan persepsi individu dengan self acceptance
penderita HIV dan AIDS
Perlakuan yang diterapkan pada subjek
Pada penelitian ini saudara diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan kondisi
saat ini tanpa dilakukan intervensi apapun, berikut langkah-langkah yang
dilakukan saat pengisian data :
1. Peneliti yang dibantu oleh kepala Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Yayasan Mahameru untuk mengumpulkan saudara sekalian sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi dalam satu tempat
2. Sebelum pengambilan data, saudara diminta untuk menandatangani lembar
informed consent untuk mengetahui apakah saudara bersedia atau tidak
107 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
untuk berpartisipasi dalam penelitian. Lembar informed consent juga
ditandatangani oleh saksi yang merupakan ketua yayasan atau pendamping
di KDS
3. Peneliti yang didampingi oleh penanggung jawab Yayasan Mahameru
menjelaskan tujuan penelitian ini dan cara pengisian kuesioner kepada
saudara. Peneliti menghimbau kepada saudara sekalian agar mengisi
kuesioner dengan jujur sesuai dengan kondisi saat ini
4. Peneliti memberikan kesempatan kepada saudara untuk bertanya atau
meminta penjelasan atas pertanyaan yang diajukan selama pengisian
kuesioner
5. Peneliti membagikan lembar kuesioner tentang data demografi dan self
acceptance dalam mengelola penyakit HIV
6. Saudara diminta untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner
7. Peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh saudara untuk
mengantisipasi jika ada pertanyaan yang belum terjawab.
8. Data yang terkumpul akan dicatat dalam lembar pengumpulan data dan
tidak ada tindak lanjut pertemuan.
Manfaat
1. Bagi penderita HIV dan AIDS Diharapkan dapat memberikan
pengetahuan, pengalaman, serta dukungan kepada sesama ODHA
2. Penderita HIV dan AIDS akan mengetahui tingkat self acceptance setelah
dilakukan penelitian ini
108 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subjek dalam
penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi
apapun melainkan hanya melakukan pengisian kuesioner sesuai dengan
keadaan saudara.
Hak untuk undur diri
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan saudara berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan konsekuensi yang
merugikan responden
Jaminan kerahasiaan data
Dalam penelitian ini, semua data dan informasi identitas subjek penelitian
dijaga kerahasiaannya yaitu dengan tidak mencantumkan identitas subjek
penelitian secara jelas dan pada laporan penelitian nama subjek dibuat kode.
Data juga akan disimpan dengan aman dan terjada kerahasiaannya.
Adanya insentif untuk subjek
Seluruh subjek penelitian akan memperoleh uang transport karena
keikutsertaan subjek (responden) sangat membantu dalam penelitian.
Contact Person:
Anis Fauziah (Peneliti) : 082326227278
109 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 11
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Kode **) :
Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai:
1. Judul penelitian
2. Tujuan penelitian
3. Perlakuan yang akan diterapkan
4. Manfaat penelitian
5. Bahaya yang akan timbul
Serta mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya (bersedia/tidak
bersedia*) secara sukarela untuk menjadi responden penelitian saudari Anis
Fauziah dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Surabaya, Juli 2017
*) coret yang tidak perlu
**) diisi oleh peneliti
Peneliti
(---------------------------)
Responden
(------------------------------)
Saksi
(----------------------------)
110 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 12
Petunjuk pengisian:
1. Isilah pada titik-titik yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda
2. Berilah tanda check list (√) pada pilihan jawaban Anda
3. Periksa kembali seluruh jawaban Anda sebelum mengumpulkannya
No. Responden:...................
Data Demografi
1. Usia Anda saat ini :
( ) 18 – 35 tahun
( ) 36 – 55 tahun
( ) 56 – 65 tahun
2. Jenis kelamin :
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
3. Pendidikan terakhir
( ) Lulus SD/MI
( ) Lulus SMP/Sederajat
( ) Lulus SMA/Sederajat
( ) Lulus Sarjana
( ) Lainnya:................
4. Pekerjaan
( ) PNS/TNI/Polri
( ) Swasta
( ) Tidak bekerja
( ) Lainnya................
5. Mendapatkan dukungan sosial dari :
( ) Keluarga
LEMBAR KUESIONER (A) PENGUMPULAN DATA UMUM
ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS
DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI
HEALTH BELIEF MODEL
111 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
( ) Teman Sebaya
( ) Keluarga dan teman sebaya
Kuisioner Modifiying Factor : Pengetahuan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah saudara mengetahui apa itu HIV dan AIDS
2 Apakah HIV adalah virus?
3 Apakah HIV dan AIDS dapat disembuhkan?
4 Apakah seseorang dapat terlihat sehat padahal ia terkena
infeksi HIV?
5 Apakah batuk dan bersin dapat menularkan HIV?
6 Apakah makan bersama dengan seseorang yang terinfeksi
HIV dapat menularkan HIV?
7 Apakah menggunakan jarum suntik yang mengandung
infeksi HIV dapat menularkan HIV?
8 Apakah berhubungan seksual dengan menggunakan kondom
akan menurunkan resiko menular HIV?
112 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 13
Petunjuk: Bacalah setiap pertanyaan dan beri tanda centang (√) disebelah kanan
pertanyaan sesuai dengan pendapat saudara.
Kuesioner persepsi keseriusan (Perceveid Severity) AIDS Health Belief Scale
(1998) dalam Hapsari (2015)
Kuesioner persepsi kerentanan (perceveid susceptibility)
No Pertanyaan Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju Sangat
Setuju
1 Saya beresiko sangat mudah untuk
terkena penyakit lainnya
2 Saya akan mencari pengobatan untuk
mengurangi paparan virus
3 Penderita HIV dan AIDS selalu
diasingkan oleh masyarakat
4 Saya beresiko sulit sembuh dari
penyakit yang menyerang saya
No Pertanyaan Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju Sangat
Setuju
1 Penyakit HIV dan AIDS
menyebabkan seseorang mengalami
kematian
2 Saya lebih memilih penyakit kronis
dari pada AIDS
3 Keluarga yang tinggal serumah
dengan saya akan terinfeksi AIDS
juga
4 AIDS adalah penyakit terburuk yang
pernah saya derita
LEMBAR KUESIONER (B) PERSEPSI INDIVIDU
ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN AIDS
DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS) BERDASARKAN TEORI
HEALTH BELIEF MODEL
113 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Kuesioner persepsi manfaat (perceveid benefit)
Kuesioner persepsi hambatan (perceveid barriers)
No Pertanyaan Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju Sangat
Setuju
1 Orang dengan HIV dan AIDS
masih belum bisa diterima oleh
orang disekitarnya
2 Saya tidak membutuhkan lagi
informasi terkait HIV
3 Mengkonsumsi obat ARV
menimbulkan efek samping
4 Dalam keadaan tertentu saya
belum menerima status HIV yang
saya alami
No Pertanyaan Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Setuju Sangat
Setuju
1 Menggunakan kondom saat
berhubungan seksual akan
mengurangi resiko penularan
2 Meminum obat ARV mencegah
timbulnya gejala HIV
3 Menerima status HIV yang saya
alami dapat mengurangi stress
4 Setelah saya terinfeksi HIV dan
AIDS, saya lebih menjaga pola
gaya hidup sehat
114 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
Lampiran 14
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
Petunjuk pengisian:
Dibawah ini terdapat 36 pertanyaan, pertanyaan berikut ini menyangkut
perasaan anda terhadap penerimaan diri dalam hidup anda. Pilihlah
jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin
tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang
diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali
merupakan jawaban yang terbaik. Bayangkan dalam pikiran anda tentang
segala harapan, kesenangan, dan perhatian anda.
Isilah setiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda lingkaran (O)
pada salah satu respon yang paling sesuai dengan diri Anda, berdasarkan
pilihan berikut :
STS = Sangat Tidak Sesuai
TS = Tidak Sesuai
S= Sesuai
SS = Sangat Sesuai
No Pertanyaan Sangat
Tidak
Sesuai
Tidak
Sesuai Sesuai
Sangat
Sesuai
1. Orang lain mungkin berpikir saya tidak
berarti di dunia ini, tapi saya tidak
pernah memiliki pikiran seperti itu
STS TS S SS
2. Ketika orang lain mengatakan hal yang
baik tentang saya, saya tidak benar-
benar mempercayainya. Menurut saya
mereka hanya bercanda atau tidak
tulus.
STS TS S SS
3. Jika saya mendapatkan kritikan saya STS TS S SS
LEMBAR KUISIONER SELF ACCEPTANCE SCALE (SAS)
ANALISIS FAKTOR SELF ACCEPTANCE PENDERITA HIV DAN
AIDS DALAM KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA (KDS)
BERDASARKAN TEORI HEALTH BELIEF MODEL
(Sumber Sheerer dimodifikasi oleh Berger 1973)
115 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
tidak bisa menerimanya
4. Saya tidak banyak berpendapat di
depan umum karena saya takut mereka
akan mengkritik atau menertawakan
saya
STS TS S SS
5. Saya sadar jika saya kurang memiliki
tujuan dalam menjalani hidup, tetapi
saya juga tidak yakin mampu
menggunakan kemampuan saya dengan
cara yang lebih baik
STS TS S SS
6. Saya takut orang lain kecewa terhadap
diri saya jika mereka tahu bagaimana
diri saya yang sebenarnya
STS TS S SS
7. Saya berusaha mengekspresikan
perasaan saya secara wajar sehingga
dapat diterima oleh orang lain
STS TS S SS
8. Saya merasa malu dan tidak percaya
diri jika berada di depan umum STS TS S SS
9. Agar dapat diterima dan disukai oleh
orang lain, saya cenderung menjadi apa
yang diharapkan orang lain terhadap
saya
STS TS S SS
10. Ketika saya berada dalam suatu
kelompok saya biasanya tidak banyak
bicara karena saya takut mengatakan
hal yang salah
STS TS S SS
11. Saya merasa canggung apabila saya
bersama orang yang tidak mengidap
penyakit yang sama dengan saya
STS TS S SS
12. Saya berpikir terlalu tegang atau
khawatir berlebihan dengan penyakit
yang saya hadapi
STS TS S SS
13. Seringkali saya tidak berusaha ramah
terhadap orang lain karena saya merasa
mereka tidak akan menyukai saya
STS TS S SS
14. Saya akan menerima segala
kemungkinan terburuk yang akan
terjadi pada saya
STS TS S SS
15. Sepertinya saya memiliki kekuatan
dalam diri saya untuk mengatasi
sesuatu. Saya merasa cukup kuat dan
hal tersebut membuat saya yakin
dengan diri saya
STS TS S SS
16. Saya merasa penyakit HIV ini sebagai
hukuman atas kesalahan yang saya
lakukan di masa lalu
STS TS S SS
17. Saya tidak sepenuhnya percaya dengan STS TS S SS
116 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
diri saya sendiri
18. Saya merasa malu dengan kondisi saya
yang sekarang setelah mengetahui
bahwa saya terinfeksi penyakit HIV
STS TS S SS
19. Saya merasa bahwa saya setara dengan
orang lain STS TS S SS
20. Saya merasa memiliki kemampuan
yang khusus dan orang lain juga
mengatakan demikian, namun saya
takut tidak memberikan sesuai dengan
apa yang harus mereka dapat
STS TS S SS
21. Saya tidak takut bertemu orang baru
karena saya merasa diri saya berharga
dan tidak ada alasan bagi mereka untuk
tidak menyukai saya
STS TS S SS
22. Saya cenderung mengesampingkan
masalah yang saya hadapi STS TS S SS
23. Saya merasa diperlakukan berbeda oleh
orang lain STS TS S SS
24. Ketika harus berada dalam kelompok,
saya mengalami kesulitan dan ragu
menyampaikan sesuatu
STS TS S SS
25. Saya merasa percaya diri bahwa saya
dapat melakukan sesuatu tentang
masalah yang dapat muncul di masa
depan
STS TS S SS
26. Saya akan berusaha semaksimal
mungkin untuk melakukan yang terbaik
demi kesembuhan dan meningkatkan
kualitas hidup saya
STS TS S SS
27 Saya tidak khawatir pada diri saya jika
orang lain memiliki penilaian yang
tidak sesuai dengan saya (penilaian
buruk)
STS TS S SS
28 Saya merasa sangat tidak normal, tetapi
saya ingin merasa normal STS TS S SS
29 Jika nasib saya lebih baik dari saat ini
saya dapat mencapai hal-hal yang lebih STS TS S SS
30 Saya terlalu mengikuti standar orang
lain dalam hidup saya STS TS S SS
31 Saya cenderung menganggap apa yang
disampaikan orang lain adalah kritikan
dan hinaan untuk saya
STS TS S SS
32 Saya merasa berada di level yang sama
dengan orang lain dan itu membantu
saya untuk berhubungan baik dengan
mereka
STS TS S SS
117 IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG ..... ANIS FAUZIAH
33 Karena orang lain, saya tidak mampu
mencapai sebanyak apa yang
seharusnya saya dapat
STS TS S SS
34 Walaupun orang lain berpikir yang baik
tentang saya, saya merasa bersalah
karena saya tahu kalau saya sedang
membohongi mereka.
STS TS S SS
35 Sepertinya saya berpura-pura agar
orang terkesan dengan saya. Saya tahu,
saya bukan orang yang demikian
STS TS S SS
36 Saya tidak bisa mengendalikan rasa
bersalah tentang apa yang saya rasakan
terhadap beberapa orang dalam hidup
saya.
STS TS S SS
(Sumber Sheerer dimodifikasi oleh Berger 1973)