intervensi bedah

18
3.1.1 Intervensi Bedah (Perawatan Pascaoperasi) Sistem pernapasan N O DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI (MANDIRI & KOLABORASI) RASIONAL 1 . Pertukaran gas, kerusakan Dapat dihubun gkan dengan Pengangk atan jaringan paru Gangguan suplai oksigen (hipoven tilasi) Penuruna n kapasita s pembawa- oksigen darah Menunjukk an perbaikan ventilasi dan oksigenas i jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal. Bebas gejala M : 1. Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan. Observasi penggunaan otot bantu, napas bibir, perubahan kulit/ membrane mukosa mis., pucat, 1. Pernapa san meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru.

Upload: pangestuuu

Post on 25-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BEDAH

TRANSCRIPT

Page 1: Intervensi Bedah

3.1.1 Intervensi Bedah (Perawatan Pascaoperasi)

Sistem pernapasan

N

O

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

TUJUAN

KRITERIA

HASIL

INTERVENSI

(MANDIRI &

KOLABORASI)

RASIONAL

1. Pertukaran gas, kerusakan

Dapat

dihubungk

an dengan

Pengangkat

an jaringan

paru

Gangguan

suplai

oksigen

(hipoventila

si)

Penurunan

kapasitas

pembawa-

oksigen

darah

(kehilangan

darah)

Menunjukkan

perbaikan

ventilasi dan

oksigenasi

jaringan

adekuat

dengan GDA

dalam rentang

normal.

Bebas gejala

distress

pernapasan

M :

1. Catat frekuensi,

kedalaman dan

kemudahan

pernapasan.

Observasi

penggunaan otot

bantu, napas

bibir, perubahan

kulit/ membrane

mukosa mis.,

pucat, sianosis

2. Auskultasi paru

untuk gerakan

udara dan bunyi

napas tidak

normal

1. Pernapasan

meningkat

sebagai akibat

nyeri atau

sebagai

mekanisme

kompensasi

awal terhadap

hilangnya

jaringan paru.

2. Konsolidasi

dan kurangnya

gerakan udara

pada sisi yang

dioperasi

normal pada

pasien

pneumonekto

Page 2: Intervensi Bedah

3. Pertahankan

kepatenan jalan

napas pasien

dengan

memberikan

posisi,

penghisapan, dan

penggunaan alat.

4. Ubah posisi

dengan sering,

letakkan pasien

pada posisi duduk

juga posisi

telentang sampai

posisi miring.

5. Dorong/bantu

dengan latihan

napas dalam dan

napas bibir

dengan tepat.

6. Kaji respons

pasien terhadap

aktivitas. Dorong

periode

m

3. Obstruksi

jalan napas

mempengaruhi

ventilasi,

mengganggu

pertukaran

gas.

4. Memaksimalk

an ekspansi

paru dan

drainase

secret.

5. Meningkatkan

ventilasi

maksimal dan

oksigenasi dan

menurunkan/

mencegah

atelektasis.

6. Peningkatan

konsumsi

kebutuhan

Page 3: Intervensi Bedah

istirahat/batasi

aktivitas sesuai

toleransi pasien.

K:

7. Berikan oksigen

tambahan,

melalui nasal

kanul, masker

parsial, atau

masker dengan

humidifikasi

tinggi sesuai

indikasi.

8. Bantu

oksigen dan

stress

pembedahan

dapat

mengakibatka

n peningkatan

dispnea dan

perubahan

tanda vital

karena

aktivitas.

7. Memaksimalk

an sediaan

oksigen,

khususnya bila

ventilasi

menurun

depresi

anestesi atau

nyeri, juga

selama periode

kompensasi

fisiologi

sirkulasi

terhadap unit

fungsional

alveolar.

Page 4: Intervensi Bedah

dengan/dorong

penggunaan

spirometri

intensif atau

tiupan botol.

9. Awasi/buat

gambaran GDA.

Nadi oksimetri.

Catat kadar Hb.

8. Mencegah/

menurunkan

atelektasis dan

meningkatkan

ekspansi jalan

napas kecil.

9. Penurunan

PaO2 atau

peningkatan

PaO2 dapat

menunjukkan

kebutuhan

untuk

dukungan

ventilasi.

2. Bersihan jalan napas

tidak efektif

Dapat

dihubungk

an dengan

Peningkatan

jumlah/

viskositas

secret

Keterbatasa

n gerakan

dada/nyeri

Kelemahan/

kelelahan

Menunjukkan

patensi jalan

napas, dengan

cairan sekret

mudah

dikeluarkan,

bunyi napas

jelas, dan

pernapasan

tak bising

M:

1. Bantu pasien

dengan/

instruksikan

untuk napas

dalam efektif dan

batuk dengan

posisi duduk

tinggi dan

menekan daerah

1. Posisi duduk

memungkinka

n ekspansi

paru maksimal

dan penekanan

menguatkan

upaya batuk

untuk

memobilisasi

Page 5: Intervensi Bedah

insisi.

2. Observasi jumlah

dan karakter

sputum/ aspirasi

secret. Selidiki

perubahan sesuai

indikasi.

dan

membuang

secret.

2. Peningkatan

jumlah secret

tak berwarna

(atau bercak

darah)/ berair

awalnya

normal dan

harus menurun

sesuai

kemajuan

penyembuhan.

Adanya

sputum yang

tebal/ kental,

berdarah, atau

purulen diduga

terjadi sebagai

masalah

sekunder

(mis.,

dehidrasi,

edema paru,

perdarahan

local, atau

infeksi) yang

Page 6: Intervensi Bedah

3. Penghisapan bila

batuk lemah atau

ronki tidak bersih

dengan upaya

batuk. Hindari

penghisapan

endotrakeal/

nasotrakeal yang

dalam pada

pasien

pneumonektomi

bila mungkin

memrlukan

perbaikan /

pengobatan.

3. Penghisapan

‘rutin’

meningkatkan

risiko

hipoksemia

dan kerusakan

mukosa.

Penghisapan

trakeal dalam

secara umum

kontraindikasi

pada pasien

pneumonekto

mi untuk

menurunkan

risiko rupture

jahitan

bronchial. Bila

penghisapan

tidak

dihindari,

harus

dilakukan

dengan hati-

Page 7: Intervensi Bedah

K:

4. Berikan/ bantu

dengan IPPB,

spirometri

insentif, meniup

botol, drainase

postural/ perkusi

sesuai indikasi.

5. Gunakan oksigen

humidifikasi/neb

uliser ultrasonic.

Beri kan cairan

tambahan melalui

IV sesuai

indikasi.

6. Berikan

bronkodilator,

ekspektoran,

dan/atau

analgesik sesuai

indikasi.

hati hanya

untuk

merangsang

batuk efektif.

4. Memperbaiki

ekspansi paru/

ventilasi dan

memudahkan

pembuangan

sekret.

5. Memberikan

hidrasi

maksimal

membantu

penghilangan/

pengenceran

sekret untuk

meningkatkan

pengeluaran.

6. Menghilangka

n spasme

bronkus untuk

memperbaiki

aliran udara.

Ekspektoran

meningkatkan

produksi

Page 8: Intervensi Bedah

mukosa untuk

mengencerkan

dan

menurunkan

viskositas

secret,

memudahkan

pembuangan

3. Nyeri (akut)

Dapat

dihubungk

an dengan

Insisi

bedah,

trauma

jaringan,

dan

gangguan

saraf

internal

Adanya

selang dada

Invasi

kanker ke

pleura,

dinding

dada

Melaporkan

nyeri hilang/

terkontrol

Tampak rileks

dan tidur/

istirahat

dengan baik

Berpartisipasi

dalam

aktivitas yang

diinginkan/

dibutuhkan

M:

1. Tanyakan pasien

tentang nyeri.

Tentukan

karakteristik nyei,

mis., terus

menerus, sakit,

menusuk,

terbakar. Buat

rentang intensitas

pada skala 0-10.

2. Evaluasi

keefektifan

pemberian obat.

Dorong

pemakaian obat

dengan benar

untuk mengontrol

nyeri; ganti obat

1. Membantu

dalam evaluasi

gejala nyeri

karena kanker,

yang dapat

melibatkan

visera, saraf,

atau jaringan

tulang.

2. Persepsi nyeri

dan hilangnya

nyeri adalah

subjektif dan

pengontrolan

nyeri yang

terbaik

merupakan

Page 9: Intervensi Bedah

atau waktu sesuai

ketepatan.

3. Berikan tindakan

kenyamanan,

mis., sering ubah

posisi, pijatan

punggung,

sokongan bantal,.

Dorong

penggunaan

teknik relaksasi,

mis., visualisasi,

bimbingan

imajinasi, dan

aktivitas hiburan

yang tepat.

keleluasaan

pasien.

3. Meningkatkan

relaksasi dan

pengalihan

perhatian.

Menghilangka

n

ketidaknyama

nan dan

meningkatkan

efek terapeutik

analgesik.

4. Ketakutan/ ansietas

(uraikan tingkatan)

Dapat

dihubungk

an dengan

Krisis

situasi

Ancaman/

perubahan

status

kesehatan

Adanya

ancaman

kematian

Mengakui dan

mendiskusika

n takut/

masalah

Menunjukkan

rentang

perasaan yang

tepat dan

penampilan

M:

1. Akui rasa takut/

masalah pasien

dan dorong

mengekspresikan

perasaan.

1. Dukungan

memampukan

pasien dan

mengasimilasi

informasi baru

yang meliputi

perubahan ada

gambaran diri

dan pola

Page 10: Intervensi Bedah

wajah tampak

rileks/

istirahat

Menyatakan

pengetahuan

yang akurat

tentang situasi

2. Berikan

kesempatan

untuk bertanya

dan jawab dengan

jujur. Yakinkan

bahwa pasien dan

pemberi

perawatan

mempuyai

pemahaman yang

sama.

3. Catat komentar/

perilaku yang

menunjukkan

menerima dan/

atau

menggunakan

strategi efektif

menerima situasi

hidup.

2. Membuat

kepercayaan

dan

menurunkan

kesalahan

persepsi/ salah

interpretasi

terhadap

informasi.

3. Takut/ ansietas

menurun,

pasien mulai

menerima/

secara positif

dengan

kenyataan.

Indikator

kesiapan

pasien untuk

menerima

tanggungjawa

b untuk

berpartisipasi

dalam

penyembuhan

Page 11: Intervensi Bedah

dan untuk

‘mulai hidup

lagi’

(Rencana Asuhan Keperawatan, Marillynn E. Doenges dkk; Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2000)