intercompany transfer inventory

4
BAB 6 TRANSFER PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN Secara konseptual, eliminasi transfer persediaan antarperusahaan = eliminasi transfer antarperusahaan yang lain. Semua pendapatan dan beban yang dicatat perusahaan yang terlibat dieliminasi semua dalam laporan keuangan konsolidasi, dan keuntungan (kerugian) yang dicatat harus ditangguhkan sampai barang yang ditransfer dijual ke pihak luar. Adanya eliminasi memastikan bahwa hanya biaya perolehan historis persediaan dari perusahaan konsolidasi yang dilaporkan di neraca konsolidasi jika persediaan tersebut masih dimiliki, dan dibebankan ke harga pokok penjualan di periode terjualnya persediaan tersebut ke pihak luar. TRANSFER BIAYA PEROLEHAN : Pada saat penjualan persediaan sebesar harga biaya perolehan (tidak ada keuntungan / kerugian), tidak perlu penyesuaian atas jumlah persediaan di neraca pada akhir periode untuk tujuan konsolidasi, karena nilai tercatat persediaan di pembukuan perusahaan pembeli = biaya perolehan perusahaan penjual dan perusahaan konsolidasi. Pada saat persediaan dijual ke nonafiliasi, jumlah yang diakui sebagai harga pokok penjualan oleh perusahaan penjual ke nonafiliasi adalah harga pokok penjualan bagi perusahaan konsolidasi. T R ANSFER DENGAN KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN : Di beberapa perusahaan harga jual ke afiliasi = ke pelanggan lain dan beberapa perusahaan harga jual ke afiliasi ≠ ke pelanggan lain. Misalnya perusahaan menaikkan harga persediaan yang ditransfer ke afiliasi sebesar 50% dari biaya perolehan. Jadi persediaan dengan biaya perolehan Rp 2.000 dijual Rp 3.000. Pada saat penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan (kerugian), maka eliminasi kertas kerja yang diperlukan pada periode transfer mempunyai 2 tujuan : 1. Eliminasi pengaruh laporan laba rugi dari penjualan antarperusahaan di periode terjadinya penjualan, menghilangkan pendapatan dari penjualan

Upload: novelda

Post on 24-Nov-2015

59 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

advanced accounting

TRANSCRIPT

BAB 6TRANSFER PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN

Secara konseptual, eliminasi transfer persediaan antarperusahaan = eliminasi transfer antarperusahaan yang lain. Semua pendapatan dan beban yang dicatat perusahaan yang terlibat dieliminasi semua dalam laporan keuangan konsolidasi, dan keuntungan (kerugian) yang dicatat harus ditangguhkan sampai barang yang ditransfer dijual ke pihak luar.Adanya eliminasi memastikan bahwa hanya biaya perolehan historis persediaan dari perusahaan konsolidasi yang dilaporkan di neraca konsolidasi jika persediaan tersebut masih dimiliki, dan dibebankan ke harga pokok penjualan di periode terjualnya persediaan tersebut ke pihak luar. TRANSFER BIAYA PEROLEHAN :

Pada saat penjualan persediaan sebesar harga biaya perolehan (tidak ada keuntungan / kerugian), tidak perlu penyesuaian atas jumlah persediaan di neraca pada akhir periode untuk tujuan konsolidasi, karena nilai tercatat persediaan di pembukuan perusahaan pembeli = biaya perolehan perusahaan penjual dan perusahaan konsolidasi. Pada saat persediaan dijual ke nonafiliasi, jumlah yang diakui sebagai harga pokok penjualan oleh perusahaan penjual ke nonafiliasi adalah harga pokok penjualan bagi perusahaan konsolidasi. TRANSFER DENGAN KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN :

Di beberapa perusahaan harga jual ke afiliasi = ke pelanggan lain dan beberapa perusahaan harga jual ke afiliasi ke pelanggan lain. Misalnya perusahaan menaikkan harga persediaan yang ditransfer ke afiliasi sebesar 50% dari biaya perolehan. Jadi persediaan dengan biaya perolehan Rp 2.000 dijual Rp 3.000. Pada saat penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan (kerugian), maka eliminasi kertas kerja yang diperlukan pada periode transfer mempunyai 2 tujuan :1. Eliminasi pengaruh laporan laba rugi dari penjualan antarperusahaan di periode terjadinya penjualan, menghilangkan pendapatan dari penjualan antarperusahaan dan harga pokok penjualan terkait yang dicatat oleh perusahaan penjual.2. Eliminasi atas persediaan di neraca untuk keuntungan (kerugian) dari penjualan antarperusahaan yang belum direalisasi, sehingga persediaan dilaporkan di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan perusahaan konsolidasi.

Pengaruh Sistem Persediaan :

Perusahaan dapat menggunakan sistem perpetual atau sistem periodik untuk mencatat persediaan dan harga pokok penjualan. Kedua sistem menghasilkan ayat jurnal berbeda, maka perlu ayat jurnal eliminasi berbeda dalam laporan keuangan konsolidasi. Pada bab ini berfokus pada sistem perpetual.

PENJUALAN PERSEDIAAN ARUS KE BAWAH (DOWNSTREAM SALE OF INVENTORY) :Keuntungan (kerugian) dari penjualan antarperusahaan diakui pada periode penjualan ke nonafiliasi. Karena keuntungan dari penjualan antarperusahaan tercatat di pembukuan induk perusahaan, laba bersih konsolidasi dan keseluruhan klaim pemegang saham induk perusahaan harus dikurangi sebesar nilai penuh keuntungan belum direalisasi. Pada saat perusahaan menjual persediaan ke afiliasi, terjadi 1 dari 3 situasi : 1. Persediaan tersebut dijual ke nonafiliasi pd periode sama. 2. Persediaan tersebut dijual ke nonafiliasi pd periode berikutnya.3. Persediaan tersebut dimiliki selama 2 periode oleh afiliasi pembeli.

PENJUALAN PERSEDIAAN ARUS KE ATAS (UP-STREAM SALE OF INVENTORY) :Pada saat terjadi penjualan persediaan arus ke atas dan persediaan dijual oleh induk perusahaan ke nonafiliasi pada periode yang sama, maka ayat jurnal ekuitas dasar dan eliminasi yang dicatat induk perusahaan = pada penjualan persediaan arus ke bawah.Jika persediaan tidak dijual ke nonafiliasi sebelum akhir periode, maka ayat jurnal eliminasi yang berbeda hanya pada pembagian keuntungan antarperusahaan belum direalisasi untuk kepemilikan mayoritas dan minoritas. Keuntungan antarperusahaan diakui anak perusahaan dan dibagi antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Eliminasi keuntungan antarperusahaan belum direalisasi harus mengurangi hak pemegang saham mayoritas dan minoritas setiap periode sampai keuntungan tersebut direalisasi melalui penjualan ke nonafiliasi.

Soal 1 :PT. ABCD memiliki 60% saham biasa PT. PQRS. Pada 1 Jan 2007, persediaan yang dilaporkan PT. ABCD termasuk 20.000 karung tepung yang dibeli dr PT. PQRS dengan harga Rp 27.000/ karung. Pada 31 Des 2007, semua persediaan bahan baku yang berasal dr PT. PQRS telah diolah menjadi produk jadi dan dijual ke pelanggan oleh PT. ABCD. Tidak ada transaksi antara PT. ABCD dan PT. PQRS selama 2007.

PT. ABCD dan PT. PQRS menetapkan harga jual sebesar biaya plus mark up 50%. PT. ABCD melaporkan laba operasi Rp 900 juta dan PT. PQRS melaporkan laba bersih Rp 750 juta unt 2007.Diminta :a) Hitung harga pokok penjualan yang dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasi tahun 2007 untuk pembelian tepung dr PT. PQRSb) Hitung laba bersih konsolidasi tahun 2007

Soal 2 :

Saldo investasi 80% saham A per 31 Desember 2012 dalam pembukuan PT I adalah sebesar Rp 160.000.000, selisih harga telah habis diamortisasikan. Penjualan barang dagangan dari I ke A tahun 2013 sebesar Rp275.000.000, 2014 sebesar Rp 240.000.000, laba dalam persediaan 31 Desember 2013 Rp 20.000.000, dan 31 Desember 2014, Rp 30.000.000. Net Income PT A tahun 2013 dan 2014, Rp 100.0000.000, dan Rp 120.000.000. Dividen yang dibagikan PT A tahun 2013 dan 2014, Rp 40.000.000, dan Rp 50.000.000. Sementara itu PT I melaporkan laba terpisah tahun 2013 dan 2014 sebesar Rp 200.000.000.Diminta:a. Hitung laba dari A, Laba untuk NCI, dan laba konsolidasi selama tahun 2013 dan 2014.b. Hitung saldo investasi saham A per tanggal 31 Desember 2014.

Soal 3 :

PT I telah lama menguasai 70% saham PT A, seluruh selisih harga telah habis diamortisasikan. Saldo investasi saham A dalam pembukuan PT I per 31 Desember 2007 Rp 200.000.000, Mulai tahun 2008, PT A menjual barang dagangan ke PT I. Laba dalam persediaan 31 Desember 2008 Rp 3.000.000, 31 Desember 2009 Rp 4.500.000, dan 31 Desember 2010 Rp 4.000.000. Selama 3 tahun tersebut PT A setiap tahunnya melaporkan Net Income Rp 30.000.000, dan membagi dividen Rp 5.000.000 setiap tahun. Sedang PT I setiap tahun selama tiga tahun itu melaporkan laba terpisah sebesar Rp 60.000.000.Diminta:a. Hitung laba dari A, Laba untuk NCI, dan laba konsolidasi selama tahun 2008, 2009, dan 2010.b. Hitung saldo investasi saham A per tanggal 31 Desember 2009.