instrumen moneter islami alternatif

21
1 INSTRUMEN MONETER ISLAMI UNTUK MENGATASI EXCESS DEMAND DAN EXCESS SUPPLY Oleh : Totok Harmoyo http://id.totok.harmoyo.com LATAR BELAKANG Kelebihan jumlah barang yang ditawarkan dan kelebihan permintaan barang di pasar merupakan sebuah realita ekonomi yang selalu terjadi dan menjadi rutinitas ekonomi dari waktu ke waktu. Seiring dengan perkembangan perekonomian dan kondisi sumber daya ekonomi dalam suatu negara, maka realitas ini merupakan peristiwa yang wajar ditemui di pasar. Ketika peristiwa ini terjadi, berarti sedang terjadi gangguan terhadap titik keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Gangguan tersebut bisa dalam bentuk berkurangnya kuantitas pasokan barang ke pasaran sebagai akibat terjadinya kegagalan panen di kalangan petani, atau kegagalan dalam proses distribusi karena terjadinya bencana alam, bisa juga karena faktor lainnya. Sebaliknya, peristiwa ini juga bisa terjadi karena adanya peningkatan supply barang ke pasar sehingga melebihi kemampuan pasar untuk menyerapnya. Hal ini muncul bisa disebabkan oleh faktor musim panen atau adanya kebijakan yang memermudah kegiatan impor barang. Fenomena-fenomena ekonomi tersebut merupakan suatu peristiwa yang hanya terjadi dalam waktu sementara saja, kemudian kondisi pasar akan mengarah kembali ke titik keseimbangan karena adanya peran hukum

Upload: tohar14

Post on 02-Jul-2015

927 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Instrumen Moneter Islami Alternatif untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan mengendalikan excess demand dan excess supply

TRANSCRIPT

Page 1: Instrumen Moneter Islami Alternatif

1

INSTRUMEN MONETER ISLAMI UNTUK MENGATASI

EXCESS DEMAND DAN EXCESS SUPPLY

Oleh : Totok Harmoyohttp://id.totok.harmoyo.com

LATARBELAKANG

Kelebihan jumlah barang yang ditawarkan dan kelebihan permintaan

barangdipasarmerupakan sebuah realitaekonomiyang selalu terjadidan

menjadi rutinitas ekonomi dari waktu ke waktu. Seiring dengan

perkembangan perekonomian dan kondisi sumber daya ekonomi dalam

suatunegara,maka realitas inimerupakanperistiwayangwajar ditemuidi

pasar.Ketikaperistiwainiterjadi,berartisedangterjadigangguanterhadap

titikkeseimbanganantarapenawarandanpermintaan.

Gangguantersebutbisadalambentukberkurangnyakuantitaspasokan

barang ke pasaran sebagai akibat terjadinya kegagalan panen di kalangan

petani, atau kegagalan dalam proses distribusi karena terjadinya bencana

alam, bisa juga karena faktor lainnya. Sebaliknya, peristiwa ini juga bisa

terjadikarenaadanyapeningkatansupplybarangkepasarsehinggamelebihi

kemampuanpasaruntukmenyerapnya.Halinimunculbisadisebabkanoleh

faktor musim panen atau adanya kebijakan yang memermudah kegiatan

imporbarang.

Fenomena-fenomena ekonomi tersebut merupakan suatu peristiwa

yang hanya terjadi dalam waktu sementara saja, kemudian kondisi pasar

akanmengarahkembaliketitikkeseimbangankarenaadanyaperanhukum

Page 2: Instrumen Moneter Islami Alternatif

2

penawaran dan permintaan yang berlaku di pasar (Mankiw, 2009). Hukum

permintaandanpenawaranyangdimaksudadalahketikaterjadipergeseran

titik equilibrium pasar, maka harga akan segera menyesuaikan dengan

jumlah permintaan dan penawaran barang di pasar, sehingga secara alami

akan menggiring konsumen dan produsen kembali ke titik keseimbangan

pasar.

Dengan dasar fenomena ekonomi tersebut, maka pemerintah selaku

pemegangamanahdariAllahSWTdalammengelolasuatunegaradandalam

rangka mensejahterakan masyarakatnya, perlu untuk turut campur dalam

mengatasigangguankeseimbanganpasartersebut.Dalamhalini,pemerintah

tidak diperkenankan untuk mengintervensi pasar melalui kebijakan harga,

sebab hal ini merupakan sesuatu treatment yang tidak dicontohkan oleh

RasulullahSAWbahkanbeliaumenolaknyaketikamasyarakatberbondong-

bondongmenghadapbeliaudanmemintabeliauuntukmenurunkanhargadi

pasaran.MenurutRasulullahSAW,fenomenakenaikandanturunnyahargadi

pasaran merupakan fenomena yang dikehendaki oleh Allah SWT, sehingga

pemerintah tidak memiliki otoritas untuk menentukan harga di pasaran

(Huda,2009).

Jikaterjadiketidakseimbangandidalampasar,sedangkanpemerintah

tidak diperkenankan oleh syariat untuk menstabilkan pasar melalui

intervensiharga,makasalahsatujalanyangbisaditempuholehpemerintah

dalam adalah dengan cara mengintervensi jumlah pasokan barang di

pasaran. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan menambah pasokan

barang ke pasar untuk mengatasi kelangkaan atau dengan cara menyerap

Page 3: Instrumen Moneter Islami Alternatif

3

kelebihan pasokan di pasar sehingga harga keseimbangan tetap dapat

dicapai.Dengankatalain,pemerintahdapatmenjalankankebijakanmoneter

dan fiskal untuk menstabilkan perekonomian. Kebijakan pemerintah

hendaknyamendorongaktifitasperekonomianketikasedangmelambatdan

menahan laju perekonomian ketika sedang dalam kondisi overheated

(Mankiw,2006).Dengandemikian,pemerintahtelahmenjalankansalahsatu

fungsinyadalamperekonomian,yaknimenjagastabilitasekonomidansosial

masyarakat(Kahf,1998).

Dalamrangkamenjalankan fungsinya,pemerintahdapatmemilihopsi

kebijakankontraktifmaupunekspansif,sesuaidengankondisiperekonomian

yang dihadapinya. Kebijakan tersebut dapat di jalankan melalui sisi fiskal

maupun sisi moneter. Dalam kasus kelebihan permintaan atau kelebihan

penawaran,makakebijakanfiskalmaupunmoneteryangdapatdipilihadalah

memicu terjadinya pertambahan pasokan barang ke pasaran untuk

memenuhi kelebihanpermintaanataumenyerapkelebihanpasokanbarang

di pasaran. Kedua-duanya memiliki tujuan untuk menjaga ekuilibrium di

dalamperekonomian,utamanyakeseimbangandipasarbarang.

Dalam menjalankan kebijakan tersebut, pemerintah sering menemui

hambatanberupakurangnyalikuiditasyangdimilikiolehpemerintahsebagai

pemegang anggaran negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menutupi

kekurangan likuiditas tersebut supaya dapat menjalankan kebijakan

fiskalnya. Dalam perspektif konvensional, kekurangan likuiditas ini dapat

dijalankan dengan cara melakukan pencetakan uang atau money creation,

atau dengan cara mencari pendanaan dengan cara utang. Cara lain untuk

Page 4: Instrumen Moneter Islami Alternatif

4

memenuhi kesulitan likuiditas adalah dengan cara mengoptimalkan

penerimaanpemerintahdarisisiperpajakan,namuncarainitidaklahmudah

dan tidakdapatmemenuhi kekurangan likuiditaspemerintahdalam jangka

pendek.

Dalam perspektif Islam, cara pemenuhan likuiditas moneter dengan

money creation merupakan jalan yang tidak direkomendasikan, kecuali ada

kebutuhanriildidalamperekonomian(Chapra,2000).Jikapenciptaanuang

tidak didasarkan pada kebutuhan transaksi riil di dalam perekonomian,

justru akan memicu terjadinya inflasi yang berkepanjangan. Sedangkan

memenuhi kekurangan likuiditas dengan cara utang justru akan semakin

membebani anggaran pemerintah di masa-masa yang akan datang, apalagi

jikautangdiperolehdarisumberluarnegeri.

Pemenuhan likuiditasdengan intensifikasipenerimaandisektorpajak

juga akan mengakibatkan disinsentif bagi kalangan masyarakat terutama

kalangan pengusaha. Sebab, semakin besar pajak yang dibebankan kepada

mereka, maka akan semakin menggerus pendapatan mereka sedangkan

mereka tidak memiliki harapan return dari pengeluaran pajak tersebut,

kecuali sekedar harapan akan adanya perbaikan kualitas pelayanan

pemerintah terhadap masyarakat, dan itupun masih sulit untuk diukur.

Sangat berbeda dengan zakat, infak, atau sedekah yang dikeluarkan oleh

masyarakat,merekamerasabahwa akanmemeroleh return dariAllahSWT

berupa amal, dan secara psikologis, pengeluaran tersebut tidak menjadi

beban bagi masyarakat karena pengeluaran tersebut merupakan

pengeluaranuntuktujuanibadah.

Page 5: Instrumen Moneter Islami Alternatif

5

Dengan demikian, pemerintah hendaknya menciptakan instrument

yang dapat dijalankan dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan

sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dari instrument-instrumen tersebut,

hendaknya kebutuhan dana pemerintah dapat terpenuhi. Instrument

tersebut sebaiknya merupakan instrument yang terbebas dari penciptaan

uang(moneycreation)danbebasdariribaataubahkaninstrumenttersebut

harusmengandungnilaiibadahmenurutsyariatIslam.

Alternatif pembiayaan dari utang luar negeri juga sangat patut untuk

dihindari pemerintah. Hal tersebut tidak hanya membebani anggaran

pemerintahdimasadepan,tapijugauntukmenghindarialirandanakedalam

negeri dalam jumlah besar yang akhirnya memaksa pemerintah untuk

melakukanpencetakanuangdanmemicuinflasijuga.

InstrumenyangdirekomendasikanolehsyariatIslamadalahinstrumen

yang dalam penerapannya berbasis sektor riil, sehingga ketika instrumen

tersebut dijalankan, akan langsung membawa dampak terhadap

perkembangan di sektor riil, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Instrumen tersebut dapat dijalankan melalui kebijakan moneter atau fiskal

atau keduanya sekaligus. Dengan demikian, antara sektor moneter dan

sektor fiskalharusmelakukankoordinasisupayakebijakanyangdijalankan

dapat berjalan efektif dan target-target nasional dapat direalisasikan

(Chapra,2000).

Salah satu instrument yang ditawarkan oleh M.M. Metwally adalah

instrument iuran ekonomi (The Economic Dues) yang diaplikasikan dalam

bentukpajakpendapatandanpajakatasasettidur(Gulaid,1995).Meskipun

Page 6: Instrumen Moneter Islami Alternatif

6

instrument tersebut masih harus dikaji secara lebih mendalam dan diikuti

oleh studi teoritis dan praktis, namun instrumen tersebut merupakan

instrumen yang cukup layak untuk diperhitungkan sebagai alat pengendali

stabilitas ekonomi suatu negara. Sebab, dengan instrumen tersebut, akan

mendesak pemilik modal menggunakan dananya untuk keperluan investasi

danpenguatansektorriil,karenajikasemakinbesardanamerekayangidle,

makaakansemakinbesardanayangdimilikinyaakandipotonguntukiuran

ekonomi(economicdues).

Intrumen lain yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah wakaf

uangtunai.Denganinstrumenini,pemerintahdapatmemobilisasidanasegar

untuk menjalankan kebijakan fiskal dan moneter. Instrumen ini bukan

barangbarudidalamperekonomian,bahkan instrumen ini sudahadasejak

masaKekaisaranRoman,Mesopotamia.SementaradiduniaIslam,instrumen

initerusberkembangdanbarumencapaitahapkematangansebagaisebuah

instrumen pada abad ke-16, ketika instrumen tersebut menjadi instrumen

favorit pada masa Kekhalifahan Usmaniyah (Cizakca, 2004). Meskipun

demikian, instrumen wakaf merupakan instrumen yang berfungsi untuk

memobilisasisumberdaya,hanyaakanmampudimanfaatkansecaraterbatas

ketika belum disertai kontrak-kontrak yang lainnya. Misalnya saja, untuk

memanfaatkansumberdayayangtelahterkumpul,dibutuhkankontrakjenis

lain sehingga sumber daya tersebut dapat di gunakan untuk kepentingan

masyarakatumum,misalnyakontrakwakalah,ijarah,danlain-lain.

ASUMSI-ASUMSI

Page 7: Instrumen Moneter Islami Alternatif

7

Sebagaimanailmuekonomipadaumumnya,keduainstrumentersebut

di atas tidaklah dapat dijalankan apabila tidak disertai asumsi-asumsi

pendukungnya. Asumsi tersebut merupakan suatu syarat bahwa suatu

gagasandapatdiimplementasikandilapangan.Olehkarenaitu,adabeberapa

asumsi yangharusdipenuhi agar instrumen tersebutdapatberjalan secara

efektif.

Pertama, pemerintah dan Bank Sentral harus menjaga stabilitas nilai

uang secara konsisten dan sinergis, sehingga inflasi bukan merupakan

fenomenarutinyangterusbergulirdariharikeharidanmenggerusnilairiil

matauang.Dalamhalini,pemerintahdanBankSentralmenjagajumlahuang

beredardengantidakmenempuhjalanpenciptaanuangbaru,sehinggauang

yang ada dimasyarakat akan stabil dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Stimulasi yang dipilih oleh pemerintah untuk memanaskan

perekonomian adalah dengan cara meningkatkan kecepatan uang beredar

(velocity of money) yang berbasis disektor riil dan bukan dengan cara

menambah jumlahuangberedar.Mendorongaktifitastransaksidisektor riil

agar terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan-

kebutuhan masyarakat. Sehingga sumber daya keuangan yang tersimpan

dalam keadaan idle semakin kecil atau bahkan uang sepenuhnya berputar

layaknyadarahyangterusmengalirditubuhmanusia.

Sebagaiperumpamaan,darahyangdibutuhkandidalamtubuhmanusia

cenderung konstan jika manusia tersebut dalam keadaan sehat. Untuk

meningkatkan kekuatan dan kesehatan tubuh, tidak perlu dilakukan

penambahandarahkedalamtubuh,namundarahyangadaitulahyangharus

Page 8: Instrumen Moneter Islami Alternatif

8

dipacuuntukmengalirkeseluruhtubuhtanpaadanyacelahyangterhambat

dandarahyangmengendap.Pertambahanvolumedarahdidalamtubuhakan

terciptadengansendirinyaketikaadasel-seldarahyangrusakdantuaatau

juga karena pertumbuhan fisik dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu,

darah juga tidak boleh dipacu terlalu kencang (over heated), karena akan

mengakibatkan tubuh menderita tekanan darah tinggi, yang efeknya tidak

jauh berbeda ketika terjadi sumbatan dalam pembuluh darah atau dalam

bahasaekonominyadisebutsebagaidanayang idle.Karenatulisanini tidak

membahastentangilmubiologi,makaperumpamaandarahdanuangcukup

sampai disini saja, dan seharusnya sudah cukup menjadi gambaran bahwa

uangselayaknyadiperlakukansepertidarah.

Kedua, terdapat kepercayaan yang sangat baik dari masyarakat

terhadappemerintahansuatunegara. Jikapemerintahansuatunegara tidak

dipercaya lagiolehmasyarakatnya,karenakredibilitasnyadalammengelola

keuangan negara sangat diragukan dan cenderung buruk dan gagal dalam

memakmurkan rakyatnya, maka instrumen-instrumen yang ditawarkan

dalam artikel ini tidak akan dapat dijalankan secara efektif. Bagaimana

mungkin, rakyat yang tidak memercayai pemerintah akan mau

mengamanahkan dananya dalam jumlah besar, secara kolektif, kepada

pemerintahuntukdikelola.

Olehkarenaitu,pemerintahanyangbersihdanberwibawaseharusnya

bukanmenjadisuatuhalyangutopislagi.Saatini,untukmengetahuitingkat

kepercayaanmasyarakat terhadappemerintahansudahterdapatparameter

yang diakui dunia, yakni indeks persepsi korupsi pada suatu negara. Jika

Page 9: Instrumen Moneter Islami Alternatif

9

semakin tinggi indeks persepsi korupsi, maka kepercayaan masyarakat

terhadap pemerintahan juga semakin tinggi, karena indikasi pemerintah

menjalankanperannyasecarabersihdanprofesionalsemakinkuat.

Selain permasalahan korupsi, persepsi masyarakat tentang

pemerintahan dalam asumsi ini juga termasuk bagaimana keberpihakan

pemerintah terhadap Islam. Sebab, tidak mungkin masyarakat Islam akan

mengamanahkan dananya yang tidak sedikit untuk dimanfaatkan oleh

pemerintahan yang tidak berpihak kepada Islam. Tanpa keperpihakan

pemerintahanterhadapIslam,makadana-danatersebutbisajadijustruakan

dimanfaatkanolehpemerintahuntukkepentinganyangbertentangandengan

IslamataubahkanuntukmemusuhiIslam.Sebab,instrumen-instrumenyang

adadidalamtulisaninimerupakaninstrumentyangmemilikidimensiibadah

kepadaAllahSWT.

Ketiga, sektor swasta gagal menjalankan perannya untuk menyerap

kelebihan barang atau memenuhi kekurangan pasokan barang di pasar.

Sektorswastajustrumengambilkeuntungandarikelebihandankekurangan

penawaran barang tersebut untuk keuntungan yang berlipat, sehingga

mendorong terciptanya distorsi pasar yang semakin memburuk. Dimana

hargasemakinmelemahketikaterjadikelebihanpenawaransehinggasektor

swastadapatmembelibarangdipasardenganhargayanglebihmurahuntuk

kemudianditimbun lalumenjualnya kewilayahataunegara lainyang lebih

menjanjikan keuntungan. Tentunya, hal ini akan merugikan produsen,

sehinggakelangsunganproduksinyajugaakanterancamdimasamendatang

jikapemerintahtidaksegeraturuntanganuntukmelindungiprodusen.Oleh

Page 10: Instrumen Moneter Islami Alternatif

10

karena itu,untukmelindungibaikkonsumenmaupunprodusen,diperlukan

kebijakanuntukmengembalikanhargakeposisistabilatauekuilibrium.

Keempat, sistem moneter secara keseluruhan sudah dijalankan sesuai

dengan prinsip-prinsip Islami atau paling tidak sistem moneter sudah

berjalan dengan prinsip-prinsip Islami secara dominan untuk negara yang

masih menganut sistem moneter ganda (dual banking system), Islami dan

konvensional.Dengandemikian,pengaruhsukubunga(interest)sangatkecil

di dalam perekonomian dan tidak memiliki daya hancur atau daya dorong

yangkuatterhadapperekonomian.Jikaasumsiiniterpenuhi,makakebijakan

yang direkomendasikan di dalam artikel ini akan dapat dijalankan secara

efektif. Karena, kebijakan ini menuntut adanya adanya keterlibatan sektor

perbankan komersial, sehingga kebijakan tersebut dapat dijalankan secara

efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Jika ternyata suku bunga

masih memiliki pengaruh yang dominan terhadap perekonomian, maka

perekonomian masih terancam oleh adanya distorsi dan inflasi sebagai

konsekuensidarisukubungaitusendiri.

INSTRUMENWAKAFTUNAI

Wakaf merupakan instrumen fiskal yang sudah cukup terkenal dalam

dunia Islam. Instrumen ini merupakan instrumen untuk memobilisasi

sumberdayayangadaditanganmasyarakatlaludigunakanuntukmembiayai

kepentinganpublik.Wakafmerupakan potensi filantropi yangdimilikioleh

masyarakatmuslimyangseharusnyajauhlebihbesardaripadapotensizakat,

karenawakafmerupakaninstrumenyangtidakterlalubanyakdibatasioleh

Page 11: Instrumen Moneter Islami Alternatif

11

syariahmengenaicarapengumpulandanpemanfaatannyadibandingdengan

instrumenzakat(FEUI,2009).

Pengertian dari Wakaf adalah tindakan sukarela untuk melepaskan

kepemilikian seseorang atas suatu harta baik dalam jangka waktu tertentu

atauuntukselamanyadankemudiandiberikankepemilikannyakepadaAllah

SWT, dimana pemanfaatan dari harta tersebut adalah untuk kepentingan

publikdanwakafjugamerupakansalahsatubentukdarishadaqahatauinfak

(Ahmed,2004).

Pemanfatannya pun, menurut kajian kontemporer, sudah tidak hanya

terbatas untuk pembangunan sara-sarana ibadah, namun dapat juga

dimanfaatkanuntukkemaslahatanpublik,yangsama-samabernilaiibadahdi

hadapan Allah SWT. Pemanfaat publik yang dimaksudkan tersebut antara

lain untuk keperluan riset, pelayanan kesehatan, pendidikan gratis, bahkan

bisa jugadimanfaatkansebagaifasilitaspinjamanlunakatauqardhalhasan

kepada para pengusaha mikro dan kecil (Ahmed, 2007). Dengan demikian,

wakaf memiliki potensi pemberdayaan umat yang sangat luas, baik untuk

kepentingansosialmaupununtukkepentinganproduktif.

Objekyangbisadijadikanwakafjugatidaklagiterbataspadatanahdan

bangunan saja, namun juga bisa dalam bentuk lainnya, misalnya emas, hak

kekayaan intelektual, surat berharga,danuang tunai.Khususdalam tulisan

ini,wakafyangakandijadikansebagaisalahsatuinstrumenmoneteradalah

wakaf uang tunai (cash waqf) dengan jangka waktu temporer. Sebab, akan

dijadikan instrumen moneter yang nantinya akan bersinggungan langsung

dengan jumlahuangberedar.Dengan cashwaqf ini,makaotoritasmoneter

Page 12: Instrumen Moneter Islami Alternatif

12

mengumpulkan dana dalam jumlah tertentu yang kemudian ditransfer

kepada otoritas fiskal yang kemudian digunakan untuk menjalankan

kebijakanfiskal.

Secarateknis,untukmenjalankaninstrumenwakafini,salahsatujalan

yang bisa ditempuholehBank Sentral yakni dengan menerbitkan sertifikat

wakafyangditawarkankepadamasyarakatmelaluibank-bankumumIslami.

Selain melalui sertifkat wakaf, Bank Sentral juga bisa mengeluarkan

kebijakan dengan membolehkan bagi bank-bank umum agar bank tersebut

menyediakanpelayananpembukaanrekeningkhususwakafbagimasyarakat

umum. Dalam hal ini, pihak yang berperan sebagai nadzir tetaplah

Departemen Keuangan dan Bank Sentral hanya berfungsi sebagai

koordinatordankolektorsaja.

Karenaprosespengumpulandananyamelaluikerjasamadenganbank-

bankumum,makadanatersebutbolehdimanfaatkanolehbankumumuntuk

keperluan investasi melalui penyaluran pembiayaan. Imbal hasil dari

investasi tersebut, kemudian disetorkan oleh bank umum kepada Bank

SentraldalamrekeningdanawakafdiBankSentral.Imbalhasilyangdisetor

kepada Bank Sentral tentunya tidak semuanya, melainkan sudah dipotong

biaya pengelolaan oleh bank umum. Kumpulan dari imbal hasil wakaf

tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk kemudian

digunakansebagaisumberdanapembangunan.

Pengelolaandanawakafolehbank-bankumumtersebutharusdiawasi

oleh Bank Sentral dan Dewan Syariah Nasional secara ketat agar hukum-

hukumwakaf tetap dipatuhi oleh bank umum. Selain itu, wakif juga harus

Page 13: Instrumen Moneter Islami Alternatif

13

tahu peruntukan dari dana wakaf yang akan diasetorkan untuk tujuan apa

saja sebelum mereka membuka rekening wakaf atau membeli sertifikat

wakaf.Yangkemudianjugaharusdiketahuiolehparawakifadalahinformasi

mengenai seberapa besar sharing yang akan diambil oleh bank umum dan

yangakandisetorkepadaBankSentral.Tentunyarasio iniharusdisepakati

olehbankumumdenganBankSentralsebelumsertifikattersebutdiissueke

masyarakat. Kesepakatan tersebut juga harus selalu ditinjau ulang dalam

periode tertentu tergantung dengan perkembangan ekonomi dan risiko

investasiyangada.

Informasi yang juga harus diketahu dan disepakati oleh wakif adalah

bahwa, jikadalammasa-masa terjadi guncanganekonomi,makadanamilik

wakif tersebut akan ditarik oleh Bank Sentral dari bank umum, untuk

kemudian ditransfer kepada Departemen Keuangan kepada pemerintah

untukmenstimulasipasarsupayahargamenjadilebihstabil.Denganasumsi

perekonomian merupakan ekonomi yang bebas bunga (interest), maka

guncangan ekonomi lebih disebabkan oleh kurang atau lebihnya jumlah

penawaran barang di pasaran. Dengan demikian, pemerintah melakukan

intervensikedalampasarmelaluirekayasajumlahpenawaranbarang,bukan

denganrekayasaharga.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana status

outstanding pembiayaan bank yang bersumber dari dana wakaf jika

kemudiandanawakafditarikolehBankSentraluntukmemenuhikebutuhan

likuiditaspemerintahgunamenjalankankebijakan fiskalnya.Dalamkondisi

ini, terhitung mulai ditariknya dana wakaf oleh bank sentral, maka

Page 14: Instrumen Moneter Islami Alternatif

14

outstanding yang bersumber dari dana wakaf langsung dialihkan menjadi

pembiayaan murni dari dana milik bank sendiri, sehingga tidak ada lagi

kewajiban bank umum untuk menyetorkan sharing return kepada bank

sentralatasoutstandingtersebut.

IURANEKONOMI(THEECONOMICDUES)

Berawaldari istilahyangdilontarkanolehM.M.Metwally tentangkebijakan

fiskalislami(Gulaid,1995),makamuncullahidesupayainstrumeninidapat

dimanfaatkan sebagai salah satu alat kebijakan moneter. Kalau Metwally

berpendapat bahwa instrumen ini dapat diterapkan sebagai pengurang

pendapatan dan pemotong aset yang idle, maka penulis ingin

mengembangkanidetersebutkedalamskalayanglebihbesar.

Argumentasiyangpalingpentingterhadapgagasanpenulisdibawahini

adalah bahwa uang merupakan barang publik, dan harus mengikuti flow

concept. Uang tidak boleh berhenti dari peredaran, sehingga uang harus

dimanfaatkanuntukkegiatanekonomiriil,danakhirnyauangterusberputar

untuk menggerakkan roda perekonomian (Karim, 2010). Oleh karena itu,

negaraharusmemerangisetiappihakyangsecararesmimaupuntidakresmi

melakukan penimbunan uang. Jika tindakan tersebut dibiarkan terus-

menerus,makadalamjangkapanjangakanberdampakkekuranganlikuiditas

dipasaran,padahal jumlahuangdidalamperekonomiansebenarnyasudah

mencukupi. Akhirnya otoritas moneter akan kesulitan untuk menentukan

arahkebijakan,jikatindakanpenimbunantersebuttidakdicegah.

Penimbunan uang bisa dikategorikan resmi dan tidak resmi.

Penimbunanresmiadalahsegalabentukuangyangtertahandariperedaran

Page 15: Instrumen Moneter Islami Alternatif

15

karena adanya peraturan negara yang memintanya. Misalnya adanya

ketentuanprudentialbanking yangmewajibkanadanyacadanganminimum

dari perbankan untuk mengantisipasi penarikan dana nasabah. Sedangkan

penimbunanuangyangtidakresmisangatbanyaksekalikasusnya,misalnya

penimbunan uang oleh masyarakat, dan kasus ini justru yang sangat sulit

dikontrololehpemerintah.

Salah satu cara untuk mencegah tindakan penimbunan uang adalah

adanyakontrolyangketatterhadapaset-asetidlebaikdiperbankanmaupun

pemerintahan. Kontrol tersebut bisa berupa adanya penerapan ketentuan

FDRyangsungguh-sungguh.Jikasuatubanktidakmencapaisuatutingkatan

FDR optimal, maka bank tersebut harus mendapatkan sanksi. Sanksi bisa

berupaupayapenarikankelebihandanaperbankanyangidletersebut.

Dana tersebut ditarik kemudian dimanfaatkan oleh Bank Sentral

bekerjasama dengan pemerintah untuk menggerakkan sektor riil. Dana

tersebut ditarik untuk kemudian dikembalikan lagi setelah jangka waktu

tertentu,sesuaidengankesepakatanantaraBankSentraldenganbankumum

dan tetap memerhatikan keadaan keseimbangan di sektor riil. Upaya ini

kemudiandisebutsebagaiiuranekonomi(theeconomicdues)yangkemudian

dijadikansebagaiinstrumenuntukpengumpulansumberdayakeuanganoleh

pemerintah melalui kebijakan moneter guna mendorong terjadinya

keseimbanganpasar.

Secara teknis, ketika suatu bank umum tidak memenuhi kriteria

ketentuan minimum FDR, sedangkan perekonomian dalam keadaan

terganggu akibat adanya kelebihan penawaran barang atau terjadinya

Page 16: Instrumen Moneter Islami Alternatif

16

kelebihan permintaan atas barang secara agregat. Maka dana yang ada di

bankumumtersebutditarik olehbanksentraldalamratio tertentudengan

tetap memertimbangkan stabilitas institusi moneter. Dana tersebut

kemudiandisalurkankepadapemerintahmelaluidepartemenkeuangandan

digunakanuntukmenjalankankebijakanfiskal.

Setelah jangka waktu tertentu, ketika perekonomian sudah mulai

membaik,makadanatersebutdikembalikankepadabankumum.Pertanyaan

yang kemudian muncul adalah apakah dana tersebut dikembalikan begitu

saja tanpa disertai return atau dengan disertai return? Tentunya, untuk

masalahini,banksentralharusdanpemerintahharusberlakuadilterhadap

bankumum,karenabankumumjugamenerimaamanahdarinasabahuntuk

mengeloladanatersebut.Returntetapdiberikankepadabankumumdalam

rasio yang disepakati antara bank sentral dengan bank umum. Sebagai

catatan, kebijakan ini dijalankan ketika dana wakaf yang terkumpul tidak

mencukupi untuk menjalankan kebijakan intervensi pasar, maka Bank

Sentralmenarikdana idledibank-bankumummelalui instrument ini.Dana

tersebutkemudiandiserahkankepadapemerintah selakupemangkusektor

riil.

Untuk kasus kelebihan permintaan karena penawaran aggregat

mengalami penurunan, maka pemerintah memanfaatkan dana tersebut

untuk menstimulasi pasar baik melalui kebijakan impor barang untuk

menstabilkan pasar dalam jangka pendek, maupun dengan insentif bagi

sektorproduksi supayadapatmeningkatkankapasitasproduksinya sebagai

solusijangkapanjang.Jikapasarsudahkembalilagikekeadaanekuilibrium,

Page 17: Instrumen Moneter Islami Alternatif

17

makapemerintahmengembalikandanayangsudahdipakainyakepadaBank

SentraldanBankSentralkemudianmengembalikannyakepadabankumum

dengan tetap memberikan return dari operasi pasar yang telah dijalankan

olehpemerintah.Tentunyareturnyangdiberikankepadabank-bankumum

tidak sebesar returnyangdiperolehbank-bankumumketikadana tersebut

disalurkanke sektor riildalambentukpembiayaan.Namun, jikabank-bank

umum mampu memenuhi batasan minimum FDR, tentunya sektor riil dan

keseimbangan pasar barang tidak akan terdistorsi karena kurangnya

pasokanbarang.Olehkarenaitu,kebijakaninidiharapkandapatmendorong

parapengelolabank-bankumumsupayalebihgiatdalammenyalurkandana

himpunannyakepadasektorriil.

Dalam kasus terjadi kelebihan penawaran aggregat, normalnya

kelebihan ini akan diserap oleh sektor swasta lalu dilepas ke pasar luar

negeriatauekspor.Namun,biasanya,jikadalamkondisipenawaranaggregat

melebihi kemampuan permintaan untuk menyerap barang, maka sektor

swasta akanmenekanprodusen sehinggaprodusenakanmenderita karena

harusmenjual produknya dengan harga yang lebih rendah. Jika kondisi ini

terjadi, maka dapat dikatakan bahwa mekanisme pasar telah gagal

menciptakan keadilan dan keseimbangan ekonomi. Oleh karena itu,

pemerintahharusturuntanganuntukmelakukanoperasipasardengancara

menyerapkelebihanpenawaranbarangtersebut.Barangyangtelahdiserap

bisadigunakanuntukcadanganpangannasionalnamunjikakondisipangan

nasional dalam keadaan aman dalam jangka waktu panjang, maka barang

tersebut dapat dilempar ke pasaran ekspor sehingga pemerintah

Page 18: Instrumen Moneter Islami Alternatif

18

mendapatkan profit. Oleh karena itu, dari profit tersebutlah kemudian

pemerintah mengembalikan dana kepada bank umummelalui bank sentral

dengan disertai return, sehingga bank umum bisa memeroleh dananya

kembali dengan disertai return sehingga bank umum tidak kehilangan

kepercayaandarimasyarakatumum.

Dengan argumentasi untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional

suatu negara, maka kebijakan tersebut juga bisa dalam bentuk pemaksaan

terhadap bank-bank yang tidak memenuhi ketentuan batas minimum FDR

untukmengalokasikandananyayangidleuntukkemudianmembiayaiproyek

pemerintah baik secara bersama-sama dengan bank lain (konsorsium)

maupun secara individual. Namun, kebijakan tersebut tetap dijalankan

dibawah kontrol Bank Sentral yang ketat, supaya tercipta kepercayaan

masyarakat terhadap keputusan pembiayaan proyek pemerintah dengan

menggunakan dana bank umum tersebut. Pemaksaan tersebut diterapkan

semata-mata untuk menjaga supaya perekonomian dalam jangka panjang

tetapberjalandalamkeadaanstabildanadil.

KESIMPULAN

Latarbelakangpenerapankebijakaniniadalahadanyakelebihanpenawaran

dan kelebihan permintaan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen

wakaf tunai dan iuran ekonomi yang dijalankan oleh bank sentral dan

bekerjasama dengan pemerintah. Dengan gambaran di dalam makalah ini,

makasudahhampir tidakdapatdibedakan lagiperbedaanantarakebijakan

moneter dan fiskal, karena kedua-duanya bertujuan untuk menciptakan

stabilitas ekonomi secara bersama-sama. Keduanya merupakan kebijakan

Page 19: Instrumen Moneter Islami Alternatif

19

yang integratifdansaling tergantungsatudengan lainnya.Landasanutama

penerapan kebijakan iuran ekonomi adalah konsep Islam dalam

memperlakukan uang, dimana uang diibaratkan air dan darah, jika

mengendap maka akan menjadi sumber penyakit bagi perekonomian, oleh

karenanya uang harus terus berputar semakin cepat semakin baik namun

janganpulaterlaluoverheat.

DAFTARREFERENSI

Ahmed,Habib (2004),Role of Zakat and Awqaf inPoverty Alleviation, IRTI-

IslamicDevelopmentBank,Jeddah

Ahmed,Habib(2007),Waqf-BasedMicrofinance:RealizingTheSocialRoleof

IslamicFinance,IRTI–IslamicDevelopmentBank,Jeddah

Ahmed,Habib,MoneyandExchangeRateinanIslamicEconomy,availableon

http://www.financeinIslam.com/printer_friendly/1_36/174

Chapra,Dr.M.Umer(2000),SistemMoneterIslam,Jakarta,GemaInsaniPress

Chapra, M. Umer (1996), Monetary Management in an Islamic Economy,

Islamic Economic Studies Vol.4 No.1, dapat diakses di

http://www.irti.org/irj/go/km/docs/documents/IDBDevelopments/Inter

net/English/IRTI/CM/downloads/IES_Articles/Vol 4-1..M U

Chapra..MONETARYMANAGEMENTINANISLAMICECO.pdf

Chapra, M. Umer, Monetary Policy In An Islamic Economy, dapat diakses di

http://www.financeinIslam.com/printer_friendly/1_36/45

Cizakca,Murat (2004), Incorporatedcashwaqfs andmudaraba, Islamicnon-

bankfinancialinstrumentsfromthepasttothefuture,MunichPersonal

RePEcArchive(availableonhttp://mpra.ub.uni-muenchen.de/25336/)

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia-FEUI (2009), Indonesia Economic

Outlook2010,Grasindo,Jakarta

Page 20: Instrumen Moneter Islami Alternatif

20

Faridi, FR (1983), Theory of Fiscal Policy in an Islamic State, J.Res. Islamic

Econ.Vo.1No.1pp.15-30,KingAbdulAzisUniversity,Jeddah

Gulaid, Dr. Mahamoud A, Muhammad Aden Abdullah (1995), Reading in

PublicFinanceinIslam,IRTIPublicationManagementSystem,Jeddah

Gulaid,MahamoudA.,PublicSectorResourceMobilizationinIslam,IRTIIDB,

Jedah Saudi Arabia, available on

http://www.irti.org/irj/go/km/docs/documents/IDBDevelopments/Inter

net/English/IRTI/CM/downloads/IES_Articles/Vol 2-2..M A

Gulaid..PUBLICSECTORRESOURCEMOBILIZATION..dp.pdf

Honohan, Patrick (2001), Islamic Financial Intermediation : Economic and

Prudential Considerations, The World Bank, also available on

http://www.nzibo.com/IB2/Intermediation.pdf

Ismal,Rifki(2011),CentralBankIslamicMonetaryInstruments:ATheoretical

Approach,StudiesinEconomicsandFinance,Vol.28Iss:1,pp.51–67

Kahf,Monzer,PublicSectorEconomicsFromIslamicPerspective,Availableon

http://monzer.kahf.com/papers/english/public_sector_economics.pdf

Karim,Adiwarman A. (2010),EkonomiMakro Islami Edisi 3, Rajawali Pers,

Jakarta

Khademoloseini,Majid,Cash-WaqfaNewFinancialInstrumentsforFinancing

Issues : An Analysis of Structure and Islamic Justification of Its

Commercialization, available on

http://www.kantakji.com/fiqh/Files/Wakf/z117.doc

Khan, Mohsin S. and Abbas Mirakhor (1994), Monetary Management in an

Islamic Economy, J.KAU Islamic Economics Vol. 6 pp. 3-21, also

available on

http://www.kau.edu.sa/Files/320/Researches/50888_21025.pdf

Mankiw, N. Gregory (2006), Makroekonomi Edisi Keenam, Jakarta, Penerbit

Erlangga

Mankiw, N. Gregory (2009), Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3, Jakarta,

SalembaEmpat

Page 21: Instrumen Moneter Islami Alternatif

21

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2006 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2004TentangWakaf

Siddiqi,Dr.MuhammedNejatullah(1992),AnOverviewofPublicBorroringin

Early Islamic History, Available on

http://www.irti.org/irj/go/km/docs/documents/IDBDevelopments/Inter

net/English/IRTI/CM/downloads/IES_Articles/Vol 2-2..M Nejatullah

Siqqidi..ANOVERVIEWOFPUBLICBORROWING..dp.pdf

Siddiqi, Dr. Muhammed Nejatullah, Public Expenditure in An Islamic State,

Availableonhttp://www.financeinIslam.com/article/18/1/60

Sundararajan, et all (1998), Monetary Operation and Government Debt

Management Under Islamic Banking, IMF Working Paper WP/98/144,

alsoavailableonhttp://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/wp98144.pdf

Undang-UndangRepublikIndonesiaNomor41Tahun2004TentangWakaf

Kahf, Dr. Monzer (1991), The Economic Role of State in Islam, Lecture

PresentedattheSeminaronIslamicEconomics,Dakka