initial coverage hidajyat irwan 8.10%indonesia mengonsumsi air minum dalam kemasan (amdk) hanya...

23
Initial Coverage Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Bloomberg: SIDO.IJ | Reuters: SIDO.JK Samuel Equity Research 15 September 2016 www.samuel.co.id Forecast and Valuation (at closing price Rp520 per share) Y/E Dec (Rp Bn) 14A 15A 16E 17E 18E 19E Revenue 2,198 2,219 2,380 2,602 2,927 3,368 EBITDA 710 821 994 1,258 1,562 1,989 Net Profit 417 437 480 585 703 892 EPS (Rp) 27.8 29.2 32.0 39.0 46.9 59.5 DPS (Rp) 405 360 360 439 527 669 BV per Share (Rp) 175 173 181 191 203 218 EV/EBITDA (x) 11.0 9.5 7.8 6.2 5.0 3.9 P/E Ratio (x) 18.7 17.8 16.2 13.3 11.1 8.7 P/BV Ratio (x) 3.0 3.0 2.9 2.7 2.6 2.4 Another Rising Star Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi aneka minuman berbasis herbal di Indonesia dan memiliki posisi sebagai pemimpin pangsa pasar industri jamu di Indonesia, dengan dua produk andalannya: Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G. Secara keseluruhan, dipandang dari membaiknya daya beli masyarakat Indonesia mengikuti keadaan makroekonomi Indonesia yang lebih stabil, meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi minuman berbasis kesehatan, melimpahnya ketersediaan sumber hayati di Indonesia sebagai bahan baku (rendah eksposur terhadap resiko ketergantungan impor bahan baku) meyakinkan kami bahwa SIDO masih memiliki feasible earnings growth ke depannya. Dengan menggunakan metode 12M DCF dan WACC sebesar 13.7% serta valuasi yang di rollover sampai ‘17E, kami mendapatkan TP Rp730/lembar saham (17E’PE: 13.3x, PBV 3.8x). BUY. Memiliki competitive advantage pada industri jamu. Sampai saat ini, kedua produk unggulan SIDO, yakni Tolak Angin dan Kuku Bima telah berhasil untuk menguasai masing masing 75% dari pasar obat flu herbal dan 60% pasar minuman berenergi. Selain itu, SIDO juga menerima dua sertifikasi, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Cara Pembuatan Obat yang Baik Setara Dengan Farmasi, turut mengukuhkan eksistensi SIDO sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi berkualitas tinggi di Indonesia yang menerima kedua sertifikasi tersebut sekaligus. SIDO juga memiliki keunggulan diatas pesaing pesaingnya, ditunjang dengan jaringan distribusi yang dan infrastruktur yang ekstensif, modal yang kuat, dan teknologi memadai untuk menunjang proses produksi. Ekspansi sebagai motor pertumbuhan penjualan. Inovasi (dengan kontinuitas pengembangan produk baru), serta ekspansi merupakan kunci bagi pertumbuhan penjualan SIDO. Tahun ini, perusahaan telah meluncurkan 2 varian baru pada segmen produk Tolak Angin dan Kuku Bima, yakni Tolak Linu Mint dan Kuku Bima Ener-G Herbal. Selain itu, SIDO juga akan meluncurkan New Alam Sari. Selain memperluas aneka varian dari produk herbal, perusahaan juga tengah fokus untuk menyelesaikan pabrik barunya di Semarang yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun ini. Penambahan pabrik tersebut diproyeksikan dapat memberikan tambahan kapasitas produksi sekitar 150 juta sachet/tahun. All in all, kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 7%YoY dan 9%YoY, serta marjin laba bersih berada pada angka 20% dan 22%, untuk ’16E dan ’17E. Memulai inisiasi dengan rekomendasi BUY. Katalis lainnya adalah: 1). Kuatnya neraca keuangan perusahaan (‘debt free’), 2). Valuasi yang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata rata sektor. Dengan potensi kenaikan harga yang besar menuju TP, kami menyukai saham SIDO, serta menginisiasinya dengan BUY dengan target harga Rp730/lembar saham. Target Price Rp 730 Last Price Rp 520 Potential Upside 40.4% JCI Index 5,139 Share isued (bn) 15.00 Market Cap. (Rp tn) 7.65 52-Weeks High/Low 620/469 Avg Daily Vol (mn) 4.92 Free Float 19.0% Nominal Value Rp 100 Book value/share ‘16 Rp181 Relative to JCI Chart Company Background Shareholder Structure Sulistio Desy 40.50% Hidajat Sandra Linata 8.10% Hidajyat Irw an 8.10% Hidayat Sofyan 8.10% Hidayat Johan 8.10% Hidayat David 8.10% Schroder Investments 4.2% Publics 14.8% BUY (Initiate) PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) memproduksi produk - produk berbasis herbal. SIDO mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013. 80 100 120 140 Jan-16 Apr-16 Jul-16 JCI SIDO Marlene Tanumihardja +62 21 2854 8387 [email protected]

Upload: others

Post on 24-Aug-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Initial Coverage

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Bloomberg: SIDO.IJ | Reuters: SIDO.JK

Samuel Equity Research 15 September 2016

www.samuel.co.id

Forecast and Valuation (at closing price Rp520 per share)

Y/E Dec (Rp Bn) 14A 15A 16E 17E 18E 19E

Revenue 2,198 2,219 2,380 2,602 2,927 3,368

EBITDA 710 821 994 1,258 1,562 1,989

Net Profit 417 437 480 585 703 892

EPS (Rp) 27.8 29.2 32.0 39.0 46.9 59.5

DPS (Rp) 405 360 360 439 527 669

BV per Share (Rp) 175 173 181 191 203 218

EV/EBITDA (x) 11.0 9.5 7.8 6.2 5.0 3.9

P/E Ratio (x) 18.7 17.8 16.2 13.3 11.1 8.7

P/BV Ratio (x) 3.0 3.0 2.9 2.7 2.6 2.4

Another Rising Star Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi aneka minuman berbasis herbal di Indonesia dan memiliki posisi sebagai pemimpin pangsa pasar industri jamu di Indonesia, dengan dua produk andalannya: Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G. Secara keseluruhan, dipandang dari membaiknya daya beli masyarakat Indonesia mengikuti keadaan makroekonomi Indonesia yang lebih stabil, meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi minuman berbasis kesehatan, melimpahnya ketersediaan sumber hayati di Indonesia sebagai bahan baku (rendah eksposur terhadap resiko ketergantungan impor bahan baku) meyakinkan kami bahwa SIDO masih memiliki feasible earnings growth ke depannya. Dengan menggunakan metode 12M DCF dan WACC sebesar 13.7% serta valuasi yang di rollover sampai ‘17E, kami mendapatkan TP Rp730/lembar saham (17E’PE: 13.3x, PBV 3.8x). BUY.

Memiliki competitive advantage pada industri jamu. Sampai saat ini, kedua produk unggulan SIDO, yakni Tolak Angin dan Kuku Bima telah berhasil untuk menguasai masing – masing 75% dari pasar obat flu herbal dan 60% pasar minuman berenergi. Selain itu, SIDO juga menerima dua sertifikasi, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Cara Pembuatan Obat yang Baik Setara Dengan Farmasi, turut mengukuhkan eksistensi SIDO sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi berkualitas tinggi di Indonesia yang menerima kedua sertifikasi tersebut sekaligus. SIDO juga memiliki keunggulan diatas pesaing – pesaingnya, ditunjang dengan jaringan distribusi yang dan infrastruktur yang ekstensif, modal yang kuat, dan teknologi memadai untuk menunjang proses produksi.

Ekspansi sebagai motor pertumbuhan penjualan. Inovasi (dengan kontinuitas pengembangan produk baru), serta ekspansi merupakan kunci bagi pertumbuhan penjualan SIDO. Tahun ini, perusahaan telah meluncurkan 2 varian baru pada segmen produk Tolak Angin dan Kuku Bima, yakni Tolak Linu Mint dan Kuku Bima Ener-G Herbal. Selain itu, SIDO juga akan meluncurkan New Alam Sari. Selain memperluas aneka varian dari produk herbal, perusahaan juga tengah fokus untuk menyelesaikan pabrik barunya di Semarang yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun ini. Penambahan pabrik tersebut diproyeksikan dapat memberikan tambahan kapasitas produksi sekitar 150 juta sachet/tahun. All in all, kami memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 7%YoY dan 9%YoY, serta marjin laba bersih berada pada angka 20% dan 22%, untuk ’16E dan ’17E.

Memulai inisiasi dengan rekomendasi BUY. Katalis lainnya adalah: 1). Kuatnya neraca keuangan perusahaan (‘debt free’), 2). Valuasi yang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan rata – rata sektor. Dengan potensi kenaikan harga yang besar menuju TP, kami menyukai saham SIDO, serta menginisiasinya dengan BUY dengan target harga Rp730/lembar saham.

Target Price Rp 730

Last Price Rp 520

Potential Upside 40.4%

JCI Index 5,139

Share isued (bn) 15.00

Market Cap. (Rp tn) 7.65

52-Weeks High/Low 620/469

Avg Daily Vol (mn) 4.92

Free Float 19.0%

Nominal Value Rp 100

Book value/share ‘16 Rp181

Relative to JCI Chart

Company Background

Shareholder Structure

Sulistio Desy 40.50%

Hidajat Sandra Linata 8.10%

Hidajyat Irw an 8.10%

Hidayat Sofyan 8.10%

Hidayat Johan 8.10%

Hidayat David 8.10%

Schroder Investments 4.2%

Publics 14.8%

BUY (Initiate)

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

(SIDO) memproduksi produk - produk berbasis

herbal. SIDO mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2013.

80

100

120

140

Jan-16 Apr-16 Jul-16

JCI SIDO

Marlene Tanumihardja +62 21 2854 8387

[email protected]

Page 2: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 2 of 23

Makroekonomi Indonesia

Bertambahnya kelas menengah dan pendapatan masyarakat Indonesia

Peningkatan jumlah kelas menengah masyarakat Indonesia termasuk salah satu yang paling

cepat di dunia, di mana World Bank menilai pada setiap tahunnya, pertumbuhan kelas

menengah di Indonesia rata-rata mencapai 7 juta penduduk. Dengan membagi populasi

masyarakat Indonesia berdasarkan tingkat pengeluarannya, Boston Consulting Group yang

memprediksi jumlah kelas menengah (middle) sebanyak 41.6 juta pada tahun 2012

memproyeksikan bahwa angka tersebut terus bertambah dan diprediksi mencapai 68.2 juta

orang pada tahun 2020 mendatang, sementara jumlah masyarakat miskin yang masuk dalam

kategori poor less diprediksi akan turun drastis dari 64.5 juta jiwa pada tahun 2012 ke level 28.3

juta jiwa pada tahun 2020 mendatang. Adapun yang menempati kelas Poor Less adalah

masyarakat yang memiliki pengeluaran bulanan kurang dari Rp1juta per bulan, Aspirant Middle

adalah masyarakat yang berpengeluaran Rp1juta sampai Rp1.5juta, Emerging Middle Rp1.5juta

sampai Rp2 juta, Middle Rp2 juta sampai Rp3juta, Upper Middle dari Rp3 juta sampai Rp5 juta,

Affluent dari Rp5 juta sampai Rp7.5juta, sementara kelas Elite memiliki pengeluaran bulanan di

atas Rp7.5 juta per bulannya.

Figure 1. Indonesia’s Population Breakdown By Expenditure Level (2012 and 2020)

2.5

6.6

23.2

41.6

44.4

65.4

64.5

0 10 20 30 40 50 60 70

2012

Population (Mn People)

Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite

Page 3: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 3 of 23

Source: Boston Consulting Group (BCG)

Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen

Kami melihat pada tahun 2015, indeks kepercayaan konsumen (‘Consumer Confidence Index’)

sempat mengalami tren penurunan akibat perlambatan ekonomi. Akan tetapi sejak awal tahun

ini, indeks kepercayaan konsumen berangsur membaik (seperti terlampir pada gambar di

bawah), seiring dengan mulai berjalannya sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.

Membaiknya Indeks Kepercayaan Konsumen juga menjadi suatu indikator mulai pulihnya

kembali daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat menjadi salah satu penggerak

yang signifikan, terutama bagi sektor ritel dan konsumsi.

Figure 2. Consumer Confidence Index

Source: Bloomberg, Bank Indonesia

6.5

16.5

49.3

68.2

50.5

47.9

28.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80

2020F

Population (Mn People)

Poor less Aspirant Emerging Middle Middle Upper middle Affluent Elite

85

90

95

100

105

110

115

120

Jun-15 Aug-15 Oct-15 Dec-15 Feb-16 Apr-16 Jun-16

Page 4: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 4 of 23

Berlanjutnya Arus Urbanisasi

Salah satu dampak positif dari proses urbanisasi adalah pertambahan penduduk perkotaan yang

memungkinkan terjadinya perdagangan dalam skala yang besar, di mana penduduk tersebut

berpotensi menjadi konsumen yang baik untuk memasarkan produk-produk hasil produksi.

Dengan semakin berkembangnya perkotaan, proses urbanisasi di Indonesia masih akan terus

berlanjut. World Bank memproyeksikan pada tahun 2025, persentase penduduk yang tinggal di

perkotaan akan mencapai 67%.

Figure 3. Rural vs Urban Population

Source: World Bank

Stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS

Pada saat ini, kami melihat nilai tukar Rupiah yang jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan

tahun lalu. Tercatat, nilai tukar Rupiah telah menguat sekitar 9%YoY dan 5.3%YTD. Kami

mengekspektasikan nilai tukar Rupiah yang lebih stabil lagi, seiring dengan mulai membaiknya

makroekonomi Indonesia, terealisasinya program – program infrastruktur pemerintah, serta

berjalannya program pengampunan pajak. Kami memperkirakan nilai tukar dapat mencapai

Rp13,000 per dolar AS pada akhir tahun ini. All in all, meskipun pergerakan nilai tukar Rupiah

tidak secara langsung mempengaruhi kinerja perusahaan pada sektor konsumsi, akan tetapi

penguatan nilai tukar Rupiah berdampak bagi kestabilan ekonomi Indonesia secara keseluruhan

dan secara tidak langsung mempengaruhi daya beli masyarakat.

Figure 4. USD/IDR Exchange Rate Movement

Source: World Bank

3642

4854

67

0

20

40

60

80

100

120

1995 2000 2005 2010 2050

Rural Population to Total (%) Urban Population to Total (%)

12,000

12,500

13,000

13,500

14,000

14,500

15,000

Aug-15 Nov-15 Feb-16 May-16 Aug-16

Page 5: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 5 of 23

Industri Barang Konsumsi di Indonesia

Industri makanan dan minuman di Indonesia masih menjanjikan, didorong oleh pertumbuhan

populasi penduduk yang terus bertambah (terutama usia produktif), bertumbuhnya pendapatan,

serta tingkat kesejahteraan masyarakat. Industri makanan dan minuman terbilang merupakan

salah satu industri yang paling matang di Indonesia, dengan banyaknya pemain baik lama dan

baru dari dalam dan luar negeri. Contoh nama pemain besar pada sektor konsumsi adalah

Indofood, Wings, Garuda Food, dan Mayora. Selain itu, perusahaan – perusahaan asing juga

turut tertarik pada pasar Indonesia yang menjanjikan dan masuk ke pasar Indonesia, seperti

contohnya adalah Kraft dan Nestle. Selain ditinjau dari sisi besarnya populasi Indonesia dan

pertumbuhan ekonominya, ketersediaan berbagai komoditas berbasis agrikultur seperti kelapa

sawit, tebu, kopi, dan gula turut menjadi daya tarik bagi investor untuk mengembangkan bisnis

makanan dan minumannya di Indonesia.

Penjualan makanan minuman pada tahun 2013 mencapai Rp900 triliun, dan Gabungan

Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memprediksi pertumbuhan pada sektor

ini dapat menyentuh 11% per tahun ke depannya. Angka pertumbuhan tersebut melampaui

angka pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang pada tahun lalu hanya mencapai 4.7%. Bahkan,

segmentasi minuman sendiri diprediksi mampu tumbuh sebesar CAGR 9% dari tahun 2014

sampai 2018, dengan estimasi pertumbuhan penjualan minuman ringan sebesar CAGR 9.3%

dari tahun 2014 sampai 2018.

Untuk segmentasi minuman, Gapmmi bahkan menilai, ruang tumbuh untuk sektor minuman

dalam industri konsumsi masih memiliki ruang yang sangat menjanjikan, karena tingkat

penetrasi yang masih terbilang rendah. Didukung oleh data dari Asosiasi Perusahaan Air Minum

Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), konsumsi AMDK per kapita di Indonesia masih rendah

dibandingkan negara lain. Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya

sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

lainnya seperti: Tiongkok (118,1 liter), Thailand (225,61 liter), bahkan sangat tertinggal jauh jika

dibandingkan dengan Meksiko (254,76 liter).

Figure 5. Beverage Consumptions Per Capita Among Countries

Source: Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin)

91.0

118.1

226.6

254.8

0

50

100

150

200

250

300

Indonesia China Thailand Mexico

litr

e/c

ap

ita

/ye

ar

Page 6: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 6 of 23

Figure 6. Varied Beverages Growth in Indonesia

Source: Indonesianconsume.blogspot.com, Euromonitor

Figure 7. Shares of Beverage Consumptions in Indonesia (2015)

Source: Indonesianconsume.blogspot.com, Euromonitor

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Mill

ion

Lit

er

9%3%

85%

3%

RTD Tea RTD Carbonates RTD Waters Others

Page 7: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 7 of 23

Prospek Industri Jamu di Indonesia

Perkembangan industri jamu di Indonesia bermula pada era 1900-an, dengan ditandai oleh

berdirinya sejumlah pabrik – pabrik jamu yang saat ini telah menjadi skala besar, seperti Mustika

Ratu, Nyonya Meneer, Jamu Jago, Sido Muncul, Jamu Jago, dan Jamu Borobudur. Potensi

untuk mengembangkan industri jamu masih sangat besar di Indonesia, didukung oleh

keanekaragaman tanaman herbal dan hayati di Indonesia, di mana menurut riset dari Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis dari sekitar 40.000

jenis aneka tanaman di dunia.

Berbagai ahli menyebutkan ada sekitar 7.000 jenis di antaranya memiliki potensi untuk menjadi

tanaman obat, walaupun Indonesia baru memanfaatkan hanya sekitar 180 spesies sebagai

bahan baku obat bahan alam dari sekitar 950 spesies yang berkhasiat sebagai obat. Dengan

kayanya bahan baku herbal tersebut dan potensi yang besar bagi tanaman – tanaman tersebut

untuk dikembangkan lebih lanjut, industri jamu di Indonesia juga tidak terlalu terpengaruh oleh

keterbatasan dan sulitnya impor, serta volatilitas nilai tukar Rupiah. Selain itu, jamu berfungsi

bukan hanya untuk memelihara kesehatan, namun memiliki sejumlah fungsi lainnya seperti

memelihara bentuk tubuh, menambah tenaga dan gairah hidup, dan mengobati berbagai

penyakit kronis.

Karena sifat jamu yang cenderung lebih minim efek samping, toksisitas yang lebih rendah

daripada obat kimia, serta tidak meninggalkan residu sehingga relatif lebih aman untuk

dikonsumsi jika dibandingkan dengan obat – obatan kimia yang memberikan efek cepat tapi

bersifat merusak, serta didukung oleh semakin sadarnya masyarakat untuk mengkonsumsi

makanan dan minuman sehat, permintaan terhadap minuman herbal seperti jamu terus

bertumbuh. Data dari Gabungan Pengusaha Jamu mencatat, penjualan obat herbal (jamu-

jamuan) di Indonesia pada 2010 menembus angka Rp7,2 triliun dan pada tahun 2011 mencapai

Rp12 triliun, lalu terus meningkat di tahun 2012 menjadi Rp 13 triliun. Selain itu, Kementerian

Perindustrian mencatat bahwa pada tahun 2014, penjualan jamu mampu menembus Rp 15

triliun.

Survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2010 pun turut mendukung

prospek industri jamu di Indonesia, di mana sekira 56 persen masyarakat Indonesia

mengkonsumsi jamu dan 95 persen dari mereka mengakui manfaat jamu. Selain itu, besarnya

manfaat jamu dan jumlah tanaman herbal di Indonesia mendorong komoditas tersebut untuk

diekspor sehingga mendatangkan devisa bagi negara. Adapun negara – negara mayoritas

tujuan ekspor tanaman herbal asal Indonesia antara lain Bangladesh, Pakistan, Malaysia,

Vietnam, dan Jepang. Untuk tahun ini, Kementerian Perindustrian memprediksi nilai ekspor jamu

asal Indonesia dapat menembus Rp 2 triliun tahun ini (tumbuh 18% jika dibandingkan dengan

nilai ekspor tahun lalu yang tercatat Rp 1,67 triliun).

Page 8: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 8 of 23

Figure 8. Indonesian Herbal Export Value (in USD ‘000)

Source: Warta Ekspor (Ditjen PEN/MJL/005/9/2014 September)

Figure 9. Indonesian Herbal Export Destination

Source: Warta Ekspor (Ditjen PEN/MJL/005/9/2014 September)

11,790

18,867

13,998

8,947

23,446

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

2009 2010 2011 2012 2013

Bangladesh37%

Pakistan37%

Malaysia 9%

Vietnam4%

Japan3%

Others10%

Page 9: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 9 of 23

Sekilas Perjalanan Perusahaan

Pertama kali berdiri pada tahun 1940 sebagai produsen obat

herbal lokal di Yogyakarta, yang dikelola oleh Mrs. Rahmat

Sulistio.

Pada tahun 1951, proses produksi pindah ke Semarang, dan

perusahaan diberi nama Sido Muncul, yang artinya sebuah

Berdirinya perusahaan jamu tersebut berubah menjadi

Perusahaan Terbatas atau PT, dan namanya menjadi PT

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, pada 1975.

Perusahaan terbatas dibentuk dengan nama CV Industri Jamu

dan Farmasi Sido Muncul pada tahun 1970.

Pabrik Sido Muncul pindah ke Lingkungan Industri Kecil,

Semarang, dan diperlengkapi dengan mesin – mesin modern

pada 1984.

Mulai pembangunan pabrik yang lebih besar dan modern di

Klepu, Ungaran pada tahun 1997.

Pabrik baru di kawasan Klepum Ungaran, dengan luas area 30

hektar selesai pada tahun 2000.

Sido Muncul melaksanakan IPO dengan harga Rp580 per

lembar saham, dan menawarkan sebanyak 1,500,000,000

lembar saham pada 2013.

Page 10: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 10 of 23

Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan

PT Berlico Mulia Farma bergabung dengan grup Sido Muncul,

serta memperluas bisnis Sido Muncul di bidang farmasi.

Ekspansi pabrik ekstrak selesai dan beroperasi secara penuh

pada tahun 2015

Page 11: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 11 of 23

Sekilas Mengenai Perusahaan

Garis Besar Bisnis Perusahaan

SIDO memiliki tiga divisi bisnis utama, yakni Obat – obatan Herbal, Makanan dan Minuman

(F&B), dan Farmasi. Divisi Herbal dan Suplemen menjadi kontributor utama penjualan SIDO, di

mana pada 1H16 kemarin berkontribusi sebesar 57.4%, disusul oleh divisi Makanan dan

Minuman (F&B) sebesar 39.5%, dan divisi Farmasi sebesar 3.1%.

Divisi Herbal dan Suplement

Divisi Herbal dan Suplemen memiliki produk unggulan, yakni Tolak Angin. Perusahaan tidak

berhenti untuk berinovasi dalam pengembangan produk Tolak Angin (produk perusahaan

dengan brand awareness yang tinggi), dengan mengeluarkan varian lainnya seperti Tolak Angin

Flu dan Tolak Angin Herbal. Selain itu, produk perusahaan bernama Pegel Linu juga masuk ke

dalam kategori divisi ini.

Divisi Makanan dan Minuman (F&B)

Divisi Makanan dan Minuman didirikan oleh Sido Muncul pada tahun 2004, dengan produk

pertama yang dirintis oleh perusahaan pada divisi ini adalah minuman energi “Kuku Bima

Energi” rasa original, yang kemudian perusahaan mengembangkan berbagai rasa seperti rasa

Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda, serta Kuku Bima Energi Plus Vitamin

C. Setelah sukses dengan produk “Kuku Bima Energi”, perusahaan kembali mengembangkan

divisi ini dengan produk bertipe permen, yakni “Permen Tolak Angin”, “Permen Jahe Wangi”,

dan “Permen Kunyit Asam”. Lalu, perusahaan juga mengembangkan berbagai minuman

kesehatan “Sido Muncul VitaminC-1000”, “Kuku Bima Kopi Ginseng”, “Kopi Jahe SidoMuncul”,

“Susu Jahe”, serta “Alang Sari Plus”.

Figure 10. 1H16 Sales Mix

Source: Company

57.4%

39.5%

3.1%

Herbal Medicine and Supplement Food and Beverages Pharmacy

Page 12: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 12 of 23

Figure 11. SIDO’s Product Portfolio

Source: Company

Divisi Farmasi

Dalam rangka memperlebar bisnisnya ke industri farmasi di Indonesia, Sido Muncul

mengakuisisi PT. Berlico Mulia Farma, dan resmi menjadi anak perusahaan SIDO pada tanggal

1 September 2014. PT. Berlico Mulia Farma yang telah memiliki sertifikat CPOB sangat

berpengalaman sejak tahun 1976 dalam membuat berbagai macam obat-obatan, baik dalam

bentuk cairan berbentuk sirup, tablet, tablet salut, dan krim. Perusahaan ini juga dilengkapi

dengan fasilitas penunjang antara lain seperti laboratorium ruang pengawasan pengendalian

mutu dan gudang penyimpanan, serta sarana pengolahan limbah, baik limbah udara, padat,

maupun cair.

Saat ini PT. Berlico Mulia Farma telah memproduksi kurang lebih sebanyak 80 jenis obat yang

terdiri dari produk-produk ethical, OTC, food supplement, dan medical herbal. Berbagai merek

produk yang dipasarkan antara lain: Anacetine (Obat Penurun Panas), Combicitrine (Obat

Cacing), Berlosid (Obat Mag), Anabion (Multivitamin Anak-anak), Suprabion (Multivitamin untuk

Orang Dewasa), dan Minyak Telon cap 3 anak. Selain memiliki jaringan distribusi yang

memadai, anak usaha SIDO ini juga memiliki fasilitas laboratorium penelitian dan

pengembangan, sarana pengelolaan limbah terpadu baik limbah padat, cair, dan udara, serta

memiliki pengawasan dan pengendalian kualitas yang baik.

Page 13: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 13 of 23

Extensive Infrastructure sebagai tambahan ‘Competitive Advantage’

Sebagai pemimpin pada industri jamu dan farmasi yang dituntut untuk memiliki pengembangan

produk yang bermutu, dan SIDO telah membuktikannya, dengan membangun infrastruktur yang

memadai, terutama yang berkaitan dengan inovasi dan pengembangan produk. Upaya tersebut

sekaligus menjadikannya satu – satunya perusahaan jamu di Indonesia yang memiliki fasilitas

laboratorium dan teknologi yang memadai, unggul jika dibandingkan dengan kompetitor -

kompetitornya. Perusahaan memiliki laboratorium berskala modern yang terintegrasi, seperti

Laboratorium Instrumentasi (pengukuran kualitas bahan baku pembuatan berbagai produk),

Laboratorium Farmakologi (penelitian manfaat obat dalam tubuh), Laboratorium Farmakolognosi

(penelitian terhadap berbagai tanaman obat dan khasiatnya), Laboratorium Stabilitas (tempat

untuk melakukan uji kualitas berbagai produk), dan Laboratorium Formulasi (Peracikan

berbagai, hingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan takarannya yang tepat).

Dengan demikian, kami menilai bahwa SIDO memiliki extensive infrastruktur yang lebih unggul

dibandingkan dengan perusahaan pesaing lainnya. Besarnya modal yang dibutuhkan oleh

produsen jamu dan farmasi untuk membangun infrastruktur dan berbagai fasilitas penunjang

untuk pengembangan produk, inovasi, meningkatkan standar, serta mempertahankan kualitas

menciptakan barrier to entry yang cukup besar pada bisnis herbal dan farmasi, sehingga

memberikan keuntungan tersendiri bagi SIDO sebagai pemain lama. (Gambar di bawah diurut

dari atas ke bawah: Laboratorium Instrumentasi, Laboratorium Farmakologi, Laboratorium

Farmakolognosi, Laboratorium Stabilitas, Laboratorium Stabilitas, dan Laboratorium Formulasi).

Figure 12. Company’s Extensive Laboratories

Page 14: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 14 of 23

Source: Company

Figure 13. Distributional Coverages

Source: Company

Page 15: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 15 of 23

Proyeksi Kinerja Penjualan

Memperkirakan perbaikan kinerja penjualan pada ’16 – ‘17E

Kami memproyeksi pertumbuhan top line yang lebih baik lagi terutama untuk ’16 dan ‘17E, yang

didorong oleh: 1). Perbaikan ekonomi, sehingga mendorong kembali daya beli masyarakat yang

sempat lesu pada tahun 2015 lalu, 2). Pertumbuhan konsumsi minuman yang melebihi

pertumbuhan ekonomi dalam kurun beberapa waktu belakangan ini, serta kesadaran

masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi minuman kesehatan (‘Health Awareness’),

menyebabkan menariknya pertumbuhan bisnis Food & Beverage SIDO, setidaknya untuk

beberapa tahun ke depan, 3). Inovasi dan pengembangan produk baru yang

berkesinambungan, contohnya: peluncuran varian baru untuk Tolak Linu dengan varian rasa

baru Mint dan Kuku Bima Ener-G Herbal (minuman energi dengan komposisi mengandung

herbal) pada tahun ini, 4). Perluasan cakupan pasar melalui kafe jamu (strategi yang belum

pernah diperkenalkan sebelumnya), di mana SIDO akan bermitra dengan UMKM dan

mendirikan 20,000 kafe jamu untuk tahap awal.

Figure 14. Historical and Projected Revenues

Source: Company

Figure 15. New Product Launching (Tolak Linu with Mint and Kuku Bima Ener-G Herbal)

Source: Company

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Rp

Bn

Revenue yoy change (%)

Page 16: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 16 of 23

Analisa Profitabilitas

Figure 16. Stable Profitability Margins

Source: Company, SSI Research

Figure 17. Rising Trend of ROE, ROA, and ROCE

Source: Company, SSI Research

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E

Gross margin Operating margin Net margin

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E

ROE ROA ROCE

Page 17: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 17 of 23

Analisa Neraca Keuangan

Tingkat solvabilitas dan likuiditas yang tinggi

Sampai saat ini, SIDO merupakan salah satu perusahaan sektor konsumsi yang memiliki tingkat

solvabilitas dan likuiditas yang solid dan stabil. SIDO sampai dengan 1H16 tidak memiliki

eksposur terhadap hutang berbunga (baik merupakan pinjaman bank jangka pendek dan jangka

panjang, serta obligasi). Dengan demikian, SIDO memiliki resiko gagal bayar yang sangat

minim. Dengan jumlah kas internal yang masih memadai (FY15: Rp837 miliar dan 1H16: Rp741

miliar), serta kebutuhan ekspansi yang tidak terlalu besar (sarana infrastruktur dan jaringan

distribusi yang telah memadai), kami menilai kebutuhan pendanaan eksternal untuk ekspansi

terbilang minim. Oleh karena itu, kami mengestimasikan rasio net gearing sebesar -27% dan -

22% untuk ‘16E dan ‘17E (Lihat tabel Key Financial). serta rasio lancar sebesar 7.7x dan 7.6x,

untuk ‘16E dan ‘17E.

Figure 18. Gearing Ratio

Source: Company; SSI Research

(90.00)

(80.00)

(70.00)

(60.00)

(50.00)

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E

Page 18: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 18 of 23

Figure 19. Stable Liquidity Ratios Over Years

Source:Company, SSI Research

Valuasi Perusahaan dan Rekomendasi

Inisiasi dengan rekomendasi BUY, TP: Rp730/lembar saham (potensi kenaikan: 40.4%)

Kami menginisiasi saham SIDO dengan rekomendasi BUY. Dengan menggunakan valuasi yang

di rollover untuk ‘17E, kami mendapatkan potensi kenaikan pada saham SIDO sebesar 40.4%

dari harga sekarang. Dengan valuasi menggunakan 12MDCF, WACC sebesar 13.7%, dan rata

– rata terminal growth sebesar 5%, harga tersebut mencerminkan 17E’PE dan PBV sebesar

18.7x dan 3.8x. Kami berpendapat saham SIDO memiliki valuasi yang menarik dan

undemanding, jika dibandingkan dengan valuasi saham konsumsi lainnya yang sudah memiliki

PE yang tinggi, serta valuasi sektor konsumsi secara keseluruhan yang memiliki 17E’PE

sebesar 24.7x. Dengan posisi perusahaan sebagai salah satu perusahaan produsen jamu dan

ramuan herbal tradisional terkemuka di tanah air dengan teknologi yang canggih, konsistensi

dalam inovasi dan pengembangan produk baru, serta solidnya marjin dan kinerja neraca

keuangan, kami menilai saham SIDO masih menarik dan layak untuk mendapatkan valuasi

premium.

0

2

4

6

8

10

12

2013 2014 2015 2016F 2017F 2018F

(x)

Current ratio (x) Quick ratio (x)

Page 19: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 19 of 23

Figure 20. Valuation Table

Source: SSI Research

Figure 21. Sector Comparison

Source: Bloomberg, SSI Research

Figure 22. Valuation Matrix

Source: Bloomberg, SSI Research

Terminal Growth Rate 5.0% NPV of Cash Flows 1,646

Adjusted Beta 1.0 NPV of Terminal Value 8,548

Risk-Free Rate 6.5% Total NPV 10,921

Market Risk Premium 7.5% Cash/(Debt) 727

Cost of Equity 13.7% Implied Equity Value 11,648

Gross Cost of Debt 9.0% Implied Per Share Value 728

Tax Rate 22.0% Outstanding Shares (Mn) 15

Net Cost of Debt 7.0%

Equity/(Equity + Net Debt) (%) 100.0%

Weighted Cost of Equity (%) 13.7%

Net Debt /(Equity + Net Debt) (%) 0.0%

Weighted Cost of Debt (%) 0.0%

WACC 13.7%

Company Last Target

price price 16E 17E 16E 17E 16E 17E

Unilever Indonesia (UNVR.IJ) 44,750 45,200 53.5 47.8 63.6 55.7 118.9% 116.6%

Indofood Sukses Makmur (INDF.IJ) 8,175 9,900 18.2 15.4 2.4 2.2 13.2% 14.2%

Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP.IJ) 9,425 10,300 29.5 26.5 6.2 5.5 21.0% 20.8%

Kalbe Farma (KLBF.IJ) 1,695 1,700 36.1 30.3 6.8 5.9 18.7% 19.6%

Nippon Indosari Corpindo (ROTI.IJ) 1,565 2,000 29.5 22.0 5.6 4.6 18.9% 21.1%

Ultrajaya Milk Industry (ULTJ.IJ) 4,620 5,000 21.1 17.6 4.8 4.0 22.6% 22.5%

Industri Jamu Sido Muncul (SIDO.IJ) 520 730 16.2 13.3 2.9 2.7 17.7% 20.4%

Average 29.2 24.7 13.2 11.5 33.0% 33.6%

PE (x) ROEPBV (x)

Page 20: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 20 of 23

Figure 23. SIDO PE Band

Source: Bloomberg, SSI Research

Figure 24. Result Comparison (1H16)

Source: Bloomberg, SSI Research

20.8

26.2

15.1

31.6

9.4

0

10

20

30

Dec-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Dec-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Dec-15 Mar-16 Jun-16

Average ST dev +1 ST dev -1

PER - Roll ST dev +2 ST dev -2

(in Rp bn) 1Q16 2Q16 QoQ 1H16 1H15 YoY 1H16/

'16 Cons

Sales 608 689 13.3% 1,297 1,141 14% 54.2%

COGS (367) (398) 8.4% (765) (687) 11%

Gross Profit 241 291 20.7% 532 454 17% 53.5%

Total Operating Expense (92) (116) 25.4% (208) (175) 19%

Selling Expense (67) (85) 26.9% (152) (126) 21%

G&A Expense (25) (31) 21.3% (56) (49) 14%

Operating Profit 149 175 N/A 324 279 16% 61.0%

Non-Operating Income (expense) 14 13 -8.3% 27 38 -28%

Pre-tax Income 163 188 16% 351 317 11%

Tax (37) (50) N/A (87) (71) N/A

Net Income 126 138 9.9% 264 246 7% 57.7%

Profitability

Gross margin 39.6% 42.2% 2.6% 41.0% 39.8% -1.2%

Operating margin 24.5% 25.4% 1.0% 25.0% 24.5% -0.5%

Pre-tax margin 26.8% 27.3% 0.5% 27.1% 27.8% 0.7%

Net margin 20.7% 20.1% -0.6% 20.4% 21.6% 1.2%

Page 21: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 21 of 23

Faktor Resiko Utama

Perbaikan ekonomi lebih lambat dari ekspektasi

Kinerja SIDO tidak dapat lepas dari makroekonomi Indonesia, di mana volatilitas daya beli

masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan penjualan perusahaan. Dengan demikian,

lambatnya perbaikan ekonomi Indonesia juga merupakan sebuah ancaman bagi kinerja

perusahaan.

Perubahan peraturan pemerintah

Sektor manufaktur dan barang konsumsi turut terekspos oleh serangkaian kebijakan dan

regulasi dari pemerintah, karena sektor manufaktur dan barang konsumsi juga merupakan

penggerak perekonomian Indonesia yang menyangkut langsung dengan kebutuhan pokok

masyarakat Indonesia, di mana perputaran uang di dalamnya termasuk cepat. Contoh aturan

pemerintah yang berdampak pada industri makanan dan minuman Indonesia yakni: kenaikan

pajak plastik untuk kemasan makanan dan minuman.

Ketatnya persaingan

Industri barang konsumsi di Indonesia menghadapi persaingan yang ketat, baik dalam dan luar

negeri. Meskipun kami menilai SIDO memiliki value added dengan spesialisasi pada minuman

jamu dan herbal tradisional, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan akan adanya pesaing baru

dengan bisnis serupa, baik dari dalam dan luar negeri. Secara keseluruhan, para pemain dalam

industri jamu tidak hanya kesulitan menciptakan produk yang berkualitas, akan tetapi dituntut

untuk memiliki daya saing pasar yang tinggi.

Stabilitas pengadaan bahan baku

Pengadaan bahan baku, yang tergantung dengan kondisi alam, keadaan tanah, kontur, dan

iklim di Indonesia, sangat mempengaruhi ketersediaan aneka tumbuhan yang merupakan bahan

baku bagi Industri jamu dan obat herbal. Sumber bahan baku yang mayoritas berasal dari

tanaman – tanaman herbal yang hanya dapat ditemukan dan tumbuh di Indonesia

mengakibatkan para produsen jamu terkekspos oleh resiko kelangkaan sumber bahan baku dan

volatilitas harga yang tinggi akibat dari terbatasnya ketersediaan dari sumber bahan baku, dan

gangguan lainnya yang tidak terprediksi sebelumnya.

Maraknya keberadaan jamu ilegal

Keberadaan produk obat tradisional atau herbal ilegal akan menimbulkan kompetisi yang tidak

sehat dengan produk obat tradisional atau herbal yang legal dan terjamin kualitasnya.

Sulitnya pengembangan dan pemasaran produk

Masuk pada bisnis jamu bukanlah hal yang mudah, diperlukan modal yang tinggi untuk

pengembangan produk (Research and Development), peningkatan standar dan mutu, serta

biaya yang tidak sedikit untuk mendapatkan standar pengakuan dan sertifikasi yang menyangkut

kesehatan dan hidup banyak orang. Selain itu, kendala juga dihadapi oleh industri jamu di

antaranya pemasaran produk yang memerlukan fasilitas distribusi yang memadai.

Kurangnya standardisasi produk

Tantangan lain adalah kurangnya standarisasi produk, baik dari segi bahan yang digunakan

(menyangkut faktor keamanan produk), serta cara pengolahan, serta pembuatan obat – obatan

berbasis herbal, yang terkadang tidak mudah untuk dibuat.

Page 22: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul SIDO.IJ | SIDO.JK

www.samuel.co.id Page 22 of 23

Key Financials

Profit and Loss Cash Flow

Rp bn 14A 15A 16E 17E Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E

Revenue 2,198 2,219 2,380 2,602 Net income 417 437 480 585

COGS (1,359) (1,335) (1,400) (1,454) Depreciation & amort. 107 129 154 184

Gross profit 839 883 979 1,148 Others (38) (266) (46) (56)

Gross margin (%) 38% 40% 41% 44% Working capital (117) 133 (117) (46)

Operating profit 436 478 544 679 Operating cash flow 369 433 471 668

Operating margin (%) 20% 22% 23% 26% Net - Capital expenditure 309 (239) (243) (304)

EBITDA 710 821 994 1,258 Investing cash flow (424) (1) (245) (306)

EBITDA margin (%) 32% 37% 42% 48% Net - Borrowings 1 (1) 0 0

Other income (expenses) 112 82 71 71 Other financing (431) (459) (336) (448)

Pre-tax profit 549 560 615 750 Financing cash flow (430) (460) (336) (448)

Income tax - net (131) (123) (135) (164) Net - Cash flow (484) (28) (110) (86)

Net profit 417 437 480 585 Cash at beginning 1,349 865 837 727

Net profit margin (%) 19% 20% 20% 22% Cash at ending 865 837 727 641

Balance Sheet Key Ratios

Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E Yr-end Dec (Rp bn) 14A 15A 16E 17E

Cash & ST Investment 865 837 727 641 ROE (%) 16% 17% 18% 20%

Receivables 334 348 473 505 ROA (%) 15% 16% 16% 19%

Inventories 231 265 278 289 Revenue growth (%) -7% 1% 7% 9%

Others 431 258 264 270 EBITDA growth (%) 10% 16% 21% 26%

Total current assets 1,860 1,707 1,742 1,704 EPS growth (%) 3% 5% 10% 22%

Net fixed assets 791 962 1,098 1,274 Interest coverage (x) N/A N/A N/A N/A

Other assets 169 127 128 130 Debt to equity (%) N/A N/A N/A N/A

Total assets 2,820 2,796 2,968 3,108 Net gearing (%) -33 -32 -27 -22

Payables 150 158 182 179

ST. debt and curr. maturity 0 0 0 0 Major Assumptions

Other current liabilities 30 25 44 43 14A 15A 16E 17E

LT Bank Loans 14 14 21 17 GDP Growth (%) 5.5 4.7 5.1 5.4

Other long term liabilities 0 0 0 0 Inflation Rate (%) 8 3 4 6

Total liabilities 194 197 246 240 USD/IDR Rate 12,440 14,000 13,000 12,500

Total equity 2,626 2,598 2,718 2,865 Population 254 255 258 260

Page 23: Initial Coverage Hidajyat Irwan 8.10%Indonesia mengonsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) hanya sebanyak 91,04 liter per kapita per tahun, lebih kecil daripada negara – negara berkembang

www.samuel.co.id Page 23 of 23