f08ltr-amdk haccp.pdf

Upload: cysauts

Post on 03-Apr-2018

337 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    1/101

    SKRIPSI

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

    HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT(HACCP)

    PLANPRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    Oleh :

    LISNA TRISNAWATI

    (F34103075)

    2008

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    2/101

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

    HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT(HACCP)PLAN

    PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    SKRIPSI

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh:

    LISNA TRISNAWATI

    (F34103075)

    2008

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR

    11

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    3/101

    DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

    HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT(HACCP)PLAN

    PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    SKRIPSISebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

    Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Institut Pertanian Bogor

    Oleh:

    LISNA TRISNAWATI

    (F34103075)

    Tanggal Lulus: Januari 2008

    Menyetujui,

    Bogor, Januari 2008

    Dr. Ir. Suprihatin, Dipl-Ing. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MSi.

    Pembimbing Akademik II Pembimbing Akademik I

    12

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    4/101

    Lisna Trisnawati. F34103075. Perancangan dan Implementasi Hazard

    Analysis Critical Control Point (HACCP) Plan Produk Air Minum Dalam

    Kemasan (AMDK) (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG,

    Bogor).

    RINGKASAN

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (PT. AGC) merupakan salah satu

    teaching industry milik Departeman Teknologi Industri Pertanian, IPB yang

    bergerak di bidang bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek

    dagang Bening. Dalam rangka bersaing dengan kompetitor di bisnis yang sama,

    PT. AGC merasa perlu untuk menjaga mutu produk yang dihasilkannya melalui

    Sistem Manajemen HACCP. Sistem Manajemen HACCP PT. AGC terdiri atas

    GMP dan SSOP, HACCP plan, dan komponen lainnya seperti Pengaduan

    Konsumen, Recall Produk, Pengembangan Personel, Pengendalian Dokumen,Audit Internal, serta Kaji Ulang Manajemen.

    Penelitian ini hanya membahas mengenai salah satu komponen pembentuk

    Sistem Manajemen HACCP, yaitu HACCPplan. Pembahasan komponen lainnya

    terdapat pada laporan skripsi dengan judul Perancangan dan Implementasi GMP

    dan SSOP Produk AMDK (Studi Kasus di PT. AGC, Bogor), yang ditulis oleh

    Nina Nurwiyana (F34103099).

    HACCPplanproduk air minum dalam kemasan galon merek Bening yang

    diproduksi oleh PT. AGC memiliki 4 (empat) CCP (Critical Control Point) dalam

    proses produksinya. CCP tersebut antara lain proses di tangki pencampuran

    (ozonisasi + sterilisasi ultra violet), proses penyaringan mikro 0.5 m yang

    menuju ruang pengisian, penyaringan mikro 0.5 m yang menuju mesinpencucian galon, dan proses sterilisasi ultra violet pada ruang pengisian.

    Implementasi HACCP plan membutuhkan dukungan dari semua sistem di

    perusahaan yang bersangkutan. Perbaikan sistem penunjang seperti struktur

    organisasi, sistem administrasi, sistem pemasaran, sistem ketenagakerjaan

    merupakan tindakan yang dilakukan dalam upaya mendukung implementasi

    HACCP plan di PT. AGC. Selain perbaikan sistem penunjang, implementasi

    HACCP plan juga didukung oleh implementasi GMP dan SSOP sebagai pre-

    requiste HACCP.

    HACCPplan yang tergabung dalam Sistem Manajemen HACCP PT. AGC

    digunakan sebagai salah satu alat untuk mencapai standarisasi kualitas air yang

    telah ditetapkan dalam SNI 01-3553-1996. Kualitas air minum dalam kemasangalon merek Bening yang diproduksi oleh PT. AGC telah sesuai dengan SNI 01-

    3553-1996, yang ditandai dengan diperolehnya sertifikat SNI 01-3553-1996.

    13

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    5/101

    Lisna Trisnawati. F34103075. Designing and Implementing HACCP Plan of

    Packed Drinking Water Product (Case Study in PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG, Bogor).

    SUMMARY

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG is one of teaching industries that

    belongs to Agroindustrial Technology Department IPB, which plays in packed

    drinking water industry with product brand Bening. In order to keep on

    competiting with other competitors in the same business, PT. AGC feels that PT.

    AGC needs to keep its quality. PT. AGCs management commited for designing

    and implementing HACCP Management System. This system consists of HACCP

    guidance which were explained in 23 guidance, 26 procedures, 18 work

    instructions (WI), and 36 forms which related each other. QMS document

    including several components, such as GMP (Good Manufacturing Practices),

    SSOP (Sanitation Standard Operation Procedures), HACCP (Hazard Analysis

    Critical Control Point) plan, Consumer Complain, Product Recall, Personel

    Development, Document Control, Internal Audit, and Management Verification.

    The objective of this research is designing and implementing HACCP plan

    in PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (AGC). HACCP plan is a part of the

    HACCP Management System and the other parts from this system was written by

    Nina Nurwiyana (F34103099) with the topic Designing and Implementing GMP

    dan SSOP of Packed Drinking Water Product in PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG, Bogor.

    HACCP plan of packed drinking water product with brand Bening hasfour critical control point in production process. The places of CCP are mixing

    tank (ozonization + ultra violet sterilization), microfiltration (0,5 m) to filling

    room, microfiltration to bottle washing area, dan ultra violet sterilization at filling

    room.

    The implementation of HACCP plan needs to support from other system in

    company. The fixing of support system is very important to get the goal from

    HACCP plan. The support system are oraganization structure, administration

    system, marketing system, and capital human system. Beside support system, the

    implementation of HACCP plan needs support from GMP and SSOP too.

    HACCPplan, is a part of the HACCP management system, has used to get

    the water quality standarization. Indonesian National Standard (SNI) 01-3553-1996 is national standard for packed drinking water in Indonesia. The quality of

    this product (packed drinking water with brand Bening) has been fitted with SNI

    01-3553-1996 standarization cause PT. AGC got the SNI 01-3553-1996

    Certification on September, 2007.

    14

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    6/101

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis memiliki nama lengkap Lisna Trisnawati.

    Penulis dilahirkan pada tanggal 4 April 1984 di kota Bogor

    dari pasangan Jujun Junaedi dan Nining Budiningsih.

    Setelah lulus dari SMUN 3 Bogor, penulis diterima di

    Departemen TIN IPB melalui jalur USMI pada tahun 2003.

    Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjabat

    pengurus Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri

    (Himalogin) sebanyak dua periode. Periode 2004-2005, penulis menjabat staf

    Departemen Kewirausahaan dan pada periode 2005-2006 mengepalai Departemen

    Kewirausahaan tersebut. Organisasi lain yang diikuti penulis adalah Himpunan

    Mahasiswa Islam Komisariat Fateta dan FBI Fateta.

    Selain aktif di kegiatan di dalam kampus, penulis juga aktif dalam kegiatan

    di luar kampus seperti menjadi pengajar pada Pusat Pengembangan Islam Bogor

    (2004).

    Prestasi yang sempat ditorehkan penulis selama menjadi mahasiswa adalah

    menjadi finalisBusiness Plan Competition yang diselenggarakan oleh Kopma IPB

    (2006). Pada tahun yang sama, penulis juga menjadi juara pertama LKTM di

    tingkat IPB dan menjadi finalis lomba yang sama di tingkat Region B. Pada tahun

    2007, penulis menjadi finalis lomba SYEC 2007 (Sampoerna Young Entrepreneur

    Challenge 2007).

    Penulis pernah menjadi asisten untuk mata kuliah Biologi Dasar dan Kimia

    Dasar di tingkat dua dan tiga. Penulis ini juga sangat aktif menjadi sales untuk

    berbagai macam produk, mengikuti berbagai kegiatan pameran dan expo,

    marketing coordinatordi Gerai Buku, Production coordinatorproduk I See Cool,

    serta menjadi distributor bagi PT. Fits Mandiri dan Jahe Merah Instan. Pada tahun

    2006, penulis melaksanakan Praktik Lapang di PT. Ades Waters Indonesia, Tbk.

    sebagai analis laboratorium.

    15

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    7/101

    KATA PENGANTAR

    Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

    karunia-Nya sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dapat

    menyelesaikan laporan skripsi. Laporan skripsi ini berjudul PERANCANGAN

    DAN IMPLEMENTASIHAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT

    (HACCP) PLAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor). Laporan

    skripsi ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul PERANCANGAN

    DAN IMPLEMENTASI GMP DAN SSOP PRODUK AIR MINUM DALAM

    KEMASAN (Studi Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG,

    Bogor),yang ditulis oleh Nina Nurwiyana (F34103099).Apabila kedua penelitian

    ini digabungkan, maka akan membentuk suatu penelitian tentang

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN

    HACCP PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) (Studi

    Kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor)

    Sehubungan dengan selesainya penelitian dan laporan ini, penulis ingin

    menyampaikan rasa terima kasih kepada :

    1. Ibu, Bapak, dan kakak yang selalu memberikan motivasi, perhatian, materi,

    dan doa

    2. Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, MSi selaku pembimbing akademik, yang telah

    memberikan motivasi, saran, informasi, dan bimbingan yang sangat berguna

    kepada penulis

    3. Dr. Ir. Suprihatin, Dipl-Ing, selaku pembimbing akademik dan anggota Tim

    Direksi PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, yang telah memberikan

    saran, motivasi, informasi dan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis

    4. Ir. Indah Yuliasih, MSi selaku dosen penguji dan ketua Tim Direksi

    PT.AGRItech GLOBAL CEMERLANG, yang telah memberikan saran,

    motivasi, informasi dan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis

    5. Ir. Ade Iskandar, MSi, selaku dosen penguji dan anggota Tim Direksi

    PT.AGRItech GLOBAL CEMERLANG, yang telah memberikan saran,

    motivasi, informasi dan bimbingan yang sangat berguna kepada penulis

    16

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    8/101

    6. Seluruh teman-teman di PT, AGRItech GLOBAL CEMERLANG atas

    bantuan, dukungan, dan kerjasamanya kepada penulis

    7. Detri, Irev, Yasmin, Nina, Hendrik, Tim Energy Creative SYEC 2007 dan

    seluruh teman-teman TIN angkatan 2003, atas bantuan dan dukungannya

    kepada penulis

    Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak

    kekurangan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

    pembaca untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

    khususnya untuk penulis dan seluruh pihak pada umumnya.

    Bogor, Januari 2008

    Penulis

    17

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    9/101

    DAFTAR ISI

    HalamanKATA PENGANTAR ................................................................................vi

    DAFTAR ISI.............................................................................................viii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................xi

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii

    I. PENDAHULUAN .......................................................................................1

    A. LATAR BALAKANG ...........................................................................1

    B. TUJUAN ................................................................................................2

    C. RUANG LINGKUP ...............................................................................3

    II. TINJAUAN PUSTAKA ..4

    A. AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) .4

    B.HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT(HACCP) .5

    III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....6

    A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN 6

    B. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ............................................7

    C. SARANA DAN FASILITAS PRODUKSI ..........................................7

    D. PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN MUTU

    PERUSAHAAN ...................................................................................8

    IV. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................10

    A. TAHAPAN PENELITIAN ..................................................................10

    B. SUBJEK PENELITIAN.......................................................................11

    C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ............................................11

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................13

    A. PERANCANGAN HACCP PLANDI PT. AGC ................................13

    B. PERBAIKAN SISTEM PENUNJANG PENERAPAN HACCP

    PLANDI PT. AGC .............................................................................54

    C. IMPLEMENTASI HACCP PLAN DI PT. AGC ...............................68

    D. SERTIFIKASI SNI 01-3553-1996........................................................70

    18

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    10/101

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................75

    A. KESIMPULAN ..................................................................................75

    B. SARAN ..............................................................................................76

    DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................77

    LAMPIRAN .............................................................................................78

    19

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    11/101

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Keanggotaan tim HACCP berdasarkan surat penunjukkan ..............13

    Tabel 2. Keanggotaan tim HACCP berdasarkan perubahan

    pada tanggal 31 Desember 2008 .......................................................14

    Tabel 3. Deskripsi produk air minum dalam kemasan galon ..........................15

    Tabel 4. Deskripsi Bahan Baku.......................................................................16

    Tabel 5. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan

    pada bahan baku ...............................................................................30

    Tabel 6. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan

    pada material pengemas ....................................................................31

    Tabel 7. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan

    pada proses pengolahan air ...............................................................32

    Tabel 8. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan

    pada proses pencucian botol .............................................................34

    Tabel 9. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan

    pada proses pengisian .......................................................................35

    Tabel 10. Penetapan CCP pada bahan baku ......................................................41

    Tabel 11. Penetapan CCP pada material pengemas ..........................................42

    Tabel 12. Penetapan CCP pada proses pengolahan air .....................................43

    Tabel 13. Penetapan CCP pada proses pencucian botol ...................................44

    Tabel 14. Penetapan CCP pada proses pengemasan .........................................45

    Tabel 15. Batas kritis untuk masing-masing CCP ............................................46

    Tabel 16. Tindakan pemantauan untuk masing-masing CCP ...........................47

    Tabel 17. Tindakan koreksi untuk masing-masing CCP .................................49

    Tabel 18. Tindakan verifikasi untuk masing-masing CCP .............................50

    Tabel 19. Dokumentasi dan pencatatan untuk masing-masing CCP ...............51

    Tabel 20. Rencana HACCP PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG ...........52

    Tabel 21. Personel PT. AGC ............................................................................63

    Tabel 22. Desain jam kerja personel PT. AGC ..............................................65

    Tabel 23. Temuan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan yang dilakukan ...71

    20

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    12/101

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian ............................................12

    Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Air .............................................18

    Gambar 3. Diagram Alir Proses Pencucian Botol ...........................................19

    Gambar 4. Diagram alir proses pengemasan ...................................................19

    Gambar 5. Verifikasi diagram alir proses pengolahan air ...............................20

    Gambar 6. Verifikasi diagram alir proses pencucian botol galon ...................21

    Gambar 7. Verifikasi diagram alir proses pengemasan ...................................22

    Gambar 8. Verifikasi skema pabrik

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG .....................................23

    Gambar 9. Desain stuktur organisasi PT. AGC yang disarankan ...................55

    Gambar 10. Sistem administrasi pemasaran ....................................................59

    Gambar 11. Sistem administrasi mutu .............................................................60

    Gambar 12. Pembagian ring berdasarkan wilayah ..........................................62

    Gambar 13. Mekanisme sertifikasi produk dengan label Standar Nasional

    Indonesia (SNI) .............................................................................74

    21

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    13/101

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Pengelompokkan produk berdasarkan kategori resiko ..................78

    Lampiran 2. Pengelompokkan produk berdasarkan bahaya .............................79

    Lampiran 3. CCP decision tree untuk bahan baku dan material pengemas .......80

    Lampiran 4. CCP decision tree untuk tahap proses ...........................................81

    Lampiran 5. Desain surat perjanjian kerja sama antara PT. AGC dengan

    konsumen ......................................................................................82

    Lampiran 6. Persyaratan kualitas air minum

    berdasarkan SNI 01-3553-1996 .....................................................84

    Lampiran 7. Persyaratan kualitas air minum

    berdasarkan SNI 01-3553-1996 .....................................................85

    Lampiran 8. Sertifikat SNI 01-3553-1996 yang diperoleh PT. AGC ...............86

    22

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    14/101

    I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

    Air adalah senyawa yang sangat penting bagi kehidupan dan

    merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat tergantikan oleh senyawa

    lainnya. Seiring dengan makin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan

    akan air juga semakin meningkat. Akan tetapi, di sisi lain ditemui fakta

    bahwa dengan meningkatnya jumlah penduduk maka tingkat pencemaran

    terhadap air juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan munculnya

    masalah pada penyediaan air bersih untuk air minum.

    Salah satu upaya untuk mengatasi masalah penyediaan air minum

    adalah dengan ditemukannya teknologi yang dapat menyediakan air bersih

    siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Air minum seperti ini

    diperoleh dari air baku yang kemudian diolah dengan teknologi tertentu agar

    layak untuk dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan. Air ini kemudian

    dikemas dalam berbagai jenis dan ukuran kemasan yang kemudian dikenal

    sebagai Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (AGC) merupakan salah satu

    perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) galon

    dengan merek Bening. PT. AGC dirintis oleh para staf pengajar

    Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

    IPB yang bertujuan menerapkan teaching industry sekaligus dalam rangka

    mengisi peluang pasar yang menjanjikan ini.

    Di tengah persaingan bisnis AMDK yang sangat ketat ini, PT. AGC

    menyadari bahwa mutu menjadi hal yang sangat penting agar dapat bertahan

    dan memperoleh kepercayaan dari konsumennya. Mutu merupakan faktor

    yang menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen dalam mengambil

    keputusan untuk membeli suatu produk.

    Standar mutu untuk produk AMDK telah ditetapkan dan terus

    mengalami penyempurnaan. Standar mutu air minum dalam kemasan

    terbaru mengacu pada SNI 01-3553-2006. SNI ini merupakan revisi SNI

    01-3553-1996 dan merupakan revisi ketiga dengan perubahan pada

    23

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    15/101

    persyaratan air minum dalam kemasan. Standardisasi kualitas air dibuat

    dengan maksud untuk memelihara, melindungi, dan mempertinggi derajat

    kesehatan masyarakat, terutama dalam pengelolaan air atau kegiatan usaha

    mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum. Untuk

    mencapai standarisasi tersebut diperlukan suatu pengendalian dan

    pengawasan secara menyeluruh terhadap proses produksi air minum, hal ini

    dapat dilakukan dengan menerapkan Sistem Manajemen HACCP.

    Menurut Fardiaz (1996), Sistem Manajemen HACCP merupakan

    suatu sistem yang mengidentifikasi bahaya spesifik yang mungkin timbul

    dalam mata rantai produksi makanan/minuman dan tindakan pencegahan

    untuk mengendalikan bahaya tersebut dengan tujuan untuk menjamin

    keamanan pangan. Sistem Manajemen HACCP meliputi GMP dan SSOP

    sebagai pre-requisites HACCP; HACCP Plan; dan beberapa komponen

    pelengkap lainnya seperti Pengaduan Konsumen, Recall Produk,

    Pengembangan Personel, Pengendalian Dokumen, Audit Internal, serta Kaji

    Ulang Manajemen.

    B. TUJUAN

    Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu :

    1. Merancang HACCP plan yang merupakan bagian dari Sistem

    Manajemen HACCP produk AMDK

    2. Melakukan perbaikan terhadap sistem penunjang di PT. AGC

    untuk mendukung implementasi HACCPplan

    3. Mengimplementasikan HACCP plan yang merupakan bagian dari

    Sistem Manajemen HACCP di PT. AGC dalam memproduksiAMDK (pelaksanaan dan dokumentasi)

    4. Memperoleh sertifikat SNI-01-3553-1996 yang dikombinasi

    dengan pengujian pada SNI-01-4852-1998 (HACCP)

    24

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    16/101

    C. RUANG LINGKUP

    Penelitian mengenai Sistem Manajemen HACCP ini dilakukan oleh

    dua orang mahasiswi, yaitu Nina Nurwiyana (F34103099) dan Lisna

    Trisnawati (F34103075). Adapun ruang lingkup pembahasan pada laporan

    skripsi ini hanya terbatas pada hasil perancangan dan implementasi HACCP

    plan, sedangkan GMP dan SSOP dibahas pada laporan skripsi lain dengan

    judul Perancangan dan Implementasi GMP dan SSOP Produk Air Minum

    Dalam Kemasan (AMDK) di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG

    yang ditulis oleh Nina Nurwiyana (F34103099).

    25

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    17/101

    II.TINJAUAN PUSTAKAA. AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)

    Air Minum Dalam Kemasan menurut SNI 01-3553-1996 didefinisikan

    sebagai air baku yang telah diolah/diproses, dikemas, dan aman diminum.

    Sedangkan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI

    nomor 705/MPP/Kep/11/2003, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

    adalah air baku yang telah diproses dan dikemas serta aman untuk diminum.

    Air baku di sini adalah air yang telah memenuhi persyaratan kualitas air

    bersih untuk diolah menjadi produk AMDK.

    Pada dasarnya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) diproses melalui

    3 tahap, yaitu penyaringan, desinfeksi, dan pengisian. Penyaringan

    dimaksudkan untuk menghilangkan partikel padat dan gas-gas yang

    terkandung dalam air. Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri

    patogen dalam air. Pengisian merupakan tahap akhir proses produksi dimana

    air dimasukkan melalui sebuah peralatan yang dapat melindungi air tersebut

    dari kontaminasi selama pengisian ke dalam kemasan. Kemasan AMDK

    dapat dibuat dari kaca, Poli Etilen (PE), Poli Propilen (PP), Poli Etilen

    Tereftalat (PET), Poli Vinil Khlorida (PVC), atau Poli Karbonat (PC).

    Untuk menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi, perusahaan

    industri AMDK harus melakukan pengawasan mutu terhadap air baku secara

    periodik dengan pengujian laboratorium minimal sebagai berikut :

    1. Satu kali dalam satu minggu untuk analisa coliform;

    2. Satu kali dalam tiga bulan untuk analisa kimia dan fisika;

    3. Satu kali dalam empat tahun untuk analisa radiologi

    Selain itu, pengujian mutu juga dilakukan terhadap produk akhir, yaitu

    AMDK. Metode pengujian dilakukan sesuai dengan SNI 01-3554-1998 atau

    revisinya. Adapun parameter yang harus diuji minimal adalah keadaan air

    (bau, rasa, warna), pH, kekeruhan, cemaran mikroba (angka lempeng total,

    bakteri bentuk coli).

    (Kepmenperindag RI, 2003).

    26

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    18/101

    B. HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT(HACCP)

    Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan suatu

    sistem yang memiliki landasan ilmiah dan yang secara sistematis

    mengidentifikasi potensi-potensi bahaya tertentu serta cara-cara

    pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan. Oleh karena itu,

    HACCP harus menjadi dasar analisis potensi bahaya dan ditujukan untuk

    pencegahan, penghilangan atau pengurangan potensi bahaya keamanan

    pangan hingga ke tingkat yang dapat diterima (EC-ASEAN, 2004).

    Maksud dari sistem HACCP adalah untuk memfokuskan pada Titik

    Kendali Kritis (Critical Control Points/CCPs). Perancangan kembali operasi

    harus dipertimbangkan jika terdapat bahaya yang harus dikendalikan, tetapi

    tidak ditemukan CCP/CCPs. HACCP harus diterapkan terpisah untuk setiap

    operasi tertentu.

    Penerapan HACCP harus ditinjau kembali dan dibuat perubahan yang

    diperlukan jika dilakukan modifikasi dalam produk, proses atau tahapannya.

    Penerapan HACCP perlu dilaksanakan secara fleksibel, dimana perubahan

    yang tepat disesuaikan dengan memperhitungkan sifat dan ukuran dari

    operasi (BSN, 1998). Penerapan prinsip-prinsip HACCP terdiri dari tugas-

    tugas atau tahapan-tahapan sebagai berikut:

    1. Pembentukan tim HACCP

    2. Mendeskripsikan produk

    3. Identifikasi penggunaan produk

    4. Menyusun diagram alir

    5. Verifikasi diagram alir

    6. Prinsip 1 : Analisa bahaya7. Prinsip 2 : Identifikasi CCP (Critical Control Point)

    8. Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis untuk setiap CCP

    9. Prinsip 4 : Menetapkan cara pemantauan CCP

    10.Prinsip 5 : Menetapkan tindakan koreksi

    11.Prinsip 6 : Menyusun prosedur untuk verifikasi

    12.Prinsip 7 : Menetapkan prosedur pencatatan

    (BSN, 1998).

    27

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    19/101

    III. KEADAAN UMUM PERUSAHAANA. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG (AGC) merupakan suatu

    perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan air minum dalam

    kemasan (AMDK). Perusahaan ini berdiri pada tahun 2003 berdasarkan

    Akta No. 1 (satu), tanggal 13 September 2003 dengan Notaris Nina Marlisa,

    S.H dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

    Republik Indonesia No: C-29330 HT.01.01.TH.2003. Surat Izin Usaha

    Perindustrian (SIUP) PT. AGC berdasarkan nomor 759/10-20/PK/VII/2004

    dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PT. AGC adalah 02.269.459.0 -

    404.000.

    PT. AGC dirintis oleh staf pengajar Departemen Teknologi Industri

    Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (TIN-

    FATETA-IPB) yang bertujuan untuk mengembangkan program Teaching

    Industry agar mahasiswa dan dosen dapat meningkatkan kemampuannya

    dalam pengembangan teknis dan manajerial. Selain itu, dalam rangka

    otonomi perguruan tinggi, semua pihak (dosen, karyawan, mahasiswa, dan

    pihak yang terkait) diharapkan dapat mengembangkan seluruh

    kemampuannya untuk mencapai kemandirian. Teaching industry merupakan

    salah satu strategi yang baik guna mencapai kemandirian dalam hal

    finansial.

    PT. AGC memiliki visi dan misi perusahaan yang merupakan landasan

    kebijakan. Visi dari PT. AGC adalah membangun bisnis profesional,

    mandiri dan pelayanan prima bagi konsumen melalui teaching industry.

    Misi dari PT. AGC menjadi wadah bagi dosen dan mahasiswa berkiprah

    dalam teaching industry dan mewujudkan usaha yang bersifat profit-

    oriented dalam rangka otonomi perguruan tinggi. Dalam rangka

    mewujudkan visi dan misinya, PT. AGC mencoba mengembangkan proses

    pengolahan air minum yang berkualitas dengan harga relatif murah bagi

    konsumennya, terutama masyarakat di sekitar Bogor.

    28

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    20/101

    B. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

    PT. AGC berlokasi di Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, dan

    memiliki kantor pusat dan unit pengolahan yang beralamat di Technopark

    Fateta IPB, Gedung AP-4 FATETA IPB, Jl. Puspa Kampus IPB Darmaga

    BOGOR, Telp: (0251) 7118004/Fax: 0251-621 974, email:

    [email protected].

    Gedung PT. AGC berlokasi di Komplek F-Technopark, Fakultas

    Teknologi Pertanian IPB, dengan luas gedung 98.47 m2. PT. AGC berada di

    dalam lingkungan gedung AP-4. Gedung AP-4 merupakan gedung milik

    Fakultas Teknologi Pertanian. Lokasi ini sangat strategis karena dekat

    dengan sumber air, dekat jalan raya, dan berada di kawasan IPB. Dengan

    kondisi seperti ini akan memudahkan perusahaan dalam pendistribusian air

    baku dan pemasaran produk.

    Gedung PT. AGC hanya terdiri dari empat ruang utama yang dibagi-

    bagi menjadi beberapa area. Area tersebut adalah area high hygienis, area

    medium hygienis, area low hygienis, dan area bersih. Area yang termasuk

    high hygienis adalah ruang pengisian, sedangkan medium hygienis adalah

    ruang persiapan botol galon, ruang pencucian botol galon, serta ruang

    pengolahan air. Area low hygienis merupakan ruang penyimpanan,

    sedangkan area bersih adalah ruang administrasi, ruang istirahat bagi para

    personel PT. AGC.

    C. SARANA DAN FASILITAS PRODUKSI

    PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG memperoleh air baku dari

    sumber mata air Cipuspa yang berada di dalam wilayah konservasi IPB.Letaknya kurang lebih berjarak 60 meter dengan lokasi pabrik pengolahan.

    Kualitas air yang dihasilkan cukup baik dan layak untuk dijadikan air baku

    AMDK dengan beberapa tahap pengolahan terlebih dahulu. Air yang keluar

    dari mata air ini ditampung dalam kolam penampung dengan kapasitas 100

    m3 sebelum dialirkan menggunakan pipa PVC ke lokasi pabrik. Sementara

    air untuk kegiatan non produksi dan pembersihan di luar area high dan

    29

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    21/101

    medium hygienis menggunakan air yang berasal dari instalasi pengolahan

    IPB.

    Lokasi pabrik memiliki luas 98.47 m2 yang dibagi menjadi area

    persiapan galon kosong, area pencucian, area pengolahan air, area pengisian,

    gudang penyimpanan, ruang administrasi dan ruang istirahat bagi para

    personel. Selain itu ada pula area halaman depan dan samping pabrik, area

    reservoir air baku, toilet, dan sebagainya. Laboratorium pengujian mutu air

    masih menggunakan laboratorium pada Departemen Teknologi Industri

    Pertanian IPB dan langsung ditangani oleh laboran yang kompeten dari

    Departemen TIN.

    Mesin yang digunakan untuk pengolahan air dengan teknologi yang

    cukup modern. Mesin-mesin yang digunakan meliputi mesin pencuci galon,

    mesin produksi yang menggunakan teknologi filtrasi dan membran,

    ozonisasi, dan ultraviolet, mesin pengisi galon manual, dan lain-lain.

    Sumber listrik untuk seluruh kegiatan pabrik berasal dari PLN. Untuk

    sementara ini PT. AGC belum memiliki genset sendiri sehingga proses

    produksi sangat bergantung pada pasokan listrik PLN. Jika listrik padam

    maka produksi akan terhenti pula.

    D. PERKEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN HACCP PERUSAHAAN

    Pada awal berdirinya pada tahun 2003, PT. AGC mengacu pada SNI

    01-3553-1996, yaitu standar nasional untuk produk AMDK yang berlaku

    waktu itu. Akan tetapi, pada saat itu belum sampai pada komitmen untuk

    memperoleh sertifikasi SNI tersebut. Seiring berjalannya waktu, SNI 01-

    3553-1996 mengalami beberapa penyempurnaan sampai pada akhirnyaterbitlah SNI terbaru untuk AMDK yaitu SNI 01-3553-2006 untuk

    menggantikan SNI 01-3553-1996. Akan tetapi, karena Lembaga Sertifikasi

    Produk (LSPro LT-IPB) belum mampu mengeluarkan sertifikat untuk SNI

    01-3553-2006, maka PT. AGC hanya dapat mengajukan permohonan untuk

    SNI-01-3553-1996. Namun begitu, PT. AGC telah mempersiapkan diri

    untuk memperoleh sertifikat SNI-01-3553-2006 dengan melengkapi

    parameter uji yang dipersyaratkan pada SNI-01-3553-2006.

    30

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    22/101

    Manajemen baru PT. AGC sadar bahwa untuk dapat bersaing di tengah

    pasar AMDK yang sangat ketat ini diperlukan jaminan mutu terhadap

    produk yang dihasilkan. Komitmen terhadap mutu ini kemudian

    direalisasikan dengan mendaftarkan perusahaan pada lembaga sertifikasi

    untuk mendapatkan sertifikat SNI 01-3553-1996 lewat penerapan sistem

    Manajemen HACCP. Langkah pertama yang dilakukan perusahaan adalah

    dengan menunjuk tim khusus untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan.

    Tim khusus ini kemudian disebut sebagai Tim HACCP.

    Tim HACCP kemudian merancang Sistem Manajemen HACCP yang

    dimulai dari perancangan dokumen GMP dan SSOP sebagai pre-requisites

    HACCP; penyusunan HACCP Plan; serta perancangan komponen

    pelengkap seperti Pengaduan Konsumen, Recall Produk, Pengembangan

    Personel, Pengendalian Dokumen, Audit Internal, serta Kaji Ulang

    Manajemen. Langkah-langkah tersebut disusun menjadi suatu dokumen

    yang disebut Dokumen Sistem Manajemen HACCP PT. AGC. Sampai

    laporan penelitian ini ditulis, PT. AGC telah berhasil mendapatkan sertifikat

    SNI 01-3553-1996 dan berhak mencantumkannya dalam kemasan

    produknya. Perolehan SNI ini tidak terlepas dari sistem manajemen HACCP

    yang telah dibuat selama penelitian yang dilakukan oleh penulis dan

    diimplementasikan oleh personel PT. AGC. Pada laporan skripsi ini,

    pembahasan hanya dibatasi pada perancangan dan implementasi HACCP

    plan sedangkan pembahasan GMP dan SSOP sebagaipre-requisites terdapat

    pada laporan skripsi yang ditulis oleh Nina Nurwiyana (F34103099) dengan

    judul Perancangan dan Implementasi GMP dan SSOP Produk AMDK

    (Studi kasus di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG, Bogor).

    31

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    23/101

    IV. METODOLOGI PENELITIAN

    A. TAHAPAN PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Sistem Manajemen

    HACCP. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah merancang HACCP plan

    produk AMDK, memperbaiki sistem penunjang penerapan HACCPplan PT.

    AGC, mengimplementasikan HACCPplan di PT. AGC dalam memproduksi

    AMDK, dan memperoleh sertifikat SNI-01-3553-1996 yang dikombinasi

    dengan pengujian pada SNI-01-4852-1998 (HACCP). Pelaksanaan penelitian

    sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, melalui tahapan sebagai berikut:

    1. Studi literatur dengan mencari literatur rujukan, seperti jurnal, buku,

    skripsi, dokumen SNI, dokumen perundang-undangan, browsing

    internet, dan bahan pendukung lain.

    2. Observasi di PT. AGC. Observasi ini dilakukan dengan mengamati

    secara langsung kondisi nyata di lapangan untuk melakukan

    identifikasi perancangan sistem yang tepat

    3. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan

    informasi yang dibutuhkan. Pihak yang dijadikan nara sumber adalah

    pihak internal dari PT. AGC untuk mendapatkan gambaran

    menyeluruh tentang PT. AGC. Sedangkan pihak eksternal adalah nara

    sumber dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dan dibutuhkan

    dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan

    4. Perancangan dan penyusunan HACCPplan yang dilakukan bersamaan

    dengan perancangan dan penyusunan GMP dan SSOP oleh Nina

    Nurwiyana (F34103099). Hasil perancangan dan penyusunan ini

    terdokumentasi dalam sebuah dokumen terkendali Sistem Manajemen

    HACCP PT. AGC

    5. Audit oleh Lembaga Sertifikasi Produk Laboratorium Terpadu IPB

    (LSPro LT-IPB). Audit ini dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2007.

    Audit dilakukan terhadap Sistem Manajemen HACCP PT. AGC

    6. Pembuatan laporan tindakan perbaikan hasil temuan audit dari LSPro

    LT-IPB. Laporan ini diserahkan kepada LSPro LT-IPB untuk dikaji

    32

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    24/101

    kembali dalam rangka pembuatan keputusan mengenai layak atau

    tidaknya sertifikat SNI 01-3553-1996 diberikan kepada PT. AGC.

    7. Sosialisasi dan implementasi HACCP plan yang dilakukan bersamaan

    dengan sosialisasi dan implementasi GMP dan SSOP oleh Nina

    Nurwiyana (F34103099). Sosialisasi dan implementasi dimulai pada

    bulan April 2007

    8. Audit internal oleh Tim Direksi PT. AGC. Audit internal ini

    mengeavaluasi hasil implementasi HACCP plan sekaligus GMP dan

    SSOP di PT. AGC. Audit internal ini dilaksanakan pada tanggal 23

    Oktober 2007

    9. Perbaikan sistem penunjang penerapan HACCP plan. Sistem

    penunjang terdiri atas struktur organisasi, sistem administrasi, sistem

    pemasaran, dan sistem ketenagakerjaan. Tindakan perbaikan ini

    merupakan dampak dari hasil audit internal. Perbaikan ini dimulai

    pada bulan November 2007.

    10. Implementasi HACCP plan yang dilakukan secara bersamaan dengan

    implementasi GMP dan SSOP oleh Nina Nurwiyana (F34103099).

    implementasi ini merupakan tahap penyempurnaan dari implementasi

    sebelumnya

    B. SUBJEK PENELITIAN

    Subjek penelitian ini adalah perancangan dan implementasi HACCP

    planproduk air minum dalam kemasan yang diproduksi oleh PT. AGRItech

    GLOBAL CEMERLANG, Bogor. Laporan skripsi ini merupakan bagian

    dari penelitian yang berjudul Perancangan dan Implementasi GMP danSSOP produk AMDK (studi kasus di PT. AGC, Bogor), yang ditulis oleh

    Nina Nurwiyana (F34103099). Apabila kedua penelitian ini digabungkan,

    maka akan membentuk suatu penelitian tentang Sistem Manajemen HACCP.

    C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

    Penelitian dilakukan di PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG,

    Bogor mulai bulan Januari sampai dengan bulan Januari 2008.

    33

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    25/101

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    26/101

    V.HASIL DAN PEMBAHASANA. PERANCANGAN HACCP PLANDI PT. AGC

    1. Pembentukan tim HACCP

    Pembentukan tim HACCP merupakan tahapan pertama yang sangat

    penting dalam rangka aplikasi HACCP. Pada awalnya, tim ini dibentuk

    berdasarkan surat penunjukkan dengan Nomor 04/AGC/2006 yang dibuat

    oleh Direktur PT. AGC. Tim HACCP PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG (AGC), terdiri dari tiga orang, yaitu satu orang ketua dan

    dua orang anggota. Pada saat ini, keanggotan tim tersebut telah mengalami

    perubahan karena tim tersebut dinilai tidak efektif. Selain itu, perubahan

    didasarkan atas penyesuaian antara kebutuhan dan kemampuan PT. AGC

    dalam rangka mengaplikasikan HACCP. Perubahan ini dilakukan pada

    tanggal 31 Desember 2008. Keanggotaan tim HACCP berdasarkan surat

    penunjukkan dan keanggotaan tim HACCP berdasarkan perubahan pada

    tanggal 31 Desember 2008 tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

    Tabel 1. Keanggotaan tim HACCP berdasarkan surat penunjukkan

    No. Nama Keanggotaan Latar Belakang Pendidikan

    1 Dr. Ir. Suprihatin, Dipl-

    Ing

    Koordinator Teknologi Industri Pertanian, IPB

    Teknologi Proses, TU

    CLAUSTHAL Jerman

    2 Dr. Ir. Dwi

    Setyaningsih, MSi

    Sekretaris yang

    merangkap

    anggota

    Teknologi Pangan dan Gizi, IPB

    IPN, IPB

    Biologi, IPB

    3 Ir. Angga Yuhistira Anggota Teknologi Industri Pertanian, IPB

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    27/101

    Tabel 2. Keanggotaan tim HACCP berdasarkan perubahan pada tanggal 31

    Desember 2008

    No. Nama Jabatan dalam

    Perusahaan

    Keanggotaan Latar Pendidikan

    1 Dr. Ir. Suprihatin,

    Dipl-Ing

    Anggota Tim Direksi Ketua Teknologi Industri

    Pertanian, IPB

    Teknologi Proses, TU

    CLAUSTHAL Jerman

    2 ------ Koordinator Pelaksana Anggota

    yang

    merangkap

    sekretaris

    S1

    3 Kurniawan Personel Produksi Anggota SMK

    3 Sutisna Personel Produksi anggota SMP

    Rincian tugas koordinator tim HACCP PT. AGC, sebagai berikut :

    a. Menjadi wakil pimpinan perusahaan pada penerapan sistem

    b. Mengkoordinasikan tim HACCP

    c. Menjadi penghubung dengan lembaga sertifikasi

    d. Mengatur rancangan dan implementasi sistem HACCP

    e. Memantau perkembangan penyusunan dokumentasi HACCP

    dan memeriksa kelengkapan dokumen yang telah disusun oleh

    Tim HACCP

    f. Menentukan apakah sistem telah memenuhi standar HACCP

    dan sesuai persyaratan regulasi

    g. Memastikan bahwa seluruh potensial bahaya dikendalikan

    sesuai dengan HACCP Plan

    h. Mengadakan pelatihan HACCP untuk anggotanya

    2

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    28/101

    Rincian tugas sekretaris tim HACCP PT. AGC, sebagai berikut :

    a. Mencatat hasil pertemuan Tim HACCP

    b. Menyusun dokumen HACCP berdasarkan hasil pertemuan tim

    HACCP

    Rincian tugas anggota Tim HACCP PT. AGC, sebagai berikut :

    a. Mengikuti pertemuan HACCP

    b. Melaksanakan HACCP

    2. Mendeskripsikan produk

    Deskripsi produk merupakan tahapan kedua dari pembentukan

    sistem HACCP. Deskripsi yang lengkap dari produk menggambarkan

    informasi mengenai komposisi, pengemasan, kondisi penyimpanan, daya

    tahan, persyaratan standar, metode pendistribusian dan lain-lain. Produk

    yang dikaji adalah produk air minum dalam kemasan galon. Deskripsi

    produk dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Deskripsi produk air minum dalam kemasan galon

    Spesifikasi Tolak ukur

    Nama Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

    Merek Dagang Bening

    Bahan Baku dan Asal Bahan Baku Air dan Mata Air

    Tahap Pengolahan 1. Pengolahan air

    1.1. Penyaringan pasir

    1.2. Penyaringan karbon

    1.3. Penyaringan mikro 5m

    1.4. Penyaringan mikro 3m

    1.5. Ozonisasi + Sterilisasi uv

    1.6. Penyaringan mikro 1m

    1.7. Penyaringan mikro 0.5m

    2. Pencucian botol galon2.1 Seleksi

    2.2 Pre-rinse

    2.3 Pencucian I

    2.4 Pencucian II

    3. Proses pengemasan

    3.1Pengisian

    3.2Pemberian tutup botol

    3.3Coding

    3.4Seleksi

    3.5Pemberian label

    3.6 Pemberian plastik segelJenis Kemasan 1. Sensitive material :

    Galon (polikarbonat), tutup galon

    3

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    29/101

    Spesifikasi Tolak ukur

    2. Non sensitive material:

    Label dan plastik segel

    Ukuran Kemasan 19 liter

    Sifat Kemasan Sifat galon (polikarbonat) yang stabil,tahan terhadap suhu dan benturan,

    transparan, tidak berbau dan tidak

    berasa

    Penyimpanan Pada tempat yang bersih dan sejuk,

    serta hindarkan dari sinar matahari

    secara langsung

    Daya Awet Enam bulan

    Kondisi distribusi Distribusi produk AMDK galon

    menggunakan kendaraan bak terbuka

    dan tidak menggunakan krat

    Penggunaan Produk Konsumsi langsung

    Label/Spesifikasi Nama dan alamat perusahaan yang

    memproduksi, volume/netto, nama

    atau merek dagang, petunjuk

    penyimpanan, sumber bahan baku,

    dan penjelasan proses produksi secara

    global

    Persyaratan yang Berlaku Sesuai SNI 01-3553-1996

    Selain informasi tentang produk, informasi bahan baku juga diperlukan.

    Deskripsi dari bahan baku yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Deskripsi Bahan Baku

    Spesifikasi Keterangan

    Nama bahan mentah/bahan

    baku

    Air baku

    Deskripsi/Supplier Air baku berasal dari mata air cipuspa

    Kondisi Transportasi Air baku dialirkan menuju pabrikmenggunakan pompa dan pipa

    Perlakuan Sebelum diproses, air baku disimpan di

    tangki penampungan. Tangki penampungan

    terletak di halaman gedung. Tangki

    penampung air baku ini hanya dibersihkan

    dan tidak disanitasi, frekuensi pembersihan

    tangki penampung adalah satu kali dalam

    satu minggu. Tangki penampung ini terbuat

    dari bahan tara pangan, tahan korosi, dan

    tahan kimia. Selain itu, tangki penampung

    ini diberi tutup untuk melindungi darikemungkinan kontaminasi

    % digunakan dalam proses Air baku digunakan 100%

    4

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    30/101

    Spesifikasi Keterangan

    Persyaratan yang berlaku Sesuai persyaratan air bersih

    3. Identifikasi penggunaan produk

    Tahapan ketiga merupakan tahap identifikasi penggunaan produk.

    pengguna produk AMDK Galon tidak terbatas atau tidak tersegmen mulai

    dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan manula. Produk AMDK

    Galon merupakan jenis produk siap minum, hal ini dikarenakan AMDK

    Galon merek Bening telah mengalami serangkaian proses yang terdiri

    atas filtrasi (pasir, karbon, dan microfiltration), ozonisasi, dan sterilisasi

    ultra violet. AMDK galon merek Bening telah memenuhi standar

    persyaratan air minum.

    4. Menyusun diagram alir

    Diagram alir yang dibuat berdasarkan pengamatan terhadap tahap

    proses produksi AMDK galon yang meliputi tahap proses pengolahan air,

    proses pencucian botol galon, dan proses pengemasan. Tahap ini sangat

    penting karena menjadi dasar untuk analisa bahaya. Adapun diagram alir

    proses pengolahan air, pencucian botol galon, proses pengemasan dapat

    dilihat pada Gambar 2, 3, dan 4.

    5. Verifikasi diagram alir

    Langkah selanjutnya adalah verifikasi diagram alir. Verifikasi

    diagram alir menjelaskan tentang konfirmasi silang di lapang. Verifikasi

    diagram alir dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, dan

    Gambar 8.

    5

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    31/101

    Air baku

    Tangki penampungan

    Penyaringan pasir

    Penyaringan karbon

    Penyaringan mikro (5 m)

    Penyaringan mikro (3 m)

    O2

    Listrik

    ozomax Ozon Tangki pencampuran + Sterilisasi UV

    Penyaringan mikro (1m)

    Penyaringan mikro (0,5 m)

    Air Hasil Pengolahan (Air Minum)

    Gambar 2. Diagram alir proses pengolahan air

    6

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    32/101

    Botol galon kotor

    Seleksi

    Pre rinse

    Pencucian I

    TidakYa

    (Botol sangat kotor , misalmengandung tanah, berbau,

    berlumut ?)

    Limbah AirPencucian

    Pencucian IIAir Hasil

    Pengolahan

    Botol galon bersih

    Gambar 3. Diagram alir proses pencucian botol

    Botol galon bersih

    Pengisian

    Air HasilPengolahan(Air Minum)

    Pemberian tutup botol

    Coding

    Seleksi

    Pemberian label

    Pemberian plastik segel pada tutup botol

    Produk AMDK Galon merek Bening

    Gambar 4. Diagram alir proses pengemasan

    7

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    33/101

    Air baku

    Tangki penampungan

    Penyaringan pasir

    Penyaringan karbon

    Penyaringan mikro (5 m)

    Penyaringan mikro (3 m)

    O2

    Listrik

    ozomax Ozon Tangki pencampuran + Sterilisasi UV CCP 1

    Penyaringan mikro (1m) Penyaringan mikro (1m)

    Penyaringan mikro (0,5m) Penyaringan mikro (0,5m)

    Pencucian II CCP 3PengisianCCP 2

    Gambar 5. Verifikasi diagram alir proses pengolahan air

    8

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    34/101

    Botol galon kotor

    SeleksiAir tampunganawal sebelum

    prosesPencucian II

    dimulai

    (Botol sangat kotor ,misal mengandung

    tanah ?)

    Pre rinse

    Pencucian I

    TidakYa

    Limbah Air

    Pencucian

    Pencucian II

    Botol galon bersih

    Gambar 6. Verifikasi diagram alir proses pencucian botol galon

    9

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    35/101

    Botol galon bersih

    Pengisian

    Pemberian tutup botol

    Coding

    Seleksi

    Pemberian label

    Pemberian plastik segel pada tutup botol

    Produk AMDK Galon merek Bening

    Gambar 7. Verifikasi diagram alir proses pengemasan

    Proses pengemasan dilakukan di ruang pengisian. Sebelum proses

    pengemasan dilakukan, ruang pengisian disterilisasi terlebih dahulu dengan

    menggunakan sinar ultra violet selama 10 15 menit. Sterilisasi ruang pengisian

    ini dikategorikan kedalam CCP 4.

    10

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    36/101

    ya

    tidak

    KantorTempat IstirahatPersonel

    Konveyor Air baku

    2Wastafel

    Galon kotor

    16

    6

    54

    1817

    8

    Mesin

    Pengisian

    Galon

    bersih

    3

    2

    1

    1

    Limbah air

    pencucian

    L

    O

    R

    O

    N

    G

    Tempat Bongkar Muat Barang

    13

    15

    7

    Ruang

    Pengisian

    Air tampungan awalsebelum proses

    pencucian II dimulai

    2

    Ruang Penyimpanan

    1

    11

    7

    1

    2

    3

    4Ozon

    Listrik

    5O2

    3

    1

    14

    7

    9

    12

    Air hasil

    pengolahan

    6

    5

    4

    8

    10

    6

    5

    Gambar 8. Verifikasi skema pabrik PT. AGRItech GLOBAL CEMERLANG

    23

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    37/101

    Keterangan :

    1. Penyaringan pasir

    2. Penyaringan karbon

    3. Penyaringan mikro (5 m)

    4. Penyaringan mikro (3 m)

    5. Proses pembentukan ozon

    6. Tangki pencampuran antara

    air dengan ozon, dan

    Sterilisasi Ultra Violet

    7. Penyaringan mikro (1 m)

    yang menuju proses

    Pencucian II

    8. Penyaringan mikro (1 m)

    yang menuju proses

    pengisian dan penutupan

    botol galon

    9. Penyaringan mikro (0,5m)

    yang menuju mesin

    pencucian galon II

    10.Penyaringan mikro (0,5m)

    yang menuju proses

    pengisian dan penutupan

    botol galon11.Pre-rinse

    12.Pencucian tahap I

    13.Pencucian tahap II

    14.Sterilisasi UV ruang

    pengisian

    15.Proses pengisian dan proses

    penutupan botol galon

    16.Coding

    17.Pemberian label

    18.Pemberian segel pada tutup

    galon

    1. Seleksi/pemeriksaan secara

    visual terhadap botol galon

    kotor

    2. Seleksi/pemeriksaan secara

    visual terhadap produk

    1. Proses menunggu (botol

    menunggu untuk diturunkan

    dari konveyor ke lantai ruang

    penyimpanan)

    1. Transportasi air baku menuju

    tangki penampungan.

    Transportasi ini

    menggunakan pompa

    2. Transportasi air baku menuju

    area pengolahan air.

    Transportasi inimenggunakan pompa dan

    pipa

    3. Transportasi air minum (air

    setelah mengalami

    pengolahan) dari area

    pengolahan air menuju area

    pengisian. Transportasi ini

    24

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    38/101

    menggunakan pompa dan

    pipa

    4. Transportasi air minum (air

    setelah mengalami

    pengolahan) dari area

    pengolahan air menuju area

    pencucian galon botol

    (pencucian II). Transportasi

    ini menggunakan pompa

    yang sama dengan transpotasi

    No. 3

    5. Perpindahan botol galon

    setelah diseleksi untuk

    disimpan sementara sebelum

    dilakukan proses pencucian.

    Perpindahan botol galon

    dilakukan secara manual

    6. Perpindahan botol galon dari

    tempat penyimpanan

    sementara galon kosong kotor

    kemudian botol tersebut

    dicuci. Perpindahan botol

    galon dilakukan secara

    manual

    7. Perpindahan produk dariruang pengisian menuju

    ruang penyimpanan.

    Perpindahan ini dilakukan

    dengan menggunakan

    konveyor dan dibantu oleh

    personel/pekerja

    8. Perpindahan produk yang

    telah diberi plastik segel

    untuk disimpan sementara

    sebelum didistribusikan

    Pekerja

    1. Penyimpanan air baku

    2. Penyimpanan botol galon

    kotor

    3. Penyimpanan tutup galon

    4. Penyimpanan label

    5. Penyimpanan segel

    6. Penyimpanan produk jadi

    7. Penyimpanan botol galon

    bocor/rusak

    Low Hygienis Area

    Medium Hygienis Area

    High Hygienis Area

    Area Bersih

    25

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    39/101

    Pada Gambar 8, dapat dilihat simbol No.2, yaitu transportasi

    air minum (air setelah mengalami pengolahan) dari area pengolahan air

    menuju ruang pengisian. Transportasi ini menggunakan pompa dan pipa.

    Pada awalnya pipa yang menghubungkan antara area pengolahan air

    dengan ruang pengisian sering terjadi kebocoran. Kebocoran pipa ini tentu

    saja dapat mempengaruhi kualitas dari produk karena air yang telah

    mengalami pengolahan tersebut dapat terkontaminasi kembali. Kebocoran

    pipa ini sering kali tidak cepat ditangani dan menyebabkan ineffisiensi

    serta menyebabkan genangan pada lantai area pengolahan air, dimana

    genangan tersebut dapat membahayakan keselamatan pekerja. Setelah

    penelitian ini dilakukan, kebocoran ini teratasi.

    Pada Gambar 8, dapat dilihat simbol No.6, yaitu proses

    pencampuran air dengan ozon, dan sterilisasi ultra violet. Kedua proses ini

    digabungkan dalam satu simbol karena proses pencampuran air dengan

    ozon dan proses ultra violet dilakukan secara bersamaan, dimana lampu

    ultra violet dipasang pada dinding tangki pencampuran. Pada saat proses

    ini berlangsung, lampu ultra violet yang menyala tersebut kontak dengan

    air dan ozon. Hal ini disebabkan lampu ultra violet tidak dilindungi oleh

    tabung. Selama ini belum pernah terjadi kerusakan atau ledakan akibat

    lampu ultra violet yang langsung kontak dengan air dan ozon tersebut.

    Pada Gambar 8, dapat dilihat simbol No. 15, yaitu proses

    pengisian dan penutupan botol galon. Proses pengisian dilakukan secara

    semi otomatis (masih terdapat campur tangan manusia) dan sering kali

    tangan pekerja kontak langsung dengan air produk. Kondisi yang demikian

    dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi silang. Selain itu, prosespenutupan galon juga dapat menyebabkan kontaminasi silang. Hal ini

    disebabkan proses penutupan galon dilakukan secara manual, sehingga

    tangan pekerja kontak langsung dengan tutup, mulut botol, dan air produk.

    Setelah penelitian ini dilakukan, kontaminasi ini dapat diminimalisasikan

    dengan penerapan GMP dan SSOP yang baik.

    30

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    40/101

    6. Prinsip 1 : Analisa bahaya

    Analisa bahaya merupakan prinsip pertama dari tujuh prinsip

    HACCP. Bahaya adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan

    konsumen secara negatif dan mempunyai dampak yang buruk terhadap

    kesehatan. Bahaya yang dianalisis terdiri atas bahaya fisik, bahaya kimia,

    dan bahaya biologis. Analisa bahaya mencakup penetapan jenis bahaya

    dan tindakan pencegahan pada bahan baku, material pengemas, proses

    pengolahan air, proses pencucian botol galon, dan proses pengemasan.

    Tahapan proses pada bahan baku tersebut adalah air baku yang

    berasal dari mata air Cipuspa atau air tangki (air yang dibeli) ditampung

    pada tangki penampungan. Jenis bahaya yang teridentifikasi pada air baku

    yang berasal dari mata air Cipuspa adalah bahaya fisik, bahaya biologi,

    dan bahaya kimia. Penetapan jenis bahaya fisik yang terdapat pada air

    baku yang berasal dari mata air Cipuspa berdasarkan kondisi lingkungan

    sekitar mata air tersebut (partikel kotoran seperti pasir, daun, ranting).

    Jenis bahaya kimia yang terdapat pada mata air Cipuspa tersebut adalah

    pH, dimana pH air yang cenderung selalu rendah dan sering kali di bawah

    6. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu pengukuran pada hari

    sebelumnya (pada hari sebelum proses produksi). Jika pH memenuhi

    standar, maka air tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku proses

    produksi hari berikutnya. Jika pH tidak memenuhi standar, maka air

    tersebut tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi

    hari berikutnya. Selain pH, jenis bahaya kimia yang teridentifikasi adalah

    zat kimia organik, zat kimia anorganik, dan logam berat.

    Jenis bahaya yang teridentifikasi pada tangki penampungan adalahfisik, biologi, dan kimia. Jenis bahaya fisik adalah terdapatnya endapan

    kotoran pada dasar tangki penampung. Jenis bahaya kimia yang

    teridentifikasi adalah zat kimia organik, zat kimia anorganik, dan logam

    berat. Jenis bahaya mikrobiologi pada mata air (air baku) dan air baku di

    tangki penampungan yaitu mikroorganisme pathogen. Mikroorganisme

    pathogen tersebut dapat berupa bakteri, virus, algae, protozoa, dan kapang.

    Tim HACCP telah menetapkan tindakan untuk menghilangkan atau

    31

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    41/101

    mengurangi bahaya yang telah teridentifikasi tersebut (dapat dilihat pada

    Tabel 5).

    Untuk material pengemas label dan segel, tidak ada bahaya yang

    teridentifikasi. Hal ini dikarenakan label dan segel merupakan non

    sensitive material (tidak kontak langsung dengan produk), sehingga kedua

    material tersebut tidak membahayakan isi produk. Untuk material

    pengemas botol galon dan tutup botol galon, terdapat tiga jenis bahaya

    yang teridentifikasi (dapat dilihat pada Tabel 6).

    Untuk proses pengolahan air, proses pencucian botol galon, dan

    proses pengemasan, penetapan jenis bahaya didasarkan pada fungsi tiap

    proses itu sendiri. Contohnya pada proses sterilisasi ultra violet, bahaya

    yang teridentifikasi adalah bahaya biologi (lolosnya mikroorganisme

    pathogen). Hal ini dikarenakan fungsi sterilisasi ultra violet adalah

    membunuh mikroorganisme. Tim HACCP melakukan serangkaian

    tindakan untuk mengatasi bahaya tersebut (dapat dilihat pada Tabel 7,

    Tabel 8, dan Tabel 9).

    Berdasarkan bahaya mikrobiologi, kimia, dan fisik, produk AMDK

    galon termasuk kategori produk dengan tingkat risiko III (Lampiran 1)

    karena terkait dengan kelompok bahaya B, D, dan E (Lampiran 2).

    Karakteristik dari bahaya B adalah produk mengandung bahan yang

    sensitif terhadap bahaya biologi, fisik, dan kimia. Hal ini karena air

    mempunyai kemampuan untuk melarutkan bahan-bahan padat serta

    mengabsorbsi gas-gas dan bahan cair lainnya.

    Karakteristik dari bahaya D adalah produk kemungkinan mengalami

    pencemaran kembali setelah pengolahan sebelum pengemasan. Hal initerkait dengan proses pengisian dan pemberian tutup botol, dimana proses

    tersebut dilakukan secara semi otomatis (masih terdapat campur tangan

    manusia) dan kondisi/konstruksi ruang pengisian yang tidak memenuhi

    persyaratan teknis industri AMDK.

    Karakteristik dari bahaya E adalah kemungkinan dapat terjadi

    kontaminasi kembali atau penanganan yang salah selama distribusi,

    penjualan atau penanganan yang salah oleh konsumen, sehingga produk

    32

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    42/101

    33

    menjadi berbahaya bila dikonsumsi. Salah satu contoh penanganan yang

    salah adalah penyimpanan produk AMDK galon yang berdekatan dengan

    bahan-bahan yang berbau tajam (seperti buah durian, minyak tanah, atau

    kamfer).

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    43/101

    Tabel 5. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan pada bahan baku

    Tahapan proses Jenis Bahaya

    Sumber air baku

    (mata air Cipuspa)

    F : Partikel kotoran, pasir, daun, ranting

    B : Mikroorganismepathogen

    K : Zat anorganik, logam berat, zat kimia organik,

    terutama pH

    - M

    - P

    se

    - Ji

    su

    Tangki Penampung F : Endapan kotoran yang berlebihan

    B : Mikroorganismepathogen

    K : Zat kimia anorganik, logam berat, zat kimia

    organik kecuali pH

    - P

    - P

    - S

    se

    Keterangan:

    F = bahaya fisik ; B = bahaya biologi ; K = bahaya kimia

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    44/101

    Tabel 6. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan pada material pengem

    Material pengemas Jenis bahaya Tindakan pencega

    Tutup botol K : Residu kimia pembuatan pengemas

    B : Mikroorganismepathogen

    F : Debu, bau

    Plastik segel K : NA

    B : NAF : NA

    Label K : NA

    B : NAF : NA

    Botol galon K : Residu kimia bahan pengemas

    B : Mikroorganismepathogen

    F : Debu, bau, dan lain-lain

    - Penyimpanan

    baik

    - Incoming ma- Certificate of

    Keterangan:

    F = bahaya fisik ; B = bahaya biologi ; K = bahaya kimia

    NA = Not Available (tidak dianalisis)

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    45/101

    Tabel 7. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan pada proses pengolah

    Tahapan proses Bahaya Tindakan P

    Penyaringan pasir F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    K : Lolosnya bahan-bahan organik, dan persenyawaan kimia

    lainnya

    - Back - Pengg

    - Pengg

    Penyaringan karbon F : Bau dan rasa

    K : Lolosnya bahan-bahan organik dan persenyawaan kimia

    lainnya

    - Back - Pengg

    yang

    - Peng

    Penyaringan mikro (5m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloidB : Lolosnya mikroorganismepathogen - Peng- Peng

    Penyaringan mikro (3m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Lolosnya mikroorganismepathogen

    - Peng

    - Peng

    Tangki pencampuran

    (ozonisasi) + sterilisasi ultra

    violet

    F : Masih terdapat partikel tersuspensi dan koloid

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen

    - Pengop

    selanjut

    - Pengatu

    - Pengen

    seperti t

    - Pengec

    - PenggaPenyaringan mikro (1 m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Lolosnya mikroorganismepathogen

    Penggant

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    46/101

    Tahapan proses Bahaya Tindakan P

    Menuju ruang

    pengisian

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen yang masih

    hidup

    Penyaringan

    mikro (0,5

    m) Menuju mesin

    pencucian

    galon

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen yang masih

    hidup

    - Mengop

    proses p

    dan ozo

    dan kan

    - Pengga

    sekali

    Keterangan:

    F = bahaya fisik ; B = bahaya biologi ; K = bahaya kimia

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    47/101

    Tabel 8. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan pada proses pencucian

    Tahapan proses Jenis Bahaya Tindakan Pencegahan

    Seleksi F : Lolosnya galon yang tidak

    memenuhi persyaratan

    - Memastikan karyawan

    benar

    - Melakukan uji sensori

    bau pada galon

    Pre-rinse F : Masih terdapat kotoran seperti

    tanah

    Memastikan karyawan

    Pencucian I F, K, dan B : Kontaminasi baik

    secara fisik, kimia maupun biologi

    dari alat, manusia dan lingkungansekitar

    - Pengoptimalan proses

    - Higienis dalam proses

    - Pengoptimalan proses

    Pencucian II F, K, dan B : Kontaminasi baik

    secara fisik, kimia maupun biologi

    dari air yang digunakan, alat,

    manusia dan lingkungan sekitar

    - Pengoptimalan proses

    - Pengoptimalan proses

    - Higienis dalam proses

    Keterangan:

    F = bahaya fisik ; B = bahaya biologi ; K = bahaya kimia

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    48/101

    Tabel 9. Penetapan jenis bahaya dan tindakan pencegahan pada proses pengisian

    Tahapan proses Jenis Bahaya Tindakan Pencegahan

    Sterilisasi UV ruang pengisian B : adanya kontaminan biologi

    yang berada di udara dalam

    ruangan

    - Pengecekan kondisi lam

    - Penggantian lampu ult

    - Memastikan pintu ruan

    keadaan tertutup rapat

    - Membatasi akses perso

    pengisian

    Pengisian dan pemberian tutup

    botol

    F, K, B : Kontaminasi secara

    fisik, kimia, dan biologi dari alat,

    manusia maupun dari lingkungan

    sekitar

    - Higienis dalam proses

    tersebut seperti penggu

    ruang pengisian

    - Pengecekan umur lamp

    produksi

    - Proses pencucian galo

    Menunggu (botol produk

    menunggu untuk diturunkan dari

    konveyor ke lantai ruang

    penyimpanan)

    NA NA

    Coding F : Pemberian kode yang salah Memastikan mesin codingb

    Seleksi F : lolosnya produk yang

    mengandung benda asingseperti plastik, lendir, dan

    lain-lain

    Memastikan karyawan (sele

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    49/101

    Tahapan proses Jenis Bahaya Tindakan Pencegahan

    Pemberian Label F : Pemasangan label yang salah Memastikan pekerja bekerja

    Pemberian plastik segel pada tutup

    botol

    F : Sealing tidak sempurna Memastikan suhu sealerdan

    benar

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    50/101

    7. Prinsip 2 : Identifikasi CCP (Critical Control Point)

    Penetapan CCP pada bahan baku dipandu oleh pertanyaan yang ada

    di dalam CCP decision tree (Lampiran 4). Hasil dari analisa dapat dilihat

    pada Tabel 10. Pada analisa CCP bahan baku, ditetapkan bahwa pada

    bahan baku tidak terdapat CCP. Hal ini dikarenakan terdapat proses atau

    langkah yang dapat mengurangi atau menghilangkan bahaya tersebut.

    Material pengemas yang digunakan bukan merupakan CCP karena

    semua material telah dinyatakanfood grade atau non-toksik sehingga tidak

    membahayakan produk. Selain itu, setiap material pengemas yang akan

    digunakan, dianalisa terlebih dahulu oleh petugas dan semua material

    produksi yang diperoleh dari pemasok harus mempunyai CoA (Certificate

    of Analysis)dari pemasok yang bersangkutan. Pengujian terhadap material

    produksi disebut incoming material test. Pengujian ini dimaksudkan untuk

    menyatakan release atau tidaknya material pengemas dari pemasok.

    Penetapan CCP material pengemas dapat dilihat pada Tabel 11. Analisa

    bahaya dan penetapan CCP material pengemas dipandu oleh pertanyaan

    yang ada di dalam CCP decision tree (Lampiran 3).

    Analisa bahaya dan penetapan CCP pada tahapan proses dibagi

    menjadi tiga bagian, yaitu proses pengolahan air, proses pencucian botol

    galon dan proses pengemasan. Hasil analisa dapat dilihat pada Tabel 12,

    13, dan 14. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, terdapat empat buah

    CCP, yaitu pada proses di tangki pencampuran (ozonisasi + sterilisasi ultra

    violet), proses penyaringan mikro 0,5 m yang menuju ruang pengisian,

    penyaringan mikro 0,5 m yang menuju mesin pencucian galon, dan pada

    proses sterilisasi ultra violet pada ruang pengisian.Tangki pencampuran (ozonisasi + sterilisasi ultra violet) dijadikan

    sebagai CCP 1 karena tidak ada tahap atau proses selanjutnya yang dapat

    membunuh virus seperti halnya fungsi ozonisasi dan atau sterilisasi ultra

    violet. Fungsi ozonisasi adalah membunuh bakteri dan virus, sedangkan

    sterilisasi ultra violet dapat menimbulkan radiasi pada mikroba. Penetrasi

    sinar ultra violet pada sel bakteri, khamir, kapang, dan virus menyebabkan

    terjadinya perubahan DNA.

    37

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    51/101

    Penyaringan mikro 0,5 m yang menuju ruang pengisian dan

    penyaringan mikro 0,5 m yang menuju mesin pencucian galon dijadikan

    sebagai CCP 2 dan CCP 3, karena setelah tahap ini tidak ada lagi proses

    yang dapat menghilangkan bahaya biologi dan fisik. Proses sterilisasi ultra

    violet ruang pengisian dijadikan CCP 4 karena setelah tahap ini tidak ada

    proses/tahap tindakan pencegahan untuk menghilangkan atau mengurangi

    bahaya yang teridentifikasi sampai tingkat yang dapat diterima. Analisa

    bahaya dan penetapan CCP tahapan proses dipandu oleh pertanyaan yang

    ada di dalam CCP decision tree (Lampiran 4).

    8. Prinsip 3 : Menetapkan batas kritis untuk setiap CCP

    Penetapan critical limit (batas kritis) merupakan prinsip ketiga dari

    tujuh prinsip HACCP. Batas kritis ditetapkan untuk 4 buah CCP yang

    telah dikemukakan sebelumnya. CCP 1 mengandung satu jenis bahaya,

    yaitu bahaya biologi. Batas kritis yang digunakan untuk CCP 1 adalah

    rusak/matinya lampu ultra violet di unit pengolahan air. Penentuan

    rusak/matinya lampu ultra violet sebagai batas kritis untuk CCP 1

    berdasarkan keputusan Ketua Tim HACCP PT. AGC.

    CCP 2, CCP 3, dan CCP 4 juga hanya mengandung satu jenis

    bahaya, yaitu bahaya biologi. Batas kritis yang digunakan untuk CCP 2

    dan CCP 3 adalah waktu penggunaan catridge filter. Selama ini catridge

    filter digunakan hanya dalam waktu dua minggu, setelah itu diganti.

    Dengan penggantian catridge filter satu kali dalam dua minggu, tidak

    pernah terjadi masalah dengan hasil uji mikrobiologi. Batas kritis yang

    digunakan untuk CCP 4 adalah rusak/matinya lampu ultra violet pada

    ruang pengisian. Penentuan batas kritis ini didasarkan pada keputusanKetua Tim HACCP. Batas kritis untuk masing-masing CCP dapat dilihat

    pada Tabel 15.

    9. Prinsip 4 : Menetapkan cara pemantauan CCP

    Prinsip keempat adalah cara pemantauan CCP. Sistem pemantauan

    yang dilakukan oleh Tim HACCP PT. AGC mencakup What (apa yang

    dimonitor), Where (di mana dilakukan pemantauan),How (bagaimana cara

    melakukan pemantauan), When (kapan dilakukan pemantauan), Who

    38

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    52/101

    (siapa yang akan melakukan pemantauan). Tindakan Pemantauan untuk

    masing-masing CCP dapat dilihat pada Tabel 16.

    10.Prinsip 5 : Menetapkan tindakan koreksi

    Prinsip kelima adalah penetapan tindakan koreksi. Tindakan koreksi

    dilakukan jika nilai batas kritis terlampaui. Sifat dari tindakan koreksi

    yang dilakukan oleh Tim HACCP PT. AGC adalah preventive. Contoh

    tindakan koreksi yang preventive yaitu melakukan penggantian lampu

    ultra violet yang rusak/mati dan penggantian catridge filter. Tindakan

    Koreksi untuk masing-masing CCP dapat dilihat pada Tabel 17.

    11.Prinsip 6 : Menyusun prosedur untuk verifikasi

    Prinsip keenam adalah penetapan tindakan verifikasi. Tindakan

    verifikasi yang dilakukan oleh Tim HACCP PT. AGC meliputi review

    penggantian catridge filter, review laporan penggantian dan penggunaan

    lampu ultra violet baik di area water treatmentmaupun di ruang pengisian.

    Selain itu, uji mikrobiologi juga dilakukan sebagai tindakan verifikasi. Uji

    mikrobiologi ini meliputi TPC yang dilakukan setiap minggu dan

    Koliform yang dilakukan setiap bulan. Penyusunan tindakan verifikasi

    untuk masing-masing CCP dapat dilihat pada Tabel 18.

    12.Prinsip 7 : Menetapkan prosedur pencatatan

    Prinsip terakhir dari tujuh prinsip HACCP adalah penetapan

    pencatatan dan dokumentasi. Dokumentasi dan pencatatan digunakan

    untuk menyediakan bukti dari kesesuaian dengan persyaratan dan

    keefektifan operasi dari sistem keamanan pangan berbasis HACCP.

    Dokumentasi dan pencatatan dapat dilihat pada Tabel 19.

    39

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    53/101

    40

    Penjelasan tentang HACCP plan secara keseluruhan disajikan dalam

    bentuk tabel. HACCPplan merupakan penyatuan dari prinsip-prinsip HACCP

    yang telah dibahas sebelumnya. HACCP plan PT. AGRItech GLOBAL

    CEMERLANG dapat dilihat pada Tabel 20. HACCP plan ini terdokumentasi

    dengan baik dalam sebuah dokumen sistem manajemen HACCP. Dalam

    dokumen tersebut terdapat dokumentasi mengenai GMP, SSOP, HACCPplan,

    dan komponen pendukung lainnya seperti Pengaduan Konsumen, Recall

    Produk, Pengembangan Personel, Pengendalian Dokumen, Audit Internal,

    serta Kaji Ulang Manajemen. Dokumen Sistem Manajemen HACCP PT. AGC

    terdiri dari 1 buah manual yang dirinci kedalam 23 Panduan Mutu (M), 26

    buah prosedur, 18 buah IK, dan 36 buah formulir untuk merekam semua

    kegiatan pengimplementasiannya.

    HACCP plan yang dijelaskan pada laporan skripsi ini merupakan

    HACCP plan yang telah mengalami beberapa kali revisi. HACCP plan PT.

    AGCakan terus mengalami perubahan seiring dengan terjadinya perubahan

    sistem dan atau teknologi di perusahaan tersebut. Rincian revisi tersebut

    terdapat dalam dokumen terkendali Sistem Manjemen HACCP PT. AGC.

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    54/101

    Tabel 10. Penetapan CCP pada bahan baku

    Decisi

    Tahapan proses Jenis Bahaya P1 P

    Bahan baku (Mata Air Cipuspa) F : Partikel kotoran, pasir, daun, ranting

    B : Mikroorganismepathogen

    K : Zat kimia organik (terutama pH) zat

    anorganik, logam berat

    Y Y

    Y Y

    Y Y

    Tangki Penampung F : Endapan kotoran yang berlebihan

    B : Mikroorganismepathogen

    K : Senyawa organik, toksik, logam berat

    Y Y

    Y Y

    Y Y

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    55/101

    Tabel 11. Penetapan CCP pada material pengemas

    Decision tree

    Material pengemas Jenis bahaya P1 P2 P3

    Tutup botol K : Residu kimia pembuatan pengemas

    B : MikroorganismepathogenF : Debu

    Y Y T

    Y Y T

    Y Y T

    Plastik segel K : NA

    B : NA

    F : NA

    NA

    NA

    NA

    Label K : NA

    B : NAF : NA

    NA

    NANA

    Botol galon K : Residu kimia bahan pengemas

    B : Mikroorganismepathogen

    F : Debu, bau, dan lain-lain

    Y Y T

    Y Y T

    Y Y T

    Keterangan:

    P1 = Pertanyaan ke-1 ; P2 = Pertanyaan ke-2 ; P3 = Pertanyaan ke-3

    Y = Ya ; T = Tidak ; CCP = Critical Control Point ; CP = Control Point ; N

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    56/101

    Tabel 12. Penetapan CCP pada proses pengolahan air

    Tahapan proses Bahaya

    Penyaringan pasir F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    K : Lolosnya bahan-bahan organik, dan persenyawaan kimi

    Penyaringan karbon F : Bau dan rasa

    K : Lolosnya bahan-bahan organik, dan persenyawaan kimi

    Penyaringan mikro (5m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Lolosnya mikroorganismepathogen

    Penyaringan mikro (3m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Lolosnya mikroorganismepathogen

    Tangki pencampuran (ozonisasi dan sterilisasi

    ultra violet)

    F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen

    Penyaringan mikro (1 m) F : Lolosnya partikel tersuspensi dan koloid

    B : Lolosnya mikroorganismepathogen

    Menuju ruang

    pengisian

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen yang masih

    hidup

    Penyaringan mikro

    (0,5 m)

    Menuju mesin

    pencucian galon

    B : Masih terdapat mikroorganismepathogen yang masih

    hidup

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    57/101

    Tabel 13. Penetapan CCP pada proses pencucian botol

    D

    Tahapan proses Jenis Bahaya P1 P2

    Seleksi F : Lolosnya galon yang tidak memenuhi persyaratan Y Y

    Pre-rinse F : Masih terdapat kotoran seperti tanah Y Y

    Pencucian I F, K, dan B : Kontaminasi baik secara fisik, kimia maupun biologi

    dari alat, manusia, dan lingkungan sekitar

    Y Y

    Pencucian II F, K, dan B : Kontaminasi baik secara fisik, kimia maupun biologi

    dari air yang digunakan, alat, manusia, dan lingkungan sekitar

    Y Y

    Keterangan:

    P1 = Pertanyaan ke-1 ; P2 = Pertanyaan ke-2 ; P3 = Pertanyaan ke-3 ; P4 = Pertanyaa

    Y = Ya ; T = Tidak ; CCP = Critical Control Point ; CP = Control Point

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    58/101

    Tabel 14. Penetapan CCP pada proses pengemasan

    D

    Tahapan proses Jenis Bahaya P1 P2

    Sterilisasi UV ruang pengisian B : Kontaminasi biologi dari alat, manusia, dan

    udara di ruang pengisian

    Y Y

    Pengisian dan pemberian tutup botol F dan K : Kontaminasi secara fisik, dan kimia

    dari alat, manusia maupun dari lingkungan

    sekitar

    Y Y

    Menunggu (botol produk menunggu

    untuk diturunkan dari konveyor ke

    lantai ruang penyimpanan)

    NA NA

    Coding F : Pemberian kode yang salah Y Y

    Seleksi F : Lolosnya produk yang mengandung benda

    asing seperti plastik, lendir, dan lain-lain

    Y Y

    Pemberian label F : Pemasangan label yang salah Y Y

    Pemberian plastik segel pada tutup

    botol

    F : Sealing tidak sempurna Y Y

    Keterangan:

    P1 = Pertanyaan ke-1 ; P2 = Pertanyaan ke-2 ; P3 = Pertanyaan ke-3 ; P4 = Pertanyaa

    Y=Ya; T=Tidak; CCP=Critical Control Point; CP = Control Point; NA =Not Availa

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    59/101

    Tabel 15. Batas kritis untuk masing-masing CCP

    Tahapan proses Jenis Bahaya Batas Kritis

    Tangki pencampuran

    (ozonisasi dan sterilisasi ultra

    violet)

    B : Masih terdapat mikroorganisme

    pathogen

    Rusak/matinya lam

    Menuju

    ruang

    pengisian

    B : Terdapat mikroorganismepathogen

    yang masih hidup

    - Waktu pengga

    filteryaitu 1 k

    minggu

    Penyaringan

    mikro (0,5 m)

    Menuju

    mesin

    pencucian

    galon

    B : Terdapat mikroorganismepathogen

    yang masih hidup

    - Waktu pengga

    filteryaitu 1 k

    minggu

    Sterilisasi UV ruang pengisian B : Kontaminasi biologi baik dari alat,

    manusia maupun lingkungan sekitar

    Rusaknya/matinya

    violet pada ruang p

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    60/101

    Tabel 16. Tindakan pemantauan untuk masing-masing CCP

    PemantauanTahapan Proses Batas Kritis

    Apa Dimana Bagaimana

    Tangki pencampuran

    (ozonisasi dan sterilisasi

    ultra violet)

    CCP 1

    Rusak/matinya

    lampu ultra violet

    Lampu ultra

    violet

    Di area

    water

    treatment

    atau area

    pengolahan

    air, tepatnya

    pada tangki

    pencampuran

    1500 L dan

    Tangki

    pencampuran1000 L

    - Pengecekan

    record atau

    laporan

    penggantian

    lampu ultra

    violet

    - Pemantauan

    kondisi lampu

    ultra violet

    Menuju

    ruang

    pengisian

    (CCP 2)

    - Waktu

    penggantian

    catridge filter

    yaitu 1 kali dalam

    2 minggu

    3buah catridge

    filter0,5 mCatridge

    filter0,5 m

    yang menuju

    ruang

    pengisian

    - Pengecekan

    recordatau

    laporan

    penggantain

    catridge filter

    - Pemantauan

    kondisi catridg

    filter

    Penyaringan

    mikro (0,5

    m)

    Menuju

    mesinpencucian

    galon

    (CCP 3)

    - Waktu

    penggantiancatridge filter

    yaitu 1 kali dalam

    2 minggu

    1 buah catridge

    filter0,5 m

    Catridge

    filter0,5 myang menuju

    mesin

    pencucian

    - Pengecekan

    laporanpenggantian

    dan

    pemantauan

    catridge filter

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    61/101

    PemantauanTahapan Proses Batas Kritis

    Apa Dimana Bagaimana

    Sterilisasi UV ruang

    pengisian (CCP 4)

    Rusaknya/matinya

    lampu ultra violet

    ruang pengisian

    Lampu ultra

    violet

    Di ruang

    pengisian

    - Pengecekan

    record atau

    laporan

    penggantian

    lampu ultra

    violet

    - Pemantauan

    kondisi lampu

    ultra violet

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    62/101

    Tabel 17. Tindakan koreksi untuk masing-masing CCP

    Langkah Proses Batas Kritis Tindakan K

    Tangki pencampuran (sterilisasi ultra

    violet + ozonisasi)

    (CCP 1)

    Rusak atau matinya lampu ultra violet Penggantian

    (Personel P

    Menuju ruang

    pengisian

    (CCP 2)

    - Waktu penggantian catridge filteryaitu 1

    kali dalam 2 minggu

    Penggantian

    ruang pengi

    (Personel P

    Penyaringan

    mikro 0,5 m

    Menuju mesin

    pencucian galon

    (CCP 3)

    - Waktu penggantian catridge filteryaitu 1

    kali dalam 2 minggu

    Penggantia

    mesin penc

    (Personel P

    Sterilisasi UV ruang pengisian

    (CCP 4)

    Rusak atau matinya lampu ultra violet Penggantian

    (Personel P

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    63/101

    Tabel 18. Tindakan verifikasi untuk masing-masing CCP

    Tahapan Proses Batas Kritis Tindakan Ve

    Tangki pencampuran (sterilisasi

    ultra violet + ozonisasi)

    (CCP 1)

    Rusak atau matinya lampu ultra violet - Reviewpengg

    water

    setiap

    - Lapor

    yang t

    melipu

    mingg

    setiap

    Menuju ruangpengisian

    (CCP 2)

    Waktu penggantian catridge filteryaitu 1 kalidalam 2 minggu - Reviewfiltery

    (ketua

    pengg

    Penyaringanmikro 0,5m

    Menuju mesin

    pencucian galon

    (CCP 3)

    Waktu penggantian catridge filteryaitu 1

    kali dalam 2 minggu

    - Review

    filtery

    galon

    pengg

    Sterilisasi UV ruang pengisian

    (CCP 4)

    Rusak atau matinya lampu ultra violet - Reviewpengg

    pengis

    pengg- Uji mi

    pengis

    dilaku

    yang d

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    64/101

    Tabel 19. Dokumentasi dan pencatatan untuk masing-masing CCP

    Dokumentasi dan PencTahapan Proses

    Tindakan Koreksi

    Tangki pencampuran (sterilisasi ultra violet +

    ozonisasi)

    (CCP 1)

    - Formulir pen

    water treatm

    - Formulir pen

    water treatm

    - Laporan uji

    mengalami t

    Menuju ruang

    pengisian

    (CCP 2)

    Formulir penggaPenyaringan mikro 0,5

    m

    Menuju mesin

    pencucian galon

    (CCP 3)

    Formulir pengga

    Sterilisasi UV ruang pengisian (CCP 4)

    Catatan tentang deskripsipenyimpangan yang terjadi dan

    tindakan koreksi yang diambil

    - Formulir pen

    pengisian

    - Formulir pen

    pengisian

    - Laporan uji

    pengisian (T

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    65/101

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    66/101

    Prinsip 4PemantauanPrinsip 2

    CCPPrinsip 3

    Batas KritisApa Dimana Bagaimana Kapan Siapa

    Prinsip 5Tindakan Koreksi Tind

    Pemantauan kondisi lampuultra violet

    -

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    67/101

    B. PERBAIKAN SISTEM PENUNJANG PENERAPAN HACCP PLAN DI PT.

    AGC

    HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) plan merupakan

    bagian inti dari Sistem Manajemen HACCP. HACCP plan dapat

    diimplementasikan dengan baik apabila didukung oleh impelementasi GMP

    dan SSOP yang baik pula, dimana GMP dan SSOP ini merupakanpre-requiste

    HACCP. Penerapan GMP dan SSOP dijelaskan pada laporan skripsi lain

    dengan judul Perancangan dan Implementasi GMP dan SSOP Produk

    AMDK Galon yang ditulis oleh Nina Nurwiyana (F34103099). Selain GMP

    dan SSOP, implementasi HACCP plan harus ditunjang pula oleh semua

    sistem di perusahaan tersebut.

    Sistem penunjang tersebut antara lain struktur organisasi, sistem

    administrasi, sistem pemasaran, sistem ketenagakerjaan dan sistem keuangan.

    Perbaikan sistem penunjang merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan

    hasil penilaian audit internal yang dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2007,

    tindakan ini dilakukan untuk mendukung penerapan HACCP plan di PT.

    AGC. Perbaikan sistem penunjang dilakukan penulis pada bulan November

    2007. Tindakan perbaikan ini merupakan langkah awal yang tepat dalam

    mengimplementasikan Sistem Manajemen HACCP di PT. AGC. Perbaikan

    sistem penunjang tersebut antara lain :

    1. Struktur organisasi

    Struktur organisasi perusahaan merupakan hubungan struktural

    diantara berbagai faktor dalam perusahaan. Sebelum kegiatan penelitian

    ini dilakukan, terdapat dua orang manajer yang menjalankan perusahaan

    ini yaitu Manajer Administrasi dan Keuangan, dan Manajer Pemasaran.Berdasarkan pengamatan di lapangan, kinerja Manajer Pemasaran kurang

    baik. Hal yang menjadi indikator penilaian kinerja Manajer Pemasaran

    adalah tidak tertatanya data konsumen PT. AGC, hilangnya aset

    perusahaan (yaitu galon), dan tidak adanya sistem pemasaran. Kerja sama

    antara kedua manajer ini pun tidak baik, hal ini terlihat dari pencatatan

    data mengenai konsumen PT. AGC. Selain itu, terdapat tumpang tindih

    pekerjaan yang disebabkan oleh ketidakjelasan deskripsi pekerjaan

    54

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    68/101

    mereka. Tumpang tindih pekerjaan tidak hanya terjadi pada kedua manajer

    tersebut, akan tetapi tumpang tindih pekerjaan pun terjadi pada personel

    lainnya.

    Berdasarkan hal tersebut, PT. AGC sangat memerlukan struktur

    organisasi dan mempunyai deskripsi pekerjaan yang jelas untuk masing-

    masing personel. Desain stuktur organisasi PT. AGC yang disarankan

    dapat dilihat pada Gambar 9, desain ini dibuat sesuai dengan kebutuhan

    dan kemampuan PT. AGC. Desain ini telah diujicobakan pada saat

    penelitian berlangsung, dan hasilnya dinilai cukup efektif, dimana semua

    permasalahan PT. AGC teratasi.

    Personel Produksi

    & MutuPersonel

    Pemasaran

    Sopir

    KoordinatorPelaksana

    Tim Direksi

    Komisaris

    Gambar 9. Desain stuktur organisasi PT. AGC yang disarankan

    Tim Direksi terdiri atas Ir. Indah Yuliasih, Dr.Ir. Suprihatin Dipl Ing,

    dan Ir. Ade Iskandar. Tim Direksi ini mempunyai struktur tersendiri,

    dimana Ir. Indah Yuliasih bertindak sebagai Direktur Utama, Dr.Ir.

    Suprihatin Dipl Ing bertindak sebagai Manager QA, dan Ir. Ade Iskandar

    bertindak sebagai Manager Produksi.

    55

  • 7/28/2019 F08ltr-AMDK HACCP.pdf

    69/101

    Koordinator pelaksana mempunyai tugas dan tanggung jawab

    sebagai berikut :

    a. Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

    sistem administrasi dan keuangan

    b. Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

    kegiatan produksi

    c. Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

    Sistem Manajemen HACCP

    d. Mengkoordinasikan dan bertanggu