pengaruh kelangkaan air minum dalam kemasaan galon (amdk) aqua - canggih pramono
DESCRIPTION
Pengaruh Kelangkaan Air Minum Dalam Kemasaan Galon (AMDK) Aqua.TRANSCRIPT
Pengaruh Kelangkaan Air Minum Dalam Kemasaan Galon (AMDK) Aqua dan
intesitas Pembelian terhadap produk merek lain
Disusun Oleh:
Canggih Pramono Gultom (1006826295)
PROGRAM S1 EKSTENSI JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. 2
1 BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................................ 3
1.1.1 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 5
1.1.2 Batasan Masalah ................................................................................................................... 5
1.1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 5
1.1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 6
2 BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .............................................................................. 7
2.1 Keputusan Pembelian .................................................................................................................... 7
2.1.1 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian .......................................................................... 7
2.1.2 Aspek-Aspek Keputusan Membeli ....................................................................................... 9
a) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli ............................................................ 10
2.1.3 Kualitas Produk ................................................................................................................... 11
2.2 Harga ........................................................................................................................................... 11
2.3 Promosi ....................................................................................................................................... 13
2.4 Merek .......................................................................................................................................... 13
2.4.1 Proses Pembentukan Merek ................................................................................................ 13
2.5 Pemasaran ................................................................................................................................... 15
2.6 Kerangka Berpikir ....................................................................................................................... 16
2.7 Hipotesis ..................................................................................................................................... 17
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................... 18
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................................................... 18
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................................................................ 18
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................................................................. 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................................... 19
3.5 Pengembangan Instrumen ........................................................................................................... 19
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................................... 21
4 BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................ 24
5 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 25
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Keahlian yang paling
unik dari pemasar profesional adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara dan melidungi dan
meningkatkan merek. Para pemasar menyatakan pemberian merek adalah seni dan bagian paling penting
dalam pemasaran. American Marketing Association mendefenisikan merek adalah suatu nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, dan dimaksudkan untuk membedakannya
dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing menjelaskan pada hakikatnya merek
mengidentifikasikan penjual atau pembuat. Merek dapat berupa nama, merek dagang, logo, atau simbol
lainnya. Merek sebenarnya janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan
jasa tertentu kepada pembeli.
Peran ekonomi yang penting adalah memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi dengan
memproduksi merek tersebut secara massal. Peran ekonomi tidak ternilai lainnya adalah bahwa merek
yang sukses dapat menjadi penghambat bagi pesaing yang ingin memperkenalkan merek yang sama..
Merek mempunyai peran strategis yang penting dengan menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan
suatu perusahaan dengan merek-merek saingannya. Citra merek yang kuat memungkinkan pabrikan
meraih kepercayaan langsung dari para pengecer dan pedagang perantara di pasar lainnya.
Dari perspektif konsumen, Chevron menyatakan bahwa merek yang terpercaya merupakan jaminan atas
konsistensi kinerja suatu produk dan menyediakan manfaat apapun (dalam bentuk status atau gengsi)
yang dicari konsumen ketika membeli produk tertentu. Lebih lanjut, merek adalah sebuah janji kepada
konsumen bahwa dengan hanya menyebut namanya, timbul harapan bahwa merek tersebut akan
memberikan kualitas yang terbaik, kenyamanan, status, dan lain-lain yang menjadi pertimbangan ketika
melakukan pembelian. Setiap akan melakukan keputusan pembelian, konsumen melakukan evaluasi
mengenai sikapnya. Kepercayaan digunakan konsumen untuk mengevaluasi sebuah merk, kemudian dia
akan dapat mengambil keputusan membeli atau tidak, untuk seterusnya konsumen akan loyal atau tidak.
Hal ini berlaku juga pada air minum dalam kemasan (AMDK). Bisnis Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) semakin menggiurkan, karena kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan penduduk. Perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak dan terus
melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya. Bayangkan saja, kebutuhan
masyarakat akan air minum sangat tinggi. Padahal ketersediaan air yang layak minum dalam arti
berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama di
kota-kota besar tidak bisa lagi lepas dari AMDK.
Di samping tingginya akan permintaan air bersih, maka rendahnya hambatan untuk memasuki industri
AMDK telah mengakibatkan pertumbuhan yang pesat dalam kemunculan perusahaan perusahaan yang
baru. Pada saat ini tercatat ratusan merek produk AMDK yang beredar di seluruh Indonesia. Namun, ada
10 besar merek utama, seperti Aqua, Vit, Club, Prima, Sosro,2 Tang, Ades, Oasis, Ron88, dan Aires.
dimana masing-masing menawarkan berbagai keunggulan. Dengan munculnya berbagai produk baru
maupun penyempurnaan produk lama, para produsen semakin terpacu untuk menciptakan produk yang
mampu bersaing dan mencoba untuk memenuhi keinginan dan selera konsumen. AMDK merupakan
barang konsumen (consumers goods) ditinjau dari cara pemanfaatan oleh konsumen, yaitu barang yang
dibeli oleh konsumen akhir untuk kepentingan pribadi (dalam arti tidak dapat diolah lagi untuk
menciptakan laba).
Berdasarkan cara-cara konsumen membeli suatu barang, AMDK tergolong barang nyaman (convinience
goods) yaitu barang konsumen yang sering dibeli dan kadangkala bersifat segera. Salah satu contoh,
dalam bisnis air mineral dalam kemasan (AMDK), Aqua lebih terkenal dibandingkan merek lainnya
(Aira, Ades, Vit, dll). Kekuatan merek Aqua seringkali membuat konsumen saat memesan air mineral
jenis lainnya dengan menyebut nama Aqua. Aqua adalah pelopor industri air minum di Indonesia.
Nama Aqua kini telah menjadi semacam nama generik dari produk Air
Minum Dalam Kemasan (AMDK) serupa di Indonesia hal itu mungkin sekali terjadi karena Aqua adalah pelopor bisnis AMDK dan menjadi produsen AMDK terbesar di Indonesia. Bahkan pangsa pasarnya
sendiri saat ini sudah meliputi Singapura, Malaysia, Fiji,Australia, Timur Tengah dan Afrika. Di
Indonesia sendiri mereka menguasai 80 persen penjualan AMDK dalam kemasan galon.
Sedangkan untuk keseluruhan market share AMDK di Indonesia, Aqua menguasai 50% pasar.
Saat ini Aqua memiliki 14 pabrik yang tersebar di Jawa danSumatra. Produsen AMDK Aqua, PT. Golden
Mississippi (kemudian bernama PT Aqua Golden Mississippi) yang bernaung di bawah
PT.TirtaInvestama (selanjutnya, dalam tulisan ini akan disebut sebagai Aqua saja,untuk mewakili
korporasi produsen AMDK tersebut).
Walapun perusahaan Aqua memiliki manjamen yang sangat baik namun Aqua masih diterpa masalah
dalam hal distribusi Aqua galon bahkan beritanya sempat menjadi headline di media Nasional Kemarau
berkepanjangan yang melanda Jabodatabek selama bulan April sampai dengan November telah membuat
peningkatan dalam permintaan AMDK yang berbentuk galon. Akibat melonjaknya permintaan tersebut
produk Aqua galon langka dipasaran sehingga membuat masyarakat kewalahan dan mengeluh. Perusahan
mengaku keluhan pelanggan tersebut terjadi karena naiknya permintaan air saat musim kemarau tiba.
Kenaikan permintaan air tersebut tak seiring dengan pasokan. Sebab, produsen air terbesar di Indonesia
itu mengaku tidak menambah ataupun menurunkan pasokan. Ada beberapa alasan mengapa air galon
menjadi langka di pasaran Jabodetabek beberapa hari ini yang dilansi oleh pihak manajemen Aqua:
a. Adanya peraturan pemerintah melalui Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan, yang membatasi angkutan berat beroperasi mulai H-4 sampai dengan H+1 saat
momen Lebaran 2012 kemarin,terutama untuk wilayah Jakarta, Tangerang Selatan, dan
Bogor, sehingga akibatnya sangat mempengaruhi pengiriman pasokan sehingga stok galon
menjadi sangat terbatas.
b. Ketika menjelang Lebaran, sebagian besar masyarakat Jakarta mudik ke Jawa, sehingga
terjadi pergeseran stok galon air kemasan, yang semula lebih banyak ke Jabodetabek, lalu
kemudian stock galon air kemasan tersebut dialihkan ke Jawa dan Bali, sehingga akibatnya
stock galon air kemasan di Jabodetabek menjadi kosong.
c. Adanya permintaan yang sangat tinggi dari warga Jabodetabek, akibat musim panas yang
berkepanjangan, sehingga kelangkaan galon menjadi muncul , namun karena alur distribusi
melibatkan banyak pihak, sehingga ketersediaan galon air kemasan di pasaran, menjadi tidak
cepat terisi.
Namun walaupun produk Aqua masih langkah masyarakat tetap mencari produk tersebut walaupun harus
membayar biaya lebih untuk mendapatkannya. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
penelitian ini mencoba menggambarkan hubungan antara kelangkaan produk Aqua dan peningkatan
penjualan air mineral produk yang lain.
1.1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah jika Aqua galon semakin langka maka produk lain yang sejenis akan banyak
peminatnya ?
2. Apakah konsumen mementingkan merek dalam pembelian produk AMDK (air minum dalam
kemasaan) ?
3. Jika ternyata produk sejenis dengan Aqua ternyata penjualannya tidak signifikan apakah
faktor yang menyebabkan masyarakat tidak membelinya ?
1.1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini mencakup merek air minum dalam kemasan galon yang diperjualbelikan.
Penelitian dilakukan terhadap sample beberapa warga masyarakat depok untuk kesimpulan utama
tentang peningkatan produk air kemasan lainya.
1.1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kelangkaan produk aqua dan meningkatnya
permintaan produk Air Minum Dalam Kemasaan (AMDK) yang lain.
1.1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi produsen produk lain untuk meningkatkan penjualan
maupun melakukan analisa terhadap strategi dalam meningkatkan penjualan.
2. Sebagai bahan acuan bagi Aqua untuk meningkatkan pelayanan maupun pemasaran produk
bagi masyarakat.
3. Sebagai salah satu sumber yang nantinya dapat digunakan dalam mata kuliah pemasaran
dalam menentukan atau menciptakan suatu merek yang paling diminati.
2 BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang
perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang
ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian
produk tersebut.
Adanya kecenderungan pengaruh kualitas produk, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu
mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya.
Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk
membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari
pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian,
keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swastha dan T Hani Handoko, 2000:15).
Sedangkan menurut Philip Kotler (2003:251-252), yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah
suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan
keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan
pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat
disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu
pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian,
dan perilaku setelah pembelian.
2.1.1 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian
Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5(lima) tahap proses keputusan
pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya
antara lain :
a) Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu
mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi
dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering
membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan
strategi pemasaran yang memacu minat konsumen.
b) Pencarian Informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang
terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi
dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber
informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
i. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
ii. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan.
iii. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen.
iv. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda tergantung pada jenis
produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar
informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar.
Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap informasi menjalankan
fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya
menjalankan fungsi pemberi informasi dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan/
atau evaluasi.
c) Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk
memenuhi kebutuhan konsumen.
Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empatmacam:
a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
c) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan.
d) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang
dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut
yang memberikan manfaat yang dicarinya.
d) Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah
tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli
atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung
membeli merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan
pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen
menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil
menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya.
e) Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca
pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi
tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli
yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung
mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.
Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah
dibelinya, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama,dengan
meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari
informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya
mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
2.1.2 Aspek-Aspek Keputusan Membeli
Terdapat dua pandangan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:
a. Seberapa jauh pembuatan keputusan tersebut.
Dimensi pertama ini menggambarkan rangkaian dari pengambilan keputusan untuk yang bersifat
habit/kebiasaan. Konsumen dapat mendasarkan keputusannya pada proses kognitif (berfikir) dari
pencarian informasi dan evaluasi alternatif-alternatif merek. Pada sisi ini konsumen hanya akan
melakukan pembelian pada satu merek saja atau selalu terjadi pembelian yang konsisten.
b. Derajat keterlibatan di dalam pembelian itu sendiri.
Pada dimensi kedua ini menggambarkan rangkaian keterlibatan pembelian dari tinggi ke rendah.
Pembelian dengan keterlibatan tinggi sangat penting bagi konsumen. Seperti beberapa pembelian
yang didasarkan pada ego dari image sendiri. Dalam pembelian demikian konsumen akan
melibatkan beberapa resiko, seperti financial risk yaitu pada produk-produk yang tergolong
mahal, social risk yaitu pada produk-produk yang dianggap penting dalam kelompoknya, atau
psychological risk yaitu pengambilan keputusan yang salah pada konsumen berakibat fatal atau
lebih serius. Sedangkan produk-produk dengan keterlibatan rendah kurang begitu penting bagi
konsumen, karena resiko financial, social, dan psychological tidaklah cukup besar.
Kedua dimensi yang telah disebutkan di atas nantinya akan menggolongkan keputusan membeli
dalam empat tipe pengambilan keputusan. Keempat tipe tersebut adalah, pengambilan keputusan
yang komplek, pembuatan keputusan terbatas, loyalitas merek dan inersia. Keempat tipe ini
merupakan perpaduan tinggi rendahnya dua dimensi di atas.
Pada tipe pertama, yaitu pengambilan keputusan komplek dicirikan dengan perpaduan adanya
keterlibatan yang tinggi dan adanya pembuatan keputusan. Pada pembuatan keputusan rendah,
konsumen hanya memiliki keterlibatan rendah namun ada pengambilan keputusan. Pada tipe
loyalitas merek, konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi namun seberapa jauh ia membuat
keputusan hanya bersifat kebiasaan. Pada tipe terakhir inersia konsumen memiliki keterlibatan
yang rendah dan pembuatan keputusan sebatas kebiasaan. Pembuatan keputusan terlihat dari
adanya proses pencarian informasi yang banyak dan adanya evaluasi terhadap merek. Dan pada
pengambilan keputusan yang berdasar kebiasaan, konsumen tidak terlalu memikirkan proses
pencarian informasi dan evaluasi terhadap merek.
a) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersediamembeli barang dan jasa
perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli
berbeda-beda untuk masing-masing pembeli di samping produk yang dibeli. Faktor-faktor tersebut
adalah:
a. Lokasi penjual yang strategis
Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benarstrategis dan tidak
membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, danbiaya seperti: mudah dijangkau, dekat
dengan fasilitas-fasilitas umum,atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini
dapatmendukung yang lain.
b. Pelayanan yang baik
Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yangdiberikan pada saat
memilih sampai terjadinya transaksi pembeliansangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya
pembelian yangdilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akanmenimbulkan
rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yangselanjutnya akan mempengaruhi tingkat
penjualan pada waktu selanjutnya.
c. Kemampuan tenaga penjualnya
Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerjabaik tenaga kerja mesin
maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan
sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai
keterampilan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan
dalam pemasaran.
d. Iklan dan promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilansuatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan
membelinya.
e. Penggolongan barang
Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan olehkonsumen yang melakukan
kegiatan pembelian. Penggolongan barangsecara tepat dan rapi akan memudahkan
konsumen di dalam melakukanpembelian
2.1.3 Kualitas Produk
Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah kualitas produk yang dapat memenuhi
keinginan konsumen. Bila tidak sesuai dengan spesifikasi maka produk akan ditolak. Sekalipun produk
tersebut masih dalam batas toleransi yang telah ditentukan maka produk tersebut sebaiknya perlu menjadi
catatan untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar diwaktu yang akan datang. Demikian
juga konsumen dalam dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang dibelinya
dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya.
Untuk itu perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan dapat
menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Kualitas produk yang baik merupakan
harapan konsumen yang harus dipenuhi oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik merupakan
kunci perkembangan produktivitas perusahaan.Kualitas produk merupakan hal penting yang harus
diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.
Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat cenderung meningkat,
sebagian masyarakat semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin
mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian
masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas. Jika hal itu
dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap memuaskan para
konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.
Dalam perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan pesat tidaknya
perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya,
peranan kualitas produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selainitu, konsumen
akan men yukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang terbaik.
2.2 Harga Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk memenangkan suatu persaingan
dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu harga harus ditetapkan . Harga merupakan salah satu
variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan
harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk
meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru
merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus
sebagai instrument kompetisi yang menentukan.
Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang negatif antara harga dan kualitas suatu produk,
maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan yang lainnya, dan barulah konsumen
mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan
memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen
saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai.
Harga merupakan salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan
perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap konsumen. Harga sebagai atribut
dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi tiap
konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi dan produk. Dengan kata lain, pada tingkat harga
tertentu yang telah dikeluarkan, konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya.
Dan konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih
tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan.
Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu
produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan
nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan
harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, kerena ada kesempatan untuk
mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa
tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal.Harga memiliki dua peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan
cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian
dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-
faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli
mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi
yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.
2.3 Promosi Dalam mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran memerlukan suaturancangan strategi dan program-
program penjualan yang efektif dan efisien. Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam kampanye
perusahaan dan promosi yang paling baik adalah promosi yang dilakukan oleh pelanggan yang puas.
Dengan demikian, promosi perlu ditangani secara cermat karena masalahnya bukan hanya menyangkut
pada bagaimana berkomunikasi dengan pelanggan akan tetapi juga menyangkut seberapa besar biaya
yang dikeluarkan untuk biaya ini yang tentunya harus disesuaikan pada kondisi dan kemampuan
perusahan.
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh
perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan
segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Promosi merupakan alat komunikasi dan penyampaian pesan bersifat memberitahukan, membujuk,
mengingatkan kembali kepada konsumen, para perantara atau kombinasi keduanya. Dalam promosi
terdapat beberapa unsur yang mendukung jalannya sebuah promosi tersebut yang biasa disebut bauran
promosi.
2.4 Merek Merek merupakan sebuah identitas produk atau jasa atau bahkan bagi perusahaan (corporate brand).
Merek merupakan bagian dari produk yang paling mungkin memberikan perbedaan terhadap produk
perusahaan lain yang sejenis. Sebagai contoh pada industri air minum dalam kemasan yang masing-
masing produk menawarkan atribut dan manfaat (benefit)yang tidak jauh berbeda, merek menjadi
alasan konsumen memilih sebuah produk. Kata kunci dari pengertian sebuah merek adalah identitas dan
pembeda. Tujuan utama pembentukan merek adalah untuk membedakan produk kita dengan produk yang
dibuat perusahaan atau orang lain. Penggunaan merek juga digunakan untuk memberi identitas. Dengan
adanya identitas, konsumen akan lebih mudah mencari, menyebut, ataupun mempercayai kualitas produk
apabila produk tersebut merupakan produk turunan dari produk lain.
2.4.1 Proses Pembentukan Merek
Dalam seluruh struktur pasar kecuali pasar persaingan sempurna, keberadaan merek menjadi sangat
penting dalam menentukan kekuatan sebuah produk di pasar. Oleh karena itu, proses pembentukan
sebuah merek menjadi sebuah langkah stratejik.Dalam model pembentukan merek di atas dapat dilihat
bahwa untuk menetapkan sebuah strategi pembentukan merek sebuah perusahaan melewati lima langkah,
yaitu:
1. Branding decision
Langkah awal dalam pembentukan merek adalah apakah perusahaan akan menggunakan
merek atau tidak. Pada kenyataannya hampir semua perusahaan formal menggunakan merek
untuk setiap produk yang mereka hasilkan.
2. Brand sponsor decision
Langkah kedua adalah memilih merek sponsor. Ada tiga pilihan dalam menentukan merek
sponsor, yaitu menggunakan merek pembuat (manufacturer) seperti Sony, IBM, Samsung.
Menggunakan merek distributor seperti beberapa produk kebutuhan pokok yang dijual di
hypermarketseperti Carrefour. Penggunaan merek distributor sering disebut sebagai private
brand. Yang ketiga adalah menggunakan merek yang dilisensikan. Merek sponsor
menentukan kredibilitas produk yang kita jual sesuai dengan sponsor yang kita pilih.
3. Brand name decision
Dalam langkah ketiga ini perusahaan harus menentukan nama merek yang akan digunakan.
Ada empat alternatif pilihan yang bisa dipilih, yaitu:
a) Individual names. Nama merek merupakan sebuah nama tunggal tanpa menggunakan
merek lain yang menggandeng. Contoh: Beng-beng, Extra Joss, Fanta, dan lain-lain.
b) Blanket family names. Nama merek menggunakan nama merek keluarganya untuk
mempermudah konsumen dalam mengenali produk baru yang dihasilkan. Contoh:
Nokia N-90, N-91, N-92, dan lain-lain.
c) Separate family names for all products.Menggunakan nama keluarga merek yang
berbeda untuk produk yang memiliki kategor produk yang berbeda. Contoh: Toyota
menggunkan merek Lexus untuk produk mereka yang memiliki kelas premium.
d) Corporate name combined with individual product names.Hampir sama dengan
blanket family names namun menggunakan nama perusahaan sebagai nama
keluarga. Contoh: Honda Civic, Suzuki SX-4. dan lain-lain.
4. Brand strategy decision
Langkah keempat adalah menetapkan strategi pemerekan. Ada lima strategi yang bisa
diambil, yaitu:
a) Line extensions. Menambah varian produk pada satu ketegori dengan tetap
menggunakan merek yang sudah ada.
b) Brand extensions. Menambah kategori produk baru dari merek yang sudah ada.
c) Multibrands. Menggunakan merek baru pada kategori produk yang sama dengan
merek yang telah dikeluarkan sebelumnya.
d) New brands. Merek baru pada kategori produk baru. Cobrands.Menggunakan merek
yang dibentuk oleh dua atau lebih merek yang sudah terkenal. Cobrandsini yang akan
penulis teliti lebih lanjut.
5. Brand repositioning strategy
Langkah yang terakhir adalah perusahaan memilih apakah merek yang akan dikeluarkan
melakukan strategi repositioning atau tidak. Repositioning dilakukan apabila merek yang
akan diluncurkan menginginkan identitas baru dari merek terdahulu.
2.5 Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Menurut Kotler (2003:9), bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut William J. Stanton dalam Basu Swastha (2000:5), bahwa pemasaran dapat diartikan sebagai
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pengertian pemasaran menurut American Marketing Associaton (AMA) dalam Kotler (2003:14)
mendefinisikan bahwa pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap
konsepsi, penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide, dan jasa, untuk
melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya. Hal ini menunjukkan
bahwa pemasaran membutuhkan suatu strategi yang diungkapkan dalam rencana-rencana untuk
memperoleh keuntungan, kelancaran penerimaan pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk
yang dibuat dan sebagainya.
2. Manajemen Pemasaran
Kotler menyatakan bahwa pengertian manajemen pemasaran sebagai analisis, perencanaan,
implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 2003:18).
Manajemen pemasaran pada hakekatnya terdiri dari perencanaan dan pelaksanaan dari sebuah
rencana. Manajemen pemasaran mempunyai tugas untuk mempengaruhi tingkat, jangkauan waktu
dan kompetisi permintaan sehingga membantu perusahaan dalam mencapai sasaran perusahaan.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai
(value) perusahaan di mata masyarakat, mempertahankan kelangsungan hidupnya, selain itu juga
untuk berkembang dan mendapatkan laba
2.6 Kerangka Berpikir
Aqua saat ini merupakan salah satu AMDK yang memiliki market share di Indonesia. Kekuatan Aqua ada
pada produknya dan kualitas yang diberikan. Namun pada beberapa bulan yang lalu Aqua Galon tiba –
tiba hilang dari pasaran yang menyebabkan konsumen kesulitan mendapat air minum. Ditengah
kehilangan Aqua Galon konsumen dihadapkan dengan banyak pilihan untuk berpindah kepada AMDK
yang lain seperti Qutang, Vit dan Amour. Ditengah hal diatas dapat kita katakan bahwa dengan langkanya
produk Aqua dipasaran maka produk dari AMDK lainpun seharusnya akan meningkat pemasaranya.
Namun realita didalam masyarakat kadangkala tidak sesuai dengan kenyataan teori dari konsep yang
diberikan. Ingatan akan merek Aqua yang melekat sebagai salah satu produk paling baik dan pioner
dalam AMDK telah membuat masyarakat bahkan antri dan mengadukan Aqua ke YLKI agar pasokan
Aqua galon diperbanyak lagi kepada daerah Jabodetabek dan sekitarnya.
Kerangka berpikir untuk hali ini dapat digambarkan dengan :
Pembelian AMDK lain ketika Aqua langka dipasaran
MeningkatTida Meningkat
Hasil
2.7 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kelangkaan Aqua dipasaran tidak meningkatkan pembelian produk AMDK yang lain
dikarenakan brand Aqua yang telah melekat pada masyarakat sehingga dengan brand tersebut
masyarakat menjamin akan kualitas dari produk.
2. Supplay Chain mapun promosi dari AMDK yang lain tidak baik sehingga tidak mampu
menangkap peluang dari langkanya produk Aqua dipasaran. Sehingga membuat keteratarikan
konsumen untuk berpindah kepada produk lain kurang.
3. Kurangnya pemain dalam pasar AMDK jenis galon sehingga menyebabkan Aqua menjadi
memonopoli dalam penyedian galon dan juga air dalam galon.
3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di gang madrasah jl margonda raya Depok dengan subjek penilitan adalah
masyarakat yang menggunakan AMDK sebagai sumber air minum.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap. Adapun tahap pelaksanaan penelitian
sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi penyusunan dan pengajuan proposal, mengajukan ijin penelitian,
serta penyusunan instrumen dan perangkat penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan
Oktober 2012
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan penelitian pada bulan November – Desember 2012.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini terdiri dari proses analisis data dan penyusunan laporan penelitian, yang dimulai
bulan November 2012
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data,
analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian
induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui
faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. Pada penelitian ini
dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada masyarakat untuk diisi yang berisi dari beberapa
pertayaan yang mengandung suatu isi dalam penarikan kesimpulan yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat.
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling Pada penelitian ini mengambil populasi masyarakat gang Madrasah Kecamatan Depok. Pada gang ini
terdapat sekitar 100 atau lebih kepala keluarga. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
cara melakukan pembagian kuisioner kepada masyarakat untuk diisi mengenai pemakian AMDK dan
solusi saat Aqua “menghilang” dari pemasaran.
Adapun langkah dalam pengambilan sampel yaitu dengan stratified cluster random sampling. Tahapan
yang dilakukan dalam pengambilan sampel yaitu dari seluruh anggota kepala keluarga yang bertempat
tinggal di kecamatan Depok terlebih dahulu dikelompokkan menjadi tingkatan, yaitu Pelanggan Aqua
Galon, Pelanggan produk lain, dan bukan pengguna AMDK kelompok, masing-masing kelompok dipiih
secara acak tiga atau empat orang yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat
pengumpulan data. Untuk mengukur variabel diperlukan instrumen penelitian dan instrumen ini berfungsi
untuk digunakan mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini ada macam,
yaitu:
a. Metode Angket
Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada penelitian ini model angket
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai masyarakat yang membeli AMDK yang lain pada saat
kelangkaan Aqua yang terjaid. Adapun prosedur pemberian skor untuk menjawab angket yang diberikan
kepada responden yaitu untuk butir soal yang merupakan pertanyaan atau pernyataan positif, masyarakat
yang memberikan pernyataan setuju diberi skor 3, netral diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 1, dan jika
tidak memberikan pernyataan diberi skor 0. Sedangkan untuk butir soal yang negative, masyarakat yang
memberikan pernyataan setuju diberi skor 1, netral diberi skor 2, tidak setuju diberi skor 3, dan jika tidak
memberikan pernyataan diberi skor 0.
3.5 Pengembangan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Angket untuk memperoleh data tentang intensistas
masyarakat yang membeli AMDK yang berbeda pada saat Aqua Galon langka, dan Tes digunakan untu
memperoleh data tentang banyaknya orang membeli AMDK yang berbeda ketika Aqua Galon langka.
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diadakan ujicoba. Ujicoba instrumen digunakan untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Setelah dilakukan ujicoba, kemudian dilakukan analisis
butir soal dan analisis instrument tes dan angket.
a) Metode Angket
i. Tujuan: untuk mengetahui banyaknya instesitas masyarakat yang membeli AMDK yang
lain ketika Aqua Galon langka.
ii. Langkah-langkah penyusunan angket:
1) Menjabarkan komponen – komponen pembentuk pertanyaan untuk mendapatkan
banyaknya data yang digunakan dalam membeli AMDK.
2) Menyusun kisi-kisi pembuatan instrumen pembelian AMK
3) Menjabarkan Indikator ke dalam butir angket
4) Memberikan skor pada setiap butir
5) Uji coba instrumen
Setelah dilakukan uji cobakan, butir yang tidak baik tidak digunakan dalam angket ini.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu butir angket, dilakukan validitas isi, uji konsistensi
internal dan uji reliabilitas.
1) Validitas Isi
Suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah
merupakan sampel yang representative dari keseluruhan isi hal yang akan diukur.
Untuk menilai apakah instrumen mempunyai validitas tinggi, biasanya dilakukan melalui
expert judgment. Jadi untuk melihat apakah suatu angket dapat dikatakan valid, maka
penilaian dilakukan oleh pakar.Dalam penyusunan dan pengembangan instrumen baik
angket maupun tes, pengujian validitas suatu instrumen dalam menjalankan fungsi
ukurnya seringkali dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana kesesuaian antara hasil
ukur instrumen tersebut dengan hasil instrumen lain yang telah teruji kualitasnya.Dalam
hal ini para pakar atau penilai instrumen, menilai apakah kisi-kisi yang dibuat telah
menunjukkan klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi yang akan diukur. Apakah masing-
masing butir yang telah tersusun cocok dengan kisi-kisi yang telah ditentukan.
2) Uji Reliabilitas Angket
Suatu instrumen dikatakan reliable apabila hasil pengukuran dengan alat tersebut adalah
sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu
yang berlainan atau pada kelompok orang yang berlainan pada waktu yang sama. Skor
dalam angket adalah 0 sampai 3 maka untuk uji reliabilitas digunakan rumus alpha,
sebagai berikut:
3.6 Teknik Analisis Data Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, analisis data
yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar.
Analisis data yang dilakukan yaitu:
1) Uji Keseimbangan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak. Statistik uji yang digunakan dalam uji keseimbangan
adalah uji-t, yaitu:
a) Hipotesis
Ho: µ1 = µ2 (kelompok yang tetap membeli AMDK Aqua Galon walaupun Aqua Galon langka)
H1: µ1 ≠ µ2 (kelompok yang membeli AMDK yang berbeda ketia Aqua Galon langka ).
b) Tingkat signifikansi: α = 0,05
c) Statistik Uji
Dengan :
t = harga statistik yang di uji t
1 X = rata-rata kelompok eksperimen
2 X = rata- rata kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota kelompok ekperimen
n2 = jumlah anggota kelompok kontrol
s12 = variansi kelompok eksperimen
s22= variansi kelompok kontrol
sp = variansi gabungan
d0= 0 (sebab tidak membicarakan selisih rataan)
d) Daerah Kritik
DK = { t | t < - t (a/2 ,v)} atau DK = { t | t > t (a/2 , v)}
e) e. Keputusan Uji: Ho ditolak jika t ∈DK
2) Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan
model sebagai berikut:
Dengan :
Xijk = data amatan ke-k pada baris ke – i dan kolom ke – j
µ = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)
αi = efek baris ke-i pada variabel terikat, dengan i= 1, 2
βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat, dengan j = 1, 2,
αβij = kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
εijk = deviasi amatan terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi normal dengan rataan 0,
deviasi amatan terhadap rataan populasi juga disebut error (galat)
i= 1, 2 yaitu
1 = Masyarakat lebih banyak membeli AMDK yang berbeda ketika Aqua Galon langka.
2 = Masyarakat tetap menggunakan Aqua Galon walapun Aqua Galon langka.
j = 1, 2 yaitu
1 = Benar
2 = Salah
Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi yaitu
i. Hipotesis
a) H0A: αi = 0 untuk i = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat )
H1A: αi ≠ 0 paling sedikit ada satu harga i (ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel
terikat )
b) H0B: αj = 0 untuk j = 1, 2 (tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat ) H1B:
αj ≠ 0 paling sedikit ada satu harga j (ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat )
c) H0AB: αβij = 0 untuk semua pasang (ij) dengan i = 1, 2 dan j = 1, 2 (tidak ada interaksi baris dan
antar kolom terhadap variabel terikat)
d) H1AB: paling sedikit ada satu pasang (ij) (ada interaksi baris dan antar kolom terhadap variabel
terikat )
4 BAB IV PENUTUP
Dalam penulisan proposal mengenai Pengaruh kelangkaan Aqua Galon dan intensistas pembelian AMDK
yang lain diharapkan dapat mendorong perusahaan AMDK yang lain untuk memberbenah diri untuk lebih
menguatkan pemasaran dan juga promosi. Penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dan
penerima proposal ini, apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dapat diperbaiki dan dapat dijadikan
pertimbangan.
Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih. Semoga proposal ini dapat berguna bagi semua
yang membacanya.
5 DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. A, 1997, Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek, Terjemahan
Aris Ananda, Penerbit Spektrum, Jakarta.
Hikari. Isi Proposal Penelitian. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 dari
http://ilmuhikari.wordpress.com/tag/proposal-penelitian-teknik-informatika/
Ibrahim, M. Nasir, 2007, “Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli
Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang”, Jurnal Manajemen dan
Bisnis Sriwijaya, Palembang.
Kotler, Phillip, dan Gary Armstrong, 2003, Dasar–Dasar Pemasaran Jilid 1, Edisi Kesembilan,
Terjemahan Drs. Alexander Sindoro, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip, 2003, Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Alih Bahasa oleh
Hendra Teguh, SE,Ak dan Ronny A.Rusli, SE,Ak, Jilid I, PT.Prenhallindo, Jakarta.
Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson, 2000, Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, alih bahasa, Sihombing, Damos, Erlangga, Jakarta.
Proposal Penelitian Pengembangan . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2012 dari
http://www.infoskripsi.com/Proposal/Proposal-Penelitian-Pengembangan.html
Rossister, John, Lary Percy, 1997, Advertising and Promotion Management, Mc. Graw Hill Book
Company, United States of America.
Wiersma Wiliam dan Jurs, Stephen G, 2009, Reseach Method In Introduction, Pearson Company, United
States of America
www.aqua.com diakses 27 Oktober 2012, pukul 10:10 WIB.