info memo pencatatan saham pt phapros tbk · pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat kesehatan...

31
INFO MEMO – PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK PT PHAPROS TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEBENARAN SEMUA FAKTA MATERIAL, DATA, INFORMASI ATAU LAPORAN YANG DISAMPAIKAN DALAM INFO MEMO INI. INFO MEMO INI DISUSUN DALAM RANGKA PENCATATAN SAHAM PERSEROAN PADA BURSA EFEK INDONESIA. PT PHAPROS TBK Kegiatan Usaha Utama: Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Baku Obat, Alat Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Berkedudukan di Jakarta, Indonesia KANTOR PUSAT Gedung RNI Jl. Denpasar Raya Kav. D III Kuningan Jakarta 12950 Telepon: (021) 527 6263; Faksimili: (021) 520 9381 PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Sebanyak 840.000.000 (delapan ratus empat puluh juta) lembar saham yang mewakili seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di dalam Perseroan dengan harga nominal sebesar Rp100 (seratus Rupiah) akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga pembukaan sebesar Rp1.198 (seribu seratus sembilan puluh delapan Rupiah). PERUSAHAAN EFEK YANG DITUNJUK SEBAGAI PENATALAKSANA PT BAHANA SEKURITAS Gedung Graha CIMB Niaga, Lantai 21 Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 – Indonesia Telepon : (021) 250 5081; Faksimili : (021) 522 5889

Upload: vongoc

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INFO MEMO – PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK

PT PHAPROS TBK (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB PENUH ATAS KEBENARAN SEMUA FAKTA MATERIAL, DATA, INFORMASI ATAU LAPORAN YANG DISAMPAIKAN DALAM INFO MEMO INI.

INFO MEMO INI DISUSUN DALAM RANGKA PENCATATAN SAHAM PERSEROAN PADA BURSA EFEK INDONESIA.

PT PHAPROS TBK

Kegiatan Usaha Utama: Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Baku Obat, Alat Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

KANTOR PUSAT Gedung RNI

Jl. Denpasar Raya Kav. D III Kuningan Jakarta 12950

Telepon: (021) 527 6263; Faksimili: (021) 520 9381

PENCATATAN SAHAM PT PHAPROS TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

Sebanyak 840.000.000 (delapan ratus empat puluh juta) lembar saham yang mewakili seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di dalam Perseroan dengan harga nominal sebesar Rp100 (seratus Rupiah) akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga pembukaan sebesar Rp1.198 (seribu seratus sembilan puluh delapan Rupiah).

PERUSAHAAN EFEK YANG DITUNJUK SEBAGAI PENATALAKSANA

PT BAHANA SEKURITAS Gedung Graha CIMB Niaga, Lantai 21

Jl. Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta 12190 – Indonesia

Telepon : (021) 250 5081; Faksimili : (021) 522 5889

1

DAFTAR ISI

I. KETERANGAN TENTANG JUMLAH EFEK YANG DICATATKAN 2

II. SEJARAH SINGKAT PERSEROAN 3

III. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN 5

IV. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN 7

V. URAIAN MENGENAI KEGIATAN USAHA PERSEROAN 8

VI. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN 11

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 12

VIII. ANALISIS TENTANG RISIKO USAHA DAN PROSPEK USAHA 17

IX. TRANSAKSI/PERJANJIAN, PIUTANG DAN KEWAJIBAN DENGAN PIHAK AFILIASI DAN PIHAK KETIGA 20

X. KEBIJAKAN DIVIDEN 30

2

I. KETERANGAN TENTANG JUMLAH EFEK YANG DICATATKAN

Ringkasan saham Perseroan yang akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: Nama Perusahaan : PT Phapros Tbk Bidang Usaha : Pengadaan Obat-Obatan, Bahan Baku Obat, Alat Kesehatan dan

Pelayanan Kesehatan Alamat Kantor Pusat : Gedung RNI

Jl. Denpasar Raya Kav. D III Kuningan, Jakarta 12950 Tel.(62 - 21) 527 6263 Fax. (62 - 21) 520 9381 Email: [email protected] Website: www.phapros.co.id

Arranger : PT Bahana Sekuritas Nilai Nominal : Rp100,- /saham Perkiraan Harga Penawaran : Rp1.198,-/saham Jumlah Saham yang ditawarkan : Tidak ada penawaran saham Jumlah Saham yang akan dicatatkan : 840.000.000 lembar saham Perseroan berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Phapros Tbk. No. 09 tanggal 13 Desember 2018, yang dibuat di hadapan Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0169906.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 19 Desember 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham yaitu sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT RNI (Persero) 2. Masrizal A. Syarief 3. Masyarakat

476.901.860 75.722.450

287.375.690

47.690.186.000,- 7.572.245.000,-

28.737.569.000,-

56,77 9,01

34,21

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

3

II. SEJARAH SINGKAT PERSEROAN Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp1.000,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 1.000 1.000.000,-

Nama Pendiri/Pemegang Saham: 1. N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham 2. Ho Wie Han

240

10

240.000,-

10.000,-

96

4

Modal Ditempatkan dan Disetor 250 250.000,- 100

Saham Dalam Portepel 750 750.000,- -

Perubahan anggaran dasar Perseroan yang terakhir dalam rangka penyesuaian dengan (i) Peraturan Bapepam dan LK No. IX.J.1, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik (”Peraturan No. IX.J.1”), (ii) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 32/2014”) juncto Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.04/2017 tanggal 14 Maret 2017 tentang Perubahan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (“POJK 10/2017”) dan (iii) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik (“POJK 33/2014”) adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 18 tanggal 7 September 2018, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”) sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-0019952.AH.01.02.Tahun 2018 tanggal 26 September 2018 dan telah didaftarkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“SABH”) di bawah No. AHU-AH.01.03-0246524 tanggal 26 September 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0127092.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 26 September (”Akta No. 18/2018”). Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat kesehatan dan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:

a). menjalankan usaha dibidang industri pabrik dengan membuat (memproduksi) dan/atau memperdagangkan obat-obatan (medicine), bahan baku obat, alat-alat kesehatan (health care instrument), barang-barang kimia (chemical goods), barang-barang obat-obatan hewan (veterinary) dan barang-barang yang serupa itu;

b). mengusahakan import, eksport dan segalam macam industri; c). mendirikan sarana pelayanan kesehatan umum lainnya.

b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut:

kosmetik, makanan dan/atau minuman. Pada tanggal Info Memo ini diterbitkan, sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Phapros Tbk. No. 09 tanggal 13 Desember 2018, yang dibuat di hadapan Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan dalam SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0275121 tanggal 13 Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0169906.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 19 Desember 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham yaitu sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-

4

Keterangan

Nilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT RNI (Persero) 2. Masrizal A. Syarief 3. Masyarakat

476.901.860 75.722.450

287.375.690

47.690.186.000,- 7.572.245.000,-

28.737.569.000,-

56,77 9,01

34,21

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

840.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

Pada tanggal Info Memo ini diterbitkan, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 34 tanggal 21 April 2014 yang dibuat di hadapan Agustinus Andy Toryanto, S.H., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-08677.40.22.2014 tanggal 16 Mei 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-08677.40.22.2014 tanggal 16 Mei 2014 (“Akta No. 34/2014”) junctis Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 57 tanggal 28 April 2016 yang dibuat oleh Dr. Raden Djoko Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M., S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0048200 tanggal 13 Mei 2016 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0059284.AH.01.11.Tahun 2016 tanggal 13 Mei 2016 (“Akta No. 57/2016”), Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Phapros Tbk. No. 09 tanggal 14 Mei 2018 yang dibuat di hadapan Dr. Raden Djoko Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M., S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0206882 tanggal 21 Mei 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0070871.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 21 Mei 2018 (“Akta 09/2018”) dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Terbatas PT Phapros Tbk. No. 10 tanggal 13 Desember 2018 yang dibuat oleh Utiek R. Abdurachman, S.H., M.LI., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.03-0275128 tanggal 13 Desember 2018 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0169919.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 (“Akta No. 10/2018”) adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Johanes Nanang Marjianto Komisaris : Drs. Masrizal Achmad Syarief Komisaris Independen : Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D., SpGk Komisaris Independen : Zainal Abidin Direksi Direktur Utama : Dra. Barokah Sri Utami Direktur Keuangan : Heru Marsono, S.E. Direktur Produksi : Drs. Syamsul Huda Direktur Pemasaran : Chairani Harahap, S.E. Direktur Independen : Fransetya Hasudungan Hutabarat

5

III. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan, struktur permodalan dan susunan pendiri/pemegang saham Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:

Keterangan

Nilai Nominal Rp1.000,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 1.000 1.000.000,-

Nama Pendiri/Pemegang Saham: 1. N.V. Bankvereeniging Oei Tiong Ham 2. Ho Wie Han

240

10

240.000,-

10.000,-

96,00

4,00

Modal Ditempatkan dan Disetor 250 250.000,- 100,00

Saham Dalam Portepel 750 750.000,- -

Tahun 2013 Sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 02 tanggal 7 Januari 2013, dibuat oleh Liani Dewi Sanjoto, S.H., M.H., Notaris di Semarang dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-44964.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 27 Agustus 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0080207.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 27 Agustus 2013 junctis Akta No. 18/2018 dan Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 30 September 2018, yang diterbitkan oleh PT BSR Indonesia selaku Biro Administrasi Efek Perseroan, yaitu sebagai berikut:

Keterangan Nilai Nominal Rp500,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: 1. PT RNI (Persero) 2. Masrizal A. Syarief 3. Masyarakat

95.380.372 15.094.490 57.525.138

47.690.186.000,-

7.547.245.000,- 28.762.569.000,-

56,77

8,98 34,25

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100 ,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Berikut Perkembangan komposisi Pemegang Saham Perseroan pada 3 (tiga) tahun terakhir.

Tahun 2015

Keterangan Nilai Nominal Rp500,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

PT RNI (Persero) 95.043.112 47.521.556.000 56,57% Masrizal A. Syarief 14.215.490 7.107.745.000 8,46% Masyarakat 58.741.398 29.370.699.000 34,97%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2016

Keterangan

Nilai Nominal Rp500,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

PT RNI (Persero) 95.043.112 47.521.556.000 56,57% Masrizal A. Syarief 14.415.490 7.207.745.000 8,58%

6

Keterangan

Nilai Nominal Rp500,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Masyarakat 58.541.398 29.270.699.000 34,85%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2017

Keterangan Nilai Nominal Rp500,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 600.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

PT RNI (Persero) 95.190.112 47.595.056.000 56,66% Masrizal A. Syarief 15.094.490 7.547.245.000 8,98% Masyarakat 57.715.398 28.857.699.000 34,35%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 168.000.000 84.000.000.000,- 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 432.000.000 216.000.000.000,- -

Tahun 2018

Keterangan

Nilai Nominal Rp100,- per Saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal

(Rupiah) %

Modal Dasar 3.000.000.000 300.000.000.000,-

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:

PT RNI (Persero) 476.901.860 47.690.186.000 56,77% Masrizal A. Syarief 75.722.450 7.572.245.000 9,01% Masyarakat 287.375.690 28.737.569.000 34,21%

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 840.000.000 84.000.000.000,- 100,00

Jumlah Saham Dalam Portepel 2.160.000.000 216.000.000.000,- -

7

IV. STRUKTUR KEPEMILIKAN PERSEROAN Struktur Kepemilikan Perseroan pada Info Memo ini diterbikan adalah sebagai berikut:

8

V. URAIAN MENGENAI KEGIATAN USAHA PERSEROAN 1. UMUM Perseroan adalah perusahaan farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang saat ini menguasai saham sebesar 56,6% dan sisanya dipegang oleh public termasuk karyawan. Sejak didirikan lebih dari lima dasawarsa yang lalu, tepatnya pada 21 Juni 1954, Perseroan yang semula merupakan bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Corcern dengan nama NV Pharmaceutical Processing Industries sejak awal menumbuhkan budaya perusahaan yang berbasis pada profesionalisme dan berorientasi pada kualitas. Komitmen yang tinggi pada standar kualitas serta lingkungan dibuktikan dengan terus mengikuti perubahan standar mutu melalui implementasi dari Cara Pembuatan Obat yang Baik/CPOB terkini (current Good Manufacturing Practices), Pembuatan Obat Tradisional yang Baik/CPOTB terkini (current Herbal Good Manufacturing Practices), serta persyaratan penyaluran alat kesehatan dan Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB), Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) serta system Manajemen Mutu yang terintegrasi yang meliputi standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO/IEC 17025 dan Manajemen Risiko. Saat ini, Perseroan telah memproduksi lebih dari 284 macam obat, sebagian besar diantaranya adalah hasil pengembangan sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic, OTC, dan Agromed. Selain memproduksi obat yang diperdagangkan sendiri, Perseroan dipercaya industri farmasi lain untuk memproduksi obat melalui kerjasama Contract Manufacturing. Produk tersebut selain untuk kebutuhan nasional juga untuk kebutuhan negara lain melalui kerjasama ekspor yang dirintis sejak tahun 2013. Hingga saat ini sudah ada 6 produk yang diizinkan untuk beredar di negara tetangga, yaitu Kamboja. Selain itu, Perseroan mulai memperluas lingkup bisnisnya pada sektor non-obat berupa alat kesehatan non-elektromedik yang telah memperoleh izin pendistribusiannya dari Kementerian Kesehatan RI. Untuk meletakkan fondasi bisnis yang kuat, manajemen berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Dan, yang tak kalah penting, manajemen akan terus berupaya membangun kompetensi personel yang professional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, sehingga mampu membawa Perseroan memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka di kawasan regional. 2. KEGIATAN USAHA Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat kesehatan dan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Kegiatan usaha utama Perseroan untuk:

a). menjalankan usaha dibidang industri pabrik dengan membuat (memproduksi) dan/atau memperdagangkan obat-obatan (medicine), bahan baku obat, alat-alat kesehatan (health care instrument), barang-barang kimia (chemical goods), barang-barang obat-obatan hewan (veterinary) dan barang-barang yang serupa itu;

b). mengusahakan import, eksport dan segalam macam industri; c). mendirikan sarana pelayanan kesehatan umum lainnya.

b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha penunjang sebagai berikut:

kosmetik, makanan dan/atau minuman. 3. STRATEGI USAHA Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan beberapa strategi bisnis yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan (Sustainable Growth) Upaya untuk terus meningkatkan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan melalui penguatan produk inti optimalisasi skala usaha industri serta inovasi.

B. Meningkatkan daya saing dan kompetensi unggulan (Core Competence Strengthen) Fokus pada peningkatan kompetensi inti dan peningkatan daya saing masing-masing bidang usaha agar mampu menghadapi persaingan yang semakin tajam.

9

C. Meningkatkan kapabilitas keuangan dan sumber daya lainnya (Financial and Resources Improvement)

Meningkatkan strutur finansial dan seluruh sumber daya perusahaan agar mampu mendorong pertumbuhan Perseroan baik melalui kekuatan sendiri maupun bersinergi dengan mitra strategis untuk meningkatkan nilai Perseroan.

4. PROSPEK USAHA A. Penerapan BPJS Kesehatan mampu merubah struktur bisnis farmasi Indonesia. Peningkatan kebutuhan obat terjadi

sangat signifikan karena meningkatnya jumlah masyarakat yang mendapatkan layanan kesehatan mendorong industri untuk lebih mengutamakan efisiensi agar dapat terus bersaing.

B. Harmonisasi dan perdagangan bebas kawasan (AFTA) membuka peluang ekpor di kawasan ASEAN dimana hanya industri yang memiliki level of competitiveness yang tinggi yang akan mampu bersaing.

C. Pemanfaatan perkembangan tehnologi formulasi farmasi menjadi pilihan alternatif bersaing yang bisa memperbaiki atribut dan diferensiasi produk.

D. Pemenuhan persyaratan international akan menjadikan Perseroan mampu bersaing dengan pemain farmasi lain di tingkat regional atau global.

5. KEUNGGULAN KOMPETITIF Dalam menjalankan usahanya, Perseroan memiliki keunggulan kompetitif yang memperkuat posisi Perseroan, yaitu: A. Perseroan dikenal sebagai perusahaan yang sangat concern terhadap kualitas, hal ini dibuktikan dengan diperolehnya

sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, ISO 18001 dan ISO 17025. Perseroan merupakan salah satu perusahaan farmasi Indonesia yang mendapatkan sertifikat CPOB yang pertama diantara lima perusahaan farmasi lainnya.

B. Perseroan mempunyai fasilitas produksi sediaan injeksi yang cukup andal serta kapasitas yang cukup besar sehingga sering digunakan sebagai rujukan untuk toll manufacturing dari perusahaan farmasi lain.

C. Perseroan mempunyai range produk yang cukup lengkap, baik untuk produk katagori OTC, Katagori Ethical serta produk Katagori Generik.

6. TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perseroan menjadi salah satu kunci keberhasilan pengelolaan Perusahaan dengan berdasar pada prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan keadilan. Perseroan berkomitmen untuk menerapkan Tatakelola Perusahaan yang Baik (GCG) sebagai langkah berkelanjutan untuk mencapai Visi Perusahaan. Pelaksanaan GCG melalui praktik-praktik bisnis dan kebijakan strategis dipandang sebagai wujud upaya peningkatan kinerja dan peningkatan Nilai Perusahaan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Komitmen ini secara nyata tercermin dalam Kebijakan Perseroan pada Poin 8 yang berbunyi “Menerapkan tatakelola perusahaan yang baik dalam setiap aktivitas perusahaan.” Menyadari pentingnya GCG sebagai bagian dari Budaya Perseroan serta tuntutan akan sistem, struktur dan implementasi GCG yang selalu meningkat dari tahun ke tahun, Perseroan terus memperbaiki dan memperkuat kebijakan dan praktik Tatakelola Perusahaannya. Pendekatan yang dilakukan dalam mengembangkan dan menerapkan GCG adalah melalui penyelarasan antara berbagai program GCG dan Nilai Perusahaan serta Rencana Strategis Perusahaan Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, Perseroan mengacu pada kriteria dan metodologi yang ditetapkan oleh Kantor Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tatakelola Perusahaan yang Baik Sebagai bentuk konsistensi peningkatan kualitas penerapan GCG, Perseroan melakukan penyempurnaan dan penyesuaian berbagai perangkat kebijakan dan peraturan internal secara terus menerus. Infrastruktur GCG yang telah dimiliki Perseroan sampai dengan 2015 antara lain:

1. Board Manual 2. Code of Corporate Governance 3. Code of Conduct 4. Audit Committee Charter 5. Internal Audit Charter

10

6. Internal Control System 7. Pedoman Manajemen Risiko 8. Pedoman Teknologi Informasi 9. Pedoman Sistem Pengendalian Intern 10. Mekanisme Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran 11. Pedoman Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Perjamuan 12. Piagam Komite Nominasi dan Komite Remunerasi

11

VI. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN Struktur Organisasi Perseroan hingga Info Memo diterbitkan adalah sebagai berikut:

12

VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan pembahasan yang disajikan dibawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersama-sama dengan mengacu pada laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2018, 31 Desember 2017 dan 2016. Laporan keuangan Perseroan disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia. Laporan keuangan terakhir pada tanggal 30 September 2018 dan Laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2017 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan serta Laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan dengan opini audit tanpa modifikasian. 1. Umum Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia dengan nama “N.V. Pharmaceutical Processing Industries” atau disingkat “N.V. Phapros” sebagaimana termaktub dalam Akta Perseroan Terbatas No. 54 tanggal 21 Juni 1954 juncto Akta Pembetulan No. 96 tanggal 23 September 1954, yang keduanya dibuat di hadapan Tan A Sioe, Notaris di Semarang dan telah memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No. J.A.5/92/20 tanggal 15 Oktober 1954 serta telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Semarang di bawah No. 405a tanggal 29 Oktober 1954 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 248 Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 4 Maret 1955. Ruang lingkup kegiatan Perseroan terutama bergerak dalam bidang pengadaan obat-obatan, bahan baku obat, alat kesehatan, dan pelayanan kesehatan. Perseroan berkedudukan di Jakarta dengan kantor pusat di Gedung RNI Jl. Denpasar Raya Kav. D III Kuningan Jakarta 12950. 2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha dan Kinerja Perseroan Kegiatan dan kinerja dan kondisi keuangan Perseroan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, yang merupakan risiko bisnis. Risiko utama yang berpengaruh signifikan terhadap kegiatan usaha Perseroan antara lain: Risiko Fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US Dollar Kebutuhan akan bahan baku untuk produksi pada industri farmasi 90% berasal dari produk impor, sehingga kebutuhan akan valuta asing untuk pembayaran ke supplier sangat tinggi. Meningkatnya kurs mata uang asing akan berdampak signifikan terhadap pembayaran dalam mata uang Rupiah. Hal ini akan membebani biaya produksi dan mengurangi laba perusahaan. Penerimaan dari Distributor/pelanggan tidak sesuai jatuh tempo Distribusi produk Perseroan hanya melalui satu distributor sehingga ketepatan pembayaran menjadi salah satu risiko utama yang dihadapi. Keterlambatan pembayaran akan sangat berpengaruh terhadap manajemen arus kas. Persaingan Usaha Terdapat sekitar 200 perusahaan dalam industri farmasi di Indonesia, hal ini menyebabkan kompetisi antar perusahaan menjadi sangat ketat. Penetapan harga, akurasi forecast, dan ketersediaan produk menjadi faktor utama. Bila ketiga faktor ini tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan target penjualan tidak tercapai Mitigasi Risiko Perseroan telah melakukan upaya untuk mengelola berbagai risiko tersebut di atas dengan cara berikut: Untuk menjamin stabilitas kurs mata uang Rupiah maka Perseroan melakukan hedging. Peningkatan ekspor menjadi penting sebagai tindakan hedging alamiah karena Perseroan mendapatkan pembayaran dalam valuta asing. Melakukan kerjasama dengan bank sebagai distributor financing, melakukan review perjanjian distributor untuk pengenaan sanksi, dan memisahkan perjanjian penjualan non tender dan tender.

13

Meningkatkan daya saing produk dengan penetapan harga yang kompetitif dan ketepatan forecast serta penyebaran produk yang lebih merata di setiap wilayah. Strategi marketing yang lebih optimal juga harus dibuat agar target perusahaan tercapai. 3. Analisa Laporan Keuangan Analisis dan pembahasan yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersama-sama dengan mengacu pada laporan keuangan Perseroan untuk tanggal dan tahun yang berakhir pada tanggal 30 September 2018, 31 Desember 2017 dan 2016. Laporan Audit Independen atas laporan keuangan terakhir pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Retno, Palilingan & Rekan dan laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Achmad, Suharli & Rekan dengan opini audit tanpa modifikasian. PENJUALAN, BEBAN, DAN LABA BERSIH

(dalam ribuan rupiah)

Keterangan

30 September 31 Desember

2018 (Audited)

2017 (Unaudit)

2017 (Audited)

2016 (Audited)

Penjualan bersih 697.162.131 640.623.391 1.002.126.037 816.132.595 Beban pokok penjualan 286.150.407 280.987.009 (436.890.484) (360.302.71) Laba bruto 411.011.724 359.636.382 565.235.553 455.829.880 Beban penjualan (191.866.344) 185.110.586) (270.806.365) (232.300.02) Beban umum dan administrasi (78.871.463) (68.200.116) (107.029.362) (94.718.506) Penghasilan keuangan 843.296 1.102.601 1.208.760 246.905 Beban keuangan (22.496.211) (11.059.244) (16.967.661) (21.415.949) Penghasilan lain-lain 11.534.486 1.804.043 2.110.014 18.912.230 Beban lain-lain (1.963.547) (1.748.220) (2.402.749) (4.819.025) Laba sebelum pajak penghasilan 128.191.941 96.424.860 171.348.190 121.735.514 Manfaat/(beban) pajak penghasilan Pajak kini (32.388.919) (26.047.031) (48.490.047) (37.882.938) Pajak tangguhan (77.050) 1.684.654 2.407.918 3.149.834 Jumlah beban pajak penghasilan (32.465.969) (24.362.377) (46.082.129) (34.733.104) Laba tahun berjalan 95.725.972 72.062.482 125.266.061 87.002.410 Penghasilan komprehensif lain Pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi:

Keuntungan revaluasi aset tetap - - - 115.248.992 (Kerugian)/keuntungan aktuaria dari manfaat program pensiun pasti

8.567.888 24.724 (3.812.410) 266.362

Pajak penghasilan yang terkait dengan pos yang tidak direklasifikasi

(2.141.972) (6.181) 953.102 (66.590)

Pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi: Aset keuangan tersedia untuk dijual - - - 726.948 (Beban)/penghasilan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak

- - (2.859.308) 116.175.712

Jumlah penghasilan komprehensif lain tahun berjalan

102.151.888 72.081.025 122.406.753 203.178.122

Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan 95.725.972 72.062.482 125.266.061 87.002.410 Kepentingan non-pengendali - - - - Jumlah penghasilan komprehensif yang dapat

14

(dalam ribuan rupiah)

Keterangan 30 September 31 Desember

2018 (Audited)

2017 (Unaudit)

2017 (Audited)

2016 (Audited)

diatribusikan kepada: Pemilik Perusahaan 102.151.888 72.081.025 122.406.753 203.178.122 Kepentingan non-pengendali - - - - Laba per saham (Rupiah penuh) 570 429 746 518

Penjualan Bersih

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 Penjualan bersih Perseroan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp697.162.131 ribu mengalami peningkatan sebesar Rp56.538.740 ribu atau 8,8%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pada penjualan segmen OTC (Over The Counter) Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Penjualan bersih Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp1.002.126.037 ribu mengalami peningkatan sebesar Rp185.993.442 ribu atau 22,79% dibandingkan dengan penjualan bersih pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp816.132.595 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan signifikan pada penjualan produk Phapros dan PKD meningkat sebesar Rp192.629.634 ribu selama tahun 2017 yang disebabkan oleh adanya pemenuhan program nasional tablet tambah darah. Beban Pokok Penjualan Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 Beban Pokok Penjualan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp286.150.407 ribu, meningkat sebesar Rp. 5.163.398 ribu atau 1,8% dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada tanggal 30 September 2017 sebesar Rp280.987.009 ribu. Hal ini disebabkan oleh meningkat harga bahan baku sehubungan dengan menguatnya kurs US $, dimana sebagian bahan baku obat berasal dari impor. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Beban Pokok Penjualan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp436.890.484 ribu, mengalami peningkatan sebesar Rp76.587.769 ribu atau 21,26% dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp360.302.715 ribu. Hal ini seiring dengan kenaikan penjualan tahun 2017 yang sebesar 22,79%. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 Laba sebelum pajak penghasilan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp128.191.941 ribu, meningkat sebesar Rp31.767.081 ribu atau 32,94% dibandingkan dengan laba sebelum pajak penghasilan pada tanggal 30 September 2017 sebesar Rp96.424.860 ribu. Hal ini disebabkan oleh portofolio penjualan produk OTC yang memiliki margin tinggi meningkat dari 15,8% menjadi 20% dari total penjualan serta efisisensi biaya pemasaran.

15

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Laba sebelum pajak untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp171.348.190 ribu, mengalami peningkatan sebesar Rp49.612.676 ribu atau 40,75% dibandingkan dengan laba sebelum pajak pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp121.735.514 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan atas penjualan bersih sebesar Rp192.629.634 ribu, serta penurunan pada beban keuangan dan beban lain-lain masing-masing sebesar Rp4.448.288 ribu dan Rp2.416.276 ribu. Laba Tahun Berjalan

Periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 dibandingkan dengan periode 9 bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2017 Laba tahun berjalan untuk periode 9 (sembilan) bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2018 adalah sebesar Rp95.880.073 ribu, meningkat sebesar Rp23.663.489 ribu atau 33,05% dibandingkan dengan laba tahun berjalan pada tanggal 30 Setptember 2017 sebesar Rp72.062.482 ribu. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba sebelum pajak yang meningkat 32,9% Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 Laba tahun berjalan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp125.266.061 ribu, mengalami peningkatan sebesar Rp38.263.651 ribu atau 43,98% dibandingkan dengan laba tahun berjalan pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp87.002.410 ribu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan atas penjualan bersih sebesar Rp192.629.634 ribu, serta penurunan pada beban keuangan dan beban lain-lain masing-masing sebesar Rp4.448.288 ribu dan Rp2.416.276 ribu. ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS

(dalam ribuan Rupiah)

Keterangan 30 September 31 Desember

2018 2017 2016

TOTAL ASET 1.769.112.539 1.175.935.585 883.288.615 TOTAL LIABILITAS 963.803.090 474.545.233 261.208.271 TOTAL EKUITAS 805.309.449 701.390.352 622.080.344

Aset Posisi tanggal 30 September 2018 dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017

Jumlah aset Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp1.769.112.539 ribu, meningkat sebesar Rp593.176.954 ribu atau 50,44% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp1.175.935.585 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan antara lain oleh peningkatan persediaan senilai Rp187.289.393 ribu, peningkatan asset tetap sebesar Rp268.720.858 ribu dan goodwill senilai Rp83.166.262 ribu sehubungan dengan akuisisi pabrik farmasi (PT Lucas Djaja group) Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016

Jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp1.175.935.585 ribu, meningkat sebesar Rp292.646.970 ribu atau 33,13% dibandingkan dengan jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp883.288.615 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan piutang usaha pihak berelasi sebesar Rp111.613.070 ribu atau 46,82%. Selain itu juga peningkatan pada aset tetap sebesar Rp82.517.708 ribu atau 29,00%. Liabilitas Posisi tanggal 30 September dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017

Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp963.803.090 ribu, meningkat sebesar Rp489.257.857 ribu atau 103,1% dibandingkan dengan jumlah pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp474.545.233 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan hutang pihak ketiga dan utang bank sehubungan kebutuhan modal kerja, pembelian mesin dan aktiva tetap lainnya.

16

Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016

Jumlah liabilitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp474.545.233 ribu, meningkat sebesar Rp213.336.962 ribu atau 81,6% dibandingkan dengan jumlah pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp261.208.271 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan signifikan pada liabilitas jangka panjang yaitu dengan penerbitan Medium Term Notes sebesar Rp200.000.000 ribu pada tahun 2017, selain itu juga peningkatan pada utang usaha pihak ketiga yang meningkat sebesar Rp55.432.531 ribu atau sebesar 160,00%. Ekuitas Posisi tanggal 30 September dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2017

Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 30 September 2018 sebesar Rp805.309.449 ribu, mengalami peningkatan sebesar Rp103.919.097 ribu atau 14,8% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp701.390.352 ribu. Peningkatan ini terutama berasal dari Kepentingan non Pengendali sehubungan dengan kepemilikan 55% saham di PT Lucas Djaja Group sehingga di dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian PT Phapros Tbk terdapat nilai Ekuitas Kepentingan Non Pengendali sebesar Rp 89.454.880 ribu. Posisi tanggal 31 Desember 2017 dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2016

Jumlah ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp701.390.352 ribu, meningkat sebesar Rp79.310.008 ribu atau 12,75% dibandingkan dengan jumlah ekuitas pada tanggal 31 Desember 2016 sebesar Rp622.080.344 ribu. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pada laba tahun berjalan. RASIO-RASIO KEUANGAN PENTING

Keterangan 30 September 31 Desember

2018 2017 2016

Rasio Usaha (dalam %)

Laba usaha terhadap pendapatan usaha 20% 19% 16%

Laba usaha terhadap jumlah aset 8% 16% 15%

Laba usaha terhadap ekuitas 17% 27% 21%

Laba setelah pajak terhadap ekuitas 12% 18% 14%

Laba bersih terhadap pendapatan usaha 14% 13% 11%

Laba bersih terhadap jumlah aset 5,4% 11% 10%

Rasio Keuangan (dalam %)

Aset lancar terhadap liabilitas lancar 118% 414% 301%

Liabilitas tidak lancar terhadap ekuitas 13,5% 41% 12%

Pinjaman berbunga terhadap ekuitas 58% 33x 17x

Jumlah liabilitas terhadap ekuitas 120% 68% 42%

Jumlah liabilitas terhadap jumlah aset 54,5% 40% 30%

Rasio Pertumbuhan (dalam %)

Pendapatan Usaha 109% 123% 118%

Laba Bruto 114% 124% 117%

Laba Usaha 132% 145% 138%

Laba Bersih 133% 144% 138%

17

VIII. ANALISIS TENTANG RISIKO USAHA DAN PROSPEK USAHA 1. Risiko Usaha yang Berhubungan dengan Kegiatan Operasional

a. Risiko Reputasi Reputasi Risiko ini meliputi tuntutan hukum, komplain konsumen, penarikan kembali produk, kemungkinan adanya sabotase terhadap produk Perseroan, dan pencemaran nama baik. Di tengah persaingan yang ketat, dimana citra Perseroan sangatlah penting, pencemaran reputasi merupakan risiko yang harus diperhatikan. b. Risiko Persaingan Usaha Jumlah perusahaan dalam industri farmasi di Indonesia mencapai 214 perusahaan pada tahun 2017. Kondisi ini menggambarkan kegiatan usaha Perseroan tidak terlepas dari persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan-perusahaan lain yang menjalankan usaha sejenis. Pemilihan bahan baku, efisiensi produksi, penetapan harga dan strategi pemasaran menjadi kunci bagi semua perusahaan untuk memenangkan persaingan di industri farmasi. Kompetisi yang ketat ini akan berpotensi terhadap berkurangnya permintaan produk sehingga mengurangi pendapatan. c. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang timbul akibat kurang memadainya atau tidak berfungsinya pengawasaan internal, tidak efektifnya sistem prosedur operasional, faktor kesalahan atau kelalaian manusia, fraud, kegagalan sistem atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional perusahaan. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung, dan kerugian potensial akan hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan. Apabila risiko operasional tidak dikelola dengan baik, maka akan terjadi penyimpangan yang dapat mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Hal ini akan dapat menurunkan laba perusahaan secara langsung. d. Risiko Strategis

Risiko strategis antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Perusahaan yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Perusahaan terhadap perubahan eksternal. Apabila hal-hal tersebut terjadi dapat menimbulkan dampak yang merugikan kondisi keuangan, likuiditas dan hasil operasional Perusahaan. 2. Risiko Umum

a. Risiko Makroekonomi Indonesia Meningkatnya suku bunga dan inflasi merupakan indikator penurunan kondisi ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang melambat akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Pada kondisi ini kebutuhan primer menjadi prioritas utama dalam alokasi keuangan masyarakat, sehingga akan berdampak pada menurunnya permintaan produk branded, vitamin dan suplemen kesehatan. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi tingkat pendapatan Perseroan. b. Risiko Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah Sebagian besar, 90% atau lebih bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi nasional masih diimpor, sehingga nilai tukar rupiah terhadap mata uang dunia terutama dollar AS dan euro menjadi faktor biaya yang penting. Nilai tukar yang tinggi akan berisiko meningkatkan Harga Pokok Produksi dan menurunkan tingkat profitabilitas Perseroan c. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul karena adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak. Perkra-perkara hukum yang dialami Perusahaan pada umumnya adalah seagai berikut : - Perkara pidana, seluruh perkara hukum yang terkait dengan hukum pidana adalah dikarenakan adanya fraud internal

yang diproses oleh Perusahaan untuk menegakkan ketentuan yang berlaku. - Perkara perdata, seluruh perkara hukum perdata yang ada terkait permasalahan dengan pihak ketiga

18

d. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan timbul disebabkan Perusahaan tidak memenuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Apabila terjadi pelanggaran terhadap salah satu dari peraturan perundang-undangan ataupun ketentuan lain yang berlaku, maka risiko yang mungkin terjadi adalah sanksi bagi Perusahaan yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material maupun sanksi nun finansial berbentuk teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan bagi manajemen Perusahaan ataupun pembekuan kegiatan usaha Perusahaan. Hal ini dapat menurunkan kinerja Perusahaan baik secara finansial maupun non finansial.

3. Risiko Terkait Investasi Saham Risiko Likuiditas Saham Risiko likuiditas saham merupakan risiko yang disebabkan oleh terbatasnya jumlah saham yang beredar di pasar saham yang menyebabkan transaksi saham Perseroan tidak aktif. Tingkat fluktuasi harga di pasar modal Indonesia juga cenderung tidak stabil dibandingkan dengan pasar modal lainnya. Oleh karena itu, Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdagangan untuk saham Perseroan dapat berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid. Terdapat pemegang saham institusi yang tidak aktif melakukan transaksi saham Perseroan secara reguler yang turut menyebabkan tidak likuidnya perdagangan saham Perseroan. MITIGASI RISIKO Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengelola risiko-risiko diatas diantaranya adalah :

1. Risiko Terkait Kegiatan Usaha

- Risiko reputasi dikelola dengan cara : a. Membentuk tim khusus untuk menangani publikasi negatif dan pengaduan penyimpangan. b. Melakukan pengukuran dan identifikasi atas dampak publikasi negatif dan pengaduan penyimpangan. c. Secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas Perusahaan.

- Risiko persaingan usaha dikelola dengan cara : a. Meningkatkan kepekaan terhadap perubahan pasar dan kemampuan menyesuaikan diri serta menangkap

peluang yang tersedia di pasar industri farmasi. b. Perusahaan melakukan analisa pengembangan atas produk agar dapat memberikan nilai lebih dari produk

yang ditawarkan Perusahaan lain.

- Risiko operasional dikelola dengan cara : a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko operasional yang telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis,

kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan. b. Mengembangkan pengawasan internal di cabang-cabang Perseroan. c. Mengembangkan sistem IT yang terintegrasi, sehingga Perusahaan dapat menghasilkan informasi secara

lebih akurat dan tepat waktu. d. Mengembangkan manajemen sumber daya manusia dengan memberlakukan sistem penilaian kinerja,

remunerasi, peningkatan fasilitas kesejahteraan karyawan serta pengembangan struktur organisasi yang lebih terfokus kepada masing-masing bidang.

e. Mengembangkan self assessment dalam proses identifikasi risiko operasional.

- Risiko strategis dikelola dengan cara : a. Membuat rencana kerja yang disesuaikan dengan misi dan strategi Perusahaan. b. Membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan. c. Melaksanakan pengawasan pencapaian rencana kerja secara periodik. d. Melakukan evaluasi kembali atas hasil sementara yang dicapai, beserta faktor penyebab tidak tercapainya

target Perusahaan, dilakukan dengan mitigasi faktor risiko penyebab kegagalan. e. Melakukan perbaikan atas rencana kerja semula dalam upayanya mencapai target Perusahaan yang telah

ditetapkan.

19

2. Risiko Umum

- Risiko makroekonomi indonesia dikelola dengan cara: a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko pasar atau perekonomian Indonesia yang telah disesuaikan

dengan misi, strategi bisnis, kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan. b. Melakukan system review dan pemantauan terhadap semua transaksi dan aktivitas fungsional yang

mempunyai exposure risiko pasar atau kondisi ekonomi Indonesia. c. Melakukan pengawasan tingkat bunga dan valuta asing.

- Risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah dikelola dengan cara:

a. Perusahaan melakukan antisipasi terkait pelemahan nilai Rupiah ini dengan melakukan optimalisasi hedging, yaitu menggunakan fasilitas treasury line dari Bank Mandiri atas tagihan.

b. Sinergi dengan pemasok untuk mendapatkan keuntungan dari volume beli dan sharing risiko. c. Alternatif sourcing bahan dengan beberapa vendor. d. Perbaikan Supply Chain Management (SCM) dalam hal pasokan bahan baku agar disesuaikan dengan

kebutuhan/ jadwal produksi sehingga akan mengurangi beban jatuh tempo dan penumpukan stok bahan baku.

- Risiko hukum dikelola dengan cara :

a. Membentuk kebijakan dan prosedur pengendalian risiko hukum yang memadai dengan kebutuhan strategi bisnis Perusahaan.

b. Melakukan kajian hukum atas dokumen-dokumen yang memiliki aspek hukum baik berupa perjanjian atau peraturan internal sebelum diberlakukan.

c. Melakukan pengawasan terhadap perkara pengadilan yang sedang berlangsung dengan mengikuti segala perkembangannya.

- Risiko kepatuhan dikelola dengan cara :

a. Membuat kebijakan internal yang mengacu kepada peraturan ketentuan yng berlaku seperti Peraturan Pemerintah dan sebagainya.

b. Melakukan sosialisasi atau pelatihan peraturan dan ketentuan yang masih berlaku beserta sanksinya kepada seluruh karyawan terkait.

c. Melakukan update peraturan dan ketentuan yang masih berlaku maupun yang telah dicabut. d. Melakukan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan kepatuhan melalui fungsi internal audit.

3. Risiko Terkait Investasi Saham

- Risiko likuiditas saham dikelola dengan cara :

a. Menetapkan kebijakan pengendalian risiko likuiditas saham yang telah disesuaikan dengan misi, strategi bisnis, kecukupan modal, SDM dan risk appetite Perusahaan.

b. Menetapkan kebijakan dan prosedur penetapan transaksi likuiditas saham secara tertulis, lengkap, memadai dan mudah ditelusur.

c. Membentuk satuan kerja pengendali risiko likuiditas saham dan melaksanakan pengendalian risiko likuiditas saham yang dilaksanakan secara konsisten dan independen.

d. Melakukan pengawasan terkait pasar saham secara periodik.

20

IX. TRANSAKSI/PERJANJIAN, PIUTANG DAN KEWAJIBAN DENGAN PIHAK AFILIASI DAN PIHAK KETIGA

Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dan pihak ketiga untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan. Seluruh perjanjian terkait transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan Afiliasi dan pihak ketiga dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang wajar sebagaimana bila dilakukan dengan pihak ketiga dan perjanjian-perjanjian afiliasi tersebut dari waktu ke waktu dilakukan perpanjangan. Berikut ini merupakan transaksi Perseroan dengan pihak Afiliasi dan pihak ketiga, antara lain:

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

1. Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 29 tanggal 12 Mei 2011, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah beberapa kali diubah dengan: a. Addendum I atas Perjanjian

Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 29 No. TOP.CRO/CLA.169/ADD/2012 tanggal 10 Mei 2012, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

b. Addendum II atas Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 29 No. TOP.CRO/CLA.197/ADD/2013 tanggal 10 Mei 2013, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

c. Akta Addendum III Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 40 tanggal 23 Agustus 2013, yang dibuat di hadapan Maria Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

d. Akta Addendum IV Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 01 tanggal 2 Desember 2013, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

e. Akta Addendum V Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 06 tanggal 9 Mei 2014, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

f. Addendum VI atas Perjanjian Kredit Modal

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank”);

2. Perseroan (“Debitur”)

Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dengan limit sebesar Rp130.000.000.000,- dengan Bunga sebesar 9,50% per tahun yang digunakan untuk modal kerja produksi dan operasional obat-obatan. Hal-hal yang harus dilakukan oleh Debitur: 1. Menyampaikan kepada Bank:

a. laporan bulanan persediaan dan piutang yang disampaikan setiap triwulanan dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 60 hari kalender terhitung sejak berakhirnya periode laporan tersebut;

b. laporan keuangan unaudited setiap triwulan yang harus diserahkan dan diterima oleh Bank selambat-lambatnya 60 hari kalender terhitung sejak berakhirnya periode laporan tersebut;

c. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang tercatat sebagai rekanan Bank atau OJK atau hasil RUPS Debitur dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 180 hari kalender setelah tanggal penutupan tahun buku;

2. Mengizinkan Bank dan/atau pihak yang ditunjuk oleh Bank untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan setempat terhadap aktivitas usaha, keuangan dan catatan-catatan yang dibuat oleh Debitur dalam memenuhi seluruh kewajibannya kepada Bank serta meminta informasi kepada pihak ketiga lainnya;

3. Menggunakan fasilitas kredit sesuai dengan tujuan penggunaan fasilitas kredit;

4. Mentaati seluruh kewajiban pembayaran angsuran pokok, bunga atau kewajiban lainnya serta memperhatikan jangka waktu pembayaran atau pelunasan kredit; 5. Melakukan penilaian ulang atas agunan fixed aset minimum 1 kali dalam 2 tahun oleh perusahaan penilai rekanan Bank;

6. Menyampaikan hasil penilaian ulang

10 Juli 2018 s/d

9 Juli 2019

21

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. TOP.CRO/CCL.407/ADD/2015 tanggal 7 Juli 2015, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

g. Addendum VII atas Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. OPS.CRO/CCL.446/ADD/2016 tanggal 29 Juni 2016, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

h. Addendum VIII atas Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. 29 No. OPS.CRO/CCL/ADD/2017 tanggal 7 Juli 2017, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

i. Addendum IX atas Perjanjian Kredit Modal Kerja No. CRO.KP/128/KMK/11 No. TIO.CRO/CCL.624/ADD/2018 tanggal 9 Juli 2018, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup

atas agunan fixed aset untuk posisi tahun 2018 dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 90 hari kalender setelah penandatanganan Addendum Perjanjian;

7. Melakukan penutupan asuransi atas agunan (yang insurable) yang telah diserahkan kepada Bank dengan Banker’s Clause Bank dengan nilai penutupan minimal sebesar nilai wajar agunan yang insurable dengan menggunakan perusahaan asuransi rekanan Bank;

8. Mempertahankan dan menjaga izin-izin perusahaan agar tetap berlaku dan segera melakukan perpanjangannya bilamana jangka waktunya sudah berakhir;

9. Memberitahukan secara tertulis kepada Bank selambat-lambatnya 5 hari kerja atas tindakan sebagai berikut: - Melakukan perubahan susunan

pengurus; dan - Melakukan pembagian dividen.

10. Memberikan kesempatan kepada Bank terlebih dahulu apabila terdapat kebutuhan pembiayaan sebelum mengajukan kredit kepada bank lain;

11. Menjaga rasio keuangan sebagai berikut: - Current Ratio minimal 110%; - Debt Equity Ratio maksimal 233%; - Debt Service Covarage Ratio

(DSCR) minimal 100%; - Earnings Before Interest, Taxes,

Depreciation and Amortization (EBITDA) to interest minimal 120%.

12. Menyalurkan minimal 90% aktivitas dan transaksi di Bank;

13. Menempatkan dana minimal 80% dari total dana Debitur yang tercermin dalam laporan keuangan triwulanan;

14. Menjaga outstanding baki debet tercover oleh 70% persediaan dan piutang.

Selama seluruh kewajiban Debitur berdasarkan Perjanjian dan/atau perjanjian-perjanjian lain yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian belum dibayar lunas, Debitur tanpa persetujuan tertulis dari Bank terlebih dahulu, Debitur tidak boleh melakukan hal-hal sebagaimana berikut: 1. Memindahtangankan agunan, kecuali

yang menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dengan ketentuan Debitur harus mengganti agunan tersebut dengan barang yang sejenis dan/atau dengan nilai yang setara serta dapat dibebani hak jaminan;

2. Mengikat diri sebagai penanggung hutang/penjamin terhadap pihak lain dan/atau menjaminkan harta

22

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

kekayaan/aset Debitur kepada pihak lain;

3. Memberikan pinjaman baru kepada siapapun juga termasuk kepada para pemegang saham perusahaan kecuali jika pinjaman tersebut diberikan dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan langsung dengan usaha Debitur;

4. Menjual atau memindahtangankan dengan cara apapun atau melepaskan sebagian atau seluruh harta kekayaan/aset Debitur yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban Debitur kepada Bank berdasarkan Perjanjian;

5. Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk dinyatakan pailit atu meminta penundaan pembayaran hutang.

Jaminan: 1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas

1.646 m2; 3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2; 4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348

m2; 5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450

m2; 6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2; 8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang

baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp250.000.000.000,-;

9. Jaminan Fidusia atas seluruh persediaan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp175.000.000.000,-; dan

10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp78.000.000.000,-.

Agunan tersebut diikat secara joint collateral dan cross default untuk menjamin seluruh fasilitas kredit atas nama Debitur.

2. Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan No. CRO.KP/129/NCL/11 No. 30 tanggal 12 Mei 2011, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang dan telah beberapa kali diubah dengan: a. Addendum I atas Perjanjian

Pemberian Fasilitas Non Cash Loan No.

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Bank”);

2. Perseroan (“Debitur”)

Fasilitas Non Cash Loan (NCL) sebesar USD3.000.000 untuk pembelian impor/lokal bahan baku dan produksi obat-obatan serta investasi mesin atau capex dan Fasilitas Trust Receipt (TR) sublimit dengan Fasilitas NCL sebesar USD350.000 untuk menampung kewajiban LC/SKBDN/Sight/Usance/UPAS yang jatuh tempo. Hal-hal yang harus dilakukan oleh Debitur:

10 Juli 2018 s/d

9 Juli 2019

23

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

CRO.KP/129/NCL/11 No. TOP.CRO/CLA.170/ADD/2012 tanggal 10 Mei 2012, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

b. Addendum II atas Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan No. CRO.KP/129/NCL/11 No. TOP.CRO/CLA.198/ADD/2013 tanggal 10 Mei 2013, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

c. Akta Addendum III Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Letter of Credit (LC) Impor No. CRO.KP/129/NCL/11 No. 07 tanggal 9 Mei 2014, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

d. Addendum IV atas Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Letter of Credit (LC) Impor No. CRO.KP/129/NCL/11 No. TOP.CRO/CCL.404/ADD/2015 tanggal 7 Juli 2015, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

e. Akta Addendum Ke-5 Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Letter of Credit (LC) Impor No. CRO.KP/129/NCL/11 No. 51 tanggal 29 Juni 2016, yang dibuat di hadapan Doktor Raden Djoko Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M., S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

f. Addendum VI atas Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan No. CRO.KP/129/NCL/11 No. TOP.CRO/CCL/ADD/2017 tanggal 7 Juli 2017, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

g. Addendum VII atas Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan No. CRO.KP/129/NCL/11 No. TIO.CRO/CCL.625/ADD/2018 tanggal 9 Juli 2018, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup

1. Menyampaikan kepada Bank: a. laporan bulanan persediaan dan

piutang yang disampaikan setiap triwulanan dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 60 hari kalender terhitung sejak berakhirnya periode laporan tersebut;

b. laporan keuangan unaudited setiap triwulan yang harus diserahkan dan diterima oleh Bank selambat-lambatnya 60 hari kalender terhitung sejak berakhirnya periode laporan tersebut;

c. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang tercatat sebagai rekanan Bank atau OJK atau hasil RUPS Debitur dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 180 hari kalender setelah tanggal penutupan tahun buku;

2. Mengizinkan Bank dan/atau pihak yang ditunjuk oleh Bank untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan setempat terhadap aktivitas usaha, keuangan dan catatan-catatan yang dibuat oleh Debitur dalam memenuhi seluruh kewajibannya kepada Bank serta meminta informasi kepada pihak ketiga lainnya;

3. Menggunakan fasilitas kredit sesuai dengan tujuan penggunaan fasilitas kredit;

4. Mentaati seluruh kewajiban pembayaran angsuran pokok, bunga atau kewajiban lainnya serta memperhatikan jangka waktu pembayaran atau pelunasan kredit; 5. Melakukan penilaian ulang atas agunan fixed aset minimum 1 kali dalam 2 tahun oleh perusahaan penilai rekanan Bank;

6. Menyampaikan hasil penilaian ulang atas agunan fixed aset untuk posisi tahun 2018 dan telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 90 hari kalender setelah penandatanganan Addendum Perjanjian;

7. Melakukan penutupan asuransi atas agunan (yang insurable) yang telah diserahkan kepada Bank dengan Banker’s Clause Bank dengan nilai penutupan minimal sebesar nilai wajar agunan yang insurable dengan menggunakan perusahaan asuransi rekanan Bank;

8. Mempertahankan dan menjaga izin-izin perusahaan agar tetap berlaku dan segera melakukan perpanjangannya bilamana jangka waktunya sudah berakhir;

9. Memberitahukan secara tertulis kepada

24

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

Bank selambat-lambatnya 5 hari kerja atas tindakan sebagai berikut: - Melakukan perubahan susunan

pengurus; dan - Melakukan pembagian dividen.

10. Memberikan kesempatan kepada Bank terlebih dahulu apabila terdapat kebutuhan pembiayaan sebelum mengajukan kredit kepada bank lain;

11. Menjaga rasio keuangan sebagai berikut: - Current Ratio minimal 110%; - Debt Equity Ratio maksimal 233%; - Debt Service Covarage Ratio

(DSCR) minimal 100%; - Earnings Before Interest, Taxes,

Depreciation and Amortization (EBITDA) to interest minimal 120%.

12. Menyalurkan minimal 90% aktivitas dan transaksi di Bank;

13. Menempatkan dana minimal 80% dari total dana Debitur yang tercermin dalam laporan keuangan triwulanan;

14. Menjaga outstanding baki debet tercover oleh 70% persediaan dan piutang.

Jaminan: 1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas

1.646 m2; 3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2; 4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348

m2; 5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450

m2; 6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2; 8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang

baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp250.000.000.000,-;

9. Jaminan Fidusia atas seluruh persediaan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp175.000.000.000,-; dan

10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp78.000.000.000,-.

Agunan tersebut diikat secara joint collateral dan cross default untuk menjamin seluruh fasilitas kredit atas nama Debitur.

3. Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 tanggal 12 Mei 2011, yang dibuat di bawah tangan dan telah beberapa kali

1. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Fasilitas Treasury Line sebesar USD3.000.000 untuk hedging untuk transaksi daily operation.

10 Juli 2018 s/d

9 Juli 2019

25

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

diubah dengan: a. Addendum I Perjanjian

Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 tanggal 10 Mei 2012, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

b. Addendum II Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 tanggal 10 Mei 2013, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

c. Akta Addendum III Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. 08 tanggal 9 Mei 2014, yang dibuat di hadapan M. Dwi Hartati, S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

d. Addendum IV atas Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. TOP.CRO/CCL.405/ADD/2015 tanggal 7 Juli 2015, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

e. Addendum V atas Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. TOP.CRO/CCL/ADD/2015 tanggal 13 Agustus 2015, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

f. Akta Addendum Ke-6 Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. 52 tanggal 29 Juni 2016, yang dibuat di hadapan Doktor Raden Djoko Setyo Hartono Widagdo, S.E., M.M., S.H., M.Kn., Notaris di Semarang;

g. Addendum VII Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. OPS.CRO/CCL/ADD/2017 tanggal 7 Juli 2017, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup;

h. Addendum VIII Perjanjian Treasury Line No. CRO.KP/130/TL/11 No. TIO.CRO/CCL.626/ADD/2018 tanggal 9 Juli 2018, yang dibuat di bawah tangan dan bermaterai cukup

(“Bank”); 2. Perseroan

(“Debitur”)

Jaminan: 1. SHGB 237/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 2. SHGB 1054/Gajahmungkur seluas

1.646 m2; 3. SHGB 41/Mugasari seluas 420 m2; 4. SHGB 920/Tegal Parang seluas 348

m2; 5. SHGB 234/Purwoyoso seluas 1.450

m2; 6. SHGB 235/Purwoyoso seluas 1.000

m2; 7. SHGB 236/Purwoyoso seluas 880 m2; 8. Jaminan Fidusia atas seluruh piutang

baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp250.000.000.000,-;

9. Jaminan Fidusia atas seluruh persediaan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp175.000.000.000,-; dan

10. Jaminan Fidusia atas seluruh mesin dan peralatan baik yang sekarang ada maupun dikemudian hari, dengan nilai penjaminan sebesar Rp78.000.000.000,-.

Agunan tersebut diikat secara joint collateral dan cross default untuk menjamin seluruh fasilitas kredit atas nama Debitur.

4. Perjanjian Pendahuluan No. 225/S.Pj/LE/XII/2016 tanggal 21 Desember 2016, yang dibuat dibawah tangan dan bermeterai cukup

1. Perseroan (“Pihak Pertama”)

2. PT Mitra Rajawali Banjaran

Pihak Pertama menunjuk Pihak Kedua untuk melakukan produksi Produk Teknnologi, Merek, dan kepemilikan Nomor Ijin Edar. Kewajiban Pihak Pertama, antara lain:

21 Desember 2016 s/d

21 Desember 2023

26

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

(“Pihak Kedua”)

1. Pihak Pertama akan memberikan dan berbagi informasi termasuk tidak terbatas pada data, dokumen, dan metode, serta tahapan atau rencana kerja terkait pelaksanaan kerjasama dalam Perjanjian ini;

2. Pihak Pertama dengan upaya-upaya yang patut dan wajar, wajib menjaga kerahasiaan seluruh informasi termasuk namun tidak terbatas pada data, dokumen, dan metode, selama maupun sesudah berlakunya kerjasama ini;

3. Pihak Kedua akan menunjuk Person In Charge (PIC) masing-masing dalam kerjasama ini, sehubungan dengan perjanjian dan/atau teknis pelaksanaan kerjasama sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Ini.

5. Perjanjian Kerjasama Bangun Guna Serah No. 165/S.Pj/LE/VII/17 dan No. 005.1/S.PJ/MRB/VII/2017 tanggal 14 Juli 2017, yang dibuat dibawah tangan dan bermeterai cukup

1. Perseroan (“Penerima Hak BGS”)

2. PT Mitra Rajawali Banjaran (“Pemberi Hak BGS”)

Penerima Hak BGS bermaksud mendirikan bangunan di atas tanah yang kemudian diperuntukkan sebagai Pembangunan Gedung Fasilitas Produksi Produk dengan dana investasinya, Pemberi Hak BGS bersedia memberikan Hak Bangun Guna Serah atas tanah kepada Penerima Hak BGS yang akan dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan antara lain Gedung Fasilitas Produksi Alat Kesehatan yang selanjutnya bangunan dan fasilitas tersebut akan dikelola secara komersial oleh Penerima Hak BGS. Ruang Lingkup Kerjasama 1. Bentuk kerjasama dalam Perjanjian ini

bersifat kerjasama Bangun Guna Serah atau Built Operate and Transfer antara Penerima Hak BGS dengan Pemberi Hak BGS;

2. Dalam kerjasama ini Pemberi Hak BGS memberikan izin hanya kepada Penerima Hak BGS untuk melaksanakan Proyek BGS pada lokasi yang telah ditentukan, yaitu di Jalan Raya Banjaran Banjaran Km 16, Banjaran, Bandung, Kecamatan Arjasari, Bandung 40377, Jawa Barat seluas 258 m2 yakni tanah milik Pemberi Hak BGS yang dibuktikan kepemilikan dan pemeliharaan pengelolaannya dengan surat/dokumen resmi nomor 647/53/419/PB-CK tanggal 14 September 1999;

3. Tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung fasilitas produksi dengan dana investasi Penerima Hak BGS

Selama periode BGS, Penerima Hak BGS akan dikenakan Licensed Fee dari Harga Jual Pabrik (HJP) sesuai per tahun realisasi penjualan tahun berjalan (sesuai dengan nilai selling out), dengan perhitungan: a. Pada tahun pertama sampai dengan

tahun ke-7, Penerima Hak BGS akan

14 Juli 2017 s/d

14 Juli 2027

27

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

dikenakan Licensed Fee sebesar 1,5%; b. Pada tahun ke-8, Penerima Hak BGS

akan dikenakan Licensed Fee sebesar 2%;

c. Pada tahun ke-9, Penerima Hak BGS akan dikenakan Licensed Fee sebesar 2,5%;

d. Pada tahun ke-10 kerjasama, Penerima Hak BGS akan dikenakan Licensed Fee sebesar 3%.

Selama periode BGS, Penerima Hak BGS dikenakan biaya sewa tanah yang digunakan untuk fasilitas produksi per tahun sebesar 1% dari besarnya biaya investasi Penerima Hak BGS setiap tahun selama periode BGS;

Hak Penerima Hak BGS 1. Melaksanakan proyek BGS (pelaksanaan

pembangunan-pengadaan mesin pengoperasian fasilitas produksi) sesuai peraturan perundangan dan persyaratan lain yang berlaku;

2. Memiliki nama produk, NIE dengan segala aspek risiko yang timbul sehubungan dengan nama produk tersebut di kemudian hari;

3. Menggunakan Lisence MRB untuk kepentingan pendaftaran produk dan mesin produk;

4. Mengelola dan mengurus fasilitas produksi siap pakai yang terdiri dari tenaga kerja, management, serta mutu kualitas produk hasil produksi;

5. Mengelola kegiatan operasional yang berlangsung selama periode BGS termasuk melakukan pembayaran atas listrik, air, kebersihan, pengolahan limbah, pajak bumi dan bangunan (PBB), penggajian karyawan dan kebutuhan lainnya terkait kegiatan operasional produksi;

6. Mengedarkan, menjual, mendistribusikan dan memasarkan produk.

Kewajiban Penerima Hak BGS Antara lain: 1. Melakukan pembayaran atas biaya sewa

tanah; 2. Melakukan pembayaran sehubungan

dengan biaya konsultan, pengurusan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL), Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan sertifikasi perluasan fasilitas produksi serta perizinan terkait lainnya;

3. Menanggung biaya asuransi atas bangunan dan lain-lainnya yang berhubungan dengan proses produksi produk selama periode kerjasama;

4. Menanggung biaya pengurusan izin dan sertifikat produksi produk;

5. Biaya pegawai, biaya operasional produksi, biaya pemeriksaan laboratorium

28

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

serta biaya lain-lainnya yang berhubungan dengan proses produksi produk menjadi tanggung jawab Penerima Hak BGS;

6. Bertanggung jawab atas aktivitas yang berhubungan dengan struktural dan operasional dengan dibantu Pemberi Hak BGS;

7. Menyediakan tenaga kerja setingkat supervisor guna proses produksi.

6. Perjanjian Distribusi No. 248/S.Pj/LE/XII/16 dan No. 139/S.PJ/Nus.01/XII/16 tanggal 31 Desember 2016, yang dibuat dibawah tangan dan bermeterai cukup

1. Perseroan (“Prinsipal”)

2. PT Rajawali Nusindo (“Distributor”)

Prinsipal bermaksud untuk menunjuk distributor dari produk Prinsipal untuk dipasarkan di seluruh wilayah Indonesia. Prinsipal menunjuk Distributor sebagai distributor tunggal dan Distributor menerima penunjukan dari Prinsipal untuk mendistribusikan produk prinsipal, sebagaimana tercantum dalam lampiran Perjanjian ini, sampai di outlet di dalam teritori. Harga produk akan ditetapkan oleh Prinsipal dan dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu. Hak Prinsipal 1. Prinsipal berhak untuk melakukan audit

terhadap fasilitas dan sistem pergudangan, termasuk sistem transportasi Distributor sesuai dengan ketentuan CDOB serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Prinsipal berhak mendapatkan laporan dari Distributor sebagaimana tercantum dalam Perjanjian ini.

Kewajiban Prinsipal Antara lain: 1. Prinsipal wajib memberikan Order

Confirmation atas setiap pesanan dari kantor cabang Distributor paling lambat 1 x 24 jam hari kerja sejak pesanan diterima. Apabila lebih dari 1 x 24 jam hari kerja tidak ada konfirmasi baik dari kantor cabang Distributor, maka Distributor dianggap menyetujui konfirmasi Prinsipal;

2. Prinsipal wajib mengirimkan produk berdasarkan pesanan Distributor sampai gudang cabang Distributor, atau tempat lain yang ditunjuk oleh Distributor sepanjang terkait dengan ketentuan dalam Perjanjian ini;

3. Prinsipal wajib mengirimkan surat pemberitahuan kepada Distributor apabila terjadi perubahan harga, paling lambat 10 hari sebelum harga baru tersebut diberlakukan;

4. Prinsipal wajib menerima dan menindaklanjuti dengan baik laporan atas keluhan produk dari Distributor, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh prinsipal;

5. Prinsipal wajib melakukan aktivitas

31 Desember 2016 s/d

31 Desember 2018

29

No.

Nama Perjanjian

Pihak

Ruang Lingkup

Jangka Waktu

promosi untuk menciptakan permintaan pasar di teritori;

6. Prinsipal wajib memberitahukan kepada Distributor apabila ada program bonus, paling lambat 15 hari kalender sebelum masa berlaku;

7. Prinsipal wajib mengganti kerugian dan melepaskan Distributor dari segala tanggung jawab, tuntutan atas kerugian Pihak Ketiga yang ditimbulkan oleh kesalahan/kelalaian Prinsipal, yang merupakan tanggung jawab Prinsipal.

30

X. KEBIJAKAN DIVIDEN Seluruh saham Perseroan mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal, termasuk hak atas dividen sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dividen yang diterima oleh pemegang saham non Warna Negara Indonesia (“WNI”) akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Sesuai peraturan perundang-undangan di Indonesia dan Anggaran Dasar Perseroan, keputusan mengenai pembagian dividen ditetapkan melalui persetujuan pemegang saham pada RUPS tahunan berdasarkan rekomendasi dari Direksi Perseroan. Perseroan dapat membagian dividen pada tahun dimana Perseroan mencatatkan laba bersih. Berikut merupakan keterangan mengenai pembayaran dividen Perseroan untuk tahun buku 2015 sampai dengan 2017, yang masing-masing dibayarkan pada tahun berikutnya:

Tahun Jumlah Dividen Dibayarkan (dalam ribu Rupiah)

Dividend per share (dalam Rupiah)

Dividend Payout Ratio

2017 87.686.243 521,94 70%

2016 43.501.205 258,94 50%

2015 31.503.963 187,52 50%

Anggaran Dasar Perseroan memperbolehkan distribusi laba tahun berjalan Perseroan dalam bentuk pembagian dividen interim selama dividen interim tersebut tidak menyebabkan nilai aset bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari modal ditempatkan dan disetor serta dengan memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUPT. Distribusi tersebut akan ditentukan oleh Direksi Perseroan setelah disetujui Dewan Komisaris. Manajemen Perseroan menetapkan kebijakan pembagian dividen kepada pemegang saham Perseroan dengan mempertimbangkan faktor-faktor (i) posisi keuangan Perseroan; (ii) tingkat kesehatan Perseroan; (iii) posisi permodalan Perseroan; (iv) target dan proyeksi kecukupan modal di masa depan; (v) kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku; (vi) rencana dan prospek usaha Perseroan di masa depan; dan (vii) hal-hal lain yang dipandang relevan oleh Direksi Perseroan. Perseroan juga memastikan bahwa untuk setiap rencana pembagian dividen tidak memiliki dampak yang merugikan kinerja keuangan maupun profil risiko Perseroan. Perseroan juga memastikan bahwa untuk setiap rencana pembagian dividen tidak memiliki dampak yang merugikan kinerja keuangan maupun profil risiko Perseroan. Perseroan dapat membagian dividen pada tahun dimana Perseroan mencatatkan laba bersih. Direksi dapat mengubah kebijakan dividen sewaktu-waktu sepanjang mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam RUPS. Perseroan tidak memiliki negative covenants sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.