inersia vol. vii no.1, maret 2015

12
INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015 28 ISSN: 1829-6025 PEMANFAATAN COAL ASH DAN LATERIT SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KEKUATAN BETON THE UTILIZATION OF COAL ASH AND LATERITE AS A SUBTITUTE OF FINE AGGREGATE FOR CONCRETE STRENGTH Deni Rudianto 1) , Tumingan 2) , Kukuh Prihatin 3) [email protected], [email protected], [email protected] 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Politeknik Negeri Samarinda 1,2,3 Jl. Ciptomanunkusumo Kampus Gunung Panjang, Kota Samarinda 75131 Kalimantan Timur Korespondensi Naskah: Tumingan INTISARI Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan dalam konstruksi pembangunan gedung dan perkerasan jalan. Salah satu material penyusun beton adalah agregat halus Agregat halus yang digunakan pada penelitian ini yaitu coal ash dan laterit. Dengan memanfaatkan limbah dari pengolahan batubara (coal ash) dan laterit yang telah dihancurkan menggunakan stone crusher sebagai pengganti salah satu material penyusun beton (agregat halus) dengan tujuan penelitian untuk menentukan kuat tekan, kuat tarik belah optimum beton campuran coal ash dan laterit serta membandingkan hasil tersebut terhadap kondisi normal (tanpa penggunaan coal ash dan laterit), beton campuran coal ash dan laterit ini dibuat dengan delapan silinder tiap campuran dengan semen : 5.07 kg , coal ash : 2.37 kg , air : 3.02 kg , pasir laterit : 7.95 kg , batu palu ½ 10.65 kg, dengan perbandingan tersebut, beton campuran coal ash dan laterit mampu mencapai 25.80 MPa pada umur 28 hari dan mampu mencapai kuat tekan yang direncanakan fc’ 25 MPa, maka beton campuran coal ash dan laterit dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat halus dengan persentase agregat kasar batu palu ½ 50% , coal ash 12.5% , dan laterit 37.5% . Kata kunci: Beton, Coal Ash, laterit, Agregat Halus ABSTRACT Concrete is a building material that is widely used in the construction of buildings and pavement. One of the materialof concrete is fine aggregate. Fine aggregate used in this study is utilizing the wasted of coal (coal ash) and laterite which is shattered using a stone crusher. The aim of this study are determine the compressive strength and tensile strength from optimum mixture of coal ash concrete and laterite and compare with normal conditions (without the use of coal ash and laterite). A mixture of coal ash concrete and laterite is made with eight cylinders. Each mix have a composition are cement: 5:07 kg, coal ash: 2:37 kg, water: 3:02 kg, sand laterite: 7.95 kg, palu stone ½ 10.65 kg. Concrete mixture by coal ash and laterite can reach 25.80 MPa at 28 days with compressive strength fc' is 25 MPa, a mixture of coal ash concrete and laterite can be used as a substitute material with a fine aggregate the percentage of coarse aggregate palu stone ½ 50%, coal ash 12.5%, 37.5% and laterite. Keywords: Concrete, Coal Ash, Laterite, Fine Aggregate.

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

28ISSN: 1829-6025

PEMANFAATAN COAL ASH DAN LATERIT SEBAGAIPENGGANTI AGREGAT HALUSTERHADAP KEKUATAN BETON

THE UTILIZATION OF COAL ASH AND LATERITE AS ASUBTITUTE OF FINE AGGREGATE FOR CONCRETE STRENGTH

Deni Rudianto1), Tumingan2), Kukuh Prihatin3)

[email protected], [email protected], [email protected]

1,2,3Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Politeknik Negeri Samarinda1,2,3Jl. Ciptomanunkusumo Kampus Gunung Panjang, Kota Samarinda 75131

Kalimantan Timur

Korespondensi Naskah: Tumingan

INTISARI

Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan dalam konstruksi pembangunangedung dan perkerasan jalan. Salah satu material penyusun beton adalah agregat halusAgregat halus yang digunakan pada penelitian ini yaitu coal ash dan laterit. Denganmemanfaatkan limbah dari pengolahan batubara (coal ash) dan laterit yang telahdihancurkan menggunakan stone crusher sebagai pengganti salah satu material penyusunbeton (agregat halus) dengan tujuan penelitian untuk menentukan kuat tekan, kuat tarikbelah optimum beton campuran coal ash dan laterit serta membandingkan hasil tersebutterhadap kondisi normal (tanpa penggunaan coal ash dan laterit), beton campuran coal ashdan laterit ini dibuat dengan delapan silinder tiap campuran dengan semen : 5.07 kg , coalash : 2.37 kg , air : 3.02 kg , pasir laterit : 7.95 kg , batu palu ½ 10.65 kg, denganperbandingan tersebut, beton campuran coal ash dan laterit mampu mencapai 25.80 MPapada umur 28 hari dan mampu mencapai kuat tekan yang direncanakan fc’ 25 MPa, makabeton campuran coal ash dan laterit dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat halusdengan persentase agregat kasar batu palu ½ 50% , coal ash 12.5% , dan laterit 37.5% .

Kata kunci: Beton, Coal Ash, laterit, Agregat Halus

ABSTRACT

Concrete is a building material that is widely used in the construction of buildings andpavement. One of the materialof concrete is fine aggregate. Fine aggregate used in thisstudy is utilizing the wasted of coal (coal ash) and laterite which is shattered using a stonecrusher. The aim of this study are determine the compressive strength and tensile strengthfrom optimum mixture of coal ash concrete and laterite and compare with normalconditions (without the use of coal ash and laterite). A mixture of coal ash concrete andlaterite is made with eight cylinders. Each mix have a composition are cement: 5:07 kg,coal ash: 2:37 kg, water: 3:02 kg, sand laterite: 7.95 kg, palu stone ½ 10.65 kg. Concretemixture by coal ash and laterite can reach 25.80 MPa at 28 days with compressivestrength fc' is 25 MPa, a mixture of coal ash concrete and laterite can be used as asubstitute material with a fine aggregate the percentage of coarse aggregate palu stone ½50%, coal ash 12.5%, 37.5% and laterite.

Keywords: Concrete, Coal Ash, Laterite, Fine Aggregate.

Page 2: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

29ISSN: 1829-6025

PENDAHULUAN

Beton merupakan bahan bangunan yangbanyak digunakan dalam konstruksipembangunan gedung dan perkerasan jalan.Salah satu material penyusun beton adalahagregat halus. Agregat halus merupakanbagian terpenting dalam campuran beton.Maka dari itu pemilihan agregat halus sebagaicampuran dalam beton harus diuji sesuaidengan SNI (Standar Nasional Indonesia).Sifat yang dimiliki oleh agregat halus padaumumnya sangat mempengaruhi kualitas danhasil dari campuran beton itu sendiri.Agregat halus yang digunakan pada penelitianini yaitu Coal Ash dan laterit. Denganmemanfaatkan limbah dari pengolahanbatubara (Coal Ash) dan laterit yang telahdihancurkan menggunakan Stone Crushersebagai pengganti salah satu materialpenyusun beton (agregat halus).Indonesia merupakan Negara penghasilbatubara terbesar ke-2 di dunia. Produksibatubara secara nasional pada Agustus 2011mencapai 235 juta ton dan diperkirakan akanterus meningkat setiap tahunnya yaitu sebesar100 juta ton untuk 3 tahun mendatang(APBI,2011). Laterit terdapat di daerahKalimantan dengan jumlah mencapai 565 jutaton pada tahun 2010 (Direktorat JenderalMineral, Batubara dan Panas Bumi 2010).Laterit biasanya digunakan untuk lapisperkerasan jalan, disamping itu,pemanfaatannya hingga sekarang belumoptimal.Oleh karena itu, dicoba untuk melakukanpenelitian dengan inovasi bahan penggantiagregat halus menggunakan Coal Ash danlaterit yang telah dihancurkan menggunakanStone Crusher sebagai bahan penggantiagregat halus, serta pengaruhnya terhadapkekuatan beton (kuat tekan dan kuat tarikbelah beton).

LANDASAN TEORIPengertian UmumBeton adalah campuran dari agregat halus danagregat kasar (pasir, batu pecah atau agregatlain) dengan semen, yang disatukan oleh airdalam perbandingan tertentu. Beton jugadapat didefinisikan sebagai bahan bangunandan konstruksi yang sifat-sifatnya dapatditentukan terlebih dahulu denganmengadakan perencanaan dan pengawasan

yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih(Samekto, 2001).Beton memiliki kelebihan dan kekuranganantara lain sebagai berikut (Tjokrodimulyo1996).Kelebihan beton:1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan

baik, serta mempunyai sifat tahan terhadapkorosi dan pembusukan oleh kondisilingkungan.

2. Beton segar dapat dengan mudah dicetaksesuai dengan keinginan. Cetakan dapatpula dipakai berulang kali sehingga lebihekonomis.

3. Beton segar dapat disemprotkan padapermukaan beton lama yang retak maupundapat diisikan kedalam retakan betondalam proses perbaikan.

4. Beton segar dapat dipompakan sehinggamemungkinkan untuk dituang pada tempat– tempat yang posisinya sulit.

5. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehinggaperawatannya lebih mudah.

Kekurangan beton:1. Beton dianggap tidak mampu menahan

gaya tarik, sehingga mudah retak. Olehkarena itu perlu diberi baja tulangansebagai penahan gaya tarik.

2. Beton keras menyusut dan mengembangbila terjadi perubahan suhu, sehingga perludibuat dilatasi (expansion joint) untukmencegah terjadinya retakan – retakanakibat terjadinya perubahan suhu.

3. Untuk mendapatkan beton kedap air secarasempurna, harus dilakukan denganpengerjaan yang teliti.

4. Beton bersifat getas (tidak daktail)sehingga harus dihitung dan teliti secaraseksama agar setelah dikompositkandengan baja tulangan menjadi bersifatdaktail, terutama pada struktur tahangempa.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum, betonterdiri dari mutu beton dan penggunaannya,seperti pada Tabel 1 di bawah ini:

Page 3: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

30ISSN: 1829-6025

Tabel 1. Mutu beton dan penggunaan

Nilai kuat tekan beton relatif tinggidibandingkan dengan kuat tariknya, dan betonmerupakan bahan yang bersifat getas. Nilaikuat tarik beton lebih kecil dibandingkandengan kuat tekan beton, Sehingga untukmenambah kuat tarik beton dapat dilakukandengan diberi tulangan yang mampu menahangaya tarik. (Tjokrodimulyo 1996).

Coal AshCoal ash adalah limbah pembakaran PLTU.Hasil pembakaran batubara akanmenghasilkan sisa pembakaran yang terdiridari 80% berupa Fly Ash dan sisanya 20%berupa Bottom Ash. Gambar 1 merupakancontoh dari Coal Ash.

Gambar 1. Coal Ash

Fungsi Fly Ash adalah sebagai bahan aditifdalam beton bisa sebagai pengisi (Filler) yangakan menambah internal kohesi danmengurangi porositas sebagai daerah transisiyang merupakan daerah terkecil dalam beton,sehingga beton menjadi kuat, pada umursampai dengan 7 hari.Bottom Ash mempunyai karakteristik fisikberwarna abu-abu gelap, berbentuk butiran,berporos, mempunyai ukuran butiran antarapasir hingga kerikil. Ada beberapa keuntunganyang dapat kita peroleh sebagai penggunaapabila menggunakan Coal Ash antara lain:

1. Bagi pembeli / pengguna : Coal Ash lebihmurah.

2. Bagi perusahaan / industri : penggunaanlimbah batubara sebagai bahan yangbermanfaat akan mengurangi pencemaranlingkungan dan menekan biayapenggunaan lahan untuk menampunglimbah tersebut.

3. Bagi masyarakat : penggunaan limbahbatubara merupakan solusi yang tepatuntuk mengurangi permasalahanlingkungan akibat pencemaran limbahsehingga lingkungan menjadi lebihnyaman.

LateritLaterit berasal dari tanah laterit yangmerupakan salah satu jenis tanah yang subur,namun curah hujan yang tinggi membuatunsur hara dari tanah laterit larut sehinggakesuburannya hilang. Pada keadaan lembab,tanah laterit mudah untuk dipotong tapi ketikaterkena udara , laterit akan mulai mengeraskarena kelembaban diantara partikel-partikellempungnya menguap dan garam-garam besimembentuk struktur yang kaku sehinggalaterit sekarang banyak yang berbentukbebatuan.Jenis laterit banyak ditemukan di wilayahberiklim tropis yang panas dan lembab(Wikipedia). Gambar 2 menunjukkan contohdari laterit.

Gambar 2. Laterit

Menurut Yves Tardy, peneliti dari FrenchInstitut National Polytechnique De ToulouseAnd The Centre National De La RechercheScientifique, memperkirakan bahwa jenislaterit menutupi sekitar sepertiga dari seluruhdaratan di dunia. Beberapa penemuangeografis menunjukan bahwa deretan lateritbanyak digunakan sebagai pondasi kuil-kuil diKamboja pada abad ke-9 dan ke-12. Gambar 3menunjukkan peta penyebaran laterit diIndonesia.

Page 4: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

31ISSN: 1829-6025

Gambar 3. Peta Laterit di Indonesia(Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan

Panas Bumi 2010)

Lapisan tanah ini adalah sub lapisan darihutan-hutan di khatulistiwa dan sabana-sabanadi wilayah tropis yang lembab. Negara-negarayang kaya akan jenis laterit adalah Brazil,Australia, Guatemala, Kolombia, EropaTengah, Myanmar, Kuba, Indonesia danFilipina. Indonesia adalah salah satu penghasillaterit terbesar di dunia, seperti terlihat hasillaterit di Indonesia pada Gambar 3 dan Tabel2.

Tabel 2. Jumlah laterit di Indonesia(Direktorat Jenderal Mineral, Batubara Dan Panas

Bumi 2010)

Di Indonesia laterit digunakan sebagai lapisperkerasan jalan yang bongkahannya diolahmenggunakan crusher, dimana menghasilkanlaterit dengan ukuran yang diinginkan.

WorkabilitySalah satu sifat beton sebelum mengeras(beton segar) adalah kemudahan pengerjaan(workability). Workability adalah tingkatkemudahan pengerjaan beton dalammencampur, mengaduk, menuang dalamcetakan dan pemadatan tanpa homogenitasbeton berkurang dan beton tidak mengalami

bleeding (pemisahan) yang berlebihan untukmencapai kekuatan beton yang diinginkan.Workability akan lebih jelas pengertiannyadengan adanya sifat-sifat berikut:1. Mobility adalah kemudahan adukan beton

untuk mengalir dalam cetakan.2. Stability adalah kemampuan adukan beton

untuk selalu tetap homogen, selalumengikat (koheren), dan tidak mengalamipemisahan butiran (segregasi danbleeding).

3. Compactibility adalah kemudahan adukanbeton untuk dipadatkan sehingga rongga-rongga udara dapat berkurang.

4. Finishibility adalah kemudahan adukanbeton untuk mencapai tahap akhir yaitumengeras dengan kondisi yang baik.

Unsur-unsur yang mempengaruhi sifatworkability antara lain:1. Jumlah air yang digunakan dalam

campuran adukan beton. Semakin banyakair yang digunakan, maka beton segarsemakin mudah dikerjakan.

2. Penambahan semen ke dalam campuranjuga akan memudahkan cara pengerjaanadukan betonnya, karena pasti diikutidengan bertambahnya air campuran untukmemperoleh nilai fas tetap.

3. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bilacampuran pasir dan kerikil mengikutigradasi yang telah disarankan olehperaturan, maka adukan beton akan mudahdikerjakan.

4. Pemakaian butir-butir batuan yang bulatmempermudah cara pengerjaan beton.

5. Pemakaian butir maksimum kerikil yangdipakai juga berpengaruh terhadap tingkatkemudahan dikerjakan.

6. Cara pemadatan adukan beton menentukansifat pengerjaan yang berbeda. Bila carapemadatan dilakukan dengan alat getarmaka diperlukan tingkat kelecakan yangberbeda, sehingga diperlukan jumlah airyang lebih sedikit daripada jika dipadatkandengan tangan (Tjokrodimuljo, 1996).

Slump TestTingkat kemudahan pengerjaan berkaitan eratdengan tingkat kelecekan atau keenceranadukan beton. Makin cair adukan maka makinmudah cara pengerjaannya. Untuk mengetahuikelecakan suatu adukan beton biasanyadengan dilakukan pengujian slump. Semakintinggi nilai slump berarti adukan beton makin

Page 5: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

32ISSN: 1829-6025

mudah dikerjakan. Gambar 4 merupakan alatSlump Test:

Gambar 4. Alat Uji Slump

Kuat Tekan BetonSifat yang paling penting dari beton adalahkuat tekan beton. Kuat tekan betonberhubungan dengan sifat-sifat lain,maksudnya apabila kuat tekan beton tinggi,sifat-sifat lainnya juga baik(Tjokrodimulyo,1995). Kekuatan tekan betondapat dicapai sampai 1000 kg/cm2 atau lebih,tergantung pada jenis campuran, sifat-sifatagregat, serta kualitas perawatan. Kekuatantekan beton yang paling umum digunakanadalah sekitar 200 kg/cm2 sampai 500 kg/cm2.Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tatacara pengujian standar, menggunakan mesinuji dengan cara memberikan beban tekanbertingkat dengan kecepatan peningkatanbeban tertentu dengan benda uji berupasilinder dengan ukuran diameter 100 mm dantinggi 200 mm. Selanjutnya benda uji ditekandengan mesin tekan sampai pecah. Bebantekan maksimum pada saat benda uji pecahdibagi luas penampang benda uji merupakannilai kuat desak beton yang dinyatakan dalamMPa atau kg/cm2. Berikut merupakan rumusyang digunakan pada pengujian kuat tekanbeton: Fc′ = (1)

Keterangan:Fc’ = Kuat tekan beton (MPa)P = Beban maksimum (N)A = Luas penampang benda uji (mm2)

Kuat Tarik Belah BetonPengujian kuat tarik belah silinder (tensilesplitting cylinder test), benda uji silinderdiletakkan pada alat uji dalam posisi rebah.Gambar 5 adalah skema uji kuat tarik belahbeton.

Gambar 5. Uji Kuat Tarik Belah

Beban vertikal diberikan sepanjang selimutsilinder yang berangsur-angsur dinaikkanpembebanannya dengan kecepatan 50 sampai100 kN/menit hingga dicapai nilai maksimumdan terbelah oleh karena beban tarikhorizontal. Kuat tarik dihitung berdasarkanformula SNI 03-2491-2002. Gaya terbesar pdicatat dan tegangan tarik silinder dihitungdengan rumus :

fct = (2)

Keterangan :fct = kekuatan tarik (MPa)p = gaya terbesar (N)I = tinggi silinder = 20 cm = 200 mmd = diameter silinder = 10 cm = 100 mm

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi PenelitianPenelitian dilaksanakan di LaboratoriumBahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik NegeriSamarinda.

UmumLangkah-langkah yang dilakukan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :1. Studi Pustaka.2. Pengadaan Material.3. Pengujian Material.4. Rancangan Campuran Beton.5. Pembuatan Benda Uji.6. Perawatan Benda Uji.7. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik

Belah Beton.8. Analisis Data.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data-data yangdibutuhkan memerlukan beberapa tahap:A. Data PrimerData primer diperoleh dari hasil pengujiansampel benda uji di Laboratorium. Beberapahal yang diuji dalam penelitian ini adalah:

Page 6: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

33ISSN: 1829-6025

1. Pengujian MaterialPengujian material yang dilaksanakanditampilkan pada Tabel 3.2. Kuat tekanKuat tekan dilaksanakan pada beton dengancampuran normal dibandingkan dengan betondengan variasi Coal Ash dan Laterit.Pembacaan hasil kuat tekan betondilaksanakan pada hari ke 28.3. Kuat Tarik Belah BetonKuat tarik belah beton dilaksanakan padabeton dengan campuran normal dibandingkandengan beton dengan variasi Coal Ash danLaterit. Pembacaan hasil kuat tekan betondilaksanakan pada hari ke 28.

Tabel 3. Pengujian Material

Tabel 4. Standar Pengujian Material

Standar Nasional Indonesia

Persentase coal ash, laterit dan batu paludidapat dari hasil analisis saringan agregatgabungan.

Tabel 5. Jumlah Benda Uji dengan VariasiCoal Ash, Laterit dan Batu Palu

B. Metode AnalisisData yang telah diperoleh kemudian dianalisisdengan menggunakan grafik metodepolynomial 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Kuat TekanHasil kuat tekan pada hari ke 28 untuk betonnormal dan beton dengan variasi Coal Ash danLaterit ditampilkan dalam Tabel 7 hinggaTabel 12.

Tabel 7. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 0 % dan Laterit 0% (Beton Normal)

estimasi 28 hari

Gambar 7. Grafik hubungan antara kuattekan beton normal terhadap umur pengujian

12.1017.52

21.9726.11

R² = 0.9923

05

1015202530

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Beton Normal

Page 7: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

34ISSN: 1829-6025

Berdasarkan Gambar 7, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti padaumur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai26.11 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash dan laterit 0%. Hasil kuat tekanbeton variasi 1 akan ditampilkan dalam Tabel8 dan ditampilkan dalam bentuk grafik yangditunjukkan oleh Gambar 8.

Tabel 8. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 5 % dan Laterit 45% (Variasi 1)

estimasi 28 hari

Gambar 8. Grafik hubungan antara kuattekan beton variasi 1 dengan umur pengujian

Berdasarkan Gambar 8, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti padaumur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai18.79 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash 5% dan laterit 45%. Hasil kuattekan beton variasi 2 akan ditampilkan dalamTabel 9 dan ditampilkan dalam bentuk grafikyang ditunjukkan oleh Gambar 9.

Berdasarkan Gambar 9, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti padaumur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai21.02 MPa. Namun umur beton 28 hari bukan

waktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash 7.5% dan laterit 42.5%.

Tabel 9. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 7.5 % dan Laterit 42.5% (Variasi 2)

estimasi 28 hari

Gambar 9. Grafik hubungan antara kuattekan beton variasi 2 terhadap umur

pengujian

Hasil kuat tekan beton variasi 3 akanditampilkan dalam Tabel 10 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan Gambar10.

Tabel 10. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 10 % dan Laterit 40% (Variasi 3)

estimasi 28 hari

Berdasarkan Gambar 10, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti padaumur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai24.52 MPa. Namun umur beton 28 hari bukan

9.8714.33

18.79 21.02R² = 0.998

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.00

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Variasi 2

9.5511.1514.65

18.79R² = 0.9975

05

1015202530

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Variasi 1

Page 8: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

35ISSN: 1829-6025

waktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash 10% dan laterit 40%.

Gambar 10 Grafik hubungan antara kuattekan beton variasi 3 terhadap umur

pengujian

Hasil kuat tekan beton variasi 4 akanditampilkan dalam Tabel 11 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkanGambar 11.

Tabel 11. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 12.5 % dan Laterit 37.5% (Variasi

4) estimasi 28 hari

Gambar 11. Grafik hubungan antara kuattekan beton variasi 4 terhadap umur

pengujian

Berdasarkan Gambar 11, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti pada

umur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai25.80 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash 12.5% dan laterit 37.5%. Hasilkuat tekan beton variasi 5 akan ditampilkandalam Tabel 12 dan ditampilkan dalam bentukgrafik yang ditunjukkan Gambar 12.

Tabel 12. Hasil Kuat Tekan Beton VariasiCoal Ash 15 % dan Laterit 35% (Variasi 5)

estimasi 28 hari

Gambar 12. Grafik hubungan antara kuattekan beton variasi 5 terhadap umur

pengujian

Berdasarkan Gambar 12, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tekan beton, terbukti padaumur beton 28 hari hasil kuat tekan mencapai21.34 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tekan dengankadar coal ash 15% dan laterit 35%.

Hasil Pengujian Kuat Tarik BelahHasil pengujian kuat tarik belah beton yangtelah diperoleh kemudian dianalisis. Hasilkuat tekan pada hari ke 3, 7, 14 dan 28 untukbeton normal dan beton dengan variasi CoalAsh dan Laterit kemudian dirata-ratakanditampilkan dalam Tabel 13 hingga Tabel 18.

Berdasarkan Gambar 13, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah

11.1516.88

21.3424.52

R² = 0.9904

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.00

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Variasi 3

12.1018.79

23.25 25.80R² = 0.9831

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.00

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Variasi 4

10.8314.33

18.1521.34

R² = 0.9988

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.00

0 7 14 21 28

Kua

t T

ekan

(MP

a)

Umur Pengujian

Variasi 5

Page 9: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

36ISSN: 1829-6025

8.75 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tarik belah dengankadar coal ash 0% dan laterit 0%.

Tabel 13. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 0 % dan Laterit 0% (Beton

Normal) rata-rata

Gambar 13. Grafik hubungan antara kuattarik belah beton normal terhadap umur

pengujian.

Hasil kuat tarik belah beton variasi 1 akanditampilkan dalam Tabel 14 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan olehGambar 14.

Tabel 14. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 5 % dan Laterit 45%

(Variasi 1) rata-rata

Berdasarkan Gambar 14, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah5.75 MPa. Namun umur beton 28 hari bukan

waktu optimum untuk kuat tarik belah dengankadar coal ash 5% dan laterit 45%.

Gambar 14. Grafik hubungan kuat tarikbelah beton variasi 1 terhadap umur

pengujian.

Hasil kuat tarik belah beton variasi 2 akanditampilkan dalam Tabel 15 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan olehGambar 15.

Tabel 15. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 7.5 % dan Laterit 42.5%

(Variasi 2) rata-rata

Gambar 15. Grafik hubungan antara kuattarik belah beton variasi 2 terhadap umur

pengujian

Berdasarkan Gambar 15, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah6.5 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tarik belah dengan

2.755

7.25 8.75R² = 0.9977

0

5

10

15

0 7 14 21 28Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Umur Pengujian

Beton Normal

2 3.25 3.55.75

R² = 0.9539

0

5

10

15

0 7 14 21 28Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Umur Pengujian

Variasi 1

2.25 3.55

6.5R² = 0.9995

0

5

10

15

0 7 14 21 28

Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Umur Pengujian

Variasi 2

Page 10: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

37ISSN: 1829-6025

kadar coal ash 7.5% dan laterit 42.5%. Hasilkuat tarik belah beton variasi 3 akanditampilkan dalam Tabel 16 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan olehGambar 16.

Berdasarkan Gambar 16, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah7.75 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tarik belah dengankadar coal ash 10% dan laterit 40%.

Tabel 16. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 10 % dan Laterit 40%

(Variasi 3) rata-rata

Gambar 16. Grafik hubungan antara kuattarik belah beton variasi 3 terhadap umur

pengujian.

Hasil kuat tarik belah beton variasi 4 akanditampilkan dalam Tabel 17 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan olehGambar 17.

Berdasarkan Gambar 17, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah9.25 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tarik belah dengankadar coal ash 12.5% dan laterit 37.5%.

Tabel 17. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 12.5 % dan Laterit

37.5% (Variasi 4) rata-rata

Gambar 17. Grafik hubungan antara kuattarik belah beton variasi 4 terhadap umur

pengujian.

Hasil kuat tarik belah beton variasi 5 akanditampilkan dalam Tabel 18 dan ditampilkandalam bentuk grafik yang ditunjukkan olehGambar 18.

Tabel 18. Hasil Kuat Tarik Belah BetonVariasi Coal Ash 15 % dan Laterit 35%

(Variasi 5) rata-rata

Berdasarkan Gambar 18, diketahui bahwasemakin lama umur beton maka semakintinggi pula kuat tarik belah beton, terbuktipada umur beton 28 hari hasil kuat tarik belah6.5 MPa. Namun umur beton 28 hari bukanwaktu optimum untuk kuat tarik belah dengankadar coal ash 15% dan laterit 35%.

3.755.5

7.59.25

R² = 0.9992

0

5

10

15

0 7 14 21 28Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Umur Pengujian

Variasi 4

2.54

5.757.75

R² = 0.9991

0

5

10

15

0 7 14 21 28Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Umur Pengujian

Variasi 3

Page 11: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

38ISSN: 1829-6025

Gambar 18. Grafik hubungan antara kuattarik belah beton variasi 5 terhadap umur

pengujian.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanDari penelitian pemanfaatan Coal Ash danLaterit Sebagai Pengganti Agregat HalusTerhadap Kekuatan Beton (Kuat Tekan danKuat Tarik Belah Beton) yang dilakukan dilaboratorium bahan Politeknik NegeriSamarinda, dapat disimpulkan dengan tabel 18dibawah ini :

Tabel 19. Hasil Perhitungan Kuat Tekan danKuat Tarik Beton

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwanilai kuat tekan beton normal yaitu sebesar26.11 MPa dan nilai kuat tarik beton normalyaitu sebesar 8.75 MPa sedangkan nilai kuattekan beton maksimum didapat padapenggunaan coal ash 12.5 % dan laterit 37.5% yaitu sebesar 25.80 MPa dan nilai kuat tarikbeton maksimum didapat pada penggunaancoal ash 12.5 % dan laterit 37.5 % yaitusebesar 9.25 MPa.

SaranBeberapa saran yang dapat disampaikan daripenulisan Tugas Akhir ini adalah :1. Dapat dilakukan penelitian dengan variasi

coal ash dan laterit yang sama tapi dengan

umur pengujian lebih dari 28 hari, karenapada penelitian ini pada umur 28 hari, kuattekan dan kuat tarik masih mengalamipeningkatan.

2. Sebaiknya penggunaan coal ash dan laterittidak mencapai coal ash 15 % dan laterit 35% karena pada persentase tersebut nilaikuat tekan dan kuat tarik mengalamipenurunan.

DAFTAR PUSTAKABatoteng, N.P. 2014. “Pengaruh Rendaman

Air Laut Terhadap Kuat Tarik Belah danKuat Lentur Pada Beton MenggunakanCoal Ash”. Teknik Sipil PoliteknikNegeri Samarinda, Samarinda.

Samarinda, SMKN 2. 2011. “Lomba KuatTekan Beton Tepat Mutu”. SekolahMenengah Kejuruan Negeri 2,Samarinda.

Samekto. 2001. “Teknologi Beton”.Universitas Negeri Malang, Malang.

Standar Nasional Indonesia 03-1968-1990.“Metode Pengujian Analisis SaringanAgregat Halus Dan Kasar”.

Standar Nasional Indonesia 03-1969-1990.“Metode Pengujian Berat Jenis DanPenyerapan Air Agregat Kasar ”.

Standar Nasional Indonesia 03-1970-1990.“Metode Pengujian Berat Jenis DanPenyerapan Air Agregat Halus ”.

Standar Nasional Indonesia 03-1971-1990.“Metode Pengujian Kadar Air Agregat”.

Standar Nasional Indonesia 03-1972-1990.“Metode Pengujian Slump Beton ”.

Standar Nasional Indonesia 03-1974-1990.“Metode Pengujian Kuat Tekan Beton”.

Standar Nasional Indonesia 03-2417-1991.“Metode Pengujian Keausan AgregatDengan Mesin Abrasi Los Angeles”.

Standar Nasional Indonesia 03-2491-2002.“Metode Pengujian Kuat Tarik BelahBeton”.

Standar Nasional Indonesia 03-2493-1991.“Metode Pembuatan dan PerawatanBenda Uji Beton di Laboratorium”.

Standar Nasional Indonesia 03-4141-1996.“Metode Pengujian Gumpalan Lempungdan Butir-Butir Mudah Pecah dalamAgregat (Kadar Lumpur)”.

Standar Nasional Indonesia 03-4804-1998.“Metode Pengujian Bobot Isi DanRongga Udara Dalam Agregat ”.

2.25 3.755.75 6.5

R² = 0.9997

0

5

10

15

0 7 14 21 28Kua

t T

arik

Bel

ah(M

Pa)

Waktu Pengujian

Variasi 5

Page 12: INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

INERSIA Vol. VII No.1, Maret 2015

39ISSN: 1829-6025

Tiga, Tim Pandawa. 2014. “ Laterite ConcreteBorneo”. Teknik Sipil Politeknik NegeriSamarinda, Samarinda.

Tjokrodimulyo. 1996. Teknologi Beton. BukuAjar, Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Gaja Mada,Yogyakarta.