ilmu, teknologi & teknologi pangan

20
LMU, TEKNOLOGI DAN TEKNOLOGI PERTANIAN Oleh : Dr. Ir. Tri Yanto, M.T. I. PENGERTIAN ILMU Ilmu atau”sains” adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau sosial, yang berlaku umum dan sistematik. Karena ilmu berlaku umum, maka darinya dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada beberapa kaidah umum pula. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum (Nazir, 1988). Menurut The Liang Gie (1997) ilmu mengarah pada berbagai tujuan. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau dilaksanakan itu dapat secara teratur diperinci dalam urutan berikut: - pengetahuan (knowledge) - kebenaran (truth) - pemahaman (understanding, comprehension, insight) - penjelasan (explanation) - peramalan (prediction) - pengendalian (control) - penerapan (application, invention, production) Ilmu diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Dari kedua hal itu, ilmu diharapkan dapat pula mendatangkan pemahaman kepada manusia mengenai alam semestanya, dunia sekelilingnya, atau bahkan juga mengenai masyarakat lingkungannya dan dirinya sendiri.

Upload: rizki-hardi

Post on 19-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

LMU, TEKNOLOGI DAN TEKNOLOGI PERTANIANOleh : Dr. Ir. Tri Yanto, M.T.

I.              PENGERTIAN ILMU

Ilmu atau”sains” adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natura atau

sosial, yang berlaku umum dan sistematik. Karena ilmu berlaku umum, maka

darinya dapat disimpulkan pernyataan-pernyataan yang didasarkan pada

beberapa kaidah umum pula. Ilmu tidak lain dari suatu pengetahuan yang sudah

terorganisir serta tersusun secara sistematik menurut kaidah umum (Nazir, 1988).

Menurut The Liang Gie (1997) ilmu mengarah pada berbagai tujuan.

Tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau dilaksanakan itu dapat secara teratur

diperinci dalam urutan berikut:

-          pengetahuan (knowledge)

-          kebenaran (truth)

-          pemahaman (understanding, comprehension, insight)

-          penjelasan (explanation)

-          peramalan (prediction)

-          pengendalian (control)

-          penerapan (application, invention, production)

Ilmu diperkembangkan oleh para ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau

memperoleh pengetahuan. Dari kedua hal itu, ilmu diharapkan dapat pula

mendatangkan pemahaman kepada manusia mengenai alam semestanya, dunia

sekelilingnya, atau bahkan juga mengenai masyarakat lingkungannya dan dirinya

sendiri. Berdasarkan pemahaman itu ilmu dapat memberikan penjelasan tentang gejala

alam, peristiwa masyarakat, atau perilaku manusia yang perlu dijelaskan. Penjelasan

dapat menjadi landasan untuk peramalan yang selanjutnya bisa merupakan pangkal

bagi pengendalian terhadap sesuatu hal (The Liang Gie, 1997).

Menurut Suriasumantri didalam Saefudin (1991), ilmu merupakan suatu

pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut

tidak lagi merupakan misteri. Penjelasan ini akan memungkinkan kita untuk

meramalkan sesuatu yang akan terjadi, dan dengan demikian memungkinkan kita untuk

Page 2: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

mengontrol gejala tersebut. Untuk itu ilmu membatasi ruang jelajah kegiatanannya

pada daerah pengalaman manusia. Artinya, obyek penelaahan keilmuan meliputi

segenap gejala yang dapat ditangkap oleh pengalaman manusia lewat pancainderanya.

Untuk menjelaskan rahasia alam tersebut, ilmu menafsirkan realitas obyek

penelaahan sebagaimana adanya (das sein), yang terbebas dari segenap nilai yang

bersifat praduga. Secara ontologi keilmuan berlandaskan pada lingkup penelaahan

yang bersifat empiris, dengan penafsiran metafisik yang bersifat bebas nilai.

Secara epistemologi ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam

mempelajari alam, yaitu pikiran dan indera. Epistemologi keilmuan pada hakikatnya

merupakan gabungan antara berpikir secara rasional dan berpikir secara empiris.

Kedua cara berpikir tersebut digabungkan dalam mempelajari alam untuk menemukan

kebenaran.

II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEKNOLOGI

Kelahiran teknologi seiring dengan kebudayaan manusia prasejarah, antara lain

berupa pembuatan alat untuk berburu (dari batu, kemudian berkembang dari logam).

Selanjutnya, pada peradaban bertani, antara lain dikenalkan dan dikembangkan alat

pengolah tanah, kincir pengangkut air. Di beberapa masyarakat, seperti Cina dan India,

sejak ribuan tahun yang lalu telah dikenal teknik pembuatan keramik dari tanah liat.

Piramida dan kuburan raja di Mesir, candi penyembahan matahari di Amerika Selatan,

candi di India dan Nusantara, adalah sejumlah contoh teknologi yang diterapkan untuk

konstruksi bangunan dari tanah dan/atau batu.

Senjata dan peralatan perang merupakan salah satu teknologi yang mewarnai

peradaban Eropa sebelum abad pertengahan. Pada perkembangan Islam di Jazirah

Andalusia, Spanyol, sepanjang Reconquista (pendudukan) abad ke 7-12 merupakan

era keemasan kemajuan ilmu dan teknologi. Sistem irigasi menggunakan parit

“terbang”, penyulingan bahan menguap, alat operasi untuk kedokteran, serta alkemi

banyak ditemukan pada era ini (Hassan, 1983). Peradaban ilmu dan teknologi Islam ini

diadopsi dan dikembangkan oleh bangsa Eropa yang mencapai puncaknya pada masa

Page 3: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

Renaisance, abad ke-17, yang dianggap sebagai titik awal revolusi ilmu, dengan

diterapkannya kaidah atau metode ilmiah untuk mengkaji fenomena-fenomena alam.

Penemuan mesin uap oleh James Watt di Inggris pada abad ke-18 sebagai awal

revolusi industri menandai diawalinya penerapan mesin (mekanisasi) untuk kegiatan

produksi yang menggantikan daya manusia dan hewan. Temuan Watt merupakan

contoh penerapan ilmu fisika dan merupakan tonggal lahirnya profesi teknik/rekayasa

mesin (mechanical engineering).

Bermula dari revolusi industri, sejarah perkembangan manusia dipenuhi oleh

berbagai temuan ilmu dan teknologi, dari kimia (abad ke-19), biologi yang pada abad

ke-20 diwarnai bioteknologi. Informasi cyber, bioteknologi, nanoteknologi, dan

transgenic adalah sederetan contoh teknologi yang mewarnai kehidupan masyarakat

pada abad ke-21. Hampir semua aspek kehidupan kita sepanjang 24 jam sehari kini

tak luput dari penggunaan teknologi.

A.    Pengertian Terknologi

Teknologi diartikan sebagai barang yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.

Pengertian ini adalah definisi paling sempit dari teknologi, yang sesuai dengan akar

katanya berasal dari Bahasa Yunani; teche, seni kerajinan dan logia, perkataan (Calder,

1982). Barang buatan itu tidak hanya untuk keperluan mempertahankan hidup sehari-

hari, melainkan juga berfungsi sebagai sarana keagamaan dan pengungkapan rasa

seni.

Teknologi dapat dilihat atau diartikan dari proses kegiatan manusia yang

menjelaskan kegiatan pembuatan suatu barang buatan tersebut. Kegiatan manusia

menghasilkan barang itu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu membuat dan

menggunakan. Membuat merupakan kegiatan merancang dan menciptakan suatu

barang buatan, sedangkan menggunakan adalah melakukan kegiatan sesuai dengan

fungsi suatu barang yang telah dibuat (Gie,1996). Sementara Poppy dan Wilson (1973)

mengartikan teknologi sebagai kegiatan manusia dalam merencanakan dan

menciptakan benda-benda yang bernilai praktis.

Konsep ketiga mengenai teknologi adalah sebagai kumpulan pengetahuan.

Banyak sekali definisi yang dibangun dan dikembangkan untuk memberi arti teknologi

Page 4: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

sebagai suatu pengetahuan dan beberapa di antaranya penting disajikan pada paparan

berikut.

Teknologi sebagai bidang yang memanfaatkan penemuan-penemuan ilmiah

untuk memecahkan masalah-masalah praktis (Lachman, 1980). Teknologi merupakan

pengetahuan teratur tentang proses-proses industri dan penerapannya (Laedes, 1974).

Teknologi sebagai sebuah pengetahuan teknik.

Secara lebih lengkap , Tiedel (1981) memberi batasan teknologi sebagai

kumpulan berbagai kemungkinan produksi, teknik, metode, dan proses yang

dengannya sumber-sumber daya secara nyata diubah oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

Pengertian teknologi yang lebih komprehensif diberikan oleh APPCT-

Economic and Social Council for Asia and The Pacific/ESCAP (Anonim, 1989),

yaitu merupakan seluruh kemampuan, peralatan, dan tata kerja seta kelembagaan

yang diciptakan untuk bekerja secara lebih efektif dan lebih efisien.

Dalam pengertian ini teknologi terdiri atas unsur yang terkandung dalam

diri manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku,

serta etos semangat kerja (humanware), teknologi yang terkandung dalam mesin

dan peralatan produk serta barang buatan manusia (technoware), teknologi yang

terkandung dalam kelembagaan yang diciptakan manusia, seperti organisasi,

manajemen, tata cara, aturan dan undang-undang (organoware), serta teknologi

yang terkandung dalam dokumen yang memuat informasi gambar, rumus, paten,

majalah, disket, tape, dan lain-lain (infoware).

Arti harfiah teknologi adalah segala daya upaya yang dapat dilaksanakan oleh

manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Dari definisi tersebut

diketahui bahwa tujuan akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup,

tetapi teknologi juga seringkali berdampak negatif bagi suatu usaha, sistem, atau

lingkungan. Sebagai contoh, eksploitasi hutan dengan menggunakan teknologi

mekanis sehingga dapat dilakukan dengan cepat dan dalam ukuran yang sangat luas

dapat merugikan ekosistem hutan itu sendiri, bahkan dapat merugikan wilayah lain

yang bertetangga dengan daerah hutan tersebut. Padahal, harapan dampak positif dari

Page 5: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

eksploitasi hutan maupun pembukaan lahan hutan menjadi wilayah perkebunan adalah

meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.

Dalam hal ini, penggunaan suatu teknologi dalam agribisnis selalu memiliki trade

off yang harus dipertimbangkan. Pemilihan suatu teknologi hendaknya berdasarkan

trade off yang paling minimal.

Terlepas dari sifat positif dan negatif tersebut diatas, teknologi diperoleh melalui

suatu proses yang dikembangkan oleh manusia (yang memiliki ilmu pengetahuan dan

pengalaman yang cukup). Berkaitan dengan hal tersebut, Tjakraatmadja (1997)

mengemukakan lima sifat pokok teknologi yang perlu dipahami, seperti diuraikan

dibawah ini.

1. Ilmu pengetahuan dan praktik/percobaan merupakan prasyarat untuk tumbuh

dan berkembangnya teknologi. Teknologi yang dikuasai akan makin

berkembang jika sudah terbagi dan termanfaatkan. Jika ilmu pengetahuan,

seperti biokimia, mikrobiologi, genetika, dan biomolekuler dikuasai dengan baik,

maka hal tersebut merupakan pintu gerbang menuju penguasaan bioteknologi.

2. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia (human

embedded technology), dapat berwujud fisik yang melekat pada mesin dan

peralatan (object embedded technology), serta informasi yang diwadahi oleh

sistem dan organisasi (document embedded technology). Teknologi dibutuhkan

oleh manusia, baik berupa benda fisik, keahlian dan keterampilan maupun

berupa dokumen informasi (seperti buku, jurnal, dan majalah).

3. Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidak diterapkan (tidak terbagi dan

terpakai secara tepat guna). Sebagai contoh, pada decade 1980-an Indonesia

pernah mengimpor traktor yang digunakan untuk mengolah lahan sawah yang

luas. Setelah tiba di Indonesia, alat tersebut ternyata tidak dapat digunakan

karena ukuran lahan sawah di pulau Jawa kecil-kecil, sedangkan lahan sawah di

luar pulau Jawa walaupun luas tetapi sangat sedikit jumlahnya. Dengan

demikian, traktor dalam kapasitas besar tersebut tidak berdaya guna dan tidak

tepat sasaran.

Page 6: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

4. Sebagai salah satu asset perusahaan, teknologi dapat ditemukan,

dikembangkan, dibeli, dijual, dicuri, atau tidak bernilai guna jika teknologi yang

dimiliki sudah kadaluwarsa. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi bersifat

dinamis dan mempunyai siklus hidup yang sama dengan siklus hidup produk.

Oleh karena itu, perlindungan yang diberikan terhadap suatu teknologi harus

memadai, terutama dalam hal perlindungan paten atau hak cipta.

5. Umumnya teknologi dugunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau

meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan demikian teknologi merupakan

faktor penting dalam mengembangkan ekonomi suatu wilayah.

Menurut Sharif (1993), teknologi terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat

manusia (humanware), perangkat informasi (inforware), dan perangkat organisasi

(orgaware). Komponen teknologi di atas diperlukan pada proses transformasi input

menjadi output dalam suatu kegiatan.

Dengan bantuan teknologi, manusia cenderung mempunyai banyak pilihan dalam

mengembangkan bidang-bidang yang diminatinya. Salah satunya, pilihan yang dapat

ditawarkan untuk pengembangan agroindustri (Hubeis, 1993), yakni;

a. jenis teknologi, prospek, cara penerapan, dan pasar

b. jumlah modal yang harus ditanamkan (biasanya disesuaikan dengan besar

kecilnya skala usaha yang akan dilaksanakan).

c. Cara penanaman modal, baik melalui penanaman modal asing (PMA),

penanaman modal dalam negeri (PMDN), atau non PMA-PMDN

d. Produk dan nilai tambahnya.

Selain itu, Hubeis (1993) juga melakukan pembagian tipologi teknologi kedalam

empat kelompok teknologi, yaitu:

1. teknologi standar dengan sistem produksi standar, peralatan standar, dan

pekerja kualifikasi sedang (contoh; susu pasteurisasi, sirup, dan selai buah-

buahan skala menengah)

Page 7: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

2. teknologi mutakhir dengan sistem produksi kompleks, peralatan kompleks, dan

pekerja berkualifikasi tinggi (contoh; industri makanan dan minuman kaleng,

kultur jaringan, dan industri kertas)

3. teknologi tradisional dengan sistem produksi standar, peralatan tidak banyak,

dan pekerja kurang berkualifikasi (contoh; home industry gula merah batok,

kerupuk sagu, dan ikan asin)

4. teknologi transisi dengan sistem produksi standar, peralatan sederhana sampai

modern, dan pekerja kurang berkualifisasi (contoh; industri temped an tahu skala

menengah, industri pakan ternak, dan nata de coco skala menengah).

Pembagian tipologi teknologi tersebut akan semakin jelas bila digambarkan

dalam bentuk hubungan antara teknologi produk dan teknologi proses. Teknologi

standar biasanya disesuaikan dengan permintaan pasar khusus, sehingga berbagai

inovasi yang dilakukan harus cepat bereaksi terhadap permintaan pasar, baik dari segi

inovasi bahan baku, cita rasa, daya tahan produk, dan sebagainya. Adapun teknologi

sederhana dan teknologi mutakhir merupakan dua kutub teknologi yang saling bertolak

belakang. Teknologi tradisional sangat sedikit terkena sentuhan teknologi, sedangkan

teknologi mutakhir sangat mengikuti perkembangan teknologi yang ada.

B. Ilmu, Ilmu Rekayasa dan Teknologi

Pada masyarakat kuno dan tradisional teknologi dihasilkan semata-mata atas

kreasi manusia tau masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi, tanpa

melalui tahapan ilmiah. Sebaliknya, dalam masyarakat modern atau untuk pemecahan

masalah yang kompleks, pengenalan atau penemuan teknologi tidak dapat lagi semata

bergantung atas naluri atau intuisi manusia. Tahapan atau kegiatan keilmuan atau

ilmiah secara sistematis mutlak diperlukan untuk lahirnya teknologi. Ilmu-ilmu dasar

(sains) diperlukan atau diterapkan untuk pemecahan masalah ala mini.

Beberapa ilmu dasar inilah yang kita kenal dengan ilmu teknik atau rekayasa

(engineering). Rekayasa yang diterapkan untuk masalah praktis itu selanjutnya

sebagaimana diungkapkan pada paparan sebelumnya, kita kenal dengan teknologi.

Sebagai contoh, teknologi pembuatan suatu makanan adalah didasarkan atas teknik

Page 8: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

(rekayasa) kimia. Teknik kimia sendiri merupakan ilmu terapan mengenai suatu

perubahan (transformasi) suatu bahan menjadi bahan lain melalui reaksi kimia.

Perkembangan ilmu-ilmu alam (sains) saat ini dapat dirunut dari era peradaban

Yunani kuno, sekitar 6000 SM, peradaban Mesir dan Babilonia, serta India. Berlainan

dengan peradaban Timur, pada peradaban Yunani mengenal dan menyebut tokoh-

tokoh yang terlibat beserta penjelasan yang disampaikan. Ilmu, sebagaimana kita

kenal seperti sekarang ini bermula dari kegiatan rasional yang telah dikenal oleh

masyarakat Yunani, yaitu penyelidikan tentang fenomena alam, peri physeos historia

(pada perkembangan berikutnya, kita kenal sebagai fisika, ilmu kealaman, DM),

phylosophia, filsafat, theoria, perekaan dan episteme, serta pengetahuan (Gie, 1998).

Thales (625-545 SM) sebagai “ilmuwan” pertama Yunani, memperkenalkan ilmu

perbintangan (astronomi) dan filsafat kosmologi serta fisika. Nama besar Plato (427-

347 SM) dan Aristoteles (382-322 SM) tak dapat dipisahkan dengan pengembangan

filsafat, metafisika, dan logika. Matematika, sebagai bidang ketiga tergolong rumpun

teoritis yang digunakan untuk pemecahan masalah sehari-hari. Phytagoras (578-510

SM) adalah pelopor ilmu ukur.

Sampai abad ketujuh, paham ilmu mengenai alam semesta didasarkan atas

kepercayaan bahwa bumi menjadi pusat alam semesta (geosentris) sebagaimana

dikenalkan oleh Aristoteles. Galileo Gelilei (1564-1642) mengubah kepercayaan itu

dengan melontarkan pendapat dan pembuktian bahwa pusat alam semesta bukanlah

bumi, melainkan matahari (heleosentris). Galileo mengembangkan teleskop dan

melakukan percobaan pada dinamika, menemukan satelit Jupiter, dan menyimpulkan

bahwa bumi berputar mengelilingi matahari. Pendapat itu tentu saja tidak dapat

diterima oleh gereja yang meyakini faham geosentris.

Perkembangan ilmu (alam) abad ke-17 tidak lengkap tanpa menorehkan nama

Issac Newton (1642-1727) dengan karya Phisosophie Naturalis Principie Mathematica

(Mathematical Principles of Natural Phylosophy), dengan mengembangkan hukum-

hukum alam; gaya tarik, gaya gerak (dinamika). Francis Bacon (1561-1626), tokoh lain

yang memperkenalkan arti penting percobaan untuk pembuktian kebenaran (induksi).

Cita-cita Bacon mengenai perlu adanya sekolah (college) untuk para penemu, yang

dilengkapi dengan laboratorium, workshop, dan perpustakaan pada perkembangan

Page 9: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

kemudian di kerajaan Inggris, mendorong berdirinya The Royal Society, sebuah

lembaga kerajaan tertinggi yang berwenang dalam pengembangan ilmu.

Ilmuwan Perancis, Rene Descartes (1596-1650) merupakan peletak dasar

pembuktian kebenaran ilmiah dengan cara deduktif. Karyanya dibidang geometrika

koordinat telah menyatukan aljabar dan geometri yang semula terpisah menjadi satu

kesatuan.

Sampai abad ke-20 hampir perkembangan ilmu didominasi oleh fisika sehingga

dapat dikatakan masa itu sebagai era Fisikan, sebagai raja ilmu fisika-seakan tak

terkalahkan oleh ilmu lain. Albert Einstein (1879-1955) dengan teori Relativismenya

mewarnai perkembangan fisika baru, kemudian berlanjut dengan temuan fenomena

kuantrum oleh Max Planck (1858-1947).

Ilmu-ilmu alam lain, berkembang dengan latar perkembangan ilmu fisika,

meliputi kimia, yang mengkaji perubahan bahan yang bersifat tetap, dipelopori oleh

Antoine Laurent de Lavoisier (1743-1794) di Perancis, meskipun cikalbakal kimia

sendiri Alkemi telah dikenal pada abad ke-3 di Persia (sekarang dikenal sebagai

kawasan yang meliputi Negara Irak dan Iran, DM). Kegiatan ilmu obat-obatan yang

dikenalkan oleh peradaban Islam di Andalusia pada rentang abad ke-7-12, meskipun

tak sepesat fisika dan kimia, memberikan sumbangan akan lahirnya ilmu-ilmu mengenai

jasad hidup (biologi) yang selanjutnya mengerucut pada kajian yang lebih khusus;

tanaman (botani), hewan (zoology), uraian tubuh (anatomi), peredaran makanan

(fisiologi) serta berkaitan dengan kelahiran (embriologi). Pada abad ke-18, nama Louis

Paster menjadi tonggak perkembangan biologi dengan temuan mengenai fenomena

fermentasi yang disebabkan oleh jasad renik (mikroorganisme), sebagai cikal bakal

mikrobiologi, ilmu mengenai kehidupan jasad renik. Teknik yang dikembangkan untuk

menghambat atau membunuh mikroorganisme dengan cara pemanasan diterapkan

sampai sekarang dan dikenal sebagai pasturisasi.

Pada perkembangan hingga abad ke-20, si anak tiri sains kimia, justru

menemukan momen dalam cabang kimia mengenai kehidupan, yaitu biokimia dengan

penemuan molekul kehidupan, DNA (asam deoksiribonukleat) oleh James D Watson

dan Compton Crick di Inggris pada tahun 1954. Temuan DNA ini menjadi pemicu

Page 10: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

perkembangan ilmu biologi dan biokimia yang kini memakai baju baru; bioteknologi.

Abad ke-20-21 merupakan abad bioteknologi. Hampir semua bidang kehidupan kini

dirambah dan menerapkan jasa bioteknologi.

Menurut ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology), badan

akreditasi pendidikan tinggi teknik AS, ilmu rekayasa teknik didefinisikan sebagai

penerapan ilmu-ilmu alam (sains) dan matematika dengan cara melakukan kajian,

percobaan untuk mendayagunakan secara ekonomis material, dan sumberdaya alam

untuk kesejahteraan manusia.

Perkembangan ilmu rekayasa dipacu, satu pihak oleh perkembangan ilmu dasar

sebagai basis kegiatannya, dan di lain pihak dituntut oleh kebutuhan atau masalah

masyarakat. Tentu saja, peran lembaga pendidikan tinggi (universitas) terutama di

bidang sains dan teknik, tak dapat diabaikan dalam saling kaitan perkembangan ilmu

dasar, ilmu teknik, dan penerapannya, teknologi.

Engineering, teknik atau rekayasa, diturunkan dari bahasa Latin, ingeniator,

yang berarti orang yang banyak akal, berbakat, yang di bahasa Perancis menjadi

ingenieur, Bahasa lain mengadopsinya menjadi ingeniur (Jerman), ingenuer (Belanda),

serta engineer (Inggris) untuk orang yang berprofesi dalam bidang kerekayasaan yang

kemudian di kosa kata Indonesia dikenal insinyur. Di Negara Eropa daratan, lulusan

pendidikan tinggi teknik dan pertanian disebut insinyur (Dipl INg, untuk Perancis dan

Jerman, Ir untuk Bilanda), sedangkan pada sistem Anglo Saxon, dikenal Bachelor of

Engineering (B-Eng). Sampai dengan pertengahan tahun 1970-an, pendidikan tinggi

teknik dan pertanian di Indonesia, yang pada awal berdirinya memang banyak meniru

sistem umiversitas Belanda lulusannya diberi gelar insinyur (Ir).

Meskipun universitas pertama dikenal pada awal abad ke-12, di Salerno,

Bologna, Italia dan Paris, serta kemudian di Oxford dan Cambridge, Inggris, sebagai

pusat pembelajaran untuk bidang-bidang teologi, hokum, dan kedokteran. Pendidikan

tinggi yang mempunyai kajian bidang rekayasa/teknik baru didirikan tahun 1676 di

Perancis, sebagai sebuah Sekolah Politeknik (engineering school), ecole National des

Ponts et Chauseees, di Paris yang khusus mencetak tenaga insinyur untuk

pembangunan jalan raya dan jembatan. Tahun 1794, didirikan Ecole Polytechnique.

Periode ini dianggap sebagai cikal bakal lahirnya ilmu teknik sipil (civil engineering).

Page 11: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

Istilah sipil digunakan untuk membedakan pekerjaan-pekerjaan dilakukan seperti

pembangunan jalan dengan penebangan pohon, jembatan untuk keperluan

peperangan, militer. Cakupan ilmu ini dikenal sebagai ilmu teknik militer atau Zeni

(genie, bahasa Perancis).

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, penemuan mesin uap oleh James Watt

menjadi peletak dasar perkembangan teknik mesin (mechanical engineering).

Selanjutnya, temuan listrik oleh Faraday serta komunikasi melalui telegram oleh Bell

menjadi tonggak perkembangan teknik kelistrikan (electricity and electrical engineering).

Perang dunia pertama (1911-1918), yang meluluh-lantakkan daratan Eropa dan

menyengsarakan umat manusia, sebaliknya menjadi pemicu perkembangan teknik

kimia (chemical engineering) di Jerman, yang antara lain dikembangkan uantuk

memproduksi bahan-bahan kimia untuk sarana perang, juga untuk bangunan dan jalan

(Johnston, et al, 2000).

Kebutuhan industri akan bahan bakar (batubara), kemudian minyak serta

diketahuinya sumber-sumber bahan bakar fosil (geologi dan kelautan), menjadi pemicu

kelahiran teknik untuk pengambilan dan pemanfaatan sumberdaya bumi, muncullah

teknik pertambangan (mining engineering).

Semasa perang dunia kedua, kebutuhan perancangan dan pengaturan logistik

menjadi tumpuan para pengendali pasukan. Para pakar matematika dan statistika

berhasil mengembangkan suatu model untuk menentukan berbagai rencana militer,

bidang ini dikenal sebagai operational research (penelitian operasional, PO) yang pada

perkembangan selanjutnya banyak diterapkan untuk kegiatan industri dalam rangka

melakukan optimasi proses atau perencanaan produk. PO dan teknik optimasi menjadi

pemicu lahirnya pendekatan kuantitatif dalam manajemen industri, yang kita kenal

sebagai teknik industri. Penerapan teknik-teknik komputasi, penelitian operasional,

selanjutnya mengembangkan teknik industri ini dengan pendekatan kesisteman dan

menjadi teknik sistem industri (industrial and systems engineering) pada paruh 1980-an

(Turner,1987).

Page 12: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

Perkembangan ilmu sistem banyak dipengaruhi oleh berbagai disiplin antara lain

kibernetika (cybernetics) dari disiplin biologi, dipelopori oleh Bertalannfly (1975) yang

menghasilkan teori sistem umum (general system theory). Perkembangan teori sistem

modern merupakan peningkatan besar dibidang teknik maupun intelektual pada abad

ke-20. Pendekatan bersistem membantu kita untuk berpikir melalui cara terorganisasi

dan terstruktur, untuk semua aspek dari masalah atau penerapannya. Pada beberapa

bidang teknik dan ilmu, konsep sistem digunakan sebagai titik awal untuk analisis setiap

masalah.

Memasuki abad ke-20 dan millenium ketiga, beberapa teknologi melesat sebagai

bukti perkembangan ilmu seperti angkasa luar, bioteknologi, dan biomedis dengan

landasan teknik aeronautika (aeronautical engineering) sekarang menjadi angkasa luar

(aerospace), teknik biokimia (biochemical engineering), dan teknik computer (computer

engineering), teknik telekomunikasi, dan teknik sistem. Bidang baru yang berkembang

antara lain teknik lingkungan (environmental engineering) yang berlandaskan teknik

sipil dengan fokus yang kuat pada aspek lingkungan dan sistem, serta teknik biomedis

(bioengineering).

Teknik pertanian (agricultural engineering), sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik

pada kegiatan pertanian, dapat dianggap sebagai hibrida antara ilmu terapan teknik

(sipil, mesin, listrik, kimia, dll) dan ilmu terapan pertanian (dari botani, zoology, fisiologi,

dll) muncul sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh manusia berkaitan

dengan kebutuhan pangan, sandang dan papan. Usaha tani skala besar pada areal

yang luas tidak lagi mungkin dilakukan oleh tenaga manusia dan hewan. Mekanisasi

pertanian (agricultural mechanization) berkembang di AS dan Eropa pada abad ke-18

untuk memecahkan masalah tersebut, dari pengerjaan lahan, pengairan, penanaman,

sampai pemanenan. Kegiatan pascapanen dan penyimpanan, banyak menerapkan

teknik sipil, mesin, dan listrik dalam kegiatan pertanian.

Dengan perkembangan ilmu yang pesat dan beragam, perkembangan ilmu

teknik tidak bersifat monodisiplin atau mengikuti tata istilah biologi, bersifat sebagai

spesies. Banyak ragam bidang ilmu teknik kini merupakan sub-spesies atau hibrida

dari antarbidang ilmu murni maupun terapan. Sebagai contoh, bioteknologi adalah

Page 13: Ilmu, Teknologi & Teknologi Pangan

bidang multidisiplin, dari hibrida beragam ilmu terapan seperti teknik kimia/biokimia,

elektro, fisika, mikrobiologi, dan kesehatan.

C. Komponen Teknologi

Pemahaman teknologi sering dikonotasikan sebagai peralatan fisik yang

digunakan oleh industri atau perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya.

Padahal, fasilitas fisik tersebut tidak bernilai apa-apa tanpa campur tangan kemampuan

manusia (seperti penggunaan tenaga otot, otak, dan penglihatan) dan kondisi

lingkungan kerja (seperti kenyamanan kerja dan kesehatan). Oleh karena itu

pemahaman terhadap teknologi hendaknya diperbaiki bahwa teknologi bukan hanya

berupa sesuatu benda, tetapi juga berupa elemen-elemen pengetahuan, informasi, dan

teknis manajemen.

Sharif (1993) menyatakan bahwa teknologi harus dilihat secara utuh dengan cara

menguraikannya ke dalam empat komponen sebagai berikut;

1.    Perangkat keras (fasilitas berwujud fisik); misalnya traktor, computer, peralatan

tangkap ikan, mesin pengolah makanan dan minuman, mesin pendingin.

Komponen tersebut disebut juga technoware yang memberdayakan fisik manusia

dan mengontrol kegiatan operasional transformasi.

2.    Perangkat manusia (berwujud kemampuan manusia); misalnya keterampilan,

pengetahuan, keahlian, dan kreativitas dalam mengelola ketiga komponen

teknologi lainnya di bidang agroindustri/agribisnis. Komponen tersebut disebut

juga humanware yang memberikan ide pemanfaatan sumber daya alam dan

teknologi untuk keperluan produksi.

3.    Peringkat informasi (berwujud dokumen fakta); misalnya website di internet,

informasi yang diperoleh melalui telpon dan mesin facsimile, database konsumen

produk agribisnis, informasi mengenai riset pasar produk agribisnis, spesifikasi

mesin pengolah makanan, buku mengenai pemeliharaan mesin-mesin pertanian,

jurnal-jurnal aplikasi teknologi mutakhir.