makalah ilmu teknologi pangan kelompok 10

25
ILMU TEKNOLOGI PANGAN Mengolah atau Mengawetkan Pangan Dengan Iradiasi DISUSUN OLEH: KELOMPOK 10 1. Dwi Febri Handayani (NPM: P2.31.31.0.11.009) 2. Isni Rahmawati (NPM: P2.31.31.0.11.019) 3. Vina Irhamna (NPM: P2.31.31.0.11.042)

Upload: dwi-febri-handayani

Post on 12-Aug-2015

662 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

iradiasinpangan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

ILMU TEKNOLOGI PANGAN

Mengolah atau Mengawetkan Pangan Dengan Iradiasi

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 10

1. Dwi Febri Handayani (NPM: P2.31.31.0.11.009)

2. Isni Rahmawati (NPM: P2.31.31.0.11.019)

3. Vina Irhamna (NPM: P2.31.31.0.11.042)

JURUSAN D3 GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

2013

Page 2: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

1. Latar Belakang Masalah

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi

terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara

baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai

pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara

pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap

bahan pangan yang akan dikonsumsi.

Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia terus melakukan perubahan-

perubahan dalam hal pengolahan bahan makanan. Hal ini wajar sebab dengan semakin

berkembangnya teknologi kehidupan manusia semakin hari semakin sibuk sehingga

tidak mempunyai banyak waktu untuk melakukan pengolahan bahan makana yang

hanya mengandalkan bahan mentah yang kemudian diolah didapur. Dalam keadaaan

demikian, makanan cepat saji (instan) yang telah diolah dipabrik atau telah diawetkan

banyak manfatnya bagi masyarakat itu sendiri.

Dahulu makanan cepat saji (instant) menggunakan pengawet dari bahan kimia

seperti natrium benzoat, asam sitrat, dll. Seiring berkembangnya zaman, ditemukannya

bukti-bukti bahwa efek dari bahan pengawet tersebut berbahaya karena menggangu

bagi kesehatan. Selain itu, bahan pengawet buatan tersebut juga mengakibatkan

kerusakan bahan pangan. Faktor-faktor tersebut mendorong para peneliti untuk mencari

teknik pengawetan makanan yang lebih praktis. Salah satu tekniknya yaitu dengan

iradiasi.

2. Pengertian Iradiasi Pangan

Menurut Maha (1981), iradiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk

pemakaian energi radiasi secara sengaja dan terarah. Sedangkan menurut Winarno et

al. (1980), Iradiasi adalah teknik penggunaan energi untuk penyinaran bahan dengan

menggunakan sumber iradiasi buatan.

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel

atau gelombang tanpa media. Sedangkan teknik iradiasi adalah pemancaran energi

dengan radiasi gamma berintensitas tinggi yang dapat membunuh organisme

berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi nilai nutrisi makanan tersebut dan tidak

meninggalkan residu serta tidak membuat makanan menjadi radioaktif.

Page 3: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

Iradiasi bahan pangan dan makanan adalah salah satu teknologi pemrosesan

pangan yang bertujuan untuk membunuh kontaminan biologis berupa bakteri pathogen,

virus, jamur, dan serangga yang dapat merusak bahan pangan tersebut dan

membahayakan konsumen dengan cara mengionisasi  bahan pangan tersebut dengan

menggunakan sinar  tertentu.

Selain dapat membunuh berbagai kontaminan biologis yang dapat merusak

pangan dan membahayakan konsumen,  iradiasi dapat mencegah penuaan bahan

pangan yang disebabkan karena factor internal pangan tersebut, misalnya pertunasan,

sehingga berfungsi sebagai pengawet, serta dapat membuat bahan pangan tetap segar

karena proses iradiasi sendiri merupakan proses pada temperature ambient.

3. Prinsip Iradiasi

Pada pengawetan bahan pangan dengan iradiasi digunakan radiasi berenergi

tinggi yang dikenal dengan nama radiasi pengion, karena dapat menimbulkan ionisasi

pada materi yang dilaluinya (Maha, 1981).

Bila sumber iradiasi (sinar x, sinar gamma dan berkas elektron) mengenai

bahan pangan, maka akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen

yang ada pada bahan pangan tersebut. Apabila perubahan terjadi pada sel hidup,

maka akan menghambat sintesis DNA yang menyebabkan proses terganggu dan

terjadi efek biologis. Efek inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan (Maha, 1981).

Pemanfaatan praktis iradiasi bahan pangan banyak berkaitan dengan

pengawetan. Radiasi menonaktifkan organisme perusak pangan, yaitu bakteri, kapang

dan khamir. Iradiasi juga efektif untuk memperpanjang masa simpan sayur dan buah

segar karena membatasi perubahan hayati yang berkaitan dengan pematangan,

peramunan, pertumbuhan dan penuaan.

Prinsip pengawetan pangan dengan cara iradiasi yaitu :

1. Penyinaran dapat menghambat pertunasan pada umbi-umbian.

2. Penyinaran dapat memperlambat atau menunda proses pematangan pada buah-

buahan.

3. Penyinaran dapat menghambat aktivitas mikroba yang terdapat dalam bahan

pangan.

4. Penyinaran dapat mnginaktifkan enzim-enzim.

Page 4: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

5. Penyinaran dapat membunuh serangga atau hama yang mnyerang bahan pangan

di ruang penyimpanan.

4. Tujuan iradiasi

1. Mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.

2. Membasmi mikroba dan organisme lain yang menimbulkan penyakit yang terbawa

oleh makanan.

3. Memperpanjang daya simpan

5. Syarat Iradiasi

Dalam meiradiasi pangan, syarat penggunaan radiasinya adalah:

Sinar Gamma dari radionuklida 60Co atau 137Cs.

Sinar X yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi pada

atau dibawah 5 MeV.

Elektron yang dihasilkan dari mesin sumber yang dioperasikan dengan energi pada

atau dibawah 10 MeV.

Energi yang digunakan tidak boleh menyebabkan terbentuknya senyawa radioaktif

pada bahan pangan.

Penggunaan Dosis Iradiasi perlu diperhatikan.

Jika jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan, efek yang

diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan mungkin

akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen.

Dilakukan oleh tenaga terlatih dan peralatan khusus.

6. Dosis Radiasi

Intensitas sinar iradiasi dalam sistem satuan SI dinyatakan dengan satuan Gray

(Gy) yang berarti dosis sinar yang diserap yang setara dengan 1 joule per kilogram

material terserap. Peraturan FDA (Food and Drug Association) menyatakan bahwa 1

kilogray (kGy) setara dengan 1000 Gy.

Menurut Hermana (1991), dosis radiasi adalah jumlah energi radiasi yang

diserap ke dalam bahan pangan dan merupakan faktor kritis pada iradiasi pangan.

Seringkali untuk tiap jenis pangan diperlukan dosis khusus untuk memperoleh hasil yang

diinginkan. Kalau jumlah radiasi yang digunakan kurang dari dosis yang diperlukan,

efek yang diinginkan tidak akan tercapai. Sebaliknya jika dosis berlebihan, pangan

Page 5: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

mungkin akan rusak sehingga tidak dapat diterima konsumen. Besarnya dosis radiasi

yang dipakai dalam pengawetan makanan tergantung pada jenis bahan makanan dan

tujuan iradiasi. Persyaratan dosis yang dibutuhkan untuk mengiradiasi jenis pangan

tertentu dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel. Penerapan dosis dalam berbagai penerapan iradiasi pangan

Page 6: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

Tujuan Dosis (kGy) Produk

Dosis rendah

(s/d 1 KGy)

Pencegahan

pertunasan

 

Pembasmian

serangga dan

parasit         

Perlambatan

proses fisiologis

 

 

0,05 – 0,15

 

0,15 – 0,50

 

 

0,50 – 1,00

 

Kentang, bawang putih,

bawang bombay, jahe,

Serealia, kacang-

kacangan, buah segar dan

kering, ikan, daging kering

Buah dan sayur segar

Dosis sedang

(1- 10 kGy)

Perpanjangan

masa simpan

Pembasmian

mikroorganisme

perusak dan

patogen

Perbaikan sifat

teknologi

pangan

 

1,00 – 3,00

1,00 – 7,00

 

2,00 – 7,00

 

Ikan, arbei segar

Hasil laut segar dan beku,

daging unggas segar/beku

Anggur (meningkatkan

sari), sayuran kering

(mengurangi waktu

pemasakan)

Dosis tinggi1

(10 – 50 kGy)

  Pensterilan

industri

Pensterilan

bahan

tambahan

makanan

tertentu dan

komponen-

nya

 

10 – 50

 

Daging, daging unggas,

hasil laut, makanan siap

hidang, makanan steril

Page 7: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

1Hanya digunakan untuk tujuan khusus. Komisi Codex Alimentarius

Gabungan FAO/WHO belum menyetujui penggunaan dosis ini.

Pengukuran dosis agar bahan pangan dapat menerima dosis iradiasi

secara tepat, dilakukan dengan menggunakan suatu sistem dosimetri. Dosimetri

merupakan suatu metode pengukuran dosis serap (absorbsi) radiasi terhadap

produk dengan teknik pengukuran yang didasarkan pada pengukuran ionisasi

yang disebabkan oleh radiasi menggunakan dosimetri.

7. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Iradiasi

Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penyinaran pangan

adalah:

1. Dosis penyinaran yang digunakan.

2. Lama penyinaran.

3. Macam sumber penyinaran yang digunakan.

4. Perlakuan pendahuluan dari bahan pangan yang akan disinari.

5. Perlakuan lanjutan dari bahan pangan yang sudah disinari.

6. Kemasan yang digunakan pada produk pangan

8. Legalitas Iradiasi

Setiap metode pengolahan pangan mengakibatkan perubahan sifat pangan

yang mungkin menimbulkan konsekuensi pada konsumen, tetapi jelas bahwa pangan

yang diiradiasi aman, dan konsumsinya sebagai bagian dari makanan sehari-hari sama

sekali tanpa akibat yang membahayakan (Hermana, 1991).

Untuk memastikan terdapatnya tingkat keamanan yang diperlukan, pemerintah

perlu mengundangkan peraturan, baik mengenai pangan yang diiradiasi maupun

sarana iradiasi. Peraturan tentang iradiasi pangan yang sampai sekarang digunakan

antara lain adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 826 Tahun 1987 dan No. 152

Tahun 1995. Peraturan tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan acuan dalam

penyusunan Undang-undang Pangan No. 7 Tahun 1996.

Menurut Hermana (1991), pangan yang diiradiasi tidak dapat dikenali dengan

penglihatan, penciuman, pencecapan ataupun perabaan. Satu-satunya cara agar

konsumen mengetahui dengan pasti bahwa suatu pangan telah diiradiasi adalah

dengan menyertakan label yang menyatakan dengan jelas perlakuan tersebut dalam

Page 8: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

kata, logo atau keduanya. Pelabelan pangan di Indonesia diatur dalam Peraturan

Pemerintah RI No 69 Tahun 1999 dan khusus mengenai iradiasi pangan diatur dalam

pasal 34.

9. Keamanan Pangan Iradiasi

Codex Alimentarius Commission telah melakukan berbagai kajian dan menyatakan

bahwa iradiasi pangan dengan dosis rata-rata sampai dengan 10 kGy tidak

menimbulkan bahaya toksisitas dan tidak memerlukan pengujian lebih lanjut. Studi

keamanan pangan iradiasi juga dilakukan di berbagai negara baik terhadap hewan

percobaan maupun studi klinis pada manusia. Dari hasil studi yang dilakukan

menunjukkan bahwa :

1. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi radioaktif. Proses iradiasi terjadi dengan

melewatkan pangan dengan suatu sumber radiasi dengan kecepatan dan dosis yang

terkontrol dan pangan tersebut tidak pernah kontak langsung dengan sumber

radiasi. Ketika perlakuan iradiasi dihentikan, tidak ada energi yang tersisa dalam

pangan.

2. Iradiasi tidak menyebabkan pangan menjadi toksik. Semenjak tahun 1940-an

pangan iradiasi selalu diteliti dengan seksama terkait dengan toksisitasnya sebelum

proses iradiasi diterapkan terhadap suatu pangan.

3. Konsumsi pangan iradiasi tidak menyebabkan terjadinya perkembangan kromosom

tidak normal.

4. Perubahan kimia yang terjadi pada pangan iradiasi seperti pembentukan produk

radiolitik, adalah produk yang juga terbentuk karena proses pemanasan seperti

glukosa asam format, asetaldehida dan karbondioksida. Keamanan produk radiolitik

ini telah diuji secara seksama dan tidak ditemukan bahaya yang ditimbulkannya.

5. Iradiasi tidak menimbulkan terjadinya pembentukan radikal bebas. Radikal bebas

juga terbentuk selama proses pengolahan pangan lain seperti pemanggangan roti,

penggorengan, pengeringan beku dan lain-lain.

6. Iradiasi pangan yang dilaksanakan sesuai dengan GMP tidak meningkatkan risiko

botulisme.

10. Nilai Gizi Pangan yang Diiradiasi

Page 9: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

Tidak satupun proses pengolahan dan pengawetan pangan dapat meningkatkan

nilai gizi pangan. Karena iradiasi merupakan proses yang tidak menggunakan panas

sehingga kehilangan zat gizi terjadi dalam jumlah minimal dan lebih kecil daripada

jumlah pengawetan lain seperti pengalengan, pengeringan, dan pasteurisasi. Codex

Alimentarius Commission dan International Atomic Energy Agency (IAEA), telah

melakukan berbagai kajian dan menyatakan bahwa iradiasi tidak menimbulkan masalah

gizi khusus pada pangan. Bahkan hasil sidang FHO, WHO dan IAEA di Jenewa tahun

1997 yang membahas iradiasi dengan dosis tinggi ( <10 kGy ) tidak menyebabkan

kehilangan zat gizi yang dapat berdampak terhadap status gizi manusia.

11. Keuntungan dan Kelemahan Teknik Iradiasi Pangan

a. Keuntungan Iradiasi Pangan

Iradiasi pangan cukup memberikan manfaat yang luas baik bagi industri pangan

maupun bagi konsumen antara lain :

1. Mengurangi mikroorganisme patogen, sehingga dapat mengurangi penyakit

infeksi, akibatnya biaya yang timbul untuk pengobatan dapat ditekan.

2. Dekontaminasi bumbu, rempah dll sehingga tidak merusak rasa dan aromanya.

3. Memperpanjang masa simpan, sehingga frekuensi transportasi distribusi pangan

berkurang, akibatnya dampak transportasi terhadap udara dan lingkungan juga

berkurang dan kebutuhan energi untuk transportasi juga dapat ditekan.

4. Mencegah serangan/disinfestasi serangga sehingga dapat menekan

berkurangnya gandum, tepung, serealia, kacang-kacangan dan lain-lain karena

serangan serangga.

5. Menghambat pertunasan

6. Ekonomis, tidak banyak pangan yang terbuang karena busuk.

7. Iradiasi dapat dilakukan untuk pangan dalam jumlah besar, baik dalam bentuk

curah maupun dikemas.

8. Iradiasi tidak merubah kesegaran produk (karena tidak menggunakan panas).

9. Teknik iradiasi tidak mencemari lingkungan.

b. Kelemahan  Iradiasi Pangan

1. Kurang adanya sosialisasi pengawetan bahan makanan dengan teknik iradiasi

kepada masyarakat baik konsumen ataupun produsen makanan mengenai

keamanan penggunaan radiasi seharusnya lebih disosialisasikan lagi sehingga

Page 10: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

tidak ada ketakutan lagi akan terjadinya senyawa radioaktif akibat

mengkonsumsi makanan dengan teknik iradiasi.

2. Keselamatan para pekerja yang bekerja di bidang radiasi sangat perlu untuk

diperhatikan dan hal inipun perlu mendapat perhatian , karena tidak ada artinya

melakukan pengawetan pangan, tetapi dapat pula membahayakan keselamatan

kita.

12. Macam Produk Hasil Iradiasi

Berikut macam-macam produk hasil iradiasi:

No Komoditas Tujuan Iradiasi Batas Dosis

Maksimal (kGy)

I. Makanan siap saji steril

a. Pepes Ikan Mas Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

b. Pepes Ayam Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

c. Kare Ayam Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

d. Semur Ayam Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

e. Rendang Daging

Sapi

Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

f. Empal Daging Sapi Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

g. Semur Daging Sapi Sterilisasi dan menghilangkan

bakteri pathogen aerob dan

anaerob

45

II. Makanan olahan/makanan ringan

Page 11: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

a. Dodol Dekontaminasi dan

memperpanjang masa simpan

3-5

b. Bakpia Dekontaminasi dan

memperpanjang masa simpan

3-5

III. Buah dan sayuran

a. Mangga Memperpanjang masa simpan

dan menunda pematangan

0.75

b. Papaya Memperpanjang masa simpan

dan menunda pematangan

0.75

c. Tomat apel Memperpanjang masa simpan

dan menunda pematangan

1 – 2

d. Pisang ambon Memperpanjang masa simpan

dan menunda pematangan

0.25

e. Brokoli Memperpanjang masa simpan

dan karantina

0.4

f. Asparagus Memperpanjang masa simpan

dan menunda pertunasan

1

13. Labelisasi Produk Pangan Iradiasi

Jika pangan diiradiasi secara keseluruhan maka pada kemasan tercantum

“PANGAN IRADIASI” serta dapat mencantumkan logo

Page 12: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

Jika pangan mengandung bahan yang diiradiasi, dicantumkan tulisan “DIIRADIASI”

setelah nama bahan tersebut pada daftar komposisi

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan (Pasal 15) dan SK Ka BAPETEN No. 11/KaBAPETEN/VI-99

tentang Izin Konstruksi dan Operator Radiator, fasilitas radiator harus memanfaatkan

izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir dari dan didaftarkan kepada kepala BAPETEN

(Badan Pengawan Tenaga Nuklir)

14. Cara Pengawetan atau Pengolahan Iradiasi

Proses iradiasi dilaksanakan dengan cara melewatkan/ memaparkan pangan

(baik yang dikemas maupun tidak) pada radiasi ionisasi dalam jumlah dan waktu yang

terkontrol untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Iradiasi dilakukan dengan bantuan

alat yang disebut iradiator.

Iradiator merupakan suatu fasilitas untuk melakukan iradiasi berbagai macam

sampel atau produk dengan tujuan penelitian, pengembangan, pengawetan, dan

sterilisasi. Karena itu, irradiator dapat disebut sebagai fasilitas iradiasi. Berdasarkan

jenis radiasi pengion yang digunakan, radiator dikelompokkan menjadi iradiator gamma

dan irradiator elektron.

Aplikasi iradiator untuk pangan, khususnya iradiator gamma, terus berkembang.

Sejak dihasilkan varietas padi Atomita I penelitian padi dengan teknologi radiasi terus

berlanjut dengan menghasilkan berbagai varietas. Varietas padi yang mutakhir diberi

nama padi Pandan Putri. Selain padi, beberapa penelitian jenis pangan lainnya yang

menggunakan teknologi radiasi adalah sorgum, kacang kedelai, kacang hijau, buah

Page 13: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

pisang, dan umbi akar. Iradiator gamma juga digunakan untuk perlakuan karantina

produk pangan berupa buah mangga yang penelitiannya saat ini sedang dilakukan

bekerja sama dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR).

Dalam kerja sama tersebut digunakan IRPASENA. Untuk aplikasi teknologi nuklir yang

memerlukan aktivitas iradiator atau dosis radiasi yang lebih tinggi maka digunakan

IRKA. Terkait dengan pemanfaatannya untuk pangan, IRKA biasa digunakan untuk

pengawetan pangan olahan, misalnya tahu, dan pangan olahan siap saji, misalnya

pepes ikan dan rendang.

Daftar Pustaka

http://blog.ub.ac.id/dwisetiawantep/2012/03/30/iradiasi-pangan-cara-alternatif-mengawetkan-

dan-meningkatkan-keamanan-pangan/

http://www.foodreview.biz/login/preview.php?view&id=55690

Winarno, F.G. dan B. Sri Laksmie Jenie. 1982. Kerusakan pangan dan cara pencegahannya.

IPB Bogor-Chalia Indonesia.

Anonim. 1996. Undang-undang Negara RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Dep. Pert. RI.

Dr. drh. Hj. Rr. Retno Widyani, MS, MH dan Ir. Tety Suciaty, MP. 2008.Prinsip Pengawetan

Pangan.Swagati Press

Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Radiasi, Jakarta, 6-8 Juni 1983

Page 14: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

Soal – soal Teknik Pengawetan/Pengolahan pangan dengan iradiasi

Oleh kelompok 10 : Dwi, Isni, Vina

1. Menurut Winarno et al (1980), Iradiasi adalah…

a. Teknik penggunaan energy untuk penyinaran bahan dengan menggunakan

sumber iradiasi buatan.

b. Teknik penggunaan energy untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sumber

senyawa radioaktif.

c. Teknik penggunaan energy untuk penyinaran bahan dengan meninggalkan residu pada

makanan dengan cara ionisasi.

d. Teknik penggunaan energy untuk penyinaran bahan dengan menggunakan sinar

gamma berintensitas sangat rendah.

2. Salah satu tujuan iradiasi bahan pangan adalah dibawah ini, kecuali…

a. Membunuh kontaminan biologis

Page 15: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

b. Membunuh bakteri pathogen.

c. Mencegah penuaan bahan pangan

d. Menimbulkan senyawa radioaktif agar pangan tetap segar.

3. Pengawetan bahan pangan dengan iradiasi berenergi tinggi yang dapat menimbulkan

ionisasi pada materi yang dilaluinya (Maha,1981). Ini merupakan pengertian dari…

a. Radiasi sinar x

b. Radiasi Pengion

c. Radiasi Radioaktif

d. Radiasi berkas electron

4. Berikut ini merupakan prinsip pengawetan pangan dengan cara iradiasi, kecuali…

a. Menghambat pertunasan

b. Menghambat aktivitas mikroba.

c. Menonaktifkan enzim-enzim

d. Menunda proses pematangan pada buah.

5. Syarat penggunaan radiasi pangan yaitu menggunakan….

a. Sinar gamma dari radionuklida 60Co

b. Sinar gamma dari radionuklida 173Cs

c. Sinar x dibawah 5 MeV

d. Elektron dibawah 10 MeV

6. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi Proses Iradiasi pangan, kecuali…

a. Dosis penyinaran

b. Lama penyinaran

c. Kemasan yang digunakan.

d. Lokasi penyinaran

7. Peraturan Menteri kesehatan RI tentang iradiasi pangan yaitu..

a. Peraturan No. 826 tahun 1987

b. Peraturan No. 152 tahun 1993

c. Peraturan No. 7 tahun 1996

Page 16: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

d. Peraturan No. 69 tahun 1999

8. Peraturan pemerintah RI mengenai Pelabelan pangan mengenai iradiasi pangan diatur

dalam..

a. Peraturan No. 826 tahun 1987 19

b. Peraturan No. 152 tahun 1993 pasal 12

c. Peraturan No. 7 tahun 1996 pasal 25

d. Peraturan No. 69 tahun 1999 pasal 34

9. Kelebihan teknik pengawetan dengan iradiasi pangan adalah..

a. mencemari lingkungan

b. Tidak ekonomis

c. Menambah mikroorganisme pathogen

d. Dapat dilakukan untuk pangan dalam jumlah besar.

10. Pada pengolahan pangan dengan teknik iradiasi, fasilitas radiator harus melakukan

perizinan/didaftarkan kepada…….

a. Badan pengawas Obat dan Makanan

b. Kementerian Kesehatan

c. BAPETEN (Badan pengawas Tenaga Nuklir)

d. Codex Alimentarius Commission

11. Berikut merupakan salah satu faktor dalam proses iradiasi pada pangan, yaitu :

a. Dosis

b. Sinar alpha

c. Sinar beta

d. Waktu

12. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pemberian dosis pada proses iradiasi yaitu :

a. Pathogen yang terdapat di pangan

b. Pathogen yang terdpat di alam

c. Faktor lingkungan

d. Waktu

13. Berikut ini bukan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses iradiasi, kecuali

Page 17: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

a. Cahaya

b. Waktu

c. Kemasan

d. Proses pengolahan

14. Intensitas sinar iradiasi ini dinyatakan dengan satuan

a. volt

b. Gray (Gy)

c. Ampere

d. N

15. iradiasi dapat disebut juga dengan pasteurisasi dingin karena

a. caranya sama

b. bahannya sama

c. dilakukan pada temperature ambient

d. dilakukan pada temperature normal

16. Dibawah ini yang merupakan salah satu dari ke 3 kelompok kategori irradiasi, yaitu

a. dosis iradiasi  di bawah 0,5 kGy

b. dosis iradiasi menengah yaitu antara 1-7 kGy

c. dosis iradiasi menengan yaitu antara 0,5 – 3 kGy

d. dosis iradiasi tinggi yaitu di atas 10 kGy

17. dosis iradiasi dibawah 1 kGy memiliki fungsi yaitu

a. mengontrol bakteri pathogen dalam daging, unggas, dan ikan

b. mencegah berjamurnya strawberi dan buah-buahan yang lainnya

c. mengontrol serangga dalam bahan pangan

d. membunuh mikroorganisme dan serangga dalam bahan pangan

18. Dosis iradiasi antara 1 – 10 kGy memiliki fungsi yaitu

a. mengontrol bakteri pathogen dalam daging, unggas, dan ikan

b. menghambat pertunasan dalam kentang

Page 18: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

c. mengontrol serangga dalam bahan pangan

d. membunuh mikroorganisme dan serangga dalam bahan pangan

19. Dosis iradiasi diatas 10 kGy memiliki fungsi yaitu

a. mengontrol bakteri pathogen dalam daging, unggas, dan ikan

b. menghambat pertunasan dalam kentang

c. mengontrol serangga dalam bahan pangan

d. membunuh mikroorganisme dan serangga dalam bahan pangan

20. agar setiap bahan dapat menerima dosis iradiasi secara tepat maka dilakukan….

a. pengukuran bahan

b. pengukuran jumlah pathogen

c. pengukuran radiasi

d. pengukuran dosis

21. Proses iradiasi dilakukan dengan cara…

a. Pemanasan dengan suhu tinggi

b. Pengalengan dengan kaleng khusus

c. Pemaparan pada sinar tertentu

d. Fermentasi dengan kapang

22. Sumber radiasi yang boleh digunakan untuk meiradiasi bahan pangan adalah…

a. Sinar ultraviolet

b. Sinar Alfa

c. Sinar Beta

d. Sinar Gamma

23. Iradiasi dengan dosis ≤1kGy termasuk iradiasi…

a. Dosis rendah

b. Dosis medium

c. Dosis tinggi

d. Dosis biasa saja

24. Pada dosis iradiasi 0.15 – 0.5 iradfiasi bertujuan untuk…

Page 19: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

a. Mempercepat proses pematangan

b. Menghambat pertunasan

c. Mengundang serangga

d. Memperbanya perkembangbiakan parasit

25. Iradiasi buah anggur pada dosis iradiasi 2.0 – 7.0 kGy, bertujuan untuk…

a. Menggandakan buah anggur

b. Meningkatkan nilai jual anggur

c. Memperbaiki struktur pangan anggur

d. Memperbagus tampilan anggur

26. Batas dosis minimal untuk mensterilisasi dan menghilangkan bakteri pathogen aerob dan

anaerob pada pepes ikan mas adalah…

a. 24 kGy

b. 42 kGy

c. 43 kGy

d. 45 kGy

27. Iradiasi dodol pada dosis 3 – 5 kGy bertujuan untuk…

a. Memperlambat pertunasan

b. Dekontaminasi dan memperpanjang masa simpan

c. Sterilisasi dodol

d. Menghilangkan bakteri pathogen

28. Untuk meiradiasi pangan steril untuk astronot kita menggunakan dosis iradiasi sebanyak…

a. 0.05 – 0.15 kGy

b. 0.5 – 1 kGy

c. 10 – 50 kGy

d. 30 – 50 kGy

29. Iradiasi dengan dosis 1.0 – 7.0 kGy pada pangan laut segar dan beku, ternak dan daging

segar maupun beku bertujuan untuk…

a. Memperpanjang umur hasil pangan laut

b. Eliminasi mikroba pembusuk dan pathogen

Page 20: Makalah Ilmu Teknologi Pangan Kelompok 10

c. Memperlambat pertunasan

d. Menunda pematangan

30. Pengaruh iradiasi terhadap nilai gizi suatu bahan pangan menurut Codex Alimentarius

Commission dan International Atomic Energy Agency (IAEA) adalah…

a. Iradiasi tidak menimbulkan masalah gizi khusus pada pangan dan tidak

menyebabkan kehilangan zat gizi yang dapat berdampak terhadap status gizi

manusia

b. Iradiasi menyebabkan hilangnya beberapa nilai gizi pada suatu bahan pangan

c. Iradiasi tidak mempengaruhi apapun terhadap bahan pangan

d. Iradiasi sebaiknya tidak perlu dilakukan karena merusak bahan pangan