iii. metodologi penelitian 3.1 tempat dan waktu penelitianeprints.umm.ac.id/63402/4/bab iii.pdf3.5.2...
TRANSCRIPT
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang yang
dilaksanakan pada bulan September 2019 sampai Januari 2020.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kertas saring, toples,
plastik klip, saringan ukuran 60 mesh, baskom, alumunium foil, Plastik
Polypropyline, sendok, cetakan, loyang, cawan porselin, erlemeyer, labu lemak,
gelas beker, gelas ukur, pipet ukur, sarung tangan plastik, sarung tangan karet,
sarung tangan kain, peralatan tulis, timbangan analitik Pioneer Ohaus PA413,
kulkas merk Sharp Deodorizer, desikator merk Glaswerk Wertheim 6132, cabinet
dryer, oven merk WTC Binder 7200 tipe E53 no 89749, mixer merk Miyako, labu
Kjeldhal, serangkaian alat destilasi, tanur listrik, buret, soxhlet, magnetic stirer.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu telur ikan Mas diperoleh
dari Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. Isopropil alkohol (C3H8O) 75%,
etanol (C2H5OH) 80%, Natrium sulfat anhidrad (Na2SO4), Sulfat pentrahydrate
(CuSO4.5H2O), H2SO4 (asam sulfat), aquades, serbuk Zn, Natrium Hidroksida
(NaOH (5N)), Hexane, tepung terigu merk Segitiga Biru Bogasari-Indonesia, susu
skim merk SunLac-Indonesia, mentega merk Blue Band, telur, tepung gula merk
Cap Banteng, bahan pengembang merk Koe poe
20
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, tahap yang pertama adalah
pembuatan konsentrat protein telur ikan Mas dengan perbedaan jenis pelarut yaitu
Isopropil alkohol (IPA) dan Etanol serta perbedaan lama waktu ekstraksi yang
yaitu 1 jam, 2 jam dan, 3 jam, ekstraksi menggunakan metode defatting. Defatting
merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut non polar yang memiliki tujuan
untuk mengekstrak metabolit sekunder yang larut didalam pelarut non polar untuk
menghilangkan kandungan asam-asam lemak (Wianowska, et al., 2014).Tahap
kedua yaitu aplikasi konsentrat protein telur ikan (KPTI) Mas pada formulasi
biskuit MP-ASI. Rancangan percobaan yang digunakan pada tahap pertama
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dimana faktor yang
digunakan ialah perbedaan jenis pelarut serta perbedaan lama waktu ekstraksi.
Percobaan dalam penelitian ini diulang sebanyak 3 kali ulangan.
Faktor I : Jenis Pelarut (J)
J1 = Isopropilalkohol
J2 = Etanol
Faktor II : Lama Waktu Ekstraksi (T)
T1 = 1 jam
T2 = 2 jam
T3 = 3 jam
Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut :
J1T1 : Isopropil alkohol dengan waktu ekstraksi 1 jam
J1T2 : Isopropil alkohol dengan waktu ekstraksi 2 jam
J1T3 : Isopropil alkohol dengan waktu ekstraksi 3 jam
21
J2T1 : Etanol dengan waktu ekstraksi 1 jam
J2T2 : Etanol dengan waktu ekstraksi 2 jam
J2T3 : Etanol dengan waktuekstraksi 3 jam
Penelitian tahap kedua yaitu pembuatan Biskuit MP-ASI dengan
penambahan KPTI Mas terbaik yang diperoleh dari tahap 1. Penelitian tahap
kedua adalah penambahan konsentrat protein telur ikan mas pada pembuatan
biskuit MP-ASI. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) sederhana yang disusun atas 2 faktor yaitu jenis tipe konsentrat
dan konsentrasi pemberian konsentrat serta diulang sebanyak 3 kali ulangan
sehingga mendapatkan 18 sampel.
Jenis tipe konsentrat
B1 : Konsentrat terbaik 1
B2 : Konsentrat terbaik 2
Konsentrasi dari KPTI Mas (g)
F0 : kontrol
F1 : 5 g
F2 : 10 g
F3 : 15 g
22
Tabel 3. Formulasi Makanan Pendamping ASI
Konsentrat protein telur ikan mas : susu skim
Komposisi F0
(0:30)
F1
(5:25)
F2
(10:20)
F3
(15:15)
Konsentrat protein telur ikan Mas 0 5 10 15
Susu skim 30 25 20 15
Gula bubuk 20 20 20 20
Tepung gandum 35 35 35 35
Margarin 10 10 10 10
Telur 5 5 5 5
Total 100 100 100 100
Baking Powder secukupnya (1 g)
Modifikasi komposisi biskuit MP-ASI (Rieuwpassa, 2019)
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Pembuatan Konsentrat Protein Telur Ikan Mas
Tahap pertama pada penelitian ini adalah esktraksi defatting pada telur
ikan Mas. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui jenis pelarut dan lama waktu
ekstraksi yang berbeda memperoleh karakteristik hasil KPTI Mas yang optimal.
Adapun langkah-langkah proses ekstraksi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mencuci telur ikan Mas dengan air bersih bersuhu 10oC.
2. Telur ikan Mas di blander hingga lumat
3. Telur ikan Mas lumat 50g di ekstraksi dengan stirrer magnetic, perbandingan
antara bahan dan pelarut adalah 1:3 (b/v) , lama waktu ekstraksi yaitu 1, 2,
dan 3 jam.
4. Hasil ekstraksi di saring menggunakan kertas saring.
5. Endapan hasil penyaringan dikeringkan dengan menggunakan cabinet dryer
pada suhu 45oC selama 4 jam.
6. Hasil pengeringandigiling dengan dishmill dan diayak dengan saringan
berukuran 60 mesh.
23
3.4.2 Pembuatan Biskuit MP-ASI
Tahap kedua pada penelitian ini adalah pembuatan biskuit MP-ASI. Tahap
ini dilakukan untuk mengetahui tipe konsentrat dan konsentrasi dari KPTI yang
berbeda memperoleh karakteristik hasil biskuit MP-ASI yang optimal. Adapun
langkah-langkah proses pembuatan biskuit MP-ASI pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bahan bahan ditimbang sesuai dengan formulasi resep menggunkan
timbangan analitik.
2. Telur 5g, margerin 10g, dan tepung gula 20g dicampur hingga homogen ±15
menit dan ditambahkan bahan pengembang.
3. Susu skim dan konsentrat protein telur ikan ditambahkan sesuai dengan
formulasi masing masing yaitu (5g, 10g, 15g, 20g, 25g) kemudian diaduk
selama ±15 menit.
4. Tepung terigu ditambahkan kedalam dan diaduk sampai homogen sehingga
menjadi adonan.
5. Adonan biskuit dicetak menggunakan cetakan.
6. Adonan dipanggang dalam oven pada suhu ±150oC selama 20 menit.
3.5 Prosedur Analisa Parameter Penelitian Pembuatan Konsentrat Protein
Parameter penelitian terhadap produk konsentrat dari telur ikan dengan
perbedaan jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi adalah kadar protein, kadar
lemak, kadar air dan, kadar abu.
3.5.1 Penetapan Kadar Protein Metode Kjeldahl (AOAC, 2000)
1. Menimbang 5 g konsentrat telur ikan tombro yang sudah dalam keadaan
halus dan kering oven, lalu masukkan dalam labu Kjeldahl.
24
2. Tambahkan 10 g Na2SO4 anhidrid, 5 g CuSO4.5.H2O dan 30 ml H2SO4
pekat
3. Rangkai labu Kjeldahl dengan memanfaatkan statif, klem dan kaca arloji,
tempatkan diatas kompor listrik.
4. Panaskan campuran tersebut pelan-pelan sampai tidak terbentuk percikan
lagi, kemudian pemanasan diteruskan dengan cepat sampai destruksi
sempurna yaitu larutan menjadi jernih. Biasanya destruksi atau digestion
membutuhkan waktu 2 jam dan selama prosesnya, labu Kjeldahl (digester)
sering diputar-putar agar tidak terjadi pemanasan setempat.
5. Dinginkan labu dan tambahkan air suling secukupnya, masukkan dalam labu
destilasi. Tambahkan 4 g serbuk Zn untuk mencegah terjadinya bumping
serta percikan.
6. Pasang rangkaian peralatan untuk destilasi lengkap dengan pendingin Leibig
serta adaptor yang tercelup dalam larutan Asam Borat.
7. Kedalam labu destilasi ditambahkan sedikit demi sedikit 100 ml larutan
NaOH 5N dalam corong pemisah dan ditempatkan diatas labu. Panaskan
diatas kompor listrik. Destilat (kondensat) yang terbentuk ditampung dalam
erlenmeyer yang berisi asam borat jenuh 150 ml. Lakukan destilasi hingga
NaOH habis. Ukur volume destilat dan asam borat dalam erlenmeyer (V
larutan).
8. Titrasi sejumlah volume tertentu destilat (V2) yang diperoleh dengan
menggunakan HCl dengan normalitas N. Catat kebutuhan titran (V1).
9. Hitung kadar nitrogen dan atau protein dalam ikan tuna dengan mengalikan
kadar nitrogen yang diperoleh dengan faktor konversi.
25
Kadar Nitrogen (%) =
Kadar Protein (%) = Kadar Nitrogen x Faktor Bahan Pangan
3.5.2 Penetapan Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC, 2005)
1. Labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 105oC selama 30 menit.
2. labu didinginkan kedalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (A)
3. Sampel ditimbang sebanyak 5 g (S) lalu dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan kedalam selongsong lemak.
4. Selongsong lemak ditutupdengankapas bebas lemak dan dimasukkan kedalam
ruang ekstraktor tabung soxhlet.
5. Hexan disiramkan dan tabung lemak dipasangkan pada alat soxhlet.
6. labu lemak dipasangkan pada alat distilasi diatas pemanas pada suhu 80oC .
7. Refluks dilakukan selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu
lemak berwarna jernih.
8. Pelarut di labu lemak tersebut didistilasi.
9. Labu yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven bersuhu 105oC selama
60 menit.
10. Labu lemak didinginkan kedalam desikator selama 20-30 menit dan
ditimbang.
Kadar Lemak (%) =
3.5.3 Penetapan Kadar Air (AOAC, 2005)
1. Cawan yang digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 oC selama 30
menit.
2. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang.
(V1.N) HCl x BA Nitrogen x V larutan X 100%
V2 titrasi x Berat sampel x 1000
B - A x 100%
Berat sampel (g)
26
3. Sampel ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan.
4. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam.
5. Sampel didinginkan dalamdesikator selama 30 menit lalu ditimbang.
Kadar Air =
3.5.4 Penetapan Kadar Abu (AOAC, 2005)
1. Mengeringkan cawan porselin didalam oven selama 1jam dengan suhu 105oC.
2. Mendiginkan cawan selama 30 menit kedalam desikator lalu ditimbang (A).
3. Memasukkan sampel sebanyak 1g (B) kedalam cawan.
4. Membakar sampel kedalam tanur dengan suhu 600oC selama 6 jam.
5. Sampel didinginkan kedalam desikator selama 30 m3nit lalu ditimbang (C).
Kadar Abu (%) =
1.6 Parameter Penelitian Biskuit MP-ASI
Parameter penelitian terhadap produk biskuit MP-ASI dengan perbedaan tipe
konsentrat dan konsentrasi dari KPTI Mas adalah kadar protein, kadar lemak,
kadar air, kadar abu, densitas kamba dan, karakteristik organoleptik rasa
3.6.1 Penetapan Kadar Protein (AOAC, 2000)
1. Menimbang 5 g konsentrat telur ikan mas yang sudah dalam keadaan halus
dan kering oven, lalu masukkan dalam labu Kjeldahl.
2. Tambahkan 10 g Na2SO4 anhidrid, 5 g CuSO4.5.H2O dan 30 ml H2SO4
pekat
3. Rangkai labu Kjeldahl dengan memanfaatkan statif, klem dan kaca arloji,
tempatkan diatas kompor listrik.
A + B - C X 100%
B
(berat sampel basah + cawan) – (berat sampel kering + cawan) X 100%
(berat sampel basah + cawan) – (berat cawan)
27
4. Panaskan campuran tersebut pelan-pelan sampai tidak terbentuk percikan
lagi, kemudian pemanasan diteruskan dengan cepat sampai destruksi
sempurna yaitu larutan menjadi jernih. Biasanya destruksi atau digestion
membutuhkan waktu 2 jam dan selama prosesnya, labu Kjeldahl (digester)
sering diputar-putar agar tidak terjadi pemanasan setempat.
5. Dinginkan labu dan tambahkan air suling secukupnya, masukkan dalam labu
destilasi. Tambahkan 4 g serbuk Zn untuk mencegah terjadinya bumping serta
percikan.
6. Pasang rangkaian peralatan untuk destilasi lengkap dengan pendingin Leibig
serta adaptor yang tercelup dalam larutan Asam Borat.
7. Kedalam labu destilasi ditambahkan sedikit demi sedikit 100 ml larutan NaOH
5N dalam corong pemisah dan ditempatkan diatas labu. Panaskan diatas
kompor listrik. Destilat (kondensat) yang terbentuk ditampung dalam
erlenmeyer yang berisi asam borat jenuh 150 ml. Lakukan destilasi hingga
NaOH habis. Ukur volume destilat dan asam borat dalam erlenmeyer (V
larutan).
8. Titrasi sejumlah volume tertentu destilat (V2) yang diperoleh dengan
menggunakan HCl dengan normalitas N. Catat kebutuhan titran (V1).
9. Hitung kadar nitrogen dan atau protein dalam ikan tuna dengan mengalikan
kadar nitrogen yang diperoleh dengan faktor konversi.
Kadar Nitrogen (%) =
Kadar Protein (%) = Kadar Nitrogen x Faktor Bahan Pangan
(V1.N) HCL x BA Nitrogen x V larutan X 100%
V2 titrasi x Berat sampel x 1000
28
3.6.2 Penetapan Kadar Lemak Metode Soxhlet (AOAC, 2005)
1. Labu lemak dikeringkan dalam oven bersuhu 105oC selama 30 menit.
2. labu didinginkan kedalam desikator selama 15 menit dan ditimbang (A)
3. Sampel ditimbang sebanyak 5 g (S) lalu dibungkus dengan kertas saring dan
dimasukkan kedalam selongsong lemak.
4. Selongsong lemak ditutupdengankapas bebas lemak dan dimasukkan kedalam
ruang ekstraktor tabung soxhlet.
5. Hexan disiramkan dan tabung lemak dipasangkan pada alat soxhlet.
6. labu lemak dipasangkan pada alat distilasi diatas pemanas pada suhu 80oC .
7. Refluks dilakukan selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu
lemak berwarna jernih.
8. Pelarut di labu lemak tersebut didistilasi.
9. Labu yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven bersuhu 105oC selama
60 menit.
10. Labu lemak didinginkan kedalam desikator selama 20-30 ,menit dan
ditimbang.
Kadar Lemak (%) =
3.6.3 Penetapan Kadar Air (AOAC,2005)
1. Cawan yang digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 105oC selama 30
menit.
2. Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang.
3. Sampel ditimbang sebanyak 3 g dalam cawan.
4. Sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam.
5. Sampel didinginkan dalamdesikator selama 30 menit lalu ditimbang.
B - A X 100%
Berat sampel (g)
29
Kadar Air =
3.6.4 Penetapan Kadar Abu (AOAC, 2005)
1. Mengeringkan cawan porselin didalam oven selama 1jam dengan suhu 105oC.
2. Mendiginkan cawan selama 30 menit kedalam desikator lalu ditimbang (A).
3. Memasukkan sampel sebanyak 1g (B) kedalam cawan.
4. Membakar sampel kedalam tanur dengan suhu 600oC selama 6 jam.
5. Sampel didinginkan kedalam desikator selama 30 m3nit lalu ditimbang (C).
Kadar Abu (%) =
3.6.5 Densitas Kamba (Wirakartakusumah et al, 1992)
1. Menimbang sampel sebanyak 10 g.
2. Mengukur volume sampel menggunakan gelasukur 50 ml.
3.6.6 Analisa Organoleptik (Kartika,dkk. 1988)
Panelistidak terlatih berjumlah 9 bayi, analisa dilakukan dengan
pengambilan gambar (video) serta analisa ekspresi tingkat kesukaan dengan
metode scoring.
1. Sampel diberikan kepada panelis bayi dan memvideokan.
2. Video dianalisis dan dinilai dengan metode scoring
A + B - C X 100%
B
(berat sampel basah + cawan) – (berat cawan)
(berat sampel basah + cawan) – (berat sampel kering + cawan) X 100%
Densitas kamba (g/ml) = Berat bahan (g)
volume bahan (ml)
30
Gambar 4. Diagram Alir Proses Defatting Tekur Ikan Mas(Cyprinus carpio)
(Sikorski dan Nazck,1981)
Pencucian
Pengalusan
Penimbangan telur ikan mas lumat
50 g
Penambaan pelarut 150 ml
Etanol
Isopropil
alkohol
Ekstraksi
Penyaringan Residu
Pengeringan (T= 45oC, t= 4 jam)
Penggilingan
Pengayakan
Konsentrat protein
telur ikan mas
Penetapan kadar
Protein
Kadar air
Kadar abu
Kadar lemak
Telur Ikan Mas segar 60 g
Aquades
10oC
Masukkan dalam erlemeyer
31
Gambar 5. Diagram Alir Proses Pembuatan Biskuit MP-ASI (Reuwpassa, 2005)
Pencampuran telur 5 g, margarin 10
g, gula 20 g, baking powder 1 g
aduk selama 15 menit
Penambaan Susu skim 15%, 10%,
5%
KPTI Mas 5%, 10%,15%
Aduk selama 15 menit
Penambaan tepung terigu
Adonan biskuit
Pencetakan
Pemanggangan (T= 150oC, t= 20
menit)
Penetapan
kadar Protein
Kadar air
Kadar abu
Kadar lemak
Densitas
Kamba
Nilai kesukaan
Timbang bahan