idk ii (kebutuhan aman dan nyaman)

Upload: yogi-herianda-putra

Post on 18-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IITEORI

A. Pengertian Keamanan Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cidera fisik dan psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi.Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan dasar dan hierarkinya berada di bawah kebutuhan untuk mengetahui dan memahami.Pentingnya teori kebutuhan maslow dalam kesehatan terletak pada hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Jelas bahwa manusia yang kebutuhan dasarnya seperti rasa aman dan rasa dicintai tidak terpenuhi akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan untuk memelihara kesehatannya. B. Keamanan Lingkungan Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Lingkungan ini mengabungkan seluruh tempat terjadinya interaksi antara perawat dan klien, misalnya:1. Rumah 2. Pusat Komunitas3. Klinik, Rumah sakit, dsbJika lingkungan aman, maka :1. Mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cidera2. Memperpendek lamanya perawatan di rumah sakit3. Meningkatkan kesejahteraan klien

C. Lingkungan yang Aman 1. Kebutuhan dasar terpenuhiKebutuhan fisiologis yang mempengaruhi seseorang : Oksigen, waspada dengan Co yang akan mengurangi oksigen keseluruh tubuh Kelembaban, jika terjadi iritasi akan mempengaruhi Nutrisi, penyimpanan makanan yang tidak tepat yang akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi dan keracunan makanan Suhu, suhu exstrem akan mempangaruhi kenyaman dan keamanan2. Pengurangan bahaya fisikBahaya fisik yang ada di komunitas dan tempat pelayanan kesehatan akan menyebabkan klien beresiko mengalami cidera.Beberapa penyebab kematian : Kecelakaan kendaraan bermltor Kecelakaan akibat jatuh, lebih dari 40% lansia mengalami jatuh Keracunan Tenggelam Kebakaran dan luka bakar3. Pengurangan Transmisi PatogenMembudayakan cuci tangan, melakukan imunisasi untuk menambah resistensi terhadap penyakit infeksi, menggunakan standard kewaspadaan saat memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien, khususnya kepada pasien yang menderita penyakit menular.

4. Sanitasi Yaitu pengelolaan lingkungan sekitar terhadap kebersihan .ada sanitasi lingkungan dan sanitasi di lingkup rumah sakit seperti pengelolaan air limbah,penyediaan air bersih pasiltas pembuangan sampah dan lain lain.5. Pengontrolan PolusiDilakukan untuk mengurangi polusi adapun macam-macam polusi antaralain yaitu:a. polusi udara ,berhubungan dengan meningkatnya resiko pada system pernapasan b. polusi tanah,pembuangan sampah yang tidak tepatc. polusi air,dari industri d. polusi suara kehilangan pendengaran suara akibat bunyi yang terlalu keras akan menyebabkan suatu cidera yang irreversible (tidak dapat kembali lagi).

D. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajiana. komunitas Ancaman keamanan di pangaruhi oleh :1. Tahap perkembangan Bayi ,toddler dan prasekolah Anak usia sekolah Remaja Orang dewasa Lansia2. Gaya hidup Pengemudi/menjalankan mesin Minum-minuman berakohol dsb

3. Mobilisasi Perubahan mobilisasi akibat kelemahan, kelumpuhan atau koordinasi yang tidak seimbang Menyebabkan perbatasan mobilisasi dan kemandirian lebih lanjut.4. Perubahan Sensorik Klien yang mengalami gangguan visual, pendengaran atau komunikasi sehingga klien tidak mampu merasakan bahaya yang mungkin terjadi. Kesadaran Terhadap Keamanan yaitu dengan :- Penyimpanan obat-obatan yang tidak terjangkau anak-anak- Membaca tanggal kadaluarsa

b. Lembaga Layanan kesehatan Jenis resiko terhadap keamanan klien antara lain : Jatuho Merupakan jenis kecelakaan yang sering terjadi di rumah sakito Lebih sering terjadi pada lansia Kecelakaan yang disebabkan klien- Luka atau luka bakar- Cedera - Jari terjepit pintu- Melukai diri, dsb Kecelakaan yang disebabkan prosedur-Keselahan pemberian obat atau cairan- Saat melakukan ganti balutan- Saat memindahkan pasien Kecelakaan yang disebabkan pengguna alat- Alat yang digunakan rusak dan salah penggunaan alat2. Diagnosaa. Resiko cedera berhubungan dengan - Perubahan mobilisasi - Penataan lingkungan fisikb. Resiko keracunan berhubungan dengan - Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air- Penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau anak - Penurunan penglihatanc. Resiko asfiksa berhubungan dengan- Penurunan kemampuan motorik- Bantal yang terletak diatas tempat tidur bayid. Perubahan menejemen pemeliharaan rumah berhubungan dengan- Keuangan yang tidak memadai- Perubahan fase kognitife. Resiko perubahan suhu tubuh berhubungan dengan paparan terhadap suhu lingkungan yang ekstrim.f. Defisit pengetahuan

3. Perencanaana.Perawat merencanakan intervensi terapeutik untuk klien dengan resiko tinggi atau akyual mengalami gangguan keamananb.Tujuan adalah klien terbatas dari ciderac. Intervensi keperawatan untuk meningkatkan keamanan : Bayi , todler1. Gunakan mainan besar dan lunak2. Jangan meninggalkan tempat tidur bahaya dalam sisinya terbuka3. Gendong bayi saat memberi makan, jangan menyangga bola susu dan apapun 4. Hindarkan rumah dari benda-benda kecil, tajam atau zat beracun 5. Tutup stop kontak listrik 6. Jauhkan kantong plastik dari jangkauan anak-anak, dsb Anak usia sekolah1. Ajarkan anak mengendarai sepeda yang aman dan tanggung jawab2. Jangan biarkan anak-anak menjalankan listrik sendirian Remaja1. Beri info tentang penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang2. Beri pendidikan tentang sex Dewasa 1. Latihan management stress Lansia1. Bantu klien menilai bahaya dalam rumah2. Anjurkan klien untuk memeriksa penglihatan dan pendengaran secara teratur.d. Tindakan Pencegahan Jatuh di layanan kesehatan- Jelaskan penggunaan bel pemanggil- Kaji resiko klien untuk jatuh dan observasi klien secara teratur- Tempatkan klien yang beresiko jatuh pada ruangan yang dekat dengan perawat- Instruksikan klien dan keluarga untuk bantuan bila klien dalam bahaya- Jawablah panggilan bel dengan cepat- Jaga agar tempat tidur klien tetep aman dengan sisi pembatas terpasang, dan kunci seluruh tempat tidur, kursi roda, dan blankar- Simpan barang-barang yang dibutuhkan pasien dalam jangkauan- Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan klien

4. Implementasia. Mencakup intervensi yang sepesifik untuk mengurangi resiko pada setiap kelompok perkembangan usia.b. Intervensi lingkungan untuk memodifikasi lingkungan, sehingga dapat meneliminasi atau meminimalkan bahaya yang ada.

5. Evaluasia. Hasil yang diharapkan meliputi lingkungan fisik yang amanb.Pengetahuan klien bertambah tentang faktor-faktor yang menunjukan keamanan dan tindakan pencegahanc. Klien terbebas dari cidera.

E. Kasus

Lembar Pengkajian

Tgl Masuk : 12 April 2011Jam Masuk : 09.00 WIBRuangan : CRumah Sakit : RS A

I. Identitas Biografi N a m a : Tn. S Nama Panggilan : S Jenis Kelamin : 66 tahun Status : Menikah Pekerjaan : Swasta Suku Bangsa : Jawa Alamat : Jakarta Diagnosa Medis : Retensi Urine

II. Alasan Masuk / Keluhan Utama- Tidak bisa BAKIII. Riwayat Penyakit saat ini- 1 hari SBMS BAK sedikit 3x- Hari SMRS sudah tidak bisa BAK sama sekali- Nyeri pada perut tengah bawahIV. Riwayat Kesehatan yang lalu- Penyakit Dahulu : 1) Riwayat Op hernia2) Riwayat Prostat- Dirawat di Rumah Sakit : Operasi- Alergi : -V. Riwayat Keluarga a. Susunan Keluarga

Keterangan : : Ayah: Ibu: Anak laki-laki : Anak perempuanb. Penyakit yang pernah diderita 1. Orang Tua : Tidak Ada 2. Saudara Kandung : Tidak Ada 3. Istri / Suami : Tidak Ada 4. Anak : Tidak ada c. Penyakit yang sedang diderita1. Orang Tua : Tidak Ada 2. Saudara Kandung : Tidak Ada 3. Istri / Suami : Tidak Ada 4. Anak : Tidak ada

VI. Riwayat Kesehatan Lingkungan a. Kebersihan : Bersih b. Polusi : Ada, dekat jalan raya c. Kemungkuninan Bahaya : Ada

VII. Keadaan Psikososial a. Suasana hati/mood : Biasa-biasa saja b. Karakter : Baik c. Perkembangan mental : Sesuai usia (66 th) d. Daya konsentrasi : Baik, tetapi kadang pelupa e. Hubungan dengan anggota keluarga : Harmonis f. Kepekaan terhadap lingkungan : Baik mudah bergaul

VIII. Kebutuhan Dasara. Nutrisi :1) Nafsu Makan : Baik2) Pola makan : 3x sehari3) Keluhan saat ini : Tidak ada

b. Tidur1) Pola tidur : Malam2) Keluhan saat ini : Tidak bisa tidur, gelisah

c. Pola kebersihan diri 1) Masalah Usus Besar (BAB) : Waktu pagi, 1x sehari rutin2) Masalah Berkemih (BAK) : - Sulit berkemih, 3x sehari - Retensi UrineIX. Pemeriksaan Fisik a. - Tinggi Badan/Panjang : 167 cm - Berat badan : 65 kgb. Tanda Vital : Sh 36 C, N 88 x/mnt, TD 150/100 mmhg, R 20c. Kesadaran : Composmentisd. Kepala : Normale. Rambut : Normal, Hitamf. Mata : Normalg. Hidung : Normalh. Gigi : Normali. Telinga : Normalj. Dada : Normalk. Abdomen : Normal, namun nyeri pada perut bagian tengah bawah skala nyeri:6l. Pernafasan : Normalm. Sirkulasi : Normaln. Kulit : Tugor Baiko. Kuku : Normalp. Ekstrimitas : Normalq. Genetalia : Normalr. Anus : Normal

X. Pemeriksaan a. Laboraturium : Hb : 10,9, Leu : 9.700, Tr : 369.000, Ht : 36%, Bleeding3 Clotting5.30 b. Pemeriksaan Toraks gambaran : HHD

F. Proses Keperawatan yang Dilakukan Terhadap Kasus1. Pengkajian a. Data fokusDSDO

Klien mengeluh tidak bisa BAK Klien mengeluh nyeri pada perut bagian tengah bawah Tidak bisa tidur Klien tampak kesakitan Tidak terkontol gerakannya Terlihat cemas Td : 150/100 mmHg, N : 88x/mRr : 20x/m, Su : 36C Skala nyeri :6

b. Analisa dataNo.SymptomProblemEtiologi

1.Ds : Klien mengeluh tidak bisa BAK Klien mengeluh nyeri pada perut bagian tengah bawahDo : Klien tampak kesakitan Td : 150/100 mmHg, N : 88x/m, Rr : 20x/m, Su : 36C Skala nyeri :6

Gangguan rasa nyaman (nyeri akut )

Post op hernia

2.Ds : Klien merasa gelisah Klien tidak bisa tidurDo : Klien tampak tidak terkontrol gerakannya Klien terlihat cemas

Resiko cedera

Perubahan mobilisasi

2. Diagnosa keperawatana. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan post op hernia, ditandai dengan klien mengeluh tidak bisa BAK, nyeri pada bagian perut tengah bawah, tampak kesakitan, tampak kesakitan, Td : 150/100 mmHg, N : 88x/m, Rr : 20x/m, Su : 36C, skala nyeri :6 .b. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan mobilisasi ditandai dengan klien merasa gelisah, tidak bisa tidur, tampak tidak terkontrol gerakannya, dan terlihat cemas.

3. PerencanaanNo Hari / Tgl No.DX Kep. Perencanaan

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi

1. Senin, 25 April 20111Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada pasien selama 2x24 jam, diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri dapat diatasi.Kriteria Hasil : Klien bisa BAK Klien tidak nyeri pada perut bagian tengah bawah Klien tampak kesakitan Td : 150/100mmHg, N : 88x/m, Rr : 20x/m,Su : 36C Skala nyeri : 0Mandiri :- Kaji TTV

- Kaji skala nyeri

- Anjurkan posisi semi fowler

- Batasi aktivitas

- Teknik relaksasi

Kolaborasi : Berikan obat analgetik Untuk mengetahui kondisi tubuh Membantu menentukan pilihan intervensi dan terapi Tirah baring dalam posisi yang aman untuk menurunkan spasme otot Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang menghilangkan spasme otot Memfokuskan perhatian dan menurunkan tegang otot

Untuk menghilangkan nyeri sedang

2Senin, 25 april 20112Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada pasien selama 2x24 jam, diharapkan resiko cedera tidak terjadi.Kriteria Hasil : Klien tidak gelisah Klien bisa tidur Klien terkontrol gerakannya Klien tenangMandiri :- Kaji tingkat ansietas pasien

- Jaga tempat tidur - Kaji resiko klien untuk jatuh- Observasi klien teratur

Kolaborasi :- Beri obat penenang, Untuk bantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan keterampilan Agar tidak terjatuh dan terjadi cedera Untuk identifikasi klien pertahanan tubuh Untuk tahu kondisi terjaga

Untuk menenangkan dan tidur

4. Pelaksanaan dan Evaluasi Hari PertamaNoHari/ TglPukulNo. DX Kep.ImpelementasiEvaluasiParaf

1.Senin,25-04-201111.00

11.30

13.30

15.00

16.301Mandiri :- Mengkaji TTV, hasil : Td : 140/90, N: 84 x/m, R : 20x/m, S: 360C- Mengkaji skala nyeri : hasil : Skala 3- Menganjurkan posisi semi fowler, hasil : penurunan otot diagframa sehingga nyeri berkurang dan nyaman.- Membatasi aktivitas, hasil : spasme otot menurun- Melatih teknik relaksasi, hasil: tegang otot menurun, dan tenang

Kolaborasi :- Memberikan obat analgetik, hasil : nyeri berkurang, dan nyamanS : - Klien sudah mulai bisa BAK lebih sering - Nyeri masih terasa pada bagian perutO : - Sakit Berkurang - TTV normalA : Teratasi sebagianP : Lanjutkan - Kaji TTV - Kaji skala nyeri - Anjurkan posisi semi fowler - Teknik relaksasi - Beri obat analgetik

2.Senin, 25-04-201114.00

19.00

19.00

19.00

20.00

2Mandiri :- Mengkaji tingkat ansietas pasien, hasil : masih cemas, gelisah- Menjaga tempat tidur, hasil : pasien terkontrol aman.- Mengkaji resiko klien untuk jatuh, hasil : pertahanan tubuh dari cedera, aman namun beresiko karena gelisah- Mengobservasi klien teratur, hasil : klien terpantau dengan keadaan yang gelisah

Kolaborasi :- Memberi obat penenang, hasil : pasien tenang, tidurS : - Klien masih gelisah - Sudah mulai bisa tidurO : - Mulai terkontrol gerakannya - Masih cemasA : Teratasi sebagianP : Lanjutkan - Kaji tingkat ansietas - Jaga tempat tidur - Kaji resiko klien untuk jatuh - Observasi klien teratur - Beri obat penenang

Hari KeduaNoHari/ TglPukulNo. Dx KepImpelementasiEvaluasiParaf

1.Selasa, 26-04-201105.00

07.00

05.301Mandiri :- Mengkaji TTV, hasil : Td : 120/80, N: 80 x/m, R : 20x/m, S: 360C- Mengkaji skala nyeri : hasil : Skala 0- Menganjurkan posisi semifowler, hasil : penurunan otot, diagframa sehingga nyeri berkurang dan nyaman.- Melatih teknik relaksasi, hasil : tenang dan rileksKolaborasi :- Memberikan obat analgetik, hasil : nyeri berkurang, nyamanS : - Klien bisa BAK normal - Tidak nyeri dan nyamanO : - Tidak sakit - TTV normalA : Masalah Teratasi P : - (hentikan)

2.

Selasa, 26-04-201106.00

08.00

09.00

09.30

10.002Mandiri :- Mengkaji tingkat ansietas, hasil : cemas, tidak gelisah- Menjaga tempat tidur, hasil : pasien aman.- Mengkaji resiko klien untuk jatuh, hasil : klien tenang dan pertahanan tubuh baik- Mengobservasi klien teratur, hasil : pasien terpantau dengan keadaan yang sudah normalKolaborasi :- Memberi obat penenang, hasil : tenang, tidurS : - Klien tidak gelisah / tenang -Sudah bisa tidurO : - Gerakan terkontrol - Tidak cemasA : Masalah teratasi P : - (hentikan)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada makalah ini, kami menyimpulkan bahwa dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman yaitu terbebas dari cidera fisik dan mental. Selain itu, harus memperhatikan keadaan lingkungan yang aman seperti baiknya udara atau oksigenisasi,sanitasi,terbebasnya dari polusi dan lain-lain.Dalam teori dengan kasus terkadang banyak kesamaan itu wajar dan terkadang pula ada ketidaksamaan, sehingga dapat dibandingkan yaitu pada teori terdapat diagnosa resiko cedera ternyata di kasus ada itu sinkron. Tetapi pada diagnosa lainnya terdapat pada teori, yaitu diagnosa resiko keracunan sedangkan dalam kasus tidak ada karena tidak berhubungan atau kontak langsung dengan zat-zat kmia, namun kasus ini berhubungan dengan pergerakan / mobilitas. Kemudian ada pula diagnosa dalam teori yaitu resiko asfiksia, tentu saja dalam kasus tidak ada karena tidak berhubungan dengan kemampuan motorik dan usia bayi namun kasus ini terjadi pada lansia begitu pula dengan diagnosa lain tidak berhubungan, karena pada kasus ini terjadi perubahan atau berhubungan dengan mobilitas.Serta dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan terhadap pasien yang mengalami gangguan rasa aman perlu hati-hati, karena sebagian besar akibat keamanan yaitu dari terjadinya gangguan rasa aman itu sendiri. Baik dari individunya sendiri, lingkungan sekitar. Sebagai perawat perlu semaksimal mungkin melakukan tindakan keperawatan tersebut untuk mencapai tujuan yaitu membuat pasien terbebas dan sembuh serta terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

B. SaranDengan telah membacanya makalah ini, mahasiswa/I diharapkan dapat mengerti, mengetahui tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman, serta tindakan-tindakan yang akan diambil dalam membuat ASKEP yang bermutu dan bermanfaat bagi pasien. Serta dituntut untuk bisa membandingkan antara teori dan kasus yang terjadi di lapangan / lahan praktek yang terkadang ketidaksinkronan dan kesinkronan yang wajar. Semoga bermanfaat bagi semua mahasiswa dan membantu dalam pembuatan ASKEP kelak.