biokimia idk 1

7
Tugas Ilmu Dasar Keperawatan 1 Nama : Annisa Suci Utami NIM : 2014-33-048 Dosen: Hendra Wijaya 1. Jelaskan gambar di bawah ini! Sistem buffer dalam cairan tubuh: Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Sistem buffer dalam cairan tubuh terdapat di Intracellular Fluid Volume (ICF) dan Extracellular Fluid Volume (ECF) Di dalam ICF, sistem buffer terdiri dari sistem buffer fosfat dan sistem buffer protein. Sedangkan di dalam ECF, sistem buffer terdiri dari sistem buffer karbonat-bikarbonat dan sistem buffer protein. Sistem buffer protein dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu sistem buffer hemoglobin, sistem buffer asam amino, dan sistem buffer protein plasma.

Upload: annisa-succi-utami

Post on 10-Dec-2015

308 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

tugas biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Biokimia Idk 1

Tugas Ilmu Dasar Keperawatan 1Nama : Annisa Suci UtamiNIM : 2014-33-048Dosen: Hendra Wijaya

1. Jelaskan gambar di bawah ini!

Sistem buffer dalam cairan tubuh:

Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah.

Sistem buffer dalam cairan tubuh terdapat di Intracellular Fluid Volume (ICF) dan Extracellular Fluid Volume (ECF)

Di dalam ICF, sistem buffer terdiri dari sistem buffer fosfat dan sistem buffer protein. Sedangkan di dalam ECF, sistem buffer terdiri dari sistem buffer karbonat-bikarbonat dan sistem buffer protein. Sistem buffer protein dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu sistem buffer hemoglobin, sistem buffer asam amino, dan sistem buffer protein plasma.

1. Intracellular Fluid Volume (ICF)

a. Sistem buffer fosfat

Sistem buffer fosfat merupakan suatu buffer yang penting dalam eritrosit dan sel tubulus ginjal. Ion H+ yang diekskesi dalam urine, dibufer oleh fosfat, dan disebut sebagai asam yang dapat tertitrasi.

Page 2: Biokimia Idk 1

Buffer fosfat merupakan buffer yang penting untuk urin. Anion fosfat terlibat dalam metabolisme sel maupun regulasi neuromuskuler dan fungsi hematologi. Reabsorpsi fosfat dalam tubuh renal berbanding terbalik dengan kadar kalsium. Ini berarti bahwa peningkatan jumlah fosfor yang dieksresi dalam urine akan memicu reabsorpsi kalsium dan demikian pula sebaliknya

Mekanisme buffer fosfat

Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan amonia. Sistem ini terdiri atas asam lemah H2PO4

- dan basa konjugasinya HPO42-. Jika dari

proses metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera bereaksi dengan ion H2PO4

-

HPO42-

(aq) + H+(aq) ⇄ H2PO4

-(aq)

Dan jika proses metabolism sel menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH -akan bereaksi dengan H2PO4

-.

H2PO4-(aq) + OH-

(aq) ⇄ HPO42-

(aq) + H2O(l)

Sehingga perbandingan [H2PO4- ] / [HPO4

2-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan tetap. Sistem buffer fosfat mempunyai pK sebesar 6,8, yang tidak jauh berbeda dari nilai normal pH cairan tubuh yakni 7,4, sehingga akan mempermudah sistem fosfat bekerja pada daya buffer yang maksimal.

2. Extracellular Fluid Volume

a. Sistem buffer bikarbonat

Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraseluler utama dan bertanggungjawab mempertahankan pH darah. Merupakan penyangga paling utama pada cairan extracelluler dan terdiri dari asam karbonat ( H2CO3 ) dan larutan bikarbonat ( HCO3-). Karbon dioksida yang terbentuk selama respirasi sel akan larut dalam air (plasma) untuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat akan berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion hidrogen ditambahkan dalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat berolahraga, maka ion bikarbonat dan ion hidrogen yang terbentuk dari asam laktat akan membentuk asam karbonat. Asam karbonat berperan sebagai donor ion hydrogen. Jika ion hidrogen hilang dari tubuh, asam karbonat akan berdisosiasi lebih banyak untuk melepaskan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Rasio normal bikarbonat terhadap asam karbonat adalah 20:1. Reaksi kesetimbangannya:

CO2 + H2O H⇄ 2CO3 H⇄ + + HCO3-

Page 3: Biokimia Idk 1

3. Sistem buffer protein

Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam amino mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam (COOH). Buffer protein merupakan sistem yang sangat kompleks dan akan memepertahankan pH fluida intracellular (ICF) dan fluida extracellular (ECF). Sistem buffer protein terdiri dari sistem buffer hemoglobin, sistem buffer asam amino, sistem buffer protein plasma.

a. Sistem buffer hemoglobin

Oksigen merupakan zat utama yang diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap pH. Reaksi kesetimbangan yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.

HHb+ + O2 ⇄ H+ + HbO2

Produk buangan dari tubuh adalah CO2- yang di dalam tubuh bisa membentuk senyawa

H2CO3 yang nantinya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh akan

mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah melepaskan O2 dapat mengikat H+

membentuk asam hemoglobin (HHb+).

b. Sistem buffer asam amino

Asam amino mengandung gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat basa. Oleh karenaitu, asam amino dapat berfungsi sebagai sistem penyangga di dalam tubuh. Adanya kelebihan ionH+ akan diikat oleh gugus yang bersifat basa, dan apabila ada kelebihan ion OH- akan diikatoleh ujung yang bersifat asam. Dengan demikian, larutan yang mengandung asam amino akanmempunyai pH relatif tetap

c. Sistem buffer protein plasma

Sistem buffer protein plasma terdiri dari albumin dan merupakan 95% buffer nonbikarbonat dalam plasma.

Page 4: Biokimia Idk 1

2. Jelaskan gambar di bawah ini!

Rasa haus merupakan sensasi subjektif yang mendorong seseorang untuk menelan H2O lebih banyak. Pusat haus terletak di hipotalamus dekat dengan sel penghasil vasopressin. Mekanisme haus yaitu:

a. Saat terjadi deficit H2O, osmolalitas plasma meningkat. Hal ini menyebabkan produksi kelenjar ludah menurun dan mulut menjadi kering, kemudian sinyal sekresi anti diuretic/vasopressin dikirim ke osmoreseptor hipotalamus.

b. Peningkatan osmolalitas karena H2O sedikit dan kebutuhan akan H2O bertambah, maka sekresi anti diuretic/vasopressin dan rasa haus diaktifkan di pusat haus hipotalamus.

c. Saat terjadi peningkatan osmolalitas plasma, di saat yang bersamaan juga terjadi penurunan volume plasma. Hal ini menyebabkan tekanan darah menurun dan merangsang JG cells di ginjal untuk mengaktifkan mekanisme renin-angiotensin. Penurunan tekanan darah juga diperngaruhi oleh sekresi vasopressin yang sedang aktif di pusat haus hipotalamus.

d. Mekanisme renin-angiotensin yang aktif menyebabkan meningkatnya angiotensin II. Angiotensin II bekerja pada organ subforniks, yaitu daerah reseptor khusus dalam diensefalon, yang merangsang daerah neural yang berhubungan dengan haus. Angiotensin II bekerja langsung pada otak untuk menimbulkan rasa haus dan merangsang vasopressin untuk menigkatkan reabsorbsi H2O di ginjal. Peningkatan angiotensin II mengaktifkan rasa haus di pusat haus hipotalamus.

e. Pusat haus hipotalamus yang sedang aktif menyebabkan sensasi haus yang membuat seseorang ingin minum.

f. H2O atau air yang membasahi mulut, kerongkongan, dan usus menyebabkan terjadinya absorbsi atau penyerapan H2O dari GI tract. Hal ini menurunkan osmolalitas plasma sehingga rasa haus pun berkurang.

Page 5: Biokimia Idk 1

3. Jelaskan gambar di bawah ini!

Saat hilangnya sodium di dalam tubuh lebih besar dari hilangnya air, maka produksi plasma Na+ juga menurun. Penurun konsentrasi plasma Na+ menyebabkan tekanan osmotik di ECF juga menurun dan air berpindah dari ECF ke ICF.

Air yang berpindah ke ICF membuat jumlah air yang ada di ECF menurun dan volume darah juga menurun. Hal ini berakibat pada timbulnya gangguan pada sistem sirkulasi dan gangguan pada ginjal. Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air melalui sistem umpan balik osmoreseptor-ADH. Selain itu, asupan cairan diperlukan untuk mengimbangi kehilangan cairan apa pun yang terjadi melalui berkeringat dan bernapas serta melalui saluran pencernaan.

Air yang berpindah dari ECF ke ICF juga menyebabkan pembengkakan sel dan sebagai tanda bahwa tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Pembengkakan sel yang terjadi membuat disfungsi Central Nervous System (CNS) di otak yang menyebakan edema.

4. Jelaskan hubungan natrium dan kalium pada hipertensi!

Keadaan hipertensi banyak ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar. Natrium yang terlalu banyak yang ditandai dengan pengembangan volume cairan ekstraseluler yang menyebabkan edema. Asupan natrium merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan natrium terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. mengkonsumsi garam (natrium) menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini meningkatkan volume darah di dalam tubuh yang berarti jantung harus mempompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output) dalam sistem pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan lebih tinggi.

Page 6: Biokimia Idk 1

Kebalikan dari natrium, kalium berhubungan lebih dengan penurunan tekanan darah. Kalium berpartisipasi dalam memelihara keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa. Kalium juga berperan dalam transmisi impuls saraf dan tekanan otot. Selain itu enzim yang berpartisipasi pada metabolisme energi akan berfungsi lebih efesien ketika berkaitan dengan potassium