i laporan hasil perkebunan jadi1

Upload: nurul-hikmah

Post on 05-Oct-2015

248 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

pengetahuan bahan pangan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGANHASIL PERKEBUNANOleh :Nama: Nurul HikmahNRP: 123020181Kelompok: HNo. Meja: 1(satu)Asisten: Yuke RusianaTanggal Percobaan: 21 Oktober 2014

LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGANJURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG2014I PENDAHULUANBab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

1.1. Latar Belakang PercobaanKakao adalah tanaman yang diolah menjadi cokelat, dan dari tanaman itulah pholyphenol antioksidan dan antiperadangan berasal. Pholyphenol adalah molekul-molekul antioksidan dan antiperadangan alami yang meredakan peradangan dan membantu melindungi dari obesitas (Mark, 2006).Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman (AAK, 1988).Tanaman teh berasal dari daerah subtropis yang terletak pada 25-35 LU dan 9-205 BT, terutama terpusat pada kawasan antara 29 LU dan 98 BT. Daerah ini berada pada wilayah miring berbentuk kipas, terletak diantara pegunungan-pegunungan Naga, Manipuri, dan Lushai di sepanjang perbatasan Assam-Burma di ujung barat, membentang melalui wilayah cina sampai propinsi Ckekiang di ujung timur, dan ke arah selatan melalui pegunungan-pegungunan di Birma (Myanmar), Thailand, terus ke Vietnam (Djoehana, 2000).

1.2. Tujuan Percobaan1.2.1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Hasil Perkebunan Tujuan dari percobaan struktur dan sifat fisik hasil perkebunan adalah untuk mengetahui struktur dan dan sifat hasil perkebunan 1.2.2. Pengamatan Analisis KafeinTujuan dari percobaan analisis kafein adalah untuk mengetahui kadar kafein pada hasil perkebunan1.2.3. Pengamatan Penentuan Kadar SariTujuan dari percobaan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui kadar sari dalam bahan pangan sehingga dapat di ketahui mutu organoleptik dari seduhan bahan pangan tersebut.1.2.4. Pengamatan Penentuan Kadar TaninTujuan dari percobaan penentuan kadar tanin adalah untuk mengetahui kadar tanin.1.3. Prinsip Percobaan1.3.1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Umbi-umbianPrinsip dari percobaan struktur dan sifat fisik hasil perkebunan adalah berdasarkan dari hasil perkebunan yang di lihat dari bentuk, warna, struktur, biji, dan aroma.1.3.2. Pengamatan Analaisis KafeinPrinsip dari percobaan analisis kafein adalah berdasarkan kafein yang bersifat basa monoacid lemah yang dapat terpisah dengan penguapan air serta penambahan asam dan basa sehinga membentuk garam yang stabil.1.3.3. Pengamatan Penentuan Kadar SariPrinsip percobaan penentuan kadar sari adalah berdasarkan jumlah bahan yang larut apabila bahan tersebut di ekstrak dengan air1.3.4. Pengamatan Penentuan Kadar TaninPrinsip percobaan penentuan kadar tanin adalah berdasarkan pengoksidasian tanin oleh KmnO4

II METODELOGI PERCOBAANBab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang di gunakan, (2) Alat-alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan-bahan yang DigunakanBuah kakao, Kopi bubuk, MgO, H2SO4, Khloroform, KOH, teh bubuk, Larutan asam oksalat0,1 N, larutan KMnO4 standar, Larutan Indigo, Larutan gelatin, Larutan NaCl asam, aquadest, coklat bubuk2.2. Alat-alat yang DigunakanJangka sorong, planimeter, pisau, timbangan, penggaris, erlenmeyer, labu takar, pendinginan balik, corong pemisah, corong , kertas saring , pipet 10 mL dan 5 mL, buret, dan plat pemanas, pengaduk, dan neraca analitik, penangas air, oven, labu didih , gelas kimia.2.3. Metode Percobaan2.3.1. Struktur dan Sifat Fisik

Bahan

BentukUkuranWarnaStrukturBijiAroma

Melintang Membujur

Gambar 1. Metode Percobaan Struktur dan Sifat FisikSampel disiapkan, kemudian sampel ditimbang untuk mengetahui berat sampel. Sampel diamati secara organoleptik yaitu warna, aroma, bentuk, dan sampel diukur dengan penggaris dan jangka sorong. Sampel di iris secara melintang dan membujur.2.3.2. Analisis Kafein

Gambar 2. Metode Analisis KafeinSampel digerus sampai halus. Kemudian ditimbang sebanyak 2-3 gram. Tambahkan MgO sebanyak 2-3 g dan 200ml Aq. Kemudian direfluks selama 75 menit, kemudian dinginkan. Sampel yang sudah direfluks dimasukan ke dalam labu takar 250 ml kemudian tanda bataskan. Saring ampasnya. Filtrat di panaskan kemudian ditambahkan H2SO4 bilas berkali kali dengan kloroform. Dimasukan kedalam corong pemisah kemudian dikocok sampai jelas terpisah cairan bagian bawah ditampung. Kemudian tambahkan 5 ml kloroform dikocok biarkan sampai mengendap lakukan sebanyak 2 kali. Pisahkan filtrat dan residu, residu diuapkan kemudian dikeringkan di oven dengan suhu 100oC. timbang kafein kering.

2.3.3. Analisis Tanin

Gambar 3. Metode Analisis TaninSampel ditimbang sebanyak 2 sampai 3 gram. Kemudian sampel dimasukan kedalam gelas kimia dan ditambahkan 200ml aquades. Kemudian dipanaskan selama 30 menit. Dinginkan kemudian dimasukan kedalam labu ukur 250 ml lalu tanda bataskan. Kemudian disaring sebanyak 10ml dan dimasukan kedalam labu ukur 100 mL ditambahkan 10 mL indigo, 5 ml asam NaCl dan 1 gram kaolin. Diamkan 10 menit kemudian tanda bataskan. Filtrat diambil sebanyak 10 ml dimasukan kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan indigo sebanyak 10 ml lalu dititrasi dengan KMnO4 catat volume KMnO4.2.3.4. Analisis Kadar Sari

Gambar 4. Metode Analisis Kadar SariSampel dimasukan kedala labu erlenmeyer sebanyak 5 gr dan aquades sebanyak 100 mL kemudian ditimbang. Panaskan labu erlenmeyer selama 45 menit kemudian labu erlenmeyer dipanaskan denga lubang ditutup menggunakan cawan uap yang berisi air selama 5 menit. Dinginkan sampel. Saring ampas pisahkan dengan filtrat. Filtrat dimasukan sebanyak 25ml kedalam cawan uap. Kemudian dipanaskan sampai kering. Cawan yang sudah dikeringkan dimasukan kedalam oven dan di oven dalam suhu 100oC dan selama 1 jam. Kemudian cawan ditimbang

III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANBab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.3.1 Hasil Pengamatann Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan hasil perkebunan dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 1. Pengamatan Sifat Fisik dan Struktur PerkebunanKeteranganHasil

SampelKakao

Bentuk

UkuranDiameter Panjang 8,34 cm15,76 cm

WarnaKuning kecoklatan

strukturMelintang

Membujur

AromaAroma khas kakao

Sumber : Kelompok H, Meja 1, (2014)Tabel 2. Pengamatan Analisis KafeinKeteranganHasil

Sampel Teh

Berat cawan 38,69 Gram

Berat cawan + sampel 38,70 Gram

Berat sampel2 Gram

Berat kafein0,01 Gram

Kadar kafein2.9 %

Sumber : Kelompok H, Meja 1, (2014)

Tabel 3. Pengamatan Penentuan Kadar SariKeteranganHasil

Sampel Coklat Van Houten

Berat sampel + aquadest + erlenmeyer213,5 Gram

Berat cawan51,9 Gram

Berat sampel 5 Gram

Berat cawan +sampel (sebelum dikeringakan)56,9 Gram

Berat cawan + sampel (Setelah dikeringkan)52,4 Gram

Berat residu 0,5 Gram

% kadar sari40 %

Sumber : Kelompok H, Meja 1 (2014)Tabel 4. Pengamatan Penentuan Kadar TaninKeteranganHasil

Sampel Teh Sari Wangi Sari Murni

Berat sampel2,3 Gram

N KmnO40,01 N

V KmnO4 (a)2,2 ml

V KmnO4 (b)2,6 ml

% kadar Tanin0,4340 %

Sumber : Kelompok H, Meja 1 (2014)

3.2 PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan bahwa kakao, berbentuk memanjang, berukuran panjang 15,76 cm dan diameter 8,34 cm, serta memiliki warna kuning kecoklatan.Taksonomi kakao dibawah ini : Kerajaan:Plantae

Divisi:Magnoliophyta

Kelas:Magnoliopsida

Ordo:Malvales

Famili:Malvaceae(Sterculiaceae)

Genus:Theobroma

Spesies:T. cacao

Gambar 1. Morfologi Buah kakaoMenurut Cuastrecasas (1964) dikenal 2 subjenis kakao, yaitu kakao dan Sphaerocarpum (Chev.) Cuatr. Subjenis kako mempunyai empat forma (taksonomi dibawah subjenis) seperti berikut :1. Forma kakao. Anggotanya tipe criollo dari Amerika Tengah. Betuk biji bulat, keping biji (kotiledon) putih, dan mutunya tinggi.2. Forma petagonum. Hanya dikenal di Meksiko dan Amerika Tengah. Biji bulat dan besar, kotiledon putih, dan mutunya tinggi.3. Forma leicarpum. Biji bulat atau montok (plum), kotiledon putih atau ungu pucat, dan mutunya tinggi. Klon-klon Djati Runggo (DR) termasuk forma ini.4. Forma lacandonense. Dikenal di dekat Chiapas, Meksiko. Forma ini termasuk kakao liar.Kakao lindak (bulk) yang telah tersebar luas di daerah tropika adalah anggota subjenis Sphaerocarpum. Bentuk bijinya lonjong (oval), pipih dan keping bijinya (kotiledon) berwarna ungu gelap. Mutunya beragam tetapi lebih rendah daripada subjenis kakao. Permukaan kulit buahnya relatif halus karena alur-alurnya dangkal. Kulit buah ini tipis tetapi keras (liat). Pertumbuhan tanamannya kuat dan cepat, daya hasilnya tinggi, dan relatif tahan terhadap beberapa hama dan pemyakit (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).Agar daya tumbuh tetap terjamin baik, dalam pengiriman benih kakao perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.1. Suhu ruang pengiriman diusahakan tidak lebih dari 35C.2. Peti karton tidak terkena cahaya matahari langsung secara terus-menerus.3. Peti karton dicegah agar tidak terkena air hingga basah kuyup.4. Peti karton dijaga agar tidak rusak.(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).Biji coklat mentah yang masih segar terdiri dari bagian-bagian, berturut-turut dari luar adalah pulp, kulit bijim kulit air, keeping biji, dan lembaga, (embryo). Biji coklat biasanya mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan tanin disamping zat-zat lainya seperti mineral, pigmen, asam dan air tanin dalam coklat berperan dalam proses fermentasi yang akan merubah aroma coklat yang dihasilkan. Selain dari itu, pulp berperan sebagai sumber fermentasi coklat (Muchtadi, 2013).Tabel 5. Komposisi kakaoKomposisi Kandungan (%)

LemakKarbohidratProtein TaninMineralPigmenAsam-asamAir30-3518188-103-42-40,5-1sisanya

Sumber : Muchtadi, 2013Berdasarkan hasil percobaan kadar kafein yang terdapat pada Teh Sari Wangi Sari Murni adalah sebesar 2,9 %. Rasa dan aroma yang khas dari Sari Murni tersebut didapat dari penerapan teknologi terkini yang dirancang secara khusus dengan menggunakan Osmo Filter Technology. Osmo Filter mampu menyimpan kesegaran rasa dan aroma daun teh alami, sehingga tetap terjaga keasliannya. Pori-pori yang terdapat pada Osmo Filter ini akan menyaring dan melepaskan hanya kandungan teh yang baik untuk menghasilkan teh jernih, dengan warna cerah. (Anonim, 2007)Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan tertentu. Manfaat yang dihasilkan dari minuman teh adalah memberikan rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh berasal dari kandungan bahan kimia yang terdapat dalam daun teh. Pengolahan teh dimaksudkan untuk mengubah komposisi kimia daun teh segar secara terkendali, sehingga menjadi hasil olahan yang dapat memunculkan sifat-sifat yang dikehendaki pada air seduhan, seperti warna, rasa, dan aroma yang baik dan disukai. Bahan kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok yaitu substansi fenol (catechin dan flavanol), substansi bukan fenol (pectin, resin, vitamin, dan mineral), substansi aromatic, dan enzim-enzim Perubahan kimia pada pengolahan teh (terutama teh hitam) terjadi pada proses pelayuan, penggulangan, fermentasi, dan pengeringan, serta penyimpanan. Pada proses pelayuan, terjadi peningkatan enzim, peruraian protein, dan peningkatan kafein, sehingga menimbulkan bau yang sedap. Pada proses penggulangan, terjadi oksidasi yang memungkinkan terjadinya warna cokelat dan bau spesifik. Proses fermentasi atau oksidasi enzimatis, merupakan proses oksidasi senyawa polifenol dengan bantuan enzim polifenol oksidase, menghasilkan substansi theaflavin dan thearubigin. Substansi tersebut akan memnentukan sifat strength, colour, quality, dan briskness pada air seduhannya. Pada proses pengeringan, terjadi penghentian proses oksidasi (terhentinya aktivitas enzim) sehingga terbentuk rasa, warna, dan bau spesifik (Setyawidjaja, 2000).Belum ada keputusan mutlak tentang bahaya konsumsi kafein bagi kesehatan orang dewasa di kalangan ahli, dapat dipastikan kafein memang bisa mengakibatkan kecanduan jika mengonsumsi kafein sebanyak 600 mg (sekira 5-6 cangkir kopi 150 ml) selama 10-15 hari berturut-turut. Dosis fatalnya sendiri berkisar sekira 10.000 mg (sekira 50-200 cangkir kopi/hari) pada konsumsi oral untuk berat badan rata-rata (Ikrawan, 2005). Mekanisme kerja kafein dalam tubuh adalah dengan menyaingi fungsi adenosin, salah satu senyawa dalam sel otak yang membuat orang mudah tertidur. Namun berbeda dengan ikatan adenosin asli dengan reseptor, kafein tidak memperlambat gerak sel tubuh. Lama kelamaan sel-sel tubuh tidak akan bekerja lagi terhadap perintah adenosin. Kafein akan membalikkan semua kerja adenosin, sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar, sedikit gembira, mata terbuka lebih lebar, namun jantung juga akan berdetak lebih cepat, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi dan hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra (Ikrawan, 2005).Fungsi larutan dalam percobaan analisis kafein diantaranya, MgO untuk menstabilkan larutan. H2SO4 untuk membuat suasana asam dan menghidrolisis kafein. Kloroform untuk mengekstrak kafein, KOH untuk menghentikan hidrolisis.Ektraksi bertahap adalah cara yang paling sederhana caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstak yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang akan di ekstrak pada kedua lapisan setelah ini tercapai lapisan didiamkan.SNI ini direvisi oleh:SNI 3836:2013 - Teh kering dalam kemasan

Abstraksi:Persyaratan mutu meliputi keadaanairseduhan (warna: hijau kekuningan-merah kecoklatan, bau dan rasa khas); kadar air maks. 8% b/b; kadar ekstrak dalam air min. 32%b/b; kadar abu total maks. 8% b/b; kadar abu larut dalamair dari abu total min 45% b/b; alkalinitas abu larut dalam air (1-3)% b/b; serat kasar maks. 16% b/b: cemaran logam (Pb maks. 20 mg/kg, Cu mals. 150,0 mg/kg, Zn dan Sn maks. 40,0 mg/kg, Hg maks. 0,03 mg/kg; As maks 1,0 mg/kg; cemaran mikroba (ALT maks 3 X 10 3 koloni/g, Coliform < 3 APM/g).

ICS:1.67.140.10Teh

SK Penetapan:1705.A/BSN-I/HK.24/06/2000

Tanggal Penetapan:30-06-2000 [dd-mm-yyyy]

SNI Ini Merevisi:1.SNI 01-3836-1995Teh

Acuan Normatif SNI:1. SNI 19-0428-1998 Petunjuk pengambilan contoh padatan2. SNI 01-2891-1992 Cara uji makanan dan minuman3. SNI 01-2891-1992 Cara uji makanan dan minuman4. SNI 01-2897-1992 Cara uji cemaran mikroba

Bibliografi:1.Pearson, David, Thechemical analysisof foods, Chemicalpublishing company, inc., New York, 19712.Pearson, David, The chemical analysis of foods, Chemical publishing company, inc.,New York, 19713.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan, Kumpulan peraturan perundang-undangan bidang makanan, edisi III, jilid I, Jakarta, 19944.Horwitz, W et al, Official methods of analysis ofASSOCIATIONof officialanalytical chemist, twelfth edition, AOAC, Washington, 19755.Horwitz, W et al, Official methods of analysis ofASSOCIATIONof official analytical chemist, twelfth edition, AOAC, Washington, 1975

Berdasarkan hasil percobaan kadar tanin dapat diketahui kadar tannin pada teh Sariwangi adalah 10,85%.Indonesia mempunyai budaya minum teh yang kuat dengan 3 rasa utama, rasa melati yang terpusat diJawa Tengahdan Jawa Timur, rasa Vanilla yang terpusat di Sumatera dan yang terakhir rasa teh Hitam yang terpusat di Jawa Barat dan Jawa Timur serta pulau-pulau di luar Jawa. Sariwangi merupakan merek teh arketip terkemuka yang secara eksklusif beroperasi dalam segmen teh celup. Sariwangi merupakan merek lokal yang diperkenalkan pada tahun 1973 dalam format teh celup suatu cara modern baru untuk minum teh yang lain dari teh bubuk. Jenis teh yang ada di Indonesia kebanyakan berasal dari daerah Assam, yaitu bernamakan Camelia sinensis var Assamica (Sumantri, 1983). Tanaman teh telah diklasifikasikan (sistematika) sebagai berikut :Divisio: SpermatophytaSub divisio: AngiospermaeKelas: Dicotyledoniae Sub kelas: ChoripetalaeOrdo: ClusialeFamili: TheaceaeGenus: CamelliaSpesies: Camellia sinensis Camellia assamicaTabel 7. Komposisi Kimia Daun Teh SegarZat Kimia% Bahan Kering

Selulosa dan serat kasarProteinKhlorofil dan pigmenTaninPati KafeinAsam aminoGulaAbu34 %

17 %1,5 %25 %0,5 %4 %8 %3 %5,5 %

Sumber : (Muchtadi, 2013)Susunan kimia daun teh amat bervariasi menurut beberapa faktor, yaitu jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun dan banyaknya sinar matahari yang telah diterima (Muchtadi, 2013).Berdasarkan sistem pengolahan, teh dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu :A. Teh Hitam Teh hitam diolah melalui fermentasi. Teh ini dibagi lagi menjadi dua yaitu : (a) teh orthodox, adalah teh yang diolah melalui proses pelayuan sekitar 16 jam, penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi; dan (b) teh TCT (Cutting, Tearing dan Curling), adalah teh yang diolah melalui perajangan, penyobekan dan penggulungan daun basah menjadi bubuk kemudian dilanjutkan dengan fermentasi, pengeringan, sortasi, hingga terbentuk teh jadi (Muchtadi, 2013).B. Teh Hijau Teh hijau ini diolah tanpa melalui fermentasi. Teh hijau dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu : (a) teh hijau murni, adalah teh yang diolah melalui pelayuan sekitar 3 menit, selanjutnya dilakukan penggulungan, pengeringan, sortasi dan terbentuk teh jadi; (b) teh Oolong, adalah teh yang diolah melalui semi pelayuan selama 6-9 jam, selanjutnya diproses seperti teh hijau; (c) teh gunga, adalah teh oolong yang diberi aroma tertentu, seperti bunga melati.C. Teh PutihSama sepertiteh hijaudan teh hitam, teh putih berasal dari tanaman Camellia sinensis. Teh putih mengandung antioksidan lebih besar daripada teh hijau dan teh hitam. Selain itu, kandungan kafeinnya juga lebih sedikit daripada teh hijau dan teh hitam.Teh putih diakui sebagai varietas teh yang olahannya paling sedikit, karenatidak ada proses pemanasan atau oksidasi dalam pembuatannya.D. Teh Oolong Selain teh hijau dan teh hitam, ada juga teh oolong yang merupakan teh yang hanya sebagian terfermentasi. Teh oolong memiliki sifat baik seperti teh hijau dan teh hitam. Teh oolong banyak diproduksi di China Selatan dan Taiwan, dan pembuatannya mirip dengan teh hitam. Baik teh hitam maupun teh oolong sering diberi bunga gambir atau melati sebagai pewangi (Muchtadi, 2013).Mutu teh dapat dibedakan beberapa kelas berdasarkan ukuran, yaitu orange pekoe, pekoe,dan souchong, yang berturut-turut dari daun yang kecil, lebih besar, dan terbesar. Kata pekho atau pekoe berasal dari bahasa China yang artinya rambut putih pada daun teh muda, yaitu kuncup teh (Winarno, 1993).Setiap daun tanaman memiliki komposisi kimia yang berbeda satu sama lain. Perbedaan komposisi tersebut membuat berbedanya sifat daun yang satu dengan yang lain. Demikian pula daun teh mempunyai susunan kimia yang spesifik. Apabila perubahan-perubahan selama pengolahan dapat dikendalikan dengan tepat maka akan menghasilkan bahan minuman yang baik (Arifin, 1994).Beberapa grade teh :a. FTGFOP1 (Finest Tippy Golden Flowery Orange Pekoe First Grade Leaves) SFTGFOP1 (Special Finest Tippy Golden Flowery Orange Pekoe First Grade Leaves).b. TGFOP1/TGFO P (Tippy Golden Flowery Orange Pekoe First Grade Leaves / Tippy Golden Flowery Orange Pekoe) c. GFOP1 (Golden Flowery Orange Pekoe First Grade Leaves)d. FOP/FOP1 (Flowery Orange Pekoe/Flowery Orange Pekoe First Grade Leaves).e. OP sup (Orange Pekoe Superior) f. OP (Orange Pekoe) g. BOP1 (Broken Orange Pekoe First Grade Leaves)h. P/FP (Pekoe/Flowery Pekoe)i. BOP kasar (Broken Orange Pekoe)j. BPS (Broken Pekoe Souchong) k. TGFBOP1 (Tippy Golden Flowery Broken Orange Pekoe 1)l. GFBOP1 (Golden Flowery Broken Orange Pekoe 1)m. GBOP (Golden Broken Orange Pekoe) n. FBOP (Flowery Broken Orange Pekoe) o. BOP (Broken Orange Pekoe)p. BP (Broken Pekoe) q. FBOPF (Finest Broken Orange Pekoe Flowery) r. BT (Broken Tea) s. BOPF (Broken Orange Pekoe Fannings) t. TGFOF (Tippy Golden Flowery Orange Fannings). u. GFOF (Golden Flowery Orange Fannings) v. FOF (Flowery Orange Fannings) w. OF (Orange Fannings) x. PF (Pekoe Fannings) y. D1 (Dust 1)(anonim, 2014)Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan dalam empat kelompok besar yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi aromatis, enzim. Keempat kelompok tersebut bersama mendukung terjadinya sifat-sifat yang baik pada teh jadi apabila pengendaliannya selama pengolahan dapat dilakukan dengan tepat. Variasi demikian sukar dapat diatasi apalagi yang bersifat genetik dan alamiah. Variasi tersebut masih bisa dapat diterima sepanjang komposisi tersebut diusahakan masih berada dalam keadaan sebaik-baiknya, artinya tidak berubah akibat perlakuan pengangkutan yang salah sebelum diolah (Muchtadi, 2013).Tanin merupakan senyawa yang paling penting pada daun teh. Senyawa tidak berwarna ini dalam pengolahan langsung atau tidak langsung perubahannya selalu dihubungkan dengan semua sifat teh jadi yaitu rasa, warna, dan aromanya. Tanin banyak terdapat pada pucuk teh dan memegang peranan penting dalam menentukan rasa, warna dan aroma teh. Zat kafein juga penting dalam menimbulkan rasa nikmat pada air seduhan teh. Selain itu berbagai protein, patik, pektin dan minyak atsiri walaupun dalam jumlah kecil ikut menentukan mutu teh (Muchtadi, 2013).Fungsi larutan, kaolin berfungsi untuk menjernihkan larutan, gelatin untuk memisahkan tannin dari senyawa lain. Indigo berfungsi untuk menjernihkan larutan dan sebagai pemberi warna pada larutan. KMnO4 untuk mengoksidasi larutan. Mutu teh sangat ditentukan oleh macam daun yang dipetik. Kuncup atau peko dan daun muda akan memberikan mutu teh yang lebih baik daripada daun tua. Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman. Sistem pemetikan P+1 berarti pucuk yang dipetik terdiri dari pucuk peko dan sebuah daun sebelumnya atau dibawahnya, P+2 berarti peko dan 2 daun pucuk berturut-turut sebelumnya. Daun teh yang baru dipetik mengandung air sekitar 75-82% dan selebihnya terdiri atas bahan organic misalnya tanin, kafein, pektin, protein, pati, minyak atsiri dan vitamin. Zat tanin yang banyak terdapat pada pucuk teh yang memegang peranan penting dalam menentukan warna, rasa, dan aroma teh. Zat kafein juga penting dalam menimbulkan rasa nikmat pada air seduhan teh. Selain itu, berbagai protein, pati, pektin, dan minyak atsiri walaupun dalam jumlah kecil ikut juga menentukan mutu atau kualitas teh (Muchtadi, 2013).Metode permanganometri berdasarkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi) antara MnO4- dengan C2O4 dalam suasana asam dan panas, dimana titik akhir titrasi ditunjukan dengan perubahan warna yang terjadi dari warna bening ke merah muda.Pada titrasi kadar tannin prinsipnya menggunakan metode permanganometri TAT berwarna merah muda atau kuning muda hal ini disebabkan oleh indicator larutan indigo jika ditambahkan larutan indigo warna larutan yang awalnya berwarna putih susu TAT nya akan berwarna kuning muda, jika larutan awalnya bening maka tidak perlu ditambahkan larutan indigo maka titrasi akan merwarna merah muda.Nomor SNI:SNI 3836:2013 (Ukuran File : 185.91 KB)

Judul:Teh kering dalam kemasan

Abstraksi:Standarinimenetapkan istilah dan definisi, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan penandaan teh kering dalam kemasan.

Panitia Teknis:67-04-S1 Minuman

ICS:1.67.140.10Teh

SK Penetapan:37/KEP/BSN/2/2013

Tanggal Penetapan:15-02-2013 [dd-mm-yyyy]

SNI Ini Merevisi:1.SNI 01-3836-2000Teh kering dalam kemasan

Acuan Normatif SNI:1. SNI 19-0428-1998 Petunjuk pengambilan contoh padatan

Jumlah Halaman:36

Berdasarkan hasil percobaan kadarn sari dapat diketahui kadar sari pada teh coklat bubuk Van Houten adalah 40%.Cocoa Van Houten,since1828.Merupakan bubuk coklatyang dapat dikonsumsi sebagai minuman.Cocok untuk menemani suasana pagi hari, apalagi selepashujanturun atau di saat suasana lain selagi membutuhkan kenikmatan aroma coklat,termasuk barangkali untuk memperbaikimood. A dark rich & aromatic dutch style cocoa powder.Bubuk kakao gaya dutch yang kaya warna dan aroma.Komposisi : bubuk kakao, perisa vanilli.Diproduksi oleh PT. CeresBandunguntuk C.J.Van Houten Zurich, Swiss.Cara membuatnya cukup mudah, satu sendoktehbubuk kako dengan dua sendok teh gula.Tuangkanairpanas secukupnya lalu aduk rata.Bisa pula aduk dengan sedikitsusu.Sepertinya bagi para penggemar coklat, minuman coklat ini adalahpilihan lain sebagai variasi mengkonsumsi coklat,Tersedia di beberapasupermarket,kemasan 90 g (halal) seharga kurang lebih delapan belas ribu rupiah.Bisa untuk dikonsumsi beberapa minggu hingga bulan.Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung dalam simplisia.Pemanasan pertama dengan waktu 45 menit berfungsi untuk menguapkan air dan mengeluarkan ekstrak supaya dapat diuji dengan mudah, setelah itu ditutup semala 5 menit berfungsi untuk melarutkan kembali ekstrak yang terbentuk.Aplikasi dalam bidang pangan penentuan kadar sari adalah untuk mengetahui mutu organoleptik dari suatu bahan pangan.

.

IV KESIMPULAN DAN SARANBab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran4.1 KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan bahwa kakao, berbentuk memanjang, berukuran panjang 15,76 cm dan diameter 8,34 cm, serta memiliki warna kulit yang kuning kecoklatan. Kadar kafein yang didapat dari teh Sariwangi adalah sebesar 2,9 %, kadar sari dalam cocoa Van Houten adalah 40%, dan kadar tanin pada teh A adalah 10,85 %.4.2 SaranPraktikan harus melakukan percobaan dengan baik , benar dan teliti sehingga hasil yang pengamatan dan perhitungan didapat dengan tepat serta menguasai materi yang akan diujikan.

DAFTAR PUSTAKAAak. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius : Yogyakarta.Anonim. 2014. Sariwangi. unilever.co.id/id/brands-in-action/detail/Sariwangi/325427/. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012.Anonim. 2014. Grading Pada Teh. http://www.food-info.net/id/products/tea/grading.htm. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2012.Hyman, Mark. 2006. Ultra Metabolism : 7 Langakah Sehat Mengurangi Berat Badan Anda Secara Otomatis. Bentang Pustaka : Yogyakarta.Ikrawan, Yusef. 2005. Dampak Kafein Kesehatan. http://www.gizi.net. Di akses 15 Oktober 2014.Muchtadi. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit IPB : Bogor.Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Agromedia Pustaka : JakartaSetyamidjaja, Djoehana. 2000. TEH Budi Daya Dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius : Yogyakarta.Winarno, F.G,. 2003. Kimia Pangan Dan Gizi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

LAMPIRAN

Analisi KafeinDik: W sampel= 2 Gram W kafein= 0,01 Gram

% Kafein=

= = 2,9% Kadar taninDik: V KMnO4 (a)= 2,2 mL V KMnO4 (b)= 2,6 mL N KMnO4= 0,01 N Berat sampel = 2,3 g% Tannin= = x 100%= 10,85 % Kadar SariDik:W sample = 5 gram Wsampel + aquadest +elyenmeyer = 213,5 gram Wcawan= 51,9 gram Wcawan + sampel (sebelum dikeringkan)= 56,9 gram Wcawan + sampel (sesudah dikeringkan)= 52,4 gramBerat Residu =0,5 GramKadar Sari= = = 40%