hyperglicemic hyperosmolar syndrome

2
Hyperglicemic hyperosmolar syndrome (HHS) adalah suatu keadaan kedaruratan diabetik yang hiperglikemia dan menyebabkan dehidrasi berat. Gejala klinis : Manifestasi HHS ini berupa dehidrasi berat, polidipsi, poliuria, perubahan status mental seperti delirium, takikardia, hipotensi, dan penurunan berat badan. Pada kasus berat kelainan yang terjadi bisa berupa koma, kejang, dan gangguan neurologis lainnya. Patofisiologi : Hiperglikemi pada pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan urin menjadi pekat dan menjadi osmolaritasnya meningkat. Sehingga peningkatan tersebut menyebabkan banyak cairan intravaskular yang tertarik keluar dan menjadi urin. Diuresis yang diinduksi oleh glukosa menyebabkan hipovolemia dan pelepasan respon stres oleh hormon-hormon counter regulatory insulin seperti hormon pertumbuhan (GH), epinefrin dan yang terpenting adalah glukagon. Hipovolemia berat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan ketidakmampuan mengekskresi glukosa, sehingga memperburuk hiperglikeminya sendiri. Pasien dengan HHS ini biasanya terjadi pada diabetes tipe 2. Pasien tersebut membuat sedikit insulin untuk mencegah lipolisis dan ketoasidosis diabetik. Diagnosis : Diagnosis didasarkan pada pengukuran osmolalitas serum dan kadar glukosanya. Hasil pengukuran glukosa biasanya akan sangat tinggi yaitu mencapai lebih dari 600 mg/dL. Dan osmolalitas serum biasanya lebih dari 320 mOsm/dL. Nilai pH berada diantara 7,35 sampai 7,45. Apabila pH berada di bawah 7,35, ada kemungkinan pasien menderita ketoasidosis diabetikum karena asidosis. Kedaruratan HHS : Mortalitas HHS dibagi menjadi tipe dini (<72 jam) dan tipe lanjut (>72 jam). Penyebab awal mortalitas yaitu shock, sepsis, dan kematian akibat penyebab yang mendasari seperti infeksi atau hipovolemik. Mortalitas lanjut paling sering disebabkan oleh kejadian thromboembolik pembuluh darah besar seperti infark cerebri atau myocard, embolisme paru, trombosis pembuluh mesenterik. Atau koagulopati intravaskular diseminata. Tatalaksana :

Upload: matius-dimas-reza

Post on 31-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

adfa

TRANSCRIPT

Page 1: Hyperglicemic Hyperosmolar Syndrome

Hyperglicemic hyperosmolar syndrome (HHS) adalah suatu keadaan kedaruratan diabetik yang hiperglikemia dan menyebabkan dehidrasi berat.

Gejala klinis :

Manifestasi HHS ini berupa dehidrasi berat, polidipsi, poliuria, perubahan status mental seperti delirium, takikardia, hipotensi, dan penurunan berat badan. Pada kasus berat kelainan yang terjadi bisa berupa koma, kejang, dan gangguan neurologis lainnya.

Patofisiologi :

Hiperglikemi pada pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol akan menyebabkan urin menjadi pekat dan menjadi osmolaritasnya meningkat. Sehingga peningkatan tersebut menyebabkan banyak cairan intravaskular yang tertarik keluar dan menjadi urin. Diuresis yang diinduksi oleh glukosa menyebabkan hipovolemia dan pelepasan respon stres oleh hormon-hormon counter regulatory insulin seperti hormon pertumbuhan (GH), epinefrin dan yang terpenting adalah glukagon. Hipovolemia berat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan ketidakmampuan mengekskresi glukosa, sehingga memperburuk hiperglikeminya sendiri. Pasien dengan HHS ini biasanya terjadi pada diabetes tipe 2. Pasien tersebut membuat sedikit insulin untuk mencegah lipolisis dan ketoasidosis diabetik.

Diagnosis :

Diagnosis didasarkan pada pengukuran osmolalitas serum dan kadar glukosanya. Hasil pengukuran glukosa biasanya akan sangat tinggi yaitu mencapai lebih dari 600 mg/dL. Dan osmolalitas serum biasanya lebih dari 320 mOsm/dL. Nilai pH berada diantara 7,35 sampai 7,45. Apabila pH berada di bawah 7,35, ada kemungkinan pasien menderita ketoasidosis diabetikum karena asidosis.

Kedaruratan HHS :

Mortalitas HHS dibagi menjadi tipe dini (<72 jam) dan tipe lanjut (>72 jam). Penyebab awal mortalitas yaitu shock, sepsis, dan kematian akibat penyebab yang mendasari seperti infeksi atau hipovolemik. Mortalitas lanjut paling sering disebabkan oleh kejadian thromboembolik pembuluh darah besar seperti infark cerebri atau myocard, embolisme paru, trombosis pembuluh mesenterik. Atau koagulopati intravaskular diseminata.

Tatalaksana :

Prioritas pengobatan adalah memperbaiki volume sirkulasi. Defisit air tubuh total rata-rata yang terjadi pada pasien HHS adalah sekitar 9 liter. Beberapa klinisi menyarankan pemberian 50% salin normal sampai osmolalitas menjadi kurang dari 320 Osm/dL. Dengan pemberian cairan ini, kadar glukosa darah juga akan berkurang meskipun tanpa insulin karena ada perbaikan dari laju filtrasi glomerulus. Oleh karena itu, pasien HHS cenderung cepat dalam merespon perbaikan cairan. Ketidakseimbangan elektrolit terutama kalium merupakan hal paling serius untuk ditangani karena merupakan salah satu faktor risiko yang tinggi untuk terjadinya tromboembolisme. Pemberian heparin dosis rendah dianjurkan untuk profilaksis dari ketidakseimbangan kalium ini.