syndrome komparten

15
Anatomi : Mengetahui anatomi kompartemen merupakan hal yang penting untuk memahami patofisiologi, diagnosis dan terapi sindroma kompartemen. Kompartemen adalah merupakan daerah tertutup yang dibatasi oleh tulang, interosseus membran dan fascia yang melibatkan jaringan otot, syaraf dan pembuluh darah. Otot mempunyai perlindungan khusus yaitu fascia, dimana fascia ini melindungi semua serabut otot dalam satu kelompok . Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak, antara lain : Lengan atas terbagi menjadi dua kompartemen, yaitu : Anterior : terdiri dari otot biceps brachii, brachialis, choracobrachialis dibatasi tulang humerus, septum intermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh nervus musculocutaneus. Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena chepalica. Posterior : terdiri dari otot triceps brachii, anconeus dibatasi oleh tulang humerus, septum intermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh nervus radialis. Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena chepalica. Lengan bawah terbagi menjadi tiga kompartemen, yaitu : Fleksor superficial : terdiri dari otot pronator teres, fleksor digitorum superficial, fleksor carpi

Upload: tanrw

Post on 08-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

SK

TRANSCRIPT

Page 1: Syndrome Komparten

Anatomi :

Mengetahui anatomi kompartemen merupakan hal yang penting untuk

memahami patofisiologi, diagnosis dan terapi sindroma kompartemen. Kompartemen

adalah merupakan daerah tertutup yang dibatasi oleh tulang, interosseus membran dan

fascia yang melibatkan jaringan otot, syaraf dan pembuluh darah. Otot mempunyai

perlindungan khusus yaitu fascia, dimana fascia ini melindungi semua serabut otot

dalam satu kelompok .

Secara anatomi sebagian besar kompartemen terletak di anggota gerak, antara

lain :

Lengan atas terbagi menjadi dua kompartemen, yaitu :

Anterior : terdiri dari otot biceps brachii, brachialis, choracobrachialis dibatasi

tulang humerus, septum intermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh

nervus musculocutaneus. Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena

chepalica. Posterior : terdiri dari otot triceps brachii, anconeus dibatasi oleh

tulang humerus, septum intermusculer lateral dan medial serta dipersarafi oleh

nervus radialis. Diperdarahi oleh arteri brachialis dan vena chepalica.

Lengan bawah terbagi menjadi tiga kompartemen, yaitu :

Fleksor superficial : terdiri dari otot pronator teres, fleksor digitorum

superficial, fleksor carpi radialis, palmaris longus, fleksor carpi ulnaris,

ekstensor carpi radialis, brachioradialis. Dibatasi oleh tulang radius, septa

profunda serta dipersarafi oleh nervus radialis. Diperdarahi oleh arteri radialis

dan vena chepalica.

Fleksor profundus : terdiri dari otot pronator quadrates, fleksor digitorum

profundus, fleksor policis longus. Dibatasi oleh tulang radius, ulna dan

membrana interossea. Dipersarafi nervus medianus dan nervus ulnaris.

Diperdarahi oleh arteri ulnaris.

Ekstensor : terdiri dari otot extensor digitorum, extensor digiti minimi,

extensor carpi ulnaris, supinator, abductor pollicis longus, extensor pollicis

brevis, extensor pollicis longus, extensor indicis. Dibatasi oleh tulang radius,

ulna dan membrana interossea. Dipersarafi oleh nervus radialis, interosseous

dorsal. Diperdarahi oleh interosseous dorsal.

Page 2: Syndrome Komparten

Tungkai atas terbagi menjadi tiga kompartemen, yaitu :

Anterior : terdiri dari otot rectus femoris, vastus intermedius, vastus medialis.

Dibatasi oleh tulang femur, septum intermusculare lateral, medial dan fascia

lata. Dipersarafi oleh nervus femoralis.

Medial : terdiri dari otot gracilis, sartorius, adductor manus, adductor longus.

Dibatasi oleh tulang femur, fascia lata. Dipersarafi oleh nervus ischiadicus.

Diperdarahi oleh arteri perforans.

Posterior : terdiri dari otot biceps femoris, semitendinosus, semimembranosus.

Dibatasi oleh tulang femur, septum intermusculare lateral, medial dan fascia

lata. Dipersarafi oleh nervus tibialis.

Tungkai bawah terbagi menjadi empat kompartemen, yaitu :

Anterior : terdiri dari otot tibialis anterior, extensor digitorum longus, extensor

hallucis longus dan peroneus tertius. Dibatasi oleh tulang tibia, fibula,

membran interosseus dan septum intermuscular anterior. Dipersafari oleh

nervus peroneus profunda.

Leteral : terdiri dari otot peroneus longus dan brevis. Dipersarafi oleh nervus

peroneal superficial. Dibatasi oleh tulang fibula, septum intermuscular

anterior, septum intermuscular posterior dan fascia profunda.

Posterior superficial : dikelilingi oleh fascia profunda tungkai, terdiri dari otot

gastrocnemius, soleus dan plantaris.

Posterior profunda : berada diantara tulang tibia, fibula, fascia profunda

transversa dan membran interosseous. Terdiri dari otot fleksor digitorum

longus, fleksor hallucis longus, popliteus dan tibialis posterior. Diperdarahi

oleh arteri dan vena tibialis posterior dan dipersarafi oleh nervus tibialis.

Terapi Pembedahan / Operatif

Indikasi untuk dilakukan terapi operatif untuk sindrom kompartemen

yaitu apabila tekanan intrakompartemen > 30 mmHg dan memerlukan

tindakan yang cepat dan segera untuk dilakukan fasciotomi. Tujuan dari

melakukan fasciotomi ini adalah untuk menurunkan tekanan dengan

memperbaiki perfusi otot.

Apabila tekanannya < 30 mmHg dapat dilakukan observasi terlebih

dahulu dengan cermat dan diperiksa lagi pada jam – jam berikutnya, kalau

Page 3: Syndrome Komparten

keadaan tungkai itu membaik evaluasi klinik yang berulang – ulang

dilanjutkan hingga bahaya telah terlewati. Kalau tidak ada perbaikan atau

kalau tekanan kompartemen meningkat maka harus segera dilakukan

fasciotomi. Keberhasilan dekompresi untuk perbaikan perfusi adalah 6 jam.

Ada dua teknik dalam fasciotomi yaitu teknik insisi tunggal atau insisi

ganda. Tidak ada keuntunganyang utama dari kedua teknik ini. Insisi ganda

pada tungkai bawah paling sering digunakan karena lebih aman dan lebih

efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi yang lebih luas dan

resiko kerusakan arteri dan vena peroneal. Pada tungkai bawah fasciotomi

dapat berarti membuka keempat kompartemen, kalau perlu dengan mengeksisi

satu segmen fibula. Luka harus dibiarkan terbuka, kalau terdapat nekrosis otot

dapat dilakukan debridemen jika jaringan sehat luka dapat dijahit ( tanpa

regangan ) atau dilakukan pencangkokan kulit.

Indikasi untuk melakukan operasi dekompresi, antara lain :

Adanya tanda – tanda sindrom kompartemen seperti nyeri hebat.

Gambaran klinik yang meragukan dengan resiko tinggi ( pasien koma, pasien

dengan masalah psikiatrik dan dibawah pengaruh narkoba ), dengan tekanan

jaringan > 30 mmHg pada pasien yang diharapkan memiliki tekanan jaringan

yang normal.

Bila ada indikasi operasi dekompresi harus segera dilakukan karena

penundaan akan meningkatkan kemungkinan kerusakan jaringan intrakompartemen

sebagaimana terjadinya komplikasi.

Waktu adalah inti dari diagnosis dan terapi sindrom kompartemen. Kerusakan

nervus permanen mulai setelah 6 jam terjadinya hipertensi intrakompartemen. Jika

dicurigai adanya sindrom kompartemen, pengukuran dan konsultasi yang diperlukan

harus segera dilakukan secepatnya.

Beberapa teknik telah diterapkan untuk operasi dekompresi untuk semua

sindrom kompartemen akut. Prosedur ini dilakukan tanpa torniket untuk mencegah

terjadinya periode iskemia yang berkepanjangan dan operator juga dapat

memperkirakan derajat dari sirkulasi lokal yang akan didekompresi. Setiap yang

berpotensi mambatasi ruang termasuk kulit dibuka di sepanjang daerah kompartemen,

Page 4: Syndrome Komparten

semua kelompok otot harus lunak pada palpasi setelah prosedur selesai. Debridemen

otot harus seminimal mungkin selama operasi dekompresi kecuali terdapat otot yang

telah nekrosis.

Fasciotomi untuk sindrom kompartemen akut :

Teknik Tarlow

Incisi lateral dibuat mulai dari distal garis intertrocanterik sampai ke

epikondilus lateral. Dieksisi subkutaneus digunakan untuk mengekspos daerah

iliotibial dan dibuat insisi lurus sejajar dengan insisi kulit sepanjang fascia iliotibial.

Perlahan – lahan dibuka sampai vastus lateralis dan septum intermuskular terlihat,

perdarahan ditangani bila ada. Insisi 1 – 5 cm dibuat pada septum intermuskular

lateral perpanjangan ke proksimal dan distal. Setelah kompartemen anterior dan

posterior terbuka, tekanan kompartemen medial diukur. Jika meningkat dibuat insisi

setengah medial untuk membebaskan kompartemen adductor.

Facsiotomi kompartemen tungkai bawah :

Fibulektomi :

Prosedur radikal dan jarang dilakukan dan jika ada, termasuk indikasi

pada sindrom kompartemen akut. Insisi tunggal dapat digunakan untuk

jaringan lunak pada ekstremitas. Teknik insisi ganda lebih aman dan efektif .

Fasciotomi insisi tunggal ( darvey, Rorabeck dan Fowler ) :

Dibuat insisi lateral, longitudinal pada garis fibula, sepanjang mulai

dari distal caput fibula sampai 3 – 4 cm proksimal malleolus lateralis. Kulit

Page 5: Syndrome Komparten

dibuka pada bagian anterior dan jangan sampai melukai nervus peroneal

superficial. Dibuat fasciotomi longitudinal pada kompartemen anterior dan

lateral. Berikutnya kulit dibuka ke bagian posterior dan dilakukan fasciotomi

kompartemen posterior superficial. Batas antara kompartemen superficial dan

lateral dan interval ini diperluas ke atas dengan memotong soleus dari fibula.

Otot dan pembuluh darah peroneal ditarik ke belakang, kemudian

diidentifikasi fascia otot tibialis posterior ke fibula dan dilakukan insisi secara

longitudinal.

Insisi sepanjang 20 – 25 cm dibuat pada kompartemen anterior,

setengah antara fibula dan caput tibia. Diseksi subkutaneus digunakan untuk

mengekspos fascia kompartemen. Insisi transversal dibuat pada septum

intermuskular lateral dan identifikasi nervus peroneal superficial pada bagian

posterior septum. Buka kompartemen anterior kearah proksimal dan distal

pada garis tibialis anterior. Kemudian dilakukan fasciotomi pada

kompartemen lateral ke arah proksimal dan distal pada garis tubulus fibula.

Insisi kedua dibuat secara longitudinal 1 cm dibelakang garis posterior

tibia. Digunakan diseksi subkutaneus yang luas untuk mengidentifikasi fascia.

Dibuat insisi transversal untuk mengidentifikasi septum antara kompartemen

posterior profunda dan superficial. Kemudian dibuka fascia gastrocsoleus

sepanjang kompartemen. Dibuat insisi lain pada otot fleksor digitorum longus

dan dibebaskan seluruh kompartemen otot tibialis posterior. Jika terjadi

peningkatan tekanan pada kompartemen ini segera dibuka.

Page 6: Syndrome Komparten
Page 7: Syndrome Komparten

Fasciotomi pada lengan bawah :

Pendekatan Volar ( Henry )

Dekompresi kompartemen fleksor volar profunda dan superficial dapat

dilakukan dengan insisi tunggal. Insisi kulit dimulai dari proksimal ke fossa

antecubiti sampai ke palmar pada daerah tunnel carpal. Tekanan kompartemen

dapat diukur selama operasi untuk mengkonfirmasi dekompresi, tidak ada

Page 8: Syndrome Komparten

penggunaan torniket. Insisi kulit mulai dari medial ke tendon bicep

bersebelahan dengan siku kemudian ke sisi radial tangan dan diperpanjangan

ke arah distal sepanjang brachioradialis dilanjutkan ke palmar. Kemudian

kompartemen fleksor superficial di insisi mulai titik 1 atau 2 cm diatas siku ke

arah bawah sampai pergelangan tangan.

Kemudian nervus radialis diidentifikasi dibawah brachioradialis,

keduanya kemudian ditarik ke arah radial. Kemudian fleksor carpi radialis dan

arteri radialis ditarik ke sisi ulnar yang akan mengekspos fleksor digitorum

profundus, fleksor pollicis longus, pronatus quadratus dan pronator teres.

Karena sindrom kompartemen biasanya melibatkan kompartemen fleksor

profunda harus dilakukan dekompresi fascia disekitar otot tersebut untuk

memastikan bahwa dekompresi yang adekuat telah dilakukan.

Pendekatan Volar Ulnar

Pendekatan volar ulnar dilakukan dengan cara yang sama dengan

pendekatan Henry. Lengan disupinasikan dan insisi mulai dari medial bagian

atas tendon bicep melewati lipatan siku terus ke bawah melewati garis ulnar

lengan bawah dan sampai ke carpal tunnel sepanjang lipatan thenar.

Fascia superficial pada fleksor carpi ulnaris di insisi ke atas sampai ke

aponeurosis siku dan ke carpal tunnel ke arah distal. Kemudian dicari batas

antara fleksor carpi ulnaris dan fleksor digitorum sublimis. Pada dasar fleksor

digitorum sublimis terdapat arteri dan nervus ulnaris yang harus dicari dan

dilindungi. Fascia pada kompartemen fleksor profunda kemudian di insisi.

Pendekatan Dorsal

Setelah kompartemen superficial dan fleksor profunda lengan bawah

didekompresi, harus diputuskan apakah perlu dilakukan fasciotomi dorsal

(ekstensor). Hal ini lebih baik ditentukan dengan pengukuran tekanan

kompartemen intraoperatif setelah dilakukan fasciotomi kompartemen fleksor.

Jika terjadi peningkatan tekanan pada kompartemen dorsal yang terus

meningkat, fasciotomi harus dilakukan dengan posisi lengan bawah pronasi.

Insisi lurus dari epikondilus lateral sampai garis tengah pergelangan tangan,

batas antara ekstensor carpi radialis brevis dan ekstensor digitorum komunis di

identifikasi kemudian dilakukan fasciotomi.

Page 9: Syndrome Komparten

Fasciotomi untuk sindroma kompartemen kronik :

Fasciotomi insisi tunggal : Teknik FronekDibuat sebuah insisi 5 cm pada pertengahan fibula dan kaput tibia atau

melalui defek fascia jika terdapat hernia muskuler pada daerah keluarnya

nervus peroneal. Nervus peroneal segera dicari dan dilewatkan fasciotom ke

kompartemen anterior pada garis otot tibialis anterior. Pada kompartemen

lateral, fasciotom diarahkan ke posterior nervus peroneal superficial pada garis

fibular. Tutup kulit dengan cara biasa dan pasang pembalut steril.

Page 10: Syndrome Komparten

Fasciotomi insisi ganda : Teknik RorebeckDibuat 2 insisi pada tungkai bawah 1 cm dibelakang garis

posteromedial tibia. Kemudian dicari vena saphenus pada insisi proksimal dan

tarik ke anterior bersama dengan saraf, masuk dan dibuka kompartemen

superficial kemudian fascia profunda di insisi. Kompartemen profunda

diekspos termasuk otot digitorum longus dan tibialis posterior dengan

merobek sambungan soleus. Kumparan neurovaskuler dan tendo tibialis

posterior kemudian di insisi ke proksimal dan distal fascia pada tendon

tersebut. Tibialis posterior adalah kunci dekompresi kompartemen posterior

dan biasanya berkontraksi ke proksimal antara fleksor hallucis longus,

lebarkan batas antaranya untuk memeriksa kontraksinya. Tutup luka diatas

drain untuk meminimalkan pembentukan hematom.

Perawatan pasca operasi :

Luka harus dibiarkan terbuka selama 5 hari kalau terdapat nekrosis otot dapat

dilakukan debridemen, kalau jaringan itu sehat luka dapat dijahit ( tanpa tegangan )

atau dilakukan pencangkokan kulit atau dibiarkan sembuh dengan intensi sekunder.