hume visite op adele(1)
DESCRIPTION
tsTRANSCRIPT
LAPORAN HOME VISITE
PUSKESMAS SEDATI SIDOARJO
TUBERKULOSIS PARU MDR & KATEGORI 2
PENYUSUN
Adele Hutapea, S.Ked (09700369)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2015
1 | P a g e
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HOME VISITE
TB PARU
Disusun Oleh
Adele Hutapea, S.Ked (09700369)
Sidoarjo, April 2015
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sedati Dokter Pembimbing
dr. Dyah Laksmisar
NIP. 19740421 200501 2 014
2 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan home
visite yang berjudul “Tuberculosis Paru” ini tepat pada waktunya. Penyusunan
laporan home visite ini sebagai bagian dari tugas kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan dokter
di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Atas terselesaikannya laporan home visite ini, kami menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Prof. DR. Sri Harmadji, Sp.THT-KL (K), selaku Rektor Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Prof. Soedarto,dr., DTM&H., PhD., SpPark. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof.DR.Rika Subarniati T,dr.SKM selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya dan juga selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan kepada saya.
4. dr. Ayu C. Noviana, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.
6. dr. Dyah Laksmisari selaku Kepala Puskesmas Sedati Kabupaten
Sidoarjo beserta staf.
7. Kepala Desa Pepe kecamatan Sedati kabupaten kota Sidoarjo beserta
staf.
8. Bidan Desa beserta para Kader di Desa Pepe Sedati.
3 | P a g e
9. Rekan – rekan dokter muda dan
10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami hargai guna penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Sedati, 10 April 2015
Penyusun
Adele Hutapea, S.Ked
4 | P a g e
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. MANFAAT
BAB II STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
B. ANAMNESIS
C. ANAMNESIS SISTEM
D. PEMERIKSAAN FISIK
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. RESUME
G. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
H. PENATALAKSANAAN
I. FOLLOW UP
BAB III IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
B. APGAR SCORE
C. SCREEM
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA
F. PERTANYAAN SIRKULER
5 | P a g e
BAB IV IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
KELUARGA
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
BAB V DAFTAR MASALAH
A. MASALAH AKTIF
B. FAKTOR RESIKO
BAB VI PATIENT MANAGEMENT
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
B. PREVENSI BEBAS TB PARU UNTUK KELUARGA LAINNYA
BAB VII TINJAUAN PUSTAKA
BAB VIII PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6 | P a g e
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Kunjugan rumah oleh tenaga dokter (home visit/home care) bertujuan untuk
pembinaan keluarga rawan kesehatan. Home visit adalah suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang komprehensif guna memandirikan pasien dan keluarganya,
pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan melibatkan pasien
dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan
pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek
administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori
tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun
non kesehatan.
Di Indonesia melalui PERMENKES No. 916 tahun 1997 tentang Pelayanan
Dokter Umum diarahkan menjadi pelayanan Dokter Keluarga. Ilmu Kedokteran
Keluarga bertujuan menghasilkan Dokter Keluarga dimasukkan ke dalam KIPDI,
yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas.
Dengan adanya prinsip utama pelayanan Dokter Keluarga secara holistik,
maka perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi
tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan kedokteran
yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Salah satu diantaranya yang dipandang
mempunyai peranan amat penting adalah melakukan kunjungan rumah (home
visit) terhadap pasien dan keluarganya.
Pengetahuan tentang latar belakang pasien antara lain lingkungan serta
terwujudnya pelayanan kedokteran menyeluruh dinilai merupakan kunci pokok
keberhasilan pelayanan Dokter Keluarga, maka merupakan kewajiban bagi setiap
dokter untuk memahami serta terampil melakukan kunjungan pasien di rumah.
Mekanisme pelayanan home visit:
a. Proses penerimaan kasus.
Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas.
7 | P a g e
Koordinator program Perkesmas menunjuk dokter muda pelaksana
Perkesmas untuk mengelola kasus.
b. Pelaksanaan pelayanan home visit
Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk
tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja,
memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah, menyiapkan alat bantu
media untuk pendidikan. Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan
menjelaskan tujuan, observasi lingkungan rumah tinggal pasien,
melengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana
pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan,
kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan
aktifitas yang akan dilakukan, serta dokumentasikan kegiatan.
c. Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan
pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan,
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.
Pada kegiatan home visit ini, domain program yang dilaksanakan adalah
Tuberkulosis Paru. Secara khusus memberi perhatian pada upaya implementasi
Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) yang ditetapkan sebagai
strategi dalam Program Nasional Pengendalian Tuberculosis mulai 1995. Program
pengendalian TB di Puskesmas Sedati memiliki kasus pasien TB dengan
pengobatan OAT kategori 2 dan Multi-drugs Resistant (MDR) yang sedang
berjalan. Mengingat pentingnya kasus ini, maka kegiatan home visit dilaksanakan
untuk sekaligus menggali, mempelajari, dan memperkuat upaya pemecahan
masalah yang dihadapi pasien-pasien tersebut. Dengan harapan, agar pendekatan
ini mendorong keberhasilan mengawal pasien program pengendalian TB dengan
pengobatan MDR dan OAT kategori 2.
8 | P a g e
B. TUJUAN
Tujuan kegiatan Home Visit ini adalah sebagai berikut:
1. Guna mengenal kehidupan sehari-hari dari pasien
2. Melaksanakan tugas dokter dalam memberikan pertolongan yang
berkelanjutan bagi pasien
3. Mengidentifikasi masalah umum maupun khusus yang dihadapi pasien
sehari-hari sehingga dapat menilai faktor kesulitan yang mempengaruhi
keberhasilan upaya pengobatan
C. MANFAAT
Manfaat melakukan kunjungan Home Visit ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang diri pasien
2. Dapat membangun hubungan dokter-pasien yang lebih positif dan
berkualitas
3. Membantu terpenuhinya kebutuhan tuntutan kesehatan pasien
4. Meningkatkan kepuasan pasien
5. Implementasi DOTS dalam upaya pengendalian TB di wilayah pelayanan
kerja Puskesmas Sedati, kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
9 | P a g e
BAB II
STATUS PENDERITA
A. IDENTITAS PENDERITA
Penderita Pertama
Nama : Tn. Achmad Yatim
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMK (tamat)
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mangku Rejo Rt07.Rw04 Sedati
Suku : Jawa
Tanggal periksa pertama ke Puskesmas : 2011
Tanggal Home Visite : 26-27 Maret 2015
Penderita Kedua
Nama : Ny. Hidayatul
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Buruh pabrik
Pendidikan : SMP (tamat)
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mangku Rejo Rt07.Rw04 Sedati
Suku : Jawa
Tanggal periksa pertama ke Puskesmas : pertengan tahun 2006
Tanggal Home Visite : 26-27 Maret 2015
Keterangan : Pasien Pertama dan Kedua adalah suami dan istri.
10 | P a g e
B. ANAMNESIS
B.1. Pasien Pertama : Tn. Ahmad Yatim
1. Keluhan Utama : Mudah lupa
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh sering mudah lupa. Pasien sering lupa jika ada
janjian, meletakkan barang-barang mudah lupa, kadang lupa apakah sudah
makan atau belum. Ingatan jangka panjang di masa lalu secara umum tidak
mengalami gangguan. Gangguan lupa sering dialami untuk masalah memori
jangka pendek.
Keluhan lain, telinga berdenging. Gangguan berdenging dirasakan
timbul sekitar tiga bulan yang lalu, sesudah lebih dari dua tahun menjalani
pengobatan TB MDR. Keluhan ini muncul hilang timbul, terutama jika pasien
merasa lelah atau sewaktu mau tidur. Gangguan ini mempengaruhi pasien,
sehingga kadang sulit tidur di malam hari.
Pasien mengatakan, dirinya mudah merasa lapar dan sering disertai
perasaan mual. Rasa mau muntah terutama memberat setiap kali habis minum
obat, disertai sakit kepala.
Di siang hari, pasien merasa lemah dan mudah mengantuk. Pasien
tidak dapat melakukan aktivitas berat sebab mudah lelah. Jika lelah, pasien
tidak dapat melanjutkan kegiatan. Kendala ini membuatnya tidak dapat
bekerja mencari nafkah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien I menikah dengan pasien II tahun 2008. Keluhan pertama muncul
berupa batuk-batuk lama yang diikuti penurunan selera makan dan berat badan
dalam bulan pada awal 2011. Sesudah melalui pemeriksaan dahak di
Puskesmas Sedati, pasien dinyatakan terkena infeksi paru yaitu penyakit TB
Paru sekitar bulan Maret 2011. Pasien tidak minum obat secara teratur, hanya
11 | P a g e
sekitar 2-3 bulan mengikuti program OAT kategori1, pasien kemudian
berhenti. Sesudah awal tahun 2012 pasien kembali mengalami keluhan batuk
dan lebih berat sampai mengeluarkan dahak bercampur darah segar, diikuti
sesak dan kelemahan tubuh yang berat.
Pasien kembali ke Puskesmas Sedati, lalu dirujuk ke RSUD Dr.Soetomo guna
pemeriksaan tingkat lanjut, termasuk uji kepekaan kuman.
Pasien lalu langsung mengikuti program TB MDR sejak Desember 2012.
- Riwayat sakit gula : tidak ada
- Riwayat asma : tidak ada
- Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada
- Riwayat penyakit jantung : tidak ada
- Riwayat stroke : ada ± 3 tahun yang lalu.
- Riwayat darah tinggi : tidak ada
4. Riwayat Pengobatan
Mendapat pengobatan TB kategori 1 pada Desember 2011 selama ≤ 3
bulan, dan dinyatakan Drop-Out sejak Maret 2012. Tidak pernah
mengikuti pengobatan TB kategori 2. Memulai pengobatan TB MDR pada
bulan Desember 2013.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : tidak ada
- Riwayat keluarga sakit batuk lama : tidak ada
- Riwayat sakit sesak nafas : tidak ada
- Riwayat hipertensi : Ibu pasien menderita HT
6. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok : berhenti sejak 1 tahun
yang lalu
- Riwayat olah raga : cukup
12 | P a g e
- Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan
keluarga cukup, berekreasi cukup
- Riwayat kebiasaan makan makanan yang diinginkan : tidak pilih-pilih
jenis makanan tertentu
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah seorang ayah dari seorang anak. Sejak menderita TB
berat sekitar setahun yang lalu, pasien berhenti bekerja, sebab tidak kuat
melakukan kegiatan di luar rumah dalam beberapa jam. Sebelumnya pasien
bekerja sebagai buruh pabrik, dengan waktu kerja 12-15 jam per hari. Pasien
mengaku, sering berganti-ganti tempat kerja karena merasa bosan dan ingin
mencari penghasilan yang lebih baik.
Sekitar dua tahun yang lalu ketika masih bekerja di sebuah pabrik,
pasien mengatakan sering menggunakan mangkuk air minum dan alat makan
yang tidak dicuci bersih bersama dengan rekan-rekan sekerjanya. Beberapa
dari rekan sekerjanya tersebut kemudian diketahui sedang menjalani
pengobatan TB Paru.
Kini pasien tidak memiliki penghasilan sendiri dan banyak bergantung
kepada istrinya (pasien II) yang kini menjadi tulang punggung keluarga.
Kegiatan harian pasien setiap hari dimulai dengan aktivitas pagi di rumah,
mengantarkan anak ke sekolah dan istri ke tempat kerja dengan menggunakan
sepeda motor. Selanjutnya ke Puskesmas Sedati untuk minum obat anti TB-
MDR. Pasien mudah merasa lelah sehingga membatasi kegiatan setiap hari.
Namun setiap hari Minggu pasien tidak datang ke Puskesmas untuk minum
obat, sebab demikian ketentuan dari RSUD Dr.Soetomo. Aktivitas selanjutnya
lebih banyak di rumah.
Pasien mengungkapkan dirinya sebagai pribadi yang senang bergaul,
tetapi sejak sakit TB Paru harus membatasi diri sebab kuatir akan
menyebarkan penularan penyakit. Selain itu pasien sering merasa malu sebab
tidak bekerja. Perasaan pasien sering sedih dan kuatir apabila ternyata tidak
bisa sembuh dari penyakitnya ini. Kegiatan ibadah pasien berjalan baik. Setiap
13 | P a g e
hari Jumat pasien selalu mengupayakan dapat mengikuti Sholat Jumat di
masjid.
8. Riwayat Gizi.
Pasien makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti tahu/tempe. Selera makan sangat
meningkat akhir-akhir ini, terutama setiap hari Minggu (hari tidak minum
obat). Sumber protein utamanya dari tahu, tempe, dan telur jarang makan
daging dan ikan. Jarang makan sayur-mayur dan buah-buahan. Kesan status
gizi kurang.
D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (+), rambut kepala tipis,
luka pada kepala (-), borok di kepala (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), keluhan tidak
ada
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (+), keluar
cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi
(-), batuk darah (-)
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun
(-),
nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna dan jumlah biasa
12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
14 | P a g e
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas : Atas : kanan : bengkak (-), sakit (-),
kiri : bengkak (-), sakit (-),
Bawah : kanan : bengkak (-), sakit (-),
kiri : bengkak (-), sakit (-)
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak kurus, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
kesan kurang.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
• Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,3 oC
• Status gizi :
BB : 52 kg
TB : 172 cm
IMT : BB/TB2 = 52/(1,72)2 = 17,58
Status Gizi Kurang / Low
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (-)
Kepala : Bentuk bulat lonjong simetris, tidak ada luka, rambut
tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy
(-)
15 | P a g e
4. Mata
Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),
reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman),
radang/conjunctivitis/ uveitis(-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)
7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: batas kiri : Mid Clavicula Line ICS 5 Sinistra
batas kanan : Para Sternal Line ICS 2 Dextra
batas jantung kesan tidak melebar
A: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
- Pulmo : Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara nafas vesikuler (-/+)
16 | P a g e
Rhonci +/-), whezing (+/-)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara nafas vesikuler (-/+)
Rhonci (+/-), whezing (+/-)
11. Abdomen
I : flat
A : bising usus (+) normal
P : timpani seluruh lapang perut
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
12. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : Nyeri Ketok CV(-)
13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin oedem
14. Sistem genetalia: dalam batas normal
15. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik
K 5 5 T 5 5 RF + + RP -
-
5 5 5 5 + + - -
17 | P a g e
16. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)
arus : koheren
Insight : baik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap dua bulan sekali di RSUD Dr. Soetomo
meliputi pemeriksaan: Sputum BTA, DL, UL, LFT, RFT, GDA, Elektrolit,
dan Photo Thorax.
2. Tes kepekaan kuman dan resistensi OAT kategori 1 dan 2 sudah pernah
dilakukan di RSUD Dr. Soetomo sebelum pasien memulai inisiasi terapi
OAT MDR.
G. RESUME PASIEN PERTAMA
Seorang pria berusia 34 tahun, sedang menjalani terapi TB MDR yang
dimulai sejak Desember 2012. Keluhan yang dirasakan: lemah, mudah lupa,
mual, telinga kanan dan kiri berdenging, kadang sulit tidur, dan dilanda
kekuatiran jika rempuan umur 58 tahun datang dengan keluhan badan terasa
lemas. Pasien tidak dapat bekerja mencari nafkah sebab penyakit TB Paru ini
membuatnya sering lemas dan pusing, sehingga harus membatasi kegiatan.
Pasien merasa kini membaik, berat badan sudah meningkat. Pasien juga
menyampaikan bahwa tidak minum obat setiap hari Minggu, sebab demikian
yang ditetapkan dari RSUD Dr. Soetomo. Dampak tidak minum obat setiap
hari Minggu, pasien pada hari tersebut dapat makan dengan selera yang lebih
baik tanpa gangguan mual dan nyeri lambung. Setiap hari Senin-Jumat pagi,
pasien datang ke PKM Sedati untuk minum obat dengan didampingi petugas
18 | P a g e
PMO. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, compos
mentis, status gizi kurang. Tanda vital T: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR:
22 x/menit, S:35,3°C, BB:52 kg, TB:172 cm, status gizi : Gizi kurang/low.
Pemeriksaan penunjang photo thorax yang dibuat pada 20 Januari 2015
memberikan kesimpulan klinis yaitu TB Paru Pars Advanced.
G. PATIENT CENTER DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis
1. TB Paru Pars Advanced
2. Malnutrisi
I. PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
1. Mengkonsumsi makanan bergizi
Salah satu faktor tertular penyakit TBC adalah kekurangan gizi seperti
mineral dan vitamin. Penderita perlu secara rutin mengkonsumsi
makanan bergizi, makanan bergizi tersebut seperti buah, sayur dan
ikan laut.
2. Tinggal di lingkungan sehat
Lingkungan yang sehat akan membantu keberhasilan pengobatan TB.
3. Berolahraga secara rutin
Medikamentosa
Paket OAT TB MDR Oral
Pyrazinamid 500 mg x3
Ethionaminde 400 mg x3
Levoflosasin 250 mg x3
Ethambutol 250 mg x 2
Cycloserine 250 mg x 2
Vit.B6 50 mg x2
19 | P a g e
J. FOLLOW UP
Tanggal 27 Maret 2015
S : Badan terasa lemas (+). Mual (+). Muntah (-). Pusing (+) Makan dan
minum (+) d.b.n BAK (+) keluhaan (-) dan BAB (+) d.b.n
O : KU cukup, compos mentis
Tanda vital : T : 110/70mmHg R :20x/menit
N :80x/menit S :36,7°C
Status Generalis : dalam batas normal
Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis : dalam batas normal
A : TB Paru Pars Advanced + Malnutrisi
P : Melanjutkan terapi medikamentosa paket TB MDR, diit tinggi kalori
tinggi protein nasi, olahraga ringan, dan membatasi aktivitas di luar
rumah.
B.1. Pasien Kedua : Ny. Hidayatul
1. Keluhan Utama : Mual
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh sering mual, terutama setiap kali habis minum obat
anti TB. Tidak ada muntah, nyeri perut, gangguan BAB dan tidak pernah
muntah.
Pasien mudah lelah, kadang-kadang disertai pusing kepala. Bibir
sering kering dan mudah haus. Kulit terasa kering dan sering mengalami gatal-
gatal yang hilang-timbul. Keluhan lain, tidak haid sejak 4-5 tahun yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien II mengalami keluhan batuk lama dan penurunan bobot tubuh sejak
2005. Mendapat diagnosa pasti menderita TB Paru dan memulai
pengobatan OAT kategori 1 pada awal tahun 2006. Penularan didapat dari
20 | P a g e
kakak kandung (perempuan) yang pada waktu itu sedang memulai
pengobatan penyakit yang sama. Pasien menjalani pengobatan OAT
kategori 1 selama 6 bulan penuh dan dinyatakan sembuh sesudah
pemeriksaan laobratorium lengkap di RSUD Dr. Soetomo. Tahun 2008
pasien II menikah dengan pasien I dan melahirkan seorang anak
perempuan pada tahun 2009. Pada tahun 2014 pasien mengalami keluhan
batuk-batuk yang tidak sembuh disertai dahak berwarna merah bata dan
dada terasa panas. Pemeriksaan sputum BTA di RSUD Dr. Soetomo
menunjukkan hasil positif dan dilakukan uji kepekaan OAT Kategori 2
yang memberi hasil sensitif. Pasien memulai pengobatan OAT kategori 2
pada bulan Januari 2015.
- Riwayat sakit gula : tidak ada
- Riwayat asma : tidak ada
- Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada
- Riwayat penyakit jantung : tidak ada
- Riwayat stroke : ada ± 3 tahun yang lalu.
- Riwayat darah tinggi : tidak ada
4. Riwayat Pengobatan
Mendapat pengobatan TB kategori 1 pada awal tahun 2006 selama 6
bulan, dan sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter di RSUD Dr.
Soetomo. Memulai pengobatan TB kategori 2 pada bulan Januari 2015.
Peserta KB aktif jenis suntik setiap bulan sekali sejak 7 tahun yang lalu.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : seorang kakak kandung
- Riwayat sakit sesak nafas : tidak ada
- Riwayat hipertensi : tidak ada
5. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok : tidak ada
21 | P a g e
- Riwayat olah raga : tidak melakukan
- Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan
keluarga cukup, berekreasi cukup
- Riwayat kebiasaan makan : sering terlambat makan
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Penderita adalah ibu dari seorang anak perempuan berusia 7 tahun.
Sehari-hari bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik dengan lama kerja 12 jam
per hari selama 5 hari kerja dalam seminggu. Waktu kerja berubah-ubah
sesuai jadwal, bisa pagi atau sore hari.
7. Riwayat Gizi.
Pasien makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti tahu/tempe dan telur. Selera makan
biasa, tidak ada keluhan. Sumber protein utamanya dari tahu, tempe, dan telur
jarang makan daging dan ikan. Jarang makan sayur-mayur dan buah-buahan.
Kesan status gizi kurang.
D. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (+), rambut kepala d.b.n
luka pada kepala (-), borok di kepala (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), keluhan tidak
ada
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (-), keluar
cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi
(-), batuk darah (-)
22 | P a g e
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)
10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun
(-), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan
11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna dan jumlah biasa
12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas : Atas : kanan : bengkak (-), sakit (-),
kiri : bengkak (-), sakit (-),
Bawah : kanan : bengkak (-), sakit (-),
kiri : bengkak (-), sakit (-)
E. PEMERIKSAANFISIK
1. Keadaan Umum
Tampak kurus, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
kesan kurang.
2. Tanda Vital dan Status Gizi
• Tanda Vital
Tensi : 100/70 mmHg
Nadi : 68 x/menit, reguler, kuat
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
• Status gizi :
BB : 45 kg
TB : 157 cm
IMT : BB/TB2 = 45/(1,57)2 = 18,26
Status Gizi Kurang / Low
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (+)
23 | P a g e
Kepala : Bentuk bulat lonjong simetris, tidak ada luka, rambut
tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-),
papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy
(-)
4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),
reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak
(-/-),radang/conjunctivitis/ uveitis(-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-), candidiasis oris 2 spot <1cm
7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor : I : ictus cordis tak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: batas kiri : Mid Clavicula Line ICS 5 Sinistra
batas kanan : Para Sternal Line ICS 2 Dextra
batas jantung kesan tidak melebar
A: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)
- Pulmo : Statis (depan dan belakang)
24 | P a g e
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara nafas vesikuler (-/+)
Rhonci +/-), whezing (+/-)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara nafas vesikuler (-/+)
Rhonci (+/-), whezing (+/-)
11. Abdomen
I : flat
A : bising usus (+) normal
P : timpani seluruh lapang perut
P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
12. Sistem Collumna Vertebralis
I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
P : Nyeri Ketok CV(-)
13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)
akral dingin oedem
14. Sistem genetalia: dalam batas normal
15. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
25 | P a g e
Fungsi motorik
K 5 5 T 5 5 RF + + RP -
-
5 5 5 5 + + - -
16. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)
arus : koheren
Insight : baik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kepekaan kuman dan resistensi OAT lini 1 dan 2 sudah pernah dilakukan
di RSUD Dr. Soetomo sebelum pasien memulai inisiasi terapi OAT Kategori
2.
G. RESUME PASIEN KEDUA
Seorang perempuan berusia 28 tahun, sedang menjalani terapi OAT
Kategori 2 yang dimulai sejak Januari 2015. Keluhan yang dirasakan: mual.
Pasien bekerja sebagai pencari nafkah keluarga di sebuah pabrik. Kini merasa
membaik, tidak banyak keluhan namun berat badan belum meningkat. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, compos mentis, status
gizi kurang. Tanda vital T: 10/70 mmHg, N: 68 x/menit, RR: 20 x/menit,
S:36,8°C, BB:45 kg, TB:157 cm, status gizi : Gizi kurang/low.
H. PATIENT CENTER DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis
26 | P a g e
TB Paru
Hipertensi Grade II
I. PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
Medikamentosa
OAT Kategori 2
J. FOLLOW UP
27 | P a g e
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA1. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari suami ( Tn. U, 62 tahun ), pasien, dan 4 anak.
Pasien tinggal serumah dengan suami, anak yang ketiga dan anak yang
keempat. Anak pertama sudah berkeluarga dan tinggal terpisah, sedangkan
anak yang kedua sudah bekerja dan juga tinggal terpisah dengan pasien.
2. Fungsi PsikologisNy. D tinggal serumah dengan suami dan kedua anaknya. Dua
anak yang lain sudah bekerja dan tinggal terpisah dengan pasien.
Hubungan mereka terjalin harmonis. Permasalahan yang timbul dalam
keluarga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Fungsi SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga. Dalam lingkungan
masyarakat sekitar pasien dan suaminya hanya sebagai anggota
masyarakat biasa, tidak memiliki kedudukan sosial tertentu dalam
masyarakat. Dalam kehidupan sehari – hari pasien dapat bergaul dengan
masyarakat sekitarnya sama seperti anggota masyarakat yang lain.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPenghasilan keluarga berasal dari penghasilan suami pasien yang
bekerja sebagai buruh tani sekitar Rp. 50.000 – Rp. 100.000 per harinya.
Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari –
hari. Terkadang kedua anaknya yang sudah bekerja mengirim uang,
namun tidak tentu waktu dan nominalnya.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiPasien termasuk orang terbuka, bila ada masalah pasien biasa
menceritakan pada suami atau saudaranya yang kebetulan tinggal
berdekatan dengan rumah pasien.
28 | P a g e
B. APGAR SCOREADAPTATION
Dalam menghadapi masalah pasien selalu membicarakan kepada suaminya
ataupun saudaranya dan biasa mengungkapkan keinginan maupun
keluhannya. Penyakit yang diderita pasien jarang mengganggu aktivitas
sehari – hari pasien. Keluarga juga memberikan dukungan dan motivasi
agar pasien sembuh.
PARTNERSHIP
Komunikasi antara pasien dengan anggota keluarga dirumah maupun
saudara-saudaranya berjalan dengan baik.
GROWTH
Ny. D menyadari bahwa ia harus bersabar dalam menghadapi penyakit
yang dideritanya sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari – hari.
AFFECTION
Interaksi antara Ny. D dengan suami dan anak – anaknya berjalan cukup
baik selama ini.
RESOLVE
Ny. D merasakan bahwa waktu kebersamaannya dengan suami dan anak –
anaknya sudah cukup selama ini.
APGAR Tn./Ny.____ terhadap keluarga Sering/
selalu
Kadang-
kadang
Jarang/
tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi
masalah
P Saya puas cara keluarga saya membahas
dan membagi masalah dengan saya
29 | P a g e
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan kegiatan baru atau
arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian, dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
C. SCREEM
SUMBER PATHOLOGY KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga juga dengan saudara pertisipasi
mereka dalam masyarakat cukup
meskipun banyak keterbatasan.
-
Cultural Kepuasan atau kebanggan terhadap
budaya baik, hal ini dapat dilihat dari
pergaulan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun di lingkungan, banyak
tradisi budaya yang masih diikuti.
-
30 | P a g e
Sering mengikuti acara-acara yang
bersifat hajatan, sunatan, nyadran,dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama
dan kesopanan
Religius
Agama menawarkan
pengalaman spiritual yang
baik untuk ketenangan
individu yang tidak
didapatkan dari yang lain.
Pemahaman agama cukup dan
penerapan ajaran agama baik, hal ini
dapat dilihat dari penderita sering
menjalankan sholat 5 waktu di masjid
dekat rumah.
-
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong
menengah kebawah, untuk kebutuhan
primer sudah bisa terpenuhi, meski
belum mampu mencukupi kebutuhan
sekunder rencana ekonomi tidak
memadai, diperlukan skala prioritas
untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
+
Edukasi Pendidikan anggota keluarga kurang
memadai. Kemampuan memperoleh dan
memiliki fasilitas pendidikan seperti
buku-buku, koran terbatas
+
31 | P a g e
Medical
Pelayanan kesehatan
puskesmas memberikan
perhatian khusus terhadap
kasus penderita
Tidak mampu membiayai pelayanan
kesehatan yang lebih baik Dalam
mencari pelayanan kesehatan keluarga
ini biasanya menggunakan kartu
jamkesmas.
-
Keterangan :_______
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGAAlamat Lengkap :Bentuk Keluarga :Diagram 1. Genogram Keluarga
32 | P a g e
1 2
31 2
653
4
4
Px 1 Ny. H
Px 2 Tn. Y
INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA PERTANYAAN SIRKULER1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang dilakukan oleh keluarga ?
Jawab :2. Jika penderita membutuhkan perawatan/operasi, ijin siapa yang
diperlukan?Jawab :
3. Siapa anggota keluarga yang dekat dengan penderita ?Jawab :
4. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita ?Jawab :
5. Siapa yang kadang tidak setuju dengan penderita ?Jawab :
33 | P a g e
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA1. Faktor Perilaku Keluarga2. Faktor Non Perilaku Keluarga
B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAHGambaran Lingkungan :Denah Rumah :
34 | P a g e
BAB V
DAFTAR MASALAH
A. MASALAH AKTIFB. FAKTOR RESIKO
DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
35 | P a g e
BAB VI
PATIENT MANAGEMENT
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT1. Suport Psikologis2. Penenteraman Hati3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan Pasien4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri5. Pengobatan6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
B. PREVENSI BEBAS _____(NAMA KASUS) UNTUK KELUARGA
LAINNYA
36 | P a g e
BAB VII
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular
yangdisebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru (TB paru atau pulmonal),tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya (TB ekstra-paru atau ekstra
pulmonal)seperti pleura, kelenjar lymphe, dan tulang. Tuberkulosis
merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat kejadian
9 juta kasus per tahun di seluruh dunia dan kasus kematian
hampir mencapai 2 juta manusia (Atif et al ,2012). Menurut
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada tahun 2011 kasus
TB baru terbanyak terjadi di Asia, yakni mencapai sekitar 60% dari
kasus baru yang terjadi diseluruh dunia. Akan tetapi Afrika Sub
Sahara memiliki jumlah terbanyak kasus baru per populasi dengan
lebih dari 260 kasus per 100000 populasi pada tahun 2011.
(WHO,2013)
Jumlah kasus TB terbanyak adalah region Asia Tenggara (35%),
Afrika (30%), dan region Pasifik barat (20%). Berdasarkan data
WHO pada tahun 2009, lima negara dengan insiden kasus TB terbanyak
yaitu, India (1,6 -2,4 juta), China (1,1 -1,5 juta), Afrika selatan (0.4 -0.59
juta), Nigeria (0.37 -0.55 juta) dan Indonesia (0.35 -0.52 juta) (PDPI,
2011). Di Indonesia, diperkirakan prevalensi TB di Indonesia untuk
semua tipe TB adalah 505.614 kasus per tahun, 244 per 10.000 penduduk
dan 1.550 per hari. Insidensi penyakit TB 528.063 kasus per tahun,
228 kasus per 10.000 penduduk dan 1.447 per hari.Indisdensi kasus
baru 236.029 per tahun, 102 kasus per 10.000 penduduk, dan 647
per hari.Insidensi kasus TB yang mengakibatkan kematian 91.369 per
tahun, 30 kasus per 10.000 penduduk, dan 250 per hari (DepKes, 2010).
37 | P a g e
Pada peringatan Hari TB Sedunia baru-baru ini yang jatuh pada
tanggal
Pada tahun 1995 WHO menganjurkan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse), yang direkomendasikan oleh WHO
terdiri
atas lima komponen yaitu : (a) Komitmen politis dari pemerintah
untuk
bersungguh-sungguh menanggulangi TB Paru, (b) Diagnosis penyakit TB
Paru
melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis, (c) Pengobatan TB
Paru
dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek
dengan
pencatatan dan pelaporan dalam mengawasi penderita menelan obat
secara
teratur dan benar pengawasan langsung oleh PMO (d)
Kesinambungan
persediaan OAT jangka pendek untuk penderita dan (e) Pencatatan
dan
pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
program
penanggulangan TB Paru (Depkes RI, 2009).
PMO sangat penting untuk menjamin kesembuhan pengobatan TB dan
mencegah resistensi serta keteraturan pengobatan. PMO akan mencegah
drop
out (putus berobat) dan lalai dengan melakukan pengawasan
menelan obat
pada penderita TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan,
38 | P a g e
memberi dorongan kepada pe nderita agar mau berobat teratur,
mengingatkan
penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu -waktu yang telah
ditentukandan memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita
TB yang
mempunyai gejala-gejala tersangka penderita TB untuk segera
memeriksakan
diri ke unit pelayanan kesehatan dan DOTS melalui pengawasan
langsung
menelan obat olehPMO (Depkes RI,
39 | P a g e
BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN1. Segi Biologis2. Segi Psikologis3. Segi Sosial4. Segi Fisik
Kelompok dukungan
B. SARAN
40 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
41 | P a g e
LAMPIRAN
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE
LAPORAN HOME VISITE DOKTER KELUARGA
Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Sedati
No. RM :
Tanggal kunjungan pertama kali :
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga :
Alamat lengkap :
Bentuk Keluarga :
Table 1. Daftar Anggota Keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan dalam keluarga
L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien klinik (Y/T)
Ket.
Sumber : ________
Keterangan Keluarga :___________
42 | P a g e