hume visite op adele(1)

60
LAPORAN HOME VISITE PUSKESMAS SEDATI SIDOARJO TUBERKULOSIS PARU MDR & KATEGORI 2 PENYUSUN Adele Hutapea, S.Ked (09700369) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN 1 | Page

Upload: renthaandinataii

Post on 09-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ts

TRANSCRIPT

Page 1: Hume Visite Op Adele(1)

LAPORAN HOME VISITE

PUSKESMAS SEDATI SIDOARJO

TUBERKULOSIS PARU MDR & KATEGORI 2

PENYUSUN

Adele Hutapea, S.Ked (09700369)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2015

1 | P a g e

Page 2: Hume Visite Op Adele(1)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HOME VISITE

TB PARU

Disusun Oleh

Adele Hutapea, S.Ked (09700369)

Sidoarjo, April 2015

Mengetahui,

Kepala Puskesmas Sedati Dokter Pembimbing

dr. Dyah Laksmisar

NIP. 19740421 200501 2 014

2 | P a g e

Page 3: Hume Visite Op Adele(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan home

visite yang berjudul “Tuberculosis Paru” ini tepat pada waktunya. Penyusunan

laporan home visite ini sebagai bagian dari tugas kepaniteraan klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan sebagai salah satu syarat kelulusan pendidikan dokter

di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Atas terselesaikannya laporan home visite ini, kami menyampaikan terima

kasih kepada :

1. Prof. DR. Sri Harmadji, Sp.THT-KL (K), selaku Rektor Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya.

2. Prof. Soedarto,dr., DTM&H., PhD., SpPark. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

3. Prof.DR.Rika Subarniati T,dr.SKM selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya dan juga selaku pembimbing yang telah

memberikan arahan kepada saya.

4. dr. Ayu C. Noviana, selaku Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya

Kusuma Surabaya.

5. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.

6. dr. Dyah Laksmisari selaku Kepala Puskesmas Sedati Kabupaten

Sidoarjo beserta staf.

7. Kepala Desa Pepe kecamatan Sedati kabupaten kota Sidoarjo beserta

staf.

8. Bidan Desa beserta para Kader di Desa Pepe Sedati.

3 | P a g e

Page 4: Hume Visite Op Adele(1)

9. Rekan – rekan dokter muda dan

10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan

saran yang membangun sangat kami hargai guna penyempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sedati, 10 April 2015

Penyusun

Adele Hutapea, S.Ked

4 | P a g e

Page 5: Hume Visite Op Adele(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. MANFAAT

BAB II STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

B. ANAMNESIS

C. ANAMNESIS SISTEM

D. PEMERIKSAAN FISIK

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

F. RESUME

G. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS

H. PENATALAKSANAAN

I. FOLLOW UP

BAB III IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI KELUARGA

B. APGAR SCORE

C. SCREEM

D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

E. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

F. PERTANYAAN SIRKULER

5 | P a g e

Page 6: Hume Visite Op Adele(1)

BAB IV IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

KELUARGA

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH

BAB V DAFTAR MASALAH

A. MASALAH AKTIF

B. FAKTOR RESIKO

BAB VI PATIENT MANAGEMENT

A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT

B. PREVENSI BEBAS TB PARU UNTUK KELUARGA LAINNYA

BAB VII TINJAUAN PUSTAKA

BAB VIII PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

6 | P a g e

Page 7: Hume Visite Op Adele(1)

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Kunjugan rumah oleh tenaga dokter (home visit/home care) bertujuan untuk

pembinaan keluarga rawan kesehatan. Home visit adalah suatu bentuk pelayanan

kesehatan yang komprehensif guna memandirikan pasien dan keluarganya,

pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan melibatkan pasien

dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan

pelayanan, pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek

administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori

tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun

non kesehatan.

Di Indonesia melalui PERMENKES No. 916 tahun 1997 tentang Pelayanan

Dokter Umum diarahkan menjadi pelayanan Dokter Keluarga. Ilmu Kedokteran

Keluarga bertujuan menghasilkan Dokter Keluarga dimasukkan ke dalam KIPDI,

yang merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Komunitas.

Dengan adanya prinsip utama pelayanan Dokter Keluarga secara holistik,

maka perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang menjadi

tanggungannya, serta dapat selalu menjaga kesinambungan pelayanan kedokteran

yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Salah satu diantaranya yang dipandang

mempunyai peranan amat penting adalah melakukan kunjungan rumah (home

visit) terhadap pasien dan keluarganya.

Pengetahuan tentang latar belakang pasien antara lain lingkungan serta

terwujudnya pelayanan kedokteran menyeluruh dinilai merupakan kunci pokok

keberhasilan pelayanan Dokter Keluarga, maka merupakan kewajiban bagi setiap

dokter untuk memahami serta terampil melakukan kunjungan pasien di rumah.

Mekanisme pelayanan home visit:

a. Proses penerimaan kasus.

Home visit menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas.

7 | P a g e

Page 8: Hume Visite Op Adele(1)

Koordinator program Perkesmas menunjuk dokter muda pelaksana

Perkesmas untuk mengelola kasus.

b. Pelaksanaan pelayanan home visit

Persiapan terdiri dari memastikan identitas pasien, bawa denah/petunjuk

tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit tempat kerja,

memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah, menyiapkan alat bantu

media untuk pendidikan. Pelaksanaan terdiri dari perkenalan diri dan

menjelaskan tujuan, observasi lingkungan rumah tinggal pasien,

melengkapi data hasil pengkajian dasar pasien, membuat rencana

pelayanan, lakukan perawatan langsung, diskusikan kebutuhan rujukan,

kolaborasi, konsultasi dll, diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan

aktifitas yang akan dilakukan, serta dokumentasikan kegiatan.

c. Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan

pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan,

efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.

Pada kegiatan home visit ini, domain program yang dilaksanakan adalah

Tuberkulosis Paru. Secara khusus memberi perhatian pada upaya implementasi

Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) yang ditetapkan sebagai

strategi dalam Program Nasional Pengendalian Tuberculosis mulai 1995. Program

pengendalian TB di Puskesmas Sedati memiliki kasus pasien TB dengan

pengobatan OAT kategori 2 dan Multi-drugs Resistant (MDR) yang sedang

berjalan. Mengingat pentingnya kasus ini, maka kegiatan home visit dilaksanakan

untuk sekaligus menggali, mempelajari, dan memperkuat upaya pemecahan

masalah yang dihadapi pasien-pasien tersebut. Dengan harapan, agar pendekatan

ini mendorong keberhasilan mengawal pasien program pengendalian TB dengan

pengobatan MDR dan OAT kategori 2.

8 | P a g e

Page 9: Hume Visite Op Adele(1)

B. TUJUAN

Tujuan kegiatan Home Visit ini adalah sebagai berikut:

1. Guna mengenal kehidupan sehari-hari dari pasien

2. Melaksanakan tugas dokter dalam memberikan pertolongan yang

berkelanjutan bagi pasien

3. Mengidentifikasi masalah umum maupun khusus yang dihadapi pasien

sehari-hari sehingga dapat menilai faktor kesulitan yang mempengaruhi

keberhasilan upaya pengobatan

C. MANFAAT

Manfaat melakukan kunjungan Home Visit ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang diri pasien

2. Dapat membangun hubungan dokter-pasien yang lebih positif dan

berkualitas

3. Membantu terpenuhinya kebutuhan tuntutan kesehatan pasien

4. Meningkatkan kepuasan pasien

5. Implementasi DOTS dalam upaya pengendalian TB di wilayah pelayanan

kerja Puskesmas Sedati, kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.

9 | P a g e

Page 10: Hume Visite Op Adele(1)

BAB II

STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PENDERITA

Penderita Pertama

Nama : Tn. Achmad Yatim

Umur : 33 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Tidak bekerja

Pendidikan : SMK (tamat)

Agama : Islam

Alamat : Jl.Mangku Rejo Rt07.Rw04 Sedati

Suku : Jawa

Tanggal periksa pertama ke Puskesmas : 2011

Tanggal Home Visite : 26-27 Maret 2015

Penderita Kedua

Nama : Ny. Hidayatul

Umur : 28 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Buruh pabrik

Pendidikan : SMP (tamat)

Agama : Islam

Alamat : Jl.Mangku Rejo Rt07.Rw04 Sedati

Suku : Jawa

Tanggal periksa pertama ke Puskesmas : pertengan tahun 2006

Tanggal Home Visite : 26-27 Maret 2015

Keterangan : Pasien Pertama dan Kedua adalah suami dan istri.

10 | P a g e

Page 11: Hume Visite Op Adele(1)

B. ANAMNESIS

B.1. Pasien Pertama : Tn. Ahmad Yatim

1. Keluhan Utama : Mudah lupa

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh sering mudah lupa. Pasien sering lupa jika ada

janjian, meletakkan barang-barang mudah lupa, kadang lupa apakah sudah

makan atau belum. Ingatan jangka panjang di masa lalu secara umum tidak

mengalami gangguan. Gangguan lupa sering dialami untuk masalah memori

jangka pendek.

Keluhan lain, telinga berdenging. Gangguan berdenging dirasakan

timbul sekitar tiga bulan yang lalu, sesudah lebih dari dua tahun menjalani

pengobatan TB MDR. Keluhan ini muncul hilang timbul, terutama jika pasien

merasa lelah atau sewaktu mau tidur. Gangguan ini mempengaruhi pasien,

sehingga kadang sulit tidur di malam hari.

Pasien mengatakan, dirinya mudah merasa lapar dan sering disertai

perasaan mual. Rasa mau muntah terutama memberat setiap kali habis minum

obat, disertai sakit kepala.

Di siang hari, pasien merasa lemah dan mudah mengantuk. Pasien

tidak dapat melakukan aktivitas berat sebab mudah lelah. Jika lelah, pasien

tidak dapat melanjutkan kegiatan. Kendala ini membuatnya tidak dapat

bekerja mencari nafkah.

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien I menikah dengan pasien II tahun 2008. Keluhan pertama muncul

berupa batuk-batuk lama yang diikuti penurunan selera makan dan berat badan

dalam bulan pada awal 2011. Sesudah melalui pemeriksaan dahak di

Puskesmas Sedati, pasien dinyatakan terkena infeksi paru yaitu penyakit TB

Paru sekitar bulan Maret 2011. Pasien tidak minum obat secara teratur, hanya

11 | P a g e

Page 12: Hume Visite Op Adele(1)

sekitar 2-3 bulan mengikuti program OAT kategori1, pasien kemudian

berhenti. Sesudah awal tahun 2012 pasien kembali mengalami keluhan batuk

dan lebih berat sampai mengeluarkan dahak bercampur darah segar, diikuti

sesak dan kelemahan tubuh yang berat.

Pasien kembali ke Puskesmas Sedati, lalu dirujuk ke RSUD Dr.Soetomo guna

pemeriksaan tingkat lanjut, termasuk uji kepekaan kuman.

Pasien lalu langsung mengikuti program TB MDR sejak Desember 2012.

- Riwayat sakit gula : tidak ada

- Riwayat asma : tidak ada

- Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada

- Riwayat penyakit jantung : tidak ada

- Riwayat stroke : ada ± 3 tahun yang lalu.

- Riwayat darah tinggi : tidak ada

4. Riwayat Pengobatan

Mendapat pengobatan TB kategori 1 pada Desember 2011 selama ≤ 3

bulan, dan dinyatakan Drop-Out sejak Maret 2012. Tidak pernah

mengikuti pengobatan TB kategori 2. Memulai pengobatan TB MDR pada

bulan Desember 2013.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : tidak ada

- Riwayat keluarga sakit batuk lama : tidak ada

- Riwayat sakit sesak nafas : tidak ada

- Riwayat hipertensi : Ibu pasien menderita HT

6. Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok : berhenti sejak 1 tahun

yang lalu

- Riwayat olah raga : cukup

12 | P a g e

Page 13: Hume Visite Op Adele(1)

- Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan

keluarga cukup, berekreasi cukup

- Riwayat kebiasaan makan makanan yang diinginkan : tidak pilih-pilih

jenis makanan tertentu

7. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah seorang ayah dari seorang anak. Sejak menderita TB

berat sekitar setahun yang lalu, pasien berhenti bekerja, sebab tidak kuat

melakukan kegiatan di luar rumah dalam beberapa jam. Sebelumnya pasien

bekerja sebagai buruh pabrik, dengan waktu kerja 12-15 jam per hari. Pasien

mengaku, sering berganti-ganti tempat kerja karena merasa bosan dan ingin

mencari penghasilan yang lebih baik.

Sekitar dua tahun yang lalu ketika masih bekerja di sebuah pabrik,

pasien mengatakan sering menggunakan mangkuk air minum dan alat makan

yang tidak dicuci bersih bersama dengan rekan-rekan sekerjanya. Beberapa

dari rekan sekerjanya tersebut kemudian diketahui sedang menjalani

pengobatan TB Paru.

Kini pasien tidak memiliki penghasilan sendiri dan banyak bergantung

kepada istrinya (pasien II) yang kini menjadi tulang punggung keluarga.

Kegiatan harian pasien setiap hari dimulai dengan aktivitas pagi di rumah,

mengantarkan anak ke sekolah dan istri ke tempat kerja dengan menggunakan

sepeda motor. Selanjutnya ke Puskesmas Sedati untuk minum obat anti TB-

MDR. Pasien mudah merasa lelah sehingga membatasi kegiatan setiap hari.

Namun setiap hari Minggu pasien tidak datang ke Puskesmas untuk minum

obat, sebab demikian ketentuan dari RSUD Dr.Soetomo. Aktivitas selanjutnya

lebih banyak di rumah.

Pasien mengungkapkan dirinya sebagai pribadi yang senang bergaul,

tetapi sejak sakit TB Paru harus membatasi diri sebab kuatir akan

menyebarkan penularan penyakit. Selain itu pasien sering merasa malu sebab

tidak bekerja. Perasaan pasien sering sedih dan kuatir apabila ternyata tidak

bisa sembuh dari penyakitnya ini. Kegiatan ibadah pasien berjalan baik. Setiap

13 | P a g e

Page 14: Hume Visite Op Adele(1)

hari Jumat pasien selalu mengupayakan dapat mengikuti Sholat Jumat di

masjid.

8. Riwayat Gizi.

Pasien makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi

sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti tahu/tempe. Selera makan sangat

meningkat akhir-akhir ini, terutama setiap hari Minggu (hari tidak minum

obat). Sumber protein utamanya dari tahu, tempe, dan telur jarang makan

daging dan ikan. Jarang makan sayur-mayur dan buah-buahan. Kesan status

gizi kurang.

D. ANAMNESIS SISTEM

1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (+), rambut kepala tipis,

luka pada kepala (-), borok di kepala (-)

3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), keluhan tidak

ada

4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)

5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (+), keluar

cairan (-)

6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit

7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)

8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi

(-), batuk darah (-)

9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)

10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun

(-),

nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan

11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna dan jumlah biasa

12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)

14 | P a g e

Page 15: Hume Visite Op Adele(1)

13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)

14. Ekstremitas : Atas : kanan : bengkak (-), sakit (-),

kiri : bengkak (-), sakit (-),

Bawah : kanan : bengkak (-), sakit (-),

kiri : bengkak (-), sakit (-)

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Tampak kurus, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi

kesan kurang.

2. Tanda Vital dan Status Gizi

• Tanda Vital

Tensi : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit, reguler, kuat

Pernafasan : 22 x/menit

Suhu : 36,3 oC

• Status gizi :

BB : 52 kg

TB : 172 cm

IMT : BB/TB2 = 52/(1,72)2 = 17,58

Status Gizi Kurang / Low

3. Kulit

Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (-)

Kepala : Bentuk bulat lonjong simetris, tidak ada luka, rambut

tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-),

papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy

(-)

15 | P a g e

Page 16: Hume Visite Op Adele(1)

4. Mata

Conjunctiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),

reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman),

radang/conjunctivitis/ uveitis(-/-)

5. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),

hiperpigmentasi (-)

6. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

lidah hiperemis (-), tremor (-)

7. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping

telinga dalam batas normal

8. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9. Leher

JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

10. Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

- Cor : I : ictus cordis tak tampak

P: ictus cordis tidak teraba

P: batas kiri : Mid Clavicula Line ICS 5 Sinistra

batas kanan : Para Sternal Line ICS 2 Dextra

batas jantung kesan tidak melebar

A: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)

- Pulmo : Statis (depan dan belakang)

I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara nafas vesikuler (-/+)

16 | P a g e

Page 17: Hume Visite Op Adele(1)

Rhonci +/-), whezing (+/-)

Dinamis (depan dan belakang)

I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara nafas vesikuler (-/+)

Rhonci (+/-), whezing (+/-)

11. Abdomen

I : flat

A : bising usus (+) normal

P : timpani seluruh lapang perut

P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

12. Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : Nyeri Ketok CV(-)

13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)

akral dingin oedem

14. Sistem genetalia: dalam batas normal

15. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

Fungsi motorik

K 5 5 T 5 5 RF + + RP -

-

5 5 5 5 + + - -

17 | P a g e

Page 18: Hume Visite Op Adele(1)

16. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk : realistik

isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)

arus : koheren

Insight : baik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap dua bulan sekali di RSUD Dr. Soetomo

meliputi pemeriksaan: Sputum BTA, DL, UL, LFT, RFT, GDA, Elektrolit,

dan Photo Thorax.

2. Tes kepekaan kuman dan resistensi OAT kategori 1 dan 2 sudah pernah

dilakukan di RSUD Dr. Soetomo sebelum pasien memulai inisiasi terapi

OAT MDR.

G. RESUME PASIEN PERTAMA

Seorang pria berusia 34 tahun, sedang menjalani terapi TB MDR yang

dimulai sejak Desember 2012. Keluhan yang dirasakan: lemah, mudah lupa,

mual, telinga kanan dan kiri berdenging, kadang sulit tidur, dan dilanda

kekuatiran jika rempuan umur 58 tahun datang dengan keluhan badan terasa

lemas. Pasien tidak dapat bekerja mencari nafkah sebab penyakit TB Paru ini

membuatnya sering lemas dan pusing, sehingga harus membatasi kegiatan.

Pasien merasa kini membaik, berat badan sudah meningkat. Pasien juga

menyampaikan bahwa tidak minum obat setiap hari Minggu, sebab demikian

yang ditetapkan dari RSUD Dr. Soetomo. Dampak tidak minum obat setiap

hari Minggu, pasien pada hari tersebut dapat makan dengan selera yang lebih

baik tanpa gangguan mual dan nyeri lambung. Setiap hari Senin-Jumat pagi,

pasien datang ke PKM Sedati untuk minum obat dengan didampingi petugas

18 | P a g e

Page 19: Hume Visite Op Adele(1)

PMO. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, compos

mentis, status gizi kurang. Tanda vital T: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR:

22 x/menit, S:35,3°C, BB:52 kg, TB:172 cm, status gizi : Gizi kurang/low.

Pemeriksaan penunjang photo thorax yang dibuat pada 20 Januari 2015

memberikan kesimpulan klinis yaitu TB Paru Pars Advanced.

G. PATIENT CENTER DIAGNOSIS

Diagnosis Biologis

1. TB Paru Pars Advanced

2. Malnutrisi

I. PENATALAKSANAAN

Non Medika mentosa

1. Mengkonsumsi makanan bergizi

Salah satu faktor tertular penyakit TBC adalah kekurangan gizi seperti

mineral dan vitamin. Penderita perlu secara rutin mengkonsumsi

makanan bergizi, makanan bergizi tersebut seperti buah, sayur dan

ikan laut.

2. Tinggal di lingkungan sehat

Lingkungan yang sehat akan membantu keberhasilan pengobatan TB.

3. Berolahraga secara rutin

Medikamentosa

Paket OAT TB MDR Oral

Pyrazinamid 500 mg x3

Ethionaminde 400 mg x3

Levoflosasin 250 mg x3

Ethambutol 250 mg x 2

Cycloserine 250 mg x 2

Vit.B6 50 mg x2

19 | P a g e

Page 20: Hume Visite Op Adele(1)

J. FOLLOW UP

Tanggal 27 Maret 2015

S : Badan terasa lemas (+). Mual (+). Muntah (-). Pusing (+) Makan dan

minum (+) d.b.n BAK (+) keluhaan (-) dan BAB (+) d.b.n

O : KU cukup, compos mentis

Tanda vital : T : 110/70mmHg R :20x/menit

N :80x/menit S :36,7°C

Status Generalis : dalam batas normal

Status Neurologis : dalam batas normal.

Status Mentalis : dalam batas normal

A : TB Paru Pars Advanced + Malnutrisi

P : Melanjutkan terapi medikamentosa paket TB MDR, diit tinggi kalori

tinggi protein nasi, olahraga ringan, dan membatasi aktivitas di luar

rumah.

B.1. Pasien Kedua : Ny. Hidayatul

1. Keluhan Utama : Mual

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh sering mual, terutama setiap kali habis minum obat

anti TB. Tidak ada muntah, nyeri perut, gangguan BAB dan tidak pernah

muntah.

Pasien mudah lelah, kadang-kadang disertai pusing kepala. Bibir

sering kering dan mudah haus. Kulit terasa kering dan sering mengalami gatal-

gatal yang hilang-timbul. Keluhan lain, tidak haid sejak 4-5 tahun yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien II mengalami keluhan batuk lama dan penurunan bobot tubuh sejak

2005. Mendapat diagnosa pasti menderita TB Paru dan memulai

pengobatan OAT kategori 1 pada awal tahun 2006. Penularan didapat dari

20 | P a g e

Page 21: Hume Visite Op Adele(1)

kakak kandung (perempuan) yang pada waktu itu sedang memulai

pengobatan penyakit yang sama. Pasien menjalani pengobatan OAT

kategori 1 selama 6 bulan penuh dan dinyatakan sembuh sesudah

pemeriksaan laobratorium lengkap di RSUD Dr. Soetomo. Tahun 2008

pasien II menikah dengan pasien I dan melahirkan seorang anak

perempuan pada tahun 2009. Pada tahun 2014 pasien mengalami keluhan

batuk-batuk yang tidak sembuh disertai dahak berwarna merah bata dan

dada terasa panas. Pemeriksaan sputum BTA di RSUD Dr. Soetomo

menunjukkan hasil positif dan dilakukan uji kepekaan OAT Kategori 2

yang memberi hasil sensitif. Pasien memulai pengobatan OAT kategori 2

pada bulan Januari 2015.

- Riwayat sakit gula : tidak ada

- Riwayat asma : tidak ada

- Riwayat alergi obat/makanan : tidak ada

- Riwayat penyakit jantung : tidak ada

- Riwayat stroke : ada ± 3 tahun yang lalu.

- Riwayat darah tinggi : tidak ada

4. Riwayat Pengobatan

Mendapat pengobatan TB kategori 1 pada awal tahun 2006 selama 6

bulan, dan sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter di RSUD Dr.

Soetomo. Memulai pengobatan TB kategori 2 pada bulan Januari 2015.

Peserta KB aktif jenis suntik setiap bulan sekali sejak 7 tahun yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : seorang kakak kandung

- Riwayat sakit sesak nafas : tidak ada

- Riwayat hipertensi : tidak ada

5. Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok : tidak ada

21 | P a g e

Page 22: Hume Visite Op Adele(1)

- Riwayat olah raga : tidak melakukan

- Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan

keluarga cukup, berekreasi cukup

- Riwayat kebiasaan makan : sering terlambat makan

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita adalah ibu dari seorang anak perempuan berusia 7 tahun.

Sehari-hari bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik dengan lama kerja 12 jam

per hari selama 5 hari kerja dalam seminggu. Waktu kerja berubah-ubah

sesuai jadwal, bisa pagi atau sore hari.

7. Riwayat Gizi.

Pasien makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi

sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti tahu/tempe dan telur. Selera makan

biasa, tidak ada keluhan. Sumber protein utamanya dari tahu, tempe, dan telur

jarang makan daging dan ikan. Jarang makan sayur-mayur dan buah-buahan.

Kesan status gizi kurang.

D. ANAMNESIS SISTEM

1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)

2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (+), rambut kepala d.b.n

luka pada kepala (-), borok di kepala (-)

3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), keluhan tidak

ada

4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)

5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdenging (-), keluar

cairan (-)

6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit

7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)

8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi

(-), batuk darah (-)

22 | P a g e

Page 23: Hume Visite Op Adele(1)

9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-)

10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun

(-), nyeri perut (-), BAB tidak ada keluhan

11. Genitourinaria : BAK lancar, 3-4 kali/hari warna dan jumlah biasa

12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)

Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)

13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)

14. Ekstremitas : Atas : kanan : bengkak (-), sakit (-),

kiri : bengkak (-), sakit (-),

Bawah : kanan : bengkak (-), sakit (-),

kiri : bengkak (-), sakit (-)

E. PEMERIKSAANFISIK

1. Keadaan Umum

Tampak kurus, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi

kesan kurang.

2. Tanda Vital dan Status Gizi

• Tanda Vital

Tensi : 100/70 mmHg

Nadi : 68 x/menit, reguler, kuat

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : 36,8oC

• Status gizi :

BB : 45 kg

TB : 157 cm

IMT : BB/TB2 = 45/(1,57)2 = 18,26

Status Gizi Kurang / Low

3. Kulit

Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), kemerahan (+)

23 | P a g e

Page 24: Hume Visite Op Adele(1)

Kepala : Bentuk bulat lonjong simetris, tidak ada luka, rambut

tidak mudah dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-),

papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy

(-)

4. Mata

Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm),

reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak

(-/-),radang/conjunctivitis/ uveitis(-/-)

5. Hidung

Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),

hiperpigmentasi (-)

6. Mulut

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi

lidah hiperemis (-), tremor (-), candidiasis oris 2 spot <1cm

7. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping

telinga dalam batas normal

8. Tenggorokan

Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9. Leher

JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),

pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

10. Thoraks

Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

- Cor : I : ictus cordis tak tampak

P: ictus cordis tidak teraba

P: batas kiri : Mid Clavicula Line ICS 5 Sinistra

batas kanan : Para Sternal Line ICS 2 Dextra

batas jantung kesan tidak melebar

A: S1 S2 tunggal, regular, murmur (-)

- Pulmo : Statis (depan dan belakang)

24 | P a g e

Page 25: Hume Visite Op Adele(1)

I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara nafas vesikuler (-/+)

Rhonci +/-), whezing (+/-)

Dinamis (depan dan belakang)

I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri

P : fremitus raba kiri lebih samar dibandingkan dengan kanan

P : sonor/sonor

A: suara nafas vesikuler (-/+)

Rhonci (+/-), whezing (+/-)

11. Abdomen

I : flat

A : bising usus (+) normal

P : timpani seluruh lapang perut

P : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

12. Sistem Collumna Vertebralis

I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : Nyeri Ketok CV(-)

13. Ektremitas: palmar eritema(-/-)

akral dingin oedem

14. Sistem genetalia: dalam batas normal

15. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur : dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal

Fungsi Sensorik : dalam batas normal

25 | P a g e

Page 26: Hume Visite Op Adele(1)

Fungsi motorik

K 5 5 T 5 5 RF + + RP -

-

5 5 5 5 + + - -

16. Pemeriksaan Psikiatrik

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek : appropriate

Psikomotor : normoaktif

Proses pikir : bentuk : realistik

isi : waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)

arus : koheren

Insight : baik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes kepekaan kuman dan resistensi OAT lini 1 dan 2 sudah pernah dilakukan

di RSUD Dr. Soetomo sebelum pasien memulai inisiasi terapi OAT Kategori

2.

G. RESUME PASIEN KEDUA

Seorang perempuan berusia 28 tahun, sedang menjalani terapi OAT

Kategori 2 yang dimulai sejak Januari 2015. Keluhan yang dirasakan: mual.

Pasien bekerja sebagai pencari nafkah keluarga di sebuah pabrik. Kini merasa

membaik, tidak banyak keluhan namun berat badan belum meningkat. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, compos mentis, status

gizi kurang. Tanda vital T: 10/70 mmHg, N: 68 x/menit, RR: 20 x/menit,

S:36,8°C, BB:45 kg, TB:157 cm, status gizi : Gizi kurang/low.

H. PATIENT CENTER DIAGNOSIS

Diagnosis Biologis

26 | P a g e

Page 27: Hume Visite Op Adele(1)

TB Paru

Hipertensi Grade II

I. PENATALAKSANAAN

Non Medika mentosa

Medikamentosa

OAT Kategori 2

J. FOLLOW UP

27 | P a g e

Page 28: Hume Visite Op Adele(1)

BAB III

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. FUNGSI KELUARGA1. Fungsi Biologis

Keluarga terdiri dari suami ( Tn. U, 62 tahun ), pasien, dan 4 anak.

Pasien tinggal serumah dengan suami, anak yang ketiga dan anak yang

keempat. Anak pertama sudah berkeluarga dan tinggal terpisah, sedangkan

anak yang kedua sudah bekerja dan juga tinggal terpisah dengan pasien.

2. Fungsi PsikologisNy. D tinggal serumah dengan suami dan kedua anaknya. Dua

anak yang lain sudah bekerja dan tinggal terpisah dengan pasien.

Hubungan mereka terjalin harmonis. Permasalahan yang timbul dalam

keluarga dapat diselesaikan dengan baik.

3. Fungsi SosialPasien adalah seorang ibu rumah tangga. Dalam lingkungan

masyarakat sekitar pasien dan suaminya hanya sebagai anggota

masyarakat biasa, tidak memiliki kedudukan sosial tertentu dalam

masyarakat. Dalam kehidupan sehari – hari pasien dapat bergaul dengan

masyarakat sekitarnya sama seperti anggota masyarakat yang lain.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanPenghasilan keluarga berasal dari penghasilan suami pasien yang

bekerja sebagai buruh tani sekitar Rp. 50.000 – Rp. 100.000 per harinya.

Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari –

hari. Terkadang kedua anaknya yang sudah bekerja mengirim uang,

namun tidak tentu waktu dan nominalnya.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan BeradaptasiPasien termasuk orang terbuka, bila ada masalah pasien biasa

menceritakan pada suami atau saudaranya yang kebetulan tinggal

berdekatan dengan rumah pasien.

28 | P a g e

Page 29: Hume Visite Op Adele(1)

B. APGAR SCOREADAPTATION

Dalam menghadapi masalah pasien selalu membicarakan kepada suaminya

ataupun saudaranya dan biasa mengungkapkan keinginan maupun

keluhannya. Penyakit yang diderita pasien jarang mengganggu aktivitas

sehari – hari pasien. Keluarga juga memberikan dukungan dan motivasi

agar pasien sembuh.

PARTNERSHIP

Komunikasi antara pasien dengan anggota keluarga dirumah maupun

saudara-saudaranya berjalan dengan baik.

GROWTH

Ny. D menyadari bahwa ia harus bersabar dalam menghadapi penyakit

yang dideritanya sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari – hari.

AFFECTION

Interaksi antara Ny. D dengan suami dan anak – anaknya berjalan cukup

baik selama ini.

RESOLVE

Ny. D merasakan bahwa waktu kebersamaannya dengan suami dan anak –

anaknya sudah cukup selama ini.

APGAR Tn./Ny.____ terhadap keluarga Sering/

selalu

Kadang-

kadang

Jarang/

tidak

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

P Saya puas cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya

29 | P a g e

Page 30: Hume Visite Op Adele(1)

G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan

saya untuk melakukan kegiatan baru atau

arah hidup yang baru.

A Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian, dll.

R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama

C. SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET

Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota

keluarga juga dengan saudara pertisipasi

mereka dalam masyarakat cukup

meskipun banyak keterbatasan.

-

Cultural Kepuasan atau kebanggan terhadap

budaya baik, hal ini dapat dilihat dari

pergaulan sehari-hari baik dalam

keluarga maupun di lingkungan, banyak

tradisi budaya yang masih diikuti.

-

30 | P a g e

Page 31: Hume Visite Op Adele(1)

Sering mengikuti acara-acara yang

bersifat hajatan, sunatan, nyadran,dll.

Menggunakan bahasa jawa, tata krama

dan kesopanan

Religius

Agama menawarkan

pengalaman spiritual yang

baik untuk ketenangan

individu yang tidak

didapatkan dari yang lain.

Pemahaman agama cukup dan

penerapan ajaran agama baik, hal ini

dapat dilihat dari penderita sering

menjalankan sholat 5 waktu di masjid

dekat rumah.

-

Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong

menengah kebawah, untuk kebutuhan

primer sudah bisa terpenuhi, meski

belum mampu mencukupi kebutuhan

sekunder rencana ekonomi tidak

memadai, diperlukan skala prioritas

untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

+

Edukasi Pendidikan anggota keluarga kurang

memadai. Kemampuan memperoleh dan

memiliki fasilitas pendidikan seperti

buku-buku, koran terbatas

+

31 | P a g e

Page 32: Hume Visite Op Adele(1)

Medical

Pelayanan kesehatan

puskesmas memberikan

perhatian khusus terhadap

kasus penderita

Tidak mampu membiayai pelayanan

kesehatan yang lebih baik Dalam

mencari pelayanan kesehatan keluarga

ini biasanya menggunakan kartu

jamkesmas.

-

Keterangan :_______

D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGAAlamat Lengkap :Bentuk Keluarga :Diagram 1. Genogram Keluarga

32 | P a g e

1 2

31 2

653

4

4

Px 1 Ny. H

Px 2 Tn. Y

Page 33: Hume Visite Op Adele(1)

INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA PERTANYAAN SIRKULER1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang dilakukan oleh keluarga ?

Jawab :2. Jika penderita membutuhkan perawatan/operasi, ijin siapa yang

diperlukan?Jawab :

3. Siapa anggota keluarga yang dekat dengan penderita ?Jawab :

4. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita ?Jawab :

5. Siapa yang kadang tidak setuju dengan penderita ?Jawab :

33 | P a g e

Page 34: Hume Visite Op Adele(1)

BAB IV

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA1. Faktor Perilaku Keluarga2. Faktor Non Perilaku Keluarga

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAHGambaran Lingkungan :Denah Rumah :

34 | P a g e

Page 35: Hume Visite Op Adele(1)

BAB V

DAFTAR MASALAH

A. MASALAH AKTIFB. FAKTOR RESIKO

DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN

(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

35 | P a g e

Page 36: Hume Visite Op Adele(1)

BAB VI

PATIENT MANAGEMENT

A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT1. Suport Psikologis2. Penenteraman Hati3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan Pasien4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri5. Pengobatan6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan

B. PREVENSI BEBAS _____(NAMA KASUS) UNTUK KELUARGA

LAINNYA

36 | P a g e

Page 37: Hume Visite Op Adele(1)

BAB VII

TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular

yangdisebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar

kuman TB menyerang paru (TB paru atau pulmonal),tetapi dapat

juga mengenai organ tubuh lainnya (TB ekstra-paru atau ekstra

pulmonal)seperti pleura, kelenjar lymphe, dan tulang. Tuberkulosis

merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat kejadian

9 juta kasus per tahun di seluruh dunia dan kasus kematian

hampir mencapai 2 juta manusia (Atif et al ,2012). Menurut

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada tahun 2011 kasus

TB baru terbanyak terjadi di Asia, yakni mencapai sekitar 60% dari

kasus baru yang terjadi diseluruh dunia. Akan tetapi Afrika Sub

Sahara memiliki jumlah terbanyak kasus baru per populasi dengan

lebih dari 260 kasus per 100000 populasi pada tahun 2011.

(WHO,2013)

Jumlah kasus TB terbanyak adalah region Asia Tenggara (35%),

Afrika (30%), dan region Pasifik barat (20%). Berdasarkan data

WHO pada tahun 2009, lima negara dengan insiden kasus TB terbanyak

yaitu, India (1,6 -2,4 juta), China (1,1 -1,5 juta), Afrika selatan (0.4 -0.59

juta), Nigeria (0.37 -0.55 juta) dan Indonesia (0.35 -0.52 juta) (PDPI,

2011). Di Indonesia, diperkirakan prevalensi TB di Indonesia untuk

semua tipe TB adalah 505.614 kasus per tahun, 244 per 10.000 penduduk

dan 1.550 per hari. Insidensi penyakit TB 528.063 kasus per tahun,

228 kasus per 10.000 penduduk dan 1.447 per hari.Indisdensi kasus

baru 236.029 per tahun, 102 kasus per 10.000 penduduk, dan 647

per hari.Insidensi kasus TB yang mengakibatkan kematian 91.369 per

tahun, 30 kasus per 10.000 penduduk, dan 250 per hari (DepKes, 2010).

37 | P a g e

Page 38: Hume Visite Op Adele(1)

Pada peringatan Hari TB Sedunia baru-baru ini yang jatuh pada

tanggal

Pada tahun 1995 WHO menganjurkan strategi DOTS (Directly

Observed Treatment Shortcourse), yang direkomendasikan oleh WHO

terdiri

atas lima komponen yaitu : (a) Komitmen politis dari pemerintah

untuk

bersungguh-sungguh menanggulangi TB Paru, (b) Diagnosis penyakit TB

Paru

melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis, (c) Pengobatan TB

Paru

dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek

dengan

pencatatan dan pelaporan dalam mengawasi penderita menelan obat

secara

teratur dan benar pengawasan langsung oleh PMO (d)

Kesinambungan

persediaan OAT jangka pendek untuk penderita dan (e) Pencatatan

dan

pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi

program

penanggulangan TB Paru (Depkes RI, 2009).

PMO sangat penting untuk menjamin kesembuhan pengobatan TB dan

mencegah resistensi serta keteraturan pengobatan. PMO akan mencegah

drop

out (putus berobat) dan lalai dengan melakukan pengawasan

menelan obat

pada penderita TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai

pengobatan,

38 | P a g e

Page 39: Hume Visite Op Adele(1)

memberi dorongan kepada pe nderita agar mau berobat teratur,

mengingatkan

penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu -waktu yang telah

ditentukandan memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita

TB yang

mempunyai gejala-gejala tersangka penderita TB untuk segera

memeriksakan

diri ke unit pelayanan kesehatan dan DOTS melalui pengawasan

langsung

menelan obat olehPMO (Depkes RI,

39 | P a g e

Page 40: Hume Visite Op Adele(1)

BAB VIII

PENUTUP

A. KESIMPULAN1. Segi Biologis2. Segi Psikologis3. Segi Sosial4. Segi Fisik

Kelompok dukungan

B. SARAN

40 | P a g e

Page 41: Hume Visite Op Adele(1)

DAFTAR PUSTAKA

41 | P a g e

Page 42: Hume Visite Op Adele(1)

LAMPIRAN

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE

LAPORAN HOME VISITE DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Puskesmas Sedati

No. RM :

Tanggal kunjungan pertama kali :

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga :

Alamat lengkap :

Bentuk Keluarga :

Table 1. Daftar Anggota Keluarga yang tinggal dalam satu rumah

No. Nama Kedudukan dalam keluarga

L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien klinik (Y/T)

Ket.

Sumber : ________

Keterangan Keluarga :___________

42 | P a g e