hubungan tingkat stress dengan penyakit gastritis …
TRANSCRIPT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVEL AND GASTRITIS
DISEASE ON FIRST SEMESTER PRE-CLINICAL STUDENTS AT FACULTY
OF MEDICINE OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY 2017
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN PENYAKIT
GASTRITIS PADA MAHASISWA PRE-KLINIK SEMESTER 1
DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2017
ULFA SARI AL-BAHMI
10542 0582 14
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama Lengkap : Ulfa Sari Al-Bahmi
Tanggal Lahir : 16 Juli 1995
Tahun Masuk : 2014
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. Nur Faidah
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Ami Febriza, M.Kes
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam
penulisan skripsi saya yang berjudul:
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN PENYAKIT GASTRITIS
PADA MAHASISWA PRE-KLINIK SEMESTER 1 DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2017
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat penyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, 28 Februari 2018
Ulfa Sari Al-Bahmi
NIM 10542 0582 14
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Ulfa Sari Al-Bahmi
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 16 Juli 1995
Agama : Islam
Alamat : Jalan Toddopuli VI, Kompleks Puri Taman Sari
C8/17 Makassar
Nomor Telp/HP : 082188709022
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Aisyiah Bustanul Athfal
2. SDN Inpres Unggulan Puri Taman Sari
3. SMPN 13 Makassar
4. SMAN 1 Makassar
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pimpinan Komisariat Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar 2016-2017
2. Director Of External Affairs Asian Medical Student Association
Muhammadiyah University Of Makassar 2016-2017
3. Pengurus Harian Wilayah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia
2016-2017
4. Kepala Departemen Hubungan Luar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar 2017-Sekarang
5. Advisory Board Asian Medical Student Association Muhammadiyah
University Of Makassar 2017-Sekarang
6. Divisi Eksternal Dewan Legistatif Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar 2019
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Ulfa Sari Al-Bahmi 10542 0582 14
Ami Febriza
“HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS DENGAN PENYAKIT GASTRITIS PADA
MAHASISWA PRE-KLINIK SEMESTER 1 DI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN 2017”
ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Mahasiswa yang menderita gastritis dan beberapa mahasiswa
menyatakan bahwa mereka sering mengabaikan gastritis. Hal ini disebabkan oleh stresor relatif
lebih tinggi. Stresor tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah tuntutan untuk
lebih aktif dalam proses belajar mengajar, jadwal pendidikan yang padat, dan materi yang
dipelajari sangat luas dan aplikatif.
TUJUAN: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress terhadap penyakit Gastritis pada
mahasiswa preklinik semester 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
METODE PENELITIAN: Metode penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan
studi Cross Sectional serta menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 114
orang, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan penyakit gastritis pada
mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017. Tempat penelitian
dilakukan di fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar dengan jarak waktu
antara bulan Juni 2017-Oktober 2017.
HASIL: Jumlah sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 114 orang yang mana
dari 9 orang yang tidak stress diantaranya 86 orang (75,4%) yang tidak gastritis (normal).
Sedangkan dari 19 orang yang stress diantaranya 28 orang (24,6%) yang terkena penyakit
gastritis.
KESIMPULAN: Pada penelitian ini didapatkan hasil menggunakan metode total sampling
dimana terdapat hubungan antara tingkat stress dengan penyakit gastritis pada mahasiswa pre
klinik semester 1 angkatan 2017 Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kata Kunci : Tingkat Stress dan Penyakit Gastritis.
ii
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Ulfa Sari Al-Bahmi 10542 0582 14
Ami Febriza
“THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVEL AND GASTRITIS DISEASE ON
FIRST SEMESTER PRE-CLINICAL STUDENTS AT FACULTY OF MEDICINE OF
MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY 2017”
ABSTRACT
BACKGROUND: The students who suffering with gastritis disease and several students stated
that they are often overlooked gastritis. This is due to the relatively higher stressor. Stressor is
caused by several factors, among others are demands to be more active in the process of teaching
and learning, tight learning schedule, and the learning material is very broad and applicative.
OBJECTIVES: To find out the relationship between stress level and gastritis disease on first
semester pre-clinical students at faculty of medicine of Muhammadiyah Makassar University.
METHODOLOGY: The method of this research was observational analytic by using cross
sectional approach and used total sampling method with total sample were 114 people which
aims to know the relationship between stress level and gastritis disease on first semester pre-
clinical students at faculty of medicine of Muhammadiyah Makassar University. This research
was done at faculty of medicine of Muhammadiyah Makassar University since June 2017 until
October 2017.
RESULTS: The number of samples involved in this study were 114 people which 9 people who
were not stress were 86 people (75,4%) were not affected by gastritis (normal) and while from
19 people who were stress were around 28 people (24,6%) were affected by gastritis disease.
CONCLUSION : In this study the results was found by using total sampling method which
found that there is a relationship between stress level and gastritis disease disease on first
semester pre-clinical students at faculty of medicine of Muhammadiyah Makassar University
2017
Keywords : Stress Level and Gastritis Disease.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin adalah untaian kata yang terindah sebagai ungkapan
puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang patut penulis ucapkan atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul
“Hubungan Tingkat Stress dengan Penyakit Gastritis Pada Mahasiswa Pre-Klinik
semester 1 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun
2017”. Penulisan skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Skripsi ini tak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis secara khusus menyampaikan
rasa terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada ibunda dr.Ami Febriza,
M.Kes sebagai pembimbing yang ditengah kesibukan beliau dapat meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi
ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak
terhingga kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. H. Baharuddin M.Pd dan
ibunda Hj. Salmiah S.H, M.Si yang dengan penuh kasih sayang dan do’a yang tulus
dalam membimbing dan membesarkan hingga penulis bisa berada di tahap seperti ini
serta selalu setia menjadi support system bagi penulis. Terimakasih pula untuk kakak
tercinta dr.Magfira Sari Al-Bahmi S.Ked dan adinda tercinta Atifa Sari Putri Al-Bahmi,
serta keluarga tercinta, yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dukungan dan
do’a sehingga membuat penulis tetap bangkit berjuang.
Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Dr. dr. H. Machmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA(K), selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.
2. Ibunda dr.Ami Febriza, M.Kes yang telah meluangkan watunya untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ayahanda dr. Zulfikar Tahir, Sp.An, M.Kes selaku penguji yang telah berkenan
menguji sekaligus memberikan saran dan kritik guna melengkapi kekurangan
dalam skripsi ini.
4. Ayahanda Drs. Samhi Mua’wan Djamal, M.Ag yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam kajian Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam
skripsi ini.
5. Ibunda dr. Nur Faidah selaku penasihat akademik (PA) yang selalu memberi
nasehat, pengarahan, bekal pengetahuan dan selalu sabar menghadapi penulis.
6. Seluruh staff pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Muhammadiyah Makassar, atas tambahan ilmu yang sangat berharga untuk dapat
diamalkan dalam melaksanakan tugas-tugas selanjutnya.
7. Ibunda Juliani Ibrahim, M.Sc, Ph.D yang banyak memberikan masukan dan
dukungan.
8. Sahabat serta my support system NoBar Six (Subi khatul fadhika, Nudya Ayu
Pradnya Paramitha Putri Helmi, Dzakiyah Nurul Isra, Andi Riskayanti Saputra,
dan Syifa Shabrina) yang telah sama-sama berjuang, saling membantu dan
memberikan semangat dalam menggapai cita-cita luvyou !
9. Adik adik angkatan 2017 Fakultas kedokteran unsimuh yang telah bersedia
menjadi responden.
10. Teman-teman kelompok bimbingan (Fauziah Ulva Musdalipa, Sartika Eka
Putriana Nawir Nur, dan Andi Sri Wulan Purnama)
11. Para teman sejawat, keluarga kedua angkatan 2014 EPINEFRIN yang telah
membantu dan memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi
ini.
12. Teman-teman Secret squad, keluarga Amsa unismuh dan BEMenjers yang selalu
memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi.
13. Sahabat serta keluarga cemaracuu (Ulfa Syahruni, Rezky Jaya Saputri, Nanda
Frisyilia Malida, Siti wahyuni maharani, muthiah hanun, andi nurul azizah
abbas,reski ambarwati) terimakasih atas semangatnya selama ini geng.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga karya tulis ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 28 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI
PERNYATAAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK……………………………………………………………………….i
ABSTRAK……………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…..vi
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 6
2.1.Stress .......................................................................................................... 6
2.1.1.Pengertian ............................................................................................... 6
2.1.2.Penyebab ................................................................................................ 7
2.1.3.Proses Stress ........................................................................................... 8
2.1.4.Gejala Stress ........................................................................................... 9
2.1.5.Derajat Stress .......................................................................................... 9
2.1.6.Skala Penilaian Stress ........................................................................... 10
2.1.7. Pengaruh Stress Pada Mahasiswa Pre-Klinik………………….11
2.2 Gastritis ............................................................................................................... 12
2.2.1.Pengertian ................................................................................... 12
2.2.2.Etiologi ....................................................................................... 15
2.2.3.Manifestasi Klinik ...................................................................... 16
2.2.4.Faktor Resiko ............................................................................. 17
2.2.5. Pendekatan diagnostik gastritis………………………………..21
2.2.6.Pencegahan ................................................................................. 22
2.3. Tinjauan keislaman…………………………………………………… 23
2.4. Kerangka Teori…………………………………………………………25
BAB III
KERANGKA KONSEP ............................................................................................ 26
3.1. Kerangka Konsep .................................................................................... 26
3.2.Variabel Penelitian ................................................................................... 26
3.3.Definisi Operasional ................................................................................ 26
3.4.Hipotesis………………………………………………………………...28
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 29
4.1. Obyek Penelitian ..................................................................................... 29
4.2. Metode Penelitian ................................................................................... 29
4.3. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 29
4.4.Etika Penelitian ........................................................................................ 32
BAB V
HASIL PENELITIAN ............................................................................................... 34
V.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 34
V.2. Gambaran Umum Populasi/Sampel ....................................................... 35
V.3. Analisis Univariat .................................................................................. 36
V.4. Analisis Bivariat ..................................................................................... 37
BAB VI
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 39
VI.1. Stress Mahasiswa .................................................................................. 39
VI.1.1. Karakteristik Responden .................................................................... 39
VI.2. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 41
BAB VII
PENUTUP ................................................................................................................. 43
VII.1. Kesimpulan .......................................................................................... 43
VII.2. Saran .................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 44
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat
menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri
Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung. Gangguan
autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID),
seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus menunjukan
lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil. Gastritis dapat
terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan
kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang
menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan
nyeri di ulu hati . ¹
Penyebab gastritis menurut Misnadiarly pada tahun 2009 antara lain oleh
iritasi, infeksi, dan atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari
faktor stres, alkohol, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta
obat-obatan seperti NSAIDs (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-
lain yang dapat mengiritasi mukosa lambung. Gejala yang umum muncul pada
penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada
saluran pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung
terasa penuh, disertai sakit kepala. GejPala ini bisa menjadi akut, berulang dan
kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah
satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stress. ¹
2
Vincen Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht pada tahun 2000 dalam
Prio berpendapat bahwa yang dimaksud stress adalah gangguan pada tubuh dan
pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang
dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam
lingkungan tersebut. Sehingga bisa disimpulkan stress merupakan faktor yang
berpengaruh dalam kekambuhan gastritis hal ini didukung oleh penelitian
Goldberg, Smith, & Connell pada tahun1976 bahwa tekanan emosional atau
faktor stress sangat berpengaruh terhadap abnormalitas mukosa lambung. Stress
juga menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh merangsang produksi asam
lambung dalam jumlah berlebihan. Akibatnya lambung terasa sakit nyeri, mual,
mulas bahkan bisa luka atau disebut tukak lambung. Gastritis yang tidak ditangani
dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan
yaitu kanker lambung dan peptic ulcer. ²
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa
negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian gastritis di
dunia,diantaranya inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35% dan
Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah
penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia tenggara sekitar
583,635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya, prevalensi gastritits dikonfirmasi
melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara
substansial lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat
asimptomatik. ³
Hasil survey mahasiswa S1 Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
menunjukkan ternyata 60% mahasiswa menderita gastritis dan beberapa
3
mahasiswa menyatakan bahwa mereka sering mengabaikan gastritis ini apabila
aktivitas perkuliahan mereka meningkat dan sering lupa untuk makan tepat
waktu.4
Penelitian mengenai prevalensi Mahasiswa preklinik di Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret didapatkan hasil bahwa tingkat stress lebih
tinggi dibandingkan dengan mahasiswa biasa berkisar dari 25% hingga 75%. Hal
ini disebabkan stresor relatif lebih tinggi. Stresor tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain tuntutan untuk lebih aktif dalam proses belajar
mengajar, jadwal pendidikan yang padat, dan bahan yang dipelajari sangat luas
dan aplikatif. 5
Artinya : Ketahuilah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging apabila
baik maka baiklah seluruh jasadnya dan apabila rusak maka rusaklah seluruh
jasadnya. Ketahuilah itu adalah Hati. (HR. Bukhari dan Muslim). 6
Q.S. Al-Baqarah (2) 153-157
Terjemahnya:
153: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar; 154: Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah,
(bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebernarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu
4
tidak menyadarinya; 155. Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar;
156.(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
Inna lillahi wa innaa ilaihi raajiuun‖; 157. Mereka itulah yang mendapat keberatan
yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang “ Hubungan Tingkat Stress Dengan Penyakit
Gastritis Pada Mahasiswa Pre-Klinik semester 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut : Apakah ada hubungan antara tingkat stress terhadap
penyakit Gastritis Mahasiswa Pre-Klinik Semester 1 di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress terhadap penyakit
Gastritis pada mahasiswa preklinik semester 1 di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
1.3.2 Tujuan Khusus:
1) Untuk mengetahui prevalensi tingkat stress terhadap mahasiswa pre klinik
semester 1
5
2) Untuk mengetahui jumlah penyakit gastritis pada mahasiswa pre klinik
semester 1
3) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat stress dengan penyakit gastritis
pada mahasiswa pre klinik semester 1.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat untuk peneliti
a. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang hubungan tingkat cemas terhadap penyakit gastritis
pada mahasiswa pre klinik semester 1.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan informasi untuk
memiliki perhatian terhadap kejadian penyakit gastritis.
1.4.2 Manfaat untuk institusi pendidikan (kedokteran)
a. Untuk memperluas wawasan pengetahuan khususnya dalam ilmu
gastroenterophepatogy dan memberikan data ilmiah tentang bagaimana
hubungan antara tingkat cemas dengan penyakit gastritis
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk kegiatan penelitian yang sejenis dikemudian hari
1.4.3 Manfaat untuk masyarakat
a. Memberikan kesadaran dan ilmu kepada mahasiswa akan pentingnya
menghindari penyakit gastritis.
b. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang hubungan antara
tingkat cemas dengan penyakit gastritis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stress
2.1.1. Pengertian
Istilah stress mempunyai banyak definisi, beberapa definisi tentang
stress adalah sebagai berikut : 7
Sarafino pada tahun 2008 mengartikan stress adalah kondisi yang
disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan
persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang
bersumber pada system biologis, psikologis dan social seseorang .
Ivancevich pada tahun 2001, mendefinisikan stress sebagai respon
adaptif yang dimediasi oleh perbedaan individu dan proses psikologi yang
merupakan konsekuensi dari keadaan eksternal, situasi atau kejadian yang
berdampak pada keadaan fisik atau psikologis . 7
Wijono pada tahun 2006, Stress adalah reaksi alami tubuh untuk
mempertahankan diri dari tekanan secara psikis. Tubuh manusia dirancang
khusus agar bisa merasakan dan merespon gangguan psikis ini . Tujuannya
agar manusia tetap waspada dan siap untuk menghindari bahaya . Kondisi
ini jika berlangsung lama akan menimbulkan perasaan cemas, takut dan
tegang . 7
Stress adalah reaksi/respon tubuh terhadap stresor psikososial
(tekanan mental/beban kehidupan). Stress dewasa ini digunakan secara
bergantian untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas
7
berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis, perilaku dan subjektif
terhadap stress, konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan
stimulus yang membuat stress semua sebagai suatu system (WHO, 2003). 8
Menurut Morgan dan King, “…as an internal state which can be caused by
physical demands on the body (disease conditions, exercise extremes of
temperature, and the like ) or by environmental and social situations which are
evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for
coping’’. Jadi stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa
disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi social, yang
berpotensi merusak dan tidak terkontrol.8
2.1.2. Penyebab Stress
Timbulnya stress dikalangan mahasiswa kedokteran dapat terjadi karena
berbagai factor . factor yang dapat menyebabkan stress bisa saja hanya satu factor,
tetapi tidak menutup kemungkinan merupakan akumulasi dari berbagai macam
factor . Dari berbagai macam stress secara garis besar dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu factor yang berasal dari lingkungan kampus dan factor yang berasal
dari luar lingkungan kampus . 9
Faktor dari lingkungan kampus :
1. Meningkatnya beban tugas
2. Tekanan atau desakan waktu
3. Tanggung jawab baru
4. Perubahan kebiasaan belajar
5. Proses Pembelajaran
6. Hubungan dengan tutor atau tenaga pengajar
8
7. Hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan
8. Lingkungan belajar yang baru
9. Stressor
Faktor dari luar lingkungan kampus :
1. Tempat tinggal yang jauh dari orang tua
2. Kebiasaan tidur
3. Liburan yang kurang
4. Perubahan kebiasaan makan
2.1.3. Proses Stress
Empat variable psikologik yang mempengaruhi mekanisme respons stress:9
a. Kontrol : Keyakinan bahwa seseorang memiliki control terhadap stresor yang
mengurangi intensitas respons stress.
b. Prediktabilitas : stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respons stress yang
tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi .
c. Persepsi : pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat
meningkatkan atau menurunkan insensitas respon stress.
d. Respon Koping : Ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas
dapat menambah atau mengurangi respon stress
Secara fisiologi, situasi stress mengaktivasi hipotalamus yang
selanjutnya mengendalikan dua system neuroendokrin, yaitu system simpatis dan
system korteks adrenal. System saraf simpatis berespons terhadap impuls saraf
dari hipotalamus yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang
berada di bawah pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan
9
denyut jantung dan mendilatasi pupil . System saraf simpatis juga memberi sinyal
ke medulla adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.
System korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat
kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan hormone
ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana, ia
menstimulasi pelepasan sekelompok hormone, termasuk kortisol, yang meregulasi
kadar gula darah . ACTH juga member sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk
melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormone stress yang
dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari
system saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight . 10
2.1.4. Gejala Stress
Merasa gelisah dan tidak dapat bersantai, lekas marah, perasaan sangat lelah
atau leleah berkepanjangan,sulit berkonsentrasi, kehilangan minat terhadap
sesuatu, Cenderung khawatir, bekerja tapi tidak efektif, makin banyak merokok
dan minum minuman keras. 10
2.1.5. Derajat Stress
Menurut Rasmun stres dibagi menjadi tiga tingkatan : 10
1) Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang.
Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran,
dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa
menit atau beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali
jika dihadapi terus menerus.
2) Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres sedang
terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari
stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah
10
kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan
pekerjaan baru, dan anggota keluarga yang pergi dalam waktu yang lama.
3) Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa
tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah
hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit
fisik yang lama.
2.1.6. Skala Penilaian Stress
Untuk mengetahui tingkat stress seseorang digunakan alat ukur DASS
(Depression Anxiety Stress Scale) yang pertama kali diperkenalkan oleh
Lovibond tahun 1995. Nilai yang penting dalam DASS yang digunakan dalam
tatacara klinis adalah untuk mengklarifikasi letak gangguan emosional, sebagai
bagian dan tugas penilaian klinis yang lebih luas. Fungsi esensial dari DASS
adalah untuk mengenali gejala inti dari gejala depresi, kecemasan dan stress.11
DASS dibuat tidak hanya dibuat seperti perangkat skala yang lain untuk
mengukur keadaan emosi seseorang secara konvensional, tetapi juga
mengembangkan proses penentuan, pemahaman, dan pengukuran keadaan emosi
signifikan yang secara klinis dan digambarkan seperti depresi..11
Setiap dari tiga skala DASS mengandung 14 item, terbagi menjadi 2
sampai 5 subskala dengan konten yang hampir sama. Skala depresi menilai
disphoria, putus asa, anhedonia, inersia. Skala kecemasan menilai gairah otonom,
efek otot skeletal, situasi kecemasan, dan pengalaman subyektif dari pengaruh
kecemasan. Skala stress sensitive terhadap pengaruh level gairah non spesifik
kronis. Skala ini menilai kesulitan bersantai, gairah nervous, dan menjadi
jengkel/gelisah,pemarah/reaksiberlebihan.11
Dalam kuisioner DASS ini terdapat 42 butir pernyataan, dimana dari setiap
pernyataan dikelompokkan dalam skalanya masing-masing dan jawaban dari hasil
pernyataan yang telah diisi responden akan dinilai sesuai scoring dari masing-
masing skala, seperti sebagaimana berikut : 11
11
1. Skala depresi : pernyataan
3,5,10,13,16,17,21,24,26,31,34,37,38,42.
2. Skala kecemasan : pernyataan
2,4,7,9,15,19,20,23,25,28,30,36,40,41.
3. Skala stress : Pernyataan
1,6,8,11,12,14,18,22,27,29,32,33,35,39.
2.1.7. Pengaruh Stress Pada Mahasiswa Pre-Klinik
Stres adalah kejadian yang penting serta tidak dapat dihindari dari
kehidupan sehari-hari. Berbagai penelitian telah mendokumentasikan stres
di kalangan mahasiswa kedokteran dan menunjukkan adanya stres yang
sangat tinggi apabila dibandingkan dengan program studi lain di sektor
non-medis. Mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua memiliki tingkat
stres yang paling tinggi apabila dibandingkan dengan mahasiswa tahun
lainnya.,
Stressors atau faktor pencetus stres yang paling sering pada mahasiswa
secara berurutan yaitu perubahan kebiasaan tidur, liburan, perubahan
kebiasaan makan, tanggung jawab baru, dan meningkatnya beban tugas .
Dalam penelitian lain, faktor yang juga dapat mencetuskan stres
diantaranya adalah perubahan kebiasaan belajar, proses pembelajaran,
lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan tutor atau tenaga pengajar,
dan hubungan dengan teman sebaya dalam satu angkatan atau teman lain di
lingkungan kampus yang tidak dalam satu angkatan. Stres dapat dianggap
sebagai ancaman yang dapat menyebabkan kecemasan,depresi, disfungsi
12
sosial bahkan niat untuk mengakhiri hidup .Kondisi depresi dan kecemasan
adalah hal yang tidak diinginkan dalamsuatu komunitas pendidikan. Siswa
yang prestasi akademiknya kurang berhasil,dilaporkan memiliki tingkat
stres yang tinggi. Dampak negatif dari stress emosional pada mahasiswa
kedokteran akan mengganggu perkuliahan serta menganggu kinerja
mereka. Mahasiswa yang mengalami kondisi stres yang ekstrem atau
depresi membutuhkan perhatian serius, jika mahasiswa tidak mampu
mengatasi stres dari proses pendidikan yang mereka terima akan
berdampak buruk terhadap dirinya pribadi dan profesinya kelak sebagai
dokter. 12
2.1. Gastritis
2.2.1. Pengertian
Gastritis berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung
dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Secara umum Gastritis adalah
inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung.
Sifatnya bisa berupa akut,kronik, difus atau lokal. penyakit gastritis ini paling
banyak di jumpai di Klinik Penyakit dalam di Puskesmas dan menurut (Silvia &
Wilson Pakar Patofisologi) Sekitar 80-90 % yang menderitapenyakit gastritis
akut dirawat di ICU. Biasanya tanda dan gejala yang sering ditemukan pada
penderita gastritis yaitu rasa kembung,mual, muntah bahkan nyeri di daerah
lambung sampai ke ulu hati. 12
Di negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada orang dewasa
mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi
13
Helicobacter pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi
pada masa balita. Sedangkan di Indonesia, prevalensi infeksi kuman
Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi
dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju prevalensi infeksi
Helicobacter pylori pada anak-anak sangat rendah. Diantara orang dewasa
prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori.13
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam
berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi
anatomi, dan kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi
klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa
walaupun dilakukan pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak
saling berhubungan. Gastritis kronik merupakan kelanjutan dari gastritis akut . 14
Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai nyeri pada saluran
pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyari ulu hati, lambung merasa
penuh, kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan dan sering
kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung. Gejala ini bisa menjadi akut,
berulang dan kronis. Disebut kronis bila gejala itu berlangsung lebih dari satu
bulan terus-menerus dan gstritis ini dapat ditangani sejak awal yaitu:
mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi
makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta minuman beralkohol dan jika
memang diperlukan dapat minum antasida sekitar setengah jam sebelum makan
atau sewaktu makan. 14
14
Lambung sering disebut sebagai maag yang berfungsi untuk menampung
makanan. Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor stress dan makan yang
tidak teratur. Keadaan stress memang bikin makan tidak teratur. Orang masih
percaya bahwa penyakit maag disebabkan oleh stress. Keadaan stress
menyebabkan produksi cairan asam lambung meningkat sehingga “tegang” oleh
cairan asam lambung. Cairan asam lambung ini bisa mengikis dinding lambung
sehingga luka dan terasa perih bila terkena bahan asam. Bila luka lambung
semakin meluas,berisiko melukai pembuluh darah dan terjadi perdarahan yang
dimuntahkan sebagai muntah darah. Hati-hatilah jangan stress berkepanjangan,
tidak ada gunanya dan makanlah secara teratur. Makanan dari lambung akan
disalurkan ke usus untuk dicerna kemudian diserap dan masuk dalam aliran
darah.14
gastritis dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu : 15
1.GastritisAkut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial. Pada gastritis ditemukan sel
inflamasi akut dan neutrofil mukosa edema, merah dan terjadi erosi kecil dan
perdarahan (Price danWilson, 2005). Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe
yaitu gastritis stres akut, gastritis erosive kronis, dan gastritis eosinofilik. Semua
tipe gastritis akut mempunyai gejala yang sama. Episode berulang gastritis akut
dapat menyebabkan gastritis kronik.
15
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat menahun sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik bervariasi
(Wibowo, 2007). Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar
disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding lambung
menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata. Gastritis kronik
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi
dan gastritis hipertropi.
2.2.2. Etiologi
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang
berlebih. Asam lambung yang semula membantu lambung malah merugikan
lambung. Dalam keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai
dengan jumlah makanan yang masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur,
lambung sulit beradaptasi dan lama kelamaan mengakibatkan produksi asam
lambung yang berlebih. 16
a. Gastritis akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, antiinlamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosis rendah sudah dapat mentebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia
misal: lisol, alkohol, merokok, kafein, lada, steroid dan digitalis.16
b. Gastritis kronis
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui, biasanya disebabkan
oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung Helicobacter pylori. Gastritis ini
16
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok. 16
2.2.3. Manifestasi Klinik
Gastritis dengan keluhan seperti : 17
a) Nyeri terbakar di epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat
dengan makan
b) Dispepsia
c) Anoreksia
d) Nausea/muntah
e) Dapat terjadi pedarahan yang mengakibatkan hematemesis, melena.
A. Gastritis Akut
1. Dapat terjadi ulserasi superficial dan mengarah pada hemoragi.
2. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
3. Beberapa pasien menujukkan asimptomatik.
4. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan tetapi malah mencapai usus.
5. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan
mungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari.
B. Gastritis Kronis
Manifestasi klinik pada gastritis ini umumnya bervariasi dan tak jelas
seperti perasaan penuh, anoreksia dan adanya distress epigastrik.
Gastritis dapat bersifat akut dan kronis, pembagiannya berdasarkan atas
jangka waktu tiga bulan. Bila lama sakit terjadi selama tiga bulan atau
kurang disebut akut, lebih dari tiga bulan disebut kronis. 17
17
2.2.4. Faktor Resiko
Gastritis terjadi karena berbagai sebab paling umum akibat peningkatan
produksi asam lambung atau menurunnya daya tahan dinding lambung terhadap
pengaruh luar. Gastritis akut yang tidak diobati akan berkembang menjadi
kronis. Gastritis yang disertai borok atau luka pada dinding lambung disebut
tukak lambung. Faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit gastritis
antara lain : 18
1. Umur
Penyakit gastritis dapat timbul atau menyerang segala usia, mulai anak-anak
hingga usia tua (Ronald H. Sitorus, 1996:30). Walaupun gastritis dapat
menyerang segala usia tapi mencapai puncaknya pada usia lebih dari 40 tahun.
2. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih sering terkena penyakit gastritis. Hal
ini disebabkan karena wanita sering diet terlalu ketat, karena takut gemuk,
makan tidak beraturan, disamping itu wanita lebih emosional dibandingkan pria.
3. Sosial ekonomi
Bakteri Helicobakter Pylori ialah penyebab atau paling sedikit penyebab utama,
suatu bentuk gastritis yang disebut gastritis kronik aktif. H. Pylori aktif pada
100% pasien. Bakteri ini terdapat diseluruh dunia dan berkolerasi dengan tingkat
sosio-ekonomi masyarakat. Prevalensi meningkat dengan meningkatnya umur (di
negara maju 50% penderita terkena infeksi kuman ini setelah usia 50 tahun). Di
negara berkembang yang tingkat ekonominya lebih rendah, terjadi infeksi pada
80% penduduk setelah usia 30 tahun. Besarnya pengaruh sosial ekonomi dengan
18
tingginya prevalensi infeksi Helicobacter pylori pada masyarakat. Makin rendah
tingkat sosial ekonomi makin tinggi prevalensi infeksinya. Perbaikan tingkat
sosial ekonomi dapat menurunkan prevalensi kejadian. Fedorek SC dkk dalam
penelitiannya juga mendapatkan hubungan antara tingginya prevalensi infeksi
Helicobacter pylori dengan makin rendahnya tingkat sosial ekonomi.
4. Makanan.
Penyimpangan kebiasaan makan, cara makan serta konsumsi jenis makanan
yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis akut, faktor penyimpangan makanan
merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya perubahan dinding lambung.
Peningkatan produksi cairan lambung dapat dirangsang oleh konsumsi makanan
atau minuman. Cuka, cabai, kopi, alkohol, serta makanan lain yang bersifat
merangsang juga dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya
kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah sehingga akan menimbulkan
luka pada dinding lambung. Jika tidak lekas ditangani, penyakit ini akan berubah
menjadi gastritis kronis. Namun, gastritis juga dapat timbul setelah makan
makanan pedas, asam, minum kopi atau alcohol.
5. Faktor Psikologi.
Stres adalah suatu kondisi dimana seseorang ada dalam keadaan yang sangat
tertekan. Stres menurut Terry Looker dan Olga Gregson (2005:44), adalah sebuah
keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-
tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya.
Para ahli kedokteran sependapat menyatakan bahwa produksi HCl yang berlebih
di dalam lambung, disebebkan terutama oleh adanya ketegangan atau stres mental
19
atau kejiwaan yang cukup berat. Peneliti Amerika, dr. Selye (1949),telah
membuktikan bahwa tubuh manusia yang menerima suatu tekanan atau ancaman
dalam bentuk apapun, akan mengadakan serangkaian reaksi penangkis
(perlawanan). Tekanan atau stresor tersebut dapat berupa kesulitan dalam hidup
berkeluarga atau pekerjaan, kekalahan atau keinginan untuk berprestasi, emosi
(takut, kaget, dan ketegangan batin lainnya), kedinginan, luka, atau perdarahan,
dan sebagainya. Adanya stres tersebut, terutama yang berupa tekanan mental dan
emosi, akan mengakibatkan timbulnya suatu “reaksi alarm”, yaitu suatu reaksi
otomatis yang mengubah seluruh tempo dalam badan manusia, misalnya denyut
nadi bertambah cepat, tekenan darah naik, tangan menjadi dingin, darah dialirkan
dari kulit ke organ vital, asam lambung di produksi untuk mempercepat proses
pencernaan yang mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan, dan
kelenjar adrenal akan distimulir untuk memproduksi hormon adrenalin dan steroid
yang lebih banyak dari pada kondisi normal guna melawan stress . Apabila stres
mental dan emosi tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama,
maka tubuh akan berusaha untuk menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan tekanan
tersebut. Kondisi yang demikian, dapat menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan patologis dalam jaringan/ organ tubuh manusia, melalui sistem saraf
otonom. Sebagai akibatnya, akan timbul penyakit adaptasi yang dapat berupa
hipertesi, jantung, gastritis, dan sebagainya.
6. Obat yang mengiritasi lambung
Beberapa macam obat yang bersifat asam atau basa keras dapat menyebabkan
gastritis. Obat-obatan yang mengandung salisilat misalnya aspirin (sering
20
digunakan sebagai obat pereda sakit kepala) dalam tingkat konsumsi yang
berlebihan dapat menimbulkan gastritis. Obat-obat tertentu yang mengandung
aspirin, obat-obat reumatik, dan golongan kortikosteroid dapat menyebabkan
penyakit gastitis bila lambung penderitanya terlalu peka terhadap bahan-bahan
tersebut. Radang lambung atau gastritis dapat pula disebabkan oleh beberapa obat
seperti NSAIDs (asetosal, indometasin, dan lain-lain ), kortikosteroid. Obat
tersebut dapat menghambat produksi prostaglandin tertentu dengan efek
pelindung terhadap mukosa. Selain itu penggunaan dalam kadar tinggi dapat
merusak barrier mucus lambung dan dapat mengakibatkan pendarahan.
7. Perilaku yang berisiko tertular Helicobacter pylori
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat
penting. Karena hampir 80% gastritis kronis dihubungkan dengan infeksi
H.pylori. Sumber penularan infeksi bakteri Helicobacter pylori ditularkan dari
satu penderita ke penderita lain, kemungkinan besar melalui oral-oral
(berciuman), gastro-oral (muntahan), atau fekal-oral (makanan/minuman yang
terkontaminasi tinja penderita secara langsung/tidak langsung melalui perantara
lalat dan lipas). Di negara berkembang jalurnya adalah fekal-oral.
Peningkatan prevalensi Helicobacter pylori juga dikaitkan dengan peningkatan
konsumsi makanan dari pedagang kaki lima yang mendukung kemungkinan
terjadinya penularan yaitu penyiapan makanan dalam kondisi yang tidak higienis .
Pencegahan penularan infeksi bakteri Helicobacter pylori yang dapat dilakukan
kebiasaan mencuci tangan baik sebelum dan sesudah makan maupun setelah
buang air besar.
21
2.2.5. Pendekatan Diagnostik Gastritis
Diagnosis Gastritis dapat bertumpang tindih dengan IBS. Pasien IBS,
khususnya dengan predominan konstipasi, mengalami keterlambatan
pengosongan lambung sehingga akhirnya disertai pula dengan gejala-gejala
saluran pencernaan bagian atas yang menyerupai gejala dispepsia. Sebaliknya,
pada pasien dispepsia, sering kali juga disertai dengan gejala-gejala saluran
pencernaan bawah yang Menyerupai IBS. Untuk membedakannya, beberapa ahli
mengemukakan Sebuah cara, yakni dengan meminta pasien menunjuk lokasi di
perut yang terasa paling nyeri; dengan lokalisasi ini, kedua entitas tersebut dapat
didiferensiasi. Quigley et al. Mengemukakan sebuah pendekatan baru, yaitu
dengan menyatakan IBS dan dispepsia fungsional sebagai bagian dari spektrum
penyakit fungsional saluran cerna.13
a. Anamnesis yang akurat untuk memperoleh gambaran keluhan yang terjadi,
karakteristik keterkaitan dengan penyakit tertentu, keluhan bersifat lokal atau
manifestasi gangguan sistemik. Harus terjadi persepsi yang sama untuk
menginterpretasikan keluhan tersebut antara dokter dan pasien yang dihadapinya.
b. Pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi kelainan intraabdomen atau intra
lumen yang padat (misalnya tumor), organomegali, atau nyeri tekan yang sesuai
dengan adanya rangsang peritoneal/peritonitis.
c. Laboratorium : untuk mengidentifikasi adanya faktor infeksi (lekositosis),
pankreatitis (amilase, lipase), keganasaan saluran cerna (CEA, CA 19-9, AFP).
d. Ultrasonografi : untuk mengidentifikasi kelainan padat intra abdomen,
misalnya adanya batu kandung empedu, kolesistitis, sirosis hati dsb.
22
e. Endoskopi (esofagogastroduodenoskopi): pemeriksaan ini sangat dianjurkan
untuk dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai oleh keadaan yang disebut alarm
symptoms yaitu adanya penurunan berat badan, anemia, muntah hebat dengan
dugaan adanya obstruksi, muntah darah, melena atau keluhan sudah berlangsung
lama dan terjadi pada usia lebih dari 45 tahun. Keadaan ini sangat mengarah
pada gangguan organik, terutama keganasan, sehingga memerlukan eksplorasi
diagnosis secepatnya. Teknik pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi dengan
akurat adanya kelainan struktural/organik intra lumen saluran cerna bagian atas
seperti adanya tukak/ulkus, tumor, dsb, serta dapat disertai pengambilan contoh
jaringan (biopsi) dari jaringan yang dicurigai untuk memperoleh gambaran
histopatologiknya atau untuk keperluan lain seperti mengidentifikasi adanya
kuman Helicobacter pylori.
f. Radiologi (dalam hal ini pemeriksaan barium meal) : pemeriksaan ini dapat
mengidentifikasi kelainan struktural dinding atau mukosa saluran cerna bagian
atas seperti adanya tukak atau gambaran kearah tumor. Pemeriksaan ini
bermanfaat pada kelainan yang bersifat penyempitan/stenotik/obstruktif dimana
skop endoskopi tidak dapat melewatinya.
2.2.6. Pencegahan
1) Makan dengan porsi kecil tapi sering contoh: biscuit, roti
2) Menghindari alkohol dan kopi
3) Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh : cabe, cuka,
sambal, ketan dan lain-lain.
4) Hindari Rokok
23
5) Makan teratur sesuai dan tepat waktu
6) Istirahat cukup
7) Menghindari stress
8) Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu
penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak
mengganggu fungsi lambung.20
a. Tinjauan Keislaman
Stress pada seseorang dapat terjadi akibat adanya ketidak sesuaian antara
keinginan,harapan dan kenyataan yang terjadi.Dan dalam pandangan
islam,stres dapat menjadi keputus asaan jika seseorang tidak dapat
mengendalikannya.
QS. Al Balad ayat 4: 20
Terjemahnya:
Sesungguhnyaa Kami telah menciptakan manusia dalam susah payah Q.SAl-
Balad 4.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa mendengarkan Al-qur’an dari orang lain
pada waktu tertentu merupakan sunnah. Di dalam Al-qur’an terdapat perintah
untuk kita dalam mendengarkan Al-qur’an dengan tenang. Menurut Salim,
mendengar lantunan ayat-ayat Al-qur’an dapat menimbulkan efek positif pada
tingkat kecemasan.
Perintah untuk memperhatikan makanan, adalah perintah untuk berhati-hati
memilih makanan, agar kita tidak sembarangan mengkonsumsi makanan yang
24
membahayakan kesehatan kita. Diantara makanan-makanan yang bisa memicu
terjadi penyakit gastritis adalah makan-makanan yang mengandung lemak, seperti
coklat, gorengan, minuman bersoda, minuman yang beralkohol, produk olahan
susu yang tinggi lemak, daging tinggi lemak, kafein yang terdapat dalam kopi.
Jauh-jauh sebelumnya Allah telah memberikan petunjuk kepada umat Islam di
dalam firman-Nya agar seorang muslim tidak stress dan tertekan batinnya dalam
keadaan apapun juga.
Terjemahnya : (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram.
Tekanan batin dan kecemasan serta kesedihan akan menyebabkan kadar asam
lambung meningkat tajam dan ini berujung pada maag dan perih pada lambung.
Begitu juga, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta perasaan negative
khususnya saat makan - akan merangsang sistem syaraf simpatik yang
mengakibatkan berkurangnya enzim-enzim pankreas, sehingga menciptakan
kesulitan di dalam pencernaan makanan. Ini semua berakibat perut kembung,
munculnya gas, menyebabkan penyakit ulu hati, dan masalah dalam pencernaan
lainnya. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan kortisol yang akan
menekan kekebalan tubuh, selanjutnya berakibat pada terbentuknya sel kanker.
25
b. Kerangka Teori
Penyebab Gastritis :
1. Infeksi bakteri : Infeksi
Bakteri ; seperti H. Pylory,
H. heilmanii, E. coli,
Streptococci, staphylococci
2. Refluks isi usus kedalam
lambung
3. Alkohol
4. Obat-obatan
5. Stres
6. Makanan dan minuman
yang bersifat iritan
GASTRITIS KAMBUH
Faktor kekambuhan gastritis:
1. Stres
- Ringan
- Sedang
- Berat
2. Kebiasaan Menkonsumsi Alkohol
3. Konsumsi Obat-obatan
4. Kebiasaan Merokok
5. Frekuensi konsumsi bahan pangan yang
mengiritasi lambung
6. Kebiasaan makan makanan
merangsang (pedas, asam)
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Stress merupakan salah satu dari beberapa faktor yang berpengaruh dari
penyakit Gastritis. Pada penelitian ini akan diteliti bagaimana hubungan antara
pengaruh tingkat stress terhadap penyakit gastritis, apakah memiliki kaitan yang
erat atau tidak. Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
3.2.Variabel Penelitian
Variabel independen : Tingkat Stress pada mahasiswa Pre-Klinik
Variabel dependen : Penyakit Gastritis
3.3. Definisi Operasional
Subjek Penelitian : Mahasiswa Pre Klinik Semester 1
1. Tingkat Stress :
a. Definisi : Setiap Mahasiwa pre klinik tingkat 1 mengalami Stressors atau
faktor pencetus stres yang paling sering pada mahasiswa secara berurutan
Tingkat Stres Penyakit
Gastritis
27
yaitu perubahan kebiasaan tidur, liburan, perubahan kebiasaan makan,
tanggung jawab baru, dan meningkatnya beban tugas .
b. Alat ukur : Diukur dengan alat ukur DASS (Depression Anxiety Stress Scale)
c. Cara Ukur : Skala DASS (Depression Anxiety Stress Scale) terdiri dari 42
pernyataan. Jumlah skor dalam pernyataan tersebut memiliki makna tingkatan
stress pada alat ukur ini normal, sedang, berat dan sangat berat. Semakin
tinggi jumlah nilai skor, semakin berat tingkat stresnya.
d. Hasil Ukur : data yang telah di scoring akan dikelompokkan dalam tiga
kategori
Pilihan jawaban dan skor penilaian :
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1: Sesuai dengan apa yang pernah dialami, kadang-kadang
2: Sering
3 : Selalu
e. Kriteria Penilaian :
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
f. Skala Pengukuran : Kategorik Ordinal
28
2. Penyakit Gastritis
a. Definisi : Setiap mahasiswa pre klinik Fakultas kedokteran Unismuh Makassar
yang memiliki keluhan gejala seperti nyeri ulu hati, mual hingga muntah, rasa
penuh atau cepat kenyang, sendawa, dan rasa terbakar didada.
b. Alat ukur : menggunakan kuesioner sesuai keluhan spesifik yang terpapar
pada kriteria diagnosa fungsional berdasarkan kuisioner gastritis.
c. Cara ukur : penilaian variabel penyakit gastritis dilakukan dengan scoring,
dimana responden yang menjawab
a) Jika skornya < 5 tidak mengalami gastritis
b) Jika skornya > 5 mengalami gastritis
d. Hasil ukur : hasil scoring akan dikelompokkan menjadi yang memiliki gejala
gastritis dan tidak memiliki gejala gastritis. Di simpulkan memiliki gejala
gastritis bila terdapat score 9 diantara 9 pertanyaan.
e. Skala Ukur : Nominal
3.4.Hipotesis
a. H0 (Hipotesis Nol/Nihil) : Tidak terdapat hubungan antara tingkat stress
terhadap penyakit gastritis pada mahasiswa pre-Klinik semester 1.
b. Ha (Hipotesis Alternatif) : Terdapat hubungan antara tingkat stress terhadap
mahasiswa pre-klinik semester 1
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Obyek Penelitian
Obyek yang akan diteliti adalah hubungan tingkat stress dengan penyakit
gastritis pada mahasiswa Pre-Klinik Semester 1 dari sampel, sementara
sampel yang digunakan adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2017 yang berjumlah 114 orang.
4.2. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan studi Cross Sectional
serta metode total sampling dengan jumlah sampel 114 orang, untuk
mengetahui hubungan tingkat stress dengan penyakit gastritis pada
mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan
2017. Tempat penelitian dilakukan di fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan jarak waktu antara bulan Juni 2017-
Oktober 2017.
4.3. Teknik Pengambilan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi pada penelitian ini mencakup populasi target. Populasi target
yaitu seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2017 yang berjumlah 114 orang. Jadi sampel yang
digunakan pada penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2017 yang memiliki criteria
inklusi.
30
4.3.2. Teknik sampling
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu : dengan teknik total
sampling, dimana semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria
pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang
diperlukan terpenuhi.
4.3.3. Kriteria pengambilan Sampel
Kriteria inklusi
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
angkatan 2017 yang bersedia ikut serta dalam penelitian, dengan
menandatangani informed consent.
4.3.4.Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang diambil langsung dari masing-masing sampel penelitian,
meliputi tingkat stress dan penyakit gastritis. Pengambilan data tingat stress
dengan pengisian kuisioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale).
Pengumpulan data gastritis dengan pengisian kuisioner Gastritis.
4.3.5.Teknik Analisis Data
1. Pengelolaan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan secara manual. Tujuan pengolahan data adalah
menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikannya dalam
susunan yang lebih baik dan rapi. Pengolahan data manual ini melalui 4
tahapan:
a. Editing Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuisioner
apakah jawaban yang ada dikuisioner sudah :
31
1. Lengkap : semua pertanyaan sudah terisi jawabannya.
2. Jelas :jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca.
3. Relevan : jawaban yang tertulis apakah relevan dengan pertanyaan.
4. Konsisten : apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan isi
jawabannya konsisten.
b.Coding (pengkodean)
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka/bilangan. Atau dengan pengkodean kembar kuisioner, pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode yang disediakan pada lembar
kuesioner dan observasi sesuai dengan respon responden.
c. Data entry (memasukkan data)
Entry adalah memasukkan data jawaban sesuai dengan kode yang telah
ditentukan untuk masing-masing variable sehingga menjadi satu data dasar.
d. Cleaning
Cleaning yaitu melakukan pengecekan dan pembersihan terhadap isian data
yang diluar pilihan jawaban yang disediakan kuisioner. Data yang diperoleh
kemudian disajikan dalam bentuk table dan dianalisis secara statistic deskriptif
(presentase, rata-rata, dan simpang baku).
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik dari variable penelitian. Hasil dari masing-masing variable
kemudian dimasukkan ke table distribusi frekuensi.
32
b. AnalisisBivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan diantara dua variable.
Dalam penelitian ini akan dibandingkan distribusi silang antara kedua variable
yang berhubungan, yakni hubungan antara tingkat stress dengan penyakit
gastritis. Kemudian akan dilakukan uji statistic untuk menyimpulkan hubungan
antara kedua variable tersebut bermakna atau tidak. Uji statistic yang digunakan
pada penelitian ini adalah uji chi squere (X2) jika memenuhi syarat yaitu tidak
ada sel yang nilai observed yang bernilai nol dan tidak ada sel yang mempunyai
nilai yang expected <5, jika tidak memenuhi syarat maka akan dilakukan uji
fisher .
4.4. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subjek antara lain
menjamin kerahasiaan identitas responden, hak privasi dan martabat dan hak
untuk bebas dari resiko cedera intrinsic (fisik,social dan emosional). Masalah
etika yang harus diperhatikan antara lain :
1. Persetujuan Responden (Informed Consent)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent
ini diberikan kepada responden yang diteliti yang memenuhi criteria inklusi
dan disertai judul penelitian, bila responden menolak maka peneliti tidak akan
memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.
33
2. Tanpa nama (Anonimity)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan untuk menjaga
kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, tetapi
lembaran yang diberikan kode.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
34
BAB V
HASIL PENELITIAN
V.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang berada
di Negara Indonesia yang beribukota di Makassar. Terletak anatar 0o 12-8
o
Lintang Selatan dan 116o48-122
o36 Bujur Timur, yang berbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Sulawesi
Tenggara di sebelah timur, batas sebelah barat dan timur masing-masing
adalah selat Makassar dan Laut flores. Terdapat kurang lebih 123
Universitas di Provinsi Sulawesi Selatan yang tersebar disetiap
kabupaten/kota. Satu diantaranya yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
ini yaitu Unibversitas Muhammadiyah Makassar.
Unismuh Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tiga cabang
yaitu kampus II Unismuh Makassar yang beralamat di jalan Latjen Andi
Mapaoddang No.17 Makassar, kampus III Unismuh Makassar yang
beralamat di jalan Ranggong Dg Romo No.21 Makassar, dan kampus pusat
Unismuh Makassar yang beralamat di jalan Sultan Alauddin No.259
Makassar.
Unismuh Makassar memiliki 8 Fakultas dan 4 Program pasca sarjana yaitu
terdiri dari 27 program studi. Satu diantaranya yang dijadikan sebagai tempat
pengambilan sampel penelitian ini yaitu Fakultas Kedokteran Unismuh
Makassar (FK Unismuh Makassar) yang terletak di gedung F Unismuh
Makassar.
35
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar merupakan satu
dari empat fakultas kedokteran yang ada di Makassar. Program Studi Strata S-1
Pendidikan Dokter FK Unismuh ini berdiri sejak tahun 2008, yang dirancang
melalui pemikiran yang sangat cermat untuk dapat menghasilkan lulusan
dokter yang berkualitas dan berdedikasi tinggi, beriman, dan bertakwa kepada
Allah SWT.
V.2. Gambaran Umum Populasi/Sampel
Telah dilakukan penelitian tentang hubungan tingkat stress dengan
penyakit gastritis pada mahasiswa pre-klinik semester 1 di fakultas kedokteran
universitas muhammadiyah Makassar tahun 2017 dari bulan November 2017
sampai Desember 2017. Responden yang dipilih menjadi sampel adalah
angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar yang telah memenuhi
criteria inklusi. Adapun jumlah sampel yang di peroleh adalah 114 orang dari
total sampel 114 orang.
Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner Depresi,Anxiety Stress
scale dan kuisioner gastritis. Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut
disusun dalam tabel induk (Master tabel) dengan menggunakan program
komputerisasi yaitu Microsoft Excel. Dari tabel induk tersebutlah kemudian
data di pindahkan dan diolah menggunakan program SPSS 21.0 for Windows
dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang
(Cross-tabs).
36
V.3. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variable dan hasil penelitian
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan
distribusi dan persentase dari setiap variabel yang diteliti.
1. Jenis Kelamin
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki – Laki 30 26,7
Perempuan 84 73,3
Total 114 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi jenis kelamin
dengan responden sebanyak 114 responden dan didominasi oleh terbanyak
adalah jenis kelamin perempuan dengan jumlah 84 orang (73.3%), dan untuk
jenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (26.7%).
2. Tingkat Stres
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Stres
Tingkat stress Jumlah (n) Persentase(%)
Berat 1 0,9
Sedang
Ringan
Normal
4
12
97
3,5
10,5
85,1
Total 114 100
Sumber : Data Primer 2017
37
Berdarkan Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa tingkat stress yang terbanyak adalah
normal sebanyak 97 orang (85,1%) dan diikuti oleh stress ringan sebanyak 12
orang (10,5%).
3. Penyakit Gastritis
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Gastritis
Penyakit Jumlah (n) Persentase(%)
Gastritis 17 14,9
Tidak gastritis 97 85,1
Total 114 100
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.3, dapat dilihat bahwa yang tidak gastritis sebanyak
97 orang (85,1%) dan yang Gastritis sebanyak 17 orang (14,9%).
V.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dimaksud untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Dimana sebelum dilakukan
pengujian, setiap yang di uji dikategorikan agar lebih memudahkan dalam proses
pengujian hipotesis nantinya. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan ujji
chi-square. Adapun syarat uji Chi-Square, yaitu sel yang mempunyai nilai
expented kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Bila syarat tersebut tidak
terpenuhi maka uji alternative yang digunakan adalah Uji Fisher.
38
2. Tingkat Stress dengan Gastritis
Tabel.5.4
Hubungan Stress dengan Gastritis Pada Mahasiswa Pre-Klinik semester 1
Tingkat stress
Penyakit Total
p Gastritis Tidak gastritis
Jumlah
(n)
Persentase
(%) Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Jumlah
(n)
Persentase
(%)
Stress 19 76,0 6 24,0 25 100,0 0.000
Tidak stress 9 10,1 80 89,9 89 100,0
Total 28 86 114 100,0
Persentase 24,6 75,4
Sumber : Data Primer 2017
Berdasarkan tabel 5.4, didapatkan bahwa dari jumlah sampel 114
responden, dimana dari 9 orang yang tidak stress diantaranya 86 orang (75,4%)
yang tidak gastritis (normal). Sedangkan dari 19 orang yang stress diantaranya 28
orang (24,6%) yang terkena penyakit gastritis.
Dari hasil uji statistic dengan metode uji chi square(X2) memperlihatkan
bahwa p Value 0,000 (p<0,005) artinya terdapat hubungan antara tingkat stress
terhadap penyakit gastritis mahasiswa angkatan 2017 Fk Unismuh Makassar.
39
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di FK Unismuh Makassar pada angkatan 2017
yang berjumlah 114 orang yang sudah memenuhi syarat berdasarkan criteria
inklusi. Peneltian ini bertujuan untuk meneliti hubungan tingkat stress terhadap
penyakit gastritis pada mahasiswa Fk Unismuh.
VI.1. Stress Mahasiswa
VI.1.1 Karakteristik Responden
a. Penyakit Gastritis
Penyakit Gastritis responden dinilai berdasarkan pada hasil kuisioner yang di
isi oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat penyakit
gastritis menunjukkan bahwa sebanyak 85,1% tidak terkena gastritis . Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa FK Unismuh angkatan 2017 tingkat
stressnya tidak meningkat pada masa pre-klinik semester 1 .
b. Tingkat Stress
Berdasarkan distribusi responden pada tabel 5.2 tingkat stress pada mahasiswa
kedokteran angkatan 2017 Fk Unismuh Makassar menunjukkan sebanyak 97
orang sebanyak 85.1% tidak stress, stress ringan 12 orang sebanyak 10,5%, stress
sedang 4 orang sebanyak 3,5 % dan sedangkan stress berat 1 orang sebanyak
0,9%. Secara keseluruhan hanya sedikit yang mengalami stress ringan yaitu
sebanyak 12 orang (10,5%). Tingkat stress yang dialami oleh mahasiswa angkatan
2017 FK Unismuh Makassar masih berada dalam rentan yang cukup rendah.Hal
40
ini sejalan dengan penelitian sebelumnya bahwa mahasiswa kedokteran tingkat
stress dan kekambuhan gastritis yang lebih tinggi dari pada populasi umum. Hal
ini didukung juga dengan penelitian yang dilakukan Shamsuddin dkk tentang
hubungan stress dan gastritis dari 506 mahasiswa diantara semua mahasiswa
27,5% mengalami stress sedang dan 9,7% stress berat. Hal ini bisa ditemukan
bahwa stress sedang masih sangat tinggi terutama dikalangan mahasiswa.22 Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Radeef & Ghazi tingkat prevalensi stress di mahasiswa kedokteran masih sangat
tinggi sebesar 39,7%. Setengahnya mahasiswa mengalami depresi subclinic
(Ringan&Sedang) sebanyak 32,5%. Dari penelitian tersebut ia menyatakan bahwa
mahasiswa tahun pertama merupakan faktor penyebab terjadinya stress dan
kekambuhan gastritis bagi mahasiswa kedokteran tersebut. 23
c. Hubungan Tingkat Stress dengan Penyakit Gastritis
Distribusi responden berdasarkan tabel 5.4 dari 114 respondent angkatan 2017
Fakultas Kedokteran Unismuh dimana dari 9 orang yang tidak stress diantaranya
86 orang (75,4%) yang tidak gastritis (normal). Sedangkan dari 19 orang yang
stress diantaranya 28 orang (24,6%) yang terkena penyakit gastritis. Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Radeef & Ghazi p=0,000
(<0,005) berarti terdapat hubungan antara tingkat stress dengan penyakit
gastritis. Penelitian tersebut membuktikan bahwa tingkat stress lebih tinggi
dibandingkan dengan mahasiswa biasa berkisar dari 25% hingga 75%. Hal ini
disebabkan stresor relatif lebih tinggi. Stresor tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor,antara lain tuntutan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
41
jadwal pendidikan yang padat, dan bahan yang dipelajari sangat luas dan
aplikatif24
d. Proses Terjadinya Stress
Situasi stress mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan
dua system neuroendokrin, yaitu system simpatis dan system korteks adrenal.
System saraf simpatis berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu
dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah
pengendaliannya, sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut
jantung dan mendilatasi pupil . System saraf simpatis juga memberi sinyal ke
medulla adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.
System korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu
zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis selanjutnya mensekresikan
hormone ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal. Dimana,
ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormone, termasuk kortisol, yang
meregulasi kadar gula darah . ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin
lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormone
stress yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang
simpatik dari system saraf otonomik berperan dalam respons fight or flight .
VI.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan penelitian yang mungkin
dapat berpengaruh terhadap kualitas hasil penelitian. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam penelitian ini antara lain :
42
1. Kemungkinan jumlah sampel yang digunakan hanya pada satu angkatan saja.
Hal ini disebabkan waktu, dan biaya sehingga tidak semua angkatan terpilih,
dan tidak memenuhi criteria peneliti.
2. Meskipun terdapat asumsi yang mendasari digunakan kuisioner sebagai teknik
pengumpulan data yaitu responden memberikan jawaban sesuai kondisi yang
sesungguhnya, namun kenyataan hal tersebut sulit untuk di kontrol.
43
BAB VII
PENUTUP
VII.1. Kesimpulan
1. Prevalensi gangguan tingkat stress pada mahasiswa pre klinik semester 1
adalah 0,9%, 3,5%, 10,5%.
2. Jumlah kekambuhan penyakit gastritis pada mahasiswa pre klinik semester 1
adalah sebanyak 76,0% dan 10,1%.
3. Terdapat hubungan antara tingkat stress dengan penyakit gastritis pada
mahasiswa pre klinik semester 1 angkatan 2017 Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan p = 0,000 % (p<0,005).
VII.2. Saran
1. Peneliti menyarankan agar responden lebih mengembangkan pengetahuan
mengenai manajemen stress, dikarenakan jadwal pendidikan yang padat dan
bahan yang dipelajari sangat luas dan aplikatif sehingga dapat menyebabkan
stress.
2. Semua mahasiswa menjaga kesehatannya untuk mencegah kekambuhan
gastritis dengan cara menjaga pola makan secara teratur, diet dan nutrisi
seimbang, istirahat cukup, olahraga dan relaksasi yang cukup.
3. Untuk peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian sejenis dengan sampel
penelitian yang lebih besar lagi, dan dapat meneliti lebih jauh mengenai
hubungan tingkat stress dengan kekambuhan penyakit gastritis berdasarkan
klasifikasi umur dan prestasi akademik.
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, editor. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jakarta: InternaPublishing; 2014;1:539-48p
2. Goldbreg SJ, Smith CL & Connell AM, editor. Buku Emotion Releated
Gastritis.
3. World Health Organization, Presentase Jumlah Kejadian Gastritis. Tahun
2014
4. Muttaqin, A & Kumala S. (2011). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Mediaki Bedah. Jakarta : Salemba Medika
5. Pin Tan Lee. 2010. Hubungan Tingkat Stress dengan Penyakit Gastritis pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara [Skripsi]. Medan
: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Makalah Agama “Stress dan Gastritis” (Online).
http://mauliedhamoutz.blogspot.co.id/2013/11/makalah-stress-dan-gastritis-
lingkungan.html. 2013
7. Rasmun. Stres, Koping, dan Adaptasi Edisi Ke-1. Jakarta : Sagung Seto, 2004.
978-979-3288-06-x.
8. World Health Organization (WHO) Stress : Facing the Challenges, Building
Solution. European Journal. 2005
9. Clinic Community Health Centre. (2010). Stress management.
http://hydesmith.com/de-stress/files/stressMgt.pdf.
45
10. Hawari, D. (2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi (Edisi II Cetakan 2).
Jakarta : FKUI.
11. Psycology Foundation Of Australia.2010. Depression Anxiety Stress
Scale.Februari 7,2017. Http://Www2.Psy.Unsw.Edu.Au/Group/Dass
12. Rafidah, K et all. (2009). Stress and academic performance emptrical
evidence from university students. Academy of Educational Leadership
Journal, Vol 13, No. 1
13. Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
14. Misnadiarly (2009). Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia
atau Maag). Jakarta : Pustaka Populer OBDA.
15. NIH Publication. (2008). National Digestive Disease Information
Clearinghouse;Gastritis.http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/gastritis/G
astritis.pdf. Diakses 11 Januari 2012.
16. Ehrlich, S.D. (2011). Gastritis. http://www.umm.edu/altmed/articles/gastritis-
14 Juni 2012
17. Sebayang, Erindha Nonita. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan
Gastritis pada Mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. 2011. Tersedia http://repository.usu.ac.id,
18. Suratun dan Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media
19. Suparyanto. Etiologi dan Penanganan Gastritis. 2012. http://dr-
suparyanto.ac.id.
46
20. Pencegahan Gastritis (On Line) (http://penyakitmaag.com/pencegahan-
gastritis.html , Sitasi 9 April 2013)
21. Nurdin Mulyadi. Penyakit Maag Dalam Islam (Online).
https://mulyadinurdin.wordpress.com/2009/12/19/Penyakit-Maag-dalam-
islam/
22. Brauser D. Depressed Medical Student More Likely To Link Stigma With
Depression; 2010 Diunduh pada tanggal 7 Februari 2017
Http://www.Medscape.com/Viewarticle/728701
23. Shamsuddin K, Fadzil Gg. Depression, Anxiety and Stress with Possible
Source Of stressors Among Undergraduate Medical Students 2016; 12(1);18-
25.
24. Bahri, saiful. 2014. Tadabbur Surah Al-Insyrah: Satu kesulitan Dua Kemudahan.
Diakses tanggal 18 Februari 2017 pada situs
http://www.dakwatuna.com/2014/08/29/56425/tadabbur-surat-al-balad-negeri-
akhir-jalan-mendaki/#axzz4YxzWxbbk
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2 (TABEL SPSS)
FREQUENCIES VARIABLES=gastritis
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 31-Jan-2018 14:45:24
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 114
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax
Statistics
gastritis
N Valid 114
Missing 0
FREQUENCIES VARIABLES=gastritis
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.006
[DataSet2]
gastritis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak gastritis 86 75.4 75.4 75.4
gastritis 28 24.6 24.6 100.0
Total 114 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=tingkat.stres
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet2]
Statistics
tingkat.stres
Notes
Output Created 31-Jan-2018 14:45:37
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 114
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=tingkat.stres
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
RANGE MEAN MEDIAN MODE
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.004
N Valid 114
Missing 0
tingkat.stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak stres 89 78.1 78.1 78.1
stres 25 21.9 21.9 100.0
Total 114 100.0 100.0
CROSSTABS
/TABLES=tingkat.stres BY gastritis
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CORR RISK
/CELLS=COUNT ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
Notes
Output Created 31-Jan-2018 14:46:06
Comments
Input Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 114
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all
the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=tingkat.stres BY gastritis
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CORR RISK
/CELLS=COUNT ROW COLUMN
TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.007
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
[DataSet2]
Warnings
CORR statistics are available for numeric data only.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat.stres * gastritis 114 100.0% 0 .0% 114 100.0%
tingkat.stres * gastritis Crosstabulation
gastritis
Total tidak gastritis gastritis
tingkat.stres tidak stres Count 80 9 89
% within tingkat.stres 89.9% 10.1% 100.0%
% within gastritis 93.0% 32.1% 78.1%
% of Total 70.2% 7.9% 78.1%
stres Count 6 19 25
% within tingkat.stres 24.0% 76.0% 100.0%
% within gastritis 7.0% 67.9% 21.9%
% of Total 5.3% 16.7% 21.9%
Total Count 86 28 114
% within tingkat.stres 75.4% 24.6% 100.0%
% within gastritis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 75.4% 24.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 45.728a 1 .000
Continuity Correctionb 42.242 1 .000
Likelihood Ratio 41.245 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Casesb 114
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,14.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measuresa
Value
N of Valid Cases 114
a. Correlation statistics are
available for numeric data only.
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for tingkat.stres
(tidak stres / stres) 28.148 8.933 88.695
For cohort gastritis = tidak
gastritis 3.745 1.858 7.550
For cohort gastritis = gastritis .133 .069 .257
N of Valid Cases 114
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 (KUESIONER)
Kuesioner DASS
Nama ( Initial ) :
NIM :
Jenis kelamin : Umur :
Angkatan :
PETUNJUK PENGISIAN : Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang
mungkin sesuai dengan pengalaman Saudara/teman2 dan adik-adik dalam
menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang
disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Saudara/saudari diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
Saudara/saudari . Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah
sesuai dengan keadaan diri saudara/saudari yang sesungguhnya.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
4
Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali
terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
No PERNYATAAN 0 1 2 3
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu
kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
9
Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang
membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa
sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk
merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
14
Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang
manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
19
Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal
yang saya lakukan.
25
Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak
sehabis melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak
jantung meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat
saya kesal.
30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas
sepele yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
40 Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu.
Data Gastritis
Terimakasih atas Partisipasi dari saudara/saudari
semoga kabaikan anda di balas Oleh Allah SWT
Aamiin.
No Gastritis Ya Tidak
1. Saya sering merasa nyeri ulu hati beberapa saat setelah
makan
2. Saya sering merasa mual
3. Saya muntah beberapa jam setelah makan
4. Saya merasa memiliki banyak ludah
5. Saya merasa ada cairan dari lambung ke mulut dan terasa pahit
6. Saya sering mengeluh kembung/ begah
7. Saya merasa tidak nafsu makan
8. Saya sering merasa berkeringat dingin
9. Saya sering bersendawa sebelum dan setelah makan
Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent)
Kepada Yth Calon Responden Penelitian
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Ulfa Sari Al-Bahmi
NIM : 10542-0582-14
Adalah mahasiswa semester 7 Fakultas Kedokteran Univerrsitas
Muhammadiyah Makassar yang sedang melakukan penelitian dengan judul “
“Hubungan tingkat stress dengan penyakit Gastritis pada mahasiswa pre-Klinik
semester 1 di Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar”
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara/saudari sebagai
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/saudari tidak bersedia menjadi
responden, maka tidak ada ancaman atau sanksi bagi saudara/saudari serta
memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.
Apabila saudara/saudari setuju, maka saya mohon kesediaannya
menandatangani persetujuan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya telah
buat. Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari menjadi responden, saya
mengucapkan terima kasih.
Setelah mendengar dan memahami penjelasan penelitian, dengan ini saya
menyatakan
SETUJU/ TIDAK SETUJU
Untuk ikut sebagai responden penelitian.
Makassar, 2017
…………………………………..
NIM :