hubungan model konseptual, falsafah, paradigma disiplin sains

23
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN MODEL KONSEPTUAL/TEORI KEPERAWATAN, FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN MAKALAH Disusun oleh : Kelompok IV 1. Harwina Widya Astuti 1206195312 2. Liya Arista 1206303304 3. Muhammad Taukhid 1206195533 4. Neneng Kurniawati 1206303361 5. Zahrah Maulidia Septimar 1206195842 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Upload: zahrah-maulidia-septimar

Post on 02-Aug-2015

808 views

Category:

Documents


34 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN MODEL KONSEPTUAL/TEORI KEPERAWATAN,

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

MAKALAH

Disusun oleh : Kelompok IV

1. Harwina Widya Astuti 12061953122. Liya Arista 12063033043. Muhammad Taukhid 12061955334. Neneng Kurniawati 12063033615. Zahrah Maulidia Septimar 1206195842

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2012

Page 2: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan pengetahuan tentang perilaku dan kesehatan manusai

sepanjang daur kehidupan manusia berlandaskan falsafah keperawatan yang

meyakini manusai sebagai dindividu yang unik dan holistik. Falsafah

keperawatan, paradigma keperawatan, model konseptual dapat melandasi

perkembangan suatu teori keperawatan yang merupakan komponen disiplin

keilmuan keperawatan yang kemudian dapat lebih memperluas suatu

pengetahuan keperawatan. Keterkaitan dari setiap komponen ini menghasilkan

suatu pengayaan dan pengembangan ilmu keperawatan melalui suatu

penggunaan metoda ilmiah yang dapat menganalisis dan mensintesis ilmu

keperawatan dari berbagai disiplin ilmu lain.

Pelayanan keperawatan juga merupakan bagian penting dalam pelayanan

kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan

spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan

proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh

pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini

bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila

didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset

keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek profesi keperawatan.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari

philosophy theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.

Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya,

dimulai dari philosophy theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice

Page 3: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

theory sebagai yang lebih konkrit. Model konseptual keperawatan

dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi

kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini

sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek

keperawatan.

1.2 Tujuan

1. Tujuan Umum :

Menganalisa penerapan hubungan model konseptual / teori keperawatan

dan falsafah, paradigma disiplin sains keperawatan

2. Tujuan Khusus :

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Menguraikan pengembangan empiris tentang teori/model konseptual

keperawatan

2. Menjelaskan perbedaan antara tingkat philosophical theory, Conceptual

models & Grand Theory, Nursing theory, Middle range theory dan

Practice theory

3. Menganalisa hubungan model konseptual atau teori keperawatan

dengan falsafah, dan paradigma keperawatan.

4. Menganalisa uraian dan kritisi refleksi / simulasi hubungan falsafah dan

paradigma model konseptual dan teori keperawatan secara empiris.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah Memberikan arahan bagi

penulis untuk menerapkan hubungan model konseptual / teori keperawatan

dan falsafah, paradigma disiplin sains keperawatan

Page 4: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengembangan Empiris Falsafah dan Model Konseptual

Empirisme adalah suatu aliran dalam ilmu filsafat yang menyatakan

bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia dan

mengecilkan peranan akal. Ada dua ciri pokok empiris yaitu : teori tentang

makna dan teori pengetahuan. Teori tentang makna membahas asal usul ide

atau konsep, karena teori tidak mungkin muncul dengan sendirinya tanpa

adanya pengalaman atau kejadian yang mendasari. Teori pengetahuan adalah

kebenaran sebuah teori atau konsep melalui sebuah observasi atau pengujian

atau yang disebut dengan kebenaran a posteriori, bukan kebenaran a priori.

Tentang pengujian empiris, Suppe dan Jacox (1985) dalam Fitzpatrick

1989 mengemukakan sebuah pandangan yang dikenal dengan “Ghost of the

Received View” yang sering digunakan untuk memahami sebuah asumsi,

pandangan ini hanya menerima penjelasan teori yang bersifat eksperimen.

Pandangan ini telah sering diinterpretasikan dalam keperawatan, kemudian

para pakar melakukan pengujian terhadap model konseptual secara empiris,

biasanya melalui eksperimen terkontrol atau analisa data qualitatif.

Pendukung pandangan Juppe dan Jacox, akan menolak berbagai macam teori

empiris lain yang dianggap tidak penting atau kurang valid dalam

membuktikanya. Seiring eksperimen terkontrol dalam model konseptual telah

selesai dan direplikasi pada beberapa aspek dalam model konsep ini secara

empiris, maka istilah pandangan diatas dianggap sudah tidak berguna lagi.

Tinjauan empiris juga termasuk melakukan evaluasi terhadap kelebihan

model konseptual dalam situasi praktik keperawatan, dan sebuah tinjauan

sistematik pada aplikasi dan hasil dari penerapannya. Carper (1987) dalam

Fitzpatrick 1989 juga mengemukakan, sebagai tambahan pada penilaian

empiris, didalamnya juga terdapat estetika atau “art of Nursing”, serta etika

atau “the moral knowledge of nursing” dan personal sebagai intuisi untuk

proses memahami. Penggunaan salah satu konsep model keperawatan sebagai

Page 5: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

panduan praktik akan meningkatkan kemampuan perawat dalam menganalisa

model konseptual, adekuat atau tidak model tersebut menjadi sebuah

pandangan. Secara intuisi penggunaan model konseptual dalam situasi praktik

juga akan menumbuhkan pemahaman baru tentang kesesuaian sebuah metode

pendekatan yang lebih efektif untuk digunakan dalam situasi tertentu.

Rew dan Barrow (1987) serta Banner (1984) telah mendiskusikan bahwa

aspek estetika dan personal intuisi ditemukan dalam praktik keperawatan.

Masalah estetika dalam penggunaan model-model konseptual juga perlu

untuk diatasi, hal ini untuk membentuk pengetahuan yang lebih baik dalam

pengkajian keperawatan yang mengacu pada sebuah model konsep. Secara

etika variasi pendekatan yang ditekankan oleh sebuah model konseptual juga

perlu dievaluasi, untuk mencegah munculnya masalah etik saat

menerapkannya.

Benner menggambarkan proses yang dilakukan oleh ahli di klinik

mungkin akan menghasilakan sebuah pengetahuan personal dan intuiitif, serta

pengetahuan tentang etika dan estetika. Pernyataan Benner juga mempunyai

makna bahwa penggunaan model keperawatan dapat dikombinasikan pada

beberapa bagian untuk mengidentifikasi hal-hal yang saling terkait. Sebuah

pemikiran yang sangat berbeda, bahwa kombinasi pengetahuan deduktif

dengan keahlian klinik sangat mungkin terjadi, dan akan memunculkan

sebuah kerangka kerja dari model konsep yang ada. Kombinasi penerapan ini

sangat berguna untuk menentukan langkah konkrit untuk menerapkan sebuah

konsep model.

Meleis (1985) dalam Fitzpatrick 1989, juga menuliskan bahwa

pengetahuan ilmiah dapat dikembangkan melalui banyak cara, beberapa

diantaranya adalah pengujian teori pada area praktik dan kemudian

memperbaikinya atau melakukan modifikasi terhadap teori tersebut, dan

menggunakan penelitian untuk mengembangkan teori dan kemudian

memeriksa teori yang dihasilkan dalam tatanan praktik. Proses ini

menunjukan bahwa untuk sebuah disiplin ilmu perlu dilakukan pengujian

secara empiris agar mampu dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah

serta dapat diterapkan secara konkrit. Pada disiplin ilmu keperawatan hasil

Page 6: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

pengujian empiris dari falsafah menghasilkan model-model konseptual,

sementara pengujian empiris terhadap model konseptual akan menghasilkan

hal yang lebih konkrit yaitu teori-teori keperawatan.

2.2 Perbedaan antara tingkatan teori (Philosophical theory, grand theory,

middle range theory, dan practice theory) menurut Potter & Perry (2001).

Teori keperawatan mengalami perkembangan dari masa ke masa yang ditujukan

untuk penerapan teori yang sesuai dengan kondisi praktik. Ada perbedaan mendasar

dari perkembangan teori yang ada, seperti pada tabel berikut :

Philosophical Theory

Grand Theory Middle Range Theory

Practice Theory

- Falsafah

keperawatan

merupakan

karya awal

yang

mendahului era

teori.

- Falsafah

berkontribusi

untuk

pengetahauan

keperawatan

dengan

memberikan

arahan untuk

disiplin dan

membentuk

dasar untuk

keilmuan

professional,

yang mengarah

kepada

pemahaman

- Cakupannya

luas dan

kompleks.

- Membutuhkan

penelitian yang

spesifik sebelum

dapat

sepenuhnya diuji

cobakan

- Tidak

memberikan

panduan

terhadap

intervensi

keperawatan yan

spesifik, namun

memberikan

kerangka kerja

structural dan

ide yang abstrak.

- Cakupannya

lebih terbatas

dan kurang

abstrak

- Menjelaskan

fenomena

spesifik atau

konsep dan

mencerminkan

praktik

keperawatan

- Lebih tidak

abstrak, lebih

spesifik dan

cakupannya

lebih sempit

dibandingkan

dengan middle

range theory.

- Berorientasi

pada suatu

tindakan nyata

untuk tujuan

yang spesifik.

- Fokus kepada

fenomena

keperawatan

spesifik yang

mencerminkan

praktik klinis

dan hanya

terbatas kepada

populasi atau

bagian dari

Page 7: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

teotitis baru. situasi pada

teori

Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa perbedaan antara Grand

Theory, Middle range theory dan practice theory terletak pada tingkatan

abstraksi dari teori-teori tersebut dan istilah dalam menjelaskan tujuan dari

masing-masing teori. Sedangkan Philosophical Theory merupakan karya awal

yang mendahului era teori dan menyajikan makna umum dari keperawatan dan

fenomenanya melalui penalaran logis dan penjelasan ide (Alligood, 2010).

Penjelasan lengkap untuk masing-masing jenis teori adalah sebagai berikut:

1. Philosophical Theory (Metatheory)

Falsafah memberikan pandangan umum yang luas dari keperawatan

yang berfungsi untuk memperjelas nilai-nilai keperawatan dalam

menjawab pertanyaan dalam berbagai disiplin (Alligood, 2010). Falsafah

juga disebut sebagai metatheory. Menurut Walker & Avant (2005)

metatheory merupakan proses dalam men-generalisasi pengetahuan dan

mendebatkan suatu isu besar yang berhubungan dengan asal teori, jenis

teori yang dibutuhkan, dan kriteria yang cocok untuk mengevaluasi teori.

Contohnya adalah Falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale.

Falsafah dari Ninghtingale mengandung teori implisit yang memandu

praktik keperawatan.

2. Grand Theory

Grand Theory merupakan kerangka yang sistematis dari hakikat

keperawatan, misi serta tujuan asuhan keperawatan (Meleis, 1997).

Tingkat abstraksi grand theory membuat teori ini sulit untuk diujikan

secara empiris namun merupakan dasar pengembangan teori yang lebih

spesifik dari middle range theory dan practice theory (Peterson & Bredow,

2004). Contoh Grand Theory adalah Neuman’s Theory of health as

expanding consciousness.

3. Middle Range Theory

Meleis (1997) menjelaskan bahwa teori ini memiliki cakupan yang

terbatas, kurang abstrak, membahas fenomena atau konsep tertentu dan

Page 8: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

mencerminkan praktik (administrasi, klinisi, atau pengajar). Contoh

Middle Range Theory adalah Orlando’s theory of Deliberating Nursing

Process. Peterson & Bredow (2004) menjelasan tentang Middle Range

Theory jika dibandingkan dengan Grand Theory:

- Lingkup lebih sempit

- Lebih tidak abstrak dan fenomenanya lebih spesifik

- Terdiri dari konsep yang lebih sedikit

- Perwakilan dari pandangan yang teratas dari realitas keperawatan

- Lebih cocok untuk pengujian secara empiris

- Lebih mudah diaplikasikan secara langsung pada praktik untuk

menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan keperawatan.

4. Practice Theory

Istilah lain untuk practice theory adalah micro theory dan situation-

specific theory. Walker & Avant (2005) menyebutkan bahwa teori ini

menjelaskan modalitas praktik. Inti dari teori ini adalah mendefinisikan

atau mengidentifikasi tujuan intervensi atau aktivitas untuk mencapai suatu

tujuan tertentu (McEwen & Wills, 2011). Practice theory dapat

menjelaskan elemen yang spesifik dari asuhan keperawatan, seperti teknik

untuk mengatasi nyeri kanker atau pengalaman yang khusus seperti

kematian dan perawatan terhadap kematian.

Sama seperti tingkatan teori lainnya, practice theory berasal dari

middle range theory, pengalaman praktik dan uji coba empiris. Practice

theory juga dikembangkan dari pengalaman klinis perawat yang telah

mengalami proses refleksi. Refleksi pada praktik mengarah kepada

wawasan yang berfungsi sebagai dasar dalam pengembangan teori.

Penelitian juga merupakan sumber yang penting dalam practice theory.

2.3 Analisis Hubungan Model Konseptual/ Teori Keperawatan dengan

Filosofi dan Paradigma Keperawatan

Model konsep maupun teori keperawatan yang didasari filosofi sangat

erat hubunganya dengan paradigma keperawatan. penerapan konsep maupun

teori keperawatan harus selalu dikawal oleh paradigma, sehingga interaksinya

jelas dan terarah. Interaksinya adalah sebagai berikut :

Page 9: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

Bagan 1 : Skema hubungan antara falsafah keperawatan, paradigma keperawatan dan model konseptual (hasil analisa kelompok)

Dari skema tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan yang saling terkait

antara model konseptual/ teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma

keperawatan, dimana falsafah keperawatan merupakan sistem nilai yang

mendasari munculnya beberapa teori seperti Grand theory, Middle range

theory, dan nursing theory.

Falsafah keperawatan sebagai keyakinan dasar dalam menerapkan teori

keperawatan terhadap metaparadigma keperawatan yang terdiri dari manusia,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Dalam hal ini paradigma dapat

dijadikan parameter dasar dan kerangka kerja untuk mengatur sebuah disiplin

ilmu pengetahuan, hal ini berarti paradigma keperawatan akan memberikan

banyak kontribusi terhadap pengembangan teori-teori keperawatan. Fungsi

paradigma selain sebagai parameter adalah untuk mengidentifikasi batas-

batas materi subjek yang menjadi perhatian sebuah disiplin ilmu, paradigma

juga memberikan kesimpulan intelektual dan tujuan sosial dalam penerapan

disiplin ilmu.

FALSAFAH KEPERAWTAN

MODEL KONSEPTUAL

GRAND THEORY

GRAND THEORY

MIDDLE RANGE

THEORY

THEORY

MIDDLE RANGE

THEORY

THEORY

PRACTICE THEORY

PRACTICE THEORY

PARADIGMA KEPERAWATAN

PARADIGMA KEPERAWATAN

KONKRET

ABSTRAKABSTRAK

METATHEORYMETATHEORY

METODE ILMIAH

Hub. Langsung

Panduan

Klarifikasi

Pengujian Praktik

memperbaiki

Materi

Page 10: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

Falsafah keperawatan yang merupakan landasan dasar praktik

keperawatan harus dimiliki oleh setiap perawat sebagai pedoman untuk

berfikir, mengambil keputusan dan bertindak. Falsafah ini juga terkait dengan

model konseptual keperawtan, yang diaplikasikan melalui metode ilmiah

akan menghasilkan teori-teori keperawatan baru. Teori-teori yang awalnya

bersifat abstrak akan menjadi konkret dengan melalui penelitian

menggunakan metode ilmiah, sehingga penerapanya dapat sesuai dengan

tujuan.

Pada skema diatas digambarkan bahwa grand theory yang merupakan

konsep paling abstrak karena hanya terdiri dari konsep global yang

menguraikan perspektif yang luas tentang praktek dan cara melihat fenomena

keperawatan. Untuk menerapkan teori tersebut dalam praktik keperawatan

masih perlu penjabaran lebih spesifik .

Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing

practice maka muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat

dimanfaatkan untuk riset dan praktik. Peterson, Bredow (2004) dalam riset

middle range theory digunakan sebagai panduan dalam memilih variabel dan

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam praktik middle range theory

memfasilitasi pemahaman terhadap prilaku klien, menekankan intervensi, dan

menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian ilmiah

middle range theory ini akan menjadi lebih spesifik dan aplikatif yang

dijabarkan dalam nursing practice.

2.4 Uraian dan Kritisi Refleksi/Simulasi Hubungan Falsafah dan Paradigma

Model Konseptual dan Teori Keperawatan Secara Empiris

2.4.1 Simulasi hubungan falsafah dan paradigma model konseptual dengan

teori keperawatan Dhorothea Orem, Peplau,Neuman dalam kasus gagal

ginjal kronik stadium akhir.

Self care adalah konsep keperawatan yang dikembangkan oleh

Orem yaitu tentang aktivitas yang dilakukan individu merupakan

indikasi kemampuan untuk mengupayakan kehidupan, kesehatan dan

kemakmuran dirinya. Meskipun dalam konsep ini memperlihatkan

kemampuan klien secaara individu, namun Orem tidak membatasi jika

Page 11: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

self care dilakukan oleh tenaga kesehatan, keluarga maupun teman dari

klien dalam mengupayakan kesehatannya baik untuk jangka panjang

maupun jangka pendek. Dalam konsep ini kegiatan self care adalah

mengajarkan perilaku dan kepercayaan perawat kepada klien bahwa self

care akan meningkatkan kesejahteraan klien, perawat mengajarkan

klien untuk mengontrol kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan

klien. Konsep ini masih banyak digunakan dalam dunia keperawatan

sekarang ini, utamanya untuk hal promosi kesehatan dan upaya

pencegahan kondisi sakit.

Penerapan self care pada klien dengan gagal ginjal kronis

bertujuan untuk memodifikasi nutrisi dan ciran, pola tidur yang baik,

pembatasan penggunaan enrgi dan mengantisipasi terapi kompleks yang

mungkin dihadapi klien (Hemodialisa, CAPD, transplantasi ginjal).

Klien harus didorong untuk aktif dalam merawat dirinya sendiri,

dengan cara berpartisipasi untuk mengambil keputusan yang berkaitan

dengan pemilihan terapi, pemenuhan nutrisi dan pembatasan cairan, dan

menghadapi hemodialisa yang diberikan.

Menurut Ricka (2002) dalam Graham (2006) menjelaskan bahwa

ada enam kategori self care yang dibutuhkan pada klien dengan gagl

ginjal kronik, yaitu :

1. Meninjau dan mengamankan medikasi yang sesuai

2. Menyadari efek dari kondisi patologis

3. Mengukur kefektifan pengobatan yang sesuai dengan

pencegahan penyakit

4. Menyadari ketidaknyamanan dan kemungkinan adanya cidera.

5. Menekankan kepada klien bahwa bagian dari kesehatan dan

memerlukan pembelajaran untuk mengahdapi efek penyakit.

6. Membantu klien dalam memperkirakan kegiatan yang masih

dapat dilakukan dengan efek pengobatan atau terapi seperti

dialisis atau transplantasi.

Kategori 1 sampai 4 berhubungan dengan adanya perubahan dan

pemenuhan nutrisi, cairan, pola eliminasi serta medikasi yang memang

Page 12: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

harus dilakukan klien untuk mempertahankan kondisi. Sementara

Kategori nomor 5 dan 6 menurut Orem adalah kegiatan dimana klien

harus memperkirakan tentang risiko terapi untuk jangka panjang.

Keadaan ini sangat berpengaruh pada kondisi psikologi klien, menerima

kondisi efek samping dari terapi sangat berat bagi klien, terutama jika

harus mengalami dialisis terus menerus. Respon pertama klien yang

umum adalah penolakan (denial) karena klien akan melakukan dialisis

seumur hidup, meskipun respon ini positif tetapi dapat memberikan

dampak pada keluarga dan proses penyembuhan. Hal ini

menggambarkan bahwa penyakit yang terjadi dapat berdampak bagi

semua aspek kehidupan klien yang mungkin tidak dapat dihadapi klien

secara mandiri. Aspek psikologis ini masih belum digabarkan secara

jelas dalam model Orem.

Sementara itu Neuman memandang klien secara holistik dan

multidimensi, dengan fokus pada reaksi stres dan reduksi stres, model

ini dikembangkan dari filosofi Nightingle. Saat diaplikasikan pada

kasus yang sama dengan model Orem diatas, maka model konsep

Neuman akan lebih menekankan persepsi klien dan keluarga, sehingga

dapat mengambil keputusan secara bersama pada saat kondisi yang

kritis. Model ini dapat dimanfaatkan sebagai kerangka kerja dalam

pengambilan keputusan pada kondisi penyakit gagal ginjal kronis.

Model ini telah diuji cobakan oleh Breckenridge (1997) untuk menguji

pilihan keputusan klien gagal ginjal kronis, dan hasilnya klien

cenderung lebih memilih terapi transplantasi daripada melakuakan

hemodialisa seumur hidup. Penelitian ini menunjukkan bahwa model

sistem Neuman dapat digunakan untuk menentukan keputusan klien

pada populasi ini, dan terlihat lebih meminimalisir beban psikologis

klien. Hal ini menunjukkan bahwa mengaplikasikan teori pada praktik

keperawatan adalah cara yang tepat dilakukan untuk memvalidasikan

sebuah teori atau konsep.

2.4.2 Kritisi hubungan falsafah dan paradigma model konseptual dengan teori

keperawatan

Page 13: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

Meskipun teori keperawatan relevan untuk praktik keperawatan

tetapi tidak semua teori dapat diterapkan dalam praktik. Marriner-

Tomey (1994) mendeskripsikan tentang teori bahwa “theoritical models

of reality, often a reality that is not directly observable”. Teori

keperawatan dibuat berdasarkan kondisi sesungguhnya dimasyarakat,

namun keadaan yang sesungguhnya sering tidak diobservasi secara

langsung, sehingga tidak semua teori keperawatan dapat diaplikasikan

secara langsung pada tataran praktik. Penerapan teori-teori keperawatan

masih memerlukan kerangka kerja yang lebih nyata dan lebih aplikatif,

hal ini dapat dilakukan dengan pemilihan yang teliti sehingga dapat

menentukan intervensi dan tujuan perawatan yang tepat.

Pada kasus gagal ginjal kronis model Orem dan Neuman saling

mendukung pada beberapa aspek klien. Namun model self care Orem

cenderung dapat lebih luas digunakan pada area KMB daripada model

Neuman, yaitu pada area Diabetes pada usia dewasa, perawatan

ambulasi, ansietas, kanker, kanker berhubungan denga kelemahan,

penyakit jantung, perawatan kritis, penyakit Guillain Bare syndrome,

hemodialysis, perawatan intensif, perawatan jangka panjang, onkologi,

perawatan ostomy, perioperatif, kecemasan pre operasi, penyakit ginjal,

rheumatoid arthritis, penyalahgunaan obat, kekerasan pada perempuan,

gerontologi, perawatan di rumah sakit, kesehatan mental, adminitrasi

keperawatan, keperawatan dewasa muda, keperawatan

dewasa,keperawatan komunitas, keperawatan lansia, keperawatan anak,

keperawatan pada perempuan, kesehatan kerja, kehamilan, dan

rehabilitasi.

Page 14: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Falsafah keperawatan mengandung pokok pemahaman bahwa manusia

adalah makhluk yang holistik dengan berbagai keunikannya masing-masing.

Hal ini lah yang mendasari pemberian asuhan keperawatan secara manusiawi

dan komprehensif pada rentang sehat maupun sakit. Dengan berlandaskan

falsafah tersebut akan dihasilkan pelayanan keperawatan yang komprehensif

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan serta menciptakan kemaslahatan

manusia.

Model konseptual keperawatan yang berlandaskan paradigma

keperawatan (manusia, sehat, kesehatan dan lingkungan) pada akhirnya akan

melandasi lahirnya suatu teori keperawatan mulai dari yang paling abstrak

(grand theory) sampai dengan teori yang lebih konkret dan aplikatif (practice

theory). Teori-teori keperawatan tersebuut dapat dikembangkan melalui

pengalaman empiris yang menunjang masing-masing bidang dan tujuan utama

teori keperawatan. Proses pengembangan teori keperawatan dapat meliputi

pengujian teori, memperbaiki teori maupun memodifikasi serta menggunakan

penelitian dalam penerapan teori tersebut.

3.2 SARAN

3.2.1 Perawat perlu mengembangkan pengetahuan dengan berlandaskan

kepada falsafah dan paradigm keperawatan

3.2.2 Perawat perlu mengadakan riset dengan tujuan untuk mengembangkan

teori keperawatan guna meningkatkan pemberian pelayanan

keperawatan.

Page 15: Hubungan Model Konseptual, Falsafah, Paradigma Disiplin Sains

Daftar Pustaka

Alligood, Martha R, and Tomey, Ann Marriner. 2006, “Nursing theory: utilization and application. Fourth Edition”, St.Louis: MosbyElsevier

2010, “Nursing theorists and their work Seventh Edition”, Missouri: Mosby Elsevier.

Christensen, Paula J., and Kenney, Janet W. 1995, “Nursing process: application of conceptual models Fourth edition”, St. Louis: Mosby Year Book.

Fitzpatrick, J., Whall, Ann. 1989. Conceptual Models of Nursing: Analysis and

Application. Connecticut: Appleton & Lange

Graham, J. 2006, "Nursing theory and clinical practice: How three nursing

models can be incorporated into the care of patients with end stage kidney

disease", CANNT Journal, vol. 16, no. 4, pp. 28-31.

Mc Ewen, M. & Wills, E. M. 2011, “Theoritical basis for Nursing, 3rd ed.”,

Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Peterson, S., Bredow, T. 2004, “Middle range theories: Apllication to nursing

research”, Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins.