hubungan dukungan sosial dengan kesejahteraan …eprints.ums.ac.id/73894/12/naskah publikasi.pdf ·...

14
i HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: ALHAPSARI ENGGAR PUSPITO F.100150115 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

i

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN

PSIKOLOGIS REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Oleh:

ALHAPSARI ENGGAR PUSPITO

F.100150115

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti
Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti
Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti
Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

1

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN

PSIKOLOGIS REMAJA YANG TINGGAL DI PANTI ASUHAN

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan

kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk mengetahui

tingkat dukungan sosial remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk mengetahui

tingkat kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti asuhan, dan untuk

mengetahui sumbangan efektif dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis

remaja yang tinggal di panti asuhan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah adanya hubungan positif antara dukungan sosial dengan kesejahteraan

psikologis pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu kuantitatif korelasi. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan skala dukungan sosial dan skala kesejahteraan psikologis.

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal di 7 dari 22 panti asuhan

Muhammadiyah dan Aisyiyah di Karisidenan Surakarta. Subjek dalam penelitian

ini adalah 150 orang remaja yang tinggal di panti asuhan Muhammadiyah dan

Aisyiyah yang dipilih menggunakan metode cluster random sampling. Teknik

analisis yang digunakan adalah korelasi product moment. Hasil analisis data

didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan

kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini dapat dilihat

dari hasil analisis data yang menunjukkan hasil korelasi yaitu (rxy)= 0,433 dan p =

0,000 (p < 0,01). Rerata empirik dukungan sosial adalah 101,46 dan berada pada

kategori tinggi. Rerata empirik kesejahteraan psikologi adalah 73,62 dan berada

pada kategori tinggi. Besarnya sumbangan efektif dukungan sosial untuk

kesejahteraan psikologis sebesar 18,7%. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui

uji hipotesis terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial

dengan kesejahteraan psikologis.

Kata kunci : dukungan sosial, kesejahteraan psikologis, remaja, panti asuhan

Abstract

This study aims to determine the relationship between social support with the

psychological wellbeing on teenagers who living in orphanages, to know the level

of social support on teenagers who living in orphanages, to know the level of

psychological wellbeing on teenagers who living in orphanage, and to know the

donation of social support for psychological wellbeing on teenagers who living in

orphanage. The method used in this study is quantitative, while the scale of social

support and psychological wellbeing is used as a method in collecting the data.

The population of this research is teenagers who living in 7 of 22 orphanage

Surakarta Residency of Muhammadiyah and Aisyiyah. Subjects in this study were

150 teenagers who living in orphanage selected using cluster random sampling

method. The analysis technique used is product moment correlation. Result of

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

2

data analysis got result that there is relation between social support with

psychological wellbeing at teenagers in orphanage. This can be seen from the

result of data analysis showing correlation result that is (rxy)= 0,433 and p = 0,000

(p < 0,01). The empiric average of psychological wellbeing is 73,62 which shows

the category of psychological wellbeing is high. The empiric average of social

support is 101,46 which shows the category of social support is high. The amount

of donation of social support for the psychological wellbeing is 18,7%. From

these results it can be known to test the hypothesis proved that there is a

significant relationship between social support with the psychological wellbeing.

Keywords : social support, psychological wellbeing, teenagers, orphanage

1. PENDAHULUAN

Setiap manusia memiliki harapan untuk memiliki hidup yang bahagia, tenteram,

memliliki perasaan damai di dalam hatinya, serta berhubungan baik dengan

sekitar, termasuk juga remaja. Usia remaja menurut Santrock (2012) dimulai dari

usia 10-22 tahun. Individu yang mampu memahami tujuan hidupnya, memiliki

kontrol diri yang baik, menampilkan rasa bahagia, merasa mampu menjalani

kehidupan, serta mendapat dukungan merupakan cerminan dari seseorang yang

telah mencapai kesejahteraan psikologis (Kasturi, 2016; Hartato, Basaria,

Patmonodewo, 2017).

Kesejahteraan psikologis merupakan salah satu faktor penting dalam

pertumbuhan pribadi dan sosial karena dapat mencegah terjadinya kenakalan atau

kekerasan remaja (Emadpoor, dkk, 2016; Prabowo, 2017). Berdasarkan data yang

dilansir dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun 2011-2017

terdapat kasus anak berhadapan dengan hukum yang 116 diantaranya menjadi

pelaku kekerasan (Setyawan, 2018). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Afework Tsegaye (2013) menunjukkan bahwa 63,33% anak di Addis Ababa

memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah dan sisanya yaitu 36,66%

memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi.

Kesejahteraan psikologis menurut Ryff (1995) memiliki aspek didalamnya

yaitu self acceptance (sikap positif terhadap diri sendiri), positives relations with

others (menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, autonomy (mampu

menentukan nasib diri sendiri dan bebas), environmental mastery (mempunyai

kemampuan dalam mengelola lingkungan kehidupannya), purpose in life

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

3

(memiliki tujuan yang terarah didalam hidupnya), dan personal growth (memiliki

perasaan untuk terus berkembang). Selain aspek-aspek tersebut, kesejahteraan

psikologis juga memiliki faktor penting yaitu faktor demografis, dukungan sosial,

evaluasi terhadap pengalaman hidup, efikasi diri, dan optimisme (Prayogi,

Muslihati, Handarini, 2017). Adanya dukungan sosial dari keluarga dan orang

sekitar individu bertujuan untuk mengurangi pengaruh tekanan-tekanan yang

dialami individu sehingga dapat menjalani hidup yang lebih positif, meningkatnya

semangat hidup yang dimiliki, serta dapat berhubungan baik dengan orang lain

(Tarigan, 2018; Taylor, 2015).

Dukungan sosial mengarah pada kesenangan yang dirasakan, penghargaan,

kepedulian, serta menerima dukungan dari orang atau kelompok lain

(Sarafino,1994). Adanya dukungan dari keluarga dan teman sebaya dapat

membantu individu untuk mengembangkan potensi dalam diri, misalnya apabila

remaja memiliki permasalahan, maka orang-orang disekitar remaja dapat

memberikan dukungan berupa semangat dan motivasi kepada remaja dalam

mencari jalan keluar atas permasalahannya (Ramadhani dan Djunaedi, 2016).

Seperti remaja yang tinggal dengan kedua orangtuanya, remaja yang

tinggal di panti asuhan juga memerlukan dukungan dari orang lain seperti teman-

teman maupun pengasuh panti. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Tarigan

(2018) yang menyebutkan bahwa kontribusi dukungan sosial dalam

mempengaruhi kesejahteraan pada remaja yang memiliki orangtua tunggal adalah

sebesar 33%, sedangkan 66,7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti watak, sosial

budaya, teman sebaya, dan lain sebagainya.

Dukungan sosial memiliki aspek yaitu (a) dukungan emosi yaitu dukungan

yang diberikan oleh seseorang berupa rasa empati, kepedulian, dan perhatiannya

kepada seseorang yang sedang mengalami stres; (b) dukungan penilaian yaitu

melalui ekspresi dari orang lain mengenai hal positif kepada individu yang

bersangkutan, membesarkan hati orang lain, setuju dengan ide-ide atau perasaan

individu, dan perbandingan positif antara individu dengan individu yang lain; (c)

dukungan instrumental yaitu dukungan yang diberikan oleh orang lain yang terdiri

dari bantuan secara langsung, baik berupa bantuan berupa barang atau jasa; dan

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

4

(d) dukungan informasi yaitu dukungan yang diberikan oleh seseorang berupa

nasehat, saran atau umpan balik mengenai bagaimana sebaiknya yang dilakukan

orang tersebut saat mengalami masa yang membuatnya stres (Sarafino, 1994).

2. METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasi yang

menggunakan 2 variabel, yaitu 1 variabel tergantung dan 1 variabel bebas.

Kesejahteraan psikologis merupakan variabel tergantung, sedangkan dukungan

sosial merupakan variabel bebas. Dukungan sosial merupakan pemberian bantuan

dari individu kepada individu yang lain dengan tujuan untuk mengurangi tingkat

stres atau masalah yang sedang dihadapi. Kesejahteraan psikologis merupakan

suatu keadaan dalam diri seseorang yang memiliki kualitas hidup mandiri,

hubungan yang baik dengan orang lain, dan merasa puas terhadap apa yang ada

didalam dirinya. Penelitian ini menggunakan populasi remaja yang tinggal di 7

dari 22 panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang ada di Karisidenan

Surakarta dengan sampel yang diambil sebesar 150 orang subjek. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan ialah cluster random sampling. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kesejahteraan

psikologis yang di adaptasi dari skala Ariyanti (2017) berdasarkan aspek dari Ryff

tahun 1995 yang berjumlah 27 aitem dan gugur 2 aitem setelah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas sehingga total aitem berjumlah 25. Selain itu, juga

menggunakan skala dukungan sosial yang diadaptasi dari skala Mar’ati (2014)

yang disusun berdasarkan aspek dari Sarafino (1994) yang berjumlah 33 aitem

dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Koefisien validitas kesejahteraan

psikologis bergerak dari 0,6 - 0,8 dan skala dukungan sosial 0,7 - 0,8 (≥ 0,6).

Reliabilitas dengan alpha cronbach (α) skala kesejahteraan psikologis yaitu

sebesar 0,744 dan untuk skala dukungan sosial sebesar 0,838. Skala menggunakan

model Likert dengan skor SS (skor 4), S (skor 3), TS (skor 2), STS (skor 1).

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis data untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan korelasi

product moment. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi

(rxy)= 0,433 dan p = 0,000 (p < 0,01) yang menunjukan bahwa ada hubungan

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

5

positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis.

Berdasarkan hasil analisis perhitungan statistik variabel kesejahteraan psikologis

diketahui bahwa rerata empirik (RE) sebesar 73,62 dan rerata hipotetik (RH) sebesar

62,5 dan termasuk dalam kategori tinggi.

Tabel 1. Hasil kategorisasi kesejahteraan psikologis

Skor Interval Kategori

Rerata

Hipotetik

(RH)

Rerata

Empirik

(RE)

Frekuensi

(∑ N)

Prosentase

(%)

25 ≤ X < 40 Sangat rendah 0 0%

40 ≤ X < 55 Rendah 0 0%

55 ≤ X < 70 Sedang 42 28%

70 ≤ X < 85 Tinggi 62,5 73,62 99 66%

85 ≤ X < 100 Sangat Tinggi 9 6%

Jumlah 150 100%

Berdasarkan hasil analisis perhitungan statistik variabel dukungan sosial diketahui

bahwa rerata empirik (RE) sebesar 101,46 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 dan

termasuk dalam kategori tinggi.

Tabel 2.. Hasil kategorisasi dukungan sosial

Skor Interval Kategori

Rerata

Hipotetik

(RH)

Rerata

Empirik

(RE)

Frekuensi

(∑ N)

Prosentase

(%)

33 ≤ X < 52,8 Sangat

rendah 0 0%

52,8 ≤ X < 72,6 Rendah 0 0%

72,6 ≤ X < 92,4 Sedang 82,5 29 19,3%

92,4 ≤ X < 112,2 Tinggi 101,46 99 66%

112,2 ≤ X < 132 Sangat

Tinggi 22 14,7%

Jumlah 150 100%

Berdasarkan hasil analisis korelasi menggunakan product moment

diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy)= 0,433 dan p = 0,000 (p < 0,01) yang

menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan

kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini didukung

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

6

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prayogi, dkk (2017) pada

siswa SMK bahwa dukungan sosial memiliki taraf signifikansi 0,000 atau kurang

dari 0,05 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang

diperoleh remaja, maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Tarigan

(2018) mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat mengurangi pengaruh

tekanan atau stres yang dialami oleh remaja sehingga remaja dapat mencapai

kesejahteraan psikologis yang tinggi. Remaja di panti asuhan yang tidak tinggal

dengan keluarganya (sudah yatim, piatu, maupun yatim piatu) juga memerlukan

perhatian yang sama dengan remaja yang tinggal dengan kedua orangtua maupun

keluarganya. Perhatian yang diberikan bertujuan agar remaja yang tinggal di panti

asuhan dapat tumbuh, berkembang, serta mengaktualisasikan potensi dirinya

didalam kehidupan bermasyarakat.

Rerata kesejahteraan psikologis sebesar 73,62 yang berada pada kategori

tinggi. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di

panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah di karisidenan Surakarta. Artinya jika

remaja memiliki dukungan sosial yang tinggi, maka kesejahteraan psikologis juga

ikut tinggi. Sebaliknya, apabila dukungan sosial rendah, maka kesejahteraan

psikologis remaja juga rendah. Prosentase terbanyak berada pada kategori tinggi,

hal ini menunjukkan bahwa remaja di panti asuhan Karisidenan Surakarta mampu

mengembangkan diri, dan memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya untuk

menjalani kehidupan yang positif.

Berdasarkan hasil observasi saat penelitian bahwa salah satu kegiatan

didalam panti adalah pengajian atau kajian rutin bersama tiap hari minggu dan

juga ada kegiatan bakti sosial. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa pihak panti

mewadahi anak asuh agar dapat berkembang menjadi lebih baik sehingga bisa

menunjang kesejahteraan psikologis anak asuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa

remaja yang tinggal di panti asuhan di Karisidenan Surakarta cukup memenuhi

aspek-aspek yang kesejahteraan psikologis yang dikemukakan oleh Ryff (1995)

yaitu self acceptance yaitu individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri,

positives relations with others yaitu memiiki hubungan yang baik dengan orang

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

7

lain, autonomy yaitu mampu menentukan nasib diri sendiri, enviromental mastery

yaitu mempunyai kemampuan untuk mengelola lingkungan kehidupannya,

purpose in life yaitu memiliki tujuan yang terarah didalam kehidupannya, dan

personal growth yaitu memiliki perasaan untuk terus berkembang.

Rerata dukungan sosial sebesar 101,46 yang berada pada kategori tinggi.

prosentase terbanyak berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa remaja di

panti asuhan mendapatkan dukungan sosial yang cukup dari orang disekitar remaja seperti

pengasuh, keluarga, dan teman-temannya. Dapat dilihat dari hasil observasi saat penelitian

bahwa ada waktu yaitu sore hari untuk anak-anak bermain bersama, sehingga hal tersebut

dapat digunakan anak untuk saling membangun keakraban. Dari keakraban tersebut,

remaja akan saling mengenal satu sama lain sehingga akan terbentuk sikap saling memberi

dukungan. Selain itu, adanya mitra usaha seperti air minum dan rumah sakit juga ikut

menunjang dukungan sosial yang diperoleh remaja. Dalam hal ini, pemenuh kebutuhan

remaja memiliki sumber yang jelas dan konsisten, tidak hanya mengandalkan pemberian

dari luar lingkup organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Fasilitas yang cukup

lengkap di panti asuhan seperti masjid, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan

diasuh oleh pengasuh yang telah berkeluarga merupakan bentuk dukungan dari

pihak panti untuk memfasilitasi remaja yang tinggal di panti asuhan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja yang tinggal di panti asuhan di

Karisidenan Surakarta cukup memenuhi aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sarafino

(1994) yaitu dukungan emosi (dukungan yang diberikan oleh seseorang berupa rasa

empati, kepedulian, dan perhatiannya kepada seseorang yang sedang mengalami

stress), dukungan penilaian (ekspresi dari orang lain mengenai hal positif kepada

individu yang bersangkutan, membesarkan hati orang lain, setuju dengan ide-ide

atau perasaan individu, dan perbandingan positif antara individu dengan individu

yang lain), dukungan instrumental (dukungan yang diberikan oleh orang lain yang

terdiri dari bantuan secara langsung, baik berupa bantuan berupa barang atau jasa),

dan dukungan informasi (dukungan yang diberikan oleh seseorang berupa nasehat,

saran atau umpan balik mengenai bagaimana sebaiknya yang dilakukan orang

tersebut saat mengalami masa yang membuatnya stress).

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

8

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian

ini, dapat ditarik kesimpulan Ada hubungan positif yang signifikan antara

dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

asuhan. Artinya, jika remaja memiliki dukungan sosial yang tinggi, maka

kesejahteraan psikologis juga tinggi. Sebaliknya, apabila dukungan sosial rendah,

maka kesejahteraan psikologis remaja juga rendah. Dari hasil tersebut juga

menunjukkan bahwa tingkat variabel dukungan sosial dan kesejahteraan

psikologis berada pada kategori tinggi. Besarnya sumbangan efektif (SE)

dukungan sosial untuk kesejahteraan psikologis reamaja yang tinggal di panti

asuhan yaitu 18,7%.

Bagi remaja diharapkan untuk dapat lebih mempertahankan lagi rasa

saling peduli dengan teman yang lainnya. Sehingga kebutuhan akan dukungan

sosial dapat tetap dimiliki oleh setiap remaja yang ada di panti asuhan. Dengan

demikian, kesejahteraan psikologis remaja juga dapat meningkat dari tinggi

menjadi sangat tinggi.

Bagi pengasuh panti diharapkan untuk lebih mempertahankan sikap

mendukung dan memberikan perhatian kepada remaja yang tinggal di panti

asuhan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan saran apabila

remaja memiliki masalah, memberikan pujian untuk hal positif yang dicapai oleh

remaja, menyediakan waktu untuk remaja yang ingin bercerita kepada pengasuh.

Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja.

Bagi keluarga remaja yang masih ada diharapkan untuk tetap menjalin

komunikasi dan sering menanyakan kabar kepada remaja. Agar remaja di panti

asuhan tetap merasakan perhatian dari keluarganya. Sehingga kesejahteraan

psikologis remaja dapat meningkat.

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik

yang sama dengan penelitian ini untuk melakukan penelitian secara mendalam.

Misalnya menggunakan tambahan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait

dalam penelitian (pengasuh panti atau remaja yang tinggal di panti asuhan)

sehingga data yang diperoleh lebih mendalam.

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

9

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, S. L. (2017). Hubungan Forgiveness dan Kecerdasan Emosi dengan

Psychological Well-Being pada Mahasiswa. Skripsi.

Emadpoor, L., Lavasani, M. G., & Shahcheraghi, S. M. (2016). Relationship

Between Perceived Social Support and Psychological Well-Being Among

Students Based On Mediating Role of Academic Motivation. International

Journal of Mental Health and Addiction, 14(3), 284–290.

https://doi.org/10.1007/s11469-015-9608-4

Hartato, Ivon Basaria, D. & Patmonodewo, S. (2017). Terapi Well-Being Untuk

Meningkatkan Psychological Well-Being Pada Remaja Yang. Jurnal

Psikologi Psibernetika, 10(1), 20–29.

Kasturi, T. (2016). Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Masyarakat

Indonesia : Tinjauan Psikologi Islam. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti

Muda Psikologi Indonesia, 1(1).

Mar’ati, Q. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Konsep Diri dengan

Resiliensi pada Siswa Di Panti Asuhan Se-Kecamatan Gombong Kabupaten

Kebumen. Skripsi

Prabowo, A. (2017). Gratitude dan Psychological Wellbeing Pada Remaja. Jurnal

Ilmiah Psikologi Terapan, 05(02), 260–270.

Prayogi, F., Muslihati, Handarini, D. M. (2017). Hubungan Self Efficacy,

Optimism, Social Support Dan Psychological Well-Being Peserta Didik

Smk. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2 Nomor

4(April), 508–515. https://doi.org/OAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-

IPI

Ramadhani, T., Djunaedi, & S, A. S. (2016). Kesejahteraan Psikologis (

Psychological Well-being ) Siswa Yang Orangtuanya Bercerai ( Studi

Deskriptif yang Dilakukan pada Siswa di SMK Negeri 26 Pembangunan

Jakarta ). Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 108–115.

Ryff, C. D. (1995). Psychological Well-Being in Adult Life. Current Directions in

Psychological Science, 4(4), 99–104. https://doi.org/10.1111/1467-

8721.ep10772395

Santrock, J. (2012). Life-Span Development. (N. Sallama, Ed.) (13th ed.). Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Sarafino, E. P. (1994). Health Psychology: Biopsychosocial Interactions. New

York: Sons, Inc.

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN …eprints.ums.ac.id/73894/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · antara dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis remaja yang tinggal di panti

10

Setyawan, D. (2018). Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Retrieved

September, 2018, from https://www.kpai.go.id

Tarigan, M. (2018). Jurnal Diversita Hubungan Dukungan Sosial dengan

Subjective Well-Being pada Remaja yang Memiliki Orangtua Tunggal, 4(1),

1–8.

Taylor, S. E. (1997). Social Psychology. United States of America: Prentice Hall.

Taylor, S. (2015). Health Psychology. New York: McGraw Hill Education.

Tsegaye, A. (2013). A Comparative Study of Psychological Well-Being Between

Orphan and Non-Orphan Children in Addis Ababa.