pembangunan sosial dan kesejahteraan sosial di indonesia-libre

21
1 Pembangunan Sosial di Indonesia: Sebuah Kajian terhadap UU 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Teoritis Pembangunan Sosial Oleh: Rusman R. Manik 1. LATAR BELAKANG Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Setelah 69 tahun merdeka, bagaimanakah kondisi kesejahteraan sosial di Indonesia? Tulisan ini merupakan refleksi umum terhadap kinerja pembangunan sosial di Indonesia. Pemaparan akan dimulai dengan menjelaskan konsep kesejahteraan sosial, pembangunan sosial serta pemaparan kinerja pembangunan sosial. 2. KONSEP KESEJAHTERAAN SOSIAL DI INDONESIA Konsep kesejahteraan sosial di Indonesia dapat dilihat pada UU 11 Tahun 2009 ttg Kesejahteraan Sosial, yang merupakan operasionalisasi amanat Pancasila dan UUD 1945.

Upload: suryanto-andy

Post on 01-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pembangunan Sosial Dan Kesejahteraan Sosial Di Indonesia-libre

TRANSCRIPT

  • 1

    Pembangunan Sosial di Indonesia: Sebuah Kajian terhadap UU 11 Tahun 2009 tentang

    Kesejahteraan Sosial dan Teoritis Pembangunan Sosial

    Oleh: Rusman R. Manik

    1. LATAR BELAKANG

    Dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa tujuan pembentukan

    Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah:

    melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

    Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

    berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

    Setelah 69 tahun merdeka, bagaimanakah kondisi kesejahteraan sosial

    di Indonesia?

    Tulisan ini merupakan refleksi umum terhadap kinerja pembangunan sosial di

    Indonesia. Pemaparan akan dimulai dengan menjelaskan konsep kesejahteraan

    sosial, pembangunan sosial serta pemaparan kinerja pembangunan sosial.

    2. KONSEP KESEJAHTERAAN SOSIAL DI INDONESIA

    Konsep kesejahteraan sosial di Indonesia dapat dilihat pada UU 11 Tahun

    2009 ttg Kesejahteraan Sosial, yang merupakan operasionalisasi amanat

    Pancasila dan UUD 1945.

  • 2

    Dalam Pasal 1 Ayat 1 UU 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,

    kesejahteraan sosial didefinisikan sebagai:

    Kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

    negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

    sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

    Dari definisi di atas, kesejahteraan sosial itu:

    Bukan hanya terpenuhinya kebutuhan material, tetapi juga kebutuhan

    spiritual, dan sosial warga negara

    Bukan hanya untuk sekedar hidup layak, tetapi juga agar warga

    negara mampu mengembangkan dirinya

    Pada akhirnya, agar tiap warga negara dapat melaksanakan fungsi

    sosialnya.

    Secara lebih teknis, operasionalisasi UU 11 Tahun 2009 tentang

    Kesejahteraan Sosial adalah sebagai berikut:

    SASARAN :

    Perorangan, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat.

    KELOMPOK MASALAH :

    Kemiskinan, Keterlantaran, Kecacatan, Ketunaan Sosial dan

    Penyimpangan Perilaku, Keterasingan/Keterpencilan, Korban Bencana,

    Korban Kekerasan dan Masalah Sosial lainnya.

    FUNGSI :

    1. Pemulihan/rehabilitasi

  • 3

    2. Pemberdayaan

    3. Perlindungan Sosial

    4. Jaminan Sosial

    Berdasarkan arahan UU 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial,

    bentuk nyata program pembangunan kesejahteraan sosial di Indonesia terdiri

    dari:

    1. Program Rehabilitasi Sosial

    2. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

    3. Program Pemberdayaan Sosial

    4. Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan

    Kesejahteraan Sosial

    5. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lain

    6. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara.

    3. KONSEP PEMBANGUNAN SOSIAL

    Bila dilihat secara sepintas, pembangunan kesejahteraan sosial di

    Indonesia cenderung bersifat parsial, yaitu: pembangunan sektor sosial,

    dimana pembangunan kesejahteraan sosial tidak terintegrasi dengan

    pembangunan ekonomi dalam satu kesatuan strategi pembangunan nasional.

    3.1. Definisi Pembangunan Sosial

    Apakah pembangunan sosial itu memang bersifat sektoral; hanya

    pembangunan sektor sosial saja? Apakah pembangunan sosial itu?

  • 4

    Dalam uraian berikut akan diuraikan konsep pembangunan sosial yang

    merupakan hasil review terhadap tulisan Manohar S. Pawar dan David R. Cox,

    berjudul Social Development Bab 2 pada buku Social Development: Critical

    Themes and Perspectives

    Apakah pembangunan sosial itu? Ada banyak definisi Pembangunan Sosial.

    Berdasarkan fokus (atau titik tekannya), semua definisi itu secara longgar dapat

    dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori utama:

    1. Fokus pada aspek "perencanaan sistematis dan hubungan

    antara pembangunan sosial dengan pembangunan ekonomi".

    2. Fokus pada aspek "perubahan struktural sebagai inti dari

    pembangunan sosial".

    3. Fokus pada upaya untuk "mewujudkan (realisasi) potensi

    manusia, pemenuhan kebutuhan dan pencapaian kualitas

    hidup yang lebih baik".

    A. Definisi Pembangunan Sosial yang fokus pada aspek

    perencanaan sistematis dan hubungan antara pembangunan sosial

    dengan pembangunan ekonomi

    Beberapa definisi pembangunan sosial dan terjemahan bebasnya, dalam

    kategori ini adalah sebagai berikut:

    The concept of social development is inclusive of economic development

    but differs from it in the sense that it emphasis the development of the

    totality of society in its economic, political, social, and cultural aspects

    (Gore 1973, 10)

  • 5

    Konsep pembangunan sosial termasuk dalam konsep pembangunan

    ekonomi, tetapi berbeda dalam fokusnya, yaitu menekankan

    pengembangan masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam aspek

    ekonomi, politik, sosial, dan budaya (Gore 1973, 10)

    Social development is a process of planned social change designed to

    promote the well-being of the population as a whole in conjunction with

    the dynamic process of economic development (Midgley 1995, 25)

    Pembangunan sosial adalah suatu proses perubahan sosial terencana

    yang dirancang untuk mengembangkan kesejahteraan penduduk secara

    keseluruhan, yang terkait secara erat dengan proses pembangunan

    ekonomi (Midgley 1995, 25)

    [Social development is] planned comprehensive social change designed to

    improve peoples general welfare. The interrelatedness of major social

    problem requires the economic and cultural efforts of national and

    international government structures and societys institutions and all its

    citizens (Baker 2003, 403).

    [Pembangunan sosial adalah] perubahan sosial bersifat komprehensif

    yang direncanakan untuk meningkatkan kesejahteraan umum masyarakat.

    Keterkaitan antar masalah sosial yang utama membutuhkan respon

    kebijakan dalam bidang ekonomi dan budaya skala nasional dan struktur

    pemerintahan nasional dan internasional serta lembaga-lembaga

    masyarakat dan semua warganya (Baker 2003, 403).

  • 6

    B. Definisi Pembangunan Sosial yang fokus pada perubahan

    struktur

    Beberapa definisi pembangunan sosial dalam kategori ini adalah sebagai

    berikut:

    Social development is a comprehensive concept which implies major

    structural changes political, economic and cultural, which are introduced

    as part of deliberate action to transform society. (Pathak 1987, 57-58)

    Pembangunan sosial adalah sebuah konsep yang komprehensif yang

    menyiratkan perubahan struktural yang fundamental - politik, ekonomi

    dan budaya, yang dilaksanakan sebagai bagian dari tindakan yang

    disengaja untuk mengubah masyarakat. (Pathak 1987, 57-58)

    Development should be perceived as a multidimensional process involving

    the re-organisation and reorientation of entire economic and social system

    . . . [it] involves radical change in institutional, social and administrative

    structures as well as in popular attitudes and even customs and beliefs.

    (Todaro, 1997, 69)

    Pembangunan harus dianggap sebagai suatu proses multidimensional

    yang melibatkan reorganisasi dan reorientasi seluruh sistem ekonomi dan

    sosial. . . [yang] melibatkan perubahan radikal dalam struktur

    kelembagaan, sosial dan administrasi serta sikap dan bahkan adat istiadat

    dan kepercayaan.

  • 7

    C. Definisi Pembangunan Sosial yang fokus pada upaya

    mewujudkan (realisasi) potensi manusia, pemenuhan kebutuhan dan

    pencapaian kualitas hidup yang lebih baik

    Beberapa definisi pembangunan sosial dalam kategori ini adalah sebagai

    berikut:

    Social development includes improvement in the quality of life of people

    (a more) equitable distribution of resources broad-based participation

    in the process of decision making; and special measures that will enable

    marginal group and communities to move into the mainstream (Pandey

    1981, 33)

    Pembangunan sosial termasuk peningkatan kualitas hidup masyarakat ...

    pemerataan sumber daya (yang lebih baik) ... partisipasi yang berbasis

    luas ... dalam proses pengambilan keputusan; dan langkah-langkah

    khusus yang akan memungkinkan kelompok dan masyarakat marginal

    untuk pindah ke arus utama (Pandey 1981, 33)

    Social development has two interrelated dimensions: the first is the

    capacity of people to work continuosly for their welfare and that of

    society; the second is the alteration or development of societys

    institusions so that human need are met at all level, especially at the

    lowest level, through a process of improving the relationships between

    people and social economic institution. (Paiva 1982, 4)

    Pembangunan sosial memiliki dua dimensi yang saling terkait: yang

    pertama adalah kemampuan orang untuk bekerja terus menerus untuk

    kesejahteraan mereka dan masyarakat; yang kedua adalah perubahan

    atau pengembangan kelembagaan masyarakat sehingga kebutuhan

    manusia terpenuhi pada semua tingkatan, khususnya pada tingkat

  • 8

    terendah, melalui proses peningkatan hubungan antara masyarakat dan

    lembaga sosial ekonomi. (Paiva 1982, 4)

    Social development is the process of planned changed designed to bring

    about a better fit between human needs and social policies and programs.

    (Hollister 1982, in Midgley 1993, 7)

    Pembangunan sosial adalah proses perubahan yang direncanakan untuk

    memastikan kesesuaian antara kebutuhan manusia dengan kebijakan dan

    program-program sosial. (Hollister 1982, di Midgley 1993, 7)

    Social development implies evolution and transformation through which

    people and societies maximise their opportunities, and become

    empowered to handle their affairs. (Mohan and Sharma 1985, 12-23)

    Pembangunan sosial menyiratkan evolusi dan transformasi melalui mana

    orang-orang dan masyarakat memaksimalkan peluang mereka, dan

    menjadi berdaya untuk menangani urusan dan permasalahan mereka.

    (Mohan Sharma dan 1985, 12-23)

    Social development is directed toward the release of human potential in

    order to eliminate social inequities and problems. (Meinert, Kohn and

    Strickler 1984, 70)

    Pembangunan sosial diarahkan untuk merealisasikan (mewujudkan)

    potensi manusia untuk menghilangkan ketidakadilan sosial dan masalah-

    masalah sosial. (Meinert, Kohn dan Strickler 1984, 70)

  • 9

    The three basic components or core values of development are life-

    sustenance, self-esteem and freedom. (Denis Goulet 1971, in Thirlwall

    1989, 8)

    Tiga komponen dasar atau nilai-nilai inti dari pembangunan adalah

    pemenuhan kebutuhan dasar, harga diri dan kebebasan. (Denis Goulet

    1971, di Thirlwall 1989, 8)

    [S]ocial development is focused not only on the well-being of individuals,

    but more frequently than not on the achievement of the well-being and

    fullest posible human realisation of the potentials of individuals, groups,

    communities, and mass of people. (Billups 1994, in Lowe 1995, 2169)

    [P]embangunan sosial difokuskan tidak hanya pada kesejahteraan

    individu, tetapi juga pada pencapaian kesejahteraan dan realisasi potensi

    kemanusiaan yang tertinggi pada individu, kelompok, masyarakat, dan

    masyarakat luas. (Billups 1994, Lowe tahun 1995, 2169)

    [Social development is] a participatory process of planned social change

    designed to promote the well-being of the people, and which, as such,

    offers an effective response to the innate needs and aspirations of the

    whole population for the enhancement of their quality of life. (cox, Pawar

    and Picton 1997a, 5)

    [Pembangunan sosial adalah] proses perubahan sosial terencana secara

    partisipatif yang dirancang untuk mengembangkan kesejahteraan rakyat,

    melalui respon kebijakan yang efektif terhadap kebutuhan bawaan dan

  • 10

    aspirasi dari seluruh penduduk untuk peningkatan kualitas hidup mereka.

    (cox, Pawar dan Picton 1997a, 5)

    The term social development can refer to: improvement in the welfare

    and quality of life of individuals; or changes in societies in their norms

    and institutions that make development more equitable and inclusive for

    all members of society. (Davis 2004, iv)

    Istilah pembangunan sosial dapat merujuk pada: peningkatan

    kesejahteraan dan kualitas hidup individu; atau perubahan dalam

    masyarakat - dalam norma-norma dan lembaga-lembaga mereka - yang

    membuat pembangunan yang lebih adil dan inklusif untuk semua anggota

    masyarakat.

    3.2. Identifikasi Strategi Pembangunan Sosial

    Apakah ada Teori Pembangunan Sosial sebagai dasar untuk

    menurunkan strategi pembangunan sosial? Dalam pengertian yang sangat

    spesifik dan dalam batasan kerangka pikir positivistik yang sangat ketat, Teori

    Pembangunan Sosial belum ada. Tetapi dalam kondisi keterbatasan tersebut,

    banyak cendekiawan yang telah mempopulerkan istilah paradigma

    pembangunan sosial. (Krager 1994).

    Karena belum memiliki teori khusus, maka strategi pembangunan sosial

    dapat diturunkan dari kerangka umum pendekatan pembangunan sosial. Tabel 1

    di bawah menjelaskan komponen utama dalam pendekatan pembangunan sosial.

  • 11

    Dari tabel 1 di bawah, terlihat bahwa tujuan dasar pembangunan sosial

    adalah:

    Mengembangkan kesejahteraan penduduk atau peningkatan kualitas

    kehidupan masyarakat.

    Memampukan masyarakat untuk menikmati kebebasan dalam rangka

    memenuhi aspirasi dan realisasi potensinya.

    Tujuan di atas dapat diwujudkan melalui strategi pembangunan sosial

    yang terdiri dari:

    Pengembangan kapasitas individu, kelompok masyarakat dan

    masyarakat secara keseluruhan.

    Pembangunan dan pengembangan kelembagaan lokalbdan

    mendukung perkembangan organisasi masyarakat.

    Membina kemandirian.

    Menciptakan lingkungan yang memampukan sehingga semua orang

    dapat tumbuh dan berkembang optimal.

    Partisipasi dalam proses pembangunan dan memfungsikan

    kelembagaan sosial.

    Mengembangkan pemerintah yang aktif dalam proses pembangunan

    dalam rangka mengembangkan kinerja perencanaan partisipatif.

    Terlibat dalam pengembangan dan implementasi kebijakan-kebijakan

    untuk meningkatkan pembangunan sosial.

    Koordinasi program pembangunan pada semua tingkatan.

    Penguatan masyarakat sipil pada semua aspek strategisnya.

  • 12

    Bentuk riil strategi di atas dirumuskan melalui proses partisipatif dan atau

    proses yang bersifat memberdayakan dalam sistem nilai yang khusus, yaitu:

    Menghormati dan meyakini kapasitas manusia yang dapat tumbuh dan

    berkembang.

    Memahami keberadaan manusia secara holistik, dari aspek fisik hingga

    ke aspek spiritualitas manusia.

    Penerimaan atas pluralisme sosial dan budaya, dan mendudukkan

    pluralisme tersebut dalam budaya dan sistem nilai masyarakat.

    Mengakui pentingnya isu-isu ekologi dan arti penting hubungan

    masyarakat dengan alam lingkungannya.

    Mengakui bahwa hubungan sosial didasarkan pada hak dan kewajiban

    untuk berpartisipasi, kesetaraan kesempatan, dan kesamaan hak atas

    keadilan sosial.

    Tabel 1. Pendekatan dalam Pembangunan Sosial

    1. Kondisi eksisting

    Perubahan sosial, progres atau pembangunan.

    2. Tujuan Dasar

    Mengembangkan kesejahteraan penduduk atau peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

    Memampukan masyarakat untuk menikmati kebebasan dalam rangka memenuhi aspirasi dan realisasi potensinya.

  • 13

    3. Sistem Nilai

    Menghormati dan meyakini kapasitas manusia yang dapat tumbuh dan berkembang.

    Memahami keberadaan manusia secara holistik, dari aspek fisik hingga ke aspek spiritualitas manusia.

    Penerimaan atas pluralisme sosial dan budaya, dan mendudukkan pluralisme tersebut dalam budaya dan sistem nilai masyarakat.

    Mengakui pentingnya isu-isu ekologi dan arti penting hubungan masyarakat dengan alam lingkungannya.

    Mengakui bahwa hubungan sosial didasarkan pada hak dan kewajiban untuk berpartisipasi, kesetaraan kesempatan, dan kesamaan hak atas keadilan sosial.

    4. Proses

    Proses yang bersifat partisipatoris

    Proses untuk pemberdayaan

    5. Strategi

    Pengembangan kapasitas individu, kelompok masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan.

    Pembangunan dan pengembangan kelembagaan lokalbdan mendukung perkembangan organisasi masyarakat.

    Membina kemandirian.

    Menciptakan lingkungan yang memampukan sehingga semua orang dapat tumbuh dan berkembang optimal.

    Partisipasi dalam proses pembangunan dan memfungsikan kelembagaan sosial.

    Mengembangkan pemerintah yang aktif dalam proses pembangunan dalam rangka mengembangkan kinerja perencanaan partisipatif.

    Terlibat dalam pengembangan dan implementasi kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan pembangunan sosial.

    Koordinasi program pembangunan pada semua tingkatan.

    Penguatan masyarakat sipil pada semua aspek strategisnya.

  • 14

    6. Tingkatan

    Internasional

    Nasional

    Daerah di dalam negara

    Provinsi

    Tingkat pemerintahan yang paling rendah (dekat dengan masyarakat)

    Masyarakat pada tingkatan akar rumput (kampung)

    7. Dimensi

    Budaya

    Politik

    Ekonomi

    Ekologi

    Edukasi (pendidikan)

    Kesehatan

    Perumahan

    Kelompok masyarakat

    Masyarakat dan kelembagaannya.

    4. Bagaimanakah kondisi kesejahteraan sosial di Indonesia?

    Kondisi kesejahteraan sosial di Indonesia dapat dinilai dari tingkat atau

    angka kemiskinan seperti yang dihitung oleh BPS. Dalam mengukur kemiskinan

    BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs

    approach).

    Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan

    dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan

    makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah

  • 15

    penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis

    kemiskinan.

    Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan

    Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang

    memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan

    dikategorikan sebagai penduduk miskin.

    Dari data yang dikumpulkan oleh BPS, perkembangan angka kemiskinan

    di Indonesia adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

    Tabel 2. Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1970-2013

    Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang) Persentase Penduduk Miskin

    Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Tahun

    Kota Desa Kota+Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa

    1970 n.a n.a 70,00 n.a n.a 60,00 n.a n.a

    1976 10,00 44,20 54,20 38,80 40,40 40,10 4 522,00 2 849,00

    1978 8,30 38,90 47,20 30,80 33,40 33,30 4 969,00 2 981,00

    1980 9,50 32,80 42,30 29,00 28,40 28,60 6 831,00 4 449,00

    1981 9,30 31,30 40,60 28,10 26,50 26,90 9 777,00 5 877,00

    1984 9,30 25,70 35,00 23,10 21,20 21,60 13 731,00 7 746,00

    1987 9,70 20,30 30,00 20,10 16,10 17,40 17 381,00 10 294,00

    1990 9,40 17,80 27,20 16,80 14,30 15,10 20 614,00 13 295,00

    1993 8,70 17,20 25,90 13,40 13,80 13,70 27 905,00 18 244,00

    1996 7,20 15,30 22,50 9,70 12,30 11,30 38 246,00 27 413,00

    1996 9,42 24,59 34,01 13,39 19,78 17,47 42 032,00 31 366,00

    1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,20 96 959,00 72 780,00

    1999 15,64 32,33 47,97 19,41 26,03 23,43 92 409,00 74 272,00

    2000 12,31 26,43 38,74 14,60 22,38 19,14 91 632,00 73 648,00

    2001 8,60 29,27 37,87 9,79 24,84 18,41 100 011,00 80 382,00

    2002 13,32 25,08 38,39 14,46 21,10 18,20 130 499,00 96 512,00

  • 16

    2003 12,26 25,08 37,34 13,57 20,23 17,42 138 803,00 105 888,00

    2004 11,37 24,78 36,15 12,13 20,11 16,66 143 455,00 108 725,00

    2005 12,40 22,70 35,10 11,68 19,98 15,97 165 565,00 117 365,00

    2006 14,49 24,81 39,30 13,47 21,81 17,75 174 290,00 130 584,00

    2007 13,56 23,61 37,17 12,52 20,37 16,58 187 942,00 146 837,00

    2008 12,77 22,19 34,96 11,65 18,93 15,42 204 895,99 161 830,79

    2009 11,91 20,62 32,53 10,72 17,35 14,15 222 123,10 179 834,57

    2010 11,10 19,93 31,02 9,87 16,56 13,33 232 989,00 192 353,83

    Maret 2011 11,05 18,97 30,02 9,23 15,72 12,49 253 015,51 213 394,51

    September 2011 10,95 18,94 29,89 9,09 15,59 12,36 263 593,84 223 180,69

    Maret 2012 10,65 18,49 29,13 8,78 15,12 11,96 267 407,53 229 225,78

    September 2012 10,51 18,09 28,59 8,60 14,70 11,66 277 381,99 240 441,35

    Maret 2013 10,33 17,74 28,07 8,39 14,32 11,37 289 041,91 253 273,31

    Sumber: BPS, http://bps.go.id/tabel_excel/indo_23_7.xls, di akses 27 April 2014, jam 13.41

    Dari data BPS nampaklah bahwa jumlah penduduk miskin memang

    semakin berkurang, tetapi jumlahnya masih relatif besar. Pada Maret 2013,

    jumlah penduduk miskin di kota dan di desa ada sebanyak 28,07 juta jiwa. BPS

    mencatat angka kemiskinan meningkat terbesar di pulau Jawa, kemudian

    Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Papua serta Kalimantan.

    Hal lain yang harus dilihat dari data di atas adalah bahwa penurunan

    angka kemiskinan tersebut cenderung melambat. Menurut Bank Dunia, untuk

    tahun 2012-2013, tingkat penurunannya hanya 0.7 persen, yang merupakan

    tingkat penurunan terkecil dalam satu dekade terakhir. (Siaran Pers Kantor

    Perwakilan Bank Dunia di Indonesia).

    Ketimpangan di Indonesia juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir

    yang berpotensi menciptakan konflik sosial. Hal ini akan mengurangi manfaat

    dari tingginya pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir, pertumbuhan

  • 17

    yang pada dasarnya mengurangi tingkat kemiskinan menjadi 11,3% pada tahun

    2014, dibandingkan dengan 24% pada tahun 1999.

    Meningkatnya ketimpangan juga membuat mereka yang miskin lebih sulit

    lagi untuk keluar dari kemiskinan. Koefisien Gini, yang mengukur ketimpangan

    konsumsi, telah meningkat dari 0,30 pada tahun 2000, menjadi sekitar 0,41 pada

    tahun 2013. Kesenjangan antar daerah tetap ada. Indonesia Timur tertinggal

    dari wilayah lain di negara ini, terutama Jawa. Akibatnya, meski upaya

    mengurangi kemiskinan mengalami kemajuan, Indonesia menjadi salah satu

    negara dengan peningkatan ketimpangan tercepat di kawasan Asia Timur .

    Lebih lanjut disampaikan oleh Bank Dunia bahwa strategi utama untuk

    mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan adalah dengan

    membantu masyarakat miskin menolong diri mereka sendiri, melalui penyediaan

    lebih banyak pekerjaan dan pekerjaan yang memberikan penghasilan lebih baik.

    Hal lain adalah memastikan anak-anak di seluruh Indonesia memiliki akses yang

    sama ke layanan yang berkualitas, agar mereka dapat memulai hidupnya secara

    adil.

    Peningkatan anggaran untuk program-program jaring pengaman sosial

    (social safety net) akan membantu meningkatkan akses keluarga miskin

    terhadap layanan kesehatan, gizi yang lebih baik dan pendidikan yang

    berkualitas. Hal ini meningkatkan peluang mereka untuk lepas dari kemiskinan.

    Saat ini, Indonesia hanya menghabiskan 0,7% dari PDB (Pendapatan Domestik

    Bruto) untuk program-program bantuan sosial, dibandingkan dengan Brasil yang

    menggunakan 1,5% dari PDB-nya dan negara-negara berpenghasilan menengah

    rendah lainnya.

  • 18

    5. Strategi Pembangunan Sosial

    Baru-baru ini, beberapa pakar mengajukan Social Progress Index (SPI),

    yang merupakan Indeks gabungan yang mengukur tingkat kemajuan sosial

    (Social Progress) suatu negara. Disebutkan bahwa indikator dalam indek tersebut

    dapat dijadikan sebagai target intervensi kebijakan untuk menurunkan

    kemiskinan dan ketimpangan.

    Disarikan dari laporannya dalam

    http://www.socialprogressimperative.org/publications, disebutkan bahwa dalam

    SPI, tingkat kemajuan sosial didefinisikan sebagai kapasitas sebuah negara

    dalam:

    memenuhi kebutuhan dasar warganya,

    membangun pondasi yang memungkinkan individu dan masyarakat

    utk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidupnya, dan

    menciptakan kesempatan bagi tiap individu agar mampu mencapai

    tingkat potensi tertingginya.

    Dengan demikian, SPI dibangun dari tiga dimensi, yaitu:

    Basic Human Need: Apakah negara menyediakan kebutuhan dasar

    penduduknya?

    Foundations of Wellbeing: Adakah pondasi yg kokoh bagi individu dan

    masyarakat untuk meningkatkan dan memperta-hankan tingkat

    kesejahteraannya?

    Opportunity: Adakah kesempatan bagi tiap penduduk untuk mencapai

    tingkat potensi tertingginya?

  • 19

    Dalam Laporannya disebutkan bahwa prinsip dasar penyusunan

    Penyusunan SPI adalah sebagai berikut:

    1. Hanya memuat indikator sosial dan lingkungan, tanpa

    indikator ekonomi

    SPI fokus mengukur tingkat kemajuan sosial, sehingga akan

    memudahkan analisis hubungan antara pembangunan ekonomi

    dengan pembangunan sosial secara lebih tepat dan sistematis.

    2. Menggunakan indikator outcome (hasil), bukan input

    Contoh: Social Progress Index mengukur derajat kesehatan

    masyarakat, bukan mengukur seberapa besar anggaran yg

    dibelanjakan pada sektor kesehatan.

    3. Actionability

    Social Progress Index merupakanalat yg praktis untuk membantu

    para pengambil kebijakan dan praktisi di pemerintahan, dunia

    usaha dan CSO agar lebih mampu meningkatkan taraf kemajuan

    sosial di negaranya.

    4. Relevan bagi semua negara, bukan hanya bagi NSB

    Social Progress Index merupakan ukuran holistik menilai kemajuan

    sosial untuk semua negara, bukan hanya Negara Sedang

    Berkembang.

    Gambaran dimensi, komponen dan indikator dalam Social Progress Index adalah

    seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dari gambaran tersebut

    terlihat secara jelas indikator-indikator yang dapat menjadi fokus intervensi

  • 20

    kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat

    di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  • 21

    Daftar Pustaka

    http://www.socialprogressimperative.org/publications, diakses pada 8 Januari 2014, Jam 09.WIB

    http://bps.go.id/tabel_excel/indo_23_7.xls, di akses 27 April 2014, jam 13.41

    http://www.worldbank.org/in/country/indonesia/brief/reducing-inequality-in-indonesia, diakses pada 8 Januari 2014, Jam 09.WIB

    http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2014/09/23/poverty-reduction-slows-inequality-increases-world-bank-reports, diakses pada 8 Januari 2014, Jam 09.WIB

    Manohar S. Pawar dan David R. Cox, Social Development: Critical Themes and Perspectives