hubungan antara gaya belajar - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... ·...

78
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP ISLAM YKS DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Disusun Oleh : Andriansyah NIM : 105015000627 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M /1431 H

Upload: tranhanh

Post on 12-May-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

SMP ISLAM YKS DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Disusun Oleh :

Andriansyah

NIM : 105015000627

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M /1431 H

Page 2: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

i

ABSTRAK

Andriansyah : “ Hubungan Antara Gaya Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar

Siswa bPada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok”. Skripsi ini adalah

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

pembelajaran. Menurut para ahli, salah satu faktor penting untuk keberhasilan

seseorang dalam proses pembelajaran adalah gaya belajar siswa.

Skripsi ini menganalisa dan memberikan penjelasan mengenai hubungan

antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS SMP Islam

YKS Depok. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alat

pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar siswa berupa

angket, sedangkan sumber informasi hasil belajar diperoleh dari rapor semester

genap kelas VIII SMP Islam YKS Depok.

Kata Kunci : Gaya belajar siswa dan hasil belajar.

Page 3: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP ISLAM YKS DEPOK

Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Andriansyah

NIM : 105015000627

Mengetahui

Pembimbing

Drs. H. Nurochim, MM

NIP : 1959 0715 1984 03 1003

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 4: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul “Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok” diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah, pada hari Jum’at tanggal 25

Juni 2010 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh

gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Jakarta, 25 Juni 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. H. Nurochim, MM

NIP. 19590715 198403 1 003

Sekretaris Jurusan/Program Studi

Iwan Purwanto, M. Pd

NIP. 19730424 200801 1012

Penguji I

Drs. H. Syaripulloh, M. Si

NIP. 150 389 364

Penguji II

Iwan Purwanto, M. Pd

NIP. 19730424 200801 1012

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 5: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

v

KATA PENGANTAR

Limpahan nikmat dan barakah telah menggetarkan hati dan menggerakkan

lisan penulis untuk senantiasa mengukir rasa syukur dipersembahkan ke hadirat

Illahi Rabbi –Allah SWT, atas semua yang telah kita lewati di muka bumi ini selaku

hamba-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan nabi

besar Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarganya, yang telah memberi

banyak pelajaran hidup kepada kita.

Jika air mata ini harus tertumpah, jika raga ini harus tersungkur, dan jika jiwa

ini harus berhimpun, maka semua itu adalah ungkapan rasa syukur yang paling

dalam kepada Sang Pemilik Ilmu Pengetahuan atas terselesaikannya skripsi yang

penulis beri judul “ Hubungan Antara Gaya Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS SMP Islam YKS Depok ” Sebagai sebuah karya untuk

mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd), rasanya skripsi ini akan tidak memiliki

makna apa-apa, apabila di dalamnya tidak merajut untaian terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Adapun

ucapan terimakasih saya haturkan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sekaligus dosen pembimbing skripsi. Terima kasih yang sebesar-

besarnya atas semua dedikasi dan perhatian dalam memberikan masukan dan

arahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Firdaus HM, S. Pd. Kepala Sekolah SMP Islam YKS Depok yang

telah memberi izin dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di

sekolah yang bapak pimpin.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

vi

5. Seluruh dosen dan staff pengajar pada Program Studi Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (P. IPS) yang telah sangat banyak mentransformasikan

ilmu dan intelektualitas selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

6. Seluruh jajaran, staff, dan petugas di Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

banyak memberikan kemudahan penulis dalam mengakses seluruh literatur

yang tersedia dan juga yang rela “menunggu” penulis hingga larut.

7. Sebesar-besarnya kebanggaan ini penulis persembahkan kepada kedua

orangtua, Ayahanda Ali Sumardi dan Ibunda tercinta Neneng Yatimah.

Mereka tak pernah lelah memotivasi penulis untuk menjadi anak yang baik,

gudang pemberi nasehat dan panutan agar senantiasa penulis menjadi anak

yang berguna bagi keluarga, masyarakat, agama dan bangsa. Terima kasih

atas bantuan moral dan financial selama penulis menempuh study S1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan mereka semua layak mendapat balasan

surga dari Allah SWT. Amien

8. Kakanda Lia Nurhayati dan suami, Kakanda Fitria Suryaningsih dan suami,

Kakanda Syaipulloh dan isteri, Kakanda Widya Agustini dan suami, Adinda

Syarif Irfan Dadi, yang selalu memberi semangat bagi penulis. Tak lupa pula

teruntuk keponakan-keponakan-ku; Muhammad Noval Anwar, Virjiawan,

Salsa Nabila, Zulfikri, Zahra Aulia Septiani, mereka selalu menghibur dan

menghadirkan keceriaan, canda tawa sehingga penulis merasa terhibur.

9. Kepada kekasih-ku tercinta, seorang wanita penghias hati di kala suka

maupun duka, bidadari kecil nan imut-ku “Riska Andriani”, yang tiada henti

memberikan masukan, saran, dan terutama rasa nyaman di hati yang terukir

dalam satu kata cinta dan sayang.

10. Kepada seluruh teman-teman kelas P. IPS (Sosiologi-Antropologi) Angkatan

Tahun 2005; Tri Sutaji (Ibenk), Baihaki (Sogi), Muhaimin (Muhay),

Karyadi. S (Wawan), Tirwan Sulaiman (Tirwan), Heri Juliadi, M. Syafe’i,

Nur Alfi Laili (Vie2), Hilda Rizkiani (N’da), Ria, Alis, Rika dan lain-lain.

Keyakinan dan kesungguhan merekalah yang menjadi sumber inspirasi

penulis. Aku tak kuasa untuk melupakan kenangan bersama kalian….

I Miss U So Much My Friends.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

vii

11. Teman-teman PPKT-ku yang tergabung dalam mengajar di SMP Islam YKS

Depok; Yusuf Abdul Azis, Imron Rosyadi, Faizah Marsyih, Nurhafizoh,

Yusri Khoiriyah, Inayah Fachriyah, Reka Wibawa, semangat perjuangan dan

kenangan mereka selalu memberi inspirasi dan semangat bagi penulis.

12. Teman-teman yang tergabung dalam Karang Taruna Kelurahan Curug,

Forum Silaturrahmi Pemuda dan Mahasiswa Islam Sawangan (FOSPMIS),

dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas motivasi dan dukungannya.

13. Forum Remaja Masjid Al-Masanih RW 06 (FORMAS 06), wadah sekaligus

gudang menimba ilmu religi bagi penulis sehingga selalu dapat berpedoman

kepada ajaran agama maupun sunnah-Nya.

14. Kawan-kawan “Social Education Motor Community”, tempat refreshing,

touring ke berbagai tempat yang membuat hati penulis menjadi fresh dikala

penulis merasa jenuh akan kesibukan dan kepenatan akan aktivitas kuliah.

15. Kawan-kawan “Social Education Futsal”, yang selalu menemani penulis

berolahraga dikala siang maupun malam.

16. Sejuknya angin pagi di kala waktu masuk kuliah pagi tiba dan panasnya

suasana siang di kala waktu kuliah siang pun tiba, di campur hembusan

angin, dan balutan keramaian rekan mahasiswa yang selalu penulis rasa dan

jumpai selama menjalani perkuliahan di lantai 5 (lima) jurusan Pendidikan

IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Akhirnya kesempurnaan hanyalah milik Allah, dan kita sebagai manusia

sangat tidak layak untuk mengakui kesempurnaan itu. Begitu pula skripsi ini, yang

tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Penulis berharap dari ketidaksempurnaan

itu, akan hadir kebaikan untuk semua.

Jakarta, Mei 2010

Penulis

Page 8: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. v

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Masalah Penelitian ................................................................................................ 5

1. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5

2. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 6

3. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORITIS .......................................................................................... 8

A. GAYA BELAJAR SISWA .................................................................................. 8

1. Pengertian Belajar ........................................................................................... 8

2. Tujuan Belajar ............................................................................................... 11

3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................................................... 12

4. Pengertian Gaya Belajar ................................................................................ 14

5. Jenis-jenis Gaya Belajar ................................................................................ 16

6. Modifikasi Gaya Belajar Siswa ..................................................................... 19

B. HASIL BELAJAR SISWA ............................................................................... 21

1. Definisi Hasil Belajar .................................................................................... 21

2. Bentuk Hasil Belajar ..................................................................................... 24

3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................................... 24

4. Proses Pembelajaran Yang Efektif ................................................................ 29

Page 9: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

ix

C. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS ................................................................ 32

1. Definisi IPS ................................................................................................... 32

2. Karakteristik IPS ........................................................................................... 34

3. Tujuan Pembelajaran IPS .............................................................................. 35

D. KERANGKA KONSEPTUAL ......................................................................... 36

E. HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 38

A. Desain Penelitian ................................................................................................ 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 38

C. Variabel Penelitian .............................................................................................. 39

D. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 41

F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................. 47

A. Profil Umum SMP Islam YKS Depok ................................................................ 47

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok .................................................. 47

2. Visi dan Misi SMP Islam YKS Depok........................................................... 48

3. Struktur Organisasi SMP Islam YKS Depok ................................................. 48

4. Keadaan Tenaga Pendidikan SMP Islam YKS Depok ................................... 48

5. Keadaan Siswa SMP Islam YKS Depok ........................................................ 49

6. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok .............................................. 50

B. Hasil Utama Penelitian ........................................................................................ 51

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 51

a. Uji Validitas ............................................................................................... 51

b. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 52

c. Data Ordinal Menjadi Interval ................................................................... 53

2. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................................. 53

a. Deskripsi Data ........................................................................................... 53

Page 10: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

x

C. Analisa Data ........................................................................................................ 57

D. Interpretasi Data .................................................................................................. 60

E. Pembahasan ......................................................................................................... 61

BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 63

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 63

B. Saran-saran .......................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Gaya Belajar ..................................................... 41

Tabel 2 Interpretasi Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment ................ 45

Tabel 3 Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP Islam YKS Depok…….. .. 49

Tabel 4 Daftar Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa ................................ 50

Tabel 5 Daftar Sarana dan Prasarana ............................................................ 50

Tabel 6 Uji Validitas Instrumen Hasil Gaya Belajar Siswa .......................... 51

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Tentang Gaya Belajar Siswa .......................... 54

Tabel 8 Nilai Raport Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII ........................ 56

Tabel 9 Kualifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII ..................................... 57

Tabel Perhitungan Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y ...................... 58

Page 12: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang membawa misi agar umatnya

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ajaran al-Qur’an sarat dengan

nilai-nilai pengetahuan yang menuntut pengikutnya untuk mengetahui berbagai

fenomena alam yang harus dipikirkan. Dengan adanya simbol tuntutan berpikir itu

membersitkan makna bahwa manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan untuk

mengetahui berbagai fenomena alam yang diciptakan Tuhan Yang Agung itu.1

Hasbullah mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sesuai

dengan perumusan Undang-Undang No. 20 Th. 2003 Pasal 1 ayat 1.2

Menurut S. Nasution dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Pendidikan,

menyebutkan bahwa pendidikan adalah “proses mengajar dan belajar pola-pola

kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat”.3 Kelakuan

manusia pada hakikatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam

interaksi dengan manusia lainnya. Sekolah sebagai institusi pendidikan

merupakan tempat berkumpulnya para siswa yang memiliki latar belakang yang

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dari segi ekonomi, adat-

istiadat, agama, keluarga, kepribadian maupun dari segi bakat dan minatnya.

1 Djunaidatul Munawwaroh, Tanenji, Filsafat Pendidikan Islam (Perspektif Islam dan

Umum), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), Cet. I, h. 113 2 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),

Ed. Revisi-5, h. 4 3 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Pertama, h. 10

Page 13: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

2

Muhibbin Syah memberikan pengertian yang lebih luas, pendidikan dapat

diartikan “sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga

seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

sesuai dengan kebutuhan”.4

Selain itu, Prof. Dr. Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Proses

Belajar Mengajar menyatakan bahwa pendidikan adalah “suatu proses dalam

rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin

terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan

dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam

kehidupan masyarakat”.5

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan

masa depan bangsa. Manusia sebagai subyek pembangunan perlu dididik, dibina

serta dikembangkan potensi-potensinya dengan tujuan terciptanya subyek-subyek

pembangunan yang berkualitas. Hal ini dapat terwujud dengan pendidikan

sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang tentang Pendidikan Pasal 3 sebagai

berikut :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.6

Pada hakikatnya manusia mengalami perubahan akibat kegiatan belajarnya,

proses perkembangan melalui belajar merupakan proses aktualisasi potensi

pengetahuan manusia yang telah ada dalam dirinya.

Belajar ternyata punya gaya berbeda-beda. Bila kita paham gaya kita,

boleh jadi kita lebih pintar dari seharusnya. Lain ladang, lain pula ikannya. Lain

orang, lain pula gaya belajarnya. Pepatah di atas memang pas untuk menjelaskan

4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. Ketujuh, h. 10 5 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet.

Kedua, h. 79 6 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-

Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), Cet. Kedua, h. 37

Page 14: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

3

fenomena bahwa tak semua orang punya gaya belajar yang sama. Pun bila mereka

bersekolah di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah

pasti berbeda tingkatnya, yakni “ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat

lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa

memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama”.7

Di dalam mengikuti proses belajar mengajar, setiap siswa memiliki gaya

belajar yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Guru

dalam mengajar harus memperhatikan gaya belajar (learning style) siswa. Karena

dalam setiap mengajar efektifitasnya akan sangat bergantung pada cara atau gaya

siswa belajar, di samping sifat pribadi dan kesanggupan intelektualnya.

Selama penulis melaksanakan PPKT di SMP Islam YKS Depok, nampak

terlihat jelas bahwa siswa yang memiliki gaya belajar dalam setiap menerima

pelajaran sangat bervariasi, khususnya pada saat belajar IPS. Ada sebagian siswa

lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan

tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba

memahaminya. Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar

dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa

memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok

kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang

menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita

panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para

siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang

hanya mereka pahami sendiri.

Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara

tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar

dirinya. Karenanya, jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar

setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya,

7 http://istpi.wordpress.com/2008/11/26/memahami-gaya-belajar-siswa/ Tanggal 07

Maret 2010

Page 15: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

4

kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan

memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya.

Tentu saja, sebelum kita sendiri mengajarkannya pada orang lain, langkah

terbaik adalah mengenali gaya belajar kita sendiri. Pertimbangan ini yang

seringkali kita lupakan. Dengan kata lain, kita sendiri harus merasakan

pengalaman mendapatkan gaya belajar yang tepat bagi diri sendiri, sebelum

menularkannya pada orang lain. Ada banyak alasan dan keuntungan yang bisa kita

dapatkan bila kita mampu memahami ragam gaya belajar, termasuk gaya kita

sendiri.

Kalangan tua, biasanya menyerap banyak pengetahuan tentang gaya

belajar, berdasarkan pengalaman yang telah mereka lewati. Misalnya, mereka

pernah bekerja, menjalani latihan militer, mendidik dan membimbing anak, dan

sebagainya. Rangkaian pengalaman yang mereka lewati itu, sesungguhnya, adalah

bagian dari cara mereka mendapatkan pelajaran berarti yang mungkin bisa kita

serap untuk melihat seperti apa sebetulnya gaya belajar yang tepat bagi kita. Apa

pun gaya yang akan kita pilih dan ikuti, hal terpenting yang tak boleh dilupakan

ialah lakukan apa yang memang akan bermanfaat bagi Anda!

Oleh karena itu mengetahui gaya belajar setiap siswa serta berupaya

memperbaiki gaya belajar siswa yang kurang baik bagi seorang guru adalah

merupakan “suatu usaha yang sangat penting artinya dalam upaya mewujudkan

keberhasilan mengajar”.8

Kartini Kartono mengungkapkan bahwa “cara belajar yang dilakukan siswa

ada yang efisien dan ada juga cara belajar yang kurang efisien. Seorang siswa

yang mempunyai cara belajar yang efisien memungkinkannya untuk mencapai

hasil belajar yang lebih tinggi daripada siswa yang mempunyai cara belajar yang

tidak efisien”.9

8 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1995), Cet. I, h.

101 9 Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: CV.

Rajawali, 1985), Cet. I, h. 4

Page 16: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

5

Hasil riset menunjukkan bahwa “murid yang belajar dengan menggunakan

gaya belajar mereka yang dominan, saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai

yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak

sejalan dengan gaya belajar mereka”.10

Dengan kata lain, adanya gaya atau cara belajar siswa yang berbeda-beda

menyebabkan hasil belajar siswa di sekolah pun berbeda pula. Bila gaya belajar

siswa baik dan efisien, maka tingkat hasil belajar siswa pun tinggi. Begitu pula

sebaliknya, apabila gaya belajar siswa kurang baik dan efisien, maka tingkat

pencapaian hasil belajar siswa di sekolah pun akan turun.

Berdasarkan pemikiran di atas, penulis melihat bahwa gaya belajar siswa

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar

siswa. Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis bermaksud mengkaji dan

membuktikan adanya hubungan antara gaya belajar yang dilakukan siswa dengan

hasil belajarnya di sekolah, dengan memberi judul :

“ HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SMP ISLAM YKS DEPOK “.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan gaya belajarnya di sekolah

2. Sebagian siswa kurang menerapkan gaya belajar dalam menangkap

pelajaran

3. Terdapat beberapa siswa tidak peduli terhadap gaya belajar yang dapat

mempengaruhi hasil belajar mereka

4. Hasil belajar dalam mata pelajaran IPS yang kurang memuaskan

10

Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), Cet. 2, h. 139

Page 17: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

6

5. Siswa yang peduli dengan gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar

IPS siswa di sekolah

6. Kurangnya gaya belajar siswa dalam belajar termasuk belajar IPS

7. Ada atau tidaknya hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPS

2. Pembatasan Masalah

Karena terbatasnya waktu, tenaga dan sarana yang tersedia, maka penulis

akan membatasi permasalahan dalam pembahasan penelitian agar memperjelas

dan memberi arah yang tepat pada pembahasan hubungan antara gaya belajar

dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Islam YKS Depok. Dalam hal ini

penulis membatasinya pada hal sebagai berikut :

1. Hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPS.

2. Hasil belajar IPS siswa SMP Islam YKS Depok.

3. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka penulis merumuskan permasalahan yaitu apakah terdapat hubungan antara

gaya belajar dengan hasil belajar IPS siswa SMP Islam YKS Depok ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gaya belajar siswa SMP Islam YKS Depok

2. Untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa SMP Islam YKS Depok

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan gaya belajar dengan hasil

belajar pada mata pelajaran IPS siswa SMP Islam YKS Depok

4. Untuk mengetahui besarnya tingkat kontribusi antara gaya belajar dengan

hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa SMP Islam YKS Depok

Page 18: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

7

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dari hasil penelitian ini nantinya akan diketahui apakah ada

hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS. Dan sebagai calon

guru dapat menumbuh kembangkan gaya belajar yang ada pada diri siswa.

2. Bagi guru IPS, dapat meningkatkan gaya belajar di kelas yang baik,

khususnya dalam mata pelajaran IPS.

3. Bagi sekolah, dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

untuk menarik gaya belajar siswa.

4. Bagi LPTK, khususnya bagi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

dapat memberikan saran atau masukan bagi Jurusan IPS untuk lebih

memperhatikan mahasiswanya dalam mempelajari jenis gaya belajar siswa

dalam mata pelajaran tertentu, khususnya pelajaran IPS.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

8

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Gaya Belajar Siswa

1. Pengertian Belajar

Perkataan belajar sudah sering didengar dalam kehidupan sehari-hari.

Karena belajar merupakan hal yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia.

Belajar adalah proses perubahan, sedangkan kehidupan manusia selalu berubah-

ubah sepanjang zaman, sehingga manusia dituntut untuk selalu belajar sejak

manusia itu dilahirkan. Drs. Ngalim Purwanto di dalam bukunya mengatakan

bahwa: “Manusia selalu dan senantiasa belajar bilamanapun dan dimanapun

berada”.1

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan

segera merasa bangga ketika anak-anaknya lebih mampu menyebutkan kembali

secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang

diajarkan oleh guru.

Zikri Neni Iska mengemukakan definisi belajar adalah “proses

perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam rangka waktu

tertentu”.2

1 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1990),

Cet. V h. 84 2 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta; Kizi

Brother’s, 2006), Cet. Pertama, h. 76

Page 20: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

9

Hilgard mengatakan: “belajar adalah proses yang melahirkan atau

mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau

dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh

faktor-faktor yang tidak termasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk atau

minum ganja bukan termasuk hasil belajar”.3

Disamping itu ada juga sebagian orang yang memandang belajar

sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.

Berdasarkan persepsi semacam ini, biasanya mereka akan merasa cukup puas bila

anak-anak mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu

meskipun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat dan tujuan keterampilan

tersebut.

Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut, di bawah ini

ada sebagian pendapat para ahli mengenai definisi belajar sebagai berikut :

a. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975)

mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh

pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan

tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon

pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang

(misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).”

b. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan

bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi

ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya

(performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke

waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

c. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan:

“Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”

3 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), Cet. I, h.

35

Page 21: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

10

d. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan.

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”4

Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Chaplin berpendapat

bahwa belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat latihan dan pengalaman. Dan belajar adalah proses memperoleh

respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus. Hintzman berpendapat

bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme

(manusia) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku

organisme. Wittig mendefinisikan belajar ialah perubahan yang relatif menetap

yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme

sebagai hasil pengalaman. Reber mendefinisikan belajar yaitu proses memperoleh

pengetahuan dan suatu perubahan kemampuan beraksi yang relatif langgeng

sebagai hasil latihan yang diperkuat.5

Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan “sebagai proses

di mana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.6

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan

bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar

pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu,

belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai

bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Belajar (learning) adalah suatu perubahan prilaku pada diri seseorang yang

terjadi dalam jangka waktu lama dan yang diperoleh dari pengalaman-

pengalaman.

4 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar., h. 84

5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h.

60-62 6Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), Cet. III, h. 98-99

Page 22: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

11

2) Belajar mampu menimbulkan suatu perubahan yang relative tetap.

3) Perubahan yang dimaksud ialah suatu keadaan sebelum individu berada dalam

situasi belajar dan sesudah menjalani belajar.

4) Perubahan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan atau usaha maupun praktek

yang disengaja atau diperkuat.

Kesimpulan di atas dapat penulis buat pada diagram di bawah ini :

Latihan yang Perubahan yang

disengaja Belajar relatif tetap

2. Tujuan Belajar

Proses belajar mengajar sebagai proses dapat mengandung 2 (dua)

pengertian, yaitu tahapan/fase dalam mempelajari sesuatu dan sebagai urutan

kegiatan perencanaan oleh guru. Proses belajar mengajar meliputi kegiatan-

kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan

kegiatan hingga evaluasi dan program tindak lanjut. Semuanya berlangsung dalam

situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran.

Sebagai suatu sistem instruksional belajar mengajar mengandung sejumlah

komponen antara lain : tujuan, bahan/materi, siswa, guru, metode, situasi dan

evaluasi. Salah satu komponen tersebut adalah tujuan belajar.

Menurut Winarno Surakhmad, tujuan belajar lebih diajukan pada

“pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecekatan, serta

pembentukan sikap dan perbuatan”.7

Dalam pencapaian tujuan belajar diperlukan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Lingkungan ini dipengaruhi oleh berbagai komponen,

misalnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, dan materi yang diajarkan

guru serta siswa memainkan peranan dalam hubungan sosial di sekolah. Jenis

kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang

7 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1986), h.

49

Page 23: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

12

tersedia. Secara garis besarnya, tujuan belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3

(tiga) macam diantaranya:

a) Untuk mendapatkan pengetahuan

b) Penanaman konsep dan keterampilan

c) Pembentukan sikap dan perbuatan.

Pemikiran pengetahuan, kemampuan berpikir dan faktor yang berkaitan.

Kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan tidak berarti apa-apa. Cara yang

dapat dilakukan untuk memperoleh pengetahuan adalah dengan melakukan upaya

tugas membaca.

Tujuan belajar dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal dengan

tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom, yaitu “tujuan belajar siswa

diarahkan untuk mencapai tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik

antara lain sebagai berikut:

a) Hal ihwal ilmu dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)

b) Hal ihwal personal, kepribadian dan sikap (afektif)

c) Kelakuan dan keterampilan atau penampilan (psikomotorik)”.8

3. Prinsip-prinsip Belajar

Setiap guru atau pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri

prinsip-prinsip belajar, yaitu “prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam

situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual”.9

Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu sebagai berikut:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

1) dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional;

2) belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat

pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;

8Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta :

Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. Ke-3, h. 58-59 9 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2003), Cet. Ke-4, h. 27-28

Page 24: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

13

3) belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif;

4) belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

b. Sesuai hakikat belajar

1) belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya;

2) belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;

3) belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian

yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang

diharapkan.

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1) belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya;

2) belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan

tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar

dengan tenang;

2) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Prinsip-prinsip di atas merupakan prinsip-prinsip yang harus dipegang

dalam proses belajar mengajar, sebab apabila prinsip-prinsip tersebut dipegang,

maka tujuan belajar akan cenderung lebih cepat berhasil.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

14

4. Pengertian Gaya Belajar

Akhir-akhir ini timbul pemikiran baru yakni, bahwa seorang guru dalam

setiap mengajar itu harus memperhatikan gaya belajar atau “learning style” siswa.

Gaya belajar adalah cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-

perangsang yang diterimanya dalam belajar.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Peter Salim dan Yenny Salim

yang dikutip dari buku Rafy Sapuri, dijelaskan bahwa “gaya adalah kekuatan,

kesanggupan berbuat dan sikap atau gerak-gerik yang indah”.10

Jika dikaitkan

dengan belajar, berarti suatu tindakan yang dirasakan menarik oleh siswa dalam

melakukan aktivitas belajar, baik ketika sedang sendiri atau dalam kelompok

belajar bersama teman-teman sekolah.

Dunn Opal (1991) menjelaskan bahwa dalam belajar, setiap individu

memiliki kecenderungan kepada salah satu cara atau gaya tertentu. kecenderungan

atau gaya seseorang ini disebut gaya belajar. Kemudian Nasution berargumen,

bahwa “Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seseorang

dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat atau berpikir, dan

memecahkan soal”.11

Noel Enatwistle (1983) menjelaskan bahwa “Learning style

is the general tendency to adopt a particular strategy” (Gaya belajar adalah

kecenderungan secara menyeluruh untuk mengambil strategi khusus). Selanjutnya

Kenneth D Moore (2001) juga memberikan definisi tentang gaya belajar, yaitu

“cara seorang individu mulai memproses, mendalami, dan berkonsentrasi terhadap

sesuatu yang baru”.12

Gaya belajar menurut Anita E. Woolfolk adalah pendekatan individu dalam

belajar. Biasanya melibatkan proses menerima informasi secara mendalam (deep)

atau tidak (surface). Kemudian Borich dan Tombari mengartikan “gaya belajar

sebagai kebiasaan yang dipilih oleh siswa dalam belajar, baik di dalam kelas atau

di lingkungan terbuka”.13

10

Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), Ed. I, h. 288-289 11

Rafy Sapuri, Psikologi…………, h. 288 12

Rafy Sapuri, Psikologi…………, h. 288 13

Rafy Sapuri, Psikologi…………, h. 289

Page 26: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

15

Di kalangan pendidik telah dipahami bahwa setiap peserta didik memiliki

berbagai macam cara dalam belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat

baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Anak seperti ini

menyenangi penyajian materi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa

yang gurunya katakan saat belajar tersebut. Selama belajar anak seperti ini

biasanya diam dan tidak terganggu dengan kebisingan. Gaya seperti ini

dinamakan gaya belajar visual. Berbeda dengan anak yang memiliki gaya belajar

bersifat auditori. Anak seperti ini umumnya tidak sungkan-sungkan untuk

memperhatikan dan melakukan apa yang dilakukan oleh gurunya termasuk

membuat catatan. Anak dengan gaya seperti ini mengandalkan kemampuan

mengingatnya dan pendengarannya. Selain itu, ada pula gaya belajar kinestetik,

“bahwa anak pada kelompok ini dalam kegiatan belajarnya akan melibatkan diri

secara langsung”.14

Mereka cenderung kurang sabaran, semaunya sendiri. Cara

belajar mereka akan terlihat sembarangan dan tidak karuan.

S. Nasution menegaskan bahwa “para peneliti menemukan adanya berbagai

gaya belajar pada siswa yang digolongkan menurut kategori-kategori tertentu”.15

Mereka berkesimpulan bahwa:

1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya belajar. Juga

guru mempunyai gaya mengajar masing-masing.

2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.

3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektivitas

belajar.

Dengan mengetahui gaya belajar siswa, “guru dapat menyesuaikan gaya-

mengajarnya dengan kebutuhans siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai

gaya mengajar sehingga murid-murid semuanya dapat memperoleh cara yang

efektif baginya”.16

Khususnya jika akan dijalankan pengajaran individual, gaya

belajar murid perlu diketahui. Agar dapat memperhatikan gaya-belajar siswa, guru

harus menguasai keterampilan dalam berbagai gaya mengajar dan harus sanggup

14

http://opinimerdeka.blogspot.com/2009/03/gaya-belajar.html Tanggal 13 April 2010 15

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1992), Cet. V, h. 93 16

S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar., h. 115

Page 27: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

16

menjalankan berbagai peranan, misalnya sebagai ahli bahan pelajaran, sumber

informasi, instruktur, pengatur pelajaran, evaluator. Ia harus sanggup menentukan

metode mengajar-belajar yang paling serasi, bahan yang sebaiknya dipelajari

secara individual menurut gaya belajar masing-masing, serta bahan untuk seluruh

kelas.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tersebut, gaya belajar berarti cara

berpikir, merasa, mengamati, dan bertingkah laku yang konsisten (tidak berubah

dari awal hingga kini) serta memiliki nilai seni yang cenderung berbeda pada

masing-masing individu.

5. Jenis-jenis Gaya Belajar

Type gaya belajar siswa di sekolah dapat dibagi dalam empat jenis, yaitu

“gaya belajar pada permulaan belajar; gaya belajar pada waktu menerima

pelajaran; gaya belajar pada waktu menyerap pelajaran dan gaya belajar pada

waktu memecahkan masalah atau menjawab soal”.17

Pada masing-masing gaya

belajar tersebut ada yang baik dan ada pula yang tidak baik sehingga perlu

dimodifikasi.

Adapun gaya belajar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Gaya belajar siswa pada permulaan belajar

Gaya belajar ini ada dua macam, yaitu : Field Dependence dan Field

Independence. Gaya belajar Field Dependence ialah “gaya belajar siswa yang mau

memulai belajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain (guru atau

orang tua)”.18

Sebaliknya pada gaya belajar Field Independence, siswa mau

belajar secara mandiri tanpa harus disuruh atau dipengaruhi orang lain. Gaya

belajar Field Idependence inilah yang sebaiknya terjadi pada setiap permulaan

belajar.

Terjadinya gaya belajar tesebut pada diri masing-masing siswa berkaitan

erat dengan pengalaman pendidikan dan perkembangan pribadinya. Pada siswa

yang gaya belajarnya dependence, sejak kecil ia di didik untuk selalu

17

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional., h. 103 18

Alisuf Sabri, Psikologi……….., h. 103

Page 28: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

17

memperhatikan orang lain; selalu mengingat atau mengikuti hal-hal dalam

konteks sosial, siswa ini kemungkinannya memperoleh pendidikan secara otoriter

dari orang tuanya atau kemungkinan lainnya ialah selama belajar ia tidak pernah

memperoleh keberhasilan atau kepuasan dalam belajarnya. Sedangkan siswa yang

mempunyai gaya belajar independence, ia mengalami pengalaman pendidikan

secara demokratis, ia dididik untuk dapat berdiri sendiri dan mempunyai

otonomisasi dalam tindakannya dan kemungkinan besar dalam setiap kegiatan

belajar yang dialaminya berhasil memperoleh ganjaran atau kepuasan.

b. Gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran

Ada dua macam gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran, yaitu :

gaya Preceptive dan gaya Receptive. Gaya belajar Preceptive ialah

“kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran/informasi atau dalam

mengumpulkan informasi dalam belajar dilakukan dengan beraturan yaitu dengan

mengadakan organisasi atau hubungan terhadap hal-hal atau konsep-konsep dari

informasi yang diterimanya agar dapat dikenal atau dipahami secara bulat atau

utuh”.19

Sedangkan gaya belajar Receptive, kecenderungan siswa dalam menerima

pelajaran dilakukan dengan menerima informasi (yang disampaikan

guru/disajikan oleh buku) secara detail, tanpa berusaha untuk membulatkan atau

mengorganisir konsep-konsep informasi yang diterimanya. Apabila siswa tersebut

mencatat pelajaran yang disampaikan guru, maka mereka cenderung untuk

mencatat setiap kata-kata guru secara mendetail. Tetapi sebaliknya bagi siswa

yang bergaya preceptive mereka hanya mencatat kebulatan atau kesimpulan dari

informasi-informasi yang diterimanya. Oleh karena itu gaya belajar preceptive

inilah yang sebaiknya dilakukan siswa dalam menerima pelajaran.

c. Gaya belajar siswa dalam menyerap pelajaran

Gaya belajar siswa pada waktu menyerap pelajaran ada dua macam, yaitu

gaya Impulsive dan gaya Reflektive. Gaya belajar Impulsive adalah gaya siswa

19

Alisuf Sabri, Psikologi……….., h. 104

Page 29: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

18

dalam menyerap pelajaran cenderung untuk cepat-cepat mengambil keputusan

tanpa memikirkan secara mendalam untuk memahami konsep-konsep informasi

yang telah diterimanya. Sebaliknya siswa yang bergaya Reflektive dalam

menyerap pelajaran mereka akan mempertimbangkan atau memikirkan semua

konsep informasi yang telah diterimanya terlebih dahulu sebelum diambil

keputusan/dipahami.

Dengan demikian ada perbedaan cara menyerap pelajaran pada kedua jenis

gaya belajar tersebut, yaitu gaya belajar Impulsive lebih cenderung untuk

menghafal semua konsep yang diajarkan, sedangkan pada gaya belajar Reflektive

siswa cenderung untuk selalu memikirkan dan memahami semua konsep

informasi yang disampaikan guru.

Dalam menghadapi ujian dengan test obyektif yang jumlah soalnya banyak

dan harus diselesaikan dalam waktu yang singkat atau terbatas, bagi siswa yang

bergaya Impulsive akan dapat dengan mudah dan cepat dalam penyelesaiannya,

tetapi sebaliknya bagi siswa yang bergaya belajar Reflektive akan merasa

kesulitan karena setiap soal yang akan dijawab perlu dipikir atau dipertimbangkan

dengan cermat, karena itu mereka sering merasa kekurangan waktu dalam

menghadapi test semacam itu.

d. Gaya belajar siswa dalam memecahkan masalah

Dalam memecahkan masalah atau dalam menjawab soal atau permasalahan

yang diajukan guru, ada dua macam, yaitu gaya Intuitive dan gaya Sistematis.

Pada gaya Intuitive siswa dalam memecahkan atau menjawab soal dilakukan

hanya secara intuisi atau menurut perasaanyan saja. Sedangkan bagi siswa yang

gaya belajarnya Sistematis dalam menjawab permasalahan tidak dilakukan secara

trial and error, akan tetapi dengan cara sistematis yaitu dimulai dengan melihat

struktur masalahnya, kemudian mengumpulkan dan menetapkan alternative

jawaban yang paling tepat untuk menjawab masalah.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

19

6. Modifikasi Gaya Belajar Siswa

Gaya belajar siswa yang perlu diperbaiki atau dimodifikasi tersebut adalah

gaya belajar : Field Dependence dalam memulai belajar; gaya belajar Receptive

dalam menerima pelajaran; gaya belajar Impulsive dalam menyerap pelajaran; dan

gaya belajar Intuitive dalam menjawab atau memecahkan masalah.

a. Memperbaiki gaya belajar Field Dependence

Tujuannya adalah “agar siswa secara berangsur-angsur mau belajar sendiri

atau mandiri, tidak harus diperintah maupun disuruh oleh guru atau orang

tua”.20

Cara yang harus dilakukan guru adalah :

1) Dalam setiap mengajar, guru harus selalu membangkitkan motivasi

intrinsic kepada diri siswa.

2) Setiap selesai mengajar, guru harus memberikan pekerjaan rumah (PR).

3) Upayakan penampilan atau prilaku guru dalam mengajar dapat membantu

membangkitkan minat siswa pada pelajaran.

4) Usahakan agar setiap siswa dalam belajar memperoleh rasa puas melalui

prosedur didaktis pedagogis yang memungkinkan.

b. Memperbaiki gaya belajar Receptive

Tujuannya ialah agar siswa dalam menerima pelajaran jangan diingat

secara detail, akan tetapi harus diorganisir agar dapat dikenali/dipahami

secara bulat.

Cara memodifikasinya adalah :

1) Dalam setiap mengajar, guru harus membuat kerangka uraian/skema

pelajaran yang akan disampaikan.

2) Mengingatkan kepada siswa agar jangan menerima pelajaran secara detail,

akan tetapi harus diorganisir atau dibulatkan.

3) Uraikanlah penjelasan-penjelasan guru dengan perlahan-lahan (tidak

tergesa-gesa) agar dapat diikuti dengan baik oleh siswa.

20

Alisuf Sabri, Psikologi……….., h. 106

Page 31: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

20

4) Setiap selesai menguraikan bagian-bagian inti pelajaran, guru harus

mengajukan pertanyaan untuk mengetahui penguasaan atau pemahaman

siswa atas informasi yang telah disampaikan.

c. Memperbaiki gaya belajar Impulsive

Tujuannya adalah agar siswa dalam menyerap pelajaran jangan dihafal

seluruhnya, akan tetapi harus dipahami.

Cara yang harus dilakukan guru adalah :

1) Ingatkan kepada siswa agar jangan tergesa-gesa dalam menyerap

pelajaran.

2) Dengarkan baik-baik terlebih dahulu penjelasan guru kemudian disusun

dan difikirkan dengan baik untuk dipahami.

3) Dalam mengajar guru harus membuat kerangka atau skema uraian di

papan tulis dan setelah selesai mengajar bagian-bagian pelajaran harus

disusul dengan mengajukan pertanyaan.

d. Memperbaiki gaya belajar Intuitive

Tujuannya ialah agar siswa dalam memecahkan atau menjawab

permasalahan jangan secara trial and error, akan tetapi teriasa untuk

menjawab masalah secara sistimatis.

Cara memperbaikinya ialah :

1) Ingatkan kepada siswa agar jangan menjawab pertanyaan menurut

perasaan atau bisikan hati saja.

2) Dengarkan dan simak terlebih dahulu permasalahan yang diajukan dengan

sebaik-baiknya, perhatikan struktur masalahnya yang perlu dijawab.

3) Kumpulkan data atau alternatif jawaban yang mungkin berkaitan dengan

struktur permasalahan.

4) Tentukan jawaban dari alternatif-alternatif jawaban yang paling tepat.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

21

B. Hasil Belajar Siswa

1. Definisi Hasil Belajar

Pengertian hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk

sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan

dengan belajar berarti hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang

yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam kelompok

atribut kognitif yang respon hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgment),

yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah.

Soedijarto menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang

dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan yang ditetapkan. Adapun menurut Briggs menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan seluruh kecakapan dan segala hal yang diperoleh melalui

proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur

dengan menggunakan tes hasil belajar.

Nana sudjana mengemukakan pendapatnya tentang hasil belajar,

menurutnya hasil belajar ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar atau achievement

merupakan “realisasi atau pemekaran dari suatu kecakapan-kecakapan potensial

atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.21

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang

dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan,

keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.

Menurut Winkel, hasil belajar adalah “perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”.22

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

21

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. Ke-I, h. 102-103 22

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007, 1028

Page 33: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

22

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya”.23

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk

dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini

dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh

perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar, diantaranya :

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari

semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena

sudah menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.

Menurut Drs. Ali Imron, mengemukakan bahwa “hasil belajar relative

menetap, dan tidak berubah-ubah”.24

Perubahan tingkah laku yang sifatnya

23

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html

Tanggal 15 Maret 2010 24

Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. dunia Pustaka jaya, 1996), Cet. I,

h. 16

Page 34: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

23

relative tidak menetap, bukanlah karena proses belajar. Orang setiap kali dapat

berubah. Perubahan-perubahan demikian tidak sama dengan perubahan-

perubahan dalam belajar. Oleh karena itu tidak semua perubahan yang ada pada

diri seseorang dianggap sebagai hasil belajar. Hanya perubahan-perubahan

tertentu saja yang memenuhi syarat untuk disebut sebagai belajar.

Hasil belajar adalah “sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik”.25

Prof. Dr. Zakiah Dradjat berpendapat bahwa “hasil belajar selalu

dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku”.26

Bagaimana bentuk tingkah

laku yang diharapkan berubah itu dinyatakan dalam perumusan tujuan

instruksional.

Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu,

meliputi tiga aspek, yaitu: Pertama, aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahan

dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau

kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut, kedua,

aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan

dan kesadaran, dan ketiga, aspek psikomotor, meliputi perubahan-perubahan

dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diberikan kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

25

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 040, Tahun Ke-9, Januari 2003, 130 26

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), Cet. I, h. 197

Page 35: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

24

2. Bentuk Hasil Belajar

Menurut Piet A. Sahertian keberhasilan belajar biasanya dilambangkan

dalam bentuk prestasi konkrit, yakni keberhasilan belajar dapat diketahui setelah

dilaksanakan tes prestasi belajar atau evaluasi belajar. Pada umumnya hasil belajar

di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka. Angka tersebut biasanya dicantumkan

dalam deretan nilai berupa raport atau izajah.

Hasil belajar tersebut diukur dan dicatat mula-mula pada buku nilai,

kemudian pada buku pencatatan nilai kelompok atau kelas. Di sekolah biasanya

hasil belajar itu dicatat dalam buku laporan kemajuan belajar siswa yang lazim

disebut raport. Piet juga berpendapat bahwa “seorang siswa dikatakan berhasil

dalam evaluasi belajar bila siswa yang bersangkutan mencapai tingkat

penguasaan, misalnya 75 % keatas”.27

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sebagaimana telah dikatakan dalam salah satu prinsip belajar bahwa

keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar kita dapat mencapai

keberhasilan belajar yang maksimal, tentu saja kita harus memahami faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Pemahaman ini juga penting

agar kita dapat menentukan latar belakang dan penyebab kesulitan belajar yang

mungkin kita alami.

Seperti sudah disebutkan, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

A. Faktor Internal

Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.

1. Faktor Biologis (Jasmaniah)

27

Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1994), Cet Ke-I h. 98

Page 36: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

25

Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan

fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu

diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis ini diantaranya sebagai berikut :

Pertama, kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang normal atau tidak

memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu

merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Kondisi

fisik yang normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indra, anggota

tubuh seperti tangan dan kaki, dan organ-organ tubuh bagian dalam yang akan

menentukan kondisi kesehatan seseorang.

Kedua, kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang

sehat dan segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang,

tentunya telah kita ketahui dengan mudah dan tidak perlu lagi kita bicarakan

secara panjang lebar. Namun demikian, di dalam menjaga kesehatan fisik, ada

beberapa hal yang sangat diperlukan. Hal-hal tersebut diantaranya adalah makan

dan minum harus teratur serta memenuhi persyaratan kesehatan, olahraga

secukupnya, dan istirahat yang cukup. Selain itu, jika terjadi gangguan kesehatan,

segeralah berobat dan jangan membiasakan diri untuk membiarkan terjadinya

gangguan kesehatan secara berlarut-larut.

2. Faktor Psikologis (Rohaniah)

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi

segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang

dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan

stabil. Kondisi mental yang mantap dan stabil ini tampak dalam bentuk sikap

mental yang positif dalam menghadapi segala hal, terutama hal-hal yang berkaitan

dalam proses belajar.

Selain berkaitan erat dengan sikap mental yang positif, faktor psikologis

ini meliputi pula hal-hal berikut :

Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang

memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang

yang mempunyai intelegensi jauh di bawah normal akan sulit diharapkan untuk

mencapai prestasi yang tinggi dalam proses belajar. Sangat perlu dipahami bahwa

Page 37: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

26

intelegensi itu bukan merupakan satu-satunya faktor penentu keberhasilan belajar

seseorang. Intelegensi itu hanya merupakan salah satu faktor dari sekian banyak

faktor.

Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu

keberhasilan belajar seseorang. Lebih dari itu, dapat dikatakan kemauan

merupakan motor penggerak utama yang menentukan keberhasilan seseorang

dalam setiap segi kehidupannya.

Ketiga, bakat. Bakat memang merupakan salah satu faktor yang dapat

menunjang keberhasilan belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Perlu

diketahui bahwa biasanya bakat itu bukan menentukan mampu atau tidaknya

seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi

rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

Keempat, daya ingat. Bagaimana daya ingat sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar seseorang, kiranya sangat mudah dimengerti. Untuk

memperluas pengertian tersebut marilah kita memperdalam pengetahuan kita

tentang proses mengingat yang melalui tahap-tahap berikut :

a. mencamkan (memasukkan) kesan,

b. menyimpan kesan,

c. mereproduksi (mengeluarkan kembali) kesan.

Karena itu, daya ingat dapat didefinisikan sebagai daya jiwa untuk

memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali suatu kesan. Pengertian

kesan di sini adalah gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran setelah

kita melakukan pengamatan.

Kelima, daya konsentrasi. Daya konsentrasi merupakan suatu kemampuan

untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca indra ke satu

objek di dalam satu aktivitas tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak

mempedulikan objek-objek lain yang tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu.

Perlu diketahui bahwa kemampuan untuk melakukan konsentrasi itu memerlukan

kemampuan dalam menguasai diri (daya penguasaan diri).

Page 38: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

27

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu

sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan

sekolah, faktor lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.

1. Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama

dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja

merupakan faktor pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar

seseorang. Kondisi lingkungan keluarga yang sangat menentukan keberhasilan

belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara

sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup

memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan keluarga

yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap

perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

2. Faktor Lingkungan Sekolah

Satu hal yang paling mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang

keberhasilan belajar adalah adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara

konsekuen dan konsisten. Disiplin tersebut harus ditegakkan secara menyeluruh,

dari pimpinan sekolah yang bersangkutan, para guru, para siswa, sampai pada

karyawan sekolah lainnya. Dengan cara seperti inilah proses belajar akan dapat

berjalan dengan baik. Setiap personil sekolah terutama para siswa harus memiliki

kepatuhan terhadap disiplin dan tata tertib sekolah. Jadi mereka tidak hanya patuh

dan senang kepada guru-guru tertentu.

Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi

belajar antara lain adalah adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup

memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar

yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi

berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya

keharmonisan hubungan di antara semua personil sekolah.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

28

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Jika kita perhatikan dengan seksama lingkungan masyarakat di sekitar

kita, kita akan dapat melihat ada lingkungan atau tempat tertentu yang dapat

menunjang keberhasilan belajar, adapula lingkungan atau tempat tertentu yang

menghambat keberhasilan belajar.

Lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menunjang keberhasilan

belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang

melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti kursus bahasa asing, keterampilan

tertentu, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan yang menunjang keberhasilan

belajar di sekolah, sanggar majelis taklim, sanggar organisasi keagamaan seperti

remaja masjid dan gereja, sanggar karang taruna.

Adapun lingkungan atau tempat tertentu yang dapat menghambat

keberhasilan belajar antara lain adalah tempat hiburan tertentu yang banyak

dikunjungi orang yang lebih mengutamakan kesenangan atau hura-hura seperti

diskotik, bioskop, pusat-pusat perbelanjaan yang merangsang kecenderungan

konsumerisme, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang memungkinkan orang

dapat melakukan perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukan,

penyalahgunaan zat atau obat.

4. Faktor Waktu

Kita tentu telah mengetahu bersama bahwa waktu (kesempatan) memang

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Sebenarnya yang sering

menjadi masalah bagi siswa bukan ada atau tidak adanya waktu, melainkan bisa

atau tidaknya mengatur waktu yang tersedia untuk belajar. Selain itu masalah

yang yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mencari dan menggunakan waktu

dengan sebaik-baiknya agar di satu sisi siswa dapat menggunakan waktunya untuk

belajar dengan baik dan di sisi lain mereka juga dapat melakukan kegiatan-

kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi yang sangat bermanfaat pula untuk

menyegarkan pikiran (refreshing).

Adanya keseimbangan antara kegiatan belajar dan kegiatan yang bersifat

hiburan atau rekreasi itu sangat perlu. Tujuannya adalah “agar selain dapat meraih

Page 40: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

29

prestasi belajar yang maksimal, siswa pun tidak dihinggapi kejenuhan dan

kelelahan pikiran yang berlebihan serta merugikan”.28

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah

sangat dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu sendiri (internal) dan kualitas

pembelajaran (eksternal). Dan secara keseluruhan sangat berkaitan erat dan saling

mendukung satu sama lain.

4. Proses Pembelajaran Yang Efektif

Berbagai kasus menunjukkan bahwa di antara para guru banyak yang

merasa dirinya sudah dapat melakukan pembelajaran dengan baik, meskipun tidak

dapat menunjukkan alasan yang mendasar asumsi tersebut. Guru harus menyadari

bahwa “pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan

aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan”.29

Aspek pedagogis menunjuk pada kenyataan bahwa pembelajaran

berlangsung pada suatu lingkungan pendidikan, karena itu guru harus

mendampingi peserta didik menuju kesuksesan belajar dan penguasan sejumlah

kompetensi tertentu.

Aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa peserta didik pada

umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda, yang menurut materi

berbeda pula. Selain itu, aspek psikologis menunjuk pada kenyataan bahwa proses

belajar itu mengandung variasi, seperti belajar keterampilan motorik, belajar

konsep, belajar sikap dan seterusnya. Perbedaan tersebut menuntut pembelajaran

yang berbeda sesuai dengan jenis pembelajaran yang berlangsung.

Aspek didaktik menunjuk pada pengaturan belajar peserta didik oleh

guru. Dalam hal ini, guru harus menentukan secara tepat jenis belajar manakah

yang paling berperan dalam proses pembelajaran tertentu, dengan mengingat

kompetensi dasar yang harus dicapai. Kondisi eksternal yang harus diciptakan

oleh guru menunjuk variasi juga dan tidak sama antara jenis belajar yang satu

28

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya

Nusantara, 2000), Cet. I, h. 11-21 29

E. Mulyasa, Implementasi Kurikilum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Cet. III, h. 118

Page 41: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

30

dengan yang lain, meskipun ada pula kondisi yang paling dominant dalam segala

jenis belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru harus memiliki pengetahuan yang

luas mengenai jenis-jenis belajar, kondisi internal dan eksternal peserta didik,

serta melakukan pembelajaran yang efektif dan bermakna.

Mulyasa mengatakan bahwa pembelajaran efektif dapat dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut : “(a) Pemanasan dan apersepsi, (b) Eksplorasi,

(c) Konsolidasi pembelajaran, (d) Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku,

(e) Penilaian formatif”30

Pemanasan atau apersepsi perlu dilakukan untuk menjajagi pengetahuan

peserta didik, memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik

dan mendorong mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Tahap eksplorasi

merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya

dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Konsolidasi merupakan

kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi,

dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Pembentukan

kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik dapat dilakukan dengan mendorong

peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian dan kompetensi yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari; menggunakan metodologi yang paling

tepat dan mempraktekkan pembelajaran secara langsung.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu memperhatikan

beberapa hal, yakni :31

a. Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di

dalam diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatannya, keamanannya,

ketentramannya, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila

kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi.

30

Mulyasa., h. 119-120 31

Roestiyah, NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), Cet.

II, h. 161-163

Page 42: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

31

Menurut Maslow ada 5 (lima) jenjang kebutuhan primer manusia yang

harus dipenuhi, yakni :

1) Kebutuhan physiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia misalnya

kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat dan kesehatan. Untuk dapat belajar

yang efektif dan efisien, siswa harus sehat, jangan sampai sakit yang dapat

mengganggu kerja otak yang dapat mengakibatkan terganggunya kondisi dan

konsentrasi belajar seseorang.

2) Kebutuhan akan keamanan. Manusia membutuhkan ketentraman dan

keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan,

ketidakseimbangan mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi yang lain dapat

mengganggu kelancaran belajar seseorang. Oleh karena itu agar cara belajar siswa

dapat ditingkatkan kearah yang efektif, maka siswa harus dapat menjaga

keseimbangan emosi, sehingga perasaan aman dapat tercapai dan konsentrasi

pikiran dapat dipusatkan pada materi pelajaran yang ingin dipelajari.

3) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta. Manusia dalam hidup

membutuhkan kasih sayang dari orang tua, saudara dan teman-teman yang lain.

Disamping itu ia akan merasa berbahagia apabila dapat membantu dan

memberikan cinta kasih kepada orang lain pula. Keinginan untuk diakui sama

dengan orang lain merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Oleh karena

itu belajar bersama dengan kawan-kawan lain dapat meningkatkan pengetahuan

dan ketajaman berpikir siswa.

4) Kebutuhan akan status. Misalnya keinginan akan keberhasilan. Setiap

orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar,

siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat

menyelesaikan tugasnya dengan baik. Siswa pun harus yakin bahwa apa yang

dipelajari adalah merupakan hal-hal yang kelak akan banyak gunanya bagi

dirinya.

5) Kebutuhan self-actualisation. Belajar yang efektif dapat diciptakan

untuk memenuhi kebutuhan self-image seseorang. Tiap orang tentu berusaha

untuk memenuhi keinginan yang dicita-citakan. Oleh karena itu siswa harus yakin

Page 43: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

32

bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang

diinginkan.

b. Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri

pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan

lingkungan pisik yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan

lingkungan yang baik dan teratur, misalnya :

1) ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang mengganggu

konsentrasi pikiran.

2) ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

3) cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran,

buku-buku, dan sebagainya.

C. Hakikat Pembelajaran IPS

1. Definisi IPS

Dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terdapat beberapa istilah

yang terkadang sering diartikan secara tumpang tindih antara satu dengan yang

lain. Istilah-istilah tersebut adalah Studi Sosial (Social Studies), Ilmu-ilmu Sosial

(Social Sciences) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Meskipun pada masing-

masing istilah tersebut sama-sama terdapat kata “Social”, akan tetapi dalam

pengertian dan maknanya terdapat perbedaan.

Studi Sosial (Social Studies) merupakan suatu studi yang mengkaji dan

menelaah berbagai gejala serta masalah sosial yang berhubungan dengan

perkembangan dan struktur kehidupan manusia. Studi Sosial (Social Studies)

bukanlah satu disiplin ilmu yang bersifat akademik-teoritik, tetapi merupakan

program pendidikan yang dikembangkan dari ilmu-ilmu sosial (Social

Sciences),...” bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi peserta didik

sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi

kelanjutan kepada disiplin ilmu” dalam mengkaji fenomena serta masalah-

masalah sosial yang berhubungan dengan kehidupan manusia, studi sosial

menggunakan bidang keilmuan yang termasuk kedalam lingkup disiplin ilmu-

Page 44: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

33

ilmu sosial. Sebagaimana dinyatakan Savage dan Amstrong bahwa “Social studies

is the integrated study of social sciences of humanities to promote civic

competence”.

Berdasarkan beberapa definisi dan batasan-batasan tentang studi sosial

yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan “bahwa studi sosial merupakan

program pendidikan yang dikembangkan dari ilmu-ilmu sosial, yang dalam

mengkaji gejala-gejala dan masalah sosial yang bersangkut manusia dengan

kehidupan manusia, studi sosial biasanya menggunakan bidang keilmuan yang

termasuk ke dalam lingkup disiplin ilmu-ilmu sosial (Sosial Sciences)”.32

Selanjutnya, tentang ilmu sosial didefinisikan oleh Ahmad Sanusi “Ilmu

sosial terdiri atas disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis

dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi”. Kemudian limu

pengetahuan sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke pendidikan menengah.

Bahkan pada sebagian perguruan tinggi ada juga yang dikembangkan IPS ini

sebagai salah satu mata kuliah, yang sasaran utamanya adalah pengembangan

aspek teoritis, seperti yang menjadi penekanan pada social sciences.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mendapat sumber materi dari

berbagai bidang ilmu sosial, seperti ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi,

ilmu politik, dan sejarah. Meskipun ilmu pengetahuan sosial dapat mempelajari

kehidupan sosial didukung dan berdasarkan pada bahan kajian geografis,

ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah namun IPS bukanlah

penjumlahan, himpunan atau penumpukan bahan-bahan ilmu-ilmu sosial.

Nu’man Sumantri mengartikan pendidikan IPS yang diajarkan di sekolah

sebagai: (1). Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai

kewarganegaraan, moral ideology negara dan agama, (2). Pendidikan IPS yang

menekankan pada isi dan metode berfikir keilmuan sosial, (3). Pendidikan IPS

32

Syafruddin Nurdin, Model pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu

Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h. 19-

24

Page 45: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

34

yang menekankan pada reflective inquire, (4). Pendidikan IPS yang mengambil

kebaikan-kebaikan dari butir 1, 2, dan 3 di atas.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas dapatlah dinyatakan

bahwa IPS yang dimasukan dalam studi/penelitian ini adalah suatu mata pelajaran

yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian geografi,

sejarah, ekonomi, sosiologi antropologi, dan tata negara.

2. Karakteristik IPS

Karakteristik yang terdapat dalam ilmu pengetahuan social, sebagai

berikut:

a. Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan

juga bidang humaniora, pendidikan serta agama. Hal ini diungkapkan

oleh Numan Soemantri.

b. Kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah,

ekonomi, hokum dan politik yang dikemas sedemikian rupa sehingga

menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

c. Kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang

dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidispliner.

d. Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa

dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,

kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan

masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Daldjoeni.

e. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga

dimensi dalam mengkaji dan memahami permasalahan social serta

kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut meliputi;

ruang, waktu dan nilai atau norma.33

33

file:///H:/IPS.htm Tanggal 8 Februari 2010

Page 46: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

35

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki tujuan untuk “mengembangkan

kemampuan berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun

sebagai sosial budaya”, kemudian dalam berbagai buku sosial studi, sering

dijumpai bahwa para ahli merumuskan tujuan IPS dengan mengkaitkannya pada

usaha mempersiapkan murid atau siswa menjadi warga negara yang baik.

Sedangkan menurut Bloom, secara garis besar terdapat 3 (tiga) sasaran

pokok dari pembelajaran IPS, yaitu: (1). Pengembangan aspek pengetahuan

(kognitif), (2). Pengembangan aspek nilai dan kepribadian (afektif), (3).

Pengembangan aspek keterampilan (psikomotorik). Dengan tercapainya tiga

sasaran pok tersebut diharapkan akan tercipta manusia-manusia yang berkualitas,

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara serta ikut bertanggung

jawab atas perdamaian dunia, seperti diinginkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (Debdikbud, 1995:1) yaitu :

….untuk mengembankan sikap dan keterampilan, cara berfikir kritis dan kreatif siswa

dalam melihat hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, manusia dengan

penciptanya dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas yang mampu membangun

dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara serta perdamaian

dunia.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa IPS bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan berfikir, sikap dan nilai peserta didik sebagai

individu, anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu

hidup di tengah-tengah masyarakat dengan baik.34

34

Syafruddin Nurdin, Model Pembelajaran…, Cet. I, h. 27

Page 47: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

36

D. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini penulis bermaksud atau ingin membuktikan bahwa

terdapat hubungan antara gaya belajar terhadap hasil belajar IPS yang dicapai

siswa atau dapat dikatakan bahwa gaya belajar sangat berpengaruh pada hasil

belajar IPS siswa selama menjalani proses belajar mengajar.

Penelitian ini berdasarkan pada kerangka konseptual bahwa gaya belajar

adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap

stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal. Gaya

belajar merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang keberhasilan

belajar siswa.

Sedangkan hasil belajar secara umum dapat dipandang sebagai perubahan

sikap atau perilaku siswa akibat menjalani proses belajar dan perubahan perilaku

siswa tersebut disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan

yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar adalah hasil akhir

setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak dalam bentuk

perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur.

Bagi guru apabila proses belajar mengajar telah selesai dilaksanakan oleh

siswa maka tujuan yang hendak dicapai adalah mengukur dan menilai hasil belajar

siswa. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai

materi pelajaran yang ada di sekolah. Hasil belajar ini di peroleh melalui evaluasi

belajar.

Hasil belajar merupakan faktor penting dalam pendidikan, secara langsung

maupun tidak langsung, guru maupun siswa selalu mengharapkan hasil belajar

murid-muridnya dengan nilai yang baik.

Dengan demikian, gaya belajar menjadi suatu jalan bagi siswa untuk

menentukan proses pembelajaran yang lebih baik dan efektif serta menjadi tolok

ukur bagi seorang guru agar mengetahui hasil belajar yang diharapkan. Sebab

gaya belajar siswa yang baik sudah pasti akan mempengaruhi hasil belajar yang

positif atau baik pula, akan tetapi bagi siswa yang memiliki gaya belajar yang

kurang baik maka hasil belajar yang diperolehnya pun akan berdampak buruk atau

kurang baik.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

37

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang akan diuji kebenarannya

dengan fakta yang ada. Dalam penelitian ini, hipotesis sementara adalah :

Ho : tidak terdapat hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS

kelas VIII SMP Islam YKS Depok.

Ha : terdapat hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS kelas VIII

SMP Islam YKS Depok.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Yang dimaksud dengan metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan dan analisa data yang diperlukan guna menjawab

persoalan yang dihadapinya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

dengan pendekatan korelasional. Metode survai adalah penelitian yang mengambil

sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan

data yang pokok. Sedangkan pendekatan korelasional menurut Anas Sudijono

adalah “pendekatan dalam penelitian yang pada pelaksanaannya menggunkan

teknis analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih”.1

Teknik ini digunakan untuk mengukur kuat tidaknya hubungan antara gaya belajar

siswa (X) dengan hasil belajar siswa (Y).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP ISLAM YKS yang berlokasi di Jalan

Raya Sawangan No. 47 Pancoran Mas Kota Depok. Adapun penelitian ini

dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2010.

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1997), Cet. 8, h. 175.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

39

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dalam

penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu variabel independen (bebas),

dilambangkan dengan “X”, dan variabel dependen (terikat) dilambangkan dengan

“Y”. Adapun yang dijadikan variabel independen (X) ini adalah gaya belajar,

sedangkan variabel dependen (Y) ini adalah hasil belajar IPS siswa.

1. Variabel Gaya Belajar

a. Definisi Konseptual

Gaya belajar adalah Cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa

dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan

memecahkan soal. Tidak semua orang mengikuti cara yang sama. Masing-masing

menunjukkan perbedaan, namun para peneliti dapat menggolong-golongkannya.

Gaya belajar ini berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi

oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya.

b. Definisi Operasional

Sedangkan gaya belajar yang dimaksud dalam tulisan ini ialah suatu cara

atau gaya yang dimiliki siswa ketika menerima pelajaran IPS dalam proses

pembelajarannya, mengingat gaya belajar siswa yang sangat bermacam-macam

sifat maupun bentuknya. Adapun gaya belajar yang penulis maksud diantaranya

adalah gaya belajar siswa pada permulaan/awal belajar, gaya belajar siswa dalam

menerima pelajaran, menyerap pelajaran, dan memecahkan masalah/menjawab

pertanyaan.

2. Variabel Hasil Belajar

a. Definisi Konseptual

Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang

dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Sedangkan belajar merupakan

suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah

kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah

kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

40

Oleh karena itu, hasil belajar ialah wujud perubahan tingkah laku yang

terjadi atas suatu obyek tertentu sebagai akibat dari proses belajarnya.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai prestasi belajar mata pelajaran IPS

siswa yang datanya diperoleh dari nilai raport kelas VIII semester II (dua) SMP

Islam YKS Depok.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam suatu wilayah penelitian maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi”.2 Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah seluruh siswa SMP Islam YKS Depok yang berjumlah 152 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.3 Apabila subjeknya kurang dari

100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih. Besarnya sampel yang diteliti, bahwa bila populasi lebih dari 100

orang dapat dilihat 25% dari jumlah populasi. Jumlah sampel yang akan diteliti

yaitu sebanyak 25% × 152 = 38. Jadi, sampel yang akan diteliti sebanyak 38

siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

teknik sampel cluster.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006), Cet. 12, h. 108. 3 Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. 6,

h. 121

Page 52: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

41

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang diperoleh

peneliti untuk mendapatkan data dalam usaha pemecahan masalah penelitian.

Adapun dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknik-teknik tertentu

sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan

permasalahan yang hendak dipecahkan.

Secara umum teknik pengumpulan data dikelompokkan menjadi dua, yaitu

teknik secara langsung dan teknik secara tidak langsung. Berdasarkan

permasalahan pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara

tidak langsung, yaitu peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan:

1. Angket/kuisioner yaitu sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang

diberikan kepada responden dengan tujuan untuk memperoleh data

mengenai gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran IPS.

2. Studi dokumentasi untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS siswa

yang datanya didapat dari nilai raport kelas VIII semester II SMP Islam

YKS Depok.

Tabel I

Kisi-kisi Instrumen Gaya Belajar

NO.

INDIKATOR

NOMOR ITEM

1.

2.

Gaya belajar dalam memulai pelajaran

- Gaya belajar Field Difendence

- Gaya belajar Indefendence

Gaya belajar dalam menerima pelajaran

- Gaya belajar Preceptive

- Gaya belajar Receptive

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12

13,14,15,16,17,18,19,20,21,22

Page 53: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

42

Supaya instrumen yang diberikan kepada responden benar-benar baik,

terlebih dahulu dilakukan serangkaian pengujian, antara lain:

1. Uji Validitas

Validitas instrumen menunjukan bahwa “hasil dari suatu pengukuran

menggambarkan segi atau aspek yang diukur”.4 Pengujian validitas dilakukan

untuk membuktikan sejauh mana data yang terdapat dalam kuisioner dapat

mengukur tingkat kevaliditasan suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid jika jika angka korelasional yang

diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel. Untuk

menentukan r hitung didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi

karl pearson dengan menggunakan SPSS.

4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), Cet. Kedua, h. 228

3.

4.

5.

Gaya belajar dalam menyerap pelajaran

- Gaya belajar Impulsive

- Gaya belajar Reflektive

Gaya belajar dalam memecahkan

masalah

- Gaya belajar Intuitive

- Gaya belajar Sistematis

Peran orang tua dalam menunjang hasil

belajar siswa

23,24,25,26,27,28,29

30,31,32,33,34,35,36,37,38

39,40,41,42,43,44

Page 54: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

43

2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah

mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas menunjukkan

konsistensi dari data yang dikumpulkan. Suatu kuisioner dikatakan reliabel

(handal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsistensi dari

waktu ke waktu (Ghozali, 2005:45).

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah dipastikan

validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan

tingkat reliabilitas konsistensi internal. Teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah alpha cronbach. Adapun rumus alpha cronbach (ugiyono, 2005:283)

sebagai berikut:

2

2

1)1( t

b

k

kr

Keterangan:

r = reliabilitas

k = banyaknya pertanyaan

2t = varians total

2b = mean kuadrat kesalahan

Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS di dalam menghitung

alpha cronbach.

3. Menaikkan Data Ordinal Menjadi Data Interval

Menaikkan data interval ke ordinal dilakukan untuk memenuhi prasyarat

penting pearson product moment dengan rumus:5

T=50+10-( X-X )

S

5 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

Alfabeta:2007, h 131

Page 55: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

44

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah suatu cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh, agar data-data tersebut

dapat dipahami tidak hanya oleh si penulis, akan tetapi dapat dipahami oleh orang

lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.

1.Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah editing dalam tahap

ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian

angket sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan

data yang akurat dan valid.

2.Skoring

Skoring merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan dalam

angket. Dalam setiap pertanyaan dalam angket tersebut terdapat 4 (empat) butir

jawaban a, b, c, dan d yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis

memberikan skor untuk setiap jawaban adalah nilai 4 untuk jawaban a, nilai 3

untuk jawaban b, nilai 2 untuk jawaban c, dan nilai 1 untuk jawaban d.

3.Korelasi

Untuk mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel Y dan juga

mengetahui apakah hubungan kedua variabel tersebut termasuk hubungan yang

erat, cukup, lemah, maka penulis menggunakan rumus “r” product moment

sebagai berikut:

rxy =

2222 ..

).().(

YYXX

YXXY

Keterangan :

rxy : Nilai koefisien antara x dan y yang dicari

N : Jumlah responden (subjek penelitian)

XY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

X : Jumlah dari nilai x

Y : Jumlah dari nilai y

X2 : Jumlah dari nilai x yang dikuadratkan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

45

Y2 : Jumlah dari nilai y yang dikuadratkan

( X)2 : Jumlah dari nilai x kemudian dikuadratkan

( Y)2

: Jumlah dari nilai y kemudian dikuadratkan

Dan sebelumnya, penulis terlebih dahulu membuat tabel perhitungan sebanyak

6 (enam) kolom yaitu sebagai berikut:

Kolom 1 = subyek penelitian (responden)

Kolom 2 = skor variabel X

Kolom 3 = skor variabel Y

Kolom 4 = hasil pengkuadratan skor variabel X (X2)

Kolom 5 = hasil pengkuadratan skor variabel Y (Y2)

Kolom 6 = hasil perkalian antara skor variabel X dengan variabel Y (XY)

Kemudian setelah menganalisis hubungan antara kedua variabel di atas,

penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product

moment serta menarik kesimpulan yang dilakukan dengan dua cara :

1. Memberikan interpretasi secara kasar/sederhana dengan pedoman6 :

Tabel 2

Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r” product moment (rxy) Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel x dan variabel y

memang terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah/sangat rendah

0,20 – 0,40 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi yang lemah/rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi yang sedang/cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi kuat/tinggi

6 Anas Sudiyono, Pengantar Statistik Pendidikan., h. 193

Page 57: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

46

0,90 – 1,00 Antara variabel x dan variabel y

terdapat korelasi sangat kuat/sangat

tinggi

2. Memberi interpretasi dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” product

moment.

Untuk memudahkan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product

moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product

moment, prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)

b. Menguji kebenaran/kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan, dengan

jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan “r” yang

tercantum dalam tabel nilai (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat

bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df).

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

df = N – nr

Keterangan :

df : degressn of freedom

N : Number of Cases

nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Untuk mencari kontribusi variabel x dan variabel y, penulis menggunakan

rumus sebagai berikut :

KD = r2 x 100 %

Keterangan :

KD : Kontribusi variabel x terhadap variabel y

r2 : Koefisien korelasi antara variabel x terhadap variabel y

Page 58: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Umum SMP Islam YKS Depok

1. Sejarah Berdirinya SMP Islam YKS Depok

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam YKS Depok berdiri sejak tahun

1980, langsung berada di bawah Yayasan Kesejahteraan Sosial Depok. Setelah itu

berdiri atas prakarsa pimpinan yayasan yang bermaksud mengembangkan

lembaga pendidikan yang telah ada sebelumnya yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Cikal bakal berdirinya SMP Islam YKS Depok bermula dari gagasan pendiri

dan pengurus yaysan kesejahteraan sosial. Dimana Yayasan Kesejahteraan Sosial

telah mempunyai tingkat MI, maka untuk menampung lulusan MI yang ingin

melanjutkan sekolah ke jenjang menengah pertama, didirikan SMP Islam YKS.

Adapun tujuan didirikannya SMP Islam YKS Depok ini yaitu untuk

menampung lulusan dari dalam, dalam hal ini lulusan MI dan di samping itu juga

sebagai wadah untuk memenuhi aspirasi masyarakat khususnya orang tua siswa

SMP Islam YKS dan sekitarnya, sekaligus program jangka panjang dari yayasan

kesejahteraan sosial.1

1 Profil Umum Sekolah bersumber dari dokumentasi tertulis dari bagian Tata Usaha SMP

Islam YKS Depok.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

48

1. Visi dan Misi SMP Islam YKS

a. Visi Sekolah

Kompetitif dalam prestasi, berilmu ilmiah, beriman amaliah, dan tanggap

terhadap perubahan.

b. Misi Sekolah

1. Mewujudkan tercapainya peningkatan kualitas dan kuantitas output serta

efektifitas dan efesiensi pendidikan.

2. Membina semangat kebersamaan dalam kegiatan berlandaskan keimanan

dan ketakwaan.

3. Meningkatkan profesionalisme personal sehingga terciptanya SDM yang

berilmu ilmiah dan beriman amaliah.

4. Membutuhkan sikap disiplin yang kompetitif di kalangan personal dan

peserta didik.

5. Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.

6. Menciptakan lingkungan yang nyaman, bersih kondusif dan representatif.2

3. Struktur Organisasi SMP Islam YKS

SMP Islam YKS dipimpin oleh kepala sekolah dan dibantu oleh 3 (tiga)

orang wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kurikulum, sarana dan prasarana

serta dibantu oleh kepala urusan tata usaha (TU) dan sejumlah seksi-seksi juga

oleh para guru.

4. Keadaan Tenaga Pendidikan SMP Islam YKS Depok

Dalam dunia pendidikan, guru mempunyai peranan yang sangat penting,

karena guru adalah pelaksana langsung dari proses belajar mengajar dan

bertanggung jawab terhadap tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam proses

belajar guru berkewajiban memberikan segala pengetahuan yang dimilikinya

2 Visi dan Misi Sekolah bersumber dari dokumentasi tertulis dari bagian Tata Usaha SMP

Islam YKS Depok.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

49

kepada anak didik sesuai dengan perkembangan dan juga mengadakan perubahan

tingkah laku anak didik ke arah yang lebih baik.

Tabel 3

Daftar nama guru dan karyawan SMP Islam YKS Depok sebagai berikut :

NO.

NAMA

JABATAN

PENDIDIKAN

MENGAJAR

BID. STUDI

1 Firdaus HM, S. Pd Kepala Sekolah S1 MIPA Pend. Ling. Hdp

2 Drs. Marto, HM Bid. Kurikulum S1 Pendidikan IPS Geografi

3 E. Kusnendar, A. Md Guru D.3 Seni Budaya Seni Budaya

4 Abdul Gofur, S. Ag Guru S1 Agama Islam Mulok

5 Muhidin, S. Ag Guru S1 Agama Islam Agama Islam

6 Fakhraini, S. Pd Guru S1 Matematika Matematika

7 Musa Al-Anshary Guru D.3 Seni Budaya Kesenian

8 Dra. Maswanih, HM Guru S1 Pendidikan Mulok

9 Safuroh, SE Guru S1 Ekonomi IPS Ekonomi

10 Wahyudin, S. Sos. I Guru S1 Penjaskes Penjasorkes

11 Maryanah, S. Pd Guru S1 Bahasa Indo Bahasa Indonesia

12 A. Sihotang, S. Ag Guru S1 MIPA IPA Terpadu

13 Nasrullah, A. Md Guru D.2 PKn

14 H. Nurhasan, S. Pd. I Guru S1 Matematika Matematika

15 Ria Rosalina, S. Pd Guru S1 Bhs Inggris Bahasa Inggris

16 Dewi K, S. Pd Guru S1 Bahasa Indo Bahasa Indonesia

17 Marhasan, HN, BA Guru Sarjana Muda Agama Islam

18 Ruslan. M, SH Guru S1 Pendidikans IPS Sejarah

20 N. Mahroja, SE Guru S1 Ekonomi Lingk. Hidup

21 Suhainah, S. Ag Guru S1 Agama Islam Agama Islam

22 Ahnani, SE Guru S1 Ekonomi TIK

23 Minarni, A. Md Guru D.3 MIPA IPA

24 Ibnu Cholil, S. Pd. I TU Administrasi S1 MP -

25 Tri Wahyudi Guru Piket SMA -

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Islam YKS Depok.

5. Keadaan Siswa SMP Islam YKS Depok

Siswa juga sangat berperan dalam dunia pendidikan. Kemajuan suatu

sekolah tidak hanya diukur dari segi fasilitas saja, namun yang menjadi tolok ukur

adalah segi kuantitas dan kualitas siswa tersebut.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

50

Tabel 4

Daftar rombongan belajar dan jumlah siswa SMP Islam YKS Depok sebagai

berikut :

NO.

RUANG KELAS

JUMLAH ROMBEL

JUMLAH SISWA

1 VII 2 59

2 VIII 2 38

3 IX 2 55

Jumlah 6 152

6. Sarana dan Prasarana SMP Islam YKS Depok

Agar tercapainya tujuan pendidikan, maka bukan hanya tenaga pendidikan

dan anak didik yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan sebuah lembaga

sekolah, namun fasilitas seperti sarana dan prasarana yang dimiliki juga menjadi

faktor penunjang utama.

Tabel 5

Daftar sarana dan prasarana sebagai berikut :

NO. FASILITAS JUMLAH

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Wk. Bid. Kurikulum 1

3 Ruang Tata Usaha Administrasi 1

4 Ruang Bimbingan dan Konseling 1

5 Ruang Guru 1

6 Ruang Kelas 6

7 Ruang Laboratorium Komputer 1

8 Lapangan Basket 1

9 Musholla 1

10 Meja 120

11 Kursi/bangku 175

12 Koperasi/Unit Penjualan 1

13 Kamar Kecil/Toilet 2

14 Perpustakaan -

15 Ruang OSIS dan PMR/UKS -

Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Islam YKS Depok.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

51

B. Hasil Utama Penelitian Mengenai Hubungan Antara Gaya Belajar

Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa SMP Islam

YKS Depok.

1. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran

kuisioner kepada siswa kelas 2 SMP Islam YKS Depok sebanyak 44 kuisioner

dengan subyek penelitian sebanyak 38 siswa, setelah itu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun instrumen yang telah valid

diperoleh menjadi 28 kuisioner dari 44 kuisioner, lalu data tersebut

ditabulasikan/dijumlahkan kemudian hasil penjumlahan itu dijadikan acuan

perhitungan korelasi.

a). Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasi atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden

untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r table. Nilai r

tabel 0.329 didapat dari jumlah kasus-2, atau 38-2=36, tingkat signifikan 5%

maka didapat r tabel 0.329. Setiap butir pertanyaan dikatakan valid jika angka

korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r

tabel. Adapun butir soal yang dinyatakan valid sebanyak 28 butir yaitu soal

pada nomor (1,2,4,7,8,9,11,12,14,17,18,19,20,22,23,24,26,27,29,30,31,32,33,

36,39,40,42,43), sedangkan yang tidak valid terdapat 16 butir soal, yaitu soal

pada nomor (3,5,6,10,13,15,16,21,25,28,34,35,37,38,41,44). Berikut ini adalah

tabel uji validitas instrumen dari 28 item soal yang valid.

Tabel 6

Uji Validitas Instrumen Hasil Gaya Belajar Siswa

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria

1 0.339 0.329 Valid

2 0.444 0.329 Valid

3 0.329 0.329 Valid

4 0.515 0.329 Valid

5 0.393 0.329 Valid

Page 63: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

52

6 0.349 0.329 Valid

7 0.359 0.329 Valid

8 0.381 0.329 Valid

9 0.378 0.329 Valid

10 0.724 0.329 Valid

11 0.513 0.329 Valid

12 0.377 0.329 Valid

13 0.422 0.329 Valid

14 0.626 0.329 Valid

15 0.646 0.329 Valid

16 0.495 0.329 Valid

17 0.384 0.329 Valid

18 0.567 0.329 Valid

19 0.670 0.329 Valid

20 0.412 0.329 Valid

21 0.461 0.329 Valid

22 0.417 0.329 Valid

23 0.569 0.329 Valid

24 0.456 0.329 Valid

25 0.450 0.329 Valid

26 0.406 0.329 Valid

27 0.499 0.329 Valid

28 0.323 0.329 Valid

Sumber : Data pimer yang diolah dengan menggunakan program SPSS

b). Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk

menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan

adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan bantuan

program SPSS versi 15. Nilai alpha bervariasi dari 0-1, suatu pertanyaan dapat

dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari -0.6

Uji Reliabilitas Instrumen Hasil Gaya Belajar Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.724 .876 44

Page 64: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

53

c). Data Ordinal Menjadi Interval

Deskriptif Statistik Gaya Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa

Kelas VIII SMP Islam YKS Depok

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

Gaya Belajar Siswa (X) 38 70 86 79.78947 3.146494358

Hasil Belajar Siswa (Y) 38 60 75 67.52632 4.677356854

Valid N (listwise) 38

Hasil deskripsi statistik menunjukkan bahwa skor gaya belajar siswa yang

tertinggi sebesar 86 dan skor yang terendah sebesar 70, dengan rata-rata (mean)

sebesar 79.78 dan standar deviasi (std. deviation) sebesar 3.14. Dan untuk skor

hasil belajar siswa yang tertinggi sebesar 75 dan skor yang terendah sebesar 60,

dengan rata-rata (mean) sebesar 67.52 dan standar deviasi (std deviation) sebesar

4.67. Dari hasil deskripsi staistik tersebut, kemudian menaikkan data ordinal ke

interval dilakukan untuk memenuhi prasyarat penting pearson product moment

dalam perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi antara gaya belajar

dengan hasil belajar siswa.

2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Deskripsi Data

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Semua data penulis peroleh dari penyebaran angket kuisioner

kepada 38 siswa kelas VIII (dua) yang di ambil secara keseluruhan dengan jumlah

soal/pertanyaan sebanyak 44 item yang kemudian menjadi 28 item pertanyaan

setelah dilakukan uji validitas instrumen dan setiap item diberikan skor/nilai

kemudian dijumlahkan totalnya pada masing-masing siswa. Pada penulisan skor

ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 7.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

54

Sedangkan variabel hasil belajar IPS siswa, datanya penulis peroleh dari

nilai raport mata pelajaran IPS semester 2 (dua) kelas VIII siswa SMP Islam YKS

Depok. Untuk penulisan nilai raport siswa pun akan penulis tampilkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 8.

1. Gaya Belajar Siswa

Dari data yang penulis peroleh tentang gaya belajar siswa terdapat beragam

nilai. Nilai tersebut didapat setelah penulis memberikan skor pada item, kemudian

skor itu dijumlahkan. Adapun skornya sebagai berikut :

Untuk jawaban A nilai 4

Untuk jawaban B nilai 3

Untuk jawaban C nilai 2

Untuk jawaban D nilai 1

Dan bagi yang tidak memberikan jawaban diberi nilai 0, akan tetapi semua

responden menjawab setiap item soal yang disediakan.

Tabel 7

Distribusi frekuensi tentang gaya belajar siswa dari 38 responden

NO.

NAMA

A(4)

B(3)

C(2)

D(1)

E(0)

Jumlah

Angket

Jumlah

Skor

1 Afridzal Noor 9 21 13 1 0 44 126

2 Yudi Maulana 8 15 20 1 0 44 118

3 Fika Handayani 7 21 15 1 0 44 122

4 Siti Maryuli 11 14 19 0 0 44 124

5 Nanu Nuralim 13 10 19 2 0 44 122

6 Lisa Fitri 14 12 15 3 0 44 125

7 Nurlaela 9 17 17 1 0 44 122

8 Hari Hermansyah 7 22 14 1 0 44 123

9 Rifatul Darojah 7 19 17 1 0 44 120

10 M. Reza Aditya 9 17 17 1 0 44 122

11 Maryusup 12 15 17 0 0 44 127

12 Widya Laksita Putri 9 19 15 1 0 44 124

13 Fahmi Ramadhan 13 17 12 2 0 44 129

14 Tessa Lavenia 11 17 14 2 0 44 125

Page 66: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

55

15 Robiyanti 9 16 17 2 0 44 120

16 Soleha 17 8 18 1 0 44 129

17 Norma Aisyah 7 18 17 2 0 44 118

18 Kurniawan 15 12 13 4 0 44 126

19 Fitria Pandini 6 19 17 2 0 44 117

20 Ira Erlangga 8 20 16 0 0 44 124

21 Riko Gunawan 18 12 14 0 0 44 136

22 Septi Lastiani 10 17 15 2 0 44 123

23 Fadilah Fajrin 9 17 17 1 0 44 122

24 Zanathul Alifia 14 18 10 2 0 44 132

25 Nanda Listian 6 22 16 0 0 44 122

26 Lia Mariska 11 16 14 3 0 44 123

27 Nuraini 10 17 15 2 0 44 123

28 Saipul Hamzah 13 13 17 1 0 44 126

29 Rahmat Hidayat 14 13 16 1 0 44 128

30 Indri Damayanti 12 19 10 3 0 44 128

31 Egi Gunawan 13 18 12 1 0 44 131

32 Nurhilaludin 17 17 10 0 0 44 139

33 Ade Setiawan 10 14 16 4 0 44 118

34 Muhamad Yusuf 10 20 14 0 0 44 128

35 Eko Saputra 12 19 13 0 0 44 131

36 Fika Fauzan Rajabi 9 19 15 1 0 44 124

37 Desti Juwita 6 19 18 1 0 44 118

38 Novita Sari 7 19 18 0 0 44 121

Jumlah 402 638 582 50 0 1672 4736

Dari penjumlahan nilai jawaban pada masing-masing anak, maka diperoleh

nilai yang paling rendah adalah 117 dan yang paling tinggi adalah 139.

2. Hasil Belajar IPS Siswa

Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai raport pada mata pelajaran IPS yang

diperoleh siswa setelah dilaksanakannya ulangan akhir semester 2. Adapun nilai yang

diperoleh penulis ambil dari nilai raport dengan data sebagai berikut :

Page 67: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

56

Tabel 8

Nilai raport mata pelajaran IPS semester 2 siswa kelas VIII

SMP Islam YKS Depok

Sumber : Dokumentasi Wakepsek bagian kurikulum SMP Islam YKS Depok.

NO. NILAI

1 64

2 70

3 64

4 70

5 60

6 72

7 62

8 72

9 66

10 72

11 62

12 75

13 68

14 70

15 65

16 72

17 67

18 70

19 65

20 75

21 62

22 70

23 69

24 72

25 60

26 75

27 68

28 70

29 62

30 75

31 70

32 70

33 60

34 70

35 63

36 64

37 60

38 65

Jumlah 2566

Page 68: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

57

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar siswa dapat dikualifikasikan

seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 9

Kualifikasi Tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas VIII

SMP Islam YKS Depok

R.Skor Kualifikasi F %

91-100 Istimewa - -

81-90 Sangat Baik - -

71-80 Baik 9 23.6

61-70 Cukup 25 65.7

51-60 Rendah 4 10.5

0-50 Gagal - -

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa Kelas

VIII SMP Islam YKS Depok sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari

rentangan skor 61-70 yang dikualifikasikan cukup, dimana terdapat 25 siswa atau

65.7% siswa yang memperoleh nilai 61-70, sedangkan 9 siswa atau 23.6%

memperoleh rentang skor 71-80 yang dikualifikasikan baik. Karena mayoritas

siswa atau 65.7% memperoleh rentang skor 61-70 yang dikualifikasikan sebagai

nilai cukup. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa SMP Islam

YKS Depok sudah cukup baik.

C. Analisa Data

Dari statistik yang dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket

mengenai gaya belajar siswa. Setelah diperiksa, angket yang telah disebarkan

tidak ada yang rusak, dan untuk nilai hasil belajar diperoleh melalui nilai raport

mata pelajaran IPS semester 2 pada kelas VIII.

Untuk itu sesuai dengan teknik yang digunakan dalam menganalisa data,

maka tabel di bawah ini akan menjelaskan perhitungan untuk memperoleh

Page 69: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

58

koefisien korelasi antara gaya belajar dengan hasil belajar sehingga dapat diambil

interpretasi data.

Tabel 10

ANALISA DATA

Tabel Perhitungan untuk Memperoleh Koefisien Korelasi

antara Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS Siswa

NO. X Y X2 Y

2 XY

1 50 64 2500 4096 3200

2 49 70 2401 4900 3430

3 49 64 2401 4096 3136

4 50 70 2500 4900 3500

5 49 60 2401 3600 2940

6 50 72 2500 5184 3600

7 49 62 2401 3844 3038

8 50 72 2500 5184 3600

9 49 66 2401 4356 3234

10 50 72 2500 5184 3600

11 50 62 2500 3844 3100

12 50 75 2500 5625 3750

13 49 68 2401 4624 3332

14 50 70 2500 4900 3500

15 49 65 2401 4225 3185

16 50 72 2500 5184 3600

17 50 67 2500 4489 3350

18 50 70 2500 4900 3500

19 49 65 2401 4225 3185

20 50 75 2500 5625 3750

21 50 62 2500 3844 3100

22 49 70 2401 4900 3430

23 50 69 2500 4761 3450

24 50 72 2500 5184 3600

25 49 60 2401 3600 2940

26 50 75 2500 5625 3750

27 50 68 2500 4624 3400

28 50 70 2500 4900 3500

Page 70: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

59

29 49 62 2401 3844 3038

30 50 75 2500 5625 3750

31 50 70 2500 4900 3500

32 50 70 2500 4900 3500

33 49 60 2401 3600 2940

34 50 70 2500 4900 3500

35 50 63 2500 3969 3150

36 50 64 2500 4096 3200

37 48 60 2304 3600 2880

38 49 65 2401 4225 3185

Jumlah 1885 2566 93517 174082 127343

Keterangan :

Variabel X adalah Gaya Belajar Siswa

Variabel Y adalah hasil Belajar IPS Siswa (Nilai Raport Siswa Semester 2 mata

pelajaran IPS kelas VIII)

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui sebagai berikut :

N = 38 2X = 93517

X = 1885 2Y = 174082

Y = 2566 XY = 127343

yr =

2222 YYNXXN

YXXYN

= 22

25661740823618859351736

)2566()1885(12734336

= 6584356661511635532253553646

48369104839034

= 30760421

2124

Page 71: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

60

= 12949960

2124

= 6.3598

2124

= 0.59022953

= 0.590

Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan

variabel Y bertanda positif dengan memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh

yaitu 0.590.

D. Interpretasi Data

Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara sederhana dengan

mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment,

ternyata besarnya rxy yang diperoleh terletak antara 0,40 – 0,70 yang berarti :

“ Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup “

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak,

maka r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel. Dan sebelum

membandingkannya, terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degrees

of freedom) dengan menggunakan rumus :

df = N – nr

= 38 - 2

= 36

Dengan df sebesar 36 jika dikonsultasikan dengan tabel r, masing-masing

untuk r 5 % sebesar 0,329 dan untuk r 1 % sebesar 0,424. Jika dilihat dari harga r

tabel tersebut, ternyata rxy lebih besar dari pada harga tabel r, baik dari pada taraf

signifikansi 5 % maupun 1 %. Dengan demikian hipotesa Alternatif (Ha) diterima,

dan hipotesa Nol (Ho) ditolak. Artinya : “ Terdapat korelasi yang cukup signifikan

antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS siswa SMP Islam YKS Depok “

Page 72: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

61

Selanjutnya untuk mengetahui besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan

variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y, maka harus diketahui

terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien penentuan

(Coeffecient of Determination) dengan rumus sebagai berikut :

KD = rxy2 x 100 %

= 0.5902 x 100 %

= 0.3481 x 100 %

= 34.81 %

= 34.81 %

Dari hasil perhitungan KD tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa gaya

belajar memberikan kontribusi sebesar 34.81 % terhadap hasil belajar IPS siswa pada

kelas VIII di SMP Islam YKS Depok. Sedangkan selebihnya 65.19 % dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang perlu penelitian lebih lanjut.

E. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor gaya belajar siswa diperoleh rata-

rata sebesar 79.78 dan untuk skor hasil belajar siswa diperoleh rata-rata sebesar

67.52, ini menunjukkan bahwa skor gaya belajar siswa terhadap peningkatan hasil

belajar siswa yang tinggi akan membentuk hasil yang positif terhadap hasil belajar

anak dan skor gaya belajar siswa terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang

rendah akan membentuk hasil yang kurang baik terhadap hasil belajar siswa. Dari

hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar yang datang karena

adanya rangsangan dari dalam diri individu (instrinsik) sangat diperlukan, dalam

hal ini gaya belajar siswa. Selain siswa, orangtua dan guru yang merupakan faktor

ekstrinsik juga mempunyai tanggungjawab yang besar dalam mendidik siswa,

Page 73: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

62

termasuk dalam hal memperhatikan gaya belajar siswa, baik itu ketika mengawali

pelajaran, menerima pelajaran, menyerap pelajaran, bahkan ketika memecahkan

masalah/mengerjakan soal pelajaran.

Begitu pentingnya gaya belajar siswa dalam belajar, maka dari itu orang

tua sebagai orang yang paling dekat dan bertanggung jawab terhadap anak-

anaknya disamping guru harus senantiasa dapat memperhatikan, mengembangkan

dan meningkatkan gaya belajar anak dalam belajar agar dapat mencapai hasil yang

memuaskan.

Selanjutnya, dari perhitungan rxy diperoleh sebesar 0.590 dan apabila hasil

tersebut diinterpretasikan secara sederhana dengan mencocokkan hasil

perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment, ternyata besarnya

rxy yang diperoleh terletak antara 0,40 – 0,70 yang berarti “ Antara variabel X

dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang/cukup“. Setelah dikonsultasikan

dengan tabel interpretasi data “r” product moment diperoleh hasil bahwa antara

hasil gaya belajar siswa dengan hasil belajar siswa terdapat korelasi positif yang

sedang/cukup. Hal ini berarti setiap gaya belajar siswa yang besar atau tinggi akan

diikuti pula dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Kontribusi dari hasil korelasinya ditunjukkan sebesar 34.81 %. Artinya, salah satu

faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar adalah gaya belajar dalam

lingkungan belajarnya/sekolah. Dalam lingkungan keluarga pihak orangtualah

yang turut mempengaruhi kemajuan hasil belajar anak, bahkan mungkin dapat

dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu

belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti

kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan

mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.3 Dengan demikian betapa pentingnya

penerapan gaya belajar yang diberikan orangtua untuk tercapainya keberhasilan

belajar anak, untuk itu sebagai orangtua haruslah menata gaya belajar anaknya

dengan baik sehingga apa yang diinginkan orangtua dapat tercapai, dalam hal ini

keberhasilan anak dalam belajar.

3 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Cet. , h. 243-244

Page 74: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada Bab IV tentang

hubungan gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS siswa SMP Islam YKS

Depok, maka dapat dikemukakan suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Antara kedua variabel yaitu variabel gaya belajar siswa (X) dan variabel hasil

belajar IPS siswa (Y) terdapat korelasi positif yang cukup signifikan, baik

pada taraf signifikasi 1 % ataupun pada taraf signifikasi 5 %. Hal ini berarti

Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak.

2. Terdapat korelasi yang sedang/cukup antara gaya belajar siswa dengan hasil

belajar IPS siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar

0.590 yang berada antara interval 0,40 – 0,70.

Pengaruh gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS siswa ditentukan dengan

koefisien determinasi sebesar 34.81 % dan 65.19 % ditentukan oleh faktor lain

yang turut menunjang hasil belajar IPS siswa.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

64

B. Saran - saran

1. Pihak sekolah dan guru hendaknya lebih memperhatikan dan meningkatkan

pola gaya belajar siswa pada setiap mata pelajaran terutama mata pelajaran

IPS, karena dengan memperhatikan kualitas gaya belajar pada siswa maka

akan mempermudah siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran

dan dengan demikian siswa mampu mencapai hasil belajarnya dengan baik

dan membanggakan.

2. Orang tua hendaknya memberikan perhatian dan dukungan semangat kepada

anak agar mereka lebih tertarik menerapkan gaya belajar yang maksimal dan

efektif. Jangan sampai orang tua tidak memperhatikan proses perkembangan

belajar anaknya di sekolah maupun dirumah. Dengan demikian anak akan

timbul sikap acuh atau tidak respon pada setiap menerima pelajaran.

3. Adanya jalinan kerjasama antara guru, orang tua, dan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan yang efektif dan efisien.

Kerjasama tersebut akan memudahkan siswa dalam berprestasi.

4. Siswa itu sendiri diharapkan dapat belajar dengan sebaik mungkin dan merasa

perlu dan pentingnya penerapan gaya belajar mereka secara individu guna

untuk menentukan hasil belajar yang baik. Dengan belajar sekaligus berdo’a,

maka prestasi akan mudah dicapai.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Arifin, Anwar, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam

Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam

Depag, Cet. Kedua, 2003.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, Cet. 12, 2006.

Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, Cet. I, 1995.

Gunawan, Adi. W, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk

Menerapkan Accelerated Learning, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

Cet. 2, 2004.

Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya

Nusantara, Cet. I, 2000.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. II,

2003.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

Ed. Revisi-5, 2006.

Imron, Ali, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, Cet. I,

1996.

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, Jakarta:

Kizi Brother’s, Cet. I, 2006.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 069, Tahun Ke-13, November 2007.

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 040, Tahun Ke-9, Januari 2003.

Kartono, Kartini, Dra. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta:

CV. Rajawali, Cet. I, 1985.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikilum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, Cet. III, 2005.

Munawwaroh, Djunaidatul, Tanenji, Filsafat Pendidikan Islam (Perspektif Islam

dan Umum), Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I, 2003.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

Nasution, S MA. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar,

Jakarta: PT. Bina Aksara, Cet. I, 1987.

_____________, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta :

Bumi Aksara, Cet. V, 1992.

_____________, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. I,

1995.

NK, Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, Cet. II,

1986.

Nurdin, Syafruddin, Model pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman

Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, Ciputat: Quantum

Teaching, Cet. I, 2005.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

Cet. V, 1990.

Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,

Jakarta: Alfabeta, 2007

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I,

1995.

___________, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, Cet. Ke-3, 2007.

Sapuri, Rafy, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, Ed. I, 2009.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, Cet. Ke-4, 2003.

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 6,

2007.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. III, 1990.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, Cet. 8, 1997.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung :

PT. Remaja Rosda Karya, Cet. Ke-I, 2003.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3856/1/... · iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

Surachmad, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: Jemmars,

1986.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, Cet. I,

1999.

_____________, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, Cet. Ketujuh, 2002.

Sahertian, Piet. A, Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah, Surabaya:

Usaha Nasional, Cet. Ke-I, 1994.

http://istpi.wordpress.com/2008/11/26/memahami-gaya-belajar-siswa/

http://opinimerdeka.blogspot.com/2009/03/gaya-belajar.html

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-

definisi.html

file:///H:/IPS.htm