hubungan gaya belajar siswa dengan hasil belajar … · 2016. 10. 18. · gaya belajar dengan hasil...

219
i HUBUNGAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN DI GUGUS WIBISONO KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Lina Damayanti 1401412293 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    HUBUNGAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN

    HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN

    DI GUGUS WIBISONO KECAMATAN JATI

    KABUPATEN KUDUS

    SKRIPSI

    disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

    oleh

    Lina Damayanti

    1401412293

    PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2016

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN

    Moto

    Kunci menuju sukses belajar dan bekerja adalah menemukan keunikan gaya

    belajar dan gaya bekerja Anda sendiri (Barbara Prashnig).

    Persembahan

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu dan Ayah tercinta

    (Ibu Sri Hartini dan Bapak Bambang Suharto) yang selalu memberikan

    dukungan, semangat dan doa terindahnya.

  • vi

    PRAKATA

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

    karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

    skripsi yang berjudul “Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS

    pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus”.

    Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1

    Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

    Negeri Semarang.

    Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi

    berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi.

    Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih, kepada:

    1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

    yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di

    Universitas Negeri Semarang;

    2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

    memberikan izin penelitian;

    3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang

    telah memberikan bantuan pelayanan khususnya dalam memperlancar

    penyelesaian skripsi ini;

    4. Dra. Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing Utama yang dengan

    sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga serta berbagai

    wawasan yang baru untuk dipelajari;

    5. Drs. H. A. Zaenal Abidin, M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping yang

    dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan yang berharga serta berbagai

    wawasan yang baru untuk dipelajari;

    6. Dra. Munisah, M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan

    bimbingan dan nasehat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

    lancar;

  • vii

    7. Kepala SDN 01 Tumpangkrasak, SDN 02 Tumpangkrasak, SDN 03

    Tumpangkrasak, SDN 01 Ngembal Kulon, SDN 02 Ngembal Kulon, SDN 03

    Ngembal Kulon, dan SDN 04 Ngembal Kulon yang telah memberikan izin

    kepada peneliti untuk mengadakan penelitian;

    8. Seluruh guru dan karyawan serta siswa SDN 01 Tumpangkrasak, SDN 02

    Tumpangkrasak, SDN 03 Tumpangkrasak, SDN 01 Ngembal Kulon, SDN 02

    Ngembal Kulon, SDN 03 Ngembal Kulon, dan SDN 04 Ngembal Kulon yang

    telah membantu peneliti melaksanakan penelitian;

    9. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang

    tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

    Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat

    berkah dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Semarang, Agustus 2016

    Peneliti

  • viii

    ABSTRAK

    Damayanti, Lina. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar

    IPS pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

    Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra.

    Sri Susilaningsih, S.Pd., M.Pd. dan Drs. H.A. Zaenal Abidin, M.Pd.

    Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil

    belajar IPS siswa. Cara siswa dalam belajar IPS yang berbeda-beda dapat

    menyebabkan hasil belajar IPS tiap siswa pun berbeda-beda, seperti yang terjadi

    pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah: (1) bagaimanakah gaya belajar siswa kelas V SDN?, (2) adakah hubungan

    yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada

    siswa kelas V?, (3) seberapa besar hubungan gaya belajar siswa dengan hasil

    belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus? Tujuan penelitian ini untuk: (1) mengetahui gaya belajar

    siswa kelas V, (2) mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara

    gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS pada siswa kelas V, dan (3)

    mengetahui seberapa besar hubungan gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS

    pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.

    Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Populasi dalam penelitian

    ini adalah siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten

    Kudus sebanyak 124 siswa, kemudian peneliti mengambil sampel sebanyak 95

    siswa dengan menggunakan teknik pengambilan sampel proportional random

    sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, dokumentasi, dan

    wawancara. Uji persyaratan analisis menggunakan uji normalitas dan uji

    linearitas. Setelah data normal dan linearitas, langkah selanjutnya yaitu

    menghitung korelasi product moment dan koefisien determinasi.

    Hasil penelitian menunjukkan nilai r hitung (0,605) > r tabel (0,202). Hal

    tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

    gaya belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas V. Keeratan hubungan antara

    gaya belajar dengan hasil belajar IPS sebesar 36,6%.

    Simpulan penelitian ini adalah: (1) siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono

    Kecamatan Jati mayoritas memiliki gaya belajar visual, (2) terdapat hubungan

    yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS

    siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus dengan

    koefisien korelasi sebesar 0,605, dan tingkat keeratan hubungannya sebesar

    36,6%. Saran bagi guru maupun orang tua adalah diharapkan guru dan orang tua

    dapat mengenal gaya belajar yang dimiliki siswa, sehingga pembelajaran dapat

    berjalan dengan lancar karena disesuaikan dengan gaya belajar siswa.

    Kata kunci: gaya belajar siswa, hasil belajar, IPS

  • ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................. iv

    MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v

    PRAKATA ............................................................................................................... iv

    ABSTRAK ............................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 8

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 11

    2.1 Kajian Teori ................................................................................................... 11

    2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 11

    2.1.1.1 Pengertian Belajar ......................................................................................... 11

    2.1.1.2 Tujuan Belajar ............................................................................................... 12

    2.1.1.3 Prinsip-Prinsip Belajar .................................................................................. 14

  • x

    2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 16

    2.1.1.5 Teori-Teori Belajar ........................................................................................ 18

    2.1.1.6 Pengertian Pembelajaran ............................................................................... 20

    2.1.2 Hakikat Gaya Belajar .................................................................................... 21

    2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar ................................................................................ 21

    2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar ........................................ 23

    2.1.2.3 Macam-Macam Gaya Belajar ........................................................................ 25

    2.1.2.4 Karakteristik Gaya Belajar ............................................................................. 28

    2.1.2.5 Indikator Gaya Belajar .................................................................................. 32

    2.1.2.6 Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa ................................................ 36

    2.1.3 Hakikat Hasil Belajar .................................................................................... 38

    2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar ................................................................................ 38

    2.1.4 Pembelajaran IPS di SD ................................................................................ 42

    2.1.4.1 Pengertian IPS ............................................................................................... 42

    2.1.4.2 Ruang Lingkup IPS ....................................................................................... 43

    2.1.4.3 Tujuan IPS ..................................................................................................... 46

    2.1.4.4 Karakteristik Pendidikan IPS di SD .............................................................. 49

    2.1.5 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ............................................................... 50

    2.1.6 Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar .............................................. 53

    2.2 Kajian Empiris ............................................................................................... 54

    2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 60

    2.4 Hipotesis ........................................................................................................ 61

  • xi

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 63

    3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................... 63

    3.2 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 64

    3.3 Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian .......................................................... 67

    3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 67

    3.4.1 Populasi Penelitian ........................................................................................ 67

    3.4.2 Sampel Penelitian .......................................................................................... 68

    3.5 Variabel Penelitian ........................................................................................ 70

    3.5.1 Variabel Bebas atau Independent Variable (X) ............................................. 70

    3.5.2 Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y) ............................................. 71

    3.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 71

    3.6.1 Variabel Gaya Belajar Siswa ......................................................................... 71

    3.6.2 Variabel Hasil Belajar IPS ............................................................................ 71

    3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 72

    3.7.1 Kuesioner/Angkat .......................................................................................... 72

    3.7.2 Dokumentasi .................................................................................................. 73

    3.7.3 Wawancara .................................................................................................... 73

    3.8 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 74

    3.8.1 Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 77

    3.8.1.1 Uji Validitas .................................................................................................. 77

    3.8.1.2 Uji Reliabilitas ............................................................................................... 79

    3.9 Analisis Data ................................................................................................. 80

    3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif .......................................................................... 80

  • xii

    3.9.1.1 Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa .............................................................. 80

    3.9.1.2 Deskripsi Hasil Belajar IPS ........................................................................... 82

    3.9.2 Analisis Data Awal ........................................................................................ 83

    3.9.2.1 Uji Normalitas ............................................................................................... 83

    3.9.2.2 Uji Linearitas ................................................................................................. 84

    3.9.3 Analisis Data Akhir ....................................................................................... 85

    3.9.3.1 Uji Product Moment ...................................................................................... 85

    3.9.3.2 Uji Koefisien Determinasi ............................................................................. 86

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 88

    4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................................... 88

    4.1.1 Subjek Penelitian ........................................................................................... 88

    4.1.2 Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa .............................................................. 88

    4.1.3 Deskripsi Data Hasil Belajar IPS .................................................................. 104

    4.1.4 Hasil Analisis Data Awal .............................................................................. 106

    4.1.4.1 Uji Normalitas Data ...................................................................................... 106

    4.1.4.2 Uji Linearitas Data ........................................................................................ 106

    4.1.5 Hasil Analisis Data Akhir ............................................................................. 107

    4.1.5.1 Analisis Korelasi ........................................................................................... 107

    4.1.5.2 Uji Koefisien Determinasi ............................................................................. 111

    4.2 Pembahasan .................................................................................................. 111

    4.2.1 Pemaknaan Hasil Temuan ............................................................................. 111

    4.3 Implikasi Hasil Penelitian ............................................................................. 119

  • xiii

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 121

    5.1 Simpulan ........................................................................................................ 121

    5.2 Saran .............................................................................................................. 121

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 123

    LAMPIRAN ............................................................................................................. 126

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Ruang Lingkup Materi IPS Kelas V Semester 2 ...................................... 45

    Tabel 3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 68

    Tabel 3.2 Perhitungan Sampel Penelitian ................................................................. 69

    Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara dengan Siswa tentang Gaya Belajar ...................... 74

    Tabel 3.4 Tabel Penskoran Angket Gaya Belajar Siswa ........................................... 76

    Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket Gaya Belajar Siswa Sebelum Uji Coba ....... 76

    Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Reliabilitas .................................................................... 80

    Tabel 3.7 Kategori Gaya Belajar Siswa .................................................................... 83

    Tabel 3.8 Kategori Hasil Belajar IPS ........................................................................ 83

    Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ................................................................. 86

    Tabel 4.1 Sampel Penelitian ...................................................................................... 88

    Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Gaya Belajar ................................................ 90

    Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Variabel Gaya Belajar ............................................... 91

    Tabel 4.4 Distribusi Skor Belajar dengan Cara Visual ............................................. 93

    Tabel 4.5 Distribusi Skor Mengingat Apa yang Didengar daripada Apa yang

    didengar .................................................................................................... 93

    Tabel 4.6 Distribusi Skor Rapi dan Teratur .............................................................. 94

    Tabel 4.7 Distribusi Skor Tidak Terganggu dengan Keributan ................................ 95

    Tabel 4.8 Distribusi Skor Sulit Menerima Instruksi Verbal ..................................... 96

    Tabel 4.9 Distribusi Skor Belajar dengan Cara Mendengar ..................................... 97

    Tabel 4.10 Distribusi Skor Baik dalam Aktivitas Lisan ........................................... 97

  • xv

    Tabel 4.11 Distribusi Skor Memiliki Kepekaan terhadap Musik ............................. 98

    Tabel 4.12 Distribusi Skor Mudah Terganggu dengan Keributan ............................ 99

    Tabel 4.13 Distribusi Skor Lemah dalam Aktivitas Visual ...................................... 100

    Tabel 4.14 Distribusi Skor Belajar dengan Aktivitas Fisik ....................................... 100

    Tabel 4.15 Distribusi Skor Peka terhadap Ekspresi dan Bahasa Tubuh ................... 101

    Tabel 4.16 Distribusi Skor Berorientasi pada Fisik dan Banyak Bergerak ............... 102

    Tabel 4.17 Distribusi Skor Suka Coba-Coba dan Kurang Rapi ................................ 102

    Tabel 4.18 Distribusi Skor Menyukai Kerja Kelompok dan Praktik ........................ 103

    Tabel 4.19 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar IPS ............................................. 104

    Tabel 4.20 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS ........................................................... 105

    Tabel 4.21 Uji Linearitas Data .................................................................................. 107

    Tabel 4.22 Uji Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar IPS .............................. 108

    Tabel 4.23 Uji Korelasi Gaya Belajar Visual dengan Hasil Belajar IPS .................. 109

    Tabel 4.24 Uji Korelasi Gaya Belajar Auditorial dengan Hasil Belajar IPS ............ 109

    Tabel 4.25 Uji Korelasi Gaya Belajar Kinestetik dengan Hasil Belajar IPS ............ 109

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 61

    Gambar 3.1 Desain Penelitian Korelasional ............................................................. 63

    Gambar 4.1 Diagram Pengelompokkan gaya Belajar Siswa .................................... 90

    Gambar 4.2 Diagram Persentase Gaya Belajar Siswa .............................................. 92

    Gambar 4.2 Diagram Distribusi Nilai Hasil Belajar IPS .......................................... 105

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Siswa (Uji Coba) .................................. 127

    Lampiran 2 Uji Coba Angket Gaya Belajar Siswa ................................................... 128

    Lampiran 3 Hasil Validitas dan Reliabilitas Angket Gaya Belajar ........................... 132

    Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket Gaya Belajar Siswa ................................................... 138

    Lampiran 5 Angket Gaya Belajar Siswa ................................................................... 139

    Lampiran 6 Rekapitulasi Skor Angket Gaya Belajar Siswa ..................................... 143

    Lampiran 7 Pengelompokkan Gaya Belajar Siswa ................................................... 152

    Lampiran 8 Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ................................................... 155

    Lampiran 9 Kategori Skor Angket Gaya Belajar Siswa ........................................... 167

    Lampiran 10 Kategori Nilai Hasil Belajar IPS ......................................................... 172

    Lampiran 11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ....................................................... 174

    Lampiran 12 Hasil Uji Linearitas .............................................................................. 175

    Lampiran 13 Hasil Uji Korelasi ................................................................................ 176

    Lampiran 14 Kisi-Kisi Wawancara Siswa tentang Gaya Belajar ............................. 178

    Lampiran 15 Sampel Wawancara dengan Siswa ...................................................... 179

    Lampiran 16 Surat Keterangan Validasi Penilai Ahli ............................................... 183

    Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 187

    Lampiran 18 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ........................................ 194

    Lampiran 19 Dokumentasi ........................................................................................ 201

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Setiap manusia di dunia ini membutuhkan pendidikan bahkan dimulai sejak

    manusia itu masih dalam kandungan, karena pendidikan saat ini menjadi

    kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Seperti yang telah dijelaskan dalam

    Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu

    mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 bab II pasal 4 tentang

    standar nasional pendidikan yang menjelaskan bahwa standar nasional pendidikan

    bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

    bermartabat. Dalam mencapai tujuan pendidikan, diperlukan adanya suatu

    program belajar yang disusun secara sistematis, dan program tersebutlah yang

    dinamakan kurikulum.

    Kurikulum sekolah dasar yang berlaku saat ini adalah kurikulum tingkat

    satuan pendidikan (KTSP). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

    2005, KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di

    masing-masing satuan pendidikan. BSNP (2006: 11) menyatakan bahwa

    kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan

    diri. Salah satu mata pelajaran yang dimuat adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

  • 2

    Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran IPS harus

    mencakup beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar

    Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI tertuang dalam Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 yang isinya tentang standar

    isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

    mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

    dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi

    Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. (BSNP, 2006:173)

    Jarolimek (dalam Soewarso dan Susila, 2010: 1) menyatakan bahwa IPS

    mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya.

    Nasution (dalam Soewarso dan Susila, 2010: 1) juga menjelaskan bahwa IPS

    merupakan suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang

    pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam

    lingkungan sosial, dan bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial.

    IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang cakupan materinya luas,

    yaitu mencakup konsep maupun teori. Cakupan materi yang luas tersebut,

    membuat siswa merasa kesulitan mempelajari materi IPS dan akhirnya berdampak

    pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

    tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas

    mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris (Sudjana, 2014:3). Apabila

    siswa belum mengalami peningkatan dalam bidang kognitif, afektif, ataupun

    psikomotorik maka siswa belum memperoleh hasil belajar yang maksimal.

    Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang

  • 3

    yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor dari luar siswa (ekstern) terdiri dari

    lingkungan (alam dan sosial) dan instrumental (kurikulum/bahan pelajaran,

    guru/pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen). Sedangkan faktor

    dari dalam (intern) terdiri dari aspek fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca

    indera) dan aspek psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan

    kognitif). Cara siswa dalam menyerap informasi juga menentukan bagaimana

    hasil belajar yang diperoleh siswa.

    Setiap siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam menerima suatu

    informasi yang disampaikan oleh guru, hal tersebutlah yang menyebabkan hasil

    belajar setiap siswa berbeda-beda. Cara belajar siswa tersebut sering disebut

    sebagai gaya belajar. Menurut Gunawan (dalam Ghufron, 2014:11), gaya belajar

    adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir,

    memproses dan mengerti suatu informasi. Marton, dkk (dalam Ghufron, 2014: 12)

    berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya

    belajarnya dan gaya belajar orang lain dalam lingkungannnya akan meningkatkan

    efektivitasnya dalam belajar, sehingga akan berpengaruh pula terhadap hasil

    belajarnya.

    Hasil observasi yang dilakukan di SDN Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS masih kurang

    optimal, hal tersebut dibuktikan dengan perolehan rata-rata hasil ulangan akhir

    semester 1 mata pelajaran IPS di SDN 01 Tumpangkrasak yaitu sebesar 69,5.

    Dari 18 siswa hanya 9 siswa (47%) yang mendapatkan nilai di atas Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan yang nilainya di bawah KKM

  • 4

    ada 10 siswa (53%). Pada SDN 02 Tumpangkrasak diperoleh rata-rata nilai UAS

    77, dari 21 siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 15 siswa (71,4%)

    sedangkan yang nilainya di bawah KKM ada 6 siswa (28,6%).

    Pada SDN 03 Tumpangkrasak diperoleh rata-rata nilai UAS 70. Dari 18

    siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 10 siswa (55,5%) sedangkan yang

    nilainya di bawah KKM ada 8 siswa (44,5%). Pada SDN 01 Ngembal Kulon

    diperoleh rata-rata nilai UAS 73. Dari 26 siswa, yang mendapat nilai di atas KKM

    ada 21 siswa (80,7%) sedangkan yang nilainya di bawah KKM ada 5 siswa

    (19,3%). Pada SDN 02 Ngembal Kulon diperoleh rata-rata nilai UAS 68, dari 15

    siswa yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 siswa (46,6%) sedangkan yang

    nilainya di bawah KKM ada 8 siswa (53,4%). Pada SDN 03 Ngembal Kulon

    diperoleh rata-rata nilai UAS 73, dari 10 siswa yang mendapat nilai di atas KKM

    ada 5 siswa (50%) sedangkan yang nilainya di bawah KKM ada 5 siswa (50%).

    Pada SDN 04 Ngembal Kulon diperoleh rata-rata nilai UAS 70, dari 16 siswa

    yang mendapat nilai di atas KKM ada 7 siswa (43,75%) sedangkan yang nilainya

    di bawah KKM ada 9 siswa (56,25%).

    Ada beberapa masalah yang menyebabkan kurang optimalnya perolehan

    hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus, yaitu antara siswa satu dengan siswa yang lainnya memiliki

    karakteristik yang berbeda-beda, terutama dalam menyerap suatu informasi yang

    disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Siswa memiliki kesulitan

    dalam memahami materi pelajaran yang akhirnya berdampak pada hasil belajar

    mereka, terutama pada mata pelajaran IPS. Menurut penjelasan guru, ada siswa

  • 5

    yang sering membuat keributan di dalam kelas, tetapi siswa tersebut memperoleh

    hasil belajar IPS yang bagus. Ada juga siswa yang terlihat serius memperhatikan

    tetapi hasil belajar IPS justru kurang bagus.

    Siswa juga merasa kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara

    mengajar guru di sekolah, dalam hal ini metode yang digunakan guru dalam

    pembelajaran kurang bervariasi, hanya berorientasi pada ceramah dan tanya

    jawab. Padahal, ada siswa yang lebih suka jika guru menggunakan media gambar,

    ada siswa yang sangat senang belajar dengan hanya mendengarkan penjelasan dari

    guru, ada siswa yang senang belajar dengan berdiskusi maupun praktik, bahkan

    ada juga siswa yang lebih mudah menyerap informasi dengan menggabungkan

    cara-cara belajar tersebut.

    Menurut siswa kelas V di SDN 01 Tumpangkrasak, Ilmu Pengetahuan

    Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit, karena

    menurut mereka materi IPS memiliki cakupan materi pelajaran yang luas,

    sehingga siswa merasakan kesulitan dalam memahami dan menguasai materi –

    materi pelajaran IPS. Siswa tersebut merasa kesulitan menghafal materi IPS

    dengan cara membaca, ia lebih suka belajar dengan mendengarkan secara

    langsung penjelasan guru. Namun, ada juga siswa yang lebih suka belajar dengan

    membaca, siswa merasa kesulitan jika harus mendengarkan penjelasan guru

    secara langsung.

    Terdapat beberapa penelitian yang memperkuat penelitian ini dan

    mengungkap variabel yang hampir sama, diantaranya adalah penelitian yang

    dilakukan oleh Khosiyah pada tahun 2012 (Volume 9, No. 1) dalam jurnal

  • 6

    Tabularasa PPS UNIMED dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan

    Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Inti No.

    060873 Medan”. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rata-rata hasil belajar PAI

    siswa diajar dengan strategi pembelajaran STAD ( X = 29,95) lebih baik daripada

    rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (

    X = 28,62). Hal ini menunjukkan bahwa strategi STAD terbukti efektif dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan baik untuk kelompok siswa

    dengan gaya belajar visual, auditori maupun kinestetik. Jika diperhatikan lebih

    lanjut bahwa dalam strategi pembelajaran STAD rata-rata hasil belajar siswa

    dengan gaya belajar kinestetik ( X = 31,5) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa

    dengan gaya belajar visual ( X = 29,14) maupun siswa dengan gaya belajar

    auditori ( X = 29,86). Sedangkan pada strategi pembelajaran ekspositori, rata-rata

    hasil belajar siswa dengan gaya belajar auditori ( X = 30,69) lebih tinggi daripada

    hasil siswa dengan gaya belajar visual ( X = 26) maupun dengan gaya belajar

    kinestetik ( X = 29,80). Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar cukup signifikan

    untuk membedakan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan semua

    hipotesis penelitian yaitu: (1) hasil belajar dari siswa dengan gaya belajar visual,

    auditori dan kinestetik berbeda signifikan, dan (2) terdapat interaksi antara strategi

    pembelajaran dan gaya belajar dalam memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

    siswa.

    Penelitian lain juga dilakukan oleh Ni Kade Bintarini, A. A. I. N Marhaeni

    dan I Wayan Lasmawan pada tahun 2013 dalam jurnal Program Pascasarjana

    Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 3, Hal 1-11), dengan judul

  • 7

    “Determinasi Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Belajar

    Terhadap Gaya Belajar dan Pemahaman Konsep IPS pada Siswa kelas IV SDN

    Gugus Yudistira Kecamatan Negara.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1)

    gaya belajar dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar lebih

    baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran

    konvensional (Fhitung = 41,467 dengan p < 0,05) ; (2) pemahaman konsep IPS

    dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah lebih baik secara signifikan

    dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (Fhitung

    = 141,793 dengan p < 0,05) ; (3) gaya belajar dan pemahaman konsep IPS lebih

    baik secara signifikan yang mengikuti pembelajaran pemanfaatan lingkungan

    sekitar sekolah sebagai sumber belajar dibandingkan dengan siswa yang

    mengikuti pembelajaran konvensional (Fhitung = 86,169 dengan p < 0,05).

    Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Soghra Akbarai Chermahini, Ali

    Ghanbari, Mohammad Ghanbari pada tahun 2013 dengan judul “Learning Styles

    and Academic Performence of Students in English as a Second-Language Class in

    Iran”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

    signifikan antara gaya belajar dan kinerja dalam tes bahasa Inggris. Dari hasil

    tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya belajar dapat dianggap sebagai prediktor

    yang baik dari setiap kinerja akademik bahasa kedua, dan itu harus diperhitungkan

    untuk meningkatkan hasil siswa khusus dalam belajar dan mengajarkan bahasa

    kedua, dan juga menunjukkan bahwa perbedaan individu dalam gaya belajar

    memainkan peran penting dalam domain ini.

  • 8

    Berdasarkan uraian di atas, peneliti sudah melakukan penelitian guna

    mengetahui hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS. Peneliti

    akan mengangkat judul penelitian “Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil

    Belajar IPS pada Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus”.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti

    merumuskan masalah sebagai berikut :

    1) Bagaimanakah gaya belajar siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan

    Jati Kabupaten Kudus?

    2) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan

    hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus?

    3) Seberapa besarkah hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS

    pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten

    Kudus?

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

    1) Untuk mengetahui gaya belajar siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono

    Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.

  • 9

    2) Untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar IPS

    pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten

    Kudus.

    3) Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara gaya belajar siswa dengan

    hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati

    Kabupaten Kudus.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    1) Penelitian ini memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang

    keanekaragaman gaya belajar siswa.

    2) Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi baik hanya sebagai bacaaan

    ataupun sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

    3) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi yang ilmiah bagi mahasiswa

    yang tertarik dengan keanekaragaman gaya belajar siswa.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1.4.2.1 Bagi Siswa

    Siswa menjadi lebih tahu dengan gaya belajarnya, sehingga mereka lebih

    mudah mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru.

    1.4.2.2 Bagi Guru

    Menambah pengetahuan guru tentang hubungan gaya belajar siswa dengan

  • 10

    hasil belajar siswa.

    1.4.2.3 Bagi Orang Tua

    Orang tua dapat mengetahui gaya belajar anak dan mengarahkan anak ketika

    belajar di rumah agar hasil belajar anak optimal sesuai dengan yang diharapkan.

    1.4.2.4 Bagi Peneliti

    Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan gaya

    belajar dan hasil belajar.

  • 11

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 KAJIAN TEORI

    2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

    Jika kita berbicara tentang pendidikan, maka satu kata yang terlintas dalam

    pikiran kita adalah belajar. Inti dari proses pendidikan adalah belajar dan

    pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang sudah tidak

    asing bagi kita, terutama bagi seorang pelajar. Belajar adalah suatu kegiatan untuk

    mencapai perubahan perilaku, sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi.

    2.1.1.1 Pengertian Belajar

    Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab di semua lapisan

    masyarakat. Bagi para pelajar, kata belajar merupakan kata yang sudah tidak asing

    lagi, bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan

    mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Seseorang belajar

    tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi juga untuk

    mengembangkan keterampilan maupun sikapnya. Pengalaman merupakan hal

    yang sangat berarti dalam kegiatan belajar, karena seseorang belajar didasarkan

    pada pengalaman pribadi seseorang tersebut, hal tersebut didukung oleh pendapat

    Ahmadi dan Widoso Supriyono (2013:128) yang menyebutkan pengertian belajar

    secara psikologis merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam

    tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi ke-

  • 12

    butuhan hidupnya.

    Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

    dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor

    (Djamarah, 2011:13).

    Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha

    pengusaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah,

    sebab seperti yang dikatakan Reber (dalam Suprijono, 2013:3) bahwa belajar

    adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan

    pengetahuan.

    Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2013:2) belajar adalah perubahan

    disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan

    disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang

    secara alamiah.

    Cronbach (dalam Djamarah, 2011:13) menyatakan bahwa “learning shown

    by change in behavior as a result of experience”. Belajar sebagai suatu aktivitas

    yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

    2.1.1.2 Tujuan Belajar

    Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya perubahan

    tingkah laku dari individu yang telah melaksanakan proses belajar. Seseorang

    belajar bertujuan untuk meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik, maupun

    afektif. Selain itu, melalui kegiatan belajar diharapkan seseorang dapat

    memperoleh hasil belajar yang baik serta pengalaman hidup. Hal tersebut

  • 13

    didukung oleh pendapat Sardiman (2011: 25) yang menyebutkan ada 3 tujuan

    belajar, yaitu :

    1) Untuk mendapatkan pengetahuan

    Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan

    kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain,

    tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan,

    sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan tujuan inilah

    yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan

    belajar.

    2) Penanaman konsep dan keterampilan

    Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu

    keterampilan. Jadi, soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.

    Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat,

    diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan

    dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan

    rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah

    keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih

    abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan

    berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah

    atau konsep.

    3) Pembentukan sikap

    Untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus

    lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan keca-

  • 14

    kapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa

    menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan

    sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-

    nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekadar pengajar, tetapi

    betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada

    anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran

    dan kemauannya, untuk mempraktikkan segala sesuatu yang sudah dipelajari.

    2.1.1.3 Prinsip - Prinsip Belajar

    Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, perlu

    diketahui mengenai prinsip-prinsip belajar. Setiap guru seharusnya dapat

    menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat

    dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara

    individual. Prinsip belajar tersebut dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran,

    baik bagi siswa maupun guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar

    yang berjalan dengan baik.

    Dimyati dan Mudjiono (2009:42) menyebutkan ada 7 prinsip-prinsip

    belajar, yaitu:

    1) Perhatian dan motivasi

    Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Selain

    perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan

    belajarkarena bersifat mengarahkan aktivitas seseorang.

    2) Keaktifan

    Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk

  • 15

    yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mewmpunyai

    kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain

    dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin

    terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

    3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

    Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami, bela-

    jar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar melalui pengalaman

    langsung, siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia harus

    menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab

    terhadap hasilnya.

    4) Pengulangan

    Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan dikemukakan oleh

    teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang

    ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,

    mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan

    pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Daya-daya yang

    dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna

    5) Tantangan

    Dalam situasi belajar, siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi

    selalu terdapat hambatan yaitu bahan belajar, maka timbul motif untuk

    mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.

    Apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai,

    maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.

  • 16

    Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik

    maka bahan belajar haruslah menantang.

    6) Balikan dan penguatan

    Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil

    yang baik. Hasil yang baik tersebut merupakan balikan yang menyenangkan

    dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

    7) Perbedaan individual

    Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang

    sama persis. Tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya.

    Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya.

    Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh

    karena itu, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya

    pembelajaran.

    2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

    Belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tentunya juga turut

    mempengaruhi hasil belajar. Syah (2015:145) menjelaskan faktor-faktor yang

    mempengaruhi belajar menjadi tiga macam, yaitu:

    1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa)

    yaitu keadaan kondisi jasmani dan rohani peserta didik. Faktor internal

    meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniyah) dan aspek psikologis (yang

    bersifat rohaniyah). Faktor-faktor rohaniyah yang lebih dianggap esensial yaitu

    tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.

  • 17

    2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

    yaitu kondisi lingkungan di sekitar peserta didik. Faktor eksternal dibagi

    menjadi dua yaitu lingkungan sosial (guru, kepala sekolah, staf, teman) dan

    lingkungan non-sosial (gedung sekolah dan lokasinya, rumah siswa dan

    lokasinya, alat-alat belajar, kondisi cuaca, serta waktu belajar yang digunakan

    siswa.

    3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

    yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

    untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

    Pendapat lain juga dikemukakan oleh Djaali (2014:101) bahwa di dalam

    proses belajar, banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain motivasi, sikap,

    minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri.

    1) Motivasi

    Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri

    seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

    mencapai suatu tujuan (kebutuhan).

    2) Sikap

    Trow (dalam Djaali, 2014:114) mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan

    mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.

    3) Minat

    Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sen-

    diri dengan sesuatu di luar diri. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan

    yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya,

  • 18

    dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat

    tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

    4) Kebiasaan belajar

    Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada

    diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas,

    dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

    5) Konsep Diri

    Konsep diri adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada

    saat ini dan bukanlah bayangan ideal dari dirinya sendirisebagaimana yang

    diharapkan atau disukai oleh individu yang bersangkutan.

    Ghufron (2014:10) menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar dapat

    dicapai dengan memperhatikan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal.

    Aspek eksternal meliputi bagaimana lingkungan belajar dipersiapkan dan fasilitas-

    fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek internal meliputi aspek perkembangan

    anak dan keunikan personal individu anak (gaya belajar tiap anak). Pendapat dari

    para ahli tersebut menegaskan bahwa seseorang belajar ditentukan oleh faktor dari

    dalam dan faktor dari luar diri.

    2.1.1.5 Teori-Teori Belajar

    Slameto (2010: 8) menyebutkan ada beberapa teori belajar yang perlu

    diketahui, di antaranya yaitu:

    1) Teori Gestalt

    Belajar yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh

    response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang

  • 19

    penting bukan mengulang hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau

    memperoleh insight. Prinsip belajar menurut teori Gestalt adalah belajar

    berdasarkan keseluruhan; belajar adalah suatu proses perkembangan; siswa

    sebagai organisme keseluruhan; terjadi transfer; belajar adalah reorganisasi

    pengalaman; belajar harus dengan insight; dan belajar lebih berhasil bila

    berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa.

    2) Teori belajar menurut J. Bruner

    Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah

    kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih

    banyak dan mudah. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi

    aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.

    Tahapan belajar Bruner ada tiga yaitu: tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.

    3) Teori Belajar dari Piaget

    Teori kognitif dari Piaget meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan

    untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif

    bukan hanya hasil kematangan oranisme, bukan pula pengaruh lingkungan

    semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Tahapan perkembangan

    intelektual anak dibagi dalam 4 periode, yaitu: periode sensori-motor (0-2

    tahun), peiode pra-operasional (2-7 tahun), periode operasional konkret (7-11

    tahun), dan periode operasional formal (11- dewasa).

    Teori belajar yang sesuai dengan penelitian ini adalah teori belajar kognitif

    dari Piaget, karena dalam penelitian ini membahas tentang hasil belajar kognitif

    siswa kelas V sekolah dasar. Siswa kelas V termasuk ke dalam tahapan perkem-

  • 20

    bangan operasional konkret karena berada di usia 7 – 11 tahun.

    2.1.1.6 Pengertian Pembelajaran

    Seseorang yang belajar tidak lepas dari orang yang mengajarkannya.

    Adanya proses interaksi antara guru dengan siswa saat belajar itulah yang

    dinamakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

    kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Sama halnya dengan pendapat

    Al-Tabany (2014:19) yang menjelaskan bahwa pembelajaran secara sederhana

    dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan

    pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya

    adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya

    (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka

    mencapai tujuan yang diharapkan. Makna tersebut menjelaskan bahwa

    pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana

    antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju

    pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran adalah proses

    interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

    belajar (Sisdiknas, 2006:2).

    Seseorang belajar tentunya memiliki cara sendiri dalam memahami suatu

    informasi, dan cara belajar itulah yang sering kita kenal sebagai gaya belajar.

    Tidak semua orang memiliki cara yang sama dalam menyerap informasi, mereka

    memiliki cara yang unik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

  • 21

    2.1.2 Hakikat Gaya Belajar

    Siswa merupakan individu yang unik, karena mereka memiliki cara yang

    berbeda-beda dalam menangkap suatu informasi. Setiap siswa memiliki gaya

    tersendiri dalam belajar untuk memudahkannya dalam menyerap suatu

    pembelajaran. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian gaya belajar,

    macam-macam gaya belajar, karakteristik gaya belajar, pentingnya memahami

    gaya belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar, indikator gaya

    belajar, serta pentingnya mengetahui gaya belajar siswa.

    2.1.2.1 Pengertian Gaya Belajar

    Akhir-akhir ini timbul pikiran baru yakni, bahwa mengajar itu harus

    memperhatikan gaya belajar atau learning style siswa. Gaya belajar siswa tersebut

    merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Gaya belajar

    dapat diartikan sebagai cara yang ditempuh seseorang dalam belajar. Dalam hal

    ini, belajar diartikan sebagai proses dalam menyerap suatu informasi. Seseorang

    memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyerap suatu informasi. Seperti yang

    dikemukakan oleh Nasution (2013:93), bahwa gaya belajar yaitu cara ia bereaksi

    dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.

    Para peneliti menggolongkan berbagai belajar pada siswa menurut kategori-

    kategori sebagai berikut :

    1) Setiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya belajar. Guru

    juga mempunyai gaya mengajar masing-masing.

    2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.

    3) Kesesuaian gaya mengajar dan gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar.

  • 22

    Pendapat lain juga dikemukakan oleh Gunawan (dalam Ghufron, 2014:11),

    bahwa gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan

    kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Susilo, M. Djoko

    (2010:94) mengemukakan bahwa gaya belajar yaitu suatu cara yang cenderung

    dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses

    informasi tersebut.

    Gaya bersifat individual bagi setiap orang, dan untuk membedakan antara

    orang satu dengan orang lainnya. Dengan demikian, secara umum gaya belajar

    diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepercayaan-kepercayaan,

    pilihan-pilihan, dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu untuk

    membantu anak dalam belajar.

    Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap,

    kemampuan mengatur dan mengolah informasi (Suparman, 2010:63). Secara

    umum, ada dua kategori utama tentang bagaimana seseorang belajar, pertama,

    bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan kedua,

    bagaimana cara seseorang tersebut mengatur dan mengolah informasi (dominan

    otak). Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan

    kemudian mengatur serta mengolah informasi (De Porter, 2010:110).

    Antara siswa satu dengan yang lainnya pasti memiliki gaya belajar yang

    berbeda-beda. Hal tersebut sangat bergantung pada faktor yang mempengaruhi

    individu itu sendiri, untuk itu siswa harus mampu memahami gaya belajarnya agar

    siswa dapat memahami informasi yang didapatnya.

  • 23

    2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

    Gaya belajar merupakan sesuatu yang sangat penting bagi siapapun dalam

    melaksanakan kegiatan belajarnya, baik di rumah, masyarakat, dan terutama di

    sekolah. Gaya belajar antara satu siswa dengan siswa lain berbeda, hal tersebut

    terjadi karena beberapa faktor, baik faktor dari dalam siswa (intern) maupun

    faktor dari luar siswa (ekstern).

    Dunn (dalam De Porter, 2010:110) menemukan banyak variabel yang

    mempengaruhi cara belajar orang, mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis,

    dan lingkungan. Misalnya: (1) seseorang dapat belajar dengan paling baik apabila

    cahaya terang, sedangkan sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram, (2)

    ada orang yang belajar secara baik dengan berkelompok, sedangkan yang lain

    lebih memilih adanya orang tua atau guru yang mendampingi tetapi ada juga yang

    lebih senang belajar sendiri, (3) sebagian orang memerlukan musik sebagai

    pangantar belajar, namun ada juga yang belajar dalam keadaan sepi, (4) ada

    orang-orang yang memerlukan lingkungan belajar yang rapi dan teratur, tetapi ada

    juga yang suka menggelar segala sesuatunya agar semua dapat terlihat.

    Ketika belajar siswa pelu berkonsentrasi dengan baik. Untuk bisa

    berkonsentrasi dengan baik, maka perlu adanya lingkungan yang mendukung

    kegiatan belajar siswa. Berikut ini faktor lingkungan yang mempengaruhi

    konsentrasi belajar siswa adalah :

    a) Suara

    Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang

    menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun

  • 24

    nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman,

    tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi jika banyak orang di sekitarnya.

    Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu

    konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat

    yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak

    merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat

    berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

    b) Pencahayaan

    Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan

    dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur

    pencahayaan sesuai dengan yang dibutuhkan.

    c) Temperatur

    Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak

    terlalu dipermasalahkan orang. Namun, perlu diketahui bahwa reaksi tiap orang

    terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingain atau

    sejuk, sedangkan yang lainnya memilih di tempat yang hangat.

    d) Desain Belajar

    Jika sedang belajar yang membutuhkan konsentrasi, ada yang merasa lebih

    nyaman untuki melakukannya sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur,

    tikar, karpet atau duduk santai di lantai tapi ada juga yang sambil berbaring,

    berjalan-jalan, memanjat pohon. Ada dua desain belajar yaitu : desain formal

    dan tidak formal.

  • 25

    2.1.2.3 Macam-Macam Gaya Belajar

    Seseorang belajar menggunakan panca inderanya, terutama indera

    penglihatan, indera pendengaran, maupun indera peraba. Pada dasarnya, gaya

    belajar yang cenderung dimiliki siswa berkaitan dengan ketiga indera tersebut,

    yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat

    De Porter (2010:112), bahwa ada tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas

    yang digunakan individu dalam memproses informasi, yaitu :

    1) Gaya belajar visual

    Seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang de-

    ngan melihat apa yang sedang ia pelajari. Seseorang akan lebih memahami in-

    formasi yang disajikan melalui gambar atau simbol.

    2) Gaya belajar auditorial

    Seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar auditorial kemungkinan

    akan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Mereka menikmati saat-

    saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Karakteristik model

    belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama

    menyerap informasi atau pengetahuan. Hal ini berarti bahwa langkah awal

    dalam belajar siswa harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan

    memahami informasi yang diterima.

    3) Gaya belajar kinestetik

    Seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar

    lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan

    belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk memanipulasi media untuk

  • 26

    mempelajari informasi baru.

    Sementara itu, Kolb (dalam Ghufron, 2014:97) menjelaskan ada empat gaya

    belajar seseorang, yaitu :

    1) Gaya diverger

    Gaya diverger merupakan kombinasi dari perasaan dan pengamatan. Individu

    dengan tipe diverger unggul dalam melihat situasi konkret dari banyak sudut

    pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap situasi adalah mengamati

    dan bukan bertindak, termasuk perilaku orang lain, diskusi dan sebagainya.

    Individu seperti ini mempunyai tugas belajar yang menuntut untuk

    menghasilkan ide-ide (brainstorming), mempelajari hal-hal baru, biasanya juga

    menyukai isu budaya. Ingin segera mengalami suatu pengalaman, misalnya

    memecahkan suatu persoalan, dan tidak takut untuk mencoba. Namun cepat

    bosan jika persoalan membutuhkan waktu yang lama dapat dipahami,

    dipecahkan, atau diselesaikan.

    2) Gaya assimilator

    Gaya belajar assimilator merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati.

    Individu dengan tipe assimilator memiliki kelebihan dalam memahami

    berbagai sajian informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, dan

    dipandang dari berbagai perspektif dirangkum dalam suatu format yang logis,

    singkat, dan jelas. Biasanya individu tipe ini kurang perhatian pada orang lain

    dan lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak. Mereka juga cenderung

    lebih teoritis, mengasimilasikan fakta ke dalam teori, berpikir dengan objektif,

    analitis, runtut, sistematis, melakukan pendekatan masalah dengan logika,

  • 27

    berusaha benar-benar memahami suatu permasalahan terlebih dahulu sebelum

    melakukan tindakan.

    3) Gaya konverger

    Gaya belajar konverger merupakan kombinasi dari berpikir dan berbuat.

    Individu dengan tipe ini unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai

    ide dan teori. Biasanya mereka mempunyai kemampuan yang baik dalam

    pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung

    untuk menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada masalah sosial atau

    hubungan antarpribadi, karena lebih suka untuk mencoba-coba ide, teori-teori

    ke dalam suatu aplikasi.

    4) Gaya akomodator

    Gaya belajar akomodator merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan.

    Individu dengan tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil

    pengamatan nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana

    dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang.

    Mereka cenderung bertindak berdasarkan intuisi atau dorongan hati daripada

    berdasarkan analisis logis.

    Penelitian gaya belajar model Witkin, Oltman, Raskin, dan Karp (dalam

    Ghufron ,2014: 86) menghasilkan dua tipe gaya belajar yang ada pada individu,

    yaitu:

    1) Gaya belajar field dependence

    Individu yang mempunyai gaya belajar field dependence adalah individu yang

    mempersepsikan diri dikuasai lingkungan. Contoh individu yang memiliki

  • 28

    gaya belajar field dependence adalah ketika individu tersebut naik bus dan

    ingin membaca buku maka individu tersebut akan merasa terganggu dan

    kurang berkonsentrasi dengan suasana berisik dan gaduh dalam bus tersebut.

    2) Gaya belajar field independence

    Individu yang mempunyai gaya belajar field independence adalah apabila

    individu mempersepsikan diri bahwa sebagian besar perilaku tidak dipengaruhi

    oleh lingkungan. Individu yang memiliki gaya belajar field independence tidak

    akan merasa terganggu dengan suasana yang gaduh dan berisik.

    Berdasarkan kenyataan di lapangan, gaya belajar yang biasa dimiliki oleh

    siswa SD adalah gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik karena gaya belajar

    tersebut mudah diterapkan oleh siswa SD. Ketiga gaya belajar tersebut

    berhubungan dengan indera penglihatan, pendengaran, maupun peraba. Seseorang

    belajar pada dasarnya memanfaatkan ketiga indera tersebut. Dalam penelitian ini,

    gaya belajar yang akan dibahas adalah gaya belajar visual, auditorial, dan

    kinestetik.

    Tiap gaya belajar siswa pasti memiliki ciri yang khusus, sehingga dapat

    dibedakan antara gaya belajar yang satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan

    dijelaskan tentang karakteristik dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

    2.1.2.4 Karakteristik Gaya Belajar

    Setiap gaya belajar pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Gaya belajar

    visual lebih menekankan pada indera penglihatan, gaya belajar auditorial

    menekankan pada indera pendengarannya, sedangkan gaya belajar kinestetik lebih

    menekankan pada kegiatan secara langsung (praktik).

  • 29

    De Porter (2010:116-118) mengemukakan karakteristik dari gaya belajar,

    yaitu:

    1) Gaya belajar visual

    Gaya belajar visual adalah belajar dengan cara melihat. Ciri-ciri siswa yang

    kecenderungan belajar adalah:

    a) selalu rapi dan teratur;

    b) berbicara dengan cepat;

    c) teliti pada detail;

    d) mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi;

    e) pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam

    pikiran mereka;

    f) mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar;

    g) mengingat dengan asosiasi visual;

    h) pembaca cepat dan tekun;

    i) suka membaca daripada dibacakan;

    j) suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar;

    k) sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak;

    l) lebih suka memperagakan dari pada berbicara;

    m) lebih suka seni daripada musik;

    n) seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai

    memilih kata-kata;

    o) kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan;

    p) lebih mudah mengingat jika dibantu gambar.

  • 30

    2) Gaya belajar auditorial

    Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial adalah sebagai

    berikut:

    a) berbicara kepada diri sendiri saat bekerja;

    b) mudah terganggu oleh keributan;

    c) menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika

    membaca;

    d) senang membaca dengan keras dan mendengarkan;

    e) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;

    f) merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita;

    g) berbicara dalam irama yang terpola;

    h) biasanya pembicara yang fasih;

    i) lebih suka musik daripada seni;

    j) belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan

    daripada yang dilihat;

    k) suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar;

    l) mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan

    visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain;

    m) lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya;

    n) lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

    3) Gaya belajar kinestetik

    Seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik ciri-cirinya adalah sebagai

    berikut:

  • 31

    a) berbicara dengan perlahan;

    b) menanggapi perhatian fisik;

    c) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka;

    d) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang;

    e) selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;

    f) mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar;

    g) belajar melalui memanipulasi dan praktik;

    h) menghafal dengan cara berjalan dan melihat;

    i) menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;

    j) banyak menggunakan isyarat tubuh;

    k) tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

    Suparman (2010:66-70) mengemukakan strategi untuk mempermudah

    proses belajar siswa yang bergaya belajar VAK (Visual, Auditori, Kinestetik) ada-

    lah sebagai berikut:

    a) Gaya belajar visual

    1) Gunakan materi visual seperti tulisan, gambar-gambar, diagram dan peta.

    2) Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting.

    3) Ajak anak-anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.

    4) Gunakan multimedia visual seperti komputer dan video.

    5) Arahkan anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam bentuk

    tulisan atau gambar.

    b) Gaya belajar auditori

    1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam setiap diskusi yang dilakukan

  • 32

    secara verbal.

    2) Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.

    3) Gunakan musik sebagai background untuk mengajarkan anak.

    4) Arahkan anak agar merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan minta

    dia untuk senantiasa mendengarkannya sebelum tidur.

    5) Sebagai orang tua, sebaiknya bantu anak ketika belajar dengan membaca

    materi pelajarannya atau mengajaknya berdiskusi mengenai materi

    pelajarannya.

    c) Gaya belajar kinestetik

    1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

    2) Arahkan anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya,

    misalnya belajar menanam dengan cara langsung mempraktikannya.

    3) Izinkan anak untuk mengunyah sesuatu, misalnya permen karet saat belajar.

    4) Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan.

    5) Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik, sebab biasanya

    ketika mereka belajar dengan musik, anggota tubuhnya (misalnya kepala

    atau kakinya) ikut bergerak mengikuti irama musik.

    2.1.2.5 Indikator Gaya Belajar

    Mengacu pada teori dan ciri-ciri gaya belajar visual, auditorial, dan

    kinestetik menurut De Porter (2010:116-118), maka dapat dibuat indikator dari

    ketiga gaya belajar tersebut sebagai berikut:

    1) Gaya belajar visual

    a) Belajar dengan cara visual

  • 33

    Mata /penglihatan memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan

    belajar. Siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran dengan melihat

    secara langsung proses pembelajaran tersebut, misalnya mereka lebih suka

    membaca sendiri materi pelajaran daripada dibacakan orang lain.

    b) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar

    Siswa lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, sehingga mereka bisa

    mengerti tentang posisi, bentuk, angka, maupun warna.

    c) Rapi dan teratur

    Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan lebih memperhatikan

    penampilannya.

    d) Tidak terganggu dengan keributan

    Siswa yang memiliki gaya belajar visual lebih mengingat apa yang dilihat

    daripada didengarnya. Mereka tidak terlalu memperhatikan suara yang ada

    di sekitarnya, sehingga mereka tidak akan merasa terganggu dengan

    keributan di sekitarnya.

    e) Sulit menerima instruksi verbal

    Siswa dengan gaya belajar visual akan mudah lupa dengan sesuatu yang

    disampaikan secara lisan dan sering kali harus minta bantuan orang lain

    untuk mengulanginya.

    2) Gaya belajar auditorial

    a) Belajar dengan cara mendengar

    Siswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih mengandalkan

    pendengarannya dalam kegiatan belajarnya. Mereka lebih memahami pela-

  • 34

    jaran dengan mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru.

    b) Baik dalam aktivitas lisan

    Siswa bergaya auditorial akan fasih dalam berbicara. Menyukai diskusi dan

    menjelaskan segala sesuatu dengan panjang lebar.

    c) Memiliki kepekaan terhadap musik

    Siswa akan mampu mengingat dengan baik apa yang didengarnya, sehingga

    dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara.

    d) Mudah terganggu dengan keributan

    Siswa yang bergaya auditorial sangat peka terhadap suara-suara yang

    didengarnya, jadi mereka merasa terganggu jika ada suara di dalam kegiatan

    belajarnya.

    e) Lemah dalam aktivitas visual

    Siswa merasa kesulitan memperoleh informasi yang sifatnya tertulis.

    3) Gaya belajar kinestetik

    a) Belajar dengan aktivitas fisik

    Siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar sambil

    bergerak, menyentuh, dan melakukan. Mereka tidak tahan jika harus duduk

    berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar dengan baik

    jika prosesnya disertai dengan kegiatan fisik.

    b) Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh

    Siswa lebih mudah menghafal dengan cara melihat gerakan tubuh/fisik

    sambil berjalan mempraktikannya.

    c) Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

  • 35

    Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan

    isyarat tubuh, dan lebih menyukai praktik.

    d) Suka coba-coba dan kurang rapi

    Belajar melalui memanipulasi dan praktik, kemungkinan tulisannya kurang

    rapi.

    e) Menyukai kerja kelompok dan praktik

    Siswa merasa senang jika guru memintanya untuk kerja kelompok, siswa

    akan merasa, siswa akan bertanggung jawab dengan tugas kelompoknya.

    Dari uraian di atas, maka indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui

    gaya belajar siswa adalah:

    1) Gaya belajar visual

    a) Belajar dengan cara visual, misalnya siswa dapat memahami penjelasan dari

    guru secara langsung.

    b) Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, misalnya siswa

    dapat mengingat materi dengan melihat penjelasan guru di depan kelas.

    c) Rapi dan teratur, misalnya siswa merapikan seragamnya setiap saat.

    d) Tidak terganggu dengan keributan, misalnya siswa tetap dapat belajar

    meskipun suasana kelas ramai.

    e) Sulit menerima instruksi verbal, misalnya siswa mudah lupa jika guru hanya

    menjelaskan materi sekali saja dan tidak diulangi lagi.

    2) Gaya belajar auditorial

    a) Belajar dengan cara mendengar, misalnya siswa dapat memahami materi

    hanya dengan mendengar penjelasan guru saja.

  • 36

    b) Baik dalam aktivitas lisan, misalnya siswa senang jika belajar sambil

    diskusi.

    c) Memiliki kepekaan terhadap musik, misalnya siswa belajar sambil

    mendengarkan musik.

    d) Mudah terganggu dengan keributan, misalnya siswa tidak dapat

    berkonsentrasi belajar jika suasana ramai.

    e) Lemah dalam aktivitas visual, misalnya siswa merasa malas jika disuruh

    mencatat materi.

    3) Gaya belajar kinestetik

    a) Belajar dengan aktivitas fisik, misalnya siswa senang jika melakukan

    praktik.

    b) Peka terhadap ekspresi dan bahasa tubuh, misalnya siswa senang

    menghafalkan materi sambil berjalan.

    c) Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, misalnya siswa menggunakan

    jari sebagai penunjuk saat membaca.

    d) Suka coba-coba dan kurang rapi, misalnya siswa suka mengerjakan soal-

    soal tanpa disuruh terlebih dahulu.

    e) Menyukai kerja kelompok dan praktik, misalnya siswa lebih bersemangat

    jika ia belajar bersama teman-temannya.

    2.1.2.6 Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa

    Mengetahui gaya belajar merupakan hal yang sangat pengting, baik oleh

    siswa itu sendiri maupun bagi guru. Siswa dapat memaksimalkan kemampuannya

    dalam belajar guna meningkatkan hasil belajarnya, sedangkan bagi guru, dengan

  • 37

    mengetahui gaya belajar masing-masing siswanya akan membantu guru dalam

    memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswanya.

    Kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya belajar

    orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan afektifitasnya dalam belajar.

    Honey & Mumford (dalam Ghufron, 2014:138) menjelaskan tentang pentingya

    individu mengetahui gaya belajarnya masing-masing adalah sebagai berikut :

    1) Meningkatkan kesadaran kita tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau

    tidak cocok dengan gaya belajar kita.

    2) Membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas.

    Menghindarkan kita dari pengalaman belajar yang tidak tepat.

    3) Individu dengan kemampuan belajar efektif yang kurang, dapat melakukan

    improvisasi.

    4) Membantu individu untuk merencanakan tujuan dari belajarnya, serta

    menganalisis tingkat keberhasilan seseorang.

    Menurut Montgomery dan Groat (dalam Ghufron, 2014:138) ada beberapa

    alasan mengapa pemahaman guru terhadap gaya belajar siswa perlu diperhatikan

    dalam proses pengajaran, yaitu:

    1) membuat proses belajar mengajar dialogis;

    2) memahami pelajar lebih berbeda;

    3) berkomunikasi melalui pesan;

    4) membuat proses pengajaran lebih banyak memberi penghargaan;

    5) memastikan masa depan dari disiplin-disiplin yang dimiliki siswa.

    Gaya belajar siswa yang berbeda-beda tentunya akan mempengaruhi hasil

  • 38

    belajar siswa. Gaya belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

    hasil belajar, apabila siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya maka hasil

    belajar yang didapat pun baik.

    2.1.3 Hakikat Hasil Belajar

    Pada dasarnya belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif,

    keterampilan, maupun sikap. Hal tersebut dapat kita lihat dari hasil yang telah kita

    capai dalam proses belajar. Hasil belajar itulah yang menjadi patokan apakah

    siswa tersebut sudah mencapai kemampuan belajar dengan baik atau belum.

    Melalui hasil belajar tersebut, guru dapat mengetahui kemampuan dari tiap

    siswanya. Sehingga guru dapat memaksimalkan diri dalam proses pembelajaran.

    2.1.3.1 Pengertian Hasil Belajar

    Seseorang belajar bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hasil

    belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, karena

    kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan hasil belajar merupakan suatu

    pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses belajar tersebut. Pencapaian

    tersebut tidak hanya menyangkut tentang pengetahuan siswa saja, tetapi juga

    berkaitan dengan sikap dan keterampilan siswa. Hal tersebut didukung oleh

    pendapat Sudjana (2014:3) yang menyebutkan bahwa hasil belajar siswa pada

    hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar

    dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.

    Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

    sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (dalam

    Suprijono, 2013:5), hasil belajar berupa :

  • 39

    1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

    bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik

    terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan

    manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

    2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

    lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi,

    kemampuan analitis-sintetis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip

    keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

    aktivitas kognitif bersifat khas.

    3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

    kognitifnya sendiri. Kemmapuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah

    dalam memecahkan masalah.

    4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani

    dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

    5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian

    terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan

    ekternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai

    sebagai standar perilaku.

    Benjamin Bloom (dalam Poerwanti, 2008:1-23) mengelompokkan

    kemampuan manusia ke dalam dua ranah (domain) utama, yaitu ranah kognitif

    dan ranah non-kognitif. Ranah non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok,

    yaitu ranah afektif dan ranah psikomotorik. Setiap ranah diklasifikasikan secara

    berjenjang mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.

  • 40

    1) Ranah Kognitif

    Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu: pengetahuan

    (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis

    (analysis), evaluasi, dan kreasi.

    Dalam pembelajaran IPS, hasil belajar kognitif lebih menekankan pada

    aspek pengetahuan dan berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Tujuan

    aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup

    kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat sampai pada

    kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

    IPS di SD ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan sosial yang

    berguna dalam kehidupan sehari-hari, setelah memiliki pengetahuan yang

    cukup, barulah siswa tersebut dapat mengembangkan sikap maupun

    keterampilannya.

    2) Ranah Afektif

    Ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah

    pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai

    yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi

    bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya.

    Jenjang kemampuan dalam ranah afektif, yaitu: menerima (receiving),

    menjawab ( responding ), menilai (valuing), dan organisasi (organization).

    Hasil belajar afektif lebih menekankan pada penilaian sikap siswa dalam

    suatu pembelajaran. Penanaman sikap melalui pembelajaran IPS tidak terlepas

    dari mengajarkan nilai dan sisten nilai yang berlaku di masyarakat. Strategi

  • 41

    pembelajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan

    mengembangkan sikap mental yang baik. Sikap yang harus dikembangkan

    dalam pembelajaran IPS adalah sikap menghargai, tenggang rasa, jujur, adil,

    demokratis, bertanggung jawab, penghargaan terhadap alam, penghormatan

    kepada Sang Pencipta, dll.

    3) Ranah Psikomotor

    Ranah psikomotor berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-

    bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Tingkatan

    domain dalam ranah psikomotorik yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar (basic

    fundamental movements), gerakan persepsi (perceptual abilities), gerakan

    kemampuan fisik (physical abilities), gerakan terampil (skilled movements),

    gerakan indah dan kreatif (non-discursive communication).

    Hasil belajar psikomotorik lebih menekankan pada aspek keterampilan

    dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar. Dalam

    pembelajaran IPS, keterampilan siswa harus diperhatikan dalam mencapai hasil

    belajar yang baik, selain itu juga untuk bertahan dengan lingkungan

    masyarakat. Keterampilan dasar IPS yang dapat diterapkan dalam kehidupan

    bermasyarakat adalah keterampilan mental, personal, dan sosial.

    Pada penelitian ini, hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar IPS

    yang mencakup ranah kognitif, karena dalam penilaian hasil belajar IPS lebih

    banyak mencakup ranah kognitif. Seseorang yang belajar diharapkan mampu

    mengembangkan pengetahuan terlebih dahulu, setelah memiliki pengetahuan yang

    cukup baru dapat mengembangkan sikap maupun keterampilannya. Hasil belajar

  • 42

    kognitif lebih menekankan pada aspek pengetahuan dan berkenaan dengan hasil

    belajar intelektual. Pembelajaran IPS dapat tercapai dengan baik apabila siswa

    mampu mencapai ranah kognitif dengan baik. Hasil belajar kognitif IPS ini

    didapat setelah melakukan evaluasi yang berupa tes.

    2.1.4 Pembelajaran IPS di SD

    2.1.4.1 Pengertian IPS

    Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang secara resmi mulai dipergunakan

    di Indonesia sejak tahun 1975 adalah istilah Indonesia untuk pengertian social

    studiesseperti di Amerika Serikat. Dalam dunia pengetahuan kemasyarakatan atau

    pengetahuan sosial kita mengenal beberapa istilah seperti ilmu sosial, studi sosial,

    dan ilmu pengetahuan sosial.

    Ilmu sosial penekanannya pada keilmuan yang berkenaan d