holistik mina padi@e-respiratory library usu

15
PENDEKATAN HOLISTIK: PENGGUNAAN MINA PADI DI SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU [email protected] PENDAHULUAN Simalungun dikenal dengan julukan Habonaron Do Bona, merupakan salah satu kota penghasil padi dataran tinggi di Sumatera Utara. Pertanian merupakan salah satu kegiatan manusia yang sangat tergantung pada iklim mulai dari perencanaan, operasi di lapangan dari penanaman sampai panen, hingga proses pemasaran. Menurut Erni Susanti dkk. (2012), persoalan yang dihadapi para petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani pada saat ini adalah terjadinya perubahan iklim yang sangat ekstrim, sehingga sering terjadi kerugian gagal panen, sementara biaya yang dikeluarkan sudah semakin banyak. Sekarang ini mulai dikaji secara intensif sistem kearifan lokal yang mengintegrasikan sosial-kultur budaya masyarakat dengan teknologi tepat guna untuk mengatasi persoalan yang timbul di bidang pertanian tersebut. Di tanah “Habonaron Do Bona”, di Portibi, Simalungun terkenal dengan Pitutur Luhur. Makna pitutur luhur merupakan penggalan ‘ajaran spiritual tingkat tinggi’ yang diabadikan dalam bentuk pedoman perilaku – the way of life. Pitutur Luhur merupakan sandi yang mesti diselami dengan hati yang terbuka, jika tidak kita hanya akan membentur ‘ego’ kita sendiri, ‘ego’ buatan, keadaan masyarakat yang mesti dilampaui jika 1

Upload: ameilia-zuliyanti-siregar

Post on 03-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Teknologi sederhana dan tepat guna yang dapat ditawarkan dalam mitigasi iklim adalah mina padi, teknik menanam padi dan memelihara ikan di pertanaman padi di Desa Manik Rambung, Simalungun.

TRANSCRIPT

Page 1: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

PENDEKATAN HOLISTIK: PENGGUNAAN MINA PADI DI SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA

Ameilia Zuliyanti SiregarDepartemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU

[email protected]

PENDAHULUAN

Simalungun dikenal dengan julukan Habonaron Do Bona, merupakan salah satu kota

penghasil padi dataran tinggi di Sumatera Utara. Pertanian merupakan salah satu kegiatan

manusia yang sangat tergantung pada iklim mulai dari perencanaan, operasi di lapangan

dari penanaman sampai panen, hingga proses pemasaran. Menurut Erni Susanti dkk.

(2012), persoalan yang dihadapi para petani dalam melaksanakan kegiatan usaha tani pada

saat ini adalah terjadinya perubahan iklim yang sangat ekstrim, sehingga sering terjadi

kerugian gagal panen, sementara biaya yang dikeluarkan sudah semakin banyak. Sekarang

ini mulai dikaji secara intensif sistem kearifan lokal yang mengintegrasikan sosial-kultur

budaya masyarakat dengan teknologi tepat guna untuk mengatasi persoalan yang timbul di

bidang pertanian tersebut.

Di tanah “Habonaron Do Bona”, di Portibi, Simalungun terkenal dengan Pitutur

Luhur. Makna pitutur luhur merupakan penggalan ‘ajaran spiritual tingkat tinggi’ yang

diabadikan dalam bentuk pedoman perilaku – the way of life. Pitutur Luhur merupakan

sandi yang mesti diselami dengan hati yang terbuka, jika tidak kita hanya akan membentur

‘ego’ kita sendiri, ‘ego’ buatan, keadaan masyarakat yang mesti dilampaui jika ingin

mengapresiasi maknanya. Menurut Jai Roi Purba (2009) dan David (2012) terdapat lima

‘ruhut ni goluh’ yang sejak lama telah menjiwai kehidupan di masyarakat Simalungun dan

masih relevan hingga di zaman modern ini.

SEJARAH SINGKAT SIMALUNGUN

1. Oppu Oppu (Marguru Na Bonar)

Marguru Na Bonar memiliki pengertian “bergurulah pada kebenaran hakiki,

kebenaran yang memuliakan; berguru kepada seseorang yang tercerahkan”. Banyak hal

dapat dijadikan sebagai “guru”. Kepada alam, dunia hewan, dunia tumbuhan, pergaulan

dengan sesama manusia, pengalaman orang lain, kitab suci, guru di lembaga pendidikan

formal, guru agama atau pribadi tertentu yang memiliki intelegensia dan tuah tertentu.

1

Page 2: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

Semua hal tersebut bisa dijadikan guru, karena kita mendapatkan hikmah, pengajaran,

perbandingan, peringatan sehingga kita bisa memperbaharui diri kita. Dengan maksud,

hubungan ini tidak statis, artinya ada upaya di dalam diri untuk melakukan ‘pemberdayaan

diri’ sehingga kita menjadi pribadi yang lebih matang dan bahagia. Maka bergurulah

kepada banyak hal.

Pada masa lampau, struktur kampung/desa (huta) di Simalungun senantiasa memiliki

seorang guru, diperankan “tondong” yaitu kepala rumah tangga sebuah desa. Sebutan

‘guru’ untuk para tetua (Par-Tuha) berfungsi sebagai penasehat. Par-Tuha selalu

memberikan pesan moral yang menekankan interaksi antara manusia dengan

lingkungannya, contohnya adalah…..kacaukan hutan! Maka akan berpengaruh kepada

kehidupan manusia itu sendiri.

2. Didihil (Maruhur Na Bonar)

Terdapat tiga pengertian dari Maruhur Na Bonar yaitu ‘berpikir atau cara pandang

yang tepat menggunakan hati nurani’; memiliki cinta, memiliki kepedulian, memiliki

semangat untuk berbagi, semangat melayani, semangat kebersamaan; dan memiliki

kestabilan emosi (mental emotional) yang telah matang, telah terbangun dengan baik.

Maruhur Na Bonar harus dilandaskan pada pengetahuan dan kebijaksanaan sehingga kita

bisa bertanggung jawab dan berpikir secara tepat guna melalui bimbingan seorang guru.

3. Dangsina (Marhata Na Bonar)

Marhata Na Bonar berarti berbicara yang tepat. Ucapan adalah ungkapan paruhuran

na bonar, ekspresi intelektualitas yang tepat dan intelegensia yang baik. Ketika kita hendak

berbicara, nurani kita langsung bekerja, intelegensia kita menuntun mengungkapakan

sesuatu dengan tata kalimat yang beretika moral.

4. Tutuduh (Marhorja Na Bonar)

Marhorja Na Bonar, bertindak secara tepat. Dimana, ucapan dan tindakan adalah

ekspresi ‘kesadaran’ kita untuk memilah mana tindakan yang benar atau yang salah dan

yang tepat atau tidak tepat. Ketepatan di sini berarti berguna bagi diri sendiri, bagi orang

lain, bahkan bagi lingkungan. Tindakan yang tepat berarti mengamalkan etika, aturan,

pedoman prilaku, hukum, kejujuran, keberanian dan lain-lainnya. Pada kenyataannya,

2

Page 3: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

dalam kondisi dan situasi tertentu, kita membutuhkan keberanian dan kekuatan mental

untuk melakukan suatu kebenaran universal meski akan dijauhi oleh orang-orang atau

kumpulan komunitas di lingkungan kita. Saat ini, kita membutuhkan kekuatan hasil

paruhuran na bonar melalui perkataan yang tepat untuk bisa melakukan tindakan yang

tepat. Sebuah tindakan yang tepat membutuhkan keberanian, integritas, komitmen yang

sudah terbentuk dalam diri sendiri.

5. Tutualang (Marsaor Na Bonar)

Marsaor Na Bonar mengandung pengertian pergaulan yang tepat. Pergaulan itu

meliputi interaksi manusia dengan lingkungannya, melalui proses tiga S, yaitu asah (saling

memperkaya), asuh (saling mengajari) dan asih (saling mengasihi).

Suriatna (1988) menyatakan merubah dan membentuk cara pandang petani tentang

alam ini merupakan suatu hal yang sangat penting karena para petani tidak menyadari

bahwa perubahan iklim yang sedang terjadi merupakan bagian dari campur tangan manusia

yang kurang bersahabat dengan alam, seperti ilegal loging di hulu sungai serta kerusakan

lain sebagai akibat ulah tangan manusia. Upaya pemberian pemahaman petani terhadap

persoalan cuaca ekstrim ini diwujudkan melalui kegiatan sekolah lapang iklim atau kursus

singkat agar para petani dapat mengetahui dampak perubahan iklim dalam suatu siklus

musim tanam (Meinarti dkk., 2009). Para petani diberikan pengetahuan mendasar,

keterampilan mendeteksi dan menganalisis persoalan dalam mengambil keputusan untuk

menentukan kegiatan usaha tani selanjutnya.

Disamping itu, optimalisasi potensi lahan sawah irigasi dan peningkatan pendapatan

petani adalah penting dengan merekayasa lahan menggunakan teknologi tepat guna. Cara

yang dapat dilakukan yaitu dengan mengubah strategi pertanian dari sistem monokultur ke

sistem diversifikasi pertanian, misalnya menerapkan teknologi budidaya Mina Padi.

Dengan adanya pemeliharaan ikan di persawahan, selain dapat meningkatkan keragaman

hasil pertanian dan pendapatan petani, juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dan air,

serta dapat mengurangi hama penyakit pada tanaman padi, dan sumber pendapatan protein

tambahan bagi keluarga petani. Rekayasa teknik tanam padi dengan cara tanam jajar

legowo 2:1 atau 4:l, berdasarkan hasil penelitian terbukti dapat meningkatkan produksi

padi sebesar 12-22%.

3

Page 4: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

Desa Manik Rambung merupakan salah satu kecamatan penghasil mina padi di

Simalungun. Untuk mendukung terlaksananya program mina padi di Simalungun,

diperlukan beberapa persyaratan, diantarnya adalah: petakan sawah mempunyai pematang

keliling yang kuat sehingga dapat menahan air dan tidak bocor dengan lebar pematang 30-

50 cm dan tingginya 40-50 cm. Kemudian saluran pemasukan dan pengeluaran dilengkapi

dengan saringan (kawat, bambu dan lainnya), serta bentuk parit dan lebarnya disesuaikan

dengan luas petakan sawah, yaitu 2-3 % dengan kedalaman setinggi 25-50 cm. Macam-

macam bentuk parit yaitu; keliling, diagonal, tengah, keliling tengah, keliling diagonal, dan

silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir

hasilnya 1,5 - 2 kali lipat lebih tinggi dibandingkan produksi rumpun padi di bagian dalam.

KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN MINA PADI

1. Pada cara tanam jajar legowo 2:1, semua maupun tanaman seolah-olah berada pada

barisan pinggir pematang, sedangkan pada cara tanam jajar legowo 4:1, separuh

tanaman berada pada bagian pinggir (mendapat manfaat border effect).

2. Jumlah rumpan padi meningkat sampai 33°/a/ha.

3. Meningkatkan produktivitas padi 12-22%.

4. Memudahkan pemeliharaan tanaman.

5. Masa pemeliharaan ikan dapat lebih lama,yaitu 70-75 hari. dibanding cara tandur jajar

biasa yang hanya 45 hari.

6. Hasil ikan yang diperoleh dapat menutupi sebagian biaya usaha tani dan protein

tambahan bagi keluarga petani.

7. Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%.

8. Kesuburan tanah dapat ditingkatkan karena kotoran ikan dan sisa makanan berfungsi

sebagai pupuk.

9. Pertumbuhan gulma dapat ditekan karena ikan memakan tumbuh-tumbuhan kecil

(gulma) yang tumbuh di sawah. Dengan demikian, persaingan antara padi dan gulma

dalam mengisap makana dapat dikurangi.

10. Perkembangan populasi hama dan penyakit tanaman padi dapat ditekan karena ikan

memakan binatang-binaatng kecil yang merupakan hama padi.

11. Perilaku ikan terutama ikan mas dalam mencari makanan biasanay dengan cara

membolak-balik tanah. Hal ini dapat memperbaiki struktur tanah.

4

Page 5: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

12. Tanaman menjadi lebih terkontrol karena petani menjadi lebih sering pergi ke sawah.

Dengan demikian, pertumbuhan tanaman padi dan ikan menjadi lebih terawasi

sehingga produksinya lebih meningkat.

Untuk mengubah pemahaman petani terhadap perubahan

iklim dibutuhkan pengetahuan melalui kegiatan sekolah lapang iklim yang dikemas

melalui prinsip belajar melalui pengalaman dengan asas sebagai berikut:

1.  Sarana: belajar dilapangan

2.  Cara: belajar lewat pengalaman

3.  Mengembangkan: perencanaan dari bawah

4.  Tidak ada guru kecuali fasilitator

5.  Materi yang dikaji Agroekosistem dan iklim dan usahatani

6.  Dilaksanakan dalam satu musim tanam.

Hasil identifikasi Dampak/Masalah Perubahan Iklim di Desa Manik Rambung dapat

dilihat pada tabel 1 (musim kemarau) dan tabel 2 (musim hujan).

Tabel 1. Identifikasi Masalah pada Musim Kemarau (Sumber: Hasil Pemantauan di Lapangan, 2009-2011)No 

Masalah Penyebab Solusi             Upaya adaptasi Upaya Mitigasi

1 Menurunnyadebit air dari sumber mata air

-Luas kawasan hutan berkurang

-Pengaturan pola tanam-Pemilihan varietas tahan

kekeringan

- Perdes/Perda. - Reboisasi

2 Tanaman kerdil - Pasokan air irigasi kurang           -Jaringan irigasi rusak

-Mengganti tanaman disesuaikan dengan ketersediaan air

-Pemberian mulsa

- Reboisasi- Rehabilitasi- Organisasi P3A

3 Gagal panen -Kekeringan - Memajukan/memundurkan waktu tanam

- Pompanisasi/irigasi permukaan

- Sistem pertanian organik- Kalender tanam

4 Rusaknyaekosistem dalam tanah

-Suhu panas meningkat - Pemberian mulsa padatanah

Mengurangi penggunaan bahan kimia yang berlebihan

5 Meningkatnyaserangan hama penggrek batang dan belalang kumbara

-   GagalPanen padi

-Fluktuasi suhu dan kelembaban udara semakin meningkat

-Kekeringan yang panjang

- Pemilihan varietas tahan penggerek batang

- Varietas tahan kekeringan, inpari, inpago

- Pemantauan terhadap dinamika serangan OPT yang dikaitkan denganperubahan iklim

- Pengembangan jejaring informasi serangan OPT perlu dilakukan dan harus menjadi kebijakanyang dikedepankan.

- SLPHT

5

Page 6: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

Tabel 2. Identifikasi Masalah pada Musim Hujan (Sumber: Hasil Pemantauan di Lapangan, 2009-2011)No 

Masalah Penyebab SolusiUpaya adaptasi Upaya mitigasi

1 Banjir - Luas kawasan hutan berkurang

-Pemilihan varietas tahan rendaman

- Perdes/Perda.-- Reboisasi

2 JaringanIrigasi Rusak

    -Banjir -Tanah Longsor

- Pembersihan saluran 

-- Drainase - Rehabilitasi

3 MeledaknyaHama Penyakit

-Kelembabantinggi

- Memajukan/memundurkan waktu tanam

- Pompanisasi/irigasi permukaan

- Sistem pertanian organik- Kalender tanam

4 Rusaknyaekosistem dalam tanah

-Suhu panas meningkat -Penggunaan

bahan kimia yang berlebihan

- Pemberian mulsa dan pupuk organik pada tanah

- Mengurangi penggunaan bahan kimia yangberlebihan 

5 Penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan blas pada padi

-Kelembaban yang meningkat menyebabkan OPT mudahberkembangbiak.

Penggunaan varietas yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit

-Melakukan studi/kajian memajukan/memundurkan waktu tanam

- SLPHT 

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam berbudidaya padi adalah sebagai berikut:

1. Penggunan Benih Unggul

Benih unggul yang dimaksudkan disini adalah yang mempunyai daya tumbuh yang tinggi,

kemurniannya dapat dijamin, anakan banyak, jumlah bulir per malai banyak, tahan

hama/penyakit, berumur pendek, tahan kekeringan atau rendaman dan mampu berproduksi

tinggi, diantaranya yang sudah dikenal petani seperti IR.42, IR.64, Cisokan, Cisadane,

Ciherang dan lain-lain.

2. Penyemaian

Penyemaian dapat dilakukan baik dengan sistim semai biasa ataupun semai tugal. Yang

perlu mendapat perhatian disini adalah keselarasan antara umur bibit dengan kondisi air

dilahan ketika hendak ditanam, kalau umur bibit sudah lebih dari 25-30 hari sedangkan

tinggi air dipermukaan sawah belum memungkinkan untuk ditanami padi, maka perlu

dilakukan pecah bibit ke lahan sawah dibagian tepi, untuk memberikan waktu selama

beberapa hari agar bibit sudah semakin besar/tinggi dan air di permukaan sawah surut.

3. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah baik dengan menggunakan hand traktor atau cangkul, sebaiknya

dilakukan tidak terlalu dalam (sesuai ukuran kedalaman akar padi) untuk menghindari agar

6

Page 7: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

lapisan pirit dibawah top soil tidak terangkat keatas. Pengeolahan tanah Ini hanya dapat

dilakukan pada sawah lebak dangkal dengan kedalaman air sekitar 50 cm, sedangkan pada

tipe sawah lebak lainnya hal ini tidak mungkin dilakukan mengingat kedalaman airnya

lebih dari 50 cm dengan masa tergenang bervariasi, untuk itu cukup dengan cara TOT saja.

4. Penanaman

Penanaman dapat menggunakan sistim legowo maupun sistim tegel, sistim legowo

diyakini dapat memberikan peningkatan produksi karena populasi tanamnya bertambah

dibandingkan bila menggunakan sistim tegel. Disamping itu dengan menggunakan system

legowo ini dapat mengurangi kelembaban juga meminimalisir serangan hama tikus yang

sering meresahkan petani (Badan Litbang Pertanian dalam Juknis Lapang PTT Padi

Sawah, 2007).

5. Penyiangan

Penyiangan adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan karena biasanya gulma akan

cepat sekali tumbuh dan menjadi pesaing utama bagi tanaman padi untuk mendapatkan

sinar matahari dan unsur hara, umumnya petani melakukan penyiangan ini 1 atau 2 kali

tergantung kondisi gulmanya dengan peralatan seperti tajak dan sebagainya.

6. Pemupukan

Walaupun sering terkena banjir yang banyak membawa bahan organik, sawah lebak masih

membutuhkan pupuk anorganik dan jumlahnya per hektar adalah Urea 100-150 kg, SP 36

sebanyak 50-75 kg dan KCL sebanyak 40 kg. Cara pemberiannya diatur sedemikian rupa

yakni setelah pemberian pupuk dasar, dilakukan pemupukan susulan. Dalam pemberian

pupuk susulan ini sering mengalami kendala yakni kesesuaian umur padi pada saat itu dan

tinggi permukaan air di sawah untuk menjaga efektifitas dan efisiensi pemupukan. 

7. Pengendalian Hama Penyakit

Hama dan penyakit utama yang sering dijumpai dalam budidaya padi sawah lebak antara

lain tikus, hama wereng coklat, hama putih palsu, penggerek batang, keong mas, hama

orong-orong, walang sangit dan penyakit blast. Upaya mengatasinya adalah dengan

menggunakan sistem pengendalian hama terpadu dengan mengkombinasikan berbagai cara

7

Page 8: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

yang tidak merusak alam, sedangkan penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila

sudah sangat terpaksa.

TEKNOLOGI TEPAT GUNA MITIGASI IKLIM DENGAN MINA PADI

Teknologi sederhana dan gtepat guna yang dapat ditawarkan dalam mitigasi iklim

dan mina padi di Kecamatan Manik Rambung, Simalungun dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemilihan Benih padi

Benih padi yang digunakan adalah varietas unggul berlabel sesuai anjuran setempat dengan

kebutuhan benih 25 kg/ha, seperti varietas tahan rendam (Santani), varitas toleran

kekeringan (situbagendit, Situpatenggang, Inpari, Inpago), dan varietas tahan hama dan

penyakit.

2. Persemaian

Persemaian seluas 5% luas lahan yang akan ditanami. Pemeliharaan persemaian seperti

pada cara tanam padi biasa. Umur persemaian 25-30 hari.

3. Pengolahan tanah

Tanah diolah sempurna (2 kali bajak dan 2 kali garu), dengan kedalaman olah 15-20 cm.

Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pintu pemasukan/

pengeluaran dan perbaikan pematang, jangan sampai ada yang bocor.

4. Pembuatan caren dan saringan

Pembuatan caren palang dan melintang pada saat pengolahan tanah terakhir, lebar 30 - 50

cm dengan kedalaman 25 - 50 cm. Pada titik persilangan dibuat kolam pengungsian ukuran

1x1 m dengan kedalaman 30 cm. Pada setiap pintu pemasukan dan pengeluaran air pada

setiap petakan dipasang saringan kawat dan slat pengatur tinggi permukaan air

menggunakan bambu

5. Penanaman padi

Cara tanam adalah jajar legowo 2:1 atau 4:1. Pada jajar legowo 2:1, setiap dua barisan

tanam terdapat lorong selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, tetapi jarak dalam barisan

lebih rapat yaitu 10 cm. Pada jajar legowo 4:1. setiap empat barisan tanam terdapat lorong

8

Page 9: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

selebar 40 cm, jarak antar barisan 20 cm, jarak dalam barisan tengah 20 cm, tetapi jarak

dalam barisan pinggir lebih rapat yaitu 10 cm. Untuk mengatur jarak tanarn. digunakan

caplak ukuran mata 20 cm. Pada jajar legowo 2:1 dicaplak satu arah saja, sedangkan pada

jajar legowo 4:1 dicaplak kearah memanjang dan memotong.

6. Pengaturan air

Pengaturan air macak-macak 3-4 HST. Setelah 10-15 HST (sesudah penyiangan dan

pemupukan susulan pertama) air dimasukkan mengikuti tinggi tanaman.

7. Pemupukan

Pupuk dasar diberikan secara disebar pada satu tanam padi dengan dosis 1/3 bagian Urea

dan seluruh dosis SP-36. Pupuk susulan pertama diberikan pada umur 15 HST (sesudah

penyiangan) dan pupuk susulan kedua pada umur 45 HST. Dosis pupuk sesuai anjuran

yang ditetapkan Dinas Pertanian Sumatera Utara/dinas pertanian setempat.

8. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada umur 10-15 HST (sebelum pemberian pupuk susulan pertama)

dan selanjutnya tergantung keadaan gulma.

9. Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan sistem perantauan. Hindari penggunaaa

pestisida.

10. Benih ikan dan penebaran

Jenis ikan yang dianjurkan adalah ikan yang berwarna gelap. Penebaran benih ikan

dilakukan pada sore had secara perlahan-lahan agar ikan tidak mengalami sires akibat

perubahan lingkungan. Ukuran benih dianjurkan 5-8 cm dengan kepadatan 5.000 ekor/ha.

11. Pemeliharaan ikan

Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan tambahan, pengelolaan air dan pengawasan

hams. Pakan tambahan berupa dedak halus 250 kg/ha diberikan secara disebar pada caren,

pagi/sore hari. Lama pemeliharaan ikan 70-75 hari.

9

Page 10: Holistik Mina Padi@e-Respiratory Library USU

12. Panen

Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan

sawah, kemudian ikan ditangkap.

DAFTAR PUSTAKA

David E. Purba Tua. 2012. Habonaron Na Gabe Ruhut Ni Goluh. Simalungun online. (Diakses hari Selasa, 9 Oktober 2012).

Erni Susanti, F. Ramadhani, E. Runtunuwu, I. 2012. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Serta Strategi Antisipasi Dan Adaptasi. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Bogor. Amien (Diakses hari kamis, 20 September 2012).

Jai Roi Purba.2009. Orang Simalungun. Kompasiana (Diakses hari Rabu, 10 Oktober 2012).

Syamsiah, M. 1996. Pembinaan Kelompok Tani. Modul Universitas Terbuka Jakarta

Suriatna, S. 1988. Metode Penyuluhan Pertanian. Mediayatma Sarana Perkasa. Jakarta

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto. 2009. Kajian varietas padi toleran kekeringan di lahan sawah tadah hujan dataran rendah Kabupaten Rembang. Laporan Proyek, Rembang-Jawa

10