hiv

53
“hiv (aids)” OLEH : KELOMPOK 3 STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

Upload: ruri-marhamah-vs

Post on 01-Feb-2016

3 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hiv

TRANSCRIPT

“hiv (aids)”

OLEH :KELOMPOK 3

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

a. DEFINISI1. Definisi HIV

HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan.

Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”.

HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical".

2. Definisi AIDSAIDS adalah sindroma yang menunjukkan

defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

AIDS adalah sekumbulan gejala dan infeksi yang diakibatkan infeksiHIV pada tubuh. Muncul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi opurtuninstik adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya sistem pertahanan tubuh yang telah terinfeksi HIV tau lebih sebab lain.

Penyakit aids merupakan bentuk gangguan kekebalan tubuh sekunder (imunodefisiensi) yang bersifat menular karena virus HIV-1. Penyakit ini ditandai oleh supresi yang mencolok pada imunitas yang dimediasi-sel T, berbagai infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan penyakit neurologi.

AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.(Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan Bagi ODHA, Jakarta, 2003, hal 1)

Dalam proses perkembangan virus HIV dari infeksi menjadi penyakit AIDS ada 4 fase yaitu:1. Fase pertama

Fase ini dimulai setelah infeksi, dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase pertama ditandai dengan tidak enak badan seperti flu, meski pada 20% penderita mengalami flu yang parah, namun test HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukan bahwa penderita tidak terinfeksi HIV.2. Fase kedua

Fase ini adalah tahap terpanjang diantara fase lainnya bahkan berlangsung hingga sepuluh tahun. Pada fase ini gejala pada penderita hampir tidak terlihat, padahal sebenarnya pada fase inilah virus sedang bekembang. Secara perlahan HIV menghancurkan sel-sel CD-4 yang berjumlah banyak untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel-sel CD-4 yang penderita miliki, system kekebalan tubuh penderita akan terus menurun,walaupun tubuh akan mengganti sel CD-4 yang rusak sebanyak mungkin, namun tetap saja sel CD-4 akan kalah dengan perkembangan virus HIV yang berkembangan sangat cepat.

3. Fase ketigaFase ini dimulai ketika sel CD-4 dalam tubuh sudah

dikuasai virus HIV. Ketika system kekebalan tubuh sudah gagal penyakit-penyakit akan mudah masuk kedalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini mengendalikan tubuh penderita dan berbagai gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya terjadi gaejala-gejala ringan seperti: lelah, diare, infeksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari, berat badan terus menurun,pembengkakan kelenjer limfa, sariawan terus menerus. Tetapi seiring dengan melemahnya system kekebalan tubuh gejala-gejala ini akan semakin parah.4. Fase keempat

Pada fase ini, ketika gejala-gejala penyakit seperti tuberculosis (kanker) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan anti virus hanya biasa memperlambat perkembangan virus HIV saja.

JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS DI INDONESIA, MARET 2009

PROVINSI JUMLAH AIDS

JAWA BARAT 3162

DKI JAKARTA 2807

JAWA TIMUR 2652

PAPUA 2499

BALI 1263

TAHUN 2002 2003 2008

ESTIMASI 108.000 193.000 270.000

b. Epidemiologi

RASIO KASSUS AIDS, GLOBAL 2003 TAHAP 1

NEGARA % HIV LAKI- LAKI % HIV WANITA

AFRIKA SUB-SAHARA 7,5 59,1

SWAZILAND 38,8 55,0

BOSTWANA 37,3 57,6

LESOTO 28,9 56,7

ZIMBABWE 24,6 58,1

AFRIKA SELATAN 21,5 56,9

RASIO KASUS AIDS, GLOBAL 2003 TAHAP II

NEGARA % HIV LAKI – LAKI %HIV WANITA

ASIA SELATAN DAN TENGGARA 0,6 28,6

KAMBOJA 2,6 30,0

THAILAND 1,7 35,7

MYANMAR 1,2 30,3

VIETNAM 0,4 32,5

MALAYSIA 0,4 16,7

INDONESIA

LAOS

0,1

<0,1

13,6

23,5

c. etiologiEtiologi secara umum : Hubungan seksual Neonatus dari ibu yang terinfeksi Pemakai obat obatan Mendapat transfusi darah dari penderita aids Penggunaan jarum suntik bersamaan AIDS disebabkan oleh virus yang mencapai beberapa

nama yaitu HTL II,AV,RAV yang nama ilmiahnya disebut HUMAN IMMUNODEFICIENCY ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan RETROVIRUS yang dikeluarkan oleh darah dan punya afinitas yang terhadap limfosit T. Virus ini ditaranmisikan melalaui kontak intim ( seksual )darah atau produk darah yang terinfeksi.

Etiologi secara spesifik IPenyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. 2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes 3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.

AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

Lelaki homoseksual atau biseks. Orang yang ketagian obat intravena Partner seks dari penderita AIDS Penerima darah atau produk darah (transfusi) Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

Metode/Teknik Penularan dan Penyebaran virus HIV AIDS Darah Contoh : transfuse darah,terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka,terkena darah

menstruasi pada kulit yang terluka,jarum suntik. Cairan semen,air mani,sperma dan peju pria Contoh : laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya,oral seks. Cairan vagina pada perempuan Contoh : wanita berhubungan badan tanpa pengaman,pinjam meminjam alat bantu

seks,oral seks. Air susu ibu/ASI Contoh : bayi minum ASI dari wanita hiv+,laki-laki meminum susu asi pasangannya.

Cairan yang tidak mengandung virus HIV pada penderita HIV+ : Air liur atau air ludah / saliva Air mata Air keringat Air seni/urine

Etiologi secara spesifik IIHIV ialah retrovirus yang di sebut

lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah HIV.

HIV terdiri atas hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.

Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.

Etiologi secara spesifik IIIWalaupun sudah jelas hiv sebagai penyebab aids tetapi asal usul virus ini masih belum diketahui secara pasti. Mula – mula dinamakan LAV ( Lymphadenopathy Associated Virus ). Virus ini ditemukan oleh ilmuaan institute pasture paris ,Dr. L. Montagnier pada tahun 1983. Dari seseorang penderita dengan gejala “ lymphadenopathy syndrome “.pada tahun 1984 Dr.R. gallo dari dari national institute of health, USA, menemukan virus lain yang disebut HTLV – III ( human T lymphotropic virus type III ).kedua virus ini masing – masing penemunya dianggap sebagi penyebab AIDS karena isolasi Karen adapat isolasi dari penderita AIDS / ARC di amreka ,eropa afrika selatan.penyelidikan lebih lanjut akhirnya membuktikan akhirnya membuktikan bahwa kedua virus ini sama. Kemudian WHO memberi nama HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) sesuai dengan pertemuan “ international Committee on Taxonomy Of Viruses “tahun 1962.

• Patofisiologi secara umum 1Tubuh mempunyai suatu oragnisme untuk

membasmi suatu infeksi dari benda siang. Misalnya virus , bkteri , bahan kimia, dan jaringan asing dan binatang maupun manusia lain.

Mekanisme ini disebut dengan sebagai tangkap kabel (immune response) yang terdiri dari 2 proses yaitu :- Kekebalan humoral - Kekebalan cell – mediated

d. patofisiologi

Virus AIDS / HIV mempunyai caara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme perahanan tubuh . “ber – aksi “ atau dilumpuhkan. Virus AIDS masuk kedalam tubuh manusia dalam keadaan bebas atau beraa dalam sel limfosit. Virus ini masuk kedalam tubuh dan trauma menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. CD4 + mencakkup monosit,makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh,benda asing ini terus dikenal dengan selT helper ( T 4 ) tetapi begitu sel T 4 menempel pada benda asing tersebut ,.Jadi sebelum sel T helpar dapat mengenal benda asing HIV. Ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan .HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helpar sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainya sekaligus memindahkan HIV.Sesudah trkiat dengan sel T4 helpar,HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik kedalam sel T4 helpar.

Denngan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptasse HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat dauble stranded DNA (DNA utas ganda ) . DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemydian terjadi infeksi yang permanen .

Fungsi T helpar dalam mekanisme pertahanan tubuhsudah dilumpuhkan.genon dari HIV – proviral DNA dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helpar sehingga menumpang ikut berkembang baik sesuai dengan perkembangan sel T helpar.sampai suatu saat ada mekanisme pencetus ( mungkin karena infeksi lain ) maka HIV akan aktif membentuk RNA keluar dari sel T helpar menyerang sel lainya untuk menimbulkan AIDS. Karena sel T helpar sudah lumpuh maka tidak maka tidak ada mekanisme pembentukan sel t killer.sel b dan sel fagosit lainya . kelumpuhan mekanisme lainya kekebalan inilah yang disebut AIDS atau sindrom kegagalan kekebalan.

Menginfeksi limfosit T4 dan monosit.partikel-2 HIV bebas yang dilepas dari sel yang terinfeksi dapat berikatan dengan sel lain yang tidak terinfeksi.segera setelah masuk kedalam sel,enzim dalam kompleks nucleoprotein menjadi aktif dan dimulailah siklus reproduksi.Limfosit T,monosit/magrofag adalah sel pertama yang terinfeksi.

Besar kemungkinan bahwa sel dendritik berperan dalam penyebaran HIV dalam jaringan limfoid ,fungsi sel dendritik menagkap antigen dalam epitel lalu masuk melaui kontak antar sel .dlam beberapa hari jumlah virus dalam kelenjar berlipat ganda dan mengakibatkan viremia.

Viremia menyebabkan virus menyebar diseluruh tubuh dan menginfeksi sel T,monosit maupun magrofag dalam jaringan limfoid perifer.Sistem immune spesifik akan berupaya mengendalikan infeksi yang nampak dari menurunnya kadar viremia.setelah infeksi akut,berlangsung fase kedua dimana kelenjar getah bening dan limfa merupakan tempat replikasi virus dan destruksi jaringan secara terus menerus (fase laten).Destruksi sel T dalam jaringan limfoid terus berlangsung sehingga jumlah sel T makin lama makin menurun (jumlah sel T dalam jaringan limfoid 90% dari jumlah sel T diseluruh tubuh).

Selama fase kronik progresif,respon imun terhadap infeksi lain akan merangsang produksi HIV dan mempercepat obstruksi sel T,selanjutnya penyakit bertambah progresif dan mencapai fase letal yang disebut AIDS.

Viremia meningkat drastis karena replikasi virus dibagian lain dalam tubuh meningkat,pasien menderita infeksi opurtunistik,cacheksia,keganasan dan degenerasi susunan saraf pusat.

Kehilangan limfosit T menyebabkan pasien peka terhadap berbagai jenis infeksi dan menunjukkan respon immune yang inefektif terhadap virus onkogenik.

Patofisiologi secara umum IIDeplesi sel-T helter CD4+ merupakan jalur

patogenik sentral bagi penyakit AIDS. Antigen CD4 (juga terdapat pada kadar yang rendah didalam monosit dan makrofag) merupakan reseptor dengan avinitas-tinggi untuk protein gp120 pada HIV-1. Disamping CD4, protein gp120 harus terikat pula kereseptor pada sel-sel target untuk mempengaruhi masuknya kedalam sel. Koreseptor utamanya adalah reseptor kemokin CCR5 dan CXCR4, individu yang memiliki mutasi pada reseptor kemokin CCR5 bersifat resisten terhadap infeksi HIV.

Setelah terjadi pengikatan gp120 pada CD4 dan selanjutnya pada salah satu koresptor kemokin, protein gp41 yang terikat secara non kovalen akan mengalami perunbahan struktural untuk memungkinkan internalisasi virus. Genome mengalami Reversetranscriptions dan kemudian DNA profirel terintegrasi kedalam genome sel hospes. Transcripsi atau tranplasi dan propagasi virus lanjutnya hanya bisa terjadi dengan aktivasi sel-T ( misalnya stumilasi integenik)tanpa adanya aktivasi Sel-T, infeksi tersbut akan memasuki fase laten.

Pada awal perjalanan penyakitnya, HIV melakukan klonisasi kedalam organ-organ limfoid, meliputi infeksinya pada monosit dan makrofag yang resisten terhadap efek sitopatik HIV, monosit dan makrofag yang terinfeksi dapat bertindak sebagai reservoir HIV (munkin akan memindahkan virus kepada sel-sel T pada saat penyampain antigen )disamping sebagai kendaraan untuk tranportasi virus, khususnya ke sistem saraf pusat

Disamping sel-sel magrofag, sel-sel dendrit volikuler dalam germinal centers limfonodi juga merupakan reservoir HIV yang penting. Partikel virus yang terbungkus dengan antibody anti-HIV terikat terhadap reseptor Fc pada sel-sel dendrit volikuler. Virion HIV ini secara continue menginfeksi sel-sel T ketika mereka mengalami kontak yang erat dengan Sel-sel dendrit volikuler pada saat melintasi lewat limfonodi.

Terjadi deplesi sel-T. Mayoritas hilangnyab sel disebabkan oleh replikasi virus intra sel dengan lisis sel yang kemudian terjadi. Kurang lebih 1 milyard hingga 2 milyard sel-selT CD4+ megalami lisis setiap harinya akan tetapi, sebagian besar kehilangan sel T pada awal penyakit ini akan digantikan lewat regenerasi dan kehilangan selT tersebut seolah-olah amat sedikit. Kehilangan Sel-T terjadi lewat : distruksi progresive arsitektur dan komposisi selulerv organ limfoid yang meliputi sel-sel yang penting untuk mempertahankan lingkungan sitokon yang kondusif bagi maturasi CD14. Aktivitas kronik sel-sel yang terinfeksi lewat gp120 sehingga terjadi kematian Sel.pengikatan gp120 yang solubel pada sel-selT CD14 tidak terifeksi yang menyebabkan aktivasi jalur opoptosis atau pemenuhan yang mediasi selT sitotoksit.

e. Manifestasi klinis

Secara UmumPenurunan daya ingatPenurunan berat badanDemam tinggiBercak putih dilidah disertai batuk berdahak,

sputum kehijauan dan sakit kepalaKerinagat banyak dimalam hariDiare kronisKonjungtifa anemis

Secara StadiumStadium 1

Asimtomatik ( tampa gejala)Limfadonepati Genaralista ( pembesaran kelejer getah beining)Skla penampian

Stadium IIBerat badan kurang <> 10 %Diare berkepanjangna > 1 bulanJamur pad a mulut TB paru Infeksi bakteruial berat Skla penampilan 3 : 1Kanker kulit ( sarcoma kaposi )Radang otak Skala penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50 % dalam

masa 1 bulan terakhir.

f. Faktor resikoGejala HIV / AIDS biasanya ditularkan melalui hubungan

seks heteroseksual. Siapa pun dari segala usia, ras, jenis kelamin atau orientasi seksual dapat terinfeksi, tetapi Anda berada di risiko terbesar gejala HIV / AIDS jika Anda:- Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Anal seks lebih berisiko daripada hubungan seks vaginal. Risikonya lebih tinggi jika Anda memiliki banyak pasangan seksual.- Memiliki IMS lain. Banyak infeksi menular seksual (IMS) menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin Anda. Luka ini bertindak sebagai pintu untuk HIV memasuki tubuh Anda.- Gunakan obat intravena. Orang yang menggunakan obat intravena biasanya sering berbagi jarum suntik (memakai jarum suntik yang sebelumnya telah dipakai orang lain). Hal ini karena tetesan darah orang lain memasuki tubuh Anda.

g. komplikasiKomplikasi Secara UmumOral lesi karena kandidia, herpes simplek, sarcoma kaposi,

HPV oral, gingisivitas, peridonitas human immunodeficiency virus (HIV), leukoplakia oral, dehidrasi, penurunan berat bedan, kelletihan dan cacat.

Neurologi a. Ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensi AIDS

Gastrointtestal wating syndrome kini diikut sertakan dalam defenisi yang diperbaharui untuk penyakit AIDS.

Respirasi pneumocytic carinii.Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpas simpleks

dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies / tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri , gatal, rasa terbakar, infeksi seunder dan sepesis.

Infeksi oportunistik yang berulang.

h. Pemeriksaan penunjang Tes untuk diagnosa infeksi HIV Tes untuk deteksi gangguan sistem imun. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen

virus structural. Hasil positif palsu dan negative palsu jarang terjadi. Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi

(antibody HIV negative), serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa.

Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur (setiap8=12 minggu).

ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.

WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

PCR (polymerase Chain Reaction),

i. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah :Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan

kanker yang terkait dengan AIDS.Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan

penularan.Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi

oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.

Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen.

j. pencegahan

A. (Abstinent) : puasa , jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah.

B (Be faithful) : setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang sah.

C (use condom) : pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko menularkan penyakit.

D (don’t use drugs) : Tidak mengkonsumsi narkoba.

E (education) edukasi : sebarkan informasi yang benar tentang HIV / AIDS dalm setiap kesempatan.

k. penatalaksanaan

Penatalaksanaan MedisPengendalian infeksi opurtunistikTerapi AZT ( Azidotimidin ) disertai FDA ( 1987 )Terapi Antiviral baru beberapa antiviral baru yang

meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya

Vaksin dan rekonstruksi virusPendidikan untuk menghindari alcohol dan obat

terlarang, makan – makanan sehat, hindari stress, gizi yang kurang, alcoohol dan obat – obatan yang mengganggu system imun.

L. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIANa) Data Umum

Nama :No. Rekam medis :Usia :Tanggal/ waktu kedatangan :Catatan kedatangan : Keluhan utama saat masuk :

b) Riwayat KesehatanRKS : Biasanya klien mengatakan demam lebih

dari satu bulan, badan menggigil, berkeringat malam hari, tidak nafsu makan, susah menelan, BB menurun, lemah, sesak napas, sulit tidur, diare, nyeri perut, nyeri dada, mual dan muntah, nyeri kepala, batuk.

RKD : Biasanya biasanya klien pernah mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan atas, pneumonia, penyakit yang melemahkan ( AIDS), perokok berat, malnutrisi, kanker, pergaulan bebas, dan suka memakai narkoba.

RKK : ada atau tidaknya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anggota keluarga yang menderita

d) Pemeriksaan fisik

PEMERIKSAAN FISIK

ASPEK YANG DINILAI GAMBARAN

Tingkat kesadaran (GCS) Biasanya menurun

 

Tanda vital TD : biasanya naik

N : biasanya turun

S : biasanya naik

P : biasanya tachypnea

Kapala Radang otak

Nyeri kepala

Telinga Kehilangan pendengaran

•Pemeriksaan Fisisk

Mata Konjungtiva anemis

Pandangan kosong

Respon verbal lambat

Nyeri mata

Mulut Sariawan oleh jamur kandida

Membran mukosa kering

Leher pepalmbesaran kelenjar getah bening

Dada

Sistem pernafasan

radang paru pneumocytik

TB paru

Konsididasi parenkim paru

Gagal nafas

Penggunaan otot bantu pernapasan

Nyeri dada

Abdomen Diare kronik

Mual muntah

Anorexia

Nyeri abdomen

Ekstremitas Aktivitas dibantu orang lain

Lemah

Integumen Kanker kulit

Turgor kulit jelek

Kulit kering

Beruam

Kulit terasa panas

Bersisik

Neurologi Meningitis asepik

Sindrom gillain barre

Psikosis akut

 

d . Pemeriksaan penunjangLED turunRasio CD4/CD8 limfosit menurunP24 antigen tes + untuk protein virus yang

bebasELISA sensitivitasnya sebesar 98,1 – 100 %WESTERN sensitivitasnya 99,6 – 100 %PCR bianya pada bayiRongen toraks funduskopi dilatasi

2. Analisa DataN

o

Pengkajian Data Masalah Diagnosa

1DS :

tidak nafsu makan,

susah menelan,

BB menurun,

DO :

Sariawan

Konjungtiva anemis

Turgor kulit jelek

Anorexia

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh b/d

anorexia

2 DS :

Diare

Mual muntah

DO :

Membrane mukosa

kering

Kulit kering

Diare kronis

Resiko tinggi

terhadap

kekurangan

volume cairan

Resiko tinggi

terhadap

kekurangan

volume cairan b/d

diare kronis

 

3 DS :

Sesak napas

nafas pendek

DO :

mengunakan otot

pernafasan tambahan

radang paru

pneumocytik

TB paru

Konsididasi parenkim

paru

Gagal nafas

Resiko tinggi

terhadap tidak

efektifnya pola

nafas

Resiko tinggi

terhadap tidak

efektifnya pola nafas

b/d radang paru

 

4 DS :

nyeri perut

nyeri kepala

nyeri dada

DO :

nyeri abdomen

nyeri kepala

nyeri dada

Nyeri Nyeri b/d keluhan nyeri

5 DS :

demam

keringat dimalam hari

DO :

Kanker kulit

Beruam

Kulit bersisik

Kulit terasa hangat

Kerusakan integritas

kulit

Kerusakan integritas kulit

b/d kanker kulit

DIAGNOSA KEPERAWATANPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexiaResiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d diare kronisResiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d radang parunyeri b/d keluhan nyeriKerusakan integritas kulit b/d kanker kulit Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektifKelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme b/d kekurangan energyIsolasi sosial b/d perubahan status kesehatan b/d perasaan ditolak

4. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Haril Intervensi

1 Perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b/d anorexia

NOC :

Nutrition Status : Adequancy

of nutrient

Nutritional status : food and

fluid intrake

KH :

Hemaglobin

Jumlah limfosit

NIC :

Kaji adanya alergi

makanan

Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Monitor adanya

penurunan BB dan gula

darah

Monitor turgor kulit

Monitor pucat, kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

2 Resiko tinggi

terhadap

kekurangan

volume cairan b/d

diare kronik

NOC :

Nutrition Status :

food and flued

intake

Hydration

KH :

Mempertahankan

urine output sesuai

dengan usia dan

BB

Tekanan darah,

nadi dan suhu

dalam batas normal

Ph urine dalam

batas normal

 

NIC :

Monitor hasil

lab yang sesuai

dengan retensi

cairan

Monitor vital

sign 15 menit –

1 jam

Monitor status

nutrisi

Atur

kemungkinan

transfusi

 

 

3Resiko tinggi

terhadap tidak

efektifnya pola

nafas b/d

radang paru

  NOC :

Respiratory

status :

Ventilation

Respiratory

status : airway

patency

Vital sign status

KH :

Menunjukkan

jalan nafas yang

paten (pasien

tidak merasa

tercekik)

Tanda-tandavital

dalamrentangno

rml

NIC :

Pasang mayo

bila perlu

Auskultrasi

suara nafas,

catat adanya

suara nafas

tambahan

Bersihkan

mulut,

hidung

Pertahankan

jalan nafas

yang paten

Monitor pola

nafas

4

Nyeri kronik b/d inflamasi b/d

keluhan nyeri

  NOC :

Comfort level

Pain control

Pain level

KH :

Tidak ada gangguan tidur

Tidak ada gangguan konsentrasi

Tidak ada tegangan otot

NIC :

Pain manajement

Control kepuasan pasien

terhasap manajemen nyeri

Kelola anti analgetik

Jelaskan pada pasien

akibat nyeri

 

 5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kerusakan integritas kulit b/d

kanker kulit

  NOC :

Tissue integrity : skin and mucous

membranes

KH :

Integritas kulit yang baik dapat

dipertahankan

Tidak ada luka atau lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NIC :

Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

Jaga kebersihan kulit agar

tidak kering dan bersih

Oleskan lotion atau baby oil

Mandikan pasien dengan

sabun dan air hangat

Observasi luka

Ajarkan pada keluarga

tentang luka dan perawatan

luka

Cegah kontaminasi feses dan

urin

Lakukan tekhnik perawatan

luka yang steril

TERIMAKASIH........!