hiv
DESCRIPTION
hivTRANSCRIPT
a. DEFINISI1. Definisi HIV
HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan.
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”.
HIV berbeda dalam struktur dengan retrovirus yang dijelaskan sebelumnya. Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-kira 60 kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical".
2. Definisi AIDSAIDS adalah sindroma yang menunjukkan
defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.
AIDS adalah sekumbulan gejala dan infeksi yang diakibatkan infeksiHIV pada tubuh. Muncul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia sehingga infeksi dan penyakit mudah menyerang tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Infeksi opurtuninstik adalah infeksi yang muncul akibat lemahnya sistem pertahanan tubuh yang telah terinfeksi HIV tau lebih sebab lain.
Penyakit aids merupakan bentuk gangguan kekebalan tubuh sekunder (imunodefisiensi) yang bersifat menular karena virus HIV-1. Penyakit ini ditandai oleh supresi yang mencolok pada imunitas yang dimediasi-sel T, berbagai infeksi oportunistik, neoplasma sekunder dan penyakit neurologi.
AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.
Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.(Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan Bagi ODHA, Jakarta, 2003, hal 1)
Dalam proses perkembangan virus HIV dari infeksi menjadi penyakit AIDS ada 4 fase yaitu:1. Fase pertama
Fase ini dimulai setelah infeksi, dan berlangsung selama beberapa minggu. Fase pertama ditandai dengan tidak enak badan seperti flu, meski pada 20% penderita mengalami flu yang parah, namun test HIV yang dilakukan pada fase ini mungkin menunjukan bahwa penderita tidak terinfeksi HIV.2. Fase kedua
Fase ini adalah tahap terpanjang diantara fase lainnya bahkan berlangsung hingga sepuluh tahun. Pada fase ini gejala pada penderita hampir tidak terlihat, padahal sebenarnya pada fase inilah virus sedang bekembang. Secara perlahan HIV menghancurkan sel-sel CD-4 yang berjumlah banyak untuk melawan penyakit, dengan sedikitnya sel-sel CD-4 yang penderita miliki, system kekebalan tubuh penderita akan terus menurun,walaupun tubuh akan mengganti sel CD-4 yang rusak sebanyak mungkin, namun tetap saja sel CD-4 akan kalah dengan perkembangan virus HIV yang berkembangan sangat cepat.
3. Fase ketigaFase ini dimulai ketika sel CD-4 dalam tubuh sudah
dikuasai virus HIV. Ketika system kekebalan tubuh sudah gagal penyakit-penyakit akan mudah masuk kedalam tubuh penderita, dan ironisnya penyakit ini mengendalikan tubuh penderita dan berbagai gejala penyakitpun berkembang. Pada awalnya terjadi gaejala-gejala ringan seperti: lelah, diare, infeksi jamur, demam, berkeringat pada malam hari, berat badan terus menurun,pembengkakan kelenjer limfa, sariawan terus menerus. Tetapi seiring dengan melemahnya system kekebalan tubuh gejala-gejala ini akan semakin parah.4. Fase keempat
Pada fase ini, ketika gejala-gejala penyakit seperti tuberculosis (kanker) menjadi semakin parah, selanjutnya penderita didiagnosis menderita AIDS. Pada fase ini obat-obatan anti virus hanya biasa memperlambat perkembangan virus HIV saja.
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS DI INDONESIA, MARET 2009
PROVINSI JUMLAH AIDS
JAWA BARAT 3162
DKI JAKARTA 2807
JAWA TIMUR 2652
PAPUA 2499
BALI 1263
TAHUN 2002 2003 2008
ESTIMASI 108.000 193.000 270.000
b. Epidemiologi
RASIO KASSUS AIDS, GLOBAL 2003 TAHAP 1
NEGARA % HIV LAKI- LAKI % HIV WANITA
AFRIKA SUB-SAHARA 7,5 59,1
SWAZILAND 38,8 55,0
BOSTWANA 37,3 57,6
LESOTO 28,9 56,7
ZIMBABWE 24,6 58,1
AFRIKA SELATAN 21,5 56,9
RASIO KASUS AIDS, GLOBAL 2003 TAHAP II
NEGARA % HIV LAKI – LAKI %HIV WANITA
ASIA SELATAN DAN TENGGARA 0,6 28,6
KAMBOJA 2,6 30,0
THAILAND 1,7 35,7
MYANMAR 1,2 30,3
VIETNAM 0,4 32,5
MALAYSIA 0,4 16,7
INDONESIA
LAOS
0,1
<0,1
13,6
23,5
c. etiologiEtiologi secara umum : Hubungan seksual Neonatus dari ibu yang terinfeksi Pemakai obat obatan Mendapat transfusi darah dari penderita aids Penggunaan jarum suntik bersamaan AIDS disebabkan oleh virus yang mencapai beberapa
nama yaitu HTL II,AV,RAV yang nama ilmiahnya disebut HUMAN IMMUNODEFICIENCY ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan RETROVIRUS yang dikeluarkan oleh darah dan punya afinitas yang terhadap limfosit T. Virus ini ditaranmisikan melalaui kontak intim ( seksual )darah atau produk darah yang terinfeksi.
Etiologi secara spesifik IPenyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. 2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes 3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
Lelaki homoseksual atau biseks. Orang yang ketagian obat intravena Partner seks dari penderita AIDS Penerima darah atau produk darah (transfusi) Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
Metode/Teknik Penularan dan Penyebaran virus HIV AIDS Darah Contoh : transfuse darah,terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka,terkena darah
menstruasi pada kulit yang terluka,jarum suntik. Cairan semen,air mani,sperma dan peju pria Contoh : laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya,oral seks. Cairan vagina pada perempuan Contoh : wanita berhubungan badan tanpa pengaman,pinjam meminjam alat bantu
seks,oral seks. Air susu ibu/ASI Contoh : bayi minum ASI dari wanita hiv+,laki-laki meminum susu asi pasangannya.
Cairan yang tidak mengandung virus HIV pada penderita HIV+ : Air liur atau air ludah / saliva Air mata Air keringat Air seni/urine
Etiologi secara spesifik IIHIV ialah retrovirus yang di sebut
lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human T-cell leukemia virus 111 (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah HIV.
HIV terdiri atas hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.
Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.
Etiologi secara spesifik IIIWalaupun sudah jelas hiv sebagai penyebab aids tetapi asal usul virus ini masih belum diketahui secara pasti. Mula – mula dinamakan LAV ( Lymphadenopathy Associated Virus ). Virus ini ditemukan oleh ilmuaan institute pasture paris ,Dr. L. Montagnier pada tahun 1983. Dari seseorang penderita dengan gejala “ lymphadenopathy syndrome “.pada tahun 1984 Dr.R. gallo dari dari national institute of health, USA, menemukan virus lain yang disebut HTLV – III ( human T lymphotropic virus type III ).kedua virus ini masing – masing penemunya dianggap sebagi penyebab AIDS karena isolasi Karen adapat isolasi dari penderita AIDS / ARC di amreka ,eropa afrika selatan.penyelidikan lebih lanjut akhirnya membuktikan akhirnya membuktikan bahwa kedua virus ini sama. Kemudian WHO memberi nama HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) sesuai dengan pertemuan “ international Committee on Taxonomy Of Viruses “tahun 1962.
• Patofisiologi secara umum 1Tubuh mempunyai suatu oragnisme untuk
membasmi suatu infeksi dari benda siang. Misalnya virus , bkteri , bahan kimia, dan jaringan asing dan binatang maupun manusia lain.
Mekanisme ini disebut dengan sebagai tangkap kabel (immune response) yang terdiri dari 2 proses yaitu :- Kekebalan humoral - Kekebalan cell – mediated
d. patofisiologi
Virus AIDS / HIV mempunyai caara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme perahanan tubuh . “ber – aksi “ atau dilumpuhkan. Virus AIDS masuk kedalam tubuh manusia dalam keadaan bebas atau beraa dalam sel limfosit. Virus ini masuk kedalam tubuh dan trauma menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. CD4 + mencakkup monosit,makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh,benda asing ini terus dikenal dengan selT helper ( T 4 ) tetapi begitu sel T 4 menempel pada benda asing tersebut ,.Jadi sebelum sel T helpar dapat mengenal benda asing HIV. Ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan .HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helpar sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainya sekaligus memindahkan HIV.Sesudah trkiat dengan sel T4 helpar,HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik kedalam sel T4 helpar.
Denngan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptasse HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat dauble stranded DNA (DNA utas ganda ) . DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemydian terjadi infeksi yang permanen .
Fungsi T helpar dalam mekanisme pertahanan tubuhsudah dilumpuhkan.genon dari HIV – proviral DNA dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helpar sehingga menumpang ikut berkembang baik sesuai dengan perkembangan sel T helpar.sampai suatu saat ada mekanisme pencetus ( mungkin karena infeksi lain ) maka HIV akan aktif membentuk RNA keluar dari sel T helpar menyerang sel lainya untuk menimbulkan AIDS. Karena sel T helpar sudah lumpuh maka tidak maka tidak ada mekanisme pembentukan sel t killer.sel b dan sel fagosit lainya . kelumpuhan mekanisme lainya kekebalan inilah yang disebut AIDS atau sindrom kegagalan kekebalan.
Menginfeksi limfosit T4 dan monosit.partikel-2 HIV bebas yang dilepas dari sel yang terinfeksi dapat berikatan dengan sel lain yang tidak terinfeksi.segera setelah masuk kedalam sel,enzim dalam kompleks nucleoprotein menjadi aktif dan dimulailah siklus reproduksi.Limfosit T,monosit/magrofag adalah sel pertama yang terinfeksi.
Besar kemungkinan bahwa sel dendritik berperan dalam penyebaran HIV dalam jaringan limfoid ,fungsi sel dendritik menagkap antigen dalam epitel lalu masuk melaui kontak antar sel .dlam beberapa hari jumlah virus dalam kelenjar berlipat ganda dan mengakibatkan viremia.
Viremia menyebabkan virus menyebar diseluruh tubuh dan menginfeksi sel T,monosit maupun magrofag dalam jaringan limfoid perifer.Sistem immune spesifik akan berupaya mengendalikan infeksi yang nampak dari menurunnya kadar viremia.setelah infeksi akut,berlangsung fase kedua dimana kelenjar getah bening dan limfa merupakan tempat replikasi virus dan destruksi jaringan secara terus menerus (fase laten).Destruksi sel T dalam jaringan limfoid terus berlangsung sehingga jumlah sel T makin lama makin menurun (jumlah sel T dalam jaringan limfoid 90% dari jumlah sel T diseluruh tubuh).
Selama fase kronik progresif,respon imun terhadap infeksi lain akan merangsang produksi HIV dan mempercepat obstruksi sel T,selanjutnya penyakit bertambah progresif dan mencapai fase letal yang disebut AIDS.
Viremia meningkat drastis karena replikasi virus dibagian lain dalam tubuh meningkat,pasien menderita infeksi opurtunistik,cacheksia,keganasan dan degenerasi susunan saraf pusat.
Kehilangan limfosit T menyebabkan pasien peka terhadap berbagai jenis infeksi dan menunjukkan respon immune yang inefektif terhadap virus onkogenik.
Patofisiologi secara umum IIDeplesi sel-T helter CD4+ merupakan jalur
patogenik sentral bagi penyakit AIDS. Antigen CD4 (juga terdapat pada kadar yang rendah didalam monosit dan makrofag) merupakan reseptor dengan avinitas-tinggi untuk protein gp120 pada HIV-1. Disamping CD4, protein gp120 harus terikat pula kereseptor pada sel-sel target untuk mempengaruhi masuknya kedalam sel. Koreseptor utamanya adalah reseptor kemokin CCR5 dan CXCR4, individu yang memiliki mutasi pada reseptor kemokin CCR5 bersifat resisten terhadap infeksi HIV.
Setelah terjadi pengikatan gp120 pada CD4 dan selanjutnya pada salah satu koresptor kemokin, protein gp41 yang terikat secara non kovalen akan mengalami perunbahan struktural untuk memungkinkan internalisasi virus. Genome mengalami Reversetranscriptions dan kemudian DNA profirel terintegrasi kedalam genome sel hospes. Transcripsi atau tranplasi dan propagasi virus lanjutnya hanya bisa terjadi dengan aktivasi sel-T ( misalnya stumilasi integenik)tanpa adanya aktivasi Sel-T, infeksi tersbut akan memasuki fase laten.
Pada awal perjalanan penyakitnya, HIV melakukan klonisasi kedalam organ-organ limfoid, meliputi infeksinya pada monosit dan makrofag yang resisten terhadap efek sitopatik HIV, monosit dan makrofag yang terinfeksi dapat bertindak sebagai reservoir HIV (munkin akan memindahkan virus kepada sel-sel T pada saat penyampain antigen )disamping sebagai kendaraan untuk tranportasi virus, khususnya ke sistem saraf pusat
Disamping sel-sel magrofag, sel-sel dendrit volikuler dalam germinal centers limfonodi juga merupakan reservoir HIV yang penting. Partikel virus yang terbungkus dengan antibody anti-HIV terikat terhadap reseptor Fc pada sel-sel dendrit volikuler. Virion HIV ini secara continue menginfeksi sel-sel T ketika mereka mengalami kontak yang erat dengan Sel-sel dendrit volikuler pada saat melintasi lewat limfonodi.
Terjadi deplesi sel-T. Mayoritas hilangnyab sel disebabkan oleh replikasi virus intra sel dengan lisis sel yang kemudian terjadi. Kurang lebih 1 milyard hingga 2 milyard sel-selT CD4+ megalami lisis setiap harinya akan tetapi, sebagian besar kehilangan sel T pada awal penyakit ini akan digantikan lewat regenerasi dan kehilangan selT tersebut seolah-olah amat sedikit. Kehilangan Sel-T terjadi lewat : distruksi progresive arsitektur dan komposisi selulerv organ limfoid yang meliputi sel-sel yang penting untuk mempertahankan lingkungan sitokon yang kondusif bagi maturasi CD14. Aktivitas kronik sel-sel yang terinfeksi lewat gp120 sehingga terjadi kematian Sel.pengikatan gp120 yang solubel pada sel-selT CD14 tidak terifeksi yang menyebabkan aktivasi jalur opoptosis atau pemenuhan yang mediasi selT sitotoksit.
e. Manifestasi klinis
Secara UmumPenurunan daya ingatPenurunan berat badanDemam tinggiBercak putih dilidah disertai batuk berdahak,
sputum kehijauan dan sakit kepalaKerinagat banyak dimalam hariDiare kronisKonjungtifa anemis
Secara StadiumStadium 1
Asimtomatik ( tampa gejala)Limfadonepati Genaralista ( pembesaran kelejer getah beining)Skla penampian
Stadium IIBerat badan kurang <> 10 %Diare berkepanjangna > 1 bulanJamur pad a mulut TB paru Infeksi bakteruial berat Skla penampilan 3 : 1Kanker kulit ( sarcoma kaposi )Radang otak Skala penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50 % dalam
masa 1 bulan terakhir.
f. Faktor resikoGejala HIV / AIDS biasanya ditularkan melalui hubungan
seks heteroseksual. Siapa pun dari segala usia, ras, jenis kelamin atau orientasi seksual dapat terinfeksi, tetapi Anda berada di risiko terbesar gejala HIV / AIDS jika Anda:- Berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Anal seks lebih berisiko daripada hubungan seks vaginal. Risikonya lebih tinggi jika Anda memiliki banyak pasangan seksual.- Memiliki IMS lain. Banyak infeksi menular seksual (IMS) menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin Anda. Luka ini bertindak sebagai pintu untuk HIV memasuki tubuh Anda.- Gunakan obat intravena. Orang yang menggunakan obat intravena biasanya sering berbagi jarum suntik (memakai jarum suntik yang sebelumnya telah dipakai orang lain). Hal ini karena tetesan darah orang lain memasuki tubuh Anda.
g. komplikasiKomplikasi Secara UmumOral lesi karena kandidia, herpes simplek, sarcoma kaposi,
HPV oral, gingisivitas, peridonitas human immunodeficiency virus (HIV), leukoplakia oral, dehidrasi, penurunan berat bedan, kelletihan dan cacat.
Neurologi a. Ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensi AIDS
Gastrointtestal wating syndrome kini diikut sertakan dalam defenisi yang diperbaharui untuk penyakit AIDS.
Respirasi pneumocytic carinii.Dermatologik Lesi kulit stafilokokus : virus herpas simpleks
dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies / tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri , gatal, rasa terbakar, infeksi seunder dan sepesis.
Infeksi oportunistik yang berulang.
h. Pemeriksaan penunjang Tes untuk diagnosa infeksi HIV Tes untuk deteksi gangguan sistem imun. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen
virus structural. Hasil positif palsu dan negative palsu jarang terjadi. Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi
(antibody HIV negative), serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa.
Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur (setiap8=12 minggu).
ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.
WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
PCR (polymerase Chain Reaction),
i. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah :Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan
kanker yang terkait dengan AIDS.Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan
penularan.Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi
oportunistik dan kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan funduskopi.
Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi HIV, dan pemeriksaan Rontgen.
j. pencegahan
A. (Abstinent) : puasa , jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah.
B (Be faithful) : setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan yang sah.
C (use condom) : pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual bila berisiko menularkan penyakit.
D (don’t use drugs) : Tidak mengkonsumsi narkoba.
E (education) edukasi : sebarkan informasi yang benar tentang HIV / AIDS dalm setiap kesempatan.
k. penatalaksanaan
Penatalaksanaan MedisPengendalian infeksi opurtunistikTerapi AZT ( Azidotimidin ) disertai FDA ( 1987 )Terapi Antiviral baru beberapa antiviral baru yang
meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya
Vaksin dan rekonstruksi virusPendidikan untuk menghindari alcohol dan obat
terlarang, makan – makanan sehat, hindari stress, gizi yang kurang, alcoohol dan obat – obatan yang mengganggu system imun.
L. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIANa) Data Umum
Nama :No. Rekam medis :Usia :Tanggal/ waktu kedatangan :Catatan kedatangan : Keluhan utama saat masuk :
b) Riwayat KesehatanRKS : Biasanya klien mengatakan demam lebih
dari satu bulan, badan menggigil, berkeringat malam hari, tidak nafsu makan, susah menelan, BB menurun, lemah, sesak napas, sulit tidur, diare, nyeri perut, nyeri dada, mual dan muntah, nyeri kepala, batuk.
RKD : Biasanya biasanya klien pernah mengalami penyakit infeksi saluran pernafasan atas, pneumonia, penyakit yang melemahkan ( AIDS), perokok berat, malnutrisi, kanker, pergaulan bebas, dan suka memakai narkoba.
RKK : ada atau tidaknya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anggota keluarga yang menderita
d) Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN FISIK
ASPEK YANG DINILAI GAMBARAN
Tingkat kesadaran (GCS) Biasanya menurun
Tanda vital TD : biasanya naik
N : biasanya turun
S : biasanya naik
P : biasanya tachypnea
Kapala Radang otak
Nyeri kepala
Telinga Kehilangan pendengaran
•Pemeriksaan Fisisk
Mata Konjungtiva anemis
Pandangan kosong
Respon verbal lambat
Nyeri mata
Mulut Sariawan oleh jamur kandida
Membran mukosa kering
Leher pepalmbesaran kelenjar getah bening
Dada
Sistem pernafasan
radang paru pneumocytik
TB paru
Konsididasi parenkim paru
Gagal nafas
Penggunaan otot bantu pernapasan
Nyeri dada
Abdomen Diare kronik
Mual muntah
Anorexia
Nyeri abdomen
Ekstremitas Aktivitas dibantu orang lain
Lemah
Integumen Kanker kulit
Turgor kulit jelek
Kulit kering
Beruam
Kulit terasa panas
Bersisik
Neurologi Meningitis asepik
Sindrom gillain barre
Psikosis akut
d . Pemeriksaan penunjangLED turunRasio CD4/CD8 limfosit menurunP24 antigen tes + untuk protein virus yang
bebasELISA sensitivitasnya sebesar 98,1 – 100 %WESTERN sensitivitasnya 99,6 – 100 %PCR bianya pada bayiRongen toraks funduskopi dilatasi
2. Analisa DataN
o
Pengkajian Data Masalah Diagnosa
1DS :
tidak nafsu makan,
susah menelan,
BB menurun,
DO :
Sariawan
Konjungtiva anemis
Turgor kulit jelek
Anorexia
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
anorexia
2 DS :
Diare
Mual muntah
DO :
Membrane mukosa
kering
Kulit kering
Diare kronis
Resiko tinggi
terhadap
kekurangan
volume cairan
Resiko tinggi
terhadap
kekurangan
volume cairan b/d
diare kronis
3 DS :
Sesak napas
nafas pendek
DO :
mengunakan otot
pernafasan tambahan
radang paru
pneumocytik
TB paru
Konsididasi parenkim
paru
Gagal nafas
Resiko tinggi
terhadap tidak
efektifnya pola
nafas
Resiko tinggi
terhadap tidak
efektifnya pola nafas
b/d radang paru
4 DS :
nyeri perut
nyeri kepala
nyeri dada
DO :
nyeri abdomen
nyeri kepala
nyeri dada
Nyeri Nyeri b/d keluhan nyeri
5 DS :
demam
keringat dimalam hari
DO :
Kanker kulit
Beruam
Kulit bersisik
Kulit terasa hangat
Kerusakan integritas
kulit
Kerusakan integritas kulit
b/d kanker kulit
DIAGNOSA KEPERAWATANPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexiaResiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d diare kronisResiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d radang parunyeri b/d keluhan nyeriKerusakan integritas kulit b/d kanker kulit Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektifKelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme b/d kekurangan energyIsolasi sosial b/d perubahan status kesehatan b/d perasaan ditolak
4. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Haril Intervensi
1 Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d anorexia
NOC :
Nutrition Status : Adequancy
of nutrient
Nutritional status : food and
fluid intrake
KH :
Hemaglobin
Jumlah limfosit
NIC :
Kaji adanya alergi
makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Monitor adanya
penurunan BB dan gula
darah
Monitor turgor kulit
Monitor pucat, kemerahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
2 Resiko tinggi
terhadap
kekurangan
volume cairan b/d
diare kronik
NOC :
Nutrition Status :
food and flued
intake
Hydration
KH :
Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
BB
Tekanan darah,
nadi dan suhu
dalam batas normal
Ph urine dalam
batas normal
NIC :
Monitor hasil
lab yang sesuai
dengan retensi
cairan
Monitor vital
sign 15 menit –
1 jam
Monitor status
nutrisi
Atur
kemungkinan
transfusi
3Resiko tinggi
terhadap tidak
efektifnya pola
nafas b/d
radang paru
NOC :
Respiratory
status :
Ventilation
Respiratory
status : airway
patency
Vital sign status
KH :
Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik)
Tanda-tandavital
dalamrentangno
rml
NIC :
Pasang mayo
bila perlu
Auskultrasi
suara nafas,
catat adanya
suara nafas
tambahan
Bersihkan
mulut,
hidung
Pertahankan
jalan nafas
yang paten
Monitor pola
nafas
4
Nyeri kronik b/d inflamasi b/d
keluhan nyeri
NOC :
Comfort level
Pain control
Pain level
KH :
Tidak ada gangguan tidur
Tidak ada gangguan konsentrasi
Tidak ada tegangan otot
NIC :
Pain manajement
Control kepuasan pasien
terhasap manajemen nyeri
Kelola anti analgetik
Jelaskan pada pasien
akibat nyeri
5
Kerusakan integritas kulit b/d
kanker kulit
NOC :
Tissue integrity : skin and mucous
membranes
KH :
Integritas kulit yang baik dapat
dipertahankan
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Perfusi jaringan baik
NIC :
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
Jaga kebersihan kulit agar
tidak kering dan bersih
Oleskan lotion atau baby oil
Mandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
Observasi luka
Ajarkan pada keluarga
tentang luka dan perawatan
luka
Cegah kontaminasi feses dan
urin
Lakukan tekhnik perawatan
luka yang steril