histopatologi ikan kerapu bebek (cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi...

41
HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG TERINFEKSI IRIDOVIRUS DANAGATA KANA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: phamdiep

Post on 21-Mar-2019

259 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)

YANG TERINFEKSI IRIDOVIRUS

DANAGATA KANA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan
Page 3: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Histopatologi Ikan

Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) yang Terinfeksi Iridovirus adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Danagata Kana

NIM B04090105

Page 4: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

ABSTRAK

DANAGATA KANA. Histopatologi Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

yang Terinfeksi Iridovirus. Dibimbing oleh DEWI RATIH AGUNGPRIYONO

dan AGUS SUNARTO.

Kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan ikan terumbu karang yang

tersebar di perairan tropis Asia. Ikan ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Namun, produksi ikan kerapu bebek telah dipengaruhi oleh infeksi penyakit

Iridovirus. Penyakit ini menyebabkan kematian massal dan penurunan kualitas

serta harga kerapu bebek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

perubahan histopatologi ikan kerapu bebek yang terinfeksi oleh Iridovirus.

Sampel ikan kerapu bebek yang terinfeksi Iridovirus diperoleh dari budidaya ikan

pada keramba jaring apung di perairan Mandeh, Sumatera Barat. Ikan

menunjukkan perubahan warna kulit menjadi gelap, splenomegali dan hasil tes

positif PCR Iridovirus. Jaringan otak, mata, insang, hati, limpa, usus, pankreas,

hati, ginjal, otot skelet, dan kulit diperoleh dalam formalin 10%. Pemeriksaan

histopatologi menunjukkan badan inklusi basofilik intrasitoplasma yang

berukuran besar pada sel hematopoietik limpa dan ginjal, sel limfoid pada lapisan

koroid mata dan di sinusoid hati. Sel-sel yang berukuran besar ini banyak

ditemukan pada ginjal, limpa dan hati. Pada mata, insang, usus dan otak

ditemukan dengan jumlah yang lebih sedikit, dan sel yang mengalami pembesaran

ini tidak ditemukan pada jantung, pankreas, otot, dan kulit. Temuan lain

berkorelasi dengan infeksi Iridovirus yaitu adanya sel syaraf yang mengalami

iskemia, nekrosis pada sel epitel usus, kardiomiosit, dan sel hematopoietik hati

serta ginjal. Berdasarkan studi literatur patogenesis infeksi virus ini dimulai

dengan masuknya virus melalui kulit yang terkelupas, kemudian virus menyebar

secara sistemik melalui peredaran darah, lalu menginfeksi sel-sel hematopoietik

pada limpa dan ginjal serta sel-sel lain.

Kata kunci: badan inklusi, histopatologi, ikan kerapu, Iridovirus, patogenesis

ABSTRACT

DANAGATA KANA. Histopathology of Iridovirus Infection in Humpback

Grouper (Cromileptes altivelis). Supervised by DEWI RATIH

AGUNGPRIYONO and AGUS SUNARTO.

The humpback grouper (Cromileptes altivelis) is a coral reef fish

distributed throughout tropical Asia. The fish has high economic value. However,

the production of humpback grouper has been affected by viral diseases including

Iridovirus infection. The disease caused mass mortality and decreased the quality

and value of humpback grouper. The purpose of this study was to examine the

histopathological changes of humpback grouper infected by Iridovirus. The

Iridovirus infected grouper samples were received from fish farming in floating

net cages in the Mandeh waters, West Sumatra. The fishes showed dark

discoloration of the skin, splenomegally and Iridovirus positive PCR test results.

The tissues of brain, eye, gill, heart, spleen, intestine, pancreas, liver, kidneys,

Page 5: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

sceletal muscle, and skin were received in 10% buffered formalin. The

histopathological examination showed pathognomonic large intracytoplasmic

basophilic inclusion bodies in hematopoietic tissue of spleen and kidney,

lymphoid cells were observed in choroid layer of eye and in liver sinusoid. The

enlarged cells were present in high numbers in kidney, spleen and liver. Smaller

numbers were present in eye, gill, intestine and brain, and none in the heart,

pancreas, muscle and skin. Other findings correlated with Iridovirus infection

were neuronal ischemic, necrosis of intestinal epithelial cells, necrosis of

cardiomyocytes, necrosis of hematopoietic cells of liver and kidney. The literature

studies resume that pathogenesis of this viral infection begin with the viral entry

through the skin ulcer, then the virus spread systemically in the blood circulation,

infect the hematopoietic cells in the spleen and kidney as well as the other cells.

Keywords: grouper, histopathology, inclusion body, Iridovirus, pathogenesis

Page 6: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan
Page 7: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)

YANG TERINFEKSI IRIDOVIRUS

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

DANAGATA KANA

Page 8: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan
Page 9: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

Judul Skripsi : Histopatologi Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) yang

Terinfeksi Iridovirus Nama : Danagata Kana

NIM : B04090105

Disetujui oleh

drh Dewi Ratih Agungpriyono, PhD APVet

Pembimbing I

drh Agus Sunarto, MSc PhD

Pembimbing II

Diketahui oleh

drh Agus Setiyono, MS PhD APVet

Wakil Dekan FKH IPB

Tanggal Lulus:

Page 10: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September-November

2013 ini ialah Iridovirus, dengan judul Histopatologi Ikan Kerapu Bebek

(Cromileptes altivelis) yang Terinfeksi Iridovirus.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu drh Dewi Ratih Agungpriyono,

PhD APVet dan Bapak drh Agus Sunarto, MSc PhD selaku pembimbing serta

kepada Prof Dr drh Agik Suprayogik MSc AIF selaku pembimbing akademik. Di

samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada tenaga kependidikan Bagian

Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi FKH-IPB yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada ayahanda Munir Nurdin SSos, ibunda Heppi Maizar, kakanda

Mami Ona Kana, Yeyenda Kana, adinda Fahsyana Kana dan Fillana Kana, teman

sepenelitian Andri Julianto serta teman-teman Dramaga Regency Blok C2 (Aji,

Bambang, Budi, Ifan, Hendro, Wahyu) yang telah ikut memberikan motivasi.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Danagata Kana

Page 11: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

BAHAN DAN METODOLOGI 2

Sejarah Kasus Penelitian 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Metode Penelitian 2

Pembuatan Sediaan Histopatologi 3

Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin 3

Analisa Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 3

Histopatologi Otak 4

Histopatologi Mata 6

Histopatologi Insang 9

Histopatologi Jantung 12

Histopatologi Limpa 13

Histopatologi Usus 14

Histopatologi Pankreas 16

Histopatologi Hati 17

Histopatologi Ginjal 19

Histopatologi Kulit 21

Histopatologi Otot Skelet 21

Patogenesis Infeksi Iridovirus 22

Pencegahan dan Pengendalian Iridovirus Kerapu Bebek 22

SIMPULAN DAN SARAN 24

Simpulan 23

Page 12: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

RIWAYAT HIDUP 27

Page 13: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

DAFTAR GAMBAR

1. Gambaran patologi anatomi ikan kerapu bebek yang sakit atau mati.

Tubuh bewarna lebih gelap. 4 2. Gambaran patologi anatomi limpa ikan kerapu bebek yang terinfeksi

Iridovirus mengalami splenomegali dibandingkan dengan ikan kerapu

negatif Iridovirus. 4 3. Gambaran histopatologi otak ikan kerapu bebek menunjukkan

kongesti, edema perivaskular, neuron mengalami iskemia gliosis dan

oligodendrogliosis. 5 4. Gambaran histopatologi otak ikan kerapu bebek menunjukkan adanya

badan inklusi di dalam sitoplasma neuron pada substansia kelabu

otak. 6 5. Gambaran histopatologi koroid mata ikan kerapu bebek. Sel

mononuklear yang berisi badan inklusi. 7 6. Gambaran histopatologi koroid mata kerapu bebek tidak terinfeksi

Iridovirus. 7 7. Gambaran histopatologi kornea mata ikan kerapu bebek terlihat

infiltrasi sel radang limfosit dan makrofag di bagian stroma kornea. 8 8. Gambaran histopatologi kornea mata kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus, tidak ditemukan infiltrasi sel radang di bagian

stroma kornea. 8 9. Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Eosinophilic granular sel, edema epitel, dan cacing. 10 10. Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Proliferasi dan hiperplasia sel goblet, kongesti dan

hemoragi. 10 11. Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Infiltrasi sel radang limfosit, sel radang makrofag,

eosinophilic granular sel, proliferasi sel khlorit dan kongesti. 11

12. Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus. Infestasi ringan dari cacing tidak menimbulkan

reaksi jaringan. 11 13. Gambaran histopatologi jantung ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Nekrosa pada miokardium. 12 14. Gambaran histopatologi otot jantung normal ikan kerapu bebek yang

tidak terinfeksi Iridovirus. 13

15. Gambaran histopatologi limpa ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Sel limfoid membesar dengan sitoplasma berisi badan

inklusi basofilik dan nekrosa, inti sel mengalami piknosis. 14 16. Gambaran histopatologi limpa ikan kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus. Sel limfoid berukuran normal diantara sel

eritrosit. 14 17. Gambaran histopatologi usus ikan kerapu bebek. Proliferasi dan

hiperplasia sel goblet, infiltrasi sel makrofag dan limfosit pada lamina

propria. 15

18. Gambaran histopatologi usus ikan kerapu bebek terinfeksi Iridovirus.

Nekrosa sel epitel penutup. 16

Page 14: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

19. Gambaran histopatologi pankreasi ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Kongesti dan eosinophilic granular sel. 17 20. Gambaran histopatologi hati ikan kerapu bebek terinfeksi Iridovirus.

Hepatosit mengalami degenerasi lemak, dan badan inklusi basophilik

intrasitoplasma di hepatosit. 18 21. Gambaran histopatologi hati ikan kerapu bebek yang terinfeksi

Iridovirus. Hepatosit mengalami degenerasi lemak (DL), nekrosa

hepatosit, piknosis, dan infiltrasi eosinophilic granular sel. 19 22. Degenerasi lemak yang parah ditemukan pada ikan yang tidak

terinfeksi Iridovirus. 19 23. Gambaran histopatologi ginjal ikan kerapu bebek. Tanda panah

menunjukkan proliferasi eosinophilic granular sel,

melanomacrophage center, nekrosa sel hematopoietik ginjal, dan

adanya sel berukuran besar dengan badan inklusi di sel limfoid

jaringan hematopoietik. 20 24. Gambaran kulit Ikan kerapu bebek yang terinfeksi Iridovirus,

melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan lesi yang

spesifik. 22

Page 15: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan ikan karang yang

hidup di perairan tropis Asia. Ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan

penting untuk dibudidayakan. Hal ini karena ikan kerapu bebek memiliki nilai jual

yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor (Suwirya dan Giri 2010). Sumber

daya ikan kerapu di alam mengalami penurunan akibat eksploitasi berlebih, serta

kebutuhan pasar yang meningkat terutama dari negara-negara seperti Singapura,

Hongkong, Jepang dan Cina (Rukyani 2001). Akhir-akhir ini budidaya ikan

kerapu di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Peningkatan

tersebut didukung oleh pengetahuan tentang cara atau teknik budidaya yang

semakin membaik. Beberapa jenis ikan kerapu yang telah berhasil dibudidayakan

di Indonesia, diantaranya adalah kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus),

kerapu lumpur (E. tauvina), kerapu batik (E. microdon), dan kerapu bebek

(Cromileptes altivelis) (Sugama et al. 2001).

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu jenis ikan

kerapu yang populer dipasaran dan sangat diminati oleh konsumen. Tingginya

permintaan ikan kerapu ini menyebabkan komoditas perikanan memiliki peluang

yang tinggi baik di pasar domestik maupun pasar internasional karena nilai jual

yang cukup tinggi. Beberapa hal yang menyebabkan ikan kerapu memiliki nilai

jual yang tinggi adalah ikan kerapu termasuk ke dalam ikan yang dilindungi,

sehingga ikan kerapu yang dijual hanyalah berasal dari ikan yang telah

dibudidayakan dan pemeliharaan ikan ini sampai ukuran konsumsi membutuhkan

waktu yang panjang sehingga siklus panennya menjadi lama (Fauzi et al. 2008).

Disamping rasanya yang enak dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, ikan ini

juga diminati karena mengandung eicosapentaenoic acid (EPA) dan

decosahexaenoic acid (DHA) yang cukup tinggi. Kedua unsur ini dilaporkan

dapat mencegah beberapa penyakit (Mayunar 1996). Biasanya asam lemak tidak

jenuh ini disintesis dari asam lemak C-18. EPA dan DHA sangat penting untuk

menjaga integritas membran sel jaringan syaraf dan sebagai prekursor untuk

pembentukan eikosanoat yaitu senyawa yang diperlukan untuk sintesa beberapa

macam hormon dan dapat mencegah kanker (Tocher 2003).

Pembudidayaan ikan kerapu tidak dapat terbebas sepenuhnya dari penyakit

ikan. Penyakit yang menyerang ikan dapat berupa parasit, bakteri, cendawan dan

virus yang dapat menyebabkan penurunan produksi maupun kualitas. Kualitas

yang tidak memenuhi syarat penjualan dapat menurunkan nilai jual dari ikan

kerapu. Kematian ikan kerapu biasanya terjadi karena infeksi virus. Viral nervous

necrosis (VNN) dan Iridovirus merupakan penyakit infeksi virus yang dapat

menyebabkan kematian masal pada benih ikan kerapu (Koesharyani et al. 2001).

Di Indonesia, kasus infeksi Iridovirus pertama kali dilaporkan terjadi di Sumatera

Utara yang menyerang ikan kerapu lumpur. Di hatchery Balai Besar Riset

Perikanan Budidaya Laut (BBRPBL) Gondol juga pernah dilaporkan infeksi

Iridovirus yang menyerang ikan kerapu lumpur asal Lamongan, Jawa Timur.

Iridovirus termasuk dalam Famili Iridoviridae. Ikan yang terinfeksi oleh virus ini

menunjukan gejala klinis berenang lemah atau diam di dasar air, terkadang seperti

Page 16: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

2

tidur, sehingga penyakit ini juga disebut sebagai penyakit tidur (Johnny et al.

2010).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan mempelajari lesi histopatologi infeksi alami

Iridovirus pada ikan kerapu bebek.

Manfaat

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi tentang

lesi jaringan akibat infeksi Iridovirus pada ikan kerapu bebek dan hasil penelitian

yang diperoleh juga dapat dijadikan acuan diagnostik patologi serta melengkapi

kepustakaan atau referensi tentang penyakit Iridovirus pada ikan kerapu bebek.

BAHAN DAN METODOLOGI

Sejarah Kasus Penelitian

Kasus pada kajian ini diperoleh dari Laboratorium Penelitian Kesehatan

Ikan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Jakarta. Sampel

pada studi kasus ini berasal dari kasus kematian masal ikan kerapu bebek yang

berumur 1 tahun pada keramba jaring apung (KJA) di perairan Mandeh,

Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Gejala klinis yang terlihat sebelum ikan ini mengalami kematian adalah kulit

bewarna gelap, berenang berputar-putar di permukaan air, terkadang berenang

lemah dan diam didasar air. Kasus ini telah diuji polymerase chain reaction

(PCR) terhadap Iridovirus dengan hasil positif. Secara patologi anatomi (PA) ikan

kerapu bebek yang mati pada keramba jaring apung (KJA) menunjukkan lesi

berupa kulit tubuh berwarna lebih gelap dan limpa yang mengalami splenomegali.

Waktu dan Tempat Penelitian

Pembuatan serta analisa sediaan histopatologi dilaksanakan pada bulan

September-November 2013 bertempat di Laboratorium Histopatologi, Bagian

Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran

Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB).

Metode Penelitian

Sampel organ ikan kerapu terdiri dari otak, mata, insang, jantung, limpa,

usus, pankreas, hati, ginjal, otot skelet dan kulit. Sampel kasus ini diperoleh dalam

larutan bufferred neutral formalin 10%. Sampel organ berasal dari 3 ekor ikan

kerapu bebek, 2 sampel ikan kerapu bebek dinyatakan positif PCR terhadap

Iridovirus dan 1 sampel negatif PCR Iridovirus. Sampel organ kemudian diproses

menjadi sediaan histopatologi yang diwarnai Hematoksilin dan Eosin (HE).

Sediaan histopatologi diamati menggunakan mikroskop cahaya (Olympus),

Page 17: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

3

perubahan jaringan yang ditemukan dianalisa secara deskriptif dan difoto

menggunakan digital eye piece camera.

Pembuatan Sediaan Histopatologi Organ ikan kerapu bebek yang telah dikoleksi dipotong dengan ketebalan

kurang lebih 3 milimeter (mm), dimasukkan ke dalam tissue cassette kemudian

dilakukan proses dehidrasi dengan merendam sediaan tersebut secara berurutan

ke dalam etanol 70%, 80%, 90%, etanol absolut dalam dua kali ulangan, xylol

dalam dua kali ulangan, dan parafin dalam dua kali ulangan selama masing-

masing 2 jam. Proses perendaman dilakukan secara otomatis dalam automatic

tissue processor. Jaringan terdehidrasi dimasukkan ke dalam cetakan dan diisi

parafin cair. Letak jaringan diatur agar tetap berada di tengah-tengah cetakan.

Parafin cair terus ditambah sampai cetakan penuh dan dibiarkan mengeras. Blok

jaringan organ ikan kerapu bebek dipotong dengan mikrotom dengan ketebalan 5

mikrometer. Hasil potongan diapungkan di atas air hangat (45°C) dalam water

bath untuk membentangkan jaringan. Sediaan diangkat dan dilekatkan di gelas

objek, kemudian dikeringkan dalam inkubator 60°C (Mumford et al. 2007).

Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (HE) Sediaan organ ikan yang akan diwarnai diletakkan pada rak khusus dan

dicelupkan secara berurutan dengan waktu sebagai berikut : xylol selama 3 menit,

etanol absolut selama 3 menit, etanol 90% selama 3 menit, ethanol 80% selama 3

menit, dibilas dengan air kran selama 1 menit, direndam dalam larutan

hematoksilin selama 6-7 menit, dibilas dengan air kran selama 1 menit, direndam

dalam larutan pembiru selama 1 menit, dibilas dengan air kran selama 1 menit,

direndam dalam larutan eosin selama 4-5 menit, dibilas dengan air kran selama 1

menit, etanol 80%, etanol 90% sebanyak 10 celupan, etanol 96% masing-masing

sebanyak 10 celupan, kemudian ke dalam etanol absolut selama 1 menit, lalu ke

dalam xylol selama 3 menit. Kemudian sediaan diangkat satu persatu dari larutan

xylol dalam keadaan basah dan diberi 1 tetes cairan perekat dan selanjutnya

ditutup menggunakan cover glass (Underwood 1999).

Analisa Data Sediaan diamati di bawah mikroskop dan perubahan yang terjadi dianalisa

secara deskriptif. Patogenesa kejadian lesi disusun melalui studi literatur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan histopatologi dilakukan untuk melihat perubahan yang

disebabkan oleh infeksi Iridovirus pada organ otak, mata, insang, jantung, limpa,

usus, pankreas, hati, ginjal, kulit dan otot skelet ikan kerapu bebek. Hasil

pengamatan menunjukkan terdapat lesi pada organ yang terinfeksi Iridovirus. Ikan

kerapu bebek yang terinfeksi Iridovirus menunjukkan lesi patologi anatomi yang

bervariasi. Infeksi Iridovirus pada kerapu bebek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gejala klinis ikan yang mati terlihat perubahan kulit tubuh menjadi lebih gelap

(Gambar 1) dan menunjukkan splenomegali dibandingkan dengan limpa negatif

Page 18: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

4

Iridovirus (Gambar 2). Disamping itu infeksi Iridovirus menyebabkan lesu dan

berenang tidak teratur karena anemia yang berat. Keadaan lesu disebabkan

berkurangnya suplai oksigen yang disertai kondisi anemia sehingga aktivitas

jantung dan otot menurun. (Inouye et al. 1992; Jung et al. 1997; Nakajima dan

Maeno 1998; Wang et al. 2004).

Gambar 1 Gambaran patologi anatomi (PA) ikan kerapu bebek yang sakit atau

mati. Tubuh bewarna lebih gelap.

Gambar 2 Gambaran patologi anatomi limpa ikan kerapu bebek yang terinfeksi

Iridovirus mengalami splenomegali (panah putih) dibandingkan

dengan ikan kerapu negatif Iridovirus (panah hitam).

Histopatologi Otak

Struktur histologi otak pada ikan mirip dengan komponen dasar yang ada

pada otak hewan mamalia, tetapi memiliki perbedaan dalam bentuk dan

kompleksitas. Otak ikan dibagi menjadi lima divisi yang terdiri dari

telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon dan medulla

Page 19: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

5

oblongata (Mumford et al. 2007). Sel glia berfungsi sebagai penunjang sel-sel

neuron. Hasil pengamatan otak ikan kerapu bebek terlihat kongesti dan edema

perivaskular, gliosis dan oligodendrogliosis serta beberapa sel neuron terlihat

mengalami iskemia (Gambar 3). Selain itu ditemukan sel neuron yang membesar

dan berwarna basofilik pada substansi kelabu (Gambar 4). Gibson-Kueh et al.

(2003) melaporkan hal serupa yaitu ditemukannya sel-sel neuron yang mengalami

pembesaran dan mengandung badan inklusi pada substansia kelabu otak. Neuron

iskemia terjadi karena kurangnya suplai oksigen pada kondisi kongesti (Mumford

et al. 2007).

Gambar 3 Gambaran histopatologi otak ikan kerapu bebek menunjukkan

kongesti (K), edema perivaskular (EP), neuron mengalami iskemia

(IK), gliosis dan oligodendrogliosis (OD).

Page 20: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

6

Gambar 4 Gambaran histopatologi otak ikan kerapu bebek menunjukkan adanya

badan inklusi di dalam sitoplasma (IBC) neuron pada substansia

kelabu otak.

Histopatologi Mata

Mata memiliki beberapa bagian histologi yaitu retina, nervus optik, lensa,

iris, kornea, epitel korneal, dan kelenjar koroid. Retina merupakan jaringan yang

peka terhadap cahaya. Susunan retina pada mata ikan hampir sama seperti retina

pada vertebrata lain yang tersusun atas lapisan jaringan syaraf internal, reseptor

sel batang dan kerucut, dan lapisan perifer berpigmen gelap. Lapisan epitel

berpigmen mengontrol jumlah cahaya yang masuk melalui elemen-elemen visual

di bawahnya, termasuk kemampuan seperti pigmen jarum yang dapat memipih

untuk bermigrasi dan membentuk proses fingerlike yang menuju ke lapisan visual.

Lapisan visual batang dan kerucut terdiri dari tiga jenis reseptor: kerucut kembar,

kerucut tunggal, dan batang. Inti dari sel kerucut berbentuk besar dan bulat tidak

beraturan, sedangkan inti sel batang cenderung lebih kecil dan oval. Lapisan

visual batang dan kerucut terdiri dari tiga jenis reseptor yaitu kerucut kembar,

kerucut tunggal, dan batang. Badan koroid tersusun dari banyak kapiler pembuluh

berperan memberi nutrisi dan dan mensuplai oksigen untuk retina (Mumford et al.

2007).

Hasil pengamatan histopatologi koroid mata ikan kerapu bebek yang

terinfeksi Iridovirus menunjukkan infiltrasi sel radang mononuklear yang

berukuran besar karena berisi badan inklusi basofilik intrasitoplasma (Gambar 5).

Lesi ini tidak ditemukan pada koroid mata ikan kerapu bebek yang tidak terinfeksi

Iridovirus (Gambar 6). Bagian stroma dari kornea ikan kerapu bebek yang

terinfeksi Iridovirus menunjukkan adanya infiltrasi sel radang limfosit dan

makrofag (Gambar 7) dibandingkan stroma mata yang tidak terinfeksi Iridovirus

(Gambar 8). Gibson-Kueh et al. (2003), menemukan hal serupa pada kasus infeksi

Iridovirus yang diamatinya.

Page 21: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

7

Gambar 5 Gambaran histopatologi koroid mata ikan kerapu bebek. Sel

mononuklear yang berisi badan inklusi (IBC).

Gambar 6 Gambaran histopatologi koroid mata kerapu bebek tidak terinfeksi

Iridovirus.

Page 22: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

8

Gambar 7 Gambaran histopatologi kornea mata ikan kerapu bebek terlihat

infiltrasi sel radang limfosit dan makrofag (LM) di bagian stroma

kornea.

Gambar 8 Gambaran histopatologi kornea mata kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus, tidak ditemukan infiltrasi sel radang di bagian

stroma kornea.

Page 23: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

9

Histopatologi Insang

Insang memiliki epitel tipis dengan area permukaan yang luas. Permukaan

yang luas berfungsi agar paparan insang terhadap air menjadi lebih luas. Hal ini

memungkinkan untuk pertukaran gas yang efisien terhadap penyerapan oksigen

(O2) dan pelepasan karbon dioksida (CO2). Insang pada ikan terdiri dari lamela

primer dan lamela sekunder. Lamela primer insang memiliki struktur melengkung

dan ramping sedangkan lamela sekunder tersusun tegak lurus terhadap lamela

primer. Lamela primer ditutupi oleh epidermis yang berlendir yang berfungsi

mensekresikan garam sel khlorit. Sel-sel khlorit banyak terdapat di bagian basal

lamela. Sel khlorit berfungsi dalam trasportasi ion dengan peran dalam

detoksifikasi (Mumford et al. 2007). Sedangkan lamela sekunder pada umumnya

berfungsi sebagai pertukaran gas, air dan ion. Permukaan epitel yang pipih

menyebabkan darah naik ke mikrovili. Sel goblet ditemukan tersebar di antara sel-

sel epitel skuamosa lamela insang serta di daerah basal lamela. Sel ini berfungsi

untuk membantu dalam menghasilkan lendir kutikula yang berperan dalam

mengurangi infeksi dan abrasi (Mumford et al. 2007).

Hasil pengamatan histopatologi insang ikan kerapu ditemukan lesi berupa

infiltrasi sel radang limfosit dan makrofag, kongesti, hemoragi, proliferasi sel

khlorit, eosinophilic granular cell (EGC) dan sel goblet serta terdapat edema

peradangan pada jaringan di bawah epitel sehingga terlihat sebagai ruang kosong

di bawah jaringan epitel yang terangkat (Gambar 9, 10, 11). Selain itu juga

ditemukan infestasi parasit cacing dalam derajat ringan (Gambar 9, 12). Lesi

edema dapat terjadi akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan peningkatan

permeabilitas akibat peradangan. Pada kasus ini, edema disebabkan oleh

peradangan karena edema terlihat disertai infiltrasi sel radang limfosit dan

makrofag (Mumford et al. 2007). Proliferasi EGC merupakan respon inflamasi

pada ikan yang disebabkan oleh infeksi (Reite 1998). Sire dan Vernier (1995)

menyatakan EGC memiliki fungsi seperti eosinofil walaupun EGC memiliki

aktifitas yang lebih rendah dibandingkan dengan eosinofil. EGC pada mamalia

biasanya terlokalisasi di saluran pencernaan, saluran pernafasan dan kulit,

sedangkan EGC pada ikan terlokalisasi pada jaringan epitel atau organ yang

langsung berhubungan dengan lingkungan luar seperti kulit, hidung, insang, dan

saluran pencernaan (Bergeron dan Woodward 1983).

Kerusakan struktur organ insang yang ringan dapat mengganggu pengaturan

osmosa dan kesulitan pernafasan pada ikan (Nabib dan Pasaribu 1989). Proliferasi

sel goblet dan sel khlorit terjadi karena adanya infeksi dari agen penyakit. Kondisi

ini merupakan mekanisme tubuh dalam melawan agen infeksi (Sire dan Vernier

1995). Lesi pada insang dinilai tidak spesifik akibat Iridovirus karena lesi yang

sama juga ditemukan pada insang yang tidak terinfeksi Iridovirus. Wang et al.

(2003), Gibson-Kueh et al. (2003), dan Chao et al. (2004) menginformasikan

bahwa keberadaan Iridovirus di insang menyebabkan sel-sel mononuklear yang

berada di dalam pembuluh darah lamela sekunder insang mengalami pembesaran

dan mengandung badan inklusi basofilik di dalam sitoplasmanya. Pembesaran sel-

sel ini dapat menyebabkan penyumbatan di pembuluh darah kapiler lamela insang,

sehingga menyebabkan terjadinya kongesti dan edema epitel insang.

Page 24: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

10

Gambar 9 Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi Iridovirus.

Eosinophilic granular sel (EGC), edema epitel (ED), dan cacing (C).

Gambar 10 Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Proliferasi dan hiperplasia sel goblet (SG), kongesti (K)

dan hemoragi (HR).

Page 25: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

11

Gambar 11 Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Infiltrasi sel radang limfosit (L), sel radang makrofag

(M), eosinophilic granular sel (EGC), proliferasi sel khlorit (KL)

dan kongesti (K).

Gambar 12 Gambaran histopatologi insang ikan kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus. Infestasi ringan dari cacing (C) tidak

menimbulkan reaksi jaringan.

Page 26: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

12

Histopatologi Jantung

Jantung merupakan organ yang berfungsi mengatur dan memompakan darah

keseluruh tubuh. Darah ikan berfungsi mengedarkan nutrien yang berasal dari

pencernaan makanan ke sel-sel tubuh, membawa oksigen ke sel-sel tubuh

(jaringan) dan membawa hormon serta enzim ke organ tubuh yang

memerlukannya (Lagler et al. 1977). Darah beredar dari jantung ke insang.

Struktur insang yang melengkung menyebabkan oksigen akan berdifusi melalui

epitel lamela insang, kemudian dipompa dari aorta dorsal ke arteri dan ke kapiler

perifer sebelum dikembalikan melalui sistem vena. Jantung memiliki empat ruang

yaitu sinus venosus, atrium, ventrikel, dan bulbous arteriosus. Darah vena

terdeoksigenasi memasuki sinus venosus dari vena kardinal umum, dan pembuluh

darah utama. Ruang ventrikel ikan kecil dan tidak memiliki katup inlet. Dinding

ventrikel dan atrium tipis terdiri dari jaringan ikat kolagen dan otot yang bersifat

kontraktil. Otot trabekula melintang dalam lumen. Darah masuk ke dalam atrium

melalui dua katup sino-atrial yang terletak di dorsal dan menuju ke ventrikel.

Lapisan endotel tebal dan memiliki fagositosis aktif sebagai bagian dari sistem

retikuloendotelial (Mumford et al. 2007).

Hasil pengamatan jantung ikan kerapu bebek ditemukan daerah otot jantung

yang mengalami nekrosa pada jantung ikan terinfeksi Iridovirus (Gambar 13),

sementara lesi tersebut tidak ditemukan pada ikan yang tidak terinfeksi Iridovirus

(Gambar 14). Lesio nekrosa otot jantung akibat Iridovirus juga pernah dilaporkan

oleh Purnowati et al. (2008). Gibson-Kueh et al. (2003) menemukan sel endotel

yang basofilik dan hipertrofi pada atrium jantung ikan yang terinfeksi Iridovirus

dan Wang et al. (2003) serta Chao et al. (2004) menyebutkan bahwa pada jantung

ditemukannya sel yang mengalami pembesaran dan mengandung badan inklusi,

namun hal ini tidak ditemukan pada kasus Mandeh.

Gambar 13 Gambaran histopatologi jantung ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Nekrosa pada miokardium (NK).

Page 27: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

13

Gambar 14 Gambaran histopatologi otot jantung ikan kerapu bebek yang tidak

terinfeksi Iridovirus.

Histopatologi Limpa

Limpa merupakan salah satu organ hematopoietik, berfungsi sebagai

lokasi penyaringan antigen, penyimpanan dan penghancuran eritrosit. Limpa

terlibat dalam semua radang yang bersifat sistemik, gangguan hematopoietik dan

metabolisme. Limpa yang sehat bewarna merah tua atau hitam dengan tepi

melancip atau tajam yang terletak di antara lengkungan lambung dan usus.

Pemeriksaan limpa harus memperhatikan bentuk, warna dan tekstur. Dalam

beberapa spesies ikan, pankreas ditemukan di subkapsular limpa. Limpa ikan

berbeda dengan mamalia. Perbedaan itu meliputi pulpa putih dan merah yang

menyebar dan tidak beraturan serta kerangka jaringan ikat yang tidak menonjol.

Limpa juga merupakan tempat berkumpulnya limfosit-limfosit aktif yang masuk

ke dalam darah. Limpa memberi reaksi dengan cepat terhadap antigen yang

terdapat dalam darah dan merupakan organ penting dalam proses aktivasi sistem

imun adaptif. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa limpa merupakan filter

imunologik dari sistem sirkulasi (Mumford et al. 2007; Sheerwood 2001).

Hasil pengamatan limpa pada ikan kerapu bebek terlihat beberapa sel

limfoid pada pulpa putih membesar dan berisi badan inklusi (inclusion body-

bearing cells: IBC) basofilik di dalam sitoplasmanya dan beberapa sel limfoid

juga terlihat mengalami nekrosis (Gambar 15). Nekrosis ditandai dengan

perubahan inti menjadi piknosis, karyorheksis dan karyolisis. Badan inklusi tidak

ditemukan pada limpa ikan yang tidak terinfeksi Iridovirus (Gambar 16). Badan

inklusi intrasitoplasma merupakan ciri khas yang spesifik dari infeksi Iridovirus

pada jaringan hematopoietik sesuai dengan yang dilaporkan oleh Sudthongkong et

al. (2002), Wang et al. (2003), Gibson-Kueh et al. (2003), Mahardika et al.

(2004), dan Chao et al. (2004). Menurut Purnowati et al. (2008), keberadaan

infeksi Iridovirus juga menyebabkan nekrosa pada sel limfoid pulpa limpa.

Page 28: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

14

Gambar 15 Gambaran histopatologi limpa ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Sel limfoid membesar dengan sitoplasma berisi badan

inklusi basofilik (IBC) dan nekrosa, inti sel mengalami piknosis (NK).

Gambar 16 Gambaran histopatologi limpa ikan kerapu bebek yang tidak terinfeksi

Iridovirus. Sel limfoid berukuran normal diantara sel eritrosit.

Histopatologi Usus

Struktur usus berbentuk tabung dan memiliki panjang yang relatif

bervariasi. Bentuk tabung usus lurus, sigmoid atau melingkar, tergantung pada

bentuk rongga perut. Dinding lumen usus dilapisi oleh epitel kubus sebaris dan sel

goblet penghasil lendir. Submukosa mengandung sejumlah sel granula eosinofilik,

berbatasan dengan mukosa muskularis yang terdiri dari lapisan fibroelastik.

Page 29: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

15

Bagian anterior usus berfungsi untuk 1) Transportasi bahan makanan dari perut ke

usus posterior, 2) Proses pencernaan oleh sekresi enzim dari dinding dan dari

kelenjar aksesori, 3) Menyerap produk akhir pencernaan ke dalam darah dan

pembuluh getah bening, dan 4) Mengeluarkan hormon sekretin yang merangsang

sekresi pankreas. Sedangkan usus posterior berfungsi dalam penyerapan cairan,

sekresi lendir, dan menghasilkan beberapa enzim pencernaan yang berfungsi

dalam mencerna makanan (Mumford et al. 2007).

Hasil pengamatan pada usus ditemukan proliferasi dan hiperplasia sel

goblet dan adanya infiltrasi limfosit dibawah epitel (Gambar 17). Selain itu

ditemukan juga nekrosa sel epitel di lamina propria usus (Gambar 18). Infeksi

Iridovirus dilaporkan menyebabkan nekrosis sel epitel pada lamina propria usus

(Sudthongkong et al. 2002). McGavin dan Zachary (2001) menyebutkan bahwa

hiperplasia sel goblet merupakan reaksi pertahanan awal terhadap agen penyakit.

Hiperplasia sel goblet menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan

mengganggu absorbsi nutrisi yang kemudian menjadikan ikan kehilangan berat

badan dan lesu (Nagasawa et al. 2004). Leukosit merupakan komponen sel yang

berperan dalam respon kekebalan tubuh dan akan meningkat jumlahnya seiring

dengan derajat keparahan penyakit (Carneiro et al. 2009). Sudthongkong et al.

(2002) dan Gibson-Kueh et al. (2003), melaporkan ditemukannya sel hipertrofi

basofilik pada sel limfoid lamina propria usus ikan terinfeksi Iridovirus yang

diperiksanya serta Mahardika et al. (2004) juga mengatakan badan inklusi

sitoplasma juga ditemukan di saluran pencernaan. Tetapi hal yang sama tidak

ditemukan pada kasus asal perairan Mandeh.

Gambar 17 Gambaran histopatologi usus ikan kerapu bebek. Proliferasi dan

hiperplasia sel goblet (SG), infiltrasi sel makrofag dan limfosit

(LM) pada lamina propria.

Page 30: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

16

Gambar 18 Gambaran histopatologi usus ikan kerapu bebek terinfeksi Iridovirus.

Nekrosa sel epitel penutup (NK).

Histopatologi Pankreas

Letak jaringan pankreas bervariasi pada viscera abdomen ikan. Lokasi

yang paling umum adalah tersebar antara sel-sel lemak dalam seka pylorus

mesenterika, subkapsular limpa dan sebagai lapisan eksternal sekitar pembuluh

darah portal.Pankreas terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin. Struktur asinar

terdiri dari jaringan eksokrin pankreas sangat mirip dengan mamalia dan terdiri

dari sel-sel asinar yang berinti bulat besar dengan 1-3 nukleolus dan sitoplasma

berisi granula zimogen eosinofilik penghasil enzim Enzim pencernaan

disekresikan oleh sel-sel asinar ke dalam usus anterior untuk memecah protein,

lemak, dan karbohidrat (Mumford et al. 2007). Komponen endokrin pankreas

yaitu pulau Langerhans, terdiri dari sel bulat dengan warna yang pucat. Sel B

memproduksi insulin yang merangsang glukosa melewati membran sel untuk

menurunkan gula darah. Sel Alpha memproduksi glukagon yang merangsang

pembentukan glikogen dan menyebabkan peningkatkan gula darah (Mumford et

al. 2007).

Hasil pengamatan pankreas menunjukkan adanya proliferasi EGC dan

kongesti (Gambar 19). Lesi ini tidak spesifik akibat Iridovirus, karena lesi yang

sama juga ditemukan pada ikan yang tidak terinfeksi Iridovirus. Terjadinya

kongesti terkadang dapat menyebabkan hemoragi di sekitar pembuluh darah

(Robert 2001). Menurut Nagasawa et al. (2004), infeksi Iridovirus juga dapat

menyebabkan gejala klinis lesu dan penurunan berat badan.

Page 31: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

17

Gambar 19 Gambaran histopatologi pankreasi ikan kerapu bebek terinfeksi

Iridovirus. Kongesti (K) dan eosinophilic granular sel (EGC).

Histopatologi Hati

Hati merupakan organ terbesar dan memiliki fungsi yang penting bagi

tubuh. Hati sebagai pusat metabolisme tubuh dan memiliki fungsi yang banyak

dan komplek (Guyton dan Hall 2000). Pada ikan karnivora liar, hati biasanya

bewarna cokelat kemerahan, sedangkan hati pada ikan herbivora bewarna coklat

muda. Warna hati juga dapat berubah menjadi kuning bahkan off white pada

waktu tertentu dalam setahun. Hati merupakan organ lokal dan terletak di anterior

perut. Sel Kuppfer yang berfungsi sebagai fagosit terkadang teramati dalam

sinusoid. Sel-sel lapisan sinusoidal masuk dan mengisi ruang disse yang

merupakan zona antara sel sinusoid dan hepatosit. Hepatosit berbentuk poligonal

memiliki inti gelap dan tepian kromatin yang tebal serta nukleolus yang jelas.

Pada ikan budidaya, hepatosit sering terlihat bengkak akibat akumulasi glikogen.

Ketika diet kurang ideal atau selama fase siklus kelaparan sel-sel dapat menyusut

dan mengandung sejumlah pigmen kuning seroid.

Hati ikan mengandung enzim untuk metabolisme obat dan merupakan salah

satu organ yang paling sering rusak, tetapi pada mamalia hanya diperlukan 10%

dari parenkim hati untuk menjaga fungsi hati tetap normal (Mumford et al. 2007).

Menurut Yardimci dan Aydin (2011) hati berfungsi dalam detoksifikasi, sintesis

beberapa komponen plasma darah, penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen

serta melepaskan glukosa yang digunakan sebagai energi bagi ikan.

Hasil pengamatan pada sampel hati ikan kerapu bebek yang terinfeksi

Iridovirus menunjukkan terjadinya degenerasi lemak pada hepatosit dan adanya

sel mononuklear yang mengandung badan inklusi basofilik di dalam

sitoplasmanya serta infiltrasi EGC disekitar sinusoid hati (Gambar 20 dan Gambar

21). Degenerasi lemak difus ditemukan pada hepatosit ikan yang tidak terinfeksi

Page 32: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

18

Iridovirus (Gambar 22). Menurut Woo (2006), keberadaan EGC di hati

disebabkan karena sel ini memiliki fungsi utama untuk kemampuan fagositik,

menelan, dan melepaskan imun komplek sebagai respon terhadap infeksi agen

penyakit. Degenerasi lemak terjadi sebagai respon lanjut dari degenerasi hidropis

yaitu sel tidak mampu memetabolisme lemak dengan baik sehingga terjadi

akumulasi lemak, kemudian sel mengalami pembengkakan dengan sitoplasma

yang bervakuola (Macfarlane et al. 2000; Riauwati 2013). Menurut Cheville

(1999), degenerasi terjadi karena gangguan biokimiawi yang disebabkan oleh

iskemia, anemia, metabolisme abnormal dan zat yang bersifat toksik, serta

keberadaan agen infeksius dan non infeksius. Lesi degenerasi lemak bukan

merupakan lesi spesifik akibat Iridovirus karena ditemukan pada ikan yang tidak

terinfeksi Iridovirus. Wang et al. (2003) dan Chao et al. (2004) menyebutkan hati

yang terinfeksi Iridovirus menunjukan adanya sel mononuklear di sekitar

sinusoid yang mengandung badan inklusi basofilik di dalam sitoplasmanya. Inti

sel yang mengandung badan inklusi berada di tengah atau di tepi sitoplasmanya

dan terkadang mengalami piknotik dan reksis. Gibson-Kueh et al. (2003)

mengintepretasikan badan inklusi basofilik berlokasi di sel endotel pembuluh

darah.

Gambar 20 Gambaran histopatologi hati ikan kerapu bebek terinfeksi Iridovirus.

Hepatosit mengalami degenerasi lemak (DL), dan badan inklusi

basophilic intrasitoplasma di hepatosit (IBC).

Page 33: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

19

Gambar 21 Gambaran histopatologi hati ikan kerapu bebek yang terinfeksi

Iridovirus. Hepatosit mengalami degenerasi lemak (DL), nekrosa

hepatosit, piknosis (NK), dan infiltrasi eosinophilic granular sel

(EGC).

Gambar 22 Degenerasi lemak yang parah ditemukan pada ikan yang tidak

terinfeksi Iridovirus.

Histopatologi Ginjal

Ginjal merupakan salah satu organ yang berfungsi sebagai hematopoietik,

limforetikular, endokrin dan organ ekskresi. Ginjal ikan terletak di posisi

retroperitoneal bagian atas dan berada di bagian bawah kolumna vertebralis.

Ginjal ikan memiliki fungsi utama sebagai regulasi osmotik air dan garam, seperti

Page 34: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

20

halnya pada mamalia. Sedangkan sisa nitrogen diekskresi melalui insang. Ginjal

pada ikan air tawar berperan menjaga keseimbangan garam dan air. Keadaan ini

diatur karena tingkat filtrasi glomerulus yang tinggi, adanya reasorbsi garam di

tubulus proksimal dan pengenceran urin di tubulus distal. Ginjal ikan terdiri dari

beberapa komponen, yaitu nefron, glomerulus di dalam kapsul bowman, tubulus

proksimal, tubulus distal dan sel rodlet atau biasa yang disebut sebagai sel

sekretori. Sel ini banyak ditemukan di berbagai spesies ikan dan terletak

dibeberapa jaringan tubuh seperti jantung, ginjal, usus dan insang (Mumford et al.

2007).

Hasil pengamatan ginjal yang terinfeksi Iridovirus menunjukkan adanya

infiltrasi EGC, pembesaran sel limfoid yang mengandung badan inklusi basofilik

serta akumulasi melanomacrophage center (MMC) pada jaringan hematopoietik

(Gambar 23). Proliferasi MMC merupakan indikasi adanya reaksi pertahanan

tubuh pada ikan (Robert 2001). Melanin terkadang muncul berupa MMC sebagai

respon terhadap radikal bebas. Melanin merupakan pigmen granular bewarna

coklat gelap (Mumford et al. 2004). Adanya akumulasi MMC di jaringan

hematopoietik ginjal belum pernah dilaporkan. Sudthongkong et al. (2002), Wang

et al. (2003), Chao et al. (2004) dan Mahardika et al. (2004) menyebutkan

keberadaan Iridovirus pada ginjal menyebabkan proliferasi sel-sel limfoid yang

mengandung badan inklusi pada jaringan hematopoietik ginjal. Hal yang sedikit

berbeda dinyatakan oleh Gibson-Kueh et al. (2003) yang menemukan sel basofilik

hipertrofi di dalam kumparan pembuluh darah glomerulus. Purnowati et al. (2008)

melaporkan keberadaan infeksi Iridovirus juga menyebabkan terjadinya hemoragi

dan nekrosa di sekitar jaringan hematopoietik ginjal.

Gambar 23 Gambaran histopatologi ginjal ikan kerapu bebek. Tanda panah

menunjukkan proliferasi eosinophilic granular sel (EGC),

melanomacrophage center (MMC), nekrosa sel hematopoietik ginjal

(NK), dan adanya sel berukuran besar dengan badan inklusi (IBC)

di sel limfoid jaringan hematopoietik.

Page 35: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

21

Histopatologi Kulit

Kulit ikan terdiri dari 2 lapisan, yaitu epidermis dan dermis. Ketebalan

lapisan epidermis ikan tergantung jenis spesies, bagian tubuh, umur, jenis

kelamin, tahap siklus reproduksi dan tekanan lingkungan. Sel mukus atau sel

goblet terdapat pada epidermis bagian tengah yang berfungsi meningkatkan

sekresi. Sel-sel lain yang terdapat pada epidermis meliputi limfosit, makrofag dan

beberapa sel spesifik tertentu. Dermis merupakan lapisan di bawah epidermis

yang terdiri dari sel-sel melanin yang memberikan warna pada kulit (Mumford et

al. 2007). Hasil pengamatan epidermis kulit ikan menunjukkan adanya proliferasi

sel melanomacrophage center (MMC) dimana hal ini yang menyebabkan kulit

menjadi lebih gelap (Gambar 24). Lesi akumulasi MMC bukan spesifik akibat

Iridovirus, karena lesi yang serupa juga terlihat pada kulit yang negatif Iridovirus.

Proliferasi MMC merupakan indikasi adanya reaksi pertahanan tubuh pada ikan

(Robert 2001). Melanin terkadang muncul berupa MMC sebagai respon terhadap

radikal bebas. Melanin merupakan pigmen granular bewarna coklat gelap dan

akumulasi MMC di epidermis menyebabkan kulit menjadi lebih gelap (Mumford

et al. 2004).

Gambar 24 Gambaran kulit Ikan kerapu bebek yang terinfeksi Iridovirus,

melanomacrophage center (MMC) berakumulasi pada epidermis

kulit.

Histopatologi Otot Skelet

Ikan dan vertebrata tingkat tinggi lainnya memiliki tiga jenis otot. Otot-otot

itu terdiri dari otot lurik, otot jantung dan otot polos. Otot lurik merupakan otot

yang tidak bercabang dan bersifat sadar, otot jantung merupakan otot yang

memiliki serat bercabang dan bersifat tidak sadar, sedangkan otot polos

merupakan otot yang bersifat tidak sadar (Mumford et al. 2007). Hasil

pengamatan pada otot skelet tidak menunjukkan adanya lesi akibat Iridovirus

(Gambar 25). Gibson-Kueh et al. (2003) dan Chao et al. (2004) mengatakan pada

Page 36: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

22

otot tidak ditemukan sel yang berukuran besar dan mengandung badan inklusi

intrasitoplasma.

Gambar 25 Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan lesi yang

spesifik.

Patogenesis Infeksi Iridovirus

Iridovirus merupakan virus DNA ikosahedral besar yang menginfeksi

vertebrata dan invertebrata poikilotermik. Virus ini bereplikasi di dalam

sitoplasma sel yang terinfeksi (Deng et al. 2003; Xia et al. 2009). Iridovirus

merupakan agen penyebab penyakit sistemik yang serius dan menyerang semua

stadium dari larva hingga ikan dewasa. Infeksi dan penularan Iridovirus

dipengaruhi oleh spesies inang ikan, ukuran ikan, umur ikan, temperatur air, dan

kondisi lingkungan lainnya. Mortalitas berkisar antara 0-100% (OIE 2012).

Penularan virus ini dapat terjadi secara horizontal melalui air dari ikan yang

terinfeksi ke ikan yang sehat. Air yang terkontaminasi Iridovirus akan

menginfeksi ikan yang sehat melalui kulit yang terkelupas dan masuk ke limpa 64

jam pasca infeksi dan menyebar secara sistemik di dalam peredaran darah.

Sedangkan penularan virus ini secara vertikal atau melalui telur belum diketahui

(Chao et al. 2004; Nagasawa et al. 2004; OIE 2012). Mata merupakan organ yang

terpapar langsung oleh air. Peradangan mata dapat terjadi akibat infeksi secara

langsung maupun secara sistemik melalui sistem peredaran darah. Replikasi virus

pada sitoplasma sel hematopoietik menyebabkan terjadinya pembesaran dan

nekrosa sel limfoid. Nekrosa pada jaringan limfoid mengakibatkan terjadinya

deplesi sel limfoid pada jaringan hematopoietik limpa dan ginjal sehingga

menyebabkan terjadinya anemia serta penurunan sistem kekebalan tubuh ikan.

Infeksi virus melalui pembuluh darah menyebabkan lesi pada dinding pembuluh

darah (Gibson-Kueh et al. 2003). Lesi pada pembuluh darah otak menyebabkan

kongesti dan edema perivaskular otak. Kongesti kapiler menyebabkan sel-sel

neuron otak mengalami iskemia karena kurangnya suplai oksigen. Rusaknya sel

neuron berdampak terhadap gangguan koordinasi gerak renang ikan sehingga ikan

Page 37: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

23

berenang tidak teratur (Wang et al. 2003). Lesi pada insang menyebabkan sel-sel

leukosit di lamela sekunder mengalami pembesaran. Pembesaran sel-sel leukosit

di dalam pembuluh darah insang menyebabkan pembuluh darah kapiler

mengalami penyumbatan dan kongesti. Kongesti yang terjadi di lamela sekunder

insang menyebabkan penurunan kemampuan pengikatan oksigen pada sistem

sirkulasi dan menambah parah kondisi iskemia (Chao et al. 2004 dan Nagasawa et

al. 2004). Sel hematopoietik dan sel endotel adalah merupakan target dari infeksi

Iridovirus (Gibson-Kueh et al. 2003; Chao et al. 2004). Perubahan warna kulit

menjadi lebih gelap karena adanya akumulasi MMC pada epidermis. Melanin

merupakan pigmen granular bewarna coklat gelap dan terkadang muncul berupa

MMC sebagai respon terhadap radikal bebas (Robert 2001; Mumford et al. 2004).

Pencegahan dan Pengendalian Iridovirus Kerapu Bebek

Penyakit Iridovirus yang disebabkan oleh virus DNA dari famili Iridoviridae

belum ada obatnya. Oleh karena itu, pengendalian penyakit Iridovirus dilakukan

melalui pencegahan dengan program vaksinasi (Sunarto 2013). Vaksinasi

Iridovirus sudah banyak dilakukan pada ikan air laut di Jepang. Saat ini vaksin

Aquavac® Iridov telah mendapatkan ijin edar di Singapura dan mendapatkan

nomor registrasi edar di Indonesia. Mengingat ikan kerapu bebek merupakan ikan

komoditi penting dan memiliki harga jual yang tinggi, tindakan pencegahan dan

pengendalian harus dilakukan secara terintegrasi sehingga penyakit infeksi

Iridovirus tidak menyebar ke daerah bebas penyakit Iridovirus (Biosecurity).

Selain itu Iridovirus juga dapat dicegah dengan menghindari kerusakan kulit,

pengurangan faktor stress dan manejemen karantina ikan yang baik (Nagasawa

2004).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Infeksi Iridovirus pada ikan kerapu bebek asal perairan Mandeh, Sumatra

Barat menyebabkan perubahan histopatologi berupa badan inklusi intrasitoplasma

pada sel limfoid pada hati serta jaringan hematopoietik di limpa dan ginjal. Sel-sel

yang mengalami pembesaran banyak terlihat pada hematopoietik ginjal, limpa dan

hati. Pada mata, usus, dan otak terlihat dalam jumlah yang kecil, sedangkan pada

jantung, pankreas, kulit, dan otot tidak ditemukan sel yang berwarna basofilik dan

mengalami hipertrofi. Lesi lain yang terjadi adalah nekrosa dari sel epitel usus,

miokardiosit, jaringan hematopoietik limpa dan ginjal.

Saran

Perlu dilakukan pewarnaan imunohistokimia terhadap Iridovirus, untuk

mengetahui penyebaran antigen virus pada organ ikan kerapu bebek.

Page 38: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

24

DAFTAR PUSTAKA

Bergeron T, Woodward B. 1983. Utrastructure of The Granule Cells in Small

Intestine of The Rainbow Trout (Salmogairdneri) before and after Stratum

Granulosum Formation. Can J Zool. 61:133-138.

Carneiro PCF, Kaiseler PH da S, Swarofsky E de AC, Baldisserotto B. 2009.

Transport of jundia Rhamdia quelen juveniles at different loading densities:

water quality and blood parameters. Journal Neotropical Ichthyology, 7(2):

283-288.

Chao CB, Chen CY, Lai YY, Lin CS, Huang HT. 2004. Histological,

ultrastructural, and in situ hybridization study on enlarged cells in grouper

(Epinephelus) hybrids infected by grouper Iridovirus in taiwan (TGIV). Dis

Aquat Org. 58: 127–142.

Cheville NF. 1999. Introduction to Veterinary Pathology. Iowa (US): Iowa State

University Press. (2):101-154.

Deng RQ, Wang JW, Wang XZ, Huang YS, Xing K, Feng JH, He JG, Long QX.

2003. Cladistic analysis of Iridoviruses based on protein and DNA sequences.

Arch Virol. 148: 2181–2194.

Fauzi IA, Mociginta I, Yanihato D. 2008. Pemeliharaan Ikan Kerapuh Bebek

(Cromileptes altivelis) yang diberi Pakan Pelet dan Ikan Runcah di Kerambah

Jaring Apung. Jurnal akuakultur Indonesia. 7(1): 65-70

Gibson-Kueh S, Netto P, Chang SF, Ho LL, Qin QW, Chua FHC, Ferguson HW,

Ngoh-Lim GH, Ng§ ML. 2003. The pathology of systemic iridoviral disease in

fish. J Comp Path. 129:111–119.

Guyton A, Hall J. 2000. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta(ID): EGC. P:

529-533.

Inouye K, Yamano K, Maeno Y, Nakajima K, Matsuoka M, Wada Y, Sorimachi

M. 1992. Iridovirus infection of cultured red sea bream, Pagrus Major. Fish

Pathol. 27:19–27.

Johnny F, Roza D, Mastuti I. 2010. Aplikasi imunostimulan untuk meningkatkan

imunitas non-spesifik ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) terhadap

penyakit di hatcheri. Prosiding Forum inovasi Teknologi Akuakultur. 945-949.

Jung S, Miyazaki T, Miyata M, Danayadol Y, Tanaka S. 1997. Pathogenicity of

iridovirus from Japan and Thailand for the red sea bream Pagrus Major in

Japan, and histopathology of experimentally infected fish. Fisheries Sci.

63:735–740.

Koesharyani I, Mahardika K, Roza D, Johnny F, Zafran, Yuasa K. 2001. Marine

Fish and Crustaceans Diseases in Indonesia In Manual for Fish Diseases

Diagnosis II (Eds.) Sugama K, Hatai K & Nakai T. Gondol Research Station

for Coastal Fisheries, CRIFI and Japan International Cooperation Agency, 49

p.

Lagler KF, JE Bardach, RR Miller, DRM Passino. 1977. Ichthyology. New York

(US) John Wiley and Sons Inc. 506 p.

Mahardika K, Zafran, Yamamoto A, Miyazaki T. 2004. Susceptibility of juvenile

humpback grouper Cromileptes altivelis to grouper sleepy disease Iridovirus

(GSDIV). Dis Aquat Org. 59: 1–9.

Page 39: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

25

Macfarlane PS, Reid R, Callander R. 2000. Pathology Illustrated. Edisi ke-5.

China (CN): Churchill Livingstone. P: 64-570.

Mayunar. 1996. Teknologi dan Prospek Usaha Pembenihan Ikan Kerapu. Oseana

Volume XXI Nomor 4: 13-24.

McGavin MD, Zachary JF. 2007. Pathologic Basic of Veterinary Disease. China

(CN): Mosby. P:12-17

Mumford S, Heidel J, Smith C, Morrison J, MacConnell B, Blazer V. 2007. Fish

Histology and Histopathology. USFWS-NCTC. 357 p.

Nabib R, Pasaribu FH. 1989. Patologi dan Penyakit Ikan. Bogor (ID) Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. hal. 158.

Nagasawa K, Erlinda R, Cruz-Lacierda (eds.) 2004: Diseases of cultured

groupers. Southeast Asian Fisheries Development Center, Aquaculture

Department, Iloilo, Philippines. 81 p.

Nakajima K, Maeno Y. 1998. Pathogenicity of red sea bream Iridovirus and other

fish Iridoviruses to red sea bream. Fish Pathol. 33:143–144.

[OIE] Office International des Epizooties. 2012. Red sea bream iridoviral disease.

Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals. [Terhubung Berkala].

[diunduh 2013 September 17]. Tersedia pada:

http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/aahm/2010/2.3.07_R

SIVD.pdf

Purnowati R, Tusihadi T, Perdana AD, Nugroho F. 2008. Gambaran histopatologi

limpa, ginjal dan jantung ikan kerapu bebek pasca vaksinasi Iridovirus. Balai

Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Buletin Budidaya Laut. 24:50-

59. Reite OB. 1998. Mast cells/granule cells of the teleostean fish: a review focusin on

staining properties and functional responses. Fish Sellfish Immunol. 8:489-531. Di

dalam: Dezfuli BS, Giari L, Arrighi S, Domeneghini C dan Bosi G. 2003.

Influence of enteric helminthes on distribution of intestinal endocrine cells

belonging to the diffuse endocrine system in brown trout, Salmo trutta L. J Fish

Dis 26:155-166.

Riauwati M. 2013. Histopatologi hati dan ginjal ikan patin (Pangasius

hypopthalmus) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila dan diobati dengan

temulawak (Curcuma xanthorrhiza) [skripsi]. Pekanbaru (ID): Universitas

Riau.

Robert RJ. 2001. Fish Pathology. Edisi ke-3. London (GB) WB Saunders. 69 pp.

Rukyani A. 2001 Strategi Pengendalian Penyakit Virus pada Budidaya Ikan

Kerapu dalam Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di

Indonesia, Departemen Perikanan dan Kelautan dan JICA. Hal. 27-34.

Sheerwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta (ID): UI Pr.

Sire MF, Vernier JM. (1995) Partial characterization of eosinophilic granule cells

(EGCs) and identification of most cells of the intestinal lamina propria in

rainbow trout (Oncorhynchus mykiss). Biochemical and cytochemical study.

Biol Cell 85(1): 35–41.

Sudthongkong C, Miyata M, Miyazaki T. 2002. Viral DNA sequences of genes

encoding the ATPase and the major capsid protein of tropical Iridovirus

isolates which are pathogenic to fishes in japan, South China Sea and Southeast

Asian countries. Arch Virol. 147:2089–2109.

Page 40: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

26

Sugama K, Tridjoko, Slamet B, Ismi S, Setiadi E, Kawahara S. 2001. Petunjuk

teknis produksi benih ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. Balai Riset

Perikanan Laut Gondol. 14-16pp.

Sunarto A. 2013. Menyingkap tabir kematian ikan kerapu di Mandeh. Majalah

Infhem. 2:18-20.

Suwirya K, Giri NA. 2010. Usaha pengembangan budidaya ikan kerapu sunu,

Plectropomus leopardus di Indonesia. Dalam: Sudradjat et al. 2010. Prosiding

Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, Buku I. 307-314pp.

Tocher DR. 2003. Metabolism and functions of lipids and fatty acids in teleost

fish. Rev. Fish Sci. 11:107 – 184.

Underwood JCE.1999. Patologi Umum dan Sistematik. Sarjadi, editor. Jakarta

(ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: General and

Systematic Pathology. 1(2): 75

Wang CS, Shih HH, Ku CC, Chen SN. 2003. Studies on epizootic Iridovirus

infection among red sea bream, Pagrus major (Temminck & Schlegel), cultured

in Taiwan. J Fish Dis. 26:127–133.

Woo PTK. 2006. Diplomonadida (Phylum Parabasalia) and Kinetoplastea

(Phylum Euglenozoa). Di dalam: Woo PTK, Bruno DW, editor. Fish Disease

and Disorders. 3(2). UK: CABI Publishing. 46p.

Xia L, Cao J, Huang X, Qin Q. 2009. Characterization of Singapore grouper

Iridovirus (SGIV) ORF086R, a putative homolog of ICP18 involved in cell

growth control and virus replication. Arch Virol. 154:1409–1416.

Yardimci B, Aydin Y. 2011. Pathological findings of experimental Aeromonas

hydrophila infection in Nile tilapia (Oreochromis niloticus). Ankara Univ. Vet

Fak Derg. 58, 47-54.

Page 41: HISTOPATOLOGI IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis ... · melanomacrophage center berakumulasi pada epidermis kulit. 21 25. Gambaran histopatologi otot skelet tidak menunjukkan

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Muara Lembu Provinsi Riau pada tanggal 26 Maret

1991. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Munir

Nurdin S.Sos dan Heppi Maizar. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN

027 Candirejo Kecamatan Pasir Penyu dan lulus pada tahun 2003. Penulis

melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Pasir Penyu dan lulus pada tahun 2006. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Pasir Penyu dan

lulus pada tahun 2009. Penulis diterima masuk Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor (FKH-IPB) melalui jalur undangan seleksi masuk IPB

(USMI).

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah

aktif di BEM-FKH, Himpro Satwa Liar, dan Ikatan Keluarga Pelajar dan

Mahasiswa Riau (IKPMR).