gambaran histopatologi pankreas tikus hiperglikemia.pdf

6

Click here to load reader

Upload: lelyta-ayu-dewankga

Post on 01-Feb-2016

92 views

Category:

Documents


40 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, September 2006, hal. 96-101ISSN 1693-1831

Vol. 4, NO.2

Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemiasetelah Mengkonsumsi K-Karagenan dan i-Karagenan

LESTARI RAHAYU, RAHMA DAMAY ANTP, THAMRIN WIKANTN*

IFakultas Farmasi Universitas PancasilaJI. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta SeIatan 12640

2BaIai Besar Riset PengoIahan Produk dan Bioteknologi KeIautan dan Perikanan JakartaJI. K.S. Tubun, Petamburan VI, Jakarta

Diterima 26 Mei 2006, disetujui 10 Agustus 2006

Abstract: Research on the effect of K-carrageen and i-carrageen feeding on the representation ofpancreatic ~-celi histopathology of hyperglycemic rat has been carried out. Rats were previouslydamaged by aloxan monohydrat induction. There were 6 groups of rats, each group containing 5animals. Group I normal control, group II negative control, group III l5tpositive control, group IV 2nd

positive control, group V K-carrageen treatment, group VI i-carrageen treatment. Group I, II, IV, V,and VI, were given orally, while group III was given subcutaneously. All the treatments were givenduring 15 days. All the rats were then killed and pancreatic hystopathology were carried out. Theresults revealed that aloxan monohydrat induction resulting the rat pancreatic weight reduction in alltreatment groups. The ratio of rat body weight to the pancreatic weight was not significant differencein all treatment groups. Insulin injection was unable to increase the size of Langerhans islet andunable to support the recovery process of pancreatic damaged due to aloxan induction. On the otherhand, chlorpropamide, K-carrageenan, and i-carrageenan were able to increase the size of Langerhansislet because they can support the recovery process of pancreatic organ damaged due to aloxsaninduction. Insulin injection was unable to increase the ratio of Langerhans islet diameter to theamount of ~-cells. While, chlorpropamide, K-carrageenan, and i-carrageenan were able to increase theratio of Langerhans islet diameter to the amount of ~ -cells. The macroscopic observation revealedthat there was a black spot on the rat intestine receiving carrageen.

Key words: i-carrageen, K-carrageen, pancreatic hystopathology

PENDAHULUAN

Pankreas terletak antara lambung dan usus, se-'cara histologi terdiri dari 2 bagian, yaitu: bagian ekso-krin dan bagian endokrin. Fungsi eksokrin berkaitandengan sekresi enzim-enzim pencemaan, sedangkanfungsi endokrin berkaitan dengan sekresi hormon me-tabolik. Pankreas menghasilkan enzim-enzim yangsecarabiokimia terdiri dari kelompok lipolitik,amilolitik,dan proteolitik. Tiga cabang metabolisme utama yaitu:karbohidrat, lemak, dan protein, secara tidak langsungdiperani oleh pankreas(l).

Endokrin pankreas tersusun oleh sekitar 1 jutakoloni sel mikroskopik, yang disebut pulau Langer-hans. Bobot pulau Langerhans hanya sekitar 1-1,5gram dari keseluruhan bobot badan orang dewasa.Dalam tubuh orang dewasa, kebanyakan pulau ber-

* Penulis korespondensi, Hp.0817199415,e-mail: [email protected]

ukuran 100-200 f.lm dan terdiri dari empat tipe sel(a,~,8, dan F atau polipeptida pankreas) denganpopulasi masing-masing sekitar 68%, 20%, 10%,dan 2% dari total populasi sel pulau pada orangdewasa(2).Se1amenghasilkan hormon glukagon yangberfungsi meningkatkan kadar glukosa darah. Se1~menghasilkan hormon insulin yang berfungsimenurunkan kadar glukosadarah. Sel8menghasilkanhormon GHIH (growth hormon inhibiting hormon)atau somatostatin yang berfungsi menghambatsekresi insulin dan glukagon. Se1F mengh<;tsilkanPP(polipeptida pankreas)(3.4). Secara umum insulinberefekpada metabolisme karbohidrat, lemak, protein,dan asam nukleat. Di samping itu, insulin membantutransfer monomer biomolekul pada sel target, sepertiotot rangka, hepatosit, dan sellemak). Insulin danglukagon melaksanakan pengaturan kadar glukosadalam darah(3).

Histopatologi adalah pemeriksaan morfologi se1atau jaringan pada sediaan mikroskopik dengan

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Page 2: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

Vol. 4, 2006

pewarnaan metode Mallory, untuk menetapkandiagnosis kelainan degenerasi, radang atau infeksi danneoplasma(5J. Pada penelitian ini dilakukan pe-meriksaan histopatologi untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada pankreas tikus yangmengalami hiperglikemia akibat induksi aloksan mono-hidrat, selanjutnya diberikan konsumsi K-karagenandan i-karagenan dan membandingkannya dengan tikusyang diberikan injeksi insulin dan klorpropamida.

BAHAN DAN METODE

BAHAN. Bahan uji yang diteliti adalah K-karagenan hasil ekstraksi dari rumput laut merah jenisEucheuma cottonii dan i-karagenan hasil ekstraksidari rumput laut merah jenis Eucheuma spinosum.Kedua jenis rumput laut merah tersebut adalah hasilpanen dari perairan selatan pulau Bali pada tahun2002.

Hewan percobaan. Hewan percobaan yang di-gunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galurWistar,jenis kelaminjantan, bobot badan (BB) antara200-250 gram, umur 3-3,5 bulan, sebanyak 30 ekor,diperoleh dari bagian Perhewanan, Pusat Pengawas-an Obat dan Makanan (PPOM), Jakarta.

METODE. Perlakuan terhadap hewan uji.Seluruhnya 30 ekor tikus dipelihara selama 1mingguuntuk penyesuaian lingkungan, mengontrol kesehatandan bobot badan, serta menyeragamkan makanan.Semua tikus dibuat hiperglikemik dengan pemberiansuntikan aloksan monohidrat secara intra vena dengandosis 75 mglkgBB tikus, kemudian dipelihara selamasatu minggu agar terjadi hiperglikemik. Semua tikusdipuasakan selama kurang lebih 18jam selanjutnyadilakukan pengambilan darah awal melalui ekor darimasing-masing tikus sebelum diberikan sediaan ujidan diukur kadar glukosa darah awalnya untukmemastikan bahwa semua tikus sudah dalam kondisihiperglikemik.

Semua tikus dibagi menjadi 6 kelompok danmasing-masing kelompok diberi perlakuan sebagaiberikut: kelompok I (kontrol normal) diberi makanad libitum tanpa perlakuan, kelompok II (kontrolnegatif) diberi air suling (l ml/200 gBB), kelompokIII (kontrol positif) diberi injeksi insulin (dosis 0,756Unit/hari/200 gBB), kelompok IV (kontrol positif)diberi obat antidiabetes oral klorpropamida (dosis 2,52mg/hari/200 gBB), kelompok V diberi K-karagenandosis 0,01 g/200 gBB (lm1l200 gBB), kelompok VIdiberi i-karagenan 0,01 g/200 gBB (lm1l200 g BB).Masing-masing tikus mendapat satu macam sediaanuji dengan dosis seperti di atas, diberikan secara oral.Sediaan obat insulin (kontrol positif) diberikan secaraparenteral. Semua sediaan diberikan setiap hari

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 97

selama 15 hari mas a percobaan. Selesai perlakuan,semua tikus diistirahatkan ke dalam kandang masing-masing dan diberi makan dan minum ad libitum.Setelah selesai penelitian semua tikus dikorbankandan dilakukan histopatologi pankreas.

Pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaanhistopatologi yang dilakukan adalah pemeriksaanhistopatologi biasa dengan tahap-tahap pemeriksaansebagai berikut: fiksasi, dehidrasi, infiltrasi,penempelan (mounting), deparafinisasi, hidrasi,pewarnaan (staining), dehidrasi, penjernihan,penutupan, lalu dibiarkan mengering pada suhukamar5J.Data-data pengukuran yang diperoleh diujimenggunakan statistik analisis varian satu arah,dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT).

HASIL DAN PEMBASAHAN

Analisis histopatologi pankreas. Untukmengetahui perbedaan bobot pankreas antarakelompok tikus yang tidak diinduksi aloksan (kontrolnormal) dengan kelompok tikus yang diinduksi alok-san (semua kelompok perlakuan) maka dilakukanpengukuran bobot pankreas, hasilnya seperti terlihatpada Tabel 1. Hasil analisis varian menunjukkanbahwa ada perbedaan bermakna, maka dilanjutkandengan uji beda nyata terkecil. Kontrol normal dengankontrol negatif dan kelompok perlakuan terdapatperbedaan nyata, membuktikan bahwa induksialoksan dapat menyebabkan turunnya bobot organpankreas. Antara kontrol negatif dengan injeksiinsulin, pemberian klorpropamida, K-karagenan, dani-karagenan, menunjukkan tidak ada perbedaanyang nyata, -berarti bahwa semua perlakuan tidakmeningkatkan bobot organ pankreas setelah me-ngalami penurunan akibat induksi aloksan. Secaramakroskopik, pankreas hasil otopsi berwama merahmuda dan bentuk massa seperti anggur, dan tidakterlihat perbedaan nyata antara pankreas tikus yangdiinduksi aloksan dengan pankreas tikus.yang tidakdiinduksi aloksan.

Rasio bobot badan dengan bobot pankreastikus pada hari ke-15. Untuk mengetahui efekinduksi aloksan terhadap rasio bobot badan denganbobot pankreas tikus maka dilakukan pengukurandan analisis statistik. Hasil perhitungan rasio bobotbadan dengan bobot pankreas tikus pada hari ke-15 terlihat pada Tabel2. Analisis varian terhadap datatersebut menunjukkan hasil bahwa tidak ada per-bedaan bermakna antar rasio bobot badan denganbobot pankreas tikus pada setiap perlakuan. Hal iniberarti bahwa rasio bobot badan dengan pankreastak terpengaruh, diduga karena pada kontrol nor-mal ukuran dan bobot pankreas besar dan bobot

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Page 3: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

98 RAHAYU ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Tabel 1. Berat pankreas tikus dari tiap kelompok perlakuan

Faktor

Rerata:!c SD

IKontrolNormal1,4506 *0,33 a)

Catatan: perbedaan notasi berati berbeda nyata.

IIKontrolNegatif1,0118 *0,01 b)

Berat Pankreas Tikus (g)

III IVInjeksi PerlakuanInsulin Klorpropamida1,0162 * 1,0158 *0,00 b) 0,00 b)

"j,

VPerlakuanK-karagenan1,0676 *0,02 b)

VIPerlakli-karag~1,016(0,001

Tabel 2. Rasio berat badan terhadap berat pankreas tikus dari tiap kelompok perlakuan.

Rasio Berat Badan terhadap Berat Pankreas Tikus

Faktor I II III IV V, VI

Kontrol Kontrol Injeksi Perlakuan Perlakuan Perlaku:

Normal Negatif Insulin Klorpropamida K-karagenan i-karager

Rerata:!c SD0,00597 * 0,00502 * 0,00504 :f: 0,00503 * 0,00504 * 0,00505

0,00134 0,00004 0,00002 0,00001 0,00003 0,0000

Catatan: perbedaan notasi berati berbeda nyata.

Tabel3. Rerata diameter pulau Langerhans (~m)

Rerata Diameter Pulau Langerhans (!lm)

Faktor I II III IV V VI

Kontrol Kontrol Injeksi Perlakuan Perlakuan Perlaku,

Normal Negatif Insulin Klorpropamida K-Karagenan i-Karager

Rerata 10,1720* 5,4440 * 5,5920 * 7,1240* 7,4860 7,746C

*SD 1,28 a) " 1,46 b) 0,98 b) 0,90 c) * 0,57 c) * 0,81,

Catatan: perbedaan notasi berati berbeda nyata.

badan besar, sedangkan pada kelompok perlakuanyang diinduksi aloksan ukuran dan bobot pankreasmengecil karena dirusak aloksan tetapi disertai denganpenurunan bobot badan karena kondisi diabetes.

Rerata diameter pulau Langerhans. Untukmelihat kondisi pulau Langerhans tikus akibat induksialoksan maka dilakukan pengukuran rerata diameterpulau Langerhans pada semua tikus, hasilnya dapatdilihat pada Tabe13.Hasil analisis varian menunjukkanada perbedaan bermakna, maka dilanjutkan denganujibeda nyata terkecil. Berdasarkan data tersebut dapatdisimpulkan bahwa terjadi penurunan ukuran pulauLangerhans pada tikus kelompok perlakuan. Tikusyang diberi injeksi insulin tidak dapat meningkatkanukuran pulau Langerhans, tampak tak ada perbedaandengan kontrol negatif. Kelompok dengan perlakuanklorpropamida, K -karagenan, dan i-karagenanmemberikan hasil berbeda nyata dengan kontrolnegatif, artinya ketiga perlakuan dapat me-ningkatkanukuran pulau Langerhans, yang berarti ketigaperlakuan tersebut dapat membantu proses perbaikanorgan pankreas yang mengalami kerusakan karenainduksi aloksan. Kemampuan ketiga perlakuantersebut dalam membantu proses perbaikan kerusak-an organ pankreas adalah sarna, terlihat dari hasil ujiyang menunjukkan tidak berbeda nyata.

Jumlah sel P dalam pulau Langerhans. Untukmengetahui efek induksi aloksan terhadap fungsipankreas, maka dilakukan perhitungan tentangjumlahsel ~dalam pulau Langerhans (Tabel4). Hasil analisisvarian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna,maka analisis dilanjutkan dengan uji beda nyataterkecil.

Antara kontrol normal dengan kelompok per-lakuan terdapat perbedaan nyata berarti tikus yangdiinduksi aloksan mengalami kerusakan pankreasyang ditandai dengan berkurangnya jumlah sel ~dalampulauLangerhans. Antara kontrolnegatif dengan in-jeksi insulin tidak terdapat perbedaan nyata. Hal inimembuktikan bahwa injeksi insulin tidak dapat mem-bantu proses perbaikan kerusakan pankreas akibatinduksi aloksan. Dalam hubungannya dengan analisisdata luas daerah di bawah kurva (LDDK) kadar glu-kosa darah sebelum pemberian perlakuan, membukti-kan bahwa efek yang ditimbulkan insulin adalah efekfungsional bukan efek seluler. Antara kontrol negatifdengan kelompok perlakuan klorpropamida, K-

karagenan dan i-karagenan, terdapat perbedaan yangnyata, berarti ketiga perlakuan tersebut dapatmembantu proses perbaikan dan peningkatan seldalam pulau Langerhans. Kerja klorpropamidaterhadap perubahan morfologi pankreas adalah

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Page 4: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

Vol. 4, 2006 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 99

Tabel 4. Jumlah sel- P dalam pulau Langerhans dari tiap kelompok perlakuan

VIPerlakuan

i-Karagenan22,1800

:l: 1,59 de)

VPerlakuan

K-Karagenan21,2200:l: 0,96 e)

Jumlah Sel-Pdalam Pulau Langerhans

III IVInjeksi PerlakuanInsulin Klorpropamida4,9480 23,2200

:l: 0,61 c) :l: 0,85 d)

IIKontolNegatif4,0300

:l: 0,60 b)

IKontrolNormal29,3640:J:1,07 a)

Rerata:l:SD

Faktor

Catatan: perbedaan notasi berati berbeda nyata.

Tabel5. Rasio rerata diameter pulau Langerhans terhadap jumlah sel-p dari tiap kelompok perlakuan

Rasio Rerata Diameter Pulau Langerhans terhadap Jumlah Sel

Faktor I II III IV V VIKontrol Kontrol Injeksi Perlakuan Perlakuan PerlakuanNormal Negatif Insulin Klorpropamida K-karagenan i-karagenan

Mean 0,3446 1,3346 1,1309 0,3072 0,3529 0,3503:l:SD :l:0,04 a) :l:0,18 b) :l:0,13 b) :l:0,04 ac) :l:0,02 ac) :l:0,04 ac)

Catatan: perbedaan notasi berati berbeda nyata.

menstimulasi pembelahan sel. Adanya peningkatanjumlah sel ~ berarti sesuai dengan teori bahwa bilasel men galami cidera akibat suatu rangsangan makasecara potensial mengalami perubahan yang bersifatreversibel yaitu dapat kembali seperti semula(lO).Mekanisme perbaikan pankreas akibatmengkonsumsiK-karagenan dan i-karagenan adalah karenakemungkinan K-karagenan dan i-karagenan dapatmenurunkan kadar glukosa darah tikus sampaitingkatan/kondisi mendekati normal sehingga prosesperbaikan jaringan pankreas dapat berlangsung dengancepat. Di samping itu, makanan tikus yang diberikanjuga mengandung protein yang merupakan zatpembangun sehingga turut berperan dalam membantuproses perbaikan sel ~ pankreas.

Rasio rerata diameter pulau Langerhans ter-hadap jumlah sel IiUntuk melihat hubungan antaraluas pulau Langerhans denganjumlah sel ~ di dalam-nya maka dilakukan perhitungan rasio antara kedua-nya dengan hasil terlihat pada Tabel5. Hasil analisisvarian menunjukkan ada perbedaan bermakna, makaanalisis dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil.

Berdasarkan data yang dihasilkan dapat disimpul-kan bahwa terdapat pengaruh yang nyata antar ke-lompok perlakuan. Kelompok kontrol negatifberbedanyata dengan kelompok kontrol normal, klorpropami-da, K-karagenan dan i-karagenan. Kelompok klorpro-pamida dengan kelompok K-karagenan dan i-karage-nan tidak berbeda nyata. Kelompok injeksi insulintidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif,hal ini menunjukkan injeksi insulin tak menimbul-kan peningkatan efek terhadap rasio diameter pulauLangerhans terhadap jumlah sel ~ dalam pulauLangerhans.

Rumput laut adalah bahan makanan yang banyak

mengandung serat. Salah satu hasil ekstraksi dari rum-put laut merah adalah karagenan, termasukjenis seratyang dapat larut dalam air(ll). Makanan berseratmempunyai dampak pada alat pencernaan dan terha-dap penyerapan unsur-unsur nutrisi, khususnya padakondisi kadar glukosa darah yang berlebihan akandapat menghambat proses penyerapam glukosa me-lalui dinding usus halus. Dalam saluran cerna K-karagenan dan i-karagenan akan membentuk gel ataularutan kental dan menahan difusi glukosa dan salurancerna ke dalam pembuluh darah sehingga dapat me-nahan laju peningkatan kadar glukosa dalam darahdarah. Serat makanan tersebut akan dapat memper-baiki kondisi karena defisiensi insulin dan dianggapsebagai unsur yang membantu proses perbaikan. Ber-dasarkan struktur kimia karagenan yang tersusun danester sulfat dan 3,6-anhidrogalaktosa, belum dapatdiperkirakan secara lebih pasti berapa besar rasioester sulfat dan 3,6-anhidrogalaktosa yang dapat me-nimbulkan efek menurunkan kadar glukosa darahsecara efektif. Demikian pula mekanisme kerjanyabelum dapat diketahui secara pasti, maka tidak dapatdibandingkan dengan mekanisme kerja obat-obatanantidiabetes yang telah ada. Antara pemberian klor-propamida dan i-karagenan menunjukkan peningkat-an jumlah sel ~ yang sarna, sedangkan antara pem-benan klorpropamida dengan K-karagenanmenunjuk-kan peningkatan jumlah sel ~ yang berbeda. Tetapiantara pembenan K-karagenan dan i-karagenan tidakmenunjukkan perbedaan dalam meningkatanjumlahsel ~ dalam pulau Langerhans. Dalam kaitannya de-ngan analisis data selisih luas daerah di bawah kurvakadar glukosa darah, K-karagenan dan i-karagenanmemiliki kemampuan yang sarna dalam menurunkankadar glukosa darah.

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Page 5: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

100 RAHAYU ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Gambar 1. Perubahan histopatologi pankreas tikus. A: tikus kontrol normal, B: tikus kontrol negatif, C: tikus yang diinjeksiinsulin, 0: tikus yang diberi suspensi klorpropamida, E: pankreas tikus yang diberi K-karagenan, F: pankreas tikus yang diberi i-

karagenan.

Perubahan histopatologi pankreas tikuskontrol normal. Kelenjar asinus tersusun me-ngelilingi pulau Langerhans, epitelnya berbentuktuboid. Pada pulau Langerhans banyak dijumpai sela dan sel 11 Sel a ban yak menempati bagian tengahpulau Langerhans dan sel ~ menempati daerah tepiberjumlah sekitar 29,364::1:1,0735 dengan rerata dia-meter pulau Langerhans sekitar 10,1240::1:1,2173Ilm.

Perubahan histopatologi pankreas tikuskontrol negatif. Kelenjar asinus tidak mengalamiperubahan. Pulau Langerhans menunjukkanmengalami perubahan dibandingkan dengan kontrolnormal. Perubahan tersebut antara lain: diameterpulau Langerhans menjadi lebih kecil, yaitu menjadisekitar 5,444::1:1,46311lm dan jumlah sel ~mengalamipenurunan, yaitu menjadi sekitar 5,374::1:1,5673. Halini mengindikasikan telah terjadi kematian sel ~ (sel~nekrosis) akibat induksi aloksan.

Perubahan histopatologi pankreas tikusyang diinjeksi insulin. Kelenjar asinus mengalamiperegangan, jaringan ikat menebal mengelilingikelenjar asinus tersebut mengakibatkan beberapakelenjar asinus menyempit. Diameter pulau

Langerhans sama seperti kontrol negatif denganrerata sekitar 5,592::1:0,9810 Ilm, lebih kecil dari padasel normal. Jumlah sel ~ mengalami penurunan,dengan rerata menjadi sekitar 4,948 ::I: 0,6077, berartiinsulin tidak memiliki efek membantu prosespemulihan pankreas.

Perubahan histopatologi pankreas tikus yangdiberi suspensi klorpropamida. Kelenjar asinusnormal, ukuran pulau Langerhans mengalamipeningkatan yang signifikan dengan rerata diametersekitar 7,1240::1:0,9030 Ilm. Terlihatjaringan yangmenebal menjulur ke tengah yang merupakan lanjutandari lobulus asinus, mengakibatkan pulau Langerhansmengecil dan tidak teratur serta sel ~ terse bar daritepi sampai ke tengah. Jumlah sel ~ rerata sekitar23,180::1:0,8341, lebih sedikit dari pada kontrol normal.

Perubahan histopatologi pankreas tikusyang diberi K-karagenan. Kelenjar asinus normal.Pulau Langerhans walaupun ukuran diametemyamendekati normal tetapi, struktur yang menyusunnyadidominasi oleh jaringan ikat, terutama di daerahpertengahan pulau Langerhans. Keadaan inimenjadikan sel ~ tersebar di daerah tepi pulau

http://www.univpancasila.ac.id 8/20

Page 6: Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Hiperglikemia.pdf

Vol. 4, 2006

Langerhans dengan jumlah rerata sekitar 21,220 :l::0,9622. Hal ini menunjukkan terjadi pemulihanpanheas dibandingkan dengan kontrol negatif, tetapikondisinya masih di bawah kondisi normal. Reratadiameter pulau Langerhans sekitar 7,486 :l::0,5727 !lm.

Perubahan histopatologi pankreas tikusyang diberi i-karagenan. Kelenjar asinus normal.Struktur pulau Langerhans, baik diameter maupunkomposisi antara sel a dan se1 ~mendekati normal.Rerata diameter pulau Langerhans sekitar 7,746 :l::0,8058 !lmdanjumlahsel ~sekitar22,180:l:: 1,5979.Jika dibandingkan dengan kontrol negatifkeadaan inimenunjukkan bahwa pemberian i-karagenan dapatmembantu proses pemulihan pulau Langerhans yangmengalami kerusakan akibat induksi aloksan.

Tikus yang diinduksi a10ksanmonohidrat ada1ah:kontrol negatif, perlakuan injeksi insulin, pemberianklorpropamida, K-karagenan, dan i-karagenan tidakmenunjukkan perbedaan kenampakan jaringanpankreas. Bentuk dan ukuran pulau Langerhansantara tikus yang satu dengan yang lain sangatbervariasi. Secara kuantitatif dilakukan pengukurandiameter pulau Langerhans dan penghitunganjumlahsel ~panheas. Pengukuranjumlah se1~ pada pulauLangerhans dilakukan terhadap 5-20 pulauLangerhans dari 4 preparat irisanjaringan pankreas.Pengukuran menggunakan mikroskop dengan per-besaran 10 x 20. Pada saat dilakukan pembedahan,pengamatan secara makroskopik terhadap usus tikusyang diberi karagenan menunjukkan warna yang ber-beda dengan tikus yang diberi sediaan uji yang lain,yaitu timbulnya warna kehitaman pada usus tikus.Hal ini mungkin suatu indikasi timbulnya kerusakanpada usus tikus yang diberi karagenankarena berdasar-kan hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwapemberian karagenan dapat menyebabkan luka padausus,kankerusus maupunkanker lainnya pada manusiayang mengkonsumsi karagenan(IZ,13J• Hidrolisiskaragenan oleh enzim pencernaan dan kerja bakterisaluran cerna (yang memproduksi enzim karagena-se), menghasilkan campuran senyawa polisakaridadengan bobot molekul yang kecil dan poligenan(14J•Senyawa-senyawa tersebut diduga berbahaya, dapatmenimbulkan luka atau lesi pada saluran cerna (usus).Kesimpulan tersebut berdasarkan bukti pada sampeljaringan manusia bukan studi pada hewan.

SIMPULAN

Karagenan sangat baik dalam peranannya untukmenurunkan kadar glukosa darah tikus dan membantuproses perbaikan organ panheas yang mengalamikerusakan akibat induksi aloksan, namun menimbul-kan efek samping menimbulkan dampak berbahaya

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 101

pada saluran cerna, yaitu luka dan bahkan kemungki-nan menimbulkan tumor.

DAFTAR PUSTAKA

1. Utama IH. Fungsi pankreas. Denpasar: FakultasKedokteranHewanUniversitasUdayana;1998.hal.20-31.

2. Robins. Pathologic basis of disease. 6th Ed. Sydney:W.BSaundersCo; 1998.p.9ll-9l3.

3. Tortora GJ and Anagnostakos NP. Principles ofanatomy and physiology. 6th Ed. New York:Harper&RowPublishers;1990.p.527-530.

4. Ganong, WF. Fisiologi kedokteran. 14th Ed.diteIjemahkanoleh:Adrianto P.Jakarta: EGC; 1992.hal.317-325.

5. Suntoro, H. Metode pewarnaan histologi danhistokimia. Jakarta: Bharata Karya Aksara;1983.hal.42-49.

6. Reynolds JEF. Martindale The pharmacopeia.London:The PharmaceuticalPress; 1982.p.95l-952.

7. Handoko T dan Suharto B. Insulin, glukagon, danantidiabetikoral.Dalam:GaniswaraSo, Editorutama.Farmakologi dan Terapi. Ed. 4. Jakarta: BagianFannakologiUniversitasIndonesia;1995.hal.467-481.

8. LaurencedanBacharach.Evaluationofdrugactivitiespharmacometrics. London: Academic Press;1964.p.161.

9. KKIPhytomedica.Penapisanfarmakologi,pengujianfitokimia, dan pengujian klinik. Jakarta: YayasanPengembanganObatAlamPhytomedica;1993.hal.16-17.

10. WidowatiL.Pengaruhekstrakbiji Trigonella joenum-graecum L., terhadap kadar gula darah, glutationdangambaran kerusakan sel P pankreas pada tikusNIDDM.Jakarta:F-MIPAUniversitasIndonesiaProgStudiKefarmasian;2003.hal.20-2l, 66-73.

11. Chapman VJ and Chapman DJ. Seaweed and theiruses.3rdEd.,London:ChapmanandHall; 1980.p.194-225.

12. Stomach aches caused by carrageenan. diambil dari:http:/www.notmilk.com/carragenan.htm .• 2003;diakses20 September,2003.

13. Carrageenan may caused stomach aches lesions,cancer.diambildari:http:/www.ENN.com/cncer.htm.2003;diakses20 September2003.

14. Yu G, Guan H, Ioanviciu A, Sikkander S,Thanawiroon C, Tobachman J, ToidaT,Linhardt R.Structural studies on carrageenan derivedoligosaccharides. Carbohydrat Research. 2002;337:433-440.

http://www.univpancasila.ac.id 8/20