online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet ... filedaun kelor memperbaiki histopatologi...
TRANSCRIPT
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712
BULETIN VETERINER UDAYANA
➢ Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18a Secara Fenotipik
➢ Efektivitas Partisi Air Buah Pare Terhadap Penurunan Gula Darah Diabetik Tikus
➢ Gambaran Histopatologi Limpa Tikus Putih yang Diberi Deksametason dan Vitamin E
➢ Isolasi Klebsiella Sp. pada Sapi Bali
➢ Efektivitas Vitamin E dan Deksametason pada Otak Tikus Putih
➢ Bakteri Coliform Dan Non Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali
➢ Bakteri Coliform pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan dan Lokasi Peternakan
➢ Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih Diabetes Melitus
➢ Prevalensi Dermatitis Ulseratif pada Tukik Lekang
➢ Kadar Logam Berat Pb dan Histopatologi Limpa Sapi Bali
➢ Prevalensi pan Intensitas Infeksi Trypanosoma Evansi pada Kuda di Desa Kabaru
➢ Perbandingan Agranulosit Bibit Sapi Bali pada Berbagai Umur di Nusa Penida
➢ Diferensial Granulosit Sapi Bali di Dataran Tinggi dan Rendah di Nusa Penida
➢ Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase Sapi Bali Terinfeksi Fasciola
➢ Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro
➢ Infusa Daun Salam Mempertahankan Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali
DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA VOL 10 NO. 1 PEBRUARI 2018
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan
Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan
Agustus Yang Bekerjasama Antara
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi
Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
Cabang Bali
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Burung Jalak Bali atau di sebut juga Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung asli Bali yang
dilindungi oleh Undang-undang. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya
memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna
hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-
abuan.
Susunan Redaksi:
Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni
Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar
Gunawan. Penyunting/editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu
Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I
Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih.
Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Ida Bagus Oka Winaya, Putu
Henrywaesa Sudipa. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB
Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email:[email protected]. Web:
http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.
Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana
BULETIN VETERINER UDAYANA
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D
Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram
drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D
Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.
Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati,M,Kes
Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro
Ir. I Nengah Sujaya , M.Agr.Sc Ph.D
Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D
Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana
Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D
Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana
Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi
Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Buletin Veteriner Udayana Terbit sejak: 1 Pebruari 2009
Naskah asli
Original article
Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18A Secara Fenotipik
(LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 18A PHENOTYPIC IDENTIFICATION)
I Wayan Suardana, Hendro Sukoco, Nyoman Semadi Antara .............................................. 1
Efektivitas Partisi Air Buah Pare Terhadap Penurunan Gula Darah Diabetik
Eksperimental Tikus Putih Jantan
(EFFECTIVENESS OF PARTITION WATER BITTER MELON AGAINST DECREASE IN
BLOOD SUGAR EXPERIMENTAL DIABETIC MALE RATS
Dwi Widananta Yogi Indra Yudha, Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini .................. 10
Gambaran Histopatologi Limpa Tikus Putih yang Diberi Deksametason dan Vitamin E
(HISTOPATHOLOGICAL OF WHITE RATS SPLEEN THAT GIVEN DEXAMETHASONE
AND VITAMIN E)
Elsa Hidayati, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana .................................................... 18
Isolasi Klebsiella Sp. Pada Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi
pemeliharaan Serta Pola Kepekaan Terhadap Antibakteri
(ISOLATION KLEBSIELLA Sp. AT BALI CATTLE BASED ON LEVEL OF MATURITY AND
BREEDING LOCATION AND THE PATTERN OF SENSITIVITY AGAINST
ANTIBACTERIAL)
Nyoman Anandiya Ramaditya, Ketut Tono PG, I Gusti Ketut Suarjana,
I Nengah Kerta Besung ............................................................................................................. 26
Efektivitas Vitamin E dan Deksametason pada Otak Tikus Putih
(THE EFFECT OF VITAMIN E AND DEXAMETASONE ON THE WHITE RATS BRAIN)
Afrizal Choirul Umam, I Ketut Berata, Samsuri, I Wayan Sudira,
I Made Merdana ........................................................................................................................ 33
Bakteri Coliform dan Non Coliform yang Diisolasi dari Saluran Pernapasan Sapi Bali
(COLIFORM AND NON COLIFORM BACTERIA THAT ISOLATED FROM
RESPIRATORY TRACT OF BALI CATTLE)
Putu Putri Wiliantari, I Nengah Kerta Besung, Ketut Tono PG ........................................... 40
Jumlah Bakteri Coliform Pada Sapi Bali Menurut Tingkat Kedewasaan Dan Lokasi
Peternakan Di Nusa Penida
(NUMBER OF COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE BASED ON MATURITY LEVEL
AND LOCATION OF FARMS IN NUSA PENIDA)
Bianca Violanda Junus, I Nengah Kerta Besung, I Gusti Ketut Suarjana,
Ni Ketut Suwiti .......................................................................................................................... 45
Daun Kelor Memperbaiki Histopatologi Hati Tikus Putih Yang Mengalami Diabetes
Melitus
(MORINGA LEAVES IMPROVE HYSTOPATOLOGY WHITE RATS HEPAR
EXPERIENCED DIABETIC)
Ida Ayu Adhistania Pidada, Ni Luh Eka Setiasih, Ida Bagus Oka Winaya.......................... 50
DAFTAR ISI
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Prevalensi Dermatitis Ulseratif pada Tukik Lekang yang Dipelihara di Turtle
Conservation and Education Centre Serangan
(PREVALENCE OF ULCERATIVE DERMATITIS IN OLIVE RIDLEY HATCHLINGS
REARED AT TURTLE CONSERVATION AND EDUCATION CENTRE SERANGAN)
Annabella Ruth Wijaya, Ida Bagus Windia Adnyana, I Made Kardena .............................. 57
Kadar Logam Berat Pb dan Histopatologi Limpa Sapi Bali yang Dipelihara di Tempat Pembuangan Akhir Suwung Denpasar
(LEVELS OF HEAVY METALS PB AND HISTHOPATHOLOGY OF SPLEEN OF THE BALI
CATTLE MAINTAINED IN SUWUNG DENPASAR FINAL DISPOSAL SITE)
Wahyu Semadi Putra, I Ketut Berata, I Made Kardena........................................................ 64
Prevalensi dan Intensitas Infeksi Trypanosoma Evansi pada Kuda di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur
(PREVALENCE AND INTENSITY OF TRYPANOSOMA EVANSI INFECTION IN HORSE at
THE KABARU VILLAGE, SUBDISTRICT RINDI, EAST SUMBA REGENCY)
Mersy Rambu Maramba Ndiha, Ida Ayu Pasti Apsari, I Made Dwinata............................. 70
Agranulosit Bibit Sapi Bali pada Berbagai Umur di Nusa Penida
(AGRANULOSIT OF BALI CATTLE ON VARIOUS AGE IN NUSA PENIDA)
Franky Lunggi Hali Remi Andung, Ni Ketut Suwiti, Anak Agung Sagung Kendran ......... 76
Diferensial Granulosit Sapi Bali di Dataran Tinggi dan Rendah di Nusa Penida
(GRANULOCYTES DIFFERENTIAL OF BALI CATTLE IN THE DIFFERENT HIGHER
AT NUSA PENIDA)
Ni Made Riska Adnyani, Ni Ketut Suwiti, Ni Luh Eka Setiasih ............................................ 81
Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase Sapi Bali Terinfeksi
Fasciola Gigantica
(ACTIVITY OF ALANIN AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE AMINOTRANSFERASE
OF BALI CATTLE INFECTED BY FASCIOLA GIGANTICA)
Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Ida Bagus Dimas Kusumadarma, Ida Bagus Komang Ardana, Made Suma Anthara, I Wayan Nico Fajar Gunawan, Luh Made Sudimartini,
Kadek Karang Agustina ........................................................................................................... 87
Variabel Komponen Utama pada Morfometrik Sapi Putih Taro Berdasarkan
Pengukuran Badan
(PRINCIPALS COMPONENTS VARIABLES OF TARO WHITE CATTLE
MORPHOMETRICS BASED ON BODY MEASUREMENT)
Luh Gde Sri Surya Heryani, Ni Nyoman Werdi Susari, I Wayan Nico Fajar Gunawan...... 93
Infusa Daun Salam Mempertahankan Kualitas dan Daya Tahan Daging Sapi Bali
(BAY LEAVES INFUSE MAINTAIN THE QUALITY AND DURABILITY OF BALI BEEF)
I Ketut Suada, Dimas Indra Dwi Purnama, Kadek Karang Agustina .................................. 100
MITRA BESTARI TAMU
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Dr. Sagung Chandra Yowani, S.Si., Apt., M.Si Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Udayana.
Dr. dra. Tyas Rini Saraswati, M.Kes Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.
Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Udayana. Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.
Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi
Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi. Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi. Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Kadek Karang Agustina, MP. Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Made Sudimartini, MP Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD. Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Dr. drh. Maxs U E Sanam. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.
Prof. Dr. drh. Pudji Astuti Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi. Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes, Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. Michael Haryadi, MP. Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP. Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.
Drh. Ni Made Restiati, Mphil. Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali
Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Siti Komariah Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Buletin Veteriner Udayana Vol. 10 No.1 Tahun 2018
Analisis Komponen Utama 93
Antioksidan 18
ALT 87
AST 87
Bakteri Asam Laktat 1
Bakteri Coliform 40
Dataran Tinggi 26, 40
Dataran Rendah 26, 40
Deksametason 18, 33
Deplesi 64
Dermatitis Ulseratif 57
Desa Kabaru 70
Diabetes Mellitus 50
Diabetik 10
Diferensial Granulosit 81
Eksperimental 10
Ekstrak Daun Kelor 50
Ekstrak Pare 10
Fasciola gigantica 87
Feses 45
Histopatologi Hati 50
Indeks Kondisi Tubuh 57
Intensitas 70
Isolat 18A 1
Jumlah Bakteri Coliform 45
Kerusakan Otak 33
Kit API 50 CH 1
Klebsiella Sp. 26
Kuda 70
Leukosit 76
Limfosit 76
Limpa 18, 64
Logam Berat Pb 64
Monosit 76
Morfometrik 93
Nekrosis 18
Non Coliform 40
Nusa Penida 45
Otak 33
Partisi Air 10
Pola Kepekaan 26
Prevalensi 57, 70
Proliferasi 64
Sapi Bali 26, 40, 45, 64, 76, 81,
87
Sapi Putih Taro 93
Streptozotocin 10
T. Evansi 70
Tipe Dataran 81
Tukik Lekang 57
Uji Konvensional 1
Umur 40
Vitamin E 18, 33
INDEKS SUBJEK
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Buletin Veteriner Udayana Vol. 10 No.1 Tahun 2018
Adnyana IBW 57 Adnyani NMR 81
Agustina KK 87, 100 Andung FLHR 76
Antara NS 1
Anthara MS 87
Apsari IAP 70
Ardana IBK 87
Berata IK 18,33, 45, 64 Besung INK 26, 40, 45
Dharmayudha AAGO 87
Dwinata IM 70
Gunawan IWNF 87,93
Heryani LGSS 93
Hidayati E 18
Junus BV 45
Kardena IM 57, 64 Kendran AAS 76
Kusumadarma IBD 87 Merdana IM 18,33
Ndiha MRM 70
Pidada IAA 50
Purnama DID 100
Putra WS 64
Ramaditya NA 26
Samsuri 18,33
Setiasih NLE 50, 81
Suada IK 100
Suardana IW 1
Suarjana IGK 26, 45
Suartha N 10
Sudimartini LM 10, 87
Sudira IW 33
Sukoco H 1
Susari NNW 93
Suwiti NK 45, 76, 81
Tono KPG 26, 40
Umam AC 33
Wijaya AR 57
Wiliantari PP 40
Winaya IBO 50
Yudha DWYI 10
INDEKS PENULIS
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
1. Ketentuan Umum
a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan
dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).
b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima
untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam
majalah atau media yang lain.
2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi
menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran
huruf 12.
3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai
berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian,
Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.
Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10-
15 halaman. a. Judul: Singkat dan jelas.
b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis
lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap
nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis
mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat
diajak berkorespondensi (corresponding author).
c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila
naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata
kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat
ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap
bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.
d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat
penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat
memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya
yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung
pembahasan.
e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan
yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara
kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga
memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.
f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas
hasil-hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam
naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat
dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan
hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam
naskah. Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang
diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari
mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain
yang telah disajikan pada pendahuluan.
KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH
Volume 10 No.1 Pebruari 2018 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712
Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang
mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun
perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.
i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis
menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang
dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah
ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:
Jurnal/majalah
Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and
beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1):158-162. Buku
Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled
reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland Bab dalam Buku
Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th
Ed. Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.
Prosiding
Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:
Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France,
23-26 Oct. 1989. Pp. 199-231. Disertasi/Tesis
Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm
injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.
Website
Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/
magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html 4. Pengiriman naskah dapat dilakukan setiap saat dalam bentuk cetakan (printout)
sebanyak dua eksemplar dan satu softcopy kepada:
Redaksi BuletinVeteriner Udayana
Alamat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar
Telp. (0361) 223791; Fax. (0361) 223791
Email:[email protected]/[email protected]
5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah
tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.
Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat
untuk keperluan itu.
6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner
Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut
tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa
seijin Buletin Veteriner Udayana.
Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791
BULETIN VETERINER UDAYANA
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 1-9 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.1
1
Identifikasi Bakteri Asam Laktat Isolat 18A Secara Fenotipik
(LACTIC ACID BACTERIA ISOLATE 18A PHENOTYPIC IDENTIFICATION)
I Wayan Suardana1 , Hendro Sukoco2, Nyoman Semadi Antara3 1Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner,
2Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Denpasar, 3Laboratorium Bioindustri dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Bukit Jimbaran, Bali, *E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Bakteri Asam Laktat (BAL) memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen, salah satunya adalah BAL isolat 18A. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan spesies BAL dari isolat 18A dengan uji konvensional dan uji KIT API 50 CH. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, dengan objek penelitian berupa bakteri asam laktat isolat 18A asal kolon sapi bali. BAL isolat 18A direkulturisasi, dengan penumbuhan pada media MRS, uji katalase, dan pewarnaan Gram. Uji identifikasi isolat dengan uji produksi gas CO2, uji pertumbuhan pada NaCL 15%, uji pertumbuhan pada Suhu 100C, dan uji pertumbuhan pada pH 9,6. Konfirmasi isolat juga dilakukan dengan uji kit API (Standard Analytical Profile Index) 50 CH. Hasil rekulturisasi menunjukkan isolate 18A mampu tumbuh dengan baik pada media MRS broth, bersifat katalase negatif, Gram positif, berbentuk bulat, dan berantai. Hasil identifikasi mengindikasikan bahwa isolat 18A bersifat homofermentatif, mampu tumbuh pada suhu 100C, dan tidak tumbuh pada pH 9,6. Uji fermentasi dengan menggunakan perangkat kit API 50 CH, menunjukkan bahwa isolat 18A mampu mendegradasi 15 komponen gula, yaitu komponen gula no : 5, 10, 11, 12, 13, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, dan 39. Hasil identifikasi secara konvensional dapat disimpulkan bahwa isolate 18A merupakan genus Lactococcus. Dan berdasarkan uji konfirmasi menggunakan Kit API 50 CHL disimpulkan bahwa isolat 18A merupakan bakteri Lactococcus Lactis ssp lactis 1.
Kata kunci: bakteri asam laktat; isolat 18A; uji konvensional; Kit API 50 CH.
ABSTRACT
Lactic Acid Bacteria (LAB) is a bacterium that has an ability to inhibit a pathogenic bacteria growth, including isolates 18A. The aim of this study is to determine the species of LAB isolates 18A by conventional tests and API 50 CH test. This study was a descriptive observational study, with lactic acid bacteria isolates 18A were obtained from bali cattle’s colon as an object. LAB isolates 18A were re-cultured on MRS media, catalase test, and Gram staining. Identification test were performed by CO2 production test, growth in the presence of 15% NaCl, growth at 10°C, and growth at pH 9.6. Confirmation test were performed using API 50 CH (Standard Analytical Profile Index). The results indicated that LAB isolate 18A were able to grow well on MRS broth media, catalase-negative, Gram-positive, and spherical-chain in shape. Identification test revealed that the bacteria is homofermentative, were able to grow at 10°C, and do not grow at pH 9.6. Fermentation test using API 50 CH showed that LAB isolates 18A were able to degrade 15 sugar components, consist of no: 5, 10, 11, 12, 13, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 , 31, and 39. Based on conventional identification results, it can be concluded that BAL isolates 18A is a Lactococcus. In addition, the result of API 50 CHL test showed that BAL isolates 18A is a Lactococcus lactis ssp lactis 1.
Keywords: lactic acid bacteria; isolates 18A; conventional test; API 50CH test
PENDAHULUAN
Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan jenis bakteri yang menguntungkan, karena berperan terhadap dunia pangan dan kesehatan. BAL termasuk ke dalam kelompok bakteri yang memenuhi status Generally Recognized As
Safe (GRAS) bagi manusia (Surono, 2004). Dalam dunia industri pangan, bakteri asam laktat pada produk fermentasi mempunyai peranan untuk memperbaiki cita rasa produk pangan (Leisner et al., 2001; Amiza et al., 2006). Selain itu BAL juga mempunyai efek pengawetan pada
Buletin Veteriner Udayana Suardana et al.
2
produk yang dihasilkannya, sehingga banyak digunakan sebagai bahan pengawet alami (biopreservatif) (Widiasih, 2008).
Selain itu, bakteri asam laktat juga banyak dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan fungsional berupa probiotik. Hal ini terkait dengan sifat antimikroba dan produksi seyawa mikrobisidal oleh bakteri asam laktat, yang memiliki peran dalam membunuh atau menghambat perlekatan bakteri patogen pada saluran cerna (Ljungh and Wadstrom, 2006). Bakteri asam laktat memiliki akivitas antimikroba karena dapat menghasilkan bakteriosin yang mampu menghambat pertumbuhan dan mematikan bakteri patogen (Zacharof dan Lovitt, 2012). Beberapa penelitian telah membuktikan aktivitas antimikroba bakteriosin terhadap bakteri Gram positif dan negatif yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat hasil isolasi dari daging dan olahan daging (Bromberg et al, 2004), ikan (Vijayabaskar and Somasundaram, 2008), keju dan yogurt (Yang et al., 2012 ; Suarsana, 2011).
Sapi bali sebagai salah satu ternak lokal memiliki ciri genetik yang khas yaitu hidupnya sederhana atau dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga disebut sebagai sapi perintis atau sapi pelopor (Sari, et al., 2016; Saptayanti, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Lindawati dan Suardana (2014) telah berhasil mengisolasi bakteri asam laktat asal kolon sapi bali, dengan melakukan serangkaian uji yakni penanaman pada media MRS, uji katalase, pewarnaan Gram dan uji seleksi aktivitas antimikroba. Salah satu isolat tersebut adalah isolat 18A. Berdasarkan hasil uji aktivitas antimikroba, menunjukkan bahwa terbentuk killing zone di sekitar tempat pertumbuhan bakteri indikator Staphylococcus aureus dan Eschericia coli yang diuji pada isolat 18A (Lindawati dan Suardana, 2014).
Dengan memperhatikan kemampuan isolat 18A dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen, maka isolat 18A potensial untuk diidentifikasi lebih lanjut untuk mengetahui spesies dari isolat yang dimaksud. Identifikasi bakteri asam laktat dapat dilakukan berdasarkan sifat fenotipik dan kemampuan dalam memfermentasi berbagai macam karbohidrat (Nurhayati et al., 2011 ; Surono, 2004). Identifikasi fenotipik didasarkan pada hasil pengamatan morfologi, yaitu bentuk sel, pewarnaan Gram, uji katalase, dan fisiologi. Identifikasi untuk mengetahui sifat biokimia bakteri asam laktat dalam memfermentasi berbagai jenis karbohidrat dapat dilakukan dengan menggunakan uji tes Kit API 50 CHL.
METODE PENELITIAN
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri asam laktat isolat 18A asal kolon sapi bali yang disimpan dalam larutan gliserol 30% pada
suhu -200C. Isolat BAL 18A kemudian di-
thawing pada suhu 4oC.
Kultivasi Isolat 18A Penanaman Pada Media MRS Broth
Isolat 18A diambil dari stock culture
pada suhu -20oC, kemudian ditumbuhkan
pada media MRS broth. Kemudian, media MRS broth diinkubasikan pada kondisi anaerob dengan menambahkan dua sachet (3600 ml H2
dan 700 ml CO2) gas generating kit ke dalam tabung anaerob untuk selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam (Suardana.,et al. 2007).
Uji Katalase Isolat diambil dari MRS broth dengan
menggunakan micropipet. Setelah itu teteskan ke dalam cawan petri, dan tambahkan H2O2 10 %. Kemudian amati segera adanya gelembung gas yang terbentuk pada preparat, bila terdapat gelembung gas bakteri tersebut katalase positif, dan apabila tidak terbentuk
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 1-9 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.1
3
gelembung gas bakteri tersebut katalase negatif.
Pewarnaan Gram Isolat dari MRS broth diambil dengan
menggunakan ose lalu disebarkan setipis mungkin di atas kaca objek kemudian dilakukan fiksasi. Kristal violet sebanyak 1 tetes ditambahkan ke permukaan preparat yang terdapat lapisan bakteri tersebut dan didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit, preparat dibilas dengan air sampai zat warna luntur. Preparat dikeringkan di atas api spiritus. Setelah kering, larutan lugol sebanyak satu tetes ditambahkan ke permukaan preparat tersebut dan didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit, preparat dibilas dengan air. Preparat dibilas dengan alkohol 96% sampai semua zat warna luntur kemudian dicuci dengan air. Preparat dikeringkan di atas api spiritus. Setelah kering, safranin sebanyak satu tetes ditambahkan ke permukaan preparat dan didiamkan selama 45 detik. Preparat dicuci dengan air dan dikeringkan. Preparat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000x (Pratita dan Putra, 2012).
Uji identifikasi isolat 18A Uji Identifikasi Isolat 18A berdasarkan
metode Holzapfel dan Shilinger, (1992) seperti yang disitasi oleh Widodo (2003), yang meliputi uji produksi gas CO2, pertumbuhan pada suhu 10oC, dan pH 9,6. Hasil uji selanjutnya disesuaikan dengan kunci determinasi.
Uji produksi gas CO2 Uji Gas CO2 dilakukan dengan cara
mencelupkan ose yang sudah dipanasi ke dalam tabung yang berisi media MRS broth dan isolat BAL. Kemudian amati segera setelah pencelupan ose, adanya gelembung gas yang terbentuk. Apabila bakteri asam laktat yang diuji menghasilkan gelembung gas pada preparat, bakteri asam laktat tersebut dinyatakan sebagai heterofermentatif, sedangkan isolat yang tidak menghasilkan gelembung gas disebut homofermentatif.
Uji pertumbuhan pada suhu 10oC. Tanam isolat BAL pada media MRS
broth, kemudian masukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu 10oC selama 24-48 jam dalam kondisi anaerob. Dan amati kekeruhannya. Hasil positif atau adanya pertumbuhan ditunjukkan dengan terbentuknya kekeruhan dan mempunyai nilai optical density lebih dari 0,4, sedangkan apabila nilai optical density dibawah 0,4, maka bakteri tersebut tidak tumbuh (Campbell, 2011).
Uji pertumbuhan pada pH 9,6 Isolat BAL diinokulasi pada media
MRS broth yang telah diatur pH dengan cara menambahakan NaOH 1% sampai pH mencapai 9,6 kemudian inkubasikan pada suhu 37oC dalam kondisi anerob. Setelah diinkubasikan selama 24-48 jam dilakukan pengukuran OD (Optical Density) dengan menggunakan alat spectrophotometer. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya kekeruhan pada media, dan mempunyai nilai optical density lebih dari 0,4, sedangkan apabila nilai optical density dibawah 0,4, maka bakteri tersebut tidak tumbuh (Campbell, 2011)
Konfirmasi bakteri asam laktat hasil identifikasi dengan uji Kit API 50 CHL.
Isolat 18A diambil dari stock culture
pada suhu -20oC, kemudian ditumbuhkan
pada media MRS broth. Biakan isolat umur 24 jam divortex 2000 rpm selama 10 menit (1ml), kemudian supernatannya dibuang. Setelah itu ditambah dengan saline steril (1ml) seperti volume semula, dan vortex 2000 rpm selama 10 menit. Endapan yang didapat setelah supernatannya dibuang, ditambah saline ± 0,5 ml ( isolat siap digunakan). Perangkat API 50 CHL ditetesi dengan aquades steril pada setiap lubang 1 dasar plastik ( untuk membuat suasana lembab). Kemudian isi dengan API 50 CHL sesuai urutan nomernya (1-50). Tunggu sekitar lima menit, sambil tutup dengan plastik. Siapkan isolat yang akan diuji dengan cara menanam 100 ml isolat yang telah disiapkan ke dalam media API 50 CHL 10
Buletin Veteriner Udayana Suardana et al.
4
ml ( CHL medium 10 ml) dan vortex. Tanam 100 µl isolat yang telah tercampur dengan medium API 50 CHL setiap lubang dari perangkat kit (0-50) yang masing-masing mengandung jenis gula yang berbeda-beda. Inkubasikan pada 37oC dengan suasana anaerob dengan menambahkan anaerob gas kit dua sachet. Kemudian dibaca dalam 24 jam dan 48 jam., serta analisa menggunakan software APIWEB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Kultivasi Isolat 18A Penanaman Pada Media MRS broth
Isolat 18A mampu tumbuh dengan baik pada media MRS broth. Pertumbuhan ditandai dengan adanya kekeruhan pada media. Media MRS merupakan media selektif yang pada awalnya dikembangkan untuk menyediakan media pertumbuhan spesifik dari lactobacilus oleh de Man, Rogosa dan Sharpe, dan juga untuk mendukung pertumbuhan bakteri yang sulit tumbuh seperti L. brevis dan L. fermentum (de Man et al., 1960; Leroy dan Vuyst, 2001; Bujalance et al., 2006). Namun saat ini MRS telah digunakan secara luas untuk bakteri asam laktat secara umum seperti Lactobacillus, Pediococcus, Enterococcus, Bifidobacterium dan Leuconostoc. Kandungan amonium sitrat pada pH rendah dapat menghambat pertumbuhan sebagian mikroorganisme, tetapi kondisi tersebut memungkinkan pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Dipotassium fosfat dan Sodium asetat merupakan senyawa dalam MRS yang berperan sebagai buffer untuk mempertahankan pH tetap rendah. Kandungan Tween 80 berfungsi untuk emulsifier. Mangan dan Magnesium sulfat merupakan sumber ion dan sulfat. Pepton dan ekstrak daging sapi menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam amino esensial untuk pertumbuhan. Ekstrak ragi merupakan sumber vitamin, khususnya B-kompleks. Dextrose adalah karbohidrat
yang dapat difermentasi oleh bakteri asam laktat (Bujalance et al., 2006; Sathyanarayanan et al., 2011).
Uji Katalase Berdasarkan uji katalase yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa isolat 18A mempunyai sifat katalase negatif. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gelembung gas pada preparat. Hasil ini menunjukkan bahwa isolat yang telah direkultur merupakan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat menunjukkan hasil negatif pada uji katalase karena bakteri ini tidak memiliki enzim katalase, sehingga tidak dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 (Konig dan Frohlich, 2009). Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang mengidentifikasi bahwa bakteri asam laktat yang diisolasi dari susu kedelai (Yusmarini et al., 2009), makanan hasil fermentasi (Bukola et al., 2008), dan cairan rumen sapi bali (Suardana et al., 2007) bersifat katalase negatif. Pewarnaan Gram
Uji pewarnaan Gram menunjukkan bahwa isolat 18A tergolong sebagai bakteri Gram postif dan mempunyai bentuk bulat (kokus) berantai (Gambar 1). Menurut Surono (2004), bakteri asam laktat mempunyai variasi karakteristik yang cukup besar, namun salah satu sifat yang mutlak dimiliki oleh bakteri asam laktat adalah sebagai bakteri Gram positif.
Gambar 1. Hasil Pewarnaan Gram Isolat 18A yang Dilihat di Bawah Mikroskop dengan Perbesaran 1000 kali.
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 1-9 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.1
5
Pernyataan ini didukung oleh hasil penilitian yang menyebutkan bahwa, bakteri asam laktat yang diisolasi dari youghurt (Nuryady et al., 2013), susu kedelai (Yusmarini et al, 2009), makanan hasil fermentasi (Bukola et al., 2008), dan cairan rumen sapi bali (Suardana et al., 2007) merupakan bakteri Gram positif. Bakteri Gram positif akan memberikan warna ungu ketika diberi cat Gram. Warna ungu tersebut terjadi karena dinding sel bakteri mengikat cat kristal violet yang diperkuat oleh iodine dan kristal violet tersebut tidak akan hilang pada waktu diberi cat peluntur (Suryani, 2010).
Uji Identifikasi Isolat 18A Uji Produksi Gas CO2
Berdasarkan uji produksi gas CO2 yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa isolat 18A tidak mampu menghasilkan gas CO2. Hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya gelembung gas pada media MRS broth yang berisi isolat 18A. Sehingga bakteri asam laktat isolat 18A digolongkan sebagai bakteri homofermentatif. Bakteri homofermentatif tidak mampu menghasilkan gas CO2, karena tidak memiliki enzim piruvat oksidase yang mampu mengkonversi piruvat menjadi CO2 dan asetil fosfat dengan diikuti pembentukan H2O2 (Surono, 2004). Untuk pengembangan sebagai probiotik, bakteri asam laktat yang memiliki sifat homofermentatif lebih disukai karena tidak menghasilkan CO2 yang dapat menyebabkan perut menjadi kembung (Swartz, 2013).
Uji Pertumbuhan pada Suhu 10°C Berdasarkan uji pertumbuhan pada
suhu 10°C yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa isolat 18A mampu tumbuh pada media MRS broth yang diinkubasi pada suhu 10°C. Pertumbuhan tersebut ditunjukkan dengan kekeruhan pada media, didukung dengan hasil pemeriksaan menggunakan spectrophotometers yang menunjukkan nilai optical density sebesar 0,530. Hasil pertumbuhan tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol. Isolat bakteri yang diinkubasi pada suhu 37°C (kontrol) menunjukkan kekeruhan media yang tinggi dengan nilai optical density sebesar 1,073.
Uji Pertumbuhan pada pH 9,6 Berdasarkan uji pertumbuhan pada pH
9,6 yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa isolat 18A tidak tumbuh pada media MRS broth yang diinkubasi pada pH 9,6. Hal ini ditunjukkan dengan tidak nampak adanya kekeruhan pada media, didukung dengan hasil pemeriksaan menggunakan spectrophotometers yang menunjukkan nilai optical density sebesar 0,255. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa bakteri dikatakan tumbuh pada suatu media jika memiliki nilai optical density lebih dari 0,4 (Campbell, 2011). Jika dibandingkan dengan kontrol, yakni isolat yang ditumbuhkan pada MRS broth dengan pH 6,2, menunjukkan bahwa isolat kontrol dapat tumbuh dengan baik. Isolat bakteri yang diinkubasi pada MRS broth dengan pH 6,2 menunjukkan kekeruhan media yang cukup tinggi dengan nilai optical density sebesar 1,112.
Analisis Genus dari Isolat 18A Berdasarkan hasil penelitian diatas
yang kemudian dinilai berdasarkan metode Holzapfel dan Shilinger (1992) dalam Widodo (2003) meliputi uji produksi gas CO2, pertumbuhan pada suhu 100C, dan pertumbuhan pada pH 9,6 didapatkan hasil bahwa isolat 18A merupakan bakteri genus Lactococcus.
Pembahasan Hasil penelitian ini didukung dengan
beberapa penelitian sebelumnya, yang menyebutkan bahwa Lactococcus sp merupakan bakteri dengan karakteristik homofermentatif, dapat tumbuh pada suhu 10-40°C, dan tidak tumbuh pada suasana basa dengan pH 9,6 (Mourad et al., 2004). Bakteri Lactococcus sp termasuk golongan bakteri homofermentatif tidak memiliki enzim piruvat oksidase yang berperan dalam konversi piruvat menjadi
Buletin Veteriner Udayana Suardana et al.
6
CO2 dan asetil fosfat. Ini ditandai dengan hasil negatif pada uji oksidase (Surono, 2004).
Bakteri Lactococcus sp, seperti kebanyakan bakteri asam laktat lainnya, merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh optimum pada suhu 20-30°C. Produksi asam umumnya menurun atau bahkan berhenti sama sekali pada saat bakteri diinkubasi pada suhu dibawah 20°C, namun pertumbuhan bakteri yang memiliki rentang 10-42°C tidak dihambat (Ahmed et al., 2006). Suhu tumbuh optimum Lactococcus sp adalah 30°C dan dapat tumbuh pada suhu 10°C, namun tidak tumbuh pada suhu 45°C (Batt, 1999). Semakin rendah suhu inkubasi dari Lactococcus sp akan mengakibatkan perubahan metabolisme khususnya aktivitas glikolisis yang berakibat pada menurunnya aktivitas pertumbuhan jika dibandingkan pada suhu optimum (Wouters et al., 2000).
Lactococcus sp merupakan bakteri yang dapat bertahan hidup hingga pH 4,0, namun pH optimum untuk pertumbuhan Lactococcus sp adalah pada lingkungan dengan pH antara 4,5 dan 6,5. Kemampuan adaptasi yang tinggi dari Lactococcus sp dikarenakan respon terhadap stress pH yang cepat terhadap regulasi sintesis protein untuk bertahan pada pH rendah (Rallu et al., 1996; Andersen et al., 2009). Adaptasi ini umumnya meliputi perubahan aktivitas metabolisme (Sanchez et al., 2008). Namun penelitian mendapati bahwa Lactococcus sp tidak dapat tumbuh pada pH tinggi (Mourad et al., 2004). Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pH medium kultur Lactococcus sp dari pH 6,5 menjadi 9,25 menyebabkan penurunan rasio jumlah bakteri terhadap produksi laktat (Hofvendahl et al., 1999; Klinkenberg et al., 2001).
Konfirmasi bakteri asam laktat hasil identifikasi dengan uji Kit API 50 CHL.
Isolat selanjutnya diidentifikasi secara biokimiawi berdasarkan kemampuannya
memfermentasi karbohidrat menggunkan kit API 50 CHL. Uji fermentasi dengan menggunakan perangkat kit API 50 CHL dengan waktu inkubasi selama 24 jam, dan penelitian menunjukkan bahwa hasil pengamatan uji API 50 CH setelah waktu inkubasi 24 jam telah memberikan data yang valid (Awan et al., 2005). Hasil uji API 50 CH menunjukkan bahwa isolat 18A mampu mendegradasi 15 komponen gula, yaitu komponen gula no: 5, 10, 11, 12, 13, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, dan 39 (Gambar 2). Komponen gula yang didegradasi oleh isolat 18A antara lain D-Ribose, D-Galactose, D-Glucose, D-Fructose, D-Mannose, N-AcetylGlucosamine, Arbutin, Esculin feric citrate, Salicin, D-Celiobiose, Maltose, D-Lactose, D-Melibiose, D-Saccharose, Gentiobiose.
Gambar 2. Hasil uji kit API 50 CHL inkubasi 24 jam. Tanda panah (→) menunjukkan reaksi positif isolat 18A pada gula No.5 (D-Ribose). Ket: (+) : dapat memfermentasi;
(-) : tidak dapat memfermentasi Berdasarkan hasil identifikasi spesies
dengan menggunakan perangkat kit API 50 CHL medium versi 5.1 (biomerieoux) yang dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis menggunakan software APIWEB, didapatkan bahwa isolat 18A adalah Lactococcus lactis ssp lactis 1, dengan nilai identifikasi 73,5%. Penelitian terdahulu juga telah berhasil mengisolasi bakteri Lactococcus lactis ssp lactis 1 dari cairan rumen sapi bali (Suardana et al., 2007), saluran cerna ikan (Itoi et al.,
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 1-9 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.1
7
2009), bir komersial (Togo et al., 2002), dan susu (Doutoum et al., 2013) yang dikonfirmasi dengan kit API 50 CHL.
Jika diamati lebih lanjut, nilai identifikasi 73,5% dari hasil penelitian ini cukup rendah jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang umumnya mendapati nilai identitas lebih dari 90%, bahkan mencapai 100% (Barbu, 2008). Namun nilai identitas 73,5% masih dapat dikatakan valid, yang didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan nilai identitas 70% masih dapat digunakan dalam penentuan spesies bakteri asam laktat (Nigatu, 2000; Mlalazi et al., 2011).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil identifikasi secara
konvensional diketahui isolat 18A, sebagai bakteri genus Lactococcus. Uji konfirmasi menggunakan Kit API 50 CHL terhadap isolat 18A, didapatkan bakteri Lactococcus Lactis ssp lactis 1.
Saran Perlu dilakukan uji lanjutan untuk
mengeksplorasi potensi bakteri asam laktat isolat 18A sebagai kandidat probiotik dan biopreservatif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pusat penilitian Universitas Udayana yang telah mendanai penelitian ini melalui proyek penelitian hibah 2014. (Hibah no. 103.56/UN.14.2/PNL.01.03.00/2014).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed T, Kanwal R, Ayub N. 2006. Influence of Temperature on Growth Pattern of Lactococcus lactis, Streptococcus cremoris and Lactobacillus acidophilus Isolated from Camel Milk. Biotechnol. 5: 481-488.
Amiza MA, Zakiah J, Khim Ng L, Lay KW. (2006). Fermentation of
tempoyak using isolated tempoyak culture Res. J. of Microbiol.1: 243-254.
Andersen AZ, Carvalho AL, Neves AR, Santos H, Kummer U, Olsen LF. 2009. The metabolic pH response in Lactococcus lactis: An integrative experimental and modelling approach. Computational Biol. and Chem. 33(1): 71–83.
Awan MB, Ahmed MM, Bari A, Saad AM. 2005. Biocehmical characterization of the Aeormonas species isolated from food and anvironment. Pak. J. Physiol. 1(1-2).
Barbu V. 2008. Phenotypical characterization of several lactic acid bacteria strains isolated from wheat’s epiphyte microbiota. Roumania Biotech. Let. 13(6): 4074-4085.
Batt CA. 1999. Lactooccus Department of Food Science. Cornell University, USA.
Bromberg R, Moreno I, Zaganini C.L, Delboni R.R, and Oliveira J. 2004. Isolation of Bacteriocin-producing lactic acid bacteria from meat and meat products and its spectrum of inhibitory activity. Braz. J. of Micrbiol. 35: 137-144.
Bujalance C, Jiménez-Valera M, Moreno E, Ruiz-Bravo A. 2006. A selective differential medium for Lactobacillus plantaru. J. Microbiol. Met. 66: 572–575.
Bukola C. Adebayo- tayo, Onilude AA. 2008. Screening of Lactic Acid Bacteria Strains Isolated from Some Nigerian Fermented Foods for EPS Production. World App. Sci. J. 4 (5): 741-747.
Campbell J. 2011. High-throughput assessment of bacterial growth inhibition by optical density measurements. Curr. Protoc. Chem. Biol. 3(3): 100-115.
de Man JC., Rogosa M., Sharpe M. E.1960. A medium for the cultivation of lactobacilli. J. Appl. Bacteriol. 23: 130–135.
Buletin Veteriner Udayana Suardana et al.
8
Doutoum AA, Tidjani A, Sylla KSB, Tidjani SMT, Alambedji RB, Balde M, Abdelaziz AI, Seydi MG, Toguebaye BS. 2013. Identification of lactic acid bacteria in traditional curd in the Sudanian zone of Chad. Int. Res. J. of Microbiol. 4(5): 119-124.
Hofvendahl B, van Niel EWJ, Hahn-Hägerdal B. 1999. Effect of temperature and pH on growth and product formation of Lactococcus lactis ssp. lactis ATCC 19435 growing on maltose. App. Microbiol. and Biotechnol. 51(5): 669-672.
Itoi S, Yuasa K, Washio S, Abe T, Ikuno E, Sugita H. Phenotypic variation in Lactococcus lactis subsp. lactis isolates derived from intestinal tracts of marine and freshwater fish. J. Appl. Microbiol. 107(3): 867-874.
Klinkenberg G, Lystad KQ, Levine DW, Dyrset N. 2001. pH-controlled cell release and biomass distribution of alginate-immobilized Lactococcus lactis subsp. Lactis. J. App. Microbiol. 91(4): 705–714.
Konig and Frohlich. 2009. Lactic Acid Bacteria. In : H. König et al. (eds.), Biology of Microorganisms on Grapes, in Must and in Wine, 3. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Leisner JJ, Vancanneyt M, Rusul G, Pot B, Lefebvre K, Fresi A, Tee LK. (2001). Identification of lactic acid bacteria constituting the predominating microflora in acid-fermented condiment (tempoyak) popularin Malaysia. Int. J. of Food Microbiol. 63: 149-157.
Leroy F, Vuyst LD. 2001. Growth of the Bacteriocin-ProducingLactobacillus sakei Strain CTC 494 in MRS Broth Is Strongly Reduced Due to Nutrient Exhaustion: a Nutrient Depletion Model for the Growth of Lactic Acid Bacteria. Appl. Environ. Microbiol. 67(10): 4407-4413.
Lidawati, SA, Suardana, IW. 2014. Isolasi dan Uji Potensi Bakteriosin dari
Bakteri Asam Laktat Hasil Isolasi dari Kolo Sapi Bali sebagai Kandidat Unggul Biopreservatif. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.
Ljungh A, Wadström T. 2006. Lactic acid bacteria as probiotics. Curr. Issues. Intest. Microbiol. 7(2): 73-89.
Mlalazi M., Angela R. Winslow, Junia Jean-Gilles Beaubrun , Broderick E.E. 2011. Occurrence of Pediocin PA-1/AcH-Like Bacteriocin in Native Non-starter Lactobacillus casei, Lactobacillus paracasei and Lactobacillus rhamnosus from retail Cheddar cheese. Int. J. Food Safety. 13: 325-331.
Mourad K, Halima Z, Nour-Eddine K. 2004. Isolation of lactic acid bacteria for its possible use in the fermentation of green Algerian olives. Grasas. Y. Acites. 55(4): 385-393.
Nigatu A. 2000. Evaluation of numerical analyses of RAPD and API 50 CH patterns to differentiate Lactobacillus plantarum, Lact.fermentum, Lact. rhamnosus, Lact. sake, Lact. parabuchneri, Lact. gallinarum, Lact. casei, Weissella minor and related taxa isolated from kocho and tef. J. Appl. Microbiol. 89(6): 969-78.
Nurhayati, Jenie BSL, Kusumaningrum HD, Widowati S. 2011. Identifikasi Fenotipik dan Genotipik Bakteri Asam Laktat asal Fermentasi Spontan Pisang var. Agung Semeru (Musa paradisiacal formatypica). J. Ilmu Dasar. 12(2): 210-225.
Pratita MYE, Putra S R. 2012. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua Hari Inkubasi. J. Teknik Pomits. 1(1): 1-5.
Rallu F, Gruss A, Maguin E. Lactococcus lactis and stress. Antonie Van Leeuwenhoek. 70(2-4): 243-51.
Sánchez C, Neves AR, Cavalheiro J, dos Santos MM, García-Quintáns N, López
Buletin Veteriner Udayana Volume 10 No. 1: 1-9 pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Pebruari 2018 Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.24843/bulvet.2018.10.1.1
9
P, and Santos H. 2008. Contribution of Citrate Metabolism to the Growth of Lactococcus lactis CRL264 at Low pH. Appl. Environ. Microbiol. 74(4): 1136–1144.
Saptayanti, NN., Suatha, IK., dan Sampurna, IP. 2015. Hubungan Antara Dimensi Panjang Induk Dengan Pedet Pada Sapi Bali. Bul. Vet. Udayana. 7(2) :129-136.
Sari SR, Suartha, IN, Batan, IW. 2016. Status Persen Pedet Sapi bali. Bul.Vet. Udayana. 8(1): 36-43.
Sathyanarayanan J, Kunthala J, Gurumurthy K. 2011. Optimization of MRS media components using response surface methodology for the riboflavin production by Lactobacillus fermentum isolated from yoghurt sample. Int. Food Res. J. 18: 149-158
Suardana IW, Suarsana IN, Sujaya IN, Wiryawan KG. 2007. Isolasi Dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Dari Cairan Rumen Sapi Bali Sebagai Kandidat Biopreservatif. J. Veteriner. 8(4) :155-159.
Suarsana, IN. 2011. Karakterisasi Fisikokimia Bakteriosin Yang Diekstrak Dari Yoghurt. Bul. Vet. Udayana. 3(1):1-8.
Surono IS. 2004. Probiotik Susu Fermentasi Dan Kesehatan. Penerbit YAPPMI. Jakarta.
Suryani Y, Astuti, Oktavia B, Umniyati S. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Dari Limbah Kotoran Ayam Sebagai Agensi Probiotik Dan Enzim Kolesterol
Reduktase. Prosiding Seminar Nasional Biologi. Yogyakarta.
Togo CA, Feresu SB, Mutukumira AN. 2002. Identification of Lactic Acid Bacteria isolated from Opaque beer (Chibuku) for potential use as a starter culture. J. Food Tech. in Africa 7(3): 93-97.
Vijayabaskar P, Somasundaram ST. 2008. Isolation of Bacteriocin Producing Lactic Acid Bacteria from Fish Gut and Probiotic Activity Against Common Fresh Water Fish Pathogen Aeromonas hydrophila. Biotechnol. 7: 124-128.
Widiasih, T. 2008. Aktivitas Substrat Antimikroba Bakteri Asam Laktat Yang Diisolasi Dari Daging Sapi Terhadap Bakteri Patogen dan Konsentrasi Minimum Penghambatnya. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. 1. Lacticia Press. Yogyakarta
Wouters JA, Kamphuis HH, Hugenholtz J, Kuipers OP, de Vos WM, Abee T. 2000. Changes in glycolytic activity of Lactococcus lactis induced by low temperature. Appl. Environ. Microbiol. 66(9): 3686-91.
Yang E, Fan L, Jiang Y, Doucette C, Fillmore S. 2012. Antimicrobial activity of bacteriocin-producing lactic acid bacteria isolated from cheeses and yogurts. AMB. Express. 2(1): 48.
Zacharof MP, Lovitt R.W. 2012. Bacteriocins Produced by Lactic Acid Bacteria a Review Article. APCBEE. Procedia. 2: 50–56.