online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet
TRANSCRIPT
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712
BULETIN VETERINER UDAYANA
Infeksi Coccidia dan Strongyloides pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral
Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu
Aktivitas Enzim Tikus Putih yang Diberi Buah Pinang
Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali
Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging
Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia
Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali
Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome
Efek Pemberian Viusid© Pet Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Makrofag
Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina
Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus
Prevalensi Nematoda Gastrointestinal Bibit Sapi Bali di Nusa Penida
Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi
Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah
Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus
durans
DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA VOL 9 NO. 2 AGUSTUS 2017
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan
Agustus Yang Bekerjasama Antara
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi
Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Trenggiling adalah mamalia dari ordo Pholidota, mempunyai empat spesies yang hidup di Asia. Trenggiling memakan serangga atau semut dengan cara menjulurkan lidah untuk menangkap mangsanya.
Redaksi:
Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua : Ni Ketut Suwiti, Sekretaris: I Wayan Sudira, Penyunting/editor: I Nengah Kerta Besung, Iwan Harjono Utama, Wayan Bebas, Kadek Karang Agustina Luh Gde Sri Surya Heryani, I Gusti Ayu Agung Suartini, Ida Ayu Pasti Apsari, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, Ida Bagus Oka Winaya, I Gusti Made Krisna Erawan. Copy Editor: I Made Merdana, I Wayan Sudira, Putu Suastika. Layout Editor: I Wayan Nico Fajar Gunawan, Made Kardena, Luh Made Sudimartini. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email:[email protected]. Web: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.
Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana
BULETIN VETERINER UDAYANA
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana
Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D
Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram
drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D
Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.
Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati,M,Kes
Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro
Ir. I Nengah Sujaya , M.Agr.Sc Ph.D
Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D
Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana
Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D
Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana
Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana
Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi
Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Buletin Veteriner Udayana
Terbit sejak: 1 Pebruari 2009 Naskah asli Original article Infeksi Coccidia dan Strongyloides Pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral (THE INFECTION OF COCCIDIA AND STRONGYLOIDES IN BALI CATTLE POST-MINERAL ADMINISTRATION) Komang Yogie Suryana Putra, Ida Ayu Pasti Apsari, Ni Ketut Suwiti ............................... 117
Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu (BEEF PHYSICAL CHARACTERISTICS OF BALI AND WAGYU CATTLE) Ni Ketut Suwiti, Ni Nyoman Citra Susilawati, Ida Bagus Ngurah Swacita .......................... 125
Aktivitas Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang (THE ACTIVITIES OF ALANINE AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE AMINOTRANSFERASE ENZYMES IN MALE WHITE RATS TREATED WITH EXTRACT ARECA NUT TREATMENT) Anak Agung Sagung Kendran, Anak Agung Gde Arjana, Anak Agung Sagung Istri Pradnyantari ............................................................................................................................ 132
Perbandingan Jumlah Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan (COMPARISON OF NON-COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE FAECES BASED ON LEVEL OF MATURITY AND MAINTENANCE PATTERN) Kadek Andre Sulaksana, I Gusti Ketut Suarjana, I Nengah Kerta Besung ....................... 139
Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging Desa Mengesta Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan (TOTAL BACTERIA IN BROILER FARMING WATER IN MENGESTA VILLAGE, PENEBEL DISTRICT, TABANAN REGENCY) I Nengah Kerta Besung, I Putu Yasmanta Primarta Putra, I Gusti Ketut Suarjana ......... 145
Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia (OCULAR SONOGRAM OF INDONESIAN STRAY CAT EYES) Mokhamad Fakhrul Ulum, Deni Noviana .............................................................................. 150
Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur (NUTRITION LEVEL AND PHYSICAL QUALITY OF BALI BEEF ACCORDING TO THE SEX AND AGE OF CATTLE) Mas Kadek Karang Agustina, I Made Ricky Dwi Cahya, Gusti Made Widyantara, Ida Bagus Ngurah Swacita, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Mas Djoko Rudyanto ....... 156
DAFTAR ISI
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome (PRIMARY IMUNE RESPON OF LAYER POST VACCINATED WITH THE EGG DROPS SYNDOME VACCINE) Gusti Ayu Yuniati Kencana, I Nyoman Suartha, I Putu Wira Adi Wibawa ....................... 164
Efek Pemberian Viusid© Pet Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Makrofag Pada Mencit (THE EFFECT OF VIUSID© PET TO ACTIVITY AND CAPASITY OF MACROPHAGES IN MICE) Yoga Pratama Nuradi, I Nyoman Suartha, Ida Bagus Komang Ardana ............................. 171
Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina (GROWTH PATTERNS OF THE LOCOMOTOR LENGTH DIMENSIONS THE FEMALE BALI DUCKS) I Made Edi Suryawan, I Putu Sampurna, I Ketut Suatha .................................................... 178
Pengaruh Suplementasi Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) (THE EFFECT OF VITAMIN E SUPPLEMENTATION TO THE SIDE EFFECT OF DEXAMETHASONE ON THE LUNG OF MALE WHITE RATS) Bina Ichsantya, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana ................................................. 188
Prevalensi Nematoda Gastrointestinal bibit Sapi Bali Di Nusa Penida (THE PREVALENCE OF GASTROINTESTINAL NEMATODES OF BALI CATTLE BREEDERS IN NUSA PENIDA) I Putu Agus Trisna Kusuma Antara, Ni Ketut Suwiti, Ida Ayu Pasti Apsari ..................... 195
Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah (THE EFFECTIVENES OF ETANOL EXTRACT, PARTITION N-HEKSANA, AND CROMATHOGRAPHY FRACTION OF MOMORDICA CHARANTIA L. TO LOWER BLOOD GLUCOSE LEVEL) Ni Luh Putu Kusuma Clara Dewinda, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ........... 202 Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali (PHYSICHOCHEMICAL CHACTERIZATION OF BACTERIOCIN PRODUCING ENTEROCOCCUS DURANS ISOLATED FROM COLON’S BALI CATTLE) I Wayan Suardana, Hana Kristal Alamanda Septiara, I Nyoman Suarsana ...................... 209
Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
Dr. Sagung Chandra Yowani,S.Si.,Apt.,M.Si
Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Dr. dra. Tyas Rini Saraswati,M.Kes Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.
Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi. Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP. Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi. Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi. Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Kadek Karang Agustina, MP. Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Made Sudimartini, MP Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD. Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Dr. drh. Maxs U E Sanam. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.
Prof. Dr. drh. Pudji Astuti Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi. Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes, Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Dr.drh. Michael Haryadi, MP. Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP. Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.
Drh. Ni Made Restiati, Mphil. Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali
Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada
Drh. Siti Komariah Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia
MITRA BESTARI TAMU
Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791
BULETIN VETERINER UDAYANA
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209
209
Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat
Enterococcus durans Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali
(PHYSICHOCHEMICAL CHACTERIZATION OF BACTERIOCIN PRODUCING
ENTEROCOCCUS DURANS ISOLATED FROM COLON’S BALI CATTLE)
I Wayan Suardana1, Hana Kristal Alamanda Septiara2, I Nyoman Suarsana3
1Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, 2 Praktisi Dokter Hewan di Denpasar, 3Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali Tlp. 0361223791.
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Bakteri asam laktat mampu mengeksresikan senyawa antimikroba seperti bakteriosin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi fisiko-kimia bakteriosin asal bakteri asam
laktat Enrerococcus durans isolat 18A hasil isolasi kolon sapi bali. Karakterisasi fisiko-kimia ini
diawali dengan pewarnaan Gram dan uji katalase, selanjutnya dilakukan isolasi dan pemurnian
bakteriosin. Hasil pemurnian bakteriosin selanjutnya diuji secara kimiawi dengan uji Ninhidrin, uji
Molisch, dan uji Lowry. Selain dilakukan uji kimiawi, secara fisik bakteriosin juga diuji
menggunakan sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) untuk
mengtahui bobot molekulnya.Akhir penelitian dilakukan uji potensi daya hambat antibiotiknya
terhadap bakteri indikator Bacillus cereus. Hasil penelitian menunjukkan bakteriosin asal bakteri
asam laktat Enterococcus durans18A merupakan senyawa protein dengan konsentrasi protein sebesar
0,272 µg/ml dan tidak mengandung senyawa karbohidrat., Pengujian secara fisik dengan uji SDS-
PAGE belum memperlihatkan adanya pita protein. Bakteriosin asal BAL Enterococcus durans
isolat 18A juga diketahui memiliki efektivitas penghambatan terhadap Bacillus cereaus sebesar
23,88%.
Kata kunci: bakteri asam laktat; bakteriosin; fisikokimia
ABSTRACT
Lactic acid bacteria can excrete antimicrobial compounds like bacteriocins. The study aimed
to find out the characteristic of physic-chemical of bacteriocin producing Enterococcus durans
isolate 18A isolated from colon’s bali cattle. The study initiated by Gram staining and catalase test,
followed by isolation and purification of bacteriocin. The result of the research showed that
bacteriocins of Enterococcus durans isolate 18A as a protein with it’s concentrationis 0,272μg/ml
and it does not contain carbohydrate. On the other hand, the bacteriocins was not showed a
band while tested on sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). The
result showed, the bacteriocin producing Enterococcus durans isolate 18A has antimicrobial activity
to Bacillus cereus as 23,88%.
Keyword: lactic acid bacteria; bacteriocins; physicochemical
PENDAHULUAN
Bakteri asam laktat (BAL) sudah
umum diketahui oleh masyarakat luas
memiliki banyak kegunaan seperti
berperan dalam proses fermentasi pada
beberapa produk makanan misalnya
yogurt, yakult, susu asam dan keju.
Bakteri asam laktat juga dapat digunakan
sebagai sumber probiotik (Suardana,
2009). Dalam penelitian yang dilakukan
Azhar (2014) bakteri sumber probiotik
juga mampu berperan sebagai
imunostimulan. Menurut Widyastuti et al.
(1999) bakteri asam laktat adalah bakteri
Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.
210
yang memiliki ciri-ciri umum berupa
Gram positif, bereaksi negatif terhadap
katalase dan tidak membentuk spora.
Produk utama dari BAL adalah asam
laktat, tetapi banyak laporan ilmiah yang
membuktikan bakteri BAL ini mampu
menghasilkan zat metabolit asam organik,
hidrogen peroksida, dan bakteriosin yang
bersifat sebagai antimikroba (Leroy,
2007). Suardana et al., (2016)
menyatakan bahwa beberapa isolat BAL
memiliki kemampuan sebagai penghasil
bakteriosin, seperti isolat 18A yang sudah
diidentifikasi secara molekuler sebagai
Enterococcus durans. Isolat tersebut
diketahui memiliki daya anti bakteri
terhadap bakteri patogen seperti E.coli,
dan S. Aureus dan negatif terhadap uji
katalase.
Bakteriosin merupakan senyawa
protein yang dieksresikan oleh bakteri
yang bersifat dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lain terutama yang
memiliki kekerabatan erat secara filogenik
(Suardana, 2013a; Suardana, 2013b).
Menurut subagyo (2015) protein memiliki
karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Senyawa protein bakteriosin mudah
terdegradasi oleh enzim proteolitik
(Kusmiati, 2002). Pernyataan ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Suarsana (2011) dan Klaenhammer
(1988) bahwa bakteriosin adalah protein
atau kompleks protein yang bersifat
bakterisidal terhadap spesies yang
biasanya terkait erat dengan bakteri
penghasilnya. Sebagai contoh jenis bakteri yang dihambat oleh bakteriosin
diantaranya bakteri Gram positif dan
bakteri Gram negatif seperti Salmonella
sp., E. coli, Helicobacter pylori, Listeria
sp., Shigella sp., Vibrio sp. dan
Staphylococcus aureus.
Mekanisme kerja bakteriosin yang
dihasilkan oleh bakteri Gram positif
terhadap sel target dalam menghambat
atau membunuh bakteri patogen telah
terbukti beragam. Bakteriosin yang
memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme patogen
biasanya digunakan sebagai antibiotik
alami dan dapat dimanfaatkan untuk
biopreservasi makanan karena bakteriosi
memiliki beberapa keuntungan, yaitu tidak
bersifat toksik dan mudah mengalami
biodegradasi karena bakteriosin ini adalah
senyawa protein yang tidak
membahayakan mikroflora usus, mudah
dicerna oleh enzim-enzim dalam saluran
pencernaan, aman bagi lingkungan
(Suardana, 2007; Suardana, 2014).
Bakteriosin bersifat stabil, tahan
terhadap proses pengolahan yang
melibatkan asam dan basa, serta suhu
panas dan dingin, dapat beradaptasi
dengan baik pada lingkungan tempat
diproduksinya, mempunyai stabilitas
penyimpanan yang lebih baik, tidak
mengubah cita rasa, dan mempunyai
spektrum yang kecil terhadap aktivitas
mikroorganisme (Jay,1992). Penelitian
yang dilakukan oleh Van den Berghe et
al. (2006) menjelaskan bahwa bakteriosin
yang dihasilkan oleh BAL mempunyai
sifat stabil terhadap pengolahan panas
mulai dari kisaran 98°C selama 30 menit
sampai 121°C selama 15 menit, dan Aktif
pada pH rendah (dibawah pH 6). Selain
Norman et al (2005) menyatakan
bakterisoin yang dihasilkan oleh
Paenibacillus polymixa mampu
menghambat bakteri Campulobacter,
yang merupakan bakteri penyebab
penyakit foodborne.
METODE PENELITIAN
Adapun beberapa prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
Rekultivasi isolate Enterococcus durans
Sebanyak 20 mikro isolat bakteri
Enterococcus durans isolate 18A yang
telah diencerkan diambil menggunakan
mikropipet ditanam pada media MRS
broth yang telah disiapkan. Selanjutnya
diinkubasikan pada suhu 37oC dalam
inkubator selama 24 jam.
Pewarnaan Gram
Hasil rekultivasi isolat Enterococcus
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209
211
durans dibuat ulasan pada preparat,
kemudian dikeringkan dan diwarnai
dengan kristal violet 2% selama 1 menit,
selajutnya dicuci dengan air mengalir. Langkah berikutnya ulasan preparat
ditetesi dengan lugol selama 1 menit,
kemudian dicuci kembali dengan air
mengalir. Preparat isolat yang telah bersih
ditetesi dengan alkohol aseton selama 1
menit, kemudian dicuci dengan air
mengalir. Setelah itu, preparat isolat
diwarnai dengan Safranin selama 5 detik,
kemudian dicuci kembali dengan air
mengalir. Selanjutnya preparat isolat
bakteri Enterococcus durans dilihat
dibawah mikroskop (Lay, 1994)
Uji Katalase
Pada uji katalase dua tetes isolat
bakteri Enterococcus durans ditambahkan
dua tetes H2O2 10%. Apabila terdapat
gelembung gas maka hasil uji katalase
menunjukkan hasil positif. sebaliknya,
bila tidak terbentuk gelembung gas
pada reaksi uji katalase, maka hasil uji
menunjukkan hasil negatif (Lay, 1994)
Isolasi dan Produksi Bakteriosin BAL
Spesies BAL isolat 18A hasil
rekultivasi ditanam dalam 5 ml media
MRS broth dan diinkubasikan pada suhu
37oC selama 24 jam. Selanjutnya
disentrifugasi pada 7000 rpm selama 10
menit. Supernatan yang diperoleh
dipresipitasi dengan amonium sulfat.
Untuk mendapatkan presipitat
bakteriosin tersebut supernatan bebas sel
sebanyak yang dibutuhkan ditambah
amonium sulfat sebanyak 9,05 gram
dengan persen kejenuhan 70% secara
perlahan-lahan sambil diaduk, selanjutnya
disentrifius dengan kecepatan 10.000 rpm
selama 10 menit. Endapan yang
didapatkan kemudian dilarutkan dengan
NaCl fisiologis pada perbandingan 1:1
(v/v) dan dimasukkan ke dalam tabung.
Tabung digantung dan dicelupkan kedalan
larutan NaCl fisiologis selama 24 jam.
Larutan bakteriosin murni yang diperoleh
digunakan untuk uji berikutnya (Sudirman
et al, 1993)
Uji Ninhidrin
Sebanyak 1 ml larutan bakteriosin
diberi dua tetes ninhidrin 0,1% (dalam aseton), kemudian dipanaskan dalam
penangas air mendidih selam 5 menit.
Apabila reaksi positif maka akan terlihat
warna ungu (Harborne 1984).
Uji Molisch
Sebanyak 1 ml larutan bakteriosin
yang diuji dicampur dengan Reagen
Molisch (α-naphthol yang terlarut dalam
etanol) hingga homogen, kemudian H2SO4
pekat perlahan-lahan dituangkan melalui
dinding tabung reaksi agar tidak sampai
bercampur dengan larutan atau hanya
membentuk lapisan (Harborne 1984).
Uji Lowry
Uji lowry dalam penelitian ini
dilakukan sesuai prosedur yang ditulis
oleh Lowry et al. (1951).
Penentuan Bobot Molekul Bakteriosin
Penentuan bobot molekul bakteriosin
dengan menggunakan metode SDS-PAGE
mengacu pada Walker (1984) yang
dimodifikasi sebagai berikut. Terlebih
dahulu dibuat gel discontinous yang terdiri
dari 12,5 % resolving gel dan 4% stalking
gel. Gel dimasukkan kedalam cetakan
menggunakan pipet, ditunggu hingga
padat kemudian dibuat sumuran
menggunakan cetakan gel. Selanjutnya 10
μl bakteriosin dan 30 μl larutan loading
buffer ke dalam ependorf, inokulasikan
pada suhu 90˚C selama 5 menit. Tahap
berikutnya memasukkan marker protein ke
dalam sumuran. Marker yang digunakan
Bio Rad Precision Plus protein Standart
10-250 kDa. Kemudian masukkan
bakteriosin ke dalam sumuran sebanyak
5 μl selanjutnya dirunning selama 1 jam.
Gel diangkat dan diletakkan dalam wadah
yang berisi coomasie briliant blue lalu
simpan pada suhu kamar selama 24 jam.
Uji Efektivitas Hambatan Antimikroba
Bakteriosin
Bakteriosin Enterococcus durans
yang telah diisolasi dan dimurnikan
Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.
212
diuji kemampuannya dalam uji
efektivitas hambatan antimikroba
terhadap bakteri Gram positif Bacillus
cereus. Uji ini dilakukan dengan metode
difusi cakram menurut Brooks et al
(2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penanaman bakteri asam laktat
isolat bakteri Enterococcus durans dalam
kondisi anaerob menunjukkan isolat
Enterococcus durans yang ditanam
tumbuh. Selanjutnya isolat bakteri
Enterococcus durans diuji dengan
pewarnaan Gram dan uji Katalase.
Hasil uji pewarnaan Gram memberikan
hasil isolat Enterococcus durans mrupakan
bakteri Gram positif. Pengujian katalase
menunjukkan hasil negatif sebab tidak ada
gelembung- gelembung gas dari reaksi uji
katalase. Kemudian isolat bakteri
Enterococcus durans diisolasi untuk
menghasilkan senyawa bakteriosin,
senyawa tersebut kemudian di uji secara
fisika dan kimiawi.. Hasil uji bakteriosin
Enterococcus durans secara kimiawi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Hasil uji Karakterisasi kimiawi
bakteriosin Enterococcus durans
Uji Kimia Keterangan
Ninhidrin Positif (berwarna ungu) Molisch Negatif (tidak terbentuk
cincin furfural berwarna
Lowry 0,274 µg/ml
Pada uji fisika dilakukan pengujian
untuk mengetahui bobot molekul
bakteriosin dengan menggunakan metode
SDS-PAGE. Namun hasil uji tersebut
belum menunjukkan bobot molekul dari
bakteriosin Enterococcus durans.Senyawa
bakteriosin yang dihasilkan isolat bakteri
Enterococcus durans selanjutnya diuji
aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri
B.cereus. Hasil yang didapatkan yaitu
bakteriosin memiliki efektivitas hambatan
sebesar 23,88% terhadap pertumbuhan B.
cereus. Data diameter zona hambatnya
seperti tersaji pada pada Tabel 2.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
isolat 18A merupakan bakteri Gram positif
dan menunjukkan hasil negatif terhadap
uji katalase. Hasil tersebut sesuai dengan
jurnal Widyastuti et al. (1999) bahwa
bakteri asam laktat adalah bakteri yang
memiliki ciri-ciri umum berupa Garam
positif, bereaksi negatif terhadap katalase
dan tidak membentuk spora.
Tabel.2. Uji daya hambat bakteriosin
Enterococcus durans terhadap bakteri
Bacillus cereus
Keterangan Diameter killing zone (cm)
I II III IV
Bakteriosin 0,96 0,94 0,87 0,71
0,83 0,98 0,61 0,73
1,05 0,76 1,05 0,93
0,76 0,83 0,76 1,08
0,83 0,76 0,76 0,83
Rataan 0,85
Kontrol
positif
3,51 3,59 3,56 3,58
Rataan 3,56
Kontrol
negatif
0 0 0 0
Rataan 0
Persentase daya
hambat BAL
76,12
Efektivitas
penghambatan BAL
23,88%
Pada uji ninhidrin menunjukkan
hasil positif dimana saat proses pemanasan
menunjukkan perubahan warna yaitu
perubahan warna menjadi warna ungu.
Hasil ini sesuai dengan deskripsi Garneau
et al (2002) bahwa bakteriosin asal
bakteri asam laktat merupakan protein
yang diproduksi oleh ribosom yang
menunjukkan aktivitas antimikroba yang
kuat terhadap organisme Gram-positif
tertentu lainnya. Pada uji molisch yang
telah dilakukan didapatkan hasil negatif.
Hasil negatif ini menunjukkan bahwa
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209
213
bakteriosin Enterococcus durans bukan
merupakan jenis glikoprotein. Hasil uji
molisch menunjukkan positif apabila
terbentuk cincin furfural berwarna ungu. karena senyawa H2SO4 akan membantu
dalam menghidrolisis karbohidrat
sehingga mengalami dehidrasi menjadi
gugus furfural dan α-napthol yang
digunakan pada uji molisch akan
membantu dalam memberikan warna ungu
/violet pada suatu senyawa karbohidrat
(Nigam dan Ayyagari, 2007). Uji lowry
didapatkan hasil kadar protein bakteriosin
Enterococcus durans sebesar 0,274 μg/ml.
Pada uji SDS-PAGE untuk
menentukan bobot molekul sampel
bakteriosin Enterococcus durans belum
menunjukkan hasil. Kemungkin hasil
tersebut dipengaruhi oleh bobot molekul
bakteriosin yang sangat kecil. Hasil
penelitian Ness et al (2007)
memperlihatkan besar bobot molekul dari
bacteriosin asal bakteri asam laktat
Enterococcus > 2,0 kDa pada tipe
bakteriosin kelas I dan >4,8 kDa pada
bakteriosin tipe kelas II. Pada uji ini
Persentase resolving gel yang digunakan
terlalu kecil yaitu 12,5% sehingga angka
bobot molekul bakteriosin Enterococcus
durans tidak diketahui secara spesifik.
Sedangkan penelitian yang dilakukan
Karthikeyan et al. (2009) untuk
menentukan berat molekul bakteriosin
L.acidophillus menggunakan resolving gel
dengan konsentrasi 15%. Uji potensi
antimikroba bakteriosin Enterococcus
durans terhadap bakteri Bacillus cereus
diperoleh hasil penghitungan zona hambat
terendah 0,61 cm dan zona hambat
tertinggi 1,08 cm dengan rata-rata
efektivitas penghambatannya sebesar
23,88%. Klaenhammer (1988)
menyatakan kisaran aktivitas
penghambatan bakteriosin oleh bakteri
asam laktat bersifat sempit atau spesifik,
bakteriosin hanya menghambat strain
yang terkait erat dengan organisme
penghasilnya, dan menghambat berbagai
kelompok bakteri Gram positif. Menurut
Tagg et al. (1979) beberapa bakteriosin
yang dihasilkan bakteri Gram positif
umumnya tidak terbatas pada bakteri Gram positif saja, beberapa bakteri Gram
negatif telah dilaporkan dihambat oleh
bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri
Gram positif. De Vuyst (2007) dalam
Hafsan 2012) menjelaskan mekanisme
penghambatan bakteriosin terhadap bakteri
patogen karena terjadinya perubahan
gradien potensial membran dan pelepasan
molekul intraseluler maupun masuknya
substansi ekstraseluler. Menurut Gonzaller
et al. (1996) bakteriosin berpengaruh pada
gangguan potensial membran. Gangguan
ini menjadi awal pembentukan pori-pori
sehingga substrat intraseluler keluar sel.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan
Enterococcus durans menghasilkan
senyawa protein yang diduga sebagai
senyawa bakteriosin yang memiliki
konsentrasi 0.274 µg/ml dengan bobot
molekul yang sangat kecil. Bakteriosin
yang dihasilkan diketahui mampu
menghambat bakteri indikator Bacillus
cereus sebesar 23,88%.
Saran
Perlu di lakukan pengujian kembali
menggunakan SDS-PAGE dengan
menggunakan konsentrasi protein dan
persentase gel yang lebih besar.
Disamping itu, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk menguji senyawa
bakteriosin yang didapat sebagai kandidat
biopreservatif bahan pangan.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih
kepada Kepala Balai Besar Veteriner
Denpasar beserta staf dan Kepala
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan
yang telah memberikan fasilitas
penelitian.
Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.
214
DAFTAR PUSTAKA
Azhar F. 2014. Pengaruh Pemberian
Probiotik dan Prebiotik Terhadap
Performan Juvenile Ikan Kerapu
Bebek (Comileptes altivelis). Buletin
Veteriner. 6 (1) : 1-9.
Brooks G, Butel JS, Morse SA. 2005.
Mikrobiologi kedokteran. Alih
Bahasa. Mudihardi E,
Kuntaman,WasitoEB et al. Jakarta:
Salemba Medika: 317-27.
De Vuyst L. 2007. Bakteriosins from
Lactic Acid Bacteria: Production,
Purification, and Food Apllication. J
of Microbial and Biotech.13 (4):
194-199.
Garneau S, Martin NI, Vederas JC.
2002. Two – Peptide Bacteriocins
Produced by Lactic Acid Bacteria.
Biochimie. 84 : 557-592
Gonzallez B, Glaasker E, Kinji ERS,
Driessen AJM, Suares JE, Konings
WN. 1996. Bacterial Mode of Action
of Plantaricin C. App Environ
Microbiol. 62 : 2701-2709
Hafsan. 2014. Bakteriosin Asal Bakteri
Asam Laktat Sebagai Biopreservatif
Pangan. J Teknosis. 8 (2) : 175-184
Harborne JB. 1984. Phytochemical
Methods. Ed ke-2. New York:
Chapman and Hall.
Jay M, James. 1992. Modern Food
Microbiology. Fourth Edition. New
York: Michigan publising.
Klaenhammer TR. 1998. Bacteriocins of
Lactic Acid Bacteria. Departments
of Food Science and Microbiology, North Carolina State University,
Raleigh, NC 27695-7624, USA.
Biochimie. 70 : 337-349.
Kusmiati, Malik A. 2002. Aktivitas
Bakteriosin Bakteri Leuconostoc
mesenteroides Pbac 1 pada Berbagai
Media. Makara Kesehatan. 6 (1):1-7
Karthikeyan V, Santhosh SW. 2009. Study
of Bacteriocin as a Food
Preservative and the L. acidophilus
Strain as Probiotic. Pakistan J of
Nutrition 8 (4) : 335-340
Lay BW. 1994. Analisa Mikroba di
Laboratorium. Jakarta: Raja Grafi
ndo Persada. Hlm 168.
Leroy LDVF. 2007. Bacteriocins from
Lactic Acid Bacteria: Production,
Purification, and Food Applications.
J Mol Microbiol Biotechnol. 13 :
194–199
Lowry OH, Rosebrough NJ, Farr AL,
Randall RJ. 1951. Protein
measurement with the folin phenol
reagent. J. Biol. Chem. 193 : 265–
275.
Ness IF, Diep DB, Holo H. 2007.
Bacteriocin Diversity in
Streptococcus and Entericoccus J
of Bact. 189 (4) : 1189-1198.
Nigam A, Ayyagari A. 2007. Lab
Manual in Biochemistry,
Immunology, and Biotechnology.
Tata MCGraw-Hill Publishing
Company Limited : New Delhi.
Norman SJ, Edward SA, Boris EV, Yuri
KN, Larisa VI, Vladimir PV. 2005.
Paenibacillus polymyxa Purified
Bacteriocin To Control
Campylobacter jejuni in Chickens. J
of Food Protection. 2005; 68 (7) :
1450-1453.
Pingitore EV, Salvucci E, Sesma F,
Nader-Macias ME. 2007. Different
strategies for purification of antimicrobial peptides from lactic
acid bacteria (LAB). Dalam: Vilas
AM (Ed.) Communicating Current
Research and Educational Topics
and Trend in Apl. Microb: 557-568.
Suarsana IN. 2011. Karakterisasi
Fisikokimia Bakteriosin Yang
Diekstrak Dari Yoghurt. Buletin
Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215
pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017
Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209
215
Veteriner. 3 (1) : 1-8.
Suardana IW, Suada IK, Sukada IM,
Suarsana IN. 2009. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Asam Laktat SR9 Asal Cairan Rumen Sapi Bali
Sebagai Kandidat Unggul Probiotik.
J. Ilmiah Kedokteran. 8 (2) : 100.
Suardana IW, Suarsana IN, Sujaya IN,
Wiryawan KG. 2007. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Asam Laktat
dari Cairan Rumen Sapi Bali
Sebagai Kandidat Biopreservatif J
Veteriner. 8 (4) : 155-159.
Suardana IW. 2013a. Potensi Isolat
Lactobacillus brevis Asal Cairan
Rumen Sapi Bali sebagai Sumber
Senyawa Antimikroba dalam
Prosiding Seminar Nasional Sapi
Bali. Bali 24 September 2013:87-97.
Suardana IW. 2013b. Kajian Pola
Pertumbuhan dan Aktivitas
Antimikroba Isolat Lactococcus
lactis spp lactis 1 Asal Cairan
Rumen Sapi Bali dalam “Buku
Karya Unud untuk Anak Bangsa”:
50-57.
Suardana IW. 2014. Aplikasi Bakteriosin
Asal Yoghurt sebagai Biopreservatif
Daging Ayam pada Penyimpanan
Suhu Dingin. Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi 2014.
Denpasar, 18-19 September 2014.:
362-372
Suardana IW, Cahyani AP, Pinatih KJP.
2016. Probiotic Potency and
Molecular Identification of Lactic
Acid Bacteria Isolated from Bali
Cattle’s Colon, Indonesia.
Glo.Adv.J.Med.Med.Sci. 5(5): 143-
149
Subagyo WC, Suwiti NK, Suarsana IN.
2015. Karakteristik Protein Daging Sapi Bali Dan Wagyu Setelah
Direbus. Buletin Veteriner. 7 (1) : 1-
25.
Sudirman I, Mathiau F, Michael M,
Lefebvre G. 1993. Detection and
Properties of Curvaticin 13, a
Bacteriocin Like Substance
Produced by Lactobacillus curvatus
SB 13. Current Microbiol 27 : 35-
40.
Tagg JR, Dajani AS, Wannamaker LW.
1979. Bacteriocins of Gram-Positive
Bacteria. Bacteriological Reviews.
40 (3) : 722-756
Van den Berghe E, Skourtas G,
Tsakalidou E, De Vuyst L. 2006.
Streptococcus macedonicus ACADC
198 produces the lantibiotic,
macedocin, at temperature and pH
conditions that prevail during cheese
manufacture. Int J Food Microbiol.
107 : 138–147.
Walker JM. 1984. Gradient SDS
polyacrylamine gel electrophoresis,
Methods in Molecular Biology,
Vol.1, The Humana Press Inc.,
Clifton, NJ. Hlm 57–61.
Widyastuti Y, Sofarianawati E. 1999.
Karakter Bakteri Asam Laktat
Enterococcus sp. yang Diisolasi dari
Saluran Pencernaan Ternak. Jurnal
Mikrobiologi Indonesia. 4 (2) : 50-
53.