online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

15
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712 BULETIN VETERINER UDAYANA Infeksi Coccidia dan Strongyloides pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu Aktivitas Enzim Tikus Putih yang Diberi Buah Pinang Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome Efek Pemberian Viusid © Pet Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Makrofag Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus Prevalensi Nematoda Gastrointestinal Bibit Sapi Bali di Nusa Penida Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA VOL 9 NO. 2 AGUSTUS 2017

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712

BULETIN VETERINER UDAYANA

Infeksi Coccidia dan Strongyloides pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral

Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu

Aktivitas Enzim Tikus Putih yang Diberi Buah Pinang

Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali

Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging

Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia

Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali

Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome

Efek Pemberian Viusid© Pet Terhadap Aktivitas dan Kapasitas Makrofag

Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina

Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus

Prevalensi Nematoda Gastrointestinal Bibit Sapi Bali di Nusa Penida

Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi

Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah

Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus

durans

DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA VOL 9 NO. 2 AGUSTUS 2017

Page 2: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan

Agustus Yang Bekerjasama Antara

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Asosiasi Dokter Hewan Praktisi

Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)

Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Bali

Page 3: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Trenggiling adalah mamalia dari ordo Pholidota, mempunyai empat spesies yang hidup di Asia. Trenggiling memakan serangga atau semut dengan cara menjulurkan lidah untuk menangkap mangsanya.

Redaksi:

Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua : Ni Ketut Suwiti, Sekretaris: I Wayan Sudira, Penyunting/editor: I Nengah Kerta Besung, Iwan Harjono Utama, Wayan Bebas, Kadek Karang Agustina Luh Gde Sri Surya Heryani, I Gusti Ayu Agung Suartini, Ida Ayu Pasti Apsari, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, Ida Bagus Oka Winaya, I Gusti Made Krisna Erawan. Copy Editor: I Made Merdana, I Wayan Sudira, Putu Suastika. Layout Editor: I Wayan Nico Fajar Gunawan, Made Kardena, Luh Made Sudimartini. Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email:[email protected]. Web: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.

Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana

BULETIN VETERINER UDAYANA

Page 4: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi

Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D

Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram

drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D

Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.

Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati,M,Kes

Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro

Ir. I Nengah Sujaya , M.Agr.Sc Ph.D

Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D

Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana

Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D

Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana

Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana

Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi

Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA

Page 5: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Buletin Veteriner Udayana

Terbit sejak: 1 Pebruari 2009 Naskah asli Original article Infeksi Coccidia dan Strongyloides Pada Sapi Bali Pasca Pemberian Mineral (THE INFECTION OF COCCIDIA AND STRONGYLOIDES IN BALI CATTLE POST-MINERAL ADMINISTRATION) Komang Yogie Suryana Putra, Ida Ayu Pasti Apsari, Ni Ketut Suwiti ............................... 117

Karakteristik Fisik Daging Sapi Bali dan Wagyu (BEEF PHYSICAL CHARACTERISTICS OF BALI AND WAGYU CATTLE) Ni Ketut Suwiti, Ni Nyoman Citra Susilawati, Ida Bagus Ngurah Swacita .......................... 125

Aktivitas Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang (THE ACTIVITIES OF ALANINE AMINOTRANSFERASE AND ASPARTATE AMINOTRANSFERASE ENZYMES IN MALE WHITE RATS TREATED WITH EXTRACT ARECA NUT TREATMENT) Anak Agung Sagung Kendran, Anak Agung Gde Arjana, Anak Agung Sagung Istri Pradnyantari ............................................................................................................................ 132

Perbandingan Jumlah Bakteri Non-Coliform pada Feses Sapi Bali Berdasarkan Tingkat Kedewasaan dan Tipe Pemeliharan (COMPARISON OF NON-COLIFORM BACTERIA IN BALI CATTLE FAECES BASED ON LEVEL OF MATURITY AND MAINTENANCE PATTERN) Kadek Andre Sulaksana, I Gusti Ketut Suarjana, I Nengah Kerta Besung ....................... 139

Total Bakteri pada Air minum di Peternakan Ayam Pedaging Desa Mengesta Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan (TOTAL BACTERIA IN BROILER FARMING WATER IN MENGESTA VILLAGE, PENEBEL DISTRICT, TABANAN REGENCY) I Nengah Kerta Besung, I Putu Yasmanta Primarta Putra, I Gusti Ketut Suarjana ......... 145

Sonogram Organ Mata Kucing Liar Indonesia (OCULAR SONOGRAM OF INDONESIAN STRAY CAT EYES) Mokhamad Fakhrul Ulum, Deni Noviana .............................................................................. 150

Nilai Gizi dan Kualitas Fisik Daging Sapi Bali berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur (NUTRITION LEVEL AND PHYSICAL QUALITY OF BALI BEEF ACCORDING TO THE SEX AND AGE OF CATTLE) Mas Kadek Karang Agustina, I Made Ricky Dwi Cahya, Gusti Made Widyantara, Ida Bagus Ngurah Swacita, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Mas Djoko Rudyanto ....... 156

DAFTAR ISI

Page 6: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Respon Imun Primer Ayam Petelur Pasca Vaksinasi Egg Drop Syndrome (PRIMARY IMUNE RESPON OF LAYER POST VACCINATED WITH THE EGG DROPS SYNDOME VACCINE) Gusti Ayu Yuniati Kencana, I Nyoman Suartha, I Putu Wira Adi Wibawa ....................... 164

Efek Pemberian Viusid© Pet Terhadap Aktivitas Dan Kapasitas Makrofag Pada Mencit (THE EFFECT OF VIUSID© PET TO ACTIVITY AND CAPASITY OF MACROPHAGES IN MICE) Yoga Pratama Nuradi, I Nyoman Suartha, Ida Bagus Komang Ardana ............................. 171

Pola Pertumbuhan Dimensi Panjang Alat Gerak Tubuh Itik Bali Betina (GROWTH PATTERNS OF THE LOCOMOTOR LENGTH DIMENSIONS THE FEMALE BALI DUCKS) I Made Edi Suryawan, I Putu Sampurna, I Ketut Suatha .................................................... 178

Pengaruh Suplementasi Vitamin E terhadap Efek Samping Deksametason pada Paru-Paru Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) (THE EFFECT OF VITAMIN E SUPPLEMENTATION TO THE SIDE EFFECT OF DEXAMETHASONE ON THE LUNG OF MALE WHITE RATS) Bina Ichsantya, I Ketut Berata, Samsuri, I Made Merdana ................................................. 188

Prevalensi Nematoda Gastrointestinal bibit Sapi Bali Di Nusa Penida (THE PREVALENCE OF GASTROINTESTINAL NEMATODES OF BALI CATTLE BREEDERS IN NUSA PENIDA) I Putu Agus Trisna Kusuma Antara, Ni Ketut Suwiti, Ida Ayu Pasti Apsari ..................... 195

Efektivitas Ekstrak Ethanol, Partisi N-Heksana dan Fraksi Kromatografi Momordica charantia Dalam Menurunkan Glukosa Darah (THE EFFECTIVENES OF ETANOL EXTRACT, PARTITION N-HEKSANA, AND CROMATHOGRAPHY FRACTION OF MOMORDICA CHARANTIA L. TO LOWER BLOOD GLUCOSE LEVEL) Ni Luh Putu Kusuma Clara Dewinda, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ........... 202 Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus durans Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali (PHYSICHOCHEMICAL CHACTERIZATION OF BACTERIOCIN PRODUCING ENTEROCOCCUS DURANS ISOLATED FROM COLON’S BALI CATTLE) I Wayan Suardana, Hana Kristal Alamanda Septiara, I Nyoman Suarsana ...................... 209

inyomansuarsana
Rectangle
Page 7: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Volume 9 No.2 Agustus 2017 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009

Dr. Sagung Chandra Yowani,S.Si.,Apt.,M.Si

Lab. Mikrobiologi Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. dra. Tyas Rini Saraswati,M.Kes Lab. Ilmu Faal dan Khasiat Obat Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Diponegoro.

Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi. Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP. Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi. Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi. Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Drh. Kadek Karang Agustina, MP. Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Drh. Made Sudimartini, MP Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD. Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

Dr. drh. Maxs U E Sanam. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.

Prof. Dr. drh. Pudji Astuti Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.

Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi. Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes, Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Dr.drh. Michael Haryadi, MP. Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada

Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP. Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.

Drh. Ni Made Restiati, Mphil. Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali

Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi. Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada

Drh. Siti Komariah Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia

MITRA BESTARI TAMU

Page 8: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791

BULETIN VETERINER UDAYANA

Page 9: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209

209

Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat

Enterococcus durans Hasil Isolasi Kolon Sapi Bali

(PHYSICHOCHEMICAL CHACTERIZATION OF BACTERIOCIN PRODUCING

ENTEROCOCCUS DURANS ISOLATED FROM COLON’S BALI CATTLE)

I Wayan Suardana1, Hana Kristal Alamanda Septiara2, I Nyoman Suarsana3

1Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, 2 Praktisi Dokter Hewan di Denpasar, 3Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali Tlp. 0361223791.

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Bakteri asam laktat mampu mengeksresikan senyawa antimikroba seperti bakteriosin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi fisiko-kimia bakteriosin asal bakteri asam

laktat Enrerococcus durans isolat 18A hasil isolasi kolon sapi bali. Karakterisasi fisiko-kimia ini

diawali dengan pewarnaan Gram dan uji katalase, selanjutnya dilakukan isolasi dan pemurnian

bakteriosin. Hasil pemurnian bakteriosin selanjutnya diuji secara kimiawi dengan uji Ninhidrin, uji

Molisch, dan uji Lowry. Selain dilakukan uji kimiawi, secara fisik bakteriosin juga diuji

menggunakan sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) untuk

mengtahui bobot molekulnya.Akhir penelitian dilakukan uji potensi daya hambat antibiotiknya

terhadap bakteri indikator Bacillus cereus. Hasil penelitian menunjukkan bakteriosin asal bakteri

asam laktat Enterococcus durans18A merupakan senyawa protein dengan konsentrasi protein sebesar

0,272 µg/ml dan tidak mengandung senyawa karbohidrat., Pengujian secara fisik dengan uji SDS-

PAGE belum memperlihatkan adanya pita protein. Bakteriosin asal BAL Enterococcus durans

isolat 18A juga diketahui memiliki efektivitas penghambatan terhadap Bacillus cereaus sebesar

23,88%.

Kata kunci: bakteri asam laktat; bakteriosin; fisikokimia

ABSTRACT

Lactic acid bacteria can excrete antimicrobial compounds like bacteriocins. The study aimed

to find out the characteristic of physic-chemical of bacteriocin producing Enterococcus durans

isolate 18A isolated from colon’s bali cattle. The study initiated by Gram staining and catalase test,

followed by isolation and purification of bacteriocin. The result of the research showed that

bacteriocins of Enterococcus durans isolate 18A as a protein with it’s concentrationis 0,272μg/ml

and it does not contain carbohydrate. On the other hand, the bacteriocins was not showed a

band while tested on sodium dodecyl sulfate polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE). The

result showed, the bacteriocin producing Enterococcus durans isolate 18A has antimicrobial activity

to Bacillus cereus as 23,88%.

Keyword: lactic acid bacteria; bacteriocins; physicochemical

PENDAHULUAN

Bakteri asam laktat (BAL) sudah

umum diketahui oleh masyarakat luas

memiliki banyak kegunaan seperti

berperan dalam proses fermentasi pada

beberapa produk makanan misalnya

yogurt, yakult, susu asam dan keju.

Bakteri asam laktat juga dapat digunakan

sebagai sumber probiotik (Suardana,

2009). Dalam penelitian yang dilakukan

Azhar (2014) bakteri sumber probiotik

juga mampu berperan sebagai

imunostimulan. Menurut Widyastuti et al.

(1999) bakteri asam laktat adalah bakteri

Page 10: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.

210

yang memiliki ciri-ciri umum berupa

Gram positif, bereaksi negatif terhadap

katalase dan tidak membentuk spora.

Produk utama dari BAL adalah asam

laktat, tetapi banyak laporan ilmiah yang

membuktikan bakteri BAL ini mampu

menghasilkan zat metabolit asam organik,

hidrogen peroksida, dan bakteriosin yang

bersifat sebagai antimikroba (Leroy,

2007). Suardana et al., (2016)

menyatakan bahwa beberapa isolat BAL

memiliki kemampuan sebagai penghasil

bakteriosin, seperti isolat 18A yang sudah

diidentifikasi secara molekuler sebagai

Enterococcus durans. Isolat tersebut

diketahui memiliki daya anti bakteri

terhadap bakteri patogen seperti E.coli,

dan S. Aureus dan negatif terhadap uji

katalase.

Bakteriosin merupakan senyawa

protein yang dieksresikan oleh bakteri

yang bersifat dapat menghambat

pertumbuhan bakteri lain terutama yang

memiliki kekerabatan erat secara filogenik

(Suardana, 2013a; Suardana, 2013b).

Menurut subagyo (2015) protein memiliki

karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Senyawa protein bakteriosin mudah

terdegradasi oleh enzim proteolitik

(Kusmiati, 2002). Pernyataan ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Suarsana (2011) dan Klaenhammer

(1988) bahwa bakteriosin adalah protein

atau kompleks protein yang bersifat

bakterisidal terhadap spesies yang

biasanya terkait erat dengan bakteri

penghasilnya. Sebagai contoh jenis bakteri yang dihambat oleh bakteriosin

diantaranya bakteri Gram positif dan

bakteri Gram negatif seperti Salmonella

sp., E. coli, Helicobacter pylori, Listeria

sp., Shigella sp., Vibrio sp. dan

Staphylococcus aureus.

Mekanisme kerja bakteriosin yang

dihasilkan oleh bakteri Gram positif

terhadap sel target dalam menghambat

atau membunuh bakteri patogen telah

terbukti beragam. Bakteriosin yang

memiliki kemampuan menghambat

pertumbuhan mikroorganisme patogen

biasanya digunakan sebagai antibiotik

alami dan dapat dimanfaatkan untuk

biopreservasi makanan karena bakteriosi

memiliki beberapa keuntungan, yaitu tidak

bersifat toksik dan mudah mengalami

biodegradasi karena bakteriosin ini adalah

senyawa protein yang tidak

membahayakan mikroflora usus, mudah

dicerna oleh enzim-enzim dalam saluran

pencernaan, aman bagi lingkungan

(Suardana, 2007; Suardana, 2014).

Bakteriosin bersifat stabil, tahan

terhadap proses pengolahan yang

melibatkan asam dan basa, serta suhu

panas dan dingin, dapat beradaptasi

dengan baik pada lingkungan tempat

diproduksinya, mempunyai stabilitas

penyimpanan yang lebih baik, tidak

mengubah cita rasa, dan mempunyai

spektrum yang kecil terhadap aktivitas

mikroorganisme (Jay,1992). Penelitian

yang dilakukan oleh Van den Berghe et

al. (2006) menjelaskan bahwa bakteriosin

yang dihasilkan oleh BAL mempunyai

sifat stabil terhadap pengolahan panas

mulai dari kisaran 98°C selama 30 menit

sampai 121°C selama 15 menit, dan Aktif

pada pH rendah (dibawah pH 6). Selain

Norman et al (2005) menyatakan

bakterisoin yang dihasilkan oleh

Paenibacillus polymixa mampu

menghambat bakteri Campulobacter,

yang merupakan bakteri penyebab

penyakit foodborne.

METODE PENELITIAN

Adapun beberapa prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

Rekultivasi isolate Enterococcus durans

Sebanyak 20 mikro isolat bakteri

Enterococcus durans isolate 18A yang

telah diencerkan diambil menggunakan

mikropipet ditanam pada media MRS

broth yang telah disiapkan. Selanjutnya

diinkubasikan pada suhu 37oC dalam

inkubator selama 24 jam.

Pewarnaan Gram

Hasil rekultivasi isolat Enterococcus

Page 11: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209

211

durans dibuat ulasan pada preparat,

kemudian dikeringkan dan diwarnai

dengan kristal violet 2% selama 1 menit,

selajutnya dicuci dengan air mengalir. Langkah berikutnya ulasan preparat

ditetesi dengan lugol selama 1 menit,

kemudian dicuci kembali dengan air

mengalir. Preparat isolat yang telah bersih

ditetesi dengan alkohol aseton selama 1

menit, kemudian dicuci dengan air

mengalir. Setelah itu, preparat isolat

diwarnai dengan Safranin selama 5 detik,

kemudian dicuci kembali dengan air

mengalir. Selanjutnya preparat isolat

bakteri Enterococcus durans dilihat

dibawah mikroskop (Lay, 1994)

Uji Katalase

Pada uji katalase dua tetes isolat

bakteri Enterococcus durans ditambahkan

dua tetes H2O2 10%. Apabila terdapat

gelembung gas maka hasil uji katalase

menunjukkan hasil positif. sebaliknya,

bila tidak terbentuk gelembung gas

pada reaksi uji katalase, maka hasil uji

menunjukkan hasil negatif (Lay, 1994)

Isolasi dan Produksi Bakteriosin BAL

Spesies BAL isolat 18A hasil

rekultivasi ditanam dalam 5 ml media

MRS broth dan diinkubasikan pada suhu

37oC selama 24 jam. Selanjutnya

disentrifugasi pada 7000 rpm selama 10

menit. Supernatan yang diperoleh

dipresipitasi dengan amonium sulfat.

Untuk mendapatkan presipitat

bakteriosin tersebut supernatan bebas sel

sebanyak yang dibutuhkan ditambah

amonium sulfat sebanyak 9,05 gram

dengan persen kejenuhan 70% secara

perlahan-lahan sambil diaduk, selanjutnya

disentrifius dengan kecepatan 10.000 rpm

selama 10 menit. Endapan yang

didapatkan kemudian dilarutkan dengan

NaCl fisiologis pada perbandingan 1:1

(v/v) dan dimasukkan ke dalam tabung.

Tabung digantung dan dicelupkan kedalan

larutan NaCl fisiologis selama 24 jam.

Larutan bakteriosin murni yang diperoleh

digunakan untuk uji berikutnya (Sudirman

et al, 1993)

Uji Ninhidrin

Sebanyak 1 ml larutan bakteriosin

diberi dua tetes ninhidrin 0,1% (dalam aseton), kemudian dipanaskan dalam

penangas air mendidih selam 5 menit.

Apabila reaksi positif maka akan terlihat

warna ungu (Harborne 1984).

Uji Molisch

Sebanyak 1 ml larutan bakteriosin

yang diuji dicampur dengan Reagen

Molisch (α-naphthol yang terlarut dalam

etanol) hingga homogen, kemudian H2SO4

pekat perlahan-lahan dituangkan melalui

dinding tabung reaksi agar tidak sampai

bercampur dengan larutan atau hanya

membentuk lapisan (Harborne 1984).

Uji Lowry

Uji lowry dalam penelitian ini

dilakukan sesuai prosedur yang ditulis

oleh Lowry et al. (1951).

Penentuan Bobot Molekul Bakteriosin

Penentuan bobot molekul bakteriosin

dengan menggunakan metode SDS-PAGE

mengacu pada Walker (1984) yang

dimodifikasi sebagai berikut. Terlebih

dahulu dibuat gel discontinous yang terdiri

dari 12,5 % resolving gel dan 4% stalking

gel. Gel dimasukkan kedalam cetakan

menggunakan pipet, ditunggu hingga

padat kemudian dibuat sumuran

menggunakan cetakan gel. Selanjutnya 10

μl bakteriosin dan 30 μl larutan loading

buffer ke dalam ependorf, inokulasikan

pada suhu 90˚C selama 5 menit. Tahap

berikutnya memasukkan marker protein ke

dalam sumuran. Marker yang digunakan

Bio Rad Precision Plus protein Standart

10-250 kDa. Kemudian masukkan

bakteriosin ke dalam sumuran sebanyak

5 μl selanjutnya dirunning selama 1 jam.

Gel diangkat dan diletakkan dalam wadah

yang berisi coomasie briliant blue lalu

simpan pada suhu kamar selama 24 jam.

Uji Efektivitas Hambatan Antimikroba

Bakteriosin

Bakteriosin Enterococcus durans

yang telah diisolasi dan dimurnikan

Page 12: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.

212

diuji kemampuannya dalam uji

efektivitas hambatan antimikroba

terhadap bakteri Gram positif Bacillus

cereus. Uji ini dilakukan dengan metode

difusi cakram menurut Brooks et al

(2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penanaman bakteri asam laktat

isolat bakteri Enterococcus durans dalam

kondisi anaerob menunjukkan isolat

Enterococcus durans yang ditanam

tumbuh. Selanjutnya isolat bakteri

Enterococcus durans diuji dengan

pewarnaan Gram dan uji Katalase.

Hasil uji pewarnaan Gram memberikan

hasil isolat Enterococcus durans mrupakan

bakteri Gram positif. Pengujian katalase

menunjukkan hasil negatif sebab tidak ada

gelembung- gelembung gas dari reaksi uji

katalase. Kemudian isolat bakteri

Enterococcus durans diisolasi untuk

menghasilkan senyawa bakteriosin,

senyawa tersebut kemudian di uji secara

fisika dan kimiawi.. Hasil uji bakteriosin

Enterococcus durans secara kimiawi dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Hasil uji Karakterisasi kimiawi

bakteriosin Enterococcus durans

Uji Kimia Keterangan

Ninhidrin Positif (berwarna ungu) Molisch Negatif (tidak terbentuk

cincin furfural berwarna

Lowry 0,274 µg/ml

Pada uji fisika dilakukan pengujian

untuk mengetahui bobot molekul

bakteriosin dengan menggunakan metode

SDS-PAGE. Namun hasil uji tersebut

belum menunjukkan bobot molekul dari

bakteriosin Enterococcus durans.Senyawa

bakteriosin yang dihasilkan isolat bakteri

Enterococcus durans selanjutnya diuji

aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri

B.cereus. Hasil yang didapatkan yaitu

bakteriosin memiliki efektivitas hambatan

sebesar 23,88% terhadap pertumbuhan B.

cereus. Data diameter zona hambatnya

seperti tersaji pada pada Tabel 2.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

isolat 18A merupakan bakteri Gram positif

dan menunjukkan hasil negatif terhadap

uji katalase. Hasil tersebut sesuai dengan

jurnal Widyastuti et al. (1999) bahwa

bakteri asam laktat adalah bakteri yang

memiliki ciri-ciri umum berupa Garam

positif, bereaksi negatif terhadap katalase

dan tidak membentuk spora.

Tabel.2. Uji daya hambat bakteriosin

Enterococcus durans terhadap bakteri

Bacillus cereus

Keterangan Diameter killing zone (cm)

I II III IV

Bakteriosin 0,96 0,94 0,87 0,71

0,83 0,98 0,61 0,73

1,05 0,76 1,05 0,93

0,76 0,83 0,76 1,08

0,83 0,76 0,76 0,83

Rataan 0,85

Kontrol

positif

3,51 3,59 3,56 3,58

Rataan 3,56

Kontrol

negatif

0 0 0 0

Rataan 0

Persentase daya

hambat BAL

76,12

Efektivitas

penghambatan BAL

23,88%

Pada uji ninhidrin menunjukkan

hasil positif dimana saat proses pemanasan

menunjukkan perubahan warna yaitu

perubahan warna menjadi warna ungu.

Hasil ini sesuai dengan deskripsi Garneau

et al (2002) bahwa bakteriosin asal

bakteri asam laktat merupakan protein

yang diproduksi oleh ribosom yang

menunjukkan aktivitas antimikroba yang

kuat terhadap organisme Gram-positif

tertentu lainnya. Pada uji molisch yang

telah dilakukan didapatkan hasil negatif.

Hasil negatif ini menunjukkan bahwa

Page 13: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209

213

bakteriosin Enterococcus durans bukan

merupakan jenis glikoprotein. Hasil uji

molisch menunjukkan positif apabila

terbentuk cincin furfural berwarna ungu. karena senyawa H2SO4 akan membantu

dalam menghidrolisis karbohidrat

sehingga mengalami dehidrasi menjadi

gugus furfural dan α-napthol yang

digunakan pada uji molisch akan

membantu dalam memberikan warna ungu

/violet pada suatu senyawa karbohidrat

(Nigam dan Ayyagari, 2007). Uji lowry

didapatkan hasil kadar protein bakteriosin

Enterococcus durans sebesar 0,274 μg/ml.

Pada uji SDS-PAGE untuk

menentukan bobot molekul sampel

bakteriosin Enterococcus durans belum

menunjukkan hasil. Kemungkin hasil

tersebut dipengaruhi oleh bobot molekul

bakteriosin yang sangat kecil. Hasil

penelitian Ness et al (2007)

memperlihatkan besar bobot molekul dari

bacteriosin asal bakteri asam laktat

Enterococcus > 2,0 kDa pada tipe

bakteriosin kelas I dan >4,8 kDa pada

bakteriosin tipe kelas II. Pada uji ini

Persentase resolving gel yang digunakan

terlalu kecil yaitu 12,5% sehingga angka

bobot molekul bakteriosin Enterococcus

durans tidak diketahui secara spesifik.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

Karthikeyan et al. (2009) untuk

menentukan berat molekul bakteriosin

L.acidophillus menggunakan resolving gel

dengan konsentrasi 15%. Uji potensi

antimikroba bakteriosin Enterococcus

durans terhadap bakteri Bacillus cereus

diperoleh hasil penghitungan zona hambat

terendah 0,61 cm dan zona hambat

tertinggi 1,08 cm dengan rata-rata

efektivitas penghambatannya sebesar

23,88%. Klaenhammer (1988)

menyatakan kisaran aktivitas

penghambatan bakteriosin oleh bakteri

asam laktat bersifat sempit atau spesifik,

bakteriosin hanya menghambat strain

yang terkait erat dengan organisme

penghasilnya, dan menghambat berbagai

kelompok bakteri Gram positif. Menurut

Tagg et al. (1979) beberapa bakteriosin

yang dihasilkan bakteri Gram positif

umumnya tidak terbatas pada bakteri Gram positif saja, beberapa bakteri Gram

negatif telah dilaporkan dihambat oleh

bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri

Gram positif. De Vuyst (2007) dalam

Hafsan 2012) menjelaskan mekanisme

penghambatan bakteriosin terhadap bakteri

patogen karena terjadinya perubahan

gradien potensial membran dan pelepasan

molekul intraseluler maupun masuknya

substansi ekstraseluler. Menurut Gonzaller

et al. (1996) bakteriosin berpengaruh pada

gangguan potensial membran. Gangguan

ini menjadi awal pembentukan pori-pori

sehingga substrat intraseluler keluar sel.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan

Enterococcus durans menghasilkan

senyawa protein yang diduga sebagai

senyawa bakteriosin yang memiliki

konsentrasi 0.274 µg/ml dengan bobot

molekul yang sangat kecil. Bakteriosin

yang dihasilkan diketahui mampu

menghambat bakteri indikator Bacillus

cereus sebesar 23,88%.

Saran

Perlu di lakukan pengujian kembali

menggunakan SDS-PAGE dengan

menggunakan konsentrasi protein dan

persentase gel yang lebih besar.

Disamping itu, perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut untuk menguji senyawa

bakteriosin yang didapat sebagai kandidat

biopreservatif bahan pangan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih

kepada Kepala Balai Besar Veteriner

Denpasar beserta staf dan Kepala

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

yang telah memberikan fasilitas

penelitian.

Page 14: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Suwardana et al.

214

DAFTAR PUSTAKA

Azhar F. 2014. Pengaruh Pemberian

Probiotik dan Prebiotik Terhadap

Performan Juvenile Ikan Kerapu

Bebek (Comileptes altivelis). Buletin

Veteriner. 6 (1) : 1-9.

Brooks G, Butel JS, Morse SA. 2005.

Mikrobiologi kedokteran. Alih

Bahasa. Mudihardi E,

Kuntaman,WasitoEB et al. Jakarta:

Salemba Medika: 317-27.

De Vuyst L. 2007. Bakteriosins from

Lactic Acid Bacteria: Production,

Purification, and Food Apllication. J

of Microbial and Biotech.13 (4):

194-199.

Garneau S, Martin NI, Vederas JC.

2002. Two – Peptide Bacteriocins

Produced by Lactic Acid Bacteria.

Biochimie. 84 : 557-592

Gonzallez B, Glaasker E, Kinji ERS,

Driessen AJM, Suares JE, Konings

WN. 1996. Bacterial Mode of Action

of Plantaricin C. App Environ

Microbiol. 62 : 2701-2709

Hafsan. 2014. Bakteriosin Asal Bakteri

Asam Laktat Sebagai Biopreservatif

Pangan. J Teknosis. 8 (2) : 175-184

Harborne JB. 1984. Phytochemical

Methods. Ed ke-2. New York:

Chapman and Hall.

Jay M, James. 1992. Modern Food

Microbiology. Fourth Edition. New

York: Michigan publising.

Klaenhammer TR. 1998. Bacteriocins of

Lactic Acid Bacteria. Departments

of Food Science and Microbiology, North Carolina State University,

Raleigh, NC 27695-7624, USA.

Biochimie. 70 : 337-349.

Kusmiati, Malik A. 2002. Aktivitas

Bakteriosin Bakteri Leuconostoc

mesenteroides Pbac 1 pada Berbagai

Media. Makara Kesehatan. 6 (1):1-7

Karthikeyan V, Santhosh SW. 2009. Study

of Bacteriocin as a Food

Preservative and the L. acidophilus

Strain as Probiotic. Pakistan J of

Nutrition 8 (4) : 335-340

Lay BW. 1994. Analisa Mikroba di

Laboratorium. Jakarta: Raja Grafi

ndo Persada. Hlm 168.

Leroy LDVF. 2007. Bacteriocins from

Lactic Acid Bacteria: Production,

Purification, and Food Applications.

J Mol Microbiol Biotechnol. 13 :

194–199

Lowry OH, Rosebrough NJ, Farr AL,

Randall RJ. 1951. Protein

measurement with the folin phenol

reagent. J. Biol. Chem. 193 : 265–

275.

Ness IF, Diep DB, Holo H. 2007.

Bacteriocin Diversity in

Streptococcus and Entericoccus J

of Bact. 189 (4) : 1189-1198.

Nigam A, Ayyagari A. 2007. Lab

Manual in Biochemistry,

Immunology, and Biotechnology.

Tata MCGraw-Hill Publishing

Company Limited : New Delhi.

Norman SJ, Edward SA, Boris EV, Yuri

KN, Larisa VI, Vladimir PV. 2005.

Paenibacillus polymyxa Purified

Bacteriocin To Control

Campylobacter jejuni in Chickens. J

of Food Protection. 2005; 68 (7) :

1450-1453.

Pingitore EV, Salvucci E, Sesma F,

Nader-Macias ME. 2007. Different

strategies for purification of antimicrobial peptides from lactic

acid bacteria (LAB). Dalam: Vilas

AM (Ed.) Communicating Current

Research and Educational Topics

and Trend in Apl. Microb: 557-568.

Suarsana IN. 2011. Karakterisasi

Fisikokimia Bakteriosin Yang

Diekstrak Dari Yoghurt. Buletin

Page 15: Online pada : http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet

Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2: 209-215

pISSN: 2085-2495; eISSN: 2477-2712 Agustus 2017

Online pada: http://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet DOI: 10.21531/bulvet.2017.9.2.209

215

Veteriner. 3 (1) : 1-8.

Suardana IW, Suada IK, Sukada IM,

Suarsana IN. 2009. Isolasi dan

Identifikasi Bakteri Asam Laktat SR9 Asal Cairan Rumen Sapi Bali

Sebagai Kandidat Unggul Probiotik.

J. Ilmiah Kedokteran. 8 (2) : 100.

Suardana IW, Suarsana IN, Sujaya IN,

Wiryawan KG. 2007. Isolasi dan

Identifikasi Bakteri Asam Laktat

dari Cairan Rumen Sapi Bali

Sebagai Kandidat Biopreservatif J

Veteriner. 8 (4) : 155-159.

Suardana IW. 2013a. Potensi Isolat

Lactobacillus brevis Asal Cairan

Rumen Sapi Bali sebagai Sumber

Senyawa Antimikroba dalam

Prosiding Seminar Nasional Sapi

Bali. Bali 24 September 2013:87-97.

Suardana IW. 2013b. Kajian Pola

Pertumbuhan dan Aktivitas

Antimikroba Isolat Lactococcus

lactis spp lactis 1 Asal Cairan

Rumen Sapi Bali dalam “Buku

Karya Unud untuk Anak Bangsa”:

50-57.

Suardana IW. 2014. Aplikasi Bakteriosin

Asal Yoghurt sebagai Biopreservatif

Daging Ayam pada Penyimpanan

Suhu Dingin. Prosiding Seminar

Nasional Sains dan Teknologi 2014.

Denpasar, 18-19 September 2014.:

362-372

Suardana IW, Cahyani AP, Pinatih KJP.

2016. Probiotic Potency and

Molecular Identification of Lactic

Acid Bacteria Isolated from Bali

Cattle’s Colon, Indonesia.

Glo.Adv.J.Med.Med.Sci. 5(5): 143-

149

Subagyo WC, Suwiti NK, Suarsana IN.

2015. Karakteristik Protein Daging Sapi Bali Dan Wagyu Setelah

Direbus. Buletin Veteriner. 7 (1) : 1-

25.

Sudirman I, Mathiau F, Michael M,

Lefebvre G. 1993. Detection and

Properties of Curvaticin 13, a

Bacteriocin Like Substance

Produced by Lactobacillus curvatus

SB 13. Current Microbiol 27 : 35-

40.

Tagg JR, Dajani AS, Wannamaker LW.

1979. Bacteriocins of Gram-Positive

Bacteria. Bacteriological Reviews.

40 (3) : 722-756

Van den Berghe E, Skourtas G,

Tsakalidou E, De Vuyst L. 2006.

Streptococcus macedonicus ACADC

198 produces the lantibiotic,

macedocin, at temperature and pH

conditions that prevail during cheese

manufacture. Int J Food Microbiol.

107 : 138–147.

Walker JM. 1984. Gradient SDS

polyacrylamine gel electrophoresis,

Methods in Molecular Biology,

Vol.1, The Humana Press Inc.,

Clifton, NJ. Hlm 57–61.

Widyastuti Y, Sofarianawati E. 1999.

Karakter Bakteri Asam Laktat

Enterococcus sp. yang Diisolasi dari

Saluran Pencernaan Ternak. Jurnal

Mikrobiologi Indonesia. 4 (2) : 50-

53.