histologi kelenjar saliva

6
Histologi Kelenjar Saliva Tiap kelenjar saliva tersusun atas asinus, duktus interkalata, dan duktus striata. Sel asinar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu serus dan mukus. Jenis sel asinar tersebut menentukan jenis saliva yang disekresikan oleh tiap kelenjar saliva. Saliva yang bersifat serus menghasilkan saliva yang encer, sedangkan yang bersifat mukus menghasilkan saliva yang pekat. Histologi dari mukus dan serus tergantung dari fungsional dari aktivitas sel. Pada beberapa kelenjar saliva campuran seperti kelenjar submandibularis, terdapat sel mukus yang dikelilingi sel asinar demiluna (semilunar) serus. a. Sel Mukus Sel mukus berisi sel-sel yang berbentuk padat berwarna basofilik oval dengan inti rata. Sel ini terletak berdekatan dengan selaput basal sel sitoplasma, bersifat

Upload: amalia-virgita

Post on 02-Aug-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Histologi Kelenjar Saliva

Histologi Kelenjar Saliva

Tiap kelenjar saliva tersusun atas asinus, duktus interkalata, dan duktus striata. Sel

asinar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu serus dan mukus. Jenis sel asinar tersebut menentukan

jenis saliva yang disekresikan oleh tiap kelenjar saliva. Saliva yang bersifat serus

menghasilkan saliva yang encer, sedangkan yang bersifat mukus menghasilkan saliva yang

pekat. Histologi dari mukus dan serus tergantung dari fungsional dari aktivitas sel. Pada

beberapa kelenjar saliva campuran seperti kelenjar submandibularis, terdapat sel mukus yang

dikelilingi sel asinar demiluna (semilunar) serus.

a. Sel Mukus

Sel mukus berisi sel-sel yang berbentuk padat berwarna basofilik oval dengan inti

rata. Sel ini terletak berdekatan dengan selaput basal sel sitoplasma, bersifat sedikit

eosinofilik dan terbungkus rapat oleh droplet dari mucinogen.

Ketika sel secara aktif mengeluarkan sekret, maka sekretorius mengurangi

jumlahnya, hal ini terjadi ketika nukleus dari sel serus berbentuk lebih bulat dan berada

pada tengah sel. Sel muku bertekstur kental dan padat serta kaya akan polisakarida serta

mengandung protein non enzimatik.

Page 2: Histologi Kelenjar Saliva

b. Sel Serus

Diwarnai dengan HE, suatu sinus serus dibentuk dari sel berbentuk baji tersusun

lingkaran di lumen usus kecil. Intinya sferikal, basofilik dan terletak di basal ketiga dari

sel. Sitoplasma infranuklear (basal) adalah basofilik (jumlah yang besar dari Retikulum

Endoplasma kasar), ketika sitoplasma apikal bergranul dan eosinofil. Adanya retikulum

endoplasma yang berlimpah, seperti yang dilihat di mikroskop, adalah suatu refleksi dari

fungsi sekresi mereka. Mitokondria ditemukan pada bagian basal sel dan golgi apparatus

pada posisi supranuklear.Granul adalah vesikel ikat membran yang mengandung α-amilase

dan substansi lainnya. Sejak sel ini juga mengeluarkan sejumlah polisakarida, beberapa

ahli menyebutnya sebagai seromukus sel. Lumen dari asinus serus berhubungan dengan

banyak kanalikuli sekretori interselular, dan keduanya digariskan oleh banyak mickrovili

pendek. Membran basal sel dari sel serous menunjukkan lipatan dan sisa pada basal

lamina.

c. Susunan Sel dalam suatu Kelenjar Campuran

Kelenjar campuran mengandung sel mukus dan serus, dengan proporsi bervariasi.

Kelenjar submandibular adalah serus yang predominan, ketika kelenjar sublingual adalah

mukus yang predominan. Kelenjar ini terbentuk dari suatu campuran dari mukus murni,

serus murni, dan unit sekret mukus terminal. Pada suatu tipikal unit sekret campuran pada

kelenjar ditutup pada akhirannya oleh sel serus berbentuk bulan sabit, dikenal sebagai

demiluna serus (Gianuzzi atau von Ebner). Sel serus ini menghentikan pengeluaran

sekresinya ke tubulus lumen lewat kanalikuli interselular dimana berkomunikasi dengan

saluran kecil antara sel mukus yang berdekatan. Demiluna ini dikenal juga sebagai sel

keranjang.

Asinus dan duktus interkalata diselubungi sel-sel mioepitel. Sel asinus pada kelenjar

parotis berupa serosa, pada kelenjar sublingual berupa mukosa dan pada kelenjar

submandibular berupa seromukosa. Kelenjar saliva juga memiliki banyak suplai darah dan

elemen saraf. Suplai darah pada kelenjar saliva berfungsi sebagai sumber nutrisi dan sumber

Page 3: Histologi Kelenjar Saliva

utama dari komponen-komponen yang terdapat dalam saliva. Elemen saraf berhubungan

dengan sel asinar dan sel-sel pada saluran yang berfungsi untuk mengontrol aliran darah,

sekresi saliva, dan kontraksi sel mioepitel.

Dari berbagai lobus kelenjar, saluran-saluran pembuangan berkumpul di dalam muara

pembuangan interlobular dan berakhir pada muara pembuangan besar. Muara pembuangan

besar pada kelenjar parotis disebut duktus Stensen dan masuk pada mukosa bukal setinggi

gigi molar kedua rahang atas. Sedangkan pada kelenjar submandibular disebut duktus

Wharton yang berjalan sepanjang dasar mulut hingga ke frenulum lingualis. Duktus utama

pada kelenjar sublingual berhubungan dengan duktus Wharton dan sekresinya tidak dapat

dipisahkan.

Fisiologi Kelenjar Saliva

95% dari total volume saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor, yang terdiri dari

kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular. Sedangkan sisanya

dihasilkan oleh kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar von Ebner dan kelenjar yang

terletak di bawah mukosa bibir bawah, lidah,bukal, palatum, dan faring.

Selama 24 jam, jumlah total saliva yang disekresikan sekitar 500-600 ml. Saat tidur,

sekresi saliva hampir terhenti yaitu kurang lebih 10 ml selama 8 jam. Pada malam hari, hanya

kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual yang menghasilkan saliva, karena kelenjar

parotis sama sekali tidak menghasilkan saliva. Dimana 70% dihasilkan dari kelenjar

submandibular dan 30% lagi dari kelenjar sublingual.

Produksi total saliva ini sangat dipengaruhi oleh sifat dan tingkat rangsang. Sifat

rangsang dapat merupakan rangsang mekanis misalnya mengunyah makanan; kimiawi yaitu

asam, manis, pahit, asin dan pedas; neuronal yaitu sistem saraf otonom baik simpatis maupun

parasimpatis; psikis atau stress; protesa; rangsangan karena sakit. Posisi tubuh juga

berpengaruh pada tingkat sekresi saliva. Posisi berdiri mensekresi saliva terbanyak yaitu

sekitar 100%, pada posisi duduk sekitar 69% dan posisi berbaring kurang lebih 25%.

Pengaruh pencahayaan juga berperan dalam sekresi saliva, saat berada di ruangan gelap

Page 4: Histologi Kelenjar Saliva

sekresi saliva menurun dibandingkan saat berada dalam ruang yang terang. Selain itu sekresi

saliva pada perokok lebih banyak daripada yang tidak merokok.

Tipe kelenjar, usia, jenis kelamin, dan makanan juga merupakan faktor yang berperan

dalam sekresi saliva. Bahkan beberapa jenis obat seperti antikolinergik, analgesik,

antipsikotik, antihistamin, antidepresan, antihipertensi, amfetamin, antiparkinson, dan atropin

dapat menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran saliva.

Berkurangnya sekresi saliva juga dipengaruhi berbagai faktor, antara lain efek radiasi,

perubahan hormonal pada wanita menopause dan faktor psikologis seperti rasa takut, cemas

dan stres, atau penyakit pada kelenjar saliva seperti Sindroma Sjorgen.

Rensburg, BGJ.1995. Oral Biology. Chicago: Quistessence Publishing Co,Inc.