hiposksemia

40
Penyebab hipoksemia dibagi menjadi 5 yaitu hipoventilasi alveolar, gangguan difusi, ketidaksesuaian ventilasi perfusi (V/Q mismatch), pirau dan tekanan insirasi oksigen (PiO2) yang rendah. Hipoventilasi alveolar Ventilasi alveolar adalah volume udara yang memasuki alveoli per menit. Hipoventilasi alveolar adalah berkurangnya volume udara yang masuk ke alveoli per menit. Bila pengurangan ini tidak teratasi maka akan terjadi hipoksemia. Hipoventilasi biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit di luar paru. Gambaran khas adalah hipoventilasi selalu menyebabkan peningkatan PCO2. Bila ventilasi alveolar berkurang menjadi setengah kali, maka PCO2 akan meningkat menjadi 2 kali. Hipoksemia karena hipoventilasi mudah dikoreksi dengan cara meningkatkan tekanan oksigen insirasi melalui masker oksigen. Beberapa penyebab hipoksemia antara lain: - Depresi sistem saraf pusat karena obat seperti barbiturat, mofin dan derivatnya - Penyakit medula - Abnormalitas medula sinalis - Poliomyelitis - Penyakit persyarafan otot seperti Guillan Barre Syndrome - Penyakit mioneural junction seperti Myastenia grafis Gangguan difusi Untuk berdifusi oksigen harus melewati dinding alveolus, jaringan interstisial, endotel kapiler, plasma darah dan dinding eritrosit. Kelainan pada satu atau lebih sekat pemisah tersebut akan menghambat proses difusi. Hipoksemia bisa terjadi saat istirahat dan semakin memberat saat aktivitas. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan difusi antara lain asbestosis, sarkoidosis, fibrosis interstisial difus, pneumonia interstisial, penyakit jaringan penyangga paru paru, karsinoma sel alveolar dll. GAWAT NAFAS AKUT

Upload: novian-adi-saputra

Post on 02-Feb-2016

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asd

TRANSCRIPT

Page 1: hiposksemia

Penyebab hipoksemia dibagi menjadi 5 yaitu hipoventilasi alveolar, gangguan difusi, ketidaksesuaian ventilasi perfusi (V/Q mismatch), pirau dan tekanan insirasi oksigen (PiO2) yang rendah. 

Hipoventilasi alveolarVentilasi alveolar adalah volume udara yang memasuki alveoli per menit. Hipoventilasi alveolar adalah berkurangnya volume udara yang masuk ke alveoli per menit. Bila pengurangan ini tidak teratasi maka akan terjadi hipoksemia. Hipoventilasi biasanya disebabkan oleh kelainan atau penyakit di luar paru. Gambaran khas adalah hipoventilasi selalu menyebabkan peningkatan PCO2. Bila ventilasi alveolar berkurang menjadi setengah kali, maka PCO2 akan meningkat menjadi 2 kali. Hipoksemia karena hipoventilasi mudah dikoreksi dengan cara meningkatkan tekanan oksigen insirasi melalui masker oksigen. 

Beberapa penyebab hipoksemia antara lain:- Depresi sistem saraf pusat karena obat seperti barbiturat, mofin dan derivatnya- Penyakit medula- Abnormalitas medula sinalis- Poliomyelitis- Penyakit persyarafan otot seperti Guillan Barre Syndrome- Penyakit mioneural junction seperti Myastenia grafis

Gangguan difusiUntuk berdifusi oksigen harus melewati dinding alveolus, jaringan interstisial, endotel kapiler, plasma darah dan dinding eritrosit. Kelainan pada satu atau lebih sekat pemisah tersebut akan menghambat proses difusi. Hipoksemia bisa terjadi saat istirahat dan semakin memberat saat aktivitas. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan difusi antara lain asbestosis, sarkoidosis, fibrosis interstisial difus, pneumonia interstisial, penyakit jaringan penyangga paru paru, karsinoma sel alveolar dll.

GAWAT NAFAS AKUT

Gawat nafas dapat berupa hipoventilasi sampai kehenti nafas yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam factor antara lain :

Tindakan anestesi :

anestesi yang terlalu dalam

Page 2: hiposksemia

sisa obat pelemas otot

obat narkotik

Suatu penyakit :

radang otak

radang syaraf

stroke

tumor otak

edema paru

gagal jantung

miastenia gravis

Trauma – kecelakaan :

cedera kepala

cedera tulang leher

cedera otak

keracunan obat

Apapun penyebabnya bila tidak dilakukan penanganan yang baik akan menyebabkan hipoksemia dan hiperkarbia. Karena itu gawat nafas merupakan salah satu kegawatan yang yang cepat menimbulkan kematian, untuk itu perlu penanganan yang, cepat, tepat, cermat dan terpadu atau multidisipliner.

Patofisiologi

Jalan nafas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itu langkah yang pertama adalah membukajalan nafas dan menjaganya agar tetap bebas. Setelah jalan nafas

Page 3: hiposksemia

bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harus dicari penyebab yang lain. Penyebab lain terutama adalah gangguan pada mekanik ventilasi dan depresi susunan syaraf pusat.

Untuk inspirasi agar diperoleh volume udara yang cukup diperlukan jalan nafas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang kuat , dinding torak yang utuh , rongga pleura yang yang negatif dan susunan syaraf yang baik. Bila ada gangguan dari unsure-unsur mekanik tersebut maka akan menyebabkan volume udara inspirasi tidak adekwtat sehingga terjadi hipoventilasi yang menyebabkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbia menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan intra cranial,yang akan menurunkan kesadaran dan menekan pusat nafas bila di sertai hipoksemia keadaan akan makin memburuk. Penekanan pusat nafas akan menurunkan ventilasi, lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan ventilasi dan oksigenasi.

Pusat nafas bekerja secara otomatis dan menurut kendali, oleh karena itu pada penderita dengan gangguan ventilasi dimana penolong belum mampu menguasai ventilasinya dan masih diperlukan kooperasi dengan penderita sebaiknya penderita tidak ditidurkan, tetap dalam keadaan sadar. Gangguan ventilasi dan oksigenasi juga dapat terjadi akibat kelainan diparu dan dan kegagalan fungsi jantung.

Parameter ventilasi :

Paco2 (normal : 35-45 mmHg}

ETCO2 (normal : 25-35 mmHg)

Parameter oksigenasi :

- PaO2 (normal : 80-100 mmHg)

- SaO2 (normal : 95-100).

Penyebab Gangguan Nafas

Seperti apa yang disinggung didepan, banyak factor yang menyebabkan gangguan nafas, tapi pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kelompok :

Page 4: hiposksemia

1. Penyebab sentral

Segala sesuatu yang menimbulkan depresi pada pusat nafas akan menyebabkan gangguan nafas. Contoh obat-obatan (anestesi,narkotik,tranquilizer}, trauma kepala,radang otak, stroke,tumor.

Penyebab perifer

Jalan nafas

Sumbatan jalan nafas akan mengganggu ventilasidan oksigenasi, tetapi setelah jalan nafas bebas masih tetap ada gangguan ventilasi maka harus dicari penyebab yang lain.

Paru

Kelainan di paru seperti radang ,aspirasi, atelektasis, edema, contusio, dapat menyebabkan gangguan nafas.

Rongga Pleura

Normalnya rongga pleura kosong dan bertekanan negatif, tetapi bila ada sesuatu yang menyebabkan tekanan menjadi positif seperti udara (pneumotorak),cairan (fluidotorak),darah (hematotorak) maka paru dapat terdesak dan timbul gangguan nafas.

Dinding Dada

Patah tulang iga yang multiple apalagi yang segmental akan menyebabkan nyeri waktu inspirasi dan terjadinya flail chest sehingga terjadi hipoventilasi sampai atelektasis paru.

Otot Nafas

Page 5: hiposksemia

Otot inspirasi utama adalah diafragma dan inter kostal eksternus. Bila ada kelumpuhan otot-otot tersebut misal karena obat pelumpuh otot, myasthenia gravis, akan menyebabkan gangguan nafas. Tekanan intra abdominal yang tinggi akan menghambat gerak diafragma.

Syaraf

Kelumpuhan atau menurunnya fungsi syaraf yang menginervasi otot interkostal dan

diafragma akan menurrunkan kemampuan inspirasi sehingga terjadi hipoventilasi. Contoh blok subarachnoid yang terlalu tinggi, cedera tulang leher, GBS, poliomyelitis.

Jantung

Kelainan pada jantung seperti payah jantung kiri, infark myokard akut, tamponade jantung dapat menyebabkan gangguan pada paru yang akan menimbulkan gangguan nafas.

Tanda-tanda Gangguan Ventilasi.

Lihat (look)

Takipnea

Takipnea walaupun dapat disebabkan oleh banyak factor seperti nyeri,ketakutan,shock,dapat dianggap sebagai tanda dini adanya masalah jalan nafas dan ventilasi. Lebih-lebih bila disertai dengan upaya nafas yang berat.

Page 6: hiposksemia

Perubahan status mental

Agitasi menunjukan adanya hipoksemia sedangkan penurunan kesadaran mungkin akibat hipoventilasi sehingga terjadi peningkatan PaCO2 yang akan meningkatkan tekanan intrakranial.

Gerak nafas

Bagaimana pengembangan dada dan perut waktu inspirasi, apakah besar,normal atau menurun, bila menurun awas hipoventilasi . Apakah ada paralysis otot nafas (interkostal atau diafragma), bila hal ini terjadi pada penderita trauma mungkin ada cedera tulang leher. Apakah gerak dada simetris kiri dan kanan , bila tidak simetris kemungkinan ada pneumotorak,hematotorak, fluidotorak atau atelektasis paru. Apakah ada penggunaan otot nafas tambahan.

Sianosis

Bila ada berarti hipoksemia, tetapi bila tidak nampak bukan berarti tidak ada sumbatan jalan nafas atau gangguan ventilasi , mungkin baru tahap awal atau HB kurang dari 5 gram.

Distentensi vena leher

Perlu dilihat pada penderita trauma, mungkin ada tension pneumotorak atau tamponade jantung.

Page 7: hiposksemia

Jejas di dada

Dapat berupa luka tusuk, luka lecet, hematom,atau bekas noda.

Dengar (listen)

Keluhan

Bila penderita masih sadar dapat ditanyakan apakah ada keluhan sesak.

Suara nafas

Didengarkan apakah suara nafas normal, menurun atau hilang, apakah ada suara tambahan stridor, wheezing, ronkhi.

Raba (feel)

Hawa ekspirasi

Dirasakan di lubang ekshalasi, hidung, mulut, trakheostomi atau pipa endotrakheal.

Emfisema cutis

Pada penderita trauma sering terjadi patah tulang iga multiple yang menimbulkan emfisema subkutis.

Page 8: hiposksemia

Krepitasi atau nyeri tekan

Pada trauma torak sering terjadi patah tulang multiple yang menimbulkan nyeri pada waktu dipakai bernafas, sehingga penderita cenderung bernafas dangkal yang dapat menyebabkan hipoventilasi dan atelektasis paru.

Deviasi trakhea

Bila ada deviasi trachea curiga adanya atelektasis, tension pneumotorak, hematotorak, fluidotorak massif dan hematoma.

A. Transpor oksigen

Pengangkutan oksigen ke jaringan

Sistem pengangkut O2 di dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan sistim kardiovaskuler.

Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu tergantung pada jumlah O2 yang masuk kedalam

Page 9: hiposksemia

paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru yang adekuat, aliran darah menuju jaringan, serta

kapasitas darah untuk mengangkut O2. aliran darah bergantung pada derajat konstriksi jaringan

vaskuler didalam jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah

O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin terhadap O2.3

Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru kebagian respirasi paru sampai ke alveoli,

membrana basalis dan endotel kapiler, dalam darah sebagian besar O2 bergabung dengan

hemoglobin (97%) dan sisanya larut dalam plasma (3%). Dewasa muda pria, jumlah darahnya ±

75 ml/kg, wanita ± 65 ml/kg. Satu ml darah pria mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb.

Satu molekul Hb sanggup mengikat 4 Molekul O2 membentuk HbO2, oksi hemoglobin.4

Konsumsi oksigen keotak

Konsumsi O2 oleh otak manusia (tingkat metabolik serebrum untuk O2, CMRO2) rata-rata sekitar

3,5 ml/100 gr otak/menit (49 ml/menit untuk otak keseluruhan) pada seorang dewasa. Angka ini

mencerminkan sekitar 20 % darikonsumsi O2 total dalam keadaan istirahat. Otak sangat peka

terhadap hip[oksia, dan sumbatan terhadap pembuluh darah walaupun hanya selama 10 detik

dapat menyebabkan pingsan. Struktur-struktur vegetatif di batang otak lebih resisten terhadap

hipoksia dari pada korteks serebrum dan pasien dapat pulih dari kecelakaan misalnya henti

jantung (dan kelainan lain yang menyebabkan hipoksia yang cukup berkepanjangan) dengan

fungsi vegetatif normal tetapi mengalami defisiensi intelektual berat yang menetap : Ganglion

basal menggunakan O2 dengan tingkat yang sangat tinggi dan hipoksia kronik dapat

menimbulkan gejala-gejala penyakit parkinson serta defisit intelektual. Thalamus dan kolikulus

inferior juga sangat rentan terhadap[ kerusakan terhadap hipoksia.3

B. Tekanan parsial

Page 10: hiposksemia

Berbeda dengan zat cair, gas akan mengembang untuk mengisi ruang yang tersedia baginya, dan

volume yang ditempati oleh sejumlah molekul gas tertentu, pada suhu dan tekanan

tertentu(idealnya) akan tetap sama, bagaimanapun komposisi campuran gas tersebut.3

 (diturunkan dari persamaan state of ideal gas)

Dengan: P = tekanan

n = jumlah molekul

R = konstanta gas

T = suhu absolut

V= volume

Perbedaan tekanan partial untuk O2 dan CO2menekankan bahwa hal tersebut merupakan kunci

bagi terjadinya pergerakan gas dan bahwa O2 “mengalir dari udara liar melalui alveoli dan darah

kedalam jaringan, sedangkan CO2“mengalir turun” dari jaringan kedalam alveoli. Walaupun

demikian, jumlah kedua gas yang diangkut ke dan dari jaringan akan sangat tidak adekuat bila

sekitar 99% O2 yang larut didalam darah tidak terikat pada protein pembawa O2hemoglobin dan

bila sekitar 94,5% CO2 yang larut dalam darah tidak mengalami serangkaian reaksi kimia

reversibel yang mengubah CO2 menjadi senyawa lain.3

C. Reaksi Hemoglobin dan Oksigen

Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawaO2 yang

sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4 subunit, masing-masing

mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Heme adalah kompleks

yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1 atom besi fero. Masing-masing dari ke-4 ataom besi

dapat mengikat satu molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero,

Page 11: hiposksemia

sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi

pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2.3

II. TIPE KEKURANGAN OKSIGEN DALAM TUBUH

A. Hipoksemia

Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah

arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal (nilai normal PaO285-100

mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadiringan sedang dan berat berdasarkan nilai

PaO2 dan SaO2. hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-

94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila

PaO2kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%. Umur juga mempengaruhi nilai

PaO2 dimana setiap penambahan umur satu tahun usia diatas 60 tahun dan PaO2 80 mmHg maka

terjadi penurunan PaO2 sebesar 1 mmHg. Hipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan ventilasi,

perfusi, hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan berada ditempat yang tinggi.2

Keadaan hipoksemia menyebabkan beberapa perubahan fisiologi yan gbertujuan untuk

mempertahankan supaya oksigenasi ke jaringan memadai. Bila tekanan oksigen arteriol (PaO2)

dibawah 55 mmHg.kendali nafas akan meningkat, sehingga tekanan oksigen arteriol (PaO2) yang

meningkat dan sebaliknyatekanan karbondioksida arteri (PaCO2) menurun.jaringan Vaskuler

yang mensuplai darah di jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, juga terjadi takikardi

kompensasi yang akan meningkatkan volume sekuncup jantung sehingga oksigenasi jaringan

dapat diperbaiki. Hipoksia alveolar menyebabkan kontraksi pembuluh pulmoner sebagai respon

untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di area paru terganggu, kemudian akan terjadi

peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis dan terjadi

peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis danterjadi

Page 12: hiposksemia

peningkatan kapasiti transfer oksigen. Kontraksi pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan

peningkatan volume sekuncup jantung akan menyebabkan hipertensi pulmoner. Gagal jan tung

kanan bahkan dapat menyebabkan kematian.2

B. Hipoksia3

Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat dibandingkan anoksia,

sebabjarang dijumpai bahwa benar-benar tidak ada O2 tertinggal dalam jaringan, secara

tradisional, hipoksia dibagi dalam 4 jenis. Berbagai klassifikasi lain telah digunakan namun

sidtim 4 jenis ini tetap sangat bergunaapabila masing-masing definisi istilah tetap diingat.

Keempat kategori hipoksia adalah sebagai berikut :

1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) yaitu apabila PO2 darah arteri berkurang

2. Hipoksia anemik yaitu apabila O2 darah arteri normal tetapi mengalami denervasi maupun

pada ginjal yang diangkat (diisolasi) dan diperfusi

3. Hipoksia stagnan; akibat sirkulasi yang lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal

dan jantung saat terjadi syok

4. Hipoksia histotoksik; hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling

sering diakibatkan oleh keracunan sianida

Hipoksia Hipoksik 3

Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal pada daerah ketinggian serta

merupakan penyulit pada pneumonia dan berbagai penyakit sistim pernafasan lainnya.

Gejala dan tanda hipoksia hipoksik3

1. Pengaruh penurunan tekanan barometer

Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan menimbulkan alkalosis respiratorik

2. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen

Page 13: hiposksemia

Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47 mmHg, dan pada atau lebih rendah dari

tekanan ini cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Setiap orang yang terpajan pada

tekanan yang rendah akan lebih dahulu meninggal saat hipoksia, sebelum gelembung uap air

panas dari dalam tubuh menimbulkankematian

3. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa

Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada ketinggian sekitar 3700 m. Pada ketinggian 5500

m, gejala hipoksia berat, dan diatas 6100 m, umumnya seseorang hilang kesadaran.

4. Efek lambat akibat ketinggian

Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias, insomnia, sesak nafas, serta mual dan

muntah.

5. Aklimatisasi

Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif ringan, karena alkalosis cenderung

melawanefek perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya asidosis laktat dalam otak akan

menyebabkan penurunan pH LCSdan meningkatkan respon terhadap hipoksia.

Penyakit yng menyebabkan Hipoksia Hipoksik3

Penyakit penyebabnya secara kasar dibagi atas penyakit dengan kegagalan organ pertukaran gas,

penyakit seperti kelainan jantung kongenital dengan sebagian besar darah dipindah dari sirkulasi

vena kesisi arterial, serta penyakit dengan kegagalan pompa pernafasan. Kegagalan paru terjadi

bilakeadan seperti fibrosis pulmonal menyebabkan blok alveoli – kapiler atau terjadi ketidak

seimbangan ventilasi – perfusi. Kegagalan pompa dapat disebabkan oleh kelelahan otot-otot

pernafasan pada keadaan dengan peningkatan beban kerja pernafasan atau oleh berbagai

gangguan mekanik seperti pneumothoraks atau obstruksi bronkhialyang membatasi ventilasi.

Kegagalan dapat pula disebabkan oleh abnormalitas pada mekanisme persarafan yang

Page 14: hiposksemia

mengendalikan ventilasi, seperti depresi neuron respirasi di medula oblongata oleh morfin dan

obat-obat lain.

Hipoksia Anemik3

Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat, karena terdapat peningkatan kadar 2,3-

DPG didalam sel darah merah,kecuali apabila defisiensi hemoglobin sangat besar. Meskipun

demikian, penderita anemia mungkin mengalami kesulitan cukup besar sewaktu melakukan

latihan fisik karena adanya keterbatasan kemampuan meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan

aktif.

Hipoksia Stagnan3

Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat

terjadi syok. Hati dan mungkin jaringan otak mengalami kerusakan akibat hipoksia stagnan pada

gagal jantung kongestif. Pada keadaan normal, aliran darah ke paru-paru sangat besar, dan

dibutuhkan hipotensi jangka waktu lama untuk menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun,

syok paru dapat terjadi pada kolaps sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah paru yang

letaknya lebih tinggi dari jantung.

Hipoksia Histotoksik

Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling sering diakibatkan oleh

keracunan sianida. Sianida menghambat sitokrom oksidasi serta mungkin beberapa enzim

lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan untuk mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut

bekerja dengan sianida, menghasilkan sianmethemoglobin, suatu senyawa non toksik.

Kemampuan pengobatan menggunakansenyawa ini tentu saja terbatas pada jumlah

methemoglobin yang dapat dibentuk dengan aman. Pemberian terapi oksigen hiperbarik

mungkin juga bermanfaat.

Page 15: hiposksemia

C. Gagal Nafas2

Gagal nafas merupakan suatu keadaan kritis yang memerlukan perawatan di instansi perawatan

intensif (IP). Diagnosis gagal nafas ditegakkan bila pasien kehilangan kemampuan ventilasi

secara adekuat atau tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen darah dan sistem organ. Gagal

nafas terjadi karena disfungsi sistem respirasi yang dimulai dengan peningkatan karbondioklsida

dan penurunan jumlah oksigen yang diangkut kedalam jaringan. Gagal nafas akut sebagai

diagnosis tidak dibatasi oleh usia dan dapat terjadi karena berbagai proses penyakit. Gagal nafas

hampir selalu dihubungkan dengan kelainan diparu,tetapi keterlibatan organ lain dalam proses

respirasi tidak boleh diabaikan.

Gagal Nafas Tipe I 2

Pada tipe ini terjadi perubahan pertukaran gas yang diakibatkan kegagalan oksigenasi. PaO2 ≤50

mmHg merupakan ciri khusus tipe ini, sedangkan PaCO2 ≤40 mmHg, meskipun ini bisa juga

disebabkan gagal nafas hiperkapnia. Ada 6 kondisi yang menyebabkan gagal nafas tipe I yaitu:

1. Ketidak normalan tekanan partial oksigen inspirasi (low PIO2)

2. Kegagalan difusi oksigen

3. Ketidak seimbangan ventilasi / perfusi [V/Q mismatch]

4. Pirau kanan ke kiri

5. hipoventilasi alveolar

6. konsumsi oksigen jaringan yang tinggi

Gagal Nafas Tipe II 2

Tipe ini dihubungkandengan peningkatan karbondioksida karena kegagalan ventilasi dengan

oksigen yang relatif cukup. Beberapa kelainan utama yang dihubungkan dengan gagal nafas tipe

Page 16: hiposksemia

ini adalah kelainan sistem saraf sentral, kelemahan neuromuskuler dam deformiti dinding dada.

Penyebab gagal nafas

tipe II:

1. Kerusakan pengaturan sentral

2. Kelemahan neuromuskuler

3. Trauma spina servikal

4. Keracunan obat

5. infeksi

6. Penyakit neuromuskuler

7. Kelelahan otot respirasi

8. Kelumpuhan saraf frenikus

9. Gangguan metabolisme

10. Deformitas dada

11. Distensi abdomen massif

12. Obstruksi jalan nafas

III. TUJUAN TERAPI OKSIGEN

Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan,

sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau

SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi yang didapat unit paru sesuai

dengan volume oksigen yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 2

Alat Aliran (L/menit) Fi O2 (fraksi oksigen inspirasi)

Kanula nasal 1

2

0,24

0,28

Page 17: hiposksemia

3

4

5

6

0,32

0,36

0,40

0,44

Masker oksigen

5-6

6-7

7-8

0,40

0,50

0,60

Masker dengan

kantong reservoir

6

7

8

9

10

0,60

0,70

0,80

≥0,80

≥0,80

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada

hipoksia stagnan. Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai melalui cara ini hanyalah

peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah arteri. Hal ini juiga berlaku bagi

hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah vena yang tidak teroksigenasi melewati

paru-paru. Pada bentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat. Namun

perlu diingat, bahwa pada penderita gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat

sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.3

Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, tetapi dengan menggunakan

oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir 400 tahun

yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi membuat dunia kesehatan terkesan kurang

mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri terapi oksigen murni dengan mempergunakan ruang

Page 18: hiposksemia

hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun penggunaannya masih terbatas bagi

kalangan penyelam AL yang mengalami penyakit dekompensasi yang terjadi akibat penurunan

tekanan yang terlampau cepat dari bawah keatas permukaan air. Gejala-gejalanya antara lain

adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing dan kehilangan orientasi.1

IV. INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada

hipoksia stagnan, anemik dan histologik.karena yang dapat dicapai melelui cara ini hanyalah

peningkatan dalam jumlah O2 yang larut didalam darah arteri. Hal ini berlaku juga bagi hipoksia

hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah venayang tidak teroksigenasi melewati paru-paru.

Pad abentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat namun perlu diingat,

bahwa penderita dengan gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian

tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan. Sebagian penderita ini tetap

bernafas karena adanya rangsang kemoreseptor karotis dan aorta padapusat pernafasan. Apabila

pemicuan oleh hipokisia dihilangkan melalui pemberian O2, pernafasan dapat berhenti. Selama

apnea, PO2 darah arteri menurun, namun pernafasan mungkin tidak akan timbul kembali, karena

peningkatan PCO2 akan lebih mendepresi pusat pernafasan. Oleh sebab itu, pemberian O2 pada

keadaan ini dapat berakibat fatal.3

Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini dipakai untuk mengatasi penyakit-penyakit

seperti luka pada penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya menanjakpopuler

sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya kebutuhan orang akan hal kecantikan dan

kebugaran. Secra perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga baru sekarang teknik

terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern dalam dunia kesehatan.sekarang banyak yang

menggunakan terapi ini untuk mencegah penuaan,menambah kecantikan dan kebugaran juga

Page 19: hiposksemia

mencegah terjadinya kebotakan, dimana melalui sebuah survei mencatat alasan yang cukup

tinggi pada pengguna terapi ini.

Begitupun belum banyak pusat pusat kesehatan yang menyediakan fasilitas ini karena biayanya

yang masih relatif mahal dan terapinya yang harus dilakukan secara berkala. Sementara di

Amerika, Eropa dan Jepang pemakaiannya ternyata sudah begitu meluas sampai pusat-pusat

kebugaran. Sebuah laporan malah menyebutkan adanya tempat yang dinamakan Oxy Bar dimana

pengunjung dapat menghirup oksigen murni dengan berbagai pilihan yang beragam.1

Pemanfaatan terapi hiprebarik oksigen ini mengambil suatu pelajaran dari kecelakaan

penyelaman dan segala penyakit yang ditimbulkannya. Sebetulnya, bahaya atau penyakit yang

dialami oleh penyelam juga dirasakan sama oleh pekerja di ruang adara bertekanan tinggi. Saat

turun, dapat terjadi barotrauma yang terjadi pada telinga, gigi lubang, paru-paru dan lainnya.

Ketika didasar, dapat mengalami keracunan udara pernafasan seperti keracunan oksigen,

nitrogen, karbonmonoksida, maupun karbondioksida. Sedang saat naik, dapat terjadi penyakit

dekompresi, serta barotrauma.

Karenanya banyak penyakit yang dapat di terapi dengan hiperbarik ini seperti penyakit

dekompresi, emboli udara, aktinomikosis,anemia, insufisiensi arteri perifer akut, infeksi bakteri,

keracunan CO, keracunan sianida, gas gangren, cangkokan kulit, infeksi jaringan lunak oleh

kuman aerob dan an-aerob, osteoradionekrosis, radionekrosis jaringan lunak, sistisis akibat

radiasi, ekstraksi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi, mukomikosis, osteomielitis,

ujung amputasi yang tidak sembuh, luka diabetik, inhalasi asap, serta luka bakar.5

Terapi dengan oksigen murni mempunyai efek yang baik bagi aliran darah da kelangsungan

hidup jaringan yang terkena gangguan kekurangan oksigen. Penggunaan terapi oksigen

bertekanan tinggi ini kian meningkat dalam klinis. Pada jaringan disekitar yang terdapat luka,

Page 20: hiposksemia

biasanya terjadi hambatan kelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan

salah satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, biasanya terjadi hambatankelancaran

aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah satu faktor penentu dalam

proses penyembuhan luka, sekaligus menangkal terjadinya infeksi. Kemampuan menghambat

terjadi infeksi dengan terapi oksigen bertekanan tinggi ini punya ciri dan kelebihan tersendiri

dibanding dengan pemakaian antibiotika.5

Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis yang

tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat memperbaiki keadaan

hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat dilakukan

dengan beberapa cara dibawah ini.2

1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus)

Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:

· PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%

· PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale, polisitemia (hematokrit >56%)

2. Pemberian secara berselang

Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:

· Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%

· Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi seperti hipertensi

pulmoner.somnolen dan aritmia.

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu dievaluasi gas

darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang.

V. KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN

Page 21: hiposksemia

· Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang dengan

kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan

tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru, tumor ganas,

orang yang mengidap penyakit-penyakit menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut

berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien diminta menyediakan data

pemeriksaan darah lengkap dan hasil foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum

memulai terapi oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba terapi oksigen mutakhir dengan

cara menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik ini tentu saja tak ada salahnya, tetapi

jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan prosedurnya serta satu hal yang paling penting

yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi pada ahlinya untuk mencegah hal-hal

yang tidak diinginkan.1

Berapa lama biasa terapi ini dilakukan? Berbeda dengan kasus-kasus penyelamanyang

membutuhkan waktu hingga lima jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam untuk

tujuan kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk penyakit-penyakit yang lebih

serius. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan secara berkala mulai dari enam sampai sepuluh

kali berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia fasilitasnya.1

· Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita pneumothorak yang belum dirawat,

kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi

pneumothorak tersebut, dan juga bagi yang sedang hamil. Karena tekanan partial oksigen yang

tinggi berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosusbersifat bahaya bagi kehamilan

dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga penelitian yang menunjukkan hasil,

komplikasi seperti itu tidak terjadi.

Page 22: hiposksemia

Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas. Meskipun demikian penggunaannya relatif

masih kecil dibanding jumlah penduduk Indonesiayang sedemikian besar.5

VI. METODE

Oksigen diberikan dengan kanula nasal 2 (dua) liter permenit dapat meningkatkan fraksi oksigen

inspirasi dari 21% menjadi 27%, pendapat lain menyatakan bahwa oksigen dapat diberikan 2-4

liter per-menit. Metode ini kurang efisien sebab hanya oksigen yang mengalirpada awal inspirasi

saja yang sampai di alveoli dan ikut proses pertukaran gas. Penggunaan kateter transtrakeal

merupakan salah satu carauntuk mengatasi kurang efisiennya metode pemberian oksigen dengan

kanula nasal. Keuntungan kateter transtrakeal adalah mengurangi volume ruang rugi anatomik,

karena oksigen yang diberikan dosis kecil dan langsung melalui trakea, mengurangi iritasi nasal,

telinga dan fasial serta mencegah bergesernya alat tersebut pada saat tidur. Komplikasi yang

dapat terjadi dengan cara pemberian seperti ini adalah emfisema subkutis, bronkospasme, batuk

paroksismal, dislokasi kateter, infeksi di lubang trakea tempat masuknya kateter transtrakeal dan

mucous ball yang bisa mengakibatkan keadaan menjadi fatal.2

Terapi oksigen dengan ruang hiperbarik dilakukan dalam ruangan yang terbuat dari baja dengan

tekanan udara dibuat berkisar antara2-3 atm. Dalam tekanan yang lebih tinggi ini perjalanan

oksigen ternyata akan menjadi lebih lancar termasuk bagi oarang yang mengalami penyempitan

pembuluh darah. Oksigen murni yang dihirupnya akan tetap lancar memasuki pembuluh darah

menuju sel karena tekanan tinggi akan oksigen larut dalam cairan tubuh sehingga dapat sampai

kesetiap jaringan tubuh dengan cepat. Dengan mekanisme ini maka semua jaringan sel dalam

tubuh akan mendapat oksigen secara maksimal sehingga metabolisme tubuh pun akan

berlangsung lebih baik.

Page 23: hiposksemia

Penggantian jaringan yang rusak termasuk penyembuhan luka pun akan berlangsung lebih cepat.

Beberapa penelitian malah menyebutkan keadaan ini juga dapat membunuh berbagai macam

bakteri penyebab penyakityang ada didalam tubuh. Dengan metabolisme maksimal makaproses

penuaan pun akan dapat dihanbat sehingga orang akan kelihatan tetap cantik dan bugar. Sebuah

survey konsumen di Amerika mencatat berbagai problem kesehatan yang melatarbelakangi

pemilihan terapi ini seperti diabetes, stroke, anemia berat, hingga cedera atau luka seperti cedera

olah raga, luka bakar dan sebagainya. Rata-rata ruangan hiperbarik yang ada sekarang bisa

menampung beberapa pasien sekaligus.1

· Awalnya, terapi oksigen hiperbarik (OHB) biasa digunakan sebagai terapi bagi penyelam untuk

menormalkan gas-gas dalam tubuhnya. Biasanya, penyelam dimasukkan kedalam Hyperbaric

Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lalu diberi oksigen murni (100 persen)

dengan cara dihirup melalui hidung dengan menggunakan masker. Peserta bisa duduk atau

berbaring didalamnya. Pada prinsipnya, dalam terapi hiperbarik ini, penderita atau peserta

menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi, hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut.

Tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat tekanan udara biasa. Sedangkan oksigen murni

yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara biasa. Hiperbarik ini mempunyai manfaat

yang cukup banyak. Menurut Dr Muhammad Akbar, Sp.S, ketua bagian saraf Unhas/RS Wahidin

Sudirohusodo, terapi hiperbarik sangat baik untuk menormalkan jaringan hipoksia (kekurangan

oksigen) dan anoksia (tidak ada oksigen), dan meningkatkan kemampuan lekosit membunuh

kuman. Tak hanya itu, terapi oksigen itu juga dapat meningkatkan neovaskularisasi (jaringan

darah) dan proliferasi (pertambahan sel baru yang menggantikan sel mati) serta mengobati

penyakit dekompresi. Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa terapi oksigen tersebut juga

baik bagi penderita diabetes mellitus (DM) maupun stroke. Bahkan, dikota-kota besar di luar

Page 24: hiposksemia

negri maupun di Jakarta dan di Surabaya, penggunaan terapi oksigen ini berkembang pesat.

Terapi oksigen hiperbarik mulai dikenal sebagai terapi yang dapat membuat tubuh sehat dan

bugar, bahkan menjadi salah satu jurus ampuh untuk tampil awet muda dengan cara paling

aman.7

· Prinsip dasar terapi hiperbarik, penderita menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi,

hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Dengan tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat

tekanan udara biasa, dan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara biasa.

Sehingga total oksigen mampu terkonsumsi dalam terapi hiperbarik oksigen ini, 15 kali lebih

banyak,dibanding bernafas dalam keadaan biasa.

Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di dalam kamar tunggal

(monoplace chamber) atau kamar ganda (multiplace chamber). Kamar udara bertekanan tinggi

ganda dapat digunakan oleh banyak orang, maximum 10 orang.di sini penderita dapat

didampingi oleh perawat atau dokter yang ikutmengalami tekanan bersama dengan penderita.

Dalam kamar udara bertekanan tinggi ganda ini penderita menghisap oksigen 100% melalui

masker.

Kamar udara bertekanan tinggi ganda ini cocok digunakan untuk penderita yang karena

keadaannya perlu seorang pendamping, atau bilamana akan dilakukan tindakan bedah atau yang

akan menjalani tindakan lainnya.5

Dengan terapi oksigen murni, tak perlu waktu yang begitu panjang, paling hanya satu jam. Meski

demikian, dengan mekanisme sel yang mudah dipercepat menjadi tua, dan yang tua dengan

cepat diganti yang muda, metabolisme sel tubuh menjadi sempurna kembali dalam waktu yang

relatif singkat.5

VII. SISTEM PEMBERIAN OKSIGEN

Page 25: hiposksemia

Sistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terus-menerus ada 3 macam:2

1. Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi

Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi, aliran udara dapat diatur dengan alat

regulator. Macam-macam tabungnya adalah tabung H (244 cuff), tabung E (22 cuff), tabung D

(13 cuff). Keuntungannya adalah murah harganya, tersedia cukup banyak dan dapat disimpan

lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis dalam pengisian dan mudah meledak.

2. Oksigen cair

Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan dalam tempat tertentu, dilengkapi

dengan alat HCF4 untuk mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat dihirup. Tempat

pennyimpanan tersebut dinamakan dewar yang dapat menyimpan O2 cair pada suhu -273oF.

Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang dapat habis dalam satu minggu bila dipakai

terus-menerus dengan aliran 2 liter permenit.

3. Oksigen konsentrat

Sistem oksigen konsentrat didapat dengan mengekstraksikan udara luar menggunakan metode

molekuler sieve. Oksigen diekstraksi sehingga dapat diberikan kepada pasien dan nitrogen

dibuang kembali ke udara luar.

VIII. RESIKO TERAPI OKSIGEN

Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen

diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan paru

terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan H2O2 melepaskan

enzim proteolotikdan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli. Sedangkan resiko yang lain

seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis.2

Page 26: hiposksemia

Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan, namun juga pada bakteri,

jamur, biakan sel hewam dan tanaman. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8

jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal, kongesti

hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan

jaringan paru.

Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi dengan O2, selanjutnya mengalami

gangguan menahun yang ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia

bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah retinopti prematuritas (fibroplkasia

retrolental), yaitu pembentukan jaringan vaskuler opak pada matayang dapat

mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih tinggi

berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam

telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap O2 tekanan tinggi (oksigenasi

hiperbarik) dapat menghasilkan peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah.3

IX. KESIMPULAN

1. Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia, sebentar saja

manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak hanya untuk bernafas

dan mempertahankan kehidupan., oksigen juga sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.

2. Tipe-tipe kekurangan oksigen dalam tubuh terbagi dua:

a. Hipoksemia yaitu suatu keadaan dimana terjadipenurunan konsentrasi oksigen dalam darah

arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal, SaO2 95%

b. Hipoksia yaitu kekurangan oksigen ditingkat jaringan

c. Gagal nafas yaitu suatu keadaan kritis dimana kebutuhan oksigen darah dan sistem organ tidak

tercukupi

Page 27: hiposksemia

3. Gejala-gejala yang timbul dari hipoksia adalah

a. Alkalosis respiratorik

b. Gejala mental seperti irritabilitas, dan penurunan kesadaran

c. Sakit kepala, sesak nafas, insomnia serta mual dan muntah

4. Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan,

sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau

SaO2 lebih dari 90%

5. Indikasi terapi oksigen antara lain:

a. Diabetes

b. Stroke

c. terapi untuk kecantikan dan kebugaran

d. Penyakit dekompresi

e. Emboli udara

f. Aktinomikosis

g. Anemia

h. Insufisiensi arteri perifer akut

i. Infeksi Bakteri

j. Keracunan CO

k. Keracunan sianida

l. Gas ganren

m. Cangkokan kulit

n. Infeksi jaringan lunak

o. Osteomielitis

Page 28: hiposksemia

p. Ekstraksi gigi

6. Kontra indikasi terapi oksigen antara lain

a. Kelainan paru

b. Riwayat operasi paru

c. Infeksi saluran nafas atas

d. Cedera paru

e. Tumor ganas

f. Penyakit menular

g. Pengidap gaustrophobia

h. Kehamilan

i. Pneumothorax

7. Resiko terapi oksigen antara lain adalah:

a. Keracunan oksigen

b. Retensi CO2

c. Atelektasis

d. Disstress substernal

e. Kongesti hidung

f. Nyeri tenggorokan

g. Batuk

h. Retinipati prematuritas

i. Kedutan otot

j. Rasa pening

k. kejang

Page 29: hiposksemia

l. Bunyi berdering dalam telinga

m. Koma