hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi

8
Hipertensi dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi Armilawaty;Husnul Amalia; Ridwan AmiruddinBagian Epidemiologi FKM UNHAS 2007 ABSTRAKHipertensi adalah tekanaan sistolik > mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg secara kronik. Hipertensi sering dijumpai pada individu diabetes mellitus (DM) dimana diperkirakan prevalensinya mencapai 50-70%. Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Merokok adalah faktor risiko utama untuk mobilitas dan mortalitas Kardiovaskuler. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus. PENDAHULUANA. Latar belakang Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah pedesaan masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif sangat rendah.Survai penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi’ tanpa atau dengan tanda penyakit jantung hipertensi

Upload: rahmat-subagyo

Post on 05-Dec-2014

148 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

Hipertensi dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi Armilawaty;Husnul Amalia; Ridwan AmiruddinBagian Epidemiologi

FKM UNHAS 2007 ABSTRAKHipertensi adalah tekanaan sistolik > mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg

secara kronik. Hipertensi sering dijumpai pada individu diabetes mellitus (DM) dimana diperkirakan

prevalensinya mencapai 50-70%. Modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi

dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Merokok adalah

faktor risiko utama untuk mobilitas dan mortalitas Kardiovaskuler. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi

diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang

dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk

menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan

hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan

1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian

dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai

factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan

riwayat keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas,

displidemia, dan diabetes mellitus.     PENDAHULUANA.    Latar belakang

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk

suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk

otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia

maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di

negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar

kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk

saat ini.

Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan, di daerah

pedesaan  masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan  kesehatan. Baik dari segi case-

finding maupun penatalaksanaan pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian  besar penderita

hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai dengan 15% tetapi angka-

angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa  Tengah 1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya,

Irian  Jaya 0,6%; dan Talang Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok

yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang tinggi. Oleh sebab itu perlu

diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif sangat rendah.Survai penyakit jantung pada usia lanjut

yang dilaksanakan Boedhi Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi’ tanpa atau dengan tanda

penyakit                                       jantung hipertensi sebesar  33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke

atas).Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi dari pada pria (p0,05). Dari kasus-kasus tadi, ternyata 68,4%

termasuk hipertensi ringan (diastolik 95104 mmHg), 28,1% hipertensi sedang (diastolik 105129 mmHG) dan

hanya 3,5% dengan hipertensi berat (diastolik sama atau lebih besar dengan 130 mmHg). Hipertensi pada

penderita penyakit jantung iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila dibandingkan dengan

prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor risiko yang kurang penting. Juga kenaikan

prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai.Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di

segala bidang perlu memperhatikan tindakan  mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,

kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk

proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang

terarah. Tujuan program penanggulangan penyakit kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah

penderita risiko penyakit kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor penyebab seperti

hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stres dan lain-lain B. Rumusan masalahSehubungan dengan

adanya latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas sebagai

berikut :1.   Bagaimana perjalanan alamiah penyakit Hipertensi ?.

Page 2: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

2.   Bagaimana distribusi epidemiologi penyakit Hipertensi berdasarkan waktu, tempat dan orang?.

3.    Bagaimana program Departemen Kesehatan dalam penanggulangan penyakit Hipertensi 

4.   Bagaimana issue mutakhir mengenai penyakit Hipertensi?

 C. Tujuan pengamatanUntuk menjawab rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengamatan ini adalah :1.

Tujuan umum     Untuk memperoleh informasi mengenai penyakit Hipertensi 2. Tujuan

khusus                  a.Untuk mengetahui perjalanan alamiah penyakit Hipertensi      b.Untuk mengetahui distibusi

epidemilologi penyakit Hipertensi     berdasarkan waktu, tempat dan orangc.Untuk mengetahui Program dari

Departemen Kesehatan dalam penaggulangan dan pemberantasan penyakit Hipertensid.Untuk mengetahui issue

mutakhir mengenai penyakit Hipertensi                                                            

Pengertian HipertensiHipertensi, biasanya merujuk kepada “tekanan darah tinggi“, merupakan keadaan

perubahan di mana tekanan darah meningkat secara kronik. Sungguhpun ia biasanya dikenali sebagai arterial

hipertensi, perkataan “hipertensi” tanpa (qualifier) biasanya merujuk kepada hipertensi arteri. Hipertensi telah

dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami serangan sakit jantung atau angin ahmar. Secara umum,

hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri

menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan

ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat

jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi

(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80

mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk

tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau

keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.B. Proses

terjadinya penyakit hipertensi      Hipertensi terbukti sering muncul tanpa gejala. Berarti gejala bukan

merupakan tanda untuk diagnostik dini. Dokter harus aktif menemukan tanda awal hipertensi, sebelum timbul

gejala dan hipertensi muncul tidak dapat dirasakan atau tanpa gejala dan terjadi kelainan pada jantung, otak,

ginjal, dan pembuluh darah tubuh berupa arteriosklerosis

kapiler.                                                                                    Hal ini, karena ada hubungan antara hipertensi,

penyakit jantung koroner, dengan gagal ginjal khususnya gagal ginjal kronik.Munculnya hipertensi, tidak hanya

disebabkan oleh tingginya tekanan darah. Akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko lain seperti

komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah. Dan Justru

lebih sering muncul dengan faktor risiko lain yang mana sedikitnya timbul sebagai sindrom X atau Reavan,

yaitu hipertensi plus gangguan toleransi glukosa atau diabetes mellitus DM), dislipidemia, dan

obesitas.                                                                  Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai

140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran

normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap

orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan

diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun

drastis.                                                                                 Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat

parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,

hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.

Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan

darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih

rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan

paling rendah pada saat tidur malam hari.                                                                        

A.    Klasifikasi Penyakit Hipertensi                                     

Klasifikasi  penyakit hipertensi terdiri dari : 1. Tekanan sistolika. < 119 mmHg : Normalb. 120 – 139 mmHg:

Pra Hipertensic. 140 – 159 mmHg: Hipertensi derajat 1d. > 160 mmHg : Hipertensi derajat 22. Tekanan

diastolik :a.  < 79 mmHg : Normalb. 80 – 89 mmHg : Pra Hipertensic. 90 – 99 mmHg : Hipertensi derajat 1d. > 100 mmHg : Hipertensi derajat 2

Page 3: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

Stadium 1

(Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3

(Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4

(Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih.Anda harus mulai berhati-hati apabila tekanan

darah sudah mulai melebihi angka-angka dalam batasan-batasan tersebut diatas. Segera berkonsultasi dengan

dokter untuk menurunkannya.                                                C. Gejala Penyakit

Hipertensi                                                                                  Gejala-gejala penyakit hipertensi yaitu sakit

kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau

menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sebagai berikut:          

1. Sakit kepala

2. Kelelahan

3. Mual

4. Muntah

5. Sesak nafas

6.      Gelisah

1. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal

Sedangkan Pada anak, gejalanya anak mudah gelisah, cepat lelah, sesak napas, susah minum dan biru di tangan

dan bibir. D. Faktor Penyebab Penyakit Hipertensi

Peyebab hipertensi yang sering kali menjadi penyebab di antaranya aterosklerosis (penebalan

dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah

yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan

berat badan, tekanan psikologis, stres, dan ketegangan bisa menyebabkan juga hipertensi.Penyakit Hipertensi

berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1.       Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat

pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak

penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama

menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

2.       Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Jika

penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi,

penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian

obat tertentu (misalnya pil KB). E. Status Gizi Penyakit HipertensiFaktor gizi yang sangat berhubungan

dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama

terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada

usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang.            Dalam

mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi

makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita

tidak mengalami stroke atau infark jantung.Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan

kering yang asin).

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng,

soft drink).

Page 4: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur

asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi

kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain

yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. Zat gizi yang diperlukan pada

penderita hipertensi adalah  karbohidrat, protein dan lemak yang disebut sebagai zat gizi makro serta

vitamin dan mineral yang disebut dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses

metabolisme dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan

untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan

menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang

sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi

kesehatan yang prima.

 F. Faktor Risiko Penyakit HipertensiFaktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau

dikontrol dan tidak dapat dikontrol diantaranya :1.      Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu

obesitas, kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam berlebih, minum alKohol,

diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan sebagainya. 2.      Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

atau tidak dapat dikontrol yaitu Umur, jenis kelamin, dan

genetic.                                                                        PEMBAHASAN A.    Distribusi Epidemiologi Penyakit

HipertensiDistribusi epidemiologi penyakit hipertensi terdiri dari :

1.      Person (orang)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang :a. Umur Penyakit

hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring

bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya berkembang

pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih dari

40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas.b. Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi

pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan meningkat

seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan  masa premenopause cenderung memiliki

tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi dari

penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen menurun setelah menopause.c.

Status gizi     Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan   atau kelebihan salah

satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan

makanan yang  seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau

protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini  sebagai penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus

serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.d. Faktor psikokultural  Penyakit

Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada

dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba

yang mana ini merupakan penyebab utama  terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah kesehatan

yang layak untuk perlu diperhatikan . B.  Place (tempat)Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya

peningkatan kasus hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada dipegunungan.

Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena

tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan

lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.     3. DeterminanDeterminan atau faktor yang

menyebabkan terjadinya penyakit Hipertensi adalah :a). Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya

hidup dalam lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.b)  Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi

Page 5: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

data pe-nelitian pada daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi

tinggic)   Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas dan hipertensi . B.  Program

Departemen Kesehatan Dalam Penanggulangn Hipertensi.    Program yang dilakukan oleh departeman

kesehatan dalam pengendalian penyakit hipertensi yang dikemukan oleh Dr. Siti Fadilah, pengendalian

hipertensi juga belum memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena

menyangkut banyak faktor baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan. Dr.

Siti Fadilah Supari yang juga ahli jantung menyatakan, hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat

dicegah bila faktor risiko dapat dikendalikan. Upaya tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara teratur,

program hidup sehat tanpa asap rokok, Untuk peningkatan aktivitas fisik/gerak badan, diet yang sehat dengan

kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah garam. Sedangkan Dr. Budi Setianto

menganjurkan kontrol ke dokter, minum obat teratur, olah raga terukur dan teratur, timbang berat badan dan

ukur lingkar perut, hati-hati makan dan minum, berhenti merokok dan menjaga kesehatan

mental.                    Hal ini merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu/masyarakat dan didukung oleh

program pelayanan kesehatan yang ada dan harus dilakukan sedini mungkin. Menkes Dr. Siti Fadilah

mendukung kampanye ”120/180” yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan

Jantung Indonesia, Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia. Hal ini merupakan

salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit hipertensi sekaligus

memperingati Hari Hipertensi Sedunia (World Hypertension Day) ke-3 yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2007

dengan tema ” Better Diet for Better Blood Pressure ”. Di Indonesia, peringatan Hari Hipertensi merupakan

yang pertama dilakukan dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman merupakan kerja

sama Depkes, Dinas Kesehatan di 8 propinsi, Yayasan Jantung Indonesia, RS Jantung dan Pembuluh Darah

Harapan Kita serta INA-SH ditandai dengan serangkaian kegiatan talkshow, pameran, pemeriksaan tekanan

darah di 8 propinsi yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Jawa

Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur serta seminar Talkshow dan pemeriksaan tekanan darah yang

diselenggarakan Pusat Komunikasi Publik Depkes tanggal 28 Mei 2007 mendapat sambutan yang antusias dari

para karyawan Depkes.  C.  Issue Mutakhir

Issue mutakhir tentang penyakit hipertensi

1. Departemen kesehatan bekerja sama dengan Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis

Indonesia bersosialisasi mendukung kampanye ”120/80” yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh

Darah       Harapan Kita, Yayasan Jantung Indonesia, Indonesia Society of  Hypertension (INA-SH)

dan Novartis Indonesia yang mana 1 dari setiap 7 kematian (7 juta pertahun) untuk itu diperlukan

kesadaran masyarakat  dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman .(Irfan

arief,2007)

2.   Dalam upaya mengatasi hipertensi WHO telah membuat pedoman (1978) yang kemudian direvisi pleb

US Joint National Commitee (1984) . Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa HCT atau beta-

blocker merupakan upaya tahap awal (tahap 1) mengatasi hipertensi.(Umi kadarwati,et al,2000)

3.  Untuk mencegah penderita datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat maka perlu ditingkatkan

upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya

yang belum terjangkau masih sangat terbatas dimana sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai

keluhan agar sedini mungkin diberi pengobatan. (Kartari, 2000)4.   The National Heart, Lung, and Blood

Institute”,  Program Deteksi   dan Follow-up Hipertensi (HDFP) yang mana dengan menggunakan obat

antihipertensi dilakukan survey secara acak obat anti hipertensi yang diberikan terapi secara intensif dan cermat

pada tekanan darah dengan tingkat yang lebih rendah dapat mengurangi mortalitas secara statistic pada

penderita hipertensi ringan (E.Nugroho,et al 1999)

5. Perlunya dilakukan pemberian informasi yang lebih intensif kepada penderita dimana menurut RS

jantung Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan Jantung Indonesia, Novartis &ndash; Hari Hipertensi

Sedunia, 2007 National Cardiovascular Center Harapan Kita yaitu menggunakan obat sesuai dengan

Page 6: Hipertensi Dan Faktor Risikonya Dalam Kajian Epidemiologi

anjuran, Obat mempunyai efek samping dan apabila anda mengalami harap berkonsultasi dengan

dokter, selalu memonitor tekanan darah secara rutin (Irfan Arief,2007)   

                                                                   

BAB IVPENUTUP 

1. Kesimpulan

1. Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi baik itu

dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.

2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau gaya hidup masyarakat

yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor usia, jenis kelamin, konsumsi garam yang

berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.

3. Pelaksanaan program penanggulangan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama

mendukung kampanye “120/180” yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan

Jantung Indonesia, Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia dengan tema

Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.

1. Saran

1.        Menggalakkannya kampanye “120/80” dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang

Aman dapat memacu dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit hipertensi.

2.        Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan kesehatan

dan  penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih sangat terbatas Untuk penderita

datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat dimana sebagian besar penderita hipertensi

tidak mempunyai keluhan agar sedini msungkin diberi pengobatan. 

 

                                         

DAFTAR PUSTAKA 1.      Arief, Irfan. 2007. Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung. 2.      ————-.

2007.  Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.3.      Kartari. 2000. Pusat Penelitian Penyakit

Tidak Menular, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Departemen Kesehatan

R..I. , Jakarta.4.      Kurniawan, Anie. 2002. Direktorat Gizi Masyarakat. 5.      Oceandy. Delvac. 1998. Alumnus

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,    Surabaya.6.      Pinzon, Rizaldy 2000. .Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. 7.      Santi Martini, Lucia Y. 2004. Hendrati Perbedaan Risiko Kejadian Hipertensi

Menurut Pola Merokok.

8.      Sulistia, Gan. 1998.  Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi. FKUL

9.      Sunarti, Sri. 2002. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Di RSUI Kustati. Surakarta.

Lain-lain

1.      Karnadi, J. 2007. Medical dictionary definition of     hypertension .

(http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=38&Itemid=12). Diakses tanggal 1 Oktober 2007, pukul 20.00

WITA.