hiperkes bab 3

11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengujian 3.1.1 Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Adi Satria Abadi Jenis Perusahaan : Penyamakan Kulit Jumlah Tenaga Kerja : 250 orang Alamat Perusahaan : Dusun Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Yogyakarta Tanggal Kunjungan : 22 mei 2015, Pukul 09:00 WIB 3.1.2 Proses Produksi 1. Bahan yang diperlukan : a.Bahan baku : Kulit domba dan kambing b.Bahan tambahan : tepung kanji, wax (lilin), formalin, kromik, garam, soda kue, sodium asetat, pewarna kulit 2. Mesin atau peralatan kerja yang dipergunakan : a. Mesin pemroses kulit mentah b. Mesin pengering c. Mesin pembakar bulu kain d. Mesin pelentur kulit e. Mesin penghalus f. Mesin polish kulit g. Mesin oven h. Mesin pengukur i. Mesin pembersih lemak kulit 3. Proses produksi Kulit mentah dipilih melalui proses seleksi (pickle), kemudian masuk ke proses pencucian dan penyamakan warna dasar (tanning), diberi bedak talk agar tidak lengket dilanjutkan dengan penipisan ukuran sesuai pemesanan (shaving). Setelah ditipiskan, kulit kemudian masuk ke tahap pewarnaan dan

Upload: chinda-indah

Post on 06-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Hiperkes BAB 3

TRANSCRIPT

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil Pengujian3.1.1Identitas PerusahaanNama Perusahaan: PT. Adi Satria AbadiJenis Perusahaan: Penyamakan KulitJumlah Tenaga Kerja: 250 orangAlamat Perusahaan: Dusun Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul, YogyakartaTanggal Kunjungan : 22 mei 2015, Pukul 09:00 WIB3.1.2Proses Produksi1. Bahan yang diperlukan :a. Bahan baku : Kulit domba dan kambingb. Bahan tambahan : tepung kanji, wax (lilin), formalin, kromik, garam, soda kue, sodium asetat, pewarna kulit2. Mesin atau peralatan kerja yang dipergunakan :a. Mesin pemroses kulit mentahb. Mesin pengeringc. Mesin pembakar bulu kaind. Mesin pelentur kulite. Mesin penghalusf. Mesin polish kulitg. Mesin ovenh. Mesin pengukuri. Mesin pembersih lemak kulit3. Proses produksiKulit mentah dipilih melalui proses seleksi (pickle), kemudian masuk ke proses pencucian dan penyamakan warna dasar (tanning), diberi bedak talk agar tidak lengket dilanjutkan dengan penipisan ukuran sesuai pemesanan (shaving). Setelah ditipiskan, kulit kemudian masuk ke tahap pewarnaan dan peminyakan (dyeing) dan pewarnaan untuk warna putih menggunakan formalin (rentan). Setelah selesai diwarnai, kulit dikeringkan setengah kering (enzyne) dan dilebarkan menggunakan mesin press (setter). Kulit dikeringkan total dengan cara digantung (hanging), dan dilemaskan menggunakan mesin (milling), kemudian di haluskan dan dilebarkan dengan alat stacking. Lalu dilanjutkan dengan merapikan tepi kulit dengan proses polish, lalu terakhir di oven (proses finishing). Setelah jadi produk akan diukur dan dipotong untuk dipacking sesuai permintaan konsumen.4. Barang yang dihasilkan :a. Produk utama : Kulit domba dan kambing lembaranb. Produk sampingan : -3.2 Identifikasi Bahaya Fisik dan KimiaFaktor FisikPotensi bahayaSumber potensiBahaya Pengendalian

Kebisingan Kebisingan diruang staking, Bengkel maintenance dan ruang enzyn setter Kebisingan melebihi 85 dB. Para pekerja hanya menggunakan sumbat kapasHearing LossEngineering Control jika memungkinkan. Adminstrative control berupa promosi pentingnya penggunaan APD (earplug)

Tekanan panasMesin di seluruh area produksiDehidrasiMenyediakan air minum,pengaturan ventilasi yang baik, pemberian kipas angin atau exhaust fan.

Pencahayaan Seluruh area produksiMata lelah, penglihatan kabur, kerjaan tidak teliti mengakibatkan kecelakaan kerja, produktifitas menurunMeningkatkan pencahayaan alami maupun pemberian lampu

Getaran Mesin enzzyn setter, mesin stackingGangguan sistem gerak anggota gerak atas.Pemakaian sarung tangan tebal.

Radiasi ---

Faktor KimiaPotensi bahayaSumber potensiBahayaPengendalian

DebuHasil sisa proses kulit di ruang milling, stacking, polishing, Infeksi saluran napas, alergiPemberian dan penggunaan masker, Pemasangan exhaust fan

Gas uap/asap/bauArea proses bahan basah (gudang bahan baku, pemisahan lemak, tanning, dyeing) Iritasi saluran pernapasan dan organ penghiduPemberian dan penggunaan masker, pemasangan exhaust fan

Kimia cairLimbah pewarnaan, limbah pengawetKeracunan, alergiIrigasi, Sarung tangan, sepatu boot, Apron

Kimia padatPewarna dan pengawet pada proses tanning, cutting, stacking, dan polishingAlergi kulitSarung tangan

3.3 Kebisingana. HasilNoLokasiTingkat kebisinganJenis bisingSumber bisingNAB (dB)Keterangan

LeqLmax

1.Bag. Tanning82,485,1Steady noiseMesin85Masih dibawah NAB

2.Bag. Shaving 82,386,6FluctuatingMesin85Masih dibawah NAB

3.Bag. Enzynse 79,882,1FluctuatingMesin85Masih dibawah NAB

4.Bag. Bengkel 91,298,6ImpulsivePeralatan85Diatas NAB

5.Bag. Stacking 92,099,0IntermittenMesin85Diatas NAB

6.Bag. Miling80,783,2Steady noiseMesin85Masih dibawah NAB

7.Bag. Enzyn - Setter90,595,2FluctuatingMesin85Diatas NAB

8.Bag. Toggling 78,681,185,183,3FluctuatingFluctuatingSetrikaMelebarkan85Masih dibawah NAB

9.Bag. Paving 84,186,2FluctuatingMesin85Masih dibawah NAB

b. PembahasanDari hasil pengukuran 9 lokasi diatas, hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dari pengukuran kebisingan dibeberapa ruang produksi PT.ASA didapatkan NAB yang melebihi standar ada pada bagian stacking, bengkel maintenance, dan enzynsetter. Sedangkan pada bagian proses, shaving, miling, toggling dan paving didapatkan nilai NAB kurang dari 85 dB. Tingkat pengukuran bising terendah didapatkan pada bagian toggling senilai 78,6 dB dan bising tertinggi didapatkan pada bagian stacking senilai 92 dB. Faktor yang mempengaruhi tingginya kebisingan pada bagian stacking adalah banyaknya mesin penghalus kulit yang beroperasi mengakibatkan gesekan antara mesin dan bahan kulit. Terdapat 5 buah alat pada ruang stacking dan diantara 5 alat yang ada, 4 alat beroperasi pada hari tersebut. Setiap harinya mesin tersebut beroperasi minimal 8 jam. Jenis bising dapat dikategorikan sebagai steady noise, fluctuating, intermitten dan impulsive. Sedangkan untuk sumber bising berasal dari mesin di dalam ruangan. Sebagian besar pengendalian sumber bising hanya terbatas pada penggunaan earplug kapas, beberapa bagian bahkan tidak menggunakan sumbat telinga. Terdapat 1 ruang yaitu ruang miling yang menggunakan pengendalian bising dengan earmuff. 3.4 PencahayaanA. HasilNo.LokasiPencahayaan (lux)JenisKerjaTk. CahayadiperkukanKeterangan

UmumLokal

RangeRata-rataRangeRata-rata

1Dying110-155135180-440288Sedang, sepintasCukupSumber matahari

2Enzyn setter50-11083,370-7573,3Sedang, sepintasKurangSumber matahari; lampu

3Gudang40-176102650-765710Sedang, sepintasCukupSumber matahari

4Staking25-866285-10090Sedang, sepintasKuranglampu

5Milling25-3730,6724-3026,3Sedang, sepintasKurangSumber matahari

6Toogle20-4031,6730-5240,3Sedang, sepintasKurangSumber matahari

7Buffing115-184149,67130-140135,33Sedang, sepintasCukupLampu

8Seleksi42-18391,671002-11381053Sedang, sepintasCukup Lampu

9Polish80-978965-8981Sedang, sepintaskurangLampu

10 Trimming 120-180152,3117-130125,33Sedang, sepintasCukupSumber matahari

B. PembahasanDari hasil pengukuran 9 lokasi diatas hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa hasil pengukuran pencahayaan di bagian PT. ASA didapatkan tingkat pencahayaan yang kurang daripada standar antara lain pada bagian enzyn setter, staking, milling, toogle, polish. Beberapa ruangan tersebut menggunakan sumber cahaya berupa lampu yang dinyalakan selama kurang lebih 8 jam kerja sehari. Selain lampu didapatkan sumber cahaya dari matahari yang sedikit masuk di setiap ruangan. Faktor yang mempengaruhi rendahnya pencahayaan pada beberapa ruangan tersebut antara lain kurangnya jumlah lampu yang ada di ruangan, jenis lampu yang digunakan dan kurangnya ventilasi sehingga cahaya matahari sulit masuk ke dalam ruangan. Baik pencahayaan lokal dan general pada beberapa bagian tersebut masih kurang. Hal ini dikhawatirkan dapat menjadi sumber bahaya terutama bagi pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi dan menggunakan sumber cahaya menjadi hal yang penting dalam proses produksi Pengendalian sumber cahaya oleh pihak perusahaan belum terlalu banyak dilakukan. Saran untuk memperbaiki tingkat pencahayaan di pabrik antara lain dengan cara berkoordinasi dengen perusahaan untuk menambah unit lampu, menambahkan daya kekuatan lampu dan mengatur ventilasi yang ada agar cahaya yang masuk dapat optimal. Dari segi administratif dapat dilakukan rotasi kerja yang teratur dan kontinu serta pemeriksaan berkala pada mata sehingga resiko gangguan penglihatan dapat berkurang3.5. Iklim KerjaA. HasilNo.LokasiHasilPengujianBebanKerjaSumberPanasNAB ISBBKeterangan

TnWb (C)RH (%)ISBB (C)

1Pewarnaan26,77428,35SedangAtap asbes, mesin26,7Di atas NAB

2Ruangan Hunging25,07426,68RinganAtap asbes, mesin, lampu30,0Di bawah NAB

3Gudang Bahan Baku25,57326,88RinganAtap asbes, lampu30,0Di bawah NAB

4Ruangan Staking25,47227,05RinganAtap asbes, mesin30,0Di bawah NAB

5Ruangan Milling25,57127,27SedangAtap asbes, mesin, lampu26,7Di atas NAB

6Ruangan Toggling25,87027,54RinganAtap asbes, mesin, lampu30,0Di bawah NAB

7Dust Collector25,76827,47RinganAtap asbes, mesin, lampu30,0Di bawah NAB

8Ruangan Polish24,76626,72RinganAtap asbes, mesin, lampu30,0Di bawah NAB

9Trimmine24,36326,34RinganAtap asbes26,7Di bawah NAB

10Tramming24,87626,63RinganAtap asbes, mesin, lampu30,0Di bawah NAB

11Gudang finish24,96626,61RinganAtap asbes, lampu30,0Di bawah NAB

12Ruangan Buffing25,26727,12SedangAtap asbes, mesin, lampu26,7Di atas NAB

B. PembahasanRuangan 1 yaitu ruangan pewarnaan memiliki ISBB sebesar 28,35oC. Nilai tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori sedang yaitu 26,7oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 74%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 2 yaitu ruangan hunging memiliki ISBB sebesar 26,68oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 74%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 3 yaitu gudang bahan baku memiliki ISBB sebesar 26,88oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 73%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 4 yaitu ruangan staking memiliki ISBB sebesar 27,05oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 72%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 5 yaitu ruangan milling memiliki ISBB sebesar 27,27oC. Nilai tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori sedang yaitu 26,7oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 71%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 6 yaitu ruangan toggling memiliki ISBB sebesar 27,54oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 70%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 7 yaitu ruangan dust collector memiliki ISBB sebesar 27,47oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 68%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 8 yaitu ruangan polish memiliki ISBB sebesar 26,71oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 66%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 9 yaitu ruangan trimmine memiliki ISBB sebesar 26,34oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 63%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 10 yaitu ruangan tramming memiliki ISBB sebesar 26,63oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 76%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 11 yaitu ruangan gudang finishing memiliki ISBB sebesar 26,61oC. Nilai tersebut berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori ringan yaitu 30oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 66%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Ruangan 12 yaitu ruangan buffing memiliki ISBB sebesar 27,12oC. Nilai tersebut berada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) untuk ISBB di tempat kerja dengan output kalori sedang yaitu 26,7oC. Kelembapan udara relatif di ruangan ini sebesar 67%, sesuai dengan kelembapan udara relatif yang nyaman untuk iklim tropis yatu sekitar 65-95%. Pada suhu sekian, semestinya pekerja dapat bekerja selama 75-100% dari lama keras (8 jam).Tabel Pedoman Penilaian ISBBNoVariasi KerjaISBB

Kerja Ringan Kerja SedangKerja Berat

1Kerja terus menerus30,026,725,5

2Kerja 75% Istirahat 25%30,628,025,9

3Kerja 50% Istirahat 50%31,429,427,9

4Kerja 25% Istirahat 75%32,231,130,0

3.6 Kadar DebuA. HasilNo.LokasiSatuanJenis DebuHasil PengujianNAB (mg/m3)Metode/Alat

1.Bag. Stackingmg/m3Partikel tidak terklasifikasikan1,3310Gravimeter

2.Bag. Polishingmg/m3Partikel tidak terklasifikasikan2,710Gravimeter

B. PembahasanDebu pada industri penyamakan kulit lebih banyak dijumpai di proses kering. Proses tersebut terdiri dari miling (pelemasan kulit), wide stacking (pelemasan kulit untuk yang berwarna putih), polishing (memoles/mengamplas), toggle (pelebaran kulit akhir dengan di dipanasi). Atap gedung terbuat dari seng dan lantai terbuat dari semen. Hasil pengamatan, terdapat banyak debu yang berada dilantai dan atap, tampak cukup tebal. Kami mengambil sampel dari dua ruang yaitu bagian Stacking dan Polishing. Pada ruang Stacking hasil pengukuran dengan Gravimeter dengan kondisi awal berat filter 0,1571 g, Florite 10 L/menit dengan waktu sampling 30 menit maka volume yang didapat adalah 300 L/menit --- 0,3 m3; setelah pengukuran didapat berat filter 0,1571 g maka beda filter sebelum dan sesudah pengambilan sampel adalah 0,0004 g. Berat debu yang di adalah 1,33 mg/m3, yang masih berada jauh dibawah dibawah NAB sehingga dapat dikatakan aman bagi pernafasan pekerja. Pada ruang Polishing hasil pengukuran dengan Gravimeter dengan kondisi awal berat filter 0,1532 g, Florite 10 L/menit dengan waktu sampling 30 menit maka volume yang didapat adalah 300 L/menit 0,3 m3; setelah pengukuran didapat berat filter 0,1524 g maka beda filter sebelum dan sesudah pengambilan sampel adalah 0,0008 g. Berat debu yang di adalah 2,7 mg/m3, yang masih berada jauh dibawah dibawah NAB sehingga dapat dikatakan aman bagi pernafasan pekerja. Perilaku pekerja cukup baik karena banyak dari mereka yang menggunakan masker ketika bekerja. Masker mereka banyak terbuat dari kain tidak kami ketahui kebersihannya, sehingga saran kami lebih baik digunakan masker yang terbuat dari bahan habis pakai sehingga diganti setiap memulai kerja dengan demikian kebersihan terjaga.