herpes zooster

9
Nama Peserta : dr. San Maria Sitompul Nama Wahana: Rumkit TK IV Zainul Arifin, Bengkulu Topik : Herpez Zooster Tanggal (kasus): 22 Maret 2015 Nama Pasien :Tn. M/53 tahun No. RM 001484 Tanggal Presentasi: 30 Maret 2015 Nama Pendamping: dr. Rianty Apriani Tempat Presentasi : Rumkit TK IV Zainul Arifin, Bengkulu Obyektif Presentasi: Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Tn. M, 53 datang ke IGD Rumkit TK IV Zainul Arifin dengan keluhan bentol-bentol merah didaerah dada sebelah kiri, dan ketiak kiri sejak ± 3 hari SMRS, terasa panas, nyeri, dan gatal disekitar dada kiri dan ketiak kiri. Bentol-bentol yang dialami pasien awalnya hanya didada kiri dan hanya berupa bintik-bintik kecil dan merah, namun lama-kelaman menjalar dan banyak hingga keketiak kiri. Pasien juga mengaku sejak ± 4 hari

Upload: mohammad-yovansyah

Post on 10-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

iyfikbvkjgui

TRANSCRIPT

Nama Peserta : dr. San Maria Sitompul

Nama Wahana: Rumkit TK IV Zainul Arifin, Bengkulu

Topik : Herpez Zooster

Tanggal (kasus): 22 Maret 2015

Nama Pasien :Tn. M/53 tahun No. RM 001484

Tanggal Presentasi: 30 Maret 2015Nama Pendamping: dr. Rianty Apriani

Tempat Presentasi : Rumkit TK IV Zainul Arifin, Bengkulu

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja DewasaLansia Bumil

Deskripsi: Tn. M, 53 datang ke IGD Rumkit TK IV Zainul Arifin dengan keluhan bentol-bentol merah didaerah dada sebelah kiri, dan ketiak kiri sejak 3 hari SMRS, terasa panas, nyeri, dan gatal disekitar dada kiri dan ketiak kiri. Bentol-bentol yang dialami pasien awalnya hanya didada kiri dan hanya berupa bintik-bintik kecil dan merah, namun lama-kelaman menjalar dan banyak hingga keketiak kiri. Pasien juga mengaku sejak 4 hari SMRS, mengalami pusing, demam, dan lemas. Pasien belum berobat dan belum mengkonsumsi obat apapun, pasien hanya menggunakan bedak cair untuk mengurangi rasa gatal, namun keluhan tidak berkurang

Tujuan: melakukan tatalaksan sedini mungkin pasien Herpes Zooster untuk menghidari komplikasi.

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien:Nama: Tn. M/53 TahunNomor Registrasi: 001484

Nama klinik: Rumkit TK IV Zainul Arifin, BengkuluTelp:Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Bentol bentol merah di daerah dada sebelah kiri dan di ketiak kiri Nyeri (+), menjalar dan bergerombol Terasa panas didaerah dada sebelah kiri dan ketiak kiri Gatal

2.Riwayat Pengobatan: Pasien sudah memberi bedak cair namun tidak ada perubahan

3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Keluhan ini baru pertama kali dialami pasien

4. Riwayat keluarga: Didalam keluarga tidak ada yang mengalami hal seperti yang dialami pasien

5. Riwayat pekerjaan: pasien merupakan anggota TNI AD

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): Pasien bekerja di lingkungan militer yang memungkinkan terjadi aktifitas yang berlebihan dan ramai.

7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus):

8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan FASILITAS WAHANA)Suhu: 36,7 C

Pemeriksaan Fisik Terdapat vesikula bergerombol berisi cairan jernih (+), cairan keruh (+)

Pustul (+), bula (+), kulit eritem (+)

Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)

1. Prof. Dr. dr.Adhi Djuanda, dr.Mochtar Hamzah, Prof. Dr. dr.Siti Alsah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Hal 110-112. Edisi V. Balai Penerbit FKUI: 2007; Jakarta

2. Dwi Murtiastutik, Evy Evrianti, Indropo Agusni, Sunarso Suyoso. ATLAS Penyakit Kulit dan Kelamin. Hal 14-19. Edisi II. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (UAP): 2011; Surabaya

Hasil Pembelajaran:

1. Diagnosa Herpes Zooster

2. Penatalaksanaan Herpes Zooster

3. Komplikasi Herpes Zooster

4. Pencegahan

SUBJEKTIFTn. M, 53 datang ke IGD Rumkit TK IV Zainul Arifin dengan keluhan bentol-bentol merah didaerah dada sebelah kiri, dan ketiak kiri sejak 3 hari SMRS, terasa panas, nyeri, dan gatal disekitar dada kiri dan ketiak kiri. Bentol-bentol yang dialami pasien awalnya hanya didada kiri dan hanya berupa bintik-bintik kecil dan merah, namun lama-kelaman menjalar dan banyak hingga keketiak kiri. Pasien juga mengaku sejak 4 hari SMRS, mengalami pusing, demam, dan lemas. Pasien belum berobat dan belum mengkonsumsi obat apapun, pasien hanya menggunakan bedak salicil untuk mengurangi rasa gatal, namun keluhan tidak berkurang. OBJEKTIFKeadaan umum: BaikKesadaran

: Composmentis

Denyut nadi

: 88 kali/menitkualitas nadi: kuat angkat, teratur

Frekuensi nafas: 20 kali/menit kualitas nafas: adekuat, reguler

Suhu

: 36,7 (CBerat badan

: 90 kgPemeriksaan sistematis

Kepala: NormocephalMata: Sklera ikterik (-), konjungtiva anemis (-), air mata (+), cekung (-)

Hidung: Pernapasan cuping hidung (-), discharge (-)

Telinga: Discharge (-)

Mulut: Mukosa kering (-) Thoraks

Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di bawah aerole mammae sinistra, tampak vesikula bergerombol berisi cairan jernih (+), cairan keruh (+) pustul (+), bula (+), kulit eritem (+)Palpasi : Ictus Cordis teraba di bawah aerola mammae sinistraPerkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : Vesikuler Kanan = Kiri, Rhonki -/-, Whezing -/-, BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen

Inspeksi: Datar

Palpasi: Supel, distensi (-), nyeri tekan (-), turgor baik Perkusi: Timpani

Auskultasi: BU (+) normal Hepar: Tidak teraba membesar

Lien: Tidak teraba membesar Extremitas: Akral hangat, akrosianosis (-), capillary refill < 2ASSESMENTHerpes Zooster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zooter yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer. Virus ini sifatnya localized, terutama menyerang orang dewasa dengan ciri khas berupa nyeri radikuler, unilateral dan bergerombolan vesikula yang tersebarsesuai dermatoma yang diinervasi oleh satu gangglion saraf sensoris. Virus ini juga berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis. Kadang-kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberi gejala-gejala gangguan motorik.PLANNING1. Penegakan diagnosis herpes zoosterDaerah yang paling sering terkena pada penyakit herpes zooster adalah daerah torakal, walaupun daerah daerah lain tidak jarang. Frekuensi penyakit ini pada pria dan wanita sama. Untuk melakukan penegakan diagnosa herpes zooster kita dapat lakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan kulit. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik kita akan temukan gejala prodormal sistemik dan prodormal lokal. Sebelum timbul gejala kulit terjadi pasien mengalami gejala prodormal baik sistemik ( demam, pusing, malaise ), maupun gejala prodormal lokal ( nyeri otot, tulang, gatal/ rasa nyeri pada dermatoma yang terserang dosertai dengan panas, pegal dan sebagainya ). Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat ( setelah 1-2 hari )akan timbul menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema. Sedangkan kulit diantara kelompok vesikula tetap normal. Vesikel ini berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu), dapat menjadi pustul dan krusta. Vesikel ini akan menjadi purulen dan mengalami krustasi dan lepas dalam waktu 1-2 minggu. Pada pemeriksaan laboratorium kita dapat lakukan pemeriksaan percobaan Tzanck yang dimana kita akan temukan sel datia berinti banyak.2. Penatalaksanaan Herpes ZoosterTerapi sistemik umumnya bersifat simtomatik, untuk nyeri diberikan analgetik. Jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotik. Obat antiviral yang biasa digunakan adalah asiklovir dan modifikasinya misalnya valasiklovir. Obat yang lebih baru ialah famsiklovir dan pensiklovir yang mempunyai waktu eliminasi yang lebih lama sehingga cukup diberikan 3x250 mg sehari. Obat-obat tersebut diberikan selama 3 hari pertama sejak lesi muncul. Dosis asiklovir yang dianjurkan ialah 5x800 mg sehari dan biasa diberikan 7 hari, sedangkan valasiklovir cukup 3x1000 mg sehari karena konsentrasi dalam plasma lebih tinggi. Jika lesi baru masih tetap timbul obat-obat tersebut masih dapat diteruskan dan dihentikan sesudah 2 hari sejak lesi baru tidak timbul lagi3. KomplikasiPada pasien tanpa disertai dengan defisiensi imunitas biasanya tanpa komlikasi. Sebaliknya pada yang disertai dengan defisiensi imunitas, infeksi HIV, keganasan atau berusia lanjut usia dapat disertai dengan komplikasi. Dimana pada vesikel akan menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik. Pada herpes zooster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi diantaranya ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis dan neuritis optik. Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam misal paru, hepar dan otak. PencegahanPencegahan untuk penyakit herpes zooster adalah dengan melakukan pemberian vaksin Varicella Virus Vaccine. Pemberian vaksin tersebut diindikasikan pada :1. Usia tua (>60 tahun)

2. Pasien imunokompromais dengan penyakit kronis.

Selain melakukan vaksin pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dengan :

a. Menjaga kebersihan diri

b. Hindari kontak dengan pasien yang menderita varisela.