hepatitis b, poliomielitis, tuberkulosis
DESCRIPTION
imunisasiTRANSCRIPT
H E PAT I T I S B , P O L I O M I E L I T I
S , T U B E R K U L O S
I S
L I A A M E L I AWAT I
BCG
VAKSINASI BCG
• BCG adlh vaksin hidup yang sudah dilemahkan dari M. bovis yang dibiakkan berulang selama 1-3 tahun basil yg tidak virulen tapi masih mempunyai imunogenitas• Menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin• Vaksin BCG yang digunakan dari Biofarma
Bandung• Tidak mencegah infeksi TB tapi mengurangi
risiko TB berat seperti meningitis TB, TB milier• Efek proteksi 8-12 minggu pasca imunisasi,
bervariasi antara 0-80% tergantung vaksin, lingkungan dengan M.atipik dan faktor penjamu (umur, gizi dll)
• Vaksin BCG diberikan umur <3 bulan, atau pada anak dengan uji Mantoux negatif.• Diberikan secara intradermal 0,05 ml pada
deltoid • Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari,
harus disimpan pada 2-8o C, tidak boleh beku,yang telah diencerkan hrs dibuang dlm 8 jam.• Diberikan pada umur kurang atau tepat 2 bulan.
K IPP
• Penyuntikan BCG yang benar menimbulkan ulkus lokal yg superfisial. Ulkus yg biasanya tertutup krusta sembuh dlm 2-3 bln meninggalkan parut bulat dgn diameter 4-8 mm.• Apabila dosis terlalu tinggi ulkus yang timbul lebih
besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam parut yg terjadi tertarik ke dalam
Limfadenitis supuratif kadang dijumpai (aksila/ leher) sembuh sendiri.
KONTRAINDIKASI BCG
• Reaksi uji tuberkulin > 5 mm• Sedang menderita HIV, imunokompromise• Anak menderita gizi buruk• Sedang menderita demam tinggi• Menderita infeksi kulit yang luas• Pernah sakit tuberkulosis• Kehamilan
REKOMENDASI BCG• BCG diberikan pada bayi < 3 bulan• Pada bayi yg kontak erat dgn pasien TB dg
BTA(+3) sebaiknya diberikan INH profilaksis dulu, kalau kontaknya sudah tenang dapat diberi BCG• BCG jangan diberikan pada bayi atau anak dengan
imunodefisiensi, mis HIV, gizi buruk dan lain-lain
HEPATITIS B
VAKSINASI HEPATITIS B• Imunisasi Pasif
Hepatitis B immunoglobulin (HBIg) dalam waktu singkat segera memberikan proteksimeskipun hanya untuk jangka pendek (3-6 bulan). HBIg hanya diberikan pada kondisi pasca paparan virus Hepatitis B (bayi dari ibu VHB), needle stick injury, kontak seksual, terciprat darah kemukosa atau ke mata. Sebaiknya HBIg diberikan bersama vaksin VHB sehingga proteksinya berlangsung lama.
VAKSINASI HEPATITIS B• Indikasi • Semua bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu• Individu yaang karena pekerjaannya beresiko tertular VHB• Karyawan dilembaga perawatan cacat mental• Pasien hemodialisis• Pasien koagulopati yang membutuhkan transfusi berulang• Individu yang serumah dengan pengidap VHB atau kontak
akibat hubungan seksual• Drug users• homosexuals
KEMASAN
Vaksin Hep B yang tersedia ada salam bentuk rekombinan monovalen meupun kombinasi• Vaksin Hep B rekombinan (mono)• Vaksin Hep B kombinasi DTP-Hep B-Hib, DTaP/Hep B/IPV, DTaP/IPV/Hib, HB/HA.
JADWAL PEMBERIAN HEP. B• Imunisasi minimal diberikan 3 x• Imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir• Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0,1,6 bulan karena respon antibodi
paling optimal• Jarak antara suntikan I dan ke II minimal I bln, suntikan ke III merupakan penentu
respon antibosi karena merupakan dosis booster diberikan 4-12 bulan dari imunisasi yang kedua.
• Jika sesudah dosis pertama, imunisasi terputus, segera berikan imunisasi kedua. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan denagn jarak terpendek 2 bulan dari imunisasi kedua.
• Biladosis ketiga terlambat diberikan segera setelah memungkinkan.• Pada anak berumur antara 6 minggu sampai 2 tahun dapat diberikan kombinasi
vaksin Hep B dengan DTaP dan B-Hib. Untuk anak 6 minggu sampai 2 tahun, vaksin Hep B dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin hexavalen DTaP-Hib-IPV
• Vaksin kombinasi Hepatitis A dan B (cath-up immunization) dapat diberikan pada anak berumur 18 bulan atau lebih dengan jadwal 0,1,6 bulan
• Pasien hemodialisis membutuhkan dosis yang lebih besar atau suntikan ta,mbahan.
CATCH UP IMMUNIZATION
• Merupakan upaya imunisasi pada anak atau remaja yang belum pernah imunisasi atau terlambat >1bulan dari jadwal yang seharusnya.
• Khusus pada imunisasi Hepatitis B imunisasi catch up diberikan dengan interval minimal 4 minggu antara dosis pertama dan kedua. Sedangkan interval antara dosis kedua dan ketiga minimal 8 minggu atau 16 minggu sesudah dosis pertama.
REAKSI KIPI• Efek samping yang terjasi umumnyaberupa
reaksi lokal yang ringan dan bersifat sementara. Kadang-kadang dapat menimbulkan demam ringan untuk 1-2 hari. KONTRA INDIKASI
• Kontra indikasi absolut vaksin hepatitis B adalah riwayat anafilaksis setelah vaksinasi hepatitis B sebelumnya, terhadap komponen vaksin seperti yeast. Ikterus, kehamilan dan laktasi bukan kontra indikasi imunisasi VHB.
VAKSIN VIRUS POLIO ORAL(OPV)/VAKSIN SABIN
• Virus yang lemah dengan daya imunologik yang tinggi.• Virus polio tipe 1, 2, 3• Imunisasi Polio diberikan pada 0, 2, 4, 6 dosis 2
tetes per oral. Imunisasi booster diberikan pada usia 18 bulan. • Virus ini menempatkan diri di usus dan memacu
pembentukan antibodi dalam darah (respon imun humoral) terhadap ketiga tipe virus polio mencegah penyebaran virus polio ke sistem saraf, OPV menghasilkan respon imun lokal dimembran mukosa intestinal tempat terjadinya replikasi virus polio.
INACTIVATED POLIO VACCINE (IPV)• Vaksin IPV berisi virus yang diinaktivasi/dimatikan dengan panas dan
formaldehid. • IPV sedikit memberikan kekebalan lokal pada dinding usus sehingga virus
polio masih dapat berkembang biak dalam usus orang telah mendapat IPV saja.
• IPV tidak dapat mencegah penyebaran virus polio liar. • Tidak digunakan untuk eradikasi polio, namun dapat mencegah
kelumpuhan baik akibat virus polio liar atau virus polio vaksin sabin. • Sebaiknya paling sedikit mendapat satu dosis vaksin IPV.
EFEK SAMPING OPV
• VAPP (Vaccine associated paralityc poliomyelitis)Yaitu kejadian lumpuh setelah imunisasi OPV. Menurut penelitian WHO risiko VAPP (pada resepien vaksin atau pada kontak resipien) adalah kecil, kurang dari 0,3 per juta dosis vaksin (atau kurang dari 1 kasus per 3,3 juta dosis).
• VDPV (vaccine derived polio viruses) VDPP merupakan masalah serius, karena virus vaksin yang back mutuated ini berpotensi menimbulkan wabah baru didaerah yang mempunyai cakupan imunisasi rendah. Jika angka cakupan imunisasi di masyarakat mendekati 100%, vaksin tersebut akan memicu kekebalan sebelum VDPV dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika cakupan rendah, VDPV dapat menyebar melalui beberapa orang yang tidak diimunisasi, mengalami mutasi, sehingga meningkatkan kemungkinan infeksi polio dalam populasi. Belum pernah dilaporkan adanya kematian setelah menerima vaksin.