hepatitis b ditinjau dari kesehatan masyarakat dan upaya

12
HEPATITIS B DITINJAU DARI KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYA PENCEGAHAN dr. FAZIDAH AGUSLINA SIREGAR Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Hepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dan dianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Hal ini karena selain prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkan problema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinoma hepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadi kronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejak tertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler (hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadi pada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna. Pada saat ini didunia diperkirnkan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donor darah di Indonesia prevalensi Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 % (Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B dan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan (Imunisasi). Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah/darah produk yang mempunyai konsentrasi virus hepatitis B yang tinggi, melalui semen, melalui saliva, melalui alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti sisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, alat kedokteran dan lain-lain. Di Indonesia kejadian hepatitis B satu diantara 12-14 orang, yang berlanjut menjadi hepatitis kronik, chirosis hepatis dan hepatoma. Satu atau dua kasus meninggal akibat hepatoma. Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit penyakit hepatitis B melalui Health Promotion dan pencegahan penyakit melalui pemberian vasinasi. Menurut WHO bahwa pemberian vaksin hepatitis B tidak akan menyembuhkan pembawa kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnya penyakit menjadi carier. Tujuan tulisan ini adalah untuk menggambarkan penyakit hepatitis B, epidemiologi, cara penularan dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar kasus hepatitis tidak meningkat. II. EPIDEMIOLOGI HEPATITIS B

Upload: rising-force

Post on 21-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obsgyn

TRANSCRIPT

Page 1: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

HEPATITIS B DITINJAU DARI KESEHATAN MASYARAKAT DAN UPAYAPENCEGAHANdr. FAZIDAH AGUSLINA SIREGARFakultas Kesehatan masyarakatUniversitas Sumatera UtaraI. PENDAHULUANHepatitis B merupakan penyakit yang banyak ditemukan didunia dandianggap sebagai persoalan kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan. Halini karena selain prevalensinya tinggi, virus hepatitis B dapat menimbulkanproblema pasca akut bahkan dapat terjadi cirroshis hepatitis dan karsinomahepatoseluler primer. Sepuluh persen dari infeksi virus hepatitis B akan menjadikronik dan 20 % penderita hepatitis kronik ini dalam waktu 25 tahun sejaktertular akan mengalami cirroshis hepatis dan karsinoma hepatoselluler(hepatoma). Kemungkinan akan menjadi kronik lebih tinggi bila infeksi terjadipada usia balita dimana respon imun belum berkembang secara sempurna.Pada saat ini didunia diperkirnkan terdapat kira-kira 350 juta orangpengidap (carier) HBsAg dan 220 juta (78 %) diantaranya terdapat di Asiatermasuk Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HBsAg pada kelompok donordarah di Indonesia prevalensi Hepatitis B berkisar antara 2,50-36,17 %(Sulaiman, 1994). Selain itu di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi padabayi dan anak, diperkirakan 25 -45,g% pengidap adalah karena infeksi perinatal.Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis penyakit hepatitis Bdan termasuk negara yang dihimbau oleh WHO untuk melaksanakan upayapencegahan (Imunisasi).Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah/darahproduk yang mempunyai konsentrasi virus hepatitis B yang tinggi, melaluisemen, melalui saliva, melalui alat-alat yang tercemar virus hepatitis B sepertisisir, pisau cukur, alat makan, sikat gigi, alat kedokteran dan lain-lain. DiIndonesia kejadian hepatitis B satu diantara 12-14 orang, yang berlanjut menjadihepatitis kronik, chirosis hepatis dan hepatoma. Satu atau dua kasus meninggalakibat hepatoma.Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukanpencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahanpenularan penyakit penyakit hepatitis B melalui Health Promotion danpencegahan penyakit melalui pemberian vasinasi. Menurut WHO bahwapemberian vaksin hepatitis B tidak akan menyembuhkan pembawa kuman(carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnyapenyakit menjadi carier.Tujuan tulisan ini adalah untuk menggambarkan penyakit hepatitis B,epidemiologi, cara penularan dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan agarkasus hepatitis tidak meningkat.II. EPIDEMIOLOGI HEPATITIS B2.1. ETIOLOGI DAN MASA INKUBASI BEP A TmS BHepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB). Virus ini pertama kaliditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan nama antigenAustralia. Virus ini termasuk DNA virus.Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut"Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkuspartikel inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel intiterdapat Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg).Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologikproteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw danayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaangeogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masainkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.

Page 2: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

2.2. SUMBER DAN CARA PENULARAN VIRUS HEPATITIS B2.2.1. Sumber Penularan Virus Hepatitis B.Dalam kepustakaan disebutkan sumber penularan virus Hepatitis Bberupa:DarahSalivaKontak dengan mukosa penderita virus hepatitis BFeces dan urineLain-lain: Sisir, pisau cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yangterkontaminasi virus hepatitis B. Selain itu dicurigai penularan melaluinyamuk atau serangga penghisap darah.2.2.2. Cara penularan virus Hepatitis BPenularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :a. Parenteral : dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnyamelalui tusuk jarum atau benda yang sudah tercemar virushepatitis B dan pembuatan tattoob. Non Parenteral : karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemarvirus hepatitis B.Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara pentingyaitu:a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yangHBsAg positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masaperinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antarnegara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik.Data mengenai prevalensi HBsAg pada wanita hamil di beberapa daerah diIndonesia (tabel 1).b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorangpengidap virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melaluihubungan seksual.Tabel 1. Prevalensi HbsAg pada wanita hamil dibeberapa tempat diIndonesiaDAERAH JUMLAH IBU HbsAG (%) PENELITISurabaya 1016 4,6 Edison1989Denpasar 569 2,46 Montessori 19911552 2,58 Surya 1991Mataram 3078 3,8 Soewignyo 1993Solo 1800 3,4 Suparyanto 19932.3. FAKIOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA HEPATITIS B2.3.1. Faktor Host (Penjamu)Adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapatmempengaruhi timbul serta perjalanan penyakit hepatitis B. Faktor penjamumeliputi:a. UmurHepatitis B dapat menyerang semua golongan umur. Paling sering padabayi dan anak (25 -45,9 %) resiko untuk menjadi kronis, menurun denganbertambahnya umur dimana pada anak bayi 90 % akan menjadi kronis,pada anak usia sekolah 23 -46 % dan pada orang dewasa 3-10%(Markum, 1997). Hal ini berkaitan dengan terbentuk antibodi dalamjumlah cukup untuk menjamin terhindar dari hepatitis kronis.b. Jenis kelaminBerdasarkan sex ratio, wanita 3x lebih sering terinfeksi hepatitis Bdibanding pria.c. Mekanisme pertahanan tubuhBayi baru lahir atau bayi 2 bulan pertama setelah lahir lebih seringterinfeksi hepatitis B, terutama pada bayi yang sering terinfeksi hepatitis

Page 3: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

B, terutama pada bayi yang belum mendapat imunisasi hepatitis B. Hal inikarena sistem imun belum berkembang sempurna.d. Kebiasaan hidupSebagian besar penularan pada masa remaja disebabkan karena aktivitasseksual dan gaya hidup seperti homoseksual, pecandu obat narkotikasuntikan, pemakaian tatto, pemakaian akupuntur.e. PekerjaanKelompok resiko tinggi untuk mendapat infeksi hepatitis B adalah dokter,dokter bedah, dokter gigi, perawat, bidan, petugas kamar operasi,petugas laboratorium dimana mereka dalam pekerjaan sehari-hari kontakdengan penderita dan material manusia (darah, tinja, air kemih).2.3.2. Faktor AgentPenyebab Hepatitis B adalah virus hepatitis B termasuk DNA virus. VirusHepatitis B terdiri atas 3 jenis antigen yakni HBsAg, HBcAg, dan HBeAg.Berdasarkan sifat imunologik protein pada HBsAg, virus dibagi atas 4 subtipeyaitu adw, adr, ayw, dan ayr yang menyebabkan perbedaan geografi dalampenyebarannya.Subtype adw terjadi di Eropah, Amerika dan Australia.Subtype ayw terjadi di Afrika Utara dan Selatan. Subtype adw dan adr terjadidi Malaysia, Thailand, Indonesia. Sedangkan subtype adr terjadi di Jepangdan China.2.3.3. Faktor LingkunganMerupakan keseluruhan kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhiperkembangan hepatitis B. Yang termasuk faktor lingkungan adalah:Lingkungan dengan sanitasi jelekDaerah dengan angka prevalensi VHB nya tinggiDaerah unit pembedahan: Ginekologi, gigi, mata.Daerah unit laboratoriumDaerah unit bank darahDaerah tempat pembersihanDaerah dialisa dan transplantasi.Daerah unit perawatan penyakit dalam2.4. PATOLOGI HEPATITIS BPada manusia hati merupakan target organ bagi virus hepatitis B. VirusHepatitis B (VHB) mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran sel heparkemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar. Dalam sitoplasmaVHB melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnyanukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam inti asam nukleat VHBakan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes danberintegrasi; pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA VHB memerintahkan gel hatiuntuk membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi pembentukanvirus baru. Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme terjadinyakerusakan hati yang kronik disebabkan karena respon imunologik penderitaterhadap infeksi. Apabila reaksi imunologik tidak ada atau minimal maka terjadikeadaan karier sehat.Gambaran patologis hepatitis akut tipe A, B dan Non A dan Non B adalahsama yaitu adanya peradangan akut diseluruh bagian hati dengan nekrosis selhati disertai infiltrasi sel-sel hati dengan histiosit. Bila nekrosis meluas (masif)terjadi hepatitis akut fulminan.Bila penyakit menjadi kronik dengan peradangan dan fibrosis meluasdidaerah portal dan batas antara lobulus masih utuh, maka akan terjadi hepatitiskronik persisten. Sedangkan bila daerah portal melebar, tidak teratur dengannekrosis diantara daerah portal yang berdekatan dan pembentukan septa fibrosisyang meluas maka terjadi hepatitis kronik aktif.2.5. MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS BBerdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi klinis

Page 4: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

hepatitis B dibangi 2 yaitu :1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individuyang sistem imunologinya matur sehingga berakhir dengan hilangnya virushepatitis B dari tubuh kropes.Hepatitis B akut terdiri atas 3 yaitu :a. Hepatitis B akut yang khasb. Hepatitis Fulminanc. Hepatitis Subklinik2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individudengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untukmenghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.Hepatitis B akut yang khasBentuk hepatitis ini meliputi 95 % penderita dengan gambaran ikterus yang jelas.Gejala klinis terdiri atas 3 fase yaitu :1. Fase Praikterik (prodromal)Gejala non spesifik, permulaan penyakit tidak jelas, demam tinggi, anoreksia,mual, nyeri didaerah hati disertai perubahan warna air kemih menjadi gelap.Pemeriksaan laboratorium mulai tampak kelainan hati (kadar bilirubin serum,SGOT dan SGPT, Fosfatose alkali, meningkat).2. Fase lkterikGejala demam dan gastrointestinal tambah hebat disertai hepatomegali dansplenomegali. timbulnya ikterus makin hebat dengan puncak pada minggukedua. setelah timbul ikterus, gejala menurun dan pemeriksaan laboratoriumtes fungsi hati abnormal.3. Fase PenyembuhanFase ini ditandai dengan menurunnya kadar enzim aminotransferase.pembesaran hati masih ada tetapi tidak terasa nyeri, pemeriksaanlaboratorium menjadi normal.Hepatitis FulminanBentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besarmempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhirdengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus yangberat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada pemeriksaanfisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga koma, mual danmuntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal akut dengan anuriadan uremia.Hepatitis KronikKira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami Hepatitis B kronik.Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan yangmantap.2.6. KELOMPOK RESIKO TINGGI TERKENA HEPATITIS BDalam epidemiologi Hapatitis B dikenal kelompok resiko tinggi yang lebihsering terkena infeksi Virus B dibandingkan yang lain, yang termasuk kelompokini adalah :1. lndividu yang karena profesi / pekerjaannya atau lingkungannya relatif lebihsering ketularan, misal : petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat,bidan), petugas laboratorium, pengguna jarum suntik, wanita tuna susila, priahomoseksual, supir, dukun bayi, bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksihepatitis B.2. Individu dengan kelainan sistem kekebalan selular, misal penderita hemofilia,hemodialisa, leukemia limfositik, penderita sindroma Down dan penderitayang mendapat terapi imunosupresif.2.7. PREVALENSI HEPATITIS B DI INDONESIABerdasarkan laporan Sistem Surveilance Terpadu (SST) sampai dengantahun 1997, terlihat adanya penurunan jumlah kasus hepatitis di Puskesmas dan

Page 5: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

rumah sakit yaitu dari 48.963 kasus pada tahun 1992 menjadi 16.108 kasus padatahun 1997. Sedangkan penderita rawat inap di rumah sakit pada kurun waktu 5tahun berfluktuasi. CFR penyakit hepatitis dari kasus rawat inap di RS sejaktahun 1992 sampai dengan 1997 terlihat ada penurunan yaitu dari 2,2 menjadi1,64 (tabel 2). Menurut data per propinsi tabun 1997 bahwa kasus hepatitispaling banyak terjadi di Jawa Timur (3002 kasus), Sumatera Utara (1564 kasus)dan Jawa Tengah (1454 kasus) dengan CFR masing-masing 2,8 %; 1,71 % dan2,15 % (lampiran 1).Penelitian di 14 rumah sakit pada tahun 1994-1996 mendapatkan bahwakasus hepatitis B pada tahun 1994 berjumlah 491 dengan 167 kasus di RSHusada Jakarta, tahun 1995 sebesar 662 kasus dengan 203 kasus di RS HusadaJakarta dan tahun 1996, sebesar 278 kasus dengan 69 kasus di RS Pelni Jakarta(tabel 3).Penelitian oleh Hartono 1991 menemukan angka prevalensi Hepatitis B diBojana Flores sebesar 7,3 %, Sanjaya dkk menemukan HBsAg dan anti HBs padaanak murid TK dan SD adalah 4 % (HBsAg) dan 14,9 % (anti HBs).Pada awal tahun 1993 dilakukan pemeriksaan HBsAg dan anti HBs padasejumlah 5.009 sampel darah yang diambil dari karyawan RSCiptomangunkusumo dan didapat hasil HBsAg 4,59 % dan anti HBs 35,72 %(Sulaiman A, 1993). Hasil penelitian donor darah yang dilakuklan Namru-2dengan metode Ellisa tahun 1993 memberikan hasil seperti terlihat pada tabel 4.Tabel 2 Jumlah Penderita Hepatitis dengan CFR Penyakit Tahun 1992 -1997JumlahPenyakitK/KRS/Mati/CFRJumlah Penderita dan CFR (%)1992 1993 1994 1995 1996 1997Hepatitis KKRSMatiCFR48.9639.8322172,234.6666.4661812,833.5347.5401922,533.1028.2261912,332.9008.7292012,316.1084.035

Page 6: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

661,63Tabel 3. Kasus Hepatitis B Menurut Rumah Sakit 1994-1996No Rumah Sakit 1994 1995 19961234567891011121314RSCM (Jakarta)Pelni (Jakarta)St.Carolus (Jakarta)Husada (Jakarta)Hasan Sadikin (Bandung)Kariadi (Semarang)Roemani (Semarang)Dr. Soetomo (Surabaya)William Boot (Surabaya)M.Djamil (Padang)Yos Soedarso (Padang)Sanglah (Bali)MataramW.Z. Yohanes (Kupang)129930107155965014094527912140282031953214719

Page 7: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

1810273316669351311461422109218116491 662 278Tabel 4. Prevalensi HbsAg Donor darah di Beberapa Daerah di IndonesiaTempat Jumlah Sampel HbsAg(+)%MedanPadangBandungPontianakBanjarmasinPalangkarayaUjung PandangManadoPaluBaliDiliKupangMataram1961865001992002003001981963009482197141321115

Page 8: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

1245182483421417,147,004,205,522,506,0015,009,1012,248,0036,1725,6120,812848 267 9,38III. PENCEGAHAN HEPATITIS BMenurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :1. Health Promotion, usaha peningkatan mutu kesehatan2. Specifik Protection, perlindungan secara khusus3. Early Diagnosis dan Prompt Treatment, pengenalan dini terhadap penyakit,serta pemberian pengobatan yang tepat4. Usaha membatasi cacat5. Usaha rehabilitasiDalam upaya pencegahan infeksi Virus Hepatitis B, sesuai pendapat Effendidilakukan dengan menggabungkan antara pencegahan penularan danpencegahan penyakit.A. PENCEGAHAN PENULARAN HEPATITIS BPencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik padahospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan.Health Promotion terhadap hos berupa pendidikan kesehatan, peningkatanhigiene perorangan, perbaikan gizi, perbaikan sistem transfusi darah danmengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang berpotensi menularkanvirus VHB.Pencegahan virus hepatitis B melalui lingkungan, dilakukan melalui upaya:meningkatkan perhatian terhadap kemungkinan penyebaran infeksi VHBmelalui tindakan melukai seperti tindik, akupuntur, perbaikan saranakehidupan di kota dan di desa serta pengawasan kesehatan makanan yangmeliputi tempat penjualan makanan dan juru masak serta pelayan rumahmakan.Perlindungan Khusus Terhadap Penularan Dapat dilakukan melalui sterilisasibenda-benda yang tercemar dengan pemanasan dan tindakan khusus sepertipenggunaan sarung tangan bagi petugas kesehatan, petugas laboratoriumyang langsung bersinggungan dengan darah, serum, cairan tubuh daripenderita hepatitis, juga pada petugas kebersihan, penggunaan pakaiankhusus sewaktu kontak dengan darah dan cairan tubuh, cuci tangan sebelumdan sesudah kontak dengan penderita pada tempat khusus selain itu perludilakukan pemeriksaan HBsAg petugas kesehatan (Onkologi dan Dialisa)untuk menghindarkan kontak antara petugas kesehatan dengan penderita

Page 9: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

B. PENCEGAHAN PENYAKITPencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif maupun pasif1. Immunisasi AktifPada negara dengan prevalensi tinggi, immunisasi diberikan pada bayi yang lahirdari ibu HBsAg positif, sedang pada negara yang prevalensi rendah immunisasidiberikan pada orang yang mempunyai resiko besar tertular. Vaksin hepatitisdiberikan secara intra muskular sebanyak 3 kali dan memberikan perlindunganselama 2 tahun.Program pemberian sebagai berikut:Dewasa:Setiap kali diberikan 20 μg IM yang diberikan sebagai dosis awal,kemudian diulangi setelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.Anak :Diberikan dengan dosis 10 μg IM sebagai dosis awal , kemudian diulangisetelah 1 bulan dan berikutnya setelah 6 bulan.Jadual immunisasi bayi di Puskesmas/PosyanduUmur Antigen2 bulan3 bulan4 bulan9 bulanBCG, Polio 1, DPT 1HB 1, Polio 2, DPT 2HB 2, Polio 3, DPT 3HB 3, Polio 4, CampakJadual immunisasi bayi di Rumah SakitUmur Antigen0 bulan2 bulan3 bulan4 bulan7 bulan9 bulanBCG, Polio 1, HB 1HB 2, Polio 2, DPT 1Polio 3, DPT 2Polio 4, DPT 3HB 3Campak2. Immunisasi PasifPemberian Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) merupakan immunisasi pasifdimana daya lindung HBIG diperkirakan dapat menetralkan virus yang infeksiusdengan menggumpalkannya. HBIG dapat memberikan perlindungan terhadapPost Expossure maupun Pre Expossure. Pada bayi yang lahir dari ibu, yang HBsAspositif diberikan HBIG 0,5 ml intra muscular segera setelah lahir (jangan lebihdari 24 jam). Pemberian ulangan pada bulan ke 3 dan ke 5. Pada orang yangterkontaminasi dengan HBsAg positif diberikan HBIG 0,06 ml/Kg BB diberikandalam 24 jam post expossure dan diulang setelah 1 bulan.KESIMPULANHepatitis B merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang perlu segeraditanggulangi, mengingat prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkanhepatitis B.Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak dengan darah / produk darah,saliva, semen, alat-alat yang tercemar hepatitis B dan inokulasi perkutan dansubkutan secara tidak sengaja. Penularan secara parenteral dan non parenteralserta vertikal dan horizontal dalam keluarga atau lingkungan.Resiko untuk terkena hepatitis B di masyarakat berkaitan dengan

Page 10: Hepatitis b Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat Dan Upaya

kebiasaan hidup yang meliputi aktivitas seksual, gaya hidup bebas, sertapekerjaan yang memungkinkan kontak dengan darah dan material penderita.Pengendalian penyakit ini lebih dimungkinkan melalui pencegahandibandingkan pengobatan yang masih dalam penelitian. Pencegahan dilakukanmeliputi pencegahan penularan penyakit dengan kegiatan Health Promotion danSpesifik Protection, maupun pencegahan penyakit dengan imunisasi aktif danpasif.DAFTAR PUSTAKABenenson Abraham S, 1990, Control of Communicable disease in Man, Fifteenthedition, Washington DC.Depkes RI, 1998, Profil Kesehatan Indonesia, Depkes RI, JakartaHarrison, Principle of Internal Medicine Edisi 9. Gangguan Hepatobilier danPankreas. Penterjemah Adhi Dharma. Penerbit Buku Kedokteran, JakartaUtara.Markum, 1997, Imunisasi. FKUI, JakartaMaria H, 1997, Hepatitis B Makin Meningkat, Majalah Kesehatan MasyarakatIndonesia; tahun XXV, nomor 7Soeparman, 1987, Ilmu Penyakit Dalam .Edisi 2, Balai Penerbit UI.Sulaiman Ali, Yulitasari, 1995. Virus Hepatitis A sampai E di Indonesia, YayasanPenerbitan IDI, JakartaWatt G. Hepatitis B 1993 Dalam : Strickland Gt, penyunting Hunters tropicalmedicine, edisi 7. Tokyo; W.B Saunders Company