hemoroid

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65 tahun. Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena. Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping 1

Upload: iqbal-yusuf-ashari

Post on 12-Apr-2016

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hemoroid

TRANSCRIPT

Page 1: hemoroid

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus

mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki

hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan

menimbulkan masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat

dijumpai pada setiap orang, namun yang membesar dan menimbulkan masalah hanya 4%

dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya

meningkat pada usia 45 sampai 65 tahun.

Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti

mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir.

Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis

yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak

mendapat penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran

vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.

Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena

terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita

hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi

pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh

sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar dari Hemoroid ?

2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari Hemoroid ?

1.3 Tujuan

1. TujuanUmum

Dapat memberikan gambaran tentang Hemoroid

2. TujuanKhusus

Setelah menggambaran  Asuhan Keperawatan ,diharapkan akan dapat :

a) Melakukan pengkajian pada klien dengan Hemoroid Melakukan pengkajian pada

klien dengan Hemoroid secara benar di secara benar

1

Page 2: hemoroid

b) Merumuskan masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan

Hemoroid.

c) Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hemoroid.

d) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Hemoroid.

e) Membuat evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada klien

dengan Hemoroid.

f) Melakukan pendokumentasian secara baik dan benar sesuai dengan rencara

tindakan dan evaluasi.

1.4 ManfaatPenulisan

Adapun manfaat penulisan adalah sebagi berikut :

1. Untuk meningkan kualitas dan taraf hidup yang sehat di lingkungan masyarakat.

2. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan keperawatan

3. Untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi klien.

2

Page 3: hemoroid

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid internal

yaitu hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul di spingter anal

disebut hemoroid eksternal.

Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari

fleksus hemoroidalis yang merupakan keadaan patologik.

Hemoroid atau “wasir” merupakan vena varikosa pada kanalis ani dan dibagi menjadi

2 jenis yaitu, hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena

hemoroidalis superior dan media, sedangkan hemoroid eksterna merupakan varises vena

hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan, hemoroid eksterna timbul di

sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah atas (atau di

sebelah proksimal) sfingter.

2.2 Klasifikasi

1. Hemoroid internal

Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi

oleh mukosa diatas spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :

Derajad I

Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu

defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam

lumen.

Derajad II

Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi

dapat masuk kembali secara spontan.

Derajad III

Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah

defekasi.

Derajad IV

Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk

kembali.

3

Page 4: hemoroid

2. Hemoroid  Eksternal

Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong

masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir

anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid

trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-

ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Kronik

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus

yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

2.3 Etiologi

1. Kelainan organis

Serosis hepatic

Trombosis vena porta

Tumor intra-abdominal, terutama pelvis

2. Idiopatik

Herediter: kelemahan pembuluh darah

Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan

di plexus hemorrhoid akan meningkat.

Gravitasi: banyak berdiri

Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.

Tonus spinter ani lemah

Obstipasi atau konstipasi kronis

Obesitas

Diit rendah serat

Pada wanita hamil faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid adalah:

Tumor intra abdomen menyebabkan gangguan aliran vena daerah pelvis.

Kelemahan pembuluh darah waktu hamil kerena pengaruh hormon

Mengedan selama partus.

Penyebab lain terjadinya hemoroid antara lain:

Terlalu banyak duduk

4

Page 5: hemoroid

Diare menahun/kronis

Kehamilan: disebabkan oleh karena perubahan hormon

Keturunan penderita wasir

Hubungan seks tidak lazim (perianal)

Penyakit yang membuat penderita mengejan

Sembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun

Penekanan kembali aliran darah vena

Melahirkan

Obesitas

Usia lanjut

Batuk berat

Mengangkat beban berat

Tumor di abdomen/usus proksimal

2.4 Patofisiologi

Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidialis

yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus. Yang diawali karena sering terjadinya

peningkatan intra abdomen dan penekanan vena hemoroid, penekanan tersebut terjadi

ketika rectum melebar, lalu terisi oleh suatu yang keras seperti feses yang keras yang

disebabkan oleh kurangnya konsumsi serat. Hal ini yang dapat menjadikan sumbatan.

Jika sumbatan tersebut berlangsung terus menerus, dapat menyebabkan terjadi pelebaran

pada vena hemoroid yang permanen, akibatnya akan terjadi trombosis, distensi, dan

perdarahan akan terjadi.

Hemoroid dapat diklasifikasikan atas hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid

interna dapat dibagi berdasarkan gambaran klinis yaitu derajat 1 apabila terjadi

pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar anus. Hanya dapat dilihat dengan

anorektoskop, derajat ke dua pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau

masuk sendiri kedalam anus secara spontan, derajat ke tiga pembesaran hemoroid yang

prolaps dapat masuk lagi kedalam anus dengan bantuan dorongan jari dan derajat ke

empat prolaps hemoroid yang permanen. Rentang dan cenderung mengalami trombosis

dan infrak

Manisfestasi dari hemoroid yaitu dapat menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering

menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal

dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang sering disebabkan

5

Page 6: hemoroid

oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid). Juga dapat menimbulkan iskemia

pada area tersebut dan nekrosis. Dapat juga terjadi konstipasi serta dapat terjadi prolaps

setelah banyak duduk atau berdiri lama.

Adapun komplikasi dari hemoroid antara lain terjadinya perdaharan, pada derajat satu

darah keluar menetes dan memancar, terjadi trombosis karena hemoroid keluar sehingga

lama-lama darah akan membeku dan terjadi trombosis, dan peradangan kalau terjadi

lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana

banyak kotoran yang ada kuman

Pathway

6

Page 7: hemoroid

2.5 Manifestasi klinis

a. Terjadi benjolan-benjolan disekitar dubur setiap kali buang air besar.

b. Rasa sakit atau nyeri.

Rasa sakit yang timbul karena prolaps hemoroid (benjolan tidak dapat kembali) dari 

anus terjepit karena adanya trombus.

a. Perih.

b. Perdarahan segar disekitar anus.

Perdarahan terjadi dikarenakan adanya ruptur varises.

a. Perasaan tidak nyaman (duduk terlalu lama dan berjalan tidak kuat lama)

b. Keluar lendir yang menyebabkan perasaan isi rektum belum keluar semua.

Gejala-gejala yang lain termasuk :

Rasa gatal pada rektal.

Konstipasi.

Nyeri.

Perdarahan berwarna merah terang.

Prolaps dapat terjadi pada kasus berat.

2.6 Pemeriksaan penunjang

Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yang

membutuhkan tekanan intraabdominal tinggi (mengejan), juga sering pasien harus duduk

berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri yang merupakan gejala radang.

Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi bila telah terjadi trombosis.

Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil

musin akan dapat dilihat pada satu atau beberapa kuadran.

Selanjutnya secara sistematik dilakukan pemeriksaan dalam rektal secara digital dan

dengan anoskopi. Pada pemeriksaan rektal secara digital mungkin tidak ditemukan apa-

apa bila masih dalam stadium awal. Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk melihat

hemoroid interna yang tidak mengalami penonjolan. Pada pemeriksaan kita tidak boleh

mengabaikan pemeriksaan umum karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain

seperti sindrom hipertensi portal.

        Selain itu pemeriksaan yang bisa dilakukan yaitu :

1. Pemeriksaan colok dubur

7

Page 8: hemoroid

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat

diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.

Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,

selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat

dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan

kemungkinan karsinoma rectum.

2. Pemeriksaan Anoskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.

Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi

litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,

penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna

terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita

diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan

atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan

keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus

diperhatikan.

3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena

hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces

harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

2.7 Penatalaksanaan

Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan higiene personal

yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi. Diet tinggi serat yang

mengandung buah dan sekam mungkin satu-satunya tindakan yang diperlukan; bila

tindakan ini gagal, laksatif yang berfungsi mengabsorpsi air saat melewati usus dapat

membantu.

Bila ada infeksi berikan antibiotik per oral. Bila terdapat nyeri yang terus menerus

dapat diberikan supositoria atau salep rektal untuk anestesi dan pelembab kulit. Untuk

melancarkan defekasi saja dapat diberikan cairan parafin atau larutan magnesium sulfat

10%.

8

Page 9: hemoroid

Terdapat berbagai tipe tindakan nonoperatif untuk hemoroid. Fotokoagulasi

inframerah, diatermi bipolar, dan terapi laser adalah teknik terbaru yang digunakan untuk

melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya. Injeksi larutan sklerosan juga efektif

untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Prosedur ini membantu mencegah

prolaps.

Tindakan bedah konservatif hemoroid internal adalah prosedur ligasi pita-karet.

Hemoroid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang

dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemoroid. Bagian distal jaringan

pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari dan lepas. Terjadi fibrosis yang

mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun

tindakan ini memuaskan bagi beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini

menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemoroid sekunder dan infeksi perianal.

Hemoroidektomi kriosirurgi adalah metode untuk mengangkat hemoroid dengan cara

membekukan jaringan hemoroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis.

Meskipun hal ini relatif kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan

luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau sangat menyengat dan luka yang

ditimbulkan lama sembuhnya.

Laser Nd:YAG telah digunakan saat ini dalam mengeksisi hemoroid, terutama

hemoroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan

abses jarang menjadi komplikasi pada periode pasca operatif.

Metode pengobatan hemoroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus

diatasi dengan bedah lebih luas.

Hemoroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua

jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya

didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan

ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operatif selesai, selang kecil dimasukkan

melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan

atau kasa Oxygel dapat diberikan diatas luka anal.

BAB III

9

Page 10: hemoroid

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

1. Riwayat kesehatan:

a. Apakah ada rasa gatal, terbakar dan nyeri selama defekasi?

b. Adakah nyeri abdomen?

c. Apakah terdapat perdarahan dari rektum? Berapa banyak, seberapa sering, apa

warnanya?

d. Adakah mucus atau pus?

e. Bagaimana pola eliminasi klien? Apakah sering menggunakan laksatif?

2. Riwayat diet:

a. Bagaimana pola makan klien?

b. Apakah klien mengkonsumsi makanan yang mengandung serat?

3. Riwayat pekerjaan:

Apakah klien melakukan pekerjaan yang memerlukan duduk atau berdiri dalam

waktu lama?

4. Aktivitas dan latihan:

Seberapa jumlah latihan dan tingkat aktivitas?

5. Pengkajian obyektif:

Menginspeksi feses apakah terdapat darah atau mucus dan area perianal akan adanya

hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.

Dasar Data Pengkajian :

1. Aktivitas/ Istirahat

Gejala  : Imsomnia karena nyeri. Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas /

kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.

2. Sirkulasi

Tanda  : Takikardia, Kemerahan, area ekimosis, TD hipotensi.

3. Integritas Ego

Gejala  : Ansietas, ketakutan, emosi kesal.   

Tanda  : Menolak, perhatian menyempit, depresi.

4. Eliminasi

Gejala : Tekstur feses keras..

10

Page 11: hemoroid

Tanda : Menurunya bising usus, tak ada peristaltik yang dapat dilihat.

5. Makanan/ Cairan

Gejala : Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diet/

sensitif.

Tanda  : Penurunan lemak subkutan/ massa otot. Kelemahan tonus otot dan turgor

kulit buruk, membran mukosa pucat.

6. Hygiene

Tanda : Ketidak mampuan mempertahankan perawatan diri, stomatitis menunjukkan

kekurangan vitamin, bau badan.

7. Nyeri/ Kenyamanan

Gejala : Nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah. Titik nyeri berpindah, nyeri

tekan (artritis). Nyeri mata, foto fobia (iritis).

Tanda : Nyeri tekan abdomen/ distensi.

8. Keamanan

Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis, artritis,

peningkatan suhu 39,6-40oC.

Tanda : Lesi kulit mungkin ada. Ankilosa spondilitis. Ureitis, konjungtivitis.

9. Seksualitas

Gejala : Frekuensi menurun/ menghindari aktivitas sosial.

10. Interaksi Sosial

Gejala  : Masalah hubungan/ peran sehubungan dengan kondisi. Ketidakmampuan

aktivitas dalam sosial.

11. Penyuluhan/ Pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit

12. Pemeriksaan Diagnostik

a. Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama

kemajuan   penyakit) : terutama yang mengandung mukosa, darah, pus, dan

organisme usus, khususnya entamoba histolitika.

b. Darah lengkap : dapat menunjukkan anemia hiperkronik

c. Kadar besi serum : rendah karena kehilangan darah.

d. Masa protombin : memanjan pada kasus yang berat karena gangguan faktor VII

dan X disebabkan karena kekurangan vitamin K.

e. Prostagsimoidoskopi : memperlihatkan ulkus, edema, hiperemia, dan inflamasi

(akibat infeksi sekunder mukosa dan submukosa). Area yang menurun fungsinya

11

Page 12: hemoroid

dan perdarahan karena nekrosis dan ulkus terjadi pada 85% bagian pada pasien

ini.

f. Elektrolit : penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.

g. Kadar albumin : penurunan karena kehilangan protein plasma/ gangguan fungsi

hati.

h. Alkali fosfatase : meningkat, juga dengan kolesterol serum dan hipoproteinemia,

menunjukkan gangguan fungsi hati.

i. Trombositosis : dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.

j. Sitologi dan biopsi rektal : membedakan antara proses infeksi dan karsinoma.

k. Enema barium : dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi dapat dilakukan

meskipun jarang dilakukan selama akut, tahap kambuh, karena dapat membuat

kondisi eksorsibasi.

l. Kolonoskopi : mengidentifikasi adesi, perubahan lumen dinding.

m. ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) atau LED (Laju Endap Darah ) :

meningkat karena beratnya penyakit.

n. Sumsum tulang : menurun secara umum pada tipe berat/ setelah inflamasi

panjang.

Pemeriksaan fisik pada klien dengan hemoroid adalah sebagai berikut:

a. Kaji tingkat kesadaran (kacau mental, letargi, tidak merespon).

b. Ukur tanda-tanda vital (TD meningkat/ menurun, takikardi).

c. Auskultasi bunyi nafas.

d. Kaji kulit (pucat, bengkak, dingin).

e. Kaji terhadap nyeri atau mual.

f. Abdomen : Nyeri tekan pada abdomen, bisa terjadi konstipasi.

g. Anus : Pembesaran pembuluh darah balik (vena) pada anus, terdapat benjolan pada

anus, nyeri pada anus, perdarahan.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas pada area rectal atau anal

sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter pada pascaoperatif.

2. Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri

selama eliminasi.

3. Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.

12

Page 13: hemoroid

4. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, prognosis dan kebutuhan

pengobatan

3.3 INTERVENSI

1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitifitas

pada area rectal atau anal sekunder akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter

pada pascaoperatif.

Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….x 24 jam

nyeri akut yang klien

rasakan dapat

terkontrol, dengan

kriteria hasil :

a.       tidak melaporkan

adanya nyeri secara

verbal

b.      mengurangi adanya

gerakan untuk

melindungi bagian

tubuh yang nyeri dan

terlihat meringis

c.       tekanan darah

normal, dan nadi

normal

o Kaji laporan nyeri catat

lokasi, lamanya intensitas

(skala 0-10) selidiki dan

laporkan perubahan

karakteristik nyeri

o Catat petunjuk non verbal

seperti gelisah menolak

untuk berhati-hati, selidiki

perbedaan petunjuk verbal

dan non verbal

o Berikan tindakan nyaman

seperti pijatan punggung,

ubah posisi

o Bersihkan area rektal dengan

sabun ringan dan air/lap

setelah defekasi dan berikan

perawatan kulit seperi jeli,

minyak

o Kolaborasi dengan tim gizi

dalam memodifikasi diet

o Perubahan pada

karakteristik nyeri dapat

menunjukkan terjadinya

komplikasi seperti

perforasi, toksik.

o Bahasa tubuh/petunjuk

nonverbal dapat secara

psikologis dan fisiologik

dan dapat digunakan pada

hubungan petunjuk verbal

untuk mengidentifikasi

luas/beratnya masalah.

o Meningkatkan relaksasi,

memfokuskan kembali

perhatian dan

meningkatkan

kemampuan koping.

o Melindungi kulit dari

asam usus, mencegah

ekskoriasi

13

Page 14: hemoroid

sesuai dengan kebutuhan

misalnya makanan tinggi

serat

o Kolaborasi dalam pemberian

obat seperti :

- Analgesik

- Anodin supositoria

o Makanan tinggi serat

membantu melembekkan

feces sehingga feces

mudah dikeluarkan.

o Nyeri bervariasi dari

ringan sampai berat dan

perlu penanganan untuk

memudahkan istirahat

adekuat dan

penyembuhan.

- Merilekskan otot

rektal menurunkan

nyeri spasme.

2. Diagnosa Keperawatan : Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan

untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi.

Tujuan dn KH Intervensi Rasional

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….x 24 jam

diharapkan klien tidak

mengalami konstipasi,

dengan kriteria hasil :

a.   Mendapatkan

kembali pola fungsi

usus yang normal

b.   Menunjukkan bunyi

usus / aktivitas

peristaltic aktif

o Catat adanya distensi

abdomen dan auskultasi

peristaltik usus

o Anjurkan minum 2000-2500

ml/hari kecuali bila ada

kontra indikasi

o Berikan diet rendah sisa,

tinggi serat, lunak sesuai

toleransi

o Distensi dan hilangnya

peristaltik usus

merupakan tanda bahwa

fungsi defekasi hilang

yang kemungkinan

berhubungan dengan

kehilangan persarafan

parasimpati usus besar

dengan tiba-tiba.

o Membantu memperbaiki

konsistensi feses bila

14

Page 15: hemoroid

c.    Mempertahankan

pola eliminasi

biasanya.

Kolaborasi dalam pemberian

pelunak feses. Anjurkan defekasi

sesegera mungkin bila dorongan

terjadi

konstipasi.

o Makanan rendah sisa

tinggi serat membantu

memperbaiki konsistensi

feses

Mempermudah defekasi

bila konstipasi terjadi

3. Diagnosa Keperawatan :  Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan

rasa malu.

Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama .... x 24 jam

diharapkan rasa cemas

pasien dapat diatasi,

dengan kriteria hasil :

a.    Pasien mengetahui

faktor yang

mempengaruhi

penyebab ansietas

b.     Pasien menyatakan

cemas terhadap

penyakitnya

berkurang

o Catat petunjuk prilaku

misalnya peka rangsang,

gelisah

o Dorong menyatakan perasaan

berikan umpan balik

o Berikan informasi yang

akurat dan nyata tentang apa

yang dilakukan

 Kolaboratif dengan dokter

dalam memberikan obat-obat

sesuai indikasi (obat-obat

pemenang)

o Indikator derajat ansietas

misalnya pasien dapat

merasa tidak terkontrol

(gelisah)

o Membuat hubungan

terapeutik membantu

pasien dalam

mengidentifikasi masalah

yang menyebabkan stress

o Keterlibatan pasien dalam

perencanaan perawatan

memberikan rasa kontrol

dan membantu

menurunkan ansietas.

Dapat digunakan

untuk menurunkan ansietas

dan memudahkan istirahat

15

Page 16: hemoroid

4. Diagnosa Keperawatan :  Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan

primer tidak adekuat.

Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Setelah diberikan

askep selama ….x 24

jam diharapkan tidak

ada tanda – tanda

infeksi dengan

kriteria hasil :

a.    Tidak terdapat

tanda tanda infeksi

seperti:

Kalor, dubor, tumor,

dolor, dan

fungsionalasia

b.   TTV dalam batas

normal

o Pantau tanda-tanda vital,

perhatikan peningkatan

suhu tubuh

o Kaji tanda vital dengan

sering, catat tidak

membaiknya atau

berlanjutnya hipotensi,

penurunan tekanan nadi,

takikardia, demam takipnea

o Lakukan pencucian tangan

yang baik dan perawatan

prolaps aseptik. Berikan

perawatan paripurna

o Berikan informasi yang

tepat, jujur pada

pasien/orang terdekat

Kolaborasi dalam memberikan

antibiotik sesuai indikasi

o Adanya peningkatan

suhu tubuh adalah

karakteristik infeksi.

o Tanda adanya syok

septik, endotoksin

sirkulasi menyebabkan

vasodilatasi, kehilangan

cairan dari sirkulasi dan

rendahnya status curah

jantung.

o Menurunkan risiko

infeksi (penyebaran

bakteri)

o Pengetahuan tentang

kemajuan situasi

memberikan dukungan

emosi, membantu

menurunkan ansietas.

o Mungkin diberikan

secara profilaksi atau

menurunkan jumlah

organisme (pada infeksi

yang telah ada

sebelumnya) untuk

menurunkan penyebaran

16

Page 17: hemoroid

dan pertumbuhan bakteri

5. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi,

prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Tujuan dan KH Intervensi Rasional

Setelah diberikan

askep selama

….x15  menit

diharapkan klien

dapat mengetahui

penyakit yang

dialaminya dengan

kriteria hasil :

a.      Mengungkapkan

masalah berkurang

b.      Klien mampu

menyebutkan

penyebab dari

hemoroid

c.      Klien mampu

mampu menyebutkan

hal yang dapat

memperburuk

penyakitnya

d.     Klien mampu

menyebutkan upaya-

upaya untuk

mencegah timbulnya

heromoid kembali

o Kaji ulang obat, tujuan,

frekuensi, dosis, dan

kemungkinan efek

samping.

o Berikan penjelasan

mengenai penyakit klien

meliputi definisi, etiologi,

tanda dan gejala,

pengobatan serta

pencegahan secara akurat.

o Anjurkan klien untuk

menghindari faktor

pemicu

Anjurkan untuk

segera melaporkan ke

pelayanan kesehatan jika

tanda dan gejala muncul.

o Meningkatkan pemahaman

dan dapat meningkatkan

kerjasama dalam program.

o Dengan pemahaman

terhadap penyakit, etiologi,

tanda dan gejala,

pengobatan serta

pencegahannya akan

meminimalkan

misinterpretasi informasi.

o Mengurangi resiko

munculnya penyakit.

Untuk memaksimalkan

tindakan penanganan

3.4 IMPLEMENTASI

17

Page 18: hemoroid

Implementasi atau tindakan dilakukan sesuai rencana tindakan yang telah direncanakan

sebelum ke pasien.

3.5 EVALUASI

No.

Dx

EVALUASI

1. Tidak melaporkan adanya nyeri secara verbal

Mengurangi adanya gerakan untuk melindungi bagian tubuh yang nyeri dan

terlihat meringis

Tekanan darah normal, dan nadi normal

2 Mendapatkan kembali pola fungsi usus yang normal

Menunjukkan bunyi usus / aktivitas peristaltik aktif

Mempertahankan pola eliminasi biasanya.

3 Pasien mengetahui faktor yang mempengaruhi penyebab ansieta.

Pasien menyatakan cemas terhadap penyakitnya berkurang

4 Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti:

kalor, dubor, tumor, dolor, dan fungsionalasia

TTV dalam batas normal

5 Mengungkapkan masalah berkurang

Klien mampu menyebutkan penyebab dari hemoroid

Klien mampu menyebutkan hal yang dapat memperburuk penyakitnya

Klien mampu menyebutkan upaya-upaya untuk mencegah timbulnya

hemoroid kembali.

18

Page 19: hemoroid

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus

mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki

hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Yang disebabkan

oleh BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama , Obtipasi atau konstipasi kronis ,

Faktor pekerjaan orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat barang

berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid dan Olah raga berat dengan tanda

dan gejala seperti Pembengkakan pada area anus Timbulnya rasa gatal dan

nyeri,Perdarahan pada faeces berwarna merah terang , Keluar selaput

lendir ,Prolaps dan Duduk berjam-jam di WC.

Pada pasien dengan hemoroid penatalaksanaan antara lain Intervensi yang lazim

dilakukan adalah Anaskopi , Rectal Toucher (RT) dan Inspeksi.

4.2 SARAN

Seharusnya kita perlu mengetahui tentang penyakit hemoroid agar kita dapat

mencegah hal itu timbul dalam lingkungan kita. Penulis juga menyadari bahwa penulisan

makalah ini masih belum kesempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan makalah berikutnya. 

19

Page 20: hemoroid

DAFTAR PUSTAKA

                        

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Nanda International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012 –2014.

Jakarta : EGC

Tambayong, Jan. 2010. Patofisologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses –

Proses Penyakit. Jakarta  : EGC

Sjamsuhidayat R. dan Wim de Jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Barre. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner and Suddath. Edisi 8. Jakarta : EGC

http://detikautik.blogspot.co.id/2013/07/askep-hemoroid.html

20

Page 21: hemoroid

21