hasil penelitian dan pembahasan -...

27
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika di kelas IIIA SD Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah serta kurang memaksimalkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik terlihat tidak serius mengikuti pelajaran matematika. Peserta didik sering ramai sendiri, berbicara dengan teman, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, bahkan ada peserta didik yang mengantuk saat proses pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di kelas IIIA SD Negeri Tlahap dengan menerapkan diskusi kelompok atau belajar dalam kelompok agar terjadi interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi. Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IIIA SD Negeri Tlahap pada mata pelajaran matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam penelitian ini, diharapkan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar akademik peserta didik, meningkatkan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran serta meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dan toleransi terhadap adanya keragaman.

Upload: dangliem

Post on 27-Jul-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti

berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

pembelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika di kelas IIIA SD

Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

Guru masih banyak menggunakan metode ceramah serta kurang memaksimalkan

keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik terlihat tidak

serius mengikuti pelajaran matematika. Peserta didik sering ramai sendiri,

berbicara dengan teman, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada

hubungannya dengan pembelajaran yang sedang berlangsung, bahkan ada peserta

didik yang mengantuk saat proses pembelajaran. Melihat kenyataan tersebut,

peneliti mencoba untuk melakukan penelitian di kelas IIIA SD Negeri Tlahap

dengan menerapkan diskusi kelompok atau belajar dalam kelompok agar terjadi

interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain untuk mengatasi

masalah-masalah yang terjadi. Peneliti menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD di kelas IIIA SD Negeri Tlahap pada mata pelajaran

matematika. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan dalam

penelitian ini, diharapkan berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar

akademik peserta didik, meningkatkan aktivitas peserta didik selama proses

pembelajaran serta meningkatkan keterampilan sosial peserta didik dan toleransi

terhadap adanya keragaman.

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

37

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua

siklus. Setiap siklusnya terdiri dari beberapa tahap, yaitu : perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hasil dari peneltian ini

adalah aktivitas guru dan peserta didik selama proses pembelajaran matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil penelitian

yang lain meliputi keterampilan sosial, toleransi terhadap adanya keragaman, dan

hasil akademik peserta didik. Hasil dari keterampilan sosial dan toleransi terhadap

adanya keragaman didapatkan dari observasi/pengamatan yang dinilai dengan

menggunakan lembar aktivitas peserta didik. Hasil akademik peserta didik

diperoleh dari nilai kuis setelah diskusi kelompok dan nilai tes akhir di setiap

siklus. Selain itu, terdapat hasil pengamatan kesiapan peserta didik dalam

menerima pelajaran, pengamatan aktivitas guru dan peserta didik selama proses

pembelajaran serta tanggapan guru dan peserta didik mengenai proses

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Penelitian ini

terdiri dari dua siklus dengan pelaksanaan tindakan setiap siklusnya dilakukan dua

kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama dua jam pelajaran atau

selama 70 menit. Setelah mengadakan penelitian di kelas IIIA SD Negeri Tlahap

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata

pelajaran Matematika pokok bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana

diperoleh data sebagai berikut :

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

38

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Perencanaan

Peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mulai dari

pembelajaran siklus I. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran matematika

berlangsung tidak kondusif yang dilihat berdasarkan hasil observasi awal yang

menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga

peserta didik kurang aktif selama proses pembelajaran. Tindakan pemecahan

masalah yang dianggap tepat adalah mengadakan pembelajaran yang melibatkan

peserta didik bekerja dalam kelompok belajar. Hal ini diwujudkan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran

matematika di kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Tahap penyusunan rancangan

tindakan yang akan diberikan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada peserta didik.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai.

3. Menyusun kelompok heterogen berdasarkan pembelajaran STAD.

Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru dengan mempertimbangkan segi

akademis dan jenis kelamin.

4. Membuat identitas kelompok atau bendera kelompok/tim.

5. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi yang meliputi :

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

39

- Lembar kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang dilihat dari

jumlah peserta didik yang membawa buku paket, buku catatan, buku tugas,

dan perlengkapan alat tulis saat pembelajaran matematika.

- Lembar pengamatan aktivitas peserta didik yang menunjang pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh mana

keaktifan dan interaksi peserta didik selama proses pembelajaran.

- Lembar pengamatan aktivitas guru yang digunakan untuk mengetahui

aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6. Menyiapkan kisi-kisi wawancara terhadap peserta didik dan guru.

7. Menyiapkan lembar angket tanggapan peserta didik.

8. Menyiapkan lembar kerja kelompok, soal kuis, dan soal tes akhir di setiap

siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah dilaksanakannya

skenario pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

telah direncanakan sebelumnya. Pertemuan pertama pada siklus I yang

dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Maret 2012, hasil observasi kegiatan

belajar mengajar pada kegiatan awal yaitu guru melakukan presensi peserta didik,

mengecek kesiapan peserta didik, memberikan apersepsi, dan menyampaikan

tujuan pembelajaran. Guru memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

40

STAD secara singkat kepada peserta didik terlebih dahulu karena pembelajaran

model ini baru pertama kali diterapkan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Guru

menyampaikan bahwa pembelajaran dengan menerapkan STAD ada kerja

kelompok dan kuis individu setelah berdiskusi dengan kelompok masing-masing.

Guru juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tahap mengajar atau presentasi kelas dimanfaatkan oleh guru untuk

menjelaskan materi secara singkat agar peserta didik tidak bingung selama diskusi

kelompok. Pada tahap ini guru juga banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan

untuk memunculkan gagasan dan keaktifan peserta didik. Sebelum kegiatan

diskusi kelompok semua peserta didik diminta untuk berdiri di belakang barisan

bangku dan tidak ada yang boleh duduk di bangku masing-masing. Kemudian

guru menaruh kartu identitas kelompok di meja-meja. Salah satu peserta didik

yang menjadi ketua kelompok maju ke depan untuk diberi tahu anggota

kelompoknya. Setelah itu ketua kelompok bertugas mengumpulkan anggotanya

untuk duduk di meja diskusi masing-masing kelompok. Kelompok yang terbentuk

di kelas IIIA ini ada delapan kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari

empat peserta didik. Nama-nama kelompok yang terbentuk adalah kelompok

Sapi, kelompok Kerbau, kelompok Domba, kelompok Kambing, kelompok

Angsa, kelompok Kelinci, kelompok Bebek, dan kelompok Ayam. Tahap belajar

dalam kelompok digunakan oleh peserta didik untuk berdiskusi menyelesaikan

soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru membimbing diskusi dari masing-

masing kelompok secara bergantian. Guru menekankan bahwa diskusi kelompok

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

41

yang dilaksanakan bukan hanya untuk menyelesaikan soal-soal yang ada, tapi

agar peserta didik yang tidak paham menjadi lebih paham melalui cara tutor

sebaya. Setelah selesai mengerjakan soal-soal dari guru secara berkelompok salah

satu peserta didik mewakili temannya untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya di depan kelas, kemudian guru membahas jawabannya. Setelah

selesai berdiskusi dalam kelompok, guru mengkondisikan semua peserta didik

agar posisi duduknya seperti pembelajaran biasanya untuk mengerjakan kuis

individu dari guru. Peserta didik yang telah selesai mengerjakan kuis boleh

mengumpulkan terlebih dahulu dan menunggu teman lain yang belum selesai.

Pada pertemua kedua yaitu hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012, guru sudah

membawa nilai hasil kuis individu yang telah dilaksanakan pada pertemua

pertama. Sebelum memasuki tahap penghitungan skor, guru membuka pelajaran

dengan melakukan presensi, mengecek kesiapan peserta didik, memberi apersepsi,

dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga memberi motivasi kepada

semua peserta didik agar lebih rajin dan serius saat diskusi kelompok. Nilai kuis

diumumkan oleh guru dengan cara memanggil nama peserta didik kemudian

memberitahu nilai kuis yang didapatkannya. Guru juga memberitahu bahwa nilai

kuis dari masing-masing peserta didik akan dikumpulkan dan dihitung menjadi

nilai kelompok mereka masing-masing. Setelah itu baru dilaksanakan

penghitungan skor pada masing-masing kelompok. Kelompok yang memperoleh

skor tertinggi mendapat peringkat satu dan penghargaan kelompok super. Pada

siklus I yang memperoleh skor sempurna hasil dari nilai setiap anggota

kelompoknya adalah kelompok Kambing yang diketuai oleh Fajar Yahya. Setelah

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

42

penghitungan skor kelompok dan pemberian penghargaan selesai dilaksanakan,

guru mengkondisikan semua peserta didik agar kembali tenang di tempat duduk

mereka masing-masing. Guru juga memotivasi peserta didik sebelum

melaksanakan tes akhir. Kemudian guru membagikan soal yang harus dikerjakan

oleh peserta didik secara individu. Selama peserta didik mengerjakan tes akhir,

guru mengawasi semua peserta didik. Setelah semua peserta didik selesai

mengerjakan tes dan mengumpulkannya di meja guru, guru menanyakan

kesulitan-kesulitan yang ditemui peserta didik dalam mengerjakan tes tersebut.

Sebelum mengakhiri pembelajaran matematika, guru menyampaikan bahwa pada

hari Senin atau pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan diskusi kelompok lagi.

c. Observasi/Pengamatan

Observasi/pengamatan pada penelitian tindakan kelas ini, yang

pelaksanaannya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu

dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil

pengamatan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik

a. Observasi tentang kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran

Hasil penelitian pada siklus I pertemuan pertama tentang kesiapan peserta

didik dalam menerima pelajaran menunjukkan bahwa sebesar 61,71% peserta

didik telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan 38,29% peserta didik

belum siap menerima materi pelajaran dikarenakan ada yang tidak membawa

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

43

buku paket matematika, buku catatan matematika, buku tugas matematika, dan

perlengkapan alat tulis yang seharusnya dibawa oleh setiap peserta didik untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika.

Pertemuan kedua menunjukkan bahwa sebesar 77,3% peserta didik telah

siap menerima materi pelajaran. Sedangkan yang belum siap menerima materi

pelajaran yaitu sebesar 22,7%. Peserta didik yang belum siap menerima materi

pelajaran diantaranya adalah sembilan orang peserta didik yang tidak membawa

buku paket, tiga orang peserta didik tidak membawa buku catatan matematika,

tujuh orang peserta didik tidak membawa buku tugas matematika, dan sepuluh

orang peserta didik tidak membawa perlengkapan alat tulis. Presentase kesiapan

peserta didik menerima pelajaran sedikit meningkat dibandingkan pada pertemuan

pertama, namun hal ini masih perlu ditingkatkan lagi sampai semua peserta didik

benar-benar siap menerima pelajaran. Kemudian guru memberi penjelasan kepada

semua peserta didik mengenai pentingnya buku paket yang mendukung

kelancaran proses pembelajaran dan buku catatan maupun buku tugas matematika

serta alat tulis yang nantinya akan sangat diperlukan selama pembelajaran

matematika berlangsung.

b. Observasi tentang aktivitas belajar peserta didik menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

Data dari hasil observasi aktivitas peserta didik digunakan untuk

mengetahui kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran. Hasil observasi

aktivitas belajar peserta didik pada siklus I sebesar 52,8%. Pada siklus I

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

44

keterampilan sosial peserta didik menunjukkan nilai dua yang berarti kategori

kurang, sedangkan toleransi peserta didik terhadap adanya keragaman juga

menunjukkan nilai dua yang berarti kurang.

c. Hasil belajar peserta didik

Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model

kooperatif tipe STAD yang mencapai ketuntasan sebesar 46,88% dengan nilai

KKM 63. Kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75%. Peserta

didik yang tuntas sebelum tindakan sebanyak 15 peserta didik dari 32 peserta

didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I peserta didik yang tuntas menjadi

24 peserta didik. Peserta didik yang belum tuntas disebabkan kurang memahami

materi yang disampaikan guru dan kurang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru digunakan untuk

mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran. Pertemuan pertama pada

siklus I guru melakukan presensi peserta didik, memberi pertanyaan-pertanyaan

apersepsi, dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kegiatan inti

guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dan melakukan tanya

jawab dengan peserta didik. Namun guru belum sepenuhnya memperhatikan

peserta didik yang ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru.

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

45

Pada tahap belajar dalam kelompok/tim, guru berkeliling membimbing

peserta didik serta mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas bersama-sama dan berdiskusi. Namun suasana di kelas belum

tenang, masih ada peserta didik yang berbicara dengan temannya, bahkan ada

salah satu peserta didik yang berlarian ke depan kelas. Sebelum dilaksanakan kuis

individu, guru sudah mengkondisikan peserta didik untuk duduk di bangku

masing-masing secara baik. Saat pelaksanaan kuis individu guru memantau semua

peserta didik selama kuis berlangsung. Namun masih ada beberapa peserta didik

yang meminta jawaban pada peserta didik lain dalam mengerjakan kuis tersebut.

Pada pertemuan kedua guru melakukan presensi peserta didik, memberi

apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai pada hari tersebut. Pada

pertemuan kedua siklus I digunakan oleh guru untuk memberi skor pada masing-

masing kelompok dan memberi penghargaan pada semua kelompok atas kerja

sama dalam kelompok yang telah dilakukan. Sebelum menghitung skor

kelompok, terlebih dahulu guru mengumumkan nilai kuis dari masing-masing

peserta didik. Setelah itu guru menghitung skor untuk masing-masing kelompok

dan memberikan penghargaan pada setiap kelompok. Kemudian guru melakukan

tanya jawab dengan peserta didik dan mengulas secara singkat hasil dari

pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Guru juga memberi penjelasan

mengenai tes akhir yang akan dilakukan pada hari tersebut. Sebelum membagi

soal, guru menjelaskan cara mengerjakan soal tes tersebut. Saat tes akhir

berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes tersebut. Setelah tes selesai, guru

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

46

melakukan tanya jawab mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik selama

mengerjakan soal tes.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru yang dilihat dari kegiatan guru

selama proses pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik, yaitu sebesar 73,8%.

Namun kinerja guru masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencapai hasil yang

optimal terutama dalam memotivasi peserta didik agar lebih serius dalam

menerima pelajaran.

3. Wawancara dengan Peserta didik

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan peserta didik setelah

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

siklus I, sebagian besar peserta didik menjawab senang. Presentase hasil

wawancara dengan peserta didik pada siklus I menunjukkan angka sebesar

73,12%. Ada 25 peserta didik yang menyatakan bahwa belajar secara

berkelompok membuat mereka lebih memahami materi dan bisa bebas

berpendapat selama kegiatan diskusi. Namun ada tujuh peserta didik yang

menjawab tidak senang karena dalam kegiatan diskusi kelompok mereka

diganggu oleh teman satu kelompoknya.

d. Refleksi

Siklus I pada penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan

aktivitas dan hasil akademik peserta didik. Berdasarkan data yang diperoleh

bahwa aktivitas peserta didik menunjukkan nilai sebesar 52,8%. Namun

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

47

peningkatan aktivitas tersebut masih rendah dan belum menunjukkan indikator

keberhasilan sehingga perlu adanya perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya

supaya hasil yang diperoleh lebih baik lagi. Kinerja guru pada siklus I sudah

cukup baik. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I yang

menunjukkan nilai sebesar 73,8%. Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran

dengan sebaik mungkin dan telah berusaha melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran yang sesuai dengan RPP. Namun perhatian guru pada peserta didik

yang ramai masih sangat kurang.

Berdasarkan data hasil perolehan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I

masih terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sesuai dengan tujuan yang harus

dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini. Hal-hal tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Keterampilan sosial pada siklus I menunjukkan nilai kurang. Hasil

tersebut masih di bawah kriteria indikator keberhasilan proses. Oleh

karena itu keterampilan peserta didik dalam berdiskusi dan bekerja sama

dalam tim masih perlu ditingkatkan. Selain itu keterampilan sosial yang

juga perlu ditingkatkan antara lain adalah keaktifan selama pembelajaran

dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh guru.

2. Toleransi terhadap adanya keragaman pada siklus I menunjukkan nilai

kurang. Hasil tersebut masih di bawah kriteria indikator keberhasilan

proses. Sehingga pada siklus II toleransi peserta didik untuk menerima

peserta didik lain sebagai teman kerja kelompok dan menghargai

pendapat peserta didik lain masih perlu ditingkatkan.

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

48

3. Hasil akademik peserta didik yang mencapai ketuntasan pada siklus I

sebesar 75%. Hasil tersebut sudah baik, namun masih perlu ditingkatkan

lagi.

2. Hasil Penelitian Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II ini dilakukan beberapa persiapan seperti pada

siklus I. Siklus II pada penelitian ini juga direncanakan untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I seperti yang telah dijabarkan

dalam refleksi siklus I. Rencana persiapan perbaikannya adalah sebagai berikut :

1. Keterampilan sosial

Perbaikan keterampilan sosial peserta didik dalam berdiskusi dan bekerja

sama dalam kelompok diupayakan dengan memberikan pengarahan pada

peserta didik bahwa dalam kegiatan diskusi mereka harus bekerja sama agar

dapat mengerjakan soal dengan baik dan supaya semua anggota kelompok

dapat memahami materi yang didiskusikan. Jadi dengan adanya

pembentukan kelompok heterogen diharapkan peserta didik dapat saling

membantu memahami materi. Upaya lain yang dilakukan adalah

memotivasi peserta didik agar memberanikan diri untuk bertanya pada guru

maupun teman saat diskusi bila ada materi yang belum dipahami.

2. Toleransi terhadap adanya keragaman

Upaya perbaikan pada toleransi peserta didik untuk menerima peserta didik

lain sebagai teman kelompok adalah dengan memberi pengarahan pada

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

49

peserta didik bahwa teman dalam kelompok sangat penting dalam diskusi

kelompok, karena dengan adanya teman dalam kelompok dapat

memudahkan dalam menyelesaikan tugas. Peserta didik juga diberi

pengarahan agar dapat menghargai pendapat peserta didik lain selama

belajar dalam kelompok .

3. Hasil belajar peserta didik

Upaya perbaikan hasil belajar pada peserta didik yang belum memperoleh

nilai tuntas adalah dengan memberikan pengarahan supaya semua peserta

didik ikut aktif selama diskusi kelompok dan memperhatikan penjelasan-

penjelasan dari guru agar peserta didik dapat menguasai materi yang

diajarkan sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus II ini, guru melakukan kegiatan awal sama

dengan yang dilakukan pada siklus I, yaitu melakukan presensi peserta didik,

memberi apersepsi, dan memberi motivasi kepada peserta didik. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran serta menanyakan kesiapan peserta didik

dalam mengikuti pelajaran yang akan dilaksanakan. Guru juga sesekali menegur

peserta didik yang ramai untuk mendengarkan penjelasan dari guru agar dalam

diskusi kelompok dapat lebih memahami serta dapat mengerjakan kuis atau tes

dengan baik.

Pada pertemuan pertama ini peserta didik terlihat lebih semangat dalam

menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat guru menjelaskan

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

50

cara menggambar bangun datar persegi dengan memperhatikan sifat-sifatnya,

peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru dengan tenang. Bahkan saat

guru selesai menggambar bangun datar persegi di papan tulis ada peserta didik

yang bertanya pada guru tentang sifat-sifat bangun datar lain yang belum

dipahami. Guru tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, tapi meminta

peserta didik yang sudah paham angkat tangan dan menjelaskan kepada peserta

didik yang bertanya tersebut. Peserta didik yang angkat tangan lebih dari sepuluh

orang, jadi guru membimbing mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut secara

bersamaan. Setelah itu guru menjawab pertanyaan tersebut dan menjelaskannya

secara singkat. Kemudian guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk

bersama kelompoknya masing-masing, serta memanggil 8 peserta didik yang

menjadi ketua kelompok untuk maju ke depan kelas mengambil bendera tim dan

mengambil lembar kerja kelompok. Kelompok pada kegiatan pembelajaran ini

masih sama dengan kelompok pada saat siklus I. Pada siklus II ini peserta didik

lebih tertib dalam kegiatan kelompok karena sudah memahami cara berkelompok

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Peserta didik juga dapat berdiskusi

dengan baik serta tidak ada lagi peserta didik yang mengganggu temannya setelah

mendapat pengarahan dari guru. Semua peserta didik terlihat serius dalam

berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing. Guru juga berkeliling untuk

mengarahkan dan membimbing setiap kelompok. Beberapa kelompok yang belum

paham juga tidak takut untuk bertanya pada guru. Setelah peserta didik selesai

mengerjakan tugas secara berkelompok, guru menanyakan hal-hal yang masih

kurang dipahami untuk dibahas bersama. Kemudian guru mengkondisikan peserta

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

51

didik untuk duduk di bangkunya sendiri seperti semula. Satu persatu peserta didik

diberi soal kuis oleh guru untuk dikerjakan secara individu. Guru mengawasi

semua peserta didik selama pelaksanaan kuis berlangsung.

Pertemuan kedua pada siklus ini, yang dilaksanakan pada hari Selasa

tanggal 27 Maret 2012 juga sudah berjalan dengan cukup baik. Pertemuan ini

diawali dengan kegiatan presensi peserta didik, dan kegiatan-kegiatan pada awal

pembelajaran seperti yang selalu dilakukan oleh guru pada pertemuan-pertemuan

sebelumnya. Sebelum masuk pada kegiatan inti, guru menanyakan pada peserta

didik mengenai kegiatan kelompok yang dilakukan pada pertemuan sebelumnya.

Sebagian besar peserta didik serempak menjawab senang dapat bekerja sama

dengan teman dalam kelompoknya masing-masing.

Kegiatan inti pada pertemuan kedua ini diisi oleh guru dengan

menginformasikan nilai kuis masing-masing peserta didik. Setelah semua nama

peserta didik dan nilai yang diperoleh peserta didik tersebut selesai dibacakan

oleh guru, guru menghitung skor perolehan untuk masing-masing kelompok dan

mengumumkannya pada semua peserta didik. Pada siklus II ini semua kelompok

berhasil mendapatkan predikat Tim Super dan berhak menerima kartu

penghargaan dari guru. Kemudian ketua dari masing-masing kelompok maju ke

depan kelas untuk menerima kartu penghargaan dari guru. Setelah itu, guru

mengkondisikan kelas agar tenang kembali untuk melaksanakan tes. Dalam tes

tersebut semua peserta didik mengerjakan dengan baik, namun masih ada

beberapa peserta didik yang bertanya pada temannya. Guru menegur peserta didik

tersebut dan memberi pengertian bahwa tes harus dikerjakan sendiri, tidak seperti

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

52

pada saat melakukan diskusi kelompok. Setelah diberi peringatan oleh guru,

semua peserta didik dapat mengerjakan tes dengan baik. Diakhir pembelajaran,

saat semua peserta didik telah selesai mengerjakan soal tes, guru menanyakan

kesulitan-kesulitan yang ditemui peserta didik dalam mengerjakan tes akhir.

c. Observasi/pengamatan

Siklus II pada penelitian tindakan ini juga dilakukan observasi/pengamatan

dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti sama seperti pada

siklus I. Observasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe

STAD pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik

a. Observasi tentang kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran

Hasil penelitian kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran pada

siklus II pertemuan pertama menunjukkan presentase sebesar 98,43% peserta

didik telah siap menerima materi pelajaran. Sedangkan yang belum siap yaitu ada

dua orang peserta didik yang tidak membawa buku tugas matematika dan dua

orang yang lain tidak membawa kelengakapan alat tulis.

Pertemuan kedua menunjukkan presentase sebesar 100% peserta didik telah

siap menerima materi pelajaran. Semua peserta didik telah membawa kelengkapan

yang diperlukan dalam pembelajaran, yaitu buku paket matematika, buku catatan

matematika, buku tugas matematika dan kelengkapan alat tulis. Ini berarti semua

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

53

peserta didik telah melakukan persiapan untuk mengikuti pelajaran matematika

yang akan dilaksanakan.

b. Observasi tentang aktivitas belajar peserta didik menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus

II digunakan untuk mengetahui kegiatan peserta didik selama proses

pembelajaran. Hasil observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus II sebesar

94,4%. Pada siklus II ini keterampilan sosial menunjukkan nilai lima yang berarti

kategori sangat baik, sedangkan toleransi terhadap adanya keragaman

menunjukkan nilai empat yang berarti kategori baik. Hasil tersebut menunjukkan

peningkatan aktivitas belajar peserta didik bila dibandingkan dengan hasil

observasi aktivitas belajar peserta didik pada siklus I.

c. Hasil belajar peserta didik

Hasil belajar peserta didik sebelum pembelajaran menggunakan model

kooperatif tipe STAD yang mencapai ketuntasan sebesar 46,88% dengan nilai

KKM 63. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75%. Peserta didik yang

mencapai ketuntasan sebelum tindakan sebanyak 15 peserta didik dari 32 peserta

didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I peserta didik yang mencapai

ketuntasan menjadi 24 peserta didik. Kemudian pada siklus II mengalami

peningkatan lagi menjadi 96,87% peserta didik yang telah mencapai ketuntasan.

Hanya satu peserta didik yang belum tuntas, hal itu dikarenakan peserta didik

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

54

tersebut sangat malas dalam mengerjakan tes akhir yang diberikan oleh guru dan

hanya asal-asalan saat mengerjakannya.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru pada siklus II

digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran.

Pertemuan pertama pada siklus II guru melakukan presensi peserta didik,

memberi apersepsi, dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mengecek

kesiapan peserta didik menerima pelajaran. Pada kegiatan inti guru menjelaskan

secara singkat materi yang akan dipelajari dan melakukan tanya jawab dengan

peserta didik. Pada pertemuan pertama siklus II ini guru sudah lebih bersemangat

dalam mengajar dan sesekali menegur peserta didik yang masih ramai.

Pada tahap belajar dalam kelompok/tim, guru berkeliling membimbing

peserta didik serta mengorganisasikan kegiatan dalam kelompok untuk

mengerjakan tugas bersama-sama dan berdiskusi dengan teman kelompok

masing-masing. Kegiatan diskusi pada siklus II juga sudah berjalan lancar dan

cukup baik. Tidak ada lagi peserta didik yang mengganggu peserta didik lain

selama kerja kelompok.

Pada pertemuan kedua guru melakukan presensi peserta didik, memberi

apersepsi dan motivasi sebelum masuk pada kegiatan inti. Setelah itu guru

mengumumkan nilai kuis yang diperoleh masing-masing peserta didik. Kemudian

guru menginformasikan skor perolehan dari masing-masing kelompok serta

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

55

memberikan kartu penghargaan pada masing-masing kelompok. Guru juga

memberikan penghargaan berupa kata-kata yang memotivasi semua kelompok

karena pada siklus II ini semua kelompok berhasil mendapat predikat Tim Super.

Setelah itu guru memberi penjelasan mengenai tes akhir yang akan dilakukan

pada hari tersebut. Sebelum membagi soal, guru menjelaskan cara mengerjakan

soal tes tersebut. Saat tes berlangsung guru mengawasi jalannya proses tes

tersebut dan menegur peserta didik yang masih menyontek peserta didik lain.

Setelah tes selesai, guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan yang

dihadapi peserta didik selama mengerjakan soal tes.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran pada

siklus II ini juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 93,84%. Presentase

tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan

model kooperatif tipe STAD sudah sangat baik.

3. Wawancara dengan Peserta didik

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan peserta didik setelah

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

siklus II, sebagian besar peserta didik menjawab senang. Presentase hasil

wawancara dengan peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan dengan

menunjukkan angka sebesar 98,12%. Semua peserta didik kelas IIIA (32 peserta

didik) menyatakan bahwa belajar secara berkelompok membuat mereka lebih

memahami materi dan bisa bebas berpendapat selama kegiatan diskusi.

Page 21: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

56

4. Angket tanggapan peserta didik mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan

model kooperatif tipe STAD

Hasil angket tanggapan peserta didik yang diperoleh setelah melakukan

pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD, 31 peserta didik

dari 32 peserta didik menyatakan suka dengan pembelajaran yang telah dilakukan.

Mereka berkomentar bahwa belajar dengan cara berkelompok lebih

menyenangkan karena dapat bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal dari guru

dan peserta didik yang belum memahami materi bisa bertanya dengan leluasa

pada peserta didik lain yang lebih mengerti.

5. Wawancara dengan Guru Kelas IIIA

Berdasarkan hasil wawancara, guru kelas IIIA sebelumnya sudah pernah

mendengar model pembelajaran kooperatif STAD, namun belum pernah mencoba

menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IIIA. Setelah melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif,

guru menyatakan sangat senang karena melihat semua peserta didik menjadi lebih

antusias dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar juga lebih hidup

dengan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik dan peserta didik

dengan peserta didik yang lain. Selain itu peserta didik juga menjadi lebih aktif

selama pembelajaran. Guru juga sangat puas karena nilai peserta didik hampir

100% telah mencapai ketuntasan.

Page 22: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

57

d. Refleksi

Hasil observasi siklus II pada aktivitas belajar peserta didik sudah

menunjukkan hasil yang cukup baik yaitu sebesar 94,4%. Sementara aktivitas

guru juga menunjukkan adanya peningkatan yaitu menjadi sebesar 93,84%. Baik

aktivitas peserta didik maupun guru sudah mencapai kriteria indikator

keberhasilan proses. Berdasarkan hasil perolehan dari pelaksanaan siklus II

aktivitas peserta didik sudah menunjukkan tercapainya tujuan dalam penelitian

tindakan kelas ini, yaitu sebagai berikut :

1. Keterampilan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran siklus II

mengalami peningkatan dengan menunjukkan nilai lima atau kategori

sangat baik. Hasil ini berarti keterampilan sosial peserta didik sudah

mencapai kriteria indikator keberhasilan proses.

2. Toleransi peserta didik terhadap adanya keragaman dalam proses

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dengan menunjukkan nilai

empat atau kategori baik. Hasil ini berarti toleransi peserta didik sudah

mencapai kriteria inikator keberhasilan proses.

3. Hasil ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II sebesar 96,87%. Hasil

tersebut sudah mencapai kriteria keberhasilan belajar yaitu diatas atau sama

dengan 75%.

4.2. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini merupakan hasil observasi

dari penelitian yang telah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus

dan dilakukan refleksi secara keseluruhan pada tiap-tiap siklusnya. Proses

Page 23: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

58

pembelajaran akan berlangsung optimal apabila terdapat interaksi yang baik

antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik yang lain.

Pembelajaran dengan menggunakan satu macam metode saja akan membuat

peserta didik menjadi jenuh untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu guru perlu

melakukan alternatif-alternatif baru dengan menggunakan model pembelajaran

yang bervariasi agar peserta didik tidak jenuh lagi. Proses pembelajaran dikatakan

optimal bila terdapat keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran yang

berarti bukan merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran

dengan melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok menjadi

salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Proses

pembelajaran yang baik akan sangat berpengaruh pada hasil belajar peserta didik.

Pembelajaran dengan teori konstruktivisme dari pandangan Piaget dan

Vigotsky menekankan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang

lain melalui pembentukan kelompok dalam belajar. Pembelajaran yang bernaung

dibawah konstruktivisme adalah model pembelajaran kooperatif. Model

pembelajaran kooperatif itu sendiri sangat identik dengan adanya kelompok

belajar. Kelompok dalam belajar ini memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bebas berpendapat dan dapat meningkatkan keaktifan dalam berpikir

maupun psikomotor peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.

Peserta didik harus aktif sehingga peserta didik yang menjadi pusat kegiatan

belajar mengajar di kelas. Keaktifan peserta didik ini menjadi hal yang sangat

penting untuk menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Page 24: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

59

Pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini mengambil pokok bahasan

yang memuat materi sifat dan unsur bangun datar sederhana. Pada pokok bahasan

tersebut, terdapat dua materi yang harus disampaikan, yaitu memahami sifat-sifat

bangun datar sederhana dan menggambar bangun datar sederhana berdasarkan

sifat dan unsurnya.

Hasil observasi awal yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan belajar

mengajar belum optimal karena tidak terjadi interaksi antara peserta didik dengan

guru dan peserta didik dengan peserta didik yang lain secara maksimal. Bahkan

hasil belajar peserta didik juga masih sangat rendah dilihat dari ketuntasan

nilainya. Bentuk pemecahan dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran matematika di

kelas IIIA SD Negeri Tlahap. Selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok

bahasan sifat dan unsur bangun datar sederhana dari siklus pertama ke siklus

berikutnya menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses

pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar

peserta didik meningkat.

Perubahan dalam proses pembelajaran ini dilihat dari hasil peningkatan

keterampilan sosial dan toleransi terhadap adanya keragaman. Hasil observasi

pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik selama

proses pembelajaran dari satu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan.

Hasil aktivitas peserta didik pada siklus I menunjukkan presentase sebesar 52,8%.

Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 94,4%.

Page 25: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

60

Keterampilan sosial yang tadinya hanya mencapai nilai dua atau kategori kurang,

meningkat menjadi nilai lima atau kategori sangat baik pada siklus II. Toleransi

terhadap adanya keragaman juga meningkat, yaitu dari nilai dua atau kategori

kurang menjadi nilai empat atau kategori baik pada siklus II.

Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil ketuntasan nilai peserta didik sebelum diterapkannya model

pembelajaran tipe STAD dengan hasil ketuntasan nilai setelah pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran tipe STAD. Hasil belajar peserta didik

sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD yang mencapai

ketuntasan hanya sebesar 46,88% dengan nilai KKM 63. Nilai rata-rata

matematika kelas IIIA sebelum tindakan adalah 57,3. Kemudian pada siklus I

peserta didik yang mencapai ketuntasan mengalami peningkatan menjadi 75%,

dengan nilai rata-rata 71,9. Peserta didik yang tuntas sebelum tindakan sebanyak

15 peserta didik dari 32 peserta didik. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I

peserta didik yang tuntas menjadi 24 peserta didik. Kemudian pada siklus II

mengalami peningkatan lagi menjadi 96,87% peserta didik yang tuntas. Nilai rata-

rata matematika pada siklus II adalah 80,8. Pada siklus II hanya ada satu orang

peserta didik yang tidak mencapai nilai tuntas.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika di

kelas IIIA terjadi peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi yang

dipelajari melalui kegiatan yang telah dilaksanakan oleh peserta didik. Ketuntasan

hasil belajar peserta didik sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar yaitu lebih

dari atau sama dengan 75%. Hal ini berarti dengan diterapkannya model

Page 26: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

61

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika dapat

meningkatkan keterampilan sosial peserta didik, toleransi terhadap adanya

keragaman, dan hasil belajar peserta didik.

Selama pelaksanaan penelitian, guru juga mengalami peningkatan dalam

mengajar dan menyampaikan materi dibanding dari sebelum diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru berusaha memberi motivasi kepada

peserta didik dan mencoba mengkondisikan kelas dengan baik, sehingga tercipta

suasana belajar yang kondusif. Selama proses pembelajaran tersebut, guru

semaksimal mungkin membimbing peserta didik mengorganisasikan kegiatan

dalam kelompok untuk mengerjakan tugas dan berdiskusi. Sedangkan dalam

lembar kerja peserta didik, guru memberikan arahan dan bimbingan, serta

memantau jalannya kegitan belajar mengajar.

Hasil observasi guru pada siklus I sebesar 73,8% dan pada siklus II sebesar

93,84%. Dari data tersebut menunjukkan adanya kenaikan kinerja guru dari siklus

I dan siklus II. Guru berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangannya dalam

proses pembelajaran, dari cara memberi motivasi kepada peserta didik selama

pembelajaran, mengarahkan toleransi dalam berkelompok dan keterampilan sosial

dalam pembelajaran. Hasil observasi terhadap kinerja guru dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dari satu siklus ke siklus-siklus

berikutnya, menunjukkan bahwa kinerja guru sudah semakin baik.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD di kelas IIIA SD Negeri Tlahap pada pokok bahasan sifat dan unsur

bangun datar sederhana merupakan suatu proses pembelajaran yang telah

Page 27: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/884/5/T1_292008137_BAB IV.pdf · STAD. Lembar pengamatan ini dibuat untuk mengukur sejauh

62

mengarah pada pembelajaran yang lebih mengaktifkan peserta didik mencakup

tiga ranah melalui kegiatan secara berkelompok. Pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

diharapkan dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas peserta

didik serta pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran sehingga

pembelajaran dapat menjadi lebih baik dan berlangsung secara optimal.

Penggunaan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keterampilan

sosial peserta didik, toleransi terhadap adanya keragaman, dan hasil belajar

peserta didik dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat dan unsur

bangun datar sederhana di kelas IIIA SD Negeri Tlahap Kecamatan Kledung

Kabupaten Temanggung.