model pembelajaran stad
TRANSCRIPT
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN
MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Diajukan sebagai tugas mata kuliahPengantar Pendidikan
Disusun oleh :Ririn Febriyanti 14.06.0.047
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUANKOTA BATAM
2015-2016
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan serta Rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan dosen, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement divisions)” Metode pembelajaran STAD merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995).
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau Kepulauan. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik serta saran bagi para pembaca.
Batam, 18 MEI 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................................I
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................II
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2
1. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Stad ................................................................2
2. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad .........................................3
3. Komponen Utama dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad ..................................4
4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad ...........................6
5. Hubungan Penerapan Model Stad dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa. ......9
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Stad............................................10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................13
A. Kesimpulan ..............................................................................................................13
B. Saran ........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam
penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang
dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai
macam skenariokegiatan pembelajaran di kelas.
Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru
dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut,
terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi
antara siswa dengan sumber belajar. Diaharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa
dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga
mencapai kompetensi yang diharapkan. Situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.
Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk
memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Diharapkan, guru dapat
menciptakan situasi belajar sedemikian rupa, sehingga siswa dapat bekerjasama dalam
kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Melalui
pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD?
2. Apa prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Apa komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
4. Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?
5. Bagaimana hubungan antara pembelajaran model STAD dengan motivasi
Dan prestasi belajar siswa?
C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan tentang pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Menjelaskan prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Menjelaskan komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
5. Menerapkan pembelajaran model STAD dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau
pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru
mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu
metode pembelajaran kooperatif yang efektif.
Metode pemelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan
oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran biasa
yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan Kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan
individu, dan 5) Pemberian penghargaan kelompok (Slavin,1995:34), STAD merupakan
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa
didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran
kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima
berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di
Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok
dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan
perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk
memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.
1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD
a. Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang
yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang
berbeda (heterogen).
b. Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah
pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
c. Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.
Pertama,beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan
sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat
meningkatkan harga diri. kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan
siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan
dengan keterampilan.
d. Nurhadi (2004:116), bahwa : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu
model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau
tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar
belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan
intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja
akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab
atau diskusi antar sesama anggota tim.
2. PRINSIP DAN CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
A. Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
3.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
B. Ciri Pembelajaran Kooperatif
Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007) , ciri-ciri pembelajaran kooperatif
sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi
dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
3. Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
3. KOMPONEN UTAMA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas,
belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD
juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian selengkapnya dari
pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD):
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan
yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai
dengan penyajian kelas.
Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembanga dan latihan terbimbing dari
keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.
a). Pembukaan
1). Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting.
Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah
kehidupan nyata, atau cara lain.
2). Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau
merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.
3). Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.
b). Pengembangan
1). Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam
kelompok.
2). Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan
hafalan.
3). Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
4). Memberi penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah
5). Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.
c). Latihan Terbimbing
1). Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.
2). Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.
hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.
3). Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa
mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.
2. Belajar Kelompok
Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang
diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa
diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.
Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu
memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab
pertanyaan.
Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :
1). Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama sama dan pindah
kemeja kelompok.
2). Berikanlah waktu kurang lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.
3). Bagikan lembar kegiatan siswa.
4). Serahkan pada siswa untuk bekerja samadalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh,
tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing
siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan teman satu
kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu
kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban
pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian
memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.
5). Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu
kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar
kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi
siswa mempunyai lembar kegiatan unyuk mengecek diri mereka dan teman teman
sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai
pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum menanyakannya
pada guru.
6). Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya
memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk
dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan sebagainya.
3. Kuis
Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja
yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai
nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Skor perkembangan
Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok
untuk meraih prestasi secara maksimal dan melakukan yang terbaik bagi dirinya berdasarkan
prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai awal berdasarkan nilai rata-rata
siswa secara individu pada tes yang telah lalu atau nilai akhir siswa secara individual dari
semester sebelumnya.
5. Penghargaan Kelompok
Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai
kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikan atau penghargaan
kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai
perkembangan individu dalam kelompoknya.
4. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperati tipe STAD adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan
dicapai.
- Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini
kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah.
Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.
- Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai
awal kemampuan siswa.
- Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana
anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda beda (tinggi, sedang, dan
rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender.
- Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang teah diberikan,
mendiskusikannya secara bersama sama, saling membantu antar anggota lain, serta mebahas
jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap
kelompokdapat menguasai konsep dan materi.Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh
guru agar kompetensi dasar yag diharapkan dapat dicapai.
- Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
- Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
- Guru memberi penghargaan.
Sintaks Model Pembelajaran STAD
Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti
berikut.
Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD
Sintaks
model
PembeSinta
LangkahIndikator Tingkah laku guru
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyajikan informasi
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok- kelompok
belajar
Membimbimg
kelompok belajar
Evaluasi
Memberikan
penghargaan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
mengkomunikasikan
kompetensi dasar
yang akan dicapai serta
memotivasi siswa
Guru menyajikan informasi
kepada siswa
Guru menginformasikan
pengelom-pokkan
Siswa
Guru memotivasi serta
memfasilitasi kerja siswa
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang
materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Guru memberi penghargaan
hasil belajar
individual dan kelompok
Sintaks model pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :
1.Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.
2.Guru menyajikan pelajaran.
3.Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
4.Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok
lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
5.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab
kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
6.Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.
7.Guru memberikan evaluasi.
8.Penutup.
Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh
kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis.
Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan
pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar (Sumber:Slavin, 1995
dalam Parlan, 2006:17). Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan
poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah
seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok.
Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.
Skor KuisPoin peningkatan
Lebih dari 10 point di bawah skor dasar
1-10 point di bawah skor dasar
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar
Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar
5
10
20
30
30
Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok
Kriteria Nilai Perkembangan
Excellent
The best teams
Good teams
General teams
22,6 – 30
15,1 – 22,5
7,6 – 15,0
≥7,5
(Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)
5. HUBUNGAN PENERAPAN MODEL STAD DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat
menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan
terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi
yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain
itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten
baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya
lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan
kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD
dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan
dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-
pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota
kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.
Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang
berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan
perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih
siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila
ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa
siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan
penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa.
6. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PEMBELAJARAN STAD
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan
cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning
mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
- Kelebihan
1). Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.
2). Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan
akademisnya.
3). Strategi kooperatif memberikan perkembangan yang berkesan pada hubungan interpersonal
diantara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut
Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku
sosial, dan pandangan-pandangan.
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.
f. Membangun persahabatan yang berkelanjutan hingga masa dewasa.
g. Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling
membutuhkan.
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia.
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.
j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin,
normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Sedangkan keuntungan metode pembelajaran jangka pendek kooperatif tipe STAD untuk
jangka pendek menurut Soewarso (1995:22) sebagai berikut :
a. Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi yang sedang
dibahas.
b. Adanya angota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,
karena dalam tes lisan dibantu oleh anggota kelompoknya.
c. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah
harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah
harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk
mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.
g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam
bekerja sama.
Sampai saat ini metode pembelajaran kooperatif tipe STAD belum banyak diterapkan
dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini
karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan
pembelajaran kooperatif dikelas yaitu :
a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan dikelas dan siswa tidak belajar jika mereka
diterapkan dalam grup.
b. Banyak orang mempunyai kesan negative mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam
kelompok.
c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.
d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan
siswa yang lebih pandai.
e. Siswa yang pandai juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada
hasil jerih payah mereka.
- Kelemahan
Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kekurangan
sebagai berikut ;
1. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan
kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan macet.
2. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga, maka
seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila
kelompok lebih dari lima kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya
membonceng dalam penyelesaian tugas.
3. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara
konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.
Selain diatas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut Soewarso
(1993:23) adalah bahwa yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan,
menyebabkan siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga
pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum
tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian
terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk
melaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas bahwa untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebaiknya dalam
satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yag berlainan, sehingga mereka
dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka
mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung
jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
.
STAD, merupakan salah satu system pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa
dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili
siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan
pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk
memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang
diberikan.Kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus
mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.
Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang
mereka peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi criteria diberi
nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.
Menurut Slavin, STAD terdiri dari lima komponen uatama, yaitu presentasi kelas,
kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.
Strategi STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip, yakni sikap
partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Dengan demikian,
siswa lebih (being mode ) bukan hanya sekedar (being have ).
B. Saran
1. Kepada guru-gurumata pelajaran matematika diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternative untuk dapat meningkatkan
aktivitas belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika.
2. Kelemahan yang terdapat pada pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah pembagian
kelompok yang kurang merata dan kurang cermatnya dalam menentukan skor. Oleh karena
itu, diharapkan bagi guru yang menerapkan metode ini agar lebih cermat dan teliti dalam
menentukan kelompok dan dalam menghitung skor peningkatan individu atau kelompok.
3. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini
dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran matematika dan pelajaran
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahmansaleh, 2010. Model Pembelajaran STAD, (http://www.com/2010/04/model-pembelajaran-stad.html), Diakses tanggal 26 januari 2012.
Yuliatmoko. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (Online), (www. yuliatmoko.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html), diakses 2 November 2011.
Andayani Sutrisni, 2007, Penerapan Kooperatif Teknik STAD dalam Pembelajaran, FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Singarimbun,Singarimbun.2011. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar Mahasiswa PGSD S1 FIP Unimed. Di Kutip dari Jurnal Tematik Vol.001/06/DIkdas/April 2011,Medan FIP: UNIMED