model pembelajaran stad

27
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Divisions) Diajukan sebagai tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan Disusun oleh : Ririn Febriyanti 14.06.0.047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

Upload: ririn-febriyanti-

Post on 09-Aug-2015

73 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Model Pembelajaran STAD

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

MODEL PEMBELAJARAN STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Diajukan sebagai tugas mata kuliahPengantar Pendidikan

Disusun oleh :Ririn Febriyanti 14.06.0.047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS RIAU KEPULAUANKOTA BATAM

2015-2016

Page 2: Model Pembelajaran STAD

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan Salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan serta Rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan dosen, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement divisions)” Metode pembelajaran STAD merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995).

Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Riau Kepulauan. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik serta saran bagi para pembaca.

Batam, 18 MEI 2015

Penyusun

Page 3: Model Pembelajaran STAD

DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................................I

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................II

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1

C. Tujuan Masalah .........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2

1. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Stad ................................................................2

2. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad .........................................3

3. Komponen Utama dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad ..................................4

4. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad ...........................6

5. Hubungan Penerapan Model Stad dengan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa. ......9

6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Stad............................................10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................13

A. Kesimpulan ..............................................................................................................13

B. Saran ........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

Page 4: Model Pembelajaran STAD

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam

penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang

dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai

macam skenariokegiatan pembelajaran di kelas.

Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru

dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut,

terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi

antara siswa dengan sumber belajar. Diaharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa

dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga

mencapai kompetensi yang diharapkan. Situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun

sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain.

Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk

memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Diharapkan, guru dapat

menciptakan situasi belajar sedemikian rupa, sehingga siswa dapat bekerjasama dalam

kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Melalui

pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD?

2.      Apa prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD?

3.      Apa komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?

4.      Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD?

5.      Bagaimana hubungan antara pembelajaran model STAD dengan motivasi

Dan prestasi belajar siswa?

C.     TUJUAN MASALAH

1.      Menjelaskan tentang pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.      Menjelaskan prinsip dan ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.      Menjelaskan komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4.      Menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

5.      Menerapkan pembelajaran model STAD dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Page 5: Model Pembelajaran STAD

BAB II

PEMBAHASAN

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau

pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru

mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu

metode pembelajaran kooperatif yang efektif.

Metode pemelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang

mendorong siswa saling membantu, memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan

oleh guru. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran biasa

yaitu 1) Presentasi kelas, 2) Kegiatan Kelompok, 3) Tes, 4) Perhitungan nilai perkembangan

individu, dan 5) Pemberian penghargaan kelompok (Slavin,1995:34), STAD merupakan

metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.

Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model

pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur

penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa

didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan

usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran

kooperaif adalah prestasi belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima

berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Model pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan temantemannya di

Universitas John Hopkins. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok

dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri atas laki-laki dan

perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk

menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk

memahami bahan pelajaran melalui diskusi dan kuis.

1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

a.      Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang

yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang

berbeda (heterogen).

Page 6: Model Pembelajaran STAD

b.      Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.

c.      Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa :  pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.

Pertama,beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan

sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat

meningkatkan harga diri. kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan

siswa dalam belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan keterampilan.

d.   Nurhadi (2004:116), bahwa : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan suatu

model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau

tim yang masing masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar

belakang kelompok yang heterogen, baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan

intelektual (tinggi, rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja

akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui Tanya jawab

atau diskusi antar sesama anggota tim.

2.   PRINSIP DAN CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

A. Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.

      1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam

kelompoknya.

2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok

mempunyai tujuan yang sama.

3.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

4.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

5.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan  keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

6.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual

materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

      

Page 7: Model Pembelajaran STAD

B. Ciri Pembelajaran Kooperatif

Masih menurut Nur dalam Chotimah (2007) , ciri-ciri pembelajaran kooperatif

sebagai berikut :

1.   Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi

dasar yang akan dicapai.

2.   Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat

kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.

3.   Penghargaan menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

3. KOMPONEN UTAMA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

       Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu penyajian kelas,

belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD

juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Berikut ini uraian selengkapnya dari

pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD):

       1. Pengajaran

       Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan

yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai

dengan penyajian kelas.

       Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembanga dan latihan terbimbing dari

keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

        a). Pembukaan

 1). Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa  hal itu penting.

Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah

kehidupan nyata, atau cara lain.

 2). Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan      konsep atau

merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

 3). Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak.

          b). Pengembangan

1). Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari   siswa dalam

kelompok.

      2). Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami    makna bukan

hafalan.

Page 8: Model Pembelajaran STAD

          3). Mengontrol pemahaman siswa sesring mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

  4). Memberi penjelasan mengapajawaban pertanyaan tersebut benar atau salah

5).  Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok permasalahannya.

          c). Latihan Terbimbing

    1). Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pernyataan yang diberikan.

  2).  Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal.

hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.

3). Pemberian tugas kelompok tidak boleh menyita wakti yang terlalu lama. Sebaikanya siswa

mengerjakan satu atau dua masqalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik.

2. Belajar Kelompok

               Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang

diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa

diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang

diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

               Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu

memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau  menjawab

pertanyaan.

   Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1). Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama sama dan pindah

kemeja kelompok.

2). Berikanlah waktu kurang lebih 10 menit untuk memilih nama kelompok.

3). Bagikan lembar kegiatan siswa.

4). Serahkan pada siswa untuk bekerja samadalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh,

tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing

siswa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan teman satu

kelompoknya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu

kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban

pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian

memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

5). Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman satu

kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis. Pastikan siswa mengerti bahwa lembar

kegiatan tersebut untuk belajar tidak hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi

siswa mempunyai lembar kegiatan unyuk mengecek diri mereka dan teman teman

sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai

Page 9: Model Pembelajaran STAD

pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum menanyakannya

pada guru.

6). Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru sebaiknya

memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk

dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota lain bekerja dan sebagainya.

3. Kuis

            Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja

yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai

nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Skor perkembangan

Nilai perkembangan individu bertujuan untuk memberi kesempatan setiap kelompok

untuk meraih prestasi secara maksimal dan melakukan yang terbaik bagi dirinya berdasarkan

prestasi sebelumnya (nilai awal). Setiap siswa diberi nilai awal berdasarkan nilai rata-rata

siswa secara individu pada tes yang telah lalu atau nilai akhir siswa secara individual dari

semester sebelumnya.

5. Penghargaan Kelompok

            Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai

kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikan atau penghargaan

kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai

perkembangan individu dalam kelompoknya.

                          

4. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperati tipe STAD adalah sebagai berikut:

-         Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan

dicapai.

-         Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini

kepada siswa. Misal, antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah.

Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari satu.

-         Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai

awal kemampuan siswa.

-           Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota, dimana

anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda beda (tinggi, sedang, dan

rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta

memperhatikan kesetaraan jender.

Page 10: Model Pembelajaran STAD

-          Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang teah diberikan,

mendiskusikannya secara bersama sama, saling membantu antar anggota lain, serta mebahas

jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap

kelompokdapat menguasai konsep dan materi.Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh

guru agar kompetensi dasar yag diharapkan dapat dicapai.

-          Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

-          Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan

penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

-          Guru memberi penghargaan.

Sintaks Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 2.1 seperti

berikut.

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD

Page 11: Model Pembelajaran STAD

Sintaks

model

PembeSinta

LangkahIndikator Tingkah laku guru

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok- kelompok

belajar

Membimbimg

kelompok belajar

Evaluasi

Memberikan

penghargaan

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

mengkomunikasikan

kompetensi dasar

yang akan dicapai serta

memotivasi siswa

Guru menyajikan informasi

kepada siswa

Guru menginformasikan

pengelom-pokkan

Siswa

Guru memotivasi serta

memfasilitasi kerja siswa

dalam kelompok-kelompok

belajar

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang

materi pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Guru memberi penghargaan

hasil belajar

individual dan kelompok

Page 12: Model Pembelajaran STAD

Sintaks model pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain :

1.Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen.

2.Guru menyajikan pelajaran.

3.Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok

4.Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok

lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

5.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab

    kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.

6.Guru memberi penghargaan (rewards) kepada kelompok yang memiliki nilai/poin tertinggi.

7.Guru memberikan evaluasi.

8.Penutup.

Dalam STAD, penghargaan kelompok didasarkan atas skor yang didapatkan oleh

kelompok dan skor kelompok ini diperoleh dari peningkatan individu dalam setiap kuis.

Sumbangan poin peningkatan siswa terhadap kelompoknya didasarkan atas ketentuan

pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD

Catatan: Nilai kuis sebelumnya dapat digunakan sebagai skor dasar (Sumber:Slavin, 1995

dalam Parlan, 2006:17). Skor kelompok untuk setiap kelompok didasarkan pada sumbangan

poin peningkatan yang diperoleh oleh setiap anggota kelompok yaitu dengan menjumlah

seluruh poin peningkatan anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok.

Penghargaan kelompok diberikan dengan empat kriteria seperti pada tabel 2.3 berikut.

Skor KuisPoin peningkatan

Lebih dari 10 point di bawah skor dasar

1-10 point di bawah skor dasar

Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar

Hasil sempurna (tidak mempertimbangkan skor dasar

5

10

20

30

30

Page 13: Model Pembelajaran STAD

Tabel 2.3 Predikat Keberhasilan Kelompok

Kriteria Nilai Perkembangan

Excellent

The best teams

Good teams

General teams

22,6 – 30

15,1 – 22,5

7,6 – 15,0

≥7,5

 (Sumber: Slavin, 1995 dalam Supriyo, 2008:50)

5.            HUBUNGAN PENERAPAN MODEL STAD DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pelaksana pengajaran harus dapat

menciptakan kondisi yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan

terjadi interaksi antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi

yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Selain

itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep fisika secara benar.

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa secara konsisten

baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan resistensi (daya

lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan

kooperatif yang dikemas dalam kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD

dapat menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pengajaran fisika yang disajikan

dengan model pembelajaran STAD memungkinkan untuk memberikan pengalaman-

pengalaman sosial sebab mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota

kelompoknya. Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.

Dalam pembelajaran STAD ini anggota kelompok berasal dari tingkat prestasi yang

berbeda-beda, sehingga melatih siswa untuk bertoleransi atas perbedaan dan kesadaran akan

perbedaan. Disamping itu pembelajaran yang disajikan dengan model STAD akan melatih

siswa untuk menceriterakan, menulis secara benar apa yang diteliti dan diamati. Apabila

ditinjau dari proses pelaksanaannya, kegiatan model pembelajaran STAD lebih membawa

siswa untuk memahami materi yang disajikan oleh guru, karena siswa aktif dalam proses

belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, pengajaran fisika yang disajikan dengan dengan

penerapan model pembelajaran STAD akan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar

siswa.

Page 14: Model Pembelajaran STAD

6.   KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE PEMBELAJARAN STAD

Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan

cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning

mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

- Kelebihan

1). Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku.

2). Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan

akademisnya.

3). Strategi kooperatif memberikan perkembangan yang berkesan pada hubungan interpersonal

diantara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut

Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut :

a.    Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

b.    Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku

sosial, dan pandangan-pandangan.

c.    Memudahkan siswa melakukan penyesuaian.

d.   Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e.   Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois.

f.    Membangun persahabatan yang berkelanjutan hingga masa dewasa.

g.    Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling

membutuhkan.

h.   Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia.

i.     Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif.

j.     Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

k.   Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin,

normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan metode pembelajaran jangka pendek kooperatif tipe STAD untuk

jangka pendek menurut Soewarso (1995:22) sebagai berikut :

a.      Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi yang sedang

dibahas.

b.      Adanya angota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah,

karena dalam tes lisan dibantu oleh anggota kelompoknya.

Page 15: Model Pembelajaran STAD

c.      Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah

harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

d.     Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah

harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

e.      Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk

mencapai hasil yang lebih tinggi.

f.      Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan.

g.     Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam

bekerja sama.

Sampai saat ini metode pembelajaran kooperatif tipe STAD belum banyak diterapkan

dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini

karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan

pembelajaran kooperatif dikelas yaitu :

a.      Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan dikelas dan siswa tidak belajar jika mereka

diterapkan dalam grup.

b.     Banyak orang mempunyai kesan negative mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam

kelompok.

c.     Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain.

d.     Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,

sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan

siswa yang lebih pandai.

e.      Siswa yang pandai juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada

hasil jerih payah mereka.

- Kelemahan

Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kekurangan

sebagai berikut ;

1.      Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan

kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan macet.

2.     Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga, maka

seorang anggota akan cenderung menarik diri dan kurang aktif saat berdiskusi dan apabila

kelompok lebih dari lima kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya

membonceng dalam penyelesaian tugas.

3.      Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara

konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Page 16: Model Pembelajaran STAD

Selain diatas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut Soewarso

(1993:23) adalah bahwa yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan,

menyebabkan siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga

pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum

tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian

terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk

melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas bahwa untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan dalam pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebaiknya dalam

satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yag berlainan, sehingga mereka

dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka

mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung

jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

.

STAD, merupakan salah satu system pembelajaran kooperatif yang di dalamnya siswa

dibentuk kedalam kelompok belajar yang terdiri dari empat atau lima anggota yang mewakili

siswa dengan tingkat kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda. Guru memberikan

pelajaran dan selanjutnya siswa bekerja dalam kelompoknya masing-masing untuk

memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran yang

diberikan.Kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang diberikan dan mereka harus

mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya.

Nilai tes yang mereka peroleh, selanjutnya dibandingkan dengan nilai rata-rata yang

mereka peroleh sebelumnya dan kelompok-kelompok yang berhasil memenuhi criteria diberi

nilai tersendiri sehingga nilai ini kemudian ditambahkan pada nilai kelompok.

Menurut Slavin, STAD terdiri dari lima komponen uatama, yaitu presentasi kelas,

kelompok, tes, nilai peningkatan individu, dan penghargaan kelompok.

Page 17: Model Pembelajaran STAD

Strategi STAD lebih mementingkan sikap daripada teknik dan prinsip, yakni sikap

partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Dengan demikian,

siswa lebih (being mode ) bukan hanya sekedar (being have ).

B.     Saran

1.     Kepada guru-gurumata pelajaran matematika diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternative untuk dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika.

2.     Kelemahan yang terdapat pada pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah pembagian

kelompok yang kurang merata dan kurang cermatnya dalam menentukan skor. Oleh karena

itu, diharapkan bagi guru yang menerapkan metode ini agar lebih cermat dan teliti dalam

menentukan kelompok dan dalam menghitung skor peningkatan individu atau kelompok.

3.     Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini

dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran matematika dan pelajaran

yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahmansaleh, 2010. Model Pembelajaran STAD, (http://www.com/2010/04/model-pembelajaran-stad.html), Diakses tanggal 26 januari 2012.

Yuliatmoko. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, (Online), (www. yuliatmoko.blogspot.com/2011/10/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html), diakses 2 November 2011.

Andayani Sutrisni, 2007, Penerapan Kooperatif Teknik STAD dalam Pembelajaran, FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

Singarimbun,Singarimbun.2011. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar Mahasiswa PGSD S1 FIP Unimed. Di Kutip dari Jurnal Tematik Vol.001/06/DIkdas/April 2011,Medan FIP: UNIMED