harfiah-semnas berkelanjutan 3 unpad 2-3 nop 2011
TRANSCRIPT
KANDUNGAN SELULOSA, HEMISELULOSA DAN LIGNIN DALAM RANSUM BERBASIS JERAMI PADI YANG DISUPLEMENTASI DAUN GAMAL
Harfiah
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan limbah pertanian (jerami padi) sebagai pakan ruminansia, dan untuk menjamin ketersediaan pakan secara berkesinambungan (terutama pada musim kemarau). Pada penelitian ini jerami padi terlebih dahulu diberi perlakuan alkali sebelum difermentasi dengan urea, bakteri asam laktat, bakteri selulolitik dan lignolitik serta tepung tapioka. Perlakuan alkali bertujuan untuk merenggangkan ikatan lignoselulosa, sehingga memudahkan penetrasi enzim mikroba dan meningkatkan kemampuan mikroba mencerna selulosa dan hemiselulosa sebagai sumber energi. Pemanfaatan isolat bakteri asam laktat (Lactobacillus sp) dan bakteri selulolitik (Ruminococcus albus) diisolasi dari cairan rumen kambing, sedangkan mikroba lignolitik (jamur pelapuk putih) diisolasi dari limbah kelapa sawit dan dibiakkan pada media kompos.
Pengujian inokolum mikroba dalam medegradasi fraksi serat jerami padi menggunakan mikroba asam laktat, selulolitik, dan lignolitik yang difermentasikan pada jerami padi yang telah diberi perlakuan alkali dan ditambahkan urea dan tepung tapioka. Proses fermentasi berlangsung secara an aerob selam 21 hari. Setelah proses fermentasi, jerami padi fermentasi di tambahkan daun gamal 30%, selanjutnya dilakukan analisis Van Soest untuk mengetahui kandungan serat pakan. Penelitian pengukuran kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pakan dirancang berdasarkan rancangan acak lengkap, pengaruh nyata perlakuan diuji lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jerami padi fermentasi 70% dan daun gamal 30% (S2) berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pakan.
Kata kunci : Gliricidia maculata, jerami padi, mikroba selulolitik, lignolitik dan asam laktat.
1
ABSTRACT
The purpose of this research was to improve nutritive values and digestibility of rice straw for ruminant and to improve its availability especially in the dry season by breaking the bonds of lignocellulose to increase the Access of rumen microbes in digesting cellulose as energy source. Used was the isolation of lactic acid bacterial (Lactobacillus sp) and cellulolytic bacterial (Ruminococcus albus) from the ruminal liquid of goat and lignolytic microbes (white rot fungi) was obtained from palm oil waste and proliferated at compos media.
It was to test the inoculum of microbes degrading the fibre fraction of rice straw. Lactic acid, cellulolytic, and lignolytic microbes were used to ferment alkali treated rice straw added with urea and tapioca flour. The experiment was carried out to completely randomised design. Other nutrients were analyzed using Van Soest analysis. It is concluded from this experiment that treatment combination of fermented rice straw 70% and Gliricidia maculata 30% had significant effect (p<0,05) on cellulose, hemicellulose and lignin contents of feeding.
Key words: Gliricidia maculata, rice straw, cellulolytic, lignolytic and lactic acid
microbes.
PENDAHULUAN
Jerami padi merupakan salah satu produk samping pertanian yang ketersediaannya
cukup melimpah. Namun jerami padi tanpa perlakuan tergolong bahan pakan yang
berkualitas rendah. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas jerami padi agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara
optimal, terutama untuk ternak ruminansia. Ketersediaan sumber daya pakan yang
berkualias sangat memerlukan suplemen nutrisi, utamanya pakan sumber energi dan protein
untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Perbaikan kualitas limbah pertanian
melalui pengolahan mampu meningkatkan nilai manfaat limbah sebagai bahan pakan.
Strategi lain yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan nilai manfaat limbah adalah
dengan teknik suplementasi dan pemanfaatan mikroorganisme rumen.
Salah satu cara yang cukup menjanjikan dalam usaha peningkatan nilai nutrisi dan
daya cerna limbah pertanian, khususnya jerami padi adalah dengan memberikan perlakuan
yang meniru sejauh mungkin proses pengolahan pakan yang terjadi di dalam rumen-
2
retikulum dengan memanfaatkan inokulum mikroba selulolitik, lignolitik dan bakteri
penghasil asam laktat (lactobacillus sp), digabungkan dengan penggunaan larutan alkali
(larutan kapur), penggunaan gas amonia yang dapat diperoleh dari urea CO(NH2)2, dan juga
penambahan tepung tapioka (karbohidrat mudah larut) dalam proses fermentasi bahan
pakan. Disamping itu suplementasi daun gamal sebagai sumber energi dan protein untuk
mengimbangi jerami padi sebagai pakan guna memenuhi kebutuhan hidup pokok dan
produksi. Hasil penelitian Noor (2005) menunjukkan bahwa gamal kaya akan protein
(23,62%), kalsium (2,35%), serat kasar (24%), NDF= 45%, TDN (63,40%), DE (2,80
kal/Kg), dan ME (2,29%). Dengan demikian gamal merupakan sumber hijauan yang baik
untuk mengimbangi jerami padi sebagai pakan untuk ternak ruminansia.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi dan kecernaan limbah
pertanian (jerami padi) sebagai pakan ruminansia melalui teknologi fermentasi jerami padi
dan suplementasi daun gamal yang merupakan pakan sumber protein untuk memenuhi
kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak serta untuk menjamin ketersediaan pakan
secara berkesinambungan (terutama pada musim kemarau).
MATERI DAN METODE
Jerami padi yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dipotong-potong
3-5 cm, kemudian direndam dalam larutan kapur halus (CaCO3) (40 gram kapur dilarutkan
dalam 10 liter air) selama 48 jam. Selanjutnya dicuci dengan air 5 liter/kg jerami padi dan
dikeringkan di bawah sinar matahari (Saadullah et al, 1981). Selanjutnya difermenasi
dengan urea 4% + bakteri asam laktat 5% (106/ml larutan suspensi) + bakteri selulolitik 5%
(106/ml larutan suspensi) mikroba lignolitik (jamur pelapuk putih + 300.000 CFU) + tepung
tapioka 5%. Kemudian difermentasikan dalam polybag (an aerob) selama 21 hari.
Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan penambahan daun gamal 30%,
selanjutnya dilakukan analisis Van Soest (Goering dan Van Soest, 1970). Data hasil analisis
kimia diolah dengan analisi ragam berdasarkan Rancangan Acak Lengap (RAL),
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (Steel dan Torrie, 1980), menggunakan paket
3
software SPSS (SPSS, 2003) untuk menguji perbedaan relatif antara perlakuan satu dengan
lainnya. Komposisi perlakuan sebagai berikut:
S1 = Jerami padi 70% + daun gamal 30%
S2 = Jerami padi fermentasi 70% + daun gamal 30%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perubahan kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pakan berbasis jerami padi
setelah dilakuan fermentasi hasil perlakuan dengan meniru lebih jauh proses pengolahan
pakan yang terjadi di dalam rumen-retikulum ruminansia, yaitu perlakuan alkali, kemudian
difermentasi dengan bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri selulolitik
(Ruminococcus albus) yang diisolasi dari cairan rumen kambing dan penggunaan mikroba
lignolitik (jamur pelapuk putih/white rot fungi) sebagai pendegradasi lignin dapat dilihat
pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rataan kandungan selulosa dan hemiselulosa (%) pakan sesuai dengan perlakuan.
Keterangan: Rataan dengan superskrip yang berbeda pada baris yang sama untuk setiap perlakuan menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05; S1 = Jerami padi 70% + daun gamal 30% S2 = Jerami padi fermentasi 70% + daun gamal 30%.
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar selulosa pakan berdasarkan perlakuan tersebut
antara 35,26% untuk jerami padi 70% dan daun gamal 30% (S1) dan 23,07% untuk jerami
padi fermentasi 70% dan daun gamal 30% (S2). Sementara kadar lignin pakan berdasarkan
4
Komponen fraksi serat PerlakuanS1 S2
Hemiselulosa 16,83b 11,31a
Selulosa 35,26b 23,07a
Lignin 12,46b 7,16a
perlakuan tersebut bervariasi antara 12,46% untuk jerami padi 70% dan daun gamal 30%
(s1) dan 7,16% untuk jerami padi fermentasi 70% dan daun gamal 30% (S2).
Kadar hemiselulosa dan selulosa yang tinggi dalam pakan tidak bermasalah bagi
ternak ruminansia karena ternak ruminansia dapat memanfaatkan selulosa dan
hemiselulosa sebagai sumber energi, asalkan tidak dalam bentuk terkristalisasi.
Menurunnya kadar selulosa, hemiselulosa dan lignin pada perlakuan S2
menunjukkan telah terjadinya perenggangan ikatan lignoselulosa, sehingga memudahkan
penetrasi enzim selulase mencerna selulosa demikian pula halnya dengan hemiselulosa,
menjadi sumber energi bagi mikroorganisme. Sementara jamur pelapuk putih mendegradasi
lignin sehingga kadar lignin mengalami penurunan. Hasil penelitian Harfiah dkk (2009)
menunjukkan bahwa menurunnya kandungan fraksi serat pakan disebabkan karena selama
berlangsungnya fermentasi terjadi pemutusan ikatan lignoselulosa dan adanya aktivitas
mikroba yang berkembang, serta dipertahankannya kondisi an aerob.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa telah terjadi penurunan kandungan
selulosa, hemiselulosa dan lignin jerami padi setelah dilakuan fermentasi (S2). Kandungan
fraksi serat yang tinggi pada limbah pertanian sebenarnya tidak bermasalah dalam proses
pencernaan ruminansia, karena di dalam rumen terdapat mikroorganisme yang dapat
mencerna serat, kecuali apabila serat tersebut dalam bentuk terkristal dan/atau tersalut oleh
kandungan lignin yang tinggi. Mikroorganisme rumen dapat mendegradasi karbohidrat
pakan, baik dalam bentuk kompleks seperti selulosa dan hemiselulosa maupun yang lebih
sederhana yaitu pati dan gula. Selulosa dan hemiselulosa tidak dapat langsung digunakan
oleh ruminansia tanpa dicerna terlebih dahulu oleh mikroorganisme rumen.
Kendala lain pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan ternak ruminansia
adalah berkaitan dengan nilai nutrisi dan palatabilitas dari limbah tersebut. Sebenarnya
yang menjadi kendala utama pada pencernaan serat adalah zat penyalut seperti lignin dan
silika. Kandungan lignin dan silika yang tinggi, serta kristalisasi selulosa pada jerami padi
telah menjadi permasalahan umum dalam pemanfaatan jerami padi sebagai sumber hijauan
untuk ternak ruminansia, sehingga perlu diatasi.
5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan jerami padi
fermentasi 70% dan daun gamal 30% mempunyai kandungan selulosa, hemiselulosa dan
lignin lebih rendah dibanding jerami padi tanpa fermentasi yang ditambahkan daun gamal
30%. Daun gamal merupakan sumber hijauan yang baik untuk mengimbangi jerami padi
sebagai pakan ruminansia.
DAFTAR PUSTAKA
Goering, H.K. and P.J. Van Soest. 1970. Forage Fibre Analysis (Apparatus, reagents, and procedures). Agric. handbook 379, ARS., USDA., Washington, DC., USA.
Harfiah, M.Z. Mide, dan S. Rasjid. 2009. Potensi Mikroba Selulolitik dan Lignolitik dalam Mendegradasi Sellosa, Hemiselulosa dan Lignin Limbah Pertanian. Laporan Hibah Bersaing, Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin. Makassar.
Noor, N.K. 2005. Peningkatan Produktifitas Ternak Kambing melalui Pemberian Daun
Gamal dan Suplemenasi Blok Multinutrisi. Thesis, Program Pascasarjaana Universias Hasanuddin, Makassar.
Saadullah, M.Haque and F. Dolberq. 1981. Treatment of Rice Sraw With Lime. Departement of General Animal Science, Bangladesh Agricultural Universiy, Mymrnsingh, Bangladesh.
SPSS. 2003. SPSS for Windows. SPSS Inc.
Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principle and procedures of statistics. A Biometrical Approach. Second Edition. MCGraw Hill International Book Company. Japan. pp.195-229.
6