hakekat dan ragam belajar

16
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam proses kegiatan belajar mengajar sebelumnya ada yang harus diperhatikan baik pengajar maupun peserta pendidik, salah satunya yaitu mengenai ragam-ragam pembelajaran. Hal tersebut penting sekali karena diharapkan nanti dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk mempertemukan tujuan pembelajaran dapat di upayakan dengan cara mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa. Dampaknya memang berbeda–beda pada diri rangsangan agar siswa merumuskan sendiri apa yang diingikan atau diharapkan dari kegiatan belajar yang hendak dilakukan. Keanekaragaman belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam–macam. Lebih jelasnya mengenai ragam-ragam pembelajaran akan diterangkan pada bab selanjutnya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Ragam-Ragam Belajar? 2. Prinsip Belajar? 3. Prinsip Mengajar?

Upload: ahmad-hadi

Post on 04-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

semoga bisa bermanfaat......!

TRANSCRIPT

Page 1: Hakekat Dan Ragam Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG           

            Dalam proses kegiatan belajar mengajar sebelumnya ada yang harus

diperhatikan baik pengajar maupun peserta pendidik, salah satunya yaitu

mengenai ragam-ragam pembelajaran. Hal tersebut penting sekali karena

diharapkan nanti dalam proses belajar mengajar dapat terlaksana sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan.

            Untuk mempertemukan tujuan pembelajaran dapat di upayakan dengan

cara mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswa. Dampaknya memang

berbeda–beda pada diri rangsangan agar siswa merumuskan sendiri apa yang

diingikan atau diharapkan dari kegiatan belajar yang hendak dilakukan.

            Keanekaragaman belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan

dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam–macam. Lebih

jelasnya mengenai ragam-ragam pembelajaran akan diterangkan pada bab

selanjutnya. 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Ragam-Ragam Belajar?

2.      Prinsip Belajar?

3.      Prinsip Mengajar?

Page 2: Hakekat Dan Ragam Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A.      RAGAM-RAGAM BELAJAR

Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan

sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam–macam.

1.      Ragam abstrak

Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara–cara berpikir

abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan

masalah–masalah yang tidak nyata.

2.      Ragam keterampilan

Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan

gerakan–gerakan motorik  yakni yang berhubungan dengan urat–urat

syaraf dan otot–otot (neuromuscular). Tujuannya adalah memperoleh dan

menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini

latihan–latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar

dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, music, menari, melukis,

memperbaiki benda–benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran

agama, seperti ibadah, sholat dan haji.

3.      Ragam social

Belajar social pada dasarnya adalah belajar memahami masalah–

masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut.

Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam

memecahkan masalah–masalah sosial seperti dalam masalah keluarga,

masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah–masalah lain yang

bersifat kemasyarakatan.

4.      Ragam pemecahan masalah

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar

menggunakan metode–metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,

teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan

kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan

tuntas. Untuk itu kemampuan siswa dalam menguasai konsep–konsep,

Page 3: Hakekat Dan Ragam Belajar

prinsip– prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat

diperlukan.

5.      Ragam rasional

Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan

berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya

ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip–

prinsip dan konsep–konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan

belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan

memiliki kemampuan rasional problem solving, yaitu kemampuan

memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi

akal sehat, logis dan sistematis (Reber, 1998).

6.      Ragam kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan–kebiasaan

baru atau perbaikan kebiasaan–kebiasaan yang telah ada. Belajar

kebiasaan, selain menggunakan perintah, suritauladan dan pemgalaman

khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa

memperoleh sikap–sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat

dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu

(kontekstual).

7.      Ragam apresiasi

Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan ( judgment )

arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa

memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills)

yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai

objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi music, dan sebagainya.

8.      Ragam pengetahuan

Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini

juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk

menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan

eksperimen (Reber, 1988). Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa

memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap

Page 4: Hakekat Dan Ragam Belajar

pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat

khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat–alat

laboratorium dan penelitian lapangan.

Setelah tadi di atas, kita telah menyimak tentang ragam-ragam belajar,

marilah sekarang kita tengok lagi pada hal yang tidak kalah penting dari

penjelasan di atas yakni tentang ragam cara mengetahui kebutuhan belajar. Di

sini, saya rangkumkan rekomendasi menurut Mel Silberman (1990), adalah

sebagai berikut :

1.      Observasi

Mengumpulkan informasi melalui hasil pengamatan pada sejumlah

kriteria yang dapat diukur dan teramati langsung. Keunggulan metode ini

adalah dalam hal penggunaan waktu yang cukup efisien. Keterbatasannya,

subyektifitas ketika melakukan interpretasi terhadap apa yang terobservasi.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut biasanya metode observasi sering

dilengkapi dengan wawancara dan memanfaatkan sejumlah ahli sebagai

observer.

2.    Kuesioner

Dokumen yang berisi sejumlah pertanyaan untuk menjaring

tanggapan dari calon peserta. Kuesioner yang efisien sebaiknya disusun

sesingkat dan seringkas mungkin sehingga tidak memakan waktu banyak

untuk mengisinya. Salah satu masalah yang perlu dipertimbangkan saat

menggunakan metode ini adalah waktu, terkait dengan pengambilan,

pengolahan dan interpretasi data. Selain itu, kesulitan melakukan

eksplorasi lebih lanjut berkaitan dengan informasi yang diperoleh pada

saat itu juga dan keengganan responden untuk mengisi atau

mengembalikan kuesioner yang diterimanya.

3.      Key Consultation

Konsultasi dengan pihak yang dianggap mengetahui kebutuhan

belajar para calon peserta, misalnya: atasan, pelanggan, bidang

pengembangan SDM dan anggota asosiasi profesional. Metode ini sering

dipilih saat perancang menghadapi keterbatasan waktu. Keandalan metode

Page 5: Hakekat Dan Ragam Belajar

ini ditentukan oleh penentuan “orang kunci” dan informasi yang

diberikannya.

4.      Wawancara

 Metode ini menggunakan serangkaian pertanyaan, yang akan

ditanyakan satu persatu kepada responden. Media yang biasanya

digunakan adalah tatap muka secara langsung, melalui telepon, ataupun e-

mail. Metode ini akan sangat berguna khususnya ketika dibutuhkan

informasi yang kompleks dan belum sepenuhnya jelas, sebab metode ini

dapat dimodifikasi dengan cepat untuk memperoleh informasi yang tiba-

tiba muncul. Selain itu melalui metode ini informasi yang diperoleh cukup

padat hanya dalam waktu yang singkat, idealnya tidak lebih dari 30 menit

tiap responden. Hal yang perlu diwaspadai adalah bila pewawancara tidak

hati-hati responden akan merasa terancam dan terintimidasi. Selanjutnya,

metode ini seringkali sulit dilakukan berkaitan dengan pengaturan waktu

untuk melakukan proses wawancara.

5.      Focus Group Discussion

Metode ini menggunakan sejumlah pertanyaan yang disampaikan

pada sekelompok orang dengan jumlah bervariasi (idealnya 7 sampai 9

orang), dengan pengarahan. Orang-orang yang terlibat di dalamnya sering

kali teridentifikasi (setidaknya nama panggilan saja), tapi tidak menutup

kemungkinan anonim. Proses diskusi ini dapat berlangsung dalam waktu

lama, namun jarang berlangsung lebih dari satu jam. Metode ini akan

sangat berguna khususnya ketika dibutuhkan informasi yang kompleks dan

belum sepenuhnya jelas, sebab teknik ini dapat dimodifikasi dengan cepat

untuk memperoleh informasi baru yang tiba-tiba muncul. Metode ini

efektif untuk mengatasi responden yang keberatan untuk dieksplorasi

mengenai isu atau masalah yang rumit atau kontroversial. Melalui

kelompok, setiap responden akan bertukar ide dan isu, untuk selanjutnya

mencari consensus bersama tentang permasalahan yang diajukan. Materi

pertanyaan diskusi dapat berbentuk pertanyaan yang terdefinisi dengan

jelas ataupun terbuka. Kekurangan metode ini adalah berkaitan dengan

penggunaan waktu yang cukup lama, tidak menutup kemungkinan ada

Page 6: Hakekat Dan Ragam Belajar

responden yang “menghalangi” responden lain untuk berpendapat, relasi

antara pemandu dengan responden (kesamaan minat atau pemikiran) dapat

memunculkan interpretasi yang bias, dan sulit dilakukan berkaitan dengan

pengaturan waktu khususnya bila pihak manajemen tidak mendukung

sepenuhnya.

6.      Catatan atau Laporan

Laporan yang biasa digunakan adalah laporan tampilan kerja dari

calon peserta pelatihan, baik itu self report maupun hasil evaluasi atasan,

ataupun laporan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laporan tersebut

akan dianalisis oleh sejumlah ahli guna menentukan letak ketidaksesuaian

dari apa yang dimunculkan dengan yang seharusnya.

B.     PRINSIP BELAJAR

Prinsip belajar menurut Wingo (1970:194)

a. Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi

Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai

sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang

konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan

menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi

dan memberi respon yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari,

diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.

b. Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman

Kemauan dan dorongan untuk melakukan kegiatan yang dapat

memberi pengalaman belajar untuk mencapai pemahaman sepatutnya

muncul dari dalam diri sendiri. Kemunculan hal tersebut disebabkan oleh

adanya rangsangan yang datang dari luar lingkungan. Dalam kegiatan

belajar mengajar, rangsangan dapat ditimbulkan dari guru dengan

menyodorkan suatu materi pelajaran yang bersifat problematik yang

menuntut upaya menemukan pemecahan melalui suatu proses pencarian

dan penemuan atau proses pemecahan masalah.

c. Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan

Dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan

dan dimiliki oleh setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan

Page 7: Hakekat Dan Ragam Belajar

pembelajaran, karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan harapan

yang ingin dicapai guru dari kegiatan yang dilakukan. Meskipun  apa yang

diinginkan guru atau yang diharapkan itu kemunculannya pada diri siswa,

namun belum tentu apa yang diinginkan guru itu sesuai dengan apa yang

diinginkan siswa. 

C.      PRINSIP MENGAJAR

Prinsip–prinsip yang dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan

pembelajaran adalah

1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.

Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari

materi pembelajaran yang akan diajarkan. Oleh karena itu tingkat

kemampuan siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung harus

diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini di sebut entry

behavior. Entry behavior dapat diketahui diantaranya dengan

melakukan pra tes. Hal ini sangat penting agar proses pembelajaran

dapat efektif dan efisien

2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.

Materi–materi pembelajaran yang berkaitan dengan segi– egi

kehidupan yang bersifat praktis pada umumnya dapat menarik minat

siswa untuk mempelajari. Dengan mempelajari materi  pembelajaran

yang dikaitkan dengan hal itu perhatian yang bersifat khusus akan

muncul, karena bisa jadi, materi pembelajaran yang sama, namun

dikaitkan dengan kehidupan yang praktis akan memunculkan

keterkaitan dengan seg segi  tertentu yang sangat beragam.

3. Mengajar harus memperhatikan perrbedaan individual setiap siswa.

Ada perbedaan individual dalam kesanggupan belajar. Setiap

individu mempunyai kemampuan potensial (seperti bakat dan

intelegensi) yang berbeda antara satu dengan yang lainnya . Apa yang

dapat dipelajari seseorang secara cepat, mungkin tidak dapat di lakukan

oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu mengajar harus

memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing–masing siswa.

Page 8: Hakekat Dan Ragam Belajar

4. Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam

mengajar.

Kesiapan  adalah kapasiti (kemampuan potensial) baik bersifat

fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Jika siswa siap untuk

melakukan proses belajar, hasil belajar dapat di peroleh dengan baik,

oleh karena itu pembelajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai

kesiapan.

5. Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa.

Tujuan pembelajaran merupakan rumusan tentang perubahan

perilaku apa yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran. Jika

tujuan diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan

mengajar  mudah diketahui, maka tujuan harus di rumuskan  secara

khusus.

6. Mengajar harus mengikuti  prinsip psikologi tentang belajar.

Para ahli psikologi merumuskan prinsip, bahwa belajar itu harus

bertahap dan menigkat oleh karena itu mengajar harus mempersiapkan

materi pembelajaran yang bersifat gradual seperti yang telah di uraikan

sebelumnya, yaitu dari sederhana kepada yang kompleks (rumit),

konkrit kepada yang abstrak.

Page 9: Hakekat Dan Ragam Belajar

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

        Ragam-ragam belajar antara lain : 1) Abstrak, 2) Keterampilan, 3) Social,

4) Pemecahan masalah, 5) Rasional, 6) Kebiasaan, 7) Apresiasi, 8)

Pengetahuan

        Prinsip pembelajaran terdiri dari 1) Prinsip belajar yang meliputi a) Hasil

belajar sepatutnya menjangkau banyak segi, b) Hasil belajar diperoleh berkat

pengalaman, c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.

dan Prinsip mengajar meliputi a) Mengajar harus berdasarkan pengalaman

yang sudah dimiliki siswa, b) Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan

harus bersifat praktis, c) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual

setiap siswa, d) Kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan

dalam mengajar, d) Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa, dan e)

Mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang belajar

                    

B.     Saran

       Apapun nanti yang dilakukan seorang pengajar terhadap anak didiknya,

tidak bisa memaksa. Dalam hal ini, memaksa menerapkan apa yang menjadi

keinginan pengajar sedangkan tidak diinginkan oleh anak didik tersebut.

Harusnya adalah bagaimana kemudian pengajar berusaha menyajikan ilmu

pengetahuan sesuai dengan kemauan dan dorongan hati si anak didik yang

bisa diwujudkan dengan ragam-ragam belajar tersebut di atas.

Page 10: Hakekat Dan Ragam Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukman. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV. Wacana Prima,

2008.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers, 2009.