gtgl lqllol | | qrryqtl - perpustakaan...

2
BEMS DANJAOUNG evitalisasiPertanian, \ Perikanan dan Kehutanan (RPPK) menjadi acuan dalam pelaksanaan program ketaharian pangan. Agenda tersebut, difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi nasional,. terutama untuk tema pangan strategis, . seperti beras/padi, jagung, kedelai, tebu, CPO dan kakao. Komoditas-komoditas tersebut juga menjadi produk investasi penting bagi Indonesia. Mengacu pad.a €nam komoditas strate- gis, Deptan dan Departemen Perindustrian fDepperin) pada 2005-2010, menetapkan arah pengembangan dah sasarannya, yaitu (i) padi,/beras, diu- payakanuntukmempertahankan' . swasembada berkelanjutan; (ii) jagung, menuju swasembada 2007 dan daya saing ekspor 2008. Paparan ringkas ini akan akan mengulas kondisi kekinian dan beberapa strategi serta kebijakan yang penting diambil untuk dua komoditas strategis padi/beras dan jagung. Padi/Beras BPS (2008) mewartakbn, perkem- bangan indikator padi/beras seperti pm- duksi beras [naik 1,61% (yoy)],luas areal [naik 5,46% (yoy)] dan produktivitas lahan [naik 0,88 ton/hektar (ypfl] menun- jukkan perkembangan menggembirakan. Dengan produksi gabah kering sekitar 59,877 ribu ton (2008) -dengan r4ndemen 567"" maka produksi beras pada 2008 fnencapai 32,63 juta ton. Indonesia diesti-' masi surplus beras sekitar 1,18 juta ton (asumsi kebutuhan I39 kg per kapita atau sekitar 3 1,45 juta ton per tahun). Jawa Barat meruDakan kontributor ulsms,produksi beris nasional dengan rata-rata market share (2006-2008) rata- tala l'1 ,16"/o; disusul Jawa Timur 16,9?% dan Jawa Tengah !5,42Yo. Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa'Tengah memiliki Iuas areal padi terluas. Market share ketiga provinsi tersebut masing-p65ing 15,10%; L4"55Vo da!- 13,63% terhadap luas areal padi nasional. Produktivitas lahan Jawa Timur (55,0? Qulha) relatif lebih daripada Jawa Barat (53,63 Qu/ha) dan Jawa Tengah (53,40 Qu/ha). Semen- tar3 perkembangan iuas areal dan pro- duksi padi nasional pada 1995-2008 ma- sing-masing tumbuh- rata-rata 0,62olo per tahun dan 1,52% pe1 tahun [Gambar t]; Padi dibagi menjad.i dua, yaifu padi sawah dan padi gogoh. Sdbaranlokasi produksi padi merujuk pada survei Bank Indonesia. Survei tersebut meniadi dasar pe@deatlfjka qran p eluang rnvistaoi dengan mengungkapkan dasar potensi daerah atau Baseline Economic Survev (BLS). Sebaran tanaman padiTberas *iadi sawah maupun padi gogoh- meliputi 615 lokasi dan 184 lokasi. Jawa Barat memili- ki 110 lokasi padi sawah dan 30 padi gogoh dan menjadi daerah,s'entra pro- d Gambar 1: .r Perkembangan Produksi,Luas Areal Padi dan Penyebaran ProduksiPadi dusen padi utdma di Indonesia. Sedangkan.Jawa Tengah Tl lokasi dan 20 lokasi (Gambar 2). Produktivitas tanaman padi dan luas areal di Jawa relatif lebih baik diband- ingkan daerah lainrrya, karena tingkat kesuburan tanah di Jawa iebih tinggi. Permasalahannya pengembangan khusus: nya di Jawa adalah ancaman konversi . areal yang terus terjadi.- Deptan (2005) memproyeksi hingga 2010, luag panen padi Indonesia mencapai . I2.L4l ribu ton dengan produksi 56.?21 ribu ton dan permintaan55.214 ribu ton. Pada kondisi tersebut terjadi surpJus sekitar i.028 ribu ton pada 2010.^Dengan mendasar pada angka indikator Deptan perhitungan luas panen (rata-rata naik 0,37% per tahun), produksi (rata-rata naik 0,Bb % per tahun), permintaan dapat (rata-rata naik 1,11 % per tahun) maka proyeksi (2011-2015) ketiga indikator dapaf ditentukiln.Pada 2011-2015 .',:, surplus produksi beras nasional a!an, .: turunhingga menjgdi 194 ribu ton, jika, luaspanentidaknaik(Tabell). 1 Data International Rice Research Institute/IRRl (2008) 1961-200? mewartakan market share produksi padi/beras Indonesia (rata-rata ?,5.%) per tahun terhadap produksi beraS dunia dan menempati urutan ketiga setelah China . (rata-rata 34,43 % pertahun) dan India (rata-rata 2.0,65% pertahun). Kondisi tersebut juga-sama ketika meninjau . market share terhadap produksi kawasan' Asiayaitumasing-masirigrata-rata \ 8,217oper tahun; 37,687o per tahun dan 8,21% per tahun,. Market share konsumsi beras dunia tertinggi juga berasal dari letiga negara tersebut masing-masing rata-rata 35,51V" per tahun; 20,22yeper tahun dgn7,94V" per tahun sedangkan market share untuk kawasan Asia masing-rngsir,rg rata-rata I 38,73"h per tahun; 22,2BYo per tahundan 8,76% Bertahun.Pertumbuhanproduksidan : konsumsi beras tertinggi di kawasan Asia adalah Cam-lodia rata-rata 7,45"/" per tahun dan rata-rata 4,62% per tahun. l disusul Iran rata-rata 4,920/" per tahdn dan rata-raia.4,ZBVI per tahun. Indonesia menempati urutan kesepuluh pada kate- gori pertumbuhan dan korisumsi beras yaitu rata-rata 3,59o/"per tahun dan 2,61% per tahun. (gambar 3) Data FAO mewartakan market share areal padi Indonesia (rata-rata B,9B%) (2000-200?) terhadap areal padi dunia menempati urutan ketiga setelah Indi-a (rata-rata 22,09yo1dan China (rata-rata 33,09%). Si:mentara pertumbuhan pro- duksi padi Indonesia pada 1961-200? mencapai L6,63y" per tahun dengan per- turnbuhan tertinggi pada 1980;1990 sebesai 30,93% per tahun. Sedangkan pencetakan areal tanam baru selarira ' 1961-200? sebesar 1,327" pei tahun ' dengan pertiimbilhan pencetalian areal tanam tertinggi terjadi pada 1961-.1970 sebesar 2,02% per tahun (Gambar 4). . Prospek pengembdngan beras gukup menjanjikan terutama untuk mengisi kebutuhan domestik yang masih defisit 5%. Kebutuhan beras dalam negeri semakin tinggi untuk industri pingolahan (Gambar 5): Nilai tambAh beras .seperti untuk industri pengolahan- dapat diper- oleh dengan pemanr-faatan teknologi pas- capanen te-rmasuk produl sampingannya. Selama ini petani hanya memanfaatkan gabah keringpa4eS (QKP_) !,q94q _da_pat langsung dijual. Pemamfaatirn teknologi pascapanen cenderung minim. BIts (2003) menjelaskan dari 51,8b juta ton produksi beras akan diperoleh beras patah (dapat me4jadi tepung bepaq) dan menir 25% atau sekitar 12,30 juta ton dan limbah sekam 20% atau sekitar 1,36 jtrta ton. Tepung beras dapat digunakan sebagai bahan baku bihrin, kgrupuk dan aneka produk . makanan lainnya. Sementara sekam 'berguna untuk bahan bakai bata, carhpu- ran b4ta, genteng, grabah dan media tumbuh. Deptan merinci, jika produksi tepung b-erasdiproyeksi 1% dari potensi beras patah dan menir maka 4kan meng- ' hasilkan sekitar 0,13 juta ton tepqng beras per tahun. Dengan estimasi harga Rp 4:000 per kg maka nilai ekonogrinya mencapa! Rp 520 Miliar per tahun. Nilai ekonomis sekam juga uienggiurkan. .Dengan potensi sekam 10,36 juta ton - asumsi 10% dapat dimamfaatkan uirtuk arang sekam dan harga Rp 750 per kg- akan menghasilkan se.kitar 0,62 juta arang sekam per tahun atau Rp 465 Miliar per tahun. Ketersediaan lahan juga menjadi prospek besar dalam produksi beras. .Indonesia memiliki lahan basah (sawah) 24rf jutq ha d?n ?6,3 juta tra lahan kering. Jika dirinci, potensi lahan sawah'non. '' ' rawa pasang surut rhencapai 13,26 juta ha, tersebar di Sumatera (2,01juta ha), Jawa (1,12 jutatra), Bali dan Nusa Tenggara (0,85 juta ha), Kalimantan (1,03 juta ha), Sulawesi (1,11 juta ha), serta Maluku dan Papua (7,89 juta ha); BPS (2005) merinci luas lahan yang telah dimanfaatkan sekitar 6,86 jrita hektar., Lahan rawa danpasangsurut yang dapat dikembangkan menjadi lirhan sawah mbncapai 3,51. juta ha yang tersebar di Sumatera (1,92 juta ha), Jawa (0,12 juta ha), Kalima4tan (LQr juleld, lqlawps! (0,3L juta ha), sertaMaluku dan Papua (3,51 juta ha). Dari total lahan tersebut hanya sekitar 26,45 % alau sekitar 0,93 jqta ha yang Sudah dimamfaatkan. Dari kalegori lahan kering, Indonesia masih memiliki sekitar 25,33 juta ha dan pemapfataannya masih sangat kecil. Selain padi sawah, pengembangari padi gogo cukup menjanjikan'. Beierapfl lokasi potensial pe4gembanganny.a adalah Sumatera Barat (4), Riau (4), Jambi (20), Sumatera Selatan (5), Bengkulu (2), Jawa Barat (30), Jawa Tengah (20), Jawa Timw (2), Banteqr {?), NTts (3), NTT (14), Kalimantan B at at (22), Kalimantan Selatan (22), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Maluku dan liianJaya Baqat masing-masing 15, 7, 5 dan 2 wilayah. Deptap (2005) membagi tiga periode peia jalan (roadmap) program pengem- bangan industriberas di Indonesia yaitu jangka pendek (2005-2010),jangka menengah (2011-2015) dan jang&a panjang (2016-2025) [Gambar 6], Pada ketiga periode tersebut pengembangan industri beras difokuskan pada pen- ingkatan produksi untuk memenuhi kon- sumsi langsung baik melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi. Sementara pada jangka pendek produksi padi ditujukan untuft pengembangan agroindustri padi sehingga peningkatan kualitas beras, pemanlataan hasil samping dan limbah dapat tercapai. Pada jangka menengah dan panjangpen- ingkatan perbaikan kualitas beras terus diupayakan agar malnpu bersaing dengan . beras dunia sqperti beras Tliialand dan Vietnam. Produksi beras dalam jangka pendek diprediksi Deptan akan terserap untuk pemenuhan kebuthan pokok sehingga penggmbangart agribisnis beras untuk peliode menengah (5 tahun mendatang) dititikberatkrin pada perbaikau kualitas gabah (beras) dan pengolahan hasil samping serta limbah: Pada kondisi ini pengembangan agribisnis'padi rnembu- tuhkan dukungart biaya investasi dan dulqngan kebij akan pemepintah. Inscntif Beras/Padi Skenario pengembangan produksi padi melalui perluasan ar.eal dan peningkatan produktivitas dilakukan dengan memper- timbangkan kondisi agribisnis padi saat ini dan peluang peningkatan produksi be'rdasarkan potensi sumberdaya dan teknologi. Perluasan areal pAnen diproyeksikan meningkat sebesar 0,37.% per tahun, di Sumber: Diolah dari BPS. 2008 Gambar 2: SebaranProduksi Padi Sawahdan Padi Gogo Sumb6r! Diolah.dari Bank Indbnesia. 2008 Gambar 3: Market Share Produksi dan Konsumsi Beras Indonesia 1961-2007

Upload: truongnhu

Post on 15-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: gtgl lqllol | | qrryqtL - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/82416-Beras... · 8,21% per tahun,. Market share konsumsi beras dunia tertinggi

f | \ s v t r c t u J c t J t r E t r g t i l c i l I u q t I I \ g t g l l q l l o l | | q r r yq tL

BEMS DANJAOUNGevitalisasiPertanian, \Perikanan dan Kehutanan(RPPK) menjadi acuandalam pelaksanaan programketaharian pangan. Agendatersebut, difokuskan pada

peningkatan kapasitas produksi nasional,.terutama untuk tema pangan strategis, .seperti beras/padi, jagung, kedelai, tebu,CPO dan kakao. Komoditas-komoditastersebut juga menjadi produk investasipenting bagi Indonesia.

Mengacu pad.a €nam komoditas strate-gis, Deptan dan DepartemenPerindustrian fDepperin) pada 2005-2010,menetapkan arah pengembangan dahsasarannya, yaitu (i) padi,/beras, diu-payakanuntukmempertahankan' .swasembada berkelanjutan; (ii) jagung,menuju swasembada 2007 dan daya saingekspor 2008. Paparan ringkas ini akanakan mengulas kondisi kekinian danbeberapa strategi serta kebijakan yangpenting diambil untuk dua komoditasstrategis padi/beras dan jagung.

Padi/BerasBPS (2008) mewartakbn, perkem-

bangan indikator padi/beras seperti pm-duksi beras [naik 1,61% (yoy)],luas areal[naik 5,46% (yoy)] dan produktivitaslahan [naik 0,88 ton/hektar (ypfl] menun-jukkan perkembangan menggembirakan.Dengan produksi gabah kering sekitar59,877 ribu ton (2008) -dengan r4ndemen567"" maka produksi beras pada 2008fnencapai 32,63 juta ton. Indonesia diesti-'masi surplus beras sekitar 1,18 juta ton(asumsi kebutuhan I39 kg per kapita atausekitar 3 1,45 juta ton per tahun).

Jawa Barat meruDakan kontributorulsms,produksi beris nasional denganrata-rata market share (2006-2008) rata-tala l'1 ,16"/o; disusul Jawa Timur 16,9?%dan Jawa Tengah !5,42Yo. Jawa Barat,Jawa Timur dan Jawa'Tengah memilikiIuas areal padi terluas. Market shareketiga provinsi tersebut masing-p65ing15,10%; L4"55Vo da!- 13,63% terhadapluas areal padi nasional. Produktivitaslahan Jawa Timur (55,0? Qulha) relatiflebih daripada Jawa Barat (53,63 Qu/ha)dan Jawa Tengah (53,40 Qu/ha). Semen-tar3 perkembangan iuas areal dan pro-duksi padi nasional pada 1995-2008 ma-sing-masing tumbuh- rata-rata 0,62olo pertahun dan 1,52% pe1 tahun [Gambar t];

Padi dibagi menjad.i dua, yaifu padisawah dan padi gogoh. Sdbaranlokasiproduksi padi merujuk pada survei BankIndonesia. Survei tersebut meniadi dasarpe@deatlfjka qran p eluang rnvistaoidengan mengungkapkan dasar potensidaerah atau Baseline Economic Survev(BLS). Sebaran tanaman padiTberas *iadisawah maupun padi gogoh- meliputi 615lokasi dan 184 lokasi. Jawa Barat memili-ki 110 lokasi padi sawah dan 30 padigogoh dan menjadi daerah,s'entra pro- d

Gambar 1: .rPerkembangan Produksi, Luas Areal Padi dan Penyebaran Produksi Padi

dusenpadi utdma di Indonesia. Sedangkan.JawaTengah Tl lokasi dan 20 lokasi (Gambar2). Produktivitas tanaman padi dan luasareal di Jawa relatif lebih baik diband-ingkan daerah lainrrya, karena tingkatkesuburan tanah di Jawa iebih tinggi.Permasalahannya pengembangan khusus:nya di Jawa adalah ancaman konversi

. areal yang terus terjadi.-Deptan (2005) memproyeksi hingga

2010, luag panen padi Indonesia mencapai. I2.L4l ribu ton dengan produksi 56.?21ribu ton dan permintaan55.214 ribu ton.Pada kondisi tersebut terjadi surpJussekitar i.028 ribu ton pada 2010.^Denganmendasar pada angka indikator Deptanperhitungan luas panen (rata-rata naik0,37% per tahun), produksi (rata-ratanaik 0,Bb % per tahun), permintaan dapat(rata-rata naik 1,11 % per tahun) makaproyeksi (2011-2015) ketiga indikatordapaf d i ten tuk i ln . Pada 2011-2015 . ' , : ,surplus produksi beras nasional a!an, .:turunhingga menjgdi 194 ribu ton, jika,luaspanentidaknaik(Tabell) . 1

Data International Rice ResearchInstitute/IRRl (2008) 1 961-200?mewartakan market share produksipadi/beras Indonesia (rata-rata ?,5.%) pertahun terhadap produksi beraS dunia danmenempati urutan ketiga setelah China .(rata-rata 34,43 % pertahun) dan India(rata-rata 2.0,65 % pertahun). Kondisitersebut juga-sama ketika meninjau .market share terhadap produksi kawasan'Asiayaitumasing-masirigrata-rata \8,217o per tahun; 37,687o per tahun dan8,21% per tahun,.

Market share konsumsi beras duniatertinggi juga berasal dari letiga negaratersebut masing-masing rata-rata 35,51V"per tahun; 20,22ye per tahun dgn7,94V"per tahun sedangkan market share untukkawasan Asia masing-rngsir,rg rata-rata

I

38,73"hper tahun; 22,2BYo per tahundan 8,76%Bertahun.Pertumbuhanproduksidan :konsumsi beras tertinggi di kawasan Asiaadalah Cam-lodia rata-rata 7,45"/" pertahun dan rata-rata 4,62% per tahun. ldisusul Iran rata-rata 4,920/" per tahdndan rata-raia.4,ZBVI per tahun. Indonesiamenempati urutan kesepuluh pada kate-gori pertumbuhan dan korisumsi berasyaitu rata-rata 3,59o/" per tahun dan2,61% per tahun. (gambar 3)

Data FAO mewartakan market shareareal padi Indonesia (rata-rata B,9B%)(2000-200?) terhadap areal padi duniamenempati urutan ketiga setelah Indi-a(rata-rata 22,09yo1 dan China (rata-rata33,09%). Si:mentara pertumbuhan pro-duksi padi Indonesia pada 1961-200?mencapai L6,63y" per tahun dengan per-turnbuhan tertinggi pada 1980;1990sebesai 30,93% per tahun. Sedangkanpencetakan areal tanam baru selarira '

1961-200? sebesar 1,327" pei tahun '

dengan pertiimbilhan pencetalian arealtanam tertinggi terjadi pada 1961-.1970sebesar 2,02% per tahun (Gambar 4). .

Prospek pengembdngan beras gukupmenjanjikan terutama untuk mengisikebutuhan domestik yang masih defisit5%. Kebutuhan beras dalam negerisemakin tinggi untuk industri pingolahan(Gambar 5): Nilai tambAh beras .sepertiuntuk industri pengolahan- dapat diper-oleh dengan pemanr-faatan teknologi pas-capanen te-rmasuk produl sampingannya.Selama ini petani hanya memanfaatkangabah keringpa4eS (QKP_) !,q94q _da_patlangsung dijual. Pemamfaatirn teknologipascapanen cenderung minim. BIts (2003)menjelaskan dari 51,8b juta ton produksiberas akan diperoleh beras patah (dapatme4jadi tepung bepaq) dan menir 25%atau sekitar 12,30 juta ton dan limbahsekam 20% atau sekitar 1,36 jtrta ton.

Tepungberas dapat digunakan sebagai bahanbaku bihrin, kgrupuk dan aneka produk

. makanan lainnya. Sementara sekam'berguna untuk bahan bakai bata, carhpu-

ran b4ta, genteng, grabah dan mediatumbuh. Deptan merinci, jika produksitepung b-eras diproyeksi 1% dari potensiberas patah dan menir maka 4kan meng-' hasilkan sekitar 0,13 juta ton tepqngberas per tahun. Dengan estimasi hargaRp 4:000 per kg maka nilai ekonogrinyamencapa! Rp 520 Miliar per tahun. Nilaiekonomis sekam juga uienggiurkan..Dengan potensi sekam 10,36 juta ton -asumsi 10% dapat dimamfaatkan uirtukarang sekam dan harga Rp 750 per kg-akan menghasilkan se.kitar 0,62 jutaarang sekam per tahun atau Rp 465 Miliarper tahun.

Ketersediaan lahan juga menjadiprospek besar dalam produksi beras..Indonesia memiliki lahan basah (sawah)24rf jutq ha d?n ?6,3 juta tra lahan kering.Jika dirinci, potensi lahan sawah'non. '' '

rawa pasang surut rhencapai 13,26 jutaha, tersebar di Sumatera (2,01juta ha),Jawa (1,12 jutatra), Bali dan NusaTenggara (0,85 juta ha), Kalimantan (1,03juta ha), Sulawesi (1,11 juta ha), sertaMaluku dan Papua (7,89 juta ha); BPS(2005) merinci luas lahan yang telahdimanfaatkan sekitar 6,86 jrita hektar.,Lahan rawa danpasangsurut yang dapatdikembangkan menjadi lirhan sawahmbncapai 3,51. juta ha yang tersebar diSumatera (1,92 juta ha), Jawa (0,12 jutaha), Kalima4tan (LQr juleld, lqlawps!(0,3L juta ha), sertaMaluku dan Papua(3,51 juta ha). Dari total lahan tersebuthanya sekitar 26,45 % alau sekitar 0,93jqta ha yang Sudah dimamfaatkan.

Dari kalegori lahan kering, Indonesiamasih memiliki sekitar 25,33 juta ha danpemapfataannya masih sangat kecil.Selain padi sawah, pengembangari padigogo cukup menjanjikan'. Beierapfl lokasipotensial pe4gembanganny.a adalahSumatera Barat (4), Riau (4), Jambi (20),Sumatera Selatan (5), Bengkulu (2), JawaBarat (30), Jawa Tengah (20), Jawa Timw(2), Banteqr {?), NTts (3), NTT (14),Kalimantan B at at (22), KalimantanSelatan (22), Sulawesi Selatan, SulawesiTenggara, serta Maluku dan liianJayaBaqat masing-masing 15, 7, 5 dan 2wilayah.

Deptap (2005) membagi tiga periodepeia jalan (roadmap) program pengem-bangan industriberas di Indonesia yaitujangka pendek (2005-2010), jangkamenengah (2011-2015) dan jang&apanjang (2016-2025) [Gambar 6], Padaketiga periode tersebut pengembanganindustri beras difokuskan pada pen-ingkatan produksi untuk memenuhi kon-sumsi langsung baik melalui programintensifikasi maupun ekstensifikasi.Sementara pada jangka pendek produksipadi ditujukan untuft pengembanganagroindustri padi sehingga peningkatankualitas beras, pemanlataan hasilsamping dan limbah dapat tercapai. Padajangka menengah dan panjangpen-ingkatan perbaikan kualitas beras terusdiupayakan agar malnpu bersaing dengan

. beras dunia sqperti beras Tliialand danVietnam.

Produksi beras dalam jangka pendekdiprediksi Deptan akan terserap untukpemenuhan kebuthan pokok sehinggapenggmbangart agribisnis beras untukpeliode menengah (5 tahun mendatang)dititikberatkrin pada perbaikau kualitasgabah (beras) dan pengolahan hasilsamping serta limbah: Pada kondisi inipengembangan agribisnis'padi rnembu-tuhkan dukungart biaya investasi dandulqngan kebij akan pemepintah.

Inscntif Beras/PadiSkenario pengembangan produksi padi

melalui perluasan ar.eal dan peningkatanproduktivitas dilakukan dengan memper-timbangkan kondisi agribisnis padi saatini dan peluang peningkatan produksibe'rdasarkan potensi sumberdaya danteknologi.

Perluasan areal pAnen diproyeksikanmeningkat sebesar 0,37.% per tahun, di

Sumber: Diolah dari BPS. 2008

Gambar 2: Sebaran Produksi Padi Sawah dan Padi Gogo

Sumb6r! Diolah.dari Bank Indbnesia. 2008

Gambar 3: Market Share Produksi dan Konsumsi Beras Indonesia 1961-2007

Page 2: gtgl lqllol | | qrryqtL - Perpustakaan BAPPENASperpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/82416-Beras... · 8,21% per tahun,. Market share konsumsi beras dunia tertinggi

Gambar 4: Market Share Areal:Padi lndonesia dan Growth Areal dan Growth Produksi lndonesia

luar perluasan areal pahen uirtut t<*hi ''

pensasi konversi lahan ydng :diproyekl'',

sikan miningkat sekitar. 0,4%.pertahun,sehingga seeara total perhiasan arealharus ditingkatkan sebesar 0;'I7Ye pethhun. Produktivitas dip4oyeksikan'tumbuh sebesar 0,48% per tahtrn. ..

Strategi Deptan dalam utr)ayapeme4uhan kebutuhan beras nasionalia.t"ti (i) peningkatan prirdsktivitasdengan menerapkan teknologi irsahatani 'terobosan, {ii) peningkatan luas areal.' :panen melalui p-eningkatan intensitastanam, pengembangan tanaman padi keareal baru, teruasuk sebagai tanaman '

sela perkebunan, rehabilitasi irigasi, dappencetakan sawah !aru, (iiil peningkatanpenanganan panert dan pasca pffirenuntuk menekan kehilangan hasil dan pen-ingkatan mutu produk, rnelalui pengem-baagandan penerapan alat danmesinpertanian.. Berdasar program di atas, maka per-timbangan pemberian insentiJ investasi, '

komoditas padi di'antaranya meliputihal-hal berikut:

Hak atas lahan untuk mendukungprogram perluaSan areal tanain, uta:manya di luarPulau Jawa. Investorswasta ya.ng tertadk di budidaya pddihanrs diberikan insentif berupa hak pen-

lelolaan atau hak pakai atas tanah niiliknegara denganmaiakontrakyang',pdnjang sesuai peraturaie perundang-undangan.

Penyediaan infrastruktur yangmemadai untuk mendukung kegiatanbudidaya padi. Tanpa infrastruktu5 yangeukup seperti jaringan irigasi dan trans-portasi, maka sulit diwujirdkan keterli-batan sektor swasta dalam produksiberas. Fembangunan infrastruktur akanlebih ba4yak mengandalkan sum'ber pen-rlAnaan.pemerintah (APBN), menginga!

ikegiatan ini lebih banyak berkait dengan

kepentingan publik.

" Dalam,kegiataninvestasiyangbbrskale besar dan terintegrasi (komer-sial) sepbrti rencena pembukaan lahansawah di Papua, pembangunan infra-struktur rlaFat ditempuh melalui kemi-traan pemerintah-swasta (public-privatepdrtnership). Hal ini memerlukan kajianmehdalam bagaimana skim kemitraandibangun.

Insentif fiskal bagi investor swastaySng membangun fasilitas.dan kegiatanusaha pertanian secsra komersial danmasif, berupa:

Pengurangan pajak penghasilan badanyang besamya bergantung pada jumlahmodal yang ditanarn; insentif diberikan '

selama jangka wahutertentu denganketentuan rnaksimal selama 10 tahun; .

Pembebasan dtau penangguhan PPNyang terkdit dengan pengadaan barang-barang bertekriologr tlnggi selama masapgmbangunan proyek;.

Pengurangan atau pembebasan bea .masuk:bagang modalttnpor untuk men-dukung kegiatan pembukaan lahan, pen-ingkatan produlrtiviQs'; teknologt panendan pasca panen; ,r . .

' .. .,

Amortisasi yang dipercepat terhadapbarang-barang modal berteknolqgi tinggluntuk m.embantu inVestof mpmbukukanprofitabilitas yang.layak.dengan pengu-rangan.laba kena pajak

Kebijakan distribusi dan pemasaranberas yang kondusif bagi usaha pertanian

. terintegrasi dan masif.

JagungSdat.ini, jagung lebih banyak tligu-

nakan untuk pemenuhan industri pakan,' sedangkan untuk konsumsi langsunp cen-

derung menunrn. Tanaman pahgan jenis

lagtrng memang telah lama dikenal diIndonesia dan penyebaran ta4pma4 inijuga Cukdp luas. Jagung memiliki tungsi

(2005) memproyeksi produksi jagung2AA5-2015 akan tumbuh rata-rata 4,24Y"per tahun. Kebutuhan konsumsi jagungturun rata-rata turun 1,99% per tahun, .kebutuhan industri naik rata-rata 3,00%per tahun sedangkan kebutuhan pangannaik rata-rata 6olo per tahun (Tabel 2).

Market share produksi jagung Indonesiadi pasar internasional mencapai rata-rata0,B3% per tahun selama 2000-200?. Jordan(5,96%), Kuwait (5,84%) dan Israel (3,B5%).Sementara itu, perti.rmbuhan arcal tahamjagung Indonesia selama 1961-2007 adalahrata-rbta 3,01% per tahun dengan pertuq-buhan produksi rata-rata 3,08% per tahun.

Pertumbuhan areal tanam tertinggiterjadi pada periode 1961-19?0 seb'eSarrata-rata 6,85% per tahun, sedangkanpertumbuhan produksi tertinggi tedadipada periode 197 1-1 980 rata-rata 4,28Y"per tahun, Sementara itu, market shareareal tanam jagung Indonesia (9,63%) ter-hadap areal tanarndunia menempatiurutan ketiga setelah India (9,63%),Brazitr (16,51%) dan China (33,83%);

Pengembagari agribisnis jagung memi-Iiki prospek besar. Seluruh bagian jaung -

batang jagung, buah jagung serta daun-dapat dimamfaatkan lebih laniut. Batangjagung berguna untuk pakan, untukindustriBulp, kertas maupun bahanbakar. Sementara daun jagung diman-faatkan untuk pakan dan kompos.

Insetif tnvesti5i Jagung' Data Deptan menyebutkan, pertum-buhan produksi jagung nasionaldiproyeksi mencapai 4,24Y" per tahun.Sementara itu, pertumbulian konsumsisekitar 3,00% per tahun. Dengan kondisitersebut, setidaknya Indonesia akan men-capai surplus jagung sekitar 2.036,4? tibuton pada tahun 2015. Karena itu, desainpengembangan komoditds jagungdiarahkan pada perluasan areal khusus-nya di luar Pulau Jawa.

Deptan mmjelaskan beberapa priori-tas investasi jagug, yaitu (a) pelluasanareal tanam pada lahan sawah (pen-gadaan pompa ai4 pembuatan sumu.rbo4dan perbenihan); (b) pembu$aan lahanbaru (lahaakering) yang meliputi pem-bukaan lahan dan inlrastrukturnya(jalan), ddn juga tetmasuk perbenihan; (c)kegiatan penyuluhan oli:h DirektoratJenderal Tbknis dan instansi terkait; dan(d) penelitian"dan pengembangan olehlembaga pemerintah maupun swasta.

Komoditas jagung merniliki daya tariktersendiri bagi investor, karena pro-duknya dapat dibuat bahan bhku produkturunan seperti pakan ternak yang dapatdilakukan secara terintegrasi denganbudidaya jagung. Khrena itu, programpeningkatan produktivitas jagung dihara-pkan dapat menarik minat swasta untukberinvestasi. Untuk itu, kebijakan inse'n-tif utamanya diarahkan pada penyediaanlahan dan infrastruktur yang memadai.Sebagai kompensasinya, investor wajibmelakukan program-program sepertiberikut:

Mempekerjakan tenaga kerja lokalsebanyak-banyaknya; I\fierabangun infra-struktur pendukung, seperti jalan sekun-

' der dan tersier untuk meirghubungkannyadengap jalqn utamayang dibangunpemerintah, instalasi pengolahan limbahdan sanitasi lingkungan;

. Ihrut berperan dalam pr,ogram pen-ingkatan usaha peternakan nasional.

Dalam hal insentif fiskal, dapat diper-timbangkan pengurangan tarif pajakpenghasilan badan, pembebasan atau

. penangguhan PPN, dan amortisaSi'yangdipercepat. Namun, penerapannya harusmempertimbangkan skala usaha yangdapat memberikan kontribusi nyata bagi'pencapaian program-program nasionalserta perekonomian rakYat.r

multiguna yaktu uptuk pangan jugauntuk pakan.'Jagung setidaknya mengan-dung sekitar 707o pati, 107o protein, dan5% lemak yang dapat dimamfaatkanuntuk industri lain.

Indonesia memiliki 331 lokasi strategisbudidaya jagung. Jawa Timur merupakanprovinsi yang memiliki areal tanaman

-

jagung terluas dengan market share31,78% terhadap luas areal tanamanjagung nasional, disusul Jawa Tengah danLampung masing-masing 1 5,36 dan10,03%. Market share produkqi jagungJawa fimur mencapai 32,43Y" denganproduktivitas rata-rata3?;$ (a{ha).'Sementara

itu, pada ?008, Jawa Tengah(59) merupakin p.rovinsi yang memilikilokasi senlra jagung terbanyik disusul

. Jawa Barat dan Jawa Timur masing-rdasing 49 lokasi dan 40 lokasi. NusaTenggara Timur dan Sulawesi Selatanmasing-masing memiliki 32 lokasi dan 26Iokasi, Salah satu provinsi mudaIndonesia -Gorontalo: merupakan lokasistrategis pengembangan jagung yangtelah mendunia.

De-ptan {2005) mqngemukakanpengembangan jagung ditujukan untukmeningkatkan produksi dalam negeridalam upaya pencapaian swasembddadan ekspor. Deptan merinci bahwa ter-bukanya pasar jagung dunia ??-90 jutaton per tahun menjadi peluang besar,Peluang tersebut semakin lebar ketikaproduksi jagung Amerika Serikat danChina difokuskan untuk pemenuhandalam negeri

Pengembangan jagung diarahkanmelalui perluasan areal. Deptan merinci,luas lahan sawah irigiasimaupun sawahtadah hujan yang belum dimanfaatkanpada musim kemarau serta lahan keringyang belum dimanfaatlan untuk usahapertanian cukup ltias. Deptan merincipotensi pengembangan areal jagungmelalui peninlkatan Indeks Pertanaman(IP) di lahan sawah mencapai 45?,ribu hayang tersebal di Sumatera danKalimantan (295 ribu ha), Sulawesi (130ribu ha), Bali dan Nusa Tenggara (t0 riU'uha). Sementara itu Indonesia memilikisekitar 20,5 juta luas lahan kering danbelum dimanfaatkan dan tersebaidiSumatera (2,9 juta ha), Kalimantan (?,2juta ha), Sulawesi (0,4 juta ha), Malukudan Papua (9,9 juta ha) serta Bali danNusa Tenggara (0,06 juta ha).

Selain itu pengembangan diupayakanmelalui inovasi teknologi. Pilihan ini

, akan memengarubi perkembangan pro-duktivitas areal jagung. Beberapa inovasiteknologi tersebut adalah terkait denganvarietas unggul berikut benih berkualitasdan komponen telonologi btrdidaya danpascapanen yang meliputi penyiapanlahan, penanaman, pemupukan, perryian-gan, irigasi,.dan prasesing hasil. Deptan

, Gambar ?: Market Share ProduksiJagung dan Growth Areal dan GroMh Produksi Jagung lndonesia

Sumbsr: Diolah dari Bank Indonesia dan BPS, 2008