stabilitas harga beras

30
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng EDISI SEPTEMBER 2011 “ONE TEAM, ONE SPIRIT...TO BE NUMBER ONE” Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1 website : http://dinperindag.jatengprov.go.id

Upload: dinas-perindustrian-dan-perdagangan-provinsi-jawa-tengah

Post on 22-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

e-Paper Bulan September 2011. © 2011. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah. Website : http://dinperindag.jatengprov.go.id | Email : [email protected] | Twitter : @dinperindag | Facebook : https://www.facebook.com/dinperindagprov

TRANSCRIPT

Page 1: Stabilitas Harga Beras

E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng

EDISI SEPTEMBER 2011

“ONE TEAM, ONE SPIRIT...TO BE NUMBER ONE”

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1

website : http://dinperindag.jatengprov.go.id

Page 2: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

TIM PENYUSUN E-PAPER INFO INDAG Penanggung Jawab : Kepala Dinas

Pengarah : 1. Sekretaris Dinas 2. Para Kepala Bidang/Balai

Ketua Umum : Sigid Adi Brata Sekretaris : Siti Chiswati

Ketua Redaksi : Nina Veronika Marthahima Redaksi : 1. Hadi Pangestu

: 2. Sigid Adi Brata : 3. Teguh Prihadi : 4. Listyati PR

: 5. Kumarsi : 6. Subandi : 7. Faria Suryani

Publikasi TI : 1. Nandhi Nur Ardisasmito 2. Febriyan Nurul Santoso

Sekretariat Operasional

:

1. Hery Sutantyo K

2. Rebo Sukimin 3. Nugroho 4. Ludyantoro Sri Marsetyo

5. Budi Prasetyo

Sekapur Sirih

STABILITAS HARGA BERAS

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

Indonesia sebenarnya

pernah beberapa kali

mencatat sejarah manis

sebagai penghasil beras

terbesar di Asia. Sejak

dekade 80 an hingga

kini, Indonesia telah tiga

kali mengalami

swasembada beras dan tidak melakukan impor

beras. Catatan manis sejarah sebagai penghasil

beras terbesar sepanjang periode ini dimulai

pada tahun 1985. Keberhasilan tersebut kian

lengkap, ketika Presiden Soeharto menerima

penghargaan dari Organisasi Pangan dan

Pertanian Dunia (FAO) di Roma, Italia.

Sayangnya, momen manis itu tidak berlangsung

lama. Selang setahun kemudian. Indonesia

kembali menjadi negara importir beras untuk

sekian tahun lamanya. Swasembada beras baru

terulang kembali pada tahun 2003 dan terakhir

tahun 2008 lalu.

Tahun ini, BPS memperkirakan produksi padi

nasional sebesar 68,06 juta ton gabah kering

giling (GKG) atau setara dengan 39 juta ton

beras jika menggunakan angka konversi−GKG

menjadi beras−sebesar 0.57. Itu artinya,

produksi beras nasional surplus sekitar 6 juta

ton, karena kebutuhan beras nasional hanya

sebesar 33 juta ton, dengan asumsi angka

konsumsi beras sekitar 240 juta penduduk

Indonesia saat ini sebesar 139,15 kg

beras/kapita/tahun. Jika angka konsumsi beras

yang digunakan adalah 113,48 kg/kapita/tahun

seperti yang baru dirilis oleh BPS, maka surplus

Page 3: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

beras tahun ini tentu akan lebih tinggi lagi,

yakni mencapai 10,2 juta ton.

Namun sayangnya, meskipun data statistik

menunjukkan produksi beras nasional surplus.

Tahun ini, Indonesia kembali harus mengimpor

beras. Harga beras yang terus merangkak naik

sejak Juli 2011 lalu merupakan indikasi kuat

langkanya beras di pasaran. Ini juga merupakan

bukti bahwa data-data produksi dan konsumsi

beras yang ada selama ini belum bisa dijadikan

pijakan kokoh bagi kebijakan Pemerintah bahwa

Indonesia sebagai penghasil beras terbesar di

Asia, sehingga masih perlu dilakukan koreksi

dan perbaikan terkait akurasinya.

Kunci utama stabilisasi harga beras adalah

suplai yang melimpah. Dan kondisi ini bisa

terwujud jika swasembada beras dapat

tercapai. Mengandalkan impor untuk menjamin

ketersedian suplai beras adalah keputusan yang

tidak tepat. Selain menguras devisa, saat ini ada

kecenderungan kalau negara-negara eksportir

beras seperti Thailand dan Vietnam mulai

menahan beras mereka untuk dilepas ke

pasaran, karena ancaman krisis pangan global

yang kian nyata. Dengan lain perkataan, di

masa-masa yang akan datang beras impor akan

semakin sulit didapatkan. Oleh sebab itu, kita

berharap semoga surplus 10 juta ton beras yang

ditargetkan pemerintah pada tahun 2014-2015

bisa menjadi kenyataan, harga tidak terus

meningkat.

Di Jawa Tengah, pasca Idul Fitri 1432 H harga

kebutuhan pokok cenderung turun kecuali

harga beras yang semakin merangkak naik.

Pada H+9 pasca Lebaran harga beras juga mulai

naik, terlihat harga rata-rata minggu pertama

bulan September 2011 bila dibandingkan harga

rata-rata minggu ke IV bulan yang sama naik

0,42% untuk jenis Cisadane dan 1,45% untuk

jenis IR 64 (I). Untuk Cisadane misalnya di pecan

pertama mencapai Rp 7.940/kg terus menanjak

hingga di pekan keempat bulan September di

level Rp 7.973/kg. Sementara untuk IR 64 (I)

dari harga Rp 7.600/kg pada minggu pertama

terus meningkat sampai harga Rp 7.710/kg.

Kenaikan harga beras ini diperkirakan akan

berakhir pada musim panen yang akan datang.

Karenanya, pemerintah harus segera

mengantisipasi gejolak harga beras.

Dan tampaknya walaupun kurang popular

impor beras merupakan satu-satunya solusi

untuk meredam gejolak harga. Produksi beras

dalam negeri untuk saat ini tidak bisa

diandalakan, karena gagal panen (puso) telah

terjadi secara masif di sejumlah daerah sentra

produksi beras nasional. Peningkatan

produktifitas panen padi, program perluasan

area tanan padi, dan difersikasi pangan terus

digalakkan untuk mengendalikan impor beras

yang dimasa mendatang pasti akan sulit

didapat.

Salah satu konsep ketahanan pangan adalah

Difersifikasi pangan. Berbagai upaya untuk

melakukan difersifikasi pangan yang telah

dilakukan, dengan memanfaatkan sumber daya

alam yang ada selain beras sebagai bahan

makanan olahan. Sebagai contoh : tepung

mocal, tepung ubi jalar, jagung, sagu, tiwul,

gathot, bekatul dsb . Secara riil, olahan

makanan dari berbagai sumber alami tersedia

banyak di alam Indonesia yang gemah ripah loh

jinawi dan produksinyapun tidak memerlukan

teknologi khusus dan mudah dilakukan oleh

masyarakat. Dalam hal konsumsi, bahan baku

lokal, sudah terbukti lebih baik secara aspek

kesehatan dibandingkan dengan nasi beras,

mengingat nasi beras merupakan salah satu

pemicu produksi gula darah dalam tubuh.

Sehingga seseorang yang mempunyai resiko

Page 4: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

penyakit gula, solusi yang terbaik dari dokter

adalah mengurangi makan nasi. Potensi

karbohidrat dari beras, juga berdampak pada

obesitas yang tidak menyehatkan dan

meningkatkan karakter seseorang untuk mudah

beristirahat/tidur, mengingat adanya zat

tertentu dalam beras yang dapat melemahkan

syaraf dan berdampak pada rasa ngantuk dan

malas.

Upaya mewujudkan masyarakat untuk beralih

makanan pokok dari beras ke makanan yang

lain sangat berat. Berbagai olahan makanan

hasil diversifikasi sudah dapat diproduksi

dengan mudah, namun demikian untuk menjadi

alternative pengganti beras bagi masyarakat

ternyata bukan hal yang mudah. Bahkan masih

banyak masyarakat yang belum mengenal

makanan olahan hasil diversifikasi. Perlu

optimisme program ini sebagai upaya

mengurangi konsumsi beras.

Tidak hanya beras Impor bahan pangan lainpun

mulai masuk ke Indonesia, khususnya kentang

dan bawang merah, sampai bulan Juli 2011

mengalami peningkatan signifikan, sehingga

harga produk lokal turun drastis. Harga kentang

di tingkat petani di daerah Dieng, Banjarnegara,

menjadi Rp 4.000 per kg atau turun sekitar 30%

dari semula Rp 6.000 per kg. Sementara, harga

bawang merah di sentra produksi bawang

merah di Brebes menurun tajam dari semula Rp

20.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg.

Penurunan harga kentang dan bawang merah

membuat petani komoditas itu resah. Mereka

menuduh pemerintah bertindak kurang adil,

dengan membuka keran impor bagi kedua

produk, padahal stok cukup melimpah.

Reshuffel Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II

diharapkan mampu memberikan angin segar

bagi produk lokal, Menteri Perdagangan yang

baru diharapkan dapat membuat kebijakan

yang lebih arif dan memberikan harapan bagi

petani, UKM dan pertumbuhan perekonomian.

Dengan memanfaatkan perangkat / instrument

perdagangan internasional sebagai upaya

mengendalikan impor khususnya produk

pangan.

WASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

Semarang, September 2011

Ir.IHWAN SUDRAJAT,MM

Page 5: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Tajuk Rencana

Indonesia sebagai negara yang sedang

berkembang akan menghadapi masalah

pertanian, khususnya masalah beras.

Tahun 1984 – 1986 kita pernah menjadi

swasembada beras, tetapi sekarang menjadi

negara pengimpor beras, hal tersebut

dikarenakan produksi dalam negeri tidak cukup

dalam memenuhi kebutuhan konsumsi

penduduk dengan jumlah yang semakin banyak

serta lahan pertanian yang semakin berkurang.

Belakangan ini, masalah pangan di Indonesia

utamanya beras menghadapi dilema antara

upaya mencukupi kebutuhan konsumsi dalam

negeri dengan cara peningkatan produktivitas

atau melakukan impor beras, kedua pilihan

dijalankan sebagai upaya menjaga kestabilan

harga beras agar tetap terjangkau oleh semua

pihak termasuk rakyat kurang mampu.

Tahun 2006 kita diramaikan dengan keputusan

pemerintah untuk mengimpor beras, yang

dianggap tidak berpihak kepada petani

meskipun hal itu bukan merupakan issue baru

dan disadari pula bahwa petani kita pun

merupakan konsumen beras.

Saat seluruh rakyat di pelosok negeri ini sudah

tergantung pada beras, ketersediaan beras

dalam negeri kerap tidak memadai. Belum lagi

pertumbuhan penduduk yang mengalami

peningkatan, terutama semenjak terjadi krisis

ekonomi yang lalu. Ini berarti ada peningkatan

jumlah konsumsi beras dalam negeri.

Sementara pola produksi sangat berfluktuasi

karena sangat tergantung cuaca, memberi

indikasi bahwa berbagai upaya peningkatan

produksi belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Realitas ini mendesak pemerintah

untuk berfikir dan bertindak secara cepat dan

bijaksana dan impor beras menjadi pilihan

menyelamatkan ketersediaan pangan.

Sampai dengan bulan Juli 2011 Badan Pusat

Statistik mencatat nilai impor beras Indonesia

pada tahun ini telah mencapai USD 829 juta

atau sekitar Rp.7,04 triliun. Uang sebanyak ini

digelontorkan pemerintah untuk mendatangkan

sebanyak 1,57 juta ton beras dari Vietnam,

Thailand, India, Pakistan dan beberapa negara

lain.

Impor beras yang dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah merupakan tindak lanjut

kebijakan pemerintah pusat, dimaksudkan

untuk menjaga ketersediaan stock beras

termasuk untuk memenuhi kebutuhan beras

miskin (raskin)

Dolog Jawa Tengah belum mampu memenuhi

kebutuhan raskin dan cadangan bagi warga.

Sejak awal 2011 yakni Januari, Februari dan

Maret, itu terjadi kulminasi panen raya Jateng.

Pemerintah menetapkan Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) Rp 5.060. Sedangkan, harga

beras dan gabah di luar sebesar Rp 6.000 hingga

Rp 6.500. Hal tersebut mengakibatkan Dolog

Page 6: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Jawa Tengah kesulitan melakukan pembelian

langsung, berakibat stock beras di gudang

Dolog menipis khususnya untuk raskin.

Raskin yang dibutuhkan tiap bulannya sebanyak

6.000 ton. Berarti untuk keperluan raskin pada

Oktober, November dan Desember dibutuhkan

18 ribu ton beras. Jadi, kesimpulannya harus

impor beras, impor beras itu dilakukan untuk

menjaga penyediaan pangan bagi rakyat miskin

dan penanggulangan rawan pangan. Termasuk

untuk cadangan beras pemerintah guna

penanggulangan bencana nasional.

Melihat data stock beras tiga bulan kedepan

diperkirakan akan kurang untuk itu impor beras

diharapkan dapat menambah jumlah stok di

gudang DOLOG Jawa Tengah sebagai cadangan

persediaan beras raskin sekaligus untuk

menjaga stabilitas harga di pasaran.

Saat ini harga beras cenderung stabil, karena

sepi pembeli serta operasi pasar yang terus

dilakukan pemerintah diyakini bisa

menstabilkan harga yang mungkin bergejolak

pada musim paceklik. Indonesia, perlu belajar

dari negara yang berpenduduk besar seperti

China walaupun memiliki jumlah penduduk

yang besar namun dapat mengelola pangan

dengan cukup baik, termasuk tingkat flutuaksi

harganya.

Page 7: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Harga Harga Harga Harga

Rata-2 Rata-2 Rata-2 Rata-2

MG.I Sept MG.II Sept MG.III Sept MG.IV Sept

1 BERAS

- Cisadane II kg 7,940 7,947 7,960 7,973 33 0.42

- IR 64 (I) kg 7,600 7,610 7,653 7,710 110 1.45

2 GULA PASIR

- Impor kg - - - - - -

- DN (kw medium) kg 9,380 9,360 9,343 9,320 (60) (0.64)

3 MINYAK GORENG

- Bimoli botol 620cc/bt 9,360 9,360 9,360 9,360 - -

- Bimoli botol 1 liter 13,660 13,660 13,493 13,460 (200) (1.46)

- Tanpa Merk. kg 9,865 9,830 9,737 9,607 (258) (2.62)

4 DAGING

- Daging Sapi Murni. kg 61,800 61,167 60,800 60,067 (1,733) (2.80)

- Daging Ayam Broiler kg 26,800 26,333 23,650 22,300 (4,500) (16.79)

- Daging Ayam Kampung kg 47,000 48,000 48,000 47,333 333 0.71

5 TELUR

- Telur Ayam Ras. kg 15,475 14,147 13,740 13,180 (2,295) (14.83)

- Telur Ayam Kampung. kg 27,400 27,400 27,400 27,400 - -

6 SUSU

Kental Manis

- Merk Bendera 397gr/kl 8,930 8,930 8,930 8,930 - -

- Merk Indomilk. 390gr/kl 7,660 7,660 7,660 7,660 - -

Susu Bubuk

- Merk Bendera 400gr/kl 25,720 25,720 25,720 25,720 - -

- Merk Dancow 400gr/kl 25,750 25,750 25,750 25,750 - -

7 JAGUNG PIPILAN KERING kg 3,500 3,500 3,500 3,500 - -

8 GARAM BERYODIUM

- Bata 1/buah 500 500 500 500 - -

- Halus/hancur 250gr 680 680 680 680 - -

9 TEPUNG TERIGU

- Segitiga Biru (kw medium) kg 6,900 6,900 6,900 6,900 - -

10 KACANG KEDELAI

- Ex .Impor. kg 6,400 6,307 6,260 6,260 - -

- Lokal kg 7,400 7,400 7,400 7,400 - -

11 MIE INSTANT bungkus 1,360 1,360 1,360 1,360 - -

12 CABE MERAH BESAR

- Keriting kg 13,075 9,150 12,600 14,683 1,608 12.30

- Biasa kg 13,850 9,500 9,833 10,383 (3,467) (25.03)

- Rawit Merah kg 15,350 9,933 9,517 9,250 (6,100) (39.74)

- Rawit Hijau kg 13,475 8,750 7,667 8,200 (5,275) (39.15)

13 BAWANG MERAH kg 10,725 10,083 10,367 9,800 (925) (8.62)

14 BAWANG PUTIH kg 10,700 10,767 11,000 10,600 (100) (0.93)

15 IKAN ASIN TERI kg 31,400 31,400 31,400 31,400 - -

16 KACANG HIJAU kg 14,100 14,100 14,100 13,883 (217) (1.54)

17 KACANG TANAH kg 16,100 16,100 16,050 15,950 (150) (0.93)

18 KETELA POHON kg 1,600 1,600 1,600 1,650 50 3.13

19 Elpiji / Gas 3 kg 14,000 14,000 14,000 14,000 - -

20 SEMEN GRESIK 40kg/zk 45,700 45,700 47,800 50,600 4,900 10.72

SEMEN NUSANTARA 40kg/zk 45,200 45,200 47,133 49,733 4,533 10.03

SEMEN TIGA RODA 40kg/zk 44,375 44,375 45,708 48,417 4,042 9.11

Sumber : Pantauan di Pasar Tradisional Kota Semarang - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jateng

No.

INFORMASI PERKEMBANGAN HARGA KEPOKMAS

PERIODE MINGGU KE-IV SEPTEMBER 2011

Nama Barang SatRp %

Perubahan

Page 8: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

HARGA BERAS DAN SEMEN MERANGKAK NAIK

Pasca Idul Fitri 1432 H harga kebutuhan pokok

cenderung turun kecuali harga beras yang

semakin merangkak naik. Pada H+9 pasca

Lebaran harga beras juga mulai naik, terlihat

harga rata-rata minggu pertama bulan

September 2011 bila dibandingkan harga rata-

rata minggu ke IV bulan yang sama naik 0,42%

untuk jenis Cisadane dan 1,45% untuk jenis IR

64 (I). Untuk Cisadane misalnya di pekan

pertama mencapai Rp 7.940/kg terus menanjak

hingga di pekan keempat bulan September di

level Rp 7.973/kg. Sementara untuk IR 64 (I)

dari harga Rp 7.600/kg pada minggu pertama

terus meningkat sampai harga Rp 7.710/kg.

Kenaikan harga beras ini diperkirakan akan

berakhir pada musim panen yang akan datang,

kecuali pemerintah mengambil kebijakan untuk

menurunkan harga beras di pasar seperti

Operasi Pasar Beras secara besar-besaran.

Komoditi lain yang mengalami kenaikan adalah

semen. Terlihat grafik kenaikan harga semen ini

cukup drastis. Semen Gresik misalnya, untuk

kemasan 40 kg pada pekan pertama hanya di

kisaran Rp 45.700 kian melambung di angka Rp

50.600 pada minggu terakhir September. Untuk

semen Nusantara dari harga Rp 45.200

meningkat hingga Rp 49.733. Sedangkan untuk

semen Tiga Roda, awal bulan September hanya

di kisaran Rp 44.375 menanjak hingga Rp

48.417 per kemasan 40 kg.

Adapun penyebab kenaikan harga semen di

pasaran adalah sbb :

a. Pada tahun 2011 musim kemarau datang

lebih awal sehingga hal ini berpengaruh

terhadap aktivitas masyarakat untuk

melakukan pembangunan fisik baik

memperbaiki atau membangun rumah dan

pembangunan fisik lainnya sehingga

permintaan semen di masyarakat

meningkat sekitar 400% atau 4 kali lipat.

b. Kejadian pada point (a) berakibat tidak

sinkronnya antara perencanaan (jadwal)

produksi pabrik dengan kebutuhan semen

di masyarakat sehingga terjadi kesenjangan

antara volume produksi pabrik dengan

jumlah permintaan dimasyarakat.

c. Libur Hari Raya Idul Fitri sangat panjang,

hal ini berkaitan dengan Peraturan

Dishubkominfo bahwa H-4 s/d H+1 Lebaran

angkutan non Bahan Pokok dilarang, dan

dalam prakteknya para sopir mulai aktif

bekerja 8 hari setelah Lebaran. Kondisi ini

berpengaruh terhadap stok semen di

gudang para distributor.

d. Ada indikasi bahwa volume penyaluran

Semen Gresik untuk Jawa Tengah

berkurang karena untuk memenuhi

permintaan Jawa Timur (Surabaya).

Page 9: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Kebalikan dari harga beras untuk harga

kebutuhan pokok lainnya mengalami

penurunan yang cukup signifikan seperti gula

pasir, minyak goreng, daging sapi, daging ayam,

telur ayam ras, cabai, bawang merah dan

bawang putih. (*)

WASPADAI PEMBUNGKUS MAKANAN

Hampir setiap kita membeli makanan, pasti

makanan tersebut dibungkus atau dalam wadah

tertentu. Memang lebih praktis, karena kita

tidak perlu membawa-bawa wadah. Beli bakso

untuk dibawa pulang, kita tidak perlu rantang,

cukup dibungkus plastik. Beli gorengan, para

pedagang kreatif dengan mendaur ulang kertas

koran atau kertas bekas sebagai kantong. Mau

beli buah utuh dirasa terlalu besar, pihak

supermarket menyediakan buah potongan

dalam styrofoam yang ditutup dengan plastik

tipis tembus pandang. Beli sup di restoran fast

food, tak perlu mangkuk keramik yang mudah

pecah, cukup dengan mangkuk styrofoam yang

langsung buang setelah dipakai. Begitupun bila

ingin menikmati mi panas saat kemping atau di

perjalanan, kita tak perlu repot bawa mangkuk.

Bahan-bahan pembungkus dan wadah itu

begitu akrab dengan kehidupan kita. Tapi,

ternyata bahan-bahan itu menyimpan bahaya

bila penggunaannya tidak tepat. Plastik. Apa

yang tidak terbuat dari plastik pada zaman

sekarang. Memang, bahan ini sangat populer

dipakai. Mulai dari perabotan rumah, alat-alat

dapur, mainan anak sampai bahan

pembungkus. Jenis plastik sendiri memang

beraneka ragam. Ada Poli Etilen, Poli Propilen,

Poli Vinil Chlorida, Vinylidene Chloride Resin,

dan sebagainya. Yang relatif lebih aman

Page 10: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

digunakan untuk makanan adalah Poli Etilen

yang tampak bening, dan Poli Propilen yang

lebih lembut dan agak tebal. Poli Vinil Chlorida

(PVC) biasanya dipakai untuk pembungkus

permen, pelapis kertas nasi dan bahan penutup

karena amat tipis dan transparan. Jenis-jenis

plastik ini memiliki tingkat bahaya berbeda-

beda tergantung dari material plastik, jenis

makanan yang dibungkus, lama kontak antara

makanan dengan plastik, serta suhu makanan

atau ruang penyimpan. Plastik tersusun dari

polimer, yakni rantai panjang dari satuan-

satuan yang lebih kecil yang disebut monomer

(bahan-bahan pembentuk plastik).

Bila makanan dibungkus dengan plastik,

monomer-monomer ini dapat berpindah ke

dalam makanan, dan selanjutnya berpindah ke

tubuh orang yang mengkonsumsinya. Bahan-

bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh

ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat

dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses

(kotoran). Penumpukan bahan-bahan kimia

berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat

memicu munculnya kanker. Sebuah penelitian

di Jepang mengindikasikan, Poli Stiren dapat

menjadi penyebab kanker dan berpengaruh

pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poli Vynil

Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin

merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang

digolongkan sebagai penyebab utama kanker

karena sifatnya yang sangat beracun.

Perpindahan monomer-monomer plastik ke

dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu

panas, asam dan lemak. Semakin tinggi suhu

makanan yang dimasukkan ke dalam plastik,

semakin cepat terjadi perpindahan ini. Apalagi

bila makanan berbentuk cair seperti bakso, mie

ayam, sup, sayuran berkuah dan sebagainya.

Saat makanan panas ini dimasukkan ke dalam

plastik, kita bisa lihat plastik menjadi lemas dan

tipis. Inilah tanda terputusnya ikatan-ikatan

monomer. Perpindahan monomer juga terjadi

bila makanan atau minuman dalam wadah

plastik terkena panas matahari secara langsung.

Karena itu, usahakan menghindari air minum

dalam kemasan yang terpapar matahari, atau

permen yang telah lengket dengan

pembungkusnya karena leleh oleh panas.

Perhatikan juga untuk tidak menuang air minum

atau sayuran panas ke dalam wadah plastik dan

menggunakan alat-alat makan dari plastik saat

makanan masih panas. Pilih makanan yang

dikukus dengan dibungkus daun, bukan plastik

seperti lemper, lontong kue lupis dan

sejenisnya.

Bahan makanan yang mengandung lemak dan

asam juga memicu perpindahan monomer.

Sayur bersantan, susu, buah-buahan yang

mengandung asam organik, sebaiknya tidak

dibungkus plastik. Memang ada plastik khusus

yang bertuliskan tahan lemak dan tahan dingin.

Page 11: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Plastik ini boleh dipakai selama bahan yang

dimasukkan tidak panas. Kalaupun terpaksa

menggunakan plastik sebagai pem-bungkus ,

usahakan secepat mungkin makanan dapat

dipindahkan ke wadah yang aman, karena

semakin lama kontak makanan dengan plastik,

semakin banyak bahan berbahaya yang pindah

ke makanan. Styrofoam Ia masih tergolong

“keluarga” plastik karena terbuat dari Poli

Stiren.

Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini

memang praktis, ringan, relatif tahan bocor dan

bisa menjaga suhu makanan dengan baik. Inilah

yang membuat bahan ini amat disukai dan

banyak dipakai, termasuk dalam industri

makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya

tak kalah berbahaya dengan plastik. Dari hasil

survei di AS th. 1986, 100% jaringan lemak

orang Amerika mengandung stiren yang berasal

dari styrofoam. Bahkan pada penelitian 2 tahun

berikut, kandungan stiren sudah mencapai

ambang batas yang bisa memunculkan gejala

gangguan saraf.

Sebuah studi di New Jersey, AS juga

menemukan bahwa 75% ASI mengalami

kontaminasi stiren yang berasal dari konsumsi

ibu yang menggunakan wadah styrofoam. Pada

ibu-ibu yang mengandung, stiren juga bisa

bermigrasi ke janin melalui plasenta. Dampak

jangka panjang dari menumpuknya stiren di

dalam tubuh adalah gejala saraf seperti

kelelahan, nervous, sulit tidur dan anemia.

Pada anak, selain menyebabkan kanker, sekian

tahun kemudian stiren juga menyerang sistem

reproduksinya. Kesuburan menurun, bahkan

mandul. Anak yang terbiasa mengkonsumsi

stiren juga bisa kehilangan kreativitas dan pasif.

Styrofoam, sebagaimana plastik, bersifat reaktif

terhadap suhu tinggi. Padahal, salah satu

kelebihan styrofoam yang banyak diambil

manfaatnya adalah kemampuannya menahan

panas. Produk-produk sup dan minuman hangat

di restoran cepat saji menggunakan wadah ini.

Begitu pula produk-produk makanan instan,

mesti diseduh dalam wadahnya yang terbuat

dari styrofoam. Mie instan, bubur ayam instan

misalnya. Stiren, bahan dasar styrofoam

bersifat larut lemak dan alkohol. Berarti wadah

dari jenis ini tidak cocok dijadikan wadah susu

atau yoghurt yang mengandung lemak tinggi.

Begitu juga dengan kopi yang dicampur krim.

Dengan sifat-sifatnya seperti itu, sudah

selayaknya kita lebih berhati-hati menggunakan

styrofoam. Kalau hendak menggunakan

styrofoam untuk menjaga makanan tetap

hangat, sebaiknya makanan dimasukkan

terlebih dahulu dalam wadah tahan panas dan

dijaga tidak ada kontak langsung dengan

styrofoam. Sedangkan penggunaannya sebagai

Page 12: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

wadah, harus diperhatikan untuk mendinginkan

makanan terlebih dahulu sebelum memasukkan

dalam wadah styrofoam. Makanan instan dan

restoran yang menggunakan wadah ini,

sebaiknya dihindari demi kesehatan keluarga

kita.

Pembungkus Kertas

Penggunaan kertas sebagai bahan pembungkus

juga telah meluas di masyarakat. Umumnya

kertas yang digunakan adalah kertas koran atau

kertas bekas. Mulai dari untuk membungkus

sayuran, ikan kering, bumbu dapur (kalau kita

belanja di pasar tradisional atau warung),

sampai aneka ragam gorengan, peuyeum, dan

sebagainya.

Padahal, bila bagian kertas yang bertinta

terkena panas dari makanan, minyak dari

gorengan atau bagian cair dari makanan, maka

tinta akan terlarut dalam makanan. Tinta

mengandung unsur dasar timbal atau timah

hitam yang beracun. Unsur ini sama dengan

yang terdapat pada polutan dari kendaraan

bermotor. Dalam tubuh, timbal akan disimpan

dan terakumulasi. Akumulasi timbal akan

memicu munculnya gangguan saraf dan kanker.

Pada wanita hamil, timbal dapat mengakibatkan

cacat bawaan pada janin dan merusak otak

sehingga kecerdasan anak rendah. Pada laki-laki

dewasa, timbal menurunkan kualitas sperma

sehingga mempersulit punya keturunan. Dan

pada anak-anak, timbal meng akibatkan

penurunan daya konsentrasi dan kecerdasan.

Penggunaan kertas yang berwarna putih juga

berbahaya bagi tubuh. Kertas jenis ini

diputihkan dengan penambahan chlor, suatu

unsur yang dapat menimbulkan kanker.

Contoh yang menggunakan kertas ini adalah teh

celup dan tissue. Itulah bahan-bahan

pembungkus dan wadah makanan yang

berbahaya. Dengan kondisi masih rendahnya

kesadaran masyarakat, maka selain

pensosialisasian masalah, kita juga mulai harus

meningkatkan kehati-hatian.

Penggunaan bahan-bahan yang aman seperti

daun pisang, alumunium foil, atau wadah tahan

panas selayaknya kita jadikan alternatif.

Bukankah mencegah lebih baik daripada

mengobati? (*)

(Dari berbagai sumber : tim PPBJ)

Page 13: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

INDUSTRI LOGAM JATENG MAKIN BERKILAU

Industri logam di Jawa Tengah berperan

strategis dan sangat potensial untuk terus

dikembangkan, mengingat bidang usaha ini

mampu menyerap banyak tenaga kerja dan

menggerakkan perekonomian daerah.

Keberadaan industri logam pun menunjang

industri lain karena memasok kebutuhan

industri manufaktur, otomotif, permesinan,

pertanian dan peralatan lainnya di pasar

regional maupun nasional.

Sentra industri logam di Jawa Tengah

tersebar di Kabupaten Tegal, Klaten,

Purbalingga, Boyolali dan Pati.

Di antara sentra-sentra industri tersebut, Klaten

merupakan sentra industri pengolahan logam

(cor logam) terbesar, dengan kegiatan usaha

membuat dan mengolah cor logam dengan hasil

akhir alat pertanian, meja kursi ornamen dan

tiang lampu ornamen.

Selain itu, ada pula bantalan rem kereta api,

pompa air, pipa fitting, pagar ornamen, spare

part mesin dan komponen otomotif.

Kinerja industri logam yang meningkat dari

tahun ke tahun diyakini akan mendongkrak

kembali pertumbuhan industri ini hingga akhir

2011, seiring nilai produksi pada semester I

yang mengalami kenaikan sekitar 7% dibanding

periode sama tahun lalu yang hanya sekitar

Rp124,5 miliar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Dinperindag) Jateng Ihwan Sudrajat pernah

mengatakan peningkatan kinerja industri logam

itu ditopang oleh membaiknya kualitas produk

logam Jateng, baik secara fisik maupun presisi.

“Industri logam kita kini lebih mudah

memperoleh bahan baku yang lebih baik dari

dalam provinsi, dari yang tadinya harus dipasok

dari luar provinsi. Margin mereka juga sudah

semakin bagus dibanding tahun lalu, rata-rata

bisa mencapai 40%,” ujarnya beberapa waktu

lalu.

Perkembangan positif juga terlihat dari

sejumlah industri otomotif di Jateng yang kini

sudah menggunakan komponen lokal sebanyak

40%-70%, sedangkan penggunaan komponen

asing kini terbatas pada mesin yang memang

belum mampu diproduksi di dalam negeri.

Industri logam di provinsi ini pun terbukti

mampu bertahan di tengah serbuan impor

produk serupa, terutama asal China yang

sebelumnya dikhawatirkan bakal memukul

industri dalam negeri.

Page 14: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

“Sebagai contoh, ada produsen alat

penyemprot hama yang menjual produknya

sekitar Rp 450.000 per unit, sedangkan harga

produk serupa asal China hanya separuhnya.

Tapi, mereka terbukti bisa bertahan, bahkan

lebih laku daripada produk impor itu. Ini

membuktikan kualitas tetap jadi

pertimbangan,” tuturnya.

Namun harus diakui, kontribusi industri logam

terhadap ekspor Jateng masih terbilang kecil,

kendati produknya telah menembus beberapa

negara di kawasan Asia Timur, seperti Jepang,

China dan Korea Selatan.

Industri logam hanya mampu membukukan

ekspor senilai US$70 juta atau hanya 2,06% dari

total nilai ekspor Jateng sebesar US$3,4 miliar

pada 2010.

Oleh karena itu, pada tahun ini Dinperindag

mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar

untuk pengembangan industri logam dan

mesin, mengingat daya saing dan kemampuan

akses pasar bidang usaha itu masih rendah.

Ihwan menuturkan dana itu akan diarahkan

pada program-program pelatihan dan magang

demi meningkatkan sumber daya manusia

(SDM) industri pengolahan logam dan mesin.

”Dana itu mengambil 50% dari total dana

pembinaan seluruh bidang usaha industri di

Jateng yang mencapai Rp 4 miliar. Pembinaan

SDM diharapkan dapat mendongkrak hasil

produksi pengolahan logam agar lebih berdaya

saing dan memiliki akses pasar lebih luas, baik

di skala nasional maupun ekspor,” tuturnya.

Upaya fasilitasi yang dilakukan Dinperindag,

antara lain, pertama, peningkatan penggunaan

teknologi pemrosesan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng

bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian

memberikan bantuan peralatan kepada

Koperasi Industri Cor Logam Batur Jaya,

Kecamatan Ceper, Klaten.

Kementerian Perindustrian memberikan

bantuan satu unit peralatan tungku induksi

(induction furnace), sedangkan Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah

memberikan bantuan satu unit instalasi listrik

dan sarana pendukungnya.

Tidak hanya kepada Koperasi Batur Jaya,

peralatan produksi juga diberikan kepada IKM

komponen perkapalan dan komponen

pemadam kebakaran di Kabupaten Tegal, IKM

pandai besi di Kudus, Klaten dan Wonosobo.

Kedua, peningkatan pengetahuan dan

keterampilan sumber daya manusia (SDM) IKM

melalui kegiatan pelatihan di sentra-sentra

industri logam, misalnya pelatihan

Page 15: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

menggunakan tungku induksi dan teknologi

resin coated sand bagi IKM logam di Klaten.

Ketiga, peningkatan promosi produk logam dan

mesin Jawa Tengah, misalnya melalui pameran

dan temu bisnis produk logam dan mesin se-

Jawa Tengah sebagai agenda tahunan yang

telah dimulai sejak 2010.

Penyelenggaraan pameran ini ternyata cukup

memberi harapan dan diminati banyak

perusahaan industri logam dan mesin karena

mereka dapat mempromosikan produknya.

Selama penyelenggaraan pameran pun, telah

terjadi transaksi ritel yang cukup besar dan

terjalin kerjasama antara IKM logam dengan

industri pengguna lainnya.

Bentuk promosi lainnya adalah pengenalan

produk IKM logam di luar provinsi, misalnya

dalam ajang Makassar Trade Expo 2011 di

Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada event ini, produk logam dari Jawa Tengah

mendapat respon pasar yang cukup bagus,

terlihat dari banyaknya transaksi ritel yang

terjadi dan banyaknya distributor di Sulawesi

Selatan yang siap menjalin kerjasama dalam

memasarkan produk logam Jawa Tengah

provinsi tersebut.

OPTIMALISASI INDUSTRI GARAM DI JAWA TENGAH

Garam menjadi komoditas stategis yang

penggunaannya terus meningkat untuk

keperluan konsumsi manusia, pengasinan ikan,

aneka pangan, aneka minuman, industri kimia

maupun untuk industri farmasi. Produksi garam

sangat tergantung dari iklim (musim kemarau),

karena sistem penguapan masih menggunakan

sinar matahari. Kondisi garam di Indonesia saat

ini masih kurang ditinjau dari segi kualitas

maupun kuantitas.

Produksi garam di Indonesia masih belum dapat

memenuhi kebutuhan garam nasional. Kadar

yodium garam konsumsi yang beredar di

pasaran juga masih banyak yang belum

memenuhi standar minimal yaitu 30 ppm.

Selain itu koordinasi yang kurang baik dari pusat

sampai ke bawah di bidang industri garam

sehingga kurang terfokus dalam hal

menyelesaikan permasalahan garam.

Berawal dari pertanian di ladang-ladang garam

secara tradisional, industri garam Indonesia

terus berkembang, hingga saat ini menjadi salah

satu bidang industri yang memberi

penghidupan bagi banyak masyarakat di seluruh

Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingkat

kebutuhan dan rangkaian kegiatan yang

menyertai keberadaan garam. Dari material

awal, yaitu garam kasar (krosok), industri garam

Page 16: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

di Indonesia memproduksi berbagai jenis garam

untuk memenuhi berbagai keperluan akan

garam. Baik untuk kebutuhan rumah tangga,

maupun kebutuhan industri, peternakan, dan

pertanian. Namun demikian, industri garam di

Indonesia bukan berarti berjalan mulus tanpa

hambatan dan kendala. Kualitas garam yang

belum maksimal, ketidakstabilan harga garam,

proses produksi yang masih bersifat tradisional,

dan persaingan dengan komoditi garam dari

luar negeri merupakan sedikit dari sekian

banyak masalah garam di Indonesia. Hal inilah

yang harus terus dibenahi dan disempurnakan

hingga industri garam Indonesia mampu

menjadi pilihan utama bagi seluruh lapisan

masyarakat.

Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu

dengan meningkatkan kualitas serta kuantitas

garam di Indonesia. Jawa Tengah sangat

berpotensi menjadi sentra produksi garam

bahan baku maupun garam konsumsi sehingga

sangat perlu untuk terus dioptimalkan. Sentra

produksi garam bahan baku dan garam

konsumsi di Jawa Tengah tersebar di Kabupaten

Brebes, Demak, Jepara, Pati, Rembang, dan

Kota Semarang. Sebagai daerah penghasil

utama garam konsumsi beryodium, ternyata

masih sering ditemukan kendala-kendala dalam

proses produksi garam tersebut. Di antaranya

metode pemberian yodium dan metode

pengepakan garam yang dianggap kurang

efektif dan masih tradisional. Sehingga

diperlukan adanya pembinaan kepada para

petani garam dan produsen garam konsumsi

yang ada di Jawa Tengah, agar dapat

meningkatkan produktifitas garam beryodium

guna pemenuhan kebutuhan garam nasional.

Cakupan konsumsi garam beryodium di Jawa

Tengah masih dibawah 70%. Produktivitas lahan

pegaraman di sentra garam rakyat masih

rendah dibawah 60 ton/ha/tahun karena

kurangnya fasilitas infrastruktur, sarana

produksi, tata lahan pegaraman dan

penanganan pasca panen.

Untuk memenuhi kebutuhan dan

meminimalisasi impor garam diperlukan upaya-

upaya konkrit yaitu melalui fasilitasi investasi

sarana produksi yang berkapasitas tinggi

dengan standar mutu SNI serta meningkatkan

kemampuan SDM IKM garam. Selain itu masih

banyaknya ditemukan garam beredar yang

kadar yodiumnya tidak cukup atau bahkan tidak

ada sama sekali. Sehingga perlunya peningkatan

mutu garam di Jawa Tengah agar dapat

memenuhi kualitas yang diharapkan sehingga

nantinya industri-industri besar di Jawa Tengah

dapat memakainya sebagai bahan baku industri

tersebut.

Permasalahan yang dihadapi petani garam di

Jawa Tengah adalah masih terbatasnya sarana,

Page 17: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

prasarana dan ketenagakerjaan, masalah

permodalan, belum berjalannya kelompok

usaha koperasi, serta masih kurangnya nilai

tambah yang diperoleh para petani dari segi

sistem pemasaran yang ada saat ini. Di lain

pihak IKM garam juga menghadapi beberapa

permasalahan terkait hal serupa. Dalam hal

sarana, prasarana dan ketenagakerjaan para

IKM terkendala mahalnya harga KIO3 untuk

proses yodisasi, peralatan produksi yang dimiliki

belum difungsikan secara baik, tingkat

kesadaran dari produsen garam konsumsi masih

relatif rendah untuk menghasilkan garam

konsumsi dengan kadar yodium yang sesuai

standar, pencampuran yodium yang masih

menggunakan Hand Sprayer sehingga sering

tidak rata, kondisi cuaca yang ekstrim, dan

masih banyak produsen garam konsumsi yang

proses pengolahan garamnya kurang

memperhatikan kebersihan.

Dari segi permodalan yang masih banyak

mengandalkan modal sendiri karena tingkat

suku bunga yang cukup tinggi. Saat ini sudah

ada asosiasi pada industri garam konsumsi

beryodium yaitu APROGAKOB namun belum

berfungsi secara optimal. Sementara itu dari

segi pemasaran, masih banyaknya produk

garam konsumsi yang beredar dengan kadar

yodium tidak memenuhi standar, belum

optimalnya pengawasan produk garam

konsumsi yang beredar di pasaran, serta sistem

pemasaran yang lebih menguntungkan

pengumpul dan pedagang perantara

dibandingkan produsen sendiri.

Di Pati terdapat sekitar 63 perusahaan garam

dari yang skala kecil hingga besar yang sangat

membutuhkan bantuan peralatan/mesin,

sehingga saat ini pemerintah telah melakukan

penyusunan program untuk memberikan

bantuan peralatan berupa mesin cetak. Mesin

cetak yang digunakan para produsen garam

dalam memproduksi garam diharapkan terbuat

dari stainless steel karena saat ini yang beredar

di kalangan produsen adalah mesin-mesin yang

terbuat dari besi, hal ini tentu akan berdampak

pada kualitas garam yang diproduksi, selain itu

membuat mesin tidak mudah karatan dan juga

aman bagi tenaga kerja.

Proses yodisasi garam saat ini masih tradisional

sehingga kurang maksimal dikarenakan

terbatasnya peralatan, pada umumnya masih

menggunakan sprayer sehingga proses yodisasi

sulit merata, yang perlu ditingkatkan adalah

optimalisasi agar efektifitas pemakaian yodium

semakin meningkat. Maka dari itu diperlukan

adanya bimbingan dari pemerintah agar

nantinya industri garam di Jawa Tengah

semakin baik lagi. Selain itu perlu adanya

perhatian pada proses pengepakan karena

pengepakan yang baik akan meningkatkan nilai

dari produk garam tersebut. Penataan sistem

Page 18: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

produksi juga harus terus ditingkatkan agar

kebersihan lebih terjaga dan produk yang

dihasilkan memiliki nilai yang lebih baik bagi

kesehatan.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Tengah sendiri telah melaksanakan

beberapa program guna membantu konsumen

garam dan juga IKM garam yang ada di Jawa

Tengah. Diantaranya sosialisasi garam konsumsi

beryodium bagi anggota PKK, sosialisasi SNI

garam konsumsi beryodium, peningkatan mutu

garam konsumsi beryodium, pengujian dan

evaluasi mutu garam beryodium di tingkat

produsen, pelatihan dan bantuan peralatan

pada industri garam bahan baku, studi

komparasi dan kunjungan lapangan pada

industri garam yang telah maju, pelatihan dan

bantuan alat garam konsumsi, pemetaan

industri garam di Jawa Tengah, pendampingan

industri garam konsumsi, serta penguatan

klaster garam.

Pengembangan klaster merupakan konsep

memaksimalkan potensi lokal yang akan

berdampak positif bagi pengembangan wilayah.

Dalam penyusunan struktur organisasi klaster

garam ada 3 POKJA yaitu bahan baku, industri,

dan pasar. Hal tersebut guna mengetahui

pengembangan di masing-masing bidang

tersebut.

Jika ditinjau dari segi pemberlakuan harga

garam oleh pemerintah, harga garam bahan

baku Jawa Tengah yang beredar di pasaran

masih perlu diatur dengan baik sesuai dengan

tingkat kualitas (KW) garam tersebut. Harga

garam berdasarkan kualitas sudah diatur oleh

pemerintah hanya saja di lapangan terkadang

masih terjadi permainan harga sehingga

patokan harga yang sudah diberikan

pemerintah sulit diaplikasikan, oleh karena itu

perlu ditingkatkannya pengawasan terhadap

harga di pasaran.

Harga garam bahan baku terbaru (ditetapkan

berdasarkan keputusan Dirjen Perdagangan

Luar Negeri No. 02/DAGLU/PER/5/2011 tentang

penetapan harga penjualan garam di tingkat

petani garam pada tanggal 5 Mei 2011) untuk

KW 1 yaitu Rp. 750,- dan KW 2 yaitu Rp. 550,-

diharapkan bisa dilaksanakan sehingga tidak lagi

merugikan salah satu pihak, karena pada

kenyataannya pada saat ada impor garam harga

di pasaran turun dari yang seharusnya.

Kriteria bagi garam KW 1 ataupun KW 2 sudah

diatur oleh pemerintah, salah satunya dari segi

kandungan NaCl. Banyak cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kualitas garam

yaitu salah satunya dengan melakukan

penyaringan terlebih dahulu sebelum

dikeringkan (untuk garam bahan baku) serta

Page 19: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

harus memperhatikan kualitas (kebersihan)

sumber bahan baku (untuk garam konsumsi).

Pemerintah sudah memprogramkan perihal

pemberian bantuan peralatan kepada IKM

garam, yang dibutuhkan saat ini adalah

komitmen dari IKM garam tersebut untuk terus

meningkatkan dan menjaga kualitas garam yang

diproduksi. (*)

Nur Rahmi Sa’adah

Staf Seksi Industri Kimia Bidang IAKHH

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jateng

Wanginya Tenun Akar Wangi

Lazimnya, barang-barang tenun dibuat dari

benang yang dianyam sedemikian rupa hingga

menjadi kain. Namun, Desa Pakumbulan,

Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan,

memperlihatkan keunikan lain berupa tenun

dari bahan akar wangi.

Tenun akar wangi mulai dikembangkan di

Pakumbulan pada 1998 oleh seorang perajin

tenun bernama Imran Kasari. Tenun akar wangi

yang dibuat dari alat tenun bukan mesin

(ATBM) ini dikreasi menjadi bahan pakaian,

placemats, sajadah, tas, alas makan, hingga

korden.

Tidak butuh waktu lama, dalam kurun dua

tahun, tenun akar wangi berkembang pesat

karena bernilai seni tinggi, keharuman dan

bentuknya yang antik. Tak hanya di pasar

domestik, semerbak hasil karya tenun akar

wangi bahkan tercium hingga mancanegara,

seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait,

Jepang dan Australia.

Order dari Arab Saudi biasanya ramai menjelang

musim naik haji, khususnya untuk produk

sajadah, dengan nilai kontrak minimal Rp 400

juta. ''Masyarakat Saudi sangat suka dengan

bau harum akar wangi yang khas dan berbeda

dengan yang lainnya,'' tuturnya.

Bahan baku akar wangi, kata dia, didatangkan

dari Garut, Jawa Barat.

Page 20: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Untuk menjalankan 40 mesin tenun miliknya,

dibutuhkan sekitar 40-50 pekerja yang setiap

hari menghasilkan setidaknya 3.000-4.000

meter bahan akar wangi yang siap diolah

menjadi berbagai produk.

Kini, industri kecil dan menengah (IKM)

kerajinan akar wangi di Pakumbulan mencapai

sekitar 15 unit usaha yang menyerap tenaga

kerja sedikitnya 300 orang.

Jumlah itu belum digabung dengan industri

ATBM lain di desa itu dengan bahan baku

berupa mendong dan eceng gondok, dengan

total mencapai 225 IKM.

Berdasarkan data Dinas Koperasi, UMKM,

Industri, dan Perdagangan Kabupaten

Pekalongan, jumlah industri ATBM di kabupaten

itu pada 2010 mencapai 292 unit yang

menyerap 1.914 tenaga kerja.

Tidak heran jika saat ini tenun ATBM menjadi

komoditas inti di Kabupaten Pekalongan,

dengan produk intinya berupa kerajinan akar

wangi. Industri tersebut dijadikan industri inti,

karena jarang atau bahkan tidak ditemukan

sentra industri serupa di daerah lain.

Industri ATBM akar wangi juga masuk dalam

program one village one product (OVOP).

Industri tenun ATBM rupanya sudah menjadi

denyut perekonomian masyarakat Pakumbulan.

Sekitar 90% warganya kini bergantung pada

usaha tersebut, baik sebagai pemilik usaha

maupun tenaga kerja.

*dari berbagai sumber

Page 21: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Impor Sayuran Resahkan Petani Jateng

Impor bahan pangan, khususnya kentang dan

bawang merah, hingga Juli 2011 mengalami

peningkatan signifikan, sehingga harga produk

lokal turun drastis. Harga kentang di tingkat

petani di daerah Dieng, Banjarnegara, menjadi

Rp 4.000 per kg atau turun sekitar 30% dari

semula Rp 6.000 per kg. Sementara, harga

bawang merah di sentra produksi bawang

merah di Brebes menurun tajam dari semula Rp

20.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg.

Penurunan harga kentang dan bawang merah

membuat petani komoditas itu resah. Mereka

menuduh pemerintah bertindak kurang adil,

dengan membuka keran impor bagi kedua

produk, padahal stok cukup melimpah.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu

mengatakan impor kentang dan bawang merah

tidak memerlukan izin khusus karena tata

niaganya tidak diatur. Dalam hal ini, impor bisa

dilakukan setelah perusahaan memiliki Angka

Pengenal Impor-Umum (API-U).

Namun, bukan berarti impor bisa bebas begitu

saja. Masih ada instrumen yang dapat digunakan

untuk pengendalian oleh badan karantina,

antara lain terkait aspek kesehatan, lingkungan

hidup dan keselamatan.

Pemeriksaan oleh badan karantina diharapkan

dapat menjaga kualitas barang yang masuk ke

kawasan Indonesia sekaligus sebagai

penghambat barang impor yang tidak

berkualitas.

Pemerintah melalui Menko Perekonomian Hatta

Rajasa berjanji akan membahas permasalahan

impor kentang dan bawang merah dalam rapat

koordinasi untuk mendapatkan penyelesaian

yang bisa memuaskan semua pihak, yakni hasil

produksi kentang petani dengan kualitas baik

dapat terserap di dalam negeri dan produk

impor dapat lebih dikendalikan.

Menteri Pertanian Suswono sempat

mengungkapkan volume kentang impor yang

beredar di pasar dalam negeri sebenarnya relatif

kecil, yakni berkisar 5% dari produksi dalam

negeri. Dengan demikian, bila pola distribusi

kentang impor ditata dengan baik, maka tidak

perlu terjadi penurunan harga yang

meresahkan.

Impor Meningkat

Sementara itu, impor Jawa Tengah secara umum

hingga Juli 2011 mencapai US$ 7,51 miliar atau

meningkat 28,42% dibanding periode sama

tahun lalu yang sebesar US$ 5,85 miliar.

Kenaikan impor didorong oleh peningkatan

impor barang migas sebesar 52,86%, meskipun

impor nonmigas mengalami penurunan sebesar

1,61%. Kenaikan impor migas menunjukan

konsumsi bahan bakar minyak mengalami

peningkatan signifikan. Lonjakan impor

Page 22: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

menyebabkan neraca perdagangan Jawa Tengah

defisit sebesar US$ 4,78 miliar.

Sementara, sebagian besar impor nonmigas

dilakukan sektor industri pengolahan. Artinya,

industri pengolahan kita masih sangat

bergantung pada komponen impor.

Industri pengguna komponen impor terbesar

saat ini adalah industri penanaman modal asing

(PMA), khususnya tekstil dan produk tekstil.

Industri tersebut berorientasi ekspor sehingga

memerlukan bahan baku impor berkualitas

yang saat ini belum bisa dipenuhi oleh produksi

dalam negeri.

Adapun negara asal impor nonmigas terbesar

Jawa Tengah hingga 2011 adalah China dengan

nilai mencapai US$ 790,4 juta atau meningkat

sebesar 15,1% bila dibanding periode sama

tahun lalu, disusul Amerika Serikat (AS) sebesar

US$ 279,93 juta atau melonjak 72,2%.

Sebaliknya, impor dari Jepang mengalami

penurunan drastis hingga 82,7% setelah terjadi

impor besar-besaran pada 2010 karena

kebutuhan peralatan pada Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B di Jepara.

Ekspor ke Eropa Turun

Di sisi lain, ekspor Jawa Tengah ke beberapa

negara di kawasan Eropa, khususnya Perancis

dan Inggris, pada Juli 2011 mengalami

penurunan masing masing sebesar 65,79% dan

39,78%, meskipun nilai ekspor nonmigas secara

keseluruhan hingga Juli 2011 naik sebesar 14,4%

walapun penurunan ekspor ke beberapa negara

Uni Eropa disebabkan oleh penurunan

permintaan ekspor karena gejolak ekonomi yang

terjadi di Eropa. Nilai ekspor terbesar masih

didominasi AS yang meningkat sebesar 14,33%

atau senilai US$ 72,65 juta, disusul oleh Jepang

yang meningkat sebesar 63,79% atau setara US$

72,63 juta, kemudian Jerman meningkat 26,25%

atau senilai US$ 29,4 juta.

Bicara soal komoditas, hingga Juli 2011, ekspor

Jawa Tengah masih didominasi furnitur, kayu

olahan, tekstil dan produk tekstil (TPT) yang

merupakan komoditas unggulan Jawa Tengah.

Industri furnitur terus berkembang dengan baik

karena sumber daya lokal yang mendukung,

antara lain ketersediaan kayu hutan, seperti jati

dan mahoni, serta sumber daya manusia (SDM)

yang semakin terlatih dengan baik.

Industri ini tumbuh merata di seluruh sentra

produksi furnitur, yakni Jepara, Kudus,

Surakarta, Sragen dan Semarang. Produksi kayu

olahan didukung bahan baku dari kayu yang

ditanan lima tahun lalu dan mulai dapat

dipotong serta diproses untuk produk rumah

tangga dan komponen rumah, seperti daun

pintu dan jendela. Industri kayu olahan yang

berbahan baku kayu albasia banyak tumbuh

Wonosobo, Purworejo, Banjarnegara dan

Cilacap, sedangkan yang menggunakan kayu

Kalimantan untuk produk lantai, veneer banyak

tumbuh di Rembang, Kota Semarang dan

Kabupaten Pati.

Page 23: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

PILIH TABLET ATAU NOTEBOOK ?

Perkembangan komputer begitu cepat. Jika

dulu kita hanya menemukan sebuah komputer

merupakan produk berdesain kotak yang

terkesan kaku dan dilengkapi keyboard, maka

lain halnya dengan saat ini. Komputer muncul

dalam berbagai bentuk termasuk dalam bentuk

tablet yang mengandalkan layar sentuh tanpa

bantuan papan ketik. Moncernya popularitas

tablet PC tersebut kini malah dituding sebagai

salah satu penyebab melambatnya

pertumbuhan penjualan notebook dan netbook.

Padahal, rata-rata vendor dan media

memposisikan komputer tablet ini sebagai

komputer kedua, sebagai pelengkap laptop atau

notebook. Tapi di sisi konsumen, sering muncul

kebingungan antara membeli tablet PC atau

notebook. Konsumen pun semakin pusing

karena para vendor dan penjual makin

menggencarkan promosi sehingga seringkali

konsumen menjadi kurang puas karena salah

memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan

mereka..

Nah, untuk memastikan anda dapat

memaksimalkan produk yang dibeli, berikut tiga

langkah yang dapat dijadikan panduan

pengambilan keputusan saat harus memilih

antara tablet PC dan notebook.

Kenali kebutuhan Anda

Meskipun sama-sama tergolong sebagai

komputer, namun tablet dan notebook

dirancang untuk cara penggunaan dan tujuan

yang berbeda. Bahkan, kebanyakan tablet PC

yang beredar memiliki sistem operasi yang

berbeda.

Akibat adanya perbedaan sistem operasi ini,

maka aplikasi atau software yang digunakan

juga otomatis berbeda. Misalnya, untuk

notebook berbasis sistem operasi Microsoft

Windows, Anda mungkin akan menggunakan

Microsoft Office atau Open Office untuk

membuka naskah atau menyelesaikan laporan

keuangan.

Page 24: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Tapi di komputer tablet, aplikasi yang

digunakan berbeda, baik dari segi kemampuan,

fitur, dan cara penggunaan. Jadi pastikan

kebutuhan Anda akan dapat dipenuhi perangkat

yang baru dibeli tersebut.

Perbedaan mendasar lainnya terletak pada

penggunaan keyboard. Walaupun Anda dapat

menggunakan komputer tablet dengan

keyboard tambahan, namun hampir semua

aplikasi untuk tablet dirancang untuk

memaksimalkan penggunaan layar sentuh.

Jadi jika Anda banyak melakukan input teks

seperti mengetik naskah yang panjang,

memasukkan data, dan hobi bermain game

serius, disarankan Anda membeli notebook.

Namun, jika aktivitas komputer Anda hanya

sebatas browsing Internet, chatting, mengetik

naskah pendek, mencatat buku harian,

mendengarkan lagu, bermain game yang santai,

serta jarang mengetik, maka tablet PC dapat

memenuhi kebutuhan Anda. Pastikan aplikasi

yang Anda butuhkan ada di platform yang

diinginkan.

Hitung dananya

Begitu sudah mengenali kebutuhan Anda, kini

pastikan dana yang dimiliki cukup. Saat

menghitung dana yang disiapkan untuk

membeli tablet atau notebook, pastikan ada

dana tambahan untuk membeli aksesoris

pendukung atau garansi tambahan.

Beberapa tablet PC juga telah dilengkapi

fasilitas mobile internet terintegrasi, yang

memungkinkan koneksi Internet melalui

jaringan koneksi data operator seluler. Untuk

notebook, seringkali Anda harus mengeluarkan

dana ekstra untuk membeli dongle atau modem

USB untuk terkoneksi ke internet.

Harga tablet PC sangat tergantung merek dan

spesifikasi, berkisar antara Rp 1,5 juta-Rp 8 juta.

Sedangkan untuk netbook, antara Rp 2,5 juta-

Rp 6 juta dan notebook antara Rp 3 juta-Rp 30

juta. Seringkali, perbedaan harga terletak pada

merek dan beberapa fitur yang dimilikinya.

Salah satu keuntungan membeli tablet keluaran

merek terkenal adalah dukungan purna jual

serta nilai jual kembali yang lebih baik.

Sedangkan untuk notebook, mengingat

spesifikasinya yang cenderung lebih seragam,

merek, desain, dan harga akan menjadi

pertimbangan yang utama. Mengingat harga

tablet PC yang relatif lebih murah dibanding

notebook dan netbook, tidak ada salahnya jika

Anda memilih tablet PC. Tentunya jika memang

tablet PC dapat memenuhi kebutuhan.

Seberapa tinggi mobilitas Anda?

Mungkin inilah pertimbangan yang paling

menentukan. Bagi yang sering bepergian,

membawa notebook kadang cukup membebani

akibat ukuran dan bobotnya. Apalagi jika Anda

Page 25: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

membawanya untuk waktu yang cukup lama,

menggunakan tas notebook ala kadarnya.

Jika Anda memiliki mobilitas tinggi dan

kebutuhan hanya sekadar presentasi atau

mengakses internet, maka tablet PC merupakan

pilihan yang bijaksana. Selain ringan, tablet PC

juga lebih dingin sehingga tidak menimbulkan

masalah jika lupa dimatikan saat berada di tas.

Daya tahan baterai yang panjang serta waktu

menyala yang singkat juga menjadi nilai tambah

yang patut diperhitungkan.

Kesimpulan

Komputer tablet boleh dibilang masih tergolong

pendatang baru, sehingga perkembangannya

masih dalam tahap awal. Ke depan, komputer

tablet akan memiliki kemampuan dan kegunaan

yang lebih banyak. Baik notebook dan tablet

memiliki keunggulan dan kelemahannya

tersendiri, jadi pastikan Anda tidak salah pilih.

Selamat membeli. (*) dari berbagai sumber

MAMPUKAH ONE DAY NO RICE ?

Masyarakat Indonesia sudah terbiasa makan

nasi. Perut rasanya tak kenyang ketika nasi

absen dari meja makan. Tanpa nasi pula, orang

belum menyebutnya makan. Apabila seluruh

penduduk Indonesia mengonsumsi rata-rata

0,25 kg beras per kapita per hari, maka

sedikitnya 220 juta ton beras harus disediakan

oleh pemerintah setiap tahunnya.

Hingga kapan Indonesia mampu menyediakan

beras dengan jumlah sebanyak itu dan bahkan

cenderung bertambah setiap tahun, mengingat

jumlah penduduk tidak mungkin tetap ataupun

berkurang? Secara riil di lapangan, dapat kita

lihat bahwa lahan pertanian yang ada di

Indonesia semakin menyusut dari tahun ke

tahun karena pembangunan infrastruktur yang

kadang tidak kalah penting dengan produksi

pangan.

Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat juga

mengambil alih lahan produktif pertanian untuk

lahan pemukiman. Pada saat yang sama,

membaiknya kondisi perekonomian membuat

semakin banyak pula lahan pertanian yang

diminati investor untuk dijadikan lahan

pendirian industry. Lantas, bagaimana dengan

upaya pemerintah untuk diversifikasi pangan?

Salah satu konsep ketahanan pangan adalah

diversifikasi pangan. Upaya menuju diversifikasi

Page 26: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

pangan telah dilakukan dengan memanfaatkan

sumber daya alam yang ada, misalnya tepung

mocaf (modified cassava) tepung ubi jalar,

jagung, sagu, tiwul, gathot, dan bekatul.

Secara riil, hasil olahan makanan dari berbagai

sumber alami cukup melimpah di alam

Indonesia yang gemah ripah loh jinawi ini.

Produksinya pun tidak memerlukan teknologi

khusus sehingga mudah dilakukan masyarakat.

Dari segi konsumsi, bahan baku lokal sudah

terbukti lebih baik secara aspek kesehatan

dibanding beras, mengingat nasi merupakan

salah satu pemicu produksi gula darah dalam

tubuh.

Seseorang yang mempunyai risiko penyakit

gula, disarankan oleh dokter mengurangi makan

nasi. Potensi karbohidrat dari beras juga

berdampak pada obesitas dan meningkatkan

karakter seseorang untuk mudah tidur. Hal itu

disebebkan adanya zat tertentu dalam beras

yang dapat melemahkan syaraf dan berdampak

pada rasa ngantuk dan malas.

One Day No Rice

Upaya mewujudkan masyarakat agar beralih

dari beras ke makanan pokok lain, cukup berat.

Berbagai olahan makanan hasil diversifikasi

sudah dapat diproduksi dengan mudah, tetapi

masyarakat selama ini kesulitan mencari

makanan pengganti beras.

Bahkan, masih banyak masyarakat yang belum

mengenal makanan olahan hasil diversifikasi.

Tingkat keberhasilan diversifikasi pangan sangat

diragukan, dan mampukah Indonesia bertahan

dengan produksi beras yang maksimal?

Gerakan yang perlu dilakukan saat ini adalah

memasyarakatkan hasil deversifikasi pangan

secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Beberapa rencana aksi yang menurut penulis

sangat urgen untuk dilakukan adalah promosi

besar-besaran melalui berbagai media tentang

diversifikasi pangan, mempromosikan aneka

produk diversifikasi pangan melalui pameran,

makan bersama, lomba memasak, mewujudkan

suatu lingkungan masyarakat tertentu sebagai

pilot project produksi sekaligus konsumsi

produk-produk diversifikasi pangan.

Selain itu, mewajibkan perusahaan (catering,

toko roti, restoran, hotel) menyediakan

makanan berbahan baku lokal, mewajibkan

setiap menu acara pemerintahan maupun

masyarakat untuk menyediakan makanan

berbahan baku lokal, serta menumbuhkan

motivasi masyarakat luas untuk lebih mencintai

kesehatan dengan slogan One Day no Rice.

Page 27: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

UD SASANA ANTIQ REMBANG

‘’MELENGGANG KE EROPA DENGAN BAHAN BAKU KAYU SISA’’

DELAPAN tahun silam, UD Sasana Antiq

Rembang hanyalah industri rumah tangga skala

kecil yang memproduksi mebeler dengan

peralatan yang sangat terbatas. Kerajinan

patung-patung batu, tempat lilin dan aneka

macam kerajinan lainnya yang sekiranya

memiliki potensi ekspor digarap oleh Arifin, pria

kelahiran Rembang 1980.

Awalnya produksi ini diujicoba di lingkup

pemerintahan dengan membuat beberapa

contoh produk yang berbahan baku kayu lama

dan berhasil. Hal ini juga dipublikasikan kepada

para perajin mebel dalam bentuk order mebel

dan sekaligus penerapannya sehingga para

perajin IKM mudah untuk memerolehnya.

Dengan binaan oleh Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten

Rembang, perusahaan terus berkembang.

Bantuan peralatan serta pelatihan-pelatihan

diberikan secara bertahap untuk meningkatkan

volume produksi tempat usaha yang berada di

Desa Krikilan RT 07/ RW 01 Kecamatan Sumber

Kabupaten Rembang itu.

Peluang jual beli kayu lama untuk selanjutnya

diolah menjadi mebel berbahan kayu lawas

ternyata laku di pasaran. UD Sasana Antiq

mencoba menggunakan bahan baku kayu sisa

atau bekas bongkaran rumah untuk membuat

mebel antik. Dengan kayu lawas ini, prosedur

dokumen kayu tidak serumit bila menggunakan

kayu jati yang membutuhkan dokumen cukup

berbelit.

Yang menarik dari produk tersebut adalah

bahan bakunya berasal dari kayu lama. Kualitas

dari kayu lama tentu tidak diragukan lagi. Selain

kuat dan awet, tingkat kadar air rendah dan

tekstur kayunya mudah dibentuk. Dengan kadar

air rendah, kayu tidak akan mengalami

penyusutan atau molet sehingga produk tidak

mengalami perubahan bentuk ketika dikirim.

Dengan pembinaan secara periodik ini UD

Sasana Antiq mulai bekerja sama dengan

perusahaan lain sebagai mitra usaha. Sejak

didirikan hingga saat ini, sudah ada delapan

mitra usaha yang bergerak di bidang perkayuan

yang lokasinya berada di wilayah sekitar usaha.

Selain mitra di bidang perkayuan, masih ada 12

perusahaan yang menjadi mitra di Kabupaten

Rembang, 10 perusahaan di luar kabupaten

serta 12 perusahaan supplier baik bahan baku,

bahan finishing maupun asesoris mebel.

Page 28: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Yang lebih membanggakan, UD Sasana Antiq

kini telah memiliki sekitar 12 kolega perusahaan

asing yang berada di Belanda, Jerman, Amerika

yang menjadikan perusahaan berkembang

dengan pesat.

Saat ini produk-produknya seperti almari antik,

nakas, tempat tidur, frame (cermin) hingga

rumah Joglo, dll sudah melenggang diekspor ke

berbagai negara di Eropa. Selain negara diatas,

sejumlah negara seperti Belgia, Perancis,

Austria serta Jepang menjadi tujuan ekspornya.

Jumlah kapasitas produksi UD Sasana Antiq

setiap bulannya mencapai 10 kontainer dengan

omzet diatas Rp 500 juta. Produksi ini ditangani

oleh sekitar 200 pegawai yang sudah

mendapatkan pelatihan dan pembinaan agar

kualitas produksi terus meningkat. (*)

Arifin dan Tantangan Bisnis Kayu

Lawas SOSOK bapak dua putri ini memang suka

tantangan. Di balik tangan dingin Arifin,

perusahaan UD Sasana Antiq Rembang yang

dirintisnya semakin menggurita. Pria kelahiran

Rembang, 9 Agustus 1980 itu mengawali

bisnisnya selepas lulus menjadi sarjana Ekonomi

AA YKPN pada tahun 2003. Ia kuliah juga

berawal dari usaha berbisnis sebuah studio

music dengan modal pinjaman, meski akhirnya

merugi hingga belasan juta rupiah.

Setamat kuliah, ayahnya meninggal sehingga ia

sempat patah semangat. Namun ia kembali

bangkit karena punya tanggungjawab

membiayai keluarga. Arifin punya seorang istri

Susilowati dan dua orang anak yang harus

dibiayai kebutuhan hidupnya. Saat itulah ia

melirik peluang jual beli kayu lama menjadi

mebel antik berkualitas ekspor.

Di tempat usahanya yang berada di Desa

Krikilan RT 07/ RW 01 Kecamatan Sumber

Kabupaten Rembang inilah beragam produk

mebel berbagai desain diproduksi. Ternyata dari

teknologi yang sangat sederhana dan proses

produksi yang tidak terlalu sulit dapat

menghasilkan produk seni mebel yang juga

menarik.

Penerapan produk tersebut dikembangkan ke

sentra-sentra mebel yang diwujudkan dalam

bentuk order kepada para perajin kayu lama.

Sentra ini bernama sentra industri kayu antik

Desa Wiroto Kecamatan Kaliori dengan hasil

motif mebel beraneka ragam yang sampai saat

ini masih diproduksi.

Arifin melihat potensi proses dan bahan baku

ini sangat banyak dan bisa ditemui di mana-

mana sedangkan proses produksinya tidak

memerlukan teknologi yang sangat besar dan

dapat dikerjakan oleh industri mebel yang ada.

Sifat-sifat dari bahan baku ini memang cukup

ringan dan dari kadar air yang terkandung di

Page 29: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

dalamnya selalu dibawah MC 14 derajat,

sehingga apabila produk tersebut dikirim

kemanapun tidak khawatir kondisi iklim.

Seringkali terjadi bila kadar air tinggi maka

mebel tersebut akan menyusut dan renggang.

Inilah keuntungan yang menurut Arifin sulit

didapat jika berbisnis kayu jati yang masih harus

diolah lagi.

Arifin juga berupanya melakukan pengolahan

limbah dengan baik mulai dari limbah padat,

gas dan cair. Hal ini dibuktikan semua limbah

yang ada telah tertangani dengan baik sampai

limbah yang terkecil. Untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja di perusahaan

sudah ada divisi yang membidangi kesehatan

dan keselamatan kerja (K3). Dengan adanya

sarana K3 yang berada di tempat kerja berupa

kotak P3K disamping itu fasilitasi juga apabila

ada karyawan yang sakit untuk berobat baik di

puskesmas atau rumah sakit.

Bagi Arifin mengelola bisnis kayu sisa menjadi

sebuah kegiatan yang cukup menantang.

Menantang karena ia berhasil menepis

anggapan bahwa selama ini seseorang

membuat proses produk mebel yang jamak

dikatakan barang bagus adalah terbuat dari

bahan kayu jati yang bagus pula. Namun jika

pemikiran ini terus menerus dilakukan maka

sumber daya alam utamanya yakni kayu jati

akan habis seiring dengan permintaan produk-

produk mebel. (*)

Page 30: Stabilitas Harga Beras

EDISI SEPTEMBER 2011

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Provinsi Jawa Tengah

Jl.Pahlawan No.4 Semarang, Jawa Tengah.

Indonesia

Phone ( 024 ) 8419826 / 8417601

Fax ( 024 ) 8311710.

[email protected]

”One Team, One Spirit, One Goal.....To be The Number One”

Find Us on Web:

http://dinperindag.jatengprov.go.id