gastritis

99
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi yaitu : 1. Gastritis superfisial akut 2. Gastritis atrofik kronik Gastritis yang sering ditemukan adalah gastritis superfisial akut dan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri, endotoksin bakteri (masuk setelah makanan terkontaminasi) kafein, alcohol dan aspirin merupakan agen penyebab yang sering. Gastritis menjadi masalah yang cukup penting dalam kesehatan, tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia. Penyakit ini banyak terjadi pada masyarakat usia tua dan muda sehingga sangat barmasalah sekali karena dapat timbul dari masalah yang kecil. Atas dasar tersebut, penulis merasa tertarik dengan kasus Gastritis ini karena penyakit ini banyak terjadi tetapi cara pencegahan dan penanganan di masyarakat masih kurang. 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan

Upload: gusti

Post on 08-Nov-2015

42 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tgas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang MasalahGastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi yaitu :1. Gastritis superfisial akut2. Gastritis atrofik kronik

Gastritis yang sering ditemukan adalah gastritis superfisial akut dan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri, endotoksin bakteri (masuk setelah makanan terkontaminasi) kafein, alcohol dan aspirin merupakan agen penyebab yang sering.Gastritis menjadi masalah yang cukup penting dalam kesehatan, tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia. Penyakit ini banyak terjadi pada masyarakat usia tua dan muda sehingga sangat barmasalah sekali karena dapat timbul dari masalah yang kecil.Atas dasar tersebut, penulis merasa tertarik dengan kasus Gastritis ini karena penyakit ini banyak terjadi tetapi cara pencegahan dan penanganan di masyarakat masih kurang.

1.2 Maksud dan Tujuan PenulisanDalam penulisan makalah ini penilis bermaksud agar setelah makalah ini dibaca, pembaca dapat mengetahui dan mengerti cara penanganan dan perawatan penyakit gastritis. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :1. Tujuan umumUntuk mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa gastritis.2. Tujuan khususa. Pengkajian klien dengan gastritisb. Penegakan diagnosa perawatan pada klien gastritisc. Perencanaaan tindakan pada klien dengan gastritis d. Pelaksanaan tindakan keperawatan dengan gastritis e. Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan dengan gastritisf. Pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien gastritis 1.3.Ruang LingkupPencegahan dan penanganan gastritis perlu disosialisasikan setiap lapisan masyarakat dengan tujuan untuk mengurangi angka mortalitas dan morbilitas di masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan diuraikan dan dibahas mengenai :a. Pengertian gastritis b. Klasifikasi gastritisc. Patofisiologi gastritisd. Etiologi gastritise. Manifestasi klinis gastritisf. Komplikasig. Asuhan keperawatan

1.4.Metode PanulisanMakalah ini di susun berdasarkan pada buku literature, hasil wawancara, dan hasil observasi langsung dilapangan.

BAB IITINJAUAN TEORITIS TentangGASTRITIS

2.1.Pengertian Gastritis adalah inflamasi dari mucosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsi atau indisgesti. Berdasarkan pemeriksaan endoscopi di temukan eritema mucosa, sedangkan hasil foto memeperlihatkan iregularitas mucosa.

2.2.Klasifikasia. Gastritis AkutMerupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.b. Gastritis KronisPenyebabanya tidak jelas, sering bersifat multi factor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan dengan infeksi H. Dyiori.

2.3. PatofisiologiTerdapat gangguan keseimbangan factor agresif dan factor defensif yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mucosa.Factor Agresif 1. Asam lambung 2. Pepsin 3. Ains 4. Empedu5. Infeksi virus6. Infeksi bakteri7. Bahan korosif

Factor Defensif1. Mukus2. Bicarbonas mucosa3. Prostaglandia mikrosirkulasi

2.4. EtiologiFaktor penyebabnya belum diketahui dengan pasti, mungkin berhubungan dengan ras, herediter, psikis dan makanan.

2.5. Manifestasi KlinikKebanyakan pasien tidak memepunyai keluhan hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan apda pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

2.6. KomplikasiPerdarahan saluran pencernaan sebagian atas. Vikus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12.

2.7. Asuhan Keperawatan1. Memberikan rasa nyaman dengan mengistirahatkan klien 2. Menghilangkan mual, muntah dengan pemberian obat antiemetik

Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan ditunjukan hanya pada keluhan-keluhan yang harus diperhatikan.

BAB IIITINJAUAN KASUSTentang ASUHAN KEPERWATAN PADA PASIEN TN. RDENGAN GASTRITIS KRONIS DI RUANG PERAWATAN XRUMAH SAKIT DUSTIRA - CIMAHI

3.1 Pengkajian a. Biodata Nama klien : Tn. R Umur : 55 tahunJenis klamin : Laki-lakiAgama : IslamPekerjaan : Swasta (Umum III)Suku bangsa : SundaStatus : KawinAlamat : Cipeundeuy Ds. Bojong Mekar RT.01/04No. Registrasi : 8779 / P / XI / 2002Tanggal Masuk : 20 November 2002Tanggal dikaji : 21 November 2002Dokter : dr. Yanti

b. Riwayat Kesehatan Klien1. Keluhan utama dan alasan masuk rumah sakit.Sejak 3 hari sebelum masuk R.S, klien mengeluh nyeri pada daerah epigastrium dan biasanya setelah beraktivitas. nyeri pada epigastrium seperti diiris-iris. Nyeri terasa bertambah jika melakukan aktivitas berat dan berkurang jika pasien istirahat. Nyeri dirasakan hilang timbul dan sering, skala nyeri 3 (1-5), disertai mual, pusing dan badan lemah, nyeri menyebabkan aktivitas berkurang 2. Riwayat kesehatan masa laluPasien mempunyai riwayat gastritis sejak 1 tahun yang lalu, namun belum pernah dirawat sebelumnya. Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak SMA kelas 1 dengan 6-7 batang per hari. 3. Riwayat kesehatan sekarang Dalam keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang mempuntai penyakit yang sama, penyakit menular maupun penyakit menular/berat lainnya.

c. Struktur Keluarga Klien adalah anak kedua dari 4 bersaudara dan mempunyai 3 orang anak. Sekarang klien tinggal bersama anak dan istri.

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Klien

Tinggal serumah

d. Data Biologis

NOPOLA KEBIASAANSEBELUM SAKITSELAMA SAKIT

1

2

3

4

5

Pola makan -pola makan frekwensiJenisJumlahMakanan Pantang

Nafsu makan-Pola minumFrekuwensiJumlahJenisMinuman pantangEliminasi-BAKFrekuensiBauWarna Kesulitan -BABFrekuensiKonsisitensi Warna Kesulitan Istirahat tidur-Tidur siang

-Tidur malam-Kesulitan tidur

Pola kebersihan Mandi Gosok gigiKeramasGanti bajuAktivitas

Gangguan3X/hariNasi, sayur, lauk1 porsi habistidak ada

ada

7-8 gelas /hari+ 2000 CCAir putihTidak ada

4-5X/hariKhasKuning jernihTidak ada

1X/hariLembekKuning tengguliTidak ada

Kadang-kadang + 1 jam perhari6-8 jam/hariTidak ada

2X/hari2X/hari2X/hari2X/hariberaktifitas seperti biasa sebagai mahasiswa, kuliah dari pagi hingga sore hari Tidak ada3X/hariBubur, sayur, lauk, buahHabis porsi sedangMakanan pedas dan asamKurang

5-6 gelas/hari+ 2000 CC Air putih+susuKopi+alkohol

2-3X/hari (+ 1500 CC)KhasKuning jernihTidak ada

1X/hariLembekKuning tengguliTidak ada

+ 1 jam/hari

+ 3-4 jam/hariAda, berupa rasa nyeri pada epigastrium

1X/hari1X/hariBelum pernah1X/haripasien benyak menghabiskan waktu di tempat tidur

Tidak ada klien hanya mengurangi aktivitas berat

e. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum : Tampak lemahKesadaran : Compos metisTanda-tanda vital : T = 120/60 mmHg N = 84 x/menit R = 20 x/menit S = 36,5 0C2. KepalaRambut warna hitam, distribusi merata, tidak rontok, kebersihan baik, tidak berketombe tidak ada lesi/massa, allopesia tidak ada.3. Mata Bentuk simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik, conjungtiva ananemis, sclera anicterik, tampak sayu, lingkaran hitam ada, fungsi penglihatan baik (dapat memebaca pada jarak 25 cm)

4. Telinga Bentuk simetris, aurikula sejajar dengan mata, serumen tidak ada, bisa berkomunikasi dengan baik pada jarak 5 m 5. HidungBentuk normal, lubang hidung simetris, septum nasi normal, secret tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada 6. Mulut Bentuk bibir normal, simetris, warna merah muda, mucosa bibir lembab.Gigi warna putih bersih, tidak ada caries, jumlah lengkap 32 buah lidah warna merah muda, bentuk normal, tonsil warna muda, tidak ada pembengkakan 7. LeherTidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran KGB pergerakan normal8. Dada Bentuk simetris, pergerakan teratur, nyeri tekan tidak ada Paru-paru : Bunyi nafas vesikuler, respirasi 20X/menitJantung : Irama jantung reguler, denyut jantung 84X/menit 9. AbdomenBentuk datar dan supel, turgor baik, permukaan ulu hati tampak tegang, nyeri tekan pada epigastrium, bising usus 15X/menit, tidak ada pembesaran hati dan splen 10. Anus dan rectumPasien menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Pasien mengatakan tidak ada kelainan pada anus11. GenetaliaTidak dilakukan pemeriksaan 12. EkstremitasPengerakan normal, tonus otot penuh, tidak ada oedema tidak ada varises

13. KulitWarna : sawo matangTurgor : Baik

f. Data Psikologis 1. Status emosi : Pasien tampak gelisah 2. Konsep diri : Pasien mengatakan menerima keadaannya sekarang3. Gaya komunikasi : Pasien dapat diajak berkomunikasi dengan baik oleh tenaga kesehatan dan keluarga 4. Pola mengetahui masalah : Pasien mengetahui tentang penyakitnya dengan menanyakan kepada dokter dan perawat

g. Data Sosial1. Pendidikan : Pasien seseorang karyawan swasta2. Hubungan sosial : Hubungan pasien dengan lingkungan sekitar cukup baik3. Gaya hidup : Dilihat dari berpakaian, gaya hidup pasien tampak sederhana

h. Data SpiritualPasien adalah seseorang penganut agama Islam yang berusaha untuk melaksanakan dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya serta pasien selalu berusaha dan berdoa untuk kesembuhan akan penyakitnya yang dideritanya. i. Data penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 21 November 2002

PEMERIKSAAN HASILNILAI NORMALINTERPRESTASI

HbLeukositLEDHTKimia darahBilangan totalBilangan directSGOTSGPTAlk. FosfatUreumkreatinin15,8 gr %11,5 rb/mm35/840,2%

0,87 mg/dl0,19 mg/dl38 u/L54 u/L83 u/L19 mg/dl1,3 mg/dl13,5-16,0 gr %4,0-10,0 rb/mm30/1038-37%

0-1 mg/dl0-0,25 mg/dl16-40 u/L8-53 u/L40-117 u/L9-23 mg/dl0,7-1,5 mg/dlNormalMeningkatNormalMeningkat

NormalNormalNormalMeningkatNormalNormalNormal

j. Therapi- Antacid 3 x 1/2 tab- Ranitidin 150 mg 1-0-1- Vomela 3 x/cc- Diet ML

3.2 Analisis Data

NODATA PENYIMPANGKEMUNGKINAN PENYEBABMASALAH

1

2

3DS : Pasien mengeluh nyeri pada daerah epigastrium dengan skala 3DO : - Nyeri tekan pada epigastrium - Pasien tampak meringis- Abdomen tegang

DS : Pasien mengeluh mual nafsu makan berkurangDO : Porsi makan yang disajikan hanya habis porsi

DS : Pasien mengeluh badan terasa lemas dan kepala pusingDO : mata sayu, pasien tampak mengantukLesi sekunder pada gaster

Makanan yang masuk menurun

Produksi asam lambung meningkat

Daya tahan mukosa berkurang

Nyeri daerah gaster

Produksi asam lambung meningkat

Mual-mual

Nafsu makan berkurang

Masukan makanan menurun

Rasa nyeriMerangsang syaraf pusat

Gelisah

Istirahat tidur terganggu

Gangguan rasa nyaman nyeri

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan pemenuhan istirahat tidur

3.3 Prioritas Masalah1. Gangguan rasa nyaman nyeri2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur

3.4 Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri s/d lesi sekunder pada gaster yang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah epigastrium, nyeri tekan pada epigastrium, pasien tampak meringis, otot abdomen tegang.2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi s/d pasien mual-mual3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur s/d rasa nyeri ditandai dengan mata tampak sayu, pasien tampak mengantuk, pasien , mengatakan badan terasa lemah dan kepala terasa pusing.

3.5. Rencana KeperawatanNama : Tn. RUmur : 55 tahunRuang : XNODIAGNOSAKEPERAWATANPERENCANAANIMPLEMENTASIEVALUASI

TUJUANINTERVENSIRASIONALISASI

1

2

3

Gangguan rasa nyaman nyeri s/d lesi sekunder pada gaster ditandai dengan :- Pasien mengeluh nyeri pada gastrium- Nyeri tekan pada abdomen- Pasien tampak meringis- Abdomen tegang- Skala nyeri 3

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d klien mual-mualDitandai dengan :-nafsu makan berkurang-Porsi makan yang disajikan hanya habis porsi

Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur s/d rasa nyeri ditandai dengan -Mata tampak sayu-Pasien tampak mengantuk-Pasien mengeluh badan terasa lemas dan kepala terasa pusing- Gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan criteria :1. Jangka pendek nyeri berkurang2. Jangka panjang pasien tampak melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan

Kebutuhan pemenuhan nutrisiTeratatasi dengan criteria :1. jangka pendek-mual berkurang-Nafsu makan bertambah2.Jangka panjang berat badan bertambah 1kg seminggu

Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur teratasi dengan kriteria :Jangka Pendek :-Klien tidur dengan nyenyak dan tenang-Rasa pusing klien hilang-Raut muka klien tampak tenag- Anjurkan teknik relaksasi setiap kali nyeri seperti tarik nafas dalam dan panjang- Anjurkan banyak istirahat dengan mengurangi aktivitas- Berikan buli-buli hangat pada daerah epigastrium- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

-sajikan makanan selagi hangat dengan porsi kecil tapi sering

-Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung seperti makanan pedas dan asam-Anjurkan psien untuk berhenti merokok -Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

-Ciptakan lingkungan tempat tidur yang tenang-Anjurkan pasien untuk merelaksi otot-otot sebelum tidur-Alihkan perhatian pasien dengan aktivitas ringan aeperti membaca buku, mendengarkan musik

- - Membantu mensuplai 02 ke daerah lesi dan melancarkan aliran darah sehingga otot-otot tidak tegang dan nyeri berkurang- Dengan mengurangi aktivitas, produksi asam lambung berkurang- Untuk melancarkan aliran darah sehingga nyeri berkurang- Dengan memberikan obat seperti climetidin dapat menghambat kerja gastrin dalam merangsang pengeluaran asam-asam dari sel parietal sehingga akan mempercepat proses penyembuhan- Untuk menambah nafsu makan dan mengurangi rasa mual-Untuk menambah nafsu makan dan mengurangi rasa mual

-Dengan mengurangi produksi asam lambung-Rokok mengandumg zat nikotin yang dapat meningkatkan sekresi asam lambu ng -Dengan pemberian vitamin BC dapat menambah nafsu makan dan kebutukan nutrisi terpenuhi -Dengan menciptakan lingkungan tetangga yang tenang maka akan merangsang syarat-syarat pusat untuk relaks sehingga menimbulkan rasa kantuk-Alihkan perhatian pasien dengan aktivitas ringan aeperti membaca buku, mendengarkan musik - - Menganjurkan teknik relaksasi seperti tarik nafas dalam dan panjang setiap kali nyeri- Menganjurkan pasien untuk banyak istirahat dan mengurangi aktivitas - Memberikan buli-buli panas pada daerah epigastrium- Memberikan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter

-Menyajikan makanan selagi hangat

-Menganjurkan untuk menghindari makanan pedas dan asam-menganjurkan pasien berhenti merokok-Memberikan vitamin B complex

-Menciptakan lingkungan tetangga yang tenang.-menganjurkan pasien untuk merelaksikan otot-otot tubuh sebelum tidur-Mengalihkan perhatian pasien dengan menganjurkan aktivitas ringan seperti membaca buku, mendengarkan musik - Tanggal 21 November 2002 :Nyeri masih terasa skala 3Pasien tampak gelisahMasalah belum teratasi

Tanggal 21 November 2002S: Rasa mual masih ada O: Porsi makan habis porsiMasalah belum teratasi

Tanggal 19 November 2002 S : Pasien mengatakan bisa tidur dengan nyeyak-Pusing masih ada masalah teratasi sebagian

-

3.6. Catatan Perkembangan 1.NOTANGGAL/JAMCATATAN SOAPIERPARAF

1

2

321 November 02jam 07.30 WIB

21 November 02jam 07.30 WIB

21 November 02Jam 07.30 WIBS: Pasien mengatakan nyeri masih terasaO: Pasien tampak gelisahA: Masalah belum teratasiP: Memeberikan obat antacid memberikan buli-buli Panas di daerah epigastriumE: Rasa nyeri berkurang S: Pasien mengatakan mual masih ada O: Porsi makan habis porsiA: Masalah belum teratasiP: Intervensi terus dilanjutkan I: Menyajikan makan selagi hangatE: Porsi makan habis porsi R: Nafsu makan belum bertambahS: Pasien mengatakan tidak tidur nyenyak O: -Pasien tampak lemas -Mata tampak sayuA: Masalah Belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan I: Menganjurkan pasien minim susu sebelum tidur E: Pasien tertidur R: Pasien tidur nyenyak

Catatan Perkembangan2.

NOTANGGAL/JAMCATATAN SOAPIERPARAF

1

2

3

22 November 02Jam 14.00 WIB

22 November 02Jam 14.00 WIB

22 November 02 Jam 14.00 WIBS: Pasien mengatakan nyeri sudah hilangO: Pasien tampak tenang dan nyamanA: Masalah teratasiP: Intervensi dihentikan

S: Pasien mengatakan mual sudah berkurangO: Porsi makan yang disajikan habis porsiA: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi terus dilanjutkan I: -Menyajikan makanan selagi hangat -Memberikan vitamin B complexE: Porsi makan yang disajikan habis porsiR: Peningkatan nafsu makan

S: Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyakO: Pasien tampak segarA: Masalah TeratasiP: Intervensi dihentikan

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Penykit gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut dan kronik, adapun factor penyebab atau agen penyebab yang seringnya adalah berupa kafein, alcohol dan aspirin.Keluahan yang sering dirasakan kebanyakan tidak mempunyai keluhan hanya sebagian kecil mengeluh nyeri pada hulu hati, anoreksia, hausea pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.Komplikasi yang timbul diantaranya perdarahan saluran percernaan bagian atas, vikus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12.Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, pengobatan ditunjukan hanya pada keluhan-keluhan yang harus diperhatikan.

4.2 SaranSetelah mengetahui kesimpulan diatas maka dapat dilakukan cara penanganan dan pencegahan pada penderita gastritik yaitu :1. Menghindari makanan yang dapat menjadi agen penyebab2. Segera melakukan tindakan pada penderita yang mengalami gastritis3. Menghindari penyakit gastritis dengan perawatan kesehatan yang baik dan kosumsi makanan yang baik4. Segera berobat apabila merasakan gejala dan gangguan seperti yang dituliskan diatas

DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Jual. Rencana Asuhan dan Dekumentasi Keperawatan, Edisi 2. Jakarta, EGC, 1999.

2. Dorges, E. Marlyn. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi I EGC, Jakarata.

3. Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah, Volume I, EGC Jakarta.

4. Junadi, Purnawan. Kapita Selekta Kedokteran Edisi II Media Ausculapius, FKUI. Jakarta , EGC, 1989.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGGastritis merupakan penyakit yang sering kita jumpai dalammasyarakat maupun dalam bangsa penyakit dalam. Kurang tahunya dan carapenanganan yang tepat merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis adalahproses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Padaorang awam sering menyebutnya dengan penyakit maag. Gastritis merupakansalah satu yang paling banyak dijumpai klinik penyakit dalam pada umumnya.Masyarakat sering menganggap remeh panyakit gastritis, padahal ini akansemakin besar dan parah maka inflamasi pada lapisan mukosa akan tampaksembab, merah, dan mudah berdarah.Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yangstres,karena stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsialkohol dan obat-obatan anti inflamasi non steroid. Gejala yang timbul padapenyakit gastritis adalah rasa tidak enak pada perut, perut kembung, sakitkepala, mual, lidah berlapis.Penyakit gastritis sangat menganggu aktifitas sehari-hari, karenapenderita akan merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut. Selain dapatmenyebabkan rasa tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cernaatas, ulkus, anemia kerena gangguan absorbsi vitamin B12. Ada berbagai carauntuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis dan untukmenyembuhkan gastritis agar tidak menjadi parah yaitu dengan banyak minum air+ 8 gelas/hari, istirahat cukup, kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedasdan panas dan hindari stres.Untuk pencegahan itu peran pelaksanaan kesehatan sangat pentingyaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua wargamasyarakat tentang gastritis, baik cara mencegahnya maupun caramenanganinya. Peran keluarga dan lingkungan juga mendorong penurunanterjadinya gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat.B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan umumMahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengangastritis.2. Tujuan khusus1. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan gastritis.2. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis.3. Mahasiswa mampu menerapkan teori pada mata kuliah keperawatan khususnya penyakit dalam.

BAB IITINJAUAN TEORITISA. PengertianGastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181).Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :1.Gastritis akutSalah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.2.Gastritis kronisGastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101).Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal : 188).Dari ketiga definisi, penulis dapat menyimpulkan gastritis adalah inflamasi atau peradangan pada dinding lambung terutama pada mukosa lambung dapat bersifat akut dan kronik.

B.Etiologi

Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin; bahan kimia, misalnya lisol; merokok; alkohol; stres fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat; refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal : 58).Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).

C. Manifestasi klinikSindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung dan muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesa lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.Pasien dengan gastritis juga disertai dengan pusing, kelemahan dan rasa tidak nyaman pada abdomen (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492-493).

D.Tanda dan gejala1. Gastritis Akutea. Gastritis Akute Eksogen Simple :~ Nyeri epigastrik mendadak.~ Nausia yang di susul dengan vomitus.~ Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.~ Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali.

b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva :~ Pasien kulaps dengan kulit yang dingin.~ Tachicardi dan siansis.~ Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.~ Nyeri hebat / kolik.

c. Gastritis Infeksiosa Akute :~ Anoreksia ~ Perasaan tertekan pada epigastrium.~ Vumitus.~ Hematemisis.

d. Gastritis Hegmonos Akute :~ Nyeri hebat mendadak di epigastrium. ~ Neusia.~ Rasa tegang pada epigastrium. ~ Vumitus.~ Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu.~ Lidah kering sedikit ekterik. ~ Tachicardi~ Sianosis pada ektremitas. ~ Diare.~ Abdomen lembek. ~ terjadi leukositosis

2. Gastritis KronisTerdiri dari :a. Gastritis Superfisialis.~ Rasa tertekan yang samar pada epigastrium. ~ Penurunan BB.~ Kembung / rasa penuh pada epigastrium. ~ Nousea.~ Rasa perih sebelun dan sesudah makan. ~ Terasa pusing.~ Vumitus.

b. Gastritis Atropikan.~ Rasa tertekan pada epigastrium. ~ Anorexia.~ Rasa penuh pada perut. ~ Nousea.~ Keluar angin pada mulut. ~ Vumitus.

~ Mudah tersinggung. ~ Gelisah.~ Mulut dan tenggorokan terasa kering.

c. Gastritis Hypertropikan Kronika.~ Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu.~ Nyeri biasanya timbul pada malam hari.~ Kadang disertai melena.

E.Patofisiologi1.Gastritis AkutGastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan.Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan.2.Gastritis KronisHelicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia.Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.(Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine, 1999 : 162)(www.google,penyakit gastritis.com)

F.Pemeriksaan diagnostik / penunjang1.Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi.Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi2.Histopatologi.3.Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan.

G.Pengobatan1. Cara Perawatan Gastritis Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang lembek yang mudah dicerna dan tidak merangsang asam lambung Hindari makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung, seperti makanan pedas, makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung seperti teh kopi, alkohol Makan secara teratur Minum obat secara teratur Hindari stress fisik dan psikologis

2. Cara minum obat yang benar Obat maag diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan untuk penyerapan obat yang baik. Minum obat secara teratur dan sesuai dosis

3. Pengobatan tradisional untuk GastritisSiapkan kunir, parut kemudian peras airnya. Campur air Kunir dengan madu kemudian minum setiap hari selama gejala maag masih ada.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRITIS

I. Data Demografi1. BiodataNama Pasien : Tn. P.GUmur / TTL : 19 tahun / Gorontalo,02 Oktober 1991Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : IslamAlamat : Jln.Siswa,No. 13Suku / Bangsa : Gorontalo / IndonesiaPekerjaan : MahasiswaPendidikan : S1 ManajemenStatus Kawin : Belum KawinDiagnosa Medis : GastritisTgl. Masuk / Jam : 15 Februari 2010, Pukul 15.00Tgl. Pengkajian/Jam : 15 Februari 2010, Pukul 15.152. Identitas Penanggung Jawab1.AyahNama : Tn. E.HUmur / TTL : 50 / Gorontalo,30 Agustus 1960Jenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : Jln.Siswa,No. 13Suku / Bangsa : Gorontalo / IndonesiaPekerjaan : PNSPendidikan : S1 HukumStatus Kawin : Sudah KawinHubungan dengan klien: Orang tua2. IbuNama : Ny.R.HUmur / TTL : 45 / Lemito,03 Maret 1965Jenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamAlamat : Jln.Siswa,No. 13Suku / Bangsa : Gorontalo / IndonesiaPekerjaan : PNSPendidikan : S1 ManajemenStatus Kawin : Sudah KawinHubungan dengan klien: Orang tua

II. Riwayat Kesehatan Sekarangkeluhan utama klien yakni perut (ulu hati) terasa perih dan panas.P : klien terlihat meringis saat epigastrium ditekan, Q : nyeri seperti diremas-remas, R : di ulu hati / epigastrium, S : skala 7 (skala nyeri 0 10), T : nyeri hilang timbul saat epigastrium ditekan.Status kesehatan saat ini : pada tanggal 15 Februari 2010 klien dibawa ke RSU Aloei Saboe dengan keluhan I minggu yang lalu perutnya terasa perih dan panas.TD : 120/80 mmHg, N : 120 x/menit, S : 37oC, RR : 22 x/menit, dengan kesadaran composmentis.

III.Riwayat Kesehatan Yang LaluKlien mengatakan bahwa klien belum pernah mengalami penyakit semacam ini sebelumnya.Klien tidak mempunyai penyakit keturunan (DM, Hipertensi), maupun penyakit menular.

IV. Riwayat Kesehatan KeluargaKlien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan (DM, Hipertensi).

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki = Tinggal Serumah

= Perempuan = Klien

= Meninggal = Menikah= Keturunan

V. Pola Kegiatan Sehari-Hari1. NutrisiSebelum sakit : Klien mengatakan makan 3X sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Makan selalu habis dalam 1 porsi. Klien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan. Selama sakit : Klien mengatakan pagi ini klien makan bubur habis 1 porsi (makanan dari rumah sakit : nasi, sayur dan lauk pauk tidak dimakan).

2. CairanSebelum sakit : Klien minum 6-7 gelas jenis air putih setiap hari.Selama sakit : Klien minum air putih habis 5-6 gelas / hari.

3. Eliminasi (BAB dan BAK)Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 X sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK 2-6 X sehari dengan warna kuning, bau khas, dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK.Selama sakit : Klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan frekuensi 1 X sehari, konsistensi keras (berbentuk bulat-bulat kecil), warna hitam, bau khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi BAK nya, klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.

4. Istirahat / TidurSebelum sakit : klien mengatakan tidur malam mulai pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 WIB. Klien jarang tidur siang.Selama sakit : klien mengatakan tidur malam mulai pukul 21.00, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas dan rasa tidak nyaman pada abdomen, klien bangun pukul 06.00 WIB.

5. Personal HygieneSebelum sakit : Klien tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene.Selama sakit : Klien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

6. Aktifitas/Mobilitasisebelum sakit :Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu. Saat sakit :Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.

7. PsikososialSebelum sakit :Klien tinggal dirumah sendiri bersama kedua orang tuanya.Interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi terbuka.Saat sakit :Keluarga membawa klien ke rumah sakit untuk dirawat inap. Dan yang dipikirkan klien saat ini adalah kesembuhan klien.Hubungan klien dengan tenaga kesehatan baik.

8. SpiritualSebelum sakit :Klien rajin beribadah seperti sholat berjamaah di masjid.Saat sakit :Klien belum dapat melakukan sholat berjamaah di masjid.

9. Olahraga dan RekreasiSebelum sakit :Klien sering melakukan jalan pagi setiap harinya,serta setiap akhir pekan klien bersama keluarga meluangkan waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata yg ada di Gorontalo.Saat sakit :Klien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga seperti biasanya, begitu pula dengan rekreasi.

V. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan UmumKesadaran composmentis.2. Tanda-Tanda VitalSuhu badan : 37oCNadi : 80 x/menitRespirasi : 22 x/menitTekanan darah : 120/80 mmHGBerat badan : 60 KgTinggi badan : 173 cm

Kepala : bentuk mesocepal, bersih tidak ada lesi. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik. Hidung : bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung. Telinga : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran. Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid. Mulut : bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi. Abdomen : 1 : simetris, datar, Au : peristaltik 4 x/mnt, Pa : adanya nyeri tekan pada abdomen (ulu hati), Pe : tympani. Paru : 1 : simetris Pa : teraba gerakan takstil premitus sama, Pe : sonor, Au : vesikuler. Jantung : 1 : ictus cordis tidak tampak, Pa : ictus cordis teraba, ICS 5 Pe : pekak, Au : terdengar suara murni 1, 2. Muskuloskeletal : ekstremitas atas, klien terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri, tidak terdapat oedem, ekstremitas bawah : tidak terdapat oedem.

V. Pemeriksaan Diagnostik/PenunjangEndoskopi.V. Pengobatan / Therapy yg di berikaninfus RL 20 tpm, injeksi cefo 1 gr, obat oral : Ranitidine 2 x 1 mg, antasid 3 x 500 mg.

V. Prioritas Masalah1.Diagnosa KeperawatanKurang pengetahuan berdasarkan kurang informasi.DS : klien mengatakan ia sakit jantung karena di ulu hati terasa perih dan panas.DO : klien terlihat bingung terhadap penyakit yang dideritanya sekarang.

2.Prioritas MasalahProblem : kurang pengetahuan

DATA FOKUS

Nama Pasien : Tn. P.G Nama Mahasiswa : Siska PakayaUmur : 19 tahun NIM : 841409039Ruang rawat : VIP

DATA SUBJEKTIFDATA OBJEKTIF

klien mengatakan ia sakit jantung karena di ulu hati terasa perih dan panas.

klien terlihat bingung terhadap penyakit yang dideritanya sekarang.

ANALISIS DATA

Nama Pasien : Tn. P.G Nama Mahasiswa : Siska P.Umur : 19 tahun NIM : 841409039Ruang rawat : VIP

NODATAPENYEBABMASALAH

1.DS : klien mengatakan ia sakit jantung karena di ulu hati terasa perih dan panas.DO :klien terlihat bingung terhadap penyakit yang dideritanya sekarang.

Mengisap rokok

Mukosa lambung

Ulu hati terasa perih dan panas

Klien merasa ia menderita penyakit jantung

Kurangnya informasi

Kurang pengetahuan

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.P.G Nama Mahasiswa : Siska P.Umur : 19 tahun NIM : 841409039Ruang rawat : VIP

NODIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL DITEMUKANTANGGAL TERATASI

1. kurang pengetahuan tentang gastritis berhubungan dengan kurang informasi.

16 Februari 201018 Februari 2010

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. P.G Nama Mahasiswa : Siska P.Umur : 19 tahun NIM : 841409039Ruang rawat : VIP

NoDIAGNOSA KEPERAWATANDANDATA PENUNJANGTUJUANRENCANA TINDAKAN RASIONAL

1.kurang pengetahuan tentang gastritis berhubungan dengan kurang informasi.

Kurangnya pengetahuan klien akan teratasi. kaji tingkat pengetahuan tentang penyakitnya.

Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.

motivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan.

Beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya.

dengan mengkaji tingkat pengetahuan klien dapat diketahui sejauhmana klien mengenal masalah penyakitnya.

untuk menambah dan memperjelas informasi yang sudah klien dapatkan.

dengan mematuhi anjuran dalam penkes akan mempercepat kesembuhan klien.

dengan memberi kesempatan bertanya dapat memberi pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan informasi atau keputusan tentang masa depan dan kontrol masalah kesehatan.

CATATAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASINama Pasien : Tn. P.G Nama Mahasiswa : Siska PakayaUmur : 19 tahun NIM : 841409039Ruang rawat : VIP

HARI /TglKODE N DXJAMIMPLEMENTASIEVALUASI

Rabu / 17-02-20101.Kurangnya pengetahuan.09.00

09.30

10.00

10.301. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.

3. Memotivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan.

4. Memberikan kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya.

18-02-2010pkl.12.00 witaPERKEMBANGAN (SOAP):S :klien mengatakan memahami pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien.O :klien terlihat tidak bingung lagi.A : Masalah teratasiP : Hentikan Intervensi

RESUME PULANG

Nama Pasien : Tn. P.G.Umur : 19 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Jln.Siswa,No. 13Diagnosa Medis : GastritisRuang Rawat : VIPTgl.Masuk/Jam :15.02.2010/15.00Tgl. Keluar/ Jam : 18.02. 2010/13.30

1.Masalah keperawatan pada saat pasien dirawatKurangnya pengetahuan klien tentang penyakit Gastritis.

2.Tindakan keperawatan selama dirawat1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.3. Memotivasi klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan.4. Memberikan kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya.

3.Evaluasi1. Mengkaji kembali tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya.2. Memberikan kembali pendidikan kesehatan tentang penyakitnya.3. Memotivasi kembali klien untuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan.4. Memberikan kembali kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya.

4.Nasehat untuk pulang1. Kurangi merokok dan mengkonsumsi alcohol.2.Minumlah obat dengan teratur.3.Istirahat yang cukup.

BAB IIIPENUTUP

1.Kesimpulan Gastritis merupakan penyakit yang sering kita jumpai dalam masyarakat maupun dalam bangsa penyakit dalam. Kurang tahunya dan cara penanganan yang tepat merupakan salah satu penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung.2.Saran 1. Obat maag diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan untuk penyerapan obat yang baik2. Minum obat secara teratur dan sesuai dosis3. Makan secara teratur

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Hadi, Soejono, 1999, Gastroenterologi, penerbit Alumni, Bandung.Reevest, Charlene. J., 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 1, Salemba Medika, Jakarta.Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.www. Google.Penanganan Penyakit gastritis.comDoengoes, Marylin E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

BAB IIITINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. G dengan gastritis yang dirawat di Ruang Perawatan Interna RS. Tk. II Pelamonia Makassar. Klien masuk rumah sakit tanggl 27 Juli 2003 dan mulai dirawat oleh penulis dari tanggal 28 sampai dengan 29 Juli 2003 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.Pelaksanaan asuhan keperawatan ini diuraikan secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.A. Pengkajian1. Biodataa. Identitas pasien1) Nama : Tn. G2) Umur : 76 tahun3) Jenis kelamin : Laki-laki4) Pendidikan : Tamat SR5) Pekerjaan : Veteran6) Pendapatan : Rp. 75.000,-7) Agama : Islam8) Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia9) Status : Kawin10) Alamat : Bontolanrab. Identitas penanggung1) Nama : Ny. S2) Umur : 58 tahun3) Jenis kelamin : Perempuan4) Pendidikan : Tidak sekolah5) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga6) Pendapatan : -7) Agama : Islam8) Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia9) Status : Kawin10) Alamat : Bontolanra2. Riwayat Kesehatana. Riwayat kesehatan sekarang1) Keluhan utama : klien mengeluh sakit ulu hati.2) Riwayat keluhan utama : ini dialami empat hari lalu disertai muntah banyak kali. Sebelumnya klien makan coto, klien lalu berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RS. TK. II Pelamonia Makassar. Pada tanggal 28 Juli 2003 klien mengeluh mual, muntah tidak lagi, nafsu makan kurang.a) Hal yang memperberat keluhan : jika klien makan makanan yang pedis.b) Hal yang meringankan keluhan : jika klien makan sedikit-sedikit.b. Riwayat kesehatan masa lalu1) Klien mulai merasa sakit ulu hati sejak tahun 1983.2) Klien sudah empat kali dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama. Klien dan keluarga sudah lupa tanggal dan tahun opname sebelumnya.3) Klien tidak pernah dioperasi.4) Klien tidak pernah kecelakaan.5) Dulu klien suka merokok tapi sekarang hanya sesekali saja.6) Klien suka minum kopi.c. Riwayat kesehatan keluargaGenogram 3 generasi

45 thn 76 thn 58 thn 30 thn 27 thn 25 thnKeterangan :: Laki-laki: Perempuan: Klien: Sudah meninggal: Tinggal serumah

1) Orang tua dari ayah dan ibu klien meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.2) Ayah dan ibu klien serta saudaranya yang meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.3) Saudara dari klien yang meninggal tidak diketahui waktu dan penyebabnya.4) Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan dan penyakit menular.

3. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum : Klien tampak lemah.b. Kesadaran : Composmentis.c. Tinggi badan dan berat badan tidak diukur.d. Tanda-tanda vital :1) Tekanan darah : 90/50 mmHg2) Nadi : 72 x/menit3) Pernafasan : 20 x/menit4) Suhu : 36,50Ce. KulitInspeksi : tidak ada luka, tidak ada eritema, kulit tidak pucat.Palpasi : tidak ada nyeri tekan, turgor kulit baik.

f. KepalaInspeksi : rambut beruban, penyebaran tidak merata, keadaan kulit kepala tampak bersih, tidak tampak adanya luka/massa.Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa.g. MukaInspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak pucat, ekspresi wajah tampak meringis, klien tampak murung.Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya benjolan.h. MataInspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya oedema pada palpebra, sclera tidak icterus, conjungtiva tidak pucat, refleks cahaya pada pupil kanan positif pada pupil kiri negatif (katarak), bulu mata menyebar rata, bola mata dapat bergerak ke segala arah.Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada peningkatan tekanan intrakokuler.i. HidungInspeksi : tidak tampak adanya deviasi septum dan polip, tidak tampak adanya sekret atau perdarahan.Palpasi : tidak ada nyeri pada sinus frontalis, ethmoidalis, maksillaris.

j. TelingaInspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya peradangan, tidak ada serumen/sekret.Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus, mastoid.k. MulutInspeksi : bibir tidak kering, tidak cyanosis, gusi tidak ada peradangan, lidah tidak kotor, klien memakai gigi palsu.l. TenggorokanInspeksi : posisi ovula di tengah, tidak tampak adanya peradangan pada tonsil.m. LeherInspeksi : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularisPalpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.n. DadaInspeksi : bentuk dada normal diameter anterior posterior : transversal 1 : 2, pengembangan dada seimbang kiri dan kanan, tipe pernafasan eupnea, frekuensi pernafasan 20 x/menit, irama pernafasan teratur.Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada, vokal fremitus getaran seimbang kiri dan kanan.Perkusi : sonor pada semua lapang paru, pekak pada ICS 3 5 midklavikula kiri, batas paru-paru hepar pekak pada ICS 6, batas paru-paru lambung tympani pada ICS 8.Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler di seluruh lapang paru.o. JantungInspeksi : tidak tampak ictus cordis.Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 midklavikula sinistraPerkusi : pekak pada daerah jantung ICS 3 5 dada kiri.Auskultasi: S I : trikuspidalis pada ICS 5 midklavikula kiri, mitral pada ICS 4 linea parsternalis kiri, terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.S II : aorta pada ICS 2 parasternalis kanan, pulmonal pada ICS 2 parasternalis kiri, terdengar murni dan teratur, tidak terdengar bunyi tambahan.p. AbdomenInspeksi : perut tampak datar, tidak tampak adanya luka, warna kulit sama dengan sekitarnya.Auskultasi: peristaltik usus 8 x/menit, durasi 4 detik, interval teratur.Perkusi : tympani pada area abdomen, pekak pada area hepar.Palpasi : nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan daerah di bawah processus xifoideus, tidak teraba pembesaran hepar, ginjal.Keluhan : klien mengeluh sakit ulu hati.

q. Genitalia dan anusTidak dilakukan pemeriksaan berhubung karena pada anamnesis tidak didapatkan adanya keluhan pada organ tersebut.r. Ekstremitas1) Ekstremitas atasInspeksi : pergerakan kiri/kanan simetris, kekuatan otot 5/5, tidak tampak adanya oedema, tidak ada atropi otot.Refleks : biceps kanan/kiri : +/+triceps kanan/kiri : +/+sensori : dapat merasa nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan kasar dan halus, tampak terpasang infus Dex 5 % 20 tts/menit.2) Ekstremitas bawahInspeksi : klien bisa berjalan dengan dibantu, kekuatan otot kanan/kiri 5/5, tidak tampak adanya oedema, tidak ada atropi otot.Palpasi : KPR kanan/kiri +/+APR kanan/kiri +/+Sensori : dapat merasakan nyeri, dapat membedakan panas dan dingin, dapat membedakan kasar dan halus.

4. Pemeriksaan DiagnostikLaboratorium tanggal 9 Juni 2003 NormalUreum darah : 45,3 mgr/dl 10 50 mgr/dlKreatinin darah : 1,3 mgr/dl 0,7 1,1 mgr/dlAsam urat : 4,7 mgr/dl 3,6 7/2,3 6 mgr/dlGlukosa sewaktu : 108,0 mgr/dl 70 140 mgr/dlHb : 11,6 gr% 14 16 gr %Leukosit : 4.800/mm3 5000 10.000/mm3Eosinofil : 2 %Segmen : 5,6 %Limfosit : 41 %Monosit : 1 %Urine lengkap :Protein : (-)Reduksi : (-)Urobilin : (-)Bilirubin : (-)Leukosit : 3 5Eritrosit : 2 3Epitel : 1 2Uric acid : 2 3

5. Pola Kegiatan Sehari-Haria. Nutrisi1) Kebiasaan :a) Pola makan : nasi, sayur, lauk.b) Frekuensi : 3 x/haric) Nafsu makan : baikd) Makanan kesukaan : buah-buahane) Makanan pantang : tidak adaf) Banyak minum/hari : 2500 cc/hari2) Perubahan setelah sakit :a) Pola makan : bubur, sayur, lauk.b) Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu, disertai mual, nafsu makan kurang, keluarga mengatakan klien hanya makan porsi.b. Eliminasi1) BAKa) Kebiasaan :(1) Frekuensi : 4 5 x/hari(2) Warna : kuning(3) Bau : pesing(4) Jumlah/hari : tidak diukurb) Perubahan setelah sakit : tidak ada.

2) BABa) Kebiasaan :(1) Frekuensi : 1 x/hari(2) Konsistensi : padat(3) Warna : kuning kecoklatanb) Perubahan setelah sakit : klien belum pernah BAB.c. Personal hygiene1) Kebiasaan :a) Mandi : 2 x/hari memakai sabun mandi.b) Sikat gigi : klien memakai gigi palsu.c) Keramas : 3 x seminggu memakai shampo.d) Ganti baju : 1 x sehari.2) Perubahan setelah sakit : keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.d. Istirahat dan tidur1) Kebiasaan :a) Tidur malam jam 22.00 04.30 wita.b) Tidur siang jam 15.00 16.00 wita.2) Perubahan setelah sakit : klien mengatakan sesekali terbangun karena sakit ulu hati.

e. Olahraga dan aktivitas1) Kebiasaan :a) Klien sering olahraga yaitu jalan-jalan sore.b) Klien berolahraga secara teratur.2) Perubahan setelah sakit :a) Klien tidak pernah olahragab) Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.c) ADL klien tampak dibantu ; makan dan minum.d) Jika ke kamar mandi klien dibantu.

6. Pola Interaksi Sosiala. Orang yang terdekat dengan klien adalah istri.b. Klien mudah mendapat teman.c. Jika mempunyai masalah, dibicarakan dengan keluarga.d. Interaksi dengan keluarga baik.

7. Kesehatan SosialKeadaan rumah dan lingkungan menurut klien :a. Kebersihan rumah : bersihb. Status : milik sendiri.c. Jumlah penghuni : 5 orangd. Suasana rumah : klien mengatakan rumah tidak bising.8. Keadaan Psikologis Selama Sakita. Persepsi klien tentang penyakitnya : klien menerima dengan sabar.b. Harapan klien terhadap keadaannya yaitu ingin cepat sembuh.c. Pola interaksi klien dengan petugas rumah sakit baik.d. Klien tampak gelisah.

9. Kegiatan KeagamaanKlien rajin shalat lima waktu.

10. Perawatan dan Pengobatana. Perawatan : istirahat dan diet lunak.b. Pengobatan1) IVFD RL : Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.2) Kapsul maag 3 x 13) Ulcidex 2 x 14) Dexanta 3 x 15) Kotrimoxazole 3 x 16) PCT kalau perlu.

B. Klasifikasi Data1. Data subjektif :a. Klien mengeluh sakit ulu hati sejak empat hari lalu disertai mual.b. Keluarga mengatakan klien makan hanya setengah porsi.c. Klien sering bertanya tentang penyakitnya.d. Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.e. Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.f. Klien berharap dapat cepat sembuh.2. Data objektifa. Ekspresi wajah tampak meringis.b. Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.c. Klien tampak lemah.d. Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 90/50 mmHg Nadi : 72 x/menitPernafasan : 20 x/menit Suhu : 36,50Ce. Klien tampak murung.f. Porsi makan tidak dihabiskan.g. ADL klien tampak dibantu : makan dan minum, bila pasien ke kamar mandi dibantu.h. Klien nampak gelisah.

C. Tabel 3. 1

Analisa DataNo.DATAETIOLOGIMASALAH

1.DS :- Klien mengatakan me-ngeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.DO :- Ekspresi wajah nampak meringis.- Nyeri tekan pada abdo-men kuadran kiri atas, daerah di bawah proces-sus xifoideus.- Tanda-tanda vital :T : 90/50 mmHgN : 72 x/menitP : 20 x/menitS : 36,50C

Kontak penyebab

Iritasi mukosa lambung

Peradangan pada lambung

Pelepasan zat bradikinin dan histamin

Merangsang reseptor nyeri

Rangsangan pada thalamus

Nyeri dipersepsikan di cortex cerebri

NyeriNyeri.

2.DS :- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu ma-kan kurang.- Keluarga mengatakan klien hanya makan sete-ngah porsi.DO :- Keadaan umum tampak lemah.- Porsi makan tidak diha-biskan.- Hb : 11,6 gr %

Lanjutan tabel 3.1

Kontak penyebab

Iritasi mukosa lambung

Pelepasan histamin, bradikinin, serotonin, prostaglandin

Stimulus chemoreseptor trigger zone

Stimulus pada pusat muntah di medulla oblongata

Koordinasi aktivitas gerak dari lambung

Mual, muntah

Gangguan pe-menuhan nutrisi kurang dari ke-butuhan.

3.DS :- Klien mengatakan kebu-tuhannya dipenuhi dan dibantu oleh keluarga.- Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.DO :- Klien tampak lemah.- ADL tampak dibantu : makan dan minum, bila klien ke kamar mandi dibantu.Lanjutan tabel 3.1

Intake yang kurang

Tubuh kekurangan zat nutrisi sehingga energi yang terbentuk dari hasil metabolisme berkurang

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitasIntoleransi akti-vitas.

4.DS :- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.- Klien berharap dapat ce-pat sembuh.DO :- Klien tampak murung.- Klien tampak gelisah.Proses penyakit

Stressor

Cemas

Kecemasan.

D. Prioritas Masalah1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung, ditandai dengan :DS :- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.DO :- Ekspresi wajah tampak meringis.- Nyeri tekan pada abdomen kuadran kiri atas, daerah di bawah processus xifoideus.- Tanda-tanda vital :T : 90/50 mmHgN : 72 x/menitP : 20 x/menitS : 36,50C2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuuah tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan :DS :- Klien mengeluh sakit ulu hati sejak 4 hari lalu disertai mual, nafsu makan kurang.- Keluarga mengatakan klien hanya makan setengah porsi.

DO :- Keadaan umum tampak lemah.- Porsi makan tidak dihabiskan.- Hb : 11,6 gr %

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan :DS :- Klien mengatakan kebutuhannya dipenuhi dengan dibantu oleh keluarga.- Keluarga mengatakan klien mandi dengan cara dilap basah.DO :- Klien tampak lemah.- ADL tampak dibantu : makan dan minum, jika ke kamar mandi klien dibantu.

4. Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya, ditandai dengan :DS :- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.- Klien berharap dapat cepat sembuh.DO :- Klien tampak murung.- Klien tampak gelisah..

BAB IVPEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan menguraikan secara singkat mengenai kesenjangan antara landasan teori dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan gastritis di Ruang Interna RS. TK. II Pelamonia Makassar dari tanggal 28 29 Juli 2003 dengan menggunakan proses keperawatan. Adapun kesenjangan yang penulis dapatkan adalah sebagai berikut :A. PengkajianPada saat pengkajian pada Tn. G didapatkan data yaitu sakit ulu hati, mual, nafsu makan kurang, sebelumnya klien muntah banyak kali tapi pada saat pengkajian klien sudah tidak muntah. Sedangkan menurut teori kepustakaan gastritis mempunyai karakteristik yaitu adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah. Di sini penulis tidak menemukan kesenjangan antara data teori dan praktek.

B. Diagnosa KeperawatanDari hasil pengkajian pada studi kasus didapatkan diagnosa keperawatan yaitu :1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada lambung.2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.4. Cemas berhubungan dengan proses penyakitnya.Sedangkan menurut literatur diagnosa keperawatan utama pada gastritis mencakup :Ansietas berhubungan dengan pengobatan.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrien yang tidak adekuat.Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.Dengan demikian ada dua diagnosa keperawatan yang tidak terdapat pada tinjauan kasus yaitu :1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.Diagnosa ini tidak ditegakkan karena klien sudah dirawat pada hari kedua saat dilakukan pengkajian dan klien sudah tidak muntah serta telah mendapatkan terapi IVFD RL Dex 5 % 1 : 1 20 tts/menit.2. Kurang pengetahuan tentang pentalaksanaan diet dan proses penyakit.Diagnosa ini tidak ditegakkan karena penulis telah mengangkat diagnosa kecemasan berhubungan dengan proses penyakitnya yang pada prinsipnya tujuan dan intervensinya hampir sama.Sedangkan diagnosa keperawatan yang tidak terdapat dalam teori tetapi didukung oleh data yang ada yaitu :1. Intoleransi aktivitas.Hal ini ditunjang oleh adanya data yaitu intake yang tidak adekuat dimana klien hanya makan setengah porsi menyebabkan kondisi klien lemah dan kebutuhan klien dipenuhi di tempat tidur dengan dibantu oleh keluarga.

C. PerencanaanSetelah merumuskan diagnosa keperawatan, selanjutnya penulis menetapkan tujuan dan hasil yang dicapai serta intervensi yang tepat disesuaikan dengan masalah, kebutuhan dan respon yang diberikan oleh klien.Masalah kebutuhan dan respon keluarga mendasari penyusunan rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan pada gastritis disesuaikan dengan kondisi aktual yang ditemukan.Penyusunan rencana ini melibatkan keluarga dan sumber lainnya yang menjadi dasar dalam penyusunan rencana keperawatan pada situasi yang nyata sehingga rencana keperawatan yang disusun menjadi efektif bagi pemenuhan masalah dan kebutuhan klien yang terganggu ditinjau dari kebutuhan dasar manusia.Adapun rencana keperawatan pada diagnosa yang tidak terdapat dalam studi kasus yaitu :1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan.Kriteria : muntah tidak ada, klien minum 6 8 gelas/hari.Intervensi keperawatan :a. Pantau masukan dan urine yang keluar setiap hari untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi (haluaran urine minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari.b. Observasi adanya indikator gastritis hemoragi ; takikardia, hipotensi, dan hematemesis (muntah darah).c. Berikan cairan intravena (3 L/hari) jika klien tidak bisa makan.2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakitTujuan : meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan diet.Kriteria : klien mengatakan mengerti tentang diet dan proses penyakit gastritis.Intervensi keperawatan :Beri HE kepada klien tentang diet gastritis dan proses penyakit gastritis.Jelaskan kepada klien makanan yang perlu dihindari.Beri HE kepada klien yang menderita anemia pernisiosa tentang kebutuhan terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian antibiotika dan obat-obatan untuk menurunkan sekresi lambung.

D. ImplementasiPelaksanaan tindakan keperawatan didasarkan pada hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya dan disesuaikan dengan masalah, kebutuhan dan respon klien dan keluarga. Ffaktor pendukung dalam implementasi didasarkan yaitu klien dan keluarga cukup kooperatif serta adanya kerjasama dari perawat dan tenaga kesehatan lainnya selama intervensi dilaksanakan sehingga hampir semua implementasi dilakukan oleh penulis. Hal ini juga dikarenakan adanya dukungan sarana yang ada.

E. EvaluasiTahap akhir dari proses keperawatan adalah melaksanakan evaluasi dan dilaksanakan setiap hari sesuai dengan implementasi yang dilakukan.Evaluasi yang diharapkan untuk diagnosa yang tidak didapatkan dalam studi kasus yaitu :1. Terdapat tanda-tanda keseimbangan cairan :a. Mentoleransi terapi intravena sedikitnya 1,5 liter setiap hari.b. Minum 6 8 gelas setiap hari.c. Urine yang keluar kira-kira satu liter setiap hari.d. Menunjukkan turgor kulit yang adekuat.2. Klien mampu memilih makanan dan minuman bukan pengiritasi dan menggunakan obat-obat sesuai resep.Keempat diagnosa yang penulis temukan dalam studi kasus belum dapat teratasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena klien telah lama menderita penyakit gastritis sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk penyembuhannya. Meskipun demikian keempat diagnosa tersebut pada dasarnya mengalami kemajuan-kemajuan yang cukup berarti.

BAB VPENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran yang bertitik tolak pada hasil pembahasan dalam bab II, III, dan IV.KesimpulanSetelah menguraikan tentang penyakit gastritis dan perawatannya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :1. Penyakit gastritis merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat yang banyak disebabkan karena pola tingkah laku.2. Untuk pencegahan penyakit gastritis dapat diatasi dengan perubahan kebiasaan-kebiasaan yang merusak kesehatan misalnya : minum alkohol, minum obat yang tidak terkontrol, pola makan yang tidak teratur.3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan tetap harus mengacu pada ilmu, keterampilan dan kemampuan perawat untuk mengatasi masalah kesehatan klien.4. Peran keluarga dalam perawatan dan pengobatan klien merupakan hal yang penting karena perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang dimana jumlah pasien lebih banyak sehingga peran keluarga dapat menolong dalam memenuhi kebutuhan klien.5. Terdapatnya kesenjangan antara teori dengan yang terdapat pada kasus baik pada proses pengkajian hingga penegakan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan tindakan, hal ini disebabkan oleh respon klien yang berbeda terhadap penyakitnya.

Saran-SaranSetelah melihat masalah dalam asuhan keperawatan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :1. Perlunya ditingkatkan pendekatan kepada klien dalam mengkaji masalah-masalah untuk memudahkan dalam penerapan proses perawatan yang berkesinambungan.2. Dalam perawatan penyakit gastritis hendaknya perawat mempunyai pengetahuan tentang konsep penyakit dan diet yang harus diberikan kepada klien. diet merupakan faktor penting dalam penyakit gastritis.3. Sebaiknya pasien gastritis yang dirawat dilakukan pemeriksaan endoskopi dan analisa HCl lambung untuk menentukan diagnosa.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, C.V, (1998), Memahami Proses Keperawatan (Dengan Pendekatan Latihan), Jakarta.

Keliat B.A, (1999), Proses Keperawatan, EGC ; Jakarta.

Long B.C, (1996), Perawatan Medikal Bedah, Edisi 1, Bandung

Luckmanns, (1996), Principlesp and Practice of Medical-Surgical Nursing, United States of America.

Mansjoer A., (2001), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid Pertama, Media Aeusculapius, Jakarta.

Price, S.A, (1994), Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, EGC ; Jakarta.

Sherwood, L., (2001), Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem), Edisi 2, Jakarta.

Smetzer, S.C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Volume 2, EGC ; Jakarta.

Soeparman, S.W, (2001), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Gaya Baru, Jakarta.