gangguan keseimbangan natrium

6
GANGGUAN KESEIMBANGAN NATRIUM Natrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh. Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh diatur dua mekanisme yaitu : - Kadar natrium yang sudah tetap pada batas point tetrtentu - Keseimbangan antara natrium yang masuk dan yang keluar Perubahan kadar natrium dalam cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormon terkait seperti hormon antidiuretik (ADH), sistem RAA (renin angiotensin aldosteron), atrial natriuretic peptidae (ANP), brain natriuretic peptide (BNP). Hormon-hormon ini akan mempengaruhi ekskresi natrium di dalam urin. Naik turunnya ekskresi natrium dalam urin diatur oleh filtrasi glomerulus dan reabsorpsi oleh tubulus ginjal. Peningkatan volume cairan (hipervolemia) dan peningkatan asupan natrium akan meningkatkan laju filtrasi glomerulus dan pada hipovolemia serta asupan natrium yang rendah akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus. Perubahan perubahan yang terjadi pada laju fitrasi glomerulus akan mempengaruhi reabsorpsi natrium di tubulus (glomerulus balance).

Upload: sry-rahayu

Post on 13-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Hiponatremia

TRANSCRIPT

GANGGUAN KESEIMBANGAN NATRIUMNatrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh. Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh diatur dua mekanisme yaitu : Kadar natrium yang sudah tetap pada batas point tetrtentu Keseimbangan antara natrium yang masuk dan yang keluar

Perubahan kadar natrium dalam cairan ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormon terkait seperti hormon antidiuretik (ADH), sistem RAA (renin angiotensin aldosteron), atrial natriuretic peptidae (ANP), brain natriuretic peptide (BNP). Hormon-hormon ini akan mempengaruhi ekskresi natrium di dalam urin.Naik turunnya ekskresi natrium dalam urin diatur oleh filtrasi glomerulus dan reabsorpsi oleh tubulus ginjal. Peningkatan volume cairan (hipervolemia) dan peningkatan asupan natrium akan meningkatkan laju filtrasi glomerulus dan pada hipovolemia serta asupan natrium yang rendah akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus. Perubahan perubahan yang terjadi pada laju fitrasi glomerulus akan mempengaruhi reabsorpsi natrium di tubulus (glomerulus balance).

HIPONATREMIARespons fisiologis dari hiponatremia (osmolalitas plasma rendah, kurang dari 290 mosm/kg H2O) adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat oleh karena saluran air (AQP2) di bagian apikal duktus koligentes berkurang (osmolalitas urin rendah, kurang dari 100 mosm/kg H2O).Hiponatremia terjadi bila : a). Jumlah asupan air melebihi kemampuan ekskresi, b). Ketidakmampuan menekan sekresi ADH misalnya pada kehilangan cairan melalui saluran cerna atau gagal jantunf atau sirosis hati atau pada SIADH (syndrome of inappropriate ADH-secretion).Berdasarkan prinsip di atas maka hiponatremia dapat dikelompokkan atas : Hiponatremia dengan osmolalitas plasma rendah serta ADH meningkat Pada keadaan ini terjadi gangguan pemekatan di nefron sehingga osmolalitas urin meningkat, lebih dari 100 mosm/kg H2O. ADH yang meningkat oleh karena deplesi volume sirkulasi efektif seperti pada : muntah, diare, perdarahan, jumlah urin meningkat, pada gagal jantung, sirosis hati, insufisiensi adrenal, hipotiroidisme. ADH yang meningkat pada SIADH Hiponatremia dengan osmolalitas plasma rendah serta ADH tertekan fisiologis. Pada keadaan ini tidak ada gangguan pemekatan di nefron sehingga osmolalitas urin rendah, kurang 100 mosm/kg H2O. Polidipsia primer atau gagal ginjal merupakan keadaan di mana ekskresi air lebih rendah dibanding dengan asupan air yang menimbulkan respons fisiologis menekan sekresi ADH. Hiponatremia dengan osmolalitas plasma normal atau tinggi Tingginya osmolalitas plasma pada keadaan hiperglikemi atau pemberian manitol intra vena menyebabkan air intrasel keluar dari sel menyebabkan dilusi cairan ekstrasel yang menyebabkan hiponatremia. Pemberian cairan isoosmotik tidak mengandung natrium ke dalam cairan ekstrasel dapat menimbulkan hiponatremia disertai osmolalitas plasma normal. Pseudohiponatremia, pada keadaan hiperlipidemia atau hiperproteinemia dimana menyebabkan volume air plasma berkurang. Jumlah natrium tetap, osmolalitas normal akan tetapi secara total dalam cairan intravaskular kadar natrium jadi berkurang.

Pada hiponatremia dengan osmolalitas plasma rendah serta ADH meningkat, dapat dibagi dalam : Volume sirkulasi efektif turun Na keluar berlebihan dari tubuh. 1). Melalui ginjal : diuretik akut, renal salt wasting, muntah akut, hipoaldosteron. 2). Melalui non-ginjal : diare, dan muntah lama. Peningkatan volume air bebas elektrolit (hipervolemia). 1). gagal jantung. 2). sirosis hati 3).hipoalbuminemia Volume sirkulasi efektif tidak turun. 1). SIADH (syndrome Inappropiate of ADH secretion). 2). Adrenal insufusiensi. 3). Hipotiroidisme.

Menurut waktu terjadinya hiponatremia, maka hiponatremia dapat dibagi dalam :Hiponatremia kronik. Disebut kronik bila kejadian hiponatremia berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam. Pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran atau kejang, gejala yang terjadi hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia simptomatik.Hiponatremia akut. Disebut akut bila kejadian hiponatremia berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam. Pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini terjadi