gangguan fix

13

Click here to load reader

Upload: siskaayun

Post on 30-Sep-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan pada sistem pernafasan

TRANSCRIPT

GANGGUAN DALAM SISTEM RESPIRASIa) Penyakit Asma Penyakit asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa pengobatan. Penyakit asma bersifat fluktuatif artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi ada yang gejala ringan sampai berat bahkan dapat menimbulkan kematian (Rahmawati, 2012).Asma bronkial adalah suatu kelainan pernapasan yang terjadi karena pengerutan dan penyempitan saluran pernapasan pada cabang bronkus, dinding-dinding salurannya meradang, menebal dan penuh cairan. Bernapas menjadi sukar dan proses mengeluarkan napas bisa mengeluarkan suara mendesis yang khas akibat asma tersebut (Knight, 1997: 199)Menurut Dr. Hendrik Santoso salah satu dokter di RS. Bethesda Garut (Bull, 2005: 10) menyatakan bahwa penyakit asma merupakan penyakit saluran napas yang menyempit yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik (luar) dan faktor intrinsik (dalam) dan bersifat reversible. Ada dua jenis pemicu penyakit asma, yaitu alergen dan iritan (Rahmawati, 2012). 1) Alergen Alergen adalah zat yang menyebabkan gejala penyakit asma dengan cara memunculkan reaksi alergi. Alergen penyakit asma yang umum di antaranya: serbuk sari (bunga), hewan, dan tungau, debu rumah (Rahmawati, 2012).2) Iritan Iritan adalah zat yang menyebabkan gejala penyakit asma dengan cara mengganggu saluran napas. Iritan penyakit asma yang umum di antaranya: udara dingin, asap rokok, dan asap sisa pembakaran bahan kimia (Rahmawati, 2012). Menurut Dr. Hendrik Santoso Ada 3 klasifikasi penyakit asma, yaitu: berdasarkan waktu (terdiri dari penyakit asma akut, penyakit asma kronis, dan penyakit asma periodik), berdasarkan penyebab (terdiri dari penyakit asma ekstrinsik, dan penyakit asma intrinsik), berdasarkan berat/ringan gejala (terdiri dari penyakit asma berat, penyakit asma sedang, dan penyakit asma ringan). Selain itu, menurut Bull (2005) ada 3 tipe penyakit asma, diantaranya: penyakit asma pekerjaan, penyakit asma sensitif aspirin, dan penyakit asma yang dipicu olahraga (Rahmawati, 2012).

b) Penyakit EmfisemaPenyakit emfisema adalah penyakit yang menyerang pada bagian paru-paru, Sehingga akan membuat penderita mengalami kesulitan dalam bernafas. Penyakit emfisema disebut juga penyakit paru obstruktif kronik yang menyebabkan kerusakan pada kantong udara atau kebocoran pada kantong udara (alveoli) di dalam paru-paru. Kerusakan alveoli akan membuat penderita kesulitan bernafas, sesak, dan batuk kronis. Emfisema paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga dan sering kali dengan perasaan letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa awamnya disebut Paru-Paru Basah (Knight, 1997: 197).

http://4.bp.blogspot.com/-7k-6x3CEpsc/T3sFIrqsNlI/AAAAAAAAABE/wFO_axhi7Fg/s1600/Emphisema.jpgGambar penampakan paru-paru yang menderita emfisemaEmfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai dengan kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:1) Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama2) Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian bawah3) Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura (Mangunnegoro, 2003).

c) Penyakit pneumoniaPneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru dan paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan balita (Santoso, 2012).Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantong-kantong udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi berkurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. Karena inilah, selain penyebaran infeksi ke seluru tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal. Sebenarnya pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber inefksi dengan sumber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasanya disebut bronchopneumonia) (Santoso, 2012).

http://www.drugs.com/health-guide/images/204871.jpghttp://www.drugs.com/health-guide/images/204871.jpgGambar penampakan paru-paru yang menderita pneunomiaDalam banyak penelitian menyebutkan bahwa pneumonia pada anak disebabkan oleh dua jenis bakteri, yaitu: Haemophilus Influenzae tipe B (Hib) dan Streptococcus pneumoniae (Pneumococcus atau bakteri pneumokokus ). Kedua bakteri ini juga dapat menyebabkan meningitis akut pada anak-anak. Bakteri pneumokok ini dapat masuk melalui infeksi pada daerah mulut dan tenggorokan, menembus jaringan mukosa lalu masuk ke pembuluh darah, mengikuti aliran darah sampai ke paru-paru dan selaput otak. Akibatnya, timbul peradangan pada paru dan dan daerah selaput otak (Amin, 2006).

d) Tuberkulosis Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis dan bersifat menular. Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis positif, pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya penyakit itu adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan. Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran virus. Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi. Kondisi lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat membantu berkembangbiaknya virus. Oleh karena itu orang sehat yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, Lama kontak serumah dan perilaku pencegahan baik oleh penderita maupun orang yang rentan sangat mempengaruhi proses penularan penyakit TB paru. Karakteristik wilayah pedesaan, menjadi determinan tersendiri pada kejadian penyakit TB (Sarwani, 2012).

e) Kanker paruKanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling umum dan mematikan. Tingkat kematian karena kanker paru-paru bertambah dua kali lipat setiap dekade. Saat ini, sebagian besar prosedur pendeteksian penyakit kanker paru-paru masih dilakukan secara manual oleh tenaga laboratorium (Maulida, 2013).Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2006).1) MerokokMenurut Van Houtte, merokok merupakan faktor yang berperan paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia, diantaranya telah diidentifikasi dapat menyebabkan kanker. Kejadian kanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia mulai merokok, jumlah batang rokok yang diisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok, dan lamanya berhenti merokok (Amin, 2006).Merokok bisa dikatakan sebagai penyebab utama kanker paru-paru. Orang yang paling beresiko terkena kanker paru-paru adalah perokok aktif. Sekitar 80-90 persen kanker paru-paru dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Meski begitu,bukan berarti setiap perokokakan terkena kanker paru-paru. Selain itu, orang yang tidak merokok juga berkemungkinan terserang kanker paru-paru, meski lebih rendah jumlahnya. Selain rokok, beberapa penyebab kanker paru-paru lain adalah menghirup arsenik, radiasi, dan polusi udara. Kanker paru-paru juga lebih umum terjadi pada orang yang sudah lanjut usia (Knight, 1997: 223).2) Perokok pasifSemakin banyak orang yang tertarik dengan hubungan antara perokok pasif, atau mengisap asap rokok yang ditemukan oleh orang lain di dalam ruang tertutup, dengan risiko terjadinya kanker paru. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada orang-orang yang tidak merokok, tetapi mengisap asap dari orang lain, risiko mendapat kanker paru meningkat dua kali (Amin, 2006).3) Polusi udaraKematian akibat kanker paru juga berkaitan dengan polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil bila dibandingkan dengan merokok kretek. Kematian akibat kanker paru jumlahnya dua kali lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Bukti statistik juga menyatakan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan kelas tingkat sosial ekonomi yang paling rendah dan berkurang pada mereka dengan kelas yang lebih tinggi. Hal ini, sebagian dapat dijelaskan dari kenyataan bahwa kelompok sosial ekonomi yang lebih rendah cenderung hidup lebih dekat dengan tempat pekerjaan mereka, tempat udara kemungkinan besar lebih tercemar oleh polusi. Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara polusi (juga ditemukan pada asap rokok) adalah 3,4 benzpiren (Amin, 2006).4) Paparan zat karsinogenBeberapa zat karsinogen seperti asbestos, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida dapat menyebabkan kanker paru. Risiko kanker paru di antara pekerja yang menangani asbes kira-kira sepuluh kali lebih besar daripada masyarakat umum. Resiko kanker paru baik akibat kontak dengan asbes maupun uranium meningkat kalau orang tersebut juga merokok (Amin, 2006).5) DietBeberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene, selenium, dan vitamin A menyebabkan tingginya risiko terkena kanker paru (Amin, 2006).6) GenetikTerdapat bukti bahwa anggota keluarga pasien kanker paru berisiko lebih besar terkena penyakit ini. Penelitian sitogenik dan genetik molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan berkembangnya kanker paru. Tujuan khususnya adalah pengaktifan onkogen (termasuk juga gen-gen K-ras dan myc), dan menonaktifkan gen-gen penekan tumor (termasuk gen rb, p53, dan CDKN2) (Amin, 2006).7) Penyakit paruPenyakit paru seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronik juga dapat menjadi risiko kanker paru. Seseorang dengan penyakit paru obstruktif kronik berisiko empat sampai enam kali lebih besar terkena kanker paru ketika efek dari merokok dihilangkan (Amin, 2006).f) BronkitisBronkhitis merupakan peradangan dari satu atau lebih pada saluran pernafasan (bronkus) peradangan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penyebabnya bisa dari bakteri, alergi, dan lainnya. Bronkitis kronis ditandai dengan batuk dan produksi sputum yang berlebihan (ekspektorasi) dengan disertai rasa kelelahan/lemah dan tidak nyaman akibat batuk kronik berdahak tersebut. Penyakit ini menimbulkan dampak baik fisik maupun psikis yang tidak sederhana kepada yang penderitanya dengan efek samping pada kualitas hidupnya (Kusuma, 2012).

http://caramenyembuhkanlipoma.com/wp-content/uploads/2013/12/Cara-mengobati-penyakit-bronkitis.jpgGambar penyakit bronkitis

Infeksi dari penyakit bronkitis apabila terhirup udara yang menggandung kuman, sementara pasien mengalami daya tahan yang rendah, sedang selesma atau meriang, maupun karena tubuh kalah dalam melawan organisme penyebab infeksi yang masuk ke dalam tubuh (Knight, 1997: 186).

DAFTAR PUSTAKA

Knight, John F. 1997. Jantung Kuat Bernapas Lega. Bandung: Indonesia Publishing House

Kusuma, Anjar Mahardian. 2012. Tinjauan Interaksi Obat dalam Terapi Bronkhitis Pada Pediatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap.

Santoso, Fitriarma Putri. 2012. Faktor-Faktor Eksternal Pneumonia pada Balita di Jawa Timur dengan Pendekatan Geographically Weighted Regression. JURNAL SAINS DAN SENI ITS. ISSN: 2301-928X. Vol. 1, No. 1

Maulida, Noor. 2013. Klasifikasi Kanker Paru-Paru Menggunakan Pengolahan Citra. URNAL TEKNIK POMITS. ISSN: 2337-3539. Vol. 2, No. 1

Rachmawati. 2012. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma.

Amin. 2006. Pneumonia merupakan Penyakit yang mengancam balita. http://www.jurnalasia.com/2014/10/07/pneumonia-merupakan-penyakit-yang-mengancam-balita-1/#sthash.Oncrksz8.dpuf (diakses 28 Maret 2015)

Mangunnegoro, dkk. 2003. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta: PPOK

Sarwani, dkk. 2012. Faktor Risiko Multidrug Resistant Tuberculosis (Mdr-Tb). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 8 (1).

Amin. 2006. Kanker Paru yang Berbahaya bagi tubuh. http://www.jurnalasia.com/2014/10/07/kanker.paru/#sthash.Oncrksz8.dpuf (diakses 28 Maret 2015)

Glosarium

Inflamasi : peradangan

Fluktuatif : hilang timbul

Droplet : percikan dahak

Bronchopneumonia : pneumonia yang bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus Meningitis akut : infeksi pada selaput yang menutupi otak

Perokok aktif : orang yang merokok

Perokok pasif : orang yang tidak merokok, tetapi terkena asap rokok yang berbahaya