gambaran umum program pengelolaan air dan...

12
23 BAB IV GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGELOLAAN AIR DAN GAMBARAN UMUM WILAYAH KAMPUNG KAIRONI Program Sistem Penyediaan Air Minum merupakan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Cipta Karya bidang pengembangan air minum, untuk membangun fasilitas air lewat teknologi perpipaan kepada masyarakat yang diwilayahnya belum memiliki sumber air yang layak. Program ini langsung dari pusat sehingga pembangunannya langsung di wilayah yang sulit air. Kampung Kaironi merupakan salah satu kampung dari 12 kampung di distrik sidey yang masyarakatnya belum memiliki sumber air yang layak. Sehingga pihak satker spam membangun fasilitas air bersih sejak tahun 2013, hingga saat ini secara gratis bagi masyarakat di kampung tersebut. 4.1. Sejarah Umum Cipta Karya Bidang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ketersediaan sarana air minum dimaksudkan utamanya untuk memberi pelayanan kepada pemukiman orang Belanda, di kawasan-kawasan tertentu di kota-kota besar, seperti kawasan Menteng di Jakarta, Bogor, Medan, Bandung dan lain-lain Hanya sedikit saja kawasan pemukiman pribumi yang memperoleh pelayanan dari sarana air minum yang dialirkan melalui jaring-jaring perpipaan; tidak tercatat berapa kapasitas total air minum terpasang pada waktu itu. Pengelolaan (manajemen) Air Minum saat itu, berada dibawah pengaturan Pemerintah Kotapraja (Gemeente), yang beroperasi sebagai dinas (”diensten”), sebagian lagi beroperasi dalam bentuk perusahaan (“bedrijven”). Tingkat Kotapraja atau provinsi (Gemeentelijk Waterleiding Bedrijv, atau Provinciaal Waterleiding Bedrijv). Sedangkan pengawasan akan pelayanan air minum ini, secara umum dilakukan oleh aparat kesehatan (Dinas Kesehatan kotapraja), yang melihat fungsi air minum dari sudut kesehatan “preventive”. Air baku diperoleh dari baik dari air sumber (Ciburial di Kab Bogor untuk kota Jakarta, Medan,

Upload: lydieu

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

23

BAB IV

GAMBARAN UMUM PROGRAM PENGELOLAAN AIR DAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH KAMPUNG KAIRONI

Program Sistem Penyediaan Air Minum merupakan merupakan suatu

upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Cipta Karya bidang

pengembangan air minum, untuk membangun fasilitas air lewat teknologi

perpipaan kepada masyarakat yang diwilayahnya belum memiliki sumber air yang

layak. Program ini langsung dari pusat sehingga pembangunannya langsung di

wilayah yang sulit air. Kampung Kaironi merupakan salah satu kampung dari 12

kampung di distrik sidey yang masyarakatnya belum memiliki sumber air yang

layak. Sehingga pihak satker spam membangun fasilitas air bersih sejak tahun

2013, hingga saat ini secara gratis bagi masyarakat di kampung tersebut.

4.1. Sejarah Umum Cipta Karya Bidang Pengembangan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM)

Ketersediaan sarana air minum dimaksudkan utamanya untuk memberi

pelayanan kepada pemukiman orang Belanda, di kawasan-kawasan tertentu di

kota-kota besar, seperti kawasan Menteng di Jakarta, Bogor, Medan, Bandung dan

lain-lain Hanya sedikit saja kawasan pemukiman pribumi yang memperoleh

pelayanan dari sarana air minum yang dialirkan melalui jaring-jaring perpipaan;

tidak tercatat berapa kapasitas total air minum terpasang pada waktu itu.

Pengelolaan (manajemen) Air Minum saat itu, berada dibawah pengaturan

Pemerintah Kotapraja (Gemeente), yang beroperasi sebagai dinas (”diensten”),

sebagian lagi beroperasi dalam bentuk perusahaan (“bedrijven”). Tingkat

Kotapraja atau provinsi (Gemeentelijk Waterleiding Bedrijv, atau Provinciaal

Waterleiding Bedrijv). Sedangkan pengawasan akan pelayanan air minum ini,

secara umum dilakukan oleh aparat kesehatan (Dinas Kesehatan kotapraja), yang

melihat fungsi air minum dari sudut kesehatan “preventive”. Air baku diperoleh

dari baik dari air sumber (Ciburial di Kab Bogor untuk kota Jakarta, Medan,

24

Bandung dan lain-lain), maupun air baku permukaan dengan instalasi pengolahan

lengkap seperti di kota Palembang dan lain-lain. Selain itu sarana air minum pada

waktu itu dimaksudkan pula guna memenuhi kebutuhan lokomotif (uap) di

stasiun-stasiun kereta api (infrastruktur angkutan darat), dan industri kecil (pabrik

es, tekstil dan lain-lain). Dengan kata lain, disamping memenuhi kebutuhan rumah

tangga, sarana air minum pada saat itu berfungsi pula untuk mendukung kegiatan

ekonomi. Masyarakat pribumi (Indonesia) pada masa itu umumnya mendapat air

minum untuk keperluan rumah tangga dari sumber-sumber tradisionil, seperti

sumur dangkal, sumber-sumber alam (sumber air, bron, pancuran, sungai, sumur

gali dan lain-lain).

Sejak kemerdekaan RI, terjadi perubahan tatanan sosial, dimana masyarakat

pribumi bermukim dan hidup berbaur dengan semua golongan, sehingga terjadi

permintaan akan pelayanan sarana air minum; tidak ada perbaikan atau

penambahan sarana air minum yang berarti, namun tidak terdengar keluhan atau

tuntutan masyarakat yang berarti yang diperkirakan karena antara lain

:Masyarakat (masa itu), “terbiasa” dengan kesederhanaan, termasuk terbiasa

“sulit” mendapatkan air minum, tingkat kebutuhan “rendah” ; Masyarakat

memaklumi akan kesulitan (Pemerintah) pada waktu itu ; Pemerintah maupun

masyarakat tidak mempunyai cukup sumber dana yang diperlukan untuk

melakukan rehabilitasi atau perluasaan sistim air minum yang ada ; Kesehatan

lingkungan relatif baik, belum terjadi pencemaran yang berarti, penduduk masih

bisa mendapat air (untuk keperluan rumah tangga) dari sumber-sumber tradisionil

yang masih terpelihara secara alamiah ; belum ada “pemakai besar” yang berarti.

Masyarakat tidak/belum tahu akan hak dan kewajibannya; Belum ada pengaturan

yang jelas mengenai kewenangan dan tanggung jawab Instansi-Instansi yang

terkait dalam permasalahan air minum, dan lain-lain. Secara teknis, teknologi air

minum dianggap “tidak sulit” ; sehingga sarana strategis ini (dianggap) cukup di-

manage secara “common sense” saja; pengelolaan dapat dilakukan oleh non-

profesional, dengan segala konsekwensinya, tanpa disadari bahwa akan atau telah

terjadi akumulasi masalah.

25

(http://ciptakarya.pu.go.id/pspam/halaman/detail/profil diakses pada tanggal 14

maret 2017 pukul 23.00 wib)

4.2. Gambaran Umum Proyek SPAM Di Kampung Kaironi

Proyek Sistem Penyediaan Air minum dibangun sejak tahun 2013 di

kampung Kaironi. Untuk mewujudkan akses masyarakat terhadap air bersih yang

lebih baik. Awalnya masyarakat kampung Kaironi harus bersusah payah untuk

mendapatkan air di wilayah mereka yang juga termasuk salah satu wilayah sulit

air. Masyarakat kampung harus mengambil air dari Kali yang ada di kampung

mereka berjarak 1 KM setiap harinya.

Gambar 4.

Pembangunan Sarana Fasilitas Air Bersih Tahun 2013

Pada Gambar 4 diatas merupakan proses pembangunan sarana air bersih di

kampung Kaironi yang dibangun tahun 2013 oleh satker SPAM Manokwari.

Pembangunan fasilitas tersebut menggunakan model gravitasi, yang menggunakan

daerah perbukitan di kampung Kaironi sebagai tempat sumber air di bangun. Air

26

nantinya akan ditampung dulu dalam bak reservoar diatas kemudian jika sudah

penuh akan dialirkan pada masyarakat kampung dengan fasilitas hidran kran yang

langsung bisa digunakan oleh masyarakat kampung.

Dana pembangunan proyek fasilitas air di kampung Kaironi yaitu 2,8 Milyar

yang bersumber dari dana APBN satker SPAM. Anggaran yang digunakan dalam

proses pembangunan fasilitas air langsung di anggarkan dari pusat setelah satker

di daerah mensurvei lokasi dan kebutuhan-kebutuhan fasilitias fisik. Untuk proses

pembangunannya pihak satker Manokwari juga membebaskan lahan masyarakat

sebagai tempat untuk di bangunnya sumber air dengan cara membayar langsung

kepada masyarakat mempunyai tanah tersebut.

Untuk pengelolaannya dari pihak satker SPAM menyerahkan wewenang

penuh kepada masyarakat Kampung, dan juga masyarakat menggunakan fasilitas

ini gratis tanpa biaya apapun untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

Pengelolaannya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat dan sampai sekarang

belum ada lembaga khusus yang dibentuk oleh lembaga kampung untuk

mengelola fasilitas ini, pengelolanya merupakan pemilik tanah itu sendiri.

4.3. Sekilas Tentang Kampung Kaironi

Gambar 5.

Peta Wilayah Kampung Kaironi

27

Kampung Kaironi dihuni oleh suku Meyah, yang merupakan salah satu

sub suku arfak di Manokwari. Dalam kesehariannya mereka lebih banyak

menghabiskan waktu untuk bekerja di kebun, mengurusi keluarga, mengurusi

hewan ternak, berjualan, dan lain-lain. Mayoritas pekerjaan di kampung ini adalah

petani yang menanam berbagai jenis tanaman kebun untuk di jual di pasar, seperti

rica, kasbi, keladi. Rata-rata penghasilan 5 Juta/bulan tergantung harga jual di

pasar. Masyarakat kampung Kaironi memiliki aktivitas rutin setiap hari jumat

untuk membersihkan kampung secara gotong-royong atau dalam bahasa mereka

disebut Mifarur Worototuma yang artinya bekerja sama. Kampung Kaironi

terletak di Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari dengan batas wilayah sebelah

utara berbatasan dengan laut pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan distrik

Testega, sebelah barat berbatasan dengan distrik Mubrani, dan sebelah timur

berbatasan dengan distrik Masni. Letak geografis wilayah kampung Kaironi

terletak di wilayah pesisir pantai, sehingga akses ke kampung tersebut mudah

dijangkau dengan transportasi darat lewat kendaraan roda dua dan roda empat.

Luas wilayah kampung Kaironi kurang lebih sekitar 200 Ha.

4.4. Jumlah Penduduk Kampung Kaironi, Pekerjaan Penduduk Kampung

Kaironi Dan Tingkatan Pendidikan Kampung Kaironi

Jumlah penduduk kampung Kaironi menurut BPS kabupaten Manokwari

tahun 2016 adalah 239 jiwa. Namun di tahun 2017 jumlah penduduk kampung

Kaironi meningkat 310 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 165 jiwa

dan perempuan 145 jiwa.

Tabel 4.1.

Sebaran Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Kelompok Jumlah (orang)

1. Laki-laki 165

2. Perempuan 145

Total 310

Sumber: Data Olahan KKN UNIPA Tahun 2017

28

Berdasarkan pekerjaannya, penduduk kampung kaironi dapat dibagi sebagai

berikut:

Tabel 4.2.

Pekerjaan Penduduk Kampung Kaironi

No. Pekerjaan Jumlah (orang)

1. Petani 64

2. Nelayan 4

3. Tidak Bekerja 211

4. PNS 13

5. Swasta 13

6. Honorer 3

7. Pendeta 1

8. Pensiunan 1

Sumber: Data Olahan KKN UNIPA Tahun 2017

Dilihat dari tabel pekerjaan diatas, penduduk kampung Kaironi di donimasi

oleh Petani dengan jumlah 64 orang, lalu PNS dan Swasta 13 orang. Untuk yang

tidak bekerja berjumlah 211 orang di kampung tersebut. Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Kampung di Kaironi dapa dilihat di tabel dibawah ini:

Tabel 4.3.

Tingkat Pendidikan Penduduk Kampung Kaironi

No. Tingkat

Pendidikan

Jumlah (orang)

1. TK 31

2. SD 96

3. SMP 48

4. SMA 61

5. D3 3

29

6. S1 6

7. Tidak sekolah 63

Sumber: Data Olahan KKN UNIPA Tahun 2017

Berdasarkan tabel tingkat pendidikan diatas, penduduk kampung Kaironi di

dominasi oleh latar belakang pendidikan yaitu SD 96 orang, SMA 61 orang dan

SMP 48 orang. Yang tidak sekolah di kampung ini berjumlah 63 orang.

4.5. Sarana Publik Kampung Kaironi

Sarana publik masyarakat kampung Kaironi terdapat jalan kampung dan

jalan distrik, jembatan, sumber air, balai kampung. Jalan kampung di Kaironi

terdapat 4 jalur, yaitu jalur 1 atas bawah dan jalur 2 atas dan bawah yang saling

menghubungkan. Untuk jalan distrik sendiri terdapat 1 jalur yang menghubungkan

kampung Kaironi ke kampung Sidey Baru dan ke satuan pemukiman (sp) 11.

Sedangkan jembatan di Kaironi berjumlah 3, serta sumber air di kampung

Kaironi berjumlah 16 sumber air. Untuk fasilitas pendidikan, di kampung Kaironi

terdapat 1 buah sekolah dasar dan paud. Untuk fasilitas kesehatan terdapat 1

polindes kampung. Dan juga kampung Kaironi memiliki balai kampung untuk

menunjang aktifitas kelembagaan kampung. Selain itu juga terdapat 2 gereja

sebagai tempat ibadah masyarakat kampung Kaironi. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 4.4.

Sarana Publik di Kampung Kaironi

No. Sarana public Jumlah (unit)

1 Jalan kampong 5

2 Jalan kecamatan 1

3 Jembatan 3

4 Balai Kampung 1

5 Gereja 2

6 Polindes 1

7 Poskamling 1

8 Sumber air 16

30

9 TK/PAUD 1

`10 SD 1

11 Gereja 2

Sumber: Survei Lapangan Tahun, 2017

4.6. Struktur Lembaga Kampung Kaironi Dan Organisasi Lainnya Di

Kampung Kaironi

Secara struktur lembaga Kampung memiliki Kepala Kampung, Sekretaris,

dan Bendahara. Masing-masing memiliki tugas dan fungsinya. Kepala Kampung

memiliki fungsi dan tugas sebagai pemimpin untuk penyelenggara pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan. Sekretaris memiliki tugas dan fungsi sebagai

penyelenggara administrasi pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Bendahara memiliki tugas dan fungsi sebagai perencanaan yang baik, pencegahan

terjadinya kebocoran/penyimpangan, pencarian sumber pembiyayaan yang paling

murah dan menghindari adanya dana yang menganggur. Namun disisi lain

kelembagaan di kampung Kaironi tidak berjalan sesuai tugas dan fungsi, karena

terdapat perbedaan pendapat dan kurangnya koordinasi.

Struktur Lembaga Kampung Kaironi

Gambar 6. Struktur Lembaga Kampung

Kepala Kampung

Yusak Infarido

Sekretaris Kampung

Decky Waramui

Bendahara Kampung

Frans Kassi

BAPERKAM

Paulinus Farian

Aparat Kampung

Baren Moktis

Wakil Ketua

Yoserpus Waramui

Sekretaris

Yeremias Asari

31

Seperti pada alur struktur lembaga kampung Kaironi diatas, maka kampung

menjadi pemimpin untuk seluruh aktivitas yang ada di kampung. Kepala kampung

punya peran untuk menggerakkan masyarakat dan juga memimpin personilnya di

struktur lembaga kampung. Tugas kepala kampung tidak berjalan sendiri, ada juga

unsur-unsur dalam lembaga kampung yang membantunya mengurus urusan

masyarakat kampung. Seperti sekretaris untuk mendata masyarakat kampung,

mendampingi kepala kampung ke pertemuan-pertemuan di tingkat distrik dan

kabupaten. Bendahara memiliki tugas untuk mengelola dana kampung yang

nantinya akan di gunakan untuk membangun fasilitas bagi masyarakat kampung

dan untuk kesejahteraan masyarakat kampung. Tidak hanya mengelola saja, tetapi

mencari alternatif biaya yang murah untuk pembangunan di kampung.

Kepala kampung, sekretaris, dan bendahara kampung juga di bantu dengan

Baperkam (Badan Permusyawaratan Kampung) untuk bersama-sama membantu

mengembangkan kampung dan juga masyarakatnya. Tugas Baperkam lebih

kepada mempersiapkan sosialisasi seluruh elemen masyarakat yang ada di

kampung untuk nantinya akan di bahas di balai kampung. Adapun pembahasan

yang mereka lakukan terkait dengan seluruh kegiatan kampung, masalah di

kampung, program pembangunan yang akan masuk di kampung. Peran aparat di

kampung lebih kepada menjaga keamanan kampung, seperti menjaga pertemuan

di balai kampung agar tetap aman, menjaga lingkungan kampung, dan juga

menetralkan permasalahan yang ada di kampung bersama-sama lembaga

kampung yang lainnya dalam struktur.

Selain itu juga untuk menunjang kebutuhan masyarakat kampung Kaironi,

terdapat organisasi-organisasi lainnya seperti PKK dan Karang Taruna. Berikut di

bawah ini struktur PKK kampung Kaironi.

32

Struktur PKK Kampung Kaironi

Gambar 7. Struktur PKK

PKK (Pembinaan Kesejateraan Keluarga) merupakan sebuah organisasi

masyarakat yang memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam

pembangunan. PKK kampung Kaironi memiliki stuktur kelembagaan mulai dari

ketua, sekretaris, dan bendahara. Ketua memiliki peran yang penting dalam

mengembangkan kreatifitas dan keikutsertaan perempuan di kampung. Dibantu

oleh sekretaris dalam mendata perempuan yang ada di kampung dan juga

memberikan informasi kegiatan untuk perempuan di kampung. Selain itu juga

Ketua

Bertha Amnan

Sekretaris

Yolanda

Mansaburi

Bendahara

Yuliance

Manim

33

bendahara memiliki tugas untuk mengelola keuangan yang akan digunakan secara

baik dan efisien.

Kegiatan yang dilakukan oleh perempuan di kampung kaironi cukup

beragam, mulai dari ikut terlibat dalam sosialisasi di balai kampung terkait dengan

pembangunan yang akan masuk di kampung, membuat kue, menganyam tikar,

membuat noken, dan ikut serta dalam kegiatan di kampung. Misalnya di kampung

Kaironi sosialisasi di balai kampung maka peran dari perempuan di kampung ikut

juga membantu mempersiapkan dalam segi konsumsi. Untuk nantinya di makan

bersama di balai kampung. Dalam pemilihan bahan-bahan untuk konsumsi juga

mereka mencari alternatif yang lebih murah, kalau bisa ada bahan dari alam yang

ada di lingkungan kampung bisa juga digunakan untuk membuat. Seperti tepung,

mentega, dan sebagainya itu yang dibeli, sedangkan dari alam seperti bambu, rica,

kasbi, sayur, dan sebagainya.

Kemudian organisasi lainnya di kampung Kaironi yaitu Karang Taruna.

Karang Taruna kampung Kaironi lebih kepada pengembangan masyarakat dalam

hal ini adalah pemuda kampung. Secara struktur, Karang Taruna kampung

Kaironi di pimpin oleh ketua yang nantinya memiliki peran untuk mengajak dan

melibatkan pemuda kampung untuk ikut serta pada kegiatan yang ada di

kampung. Di bantu oleh sekretaris dan juga bendahara untuk mengelola dana yang

nantinya di gunakan untuk kegiatan pemuda kampung. Seperti pada momen hari

paskah, para pemuda memprsiapkan segala peralatannya untuk membangun

kemah-kemah di sekitar gereja. Selain itu juga karang taruna kampung Kaironi di

bantu juga koordinator olahraga untuk mengadakan perlombaan bola voli yang

menjadi kegemaran pemuda kampung.

Struktur Karang Taruna

Ketua

Mesak Moktis

Sekretaris

Danus Awokpi

Bendahara

Frengki

Waramui

Koordinator

Olahraga

Norfin Moktis

34

Gambar 8.

Stuktur Karang Taruna

4.7. Sumber Dana Kampung Kaironi

Sumber dana kampung kaironi berasal dari 3 sumber, yaitu : APBD,

OTSUS dan Dana bantuan desa era pemerintahan presiden Jokowi.Dana APBD

untuk kampung kaironi berjumlah 100 juta/tahun. Diambil secara 2 tahap, tahap

pertama 50 juta, dan berikutnya lagi 50 juta. Dana APBD di alokasikan untuk

honor operasional aparat kampung, honor guru, dan juga honor perawat dan

mantri di kampung tersebut. Dana otsus untuk kampung kaironi berjumlah 100

juta/tahun. Diambil secara 2 tahap, sama seperti dana APBD. Dana otsus

dialokasikan untuk pendidikan, kesehatan, pkk, karang taruna, dan anak sekolah

di kampung kaironi. Dana bantuan desa dari presiden jokowi berjumlah 1,2

milyar/tahun. Diambil secara 2 tahap, tahap pertama 860 juta dan tahap kedua 340

juta. Dana ini dialokasikan untuk fasiltas fisik seperti rumah layak huni bagi

masyarakat kampung. Sejauh ini sudah 8 rumah di kampung kaironi yang

dibangun.