mitigasi risiko proyek kerjasama pemerintah swasta (kps) pada sistem penyediaan air minum (spam)...

25
MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN Public Private Partnership (PPP) Risk Mitigation for Drinking Water System Umbulan Farandika Gita Andiatma DIV Akuntansi, Kelas 7B STAR No Urut 13, Kalimongso Pondok Aren Tangerang Selatan, [email protected] Abstrak Proyek KPS SPAM Umbulan merupakan proyek KPS yang melibatkan banyak stakeholder. Banyak risiko bawaan dari pembangunan infrastruktur tersebut, sehingga mitigasi risiko yang tepat sangat diperlukan. Dalam kasus ini, penulis menganalisa fakta yang terjadi menggunakan metode deskriptif. Alokasi risiko dan mitigasi risiko merupakan topik utama dalam penulisan ini. Penulisan ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat dipakai pemerintah untuk mengurangi risiko. Hasil dari rekomendasi diperoleh dari literatur dan pendapat lain yang terkait dengan topik penulisan. Diantaranya adalah dengan melakukan alokasi risiko yang matang, dukungan fiskal dan kebijakan pemerintah, dan penyederhanaan birokrasi. Kata Kunci: risiko, mitigasi, alokasi, rekomendasi, birokrasi, dukungan fiskal, kebijakan Abstract PPP projects SPAM Umbulan a PPP project involving many stakeholders. Inherent risks of infrastructure development can be reduced by appropriate risk mitigation. In this case, the authors analyze the facts that occurred using descriptive methods. The allocation of risk and risk mitigation is the

Upload: annisa-gita-handayani

Post on 03-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS)PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

TRANSCRIPT

Page 1: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS)PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

Public Private Partnership (PPP) Risk Mitigation for Drinking Water System Umbulan

Farandika Gita Andiatma

DIV Akuntansi, Kelas 7B STAR No Urut 13, Kalimongso Pondok Aren Tangerang Selatan, [email protected]

AbstrakProyek KPS SPAM Umbulan merupakan proyek KPS yang melibatkan banyak stakeholder. Banyak risiko bawaan dari pembangunan infrastruktur tersebut, sehingga mitigasi risiko yang tepat sangat diperlukan. Dalam kasus ini, penulis menganalisa fakta yang terjadi menggunakan metode deskriptif. Alokasi risiko dan mitigasi risiko merupakan topik utama dalam penulisan ini. Penulisan ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat dipakai pemerintah untuk mengurangi risiko. Hasil dari rekomendasi diperoleh dari literatur dan pendapat lain yang terkait dengan topik penulisan. Diantaranya adalah dengan melakukan alokasi risiko yang matang, dukungan fiskal dan kebijakan pemerintah, dan penyederhanaan birokrasi.

Kata Kunci: risiko, mitigasi, alokasi, rekomendasi, birokrasi, dukungan fiskal, kebijakan

AbstractPPP projects SPAM Umbulan a PPP project involving many stakeholders. Inherent risks of infrastructure development can be reduced by appropriate risk mitigation. In this case, the authors analyze the facts that occurred using descriptive methods. The allocation of risk and risk mitigation is the main topic of this paper. This writing produced several government recommendations that can be used for reducing the risk. The recommendation obtained from the literature and other opinion related to the writing topic. The recomendation are risk allocation, fiscal and government policy support, and the simplification of bureaucracy.

Keywords: risk, mitigation, allocation, recomendation, fiscal support, policy

Page 2: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

PENDAHULUAN

Proyek Kerja sama Pemerintah-

Swasta (KPS) dilakukan oleh pemerintah

untuk mengatasi masalah fiansial,

sehingga diharapkan pihak swasta dapat

turut membantu penyelesaian

pembangunan infra struktur. Proyek KPS

sendiri adalah proyek kerja sama antara

pemerintah dengan swasta dalam

pembangunan infrastruktur, dengan

perjanjian pengelolaan aset yang telah

diatur. Pemerintah selaku Penanggung

Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) dan

swasta selaku Badan Usaha (BU). Bidang

sumber daya air merupakaan salah satu

bidang infrastruktur yang dapat dibangun

melalui pola KPS.

Agar krisis air tidak semakin parah,

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berusa

hamencari jalan keluar melalui

pemanfaatan mata air Umbulan yang

terdapat di Desa Umbulan, Kecamatan

Winongan, Kabupaten Pasuruan. Mata air

Umbulan dipilih karena mata air ini

memproduksi 4.000 liter/detik dan dapat

memenuhi kebutuhan air bersih untuk 1,8

juta jiwa. Rencana ini sendiri sudah

terpikirkan sejak 40 tahun yang lalu.

Namun, hingga saat ini proyek

tersebut belum terealisasikan. Dana yang

di butuhkan untuk pembangunan proyek

umbulan ini besarnya mencapai antara Rp

2,2 triliun hingga Rp 2,5 triliun. Dana ini

sangat besar sehingga pembangunan

proyek air Umbulan memerlukan

anggaran dari pemerintah Provinsi Jawa

Timur dan instansi terkait selain itu juga

dibutuhkan adannya kerjasama dengan

pihak swasta.

Jika dilihat dari tingkat

urgensinya,proyek ini sangat

direkomendasikan untuk direalisasikan

secepatnya karena air bersih merupakan

masalah utama diSurabaya dan

sekitarnya. Guna menyiasati kebutuhan

bahan baku air, PDAM Surabaya melirik

Umbulan sebagai alternatif. Untuk

proyek itu, PDAM Surahaya siap

mengucurkan investasi Rp 400 miliar

untuk membangun Instalasi Pengolahan

Air Minum (IPAM) dari Umbulan

menuju Kota Surabaya.

Sebagai informasi, rencana

distribusi pembagian air Umbulan adalah

sebagai berikut, Kota Pasuruan

mendapatkan suplai jatah 110 liter/detik,

Kabupaten Pasuruan 420 liter/detik,

untuk Kebutuhan Pasuruan Industrial

Estate Remb ang (PIER) 100 liter/detik,

Sidoarjo 1.370 liter/detik, Surabaya 1.000

liter/detik, dan Gresik 1.000 liter/detik .

Kemudian dari perhitungan

sementara, harga jual investor kepada

Pengelola Daerah Air Bersih (PDAB)

sekitar Rp1.250-1.500/meter kubik.

Nantinya, air Umbulan yang

didistribusikan di lima daerah ini mampu

1

bay, 04/03/15,
Bagian ini menguraikan latar belakang dari kajian yang dilakukan, baik berupa latar belakang teoretis maupun kebutuhan aplikatif. Perlu diangkat faktor-faktor yang dapat digunakan sebagai justifikasi mengapa kajian ini menarik atau perlu untuk dilakukan serta kontribusi yang diharapkan dari kajian ini. Uraikan tujuan kajian dalam bentuk paragraf yang runtut dan sistematis.
Page 3: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

mencukupi kebutuhan air bersih untuk

sekitar 500.000 rumah tangga, atau

sekitar 2 juta warga.

Dalam pelaksanaan pembangunan

proyek ini, Pemprov Jatim mendapat

kewenangan penuh dalam proses tender

air Umbulan .Pemerintah pusat sudah

mendelegasikan Pemprov Jatim dalam

mengurus tender air umbulan

berkapasitas 4.500 liter/detik itu.

Biaya pembangunan transmisi

Proyek Umbulan sebesar Rp 1 triliun

sudah disanggupi pemerintah pusat

melalui APBN. Sisanya Rp750 miliar

hingga Rp800 miliar akan ditanggung

pemerintah daerah (Kot a Surabaya, Kab.

Gresik, Kab. Sidoarjo, Kota Pasuruan,

dan Kab Pasuruan), dan investor. Dengan

pemberian subsidi pemerintah pusat

senilai Rp 1 triliun, harga jual air ke

PDAM akan lebih murah. Subsidi dari

pemerintah pusat ini diharapkan

mengurangi mahalnya harga jual air.

Kementerian Pekerjaan

menegaskan , proyek Umbulan ini telah

mendapat kepastian jaminan dari PT

Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII)

sehingga bisa memberikan kepastian

kenaikan tarif dan perubahan kebijakan

lain. permasalahan yang harus disiapkan

dari sekarang adalah masalah tarif.

Kementrian PUberharap agar tarif yang

nantinya dikeluarkan oleh PDAM

Surabaya sebagai pengelola Sumber Air

Minum Umbulan ini memberikan tarif

yang serendah- rendahnya supaya tidak

membebani masyarakat banyak.

Tindakan kerjasama yang dilakukan

pemerintah dalam pembagian

pembiayaan pembangunan proyek mata

air Umbulan adalah tindakan yang tepat

mengingat besarnya dana yang di

perlukan dalam pembangunan proyek ini

sehingga diperlukan peran serta swasta

dalam pembiayaannya.

Namun pemerintah harus tetap

menjaga fungsi kontrolnya terhadap

pihak swasta sehingga dalam

pembangunan infrastruktur yang

merupakan public service obligation dari

Pemerintah, maka Pemerintah sebagai

pelaksana pengemban amanat rakyat

mampu memberikan pelayanan yang

maksimal.

Selain itu, mengingat air yang

dalam hal ini termasuk ke dalam kategori

tool goods, Pemerintah berkewajiban

untuk menentukan standar minimum

pelayanan agar kepentingan masyarakat

terlindungi dan tidak dibebani dengan

biaya yang tinggi.

Beberapa proyek infrastruktur

memerlukan penjaminan contingent yang

tidak cukup dilakukan oleh pemerintah

daerah karena keterbatasan kemampuan

fiskal dan potensi risiko yang bisa

membahayakan posisi keuangan daerah.

Kemungkinan lain terkait kelemahan

2

Page 4: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

dalam pengadaan proyek KPS adalah

adanya perbedaan kemampuan

menganalisis kelayakan suatu proyek

infrastruktur dan memutuskan model

penjaminan yang sesuai.

TINJAUAN PUSTAKA

Proyek Kerjasama adalah

Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan

melalui Perjanjian Kerjasama atau

pemberian Izin Pengusahaan antara

Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah

dengan Badan Usaha. Perpres 67 Tahun

2005 menyebutkan bahwa proyek

kerjasama penyediaan infrastruktur

dilakukan dengan tujuan untuk:

mencukupi kebutuhan pendanaan

secara berkelanjutan dalam

Penyediaan Infrastruktur melalui

pengerahan dana swasta;

meningkatkan kuantitas, kualitas dan

efisiensi pelayanan melalui

persaingan sehat;

meningkatkan kualitas pengelolaan

dan pemeliharaan dalam Penyediaan

Infrastruktur;

mendorong digunakannya prinsip

pengguna membayar pelayanan yang

diterima, atau dalam hal-hal tertentu

mempertimbangkan kemampuan

membayar pengguna.

Risiko yang timbul dari KPS akan

ditanggung bersama antara badan usaha

dengan pemerintah sesuai alokasi risiko.

Adanya pembagian risiko antara

pemerintah dan swasta dengan memberi

pengelolaan jenis risiko kepada pihak

yang dapat mengelolanya. Pembagian

risiko ini ditetapkan dengan kontrak di

antara pihak dimana pihak swasta diikat

untuk menyediakan layanan dan

pengelolaannya atau kombinasi

keduanya. PII dalam Acuan Alokasi

Risiko (2014,p.26) menjabarkan risiko

yang dihadapi dalam KPS Kelistrikan

antara lain:

Risiko Lokasi adalah kelompok risiko

dimana lahan proyek tidak tersedia

atau tidak dapat digunakan sesuai

jadwal yang sudah ditentukan

dandalam biaya yang diperkirakan,

atau bahwa lokasi dapat menimbulkan

suatu beban atau kewajiban bagi pihak

tertentu

Risiko desain, konstruksi dan uji

operasi adalah risiko desain,

konstruksi atau uji operasi suatu

fasilitas proyek atau elemen dari

prosesnya, dilakukan dengan cara

yang menyebabkan dampak negatif

terhadap biaya dan pelayanan proyek.

Risiko sponsor adalah risiko dimana

BU dan/atau sub-kontraktornya tidak

dapat memenuhi kewajiban

kontraktualnya kepada PJPK akibat

tindakan pihak investor swasta sebagai

sponsor proyek.

3

bay, 04/03/15,
Tinjauan pustaka berisi sintesis dari berbagai konsep/teori yang sesuai dengan topik dari artikel/Makalah. Kerangka teori yang digunakan dimasukkan dalam bagian tinjauan pustaka. Pustaka acuan yang digunakan harus menggunakan referensi yang terkini dan lebih mengutamakan referensi dari jurnal ilmiah terkait yang terakreditasi dan bereputasi. Tuliskan semua referensi yang digunakan dalam daftar pustaka sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Page 5: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

Risiko finansial adalah risiko-risiko

terkait aspek kelayakan finansial

proyek.

Risiko Operasional adalah risiko

dimana proses penyediaan layanan

infrastruktur sesuai kontrak - atau

suatu elemen dari proses tersebut

(termasuk input yang digunakan atau

sebagai bagian dari proses itu) - akan

terpengaruh dengan cara yang

menghalangi BU dalam menyediakan

layanan kontrak sesuai dengan

spesifikasi yang disepakati dan/atau

sesuai proyeksi biaya.

Risiko pendapatan (revenue) adalah

risiko bahwa pendapatan proyek tidak

dapat memenuhi proyeksi tingkat

kelayakan finansial, karena perubahan

yang tak terduga baik permintaan

proyek atau tarif yang disepakati atau

kombinasi keduanya

Risiko konektivitas jaringan adalah

risiko terjadinya dampak negatif

terhadap ketersediaan layanan dan

kelayakan finansial proyek akibat

perubahan dari kondisi jaringan saat

ini atau rencana masa depan.

Risiko interface adalah risiko dimana

metode atau standar penyediaan

layanan akan menghalangi atau

mengganggu penyediaan layanan yang

dilakukan sektor publik atau

sebaliknya

Risiko politik adalah risiko yang

dipicu tindakan/tiadanya tindakan

PJPK yang tidak dapat diprediksi

sebelumnya yang merugikan secara

material dan mempengaruhi

pengembalian ekuitas dan pinjaman

Risiko kahar (force majeure) adalah

risiko terjadinya kejadian kahar yang

sepenuhnya di luar kendali kedua

belah pihak

Risiko kepemilikan aset adalah risiko

terjadinya peristiwa seperti kejadian

kehilangan (misalnya hilangnya

kontrak, force majeure), perubahan

teknologi, dan lainnya, yang

menyebabkan nilai ekonomi aset

menurun, baik selama atau pada akhir

masa kontrak.

Penjaminan infrastruktur di

indonesia dilakukan oleh PII. PII adalah

BUMN yang ekuitasnya dimiliki

seluruhnya oleh pemerintah. Sesuai

Panduan Penyediaan Penjaminan

Infrastruktur PII (2012,p.7), setiap proyek

KPS yang diusulkan untuk menerima

penjaminan melalui PII harus memenuhi

kriteria berikut ini:

Kriteria 1: Proyek merupakan proyek

KPS, sebagaimana diatur dalam

Perpres 67/2005 j.o. Perpres 13/2010.

Kriteria 2: Proyek memenuhi

ketentuan peraturan sektor terkait yang

4

Page 6: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

rencana pengadaannya melalui proses

tender yang transparan dan kompetitif.

Kriteria 3: Proyek harus layak secara

teknis, ekonomi, keuangan dan

lingkungan, serta tidak berdampak

negatif secara sosial.

Kriteria 4: Perjanjian KPS harus

memiliki ketentuan yang sesuai untuk

arbitrase yang mengikat.

Tahapan dalam penjaminan dilakukan

dengan mekanisme berikut:

Konsultasi dan bimbingan

(Consultation and

Guidance):menyediakan informasi

rinci terkait penjaminan oleh PT PII.

Penyaringan (Screening): evaluasi

formulir yang diserahkan PJPK

kepada PT PII untuk menentukan

secara umum, kelayakan proyek dalam

menerima penjaminan, berdasarkan

ketentuan dan peraturan yang ada.

Evaluasi (Appraisal). Melakukan

appraisal terhadap kelayakan proyek

secara rinci dari sisi legal, teknis,

ekonomi dan keuangan, serta dari sisi

lingkungan dan sosial, termasuk

evaluasi kemampuan PJPK dalam

memenuhi kewajiban finansial sesuai

Perjanjian KPS.

Dalam melaksanakan mandatnya,

PT PII berperan dalam kerangka

Kebijakan Satu Pelaksana (Single

Window Policy), yang dimaksudkan

untuk mewujudkan akuntabilitas,

transparansi serta konsistensi dalam

pemberian jaminan dan pemrosesan

klaim, guna meningkatkan

kepercayaan investor untuk

berpartisipasi dalam proyek-proyek

infrastruktur di Indonesia, namun

dengan tetap menjaga kepentingan

Pemerintah, utamanya terkait

kewajiban kontinjensi yang mungkin

timbul kepada Pemerintah akibat

pemberian penjaminan pemerintah.

METODOLOGI

Makalah ditulis menggunakan metode

analisis deskriptif. Sehingga data yang

digunakan merupakan data deskriptif dan

menghasilkan kesimpulan yang merujuk

pada pendapat ahli maupun penelitian

sebelumnya yang terkait.

Studi Literatur

Studi literatur digunakan untuk

memahami peraturan yang telah

dijalankan oleh pemerintah dalam

pelaksanaan KPS. Dengan literatur yang

telah ada, maka akan dianalisi risiko-

risiko yang telah dan mungkin timbul

dalam pelaksanaan proyek PLTU Jawa

Tengah.

Data

Data yang digunakan dalam

penyusunan makalah merupakan data

sekunder yang diolah kembali. Yang

termasuk data sekunder dalam makalah

5

bay, 04/03/15,
Bagian ini menguraikan metodologi yang digunakan dalam kajian ini. Penulis perlu menguraikan alasan-alasan yang digunakan untuk menjustifikasi penggunaan metodologi tersebut serta mendeskripsikannya secara memadai termasuk juga mengapa metodologi alternatif lainnya tidak dipilih. Bagian ini juga bisa digunakan untuk menguraikan jenis dan sumber data yang digunakan.
Page 7: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

ini adalah data-data terkait proyek SPAM

Umbulan, Laporan Keuangan PT PII,

Peraturan terkait, dan data-data terkait

literatur yang digunakan.

HASIL ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

Risiko yang telah dan berpeluang

terjadi di SPAM Umbulan

dikelompokkan menjadi 8 segmen utama.

Beberapa risiko memiliki keterkaitan

dengan risiko lain.

1. Risiko Lokasi

Risiko pengadaan tanah dalam

proyek PLTU Jawa Tengah

merupakan risiko yang telah terjadi

dan telah menjadi hambatan.

Seharusnya proses pembebasan lahan

telah diselesaikan dalam tahun 2013,

sehingga pembangunan dapat

dilakukan di akhir tahun 2013.

Namun realisasinya ground breaking

baru bisa dilaksanakan pada Maret

2015.

Permaslaahan pembebasan lahan

terkait dengan warga di tiga desa,

yaitu Ujung Negoro, Ponowareng,

dan Karanggeneng, Kecamatan

Kandeman. Beberapa permasalahan

yang timbul pada pembangunan

PLTU Batang terus berkembang,

mulai dari penawaran harga lahan

seharga Rp50 ribu per meter hingga

akhirnya ditetapkan sebesar Rp100

ribu per meter persegi. Penetapan

harga tanah sebesar Rp100

ribu/meter persegi ini sempat

memperlancar proses pembebasan

lahan, sehingga PT BPI mampu

membebaskan lahan 87 persen dari

tanah yang dibutuhkan seluas 226

hektare. Munculnya isu pembelian

harga tanah sebesar Rp400

ribu/meter persegi mengakibatkan

warga yang semula telah melepaskan

tanah yang dibeli PT BPI sebesar

Rp100 ribu/ meter kembali menuntut

harga kesetaraan harga tanah sebesar

Rp400 ribu/meter persegi. Selain

masalah harga pembebasan lahan,

warga setempat juga menuntut hal

yang lainnya, seperti pengadaan

lahan pengganti.

Keterlambatan dalam tahap

pembebasan lahan akan berpengaruh

terhadap waktu penyelesaian proyek.

Lahan sudah harus disediakan oleh

pemeriintah sebelum konstruksi

dilakukan.

2006 2011 2013

17 Juni 6 Oktober Oktober

Perencanaan

Proyek KPS

PLTU Jawa

Tengah

Penentuan

Pemenang

Tender

Penanda

Tanganan

Perjanjian

regres

Financial

Close

TABEL-1: Time Line Proyek KPS PLTU

6

bay, 04/03/15,
Bagian ini menguraikan dan mendiskusikan hasil kajian. Dalam hal ini penulis dapat menggunakan Tabel atau Gambar untuk menyajikan hasil analisisnya.
Page 8: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

Jawa Tengah

Sumber: Diolah penulis

Kondisi ini menyebabkan banyak

pihak mempertanyakan kembali

kerangka kelembagaan kelistrikan

Negara. Untuk menanggulangi

masalah tersebut, pemerintah

seharusnya pro aktif untuk segera

mengeluarkan kebijakan terkait

pembebasan lahan. Status hukum

lahan dan prosedur yang jelas dalam

pembebasan lahan harus segera

diterbitkan. Proyek dapat

mengadopsi land capping, sehingga

pemerintah dapat mematok batas atas

harga tanah. Kompensasi yang wajar

dan komunikasi yang baik kepada

pihak yang terkena dampak

diperlukan untuk menghindari

gejolak di masyarakat. Sangat

dihindari untuk mematok harga tanah

dengan tarif yang berbeda, karena

dapat menimbulkan gejolak lagi.

2. Risiko Desain, Konstruksi dan Uji

Operasi

Di dalam kelompok risiko ini,

beberapa risiko yang relevan

terhadap konstruksi PLTU Jawa

Tengah adalah risiko penyelesaian

dan risiko kenaikan biaya. Kedua

risiko tersebut merupakan bagian

dari risiko Badan Usaha.

Risiko proyek merupakan risiko

dimana penyelesaian pekerjaan yang

dibutuhkan suatu proyek dapat

terlambat sehingga penyediaan

layanan infrastruktur tidak dapat

dimulai sesuai Commercial

Operation Date (COD) yang sudah

ditetapkan. Risiko ini telah menjadi

hambatan karena proses pembebasan

lahan mengalami keterlambatan,

sehingga berdampak pada

keterlambatan proyek. Salah satu

cara mengatasi hal tersebut ialah

dengan mengeluarkan biaya lebih

besar untuk mempertahankan jadwal

pembangunan tepat waktu.

Risiko kenaikan biaya merupakan

risiko dimana pada tahap desain dan

konstruksi, biaya realiasi proyek

melebihi proyeksi biaya proyek.

Beberapa penyebab antara lain

gejolak pasar dan perubahan kurs.

Dalam PII sdisebutkan salahsatu

cara mitigasi risiko tersebut adalah

dengan menyeleksi kontraktor yang

handal dan klausul kontrak yang

standar. Selain itu jamminan asuransi

akan menghindarkan BU dalam

risiko peruahan kurs.

3. Risiko finansial

7

Page 9: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

Risiko finansial dihadapi oleh

Badan Usaha selaku sumber utama

pendanaan proyek. Beberapa risiko

finansial yang ditanggung badan

usaha meliputi ketidakpastian

pembiayaan, berubahnya parameter

finansial (misalnya tingkat inflasi,

nilai tukar, kondisi pasar) , struktur

keuangan yang tidak cukup baik

untuk memberikan hasil yang

optimal sesuai porsi hutang dan

ekuitas selama periode proyek, dan

risiko asuransi mengenai

kemungkinan berubahnya risiko yang

dapat diasuransikan menjadi

uninsurable.

PII dalam pengelompokan risiko

mengungkapkan bahwa konsorsium

didukung sponsor /lender yang

kredibel dapat mengurangi risiko

finansial yang ditanggung. Selain itu

penggunaan instrumen lindung nilai

(hedging) dan pembiayaan dalam

Rupiah juga dapat diterapkan.

Tindakan tersebut dapat dibagi

dengan pemerintah jika terjadi

perubahan ekstrem dalam pasar, nilai

tukar, maupun inflasi.

4. Risiko pendapatan (revenue)

Risiko pendapatan terjadi karena

tidak sesuainya proyeksi tingkat

kelayakan finansial dengan

kesepakatan. Risiko pendapatan

dapat berupa realisasi permintaan

penyediaan layanan secara tak

terduga lebih rendah dari proyeksi,

karena tindakan,

keputusan/kebijakan, regulasi dari

pihak Pemerintah atau kesalahan

yang dilakukan pihak swasta baik

dalam estimasi volume permintaan

dan yang terkait penurunan kualitas

layanan.

Risiko ini merupakan risiko yang

dialokasikan ke pemerintah.

Walaupun sebenarnya swasta yang

terkena dampak dari timbulnya risiko

ini, namun pemerintah yang

memiliki andil besar dalam mitigasi

risiko. Sehingga pemerintah perlu

menerbitkan regulasi yang

mendukung dan melakukan

perbaikan kinerja. Dalam hal ini

listrik yang dihasilkan akan dibeli

oleh PLN, sehingga PLN harus

mampu menampung jumlah listrik

yang dihasilkan.

5. Risiko politik

Risiko politik adalah risiko yang

dipicu tindakan/tiadanya tindakan

PJPK yang tidak dapat diprediksi

sebelumnya yang merugikan secara

material dan mempengaruhi

pengembalian ekuitas dan pinjaman.

Yang termasuk risiko politik

diantaranya adalah:

8

Page 10: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

Risiko mata uang yang tidak dapat

dikonversi atau ditransfer

Risiko pengambilalihan aset

proyek (termasuk nasionalisasi)

oleh Pemerintah, baik secara

langsung maupun tidak langsung,

yang dapat memicu pengakhiran

kontrak proyek

Risiko perubahan regulasi dan

perundangan, yang bersifat

diskriminatif dan spesifik

sehingga secara langsung dapat

mengurangi tingkat kelayakan

finansial proyek (dapat dipicu

oleh tindakan PJPK atau

Pemerintah di luar PJPK)

PJPK tidak mampu/bersedia

melaksanakan kewajiban

pembayaran kontrak atau

kewajiban material lainnya dipicu

hal yang terkait status sebagai

entitas Pemerintah; Perijinan yang

diperlukan dari suatu otoritas

Pemerintah lainnya tidak dapat

diperoleh atau, jika diperoleh,

diperlukan biaya yang lebih besar

dari proyeksi;

Perubahan tarif pajak yang

berlaku (tarif pajak penghasilan,

PPN) atau pajak baru yang dapat

menurunkan pengembalian

ekuitas yang diharapkan.

Risiko politik termasuk dalam

cakupan risiko yang dapat

dimanage pemerintah. PII telah

mengkover risiko ini dalam

penjaminannya. Sehingga jika

risiko itu terjadi, maka PII wajib

membayarkan klaim kepada BU,

dan menagih reimbrse kepada

pemerintah.

6. Risiko kahar (force majeure)

Risiko kahar (force majeure)

adalah risiko terjadinya kejadian

kahar yang sepenuhnya di luar

kendali kedua belah pihak. Kejadian

ini dapat menimbulkan penundaan

atau default oleh BU dalam

pelaksanaan kewajiban kontraknya.

Risiko ini menjadi tanggung

jawab bersama antara BU dengan

pemerintah. Sehingga ketika

penyusunan kontrak, perlu diatur

secara rinci mengenai pembagian

tanggung jawab risiko ini.

Selain itu ada juga risiko aset

yang mitigasinya menjadi wewenang

swasta. Risiko kepemilikan aset

mencakup kebakaran dan kesalahan

penggunaan aset, sehingga swasta

dapat melakukan mitigasi dengan

asuransi.

7. Integrasi dengan APBN/D

Selama ini proyek pembangunan

yang dilakukan melalui mekanisme

KPS belum terintegrasi di dalam

9

Page 11: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

APBN maupun APBD. Program

tersebut tidak ada di dalam renstra

dan rencana kerja pemerintah.

Akibatnya proyek akan mengalami

kendala dalam hal pembiayaan

terkait penyiapann dan transaksi

proyek tersebut. Selama ini proyek

KPS hanya mengandalkan pinjaman

dan hibah dari luar negeri yang ada

di bappenas. Untuk itu perlu

dilakukan upaya dari pemerintah

dalam hal ini Bappenas, untuk

mendorong infrastruktur dengan

mekanisme KPS. Bappenas

hendaknya memperkenalkan pola

KPS kepada lembaga, kemneterian

dan pemerintah daerah

8. Birokrasi yang Panjang

Ir. Gunsairi, MPM berpendapat

dalam transaksi dan perjanjian

kerjasama proyek KPS (2011,p.20)

bahwa tahap Transaksi Proyek

Kerjasama biasanya memerlukan

waktu yang tidak sebentar. Salah

satunya adalah terlalu banyaknya

proses birokrasi yang dilalui. Proses

tranksaksi dimulai dengan pengadaan

badan usaha, dan diharapkan diakhiri

dengan penandatanganan perjanjian

Kerjasama. Tahap Transaksi biasanya

membutuhkan biaya yang cukup

besar sekitar 3 sampai 12% dari total

nilai investasi proyek. Umumnya,

semakin lemah kerangka kebijakan

dan kapasitas kelembagaan

pemerintah, maka semakin lama

proses transaksi berlangsung.

Ketidakjelasan dalam proses di

pemerintahan, ketidakjelasan

wewenang antar lembaga nasional

dan daerah, uji tuntas proyek oleh

instansi Pemberi Kontrak yang tidak

mencukupi, serta proses-proses

persetujuan yang berbelit-belit juga

berakibat pada tertundanya

pelaksanaan proyek dan semakin

mahalnya biaya transaksi. Sehingga

pemerintah perlu membuat kerangka

kebijakan, peraturan, dan

kelembagaan yang jelas, dalam

memangkas birokrasi dan biaya yang

ditimbulkan.

9. Pengaruh Penjaminan PII

PT PII tidak sepenuhnya

mengurangi risiko KPS bagi

pemerintah. Jika suatu ketika muncul

klaim asuransi oleh badan usaha

kepada pemerintah yang dijamin oleh

PII, maka PII akan membayar

kewajiban tersebut sesuai klaim

badan usaha. Setelah itu PJPK akan

berkewajiban membayar kembali

pengeluaran PII sesuai Perjanjian

Regres. Jika PJPK adalah

Menteri/Kepala Lembaga, maka

mekanisme akan mengikuti

10

Page 12: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

mekanisme APBN. Jika PJPK adalah

Kepala Daerah, maka mekanisme

regres akan mengikuti mekanisme

Anggaran Penerimaan dan Belanja

Daerah (“APBD”), sedangkan jika

PJPK adalah pimpinan

BUMN/Badan Usaha Milik Daerah

(“BUMD”), maka mekanisme regres

akan mengikuti mekanisme korporasi

sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

GAMBAR-2: Hubungan kontraktual

dan kewajiban pembayaran

Sumber: Panduan Penyediaan

Penjaminan Infrastruktur-PII

Dengan perlakuan penjaminan

melalui mekanisme yang dilakukan

oleh PII, maka BU merupakan pihak

yang lebih diutamakan dalam

mitigasi risiko. Karena risiko yang

ditanggung akan mendapat klaim

ketika benar-benar terjadi. Di lain

pihak, pemerintah melalui perjanjian

regres dengan PII berkewajiban

membayar( mengganti) kalim yang

telah dibayarkan PII kepada BU.

Dalam hal ini satu-satunya

keuntungan pemerintah adalah

meminimalkan kemungkinan kejutan

langsung (sudden shock) terhadap

APBN dan memagari (ring-fencing)

eksposur kewajiban kontinjensi

Pemerintah. Hal tersebut dapat di

ungkapkan sebagai mengurangi

sudden shock terhadap APBN karena

klaim yang terjadi tidak langsung

berdampak pada apbn, karena

pembayaran ke PII dapat dilakukan

secara berkala sesuai perjanjian

regres.

KESIMPULAN DAN

REKOMENDASI KEBIJAKAN

Mitigasi risiko melalui

penjaminan PII tidak mengurangi biaya

yang ditanggung oleh pemerintah.

Penjaminan oleh PII hanya memiliki efek

mengurang sudden shock bagi APBN.

Hal tersebut dikarenakan perjanjian

regres yang mensyaratkan pemerintah

mengganti klaim yang diajukan oleh BU

11

bay, 04/03/15,
Bagian ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil uraian dan diskusi atau pembahasan atas hasil kajian. Uraikan kesimpulan dalam bentuk paragraph yang runtut dan sistematis. Rekomendasi kebijakan harus didasarkan pada hasil dan kesimpulan yang telah dibuat.
Page 13: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

kepada PII. Sehingga pemerintah

diharapkan dapat menyusun perjanjian

regres dengan memperhitungkan klaim

yang mungkin diajukan.

Ir. Gunsairi, MPM dalam Majalah

KPS bulan November (2011,p.6)

mengungkapkan bahwa Tidak semua

kegiatan pemberian layanan di bidang

infrastruktur melalui skema KPS

memberikan tingkat pengembalian yang

wajar (cost recovery atau financially

viable). Untuk meningkatkan kelayakan

finansial tersebut diperlukan campur

tangan pemerintah berupa pemberian

dukungan pemerintah. Dukungan

pemerintah yang diperlukan berupa

kebijakan dan bantuan fiskal kepada

swasta.

Dukungan Pemerintah dapat

diberikan dalam bentuk insentif

perpajakan dan/atau kontribusi fiskal

dalam bentuk finansial berdasarkan

usulan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala

Daerah. Selain itu, pengadaan tanah

seharusnya dilaksanakan sebelum

pemasukan dokumen penawaran.

Sehingga ketika tender sudah ditentukan,

pemenang tender dapat langsung

melakukan persiapan proyek tanpa

terkendala pembebasan lahan.

Alokasi risiko adalah pembagian

risiko proyek kerjasama dengan prinsip

dasar bahwa risiko dibagi dan dibebankan

kepada pihak yang paling mampu untuk

mengendalikan risiko tersebut. Dalam hal

ini, alokasi risiko diserahkan kepada

pemerintah dan BU. Ir. Rachmat

Mardiana, MA dalam Majalah KPS bulan

November (2011,p.17) menjelaskan

bahwa prinsip alokasi risiko dalam

proyek KPS perlu diperlukan dalam

memaksimalkan value for money. Prinsip

yang lazim diterapkan untuk alokasi

risiko adalah bahwa risiko sebaiknya

dialokasikan kepada pihak yang relatif

lebih mampu mengelolanya atau

dikarenakan memiliki biaya terendah

untuk mengelola risiko tersebut. Jika

prinsip ini diterapkan dengan baik,

diharapkan dapat menghasilkan premi

risiko yang rendah dan biaya proyek yang

lebih rendah sehingga berdampak positif

bagi pemangku kepentingan proyek

tersebut.

Alokasi risiko secara umum dapat

dikelompokkan menjadi risiko yang

berdasarkan pengalaman, risiko legislasi,

dan risiko diluar kendali kedua pihak.

Risiko berdasarkan pengalaman melekat

pada swasta sehingga sebauknya

ditanggung oleh BU swasta. Hal tersebut

didasarkan pada kemampuan swasta

dalam efektivitas biaya. Sedangkan

pemerintah diharapkan dapat

menanggung risiko legislasi, terkait

kemampuan pemerintah dalam membuat

kebijakan. Dan untuk risiko diluar

12

Page 14: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

kendali kedua pihak akan ditanggung

secara bersama-sama.

Ir. Gunsairi, MPM dalam Majalah

KPS bulan November (2011,p.20)

berpendapat bahwa untuk mendapatkan

proses transaksi dengan tingkat

keberhasilan yang baik, maka perlu

memperhatikan seperti pemilihan mitra

terbaik untuk melaksanakan proyek

tersebut dan komitmen PJPK dan para

pemangku kepentingan; kejelasan konsep

dan definisi proyek kerjasama yang

didukung ketersediaan informasi serta

analisis yang tertuang dalam dokumen

pra-studi kelayakan; perencanaan

transaksi yang realistis termasuk di

dalamnya jadwal pelaksanaan, penyiapan

kapasitas tim pengadaan dan kelengkapan

dokumen lelang; dan identifikasi investor

potensial dan minat pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Gunsairi (2011). Majalah Partnership

Edisi Khusus Tahapan KPS:

Mengapa Perlu Ada KPS.

November. 4-6.

Gunsairi (2011). Majalah Partnership

Edisi Khusus Tahapan KPS:

Transasksi dan Perjanjian Kerja

Sama Proyek KPS. November. 20-

22.

Guritno, Sri Bagus, et al Kemenkeu.

Komitmen Pemerintah Dalam

Percepatan Penyediaan

Infrastruktur di Indonesia. diakses

pada 4 Maret 2015, dari

http://www.kemenkeu.go.id/sites/

default/files/Perumusan

%20Kebijakan%20Dukungan

%20Pemerintah%20Untuk

%20Penyediaan%20Infrastruktur

%20Daerah%20Yang

%20Dikerjasamakan%20Melalui

%20Pola%20Kerjasama.pdf

Komitmen Pemerintah Dalam Percepatan

Penyediaan Infrastruktur di

Indonesia1 diakses. pada 4 Maret

Mardiana, Rachmat (2011). Majalah

Partnership Edisi Khusus Tahapan

KPS: Risiko dan Mitigasi Risiko.

November. 17-19.

Perpres 56 Tahun 2011 tentang

Perubahan kedua Perpres 67 2005

Kerja Sama Pemerintah dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan

infrasstruktur

Perpres 67 Tahun 2005 tentang kerjasama

pemerintah dengan badan usaha

dalam penyediaan infrastruktur

PT Penjamin Infrastruktur

Indonesia(2014). Laporan

Keuangan PT Penjamin

Infrastruktur Indonesia Periode

2013. Jakarta: PT PII

PT Penjamin Infrastruktur Indonesia

(2012). Panduan Penyediaan

Penjaminan Infrastruktur. Jakarta:

PT PII

13

Page 15: MITIGASI RISIKO PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH SWASTA (KPS) PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) UMBULAN

PT Penjamin Infrastruktur Indonesia

(2014). Acuan Alokasi Risiko.

Jakarta: PT PII

PKPS-Bappenas.(2013). Majalah

Partnership Edisi Khusus Listrik.

Jakarta: Bappenas

Purwanto, Budi. PLTU Jawa Tengah

Mendapat Jaminan Rp 30 Triliun

diakses pada 4 Maret 2015

http://www.tempo.co/read/news/2

011/01/17/090306977/PLTUJawa

TengahMendapatJaminanRp30Tri

liun

Pusat Pengelola Fiskal Kemenkeu.

Perumusan Kebijakan Dukungan

Pemerintah Untuk Penyediaan

Infrastruktur Daerah Yang

Dikerjasamakan Melalui Pola

Kerjasama Pemerintah Swasta.

diakses pada 4 Maret 2015, dari

http://www.kemenkeu.go.id/sites/

default/files/Komitmen

%20Pemerintah.%20dalam

%20Percepatan%20Pembangunan

%20Infrastruktur%20di

%20Indonesia.pdf

14