gambaran tingkat caregiver burden orang...

86
GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG DENGAN MASALAH KEJIWAAN PADA ANGGOTA SELF-HELP GROUP ONLINE Skripsi diajukan sebagai syarat kelulusan sarjana keperawatan Disusun Oleh MIRANTI EKA TRISNASARI NIM: 1113104000012 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: phammien

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG DENGAN MASALAH

KEJIWAAN PADA ANGGOTA SELF-HELP GROUP ONLINE

Skripsi diajukan sebagai syarat kelulusan sarjana keperawatan

Disusun Oleh

MIRANTI EKA TRISNASARI

NIM: 1113104000012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017

Page 2: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

Page 3: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

Page 4: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

Page 5: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2017

Miranti Eka Trisnasari, NIM: 1113104000012

GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG DENGAN MASALAH

KEJIWAAN PADA ANGGOTA SELF-HELP GROUP ONLINE

ABSTRAK

Orang dengan masalah kejiwaan adalah orang yang mempunyai masalah fisik,

mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga

memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK)

apabila gejala dibiarkan, seringkali mengalami self-care deficit. Oleh karena itu, ODMK

membutuhkan caregiver. Caregiver mempunyai tugas sebagai emotional support,

merawat penderita (memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makan, mempersiapkan

obat), mengatur keuangan, membuat keputusan tentang perawatan dan berkomunikasi

dengan pelayanan kesehatan formal. Akibat fokus merawat ODMK, caregiver seringkali

mengalami beban perawatan karena kebutuhan fisik dan sosialnya terabaikan akibat fokus

merawat ODMK. Metode penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan

sampel cross-sectional dengan sampel yang mengembalikan kuesioner sebanyak 34

orang. Pada hasil penelitian menunjukkan caregiver mengalami beban Berat sebesar

2,9% dengan frekuensi 1 orang, Beban Ringan-Sedang sebesar 35,3% dengan frekuensi

sebesar 12 orang dan Sedang-berat sebesar 50% dengan frekuensi 17 orang. sementara

caregiver yang menunjukkan Tidak ada beban-Beban Ringan sebesar 11,8% dengan

frekuensi 4 orang. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang

dialami caregiver masalah kejiwaan dan juga pengembangan self-help group di

Indonesia.

Kata Kunci: Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), beban caregiver, self-help

group

Page 6: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

NURSING MAJOR

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Undergraduate Thesis, June 2017

Miranti Eka Trisnasari, NIM: 1113104000012

PSYCHIATRIC CAREGIVER BURDEN ON ONLINE SELF-HELP GROUP

MEMBERS: A DESCRIPTIVE RESEARCH

People with psychiatric problems are people who have physical, mental, social,

growth and developmental problems, and / or quality of life so they have a risk of mental

disorders. If symptoms are persisted, they often have self-care deficit. Therefore, people

with psychiatric problems requires a caregiver. Caregivers have tasks as emotional

support, caring for patients (bathing, dressing, preparing meals, preparing medications),

managing finances, making decisions about care and communicating with formal health

services. Due to the focus on caring for them over the years, caregivers often experience

burden because their physical and social needs are neglected due to the focus on caring

for people with psychiatric problems. One way to reduce the load of a caregiver is to

follow a self-help group. The research method was done descriptively with cross-

sectional sampling with sample returning questionnaire as many as 34 people. The results

showed that caregiver experience severe burden of 2.9% with frequency 1 person, low-

moderate burden at 35.3% with frequency of 12 people and Medium-severe burden of

50% with frequency 17 people. While the caregiver showed No burden-light burden of

11,8% with a frequency of 4 people. This research can be used to examine the problems

experienced by caregiver and also the development of self-help group in Indonesia.

Keywords: psychiatric patients, caregiver, burden, self-help group.

Page 7: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Miranti Eka Trisnasari

Tempat, tanggal Lahir: Bogor, 7 Oktober 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Perumahan Tamansari persada blok d8 no. 2

Bogor, 16166

HP : 087774316607

E-mail : [email protected]

Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Program

Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. SDIT Ummul Quro Bogor 2001 – 2007

2. SMP Negeri 4 Bogor 2007 – 2010

3. SMA Negeri 3 Bogor 2010 – 2013

4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013 – Sekarang

ORGANISASI

1. Ketua Divisi Dana Usaha OSIS SMAN 3 Bogor 2011 – 2012 2. Co-Founder Indonesian Millennial Forum 2015

Page 8: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga saya diberi kekuatan untuk dapat menyelesaikan

penyusunan hasil yang berjudul “Gambaran Tingkat Caregiver Burden Orang Dengan

Masalah Kejiwaan Pada Anggota Self-Help Group Online” yang diajukan sebagai

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan.

Saya selaku peneliti menyadari bahwa dalam penulisan hasil ini banyak

mengalami kendala namun berkat bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai

pihak, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan hasil ini dengan sebaik-baiknya. Dengan

ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc, selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM dan Bapak Karyadi selaku dosen

pembiming, terimakasih sebesar-besarnya kepada beliau yang telah meluangkan

waktu serta memberi arahan kepada saya selama proses pembuatan hasil ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membekali peneliti dengan ilmu yang sangat

bermanfaat selama perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orangtua saya (Bapak Sutrisna dan Ibu Rini Ratnasari) yang memberi saya

dukungan dan kasih sayang secara material, emosional, dan spiritual selama ini.

8. Teman-teman tercinta di prodi ilmu keperawatan (Feti, Karen, Alin, Lisnani,

Nabilah, Sari, Yuni), teman-teman satu bimbingan (Sarah, Desti, Tiko, Farrah),

Page 9: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ii

yang telah memberikan bantuan, semangat, motivasi selama perkuliahan sampai

saat ini.

9. Ibu Fajriyah selaku dosen ahli yang telah meluangkan waktunya untuk saya.

10. Teman-teman tercinta di rumah 84, terimakasih telah menjadi keluarga kedua

saya dan memberi dukungan dan pelajaran hidup selama ini.

Atas bantuan serta dukungan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa

membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan saya hasil penelitian

ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Semoga kita semua senantiasa diberikan

petunjuk, limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhingga oleh Allah SWT.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Januari 2017

Miranti Eka Trisnasari

Page 10: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................................iv

DAFTAR BAGAN .............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ...............................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................vi

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5

BAB II ................................................................................................................................. 7

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 7

A. Kesehatan Jiwa ........................................................................................................ 7

B. Teori Self-Care ........................................................................................................ 8

C. Teori Self-Care Deficit .......................................................................................... 10

D. Konsep Caregiver ................................................................................................. 14

1. Definisi .............................................................................................................. 14

2. Jenis Caregiver .................................................................................................. 15

3. Tugas dan Peran Caregiver ............................................................................... 16

4. Beban pada Caregiver ....................................................................................... 18

5. Dukungan dan Kebutuhan Caregiver ................................................................... 19

J. Konsep Dasar Self-help group .............................................................................. 23

1. Premis-premis Self-help group.......................................................................... 24

2. Praktek Bantuan-Diri dalam Kelompok ............................................................ 25

3. Peran Pemimpin Self-help group ...................................................................... 26

4. Tujuan Self-help group...................................................................................... 26

Page 11: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

v

5. Evaluasi Self-help group ................................................................................... 27

K. Penelitian Terkait .................................................................................................. 28

L. Kerangka teori ....................................................................................................... 30

BAB III ............................................................................................................................. 22

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL ..................... 22

A. Kerangka konsep ................................................................................................... 22

BAB IV ............................................................................................................................. 25

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................................ 25

A. Desain Penelitian ................................................................................................... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 25

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ................................................................ 26

E. Pengumpulan Data ................................................................................................ 28

F. Uji Validitas dan Realibilitas ................................................................................ 29

2. Analisa Data .............................................................................................................. 32

3. Etika Penelitian ..................................................................................................... 32

BAB VI ............................................................................................................................. 38

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 38

A. Karakteristik Responden ....................................................................................... 38

B. Gambaran tingkat beban caregiver ....................................................................... 39

C. Keterbatasan penelitian ......................................................................................... 42

BAB VII ............................................................................................................................ 43

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 45

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 51

Page 12: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

vi

DAFTAR SINGKATAN

ODMK: Orang Dengan Masalah Kejiwaan

ODGJ: Orang Dengan Gangguan Jiwa

Page 13: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

vii

DAFTAR BAGAN

Kerangka Teori…………………………………………………………………………33

Kerangka Konsep…………...……………………………………………………….....34

Page 14: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

ix

DAFTAR TABEL

Definisi Operasional…………………………………………………………………..35

Page 15: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner A: Data Demografi……………………………………………………47

Kuesioner B: Caregiver Burden Assesment……………………………………...48

Page 16: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara

fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan

kontribusi untuk komunitasnya. Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang

yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau

kualitas hidup sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa. Sementara Orang

Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,

perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau

perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan

dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU RI no. 18: 2014)

Orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) apabila gejala dibiarkan, seringkali

mengalami self-care deficit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2010)

menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi defisit perawatan

diri salah satunya dengan menggunakan aplikasi teori Orem (2001). Orem menjelaskan

bahwa kebutuhan dasar manusia tidak hanya sebatas makan, mandi, BAK/BAB, dan

menghias diri. Tetapi juga kebutuhan sosial dan ekonomi.

Caregiver adalah individu yang secara umum merawat dan mendukung individu

lain (penderita) dalam kehidupannya (Awad dan Voruganti, 2008 : 87). Caregiver

Page 17: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

2

mempunyai tugas sebagai emotional support, merawat penderita (memandikan,

memakaikan baju, menyiapkan makan, mempersiapkan obat), mengatur keuangan,

membuat keputusan tentang perawatan dan berkomunikasi dengan pelayanan kesehatan

formal (Kung, 2003: 3). Caregiver terdiri dari caregiver formal dan tidak formal.

Caregiver formal merupakan perawatan yang disediakan oleh rumah sakit, psikiater,

pusat perawatan ataupun tenaga profesional lainnya yang diberikan dan melakukan

pembayaran. Sedangkan caregiver yang tidak formal merupakan perawatan yang

dilakukan di rumah dan tidak profesional dan tanpa melakukan pembayaran seperti

keluarga penderita yaitu istri/suami, anak perempuan/laki-laki, dan anggota keluarga

lainnya. (Sarafino,2006 : 55)

Caregiver seringkali mengalami beban akibat mengalami rintangan baik fisik

maupun psikis selama merawat penderita. Beban caregiver merupakan stress

multidimensi yang tampak pada diri seorang caregiver. Pengalaman caregiving

berhubungan dengan respon yang multidimensi terhadap tekanan-tekanan fisik,

psikologis, emosi, sosial dan finansial (Tantono, 2006). Hasil penelitian Fitrikasari et all

(2012), pada caregiver penderita skizofrenia didapatkan bahwa nilai skor BAS (Burden

Assessment Schedule) antara 18 sampai dengan 40, dengan rata – rata 26,41. Sebanyak

89 responden (89%) merasa terbebani dengan kondisi penderita. Beban caregiver terbukti

dapat mengancam kondisi fisik, psikologis, emosional dan kesehatan fungsional

caregiver (Zarit et al. 1980, Parks & Novielli 2000, Etters et al. 2008, Carretero et al.

2009 dalam Savundranayagam 2010).

Ada 3 faktor beban caregiver yaitu efek dalam kehidupan pribadi dan sosial

caregiver, beban psikologis dan perasaan bersalah. Caregiver harus memberikan

sejumlah waktu energi dan uang. Tugas ini dirasakan tidak menyenangkan, menyebabkan

Page 18: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

3

stress psikologis dan melelahkan secara fisik. Beban psikologis yang dirasakan oleh

caregiver antara lain rasa malu, marah, tegang, tertekan, lelah dan tidak pasti. Faktor

terakhir berhubungan dengan perasaan bersalah seperti seharusnya dapat melakukan lebih

banyak, tidak dapat merawat dengan baik dan sebagainya (Anneke, 2009). Perawatan

yang dilakukan caregiver tergantung pada level ketidakmampuan penderita (progress

penyakit). Lefley (1996, dalam Sales, 2003), menjabarkan beban caregiver dengan

penyakit kronis secara rinci antara lain: (1) Ketergantungan ekonomi penderita, (2)

Gangguan rutinitas harian, (3) Manajemen perilaku, (4) Permintaan waktu dan energi, (5)

Interaksi yang membingungkan atau memalukan dengan penyedia layanan kesehatan, (6)

Biaya pengobatan dan perawatan, (7) Penyimpangan kebutuhan anggota keluarga lain, (8)

Gangguan bersosialisasi, (9) Ketidakmampuan menemukan setting perawatan yang

memuaskan.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang

lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama. Anggota kelompok mungkin

datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,

seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan

menarik. Semua kondisi ini akan memengaruhi dinamika kelompok Stuart & Laraia tahun

2001 (di kutip dalam Keliat & Akemat, 2004). Kelompok berfungsi sebagai tempat

berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara

menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan

menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta perilaku yang adaptif. Angggota

kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok

yang lain (Keliat, 2004). Self Help Group sering disebut juga kelompok yang saling

menolong, saling membantu, atau kelompok dukungan didefinisikan sebagai suatu

kelompok yang menyediakan dukungan bagi setiap anggota kelompok. Anggota

Page 19: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

4

kelompok ini berpegangan pada pandangan bahwa orang-orang yang mengalami masalah

dapat saling membantu satu sama lain dengan empati yang lebih besar dan lebih

membuka diri (Keliat, 2008). Dalam Self Help Group, kelompok bantuan timbal balik

didasarkan pada premis bahwa kelompok berbagi masalah umum secara kolektif dapat

saling mendukung dan mengurangi atau menghilangkan masalah dan konsekuensi pribadi

dan sosial. Anggota belajar tentang masalah mereka dan berbagi pengalaman mereka,

kekuatan dan harapan untuk pemulihan, kesempatan untuk menjadi model peran

(Magura, S. 2007). Self Help Group merupakan kelompok-kelompok termasuk orang

dengan ikatan bersama yang secara sukarela datang bersama-sama untuk berbagi,

menjangkau dan belajar satu sama lain dalam lingkungan yang terpercaya, mendukung

dan terbuka (Knight, 2007).

Sekitar 10 juta warga Amerika menggunakan layanan self-help group dan 25 juta

orang ikut dalam suatu self-help group minimal satu kali pada masa hidupnya (Kessler,

Mickelson, & Zhao, 1997). Self-help group yang sangat terkenal di Amerika adalah

alcoholics anonymous (kelompok yang membantu masalah pada penderita kecanduan

minuman beralkohol) ada 500,000 self-help group lain di amerika (Jacobs & Goodman,

1989). Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa self-help group efektif untuk setiap

anggotanya, baik dalam jangka waktu singkat atau permanen. Kelompok ini juga

membantu meningkatkan kualitas kesehatan dan menghindari masalah sosial

berhubungan penyakit. Bloom menunjukkan bahwa sebuah self-help group pada

perempuan yang menderita kanker payudara dapat meningkatkan kualitas hidup secara

signifikan. Anggotanya memiliki sedikit gangguan mood, mengurangi kecemasan, dan

tingkat rasa nyeri. (Spiegel et al., 1989). Pada penelitian Sutini pada tahun 2009

menunjukkan peningkatan koping keluarga dan caregiver anak dengan retardasi mental di

sumedang telah menunjukkan peningkatan setelah membentuk self-help group. Setelah 6

Page 20: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

5

kali pertemuan, kelompok yang diberikan terapi self-help group mengalami peningkatan

koping secara bermakna dari maladaptif menjadi adaptif.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian berjudul

“Gambaran Tingkat Caregiver Burden Orang Dengan Masalah Kejiwaan Pada Anggota

Self-Help Group Online”

B. Rumusan Masalah

Pada studi pendahuluan yang dilakukan baik mendatangi sekretariat

‘Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia’ yang berlokasi di kampung melayu,

Jakarta dan pada forum-forum online per regional, ditemukan beberapa masalah

dalam caregiver salama merawat orang dengan skizofrenia. Masalah yang paling

banyak dikeluhkan adalah penertiban dalam minum obat, kesulitan mencari obat,

dan juga fase pengembalian orang dengan skizofrenia agar diterimadalam

lingkungan sosialnya. Sementara itu, tingkat caregiver burden belum terkaji

sepenuhnya baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah ‘Bagaimana gambaran tingkat Caregiver Burden pada

Anggota Support Group Online’.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui tingkat caregiver burden pada

anggota self-help group online pada responden caregiver yang menjadi anggota self-help

group online.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi anggota Caregiver

Mengukur tingkat burden yang dialami selama menjadi caregiver ODMK.

Page 21: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

6

2. Bagi Komunitas

Mengetahui tingkat burden pada anggota dan ikut mengkaji masalah-masalah

yang dialami caregiver selama merawat ODMK.

Page 22: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Jiwa

Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari

penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya

sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan

bahagia ( well being ), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat

merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu

mengatasi tantangan hidup sehari-hari. (Keliat, 2005)

Definisi kesehatan jiwa menurut UU no. 18 tahun 2014 tentang kesehatan

jiwa menyebutkan bahwa Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang

individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga

individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat

bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk

komunitasnya.

Efendi dan Makhfudli (2009) mengatakan gangguan jiwa berat

merupakan bentuk gangguan dalam fungsi alam pikiran berupa disorganisasi

(kekacauan) dalam isi pikiran yang ditandai antara lain oleh gejala gangguan

pemahaman (delusi waham), gangguan persepsi berupa halusinasi atau ilusi, serta

dijumpai daya nilai realitas yang terganggu yang ditunjukkan dengan perilaku

aneh (bizzare). Penanganan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa

Page 23: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

8

merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak

dapat dilihat secara langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang

memperlihatkan berbagai macam gejala dan disebabkan berbagai hal kejadian

masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang

berbeda banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan

masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi.

Kemampuan mereka untuk berperan dan menyelesaikan masalah juga bervariasi.

(Keliat, 2005).

B. Teori Self-Care

Untuk memahami teori self-care, perlu dipahami terlebih dahulu tentang

konsep self-care, unsur self-care, faktor-faktor kondisi dasar dan kebutuhan akan

self-care yang terapeutik. Self-care adalah penampilan atau aktivitas praktek

berdasarkan keinginan individu dan dilaksanakan untuk mempertahankan hidup,

sehat dan kesejahteraan. Bila self-care dilaksanakan secara efektif, itu akan

menolong untuk memelihara integritas dirinya dan fungsi kemanusiaan serta

berkontribusi terhadap perkembangan kemanusian (Orem, 2001).

Unsur self-care adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia atau

kekuatan untuk terlibat di dalam self-care. Kemampuan individu untuk terlibat

dalam self-care dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi dasar. Yang termasuk

faktor-faktor kondisi dasar adalah : umur, jenis kelamin, status perkembangan,

status kesehatan, orientasi sosio-kultural, faktor sistem pelayanan kesehatan

(diagnostik dan pengobatan), faktor sistem keluarga, pola hidup (aktivitas secara

teratur), faktor lingkungan serta sumber-sumber yang adekuat dan terjangkau.

Secara normal, orang dewasa secara sukarela memelihara dirinya sendiri. Bayi,

Page 24: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

9

anak-anak, orang tua, orang sakit dan orang cacat membutuhan perawatan secara

menyeluruh atau bantuan dalam aktivitas self-care.

Kebutuhan Self-Care yang terapeutik adalah totalitas dari tindakan self-

care yang diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan self-care yang sudah diketahui dengan menggunakan

metode yang valid dan seperangkat kegiatan dan tindakan yang berhubungan .

Kebutuhan self-care yang terapeutik dijadikan model pada tindakan yang

disengaja, yaitu tindakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok orang untuk

menghasilkan peristiwa dan hasil yang memberikan keuntungan kepada orang

lain secara spesifik. Persayaratan self-care yang Universal dihubungkan dengan

proses kehidupan dan pemeliharaan integritas kemanusiaan beserta fungsi-

fungsinya. Hal tersebut umum pada setiap manusia selama seluruh siklus

kehidupan dan harus dipandang sebagai faktor yang saling berhubungan, saling

mempengaruhi satu sama lain. Istilah umum untuk persyaratan tersebut adalah

aktivitas kehidupan sehari-hari (activity of daily living). Orem (1991)

mengidentifikasi persyaratan self-care sebagai berikut : (1) Pemeliharaan

terhadap kecukupan udara, (2) Pemelihraan teradap kecukupan air, (3)

Pemeliharaan terhadap kecukupan makanan, (4) Perlengkapan yang berhubungan

dengan proses eliminasi dan sisa eliminasi, (5) Pemeliharaan keseimbangan

antara aktivitas dan istirahat, (6) Pemeliharaan keseimbangan antara kesendirian

dan interaksi social, (7) Pencegahan terhadap bahaya kehidupan, fungsi manusia

dan kesejahteraan manusia, (8) Peningkatan fungsi-fungsi manusia dan

perkembangan dalam kelompok sosial yang sejalan dengan potensi manusia, tahu

keterbatasan manusia, dan keinginan manusia untuk menjadi normal.

Page 25: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

10

C. Teori Self-Care Deficit

Teori self-care deficit merupakan inti dari teori umum keperawatan

Orem. Penyimpangan kesehatan self-care ditemukan dalam kondisi sakit, injuri,

penyakit atau yang disebabkan oleh tindakan medis yang diperlukan untuk

memperbaiki kondisi. Penyakit atau injuri tidak hanya mempengaruhi struktur

tubuh tertentu dan fisiologisnya atau mekanisme psikologis tapi juga

mempengaruhi fungsi sebagai manusia. Keperawatan dibutuhkan untuk orang

dewasa atau orang-orang yang ada dibawah tanggungannya dalam keadaan tidak

mampu atau keterbatasan dalam memberikan self-care yang efektif secara terus

menerus. Keperawatan diberikan jika kemampuan merawat berkurang dari yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan self-care yang sebenarnya sudah

diketahui atau kemampuan self-care atau kemandirian berlebihan atau sama

dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan self-care tetapi dimasa yang akan

datang dapat diperkirakan kemampuan merawat akan berkurang baik kualitatif

maupun kuantitatif dalam kebutuhan perawatan atau kedua-duanya. Orem

mengidentifikasi lima metode bantuan: (1) Tindakan untuk berbuat untuk orang

lain, (2) Membimbing dan mengarahkan, (3) Memberikan dukungan fisik dan

psikologis, (4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung

perkembangan individu, (5) Pendidikan (George, 1995).

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan semua metode

ini untuk memberikan bantuan self-care. Aktivitas yang melibatkan perawat saat

mereka memberikan asuhan keperawaran dapat digunakan untuk

menggambarkan domain keperawatan. Lima area aktivitas untuk praktek

keperawatan, yaitu : (1) Masuk ke dalam dan mempertahankan hubungan

perawat-klien dengan individu, keluarga atau kelompok sampai klien secara sah

Page 26: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

11

dikeluarkan dari keperawatan, (2) Menentukan apakah dan bagaimana klien dapat

ditolong melalui keperawatan, (3) Berespons terhadap permintaan, keinginan dan

kebutuhan klien akan kontak dan bantuann keperawatan, (4) Merumuskan,

memberikan dan mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang terdekat

dalam bentuk bantuan keperawatan, (5) Mengkoordinasi dan mengintegrasikan

keperawatan dengan kehidupan sehari-hari klien, pelayanan kesehatan lain yang

dibutuhkan atau diterima dan pelayanan sosial dan pendidikan yang dibutuhkan

dan diterima klien (George, 1995).

D. Pernyataan Teori Sistem Model Neuman

Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap

klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap

respon klien akibat tekanan atau stress.

Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat

keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya.

Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien :

1. Individu atau pasien itu sendiri

Pada teori Neuman, individu merupakan suatu sistem terbuka yang selalu

mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis,

psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

2. Lingkungan sekitarnya

Model teori neuman ini adalah konsep dimana manusia berhubungan

konstan (tetap) terhadap lingkungannya. Dapat di defenisikan lingkungan

sebagai tekanan internal dan eksternal bagi manusia. Neuman menyatakan bahwa

pembentukan lingkungan adalah dinamis dan mewakili mobilitas bahwa sadar

Page 27: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

12

klien ( termasuk di dalamnya faktor energi, melalui integrasi dan stabilitas

system).

3. Kesehatan

Neuman melihat kesehatan sebagai rangkaian kesatuan bukan sebagai

dikotomi (pembagian atas dua kelompok yg saling bertentangan) antara penyakit

dan kesehatan.konsep dalam tulisannya mendefenisikan system terminology

sebagai berikut :

a. kesehatan : keadaan penjenuhan, keadaan lembam/ tetap walaupun terdapat

sesuatu yang mengganggu.

b. Penyakit : keadaan tidak mencukupi sehingga labil terhadap adanya sesuatu

yang mengganggu.

4. Pelayanan / Keperawatan

Neuman memandang keperawatan sebagai profesi unik karena

berhubungan dengan variabel (sesuatu tang dapat berubah) yang mempengaruhi

respon manusia terhadap stressor, dengan perhatian utama pada manusia secara

keseluruhan. Neuman menyatakan bahwa perawat membantu individu, keluarga,

dan kelompok dalam memperoleh dan menjaga kesehatan melalui campur tangan

dan perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, Negara, dll).

E. Mengintegrasikan Model Sistem Neuman

Model Sistem Neuman (1982) dapat digunakan untuk menjelaskan kerangka

konsep duka cita. Variabel yang tidak bisa dipisahkan dalam sistem klien, yaitu :

fisiologis, psikilogis, rohani, perkembangan, dan sosial budaya, dapat digunakan

untuk menguraikan atribut dari duka cita. Kehilangan di masa lalu dapat dijelaskan

sebagai sebuah stressor, dan akibat dari duka cita diartikan sebagai suatu proses yang

Page 28: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

13

serupa dengan konsep Neuman yaitu rekonstitusi. Intervensi untuk membantu klien

dalam menghadapi pengalaman duka cita dapat dikatagerikan sebagai upaya

pencegahan primer, sekunder, dan tersier (Reed,2003).

Penggunaan terminologi dari teori Neuman untuk menguraikan konsep duka

cita dimulai dengan terlebih dahulu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan

yang muncul sebelumnya. Dalam terminologi Neuman, kejadian di masa lalu

merupakan stressor, dan dalam kasus duka cita, stressor adalah perasaan kehilangan.

Perasaan kehilangan mugkin bersifat intra-personal (misalnya : kehilangan salah satu

anggota badan. Kehilangan peran atau fungsi), interpersonal (misalnya : berpisah

dengan pasangannya, anak, atau orangtua), atau ekstra-personal (misalnya : hilangnya

pekerjaan, rumah, atau hilangnya limgkungan yang dikenal).Neuman (1995)

menyatakan bahwa dampak dari stressor dapat didasarkan pada dua hal, yaitu :

kekuatan stressor dan banyaknya stressor.

Modifikasi terhadap respon duka cita diidentifikasi sebagai kombinasi dari

beberapa pengalaman yang bersifat individual dan dipengaruhi oleh banyak faktor

yang terdiri dari hubungan antara orang yang berduka dengan objek yang hilang, sifat

alami dari kehilangan, dan kehadiran sistem pendukung (support system). Faktor-

faktor lain memiliki efek yang kuat pada perasaan duka cita, seeperti penglaman

individu yang sama sebelumnya,kepercayaan spiritual dan budaya yang dianut.

Penjelasan mengenai modofikasi respon duka cita sama halnya dengan gagasan

Neuman mengenai interaksi antar variabel (fisik, psikologis, sosial budaya,

perkembangan , dan rohani). Kombinasi beberapa variabel yang unik pada diri

seseorang (pengalaman sebelumnya dengan duka cita, nilai-nilai, kepercayaan

spiritual, status fisiologis, batasan sosial budaya, dan yang lainnya) dapat

dibandingkan dengan variabel-variabel yang menyusun garis pertahanan normal

Page 29: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

14

(normal lines of defense) dan garis perlawanan. Masing-masing garis pertahanan dan

garis perlawanan memodifikasi pada tingkatan tertentu dimana stressor mempumyai

efek yang negatif pada diri seseorang. Garis pertahanan normal membantu sistem

klien untuk menyeduaikan dengan stres akibat kehilangan ; garis perlawanan

bertindak sebagai kekuatan untuk membantu klien kembali ke kondisi yang stabil.

Faktor yang lain, seperti pengalaman individu sebelumnya dengan perasaan

kehilangan dan duka cita, budaya, dan kepercayaan religius menjadibagian dari

struktur dasar individu. Garis pertahanan dan perlawanan melindungi struktur dasar

dari gangguan stres yang menimpa individu (Reed, 1993).

F. Konsep Caregiver

1. Definisi

Definisi caregiver dalam Merriam-Webster Dictionary (2012) adalah

orang yang memberikan perawatan langsung pada anak atau orang dewasa yang

menderita penyakit kronis. Elsevier (2009) menyatakan caregiver sebagai

seseorang yang memberikan bantuan medis, sosial, ekonomi, atau sumber daya

lingkungan kepada seseorang individu yang mengalami ketergantungan baik

sebagian atau sepenuhnya karena kondisi sakit yang dihadapi individu tersebut.

Definisi caregiver dari literatur bahasa Indonesia, dikemukakan oleh Subroto

(2012) sebagai:

“.. seseorang yang bertugas untuk membantu orang-orang yang ada

hambatan untuk melakukan kegiatan fisik sehari-hari baik yang bersifat

Page 30: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

15

kegiatan harian personal (personal activity daily living) seperti makan, minum,

berjalan, atau kegiatan harian yang bersifat instrumental (instrumental daily

living) seperti memakai pakaian, mandi, menelpon atau belanja.”

Menurut Mifflin (2007) menyatakan caregiver sebagai seseorang dalam

keluarga, baik itu orang tua angkat, atau anggota keluarga lain yang membantu

memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang mengalami ketergantungan.

Caregiver keluarga (family caregiver) didefinisikan sebagai individu yang

memberikan asuhan keperawatan berkelanjutan untuk sebagai waktunya secara

sungguh-sungguh setiap hari dan dalam waktu periode yang lama, bagi anggota

keluarganya yang menderita penyakit kronis (Pfeiffer, dalam Tantono dkk,

2006). Caregiving merupakan suatu istilah yang berarti memberikan perawatan

kepada seseorang dengan kondisi medis yang kronis. Informal atau lay

caregiving adalah aktivitas membantu individu yang memiliki hubungan

personal dengan caregiver (Tantono, 2006).

2. Jenis Caregiver

Caregiver dibagi menjadi caregiver informal dan caregiver formal.

Caregiver informal adalah seseorang individu (anggota keluarga, teman, atau

tetangga) yang memberikan perawatan tanpa di bayar, paruh waktu atau

sepanjang waktu, tinggal bersama maupun terpisah dengan orang yang dirawat,

sedangkan formal caregiver adalah caregiver yang merupakan bagian dari

sistem pelayanan, baik di bayar maupun sukarelawan (Sukmarini, 2009).

Timonen (2009) menyebutkan terdapat dua jenis caregiver, yaitu

formal dan informal. Caregiver formal atau disebut juga penyedia layanan

kesehatan adalah anggota suatu organisasi yang dibayar dan dapat menjelaskan

Page 31: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

16

norma praktik, profesional, perawat atau relawan. Sementara informal caregiver

bukanlah anggota organisasi, tidak memiliki pelatihan formal dan tidak

bertanggung jawab terhadap standar praktik, dapat berupa anggota keluarga

ataupun teman. Dengan demikian caregiver keluarga merupakan bagian dari

informal caregiver. Family caregiver atau caregiver keluarga menurut

Wenberg (2011) adalah pasangan, anak dewasa, kenalan pasangan atau teman

yang memiliki hubungan pribadi dengan pasien, dan memberikan berbagai

bantuan yang tidak dibayar untuk orang dewasa yang lebih tua dengan kondisi

kronis atau lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa caregiver adalah

seseorang yang bersedia dan bertanggung jawab dalam merawat serta

memberikan dukungan secara fisik, sosial, emosional pada penderita skizofrenia

hingga pulih atau bahkan hingga akhir hayatnya.

3. Tugas dan Peran Caregiver

Fungsi dari caregiver adalah menyediakan makanan, membawa pasien

ke dokter, dan memberikan dukungan emosional, kasih sayang dan perhatian

(Tantono, 2006). Caregiver juga membantu pasien dalam mengambil keputusan

apabila berkaitan dengan pengobatan dan terkadang kehidupan pasiennya

apabila pasien dalam bantuan total (Total Care). Keluarga sebagai caregiver

merupakan penasihat yang sangat penting dan diperlukan oleh pasien (Tantono,

2006). Penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Arksey, et al (2005) tentang

tugas-tugas yang dilakukan caregiver di United Kingdom, antara lain termasuk:

a. Bantuan dalam perawatan diri yang terdiri dari dressing, bathing,

toileting.

Page 32: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

17

b. Bantuan dalam mobilitas seperti: berjalan, naik atau turun dari tempat

tidur

c. Melakukan tugas keperawata seperti: memberikan obat dan mengganti

balutan luka.

d. Memberikan dukungan emosional

e. Menjadi pendamping

f. Melakukan tugas-tugas rumah tangga seperti: memasak, belanja,

pekerjaan kebersihan rumah, dan

g. Bantuan dalam masalah keuangan dan pekerjaan kantor.

Milligan (2004) dalam penelitiannya menarik perhatian terhadap fakta

tugas caregiver pada lansia. Tugas yang dilakukan caregiver tidak hanya

terbatas kepada pekerjaan rumah tangga, akan tetapi dibagi ke dalam 4 kategori,

sebagai berikut:

a. Physical Care/Perawatan fisik, yaitu: memberi makan, mengganti

pakaian, memotong kuku, membersihkan kamar, dan lain-lain.

b. Social Care/ Kepedulian sosial, antara lain: mengunjungi tempat hiburan,

menjadi supir, bertindak sebagai sumber informasi dari seluruh dunia di

luar perawatan di rumah.

c. Emotional Care, yaitu menunjukkan kepedulian, cinta dan kasih sayang

kepada pasien yang tidak selalu ditunjukkan ataupun dikatakan namun

ditunjukkan melalui tugas-tugas lain yang dikerjakan.

d. Quality care, yaitu: memantau tingkat perawatan, standar pengobatan,

dan indikasi kesehatan, serta berurusan dengan masalah yang timbul.

Page 33: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

18

4. Beban pada Caregiver

Beban caregiver (caregiver burden) didefinisikan sebagai tekanan-

tekanan mental atau beban yang muncul pada orang yang merawat lansia,

penyakit kronis, anggota keluarga atau orang lain yang cacat. Beban caregiver

merupakan stress multidimensi yang tampak pada diri seorang caregiver.

Pengalaman caregiving berhubungan dengan respon yang multidimensi terhadap

tekanan-tekanan fisik, psikologis, emosi, sosial dan finansial (Tantono, 2006).

Beban caregiver dibagi atas dua yaitu beban subjektif dan beban

objektif. Beban subjektif caregiver adalah respon psikologis yang di alami

caregiver sebagai akibat perannya dalam merawat pasien. Sedangkan beban

objektif caregiver yaitu masalah praktis yang di alami oleh caregiver, seperti

masalah keuangan, gangguan pada kesehatan fisik, masalah dalam pekerjaan, dan

aktivitas sosial (Sukmarini, 2009). Ada 3 faktor beban caregiver yaitu efek

dalam kehidupan pribadi dan sosial caregiver, beban psikologis, dan perasaan

bersalah. Caregiver harus memberikan sejumlah waktu energi dan uang. Tugas

ini dirasakan tidak menyenangkan, menyebabkan stress psikologis dan

melelahkan secara fisik. Beban psikologis yang dirasakan oleh caregiver antara

lain rasa malu, marah, tegang, tertekan, lelah dan tidak pasti. Faktor terakhir

berhubungan dengan perasaan bersalah seperti seharusnya dapat melakukan lebih

banyak, tidak dapat merawat dengan baik dan sebagainya (Anneke, 2009).

Perawatan yang dilakukan caregiver tergantung pada level

ketidakmampuan pasien (progress penyakit). Lefley (1996, dalam Sales, 2003),

menjabarkan beban caregiver dengan penyakit kronis secara rinci antara lain: (1)

Ketergantungan ekonomi pasien, (2) Gangguan rutinitas harian, (3) Manajemen

Page 34: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

19

perilaku, (4) Permintaan waktu dan energi, (5) Interaksi yang membingungkan

atau memalukan dengan penyedia layanan kesehatan, (6) Biaya pengobatan dan

perawatan, (7) Penyimpangan kebutuhan anggota keluarga lain, (8) Gangguan

bersosialisasi, (9) Ketidakmampuan menemukan setting perawatan yang

memuaskan. Penelitian yang dilakukan Aoun (2004), menemukan dampak

caregiving pada caregiver dengan pasien paliatif di Australia, yaitu:

a. Pendapatan sering tidak cukup karena biaya yang dikeluarkan selama

perawatan.

b. Dampak kesehatan yang umum pada caregiver, akan tetapi caregiver

sering mengabaikannya atau mengurangi pentingnya menjaga kesehatan.

c. Gangguan tidur menyebabkan kelelahan caregiver.

d. Berkurangnya kegiatan sosial dan aktivitas fisik caregiver sehingga

mengakibatkan isolasi sosial.

e. Perawatan pada pasien dengan paliative care secara emosional menuntut

caregiver sehingga mengalami rasa bersalah, kecemasan, kemarahan,

frustasi, takut, depresi, kehilangan kendali, dan perasaan tidak mampu.

5. Dukungan dan Kebutuhan Caregiver

Dukungan yang diberikan oleh caregiver adalah penting untuk

membantu kesembuhan pasien baik dari segi fisik, psikososial, dan spiritual.

Tujuan dari rencana pendidikan kesehatan juga berbeda antara pasien dan

caregiver. Caregiver mungkin membutuhkan bantuan dalam mempelajari

perawatan fisik dan teknik penggunaan alat bantu perawatan., menemukan

sumber home care, menempatkan peralatan, menata lingkungan rumah untuk

mengakomodasi kesembuhan pasien (Lewis, et al, 2011). Pasien dan caregiver

Page 35: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

20

mungkin memiliki kebutuhan akan pengajaran yang berbeda. Pemberian rencana

pengajaran yang sukses disarankan untuk melihat dari kebutuhan pasien dan

kebutuhan caregiver yang merawat pasien (Lewis, et al, 2011).

Penelitian Yedidia dan Tiedemann, (2008) berdasarkan tugas caregiver,

menyimpulkan kebutuhan caregiver yaitu: (1) Kebutuhan akan informasi tentang

pelayanan yang tersedia, (2) Manajemen stress dan strategi koping, (3) Masalah

keuangan dan asuransi, (4) Masalah komunikasi dengan profesional kesehatan,

(5) Informasi tentang penyakit, (6) Menggunakan bantuan yang kompeten, (7)

Bantuan tentang tugas-tugas perawatan, (8) Bantuan berkomunikasi dengan

pasien, (9) Nasihat hukum, (10) Informasi tentang obat, (11) Bantuan mengatasi

masalah akhir kehidupan, (12) Panduan memindahkan pasien ke fasilitas yang

mendukung, (13) Bantuan berurusan dengan keluarga. Kebutuhan-kebutuhan

caregiver tersebut hendaknya dapat dikaji oleh perawat agar beban yang

dirasakan caregiver dapat berkurang. WGBH (Western Great Blue Hill)

Educational Foundation (2008) menyatakan bahwa dalam memenuhi

kebutuhannya dan mencapai tujuan caring, caregiver diharapkan memiliki

keahlian dalam:

a. Berkomunikasi

Mengekspresikan kebutuhan dan perasaan serta mampu mendengar

kebutuhan dan perasaan orang lain merupakan keterampilan penting dalam

menangani penderita. Saat perasaan pasien dan caregiver mampu diutarakan,

hal tersebut dapat mendukung satu sama lain, dan mengurangi stres yang

diikuti oleh kemarahan atau kesedihan. Dengan melepaskan masalah,

Page 36: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

21

perawatan pasien dapat ditata sedemikian rupa sehingga pengobatan dapat

lebih efektif.

b. Menemukan informasi

Kebutuhan akan informasi sangat diperlukan untuk membuat keputusan,

memecahkan masalah, dan mencari pertolongan. Dengan mencari informasi,

caregiver akan lebih mampu memahami penyakit dan pengobatan, seperti

halnya dengan menentukan sumber dan dukungan caring.

c. Membuat keputusan

Individu dengan skizofrenia dapat mengalami masalah dalam

kemampuan kognitif dan pengambilan keputusan. Dengan adanya caregiver,

penderita akan dibantu dalam pengambilan keputusan terutama menghadapi

masalah sosial dan keuangan.

d. Memecahkan masalah

Masalah yang dilalui oleh penderita setelah terdiagnosa membuat

penderita dapat merasa terpuruk sehingga dibutuhkan caregiver untuk

bersama-sama memecahkan masalah yang dialami oleh penderita.

e. Bernegosiasi

Dengan adanya persetujuan kerja bagi masing-masing orang, akan

mengurangi ketegangan peran caregiver.

f. Memberanikan diri

Menghilangkan keraguan untuk mencari bantuan apa saja untuk

caregiver sendiri dan pasien.

Menurut Walker (2007), beban yang dirasakan caregiver, dapat dibagi

atas 2 hal, yaitu: respon emosi caregiver dan kesehatan fisik caregiver.

Page 37: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

22

1) Respon emosi caregiver

Distres pada caregiver biasanya diperlihatkan sebagai depresi

atau beban caregiver. Depresi caregiver adalah gangguan mood yang

dihasilkan dari stress penyedia layanan keperawatan, yang

dimanifestasikan oleh perasaan kesendirian, isolasi, ketakutan dan merasa

mudah diganggu. Hirst (2005) menemukan masalah kesehatan mental

yang timbul secara langsung terhadap caregiver dalam proses perawatan

pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa caregiver yang memberikan

perawatan kepada pasien/ keluarga lebih dari 20 jam atau lebih per

minggu adalah dua kali lipat berisiko mengalami tekanan psikologis dan

efek ini lebih besar pada caregiver wanita. Penelitian yang dilakukan

Kelliat (2000) di Selandia Baru pada caregiver pasien stroke, menemukan

terdapat kelelahan emosional dikaitkan dengan gejala kelelahan,

depersonalisasi, dan penurunan prestasi pribadi. Cameron et al (2006)

menemukan sebesar 44% dari 94 orang caregiver berkebangsaan Kanada

pada pasien stroke beresiko terkena depresi klinis.

2) Kesehatan fisik caregiver

Pengalaman caregiver akan kondisi yang menghasilkan stres

kronik yang kemudian menimbulkan respon dengan melepas

glukokortikoid dan katekolamin sebagai hasil progres penyakit dan

pengobatan yang lama, dimana dapat berdampak negatif pada sistem

imunitas caregiver dan mempengaruhi kesehatannya. Hasil survey yang

dilakukan oleh Vitaliano, et al (2003, 2004) menemukan dampak

kesehatan fisik bagi caregiver pada lansia dengan demensia. Pada

Page 38: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

23

penelitian tersebut, caregiver melaporkan mengalami gangguan

kesehatan fisik dan membutuhkan pengobatan yang lebih sering

dibandingkan bukan caregiver. Sebesar 23% terjadi peningkatan hormon

stres pada caregiver. Hasil lain menunjukkan bahwa caregiver

menghasilkan produksi antibodi yang rendah, tingginya gangguan tidur

dan kurang adekuatnya diet. Sebagian besar caregiver adalah wanita.

Menurut Montgomery, Rowse, dan Kosloski (2007), wanita diketahui

memiliki waktu istirahat dan latihan yang kurang dibandingkan pria.

Sehingga terjadi perubahan kardiovaskuler seperti tekanan darah

meningkat. Kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri karena

permintaan rawatan yang berkesinambungan dapat berdampak negatif

pada kesehatan caregiver.

J. Konsep Dasar Self-help group

Self-help group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang

bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang

mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat. Terapi

self-help group berfokus pada pengalaman keluarga dalam merawat salah

satu anggota keluarganya yang mengalami gangguan untuk berbagi solusi

saat mengalami masalah. Persyaratan dilakukannya self-help group adalah

anggota memiliki pengalaman yang sama, tetapi kelompok tersebut bukan

kelompok terapi formal atau terstruktur (Varcarolis, 2006).

Self-Help Group merupakan cara yang dilakukan oleh sekelompok

orang yang memiliki persamaan ideologi dan tema yang melandasi kesatuan

anggota untuk mencapai satu tujuan bersama. Self-help group merupakan

suatu cara yang efektif untuk menangani masalah-masalah seperti stres,

Page 39: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

24

kesulitan, dan rasa sakit. Kelompok-kelompok ini dapat digolongkan sebagai

berikut:

a. Kelompok yang membantu orang dan keluarga dengan mengutamakan

aspek fisik atau masalah kesehatan mental, misalnya kelompok bagi

keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang menderita depresi

kronis.

b. Kelompok yang memberi bantuan pengembangan perilaku gangguan

adiktif, misalnya bagi orang-orang yang ketergantungan alkohol atau

obat-obatan terlarang.

c. Kelompok yang memberi dukungan sosial bagi orang yang mengalami

masa transisi yang sulit, misalnya orang yang berada dalam masa tua

yang sendirian atau orang- orang yang kehilangan.

d. Kelompok perlindungan untuk populasi khusus, misalnya orang-orang

yang cacat atau manula.

e. Kelompok yang bekerja menentang diskriminasi, misalnya perbedaan

gender atau perbedaan ras.

f. Kelompok yang menangani masalah dan kondisi umum, misalnya

kecemasan yang berlebihan.

1. Premis-premis Self-help group

a. Terdapat sejumlah kesulitan besar individual, maka kemungkinan

banyak orang yang dibantu melalui cara bekerja dengan orang lain yang

berlatar belakang sama. (Pearson,1986) 2. Keanggotaan yang homogen

dalam satu kelompok sangat membantu dalam memajukan perubahan.

Page 40: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

25

b. Ada faktor terapeutik dalam kelompok ini yang didasarkan atas dimensi

afektif, behavioral, dan kognitif. (Cole, 1983 ; Yalom, 1985)

c. Pengaruh kelompok dapat menjadi positif untuk seseorang, baik selama

maupun setelah ia menjadi anggota. (Pearson,1986 ; Yalom, 1985)

2. Praktek Bantuan-Diri dalam Kelompok

Dengan mengutamakan saling membantu, self-help group ini disebut

juga sebagai mutual-help group atau kelompok saling bantu. Pandangan

tersebut diambil dari konsep bantuan-diri (self-help) yang diasosiasikan

dengan sesuatu yang dikerjakan secara individual untuk diri seseorang. Self-

help group melibatkan pengarahan langsung. Kelompok ini bergantung pada

kerelaan pemimpin kelompok dan difokuskan pada anggota kelompok.

Kualitas yang mempengaruhi pelaksanaan self-help group ini terfokus pada

kesamaan peserta atau anggota. Dengan kesamaan tersebut, anggota

kelompok memperoleh manfaat seperti kekompakkan dan identitas, motivasi

dan perubahan persepsi serta perilaku dari anggota yang lebih

berpengalaman.

Praktek kelompok ini memungkinkan anggota yang baru sewaktu-

waktu menjadi orang yang membantu (helper). Faktor tersebut membantu

anggota menjadi mandiri, tidak ketergantungan, dapat melihat masalah

secara positif, dan menjadi lebih merasa berguna secara sosial (Gartner dan

Reissman, 1984). Peserta atau anggota dalam self-help group diperkaya

dengan kehormatan diri (self-respect) dan harga diri (self-esteem). Anggota

juga merasa lebih empatik terhadap orang lain dan memperoleh rasa percaya

diri yang besar (Lieberman dan Borman, 1979). Kelompok ini memberi

kesempatan pada pesertanya untuk berubah dan didorong untuk mencapai

Page 41: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

26

tujuan mereka sendiri. Jika mereka tidak dapat mencapai tujuan, mereka

tetap diterima di kelompok dan didorong untuk mencoba lagi agar berhasil.

3. Peran Pemimpin Self-help group

Pemimpin self-help group dipilih dengan sukarela, banyak

pemimpin kelompok ini yang memperoleh posisi mereka dari pengalaman

dan masa kerja (Reordan & Beggs, 1987). Pemimpin kelompok dapat juga

lahir melalui pemilihan. Silverman (1980) menyatakan dalam beberapa

kasus, kriteria pemimpin self-help group ialah harus:

a. Mau menjadi helper

b. Mau berbagi tentang pengalamannya sendiri, baik pengalaman

yang berhasil maupun yang gagal

c. Memperoleh akomodasi atau resolusi terhadap masalahnya

d. Memberi bantuan dari pengalaman pribadinya sendiri, baik dari

bacaan maupun dari pendidikan formal

e. Memiliki cukup waktu dan energi untuk bekerja

Secara keseluruhan, pimpinan kelompok berperan untuk

menciptakan lingkungan yang akrab dan menyenangkan bagi anggota

kelompok agar menjaga keutuhan kelompok dan membantu anggota

mencapai tujuan terapi. Jika hal tersebut tercapai, maka kelompok akan

berfungsi sebagai kelompok yang memberi dan menerima (take and

give), serta anggota akan merasa lebih menyenangkan dan bermanfaat.

4. Tujuan Self-help group

Ada dua hal yang diinginkan dari kerja self-help group, yang pertama

pada tingkat kelompok global, dan yang kedua pada tingkat personal. Pada

Page 42: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

27

tingkat global, anggota diharapkan mampu mengidentifikasi dan saling

membantu satu sama lain. Pada tingkat personal, individu harus mampu

mengubah persepsi dan perilaku sebagai hasil dari pengalaman self-help

group. Untuk dapat mencapai pertumbuhan pribadi yang menyeluruh,

individu dalam self-help group harus mencapai keadaan berikut ini (Reordan

& Biggs, 1987):

a. Merasa tertarik pada orang lain dalam kelompok

b. Merasa mendapat bantuan melalui penerimaan bantuan

c. Rela mengambil resiko d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota

kelompok

d. Memiliki tanggung jawab diri

5. Evaluasi Self-help group

Keuntungan yang dapat diperoleh dalam self-help group adalah

homogenitas anggota kelompok yang menonjol menjadikan anggota sangat

terspesialisasi. Kondisi tersebut sangat menguntungkan kelompok, karena

akan menopang kekompakkan dan kekhususan masalah yang dihadapi.

Melalui self-help group, individu mengembangkan dan meningkatkan

kepercayaan diri dan identitas diri mereka. Keuntungan lain yang didapat

ialah cara anggota menstruktur waktu dan prinsip saling dukung di antara

sesama anggota. Dilihat dari manfaatnya, biaya penyelenggaraan kelompok

ini cukup efisien dan dapat dipakai melalui bentuk psikoterapi, bimbingan,

pendidikan-psikologis dan dukungan untuk memungkinkan orang menjadi

lebih terintegrasi dan menyeluruh secara personal. Selain itu, individu tidak

hanya memperoleh pengetahuan dan menyadari perasaan, tapi juga

mendapat teman (Cole, 1983).

Page 43: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

28

K. Penelitian Terkait

Dalam penelitian ini, peneliti terinspirasi dari beberapa penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang dibuatnya penelitian ini.

Adapun penelitian-penelitian yang terkait adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Pinedendi et all (2016) mengenai pengaruh Penerapan Asuhan

Keperawatan Defisit Perawatan Diri Terhadap Kemandirian Personal

Hygiene Pada Pasien Di Rsj. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado

menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap

penerapan asuhan keperawatan defisit perawatan diri pada pasien

(p=0.003). berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

personal hygiene sebelum dan sesudan diberikan intervensi menunjukan

paling banyak berada pada kategori ketergantungan sedang.

2. Penelitian Fitrikasari et all (2012), pada caregiver penderita skizofrenia

didapatkan bahwa nilai skor BAS (Burden Assessment Schedule) antara

18 sampai dengan 40, dengan rata – rata 26,41. Sebanyak 89 responden

(89%) merasa terbebani dengan kondisi penderita. Sementara pada

penelitian Annisa (2015) pada Caregiver keluarga pasien skizofrenia di

Surabaya menyatakan beban caregiver dilaporkan sebesar 77.50% selama

memberikan pelayanan kepada pasien di rumah. Mereka beban yang

diprediksi oleh keparahan dirasakan mereka penyakit pasien, sikap

terhadap gangguan skizofrenia, dan dukungan sosial sebesar 51% dari

varians.

3. Pada penelitian deskriptif analitik yang dilakukan Patricia, Helena (2015)

yang berjudul ‘Hubungan Beban dengan Kualitas Hidup pada Caregiver

Klien Skizofrenia‘dengan pendekatan cross sectional study pada 186

Page 44: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

29

caregiver dengan convenient technique sampling. Data dikumpulkan

dengan kuesioner The Zarit Burden Interview dan World Health

Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Hasil penelitian

menunjukkan 61 (66,3%) caregiver merasakan beban berat dan memiliki

kualitas hidup yang rendah. Uji statistik chi-square membuktikan adanya

hubungan signifikan antara karakteristik caregiver dengan beban dan

kualitas hidup, dan hubungan antara beban dengan kualitas hidup

caregiver. Secara rinci terdapat hubungan signifikan antara beban dengan

semua dimensi kualitas hidup (kualitas kesehatan fisik, psikologis,

hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan), dan hubungan

signifikan antara dimensi beban mental dan beban sosial dengan kualitas

hidup. Namun tidak ditemukan hubungan signifikan antara dimensi beban

fisik dan beban finansial dengan kualitas hidup.

4. Penelitian Prihnata et al (2013) berjudul ‘Korelasi Social Support dengan

Caregiver Burden pada Istri Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang

Menjalani Hemodialisis di RSUD Dr Soetomo Surabaya’, Berdasarkan

pengukuran tingkat caregiver burden, didapatkan tingkat caregiver

burden yang sedang sebanyak 13 orang (34,2%), 11 orang (29%) dengan

tingkat caregiver burden tinggi, 9 orang (23,7%) dengan tingkat sangat

tinggi, 4 orang (10,5%) dengan tingkat caregiver burden rendah, dan 1

orang (2,6%) mengalami caregiver burden dengan tingkat sangat rendah.

Caregiver burden berhubungan secara bermakna dengan persepsi

perkawinan caregiver, status pekerjaan pasien, lama pasien telah

menjalani hemodialisis, dan nilai Karnofsky pasien. Berdasarkan

pengukuran social support, didapatkan caregiver yang memiliki

Page 45: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

30

perceived social support dengan kategori sedang sebanyak 15 orang

(39,5%), dan 23 orang (60,5%) memiliki perceived social support yang

tinggi, dan tidak didapatkan subyek penelitian yang memiliki perceived

social support yang rendah. Dari hasil uji analisis korelasi, didapatkan

hubungan yang bermakna pada tiga subskala social support yaitu

intimacy, social integration, dan nurturance dengan caregiver burden.

L. Kerangka teori

Kerangka teori dalam penelitian ini dimulai dengan menjelaskan

Self-care deficit adalah keperawatan yang diberikan jika seorang dewasa

(atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam

melakukan self-care secara efektif. (Orem, 2001). Orem mengidentifikasi

lima metode bantuan: (1) Tindakan untuk berbuat untuk orang lain, (2)

Membimbing dan mengarahkan, (3) Memberikan dukungan fisik dan

psikologis, (4) Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang

mendukung perkembangan individu, (5) Pendidikan. Pelaku yang dapat

memberikan bantuan keperawatan dapat disebut caregiver.

Caregiver orang yang memberikan perawatan langsung pada anak

atau orang dewasa yang menderita penyakit kronis atau mengalami

ketergantungan baik sebagian maupun total. Elsevier (2009) menyatakan

caregiver sebagai seseorang yang memberikan bantuan medis, sosial,

ekonomi, atau sumber daya lingkungan kepada seseorang individu yang

mengalami ketergantungan baik sebagian atau sepenuhnya karena kondisi

sakit yang dihadapi individu tersebut. Mifflin (2007) menyatakan caregiver

sebagai seseorang dalam keluarga, baik itu orang tua angkat, atau anggota

Page 46: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

31

keluarga lain yang membantu memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang

mengalami ketergantungan. Caregiver keluarga (family caregiver)

didefinisikan sebagai individu yang memberikan asuhan keperawatan

berkelanjutan untuk sebagai waktunya secara sungguh-sungguh setiap hari

dan dalam waktu periode yang lama, bagi anggota keluarganya yang

menderita penyakit kronis (Pfeiffer, dalam Tantono dkk, 2006).

Tugas caregiver menurut Milligan (2004) ada 4 poin yaitu Physical

Care, Social Care, Emotional Care, dan Quality Care. Dengan tugas

sedemikian rupa, seringkali caregiver mengalami beban (burden). Beban

caregiver didefinisikan oleh Tantono (2006) merupakan stress multidimensi

yang tampak pada diri seorang caregiver. Pengalaman caregiving

berhubungan dengan respon yang multidimensi terhadap tekanan-tekanan

fisik, psikologis, emosi, sosial dan finansial. Ada 3 faktor beban caregiver

menurut Anneke (2009) yaitu efek dalam kehidupan pribadi dan sosial

caregiver, beban psikologis, dan perasaan bersalah.

Salah satu terapi yang dapat mengurangi beban caregiver adalah

terapi kelompok swabantu/self-help group. Self-Help Group menurut

Varcarolis (2006) adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang

bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang

mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat. Terapi

Self-Help Group berfokus pada pengalaman keluarga dalam merawat salah

satu anggota keluarganya yang mengalami gangguan untuk berbagi solusi

saat mengalami masalah. Berikut adalah kerangka teori yang mendukung

pembuatan penelitian ini:

Page 47: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

Kerangka Teori Gambaran Tingkat Beban Caregiver pada Anggota Self-Help Group Online

Self-Care Agency (Orem, 2001):

a. Tindakan untuk atau

lakukan untuk orang lain.

b. Memberikan petunjuk dan

pengarahan.

c. Memberikan dukungan

fisik dan psikologis.

d. Memberikan dan

memelihara lingkungan

yang mendukung

pengembangan personal.

Self-Care Deficit: keperawatan

diberikan jika seorang dewasa (atau

pada kasus ketergantungan) tidak

mampu atau terbatas dalam

melakukan self-care secara efektif.

(Orem, 2001)

Tugas caregiver

(Milligan 2004)

Physical care

Social care

Emotional care

Beban caregiver (Anneke 2009)

Efek pada kehidupan pribadi &

social, Beban psikologis, Perasaan

bersalah Self-help group:

kumpulan dua orang atau lebih yang

datang bersama untuk membuat

kesepakatan saling berbagi masalah

yang mereka hadapi, kadang disebut juga

kelompok pemberi semangat.

Caregiver: seseorang yang

memberikan bantuan medis, sosial,

ekonomi, atau sumber daya

lingkungan kepada seseorang karena

mengalami ketergantungan

Page 48: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

22

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini terdiri dari variabel yaitu tingkat caregiver

burden dan terapi self-help group pada caregiver anggota support group online.

Variabel independen adalah terapi self-help group pada anggota support group

online, dan variabel dependen adalah tingkat caregiver burden.

Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian, peneliti ingin mengetahui

apakah dengan mengikuti support group online akan memengaruhi tingkat caregiver

burden pada caregiver.

Sumber: Notoatmodjo S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

TINGKAT CAREGIVER BURDEN

1. Efek pada kehidupan pribadi dan

sosial

2. Beban psikologis

3. Perasaan bersalah

Page 49: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

23

B. Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Umur

Lama hidup

responden

dalam tahun

dari sejak

dilahirkan

Angket Kuesioner

(A.1)

0= <17 tahun

1= 17-25

tahun

2= 26-35

tahun

3= 36-45

tahun

4= 46-55

tahun

5=>56 tahun

(DepkesRI,

2009)

Rasio

Jenis

Kelamin

Pembagian

jenis seksual

yang

ditentukan

secara

biologis dan

anatomis

yang

dinyatakan

dalam jenis

kelamin laki-

laki dan jenis

kelamin

perempuan.

Angket Kuesioner

(A.2)

1.Laki-laki

2.Perempuan Nominal

Page 50: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

24

Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Tingkat

Beban

Caregiver

Stress

multidimensi

yang tampak pada

diri seorang

caregiver.

Pengalaman

caregiving

berhubungan

dengan respon

yang

multidimensi

terhadap tekanan-

tekanan fisik,

psikologis, emosi,

sosial dan

finansial(Tantono,

2006).

Meminta

responden

mengisi

kuesioner

yang berisi

tentang

tingkat

beban

caregiver

berdasarkan

kuesioner

caregiver

burden scale

Zarit, 1980

Kuesioner

(B.1-B.22)

Dinyatakan

dalam

tingkatan:

0-20= tidak

ada

beban/beban

minimal

21-40=

beban

ringan-

sedang

41-60=

beban

sedang-berat

61-88=

beban berat

Ordinal

Page 51: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

25

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan peneliti (Setiadi, 2007). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif

deskriptif dengan desain Cross-sectional (potong lintang). Penelitian ini

menggunakan studi cross sectional, dimana variabel sebab atau resiko dan

akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dan dikumpulkan

secara simultan, sesaat atau satu kali saja dalam satu kali waktu (dalam

waktu yang bersamaan) serta pada studi ini tidak ada follow up (Setiadi,

2007). Cross Sectionals merupakan rancangan penelitian yang melakukan

pengukuran atau pengamatan variabel dependen dan variabel independen

pada saat bersamaan (sekali waktu) (Chandra, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah di beberapa

komunitas peduli kesehatan jiwa online seperti: Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia, Bipolar Care Indonesia, Borderline Personality

Disorder Indonesia, Anxiety Support Group, Stay Alive, Into The Light,

Save Yourselves Indonesia, dan BagiKata.

Page 52: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

26

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2017

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan unit analisis yang

karakteristinya akan diduga (Hastono & Sabri, 2007). Populasi dapat

berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh

peneliti (Setiadi, 2007). Dalam penelitian ini adalah semua caregiver

anggota komunitas peduli kesehatan jiwa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2005).

Sampel penelitian ini adalah Sampel pada penelitian ini adalah sampel

yang memenuhi kriteria inklusi adalah :

a. Caregiver yang mengurus orang dengan masalah kejiwaan

(ODMK) sejak pasien resmi terdiagnosa dan menjadi

member dari komunitas peduli kesehatan jiwa online

dalam jangka waktu 0-5 tahun.

3. Metode pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah metode Purposive Sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel bertujuan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya

tujuan tertentu (Arikunto, 2006). Metode ini diambil karena jumlah

Page 53: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

27

anggota sangat besar dan tersebar di seluruh Indonesia sehingga

peneliti mengambil beberapa responden untuk mewakili penelitian ini.

Setelah mendapatkan ijin dari pengurus komunitas, peneliti

mendapatkan sampel sebanyak 34 dari 7 komunitas Self-help group

sebagai berikut:

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia: 18 orang

Into The Light Indonesia: 4 orang

BagiKata: 4 Orang

Stay Alive: 5 Orang

Anxietas Forum: 5 orang

Bipolar Care Indonesia: 15 orang

Save Ourselves: 5 orang

D. Insturmen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam pengambilan data adalah dengan pemberian kuesioner.

Kuesioner yang akan diberikan kepada responden harus terlebih dulu

mendapat persetujuan dan ditandatangani oleh responden tersebut.

Sebelum mengisi kuesioner, responden diberi penjelasan tentang cara

pengisiannya. Jika responden mengalami kesulitan untuk memahami atau

menjawab kuesioner maka peneliti akan memberikan penjelasan yang

dapat dipahami oleh responden. Dalam penelitian ini instrumen yang

digunakan berupa kuesioner. Kuesioner diberikan langsung kepada

responden untuk diisi dalam bentuk google online form.

Page 54: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

28

Kuesioner dibagi menjadi dua bagian yakni kuesioner (A)

mengenai data demografi caregiver, Kuesioner (B) mengenai pengukuran

Beban caregiver dengan menggunakan Caregiver Burden Scale (CBD)

American Family Physician 2002 yang diadaptasi dengan izin dari Zarit

SH, Reever KE, Bach-Peterson. Berisi 22 pertanyaan, dengan nilai hasil

menjadi 0 sampai 20 sama dengan sedikit atau tidak ada beban, 21

sampai 40 sama dengan ringan sampai beban sedang, 41 sampai 60 sama

dengan sedang sampai beban berat, 61 sampai 88 sama dengan beban

berat.

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer.

Data tersebut diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk

mengetahui data demografi, lama mengikuti komunitas, dan tingkat

caregiver burden dengan menggunakan kuesioner online.

2. Prosedur Pengumpulan Data

Proses-proses pengumpulan data pada penelitian ini melalui

beberapa tahap yaitu:

a. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin

penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Ketua

berbagai self-help group online

Page 55: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

29

b. Setelah mendapat persetujuan dari Ketua berbagai self-help

group online, peneliti melakukan pengambilan data yang

memenuhi kriteria penelitian.

c. Menyebarkan kuesioner secara online melalui google online

form ke forum-forum yang terpilih (Komunitas Peduli

Skizofrenia Indonesia, Bipolar Care Indonesia, Anxiety

Support Forum, BagiKata, Stay Alive, Into the Light

Indonesia, dan Save Yourselves Indonesia) melalui jejaring

sosial media Facebook dan LINE. Pernyataan persetujuan dan

Informed consent dilakukan dengan cara memberi pernyataan

dalam bentuk centang (check-list).

d. Setelah data terkumpul, peneliti mengucapkan terimakasih

kepada ketua self-help group online yang terpilih.

F. Uji Validitas dan Realibilitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai

standar dalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas

data (Hidayat, 2008).

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar- benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Arikunto (2010) mengatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji

validitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus

Page 56: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

30

“Pearson Product Moment” yakni :

𝑟𝑥𝑦= 𝑛Σ𝑋𝑌−Σ𝑋Σ𝑌

√[𝑛Σ𝑋2−(Σ𝑋)2][𝑛Σ𝑌2−(Σ𝑌)2]

𝑟𝑥𝑦: Koefisien Validitas

𝑛: Jumlah Subyek

𝑋: Nilai Pembanding

𝑌: Nilai dari Instrument yang akan dicari validitasnya

2. Uji Realibilitas

Suatu alat tes dikatakan reliabel ketika dapat mengukur

dengan hasil pengukuran yang dapat dipercaya dan memiliki taraf

konsistensi. (Suryabrata, 2005).

Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1,00

berarti semakin tinggi reliabilitas yang dimiliki, sedangkan

koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah

reliabilitas dari alat ukur. Alat ukur dapat diuji reliabilitasnya

dengan menghitung koefisien Alpha Cronbach (Azwar, 2012).

3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Pada kuesioner pengukuran beban yang dilakukan di

komunitas peduli skizofrenia Indonesia (KPSI) di google online

form, hasil diperoleh sebanyak 22 pertanyaan dinyatakan valid.

Hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian ini dilihat dari nilai

Alpha Cronbach (α), nilai (α) adalah 0,900 . Nilai tersebut

menunjukkan ralpha > rtabel ( 0,900 > 0,444 ) berarti pertanyaan

Page 57: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

31

yang berada dalam kuesioner pada masing-masing variabel ini

dapat dikatakan reliabel.

G. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Langkah-langkah pengolahan data meliputi:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam penelitian ini, peneliti

memastikan responden hanya dapat memasukkan jawaban sebanyak

satu kali dan memastikan menjawab seluruh pertanyaan sehingga

apabila ada jawaban yang tidak terjawab, jawaban dari responden

tidak dapat terekam dengan pengaturan dari google online form.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data dengan pemberian

kode angka atau bilangan. Pada penelitian ini, usia dan jenis

kelamin diberi kode ‘A1’ dan ‘A2’ sementara pada kuesioner

caregiver burden scale diberi kode ‘B1-B22’.

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang terkumpulkan

ke dalam master table atau data base computer yang kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana. Data dari kuesioner online

diunduh dalam format tabel

d. Tabulasi

Tabulasi dilakukan setelah entri data dan mengkelompokkannya

sehingga diperoleh frekuensi dari masing-masing variabel. Peneliti

Page 58: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

32

menggunakan aplikasi SPSS untuk membuat distribusi frekuensi

berdasarkan hasil pengambilan data.

2. Analisa Data

A. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

Data ini merupakan data primer yang dikumpulkan melalui pengisian

kuesioner yang rencananya dilakukan terhadap responden. Data

univariat ini terdiri atas jenis kelamin dan umur. Pengolahan data

tingkat beban caregiver disajikan berdasarkan tabel distribusi

frekuensi dan presentase.

3. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007) etika dalam penelitian keperawatan sangat

penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia, sehingga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Informed consent

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang

diberikan kepada responden yang akan diteliti agar subjek mengerti

maksud dan tujuan dari penelitian. Pada kuesioner penelitian ini,

responden melakukan persetujuan informed consent dengan

mencentang kolom persetujuan di kuesioner online di halaman

pertama kuesioner.

b. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak

Page 59: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

33

mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data. Pada kuesioner penelitian ini, responden

hanya mencantumkan jenis kelamin dan umur. Alamat e-mail

diperlukan untuk memastikan responden hanya dapat memasukkan

jawaban sebanyak satu kali.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan kepada pihak yang terkait dengan peneliti. Peneliti

mengatur aksesibilitas data dengan kata sandi sehingga hanya peneliti

dan pembimbing saja yang dapat melihat data-data dari responden.

Page 60: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

34

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum komunitas

Komunitas-komunitas yang menjadi responden dalam penelitian ini

adalah komunitas-komunitas yang bergerak di bidang kesehatan jiwa. Anggota-

anggotanya terdiri dari penyintas, caregiver, tenaga kesehatan jiwa seperti dokter,

perawat jiwa, psikolog, dan juga kader-kader serta orang yang peduli dengan

kesehatan jiwa. Kegiatannya terdiri dari berbagi pengalaman dan informasi baik

di dunia maya, pertemuan-pertemuan seperti terapi aktivitas kelompok, atau

kegiatan yang bersifat terapi seperti jalan sehat, seminar, dan psikoedukasi.

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia merupakan komunitas support

group pertama yang bergerak di bidang kesehatan jiwa yang berada di Indonesia.

Komunitas ini berawal dari milis untuk berbagi pengalaman sesama caregiver

dan juga para penyintas yang sudah pulih. Tujuan dari komunitas ini adalah untuk

meningkatkan kesadaran akan kesehatan jiwa dan memberi psikoedukasi kepada

masyarakat yang belum terjangkau akses kesehatan jiwa dan menghapus stigma

akan gangguan jiwa.

Kemudian menyusul Bipolar Care Indonesia sebagai komunitas self-help

yang menyediakan perkumpulan secara online melalui situs facebook dan ikut

mengadakan kegiatan seminar, terapi seni, dan juga terapi aktifitas kelompok.

Komunitas ini berfokus pada penyintas bipolar dan juga caregiver-nya.

Sementara komunitas-komunitas online lainnya seperti Into the Light

Indonesia, BagiKata, Save Yourselves, dan Stay Alive yang menjadi karakteristik

Page 61: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

35

responden berupa komunitas-komunitas baru yang berfokus pada pendidikan

kesehatan jiwa pada remaja terutama pencegahan depresi dan juga pencegahan

upaya bunuh diri pada remaja.

Sebagaimana dijalaskan pada UU no. 18 tahun 2014 tentang kesehatan

jiwa, upaya kesehatan jiwa dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,

dan/atau masyarakat berupa upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dalam penelitian widyarti (2008) menunjukkan bahwa self help group dapat

menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kesulitan keluarga dalam

mengakses pelayanan kesehatan yang memadai dimana self help group dapat

dilakukan di wilayah tinggal keluarga, tanpa biaya, dan mudah untuk diakses.

B. Hasil penelitian

Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi Usia Caregiver pada Support Group Online

Usia n Persentase

<17 Tahun 1 2,9%

17-25 Tahun 25 73,5%

26-35 Tahun 5 14,7%

36-45 Tahun 1 2,9%

46-55 Tahun 2 5,9%

>55 Tahun 0 0%

Jumlah 34 100%

Page 62: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

36

Tabel menunjukkan distribusi frekuensi usia caregiver. Dengan rata-rata. Usia

minimal kurang dari 17 tahun (1 orang), usia maksimal 46-55 tahun (2 orang). Usia

terbanyak adalah 17-25 tahun (73,5%) dengan jumlah frekuensi 25 orang.

Tabel 5.2: Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Caregiver pada Support Group

Online

Jenis Kelamin n Persentase

Laki-Laki 12 35,3%

Perempuan 22 64,7%

Jumlah 34 100%

Tabel menunjukkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (64,7%) dengan

jumlah frekuensi 22 orang.

Tabel 5.3: Distribusi Frekuensi Skor Care Burden Scale pada Support Group Online

Hasil n Persentase

Tidak ada beban-Beban

Ringan

4 11,8%

Ringan-Sedang 12 35,3%

Sedang-Berat 17 50%

Berat 1 2,9%

Tabel menunjukkan gambaran beban caregiver yang telah mengikuti/menjadi

anggota support group online. Hasil menunjukkan caregiver mengalami beban Berat

sebesar 2,9% dengan frekuensi 1 orang, Beban Ringan-Sedang sebesar 35,3% dengan

Page 63: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

37

frekuensi sebesar 12 orang dan Sedang-berat sebesar 50% dengan frekuensi 17 orang.

sementara caregiver yang menunjukkan Tidak ada beban-Beban Ringan sebesar 11,8%

dengan frekuensi 4 orang.

Page 64: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

38

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup

harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan

memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya

kemampuan dirinya. Mampu menghadapi stress kehidupan dengan wajar, mampu

bekerja 2 dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta

dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang da pada dirinya dan merasa

nyaman dengan orang lain (Prabowo, 2014). Menurut Videbeck (2008) menjelaskan

kesehatan jiwa suatu kondisi sehat emosional, psikososial, psikologis dan sosial yang

terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,perilaku dan koping yang

efektif, konsep diri yang positif dan stabilan emosional. Gangguan jiwa sampai saat ini

masih menjadi permasalahan yang serius di dunia. World Health Organization (2013)

menegaskan jumlah klien gangguan jiwa di dunia mencapai 450 juta orang dan paling

tidak ada 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah gangguan jiwa. Di Indonesia

jumlah klien gangguan jiwa mencapai 1,7 juta yang artinya 1 sampai 2 orang dari

1.000 penduduk di Indonesia mengalami gangguan jiwa dan di Jawa Barat sendiri

klien gangguan jiwa mencapai 465.975 orang serta tiap tahunnya akan terus

meningkat (Riskesdas 2013).

Banyaknya kasus gangguan jiwa yang semakin lama semakin menumpuk akan

mengakibatkan permasalahan besar yang baru bagi pemerintah dan masyarakat.

Sehingga saat ini mulai diadakan gerakan-gerakan untuk meningkatkan kesadaran

Page 65: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

39

akan pentingnya kesehatan jiwa bagi masyarakat, salah satunya adalah mendirikan

komunitas online. Orang yang berperan penting dalam menangani ODMK/ODGJ

adalah caregiver. Sehingga peneliti mengambil responden yaitu caregiver yang pernah

mengikuti atau menjadi anggota self-help group online. Alasan responden mengikuti

self-help group online adalah karena mudah diakses, memiliki banyak anggota dari

berbagai kalangan. Menurut pendiri Komunitas peduli skizofrenia Indonesia,

pendirian komunitas online dapat memudahkan siapa saja untuk mengakses informasi

mengenai kesehatan jiwa termasuk penanganan gawat darurat yang dapat dilakukan

oleh orang-orang yang bukan tenaga kesehatan.

B. Gambaran tingkat beban caregiver

Caregiver adalah individu yang secara umum merawat dan mendukung individu

lain dalam kehidupannya (Awad & Voruganti, 2008). Menurut Dewi, Elvira, &

Budiman (2013) caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan pada orang

yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan karena penyakit atau

keterbatasannya. Caregiver dibagi menjadi dua yaitu caregiver informal dan formal

(Dewi, Elvira, & Budiman, 2013).

Caregiver informal adalah seorang individu (anggota keluarga, teman, ataupun

tetangga) yang memberikan perawatan tanpa dibayar, paruh waktu atau sepanjang

waktu, tinggal bersama atau terpisah dengan orang yang dirawat, sedangkan caregiver

formal merupakan bagian dari sistem pelayanan, baik dibayar ataupun sukarela (Dewi,

Elvira, & Budiman, 2013). Anggota keluarga biasanya akan menjadi caregiver untuk

memberikan sebagian besar perawatan jangka panjang, di rumah sendiri (Kane, Robert

& Quellette, 2011). Seorang caregiver memiliki tugas untuk memberikan perawatan

ketika penderita tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri (Stuart, 2009). Selain itu,

seorang caregiver (pendamping) memerlukan pengetahuan, kemauan, pengabdian, dan

Page 66: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

40

kesabaran. Penelitian Elvira pada tahun 2013 menyatakan sekitar 40-90% merupakan

caregiver informal yang merawat penderita Skizofrenia, dan sebagian besar sekitar

77% caregiver informal dari keluarga pasien, lebih dari dua pertiga (66%) adalah

orangtua atau orangtua angkat, 12% saudara kandungnya, 7% pasangannya dan 7%

anak-anak atau cucu dari penderita Skizofrenia (Dewi, Elvira, & Budiman, 2013).

Rentang usia yang terdapat pada responden adalah sebanyak 66,1% caregiver

berada di usia 17-25 tahun yang merupakan responden terbanyak dan 26-35 tahun

sebanyak 17,9%. Hal ini sejalan dengan penelitian Afriyeni (2016), mayoritas

caregiver di RSJ Prof. HB. Sa’anin Padang berada pada rentang usia 39-58 tahun,

yaitu sebesar 46 % (69 orang). Rentang usia ini merupakan usia produktif, dimana

individu bekerja dan memiliki hubungan sosial yang luas. Ketika mendapatkan tugas

tambahan yaitu merawat ODMK/ODGJ kegiatan-kegiatan produktif dan kebutuhan

sosial akan terganggu (Afriyeni, 2016).

Caregiver memiliki beban perawatan yang kompleks dan menantang. Beban

didefinisikan sebagai sejauh mana caregiver dapat merasakan keadaan emosionalnya

dan kesehatan fisik, kehidupan sosial dan status keuangan sebagai akibat dari merawat

ODMK/ODGJ (Jagannathan, Thirthalli, Hamza, Nagendra, & Gangadhar, 2014).

Beban pada caregiver (caregiver burden) merupakan masalah, kesulitan, atau efek

merugikan yang mempengaruhi kehidupan carer dari pasien psikatris, dalam hal ini

penderita psikotik seperti anggota keluarga (Thara dalam Oshodi dkk, 2012).

Banyaknya beban yang dihadapi caregiver dapat menyebabkan atau mempengaruhi

kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Selain dampak emosional, psikologis,

fisik dan ekonomi, beban perawatan seorang caregiver secara halus juga melibatkan

rasa malu, perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri (Awad & Voruganti, 2008).

Hasil penelitian didapatkan bahwa caregiver yang mengalami beban berat sebesar

Page 67: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

41

8,9%. Sementara beban ringan-sedang sebesar 33,9% dan sedang-berat menunjukkan

hasil 46,4% dan tidak ada beban-beban ringan 10,7%.

Hasil survei yang dilakukan oleh Otsuka Pharmaceutical America, Inc dan

Lundbeck di US bahwa caregiver telah mengalami beban emosional dan isolasi sosial

akibat dari merawat penderita Skizofrenia sebagai salah satu orang yang dicintai

(Whitefield & Duchene, 2014). Seperti yang diungkapkan oleh Advokat Kesehatan

Mental Randye Kaye dalam (Whitefield & Duchene, 2014) bahwa “Merawat orang

yang dicintai dengan Skizofrenia memiliki tantangan yang cukup besar karena stigma

yang terkait dengan penyakitnya”. Caregiver penderita Skizofrenia dapat menghadapi

beban pengasuhan yang berat dengan mengembangkan kemampuan. Kemampuan

seseorang untuk bertahan, bangkit, dan menyesuaikan dengan kondisi sulit disebut

dengan resiliensi (Wagnild, 2009).

Dukungan self-help group masih belum menjadi dukungan utama bagi caregiver

karena sebanyak 12 orang masih menunjukkan beban berat dan 21 orang

menunjukkan beban sedang-berat walaupun telah mengikuti atau minimal

menggunakan layanan komunitas self-help group kesehatan jiwa secara online

maupun mengikuti pertemuan secara langsung. Menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Setyowati (2014) dengan metode kualitatif mengenai Dinamika

Psikologis Resiliensi Family caregiver Orang Dengan Skizofrenia (ODS)

menunjukkan bahwa dukungan sosial menjadi salah satu penyangga bagi individu saat

menghadapi berbagai kesulitan (Tampi, Kumaat, & Masi, 2013). Adanya dukungan

orang-orang sekitar menjadikan caregiver lebih kuat, sehingga mampu dalam

menjalani perannya (Gitasari & Savira, 2015).

Page 68: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

42

C. Keterbatasan penelitian

1. Penelitian ini hanya menggambarkan tingkat beban caregiver yang berada di

komunitas self-help group online untuk melihat apakah masih terlihat beban

pada anggota self-help group.

2. Kegiatan setiap self-help group tidak seragam sehingga menciptakan perasaan

yang berbeda.

Page 69: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

43

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pada data demografi menunjukkan Usia minimal kurang dari 17 tahun (1

orang), usia maksimal 46-55 tahun (2 orang). Usia terbanyak adalah 17-25

tahun (73,5%) dengan jumlah frekuensi 25 orang.

2. Data demografi menunjukkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan

(64,7%) dengan jumlah frekuensi 22 orang dan menyusul laki-laki sejumlah

12 orang (35,3%).

3. Pada penelitian ini caregiver mengalami beban Berat sebesar 2,9% dengan

frekuensi 1 orang, Beban Ringan-Sedang sebesar 35,3% dengan frekuensi

sebesar 12 orang dan Sedang-berat sebesar 50% dengan frekuensi 17 orang.

sementara caregiver yang menunjukkan Tidak ada beban-Beban Ringan

sebesar 11,8% dengan frekuensi 4 orang.

B. Saran

1. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk penelitian keperawatan jiwa

selanjutnya

2. Pada komunitas self-help group dapat mengembangkan lagi dan

memfokuskan untuk pengurangan tingkat beban caregiver.

Page 70: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

44

Page 71: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

45

DAFTAR PUSTAKA

Afriyenti, Neliya. 2016. Gtekanan dan beban yang dialami oleh keluarga sebagai

caregiver penderita psikotik di RSJ prof. H.b. sa’anin padang. Jurnal Ecopsy,

Volume 3, Nomor 3, Desember 2016 Universitas Andalas.

Akemat & Keliat, B. A, (2004), Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok,

Jakarta: EGC.

Allender,J.A. & Spradley, B. W. (2001). Community Health Nursing: Concept

and Practice, Fifth Edition. Philadelphia: Lippincot.

Annisa, Faida. 2015. Predicting Factors of Burden among Family Caregivers of

Patients with Schizophrenia in Surabaya, Indonesia. Chonburi: Burapha

University.

Arif, I. S. (2006). Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung:

Rafika Aditama.

Awad, A. G., & Voruganti, L. N. (2008). The Burden of Schizophrenia on

Caregivers. Journal of Pharmacoeconomics, 26(2), 149-162.

Buchanan. (2005). Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius.

Davison, G.C & Neale J.M. (2006). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Depkes RI.2013.hasil riskesdas 2013. http://depkes.go.id diakses pada tanggal 20

oktober 2016

Dewi, Elvira, & Budiman. 2013. Kebutuhan penyandang hidup penderita

skizofrenia. J Indon Med Assoc, Volum: 63, Nomor: 3, Maret 2013

Djatmiko, P. 2004. National Conference of Schizophrenia. Penilaian terhadap

Beban perawatan pada Care-Giver penderita skizofrenia. Jakarta: Prosiding.

9-11 Oktober

Page 72: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

46

Fitrikasari, A. dkk. 2012. Gambaran Beban Caregiver Penderita Skizofrenia di

Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino Gondohutomo Semarang.. Fakultas

Kedokteran Universitas Diponogoro/RSUP. Dr. Karida Semarang.Med Hosp;

vol 1 (2)

George, J.B (1995). Nursing Theories: The Base for Profesional Nursing

Practice. Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.

Irmansyah I, Prasetyo YA, Minas H. International Journal of Mental Health

Systems 19 June 2009, 3:14.

Jacobs, M.K., & Goodman, G (1989). Psychology and self-help

groups:Predictions on a partnership. American Psychologist, 44, 536-545.

Jagannathan, Thirthalli, et al. 2014. Predictors family caregiver burden in

schizophrenia: study from an inpatent tertiary care hospital in india. Asian

Journal of psychiatry 94-98.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. & Grebb, J.A. (2010). Sinopsis Psikiatri: Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Jilid Satu. Tangerang: Binarupa

Aksara Publisher.

Kazadi N. J. B, dkk. (2008). Factors as Sociated With Relaps in Schizophrenia.

Jakarta: Rineka Cipta.

Keliat, B.A., & Gayatri, Dewi. 2009. Pengaruh Terapi Self-Help Group terhadap

Koping Keluarga dengan Anak Retardasi Mental. JKP, vol 2, no. 2, 2014.

Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta,

EGC.

Keliat, Budi. Anna., 2008, Perawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Keliat, Budi. Et al. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (Edisi 2). Jakarta:

EGC

Page 73: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

47

Kessler, R. C., Mickelson, K. D., & Zhao, S. (1997). Patterns and correlates of

self-help group membership in the United States. Social Policy, 27(3), 27-46.

Kung, B. W. (2003). Chinese American caregiver of patient with schizophrenia,

Family Challenges. New York : Guildford.

Magura, Stephen., Knight, Edward.L., Vogel, Howard., Mahmood, Daneyal.,

Laudet,Alexandre.B., Rosenblum, Andrew. 2003. American Journal Drug

Alcohol Abuse; 29(2): 301-322

Maramis, W.F. (2004). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga

University Press.

Mubarak, wahid iqbal,SKM.2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:

CV. Sagung Seto

Orem, DE. (2001). Nursing Concept of Pratical . St. Louis: The CV Mosby

Company.

Oshodi, Y.O, JD Adeyeni, O.F Aina, TF Suleiman, AR Erinfolami, C Umeh. (2012).

burden and psychological effects : Caregiver Experiences in a Psychiatric

Outpatient Unit in Lagos, Nigeria. African Journal of Psychiatry. 15, 99-105.

Patricia, Helena. 2015. Hubungan Beban dengan Kualitas Hidup pada Caregiver

Klien Skizofrenia Yang Berkunjung Ke Instalasi Rawat Jalan Rumah

Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. Universitas Andalas.

Pinendedi, Nova, et all. 2016. Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Defisit

Perawatan Diri terhadap Kemandirian Personal Hygiene pada Pasien di

RSJ. Prof. V. L. Ratumbuysang Manado. Manado: Universitas Sam

Ratulangi.

Prihnata, Djuhani. 2013. Korelasi Social Support dengan Caregiver Burden pada

Istri Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis di

RSUD Dr Soetomo Surabaya. Universitas Airlangga.

Page 74: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

48

Psychiatry. 10th 2. Wagner KD, Brent DA. Depressive Disorders and Suicide. In

: Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of

Psychiatry.9 ed.

Purdani, Kartika. 2016. Hubungan discharge planning dalam pelaksanaan

promosi kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Rsud Tugurejo Semarang dengan

beban caregiver insan pasca stroke di Semarang. 91 (2002-2016). Semarang:

Universitas Diponegoro.

Rahmat, Louw Anneke Endawati. 2009. Penentuan Validitas dan Reliabilitas

‘The Zarit Burden Interview’ untuk Menilai Beban Caregiver dalam

Merawat Usia Lanjut dengan Disabilitas. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Rawlin, R.P. and Heacock, P.E.(1993). Clinical Manual of Psychiatic Nursing.

First Edition. ST. Louis. Mosby Year Book

Sales, E. (2003). Family burden and quality of life. Quality of Life Research,

12(Suppl. 1), S33-S41.

Sarafino, E.P. (2006). Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth

Edition.USA : John Wiley & Sons.

Savundranayagam et all. A Dimensional Analysis of Caregiver Burden

Among Spouses and Adult Children. Journal The Gerontologist

Advance Access. 2010

Semiun, Yustinus, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Spiegel D, et al. 1989. Psychological support for cancer patients.

16;2(8677):1447

Stuart, G. W., Laraia, M. T. (2001). Principles and practice of psychiatric

nursing. Philadelphia: Mosby

Page 75: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

49

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta. 2009

Sukmarini, Natalingrum. 2009. Optimalisasi Peran Caregiver Dalam

Penatalaksanaan Skizofrenia. Bandung: Majalah Psikiatri XLII(I) : 58-61

Susanti, Herni. 2010. Defisit Perawatan Diri Pada Klien Skizofrenia: Aplikasi

Teori Keperawatan Orem. JKI Vol. 13, no. 2. 1410-4490.

Tantono, Siregar H., Siregar IMP, Hassan Z. 2006. Beban Caregiver Lanjut Usia

Suatu Survey Terhadap Caregiver Lanjut Usia Di Beberapa Tempat Sekitar

Kota Bandung. Bandung: Majalah Psikiatri XL(4): 32-33.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

disertai Penjelasannya. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 185. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5571).

Viora, Eka. 2014. Remunerasi dan Peningkatan Kinerja Pegawai Di lingkungan

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Republik Indonesia

buk.depkes.go/id/index.php.(diakses 16 November 2016).

Varcarolis, E.M., Carson, V.B. & Shoemaker, N.C., 2006, Foundations of

Psychiatric Mental Health Nursing, 5th Edition, Saunders Elsevier, USA.

Wagnild, Gail M. The Resilience Scale User's Guide: for the US English Version

of The Resilience Scale TM and The 14-Item Resilience Scale TM (RS-14

TM). Ed. Paul E. Guinn. Resilience center, 2009.

Whitefield, K., & Duchene, A. (2014). Caregivers of People with Schizophrenia

Need Support, Not Stigma. Otsuka America Pharmaceutical Press Release.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. cetakan kedua (edisi revisi). Bandung: PT

Refrika Aditama

Zarit, S. Assessment of Family Caregivers: A Research Perspective. InFamily

Caregiver Alliance (Eds.), Caregiver Assessment: Voices and Views

Page 76: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

50

from the Field. Report from a National Consensus Development

Conference (Vol. II) (pp. 12 – 37). San Francisco: Family Caregiver

Alliance. 2006

Page 77: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

51

LAMPIRAN

Kuesioner A: Data Demografi

Umur:

1. <17 tahun

2. 17-25 tahun

3. 26-35 tahun

4. 36-45 tahun

5. 46-55 tahun

6. >55 tahun

Jenis Kelamin: 1.Laki-laki 2.Perempuan

Page 78: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

52

Kuesioner B: Caregiver Burden Scale

No. Pernyataan Selalu

(4)

Sering

(3)

Kadang-

kadang

(2)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

B.1

ODMK meminta bantuan

yang lebih dari pada yang

dia butuhkan.

B.2

Karena waktu yang anda

habiskan dengan ODMK,

anda tidak punya cukup

waktu untuk diri sendiri?

B.3

Apakah anda merasa

strees, memberikan

perawatan pada ODMK

dengan penurunan

fungsional? (Contoh: sulit

tidur, mudah tersinggung,

sulit mengambil

keputusan)

B.4

Apakah anda merasa

mengabaikan kebutuhan

anda ketika mengabdikan

diri untuk membantu

memenuhi kebutuhan

ODMK?

B.5

Apakah anda merasa

ODMK bergantung

kepada anda?

B.6

Apakah anda merasa

kelelahan ketika anda

pergi tidur di malam

hari?

Page 79: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

53

No. Pernyataan Selalu

(4)

Sering

(3)

Kadang-

kadang

(2)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

B.7

Apakah anda merasa

khawatir tentang

bagaimana masa depan

ODMK?

B.8

Apakah anda merasa

tidak dapat menangani

semua tanggung jawab

perawatan bagi

ODMK akibat beban

kerja yang dirasa

begitu berat?

B.9

Apakah anda merasa

tegang saat berada di

sekitar ODMK?

B.10

Apakah anda merasa

adanya penurunan

tingkat kesehatan pada

diri anda akibat

memberikan

perawatan pada

ODMK?

B.11

Apakah anda merasa

bahwa anda tidak

memiliki kebebasan

pribadi seperti yang

anda inginkan karena

ODMK?

Page 80: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

54

B.12

Apakah anda merasa

tidak nyaman bersama

teman anda karena

ODMK anda?

B.13

Apakah anda merasa

bahwa ODMK

mengharapkan anda

mengurus dia, seolah

olah hanya anda

tempat dia

bergantung?

B.14

Apakah anda merasa

tidak dapat mengurus

ODMK anda lagi

untuk waktu yang

lama?

B.15

Apakah anda merasa,

anda harus melakukan

sesuatu yang lebih

untuk ODMK anda?

B.16

Apakah anda merasa

tidak yakin mengenai

apa yang dilakukan

terkait ODMK anda?

Page 81: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

55

No. Pernyataan

Selalu

(4)

Sering

(3)

Kadang-

kadang

(2)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

B.17

Apakah anda merasa

bosan karena

melakukan hal yang

sama setiap hari?

B.18

Apakah anda

berharap anda dapat

memberikan tugas

merawat ODMK

kepada seseorang?

B.19

Apakah anda merasa

tidak yakin mengenai

apa yang harus

dilakukan terhadap

ODMK?

B.20

Apakah anda merasa

dapat memberikan

hal yang lebih pada

ODMK

B.21

Apakah anda merasa

seharusnya dapat

melakukan tugas

yang lebih baik

dalam merawat

ODMK

Page 82: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

56

B.22

Secara keseluruhan,

seberapa besar

perasaan terbebani

anda dalam merawat

ODMK

SCORING KEY: 0-20 = tidak ada/sedikit beban; 21-40 = beban ringan-sedang; 41-60 =

beban sedang-berat; 61-88= beban berat

Diadopsi berdasarkan Zetit SH, Reever KE, Bach-Peterson 1. Relatives of the impaired

elderly: correlates of feelings of burden. Gerontologist 1980;20:649-55

Page 83: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

57

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 26 100.0

Excludeda 0 .0

Total 26 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 42.77 252.660 .333 . .911

VAR00002 43.00 242.476 .584 . .907

VAR00003 42.77 231.327 .783 . .902

VAR00004 42.64 234.338 .749 . .903

VAR00005 42.45 241.688 .577 . .907

VAR00006 42.95 236.331 .673 . .904

VAR00007 41.55 251.307 .429 . .910

VAR00008 42.64 220.814 .915 . .897

VAR00009 43.64 241.290 .604 . .906

VAR00010 43.41 242.063 .610 . .906

VAR00011 43.41 233.682 .799 . .902

VAR00012 43.73 240.398 .620 . .906

VAR00013 43.05 235.284 .630 . .905

VAR00014 43.55 244.165 .412 . .911

VAR00015 41.59 256.348 .281 . .912

VAR00016 42.82 246.442 .468 . .909

VAR00017 43.36 235.576 .638 . .905

VAR00018 43.36 241.290 .461 . .910

VAR00019 42.50 241.786 .538 . .907

VAR00020 41.91 266.563 -.075 . .919

VAR00021 42.18 267.680 -.105 . .920

VAR00022 42.86 232.504 .773 . .902

Page 84: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

58

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.900 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

C1 43.81 224.482 .504 .900

C2 44.00 214.240 .588 .894

C3 43.81 204.162 .759 .889

C4 43.69 209.342 .690 .891

C5 43.50 214.660 .551 .895

C6 43.85 207.975 .678 .891

C7 42.69 226.702 .443 .901

C8 43.65 197.515 .881 .885

C9 44.58 212.894 .590 .894

C10 44.35 213.835 .596 .894

C11 44.35 205.995 .771 .889

C12 44.73 211.405 .596 .894

C13 44.00 206.800 .644 .892

C14 44.50 215.460 .420 .898

C15 42.73 230.605 .422 .903

C16 43.81 218.722 .458 .897

C17 44.38 208.166 .578 .894

C18 44.31 213.422 .461 .897

C19 43.54 214.178 .532 .895

C20 42.96 236.118 .470 .907

C21 43.27 239.085 .458 .910

C22 43.88 206.426 .774 .889

Page 85: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

59

Statistics

Jenis_kelamin

N Valid 34

Missing 0

Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-Laki 12 35.3 35.3 35.3

Perempuan 22 64.7 64.7 100.0

Total 34 100.0 100.0

Statistics

Usia

N Valid 34

Missing 0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <17 Tahun 1 2.9 2.9 2.9

17-25 Tahun 25 73.5 73.5 76.5

26-35 Tahun 5 14.7 14.7 91.2

36-45 Tahun 1 2.9 2.9 94.1

46-55 Tahun 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

Page 86: GAMBARAN TINGKAT CAREGIVER BURDEN ORANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35968/1/Miranti... · menjelaskan bahwa pentingnya membantu penderita dalam mengatasi

60

Statistics

kat_skor

N Valid 34

Missing 0

kat_skor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak ada beban-ringan 4 11.8 11.8 11.8

beban ringan-sedang 12 35.3 35.3 47.1

beban sedang-berat 17 50.0 50.0 97.1

beban berat 1 2.9 2.9 100.0

Total 34 100.0 100.0